Uploaded by maulanamsab

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DAN rds

advertisement
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
BAYI PREMATURE DI INDONESIA
 15.5 per 100 kelahiran
hidup (WHO, 2010)
 Angka kejadian di RSCM
Jakarta adalah 42.44%
(2013)
 Jumlah pasien di RS
Dokter adam Talib Tahun
2016 PICU ada 49 pasien
NICU ada 171 pasien
 Dari 171 bayi ada 85
(50%) dengan BBLR dan
BBLSR
Pengertian BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia
gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
(intrauterine growth restriction/IUGR).
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO,
1961). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda
dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Etiologi
 Faktor Ibu
 Penyakit
 Ibu
 Keadaan sosial
ekonomi
 Faktor Janin
 Faktor plasenta
 Faktor lingkungan
Klasifikasi
Menurut berat badannya
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir
1000-1500 gram.
• Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram
 Menurut masa gestasinya
• Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37
minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
• Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan
bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK)

Permasalahan pada BBLR
 Ketidakstabilan suhu tubuh
 Gangguan pernafasan
 Imaturitas imunologis
 Masalah gastrointestinal
dan nutrisi
 Imaturitas Hati
 Hipoglikemi
PENGERTIAN
RESPIRATORY DISTRESS
SYNDROMA (RDS)
 Sindrom gawat nafas (Respiratory Distress Syndroma/RDS)
adalah kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau
hiperpnea dengan frekuensi pernafasan besar 60 x/menit,
sianosis, merintih waktu ekspirasi dan retraksi di daerah
epigastrium, suprosternal, interkostal pada saat inspirasi
(Ngatisyah, 2005).
 Sindroma gagal nafas (respiratory distress syndrom, RDS)
adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada
neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang
berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas
paru atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru
(Suriadi dan Yuliani, 2001). Gangguan ini biasanya dikenal
dengan nama hyaline membran desease (HMD) atau penyakit
membran hialin karena pada penyakit ini selalu ditemukan
membran hialin yang melapisi alveoli.
ETIOLOGI
Penyebab kelainan ini secara
garis besar adalah kekurangan
surfaktan, suatu zat aktif pada
alveoli yang mencegah kolaps
paru. RDS seringkali terjadi
pada bayi prematur, karena
produksi surfaktan, yang
dimulai sejak kehamilan
minggu ke-22, baru mencapai
jumlah cukup menjelang cukup
bulan. Makin muda usia
kehamilan, makin besar pula
kemungkinan terjadinya RDS.
Kelainan merupakan penyebab
utama kematian bayi prematur.
Adapun penyebab-penyebab
lain yaitu:
 Kelainan
bawaan/kongenital
jantung atau paru-paru
 Kelainan pada jalan
napas/trakea
 Tersedak air ketuban
 Pembesaran kelenjar
thymus.
 Kelainan pembuluh
darah
 Tersedak makanan
 Infeksi
TANDA DAN GEJALA
 Takipnea : laju napas > 60 kali per menit (normal




laju napas 40 kali per menit)
Sianosis sentral pada suhu kamaryang menetap atau
memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray
thorak yang spesifik
Retraksi : cekungan pada sternum dan kosta pada
saat inspirasi
Grunting : suara merintih saat ekspirasi
Pernapasan cuping hidung
INTERPRESTASI BAYI SESAK DENGAN
DOWNES SCORE
KARAKTERIST
IK
0
1
2
Frekuensi Napas
<60 x/Menit 60-80 x/Menit
>80x/Menit
Retraksi Dada
Tidak ada
Ringan
Berat
Sianosis
Tidak ada
Hilang dengan therapi
oksigen
Menetap walaupun diberi
therapi oksigen
Masuknya Udara
Udara
Masuk
Penurunan ringan
Tidak ada udara masuk
Merintih
Tidak ada
Terdengar dengan
stetoskop
Terdengar Tanpa
stetoskop
INTERPRESTASI BAYI SESAK DENGAN DOWN SCORE
Skor < 4
Distres pernafasan ringan, perlu nasal CPAP dengan FIO2
Skor 4 – 5
Distres pernafasan moderat, perlu nasal CPAP/NIPPV (Nasal
Intermittent Positive Presure Ventilation)
Skor > 6
Distres pernafasan berat (perlu AGD), coba dulu NIPPV lalu
pertimbangkan intubasi
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI JANGKA PENDEK




Ruptur alveoli : Bila dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak,
pneumomediastinum, pneumopericardium, emfisema intersisiel ), pada
bayi dengan RDS yang tiba-tiba memburuk dengan gejala klinis
hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap.
Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang
memburuk dan adanya perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni.
Infeksi dapat timbul karena tindakan invasiv seperti pemasangan jarum
vena, kateter, dan alat-alat respirasi.
Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventrikular : perdarahan
intraventrikuler terjadi pada 20-40% bayi prematur dengan frekuensi
terbanyak pada bayi RDS dengan ventilasi mekanik.
PDA dengan peningkatan shunting dari kiri ke kanan merupakan
komplikasi bayi dengan RDS terutama pada bayi yang dihentikan terapi
surfaktannya.
Komplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi :
 Bronchopulmonary Dysplasia (BPD): merupakan
penyakit paru kronik yang disebabkan pemakaian
oksigen pada bayi dengan masa gestasi 36 minggu.
BPD berhubungan dengan tingginya volume dan
tekanan yang digunakan pada waktu menggunakan
ventilasi mekanik, adanya infeksi, inflamasi, dan
defisiensi vitamin A. Insiden BPD meningkat dengan
menurunnya masa gestasi.
 Retinopathy prematur, Kegagalan fungsi neurologi,
terjadi sekitar 10-70% bayi yang berhubungan
dengan masa gestasi, adanya hipoxia, komplikasi
intrakranial, dan adanya infeksi
BAHAN EVALUASI
 Faktor External
 Kita tidak tahu tindakan pertama pada pasien di
rumah sakit sebelumnya secara rinci, walaupun ada
riwayat kelahirannya
 Faktor Internal
 Diharapkan Bagian UGD dan NICU bisa menerima
pasien rujukan dengan baik ( mengetahui DOWN
SCORE, dan pertolongan pertama harus tepat)
 Perawat NICU di harapkan lebih meningkatkan skil
dan keilmuan pada pasien kritis
Download