analisis kemampuan guru dalam menerapkan pemanfaatan

advertisement
ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
KERANGKA TPACK
(Study Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Oleh
Wiwit Puji Purwaningsih
702011113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
JUNI 2016
2
3
4
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa
pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan oleh pemanfaatan TIK yang semakin tinggi [1]. Bentuk
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi adalah pemanfaatan
program audio, program video, pemanfaatan TV-edukasi, pemanfaatan jejaring
sosial, dan e-learning.[1]pemanfaatan TIK dalam pembelajaran juga dijabarkan
dalam permendikbud no 69 th 2013 tentang kurikulum SMA-MA bahwa
kurikulum 2013 menuntut seorang pendidik untuk menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajarannya.
Pelaksanaan kurikulum 2013 diterapkan di beberapa sekolah yang
dianggap siap dari segi infrastruktur dan sumberdaya manusia khususnya yang
berkaitan dengan pemanfaatan TIK[5]. SMA Negeri 1 Tengaran merupakan
salah satu dari 17 sekolah yang dipilih untuk menjadi percontohan penerapan
kurikulum 2013. Dengan dipilihnya SMA N 1 Tengaran berarti guru-guru di
sekolahan tersebut seharusnya sudah menerapkan TIK dalam pembelajaran.
Berdasarkan Wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan beberapa
guru yang ada di SMAN 1 Tengaran diperoleh informasi bahwa walaupun
sudah ditetapkan sebagai percontohan untuk pelaksanaan kurikulum 2013 tapi
pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran masih perlu perhatian lebih.
Untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran
maka hal utama yang harus diperhatikan adalah kemampuan guru dalam
menerapkan TIK secara tepat [15].
Dalam menerapkan TIK dapat digunakan kerangka TPACK (Technology
Pendagogical And Content Knowledge). Kerangka TPACK sebagai acuan
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang memperlihatkan hubungan
antara tiga pengetahuan dasar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu
pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten[13].
Melihat kondisi ini maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pemanfaatan
yang dilakukan oleh guru khususnya kemampuan mereka. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan guru memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Kemampuan yang dimaksud adalah penguasaan guru terkait
teknologi, pendagogi, dan konten sebagaimana yang dijelaskan dalam kerangka
TPACK. Dari hasil evaluasi ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai masukan
untuk kegiatan pengembangan kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi.
1. Landasan Teori
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Evi adalah penelitian mengenai
analisis keterampilan Tecnological Pendagogical Content Knowledge (TPCK)
guru biologi SMA Negeri kota Pekanbaru. Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian suatu model TPACK yang menggambarkan hubungan antar variabel
laten pembentuknya yaitu Technological Knowledge (TK), Pedagogical
Knowledge (PK), Content Knowledge (CK), Technological Content Knowledge
(TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), dan Technological
Pedagogical Knowledge (TPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
5
yang memberikan kontribusi terbesar pada model TPACK yaitu variabel
technology knowledge dengan peran indikator yang memberikan kontribusi
terbesar berupa kemampuan teknik dalam menggunakan teknologi [3].
Penelitian ini menunjukkan bahwa TPACK dapat digunakan untuk mengetahui
yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan TIK melalui penjabaran antar
variabel latennya. Berdasarkan hal ini maka untuk mengetahui kemampuan
guru dalam pemanfaatan TIK dapat juga dilakukan dengan mengevaluasi setiap
komponen yang ada pada TPACK berkaitan dengan kemampuan guru.
