analisis pengaruh metode pembelajaran dan lingkungan sekolah

advertisement
ANALISIS PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
(STUDI KASUS PADA PESERTA DIDIK KELAS IX SMP NEGERI 2 BOJA)
Oleh: Titi Purwatiningsih & Harnoto
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode pembelajaran dan
lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar peserta didik dengan motivasi belajar sebagai variabel
mediasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX pada SMP Negeri 2 Boja
yang berjumlah 249 orang. Adapun sampelnya diambil sebanyak 153 dengan rumus Slovin. Metode
pengolahan data menggunakan regresi berganda dengan SPSS 17.0. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa, metode pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar.
Lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar. Motivasi belajar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Metode pembelajaran berpengaruh positif
dan signifikan terhadap prestasi belajar. Lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar. Hasil analisis variabel mediasi dengan menggunakan uji Sobel,
menyimpulkan bahwa motivasi belajar dapat memediasi pengaruh metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar. Motivasi belajar dapat memediasi pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi
belajar.
(Kata kunci: Metode Pembelajaran, Lingkungan Sekolah, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar)
Latar Belakang
Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam
menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan juga memegang peranan
yang sangat penting untuk menjamin keberlangsungan hidup suatu negara (Evirashanti, 2011). Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara” (Siswoyo, 2008)
Berdasarkan pengertian tersebut pendidikan harus diselenggarakan dengan sadar dan proses
pembelajarannya direncanakan sehingga segala sesuatu yang akan dilakukan oleh guru dan peserta
didik merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik.
Banyak faktor yang menyebabkan prestasi akademik belum begitu menggembirakan. Dari
segi input siswa baru, SMP Negeri 2 Boja masih dianggap sekolah nomor dua. Artinya orang tua
yang mempunyai siswa kelas VI yang lulus dengan nilai bagus belum memberi kepercayaan dengan
langsung mendaftar ke SMP 2 Boja. Kepercayaan masyarakat (image) sekolah yang diidolakan
masih SMP Negeri 1 Boja. Akibatnya SMP Negeri 2 Boja mempunyai jumlah rombongan belajar
yang banyak tetapi tingkat kemapuan peserta didik sangat rendah. Hal ini merupakan tantangan
tersendiri.
Guru harus menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran agar ada motivasi belajar pada
peserta didik sehingga prestasi akademiknya baik. Guru masih cenderung menggunakan metode
ceramah, diskusi, dan tanya jawab tanpa bervariasi. Peserta didik akibatnya timbul rasa pasif, kurang
kemandirian dalam belajar. Hal ini disebabkan belum adanya bekal materi pelajaran pada diri peserta
didik karena umumnya mereka malas membaca. Guru dapat menerapkan metode Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Metode pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang nyata sehingga peserta didik terdorong untuk
melakukannya dalam kehidupan yang nyata. Metode tersebut meliputi: konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata.
Segi lingkungan fisik sekolah, gedung di SMP Negeri 2 Boja sangat memadai untuk
digunakan proses belajar mengajar. Tersedia 24 gedung sesuai rombongan belajar. Ukuranya 7x9
m2 dengan jumlah peserta didik maksimal 32 siswa tiap kelasnya. Namun jumlah peserta didik
yang sedikit ini belum mampu memberikan motivasi untuk meraih prestasi akademik dengan baik.
Segi lingkungan sosial sekolah mengembangkan budaya 4 S yaitu: Senyum, Salam, Sapa, dan
Salaman. Hal ini untuk menumbuhkan karakter pada diri guru dengan guru, guru dengan murid, dan
murid dengan murid dan semua warga sekolah. Tiap pagi guru ada piket maksimal jam 6. 30 sudah
berada di gerbang sekolah untuk menyalami siswa dan guru yang datang. Adanya hubungan yang
baik semua komponen maka diharapkan semua warga sekolah, khususnya peserta didik merasa
betah dan termotivasi untuk belajar di SMP Negeri 2 Boja.
Tiga tahun ajaran terakhir, SMP Negeri 2 Boja selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi
akademik. Alhasil, kelas IX selalu lulus 100 % dan persentase anak yang tidak naik kelas kecil
sekali. Kriteria ketuntasan belajar siswapun setiap tahun selalu dinaikan untuk semua mata
pelajaran sampai mempunyai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap mata pelajaran 75 seperti
disyaratkan pemerintah sebagai Sekolah Standar Nasional. SMP Negeri 2 Boja adalah Sekolah
Standar Nasional (SSN) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pembina SMP Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah DEPDIKNAS Nomor 968/03/KU/2009 mulai tahun
pelajaran 2009.
