plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN TINGKAT
DEPRESI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN
SYNDROME
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Raisa Vienlentia
109114111
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Philippians 4:13
“
I can do everything through him who gives me
strength.”
“Tuhan tidak menciptakan produk
gagal, kamu indah dengan segala
yang kamu punya”
-penulis-
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kupersembahan karya sederhana ini untuk :
 Tuhan Yesus Kristus sahabat sejatiku
 Kesayangan aku > Kanjeng Mami, Tuan Papi, dan
adikku Ika
 Seluruh orangtua dan semua orang yang
mengasihi anak berkebutuhan khusus
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN TINGKAT DEPRESI
PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME
Raisa Vienlentia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara selfesteem dengan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome.
Hipotesis yang di ajukan adalah adanya hubungan negatif antara self-esteem
dengan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Subjek
dalam penelitian ini adalah 40 ibu yang memiliki anak down syndrome. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
dengan menyebar kuisioner. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri dari dua
alat ukur yaitu: skala self-esteem dan skala tingkat depresi yaitu dengan
mengadaptasi skala Beck Depression Inventory. Berdasarkan uji validitas dan
reliabilitas pada skala self-esteem diperoleh 57 item valid dengan koefisien
reliabilitas alpha cronbach 0,919. Sedangkan untuk skala BDI diperoleh 20 item
valid dengan koefesien reliabilitas alpha cronbach 0,821. Data penelitian dianalisi
dengan menggunakan teknik korelasi Spearman. Koefesien korelasi yang
diperoleh adalah r= -0,366 dengan nilai p=0,020 (signifikansi two-tailed) yang
berarti nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini menunjukan adanya
hubungan negatif antara variabel self-esteem dan depresi yang berarti menunjukan
bahwa hipotesis diterima.
Kata kunci : depresi, self-esteem, ibu, down syndrome
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM WITH LEVEL OF DEPRESSION
ON MOTHER WHO HAVE A CHILDREN WITH DOWN SYNDROME
Raisa Vienlentia
ABSTRACT
This research is aimed to examine the relationship between self-esteem
with level of depression among mother who have a children with down syndrome.
The proposed hypothesis is that there is a negative corelation between self-esteem
and level of depression.the subjects of the research were 40 mothers who have a
children with down syndrome. The sample taking technique in this research uses
purposive sampling. The data was collected through a scale questionaire. The
instruments of this research used two measurements which is a self-esteem scale
and level of depression scalewhich is adapted by Beck Depression Inventory
scale.based on validity and reliability examination on self-esteem has got 57 valid
items with alpha cronbach reliability 0.919. Meanwhile the level of depression
BDI scale has got 20 valid item with alpha cronbach reliability 0.821. the
research data was analyzed using Spearman correlation technique. The
correlation coefficient (r)gotten as -0.366 with the value of p=0,020 (sig twotailed) it means that the value of p is lower than 0,05 (p<0,05). The result of the
data analysis showed that the research hypothesis proves that there is a negative
relationship between self-esteem eith level of depression it means that the
hypothesis is aprroved.
Key words : depression, self-esteem, mother, down syndrome
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa di surga karena atas kasih dan
bimbingan tanganNya yang kuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar
sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari keterbatasan yang dimiliki penulis, sehingga dengan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
2. Ibu Ratri Sunar Astuti M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Debri Pristinella M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan
sangat sabar membimbing penulis. Ibu juga telah banyak memberikan
bimbingan, koreksi, ilmu pengetahuan dan saran dalam penulisan skripsi
ini.
4. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing penulis selama penulis kuliah di
Fakultas Psikologi Sanata Dharma
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S dan ibu Sylvia Carolina Maria
Yuniati Murtisari, M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan
saran dan kritikan yang sungguh membangun.
6. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah
membagikan pengetahun dan ilmunya kepada penulis
7. Mas Muji, Mas Gandung, Mas Doni, Bu Nanik, dan Pak Gie yang dengan
kerendahan hati dan keramahan membantu penulis selama di Fakultas
Psikologi.
8. Kepala Bidang dan Pengendalian dan Evaluasi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Sleman, yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk melakukan penelitian ini.
9. Kedua orang tuaku Tuan Papi Fritz Tommy dan Kanjeng Mami Katrin
yang teramat sangat aku kasihi. Tidak cukup rasa terima kasihku untuk
membalas segala semua apapun yang kalian berikan selama aku hidup.
Terima kasih seribu Ma,Pa aku bahagia karena dicinta. Terima kasih.
10. Adik Ika kesayanganku, partner kelahi dan bercanda hidupku. Aku
mengasihimu.
11. Para Kepala Sekolah Luar Biasa dan seluruh Instansi tempat saya
melakukan penelitian baik saat tryout sampai selesainya penelitian ini.
Tetap semangat melayani
12. Semua ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, yang bersedia
menjadi subjek penelitianku. Tetap semangat, kalian hebat. Aku
mengasihimu dan anakmu
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13. Seluruh keluarga yang menyemarakkan rumah di Kalimantan Om
Pompong, Mina Ina, Ais, Teus, Ella, Ayen,Lala. Seluruh keluarga di
Palangka dan Kapuas, terima kasih. Walaupun kita jauh terpisah Love Will
Be Our Home.
14. Rani Oktaviani Sidauruk, partner “mesin waktu”ku, partner ketawa, galau,
dan segalanya. Terima kasih untuk bantuan dan dukunganmu dari awal
aku di Jogja sampai saat ini. Aku mengasihimu
15. My “perempuan-perempuan hebat” Silya dan Andin (beserta dedek
Nathan). Terima kasih untuk kegilaan, kebersamaan kita selama ini. Aku
mengasihi kalian
16. Fiona Valentina Damanik, terima kasih untuk sharing berkualitas dan
bantuan untuk mengerjakan BAB III skripsi ini disaat aku kehilangan arah.
Aku mengasihimu
17. Teman-teman Gen XIII SMAN5 PLUS Palangka Raya yang seperjuangan
di Jogja Rani, Wulan,Almira, Kak Zeki, Kak Andik. Serta GEN XIII yang
lain yang sedang berjuang dan sudah bekerja. Kesatuan hati yang terbuka,
yang membuat kita kuat. Aku mengasihi kalian.
18. Syela, Kak Anggi, Neneng, Oni, kerandoman kalian selalu buat aku
kangen. Aku mengasihi kalian
19. Kak Alvia Natalia Tarigan, makasih buat sharing pengalaman hidup dan
yang sudah menemani juga berjuang bersama dalam penyusunan skripsi
ini. Aku mengasihimu
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20. Kerabat Dewi yang gila, kak Alvi, kak Anggi, kak Rea, Koh Diki, Silya,
Mita, Nanda, Rani, Istri. Aku kangen dan mengasihi kalian. Ayok main
UNO!
21. Teman-teman PMK EBEN-HAEZER kak Rea, Koh Diki, kak Alvi, Fiona,
Leo, Nona Lidya, Ita, Mauren. Tetap semangat melayani Tuhan. Aku
mengasihi kalian.
22. Teman-teman PSF Angels Voice Fakultas Psikologi. Saya rindu
berdendang bersama kalian.
23. Teman-teman P2TKP. Pak Carolus Wijoyo Adinugroho M.Psi. dan Pak
Yohanes Heri Widodo M.Psi yang pernah menjabat sebagai Kepala
P2TKP, Pak Tony, Mba Tia, Pak Landung, dan teman-teman asisten lain.
Terima kasih untuk dinamika dan pengalaman kerja kita. Aku mengasihi
kalian.
24. Teman-teman Psikologi angkatan 2010, senang bisa kenal dan
berdinamika bersama. Aku mengasihi kalian
25. Teman-teman Tim Lektor GKI Gejayan, Om Rio selaku pelatih terima
kasih sudah memberi ilmu baru. Semangat Melayani Tuhan. Aku
mengasihi kalian.
26. Ibu-Bapak dan teman sepelayanan dalam Tim Doa GKI Gejayan, terima
kasih untuk support dan terima kasih sudah menjadi pengganti orangtua
kami di Jogja ini. Aku mengasihi kalian
27. Last but not least keluarga kecil kesayanganku KBU Choir GKI Gejayan,
kak Dita dan kak Grety yang sudah mengajakku bergabung dalam tim ini
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
ABSTRACT .......................................................................................................
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xx
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang
............................................................
1
B.
Tujuan Penelitian ......................................................................
10
C.
Rumusan Masalah ....................................................................
11
D.
Manfaat Penelitian ....................................................................
11
1. Manfaat Teoritis ................................................................
11
2. Manfaat Praktis ..................................................................
11
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
A.
Depresi
13
....................................................................
13
1. Pengertian Depresi ...............................................................
13
2. Gejala-gejala Depresi ...........................................................
16
3. Jenis-jenis Depresi ...............................................................
20
4. Sebab-sebab Terjadi Depresi................................................
22
5. Teori-teori Depresi ...............................................................
29
B. Ibu
....................... ...............................................................
35
1. Peran Wanita sebagai Ibu .....................................................
35
C. Down Syndrome
....................................................................
37
1. Pengertian Down Syndrome .................................................
37
2. Penyebab Down Syndrome...................................................
39
3. Karakteristik Anak Down Syndrome ...................................
43
D. Ibu dengan Anak Down Syndrome ...............................................
49
1. Reaksi Orangtua ...................................................................
49
E. Self-esteem
..... ....................................................................
51
1. Pengertian Self-esteem .........................................................
51
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Self-esteem .....................
53
3. Aspek-aspek Self-esteem ......................................................
55
4. Ciri-ciri Self-esteem pada Individu.......................................
59
F. Hubungan Self-esteem Dengan Tingkat Depresi .........................
61
G. Bagan Hubungan
....................................................................
65
H. Hipotesis
....................................................................
66
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
67
A. Identifikasi Variabel .....................................................................
67
1. Variabel Tergantung ............................................................
67
2. Variabel Bebas ....................................................................
67
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .....................................
67
1. Depresi ................................................................................
67
2. Self-esteem............................................................................
68
C. Populasi dan Subjek Penelitian ...................................................
68
1. Populasi ...............................................................................
68
2. Sampel .................................................................................
70
3. Metode Pengambilan Sampel...............................................
70
D. Instrumen Penelitian ....................................................................
70
1. Skala Tingkat Depresi .........................................................
71
2. Skala Self-Esteem .................................................................
75
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................
76
1. Uji Validitas Alat Ukur .......................................................
76
a. Skala Depresi ............................................................
77
b. Skala Self-esteem ......................................................
77
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur .....................................................
78
a. Seleksi Item ..............................................................
78
b. Skala Depresi ...........................................................
82
c. Skala Self-esteem ......................................................
83
F. Teknik Analisis Data .......................................................................
84
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Uji Asumsi Analsis Data .....................................................
84
a. Uji Normalitas ...........................................................
84
b. Uji Linearitas ...........................................................
84
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................
84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
85
A. Persiapan Penelitian .......................................................................
85
B. Data Penelitian
........................................................................
87
1. Deskripsi dan Data Demografis Subjek ...............................
87
2. Kategorisasi Skor Skala .......................................................
90
a. Depresi .....................................................................
90
b. Self-esteem ...............................................................
91
........................................................................
92
1. Uji Normalitas .....................................................................
92
2. Uji Linearitas .......................................................................
93
C. Uji Asumsi
D. Hasil Penelitian
........................................................................
94
1. Uji Hipotesis Utama ............................................................
94
2. Analisis Data Tambahan .....................................................
96
a. Uji U tingkat depresi pada usia ..............................
97
b. Uji U tingkat self-esteem pada status pernikahan ....
98
E. Pembahasan
BAB V PENUTUP
........................................................................ 100
............................ .......................................................... 108
A. Kesimpulan
........................................................................ 108
B. Saran
........................................................................ 109
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA
………………………. ................................... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………. ................... 116
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Kategorisasi Tingkat Depresi ..........................................................
72
Tabel 2 : Aspek-aspek Depresi ........................................................................
72
Tabel 3 : Blue print skala Self-esteem (sebelum analisis dan seleksi item) .....
75
Tabel 4 : Blue print skala Self-esteem (setelah seleksi item) ...........................
79
Tabel 5 : Blue print skala Beck Depression Inventory (setelah seleksi item) ..
81
Tabel 6 : Hasil try out untuk skala depresi .......................................................
83
Tabel 7 : Hasil try out skala self-esteem...........................................................
83
Tabel 8 : Data usia subjek penelitian ...............................................................
87
Tabel 9 : Data usia anak down syndrome subjek penelitian.............................
88
Tabel 10 : Data status pernikahan subjek .........................................................
89
Tabel 11 : Mean dan SD Skala Depresi ...........................................................
90
Tabel 12 : Kategorisasi tingkat depresi subjek ...............................................
91
Tabel 13 : Mean dan SD Skala Self-esteem .....................................................
91
Tabel 14 : Kategorisasi Tingkat Self-esteem ....................................................
92
Tabel 15 : Uji Normalitas depresi (BDI) dan self-esteem ................................
93
Tabel 16 : Uji Linearitas Variabel ....................................................................
94
Tabel 17 : Hasil analisis korelasi .....................................................................
95
Tabel 18 : Tingkat korelasi dan Kekuatan Hubungan ......................................
96
Tabel 19 : Hasil Uji U pada tingkat Depresi dan usia ......................................
98
Tabel 20 : Hasil Uji U pada tingkat self-esteem dan status subjek ..................
99
xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 : Bagan Hubungan..............................................................................
xxi
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I : Skala Uji Coba ............................................................................ 117
Lampiran II : Reliabilitas Skala ....................................................................... 154
Lampiran III : Skala Penelitian ........................................................................ 165
Lampiran IV : Hasil Penelitian ........................................................................ 187
Lampiran V : Surat-surat ................................................................................. 191
xxii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hidup, merupakan hal yang wajar ketika seseorang
mengalami suatu masalah. Permasalahan yang dialami seringkali begitu
berat sehingga menimbulkan perasaan sedih dan tertekan. Semakin
kompleks permasalahan hidup yang dialami seseorang, makin kompleks
pula tuntutan bagi setiap orang untuk mampu menyesuaikan diri. Namun,
tidak semua orang memiliki sumber daya (terutama psikologis) yang
cukup untuk menghadapi setiap tuntutan yang ada. Hasilnya makin banyak
orang yang mengalami gangguan mental yaitu depresi (Widyarini, 2009).
Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebut, prevalensi nasional penderita
gangguan mental emosional (cemas dan depresi) pada penduduk berusia
lebih dari 15 tahun mencapai 11,6 persen (sekitar 20 juta orang). Hal ini
berarti penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan emosional
berupa cemas dan depresi dapat dikategorikan dalam tingkat yang cukup
tinggi jika dilihat dari keseluruhan penduduk Indonesia yang berjumlah
sekitar 250 juta jiwa. Mengutip data dari World Health Report 2001
menyatakan bahwa depresi merupakan penyakit keempat penyebab
hilangnya waktu produktif (disability adjusted life years) tertinggi pada
tahun 2000. Depresi diperkirakan akan naik ke peringkat kedua penyebab
hilangnya waktu produktif pada tahun 2020. Jakarta merupakan provinsi
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
dengan jumlah penderita gangguan jiwa berat tertinggi di Indonesia.
Prevalensi pada 2007 mencapai 2,03 persen atau sekitar 150.000 orang
(Kompas 6 Oktober 2012).
Nugroho (dalam Sustyani dkk, 2012) menyatakan bahwa depresi
merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan seseorang, rasa pesimis yang
berhubungan dengan suatu penderitaan. Lebih dari sekedar perasaan sedih,
depresi merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan mengingat depresi
bukan sesuatu yang cepat untuk dihilangkan. Supratiknya (1995)
mengatakan depresi merupakan gangguan afektif (mood) yang bersifat
ekstrim dan tidak sesuai, meliputi : kegembiraan (elation) dan kesedihan
(depression) yang ekstrim seperti : berteriak dengan histeris, murung atau
jadi sangat pendiam dan pasif, keinginan untuk bunuh diri, dan
meningkatkan ketergantungan pada bantuan orang lain.
Keadaan ini merupakan reaksi yang normal terhadap stres
kehidupan. Gangguan perasaan yang muncul berulang-ulang tersebut bila
dibiarkan maka akan menjadi gangguan depresi yang sifatnya tidak
normal. Penting bagi seseorang untuk dapat menghindari kondisi perasaan
dan emosi negatif dalam dirinya yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami depresi. Hal ini sangat penting karena orang dengan depresi
menyebabkan produktifitas menurun, dan ini sangat buruk akibatnya
bagi
dirinya sendiri,
disekitarnya.
bagi keluarga, bagi pasangan, dan orang-orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, baik pada usia muda atau
dewasa, baik laki-laki atau perempuan. Spesialis Kesehatan Jiwa dari
Universitas Indonesia, Dr. Suryo Dharmono, SpKJ (dalam Susanto, 2013)
menyebutkan bahwa wanita bisa mengalami depresi dua kali lebih sering
dibanding pria karena dalam hidupnya wanita mengalami proses
melahirkan, menopause, mengkonsumsi obat kontrasepsi, dan banyak hal
lain. Hal ini didukung oleh penelitian Sue dkk (1986), penelitian in
menunjukan bahwa depresi lebih mudah mengenai kaum perempuan
daripada laki-laki. Hasil penelitian ini didukung pula dalam buku DSM III
(Sue dkk, 1986), yang mengemukakan pula bahwa 18 sampai 23 persen
wanita mempunyai kecenderungan menderita depresi sedangkan pria
hanya 8 sampai 11 persen.
Berdasarkan asumsi di atas peran wanita sebagai seorang ibu
merupakan sumber stres tersendiri dan stres akan semakin besar jika ibu
memiliki anak berkebutuhan khusus (Maulina, 2005). Hasil penelitian juga
menunjukan bahwa ibu yang mempunyai anak cacat cenderung mengalami
stres yang lebih besar daripada ibu yang memiliki anak normal (Adams,
1999).
Mangunsong
(1998)
mengatakan
bahwa
saat-saat
yang
menegangkan dan menggembirakan saat menunggu kelahiran seorang
anak bagi orang tua, dapat berubah menjadi kekecewaan, manakala suamiistri (orangtua) menyaksikan anaknya tidak sempurna. Seorang wanita,
pada umumnya menginginkan anak yang lahir dengan sehat dan normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Hal ini akan berbeda jika seorang wanita melahirkan anak dengan
kebutuhan khusus seperti down syndrome. Mempunyai anak dengan down
syndrome dapat dikatakan sebagai stresor atau peristiwa menekan yang
menyebabkan seorang ibu mengalami depresi Hal ini didukung pula oleh
pernyataan Telford dan Sawrey (dalam Mangunsong, 1998) yang
mengelompokkan berbagai reaksi orang tua ketika mengetahui anak yang
dilahirkan mempunyai kecacatan salah satunya adalah reaksi depresi.
Rusli dkk, (2011) menyatakan bahwa melahirkan merupakan
peristiwa yang dimana seorang ibu dituntut menjalani kehidupan yang
berbeda. Lebih lanjut Rusli mengatakan bahwa orangtua yang baru saja
menerima kelahiran seorang anak lebih banyak membutuhkan tanggung
jawab daripada sebelumnya. Selain itu, setiap ibu tentu mengharapkan halhal yang baik terjadi dalam tumbuh kembang anak mereka masing-masing,
yaitu tidak memiliki hambatan, tumbuh normal, dan kelak berhasil baik itu
dalam bidang pendidikan dan kehidupan sehingga menjadi kebanggaan
keluarga. Berbagai harapan yang muncul pada diri orang tua terkadang
menimbulkan berbagai tekanan ketika harapan yang diimpikan tidak
sesuai dengan kenyataan.
Down syndrome adalah kondisi dimana seseorang memiliki
kelainan dalam tampilan fisik yang sama dan penampilan wajah yang
mirip satu dengan lainnya. Hal ini terjadi karena penderita down syndrome
memiliki kelebihan kromosom pada kromosom nomor 21 dalam tubuhnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
Perkembangan fisik, kognitif, maupun mental anak down syndrome
yang lamban dan berbeda dengan anak normal lainnya tentu akan
membuat orangtua terutama ibu yang memiliki anak down syndrome
memiliki kerentanan akan depresi yang tinggi dibandingkan dengan ibu
yang tidak memiliki anak down syndrome. Hal ini juga dikarenakan
karakteristik
anak
down
syndrome
yang
berbeda
dengan
anak
berkebutuhan khusus lainnya misalnya anak dengan keterbatasan fisik saja
seperti tuna netra atau tuna rungu serta anak dengan keterbatasan fisik
lainnya seperti anak yang tidak memiliki lengan. Anak dengan
keterbatasan down syndrome memiliki keterbatasan secara keseluruhan
yang merupakan kombinasi fisik, mental, dan kognitif. Keterbatasan
tersebut merupakan keluhan utama bagi orang tua karena dengan
keterbatasan fisik, mental, terlebih intelektual, anak tidak dapat mandiri
sepenuhnya dan akan selalu membutuhkan dukungan yang berkepanjangan
dan secara terus menerus dari keluarga maupun intitusi lain seperti sekolah
dan lain sebagainya (Hoffnung, 1997).
Di bawah ini terdapat berbagai kasus dan peristiwa yang
menunjukkan bahwa seorang ibu yang mempunyai anak dengan down
syndrome memiliki potensi besar untuk mengalami depresi. Dalam latar
belakang terbentuknya Persatuan Orang Tua Anak dengan (2003)
menyebutkan bahwa mendapatkan anak dengan down syndrome dapat
membuat orang tua, akan mengalami sedih, stres, perasaan bersalah, sakit
hati tidak dapat menerima kenyataan, dan lain sebagainya. Sebuah cerita
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
berdasarkan pengalaman pribadi dari orangtua dengan anak down
syndrome lainnya mengatakan bahwa tidak sedikit para ibu yang
mengatakan bahwa ia memikirkan nasib anaknya kelak. Anak mereka
yang mengalami down syndrome akan sekolah yang berbeda dengan
saudara-saudaranya yang lain, dijauhi masyarakat dan lingkungan, anak
mereka akan menjadi pribadi yang hanya dilihat sebelah mata oleh orang
lain. (sudyusbarbassy | 27 Maret 2009 dalam blogdetik.com). Hal senada
diungkapkan oleh seorang ibu yang memiliki anak down syndrome.
Mendapatkan anak dengan kelainan merupakan pukulan tersendiri bagi
orang tua, dan rata rata orang tua akan mengalami tahap-tahap seperti
marah, sedih, merasa bersalah, tak mau menerima kenyataan, sampai
depresi dan ingin bunuh diri. (Diah Novayanti, 17 Januari 2012).
Depresi yang dialami oleh ibu yang mempunyai anak down
syndrome tidak hanya disebabkan oleh perilaku anak dan perasaan pesimis
terhadap masa depan anak. Faktor penyebab lain yang menyebabkan
seorang ibu yang memiliki anak down syndrome mengalami depresi adalah
self-esteem yang rendah. Beck (dalam Burns, 1988) menyatakan bahwa
umumnya terdapat suatu perasaan self dislike atau ketidaksukaan dalam
diri yang dialami oleh seseorang yang mengalami depresi. Orang yang
mengalami depresi tersebut memandang diri mereka sebagai orang-orang
yang lemah dalam berbagai kualitas yang justru mereka anggap sangat
penting dalam kehidupan mereka, seperti misalnya intelegensi, prestasi,
popularitas, daya tarik, kesehatan, kekuatan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Hampir semua reaksi emosional negatif tersebut adalah sebagai
akibat dari rendahnya self-esteem. Coopersmith (dalam Prasetyo, 1994)
menyatakan pendapat bahwa self-esteem itu mengarah pada evaluasi diri
yang dirancang dan dilakukan individu yang dilakukan sebagian besar
berasal dari interaksi dengan lingkungan dan perlakuan orang lain terhadap
dirinya.
Rakhmat (dalam Sriyanti, 2009) menyebutkan bahwa dalam konsep
diri mengandung dua faktor yaitu, faktor kognitif dan faktor afektif. Selfesteem, merupakan salah satu kebutuhan yang terdapat dalam piramida
hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Kebutuhan akan self-esteem
merupakan kebutuhan manusia harus terpenuhi agar self-actualization
individu tersebut dapat terwujud. Sriyanti (2009) mengungkapkan bahwa
kebutuhan ini lahir karena manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
memerlukan interaksi yang harmonis dengan orang lain, dalam
berinteraksi itulah timbul kebutuhan akan self-esteem.
