Bab II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Makin
meningkatnya
kemajuan
teknologi
mengakibatkan
semakin
berkembangnya pemahaman manusia tentang aspek sumber daya manusia di dalam
suatu organisasi. Bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan tanpa
dukungan oleh manusia sebagai pelayan operasional tidak akan menghasilkan output
yang sesuai dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Betapapun modernnya mesin-mesin
yang digunakan, unsur manusia masih akan tetap memegang peranan yang sangat
menentukan. Oleh karena itu pemahaman dan pengembangan sumber daya manusia
di dalam organisasi sangat penting.
Pengembangan pemahaman tentang peran sumber daya manusia ini
mendorong tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang teknik
pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi yang kemudian dikenal sebagai
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sementara itu masalah penarikan tenaga kerja, seleksi, pengembangan,
pemanfaatan dan pemutusan hubungan kerja yang sejak semula telah menjadi tugas
seorang manajer, semakin sulit dan rumit karena harus menghadapi aturan-aturan
pemerintah, makin terbatasnya sumber daya alam dan energi, timbulnya persaingan
antar organisasi yang semakin meningkat.
Manajemen mengandung pengertian secara sederhana sebagai suatu proses
pencapaian tujuan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan sumber daya atau
orang lain yang tersedia. Bagaimanapun bunyi definisi dari manajemen, secara
prinsip harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu suatu proses, adanya sumber daya
manusia dan adanya tujuan.
Sumber daya manusia (human resource) memiliki pengertian baik secara
makro maupun mikro. Secara makro, sumber daya manusia (human resource)
merupakan keseluruhan potensi tenaga kerja yang terdapat dalam suatu megara, jadi
6
7
menggambarkan jumlah angkatan kerja dari suatu negara atau daerah. Secara mikro,
sumber daya manusia (human resource) merupakan segolongan masyarakat yang
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja pada suatu unit kerja atau organisasi
tertentu baik pemerintah maupun swasta. Jadi pengertian sumber daya manusia ini
mencakup semua unsur yang dimilikinya seperti energi, bakat, keterampilan, kondisi
fisik dan mental manusia yang dapat digunakan untuk berproduksi. Istilah-istilah lain
seperti tenaga kerja, pekerjaan atau karyawan. Dalam beberapa penggunaan istilahistilah tersebut memang dapat dipertukarkan, namun pada dasarnya terdapat
perbedaan antara istilah tersebut. Istilah sumber daya manusia seperti diuraikan di
atas pengertiannya lebih ditekankan pada potensi yang melekat pada diri manusia.
Manusia dengan segala potensi yang dimilikinya sebagai kekayaan (asset) organisasi
yang harus didayagunakan secara optimal guna mencapai tujuan organisasi. Istilah
tenaga kerja dapat diartikan dalam dua pengertian. Secara sempit istilah tenaga kerja
dapat berarti sosok individu (manusia yang bekerja). Sedangkan dalam arti luas,
istilah tenaga kerja diartikan sebagai manusia dengan potensi kerja yang melekat
pada dirinya. Istilah pekerja atau karyawan menunjukan sosok individu (manusia)
yang bekerja dalam suatu lingkup organisasi tertentu.
Dengan pengertian manajemen dan sumber daya manusia itu, maka
manajemen sumber daya manusia secara sederhana dapat diberi sebagai ilmu
manajemen yang diterapkan dalam masalah pengelolaan sumber daya manusia.
Beberapa definisi manajemen sumber daya manusia telah diberikan beberapa
ahli. Namun suatu kenyataan dari sekian banyak definisi yang telah diberikan belum
mampu menghasilkan pengertian yang bersifat universal yang dapat diterima pada
semua pihak. Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,
penerimaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia dalam rangka
pencapaian tujuan baik individu maupun organisasi.
Jadi manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni atau proses
memperoleh, memajukan dan mengembangkan dan memelihara tenaga kerja yang
kompeten sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien
dan ada kepuasan pada diri sendiri.
8
Definisi sumber daya manusia tersebut mengandung pengertian bahwa
pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi memiliki jangkauan yang luas.