Guru mata pelajaran di SMP Negeri 2 Boja untuk mencapai target KKM yang ditetapkan tentu
akan menerapkan berbagai metode pembelajaran dan memanfatkan lingkungan sekolah agar peserta
didik termotivasi dalam belajar sehingga prestasi belajarnya baik. Prestasi belajar yang diharapkan
peserta didik memperoleh nilai sama dengan KKM atau bahkan melebihi KKM.
Permasalahan terlihat dari data yang diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 2 Boja, yaitu
data hasil nilai prestasi belajar tahun pelajaran siswa kelas VII 2012-2013 dan siswa kelas VIII
2013-2014. Siswa-siswa tersebut pada tahun ajaran 2014-2015 adalah siswa kelas IX. Data tersebut
juga menunjukan bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM dari semester ganjil 2012-2013
sampai dengan semester genap 2013-2014 semakin tinggi. Hal ini menunjukan semakin
menurunnya prestasi belajar peserta didik.
Jika motivasi belajar peserta didik baik maka akan merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran yang akhirnya akan berdampak positif pada prestasi belajar peserta didik. Peserta
didik akan tuntas untuk semua mata pelajaran. Begitu pula sebaliknya ketika motivasi belajar
peserta didik kurang baik, peserta didik menjadi kurang termotivasi untuk belajar sehingga lemah
dalam memahami materi yang akan berdampak pada prestasi belajar peserta didik menjadi kurang
optimal.
Penelitian yang di lakukan oleh Indah Susanti (2012) dan Ni Kt. R. Kartika (2013)
menunjukan bahwa lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Francisca Emaria Yosepha (2013) menunjukan
lingkungan sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap prestasi belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan
motivasi belajar.
Perumusan Masalah
Untuk mencapai target KKM yang ditetapkan guru mata pelajaran di SMP Negeri 2 Boja akan
menerapkan berbagai metode pembelajaran dan memanfatkan lingkungan sekolah agar peserta
didik termotivasi dalam belajar sehingga prestasi belajarnya baik. Prestasi belajar yang diharapkan
peserta didik memperoleh nilai sama dengan KKM atau bahkan melebihi KKM. Tetapi dalam
pelaksanaan yang terjadi ialah sebaliknya, dari hasil nilai prestasi belajar tahun pelajaran siswa
kelas VII 2012-2013 dan siswa kelas VIII 2013-2014. Siswa-siswa tersebut pada tahun ajaran 20142015 adalah siswa kelas IX. Data yang diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 2 Boja, menunjukan
bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM dari semester ganjil 2012-2013 sampai dengan
semester genap 2013-2014 semakin tinggi. Hal ini menunjukan semakin menurunnya prestasi
belajar peserta didik.
Pada latar belakang masalah di atas dijelaskan mengenai tidak optimalnya prestasi belajar
peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Boja. Selain itu penelitian terdahulu menunjukan adanya
perbedaan hasil (research gap) yaitu hasil penelitian yang di lakukan oleh Indah Susanti (2012) dan
Ni Kt. R. Kartika (2013) menunjukan bahwa lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Francisca Emaria Yosepha
(2013) menunjukan lingkungan sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar?
2. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap motivasi belajar?
3. Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar?
4. Apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar?
5. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar?
6. Apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan motivasi belajar
sebagai variabel mediasi?
7. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan motivasi belajar
sebagai variabel mediasi?
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar, sehingga diharapkan bisa berguna sebagai:
1. Bahan Informasi dalam menganalisis Prestasi belajar dan Motivasi belajar pada siswa SMP N 2
Boja, khususnya yang berkaiatan dengan metode pembelajaran dan lingkungan sekolah.
2. Bahan masukan bagi SMP N 2 Boja dalam pengambilan keputusan.
3. Memberikan informasi dan referensi kepada peneliti selanjutnya khususnya yang berkaitan
dengan prestasi belajar.
Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran selama
proses belajar mengajar agar peserta didik paham terhadap materi yang disampaikan. Dengan
metode yang tepat diharapkan ada interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Pendapat Sanjaya (2009) “Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal”. Sementara itu Syah (2005) berpendapat metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam
pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”. Tardif
(1989) dalam Syah (2005) “selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang
berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa”. Sudjana (2002) berpendapat “metode pembelajaran ialah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pembelajaran”
Bloom berpendapat metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan pengajar
atau instruktur untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman peserta
belajar, menampilkan unjuk kerja serta belajar dan lain-lain. Secara garis besar metode-metode
yang digunakan dalam pembelajaran menurut Bloom adalah metode ceramah, Tanya jawab dan
diskusi serta sistem belajar tuntas. (http//info. hsu. blogspot. com/201101/pembelajaran. bloom. html)
Persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru adalah kesan atau tanggapan atas cara
interaksi antara guru dengan pesertaa didik pada saat proses pembelajaran. Hal ini akan
menimbulkan persepsi baik dan kurang baik pada diri siswa. Sudjana (2004) berpendapat “metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan suasana belajar
yang dapat membangun persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru sehingga dapat
menimbulkan motivasi peserta didik.
Hal yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan berbagai macam metode mengajar
dan berbagai variasi media sesuai metodenya, guru juga mempertimbangkan perbedaan yang ada
pada siswa dan menciptakan komunikasi harmonis antara guru dengan siswa agar tercipta proses
belajar mengajar aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga persepsi peserta didik
tentang metode mengajar guru menjadi baik.
Peserta didik yang mempunyai persepsi baik akan cenderung menerima dan menyukai
materi pembelajaran, lebih bersemangat dalam belajar sehingga timbul motivasi belajar dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran serta diharapkan prestasi belajarnya akan meningkat. Sebaliknya,
peserta didik yang memiliki persepsi kurang baik akan cenderung kurang antusias terhadap
pembelajaran sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya yang cenderung menurun.
Lingkungan Sekolah
Lingkungan secara sosio kultural mencakup segenap stimulus, interaksi, dan dalam
hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain (Dalyono, 2005)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di diri kita, yang dalam arti yang lebih sempit,
lingkungan merupakan hal-hal/sesuatu yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia (Djamarah,
2006). Sementara itu Ahmadi (2004) Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang
memiliki makna/pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan menyediakan stimulus terhadap
individu sedangkan individu memberikan respon terhadap lingkungan yang ada di dalam alam sekitar.
Segala kondisi yang berada di dalam dan diluar individu baik fisiologis, psikologis, maupun
sosial kultural akan mempengaruhi tingkah individu kearah yang benar. Lingkungan berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh yang langsung misalnya pergaulan dengan
keluarga, teman-teman, sedangkan pengaruh tidak langsung misalnya melalui televisi, membaca
koran dan sebagainya.
Suprijanto (2007) berpendapat sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan
dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan bertingkah laku
baik. Sekolah sebagai tempat belajar bagi seorang siswa dan teman-temannya untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dari gurunya dimana pelaksanaan kegiatan belajar dilaksanakan secara formal.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dikatakan formal karena di sekolah
terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses
belajar-mengajar di kelas (Winkel, 2009). Definisi lain menyebutkan bahwa sekolah adalah suatu
lembaga yang memberikan pelajaran kepada murid-muridnya (Ahmadi, 2004). Sekolah dapat
mengembangkan dan meningkatkan pola pikir anak karena di sekolah mereka belajar bermacammacam ilmu pengetahuan.
Lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan salah satu faktor yang dapat
mendukung dalam mencapai prestasi belajar. Suprijanto (2007) mengatakan salah satu prinsip
motivasi belajar adalah terdapat lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial maupun
psikologis yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan
produktif sehingga lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
belajar.
Sekolah yang baik memiliki lingkungan fisik yang memadai seperti sarana dan prasarana,
sumber-sumber belajar yang memadai. Disamping itu harus didukung lingkungan sosial yang baik
pula seperti keharmonisan hubungan guru dengan guru, guru dengan peserta didik dan peserta didik
dengan peserta didik. Lingkungan sekolah yang baik sangat mendukung tercapainya prestasi belajar
yang baik pula.
Motivasi Belajar
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting dalam mempelajari sesuatu hal, sehingga
mempengaruhi seseorang dalam pencapaian sebuah prestasi belajar. Istilah motivasi sering disamakan
dengan motif. Purwanto (2009) menyatakan motif adalah sesuatu yang mendorong seseorang
bertindak melakukan sesuatu. Selain itu seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam buku Pshyclogy
Understanding of Human Behaviour yang dikutip oleh Purwanto (2009) motif adalah suatu
pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke
suatu tujuan atau perangsang. Dengan demikian motif adalah hal yang mendorong seseorang untuk
mengerjakan sesuatu hal.