Penelitian sejenis lainnya yang dilakukan oleh Muslim adalah penelitian
pengembangan model pembelajaran inovatif berbasis kerangka kerja TPCK
bagi guru kejuruan di SMK. Dalam penelitian ini dilakukan penerapan model
pembelajaran terintegrasi model kerangka kerja TPACK dengan model
pembelajaran inovatif berbasis masalah dan berbasis proyek dapat
mengeksplorasi guru dalam meningkatkan kapasitas guru terhadap TIK dalam
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa Profil guru SMK Teknik
Mesin berdasarkan angketTPCK menujukkan bahwa kompetensi di bidang
teknologi atau integrasi TIK dalam pembelajaran sangat rendah.[4]
Pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaran
Dalam konteks pendidikan formal (sekolah), khususnya berkaitan dengan
wahana transformasi budaya, TIK memilikifungsi dalam proses pembelajaran,
paling tidak, adalah sebagai alat bantu pembelajaran. Fungsi TIK sebagai alat
bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu
belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa.Berbagai
fungsi lain sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan,
standar kompetensi, alat bantu manajemen sekolah, dan infrastruktur
pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran, atau proses belajar mengajar di
mana siswa juga belajar bersama guru, penggunaan TIK tidak dapat dilepaskan
dengan fungsinya.[6]
Peran guru juga dengan sendirinya akan berubah dari pemberi informasi
tunggal dalam lingkungan yang sangat konvensional (teacher centered) ke arah
menjadi fasilitator pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif
belajar melalui aneka sumber (student centered)[6]. Dengan demikian jelas
bahwa untuk mencapai kompetensi-kompetensi atau kecakapan-kecakapan
sebagaimana diharapkan terhadap siswa dalam menghadapi masa depannya,
guru harus memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.Pentingnya pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran mengingat potensi TIK itu sendiri dalam
memfasilitasi dan mengoptimalkan proses pembelajaran.Dalam konteks yang
lebih luas, yaitu pendidikan, potensi TIK yang tampak jelas setidaknya adalah
memperluas kesempatan belajar, meningkatkan kualitas dan efisiensi belajar,
memungkinkan terjadinya belajar mandiri dan belajar kooperatif, serta
mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat.Beberapa contoh pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah pemanfaatan
program audio pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TVedukasi, pemanfaatan jejaring social, dan e-learning. Multimedia pembelajaran
merupakan salah satu bentuk alat bantu pembelajaran berbasis komputer yang
6
didukung berbagai komponen multimedia seperti teks, suara, gambar, dan
video.[5] Program pembelajaran ini berisi materi pembelajaran dengan tahaptahap yang mudah dipelajari siswa sehingga sangat mendukung pembelajaran
individual peserta didik.
Dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran guru menjadi lebih
terlayani kebutuhan mengajarnya sehingga proses belajar mengajarakan jauh
lebih memudahkan dan menyenangkan/menggairahkan yang pada gilirannya
akan berdampak pada diperolehnya hasil-hasil belajar yang optimal.
Technology Pedagogy Content Knowledge(TPACK)
Gambar 1 KerangkaTechnology Pedagogy Content Knowledge (TPACK)
Teknologi Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah suatu
kerangka kerja yang mengidentifikasi pengetahuan, guru perlu mengajar secara
efektif dengan kerangka technology.Konsep dasar hadirnya TPACK adalah
Sebagai berikut: TPACK diperkenalkan pertama kali oleh Mishra dan Koehler
pada tahun 2006. Mereka mendiskusikan TPACK sebagai kerangka kerja
guru/pendesain dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Konsep
TPACK muncul dalam teknologi pembelajaran didasarkan pada model
pedagogy content knowledge (PCK) yang dipelopori oleh Shulman.
Menurut Mishra dan Koehler et al terdapat tiga komponen pengetahuan
penting yang harus dimiliki sebagai pendidik yakni penguasaan materi bidang
studi sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya yang termasuk dalam
kurikulum, pedagogi dan teknologi. Mereka menggambarkannya dalam satu
kesatuan yang saling terkait satu sama lain. Hal ini sejalan dengan tuntutan
pembelajaran abad 21 dimana penguasaan TIK sebagai prasyarat bagi guru.
Disamping itu, TPACK juga dapat dijadikan pilar utama dalam mengebangkan
diri dan inovasi pembelajaran bagi guru. Lebih jauh, harapan besar untuk
menjadi guru profesional yang mampu mengintegrasikan TIK dan teknologi
dapat membantu persoalan peserta belajar agar lebih mudah memahami materi
yang tertuang dalam kurikulum. Sedangkan dalam proses pembelajaran TIK
menjadi daya tarik tersendiri.