Kartono (1992) mengatakan bahwa rasa percaya diri dan selfesteem akan muncul setelah seorang wanita melahirkan anak yang sesuai
dengan harapan pasangannya
yaitu memiliki anak yang normal dan
sebaliknya seorang ibu cenderung merasakan self-esteem yang menurun
jika melahirkan anak yang tidak sesuai dengan harapannya dan
pasangannya yaitu anak yang cacat dalam hal ini dapat berarti anak down
syndrome. Hal ini diperkuat oleh Telford & Sawrey (dalam Mangunsong,
dkk, 1998) bahwa orangtua yang memiliki anak penyandang cacat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
cenderung merasakan self-esteem yang menurun. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Beresford (dalam Botsari, 2000) juga menunjukkan bahwa
seorang ibu akan merasakan self-esteem yang menurun ketika ia memiliki
anak penyandang cacat. Self-esteem yang menurun pada orangtua dapat
terlihat dari perasaan malu yang dialami oleh orangtua terhadap kehadiran
anaknya yang cacat (Mangunsong, dkk, 1998).
Para ibu yang mempunyai anak down syndrome jika mengalami
self-esteem yang rendah akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perilaku sosialnya, merasa rendah diri, canggung, dan bahkan tidak
percaya diri akan kemampuan dirinya. Namun, ada beberapa fakta yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat yang menunjukan sikap ibu yang
yang memiliki anak down syndrome tetapi tidak menunjukan perasaan
negatif yang mengarah pada kemurungan depresi ataupun self-esteem yang
rendah. Hal ini ditunjukan dengan tidak membatasi kehidupan sosial anak
down syndrome dengan bermain atau berkomunikasi didalam rumah atau
lingkungan keluarga saja, tetapi dengan berinteraksi dengan tetangga dan
lingkungan sekitar. Salah satu contohnya diungkapkan oleh Mawarwati
yang memiliki anak down syndrome yang berprestasi (dalam BOG, 2011).
Mawarwati mengatakan bahwa bukan hal mudah menemukan potensi
dalam diri seorang anak down syndrome. Mawarwati menerangkan, anak
down syndrome bisa berprestasi dengan dukungan dari orangtua yang tidak
membatasi keinginan anak untuk berkarya untuk menggali potensi dari
mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Self-esteem yang rendah akan membuat seseorang dekat dengan
hal-hal yang negatif sehingga memengaruhi dinamika psikologis
seseorang. Self-esteem yang rendah dan negatif jug dapat memengaruhi
keadaan emosi dan psikologis seseorang yaitu mudah mengalami frustasi
dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya (Taylor, dalam
Maulina, 2005) . Hal serupa juga diungkapkan oleh Atkinson dan Horbi
(dalam Irawati, 2012), mereka mengatakan bahwa self-esteem yang rendah
merupakan faktor utama depresi, penyakit mental dan ketidakbahagiaan.
Jika seorang ibu memiliki keadaan emosi yang tidak stabil maka hal itu
akan berpengaruh besar pada pengasuhan anak dengan down syndrome.
Sebagai contoh adalah ketika ibu merasa malu ketika memiliki anak
dengan down syndrome maka ibu cenderung malas untuk membawa
anaknya bersosialisasi ke dalam lingkungan sosialnya, sehingga potensipotensi anak akan terhambat dalam masa perkembangannya.
Namun apabila tingkat self-esteem berada dalam kategori yang baik
kemungkinan para ibu ini akan memperoleh pengakuan dalam lingkungan
sosialnya, tampil dengan lebih percaya diri, dan merasa lebih bernilai
dalam lingkungannya. Cohen (Azwar 1989) menyatakan bahwa kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri pada diri seseorang sangat berkaitan dengan
persepsi seseorang akan self-esteemnya sendiri, dimana seseorang yang
memiliki self-esteem positif cenderung lebih percaya diri dalam hidupnya
dibandingkan dengan orang-orang yang mempunyai self-esteem negatif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Jika seorang ibu memperoleh self-esteem yang baik , maka ia tidak
akan malu dan ragu untuk membawa anaknya yang memiliki keterbatasan
dengan down syndrome untuk dapat bergaul dengan lingkungan serta
memberikan pengetahuan bagi anak tentang lingkungan sosialnya, dengan
begitu seorang ibu dapat memiliki dan memberikan pola pengasuhan yang
baik terhadap anak yang mengidap down syndrome (Irawati, 2012). Pola
pengasuhan yang baik oleh ibu pada anak dengan down syndrome
membuat anak dengan down syndrome dapat mencapai potensi-potensi
yang dimiliki oleh anak.
Selain itu apabila self-esteem seorang ibu yang memiliki anak down
syndrome dapat lebih tinggi maka dapat berpengaruh baik juga dalam
peningkatan kepribadian seseorang agar dapat lebih menghargai dirinya
dan menilai positif dirinya sendiri dan tidak menutup kemungkinan hal ini
dapat membuat kualitas hidup yang lebih baik terhadap ibu dan anaknya
yang mengidap down syndrome. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
ingin meneliti hubungan antara self-esteem dan tingkat depresi pada ibu
yang memiliki anak down syndrome.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara self-esteem dan tingkat depresi pada ibu yang memiliki
anak down syndrome.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
C. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dan tingkat
depresi ibu yang memiliki anak down syndrome?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
sumbangan ilmiah bagi dunia psikologi, terutama dibidang kesehatan
mental dan klinis mengenai tingkat depresi ibu yang memiliki anak down
syndrome.
2. Manfaat Praktis
Bagi Ibu
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada keluarga terutama ibu yang memiliki anak down syndrome,
dengan memiliki pengetahuan mengenai dinamika self-esteem
seorang ibu yang memiliki anak down syndrome serta dampak dari
self-esteem yang negatif maupun keuntungan dari memiliki selfesteem positif.
Maka, ibu dapat mengelola kondisi psikologis agar semakin baik
dan maksimal, sehingga dapat mengoptimalkan diri dalam
komunikasi yang baik dengan masyarakat atau lingkungan sekitar.
b. Diharapkan juga ibu dengan pengetahuan akan tingkat depresi dan
faktor penyebab depresi serta dampaknya terhadap ibu dan anak,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
maka, ibu dapat sesegera mungkin mencegah dan mengelola diri
perihal kecenderungan depresi yang mungkin dialami. Sehingga
perilaku ibu yang negatif tidak termanifestasi dalam pengasuhan
terhadap anaknya yang menderita down syndrome.
c. Bagi para ibu, penelitian ini akan memberikan informasi mengenai
tingkat self-esteem sehingga para ibu dapat meningkatkan
kemampuan untuk bersosial dengan lingkungan yang ada
disekitarnya.
Bagi Anak
a. Manfaat lain bagi anak down syndrome itu sendiri adalah ketika
memiliki pengasuhan yang baik dari ibu dengan self-esteem yang
baik dan kecenderungan depresi yang rendah, maka, anak dapat
pula memiliki kualitas hidup yang baik, secara fisik maupun secara
psikologis, dan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya secara maksimal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi
1. Pengertian Depresi
Istilah depresi sudah begitu populer dalam masyarakat dan banyak
orang sudah mengetahuinya, baik itu orang awam dalam bidang
kedokteran dan psikologi. Sebagian besar orang pernah mengalami
perasaan sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah,
merasa kecewa, kehilangan, frustrasi, yang dengan mudah menimbulkan
ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Kadang seseorang juga merasa putus
asa tanpa alasan yang jelas atau suasana hati yang tidak seimbang dengan
keadaan lingkungan dan apa saja yang dilakukan tampaknya tidak dapat
mengubah perasaan itu.
Depresi biasanya terjadi saat stres yang tidak kunjung reda, dan
depresi yang yang dialami terkadang berkorelasi dengan kejadian dramatis
yang dialami seseorang, misalnya kematian seseorang yang sangat dicintai,
atau mendapatkan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi ditengah
masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa
jatuh ke fase depresi (Lubis, 2009). Selanjutnya Rathus (dalam Lubis,
2009) juga mengungkapkan bahwa orang yang mengalami depresi
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi,
fungsional dan gerakan tingkah laku serta kognisi. Hal ini didukung oleh
pendapat Beck (1985) yang mengatakan bahwa depresi merupakan suatu
“primary mood disorder” atau sebagai suatu “affective disorder”.
Kemudian Beck memandang depresi dalam komponen- komponen sebagai
berikut: a. Depresi merupakan kesedihan yang berkepanjangan dan
keadaan jiwa yang apatis (komponen afektif) b. Depresi merupakan cara
berpikir yang salah dalam memandang realitas di luar dan di dalam diri
sendiri, sehingga terbentuk konsep diri yang negatif yang berlanjut pada
perasaan rendah diri (komponen kognitif) c. Depresi merupakan gangguan
terhadap fungsi fisiologis yang antara lain menyebabkan sukar tidur dan
hilangnya nafsu makan serta seksual (komponen fisiologis) d. Depresi
merupakan hilangnya kemampuan untuk berfungsinya secara wajar serta
hilangnya dorongan dan energi untuk bertindak (komponen perilaku)
Menurut Atkinson (1987) depresi sebagai suatu gangguan afeksi
atau perasaan yang memiliki ciri yaitu tak ada harapan, patah hati,
ketidakberdayaan yang berlebihan, ketidakmampuan dalam mengambil
suatu keputusan penting, atau ketidakmampuan dalam memulai segala
sesuatu, kehilangan konsentrasi, tegang bahkan terkadang seseorang
masuk dalam fase ingin bunuh diri. Feldman (dalam Lubis,2009)
menyatakan bahwa depresi adalah suatu kelainan yang menyebabkan suatu
gangguan dalam perasaan (mood disorder) dan emosi yang dimiliki oleh
individu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Selain itu depresi juga merupakan kondisi dalam kurun waktu
tertentu yang melibatkan menurunnya mood (suasana hati), perhatian yang
menjadi selektif hanya terhadap hal-hal negatif di lingkungan, keyakinan
pesimistik, perilaku yang menyalahkan diri sendiri hingga gangguan pola
makan dan pola tidur (Bramastyo, 2009). Hal ini didukung oleh Kaplan
(dalam Simanjuntak, 2012) depresi merupakan satu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa, dan tidak berdaya serta
bunuh diri. Selanjutnya menurut Kaplan depresi merupakan salah satu
gangguan mood yang ditandai dengan hilangnya perasaan kendali dan
pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
Dalam penelitian ini depresi adalah suatu perasaan yang muncul
ketika seseorang berada dalam fase kehidupan yang menekan. Kondisi itu
biasanya muncul ketika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi pada hidup
seseorang. Misalnya mendapatkan suatu hal yang buruk atau kehilangan
sesuatu yang berharga. Kondisi ini mengakibatkan seseorang kehilangan
kemampuan untuk melakukan segala aktivitas hidupnya sehari-hari,
sehingga mengganggu kehidupan sosial seseorang terhadap lingkungan
yaitu keluarga, anak, orangtua, kerabat atau saudara, pasangan, dan orangorang yang berada di sekitarnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
2. Gejala-gejala Depresi
Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku, atau perasaan yang
sering (namun tidak semua kondisi) muncul pada waktu yang bersamaan.
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara
spesifik dapat dikelompokan sebagai depresi. Beck (1985) memberikan
batasan mengenai depresi dengan atribut-atributnya yaitu : perubahan
suasana hati yang spesifik seperti kesedihan, kesepian dan apati : konsep
diri yang negatif disertai dengan perasaan-perasaan menyalahkan dan
mencela diri sendiri : keinginan untuk menghindar, sembunyi atau mati :
perubahan-perubahan vegetatif seperti tidak ada nafsu makan, tidak dapat
tidur dan kehilangan dorongan seksual: perubahan tingkat aktivitas seperti
retardasi atau agresi. Lubis (2009) mengelompokkan gejala depresi dari
tiga segi, yaitu segi fisik, psikis, dan sosial. Secara jelasnya, dapat dilihat
melalui uraian berikut :
a.
Gejala fisik
Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang tampak
mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat
ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada
beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi yaitu:
1) Gangguan pola tidur. Misalnya sulit tidur, terlalu banyak
atau terlalu sedikit tidur.
2) Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang
terkena depresi menunjukan perilaku yang pasif, menyukai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti menonton
TV, makan, dan tidur.
3) Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang
terkena depresi akan sulit memfokuskan diri yaitu perhatian
atau pikiran pada suatu hal atau pekerjaan. Sehingga
mereka juga akan sulit untuk memfokuskan energi pada
hal-hal prioritas. Orang yang menderita depresi akan
terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang
terstruktur, sistematika kerjanya menajdi kacau atau bahkan
bekerja dengan lebih lamban.
4) Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang mengalami
depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi
kerja yang ia miliki. Akibatnya ia tidak lagi bisa menikmati
dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Oleh
karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya
semakin kehilangan energi yang ada dan sudah banyak
terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat
berfungsi seperti biasanya.
5) Mudah merasa letih dan sakit. Depresi adalah situasi yang
membuat memandang segala hal negatif bagi dirinya. Jika
seseorang menyimpan pandangan negatif tentang segala
hal, maka jelas akan membuat letih karena membebani
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
pikiran dan perasaan itu sendiri, sehingga menimbulkan
rasa sakit atau tidak nyaman pada organ tubuh tertentu.
b.
Gejala Psikis
Beberapa gejala psikis menurut (Lubis, 2009) yang
ditunjukan oleh penderita derpresi adalah sebagai berikut :
1) Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang
mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu
dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Para
penderita depresi sering kali membandingkan antara dirinya
dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai,
beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman,
lebih diperhatikan, dan pikiran negatif tentang diri lainnya.
2) Sensitif.
Orang
yang
mengalami
depresi
seringkali
mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya
sangat sensitif, sehingga sering peristiwa yang netral
dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka,
bahkan disalahartikan. Akibatnya, para penderita depresi
akan mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan
maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa),
mudah sedih, murung dan lebih suka menyendiri.
3) Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini
muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
terutama dibidang atau lingkungan ynag seharusnya mereka
kuasai.
4) Perasaaan bersalah. Perasaaan bersalah terkadang timbul
dalam pemikiran orang yang mengalami depresi mereka
memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai
suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka
melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang
lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.
5) Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain
atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban
berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang
berat.
c.
Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada
akhirnya akan memengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau
aktivitas rutin lainnya). Hal ini terjadi karena lingkungan tertentu
akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi yang pada
umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif,
mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya
berkisar pada masalah interaksi dengan kerabat, keluarga atau
saudara, pasangan, dan lingkungan tempat tinggal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah
lainnya juga seperti perasaan malu, cemas, minder jika berada di
antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi
secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka
dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun
ada kesempatan. (Lubis, 2009)
3. Jenis-jenis Depresi
Penggolongan dan klasifikasi jenis-jenis depresi berdasarkan
tingkat penyakitnya yang diungkapkan organisasi kesehatan dunia WHO
(dalam Lubis, 2009) adalah sebagai berikut :
a. Mild depression/ minor depression dan dysthymic disorder.
Pada depresi ringan, mood yang rendah datang dan pergi
dan penyakit datang setelah kejadian stressful yang spesifik.
Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat.
Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi
depresi jenis ini.
b.
Minor depression
Depresi ini ditandai dengan adanya dua gejala pada
depressive episode namun tidak lebih dari lima gejala depresi
muncul selama dua minggu berturut-turut, dan gejala itu bukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
karena pengaruh obat-obatan ataupun penyakit. Bentuk depresi
yang kurang parah disebut distimia (dystymic disorder). Depresi ini
menimbulkan gangguan mood ringan dalam jangka waktu yang
lama sehingga seseorang tidak dapat bekerja optimal. Gejala
depresi ringan pada gangguan distimia dirasakan minimal dalam
jangka waktu dua tahun.
c.
Moderate depression.
Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus
dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda
tiap individu. Perubahan gaya hidup saja tidak cukup dan bantuan
profesional diperlukan untuk mengatasinya.
d.
Severe depression/ major depression.
Depresi berat adalah penyakit yang tingkat depresinya
parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan
untuk
bekerja,
tidur,
makan,
dan
menikmati
hal
yang
menyenangkan. Depresi pada jenis ini penting untk mendapatkan
bantuan medis secepat mungkin. Depresi ini dapat muncul sekali
atau dua kali atau beberapa kali selama hidup. Major depression
ditandai dengan adanya lima atau lebih simtom yang ditunjukan
dalam major depression episode dan berlangsung selama dua
minggu berturut-turut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
4. Sebab-sebab Terjadi Depresi
Lubis (2009) menjelaskan bahwa gangguan depresi pada umumnya
dicetuskan atau disebabkan oleh peristiwa hidup tertentu. Misalnya
kehilangan seseorang yang sangat dicintai, mendapatkan sesuatu hal yang
tidak diharapkan. Seperti halnya penyakit lain, penyebab depresi yang
sesungguhnya tidak dapat diketahui secara pasti namun telah ditemukan
sejumlah faktor yang dapat memengaruhinya. Kemungkinan ada unsur
bawaan penting (secara genetis) yang membuat seseorang lebih mudah
mendapat serangan depresi. Selain itu peristiwa hidup yang tidak
menyenangkan dan penyakit fisik tertentu mempermudah serangan depresi
ini
karena
pengaruh
psikologis
dan
biokimia.
Gabungan
dari
ketidakseimbangan biologis dan psikologis menyebabkan timbulnya
depresi. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya depresi atau
meningkatkan resiko seseorang terkena depresi. Berikut adalah jabaran
dari sebab-sebab terjadinya depresi menurut Lubis (2009):
a.
Faktor Fisik
1) Faktor Genetik
Menurut McKenzie (dalam Lubis, 2009) seseorang
yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat
memiliki resiko lebih besar menderita gangguan depresi
daripada msyarakat pada umumnya. Gen (kode biologis
yang diwariskan dari orangtua) berpengaruh dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
terjadinya depresi. Gen lebih berpengaruh juga dalam
depresi berat dibandingkan depresi ringan dan lebih
berpengaruh pada individu yang muda dibandingkan
dengan individu yang lebih tua. Selain itu gen mempunyai
pengaruh pada orang-orang yang punya periode dimana
mood mereka tinggi dapat seketika mood mereka menjadi
rendah atau seringkali disebut bipolar.
2) Faktor Kimia Otak dan Tubuh
Majalah Kompas (dalam Lubis, 2009) menjelaskan
bahwa beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh
memegang peranan yang besar dalam mengandalikan emosi
seseorang. Pada orang yang menderita depresi ditemukan
adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut.
hormon tertentu yang memegang peranan utama dalam
mengendalikan otak dan aktivitas tubuh, tampak berkurang
pada mereka yang menderita depresi. Pada wanita,
perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan
menopause juag dapat meningkatkan resiko terjadinya
depresi.
3) Faktor Usia
Berbagai
penelitian
mengungkapkan
bahawa
golongan usia muda, yaitu remaja dan orang dewasa lebih
banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
usia tersebut terdapat tahap-tahap serat tugas perkembangan
yang penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak ke masa
remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah
atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan.
4) Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita
depresi daripada pria. Ada perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi yang berhubungan juga denga kehamilan
dan kelahiran juga menopause yang membuat wanita lebih
rentan
menjadi
depresi.
Lebih
banyaknya
wanita
mengalami depresi disebabkan oleh pola komunikasinya.
Pease & Pease (dalam Lubis, 2009) menerangkan jika
seorang wanita mendapat masalah, maka wanita tersebut
ingin mengkomunikasikannya dengan orang lain dan
memerlukan dukungan atau bantuan orang lain, sedangkan
pada pria cenderung untuk memikirkan masalahnya
sendirian hingga mendapat jawaban atas masalahnya, pria
juga jarang menunjukan emosinya sehingga kasus depresi
pada pria jarang ditemui dan diketahui.
5) Gaya Hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat
berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga
dapat memicu kecemasan sehingga seseorang dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
menderita depresi.tingginya tingkat stres dan cemas
digabung dengan pola hidup (makan, tidur) yang tidak sehat
dapat menjadi faktor beberapa orang mengalami depresi.
6) Penyakit Fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit psikis.
Perasaan terkejut karena mengetahui diri sendiri memiliki
penyakit serius dapat mengarahakan pada hilangnya
kepercayaan diri dan penghargaan diri
, juga depresi.
Misalnya depresi sering terjadi setelah serangan jantung,
mungkin karena seseorang merasa mereka baru saja
mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian
atau karena mereka tiba-tiba menjadi orang yang tidak
berdaya.
7) Obat-obatan
Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat
menyebabkan depresi. Namun bukan berarti obat tersebut
menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat
berbahaya daripada depresi. Menurut McKenzie (dalam
Lubis, 2009) ada beberpa obat yang menyebabkan depresi,
beberapa
diantaranya
yaitu:
obat
penenang,
tablet
antiepilepsy, obat antiparkinson dan masih banyak lagi
lainnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
8) Obat-obatan Terlarang
Obat-obatan
terlarang
telah
terbukti
dapat
menyebabkan depresi karena pengaruhnya yang kuat pada
kimia dalam otak dan menimbulkan ketergantungan.
Menurut Bress (dalam Lubis, 2009) beberapa obat terlarang
yang menimbulkan depresi yaitu: Marijuana/ Ganja,
Heroin/ Putauw, Kokaina, ekstasi, Meth/ Sabu-sabu.
b.
Faktor Psikologis
1) Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut pula memengaruhi
tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan
terhadap depresi. Ada individu-individu yang lebih rentan
terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta
pola pikir yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian
introvert.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2012)
yang didukung oleh Supriani (2011) yang melakukan
penelitian yang sama, menunjukan bahwa tingkat depresi
lebih tinggi di dominasi oleh individu dengan tipe
kepribadian introvert. Hal ini juga terlihat dari jumlah total
prosentase tertinggi terletak pada tipe kepibadian introvert
dengan tingkat depresi sedang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
2) Pola Pikir
Pada tahun 1967 psikiatri Amerika Aaron Beck
menggambarkan pola pemikiran yang umum pada depresi
dan dipercaya membuat seseorang rentan terkena depresi.
Secara singkat, Beck percaya bahwa seseorang yang merasa
negatif mengenai diri sendiri rentan terkena depresi.
Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh
Burns (1988) yang menemukan bahwa setiap perasaan
buruk yang seseorang miliki adalah akibat dari pemikiran
atau persepsi negatif yang menyimpang, yang ada pada diri
individu tersebut. Pemikiran atau persepsi negatif yang
intensif selalu menyertai suatu episode depresi, atau bahkan
emosi mana pun yang menyakitkan.
3) Self-esteem
Self-esteem merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan perilaku individu. Menurut Rosenberg (dalam
Lubis, 2009) self-esteem adalah sikap suka atau tidak suka
terhadap diri sendiri. Secara umum Butler, Hokanson, &
Flynn (dalam Lubis, 2009) berpendapat bahwa self-esteem
yang rendah akan berpengaruh negatif pada individu yang
bersangkutan dan mengakibatkan individu tersebut akan
menjadi stres dan depresi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
4) Stres
Kematian
orang
yang
dicintai,
kehilangan
pekerjaan, perceraian, mendapatkan anak cacat, atau stres
berat yang lain dianggap dapat menyebabkan depresi.
Reaksi terhadap stres seringkali ditangguhkan dan depresi
dapat terjadi beberapa bulan sesudah peristiwa itu terjadi.
Brehm (dalam Lubis, 2009) menyatakan bahwa depresi
dapat diakibatkan oleh adanya peristiwa-peristiwa negatif
yang menyababkan perubahan, pengalaman penuh stres
yang ekstrem.
5) Lingkungan Keluarga
Ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang
rentan mengalami depresi dalam lingkungan keluarga yaitu
kehilangan
orangtua
ketika
masih
anak-anak,
jenis
pengasuhan, dan ada atau tidaknya penyiksaan fisik dan
seksual ketika masa kecil.