Winkel (1996) mengemukakan motivasi belajar adalah daya penggerak secara keseluruhan
yang berasal dari dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar tersebut hingga tujuan yang dikehendaki
siswa akan tercapai.
Slameto (2010) berpendapat dalam proses belajar siswa yang termotivasi secara intrinsik
dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa
butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Tujuan belajar yang sebenarnya adalah
untuk menguasai apa yang sedang dipelajari, bahkan karena ingin mendapat pujian dari guru.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Motivasi tersebut akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil kegiatan belajar. Implikasinya,
motivasi belajar yang ada pada diri peserta didik harus dibangkitkandan dikembangkan secara terus
menerus. Tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik sangat mempengaruhi performansinya
dalam mengerjakan tugas-tugas akademiknya.
Prestasi Belajar
Belajar merupakan proses perubahan dalam diri yang dialami oleh setiap individu sejak lahir
agar dapat mempertahankan kehidupannya. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh masingmasing individu dapat dikatakan sebagai proses belajar, karena dari pengalaman terebut mampu
mengubah sikap atau kepribadian orang tersebut. Sardiman (2009) menyatakan belajar itu sebagian
rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sanjaya (2009) berpendapat belajar adalah proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Purwanto (2006) mengemukakan belajar
adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam
tingkah laku dan atau kecakapan.
Uno (2008) menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practiced) yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Slameto (2010) “belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sukmadinata (2009) Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Berdasarkan pengertian di atas
dapat dimengerti bahwa prestasi belajar merupakan realisasi dari kecakapan maupun kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti suatu
program selain itu prestasi yang diperoleh didasarkan pada kriteria tertentu sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sudjana (2004) prestasi belajar merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu. Mudjono (2006) berpendapat prestasi belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pernyataan tersebut mengandung maksud bahwa
prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar mengajar.
Purwanto (2006) berpendapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik faktor
internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, yaitu:
1) Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri disebut faktor individual, antara lain: faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, antara lain: faktor keluarga/keadaan
rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Slameto (2010) berpendapat, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor
jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang
tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) , dan
faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat).
Model Penelitian Empirik
Berdasarkan telaah pustaka di atas, maka model penelitian yang akan dikembangkan dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Model Penelitian Empirik
H6
H4
Metode
Pembelajaran (X1)
H2
Motivasi
Belajar (Y1)
H3
Prestasi
Belajar(Y2)
H1
Lingkungan
Sekolah (X2)
H5
H7
Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini
Hipotesis
1. Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
2. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
4. Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
5. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
6. Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar dengan motivasi belajar
sebagai variabel mediasi
7. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar dengan Motivasi belajar
Sebagai variabel mediasi
Metode Penelitian
Sumber Data
Berdasarkan skala, jenis data yang digunakan untuk mengukut rariabel-variabel yang diuji
adalah data berskala ordinal. Berdasarkan sumb€r perolehannya data dapat dibedakan menjadi data
primer dan sekunder.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Boja
sebanyak 249 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin
(Amirin, 2011) dengan batas kesalahan 5 %. Dari hasil perhitungan didapat sampel yang digunakan
ialah 153 responden. Metode sampling yang digunakan untuk sampel adalah teknik random
sampling.
Veriabel Penelitian
1. Variabel exogeneous (idependent) atau variabel bebas yaitu metode pembelajaran (X1),
lingkungan sekolah (X2) kepuasan kerja (Yl).
2. Variabel endegeneous (dependent) atau terikat yaitu prestasi belajar (Y2).
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas (Imam Ghozali, 2011) :
a. Uji validitas
Menguji validitas dilakukan dengan analisis faktor menggunakan program
komputerisasi dengan nilai r tabel 5% (α =0,05). Kaidah keputusan:
a. Jika rhitung > r tabel, berarti valid (r tabel 0,444)
b. Jika rhitung < r tabel, berarti tidak valid (Arikunto, 2010).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil
pengukur relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Pengujian
reliabilitas konsistensi internal indikator dari variabel dilakukan dengan menggunakan
koefisien cronbach’s alpha. Secara umum besarnya skor cronbach’s alpha yang
direkomendasikan di atas 0,7.