Konsep dasar TPACK lebih menekankan hubungan antara materi
pelajaran, teknologi dan pedagogi[7]. Interaksi antara tiga komponen tersebut
memiliki kekuatan dan daya tarik untuk menumbuhkan pembelajaran aktif
yang terfokus pada peserta belajar. Hal ini dapat juga dimaknai sebagai bentuk
pergeseran pembelajaran yang semula terpusat pada guru bergeser kepada
7
peserta belajar. Kerangka kerja yang dibutuhkan bagi guru adalah pemahaman
efektivitas integrasi pembelajaran. TPACK menekankan hubungan-hubungan
antara teknologi, isi kurikulum dan pendekatan pedagogi yang berinteraksi satu
sama lain untuk menghasilkan pembelajaran berbasis TIK.
Dalam skema TPACK terdapat hubungan antar komponen penyusun,
saling beririsan antara materi kuliah (C). pedagogi (P) dan teknologi (T) yang
berpengaruh dalam konteks pembelajaran. Gambar 1 memberi ilustrasi
terhadap hubungan ketiga kornponen itu. Komponen-komponen yakni C, P
dan K yang selanjutnya C menjadi (CK). P menjadi (PK) dan T menjadi (TK)
serta hubungan antar komponen dapat dijelaskan sebagai berikut:
Content Knowledge (CK) yakni pengetahuan tetang maleri pelajaran
yang akan dipelajari. Materi tersebut tertuang di dalam kurikulum. Misalnya
siswa SMA belajar llmu Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika maka batasan
materi pelajaran yang tertuang dalam kurikulum hendaknya dimaknai secara
menyeluruh. Menurut Shulman etal mencatat bahwa materi pelajaran
meneakup pengetahuan berupa konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, metoda
yang dilengkapi dengan metoda ilmiah serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta belajar harus fokus terhadap materi pelajaran yang ada
dalam kurikulum.[12]
Pedagogy Knowledge (PK) menggambarkan pengetahuan secara
mendalam terkait dengan teori dan praktik belajar mengajar yakni mencakup
tujuan, proses, metoda pembelajaran penilaian, strategi dan lainnya. Secara
umum, seperti lazimya pedagogi terdiri atas pembelajaran, manajemen kelas,
tujuan instruksional, model penilaian peserta belajar. Pengetahuan pedagogi
mensyaratkan pemahaman aspek kognitif, afektif, sosial dan pengembangan
teori pembelajaran dan bagaimana teori itu dapat diterapkan di dalam proses
pembelajaran. Guru hendaknya memahami secara mendalam dan fokus
terhadap pedagogi yang dibutuhkan yakni tentang bagaimana siswa memahami
dan mengkonstruksi pengetahuan, sikap dan ketrampilan.[11]
Tecnology Knowledge (TK) adalah dasar-dasar teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk mensupport pembelajaran. Contohnya, pemanfaatan
software, program animasi, internet akses, model molekul, laboratorium
virtual dan lain-lain. Untuk itu, guru membutuhkan penguasai dalam
pemrosesan informasi, berkomunikasi dengan TIK dalam pembelajaran.
Mishra et at menekankan bahwa pengetahuan dasar, pengetahuan teknologi
serta trampil dalam menggunakannya untuk mendukung pemahaman materi
pelajaran yang dipelajari. Lebih jauh, penguasan teknologi inilah merupakan
tuntutan siswa abad-21.[10]
Pedagogy Content Knowledge (PCK) mencakup interaksi dan
terjadinya irisan antara pedagogi (P) dan materi pelajaran (C). Menurut
Shulman dalam Koehler et al bahwa PCK merupakan konsep tentang
8
pembelajaran yang menghantarkan materi pelajaran yang tertuang dalam
kurikulum. Hal ini mencakup proses pembelajaran terkait dengan materi
pelajaran yang dipelajari serta sistem penilaian peserta belajar.