Pengelolaan sumber daya manusia hanya menyangkut hal-hal ketenagakerjaan yang
terjadi dalam organisasi saja, tetapi juga harus menjangkau lingkungan organisasi
yang ikut mempengaruhi perkembangan sumber daya manusia di dalam organisasi.
Proses memperoleh sumber daya manusia harus dinilai dengan mempelajari
kondisi ketenagakerjaan yang sedang di daerah/negara secara makro, termasuk
kondisi sumber-sumber ketenagakerjaan tersedia baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Sementara itu memajukan atau mengembangkan sumber daya manusia harus
terus menerus dilakuakn dengan memperhatikan perkembangan lingkungan
organisasi, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di samping
faktor-faktor lingkungan organisasi lainnya.
Di samping itu, Manajemen Sumber Daya Manusia menunjukan pengertian
bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya yang diperoleh, dikembangkan dan
dipelihara harus memiliki kompeten dalam arti mempunyai kemampuan dan
kemampuan kerja yang sesuai dan mendukung yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
Kemampuan
tenaga
kerja
yang
bersumber
dari
pengetahuan,
keterampilan, bakat minat dan pengalamannya, sedangkan kemauan kerja tumbuh
dari kepuasan kerja yang mampu diciptakan melalui pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
menempatkan tenaga kerja dalam organisasi tidak hanya sebagai alat produksi. Lebih
dari itu, tenaga kerja merupakan kekayaan/asset organisasi yang berbentuk sumber
daya manusia yang mempunyai cita, rasa dan karsa yang berbeda-beda, sehingga
harus dikelola dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Pendekatan sistem sosial
yang menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
sosial.
9
2.1.1. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Sesuai dengan pengertian sumber daya manusia yang telah dirumuskan di
atas, maka kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia di dalam suatu
organisasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi. Sebagai ilmu terapan dan
ilmu manajemen, maka manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi-fungsi
pokok yang sama dengan fungsi mana jemen dengan penerapan di bidang sumber
daya manusia sebagai :
a. Fungsi perencanaan
Melaksanakan tugas dalam perencanaan kebutuhan, pengadaan, pengembangan
dan pemeliharaan sumber daya manusia.
b. Fungsi pengorganisasian
Menyusun suatu organisasi dengan mendesain struktur dan hubungan antara
tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh tenaga kerja yang disiapkan.
c. Fungsi pengarahan
Memberikan dorongan untuk menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
d. Fungsi pengendalian
Melakukan pengukuran-pengukuran antara kegiatan yang dilakukan dengan
standar-standar yang telah ditetapkan khususnya di bidang tenaga kerja.
Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa mekanisme kerja dari mekanisme kerja
dari fungsi-fungsi manajemen tersebut dimulai dengan adanya keinginan, kebutuhan
serta informasi. Adanya keinginan dan kebutuhan mendorong seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan. Maksud tersebut akan lebih mendorong untuk dilakukan
bilamana telah tersedia sejumlah informasi.
10
Perencanaan
Keinginan
dan
kebutuhan
Pengorganisasian
Pengarahan
Tujuan
Pengkoordinasian
Informasi
Pengawasan
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja dari Fungsi-fungsi Manajemen
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah lembaga tentu
mempunyai tujuan; dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan
telebih dahulu. Secara garis besar, perencanaan ini menggambarkan tentang :
a) Apa
b) Bagaimana
c) Mangapa dan
d) Kapan akan dilakukan.
Setelah perencanaan disusun, baru ditetapkan siapa yang akan melakukan,
bagaimana pembagian kerjanya, bagaimana wewenang, tanggung jawab serta
pertanggungjawaban masing-masing kegiatan. Mereka (pelaksana organisasi) terdiri
atas orang-orang yang memiliki berbagai macam keinginan, kebutuhan serta pola
berfikir yang berbeda-beda. Meskipun sudah diorganisir dai dalam suatu wadah
organisasi, belum tentu kegiatan seseorang searah dengan yang lain. Oleh karena itu
perlulah diadakan pengarahan agar masing-masing bersedia menyumbangkan
tenaganya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi untuk mencapai tujuan harus ada kegiatan, dimana kegiatan-kegiatan
yang sama disatukan di dalam suatu wadah yang disebut fungsi. Tentu saja fungsi
11
yang harus dilakukan banyak dan berbeda-beda. Oleh karena itu fungsi-fungsi yang
berbeda-beda ini perlu dikoordinasikan sedemikian rupa, agar supaya tidak terdapat
kontradiksi antara fungsi yang satu dengan yang lainnya untuk menuju sasaran yang
sama.