2. Uji Kelayakan Model
Uji kelayakan yang digunakan meliputi (Imam Ghozali, 2011):
a. Koefisien determinasi
Koefisien Determinasi (adjusted R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat.
b. Uji F
Kriteria yang digunakan :
- Jika nilai F hitung > F tabel, maka signifikan dan jika nilai F hitung < F tabel, maka tidak
signifikan
- Jika angka signifikansi < = 0,05, maka signifikan dan jika angka signifikansi > 0,05, maka
tidak signifikan
Berdasarkan pengujian di atas maka akan dapat diketahui apakah model layak atau
tidak layak untuk digunakan.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji signifikansi individual (t test) untuk menguji signifikansi
variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara individu berpengaruh terhadap nilai
variabel terikat. Kriteria yang digunakan:
a. Jika t hitung > t tabel (signifikan) dan jika t hitung ≤ t tabel (tidak signifikan).
b. Jika angka signifikansi < α = 0,05 (signifikan) dan jika angka signifikansi > 0,05 (tidak
signifikan).
4. Analisis Regresi
Menurut Robert W. Rutherfor (1993) dalam Jonathan Sarwono (2006). Model persamaan
dalam analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jalur I : Y1 = β1X1 + β2X2 + e1
b. Jalur II : Y2 = β3Y1 + β4X1 + β5X2 + e2
Dimana:
Y1
: Motivasi Belajar (MK)
Y2
: Prestasi Belajar (PB)
X1
: Metode Pembelajaran (MP)
X2
: Lingkungan Sekolah (LS)
β1 - β5
: Koefisiensi Regresi
e
: Error / residu
5. Metode Sobel
Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu motivasi belajar. Menurut Baron
dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2011) suatu variabel disebut variabel mediasi jika variabel
tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independent) dan variabel
kriterion (dependent).
Uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel
independen (X) kepada variabel dependen (Y) melalui variable mediasi (M). Pengaruh tidak
langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M dengan jalur M→Y.
Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh perkalian koofisien (pb.pc) signifikan atau tidak, diuji
dengan sobel test dengan menghitung besarnya koofisien standar error tidak langsung / indirect
effect (Spbpc) dihitung dengan rumus berikut ini:
Spbpc =
Berdasarkan hasil Spbpc, kita dapat menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan
rumus sebagai berikut:
t=
Nilai t hitung ini dibandingkan dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilait hitung
lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi.
Uji Kualitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Berdasarkan print
out SPSS menunjukan bahwa semua variable kuesioner valid, karena masing-masing item
memenuhi syarat yaitu nilai Corrected Item Total Correlation atau r-hitung setiap indikator lebih
besar dari r-tabel = 0,158 (N = 153,  = 0,05). Selanjutnya uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek yang sama dengan alat ukur yang
sama. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa pengujian kuesioner keempat variabel yaitu metode
pembelajaran, lingkungan sekolah, motivasi belajar dan prestasi belajar dapat disimpulkan realibel
karena semua nilai Cronbach Alpha atau r hitungnya lebih besar dari 0,70 (r standar).
Uji Kelayakan Model
1. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar (Jalur I)
Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukan bahwa angka adjusted R square atau adjusted R2
sebesar 0,647. Hal ini berarti bahwa variabel metode pembelajaran dan lingkungan sekolah dapat
menjelaskan variasi dari variabel motivasi belajar sebesar 64,7% sedangkan yang 35, 3% dijelaskan
variabel/faktor lain di luar model yang diteliti. Hasil uji F menunjukan bahwa nilai F hitung = 140,208
> F tabel = 3,06 (df1 = k = 2 dan df2 = n – k – 1 = 153– 2– 1 = 150, = 0,05), dengan angka signifikansi
= 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted R2dan F di atas dapat disimpulkan
model persamaan regresi (jalur I) dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
2. Pengaruh Metode Pembelajaran, Lingkungan Sekolah dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar (Jalur II)
Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukan bahwa angka adjusted R square atau adjusted
R2sebesar 0,797. Hal ini berarti bahwa variabel metode pembelajaran, lingkungan sekolahdan
motivasi belajar dapat menjelaskan variasi darivariabel prestasi belajar sebesar 79, 7%
sedangkan yang 20,3% dijelaskan variabel/ faktor lain di luar model yang diteliti. Hasil uji F
menunjukan bahwa nilai F hitung = 199,365 > F tabel = 2,67 (df1 = k = 3 dan df2 = n – k – 1 =
153– 3– 1 =149,  = 0,05) , dengan angka signifikansi = 0,000 <  = 0,05 (signifikan).