Model pembelajarannya diharapkan dapat menghantarkan peserta belajar
secara efektif. Pemahaman hubungan dan irisan antara (P) dan (C) yang secara
rigkas menyangkut bagaimana (P) dapat mempengaruhi (C) Menurut M. J.
Koehler, PCK merupakan seperangkat pengetahuan, kurikulum bidang studi.
Transformasi pengetahuan, pedagogi umum, strategi pembelajaran dalam
konteks pendidikan.[14]
Teehnology Content Knowledge (TCK) termasuk dalam pemahaman
teknologi dan materi pelajaran yang dapat membantu serta mempengaruhi
komponen-komponen yang lain. Dalam merumuskan tujuan instruksional
sering kali terjadi miskonsepsi dan ego keilmuan. Misalnya, orang yang ahli
dibidang TIK diposisikan sebagai orang yang hanya dalam bidang TIK.
Padahal, ahli TIK sangat dibutuhkan sebagai katalisator yakni untuk
mempermudah pemahaman materi pelajaran.[14]
Technology Pedagogy Knowledge (TPK) adalah merupakan
serangkaian pemahaman bagaimana perubahan pembelajaran tetjadi dengan
memanfaatkan teknologi yang digunakan untuk mendukung pembelajaran
seeara aktif dan dapat membantu serta mempermudah konsep-konsep materi
pelajaran. TPK mernbutuhkan pemahaman keuntungan dan kerugian teknologi
yang dibutuhkan yang diterapkan dalam kontek materi pelajaran yang terjadi
dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya, TPK menbutuhkan strategi pembelajaran berbasis TIK.
Informasi skill pendukung serta membantu siswa yang mendapatkan kesulitan
secara teknis terkait dengan TIK. lntinya, dengan hadirnya TIK dalam
pembelajaran dapat secara optimal untuk membuka wawasan peserta belajar
lebih mudah memahami materi pelajaran yang bersifat mikroskopik, abstrak
dan komplek. Disinilah peran TIK dapat diartikan sebagai sumber belajar.
Untuk itu, para pengembang pembelajaran dan guru dapat mengembangan
kreativitas dan fleksibelitas sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Misalnya,
Siswa pemrograman mesin CNC. Dengan menggunakan program animasi
virtual mesin CNC dapat rnembantu pemahaman pemrograman CNC sebelum
menggunakan mesin CNC yang sebenarnya. Makna, fleksibel adalah termasuk
program animasi virtual yang digunakan mudah digunakan serta membantu
pemahaman tentang pemrograman secara virtual.[13]
Technology Pedagogy Content Kuowledge (TPACK) merangkum
suatu rangkaian dalam pembelajaran dimana kemampuan penguasaan
teknologi secara terintegrasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dari
komponen-komponen penyusunnya (C), (P) dan (K). TPACK mensyaratkan
terjadinya multi interaksi dan kombinasi antar komponen yakni materi
pelajaran, pedagogi dan teknologi yang unik dan sinergis berbasis TIK.
TPACK memiliki keunggulan dibandingkan konsep sebelumnya yakni
9
PCK. Diantaranya dalam menyusun desain instruksional, menyusun instruksi
pembelajaran, model dan strategi pembelajaran, sistem penilaian serta dalam
mendesain kurikulum. Faktor penentunya TPACK semua komponen tersebut
terintegrasi dengan TIK. Dengan demikian TPACK memberi sumbangan yang
amat besar terhadap perubahan dan paradigma pembelajaran.
Menurut Mishra dan Koehler, konsep integrasi adalah merupakan
keterlibatan berbagai domain/komponen materi dan pedagogi yang dapat
mensupport guru dalam pembelajaran berbasis teknologi. Anggapan bahwa
struktur pengetahuan sangat terkait dengan deklararif siswa tahu apa yang
dipelajari, prosedur bagaimana mengetahuinya skematik siswa mengaitkan
antara deklaratif dan prosedur yakni apa yang dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya dan strategi pengetahuan tentang kapan, dirnana dan
bagaimana domain secara khusus terkait dengan tujuan pembelajaran.[13]
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, dimana semua data
dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, penelitian ini menggunakan
metode statistik deskriptif untuk menganalisa dan menyajikan data. Statistik
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan data
kemampuan guru dalam menerapkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran meliputi nilai ratarata (mean) dan range [8].