6) Penyakit Jangka Panjang
Ketidaknyamanan pada diri, dan ketidakmampuan,
ketergantungan, serta ketidakamanan dapat membuat
seseorang cenderung menjadi depresi. Orang yang sakit
keras menjadi rentan terhadap depresi saat mereka dipaksa
dalam posisi dimana mereka tidak berdaya atau karena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
energi yang mereka perlukan untuk melawan depresi sudah
habis untuk penyakit jangka panjang.
5. Teori-teori Depresi
Terdapat beberapa teori yang mendasari pemikiran dari beberapa
ahli tentang terjadinya depresi pada seseorang yang dituliskan oleh
Saranson & Saranson; Strongman (dalam Lubis, 2009) berikut ini :
a.
Teori Psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis dari Freud menyebutkan bahwa
depresi disebabkan oleh kebutuhan oral pada masa anak-anak yang
kurang terpuaskan atau, sebaliknya, terpuaskan secara berlebihan.
Akibatnya anak akan mengembangkan ketergantungan yang
berlebihan terhadap self-esteem, sehingga apabila kehilangan
seseorang yang sangat berarti secara tiba-tiba, akan muncul reaksi
yang kompleks seperti rasa sedih dan berkabung yang berlarutlarut, perasaan marah, dendam, membenci diri sendiri sehingga
merasa tertekan dan depresi.
Perspektif psikodinamika mengatakan bahwa depresi bukan
suatu simtom ketidakberfungsian organis, namun pertahanan dari
ego untuk mengatasi konflik intrapsikis. Inti asumsi dari teori ini
termasuk:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
1) Depresi berakar dari gangguan di masa-masa awal
perkembangan manusia, miaslnya kehilangan orangtua
2) Luka lama yang diaktifkan kembali oleh peristiwa misalnya
perceraian atau kehilangan pekerjaan
3) Konsekuensi utama dari depresi adalah ketidakberdayaan
dan tiada harapan
4) Keadaan ambivalen terhadap objek yang disukai adalah
fondasi masalah emosional
5) Kehilangan kepercayaan diri adalah fitur yang penting dari
depresi
b.
Teori Perilaku atau Behavioral
Pendekatan
behavioral
mengatakan
bahwa
perilaku
manusia adalah hasil dari lingkungannya karena manusia merespon
rangsangan dari luar. Teori behavioral menjelaskan bawha depresi
muncul
sebagai
akibat
dari
seseorang
kurang
menerima
penghargaan (reward) dan lebih banyak menerima hukuman
(punishment). Charles Ferster (dalam Lubis, 2009), seorang peneliti
yang menemukan hubungan antara depresi dan perilaku membuat
hipotesis bahwa depresi berkembang sebagai hasil dari kurangnya
positive reinforcement (dukungan yang positif) untuk tindakantindakan penderita depresi. Ferster mengatakan bahwa kurangnya
motivasi dan kontrol pada penderita depresi adalah akibat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
menerima umpan balik negatif dari oranglain. Behavioris lain
cenderung setuju pada pandangan ini dan melihat bahwa hadirnya
reinforcement negatif sebagai penyebab awal dari depresi dengan
menyebabkan hilangnya self-esteem.
c.
Teori Biologi
Menurut teori biologi kecenderungan berkembangnya
gangguan afektif, terutama gangguan manic-depresive (bipolar)
merupakan bawaan sejak lahir (Atkinson, dalam Lubis 2009). Ada
bukti bahwa perubahan biologis muncul pada individu yang
depresi. Bahkan simtom yang menjadi karakteristik depresi
termasuk perubahan fisiologis, misalnya: anoreksia, konstipasi,
insomnia, kelelahan, dan kesulitan konsentrasi individu yang
mengalami depresi mungkin saja mengeluh danya rasa sakit yang
kronis, ketidaknyamanan saluran pencernaan, psuing atau pegalpegal pada tubuh yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh dan
status kesehatan fisik.
Terdapat penjelasan dalam teori fisiologis mengenai
depresi. Pertama, adanya gangguan metabolisme elektrolit pada
pasien depresi. Sodium dan potasium klorida sangat penting bagi
pemeliharaan daya kerja dan fungsi kontrol terhadap rangsang
perasaan bersemangat atau perasaan gembira yang terdapat dalam
sistem syaraf. Bila distribusinya pada neuron terhambat, dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
membawa individu pada kondisi depresi. Penjelasan yang kedua,
yaitu bahwa depresi disebabkan adanya hambatan dalam transmisi
neural yang terjadi dalam sistem saraf simpatik serta melibatkan
transmiter neuralnya, yaitu norepinephrine.
Selain itu, hormon adrenalin, kekurangan hormon wanita
yaitu esterogen dan kekurangna hormon kortisol dipercaya
menyebabkan depresi (Lubis, 2009). Pada orang yang sehat,
kortisol biasanya dikeluarkan oleh kelenjar pituitary di otak dalam
jumlah yang besar pada pagi hari dan makin berkurang pada sore
hari.
Sedangkan
pada
penderita
depresi
hormon
kortisol
dikeluarkan dengan jumlah yang sama sepanjang hari.
d.
Teori Stres
Teori stres awalnya digunakan untuk menjelaskan depresi
berdasarkan asumsi bahwa gangguan mood adalah respon dari
stres. Sebagai contoh, pasien yang depresi mendapatkan kejadian
atau peristiwa yang menekan (stresor) tiga kali lebih banyak dalam
enam bulan terakhir sebelum munculnya depresi. Bukti dari studi
longitudinal
dan
cross-sectional
mendukung
dampak
dari
kekeresan rumah tangga sebagai stresor depresi.
Campbell dan Kub (dalam Lubis, 2009) menemukan bahwa
stresor sehari-hari yang diukur dengan Daily Hassles Scales adalah
prediktor yang paling kuat dalam depresi, lebih kuat daripada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
kekerasan sewaktu kecil. Stres yang berlangsung setiap hari dapat
membebani pikiran dan melemahkan daya tahan tubuh terhadap
stres. Ketika seseorang tidak dapat lagi bertahan dengan stres yang
ada, maka depresi akan muncul.
e.
Teori Kognitif
Beck (dalam Lubis, 2009) berpendapat bahwa adanya
gangguan depresi adalah akibat dari cara berpikir seseorang
terhadap dirinya. Penderita depresi cenderung menyalahkan diri
sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya distorsi kognitif terhadap
diri, dunia dan masa depannya, sehingga dalam mengevaluasi diri
dan menginterpretasi hal-hal yang terjadi mereka cenderung
mengambil kesimpulan yang tidak cukup dan berpandangan
negatif.
Model kognitif depresi timbul dari observasi-observasi
klinis yang sistematis dan pengujian-pengujian eksperimen yang
berulang kali. Saling pengaruh antara pendekatan klinis dan
eksperimen ini memungkinkan perkembangan model kognitif
depresi.
f.
Teori Humanistis-Eksistensial
Teori humanistis-eksistensial mengatakan depresi adalah
hasil dari rendahnya self-esteem yang diakibatkan oleh kehilangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
Toeir Maslow menyatakan ada kebutuhan dasar manusia yang
perlu dipenuhi untuk dapat berfungsi optimal yaitu:
1) Basic need, disebut juga kebutuhan fisiologis yaitu
kebutuhan makan dan minum
2) Safety need, kebutuhan akan keamanan terhadap ancaman,
misalnya kebutuhan akan tempat tingga
3) Love and belonging need, kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai
4) Esteem need, kebutuhan untuk dihargai
5) Self-actualizaton need, kebutuhan untuk aktualisasi diri atau
menampilkan diri.
Ketiga kebutuhan pertama merupakan kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap individu dan kekurangan dari kebutuhan
tersebut mendorong seseorang untuk berusaha memenuhinya.
Namun jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam waktu
yang lama akan menimbulkan frustasi dan depresi.
Teori humanistis lebih menekankan pada perbedaan antara
ideal self seseorang dengan persepsinya terhadap kenyataan
sebagai sumber kecemasan serta depresi. Apabila perbedaan itu
terlalu besar akan membawa individu pada kondisi depresi.
Berdasarkan semua teori yang diuraikan di atas dan mengacu pada
pendapat Beck (1985) maka dapat disimpulkan bahwa depresi tidak hanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
berupa gangguan afek saja, tetapi dapat muncul dalam bentuk indikator
sebagai berikut: a. Perubahan suasana hati yang spesifik, seperti kesedihan,
merasa sendiri dan apatis. b. Konsep diri yang negatif diikuti dengan
menyalahkan diri dan mencela diri sendiri. c. Keinginan regresif dan
menghukum diri sendiri, keinginan untuk menghindar, bersembunyi dan
keinginan untuk mati. d. Perubahan-perubahan vegetatif seperti anoreksi,
insomnia dan kehilangan nafsu makan. e. Perubahan dalam tingkat
aktivitas seperti retardasi dan agitasi.
B. Ibu
1. Peran Wanita sebagai Ibu
Bila berbicara tentang perempuan atau wanita, tidak terhindarkan
untuk langsung mengaitkannya dengan peran dan statusnya sebagai ibu.
Justru karena peran dan statusnya sebagai (calon) ibu-lah, yang membuat
para perempuan dipersepsikan melalui berbagai konstruksi sosial. Namun
apa dan bagaimana makna ibu terhadap perilaku manusia, itulah hal yang
paling kurang disentuh oleh masyarakat banyak (Nurrachman, 2011).
Kartono (1992) memberikan penjelasan mengenai peran-peran wanita
sebagai berikut :
a. Peran sebagai isteri, mencakup sikap hidup yang mantap, bisa
mendampingi suami dalam situasi yang bagaimanapun juga disertai
rasa kasih-sayang, kecintaan, loyalitas, dan kesetiaan pada partner
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
hidupnya. Juga mendorong suami untuk berkarier dengan cara
yang sehat.
b. Peranan sebagai partner seks suami, mengimplikasi hal sebagai
berikut: terdapatnya hubungan heteroseksual yang memuaskan,
tanpa disfungsi (gangguan-gangguan fungsi) seks. Ada relasi
seksual yang tidak berlebih-lebihan, tidak hiperseksual; juga tidak
kurang.
c. Fungsi sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anaknya, bila seorang
ibu mampu menciptakan suasana atau “iklim psikis” yang gembirabahagia dan bebas; sehingga suasana rumah tangga menjadi
semarak akan memberikan “vitamin” psikologis yang merangsang
pertumbuhan anak-anak menuju kedewasaan.
d. Peranan sebagai pengatur rumah tangga. Dalam hal ini terdapat
relasi-relasi formal dan semacam pembagian kerja (devision of
labour); dimana suami bertindak sebagai pencari nafkah, dan isteri
berfungsi sebagai pengurus rumah tangga, tetapi ada juga yang
berperan sebagai pencari nafkah.
e. Peranan sebagai partner hidup. Dalam perkawinan diperlukan
seorang isteri yang bijaksana, isteri yang mampu mendampingi
suaminya dan bersedia mengasuh serta mendidik anak-anaknya
dengan kasih sayang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
C. Down Syndrome
1. Pengertian Down Syndrome
Irdawati (2009) mengatakan penyakit down syndrome sudah
diketahui sejak tahun 1866 oleh Dr. Langdon Down dari Inggris , tetapi
baru pada awal tahun 60-an ditemukan diagnosis secara pasti yaitu dengan
pemeriksaan kromosom. Soetjiningsih (1995) menambahkan sumbangan
Down yang terbesar adalah kemampuannya untuk mengenali karakteristik
fisik yang spesifik dan deskripsinya yang jelas tentang keadaan ini.
Karakteristik fisik yang dideskripsikan oleh Down adalah karakteristik
fisik anak down syndrome yang keseluruhan berbeda dengan anak normal,
karena matanya yang khas seperti bangsa Mongol dahulu penyakit ini
diberi nama Mongoloid. Tetapi setelah diketahui bahwa penyakit ini
terdapat pada seluruh bangsa di dunia, dan sekitar 30 tahun yang lalu
pemerintah Republik Mongolia mengajukan keberatan kepada Badan
Kesehatan Dunia ( WHO ) yang menganggap nama tersebut kurang etis,
maka WHO menganjurkan untuk mengganti nama tersebut dengan down
syndrome (Irdawati, 2009).
Herlina (2012) juga menambahkan pengertian down syndrome
yaitu suatu keadaan keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak
yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Keadaan
yang paling sering terjadi pada sindrom down adalah terbentuknya
kromosom 21 (trisomy 21) kromosom ini terbentuk akibat kegagalan
sepasang kromosom yang saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Soetjiningsih (1995) juga menyebutkan bahwa anak dengan down
syndrome adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetik yang
berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan
interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan
homeostatis yang memungkinkan terjadinya peyimpangan perkembangan
fisik dan susunan saraf pusat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa down syndrome merupakan kelainan kromosom
autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Down syndrome juga
merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki materi genetik yang
berlebih
(abnormal),
yang
juga
menyebabkan
keterlambatan
perkembangan dan pertumbuhannya. Keterlambatan ini terkadang
mengacu pada retardasi mental. Anak dengan down syndrome memiliki
kelainan genetis yang tidak sebagaimana mestinya sehingga informasi
genetika menjadi terganggu. Hal ini pula yang mengakibatkan anak
mengalami penyimpangan secara fisik. Down syndrome dapat terjadi pada
semua ras dan angka kejadian pada berbagai golongan sosial ekonomipun
adalah sama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
2. Penyebab Down Syndrome
Pada tahun 1990, Epstein (dalam Irdawati, 2009) menyebutkan
beberapa penyebab kelebihan kromosom 21 yang mengakibatkan
seseorang mengalami down syndrome, yaitu :
a.
Penuaan sel telur wanita (aging of ova).
Ada pengaruh intrinksik maupun ekstrinsik (lingkungan)
dalam sel induk, yang menyebabkan pembelahan selama fase
meiosis menjadi non-disjunction. Sel telur wanita telah dibentuk
pada saat masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per
satu setiap bulan pada saat wanita tersebut mengalami menstruasi.
Dan pada saat wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadangkadang menjadi
kurang baik dan pada waktu dibuahi oleh
spermatozoa, sel benih ini mengalami pembelahan yang salah.
b.
Keterlambatan pembuahan (delayed fertilization).
Akibat penurunan frekuensi bersenggama pada pasangan
tua dan mungkin juga pada ibu-ibu yang sangat muda, telah
meningkatkan kejadian keterlambatan pembuahan, dimana saat itu
terjadi penuaan ovum pada meiosis II setelah ovulasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
40
Penuaan sel spermatozoa laki-laki (aging of sperm).
Pematangan sperma dalam alat reproduksi pria, yang
berhubungan dengan bersenggama infrekuen, berperan dalam efek
ekstra kromosom 21 yang berasal dari ayah.
Faktor genetika seorang ibu sangat mempengaruhi tingkat
kecerdasan seorang anak, namun kelainan genetika dari seorang ibu juga
dapat diturunkan kepada anak-anaknya, termasuk diantaranya down
syndrome. Pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat kecerdasan
seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu. Untuk
mengetahui apakah janin mempunyai kelainan genetik, di negara-negara
maju sudah dilakukan pemeriksaan kromosom secara rutin sebelum bayi
lahir yang disebut diagnosis prenatal. Bila seorang ibu umur >35 tahun
atau dicurigai akan melahirkan bayi dengan down syndrome, dilakukan
pengambilan cairan ketuban atau sedikit bagian dari plasenta pada minggu
ke 8-15 kehamilan (Irdawati, 2009).
Hal ini juga didukung oleh Shriver (2007) yang menyatakan bahwa
usia ibu juga salah satu hal yang memengaruhi seseorang dapat menderita
down syndrome. Shriver mengatakan usia ibu diatas 35 tahun lebih rentan
untuk memiliki anak dengan down syndrome.
Teori lain yang mengungkapkan penyebab adanya down syndrome
adalah Soetjiningsih (1995) yang menyebutkan bahwa semenjak
ditemukannya kelainan kromosom pada down syndrome pada tahun 1959,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian non-disjunctional
(trisomi 21) yaitu:
d.
Genetik.
Diperkirakan terdapat predisposisi genetik terhadap “nondisjunctional”. Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan
atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan adanya
peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak
down syndrome
e.
Radiasi.
Penelitian mengatakan radiasi merupakan salah sau
penyebab terjadinya “non-disjunctional” pada down syndrome ini.
Uchida 1981 menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan
anak dengan down syndrome, pernah mengalami radiasi didaerah
perut sebelum terjadinya konsepsi.
f.
Infeksi.
Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab
terjadinya down syndrome.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
g.
42
Autoimun.
Autoimun diperkirakan menjadi salah satu penyebab down
syndrome. Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan
dengan
tiroid.
Penelitian
Fialkow
1966
secara
konsisten
mendapatkan adanya perbedaan autoantibodi tiroid pada ibu yang
melahirkan anak dengan down syndrome dengan ibu lain yang
melahirkan anak normal dengan umur yang sama.
h.
Usia Ibu
Usia juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya
kelainan kromosom yang menyebabkan seseorang menderita down
syndrome. Apabila umur ibu diatas 35 tahun, diprkirakan terdapat
perubahan hormonal yang dapat menyebabkan“non-disjunctional”
pada kromosom.
i.
Usia Ayah
Selain pengaruh umur ibu terhadap down syndrome, juga
dilaporkan adanya pengaruh dari umur ayah. Penelitian sitogenetik
pada orangtua dari anak dengan down syndrome mendapatkan
bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dari ayahnya.
Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Faktor lain seperti gangguan bahan kimia, frekuensi koitus dan lain
sebagainya masih banyak didiskusikan kemungkinan sebagai penyebab
dari down syndrome. Sehingga pada penelitian ini penyebab seseorang
menderita down syndrome karena kesalahan yaitu kegagalan kromosom 21
untuk memisahkan diri saat pembelahan. Kegagalan pemisahan atau
pembelahan kromosom 21 ini juga banyak disebabkan oleh faktor usia
orangtua sehingga sel-sel dalam tubuhnya tidak banyak mendukung
kinerja sel dengan baik. Akibatnya perkembangan sel dalam tubuh menjadi
tidak sempurna.
3. Karakteristik Anak Down Syndrome
Selikowitz (2001) menjabarkan karakteristik anak down syndrome
yaitu
karakteristik
fisik.
Mangunsong
(1998)
juga
memberikan
karakteristik pada anak down syndrome dalam sisi kognitif. Selain itu
terdapat pula pengertian dan uraian karakteristik anak down syndrome dari
segi psikologis yaitu mental dan kepribadiannya. Adapun penjelasan dari
berbagai karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Karakteristik Fisik
1) Wajah
Wajah anak yang menderita down syndrome akan terlihat
bulat apabila terlihat dari depan dan akan terlihat datar
apabila terlihat dari samping
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
2) Kepala
Kepala bagian belakang anak yang menderita down
syndrome terlihat cenderung rata. Hal ini biasa disebut
brachycephaly
3) Mata
Anak dengan down syndrome memiliki mata yang sedikit
miring ke atas. Mata anak dengan down syndrome juga
terkesan juling. Hal ini disebabkan oleh lipatan vertikal
yang terdapat antara sudut mata dan jembatan hidung.
Berikutnya adalah terdapat bintik putih atau kuning terang
yang terletak di selaput pelangi mata (bagian yang berwarna
dalam mata) yang biasa disebut brushfield.
4) Rambut
Rambut anak dengan down syndrome biasanya lurus dan
lemas.
5) Leher
Bayi yang baru dilahirkan yang menderita down syndrome
memiliki lipatan kulit berlebih pada bagian belakang leher.
Namun, hal ini akan berkurang seiring pertumbuhan sang
anak. Saat dewasa seorang penderita down syndrome
memiliki leher yang pendek dan lebar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
6) Mulut
Anak dengan down syndrome memiliki rongga mulut yang
kecil dan lidah yang cenderung lebih besar. Hal ini
membuat anak dengan down syndrome terlihat sering
menjulurkan lidahnya
7) Tangan
Jari-jari yang dimiliki anak down syndrome cenderung
pendek dengan telapak tangan yang lebar. Jari kelingking
yang dimiliki pun sedikit melengkung ke arah jari-jari yang
lain. Kondisi ini biasa disebut klinodaktili. Selain itu, garis
tangan yang dimiliki penderita down syndrome hanya
memiliki satu alur, berbeda dengan orang pada umumnya
yang memiliki garis tangan berbentuk huruf “M”
8) Kaki
Bentuk jari kaki yang dimiliki penderita down syndrome
terlihat gemuk dan terdapat jarak yang lebar antara ibu jari
kaki dengan jari-jari lainnya. Terdapat pula alur pendek
pada telapak kaki yang berawal dari celah antara jari lalu
kebelakang sampai beberapa sentimeter.
9) Tonus
Tonus yang rendah pada penderita down syndrome
menyebabkan
individu
menderita
hipotonia
atau
kelembekan pada otot sehingga tungkai dan leher anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
dengan down syndrome yang masih kecil masih terkulai
lemas. Tonus adalah tahanan otot terhadap tekanan sewaktu
otot berada dalam kondisi relaksasi.
10) Ukuran Tubuh
Berat badan anak dengan down syndrome biasanya kurang
dibandingkan anak-anak pada umumnya. Panjang tubuh
sewaktu lahir juga biasanya lebih pendek dari bayi-bayi
normal lainnya. Ketika dewasa penderita down syndrome
memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek dibandingkan
dengan anggota keluarga lainnya.
b.
Karakteristik Kognitif
Mangunsong
(1998)
memberikan
jabaran
mengenai
karakteristik kognitif anak dengan down syndrome yaitu:
1) Mild mental retardation.
Anak down syndrome dengan karakteristik mild
mental retardation termasuk anak yang masih mampu
dididik, bila dilihat dari segi pendidikan. Anak penderita
mild mental retardation masih bisa dididik di sekolah
umum namun dengan pengawasan khusus dari orangtua
ataupun guru yang mendampingi. Pada umumnya individu
memiliki penyesuaian diri yang rendah dari anak-anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
normal pada umumnya. Mereka terkadang memperlihatkan
rasa malu atau pendiam.
2) Moderate mental retardation
Karakteristik anak dalam tipe ini digolongkan
sebagai anak yang mampu dilatih, dimana mereka mampu
dilatih untuk suatu keterampilan tertentu.
3) Severe mental retardation
Anak down syndrome pada tipe ini memiliki
karakteristik yaitu sudah tidak mampu untuk mengurus
dirinya sendiri. Oleh karena itu mereka butuh perlindungan
hidup dan pengawasan yang teliti. Mereka membutuhkan
pelayanan dan pemeliharaan serius dan terus-menerus.
Tanda-tanda kelainan fisik yang sering muncul adalah
seringkali menjulurkan lidah, keluarnya air liur secara
terus-menerus, kondisi fisik yang lemah. Mereka hanya bisa
dilatih
keterampilan
khusus
selama
kondisi
fisik
memungkinkan.
4) Profound mental retardation
Karakteristik
anak
down
syndrome
profound
mempunyai problem yang serius, baik menyangkut kondisi
fisik, intelegensi serta program pendidikan yang tepat bagi
mereka. Kemampuan berbicara dan berbahasa mereka
sangat rendah. Penyesuaian diri mereka juga sangat kurang,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
dan bahkan seringkali tanpa bantuan oranglain mereka tidak
mampu utnuk berdiri
c.
Karakteristik Kepribadian
Berdasakan
aspek
kepribadian
Mangunsong
(1998)
menjelaskan bahwa pada umumnya anak-anak dengan down
syndrome ini sering tertawa dan cepat melekat pada seseorang yang
memiliki sikap yang ramah-tamah. Merekapun tidak mengenal
seksualitas itu sebabnya mereka tidak mengenal pubertas yang
biasanya sering mengganggu dalam usia remaja.
Mangunsong menambahkan bahwa anak dengan down syndrome
merupakan anak dengan emosi yang mendatar, kurang mendalam, dan
cepat kabur, mereka terkadang dapat menjadi sedih dan marah, tetapi
suasana hati seperti ini akan cepat hilang. Anak dengan down syndrome
merupakan anak yang gembira dan akan lebih gembira lagi bila berada
dalam lingkungan yang dikenal dan yang menyenangkan hatinya. Hal
yang paling digemari oleh penderita down syndrome adalah musik.
