BBLR - DistroDoc

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN
BBLR
Disusun Oleh :
Nama : Aditya Dwi Nugraha
NIM : 13002
AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
BBLR
A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau
lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi – bayi dengan berat badan kuran dari 1000
gram. (Nugroho Iman Santosa, 1989)
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang
dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang
dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya
bayiberat lahir rendah dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001)
1.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir1.500 g -2.500 g.
2.
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1.500 g.
3.
Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1.000 g.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok:
1.
Preterm
: kurang dari 37 minggu lengkap.
2.
Term
: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3.
Post Term
: 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1.
Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang dilahirkan dengan
umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2.
Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi
itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya tersebut (KMK).
Penggolongan derajat prematuritas bayi:
1.
a.
Bayi yang sangat prematur (extremly prematur)
24 – 30 mg gestasi.
b.
Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang blm maju.
c.
Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif yang memerlukan alat-
alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
d.
BB 500-1400 gram
e.
0,8% seluruh kelahiran hidup
f.
Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak disebabkan oleh defek atau
trauma lahir
g.
Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis.
2.
Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur)
a.
Gestasi 31-36 mg
b.
Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
c.
Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan bayi intensif
d.
BB >1500 gram – 2500 gram
e.
Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak rambut halus, genetalia
kurang berkemban.
f.
Masa gestasi 37mg
g.
Mempunyai sifat prematur dan matur
h.
Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
i.
Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti sindroma gawat napas,
hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
j.
Perlu penanganan lebih seksama
k.
Borderline prematur
3.
Prosentase Kematian
a.
Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
b.
Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
c.
Gestasi 29 minggu: survive 80%
d.
Gestasi 30 minggu: survive 85%
B. Etiologi
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan) mungkin juga cukup bulan (dismatur ).
1.
Prematur Murni
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR.
Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau BBLR adalah:
a.
Faktor Ibu
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Gizi saat hamil kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.
Faktor pekerja terlalu berat
Primigravida
Ibu muda (<20 tahun)
b.
Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seprti
preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c.
Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital
d.
Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
Kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.
Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar.
Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.
Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.
Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis
dahi dan lengan.
Lemak subkutan kurang.
Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora,
pada laki-laki testis belum turun.
Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan
prematuritas (BBLR)
2.
Dismatur
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .
Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu:
a.
Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi bermingguminggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang
sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi
sebelum terbentuknya adipose tissue.
b.
Disporpotionate IUGR
Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai
janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di
bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur adalah:
1.
Faktor ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes militus yang berat,
toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik )
gizi buruk, Drug abbuse, peminum alkohol
2.
Faktor utery dan plasenta
Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis,
infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.
3.
Faktor janin
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan, (toxoplasmosis, rubella,
sitomegalo virus, herpez, sifillis).
4.
Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah
C. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan
persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat
sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang
kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut
dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan
terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak
teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak
tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu
periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi
akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.
Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam
periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan
tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan pemeriksaan
keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin
hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama
pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan
menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan
kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen
dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan
jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya
resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan
mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat
buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa
pada kehidupan bayi selanjutnya (Medicine and linux.com)
D. Pathways
E. Manifestasi Klinis
a) Prematuritas murni
o BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
o Masa gestasi < 37 minggu
o Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
o Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis,telinga dan
lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
o Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada
laki-laki testis belum turun.
o Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
o Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
o Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
o Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
o Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot
masih hipotonik
o Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
b) Dismaturitas
o Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
o Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
o Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
o Tali pusat berwarna kuning kehijauan
F. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2.
Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3.
Titer Torch sesuai indikasi
4.
Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5.
Pemantauan elektrolit
6.
Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
G. Penatalaksanaan
a.
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
2.
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi
akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50o C s/d 37,0o C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang
berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat konsumsi
O2 yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah
35°C dan untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah 34°C. Bila tidak ada inkubator, pemanasan
dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang telah
dibungkus dengan handuk atau lampu petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya
dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit,
pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3.
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,
incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg
dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini
memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
4.
Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5.
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia
mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi,
perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi,
memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar
bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena daya tubuh bayi terhadap
infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit sebelum masuk
ke ruang rawat bayi.
Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang seorang bayi.
Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan dengan bayi.
Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi.