Sebuah perencanaan yang sudah ditetapkan sekarang dimaksudkan untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu mendatang. Keadaan/waktu yang akan datang, yang
penuh ketidakpastian ini sering menimbulkan berbagai akibat dan penyimpangan
sehingga hasil kerja yang telah dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Untuk menghilangkan atau menjaga agar tidak terjadi penyimpangan
maka perlulah diadakan pengawasan/pengendalian.
Namun demikian tidaklah berarti bahwa tugas pengawasan hanyalah menjaga
agar penyimpangan tidak terlalu jauh melampaui standar yang telah ditetapkan, tetapi
mencakup
pula
kegiatan-kegiatan
untuk
mencari
kemungkinan
terjadinya
penyimpangan, dan mencegah agar penyimpangan tersebut tidak terjadi.
Dalam jangka panjang, mekanisme kerja dari fungsi-fungsi manajemen ini
berjalan secara kronologis seperti uraian di muka; sedangkan dalam jangka pendek
akan berjalan secara bersama-sama. Setelah fungsi terakhir (pengawasan) selesai
dilakukan, maka kegiatan berikutnya dilakukan dengan mengadakan perencanaan
lagi. Jika digambarkan, fungsi-fungsi manajemen ini akan berjalan/berputar seperti
sebuah roda (lihat gambar 2.2).
12
Perencanaan
Pengawasan
Pengorganisasian
Pengkoordinasian
Pengarahan
Gambar 2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen
Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai paling sedikit tiga jenjang
manajemen. Ketiga jenjang tersebut adalah: (1) manajemen puncak atau manajemen
eksekutif, (2) manajemen madya atau manajemen administratif, dan (3) manajemen
operasional atau manajemen supervisori.
Manajemen
Puncak
atau Manajemen
Eksekutif
Jumlah keputusan
pokok yang diambil
pada setiap jenjang
Manajemen Madya
atau Manajemen Administratif
Manajemen Operasional
atau Manajemen Supervisor
Gambar 2.3 Piramida Manajemen
a) Manajemen Puncak
Jenjang tertinggi adalah manajemen puncak, sering disebut manajer senior atau
eksekutif kunci, biasanya memiliki berbagai pengalaman bertahun-tahun. Jenjang
ini meliputi dewan direktur, direktur utama atau chief executive officer (CEO),
dan pimpinan lain. Manajemen puncak ini bertugas menyusun rencana umum dan
13
mengambil keputusan-keputusan penting tentang hal-hal seperti penggabungan
(merger), produk baru dan pengeluaran saham.
b) Manajemen Madya
Jenjang berikutnya dalam piramida manajemen itu, disebut manajemen madya
atau manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan atau manajer divisi.
Para manajer ini mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi
yang melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.
c) Manajemen Operasional
Manajemen operasional ini merupakan jenjang terendah dalam piramida.
Tugasnya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh para manajer
madya. Manajer operasional sering disebut “supervisor garis-pertama” (first-line
supervisor), karena mereka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada
karyawan yang mengerjakan kegiatan harian.
Di samping fungsi-fungsi pokok, manajemen sumber daya manusia memiliki
beberapa fungsi-fungsi operasional. Di dalam merumuskan fungsi-fungsi operasional
manajemen sumber daya manusia tersebut ternyata terdapat perbedaan-perbedaan di
antara para ahli. Perbedaan tersebut terjadi kerena adanya perbedaan di dalam
memandang tingkat kepentingan (urgensi) dari kegiatan-kegiatan pokok dalam
pengelolaan sumber daya msnusia yang diangkatnya sebagai fungsi operasional
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Berbagai fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia dapat
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) lingkup kegiatan, yaitu : pengadaan,
pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia.