Mereka bukan hanya senang mendengar bunyi-bunyian, tetapi juga senang
bila seseorang dapat mengajarkannya memainkan alat-alat musik dengan
alat-alat yang mudah dan sederhana.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
D. Ibu dengan Anak Down Syndrome
1. Reaksi Orangtua
Dalam Mangunsong (1998) tahap pertama yang biasanya muncul
ketika orangtua mengetahui bahwa anaknya seorang penderita down
syndrome adalah perasaan shock, mengalami goncangan pada batinnya,
terkejut dan tidak mempercayai kenyataan kecacatan yang diderita oleh
anaknya. Pada tahap ini seperti yang sudah diuraikan sebelumnya,
orangtua juga akan banyak mencari tahu mengenai keadaan anaknya dan
mencoba memperoleh berbagai diagnosa dari dokter maupun terapis yang
bisa memberikan prognosis yang lebih positif.
Tahap berikutnya orangtua akan merasa sedih, kecewa, dan
mungkin merasa marah, ketika para orangtua ini mengetahui realitas yang
harus dihadapi. Pada tahao ini orangtua seringkali merasa bersalah,
inferior, dan juga terkadang menyangkal keadaan yang dihadapinya.
Reaksi perasaan termanifestasi dalam bentuk pertanyaan “mengapa kami
dicobai? apakah kesalahan kami?” dan seterusnya. Setelah itu perasaan
tersebut diikuti dengan penerimaan kecacatan anaknya dan mulai bisa
menyesuaikan diri dengan kecacatan tersebut. namun demikian proses
penerimaan ini aan memakan waktu yang lama, selain itu juga mungkin
akan berfluktuasi.
Kekhawatiran juga kerap muncul karena masalah-masalah lain,
misalnya masalah finansial, kesempatan yang terbentang didepan anaknya
serta realitas yang akan dihadapi anak pada saat dewasa kelak. Sedangkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
ibu seringkali merasa khawatir dengan masalah emosional yang akan
muncul, kemampuan ibu dalam menyediakan kebutuhan anak akan
kelekatan dengan orangtua ataupun kebutuhan secara fisik. Ketakutanketakutan dan kecemasan-kecemasan semacam ini tak jarang menjadi
pemicu depresi bahkan perceraian pada orangtua dengan anak down
syndrome.
Bagaimana reaksi orangtua terhadap kecacatan anak tergantung
pada penyebab kecacatan. Sejalan dengan pernyataan Lavelle dan Keogh
(dalam Mangunsong, 1998) yang menyatakan bahwa faktor penyebab
kecacatan dalam hal ini yaitu anak yang menderita down syndrome akan
banyak mempengaruhi sikap dan pendekatan orangtua terhadap anaknya,
serta keaktifan orangtua dalam partisipasi dalam program pendidikan anak.
Ibu, merupakan tokoh yang sangat rentan terhadap masalah
penyesuaian. Hal ini dikarenakan ibu berperan langsung dalam kelahiran
anak. Pandangan yang terbentuk pada ayah ataupun ibu juga seringkali
menyebabkan kesenjangan antara kegembiraan setelah masa penantian
pada masa kehamilan dengan realitas keadaan anaknya. Mengatasi
kesenjangan antara harapan dan kenyataan ini merupakan tantangan
tersendiri bagi orangtua terutama ibu yang memiliki anak dengan down
syndrome.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
E. Self-esteem
1. Pengertian Self-esteem
Rahman (2013) mendefinisikan self-esteem sebagai sesuatu yang
sangat penting dan berpengaruh pada proses berpikir, emosi, keinginan,
nilai-nilai, dan tujuan pada diri seseorang. Brandon (dalam Rahman, 2013)
menyebutkan bahwa self-esteem merupakan kunci yang sangat penting
untuk mengenal perilaku seseorang. Wells dan Marwell (dalam Rahman,
2013) menyebutkan empat tipe pengertian self-esteem. Pertama, selfesteem dipandang sebagai sikap, seperti sikap-sikap lainnya, self-esteem
menunjuk pada suatu objek tertentu yang melibatkan reaksi kognitif,
emosi, dan perilaku, baik positif maupun negatif. Kedua, self-esteem
dipandang sebagai perbandingan antara ideal self dan real self, kita akan
memiliki self-esteem yang tinggi, jika real self kita mendekati ideal self
kita, begitu juga sebaliknya. Ketiga, self-esteem dianggap sebagai respon
psikologis seseorang terhadap dirinya sendiri lebih dari sekedar sikap. Selfesteem juga dianggap sebagai komponen dari kepribadian atau self-system
seseorang.
Mossman dan Ziller (dalam Prasetyo, 1993) mengatakan bahwa
self-esteem adalah persepsi dari individu tentang dirinya sendiri apabila
dibandingkan dengan orang-orang lain yang lebih penting di dalam
lingkungannya. Hal ini didukung oleh Klass dan Hodge (dalam Prasetyo,
1993) yang menyatakan bahwa self-esteem merupakan suatu persepsi diri
dari individu tentang rasa keberhargaan yang dimilikinya yang diperoleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
dari hasil interaksi dengan lingkungan. Self-esteem juga dipahami sebagai
evaluasi terhadap diri kita. Konsep diri merupakan kumpulan keyakinan
mengenai atribut-atribut yang kita miliki. Evaluasi kita terhadap konsep
diri tersebut tidaklah sama. Sebagian dari kita merasa suka, bangga, puas,
dengan konsep dirinya, sebagian lagi justru sebaliknya. Evaluasi tersebut
self-esteem. Evaluasi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan
antara konsep diri dengan ideal self. Jika konsep diri dinilai lebih baik
dibandingkan dengan ideal self, maka self-esteem kita cenderung tinggi,
sebaliknya, jika konsep diri dinilai lebih buruk dari ideal self maka selfesteem kita akan cenderung rendah.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Prasetyo
1993), menyatakan bahwa self-esteem adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menerangkan sesuatu penilaian atau evaluasi diri individu yaitu
seberapa jauh ia berharga yang dinyatakan dalam sikapnya mengenai
dirinya. Branden (dalam Rahman, 2013) menambahkan bahwa self-esteem
merupakan kecenderungan seseorang untuk merasa mampu didalam
mengatasi suatu masalah dan merasa berharga. Dengan kata lain, selfesteem merupakan integrasi dari kepercayaan pada diri sendiri (selfconfidence) dan penghargaan pada diri sendiri (self-respect).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa self-esteem adalah suatu kompetensi yang
dimiliki oleh seseorang untuk mengevaluasi dirinya dengan cara
memberikan penilaian melalui perasaan berharga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Self-esteem
Coopersmith
mengemukakan
bahwa
pertumbuhan
dan
perkembangan dari self-esteem dipengaruhi oleh lingkungan individu baik
itu lingkungan fisik ataupun psikis. Sedangkan pendapat lain dikemukakan
oleh Pudjijogyanti (dalam Prasetyo, 1993) menyatakan bahwa self-esteem
bukan sesuatu hal yang dibawa sejak lahir oleh individu melainkan
merupakan sesuatu hal yang dipelajari dan terbentuk berdasarkan
pengalaman-pengalamannya yang berhubungan dengan individu lainnya.
Menurut
Coopersmith
(1967)
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi self-esteem, yaitu:
a.
Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan.
self-esteem seseorang sangat dipengaruhi oleh keberadaan
orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan individu
tersebut. Orangtua dan saudara merupakan contoh dari orang-orang
yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi
yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
b.
Sejarah keberhasilan, status dan posisi yang pernah dicapai
individu.
Kedudukan
kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan,
pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekarjaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih besar dan memiliki
rumah yang besar an mewah serta berlokasi ditempat yang elit akan
dipandang lebih sukses dimata orang banyak. Hal ini akan
menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi dan
memiliki kesuksesan yang besar memiliki keyakinan dan
kepercayaan bahwa mereka lebih berharga dari orang lain.
c.
Nilai dan Aspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman
Kesuksesan
yang
mempengaruhi self-esteem
diterima
oleh
individu
tidak
secara langsung melainkan disaring
terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh
individu.
d.
Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi
Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi
negatif yang datang dari luar dirinya, mialnya ketika orang lain
mengkritik individu yang bersangkutan. Individu bisa saja menolak
hak dari orang lain yang memberikan penilaian negatif terhadap
diri mereka.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi selfesteem seseorang. Dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
bagaimana individu menghadapu devaluasi serta bagaimana penghargaan
yang individu dapatkan dari orang-orang yang dianggap penting oleh
individu tersebut.
3. Aspek-aspek Self-esteem
Menurut Menurut Coopersmith (1967), salah satu komponen yang
menjadi
sumber
dalam
pembentukan self-esteem individu
adalah
keberhasilan (successes). Terdapat empat tipe pengalaman berbeda yang
mencoba mendefinisikan tentang keberhasilan. Setiap hal tersebut
memberikan kreteria untuk mendefinisikan keberhasilan itu adalah
area power, area significance, area competence dan area virtue. Berikut ini
akan dijelaskan manifestasi keberhasilan dalam keempat area tersebut.
Keempat
komponen
itu
adalah
Kekuasaan
(power),
Keberartian
(significance), Kemampuan (competence), Kebajikan (virtue),
a.
Keberhasilan dalam area power (Kekuasaan)
Keberhasilan ini diukur oleh kemampuan individu untuk
mempengaruhi aksinya dengan mengontrol tingkah lakunya sendiri
dan
mempengaruhi
orang
tertentu, power tersebut
muncul
lain.
melalui
Dalam
pengakuan
situasi
dan
penghargaan yang diterima oleh individu dari orang lain, dan
melalui kualitas penilaian terhadap pendapat-pendapat dan hakhaknya. Efek dari pengakuan tersebut adalah menumbuhkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
perasaan
penghargaan
(sense
of
56
appreciation) terhadap
pandangannya sendiri dan mampu melawan tekanan untuk
melakukan konformitas tanpa mempertimbangkan kebutuhankebutuhan dan pendapat-pendapatnya sendiri. Masing-masing
perlakuan
tersebut
bisa
mengembangkan
kontrol
sosial,
kepemimpinan, dan kemandirian yang mampu memunculkan sikap
asertif, energik, tingkah laku, eksplorasi.
b.
Keberhasilan dalam area significance (Keberartian)
Keberhasilan ini diukur dengan adanya penerimaan,
perhatian, dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang lain.
Ekspresi dari penghargaan dan minat terhadap individu tersebut
termasuk
dalam
pengertian
penerimaan
(acceptance) dan
popularitas, yang merupakan kebalikan dari penolakan dan isolasi.
Penerimaan ditandai dengan kehangatan, responsifitas, minat, dan
menyukai individu apa adanya. Dampak utama dari masing-masing
perlakuan dan kasih sayang tersebut adalah menumbuhkan
perasaan berarti (tense of importance) dalam dirinya. Makin
banyak orang menunjukkan kasih sayang, maka makin besar
kemungkinan memiliki penilaian diri yang baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
57
Keberhasilan dalam area competence (Kemampuan)
Keberhasilan ini ditandai oleh tingkat pencapaian yang
tinggi, dengan tingkatan, dan tugas yang bervariasi untuk tiap
kelompok usia. White (dalam Coopersmith, 1967) menunjukkan
bahwa pengalaman-pengalaman seorang anak mulai dari masa bayi
yang diberikan secara biologis dan rasa mampu (sense of
efficacy) yang memberikannya kesenangan, membawanya untuk
selalu berhadapan dengan lingkungan dan menjadi dasar bagi
pengembangan motivasi instrinsik untuk mencapai kompetensi
yang lebih tinggi lagi. White menekankan pentingnya aktivitas
spontan pada seorang anak dalam menumbuhkan perasaan
mampu (feeling of efficacy) dan pengalaman-pengalaman dalam
pencapaian kemandirian dapat sangat memberikan penguatan
terhadap nilai-nilai personalnya dan tidak tergantung pada
kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Formulasi tersebut tidak
menyangkal pentingnya persetujuan dan ketidaksetujuan secara
sosial (social approval dan social disapproval), tetapi juga sumber
kepuasan yang bersifat bawaan (innate) yang membuatnya
menguasai lingkungan tanpa tergantung pada penguatan atau
hukuman dari faktor sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
d. Keberhasilan dalam area virtue (kebajikan)
Menurut Coopersmith (1967), keberhasilan ini ditandai
oleh tingkah laku patuh pada kode etik, moral, dan prinsip-prinsip
agama. Orang yang mematuhi kode etik dan agama dan kemudian
menginternalisasikannya, menampilkan sikap diri yang positif
dengan keberhasilan dalam pemenuhan terhadap tujuan-tujuan
pengabdian terhadap nilai-nilai luhur. Perasaan berharga muncul
diwarnai dengan sentiment-sentiment keadilan dan kejujuran, dan
pemenuhan terhadap hal-hal yang bersifat spiritual.
Sesuai dengan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam penelitian ini aspek-aspek self-esteem yang terdapat dalam
diri individu adalah Kekuasaan (power) yaitu kemampuan untuk mengatur
dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya
pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.
Berikutnya adalah keberartian (significance) yaitu adanya kepedulian,
penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. Ketiga adalah
kebajikan (virtue) yang berarti ketaatan mengikuti standar moral dan etika,
ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak
diperbolehkan.
Terakhir
adalah
kemampuan
kesuksesan dalam memenuhi tuntutan prestasi.
(competence)
yaitu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
4. Ciri-ciri Self-esteem pada Individu
Coopersmith (1967) mengemukakan ciri-ciri individu
sesuai
dengan tingkat self-esteemnya:
a. Self-esteem Tinggi
1) Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan
sama baiknya dengan orang lain yang sebaya dengan
dirinya dan dapat menghargai orang lain.
2) Dapat mengontrol sikap perilaku maupun tindakannya
terhadap dunia luar dirinya baik itu oranglain maupun
lingkungan sekitarnya serta dapat menerima kritik dari luar
(oranglain) dengan baik.
3) Menyukai sesuatu hal yang baru dan menantang serta tidak
mudah bingung bila sesuatu berjalan di luar rencana
sebelumnya.
4) Mempunyai
berorganisasi
prestasi
dalam
di
suatu
bidang
akademik,
kelompok
aktif
dan
dapat
tetapi
tahu
mengekpresikan dirinya dengan baik.
5) Tidak
menganggap
dirinya
sempurna,
keterbatasan diri dan mengharapkan adanya pertumbuhan
dalam dirinya.
6) Memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta
orientasi yang realistis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
7) Lebih bahagia dan efektif menghadapi tuntutan dari
lingkungan
b.
Self-esteem Rendah
1) Menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berharga
dan tidak sesuai, sehingga takut gagal untuk melakukan
hubungan sosial. Hal ini sering kali menyebabkan individu
yang memiliki self-esteem yang rendah, menolak dirinya
sendiri dan tidak puas akan dirinya.
2) Sulit mengontrol tindakan dan perilakunya tehadap dunia
luar dirinya dan kurang dapat menerima saran dan kritikan
dari orang lain.
3) Tidak menyukai segala hal atau tugas yang baru, sehingga
akan sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan segala
sesuatu yang belum jelas baginya.
4) Tidak yakin akan pendapat dan kemampuan diri sendiri
sehingga kurang berhasil dalam prestasi akademis dan
mengalami
dengan baik.
kesulitan
untuk
mengekspresikan
dirinya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F. Hubungan Self-esteem
61
Dengan Tingkat Depresi pada Ibu Yang
Memiliki Anak Down Syndrome
Depresi dipandang oleh berbagai ahli sebagai suatu gangguan
perasaan yang menyerang seorang individu. Menurut Beck, Neale dan
Kring (2010) ditandai dengan berbagai macam perasaan ekstrem sedih
bahkan ada yang ekstrem manik. Hal-hal yang muncul dalam depresi ini
diasumsikan mempunyai hubungan yang erat dengan self-esteem. Lubis
(2009) menyatakan bahwa self-esteem merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi perilaku seseorang. Pada ibu yang memiliki anak down
syndrome terpenuhinya keperluan akan self-esteem akan menghasilkan
sikap dan rasa percaya diri yang sangat kuat, menimbulkan rasa damai dan
lain sebagainya. Namun, sebaliknya apabila keperluan penghargaan diri
pada ibu yang memiliki anak down syndrome tidak terpenuhi dengan baik,
maka hal tersebut akan memicu seseorang mempunyai mental yang lemah
dan negatif. Hal ini dapat terjadi karena kondisi ibu dengan anak down
syndrome merupakan keadaan dimana ibu mempunyai tuntutan hidup yang
lebih kompleks sehingga apabila ibu tidak memiliki sumber daya
psikologis yaitu self-esteem yang mumpuni maka dapat menimbulkan
kecenderungan depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome.
self-esteem memiliki variasi dari positif hingga sangat negatif.
Keadaan ekstrem seperti terlalu positif maupun terlalu negatif membuat
segala sesuatu dalam seluruh aspek kesehatan baik itu fisik maupun psikis
menjadi kurang produktif. Adapun manifestasi dari variasi self-esteem
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
tersebut yaitu self-esteem pada diri seseorang yang terlalu tinggi, selfesteem yang sehat, dan self-esteem yang rendah pada diri seseorang.
Individu yang memiliki self-esteem terlalu tinggi akan memiliki
pandangan yang cenderung tidak realistis mengenai diri sendiri dan orangorang ini akan merasa dirinya yang paling hebat. Selanjutnya Lubis (2009)
mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki self-esteem terlalu tinggi
akan menjadi arogan dan sombong. Beberapa kasus menyebutkan bahwa
seseorang yang mengalami fase manik disorder dalam gangguan bipolar
mempunyai self-esteem yang terlalu tinggi. Manifestasi berikutnya adalah
self-esteem negatif. Seseorang yang memiliki self-esteem yang negatif
percaya bahwa mereka adalah manusia yang tidak berharga. Mereka tidak
menghargai pendapat dari diri sendiri dan merasa malu terhadap diri
sendiri. Manifestasi terakhir dari variasi self-esteem adalah self-esteem
yang sehat. Self-esteem sehat berada pada dua ekstrem manifestasi dari
self-esteem tersebut. Artinya self-esteem sehat memiliki pandangan yang
seimbang dan akurat, kita menghargai diri sendiri walaupun ada kesalahan
dan kekurangan yang kita miliki. Kita menghargai individu namun tidak
berpikir bahwa kita lebih baik ataupun lebih buruk dari orang lain tersebut.
Pada ibu yang memiliki anak down syndrome diharapkan untuk memiliki
self-esteem yang baik dan sehat, sehingga akan meminimalkan
kecenderungan depresi pada dirinya..
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Butler, Hokanson,
dan Flynn (dalam Lubis, 2009) yang berpendapat bahwa self-esteem yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
rendah akan membawa ibu yang memiliki anak down syndrome kepada hal
hal negatif dimana individu yang bersangkutan dapat menjadi stres dan
depresi. Hal itu dapat terjadi karena self-esteem yang rendah dapat
membuat tidak terpenuhinya keperluan penghargaan diri yang akan
menghasilkan sikap dan rasa percaya diri, rasa kuat menghadapi rasa sakit,
rasa damai. Itulah sebabnya apabila self-esteem yang rendah dan apabila
keperluan penghargaan diri ini tidak terpenuhi, maka akan membuat
seseorang individu mempunyai mental yang lemah dan berpikir negatif.
Selain itu menurut Coopersmith (1976) orang yang memiliki self-esteem
rendah senantiasa mudah mengalami kecemasan, tidak bahagia, selalu
putus asa, tidak percaya diri. Lebih dari itu orang yang memiliki selfesteem rendah sangat mudah dihinggapi oleh rasa takut, seperti perasaan
ditolak dan tidak diterima, perasan dibenci oleh orang-orang disekitarnya,
selalu merasa akan gagal, dan terlalu takut menghadapi dan kekurangan
dirinya. Hal ini menyebabkan kecenderungan bahkan tingkat depresi pada
diri seseorang semakin tinggi.
Brehm dan Kassin (dalam Lubis, 2009) juga menjelaskan bahwa
seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi mampu menghadapi
situasi yang penuh dengan tantangan dan situasi yang penuh dengan stres
sehingga terhindar dari resiko mengalami depresi. Self-esteem yang baik
akan membawa ibu kearah individu yang baik sehingga pada pola
pengasuhan dan perkembangan anak down syndrome pun akan lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
optimal dan segala potensi yang ada pada anak dan ibu akan bisa
dikembangkan
Berdasarkan uraian di atas nampak jelas bahwa terdapat dinamika
hubungan pada depresi dan self-esteem pada ibu yang memiliki anak down
syndrome. Depresi dan self-esteem dapat dilihat sebagai suatu lingkaran
yang saling berhubungan. Ketidakmampuan untuk mengahadapi secara
positif situasi sosial dapat menyebabkan rendahnya self-esteem yang
mengakibatkan depresi. Depresi nantinya menyebabkan ketidakmampuan
untuk berhubungan dengan oranglain dan menyebabkan perasaan semakin
rendah self-esteem. Dalam artian self-esteem akan semakin turun atau
memburuk.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
G. Bagan Hubungan
Ibu dengan anak
down syndrome
Reaksi Positif
 Bersyukur
 Berkonsultasi dengan
dokter/ expert
Reaksi Negatif (Maulina
2005)
 Kemarahan dan agresi
 Apati
 Gangguan kognitif
 Kesedihan
self-esteem tinggi
self-esteem rendah
 Perasaan berharga
 Dapat mengontrol
tindakan
 Tidak menganggap
diri sempurna tetapi
tahu keterbatasan
diri
(Ciri-ciri self-esteem
sehat)
 Merasa tidak berharga
 Merasa tidak yakin
 Sulit mengontrol
tindakan
 Tidak menyukai hal
baru
(Ciri-ciri self-esteem
rendah)





Lebih bahagia
Pola hidup sehat
Memiliki
produktivitas kerja
yang baik
Lebih efektif
menghadapi tuntutan
lingkungan





Kehilangan
kepercayaan diri
Perasaan bersalah
Kehilangan nafsu
makan
Sulit tidur
Mudah sakit
Menurunnya
produktivitas kerja
(Gejala depresi)
Tingkat depresi rendah
Tingkat depresi tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
H. Hipotesis
Ada korelasi negatif antara self-esteem dengan tingkat depresi pada
ibu yang memiliki anak down syndrome, dimana bila seorang individu
mempunyai self-esteem yang rendah maka ia mempunyai kecenderungan
yang besar untuk memiliki tingkat depresi yang tinggi, begitu pula
sebaliknya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang mengolah data dalam bentuk angka. Menurut
Azwar (2010) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan
analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang dioleh dengan metode
statistika.
Melalui metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi
hubungan antar variabel yang diteliti.
A. Identifikasi Variabel
1. Variabel Tergantung : Tingkat depresi
2. Variabel Bebas
: self-esteem
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Depresi
:
Depresi
merupakan
gangguan
yang
terutama ditandai oleh kondisi emosi sedih dan muram serta terkait
dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal. Tingkat
depresi dalam penelitian ini akan diwakili oleh skor tingkat depresi.
Untuk mengukur tingkat depresi ini akan digunakan modifikasi
angket BDI (Beck Depression Inventory). Semakin tinggi skor
yang diperoleh maka akan semakin tinggi tingkat depresi yang
dimiliki oleh individu tersebut
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Self-esteem
68
: Self-esteem adalah salah satu komponen
yang lebih spesifik dari konsep diri, yang melibatkan unsur
evaluasi atau penilaian terhadap diri. Tinggi rendahnya tingkat selfesteem seseorang akan diwakili oleh skor tingkat self-esteem yang
akan diukur melalui angket yang dibuat berdasarkan aspekaspeknya yaitu keberhasilan individu dalam berbagai area yang ada
dalam dirinya antara lain kekuasaan (power) yaitu kemampuan
untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain.
Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang
diterima individu dari orang lain. Berikutnya adalah keberartian
(significance) yaitu adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang
diterima individu dari orang lain. Ketiga adalah kebajikan (virtue)
yang berarti ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai
oleh
ketaatan
untuk
menjauhi
tingkah
laku
yang
tidak
diperbolehkan. Terakhir adalah kemampuan (competence) yaitu
kesuksesan dalam memenuhi tuntutan prestasi. Semakin tinggi skor
yang diperoleh maka akan semakin tinggi pula tingkat self-esteem
pada individu tersebut.