6.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia
dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ),
terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara
relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi sedikit. Secara
perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau
mengurangi resiko hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik
dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat kurang
dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung karena belum adanya
koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang steril untuk bayi
dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram
dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami kesukaran, pemberian
ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
H. Komplikasi
Penyakit yang terdapat pada bayi BBLR antara lain :
1. Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin yang melapisi
alveolus perut.
2. Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks menelan dan batuk pada
bayi prematur belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler, adalah perdarahan spontan pada ventrikel atau lateral,
biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membran hialin di paru – paru.
4. Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
5. Hiperbillirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi prematur belum
matang.
I. Konsep Askep
1.
Pengkajian
a.
Riwayat Maternal
Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
Kehamilan ganda ( gemeli)
Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang
Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll
Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll
Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok
b.
Riwayat Kelahiran
Gestasi : 24- 37 minggu
BB : < 2500 gram
APGAR SKORE
c.
Sistem kardiovaskuler
HR : 120-160 x/menit
Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri dan tekanan paru yang
masih tinggi atau adanya atelektasis
d.
Sistem gastrointestinal
Abdomen menonjol
Pengeluaran mekonium: 12-24 jam
Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah
Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital
Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).
e.
Sistem integumen
Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan
Kulit tipis, transparan, halus dan licin
Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak
Terdapat edema umum atau lokal
Kuku pendek
Rambut sedikit dan halus
Garis tangan sedikit dan halus
f.
Sistem muskuloskeletal
Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga halus dan lunak
Tulang kepala dan tulang rusuk lunak
Reflek kurang dan letargi
g.
Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala besar dalam
hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau
terbuka lebar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia
gestasi).
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32;
koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi
minggu ke 32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan
menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32. Pemeriksaan Dubowitz
menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.
h.
Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik
intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal
dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi “ampelas” pada
auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan (RDS).
i.
Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.Wajah mungkin memar, mungkin
ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.
muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh
tubuh.. Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua
atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.
j.
Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris
menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b.
Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh berhubungan dengan BBLR, usia kehamilan
kurang, paparan lingkungan dingin/panas.
c.
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan immaturitas organ tubuh.
d.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat badan extreme
(premature, dibawah 2.500 grm).
e.
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kapiler rapuh dekat
permukaan kulit.
f.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.
3.
Rencana Keperawatan
a.
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
Tujuan : Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru
INTERVENSI
RASIONAL
Kumpulkan data yang berkaitan
Riwayat ibu atas penggunaan obat
dengan kegawatan nafas
atau kondisi tidak normal selama
kehamilan dan proses persalinan
Waspada episode apnea yang
deteksi
berlangsung lebih dari 20 detik
menentukan tindakan selanjutnya
Memberi bantuan pernafasan seperti
membantu mencukupi supplai
oksigen
oksigen
Pantau kajian gas darah untuk
deteksi dini untuk mencegah
mengetahui asidosis pernafasan
hipoksia
metabolik
deteksi
dini
dalam
b.
Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang, paparan
lingkungan dingin/panas.
Tujuan : tidak terjadi hipotermia/hypertermia
INTERVENSI
RASIONAL
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Untuk memonitor suhu tbuh
Jaga temperatur ruang perawatan 25
ruangan yang terlalu panas
C
menyebabkan perpindahan panas
secara infeksi
Ukur suhu rektal terlebih dulu,
deteksi dini dalam menentukan
kemudian suhu aksila setiap 2
tindakan selanjutnya
jam/setiap kali diperlukan
Lakukan prosedur penghangatan
mencegah pengeluaran suhu lewat
setelah bayi lahir
evaporasi
Ganti pakaian atau linen tempat
Menurunkan kehilangan panas
tidur bila basah,pertahankan kepala
melalui evaporasi
bayi tetap tertutup
c.
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan immaturitas organ tubuh.
Tujuan : Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan statusnya gizi bayi
INTERVENSI
RASIONAL
Awasi reflek menghisap bayi dan kemampuan
kemampuan menelan
menelan
menghisap
yang
menyebabkan
dan
lemah
dapat
kebutuhan
nutrisi
tidak terpenuhi
Awasi dan hitung kebutuhan kalori mengetahui kebutuhan kalori yang
bayi
dibutuhkan bayi.
Kebutuhan ASI 60/kg BB/24 jam
ASI mengandung zat gizi yang
dengan kenaikan 30 cc/hari,di
diperlukan tubuh
pertahankan pada hari ke-7 sampai 1
bulan
Timbang bayi setiap hari,bandingkan Mengetahui perkembangan dan
berat badan dengan asupan kalori kemungkinan terjadinya penurunan
yang diberikan.
d.