A. Pengadaan Sumber Daya Alam
Kegiatan-kegiatan yang ruang lingkup pengadaan sumber daya manusia ini
dilakukan dengan tujuan menentukan dan memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia, baik secara kuntitatif maupun kualitatif.
Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam ruang
lingkup ini adalah :
a. Perencanaan sumber daya manusia
b. Penarikan calon tenaga kerja
14
c. Selesksi
d. Penempatan tenaga kerja
e. Pembekalan
B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup pengembangan sumber daya manusia
(development
of
personal)
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan sumber daya manusia yang telah dimiliki sehingga tidak akan
tertinggal perkembangan organisasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam
ruang lingkup ini adalah fungsi pengembangan yang di dalamnya meliputi subfungsi :
a. Pelatihan dan pengembangan
b. Pengembangan karier
C. Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup pemeliharaan sumber daya manusia
(maintenance of personal) ini bertujuan untuk memelihara keutuhan sumber daya
manusia yang dimiliki. Wujud dari hasil pemeliharaan sumber daya manusia ini
adalah timbulnya rasa betah dan mempunyai kemauan bekerja dengan sebaikbaiknya pada organisasi.
Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam ruang
lingkup ini adalah :
a. Kompensasi jabatan
b. Integrasi
c. Hubungan perburuhan
d. Pemutusan hubungan kerja
Untuk mendukung berbagai kegiatan sebagai fungsi-fungsi operasional,
ruang lingkup manajemen sumber daya manusia dilengkapi dengan kegiatankegiatan yang merupakan alat manajemen sumber daya manusia yaitu analisa jabatan
(job analysis), penelitian prestasi kerja (performance appaisal) dan evaluasi jabatan
(job evalution).
15
Seluruh kegiatan melalui fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia
tersebut diarahkan untuk mewujudkan sasaran manajemen sumber daya manusia,
yaitu mendayakan secara optimal sumber daya manusia dalam suatu organisasi
melalui terciptanya suatu kondisi ketenagakerjaan yang memenuhi semboyan “3
TEPAT”, yaitu TEPAT ORANG, TEPAT JABATAN, TEPAT WAKTU (The Right
man on The Right Job at The Right Time). Kondisi semacam ini hanya mungkin
terjadi bila setiap manusia di dalam organisasi itu mencapai tingkat prestasi yang
tinggi. Dengan perkataan lain sumber daya manusia yang dimiliki tersebut mampu
mengembangkan produktivitas kerjanya sampai tingkat maksimal.
Kemampuan kerja dan kemauan kerja merupakan dua syarat dasar yang
dimiliki seseorang untuk berprestasi di dalam pekerjaan yang dilakukannya.
Kemampuan kerja berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, bakat, minat dan
pengalaman yang dibutuhkan seseorang agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
diselesaikannya sesuai dengan jabatan/pekerjaan yang didudukinya. Sedangkan
kemauan kerja merupakan perwujudan dari tinggi rendahnya motivasi, bersumber
dari golongan berbentuk kebutuhan dan keinginan tertentu yang menyebabkan
seseorang bertingkah laku tertentu pula. Tingkah laku yang dimaksud ialah kehendak
untuk melaksanakan tugas-tugas yang harus dilaksanakan sesuai pekerjaan yang
didudukinya.
Seorang tenaga kerja tanpa pengetahuan kerja, tidak dapat mencapai prestasi
kerja pada tingkat yang optimal, walaupun kemauan kerjanya cukup tinggi.
Sebaliknya seorang tenaga kerja dengan kemampuan kerja yang tinggi tetapi tak
mempunyai kemauan kerja akan menunjukan prestasi kerja rendah.
Insentif merupakan salah satu komponen kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan atau organisasi kepada pegawainya. Besarnya insentif yang diberikan
kepada pegawai tergantung pada prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai dan
kelompok kerjanya.
16
2.2
Penilaian Prestasi Kerja
2.2.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Secara Umum
Secara umum penilaian prestasi kerja dapat diartikan sebagai suatu evaluasi
yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan (job
performance) seorang tenaga kerja termasuk potensi pengembangannya.