C. Populasi dan Subjek Penelitian
1. Populasi
Menurut Azwar (2010), populasi adalah kelompok subjek yang
hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sehubungan dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
hal ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah individu dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Seorang ibu (wanita), karena menurut penelitian
Sue (1990) yang menyatakan bahwa wanita mempunyai
tingkat depresi yang lebih tinggi daripada pria. Hal ini
didukung oleh pendapat ahli kesehatan jiwa Dr. Suryo
Dharmono, SpKJ (dalam Susanto, 2013) yang menyebutkan
bahwa wanita (ibu) bisa mengalami depresi dua kali lebih
besar dibanding pria karena dalam hidupnya wanita
mengalami proses melahirkan, menapause, mengkonsumsi
obat kontrasepsi, dan banyak hal lain. Selain itu menurut
Lubis (2009) usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi depresi. Hal ini didukung pula oleh
Soetjiningsih (1995) yang mengatakan semakin tua usia ibu
saat melahirkan, maka akan semakin rentan ibu tersebut
akan melahirkan anak dengan down syndrome.
b.
Ibu yang memiliki anak down syndrome, karena
menurut Telford & Sawrey (dalam Mangunsong, dkk, 1998)
bahwa orangtua yang memiliki anak penyandang cacat
cenderung merasakan self-esteem yang menurun. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak
penyandang cacat cenderung merasakan self-esteem yang
menurun (Beresford dalam Botsari, 2000). Selain itu anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
down syndrome cenderung masih bergantung pada orangtua
dan taraf kemandirian anak masih belum matang, sehingga
memicu depresi pada orangtua terutama ibu.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah orangtua terutama ibu
yang memiliki anak dengan down syndrome.
3. Metode Pengambilan Sampel
Lebih lanjut sehubungan dengan sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini, maka teknik pengambilan sampel yang akan
dipergunakan
adalah
probability
sampling
dengan
metode
purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki (Azwar,2010).
Dalam penelitian ini peneliti memilih partisipan (unit; seperti
komunitas, sekolah) secara acak untuk dijadikan sampel yang
mewakili populasi.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data usia dan jenis kelamin, penulis
menggunakan daftar identitas diri dari subjek. Selanjutnya untuk
mendapatkan data variabel tergantung dan variabel bebas dalam
penelitian ini, penulis menggunakan dua macam alat ukur yang masing-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
masing mengukur variabel-variabel yang telah ditentukan di atas.
Berhubungan dengan alat ukur yang akan digunakan, berikut ini akan
dijelaskan kedua macam alat ukur tersebut :
1. Skala Tingkat Depresi
Penulis menggunakan alat ukur kecenderungan depresi
yaitu Beck Depression Inventory (BDI). Beck Depression
Inventory, atau BDI, adalah tes dengan 21 pernyataan yang
dikembangkan untuk mengevaluasi tingkat keparahan dan tandatanda serta gejala depresi. Awalnya dibuat pada tahun 1961. Beck
Depression
Inventory
mencakup
21
pernyataan
yang
mengidentifikasi intensitas tanda-tanda depresi dan gejala tertentu
dalam periode dua minggu.
Pernyataan dari BDI mengarah pada gejala psikologis,
seperti bunuh diri, penyesalan, pesimisme, suasana hati, dan
perasaan marah. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan dalam BDI
mempertimbangkan gejala fisik, seperti gangguan tidur, nafsu
makan, kelemahan, dan penurunan berat badan. Setiap pernyataan
memiliki empat kemungkinan untuk dipilih, dan setiap jawaban
diberi sebuah nomor dari 0-3, berdasarkan intensitas gejala
spesifik. Skor total penderita menunjukkan ruang lingkup dalam
gangguan depresi subjek. Kategorisasi tingkat depresi pada ibu
dengan anak down syndrome dilakukan dengan mengacu pada ratarata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menjadi lima kategori yaitu Sangat Rendah x
- 1,5 < x
+ 0,5
- 0,5 , Sedang
x
-0,5 < x
+ 1,5 , Sangat Tinggi x
72
- 1,5 , Rendah
+ 0,5 , Tinggi
+ 1,5
. Dari
perhitungan diperoleh rata-rata (mean hipotetik) sebesar 30 dan SD
hipotetik sebesar 10. Sehingga kategorisasi tingkat depresi ibu
dengan anak down syndrome menjadi seperti berikut
Tabel 1
Kategorisasi tingkat depresi
Kategori
Rentang
Sangat Tinggi
x > 45
Tinggi
35 < x < 45
Sedang
25 < x < 35
Rendah
15 < x < 25
Sangat Rendah
x < 15
Adapun aspek yang diungkapkan dalam 21 pertanyaan Beck
Depression Inventory ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Aspek-aspek Depresi
No
Aspek yang diungkap
1
Kesedihan
2
Pesimisme
3
Kegagalan
4
Ketidakpuasan
5
Perasaan bersalah
6
Hukuman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Kekecewaan pada diri sendiri
8
Menyalahkan diri sendiri
9
Keinginan bunuh diri
10
Menangis
11
Kemarahan
12
Menarik diri dari lingkungan sosial
13
Ketidak
mampuan
73
dalam
pengambilan keputusan
14
Penyimpangan citra tubuh
15
Kehilangan
16
Gangguan tidur
17
Kelelahan
18
Gangguan makan
19
Penurunan berat badan
20
Psikosomatis
21
Gangguan libido
produktivitas
kerja
Meskipun hanya membutuhkan 5 sampai 10 menit untuk
menyelesaikan skala ini penulis memutuskan untuk memakai skala
Beck Depression Inventory ini karena memungkinkan para pakar
untuk tidak hanya menentukan intensitas tanda-tanda yang tepat,
tetapi juga ekstra akurat mendiagnosis berbagai bentuk gangguan
depresi, misalnya dysthymia (kronis tetapi kurang parah kelas
depresi) dan gangguan depresi berat.
Adapun modifikasi yang dilakukan penulis dalam skala
BDI ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
a. Instruksi pengerjaan.
Pada BDI yang asli, subjek boleh memilih lebih dari
satu pernyataan tetapi dalam penelitian ini subjek hanya
boleh memilih satu pernyataan. Hal ini mengacu pada Beck
Depression Inventory yang diadaptasi oleh Burn (1980) dan
hal ini juga dilakukan untuk melihat dan mengetahui
keadaan subjek yang sebenarnya.
b. Menghilangkan skor yang terdapat di depan setiap
pernyataan
Hal ini dilakukan agar subjek tidak cenderung
memilih pernyataan dengan skor yang paling rendah.
c. Penggunaan istilah pon menjadi kilogram
Pada item nomor 19, penulis mengganti istilah pon
menjadi
kilogram
(1
pon=0,5
kilogram)
dengan
pertimbangan bahwa di Indonesia lebih dikenal istilah
kilogram dibandingkan dengan istilah pon
d. Kata-kata dalam pernyataan di beberapa aspek disesuaikan
Hal ini dilakukan agar pernyataan dalam tiap aitem
disesuaikan dengan kondisi subjek (seorang ibu yang
memiliki anak down syndrome) sehingga dapat dimengerti.
Hal ini mengacu pada buku yang ditulis oleh Burn (1988)
yang sudah diterjemahkan oleh alih bahasa Drs. Santosa
serta divalidasi bersama dosen pembimbing.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
2. Skala Self-esteem
Untuk mendapatkan data mengenai self-esteem ini penulis
menggunakan alat ukur yang penulis susun sendiri berdasarkan
aspek-aspek yang membentuk self-esteem yaitu keberhasilan dalam
area kekuasaan (power), keberartian (significance), kemampuan
(competence), kebajikan (virtue). Oleh karena itu penulis masih
perlu menguji validitas dan reliabilitasnya.
Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban,
yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat
Tidak Setuju (STS). Untuk item favorable penilaian jawaban
adalah sebagai berikut:
SS= 3, S=2, TS=1, STS=0
Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut:
SS=0, S=1, TS=2, STS=3
Tabel 3
Blue print skala self-esteem (sebelum analisis dan seleksi
item)
No Indikator
1
Keberhasilan
Favorable
dalam 15 = 15%
area kekuasaan (power)
Unfavorable
Total
15 = 15%
30%
(32, 91, 51, (67, 35, 92,
50, 75, 46, 49, 17, 88,
56, 25, 9, 10, 11, 53,
77, 24, 37, 44, 31, 72,
73, 2, 43)
2
Keberhasilan
dalam 13 = 13%
63, 21, 52)
13 = 13%
26%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
area
keberartian (40,
(significance)
100,
76
(19, 8, 80,
20, 3, 87, 76, 38, 7, 86,
69, 83, 48, 82, 71, 58,
55, 90, 70, 54, 26, 96)
29, 4)
3
Keberhasilan
area
dalam 12 = 12%
12 = 12%
24%
kemampuan (30, 81, 23, (39, 15, 57,
(competence)
28, 98, 68, 42, 89, 79,
61, 5, 64, 1, 74, 65, 12,
94, 78)
4
Keberhasilan
dalam 10 = 10%
area kebajikan (virtue)
47, 99, 45)
10 = 10%
20%
(36, 97, 62, (59, 34, 60,
95, 85, 6, 27, 14, 22,
41, 33, 93, 16, 18, 84,
Total
66)
13)
50 (50%)
50 (50%)
100
(100%)
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Uji Validitas Alat Ukur
Azwar (2012) mengatakan untuk mengetahui apakah skala
psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan
tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas.Validitas
mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a.
77
Skala Depresi
Untuk skala Beck Depression Inventory (BDI) Beck
(1985) telah melalukan evaluasi validitas terhadap tes ini
yaitu menggunakan validitas konkuren. Validitas konkuren
dievaluasi dengan menunjukkan seberapa baik nilai tes
sesuai dengan pengukuran tingkat depresi yang lain, seperti
evaluasi klinis dan nilai pada tes psikometri lain dari
depresi. Beck (1985) menemukan bahwa BDI berkorelasi
signifikan dengan berbagai tes antara lain Depression
Adjective
Check
List
dan
Minnesota
Multiphasic
Personality Inventory. Hal ini didukung oleh Robinson
(dalam Retnowati 2004) mencatat bahwa BDI memiliki
validitas berkisar antara 0,6 – 0,9. Selain itu peneliti juga
melakukan validitas isi dengan cara meminta pendapat ahli
(judgement expert) yaitu dosen pembimbing setelah
instrument disusun dan dimodifikasi oleh peneliti.
b.
Skala Self-esteem
Untuk mengetahui validitas skala self-esteem,
penelitian ini menggunakan validitas isi. Matondang (2009)
menyatakan bahwa validitas isi menunjukkan sejauhmana
pertanyaan dalam instrumen mampu mewakili secara
keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
skala tersebut. Artinya skala itu valid apabila item-item
tersebut mencerminkan keseluruhan konten atau aspek.
Oleh karena itu validitas isi suatu tes tidak mempunyai
besaran tertentu yang dihitung secara statistika tetapi
dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah
blueprint. Oleh karena itu, validitas isi sebenarnya
mendasarkan pada analisis logika atau analisis rasional dan
professional judgment yang dilakukan peneliti bersama
dosen pembimbing. Validitas isi tidak merupakan suatu
koefisien validitas yang dihitung secara statistika.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Azwar (2012) menyatakan konsep pokok dari reliabilitas
adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
a. Seleksi item
Uji
kesahihan
item
dalam
penelitian
ini
menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows
versi 16.0. Azwar (2012) menyatakan bahwa tidak ada
batasan universal mengenai angka minimal yang harus
diperoleh agar suatu alat ukur dapat dikatakan valid. Kita
tidak dapat menuntut koefisien validitas yang tinggi sekali
seperti koefisien reliabilitas. Akan tetapi, jika diperoleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
koefisien validitas dibawah 0,3 dianggap tidak memuaskan.
Maka item yang memiliki daya indeks diskriminasi dibawah
0,3 dinyatakan gugur.
Seleksi item pada skala self-esteem menghasilkan
57 item sahih dengan koefisien korelasi > 0,30. Item-item
yang sahih meliputi 11 item untuk aspek keberhasilan
dalam area power (kekuasaan), 18 item untuk aspek
keberhasilan dalam area significance (keberartian), 12 item
untuk
aspek
keberhasilan
dalam
area
competence
(kemampuan), dan 16 item untuk aspek keberhasilan dalam
area virtue (kebajikan).
Berikut ini dapat dilihat tabel blueprint skala selfesteem setelah dilakukan seleksi item.
Tabel 4
Blue print skala self-esteem (setelah seleksi item)
No Indikator
1
Favorable
Keberhasilan
dalam 32,
area kekuasaan (power)
Unfavorable
Total
91*, 67*, 35*, 92, 11
51*,
50*, 49, 17, 88*,
75*,
46, 10, 11, 53,
56*, 25*, 9, 44, 31*, 72*,
77*,
24*, 63*, 21*, 52*
37, 73*, 2*,
43*
2
Keberhasilan
area
dalam 40,
100, 19, 8, 80, 76, 18
keberartian 20*, 3, 87*, 38, 7*, 86,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(significance)
69, 83, 48, 82*,
80
71*,
55, 90*, 70, 58*, 54, 26,
29*, 4
3
Keberhasilan
area
dalam 30*,
kemampuan 23*,
(competence)
96
81*, 39, 15, 57*, 12
28*, 42*, 89*, 79,
98,
68*, 74, 65, 12*,
61*,
5*, 47, 99, 45*
64*, 1*, 94,
78
4
Keberhasilan
dalam 36, 97, 62*, 59, 34*, 60*, 16
area kebajikan (virtue)
95*, 85, 6, 27, 14, 22,
41, 33, 93, 16, 18, 84, 13
66
Total
24
33
57
.
Seleksi item pada skala depresi menghasilkan 20
item sahih dengan koefisien korelasi > 0,30. Item-item yang
sahih meliputi 20 item untuk aspek kesedihan, pesimisme,
kegagalan, ketidakpuasan, perasaan bersalah, hukuman,
kekecewaan pada diri sendiri, menyalahkan diri sendiri,
keinginan bunuh diri, menangis, kemarahan, menarik diri
dari
lingkungan
pengambilan
sosial,
keputusan,
ketidak
mampuan
penyimpangan
citra
dalam
tubuh,
kehilangan produktivitas kerja, gangguan tidur, kelelahan,
gangguan makan, penurunan berat badan, psikosomatis.
keberhasilan dalam area virtue (kebajikan).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Berikut ini dapat dilihat tabel blueprint skala Beck
Depression Inventory setelah dilakukan seleksi item:
Tabel 5
Blue print skala Beck Depression Inventory (setelah seleksi
item)
No
Aspek yang diungkap
1
Kesedihan
2
Pesimisme
3
Kegagalan
4
Ketidakpuasan
5
Perasaan bersalah
6
Hukuman
7
Kekecewaan pada diri sendiri
8
Menyalahkan diri sendiri
9
Keinginan bunuh diri
10
Menangis
11
Kemarahan
12
Menarik diri dari lingkungan sosial
13
Ketidak
mampuan
dalam
pengambilan keputusan
14
Penyimpangan citra tubuh
15
Kehilangan
16
Gangguan tidur
17
Kelelahan
18
Gangguan makan
19
Penurunan berat badan
20
Psikosomatis
21*
Gangguan libido*
produktivitas
kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Item-item yang gugur tidak digantikan dengan item
yang baru. Disamping itu, jumlah item untuk setiap aspek
tidak diseragamkan. Maka, 57 item untuk skala self-esteem
dan 20 item untuk skala depresi yang sahih langsung
digunakan untuk menganalisis hasil penelitian lebih lanjut
b.
Skala Depresi
Robinson (dalam Retnowati, 2004) mencatat bahwa BDI
memiliki reliabilitas konsistensi internal yang baik, yaitu 0,93,
dengan reliabilitas test-retest 0,70. Reliabilitas BDI versi Indonesia
sebesar 0,775, sedangkan Prabandari (1989) menemukan angka
reliabilitas 0,93. Selanjutnya peneliti juga melakukan tryout untuk
melihat koefisien reliabilitas pada skala BDI dan akan dianalisis
menggunakan kriteria koefisien Alpha Cronbach menggunakan
aplikasi SPSS for Windows versi 16.0.
Koefisien reliabilitas untuk skala tingkat depresi adalah
sebesar 0,821. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa
skala tingkat depresi dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang
tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Tabel 6
Hasil try out untuk skala depresi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.821
c.
21
Skala self-esteem
Untuk skala self-esteem penelitian ini menggunakan
reliabilitas analisis skala atau Alpha Cronbach menggunakan
aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Reliabilitas analisis skala
atau Alpha Cronbach memiliki rentang 0,00 sampai dengan 1,00
dengan asumsi bahwa apabila angka reliabilitas mendekati 1,00
maka nilai reliabilitas semakin tinggi begitu pula sebaliknya.
Koefisien reliabilitas untuk skala self-esteem adalah sebesar
0,919. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa skala
self-esteem dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi
Tabel 7
Hasil try out skala self-esteem
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.919
N of Items
100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Analisis Data
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung
bersifat normal atau tidak melalui aplikasi SPSS for
Windows versi 16.0.
b.
Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel bebas dan variabel berupa garis
lurus atau tidak melalui aplikasi SPSS for Windows versi
16.0.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang bermaksud mencari
hubungan antara self-esteem sebagai variabel bebas dengan tingkat
depresi sebagai variabel tergantung, maka teknik analisa data yang
akan digunakan adalah teknik korelasi menggunakan Product
Momen Pearson melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0.
Teknik analisa ini digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya
hubungan antara variabel X dengan variabel Y serta untuk
menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang
lainnya yang dinyatakan dalam persen (Usman, 2000)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum
melaksanakan
rangkaian
penelitian,
peneliti
mempersiapkan alat ukur berupa skala self-esteem dan memodifikasi skala
depresi yaitu Beck Depression Inventory. Setelah kedua hal itu siap,
peneliti mencari subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian uji coba
sampai penelitian yang sebenarnya adalah selama 2 bulan dan 1 minggu
yaitu dimulai dari tanggal 1 Oktober 2014 sampai 7 Desember 2014.
Peneliti mensosialisasikan penelitian yang akan dilakukan melalui
pendekatan personal dengan berbagai sekolah luar biasa dan beberapa
anggota persatuan orang tua dengan anak down syndrome yang juga
mengikuti terapi di tempat-tempat fisioterapi anak. Akhirnya peneliti
memutuskan untuk mengambil data tryout (uji coba) di beberapa sekolah
di daerah Sleman, Yogyakarta. Untuk dapat mengambil data di berbagai
sekolah di Sleman Yogyakarta, peneliti harus mendapatkan surat ijin dari
BAPPEDA, oleh sebab itu peneliti meminta surat keterangan dan
permohonan rekomendasi dari fakultas untuk diserahkan pada kantor
kesatuan bangsa agar juga dapat diserahkan ke BAPPEDA bagian Sleman
sebagai rekomendasi penelitian. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
dari BAPPEDA Sleman, peneliti langsung mengadakan uji coba pada
beberapa sekolah yang memiliki anak down syndrome.
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui layak atau
tidaknya
angket
tersebut
bila
dipergunakan
sebagai
instrumen
pengambilan data. Setelah uji coba yang pertama ternyata angket untuk
skala self-esteem dapat dikatakan layak sebagai instrumen penelitian
namun, untuk skala depresi (BDI) belum layak digunakan dikarenakan
item yang gugur terlampau banyak sehingga dikhawatirkan tidak
merepresentasikan keadaan tingkat depresi subjek dengan sesungguhnya.
Selanjutnya peneliti melakukan ujicoba kedua untuk skala BDI. Setelah
mengadakan koreksi dan perbaikan modfikasi skala BDI, peneliti
melakukan
uji coba kedua. Setelah hal itu dilakukan instrumen BDI
dikatakan layak untuk mengukur tingkat depresi pada ibu dengan anak
down syndrome.
Uji coba dilaksanakan pada beberapa Sekolah Luar Biasa yaitu
dengan menemui ibu yang memiliki anak down syndrome. Pada beberapa
sekolah peneliti menitipkan kuisioner pada pihak sekolah untuk dibawa
pulang oleh ibu dengan anak down syndrome dan beberapa minggu
kemudian peneliti mengambil hasil dari pihak sekolah. Beberapa subjek
juga merupakan kenalan dari peneliti. Pada saat melakukan penelitian
peneliti juga mendatangi di tempat-tempat fisioterapi, dimana beberapa
subjek juga merupakan anggota dari persatuan orangtua dengan anak down
syndrome. Jumlah subjek pada uji coba pertama dan kedua adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
sebanyak 35 orang. Pada penelitian yang sebenarnya subjek yang dipakai
untuk diambil datanya adalah sebanyak 40 orang dan hampir 100%
didapatkan dari sekolah luar biasa.
B. Data Penelitian
1. Deskripsi dan Data Demografis Subjek
Subjek penelitian memiliki kriteria. Diantaranya adalah
jenis kelamin yaitu wanita yang juga berperan sebagai ibu. Dalam
hal ini peneliti tidak membatasi usia ibu atau anak down syndrome
yang dimiliki ibu dengan asumsi dan teori yang menyatakan bahwa
anak down syndrome bahkan ketika berusia dewasa pun akan sulit
untuk menjadi anak yang mandiri. Akan tetapi peneliti tetap
mememasukan data tambahan yaitu usia ibu, anak down syndrome,
dan status pernikahan ibu.
Berikut ini merupakan tabel data deskripsi demografi
subjek penelitian berdasarkan usia subjek
Tabel 8
Data usia subjek penelitian
Kategori Usia
Jumlah
Persentase
Dewasa Awal
8
20%
32
80%
40
100%
20-40 tahun
Dewasa Madya
41-60
Total
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat 8 orang (20%)
subjek yang memasuki kategori usia dewasa awal yaitu berada
dalam rentang usia 20-40 tahun. Tiga puluh dua subjek (80%)
subjek memasuki kategori usia dewasa madya dengan rentang usia
41-60 tahun.
Berikut ini merupakan tabel data deskripsi demografi subjek
penelitian berdasarkan usia anak subjek
Tabel 9
Data usia anak down syndrome subjek penelitian
Kategori Usia
Jumlah
Persentase
Infancy
1
2,5%
5
12,5%
22
55%
12
30%
40
100%
0-2 tahun
Early Childhood
4-6 tahun
Middle and Late
Childhood
7-11 tahun
Adolesence
12-19 tahun
Total
Tabel 10 di atas menerangkan bahwa terdapat 1 orang anak
down syndrome (2,5%) berada dikategori usia infancy dalam
rentang usia 0-2 tahun. Sebanyak 5 orang anak down syndrome
(12,5%) berada dikategori usia Early Childhood dalam rentang usia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
5-6 tahun. Dua puluh dua anak down syndrome lainnya (55%)
berada dalam kategori usia Middle and Late Childhood dalam
rentang usia 7-11 tahun. Sisanya yaitu 12 orang anak down
syndrome (30%) berada dikategori usia remaja/ adolesence dalam
rentang usia 12-19 tahun.
Berikut ini merupakan tabel data deskripsi demografi
subjek penelitian berdasarkan status penikahan subjek.
Tabel 10
Data status pernikahan subjek
Status penikahan
Jumlah
Persentase
Menikah
24
60%
Janda karena berpisah/
3
7,5%
13
32,5%
40
100%
cerai
Janda karena pasangan
meninggal
Total
Tabel 11 di atas menunjukan bahwa terdapat 24 orang ibu
(60%) yang berstatus menikah dan memiliki suami. Tiga orang ibu
(7,5%) berstatus janda yang dikarenakan oleh berpisah atau
bercerai dan 13 orang ibu (32,5%) berstatus janda karena
pasangan/suami mereka meninggal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
2. Kategorisasi Skor Skala
a.