Teknik
pengambilan
sampel
yang
digunakan
adalah
purposivesampling. Sampel dipilihdengan pertimbangan bahwa sampel yang
digunakan adalah guru yang menggunakan alat teknologi informasi sehingga
sampel atau responden dapat memberikan informasi yang relevan sesuai
dengan persoalaan penelitian. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
primer adalah kuisioneryang diadobsi dari penelitian.[4] Sedangkan data
sekunder didapat dari kantor tata usaha yang meliputi data jumlah guru, nama
guru, jumlah kelas. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan analisa
data dengan metode induktif yaitu analisis data dengan memahami dahulu
realita atau fenomena dilapangan yang kemudian dikaitkan dengan teori atau
konsep yang relevan sesuai dengan persoalan penelitian.
Awal tahap ini dilanjutkan dengan merumuskan masalah berdasarkan
masalah yang telah teridentifikasi. Studi literatur menjadi tahap berikutnya
untuk menyanggah maupun mendukung hasil penelitian terdahulu yang
dijadikan landasan dalam mencari solusi permasalahan pada penelitian dulu.
Tahapan selanjutnya adalah tahap pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan penyebaran kuisioner. Kuisioner tersebut mencangkup
indikator-indikator empiris yang dapat kita lihat pada tabel 1 berikut ini [9].
Tabel 1 Indikator Penilaian Guru Dalam Pemanfaatan Teknologi
NO
1.
Variabel Laten
Technological
Knowledge
Indikator
Label
Dapat mengajar siswa dengan menggunakan TK1
web (mis: blog, facebook, wiki)
Mempunyai kemampuan teknik untuk TK2
menggunakan teknologi
10
2.
3.
4.
Pedagogical
Knowledge
Content Knowledge
Technological
Content Knowledge
5.
Pedagogical Content
Knowledge
6.
Technological
Pedagogical
Knowledge
Dapat mempelajari teknologi dengan mudah
Dapat mengintegrasikan penggunaan web
untuk pembelajaran siswa
Dapat menggunakan software confrence(mis:
MSN Messenger, Skype, Yahoo, IM)
Dapat membimbing siswa untuk belajar
mandiri
Dapat merencanakan aktivitas kelompok
untuk siswa
Dapat mengidentifikasi topik yang tepat
untuk aktivitas kelompok
Dapat mengajari siswa untuk dapat
memonitor pembelajaran mereka sendiri
Dapat mengajari siswa untuk mengadaptasi
strategi pembelajaran yang tepat
Memiliki strategi pengembangan pemahaman
dari mata pelajaran pada pembelajaran
Memiliki berbagai cara pengambangan
pemahaman dari mata pelajaran pada
pembelajaran ke dua
Dapat berpikir tentang materi pelajaran
seperti seorang ahli yang mengkhususkan diri
pada pertama kali mengajar subjek
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang
subjek
Dapat
menggunakan
teknologi
tepat
guna(sumber daya multimedia misalnya,
simulasi) untuk mewakili isi mata pelajaran
Dapat memilih materi kompetensi dasar
pembelajaran yang tepat dalam mengajar
menggunakan teknologi
Melakukan proses pembelajaran dengan
media
teknologi
seperti
Mikroskop
multimedia, LCD Proyektor, Komputer
Mengetahui materi pembelajaran yang
membutuhkan fasilitas teknologi untuk
mempermudah siswa dalam pelajaran
Melakukan evaluasi hasil belajar siswa
Membuat pengembangan kurikulum/ silabus
Membuat perancangan pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis
Program pendidikan guru telah menyebabkan
saya untuk berpikir lebih mendalamm
tentang
bagaimana
teknologi
dapat
mempengaruhi pendekatan pengajaran yang
saya gunakan di kelas
Berpikir
kritis
tentang
bagaimana
menggunakan teknologi di kelas
Dapat menyesuaikan penggunaan teknologi
11
TK3
TK4
TK5
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
CK1
CK2
CK3
CK4
TCK1
TCK2
TCK3
TCK4
PCK1
PCK2
PCK3
PCK4
TPK1
TPK2
TPK3
7.