Berdasarkan pengujian adjusted R2dan F di atas dapat disimpulkan model persamaan regresi
(jalur II) dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Metode Pembelajaran dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Motivasi Belajar (Jalur I)
Pengujian hipotesis pengaruh metode pembelajaran dan lingkungan sekolah terhadap
motivasi belajar dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini:
Tabel 1. Koefisien Regresi (Jalur I)
Standardized
Coefficients
Model
Beta
t
Sig.
Metode Pembelajaran (X1)
.511 7.971
.000
Lingkungan Sekolah (X2)
.373 5.814
.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
a) Hipotesis 1 ( H1):
- Ho:1= 0: Metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar
- Ha:1 > 0:Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
Tabel hasil pengolahan SPSS di atas menunjukan bahwa nilai t hitung dari pengaruh
variabel metode pembelajaran terhadap motivasi belajar sebesar 7,971 > t table = 1,655
(df = n – k – 1 = 153 – 2 – 1 =150,  = 0,05, uji satu pihak) dapat dilihat pada lampiran,
dengan angka signifikansi = 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 1
(H1) bahwa metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap motivasi belajar terbukti.
b) Hipotesis 2 ( H2):
- Ho:2= 0: Lingkungan sekolahtidak berpengaruh terhadap motivasi belajar
- Ha:2 >0: Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
Berdasarkan table di atas juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel
lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar sebesar 5,814 > t table = 1,655 dengan angka
signifikansi = 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 2 (H2) bahwa
lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi belajar terbukti.
2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Metode Pembelajaran, Lingkungan Sekolah dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar (Jalur II)
Hasil pengujian hipotesis pengaruh metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2. Koefisien Regresi (Jalur II)
Standardized
Coefficients
Model
Beta
t
Sig.
Metode Pembelajaran (X1)
.236 4.068
.000
Lingkungan Sekolah (X2)
.218 4.046
.000
Motivasi Belajar (Y1)
.527 8.504
.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
a) Hipotesis 3 (H3):
- Ho:3= 0: Motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
- Ha:3 > 0: Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
Berdasarkan tabel hasil pengolahan SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari
pengaruh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 8,504 > t tabel = 1,655 (df = n
– k – 1 = 153 – 3 – 1 = 149,  = 0,05, uji satu pihak), dengan angka signifikansi = 0,000 <  =
0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 3 (H3) bahwa motivasi belajar berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar terbukti.
b) Hipotesis 4 ( H4):
- Ho:4= 0: Metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
- Ha:4 >0: Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
Berdasarkan tabel hasil pengolahan SPSS dapat diketahui bahwa nilai t hitungdari pengaruh
varibel metode pembelajaran terhadap prestasi belajar sebesar 4,068 > t tabel = 1,655 dengan
angka signifikansi = 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 4 (H4)
bahwa metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar terbukti.
c) Hipotesis 5 ( H5):
- Ho:5= 0: Lingkungan sekolah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
- Ha:5 >0: Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
Berdasarkan table pengolahan SPSS juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari
pengaruh variabel lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar = 4,046 > t table = 1,655
dengan angka signifikansi = 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 5
(H5) bahwa lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar terbukti.
Analisis Regresi Pengaruh Metode Pembelajaran dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Motivasi Belajar (Jalur I)
Analisis regresi pengaruh metode pembelajaran dan lingkungan sekolah terhadap motivasi
belajar dapat dijelaskan berdasarkan tabel hasil pengolahan SPSS, dapat diketahui bahwa koefisien
regresi (beta) atau β1= 0,511 dan β2 = 0,373 sehingga dapat disusun persamaan regresi (jalur I) sebagai
berikut:
Y1 = β1X1+ β2 X2+ e1
Sehingga:
MB= 0,511 MP + 0,373 LS + e1
Dengan demikian dapat diketahui besarnya masing-masing pengaruh:
a. MP  MB atau p1 = 0,511 (positif)
Sehingga metode pembelajaran (MP) berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
(MB). Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin baik metode pembelajaran yang digunakan maka
semakin tinggi motivasi belajar.
b. LS  MB atau p2 = 0,373 (positif)
Sehingga lingkungan sekolah (LS) berpengaruh positif terhadap motivasi belajar (MB).
Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin baik lingkungan sekolah maka semakin tinggi motivasi
belajar.