Depresi
Tabel 11
Mean dan SD Skala Depresi
Variabel
N
Data Hipotetik
Mean
Skor
Data Empirik
SD
Mean
Min Max
Depresi
40
30
0
60
10
6,88
Skor
Min
Max
0
23
SD
5,9
88
Kategorisasi tingkat depresi pada ibu dengan anak
down syndrome dilakukan dengan mengacu pada rata-rata
skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi
menjadi lima kategori yaitu Sangat Rendah x
Rendah
- 1,5 < x
+ 0,5 , Tinggi
x
+ 0,5
- 0,5 , Sedang
x
- 1,5 ,
-0,5 < x
+ 1,5 , Sangat Tinggi
+ 1,5 . Dari perhitungan diperoleh rata-rata (mean)
sebesar 30 dan SD sebesar 10. Sehingga kategorisasi tingkat
depresi ibu dengan anak down syndrome menjadi seperti
berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Tabel 12
Kategorisasi tingkat depresi ibu yang memiliki anak down
syndrome
Kategori
Rentang
Jumlah Subjek
Persentase
Sangat Tinggi
x > 45
-
-
Tinggi
35 < x < 45
-
-
Sedang
25 < x < 35
-
-
Rendah
15 < x < 25
5
12,5%
Sangat Rendah
x < 15
35
87,5%
40
100%
Total
b. Self-esteem
Tabel 13
Mean dan SD Skala self-esteem
Variabel
N
Data Hipotetik
Mean
Skor
Data Empirik
SD
Mean
Min Max
selfesteem
40
85,5
0
171
28,
5
109,85
Skor
Min
Max
79
138
SD
13,
118
Kategorisasi tingkat self-esteem pada ibu dengan
anak down syndrome dilakukan dengan mengacu pada ratarata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi
menjadi tiga kategori yaitu Tinggi x
+ 1,0 , Sedang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
- 1,0
< x
+ 1,0 , Rendah
x
92
- 1,0 . Dari
perhitungan, diperoleh rata-rata (mean hipotetik) sebesar
85,5 dan SD (hipotetik) sebesar 28,5 . Sehingga kategorisasi
tingkat self-esteem ibu dengan anak down syndrome
menjadi seperti berikut :
Tabel 14
Kategorisasi Tingkat self-esteem ibu yang memiliki anak
down syndrome
Kategori
Rentang
Jumlah Subjek
Persentase
Tinggi
x > 114
19
47,5%
Sedang
57 < x < 114
21
52,5%
Rendah
x < 57
-
-
40
100%
Total
C. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Pengujian
dilakukan
dengan
Shapiro-Wilk
Test
menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0. Menurut
Santoso (2010) Shapiro-Wilk Test dianggap lebih akurat dalam
mendapatkan hasil analisis normalitas jika subjek yang digunakan
kurang dari 50. Dalam hal uji normalitas ini distribusi dikatakan
normal apabila Sig. atau (p) > 0,1.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Hasil uji normalitas pada skala depresi adalah 0,002. Maka
sebaran depresi pada ibu dengan anak down syndrome dinyatakan
tidak normal. Hasil uji normalitas pada skala self-esteem adalah
0,762. Maka sebaran self-esteem pada ibu dengan anak down
syndrome dinyatakan normal.
Tabel 15
Uji normalitas depresi (BDI) dan self-esteem
Tests of Normality
Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
a
Smirnov
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Skor_Total_BDI
Skor_Total_Self_Esteem
.126
40 .111
.898
40 .002
.128
40 .099
.982
40 .762
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Linearitas
Uji linearitas ini dilakukan dengan SPSS 16.00 for
windows. Hasil uji lineraritas ini menunjukan hubungan linear
antara kedua variabel dengan ketentuan jika linearity p < 0,05
maka hubungan dinyatakan linear dan jika deviation from linearity
memiliki p < 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak linear.
Berdasarkan hasil penghitungan maka didapatkan data linearity
0,04 yaitu di bawah p < 0,05 dan deviation from linearity 0,86 yaitu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
p > 0,05 (selengkapnya dapat dilihat di lampiran). Maka hubungan
kedua variabel dikatakan linear.
Tabel 16
Uji Linearitas Variabel
ANOVA Table
Sig.
Skor_Total_BDI *
Between
(Combined)
.046
Skor_Total_Self_Esteem
Groups
Linearity
.004
Deviation
.086
from
Linearity
D. Hasil Penelitian
1. Uji Hipotesis Utama
Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas
dan uji linearitas. Penghitungan uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan korelasi Spearman dengan menggunakan program
SPSS for Windows versi 16.0. Hal ini dilakukan karena hasil; uji
normalitas pad skala Beck Depression Inventory menunjukan
sebaran data yang tidak normal.
Hipotesis utama dalam penelitian ini menyatakan bahwa
ada korelasi negatif antara self-esteem dengan tingkat depresi pada
ibu yang memiliki anak down syndrome, dimana bila seorang
individu mempunyai self-esteem yang rendah maka ia mempunyai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
kecenderungan yang besar untuk memiliki tingkat depresi yang
tinggi, begitu pula sebaliknya.
Tabel 17
Hasil analisis korelasi
Correlations
Spearman
Skor_Total_B
Correlation
's rho
DI
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Skor_Total_S
Correlation
elf_Esteem
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Skor_Total_
Skor_Total_
BDI
Self_Esteem
1.000
-.366*
.
.020
40
40
-.366*
1.000
.020
.
40
40
*. Correlation is significant at the 0.05
level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien
korelasi antara variabel self-esteem dan depresi sebesar r= 0,366 dengan nilai p=0,020 (signifikansi two-tailed) yang
berarti nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini
menunjukan adanya hubungan negatif antara variabel selfesteem dan depresi. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa bila seorang individu mempunyai self-esteem yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
rendah maka ia mempunyai kecenderungan untuk memiliki
tingkat depresi yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan
nilai r= -0,366 maka dapat diambil kesimpulan juga bahwa
tingkat korelasi dan kekuatan hubungan kedua variabel
berada dalam tingkat korelasi yang lemah. Tingkat korelasi
dan kekuatan hubungan dapat dilihat dari tabel di bawah ini
Siregar (2013).
Tabel 18
Tingkat korelasi dan Kekuatan Hubungan
No
Nilai Korelasi (r)
Tingkat Hubungan
1
0,00 – 0,199
Sangat lemah
2
0,20 – 0,399
Lemah
3
0,40 – 0,599
Cukup
4
0,60 – 0,799
Kuat
5
0,80 – 0,100
Sangat kuat
Koefisien determinasi (r2) yang didapat dari hasil
kuadrat koefisien korelasi adalah r = 0,134 . Hasil analisis
tersebut menunjukan bahwa variabel bebas yaitu self-esteem
memberikan kontribusi atau sumbangan efektif sebesar
13,4% terhadap variabel tergantung yaitu tingkat depresi.
2. Analisis data tambahan
Penghitungan analisis data tambahan dilakukan untuk
memberikan tambahan data agar analisis hipotesis utama dapat
lebih jelas dan merepresentasikan keadaan subjek yang sebenarnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
Analisis data tambahan diuji dengan menggunakan Mann Whitney
atau Uji U menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0.
Hal ini dilakukan karena hasil uji normalitas pada skala Beck
Depression Inventory menunjukan sebaran data yang tidak
normal.Uji Mann Whitney (Uji U) digunakan untuk analisis
komparatif untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang berukuran
tidak sama berdasarkan survey data tambahan pada penelitian ini.
Dengan hipotesis Ho= tidak ada perbedaan dan Ha= ada perbedaan.
Selain itu digunakan juga kaidah pengujian sig.2-tailed > = Ho
diterima, jika sig.2-tailed <
a. .
= Ho ditolak ( =5%= 0,05).
Uji U tingkat depresi pada usia subjek dalam
rentang dewasa awal dan dewasa madya menunjukan bahwa
nilai; Z = -0,882, dalam tabel distribusi normal nilai Ztabel =
1,96; dengan taraf signifikansi
= 5% (0,05) dan sig.2-
tailed = 0,378.
Hasil yang ditunjukan adalah
sig.2-tailed >
=
0,378 > 0,05 = maka Ho diterima. Dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan tingkat depresi pada ibu dengan
usia dewasa awal dengan dewasa madya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Tabel 19
Hasil Uji U pada tingkat depresi dan usia subjek
Test Statisticsb
Skor_Total_BDI
Mann-Whitney U
102.000
Wilcoxon W
630.000
Z
-.882
Asymp. Sig. (2-tailed)
.378
Exact Sig. [2*(1-tailed
.396a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori_Usia_Subjek
b. .
Uji U tingkat self-esteem pada status pernikahan
subjek yaitu subjek yang menikah dan sudah menjadi janda
baik itu karena bercerai ataupun pasangan meninggal
menunjukan bahwa Z = -1,216, dan dalam tabel distribusi
normal nilai Ztabel = 1,96; dengan taraf signifikansi
= 5%
(0,05) dan nilai sig.2-tailed = 0,224.
Hasil yang didapatkan adalah, sig.2-tailed >
=
0,224 maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan tingkat self-esteem pada ibu yang menikah
dengan ibu yang sudah menjanda baik itu karena bercerai
ataupun karena pasangan yang sudah meninggal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
Tabel 20
Hasil Uji U pada tingkat self-esteem dan status
subjek
Test Statisticsb
Skor_Total_Self
_Esteem
Mann-Whitney U
148.000
Wilcoxon W
284.000
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable:
Kategori_Status_Pernikahan
-1.216
.224
.233a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
E. Pembahasan
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Spearman Rank
menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara tingkat selfesteem dan depresi. Hal itu dapat diketahui dari koefisien korelasi sebesar 0,366 dengan signifikansi 0,020 (p<0,05). Semakin seorang ibu memiliki
self-esteem yang rendah maka akan semakin tinggi tingkat depresi yang
akan dialaminya dan jika seorang ibu memiliki self-esteem yang tinggi
maka akan semakin rendah tingkat depresi yang akan dialaminya.
Seseorang dikatakan memiliki self-esteem yang tinggi adalah
ketika ia memiliki kemampuan untuk dapat mengontrol tindakannya
dengan baik dalam menghadapi berbagai hal dalam hidupnya, selain itu
juga memiliki produktivitas kerja yang baik sehingga individu dapat lebih
efektif menghadapi tuntutan lingkungan. Berdasarkan data pada Tabel 14
dapat dilihat bahwa terdapat 19 subjek yang memiliki self-esteem yang
tinggi (47,5%) dan self-esteem sedang sebanyak 21 subjek (52,5%). Dapat
dikatakan bahwa ibu yang memiliki anak down syndrome memiliki selfesteem yang cukup baik. Hal ini didukung oleh data mean empirik pada
Tabel 13 yang menunjukan nilai mean 109,85 yaitu lebih besar dari mean
hipotetik 85,5.
Apabila hal sebaliknya terjadi yaitu ketika individu tidak dapat
mengontrol sikap perilaku maupun tindakannya terhadap dunia luar
dirinya, baik itu oranglain maupun lingkungan sekitarnya, serta dapat
menerima kritik dari luar (oranglain) dengan baik maka yang terjadi adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
individu akan merasa dan menganggap dirinya sebagai orang yang tidak
berharga dan tidak sesuai, sehingga takut gagal untuk melakukan
hubungan sosial (Coopersmith, 1967). Hal ini merupakan ciri-ciri orang
yang mengalami self-esteem rendah.
Dalam Tabel 14, data menunjukan bahwa tidak ada subjek yang
memiliki self-esteem yang rendah (0%). Hal ini menerangkan bahwa ibu
yang memiliki anak down syndrome memiliki self-esteem yang terbentuk
dan dipelajari dengan baik berdasarkan pengalaman-pengalamannya
berhubungan dengan individu lain (anak lain yang normal, suami,
keluarga, lingkungan rumah, dan masyarakat pada umumnya). Salah satu
contohnya adalah ketika ibu aktif dalam suatu komunitas yaitu persatuan
orang tua dengan anak down syndrome. Komunitas tersebut seringkali
mengadakan pertemuan-pertemuan dan diskusi mengenai pengasuhan serta
perkembangan anak dengan down syndrome. Sehingga para orangtua dapat
lebih sadar akan pertumbuhan dan perkembangan anak dan orangtua juga
mendapatkan dukungan dari orangtua lain yang mengalami hal serupa
dengan dirinya. Selain itu mereka juga mendapat support psikologis
karena bertemu dengan ibu-ibu lain yang senasib dan sepenanggungan
dengan dirinya. Sehingga ibu tidak mengalami perasaan menjadi ibu yang
memiliki penderitaan seorang diri saja.
Seorang ibu dapat belajar dari pengalamannya sehingga self-esteem
dapat terbentuk dengan baik dapat terjadi juga karena self-esteem berperan
pula dalam proses berpikir, emosi serta keputusan yang akan diambil oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
seseorang dalam hidupnya. Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya selfesteem ikut andil dalam nilai, cita-cita serta tujuan yang ingin di capai.
Dalam hubungan lebih lanjut dengan depresi yang telah diungkap dalam
hasil penelitian ini, para ibu yang mengalami memiliki tingkat depresi
rendah tidak akan ditemukan adanya kemunduran self-esteem. Dapat
dilihat dalam Tabel 12 sebanyak 5 orang (12,5%) subjek berada dalam
tingkat depresi yang rendah bahkan 35 (87,5%) subjek lainnya berada
dalam kategori sangat rendah. Data ini didukung oleh data mean empirik
yang lebih rendah yaitu dengan nilai 6,88 dibandingkan dengan mean
hipotetik yaitu dengan nilai 3, pada Tabel 11. Hal ini mendukung temuan
dalam Tabel 14 yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun (0%) subjek
yang berada dalam kategori self-esteem yang rendah.
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Brehm dan Kassin (dalam
Lubis, 2009) juga menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki selfesteem yang tinggi akan mampu menghadapi situasi yang penuh dengan
tantangan dan situasi yang penuh dengan stres sehingga tidak mudah
mengalami depresi. Pernyataan lain yang mendukung hasil penelitian ini
adalah Lubis (2009) yang menyatakan terpenuhinya keperluan akan selfesteem akan menghasilkan sikap dan rasa percaya diri yang sangat kuat,
menimbulkan rasa damai dan lain sebagainya.
Menurut
Coopersmith
mempengaruhi self-esteem,
(1967)
salah
satu
faktor
yang
adalah penghargaan dan penerimaan dari
orang-orang yang signifikan. Self-esteem seseorang sangat dipengaruhi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
oleh keberadaan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan
individu tersebut. Keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang
signifikan dalam hidup seorang ibu. Keluarga merupakan lingkungan
tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
Dalam hubungannya dengan depresi apabila self-esteem individu atau ibu
tidak mendapatkan penyaluran sebagaimana mestinya maka dapat
diasumsikan bahwa individu dapat mengalami depresi.
Berdasarkan data dalam penelitian ini, hal-hal yang mungkin saja
terjadi pada subjek sehingga mendapatkan self-esteem yang baik dengan
tingkat depresi yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Adapun
yang dapat terlihat yaitu dukungan dari orang-orang sekitar baik itu
keluarga dan dukungan dari komunitas ataupun instansi terkait
perkembangan
dan
pertumbuhan
anak
(sekolah
dan
klinik
fisioterapi,rumah sakit dsb). Sehingga seorang ibu dapat mendapatkan
informasi-informasi yang berguna bagi diri dan anaknya. Adanya diskusi
dalam komunitas, seminar oleh expert (misalnya dokter) di beberapa
sekolah serta informasi dan sharing dari orangtua dengan anak down
syndrome lainnya yang ditemui oleh subjek (di sekolah, tempat fisio dll)
akan mendukung semakin besarnya penerimaan subjek terhadap dirinya
terlebih terhadap anaknya. Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan
pengamatan peneliti pada karakteristik para ibu yang berada dalam
karakteristik ekonomi dan sosial yang mumpuni, terlihat bahwa beberapa
ibu mampu untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Luar Biasa,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
memberikan terapi di tempat- tempat fisioterapi, bahkan bergabung dalam
komunitas orangtua dengan anak down syndrome.
Saat ini banyak sekali campaign yang dilakukan oleh komunitas
atau banyak instansi yang mengatakan bahwa anak dengan down syndrome
dapat hidup seperti anak normal pada umumnya, dapat memiliki prestasi
yang besar. Sehingga muncul kepercayaan diri pada ibu dan timbul
semangat yang membuat self-esteem ibu menjadi tinggi dan terhindar dari
depresi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya salah satu faktor yang
mempengaruhi self-esteem,
adalah penghargaan dan penerimaan dari
orang-orang yang signifikan. Self-esteem seseorang sangat dipengaruhi
oleh keberadaan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan
individu tersebut. Suami salah satunya merupakan contoh dari orang-orang
yang signifikan dalam hidup seorang ibu. Suami merupakan partner
seorang istri dalam hidupnya yang juga akan ikut andil dalam
perkembangan dan pertumbuhan anak mereka.
Tabel 20 menunjukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat selfestem yang antara ibu yang masih memiliki suami (menikah) ataupun yang
sudah menjanda baik karena perceraian atupun karena suami sudah
meninggal. Hal ini menunjukan bahwa subjek berhasil memenuhi salah
satu aspek self-esteem yang menumbuhkan perasaan mampu (feeling of
efficacy) dan pengalaman-pengalaman dalam pencapaian kemandirian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
yang memberikan penguatan terhadap nilai-nilai personalnya dan tidak
tergantung pada kekuatan-kekuatan di luar dirinya (suami). Formulasi
tersebut tidak menyangkal pentingnya persetujuan dan ketidaksetujuan
secara sosial (social approval dan social disapproval), tetapi juga sumber
kepuasan yang bersifat bawaan (innate) yang membuatnya menguasai
lingkungan tanpa tergantung pada penguatan atau hukuman dari faktor
sosial.
Temuan lainnya adalah perbedaan tingkat depresi berdasarkan
umur subjek (dapat dilihat pada tabel 19). Dari hasil analisis data tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan antara subjek yang berada dalam
kategori dewasa awal ataupun dewasa madya. Hal ini mungkin saja terjadi
karena kondisi yang di alami oleh kedua kategori usia subjek adalah sama
yaitu berjenis kelamin wanita dan seorang ibu yang memiliki anak down
syndrome. Hal ini didukung oleh Pease & Pease (dalam Lubis, 2009)
bahwa ada perubahan hormonal yang membuat wanita lebih rentan
menjadi depresi. Selain itu jika seorang wanita mendapat masalah maka ia
akan lebih membutuhkan dukungan dan bantuan orang lain.
Berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa self-esteem
menjadi salah satu faktor penyebab depresi seseorang. Dalam penelitian ini
apabila individu yang memiliki evaluasi negatif terhadap dirinya maka
akan semakin besar pula kemungkinan individu tersebut mengalami
depresi begitu pula sebaliknya. Hal ini kemudian didukung oleh pendapat
Simanjuntak (2012) bahwa kebanyakan dipicu karena pengalaman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
eksternal maupun internal, salah satunya yaitu kurangnya self-esteem, dan
diperlakukan secara tidak adil. Minder atau merasa tidak puas dengan apa
yang ia miliki. Teori Maslow menyatakan ada kebutuhan dasar manusia
yang perlu dipenuhi untuk dapat berfungsi optimal salah satunya yaitu
esteem need, kebutuhan untuk dihargai. Didukung oleh Teori psikoanalisa
Freud yang mengatakan bahwa kehilangan kepercayaan diri
adalah fitur
yang penting (salah satu faktor) dari depresi.
Jika dilihat dari dinamika hubungan kedua variabel ini maka dapat
disimpulkan bahwa apabila individu dalam hal ini adalah ibu yang
memiliki anak down syndrome, dapat menjadi seseorang yang memiliki
self-esteem yang tinggi. Hal ini dikarenakan keberadaan orang lain yang
dianggap penting dalam kehidupan individu tersebut dapat memenuhi
keperluan penghargaan diri pada ibu tersebut. Individu yang dapat
meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar
dirinya (yang merupakan salah satu faktor yang membentuk self-esteem),
misalnya ketika orang lain mengkritik individu yang bersangkutan,
sehingga
dapat
mempengaruhi
self-esteemnya
menjadi
tinggi
(Coopersmith, 1967), maka individu tidak akan mudah untuk mengalami
depresi.
Ketika seseorang mempunyai tingkat depresi yang rendah, gejala
yang tampak adalah merasa berharga, merasa yakin akan diri sendiri, lebih
mudah untuk mengontrol tindakan, menyukai hal baru, efisiensi dan
produktivitas kerja tidak menurun. Hal ini menunjukan aktivitas sosial
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
seperti interaksi dan pergaulan terhadap lingkungan sekitarnya menjadi
baik. Misalnya, memiliki pergaulan dan pertemanan yang baik dengan
tetangga karena tidak merasa malu dan minder terhadap keadaan diri
sendiri. Situasi seperti ini mengarah kembali pada ciri-ciri orang yang
mengalami self-esteem tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan kedua variabel ini saling mempengaruhi, ketika self-esteem
tinggi maka depresi rendah, keadaan depresi tinggi ini memicu dalam
situasi self-esteem tinggi yang mungkin akan semakin meningkat dan
menjauhkan resiko depresi. Hal ini akan terjadi sebaliknya ketika individu
merasa tidak berharga, tidak yakin akan dirinya dan buruk lainnya, maka
akan berdampak pada pergaulan dengan lingkungan yang dapat
menimbulkan depresi yang kembali menunjukan tanda-tanda self-esteem
rendah yang semakin buruk lagi. Kemudian akan membawa seseorang
pada tingkat depresi yang akan semakin buruk pula. Selanjutnya akan ada
siklus yang saling mempengaruhi sehingga dianggap penting menyadari
diri sejak awal agar terhindar dari self-esteem yang rendah yang dapat
memicu depresi yang berkesinambungan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat self-esteem
dan depresi. Hal itu dapat diketahui dari koefisien korelasi sebesar
-0,366 dengan signifikansi 0,020 (p<0,05). Semakin seorang ibu
memiliki self-esteem yang rendah maka akan semakin tinggi
tingkat depresi yang akan dialaminya, begitu pula sebaliknya.
2. Depresi dan self-esteem dapat dilihat sebagai suatu lingkaran yang
saling berhubungan. Ketidakmampuan untuk menghadapi secara
positif situasi sosial dapat menyebabkan rendahnya self-esteem
yang mengakibatkan depresi.
3. Depresi nantinya kembali menyebabkan ketidakmampuan untuk
berhubungan dengan oranglain dan menyebabkan perasaan
semakin rendah self-esteem seseorang. Dalam artian self-esteem
akan muncul kembali bahkan dapat semakin turun atau memburuk.
4. Hubungan ini merupakan hubungan interaktif (timbal balik) yaitu
hubungan antara dua variabel yang bersifat saling memengaruhi
dimana kedudukan variabel depresi dan self-esteem dapat saling
bergantian. Artinya pada suatu saat depresi memengaruhi self-
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
esteem atau sebaliknya self-esteem memengaruhi depresi. Dalam
bentuk ini identitas kedua variabel diketahui atau dapat dibedakan.
B. Saran
1. Bagi seorang ibu yang memiliki anak dengan down syndrome
dengan mengetahui tingkat depresi dan self-esteem mereka, kiranya
perlu untuk memaksimalkan potensi yang ada pada diri sendiri,
karena hal ini selain dapat meningkatkan kualitas ibu dapat pula
meningkatkan self-esteem ibu sehingga para ibu dapat terhindar
dari ancaman depresi.
2. Bagi pihak sekolah kiranya perlu juga untuk memaksimalkan
potensi anak down syndrome sehingga dapat memunculkan bakatbakat bahkan kemandirian anak sehingga hal itu berdampak positif
juga bagi keluarga anak terutama ibu agar dapat meningkatkan selfesteem sehingga dapat terhindar dari kecenderungan depresi. Selain
itu pihak sekolah kiranya perlu untuk melakukan pendampingan
secara psikologis kepada orangtua siswa-siswi yang dibina oleh
sekolah.
3. Bagi komunitas persatuan orangtua dengan anak down syndrome di
Indonesia
agar
dapat
mensosialisasikan
kepada
anggota
komunitasnya mengenai self-esteem dan depresi ini, baik dalam
pertemuan rutin atau seminar-seminar. Diharapkan juga komunitas
ini dapat memberikan ajakan atau pengaruh yang baik bagi para
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
orangtua dengan anak down syndrome agar mampu menerima
kebreadaan dan keterbatasan anak down syndrome dengan baik.
Pihak pengurus komunitas juga dapat memanfaatkan peran
psikolog
dalam
komunitas
untuk
memfasilitasi
pembinaan
psikologis terhadap orangtua khususnya ibu.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian
berkaitan
dengan
depresi
atau
self-esteem
kiranya
mempertimbangan variabel yang dapat memengaruhi baik itu selfesteem atau depresi itu sendiri. Selain itu untuk pemilihan subjek
yang “istimewa” bisa dalam artian subjek yang terbatas, atau
memiliki sensitivitas tertentu hendaknya melakukan survei terlebih
dahulu agar mempermudah proses pengambilan data nantinya.