BB yang pathologis
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat badan extreme
(premature, dibawah 2.500 grm).
INTERVENSI
Timbang berat badan tiap hari.
RASIONAL
Berat badan adalah indicator paling
sensitive dari keseimbangan cairan.
Bandingkan masukan dan haluaran Berat badan adalah indicator paling
caiaran setiap sip dan keseimbangan sensitive dari keseimbangan cairan.
kumulatif setiap periode 24 jam.
Evaluasi turgor kulit, membrane Cadangan cairan dibatasi pada bayi
mukosa, keadaan fontanel anterior.
praterm.
Berikan ASI/PASI tiap 2 jam Pemberian ASI/PASI tiap 2 jam
sebanyak 35 cc lewat sonde.
dapat memenuhi kebutuhan caiarn
dalam tubuh bayi.
Pantau pemeriksaan laboratorium Dehidrasi meningkatkan kadar Ht
sesuai indikasi : Ht.
e.
diatas nilai normal (45 – 53%).
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kapiler rapuh dekat
permukaan kulit.
Tujuan : tidak terjadi infeksi
INTERVENSI
RASIONAL
Inspeksi kulit, perhatikan area
Mengidentifikasi area potensial
kemerahan atau tekanan.
kerusakan dermal yang adapat
mengakibatkan sepsis
Berikan perawatan mulut dengan
Membantu mencegah kekeringan
menggunakan gliserin.
dan pecah pada bibir berkenaan
dengan tidak adanya masukan oral.
Berikan
latihan
rentan
gerak, Membantu mencegah kemungkinan
perubahan posisi rutin dan bantal nekrosis berhubungan dengan
yang terbuat dari bahan yang edema dermis.
lembut.
Memandikan bayi dengan
Mandi sering menggunakan sabun
menggunakan air hangat dan sabun
atau pelembab dapat meningkatkan
Ph kulit, menurunkan plora normal
dan pertahanan / melindungi
pathogen infasif.
f.
Berikan zalp Antibiotik pada
Meningkatkan pemulihan pecah –
hidung, mulut dan bibir bila pecah /
pecah iritasi dan dapat membantu
teriritasi.
mencegah infeksi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.
Tujuan :selama perawatan tidak terjadi komplikasi/infeksi
Hasil yang diharapkan :tidak ada tanda tanda infeksi.
INTERVENSI
Tingkatkan cara mencuci tangan
RASIONAL
Mencuci tangan adalah praktik yang
paling penting untuk mencegah
kontaminasi silang serta mengontrol
infeksi dalam ruangan perawatan
Kaji bayi terhadap tanda-tanda
Bermanfaat dalam mendiagnosis
infeksi seperti ketidakstabilan
infeksi
suhu (Hipotermia dan
Hipertermia),Letargi atau
perubahan perilaku distress
pernapasan
lakukan perawatan tali pusat sesuai
Penggunaan bethadine dan berbagai
dengan protocol Rumah Sakit
anti mikroba yang membantu
mencegah klonisasi
Gunakan tehnik aseptic selama
Menurunkan kesempatan untuk
penghisapan, pemasangan NGT dll.
masuknya bakteri yang dapat
mengakibatkan infeksi pernafasan.
Gunakan antiseptic sebelum
Mencegah terjadinya infeksi
membantu dalam prosedur invasi
nosokomial dari prosedur invasi.
Pantau pemeriksaan laboratorium Sepsis menyebakan jumlah
sesuai indikasi : jumlah trombosit
trombosit menurun tetapi pada bayi
pra term rentan trombosit normal
mungkin hanya 60.000. mm3
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1989. Perawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan.
Jitowiyono, Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta. Nuha Medika.
Yayan Pieter. Laporan Pendahuluan Bayi Berat Lahir Rendah 4 November 2013 di
08:30.http://yayannerz.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-bayi-berat-lahir.html.
Yongki putra. Asuhan Keperawatan Bayi Dengan BBLR. 28 Oktober 2013 di
01:39. http://yongke-putra.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-bayi-dengan-bblr.html
Ferli. Laporan Pendahuluan BBLR. 25 Januari 2013 di
19:40.http://keperawatanbinahusada7nersferlyplg.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluanbblr.html
Download