Technological
Pedagogical Content
Knowledge
yangg dipelajari untuk kegiatan pengajaran
yang berbeda
Dapat menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk diskusi pada forum dengan
siswa
Dapat
menggunakan
strategi
yang
menggabungkan konten, teknologi dan
pendekatan pengajaran
Dapat memberikan kepemimpinan dalam
membantu
orang
lain
untuk
mengkoordinasikan
pengunaan
konten,
teknologi dan pendekatan mengajar di
sekolah
Dapat
memilih
untuk
menggunakan
teknologi di kelas yang meningkatkan proses
pembelajaran, bagaimana saya mengajar dan
apa yang dipelajari siswa
Dapat mengajarkan pelajaran yang tepat
dengan mengintegrasikan mata pelajaran,
teknologi dan metode pengajaran
Dalam mengajar sesuai dengan kompetensi
pedagogik, dapat menggunakan teknologi
pembelajaran dalam mengajar materi pada
siswa
TPK4
TPACK1
TPACK2
TPACK3
TPACK4
TPACK5
Rata-rata hasil angket dikategorikan dalam Interval kriteria yang dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Interval Kriteria [16]
Interval
5,0 > M > 4,3
4,2 > M > 3,5
3,4 > M > 2,7
2,6 > M > 1,9
1,8 > M > 1,0
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil yang diperoleh dalam menilai kemampuan guru dalam menerapkan
TI pada proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran memiliki nilai yang
bervariasi. Variasi nilai ini meliputi interval kriteria yang sudah ditetapkan. Hal
ini terjadi pada semua indikator penilaian kemampuan guru dalam pemanfaatan
teknologi pada pembelajaran antara lain Technological Knowledge (TK),
Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK), Technological
Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge (TCK),
Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK). Hasil dari masing-masing aspek ini akan dibahas satu
persatu.
Tabel 3 Hasil Kemampuan guru
MAPEL
Matematika
TK PK CK TPK TCK PCK TPACK
B
B
B
12
B
SB
SB
B
Biologi
Penjas
Fisika
Bhs. Indonesia
Kewarganegaraan
Ekonomi
Bhs. Inggris
Kimia
Geografi
Sejarah
Seni budaya
Sosiologi
Bhs. Jawa
Agama
Antropologi
Prakarya
Bhs. Jepang
BK
Rata-rata
C
C
B
K
C
C
C
C
C
C
B
SK
SB
K
K
SB
B
C
C
SB
B
SB
SB
B
B
B
SB
SB
SB
B
SB
B
B
B
SB
SB
B
SB
SB
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
C
B
B
C
C
SB
SB
SB
B
SB
B
B
B
C
B
B
C
B
SB
B
B
SB
C
SB
B
B
C
B
B
B
B
B
C
B
C
C
B
B
B
B
SB
SB
SB
SB
SB
B
SB
SB
SB
B
B
SB
B
B
B
SB
B
B
SB
B
K
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
C
B
C
B
B
B
B
B
Technological Knowledge (TK)
Technological knowledge adalah pengetahuan tentang teknologi dan
memiliki pengetahuan ini berguna untuk menggunakan dan mempelajari
teknologi-teknologi yang tersedia [10]. Berdasarkan analisis data, didapatkan
profil TK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3.
Dari keseluruhan penilaian pada aspek TK dapat kita lihat presentase
terbanyak masuk dalam kriteria cukup dengan presentase 47%. Sedangkan
kriteria sangat kurang menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase
sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria baik dengan
presentase 21%. Disusul dengan kriteria kurang dengan presentase 16%.