2.2.2 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja
Istilah kinerja dari kata job dperformance atau Actual Performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Pengertian penilaian prestasi kerja menurut Andrew E. Sikula, yang dikutip
oleh A.A. Anwar Prabumangkunagara dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Sumber Daya Perusahaan” (2001 ; 69), adalah sebagai berikut :
“Employee appraising is the sistimatic evaluation of workers job
performance and potential for development. Appraising is the process of
estimating or judging the value, excellence, qualities, or status of some
object, person, or thing”.
Penilaian prestasi kerja menurut T. Tani Handoko, dalam bukunya yang
berjudul “Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia” (2001 ;
135), adalah sebagai berikut :
“Penilaian prestasi kerja suatu system yang digunakan untuk menilai dan
mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksankaan pekerjaannya
masing-masing secara keseluruhan”.
2.2.3 Alasan-alasan Pentingnya Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Alasan-alasan pentingnya prestasi kerja karyawan bagi organisasi dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Penilaian prestasi kerja Karyawan akan memberikan informasi dalam bentuk
umpan balik mengenai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan karyawan,
17
sehingga informasi tersebut dapat memberikan satu peluang bagi atasan dan
bawahan untuk meninjau perilaku kerjanya.
2. Penilaian prestai kerja karyawan membedakan besarnya alokasi penghargaan
seperti promosi dan kenaikan gaji diantara para karyawan sesuai dengan kinerja
yang diperlihatkannya.
3. Penilaian prestasi kerja karyawan dapat mendukung setiap keputusan yang
diambil manajer terhadap karyawannya.
2.2.4 Masalah Potensial dalam Penilaian Prestasi kerja Karyawan
Dalam pelaksanaannya, penilaian prestasi kerja menghadapi beberapa
masalah-masalah
potensial
yang
apabila
tidak
diperhatikan
akan
sangat
mempengaruhi kualitas dari penilaiannya.
Berbagai masalah potensial yang pada dasarnya bersumber dari sifat
manusiawi seseorang penilai (merupakan Human Error) adalah sebagai berikut :
1. Hallo Effect
Seperti telah dijelaskan pada saat membahas masalah teknik wawancara muncul
terjadinya seorang penilai terpengaruh oleh salah satu aspek dari seseorang (yang
dinilai), baik sikap, penampilan maupun prestasi kerjanya dimasa lalu, sehingga
penilai dapat memberikan nilai yang negatif maupun positif mendahului nilai
sebenarnya yangharus diberikan setelah proses penilaian berlangsung. Untuk
menghindari kesalahan ini, seorang penilai hendaknya menyadari bahwa tidak
ada seorangpun yang sempurna, tanpa kekurangan sama sekali. Dalam banyak
hal seseorang mungkin memiliki kelebihan, tetapi dalam hal lain ada
kekurangannya.
2. Leniency
Masalah ini terjadi karena adanya kesalahan penilaian yang diakibatkan oleh
sikap seseorang penilai yang terlalu baik yang memiliki kecenderungan
memberikan nilai yang terlalu tinggi terhadap orang lain. Sikap ini akan
menimbulkan hasil penilaian yang tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.
18
3. Strictness
Masalah ini terjadi sebagai akibat dari sikap seorang penilai yang bertolak
belakang dengan masalah sebelumnya yaitu sikap terlalu memandang rendah
orang lain, sehingga penilai memiliki kecenderungan untuk memberikan nilai
yang terlalu rendah terhadap orang lain.
4. Central Tendency
Banyak penilai (terutama yang bukan penilaian progesional) yang tidak mau
bersusah payah dalam memberikan penilaian, sehingga nilai yang diberikan
cenderung nilai rata-rata (sedang). Kesalahan ini biasanya terjadi karena penilai
hanya memiliki sedikit waktu dan informasi tentang sifat dan prestai seseorang.