Analisis Regresi Pengaruh Metode Pembelajaran, Lingkungan sekolah dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar (Jalur II)
Analisis regresi pengaruh metode pembelajaran (MP), lingkungan sekolah (LS) dan motivasi
belajar (MB) terhadap prestasi belajar (PB) dapat dijelaskan berdasarkan hasil SPSS. Berdasarkan
tabel tersebut dapat diketahui bahwa koefisien regresi (beta) atau β3= 0,527, β4= 0,236 dan β5=
0,218 sehingga dapat disusun persamaan regresi (jalur II) sebagai berikut:
PB = β3 MB + β4 LK+ β5 BO+ e2
Sehingga:
PB = 0,527 MB+ 0,236 MP + 0,218 LS + e2
Dengan demikian dapat diketahui besarnya masing-masing pengaruh:
a. MB  PB atau p3 = 0,527 (positif)
Sehingga motivasi belajar (MB) berpengaruh positif terhadap prestasi belajar (PB). Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi
belajar.
b. MP  PB atau p4 = 0,236 (positif)
Sehingga metode pembelajaran (MP) berpengaruh positif terhadap prestasi belajar (PB). Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik metode pembelajaran yang digunakan maka semakin
tinggi prestasi belajar.
c. LS  PB atau p5 = 0,218 (positif)
Sehingga lingkungan sekolah (LS) berpengaruh positif terhadap prestasi belajar (PB). Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik lingkungan sekolah maka semakin tinggi pula prestasi
belajar.
Menguji Pengaruh Mediasi (Intervening) dengan Metode Sobel
1. Mendeteksi Pengaruh Motivasi Belajar dalam Memediasi hubungan Metode Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan data dari hasil pengolahan SPSS, maka diketahui besarnya pengaruh koofisien
p1.p3 = (0.511) x (0.527) = 0.269. Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh perkalian koefisien
(p1.p3) diuji dengan Sobel test. Berdasarkan perhitungan dengan Sobel test didapat t hitung =
3,280 > t tabel dengan tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar 1,655, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien mediasi 0,269 signifikan dan berarti ada pengaruh mediasi motivasi belajar
antara pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar maka hipotesis 6 (H6) terbukti.
2. Mendeteksi Pengaruh Motivasi Belajar dalam Memediasi hubungan Lingkungan Sekolah
terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan data dari hasil pengolahan SPSS, maka diketahui besarnya pengaruh koofisien
p2.p3 = (0,373) x (0,527) = 0,197. Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh perkalian koefisien
(p2.p3) diuji dengan Sobel test. Berdasarkan perhitungan dengan Sobel test didapat t hitung =
3,127 > t tabel dengan tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar 1,655, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien mediasi 0,197 signifikan dan berarti ada pengaruh mediasi motivasi belajar
antara pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar maka hipotesis 7 (H7) terbukti.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap motivasi belajar.
2. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi belajar.
3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
4. Metode pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
5. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
6. Motivasi belajar dapat memediasi pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.
7. Motivasi belajar dapat memediasi pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar.
Saran/Rekomendasi :
1. Obyek penelitian hanya peserta didik kelas IX pada SMPN 2 Boja, untuk selanjutnya obyek
penelitian dapat diperluas ke beberapa SMP.
2. Variabel yang mempengaruhi belajar tidak hanya metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan
motivasi belajar, penelitian lebih lanjut dapat dicoba memasukkan variabel moderating.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Amirin, Tatang M. 2011. Populasi dan Sampel Penelitian. tatangmanguny.wordpress. com
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariat SPSS. Edisi Ketiga. Semarang: BP – UNDIP
http//info. hsu. blogspot. com/201101/pembelajaran. bloom. html
Kartika, Ni Kt. R. 2013. Determinasi Lingkungan Sekolah, Disiplin Belajar, dan Kualitas
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Pada
Siswa SMA PGRI 2 Denpasar Tahun Pelajaran 2012-2013). e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)
Purwanto, M. Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Umar, Sekaran. 2000. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerjemah: Kwan Men
Yon. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS,. Yogyakarta : Penerbit
Andi
Siswoyo, Dwi. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:UNY Press
Slameto. 2010.Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Susanti, Indah. 2012. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Man Gandekan Bantul Tahun Ajaran 2011/2012.
Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol 1 No 1
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia
Yosepha, Francisca Emaria. 2013. Hubungan Lingkungan Keluarga dan Sekolah dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran
2012/2013. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Download