Selanjutnya adalah masih dibutuhkan perbaikan pada aitem-aitem
depresi
maupun
self-esteem
agar
sesuai
dengan
konteks
lingkungan, budaya, bahkan hal-hal yang melekat pada diri subjek
seperti jenis kelamin, usia, status sosial dan lain sebagainya.
C. Keterbatasan Penelitian
Skala adaptasi yang digunakan dalam penelitian ini (Beck
Depression Inventory) masih membutuhkan revisi yang mendalam dan
terstandar hingga dirasa cukup valid dan reliabel untuk digunakan kembali
sebagai alat ukur yang bisa digunakan di Indonesia. Skala adaptasi ini juga
perlu dievaluasi sehingga dapat disesuaikan dengan konteks lingkungan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
budaya, bahkan hal-hal yang melekat pada diri subjek seperti jenis
kelamin, usia, status sosial dan lain sebagainya. Selain itu keterbatasan
jumlah subjek yang dinilai sedikit dikhawatirkan belum mampu
merepresentasikan keadaan populasi yaitu ibu dengan anak down
syndrome yang sesungguhnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Daftar Pustaka
Adams, A. R; Gordon, C dan Spangler, A. A. (1999). Maternall Stress in Caring
for Children with Feeding Disabilities: Implication for
HealthCare
Providers: Journal of the American Dietetic Assosiation Volume 99
Number 8.
Atkinson, R. (1987). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Azwar, Saifuddin. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Validitas, Edisi III. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (1989). Self-esteem dan Motivasi untuk Berprestasi pada Mahasiswa.
Buletin Psikologi. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada No 1 (25-28)
Beck, T. Aaron. (1985). Depression Causes and Treatment. Philadelphia:
University of Pennsylvania Press.
Botsari, M.E. (2000). Personality Characteristis of Greek Mothers of
Children with Special Needs Who are Involved in Special Need Support
Centres. Greece: University of Athens, Greece.
Bramastyo, Wahyu. (2009). Depresi? No Way!. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Burn, D. David. (1988). Terapi Kognitif; Pendekatan Baru Bagi Penanganan
Depresi. Jakarta: Erlangga
Coopersmith, Stanley. (1967). The Antecedents of Self-esteem. San Fransisco:
H.Freeman and Company.
Emslie, C. et.al. (2006). Men’s Account of Depression ‘Reconstructing or
Resisting Hegemonic Masculinity?’. UK: University of Westminster.
Herlina; Asmijati dan Nurhayati. (2012). Karakteristik Sikap Ibu dengan Kejadian
anak Sindrom Down. Jakarta: Jurnal Health Quality Vol.3. No.1
November 2012
Hoffnung, R.J dan Seifert, K.L. (1997). Child and Development, 4th Edition.
Boston: Houghton Mifflin
Irawaty, N dan Hajat, N. (2012). Hubungan Antara Harga Diri (Self-esteem)
dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 di Jakarta Timur:
Ecosains Volume X. Nomor 2 Agustus 2012.
112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Irdawati dan Muh, A. (2009). Sindrom Down pada Anak diTinjau dari Segi
Biomedik dan Penatalaksanaannya: Berita Ilmu Keperawatan ISSN 19792697 Vol 2. No.1 Maret 2009; hal 47-50
Kartono, Kartini. (1992). Psikologi Wanita; Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan
Nenek Jilid 2. Bandung: Mundur Maju.
Killmartin, Christopher. (2005). Depression In Men:Communication,Diagnosis
and Therapy. USA: Published by Elsevier Ireland Ltd. Vol. 2, No. 1, pp.
95–99, March 2005
Lubis, L.N. (2009). Depresi, Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Mangunsong, Frieda. (1998). Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok:
LPSP3 UI
Matondang, Zulkifli. (2009). Validitas dan Reliabilitas suatu Instrumen
Penelitian: Jurnal Tabula Rasa PPS UniMed. Voi. 6. No.1 Juni 2009
Maulina, B. dan Suratminingsih, R. (2005). Stress diTinjau dari Harga Diri
pada Ibu yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental. Sumatera
Utara: Psikologia Volume I. Nomor 1.
Miller, S.M. (1990). Anxiety in Children, Nature and Development: Handbook of
Developmental Psychology. New York: Plerum Press
Nurrachman, N. dan Bachtiar, I. (2011). Psikologi Perempuan; Pendekatan
Kontekstual Indonesia. Jakarta: Universitas Atma Jaya.
Prabandari, R.A.Y. (1989). Hubungan Antara Stres dan Motif Berprestasi dengan
Depresi pada Mahasiswa Tingkat Lanjut. Skripsi (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Gajah Mada.
Prasetyo, B.D. Antonius. (1994). Hubungan Antara Self-esteem dan Tipe
Kepribadian A dengan Kecenderungan Depresi pada Remaja Putri.
Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata.
Purwaningsih S.A. dan Saifudin, M. (2012). Hubungan Tipe Kepribadian
Introvert dan Ekstrovert dengan Depresi pada Lansia di Panti Werda
Pasuruan Babat-Lamongan: Surya Vol.3. No. XIII Desember 2012
Rahman, Abdul Agus. (2013). Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan
Pengetahuan Empirik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Retnowati, S. dan Aditomo, A. (2004). Perfeksionisme, Harga Diri, dan
Kecenderungan Depresi pada Remaja Akhir. Yogyakarta: Jurnal Psikologi
2004, No.1, 1-14: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2008). Laporan Nasional 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.
Rohmah, A.F. (2004). Pengaruh Pelatihan Harga Diri terhadap Penyesuaian
Diri pada Remaja: Humanitas: Indonesia Psychological Journal Vol.1. N
o.1 1 Januari 2004 53-63
Rusli, A.R; Meiyutariningsih, T. dan Endahingwarni, W. (2011). Perbedaan
Depresi Pasca Melahirkan pada Ibu Primipara diTinjau dari Usia Ibu
Hamil. Surabaya: Insan Vol.13. No.01 April 2011
Santoso, Agung. 2010. Statistika Untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma
Selikowitz, M, 2001. Down Syndrome The Facts. Newyork : Oxford University
Simanjuntak, Julianto. (2012). Membangun Kesehatan Mental Keluarga dan
Masa Depan Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, diLengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Spivey, L. Becky. (2006). What is Down Syndrome?. Super Duper Publication
Number.16. www.superduperinc.com
Sriyanti, Lilik. (2009). Membentuk Self-concept Positif pada Anak (Pendekatan
Parenting Skill). Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN).
Sue, David; Sue, D. dan Sue, S. (1986). Understanding Abnormal Behavior,
second edition. USA: Houghton Mifflin Company.
Supratiknya, A. (1995). Mengenal perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius.
Supriani, Anik. (2011). Tingkat Depresi pada Lansia diTinjau dari Tipe
Kepribadian dan Dukungan Sosial. Tesis (tidak diterbitkan). Surakarta:
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Sustyani, R.A; M.N, Supriyadi. dan SKM, Indriati P.A. (2102). Hubungan Antara
Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werda
Harapan Ibu Semarang (on-line)
Widyarini, N. 2009. Seri Psikologi Populer : Kunci Pengembangan Diri. Jakarta :
Elex Media Komputindo.
114
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sumber dari Internet
BOG. (2011). Down Syndrome Tak Halangi Aurel untuk Berprestasi.
http://news.liputan6.com/read/327602/down-syndrome-tak-halangi-aurel-untukberprestasi . 12 Februari 2015
http://www.about-depression.net/id/beck-depression-inventory/ 20 Juni 2014
http://www.e-psikologi.com/epsi/klinis.asp. 10 Oktober 2013
MZW.
(2012)
Jumlah
Penduduk
yang
Depresi
Meningkat.
http://health.kompas.com/read/2012/10/06/02221686/Jumlah.Penduduk.yang.Dep
resi.Meningkat 20 September 2013
Novayanti.
(2012).
Biola
Tak
Berdawai.
http://zanzha.blogspot.com/2012/01/biola-tak-berdawai.html 23 September 2013
POTADS. (2003). Latar Belakang Berdirinya POTADS. http://potads.or.id/about/ 23
September 2013
Shriver
(2007).
Causes
and
Prevention
Down
http://www.asu.edu/courses/css335/sbCauses.html . Juni 2014
Sudyusbarbassy.
(2009).
Anakku
Bukan
Syndrome
Syndrome.
Down.
http://sudyusbarbassy.blogdetik.com/2009/03/27/anakku-bukan-syndrome-down/
23 September 2013
Susanto. (2013). Wanita, Dua Kali Lebih Mudah Depresi Dibanding Pria,
Kenapa?. http://health.liputan6.com/read/708245/wanita-dua-kali-lebih-mudahdepresi-dibanding-pria-kenapa Juli 2014
115
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
116
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN I
SKALA UJI COBA 1
117
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Raisa Vienlentia
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
118
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yogyakarta, Agustus 2014
Kepada:
Yth. Ibu-ibu yang turut berpartisipasi
Dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Raisa Vienlentia dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir
(skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta
partisipasi dari ibu-ibu sekalian untuk meluangkan waktu mengisi
kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan
dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan
tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada
penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi
semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih
atas partisipasi anda.
Hormat saya,
Raisa Vienlentia
10/PSI/USD
119
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi
kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari
pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu
pengetahuan.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya
alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, September 2014
(..........................................)
120
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IDENTITAS DIRI
Inisial/nama
:
Usia
:
Usia Anak
:
Status Pernikahan :
o Menikah
o Berpisah/ cerai
o Janda
Riwayat Penyakit :
(jika ada)
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
121
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan
Bagian I
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap
pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada kotak
yang telah tersedia, yaitu:
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda
TS
: bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda
STS : bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri
anda
Contoh:
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
1
Disaat saya sedih, saya akan mencari
S
TS
STS

kegiatan yang menyenangkan
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda
sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
122
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAGIAN I
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
1
Setelah menyusun rencana saya akan
melaksanakan rencana itu dengan baik
2
Saya senang menjadi ibu dari anak
dengan tuna grahita
3
Saya selalu diterima dalam lingkungan
dan kelompok manapun
4
Banyak hal yang telah saya lakukan
membanggakan orang lain
5
Saya dapat bertahan dalam lingkungan
rumah ketika tuntutan masyarakat sekitar
dirasa terlalu berat
6
Saya mengikuti kegiatan lain
(kebaktian,syukuran) yang diadakan oleh
masjid/ gereja/ wihara/ pura
dilingkungan rumah saya
7
Saya hanya menjadi anggota biasa dalam
kelompok yang saya ikuti
8
Orang lain sulit menerima keberadaan
saya dan anak saya
9
Ketika marah pada anak, saya
menyampaikan kemarahan saya dengan
cara yang baik
10
Saya merasa terganggu saat beraktivitas
ketika anak berada disamping saya
123
S
TS
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Saya mengandalkan asisten rumah
tangga dalam menyelesaikan kebutuhan
sekolah anak saya
12
Saya merasa berat untuk melakukan
sesuatu yang telah saya rencanakan
13
Saya bersikap acuh tak acuh terhadap
orang-orang yang tidak memahami
keadaan anak saya
14
Saya jarang pergi ke rumah ibadah
15
Apapun yang saya kerjakan tidak
berhasil dengan baik
16
Saya tidak memberikan bantuan apapun
pada rumah ibadah
17
Orang lain selalu dapat memecahkan
masalahnya sendiri tanpa bantuan dari
saya
18
Saya malas untuk membaca kitab suci
19
Saya merupakan orang yang kurang
populer di lingkungan
20
Saat saya tidak datang dalam suatu
pertemuan, teman-teman akan mencari
saya
21
Terkadang saya berharap menjadi ibu
dari anak yang normal
22
Saya lebih memilih dirumah
dibandingkan mengikuti kegiatan
124
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
keagamaan
23
Apapun hal yang saya lakukan kepada
anak, memberikan saya kepuasan
24
Saya akan mengalihkan rasa marah
dengan mendengarkan musik
25
Saya mengurus kebutuhan sekolah anak
saya sendiri
26
Saya merasa semua orang mengabaikan
keadaan saya dan anak saya
27
Saya sulit membagi waktu untuk
keluarga dan teman-teman saya
28
Saya mampu melakukan pekerjaan tanpa
bantuan orang lain
29
Saya mendapat banyak perhatian dari
orang lain termasuk suami, saudara dan
teman-teman
30
Saya mampu melakukan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pekerjaan
rumah tangga
31
Saya tidak bisa menahan diri untuk
berteriak saat marah
32
Saya bisa menahan marah ketika orang
lain memandang aneh kepada anak saya
33
Saya rajin membaca kitab suci
34
Saya merasa Tuhan sedang menghukum
125
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ketika masalah datang dalam hidup
35
Saya memilih diam ketika memiliki
masalah dengan orang lain
36
Saya berusaha selalu ada saat orang lain
membutuhkan saya
37
Saya merasa bersyukur atas apa yang
diberikan Tuhan termasuk anak saya
38
Saya merasa dikucilkan dan dijauhi oleh
orang lain
39
Saya merasa sulit melakukan apapun
yang berhubungan dengan pekerjaan
rumah tangga
40
Saya dikenal oleh banyak orang
41
Saya bersedekah ke rumah ibadah
42
Saya membutuhkan orang lain untuk
membantu dalam melakukan pekerjaan
saya
43
Saya tidak dapat terganggu oleh
gangguan dari anak saya ketika
beraktivitas
44
Saya merasa malas untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan oleh kelompok
yang saya ikuti
45
Kesalahan terus terjadi dalam setiap hal
yang saya lakukan ketika saya bekerja
46
Saya selalu memiliki energi dalam
126
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mengikuti kegiatan dalam suatu
kelompok
47
Apapun yang saya rencanakan
kedepannya tidak pernah saya
laksanakan
48
Orang lain selalu datang menghibur
ketika saya merasa sedih
49
Gagasan yang saya berikan sering
ditolak oleh orang lain
50
Orang lain mudah setuju dengan
gagasan-gagasan yang saya berikan
51
Saya dapat menyampaikan pendapat
saya dengan cara-cara yang dapat
diterima orang lain
52
Hal-hal kecil yang dilakukan anak saya
selalu mengganggu saya
53
Ketika marah terhadap anak, saya tidak
dapat menahan diri untuk mengomel
54
Tidak ada orang yang peduli terhadap
hasil yang telah saya lakukan
55
Orang lain menerima saya apa-adanya
56
Saya dapat melakukan pekerjaan saya di
rumah dengan baik meskipun anak saya
sedang rewel
57
Saya tidak pernah merasa puas dengan
127
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
hasil yang saya kerjakan pada anak
58
Kehadiran saya tidak membawa dampak
bagi keluarga saya
59
Saya tidak peduli dengan keadaan orang
lain
60
Saya mencari-cari alasan ketika
dihadapkan pada sesuatu yang
merugikan saya.
61
Saya menyadari dan merasa baik-baik
saja setelah mengambil keputusan untuk
urusan kesehatan anak saya
62
Saya akan selalu berusaha jujur dalam
setiap perilaku dan perkataan
63
Dengan memiliki anak yang
berkemampuan berbeda dari anak lain
saya merasa sedih
64
Saya merasa sanggup untuk melakukan
segala sesuatu yang telah direncanakan
65
Saya memilih untuk berpindah rumah
ketika tuntutan masyarakat sekitar dirasa
terlalu berat
66
Saya bersikap toleran terhadap orangorang yang tidak memahami keadaan
anak saya
67
Saya menegur orang yang memandang
128
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
aneh kepada anak saya
68
Saya merupakan pribadi yang dapat
diandalkan
69
Saya menjadi bagian yang penting dalam
lingkungan saya
70
Orang lain menghargai bantuan yang
telah saya berikan pada mereka
71
Banyak hal yang harus saya penuhi agar
diterima lingkungan saya
72
Saya merasa minder untuk
memperkenalkan anak saya kepada
orang lain
73
Saya merasa beruntung memiliki anak
yang memiliki kemampuan yang berbeda
dari anak lain
74
Saya merasa kecewa setelah mengambil
keputusan untuk urusan masa depan
anak saya
75
Saya sering dimintai pertimbangan oleh
teman-teman saya
76
Sulit bagi saya untuk dapat diterima
dalam sebuah lingkungan atau komunitas
77
Saya selalu mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh kelompok yang saya ikuti
78
Saya melakukan pekerjaan rumah seperti
mengurus anak dan suami dengan benar
129
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Saya adalah seseorang yang tidak dapat
diandalkan
80
Teman-teman terkadang tidak sadar akan
kehadiran saya dalam suatu pertemuan
81
Saya dapat mengurus kebutuhan sekolah
anak saya dengan baik
82
Saya selalu sendirian bahkan ketika saya
merasakan kesedihan
83
Saya selalu ditunjuk menjadi panitia
dalam suatu event
84
Saya sulit untuk bersikap baik kepada
orang yang tidak saya sukai
85
Saya menyukai suasana saat berada di
rumah ibadah
86
Saya selalu menjadi peserta dalam suatu
event
87
Saya merasa disukai oleh orang lain
88
Saya mencari alasan untuk tidak
mengikuti kegiatan kelompok ketika
saya sedang malas
89
Saya seringkali gagal mengikuti berbagai
kegiatan yang dibuat dalam kelompok
90
Saya merasa sebagai orang yang berguna
dalam keluarga saya
91
Saya akan membahas masalah dengan
orang yang berkonflik dengan saya
130
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Saya sulit untuk menyampaikan
pendapat dengan benar sehingga sulit
diterima orang lain
93
Saya berusaha untuk selalu bersikap baik
kepada semua orang
95
Saya membagi waktu dengan baik untuk
keluarga dan teman-teman saya
96
Setiap hal yang saya lakukan
menyusahkan orang lain
97
Saya akan berusaha berpikir positif
bahkan ketika masalah datang dalam
hidup saya
98
Saya mampu mengikuti kegiatan positif
yang diadakan komunitas saya
99
Tidak ada yang dapat saya lakukan untuk
mengubah hidup saya
100 Orang lain menerima kehadiran saya dan
anak saya dengan baik
131
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bagian II
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap
pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada
lingkaran di setiap kalimat pernyataan yang telah tersedia.
Contoh:
1.
o Saya banyak meluangkan waktu untuk bersenang-senang
o Saya meluangkan waktu untuk bersenang-senang
o Saya merasa kurang meluangkan waktu untuk bersenangsenang
o Saya tidak pernah meluangkan waktu untuk bersenangsenang
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda
sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
132
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAGIAN II
1.
o Saya tidak merasa sedih
o Saya merasa sedih
o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa mehilangkan
perasaan itu
o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya
tidak tahan lagi rasanya
2.
o Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa tidak ada suatu pun yang dapat saya
harapkan
o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan
bahwa semuanya tidak akan dapat membaik
3.
o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang
gagal
o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada
kebanyakan orang
o Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh
saya hanyalah kegagalan
o Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
133
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang
saya lakukan, sama seperti sebelumnya
o Saya tidak lagi menikmati banyak hal, seperti yang
pernah saya rasakan dulu
o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi
o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5.
o Saya tidak terlalu merasa bersalah
o Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu
o Saya merasa bersalah hampir diseluruh waktu
o Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6.
o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
o Saya pikir saya akan dihukum
o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7.
o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
o Saya kecewa dengan diri saya sendiri
o Saya muak terhadap diri saya sendiri
o Saya membenci diri saya sendiri
134
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
o Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain
o Saya mencela diri saya sendiri karena kelemahankelemahan atau kesalahan saya
o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena
kesalahan-kesalahan saya
o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang
terjadi
9.
o Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri
o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri,
namun saya tidak akan melakukannnya
o Saya ingin bunuh diri
o Saya akan bunuh diri jika ada kesempatan
10.
o Saya tidak banyak menangis dibandingkan biasanya
o Sekarang saya lebih banyak menangis daripada
sebelumnya
o Sekarang saya menangis sepanjang waktu
o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak
lagi dapat menangis walaupun saya menginginkannya
135
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11.
o Saya tidak terganggu oleh berbagai hal dibandingkan
biasanya
o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya
o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu
saya
o Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12.
o Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain
o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain
dibandingkan biasanya
o Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang
lain
o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13.
o Saya mengambil keputusan hampir sama baiknya dengan
yang biasa saya lakukan
o Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari
yag biasa saya lakukan
o Saya mengalami kesulitan yang lebih besar dalam
mengambil keputusan daripada sebelumnya
o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusankeputusan lagi
136
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14.
o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih
buruk dari yang biasanya
o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik
o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang
permanen dalam penampilan saya sehingga membuat
saya tampak tidak menarik
15.
o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu
sebelumnya
o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk melakukan
sesuatu
o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan
sesuatu
o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16.
o Saya dapat tidur seperti biasa
o Tidur saya tidak senyenyak biasanya
o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa
sukar sekali untuk bisa tidur kembali
o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya
serta tidak dapat tidur kembali
137
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17.
o Saya tidak merasa lelah seperti biasanya
o Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya
o Saya merasa lelah setelah mealkukan apa saja
o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18.
o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya
o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya
o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk
o Saya tidak memiliki nafsu makan lagi
19.
o Berat badan saya tidak turun banyak, atau bahkan tetap
akhir-akhir ini
o Berat badan saya turun lebih dari 2,5 kilogram
o Berat badan saya turun lebih dari 5 kilogram
o Berat badan saya turun lebih dari 7,5 kilogram
138
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20.
o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya
daripada biasanya
o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa
sakit dan tidak enak badan, atau perut mual, dan sembelit
o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan
sukar untuk memikirkan banyak hal lainnya
o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya
sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya
21.
o Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya
terhadap seks
o Saya kurang berminat dibidang seks dibandingkan
biasanya
o Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks
o Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali
139
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA UJI COBA 2
140
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Raisa Vienlentia
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
141
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yogyakarta, Agustus 2014
Kepada:
Yth. Ibu-ibu yang turut berpartisipasi
Dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Raisa Vienlentia dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir
(skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta
partisipasi dari ibu-ibu sekalian untuk meluangkan waktu mengisi
kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan
dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan
tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada
penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi
semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih
atas partisipasi anda.
Hormat saya,
Raisa Vienlentia
10/PSI/USD
142
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi
kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari
pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu
pengetahuan.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya
alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, September 2014
(..........................................)
143
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IDENTITAS DIRI
Inisial/nama
:
Usia
:
Usia Anak
:
Status Pernikahan :
o Menikah
o Berpisah/ cerai
o Pasangan meninggal
Riwayat Penyakit :
(jika ada)
Sebutkan anggota keluarga yang tinggal dengan anda saat ini :
o Orangtua
o Mertua
o Suami
o Anak
o Lainnya (sebutkan)
____________________________________
____
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
144
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap
pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada
lingkaran di setiap kalimat pernyataan yang telah tersedia.