5. Personal Biasa
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah kesalahan dalam penilaian yang
bersumber dari perasaan seorang penilai, contohnya : seorang penilai yang
memberikan nilai baik pada orang yang lebih senior, lebih tua usianya, berasal
dari suku yang sama dan lain-lain.
2.2.5 Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Penilaian prestasi kerja karyawan berguna untuk perusahaan serta harus
bermanfaat bagi karyawan.
Tujuan dan kegunaan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut :
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,
demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.
2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bias sukses dalam
pekerjaannya.
3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan didalam
perusahaan.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektivan jadwal kerja,
metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan
kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang
berada di dalam organisasi.
19
6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai
tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.
7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk
mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhankebutuhan bawahannya.
8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan dimasa
lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9. Sebagai criteria didalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personil dan dengan
demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam
program latihan kerja tambahan.
11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.
12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (Job
Description).
2.2.6 Sasaran Yang Ingin Dicapai Dari Penilaian Perstasi Kerja Karyawan.
Sasaran-sasaran yang ingin dicapai dari prestasi kerja karyawan yang
dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Membantu setiap karyawan untuk semakin mengerti mengenal peran dan
fungsinya yang menyangkut kekuatan dan kelemahannya pada saat bekerja dalam
organisasi. Hasil dari penilaian kinerja bagi para karyawan akan membantu
dalam menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Untuk menjalankan
peran dan fungsinya, sehingga karyawan berusaha untuk mengurangi / mengatasi
kekurangannya tersebut.
2. Membantu atasan dalam mengenali kebutuhan-kebutuhan akan pengembangan
setiap bawahannya sehubungan dengan peran dan fungsinya. Hasil penilaian
kinerja karyawan dapat menjadi masukan / input bagi para manajer untuk
mencoba
mengenali
kebutuhan
pengembangan
bawahannya,
sepreti
merencanakan program pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan
kebutuhan karyawan.
20
3. Meningkatkan rasa kebersamaan dan menjamin komunikasi yang baik antara
atasan dengan bawahannya, dimana atasan dapat mengetahui kesulitan apa saja
yang dihadapi oleh bawahannya dan demikian pula sebaliknya bawahan dapat
mengetahui apa yang diharapkannya oleh atasannya, sehingga mereka dapat
secara bersama-sama memberikan kontribusi yang terbaik bagi organisasi.
4. Memberikan peluang bagi karyawan untuk menerapkan sasaran / target pribadi
dengan mengetahui hasil penilaian kinerja, maka karyawan dapat menyusun
langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai target pribadi.
5. Membantu setiap karyawan dalam menyerap perubahan budaya dan peraturan
organisasi, sehingga karyawan dapat mengevaluasi sejauh mana dia dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Penilaian kinerja karyawan akan
menjadi alat ukur yang akurat dalam menilai kemampuan karyawan beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan kerjanya.
6. Menciptakan iklim positif dalam organisasi yang mendorong karyawan untuk
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai jenjang jabatan yang lebih tinggi,
dengan
secara
berkesinambungan
mempersiapkan
dan
memperkuat
perkembangan perilaku dan kualitas karyawan yang dibutuhkan untuk mencapai
jenjang jabatan yang lebih tinggi tersebut.
7. Membantu para pengambil keputusan manajemen sumber daya manusia dengan
memberikan data yang akurat mengenai kinerja setiap karyawan secara berkala.
2.2.7 Syarat-syarat Suatu Sistem Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Agar pelaksanaan suatu penilaian prestasi kerja dapat berhasil sesuai dengan
sasaran yang diharapkan, diperlukan syarat-syarat tertentu yangharus dipenuhi oleh
suatu system penilaian prestasi kerja. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Relevan
Syarat ini menegaskan bahwa suatu system penilaian prestasi kerja hanya
mengukur hal-hal yang berhubungan atau berkaitan langsung (relevan) dengan
prestasi kerja dalam suatu jabatan tertentu (Job Performance). Oleh karena itu,
suatu penilaian prestasi harus selalu memperhatikan kegiatan yang harus
21
dilakukan oleh seorang pemangku jabatan tersebut (Job Recuired Performace)
yang dapat dilihat dari hasil analisa jabatan yang terbaik.
2. Acceptable
Suatu system penilaian prestasi harus dapat diterima dan dimengerti baik oleh
penilai maupun yang dinilai. Penilaian prestasi kerja yang tidak dapat dimengerti
akan menyebabkan hasil penilaian yang tidak / kurang objektif.
3. Reliable
Syarat ini menegaskan bahwa suatu system penilaian prestasi kerja harus dapat
dipercaya serta mempunyai alat ukur yang dapat di andalkan, konsisten dan stabil
artinya apabila alat ukur tersebut digunakan oleh penilai lain untuk mengukur
objek yang sama maka akan memberikan hasil penilaian yang sama pula.
4. Sensitive
Suatu sistem penilaian prestasi kerja harus memiliki kepekaan kemampuan untuk
membedakan tenaga kerja yang efektif dengan tenaga kerja yang tidak efektif.
5. Practice
Syarat ini menghendaki agar suatu system penilaian prestasi kerja harus praktis
dan mudah dilaksanakan, tidak rumit atau berbelit-belit baik yang menyangkut
administrasi dan interprestasi serta memerlukan biaya yang besar.
2.3
Aspek-aspek Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
2.3.1 Aspek-aspek Yang Dinilai
Dari hasil studi Lazer dan Wikstrome (2001) terhadap formulir penilaian
kinerja 125 perusahaan yang berada di USA. Faktor yang paling umum muncul di 61
perusahaan adalah, pengetahuan tentang pekerjaannya, kepemimpinan inisiatif,
kualitas pekerjaan, kerja sama, pengambil keputusan, kreativitas, yang dapat
diandalkan, perencanaan, kemunikasi, intelejensi, pemecahan masalah pendelegasian
sikap, usaha, motivasi, dan organisasi.
Dari aspek-aspek yang dinilai tersebut daapt dikelompokkan menjadi :
1. Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, teknik,
metode, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta
pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.
22
2. Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas
perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing kedalam
bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual
tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggungjawabnya sebagai seorang
karyawan.
3. Kemampuan hubungan inter personal, yaitu antara lain kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan melakukan negosiasi, dan
lain-lain.
2.3.2 Metode Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan
pendekatan yang berorientasi masa lalu danmasa depan.
1. Metode Penilaian Berorientai Masa Lalu.
Dengan mengevaluasi prestasi kinerja pada masa lalu, karyawan dapat
memperoleh umpan balik dari upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya
bisa mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik ini meliputi :
a. Skala Peringkat (Rating Scale)
b. Daftar Pertanyaan (Checklist)
c. Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Methode)
d. Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Methode)
e. Tes dan Observasi Prestasi Kerja (Performance Test and Obsevasi)
f. Pendekatan Evaluasi Komparatif (Comparative Evaluation Approach)
2. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
Penilaian ini memusatkan pada prestasi kerja yangakan datang melalui penilaian
potensi karyawan atau penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja dimasa
mendatang. Teknik-teknik yang bisa digunakan adlaah :
a. Penilaian Diri Sendiri (Self Appraisals)
b. Manajemen Berdasarkan Sasaran (Managemenr By Objective)
c. Penilaian Psikologi (Psychological Appraisal)
d. Pusat Penilaian (Assessment Center)
23
2.3.3 Ruang Lingkup Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Andrew F. Sikula menyatakan bahwa untuk mengetahui ruanglingkup
penilaian prestasi kerja dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan yang
disebutnya sebagai rumus : 5 W + 1 H, Who, What, Why, When, Where and How.
Siapa (Who)
Pertanyaan “Siapa” ini sebenarnya meliputi 2 (dua) macam pertanyaan yaitu :
1. Siapa yang harus dinilai ? (Who should be appraised)
Didalam suatu penilaian prestasi kerja perlu ditetapkan terlebi hdahulu siapa
yang harus dinilai, yaitu meliputi seluruh tenaga kerja yang ada dalam organisasi,
sejak dari pucuk pimpinan sampai dengan tenaga kerja dengan tingkat jabatan
rendah.