Contoh:
1.
o Saya banyak meluangkan waktu untuk bersenang-senang
o Saya meluangkan waktu untuk bersenang-senang
o Saya merasa kurang meluangkan waktu untuk bersenangsenang
o Saya tidak pernah meluangkan waktu untuk bersenangsenang
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda
sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
145
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAGIAN II
1.
o Saya tidak merasa sedih
o Saya merasa sedih
o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa mehilangkan
perasaan itu
o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga
sayatidak tahan lagi rasanya
2.
o Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa tidak ada suatu pun yang dapat saya
harapkan
o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan
bahwa semuanya tidak akan dapat membaik
3.
o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang
gagal
o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada
kebanyakan orang
o Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh
saya hanyalah kegagalan
o Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
146
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang
saya lakukan, sama seperti sebelumnya
o Saya tidak lagi menikmati banyak hal, seperti yang
pernah saya rasakan dulu
o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi
o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5.
o Saya tidak terlalu merasa bersalah
o Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu
o Saya merasa bersalah hampir diseluruh waktu
o Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6.
o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
o Saya pikir saya akan dihukum
o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7.
o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
o Saya kecewa dengan diri saya sendiri
o Saya muak terhadap diri saya sendiri
o Saya membenci diri saya sendiri
147
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
o Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain
o Saya mencela diri saya sendiri karena kelemahankelemahan atau kesalahan saya
o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena
kesalahan-kesalahan saya
o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang
terjadi
9.
o Saya tidak pernah punya sedikitpun pikiran untuk bunuh
diri
o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri,
namun saya yakin tidak akan melakukannnya
o Saya terkadang merasa ingin bunuh diri
o Saya merasa akan bunuh diri jika ada kesempatan
10.
o Saya tidak banyak menangis dibandingkan biasanya
o Sekarang saya lebih banyak menangis daripada
sebelumnya
o Sekarang saya menangis sepanjang waktu
o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak
lagi dapat menangis walaupun saya menginginkanny
148
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11.
o Saya tidak terganggu oleh berbagai hal dibandingkan
biasanya
o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya
o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu
saya
o Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12.
o Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain
o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain
dibandingkan biasanya
o Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang
lain
o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13.
o Saya mengambil keputusan hampir sama baiknya dengan
yang biasa saya lakukan
o Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari
yag biasa saya lakukan
o Saya mengalami kesulitan yang lebih besar dalam
mengambil keputusan daripada sebelumnya
o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusankeputusan lagi
149
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14.
o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih
buruk dari yang biasanya
o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik
o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang
permanen dalam penampilan saya sehingga membuat
saya tampak tidak menarik
15.
o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu
sebelumnya
o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk melakukan
sesuatu
o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan
sesuatu
o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16.
o Saya dapat tidur seperti biasa
o Tidur saya tidak senyenyak biasanya
o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa
sukar sekali untuk bisa tidur kembali
o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya
serta tidak dapat tidur kembali
150
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17.
o Saya tidak merasa lelah seperti biasanya
o Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya
o Saya merasa lelah setelah mealkukan apa saja
o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18.
o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya
o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya
o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk
o Saya tidak memiliki nafsu makan lagi
19.
o Berat badan saya tidak turun banyak, atau bahkan tetap
akhir-akhir ini
o Saya kehilangan berat badan mungkin lebih dari 2,5
kilogram
o Saya kehilangan berat badan sekitar lebih dari 5 kilogram
o Saya kehilangan berat badan kira-kira lebih dari 7,5
kilogram
151
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20.
o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya
daripada biasanya
o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa
sakit dan tidak enak badan, atau perut mual, dan sembelit
o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan
sukar untuk memikirkan banyak hal lainnya
o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya
sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya
21.
o Saya tidak melihat ada perubahan dalam minat saya
terhadap hubungan seksual dengan pasangan saya
o Saya menjadi kurang tertarik terhadap hubungan seksual
dibandingkan sebelumnya
o Saya hampir tidak tertarik pada hubungan seksual
o Saya kehilangan ketertarikan pada hubungan seksual
152
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SELESAI
(silahkan cek kembali apakah Anda sudah mengisi identitas
dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewat)
TERIMA KASIH
153
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN II
RELIABILITAS SKALA
154
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA DEPRESI TRY OUT 2
SKALA DEPRESI TRYOUT 2
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
35
100.0
0
.0
35
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.821
21
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
a1
.26
.443
35
a2
.06
.236
35
a3
.14
.430
35
a4
.14
.355
35
a5
.66
.591
35
a6
.60
.651
35
a7
.14
.355
35
a8
.51
.951
35
a9
.09
.284
35
a10
.29
.750
35
a11
.40
.553
35
a12
.09
.284
35
a13
.29
.572
35
a14
.29
.667
35
155
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a15
.74
.657
35
a16
.46
.780
35
a17
.63
.731
35
a18
.29
.458
35
a19
.03
.169
35
a20
.74
.780
35
a21
.40
.651
35
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
a1
6.97
30.440
.304
.817
a2
7.17
30.382
.649
.811
a3
7.09
29.728
.471
.811
a4
7.09
30.022
.508
.811
a5
6.57
29.429
.365
.814
a6
6.63
28.887
.402
.812
a7
7.09
30.492
.384
.815
a8
6.71
25.622
.581
.802
a9
7.14
30.773
.403
.815
a10
6.94
28.938
.325
.818
a11
6.83
29.852
.325
.816
a12
7.14
30.714
.422
.815
a13
6.94
29.879
.306
.817
a14
6.94
28.350
.468
.809
a15
6.49
28.787
.412
.812
a16
6.77
27.593
.478
.808
a17
6.60
27.482
.536
.804
a18
6.94
29.879
.406
.813
a19
7.20
31.459
.335
.819
a20
6.49
27.139
.538
.804
a21
6.83
31.499
.027
.832
Scale Statistics
156
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Mean
7.23
Variance
32.123
Std. Deviation
N of Items
5.668
21
157
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA SELF-ESTEEM
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
35
100.0
0
.0
35
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.919
100
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
a1
2.23
.646
35
a2
1.83
.707
35
a3
2.09
.562
35
a4
2.00
.485
35
a5
1.94
.684
35
a6
2.26
.505
35
a7
.97
.514
35
a8
2.11
.758
35
a9
2.17
.568
35
a10
1.74
1.094
35
a11
2.29
.667
35
158
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a12
2.00
.642
35
a13
1.77
.808
35
a14
2.23
.731
35
a15
2.20
.719
35
a16
2.31
.676
35
a17
1.46
.780
35
a18
2.14
.648
35
a19
1.89
.758
35
a20
1.69
.676
35
a21
1.17
.664
35
a22
2.06
.838
35
a23
2.00
.686
35
a24
1.74
.780
35
a25
2.00
.804
35
a26
2.26
.741
35
a27
1.83
.747
35
a28
1.86
.772
35
a29
2.23
.646
35
a30
2.20
.719
35
a31
2.00
.642
35
a32
2.00
.642
35
a33
1.91
.445
35
a34
1.83
.822
35
a35
1.26
.852
35
a36
1.97
.568
35
a37
2.49
.507
35
a38
2.46
.561
35
a39
2.26
.505
35
a40
1.74
.505
35
a41
2.09
.373
35
a42
1.43
.608
35
a43
1.40
.775
35
a44
2.23
.547
35
a45
2.14
.648
35
159
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a46
1.74
.701
35
a47
2.23
.426
35
a48
1.89
.631
35
a49
2.14
.550
35
a50
1.54
.611
35
a51
1.94
.482
35
a52
2.09
.702
35
a53
1.69
.758
35
a54
2.14
.550
35
a55
2.34
.539
35
a56
1.89
.583
35
a57
1.63
.770
35
a58
2.06
.765
35
a59
2.14
.733
35
a60
1.89
.758
35
a61
1.86
.648
35
a62
2.51
.507
35
a63
1.94
.591
35
a64
1.97
.453
35
a65
2.37
.646
35
a66
2.11
.323
35
a67
1.60
.695
35
a68
1.66
.639
35
a69
1.43
.608
35
a70
2.17
.382
35
a71
1.54
.817
35
a72
2.26
.657
35
a73
1.80
.677
35
a74
2.09
.507
35
a75
1.69
.631
35
a76
2.17
.453
35
a77
1.83
.568
35
a78
2.17
.568
35
a79
2.11
.631
35
160
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a80
1.97
.618
35
a81
2.00
.542
35
a82
1.83
.664
35
a83
1.26
.657
35
a84
1.83
.785
35
a85
2.17
.568
35
a86
1.74
.505
35
a87
1.83
.568
35
a88
1.77
.770
35
a89
1.80
.719
35
a90
2.14
.494
35
a91
1.49
.781
35
a92
2.14
.601
35
a93
2.37
.490
35
a94
2.14
.550
35
a95
2.14
.494
35
a96
2.40
.553
35
a97
2.31
.471
35
a98
2.09
.373
35
a99
2.20
.632
35
a100
2.43
.608
35
Scale Statistics
Mean
Variance
196.54
460.373
Std. Deviation
N of Items
21.456
100
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if
Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
a1
194.31
454.281
.206
.919
a2
194.71
461.328
-.048
.921
a3
194.46
448.491
.486
.918
161
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a4
194.54
450.432
.471
.918
a5
194.60
453.659
.215
.919
a6
194.29
451.151
.418
.918
a7
195.57
464.429
-.195
.921
a8
194.43
445.605
.443
.918
a9
194.37
452.476
.313
.919
a10
194.80
441.518
.384
.918
a11
194.26
451.020
.314
.919
a12
194.54
448.197
.433
.918
a13
194.77
441.652
.532
.917
a14
194.31
442.987
.548
.917
a15
194.34
445.232
.482
.918
a16
194.23
443.652
.571
.917
a17
195.09
442.492
.526
.917
a18
194.40
441.718
.669
.917
a19
194.66
440.997
.590
.917
a20
194.86
454.950
.172
.920
a21
195.37
455.946
.141
.920
a22
194.49
446.551
.370
.918
a23
194.54
452.961
.238
.919
a24
194.80
454.518
.158
.920
a25
194.54
454.844
.142
.920
a26
194.29
444.034
.505
.918
a27
194.71
449.622
.322
.919
a28
194.69
452.575
.219
.919
a29
194.31
453.281
.243
.919
a30
194.34
451.173
.284
.919
a31
194.54
452.961
.256
.919
a32
194.54
450.020
.365
.918
a33
194.63
452.299
.416
.918
a34
194.71
468.681
-.252
.923
a35
195.29
459.622
.001
.921
a36
194.57
452.664
.306
.919
a37
194.06
451.114
.418
.918
162
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a38
194.09
443.904
.684
.917
a39
194.29
447.916
.570
.918
a40
194.80
450.635
.442
.918
a41
194.46
453.491
.424
.919
a42
195.11
468.692
-.330
.922
a43
195.14
452.303
.227
.919
a44
194.31
451.163
.384
.918
a45
194.40
452.659
.264
.919
a46
194.80
449.929
.335
.919
a47
194.31
450.339
.545
.918
a48
194.66
449.526
.390
.918
a49
194.40
449.424
.457
.918
a50
195.00
457.000
.115
.920
a51
194.60
454.424
.278
.919
a52
194.46
452.726
.240
.919
a53
194.86
442.244
.551
.917
a54
194.40
442.776
.747
.917
a55
194.20
449.635
.457
.918
a56
194.66
454.997
.203
.919
a57
194.91
454.551
.159
.920
a58
194.49
459.022
.023
.921
a59
194.40
449.247
.341
.919
a60
194.66
451.997
.242
.919
a61
194.69
452.339
.276
.919
a62
194.03
453.734
.295
.919
a63
194.60
457.365
.105
.920
a64
194.57
454.899
.273
.919
a65
194.17
448.146
.432
.918
a66
194.43
453.664
.480
.918
a67
194.94
454.114
.195
.919
a68
194.89
452.928
.259
.919
a69
195.11
448.398
.451
.918
a70
194.37
451.829
.517
.918
a71
195.00
464.588
-.139
.922
163
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a72
194.29
453.328
.236
.919
a73
194.74
459.608
.011
.920
a74
194.46
447.550
.586
.918
a75
194.86
456.008
.147
.920
a76
194.37
447.240
.675
.917
a77
194.71
454.798
.217
.919
a78
194.37
451.005
.375
.918
a79
194.43
440.664
.729
.916
a80
194.57
442.782
.662
.917
a81
194.54
457.020
.132
.920
a82
194.71
459.151
.027
.920
a83
195.29
447.445
.449
.918
a84
194.71
444.210
.470
.918
a85
194.37
466.593
-.267
.921
a86
194.80
452.988
.331
.919
a87
194.71
453.151
.285
.919
a88
194.77
452.240
.230
.919
a89
194.74
450.255
.314
.919
a90
194.40
455.953
.198
.919
a91
195.06
462.467
-.080
.921
a92
194.40
449.365
.418
.918
a93
194.17
453.029
.340
.919
a94
194.40
451.306
.375
.918
a95
194.40
447.894
.586
.918
a96
194.14
446.303
.589
.917
a97
194.23
451.593
.428
.918
a98
194.46
453.314
.435
.918
a99
194.34
444.938
.564
.917
a100
194.11
445.928
.548
.917
164
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN III
SKALA PENELITIAN
165
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Raisa Vienlentia
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
166
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yogyakarta, Agustus 2014
Kepada:
Yth. Ibu-ibu yang turut berpartisipasi
Dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Raisa Vienlentia dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir
(skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta
partisipasi dari ibu-ibu sekalian untuk meluangkan waktu mengisi
kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan
dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan
tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada
penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi
semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih
atas partisipasi anda.
Hormat saya,
Raisa Vienlentia
10/PSI/USD
167
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi
kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari
pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu
pengetahuan.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya
alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, September 2014
(..........................................)
168
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IDENTITAS DIRI
Inisial/nama
:
Usia
:
Usia Anak
:
Status Pernikahan :
o Menikah
o Berpisah/ cerai
o Pasangan meninggal
Riwayat Penyakit :
(jika ada)
Sebutkan anggota keluarga yang tinggal dengan anda saat ini :
o Orangtua
o Mertua
o Suami
o Anak
o Lainnya (sebutkan)
____________________________________
____
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
169
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bagian I
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap
pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada kotak
yang telah tersedia, yaitu:
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda
TS
: bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda
STS : bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri
anda
Contoh:
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
1
Disaat saya sedih, saya akan mencari
S
TS
STS

kegiatan yang menyenangkan
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda
sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
170
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
1
Saya selalu diterima dalam lingkungan
dan komunitas manapun
2
Banyak hal yang telah saya lakukan
membanggakan orang lain
3
Saya mengikuti kegiatan lain
(kebaktian,syukuran) yang diadakan oleh
masjid/ gereja/ wihara/ pura
dilingkungan rumah saya
4
Orang lain sulit menerima keberadaan
saya dan anak saya
5
Ketika marah pada anak, saya
menyampaikan kemarahan saya dengan
cara yang baik
6
Saya merasa terganggu saat beraktivitas
ketika anak berada disamping saya
7
Saya mengandalkan asisten rumah
tangga dalam menyelesaikan kebutuhan
sekolah anak saya
8
Saya merasa berat untuk melakukan
sesuatu yang telah saya rencanakan
9
Saya bersikap acuh tak acuh terhadap
orang-orang yang tidak memahami
keadaan anak saya
10
Saya jarang pergi ke rumah ibadah
171
S
TS
STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Apapun yang saya kerjakan tidak
berhasil dengan baik
12
Saya tidak memberikan bantuan apapun
pada rumah ibadah
13
Orang lain selalu dapat memecahkan
masalahnya sendiri tanpa bantuan dari
saya
14
Saya malas untuk membaca kitab suci
15
Saya merupakan orang yang kurang
populer di lingkungan
16
Saya lebih memilih dirumah
dibandingkan mengikuti kegiatan
keagamaan
17
Saya merasa semua orang mengabaikan
keadaan saya dan anak saya
18
Saya sulit membagi waktu untuk
keluarga dan teman-teman saya
19
Saya bisa menahan marah ketika orang
lain memandang aneh kepada anak saya
20
Saya rajin membaca kitab suci
21
Saya berusaha selalu ada saat orang lain
membutuhkan saya
22
Saya merasa bersyukur atas apa yang
diberikan Tuhan termasuk anak saya
23
Saya merasa dikucilkan dan dijauhi oleh
orang lain
172
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Saya merasa sulit melakukan apapun
yang berhubungan dengan pekerjaan
rumah tangga
25
Saya dikenal oleh banyak orang
26
Saya bersedekah ke rumah ibadah
27
Saya merasa malas untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan oleh komunitas
yang saya ikuti
28
Saya selalu memiliki energi dalam
mengikuti kegiatan dalam suatu
kelompok
29
Apapun yang saya rencanakan
kedepannya tidak pernah saya
laksanakan
30
Orang lain selalu datang menghibur
ketika saya merasa sedih
31
Gagasan yang saya berikan sering
ditolak oleh orang lain
32
Ketika marah terhadap anak, saya tidak
dapat menahan diri untuk mengomel
33
Tidak ada orang yang peduli terhadap
hasil yang telah saya lakukan
34
Orang lain menerima saya apa-adanya
35
Saya tidak peduli dengan keadaan orang
lain
173
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Saya memilih untuk berpindah rumah
ketika tuntutan masyarakat sekitar dirasa
terlalu berat
37
Saya bersikap toleran terhadap orangorang yang tidak memahami keadaan
anak saya
38
Saya menjadi bagian yang penting dalam
komunitas saya
39
Orang lain menghargai bantuan yang
telah saya berikan pada mereka
40
Saya merasa kecewa setelah mengambil
keputusan untuk urusan masa depan anak
saya
41
Sulit bagi saya untuk dapat diterima
dalam sebuah lingkungan atau komunitas
42
Saya melakukan pekerjaan rumah seperti
mengurus anak dan suami dengan benar
43
Saya adalah seseorang yang tidak dapat
diandalkan
44
Teman-teman terkadang tidak sadar akan
kehadiran saya dalam suatu pertemuan
45
Saya selalu ditunjuk menjadi panitia
dalam suatu event dalam komunitas
46
Saya sulit untuk bersikap baik kepada
orang yang tidak saya sukai
174
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Saya selalu menjadi peserta dalam suatu
event
48
Saya seringkali gagal mengikuti berbagai
kegiatan yang dibuat dalam komunitas
49
Saya sulit untuk menyampaikan
pendapat dengan benar sehingga sulit
diterima orang lain
50
Saya berusaha untuk selalu bersikap baik
kepada semua orang
51
Saya dapat mengubah banyak hal dalam
hidup, meskipun saya memiliki anak
yang berbeda dengan yang lain
52
Saya membagi waktu dengan baik untuk
keluarga dan teman-teman saya
53
Setiap hal yang saya lakukan
menyusahkan orang lain
54
Saya akan berusaha berpikir positif
bahkan ketika masalah datang dalam
hidup saya
55
Saya mampu mengikuti kegiatan positif
yang diadakan komunitas saya
56
Tidak ada yang dapat saya lakukan untuk
mengubah hidup saya
57
Orang lain menerima kehadiran saya dan
anak saya dengan baik
175
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap
pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai
dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada
lingkaran di setiap kalimat pernyataan yang telah tersedia.
Contoh:
21.
o Saya banyak meluangkan waktu untuk bersenang-senang
o Saya meluangkan waktu untuk bersenang-senang
o Saya merasa kurang meluangkan waktu untuk bersenangsenang
o Saya tidak pernah meluangkan waktu untuk bersenangsenang
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda
sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
176
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAGIAN II
1.
o Saya tidak merasa sedih
o Saya merasa sedih
o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa mehilangkan
perasaan itu
o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya
tidak tahan lagi rasanya
2.
o Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa tidak ada suatu pun yang dapat saya
harapkan
o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan
bahwa semuanya tidak akan dapat membaik
3.
o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang
gagal
o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada
kebanyakan orang
o Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh
saya hanyalah kegagalan
o Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
177
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang
saya lakukan, sama seperti sebelumnya
o Saya tidak lagi menikmati banyak hal, seperti yang
pernah saya rasakan dulu
o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi
o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5.
o Saya tidak terlalu merasa bersalah
o Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu
o Saya merasa bersalah hampir diseluruh waktu
o Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6.
o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
o Saya pikir saya akan dihukum
o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7.
o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
o Saya kecewa dengan diri saya sendiri
o Saya muak terhadap diri saya sendiri
o Saya membenci diri saya sendiri
178
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
o Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain
o Saya mencela diri saya sendiri karena kelemahankelemahan atau kesalahan saya
o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena
kesalahan-kesalahan saya
o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang
terjadi
9.
o Saya tidak pernah punya sedikitpun pikiran untuk bunuh
diri
o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri,
namun saya yakin tidak akan melakukannnya
o Saya terkadang merasa ingin bunuh diri
o Saya merasa akan bunuh diri jika ada kesempatan
10.
o Saya tidak banyak menangis dibandingkan biasanya
o Sekarang saya lebih banyak menangis daripada
sebelumnya
o Sekarang saya menangis sepanjang waktu
o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak
lagi dapat menangis walaupun saya menginginkannya
179
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11.
o Saya tidak terganggu oleh berbagai hal dibandingkan
biasanya
o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya
o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu
saya
o Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12.
o Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain
o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain
dibandingkan biasanya
o Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang
lain
o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13.
o Saya mengambil keputusan hampir sama baiknya dengan
yang biasa saya lakukan
o Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari
yag biasa saya lakukan
o Saya mengalami kesulitan yang lebih besar dalam
mengambil keputusan daripada sebelumnya
o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusankeputusan lagi
180
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14.
o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih
buruk dari yang biasanya
o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik
o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang
permanen dalam penampilan saya sehingga membuat
saya tampak tidak menarik
15.
o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu
sebelumnya
o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk melakukan
sesuatu
o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan
sesuatu
o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16.
o Saya dapat tidur seperti biasa
o Tidur saya tidak senyenyak biasanya
o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa
sukar sekali untuk bisa tidur kembali
o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya
serta tidak dapat tidur kembali
181
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17.
o Saya tidak merasa lelah seperti biasanya
o Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya
o Saya merasa lelah setelah mealkukan apa saja
o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18.
o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya
o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya
o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk
o Saya tidak memiliki nafsu makan lagi
19.
o Berat badan saya tidak turun banyak, atau bahkan tetap
akhir-akhir ini
o Saya kehilangan berat badan mungkin lebih dari 2,5
kilogram
o Saya kehilangan berat badan sekitar lebih dari 5 kilogram
o Saya kehilangan berat badan kira-kira lebih dari 7,5
kilogram
182
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20.
o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya
daripada biasanya
o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa
sakit dan tidak enak badan, atau perut mual, dan sembelit
o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan
sukar untuk memikirkan banyak hal lainnya
o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya
sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya
183
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SELESAI
(silahkan cek kembali apakah Anda sudah mengisi identitas
dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewat)
TERIMA KASIH
184
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN IV
HASIL PENELITIAN
185
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Skor_Total_BDI
.126
40
.111
.898
40
.002
Skor_Total_Self_Esteem
.128
40
.099
.982
40
.762
a. Lilliefors Significance Correction
2) Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Mean
Squares
Skor_Total_BDI *
Between
(Combined)
Skor_Total_Self_Este Groups
Linearity
em
Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
df
Square
R Squared
186
Sig.
1161.875
26
44.688
2.456
.046
219.877
1
219.877
12.086
.004
941.998
25
37.680
2.071
.086
236.500
13
18.192
1398.375
39
Measures of Association
R
F
Eta
Eta Squared
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Measures of Association
R
Skor_Total_BDI *
Skor_Total_Self_Esteem
R Squared
-.397
.157
187
Eta
Eta Squared
.912
.831
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Hasil Penelitian
1) Uji Korelasi
Correlations
Skor_Total_Self_
Esteem
Spearman's rho
Skor_Total_Self_Esteem
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Skor_Total_BDI
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Skor_Total_BDI
1.000
-.366*
.
.020
40
40
-.366*
1.000
.020
.
40
40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2) Uji U pada Tingkat Depresi dan Usia Subjek
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Skor_Total_BDI
40
6.88
5.988
0
23
Kategori_Usia_Subjek
40
1.80
.405
1
2
188
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Ranks
Kategori_Usia_Subj
ek
Skor_Total_BDI
N
Mean Rank
Dewasa_Awal
Sum of Ranks
8
23.75
190.00
Dewasa_Madya
32
19.69
630.00
Total
40
Test Statisticsb
Skor_Total_BDI
Mann-Whitney U
102.000
Wilcoxon W
630.000
Z
-.882
Asymp. Sig. (2-tailed)
.378
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.396a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori_Usia_Subjek
3) Uji U pada Tingkat Self-Esteem dan Status Subjek
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Skor_Total_Self_Esteem
40
109.85
13.118
79
138
Kategori_Status_Pernikahan
40
1.40
.496
1
2
Ranks
Kategori_Status_Pernikahan
Skor_Total_Self_Esteem
Menikah
N
Mean Rank
24
189
22.33
Sum of Ranks
536.00
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Janda Karena Pasangan
Meninggal/Bercerai
Total
40
Test Statisticsb
Skor_Total_Self_
Esteem
Mann-Whitney U
148.000
Wilcoxon W
284.000
Z
16
-1.216
Asymp. Sig. (2-tailed)
.224
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.233a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori_Status_Pernikahan
190
17.75
284.00
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN V
SURAT-SURAT
191
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Download