2. Siapa yang harus menilai ? (Who should do the appraising)
Mengenai siapa yang melakukan penilaian, secara umum dapat dikatakan bahwa
penilaian dilakukan oleh petugas yang mendapat wewenang untuk melakukan
penilaian prestasi kerja yang dinilai, baik atasan langsung maupun atasan lainnya.
Sebenarnya petugas penilai tersebut tidak harus selalu atasan tenaga kerja yang
dinilai, karena rekan setingkat dan bawahan tenaga kerja yang bersangkutanpun
dapat diberi tugas sebagai penilai. Bahkan tenaga kerja yang bersnagkutan sendiri
dapat diberi tugas untuk menilai dirinya yang dikenal dengan istilah Self
Appraisal.
Apa (What)
Untuk menjawab pertanyaan “Apa yang harus dinilai ini orientasi kita dapat
dihubungkan dengan :
1. Objeknya, yaitu bahwa yang menjadi objek penilaian adalah manusia dengan
berbagai kemampuan, sikap, pandangan, dan berbagai keistimewaan yang
dimilikinya masing-masing.
2. Dimensi waktunya, yaitu bahwa yang diukur atau dinilai adalah prestasi yang
dicapai pada saat ini (Current Preformance) dan potensi yang dapat
dikembangkan pada waktu yang akan datang (Future Potential).
24
3. Spesifikasi, yaitu bahwa faktor-faktor yang diukur atau dinilai adlaah
sifat/karakter/perangai (Personal Traits) dan tenaga kerja yang bersangkutan,
seperti kecerdasan agresivitas, kematangan jiwa, kemampuan mengambil
keputusan dan tingkat pencapaian sasaran atau hasil dari kegiatan (Performance
Result).
Mengapa (Why)
“Mengapa penilaian prestasi ini harus dilakukan”, ini mengantarkan kepada
pemahaman tentang apa yang sebanarnya yang ingin diperoleh dari suatu penilaian
perstasi kerja. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari suatu penilaian prestasi
kerja, antara lain :
1. Memelihara potensial kerja.
2. Mengukur dan meningkatkan prestasi kerja.
3. Menentukan kebutuhan akan pelatihan (Trainning Made).
4. Sebagai dasar pengembangan karier.
5. Sebagai dasar pemberian dan peningkatan balas jasa.
6. Sebagai alat Bantu dalam proses pengadaan tenaga kerja (penarikan, seleksi,
penempatan, dan pembekalan).
7. Membantu mekanisme umpan balik dan komunikasi.
Bilamana/Kapan (When)
“Bilamana penilaian prestasi dilakukan” pada dasarnya mempertanyakan tentang
waktu pelaksanaan dari penilaian prestasi kerja yang mengandung pengertian tentang
apakah penilaian dilakukan secara formal atau ataukah informal. Penilaian formal
merupakan proses penilaian prestasi kerja yang dilakukan secara periodic seperti
setiap tahun, setiap semester, setiap kwartal atau setiap bulan. Sedangkan penilaian
informal merupakan proses penilaian prestasi kerja yang dilakukan secara terus
menerus dan setiap saat misalnya setiap hari.
Dimana (Where)
“Dimana penilaian prestasi kerja karyawan dilakukan”, ada dua alternatif tempat
pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Yaitu :
25
1. Ditempat kerja (On the Job Appraisal). Pelaksanaan penilaiannya dapat langsung
dikantor atasan, ditempat kerja atau ditempat lain yang masih dalam lingkungan
organisasinya sendiri.
2. Diluar tempat kerja (Of the Job Appraisal). Dalam penilaian prestasi kerja ini,
pelaksanaannya dilakukan diluar organisasi yang bersangkutan.
Bagaimana (How)
“Bagaimana penilaian prestasi kerja karyawan dilakukan”. Jawaban dari pertanyaan
ini mengantarkan kita pada pemilihan metode penilaian prestasi kerja dari berbagai
metode yang dimungkinkan. Tentunya pemilihan metode tersebut mengandung
konsekuensi tertentu. Terutama yang menyangkut tentang kesiapan para pelaksana
dan sasaran yangingin diungkapkan dalam penilaian prestasi tersebut.
Download