Kemudian kriteria sangat baik dengan presentase 11%. Melihat presentase
paling banyak adalah presentase kriteria cukup menggambarkan bahwa
kemampuan guru pada pengetahuan guru tentang teknologi informasi masih
perlu dikembangkan sehingga dapat memperbaiki aspek-aspek yang lain
karena pengetahuan guru tentang teknologi informasi adalah aspek dasar dari
model TPACK. Hasil penelitian ini juga didukung oleh wawancara singkat
dengan hasil bahwa mereka hanya sekedar tahu tentang teknologi informasi
tetapi tidak memahami secara khusus terkait dengan penggunaan web, teknik
penggunaan teknologi, pengintegrasian penggunaan web untuk pembelajaran
siswa, penggunaan software konfrens dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan kriteria cukup dimana pada
pengetahuan guru tentang teknologi informasi pada penelitian ini juga
mendapatkan hasil yang sama.
13
Pedagogical Knowledge(PK)
Pedagogical knowledge merupakan pengetahuan guru tentang berbagai
pelaksanaan, strategi dan metode untuk mendukung pembelajaran peserta didik
[11]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola
pembelajaran yang terdiri dari pemahaman terhadap siswa, perencanaan,
implementasi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengaktualisasikan
segenap potensi siswa.
Berdasarkan analisis data, didapatkan profil PK guru SMA Negeri 1 Tengaran
yang disajikan pada Tabel 3.
Dari penilaian aspek PK dapat dilihat presentase terbanyak masuk dalam
kriteria baik dengan presentase 53%. Sedangkan kriteria sangat baik menjadi
kategori kedua dengan prtesentase sebesar 47%. Melihat presentase paling
banyak adalah presentase kriteria baik disini menggambarkan bahwa
kemampuan guru pada pengetahuan guru tentang berbagai pelaksanaan,
strategi dan metode sudah dapat dikatakan baik. Berdasarkan dari hasil
wawancara singkat bahwa bagi mereka mengajar adalah hal yang sudah biasa
tetapi ada beberapa aktivitas yang memang terkadang tidak dapat dilaksanakan
secara maksimal dikarenakan ada beberapa materi yang tidak dapat dilakukan
sesuai dengan indikator.
Content Knowledge(CK)
Content knowledge merupakan pengetahuan tentang konsep, teori, gagasan,
kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktik-praktik dan
pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan tersebut [12]. Berdasarkan
analisis data, didapatkan profil CK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang
disajikan pada Tabel 3.
Keseluruhan penilaian pada aspek CK dapat kita lihat presentase
terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 79%. Sedangkan
kriteria cukup menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar
5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria sangat baik dengan
presentase 16%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria
baik menggambarkan bahwa kemampuan guru pada tentang konsep, teori,
gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktikpraktik dan pendekatan sudah dikatakan baik namun dalam pengetahuan ini
guru hanya menggunakan konten yang sudah tersedia tanpa mengembangkan
konten-konten yang sebenarnya sangat banyak sehingga dalam konsep, teori,
gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktikpraktik dan pendekatan ini perlu dikembangkan kembali agar mendapat hasil
yang maksimal.
Technological Pedagogical Knowledge (TPK)
TPK merupakan pengetahuan tentang bagaimana beragam teknologi dapat
digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi tersebut mampu
mengubah cara guru mengajar [13]. Berdasarkan analisis data, didapatkan
profil TPK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3.
14
Dari aspek TPK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam
kriteria baik dengan presentase 57,9%. Sedangkan kriteria sangat baik menjadi
kategori paling rendah dengan presentase sebesar 15,8%. Kategori kedua
paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase 26,3%. Melihat
presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan
bahwa kemampuan guru pada pengetahuan tentang bagaimana beragam
teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi sudah
dapat menyesuaikan, menggunakan, dan berpikir dalam penyampaian materi
dengan menggunakan teknologi informasi. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh wawancara singkat dengan hasil bahwa mereka menggunakan teknologi
informasi pada saat penyampaian materi tertentu atau guru juga mencari
sumber belajara dari internet sedangkan kriteria cukup dikarenakan beberapa
mata pelajaran lebih kepada praktik.
Technological Content Knowledge (TCK)
TCK merupakan pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara teknologi
dan konten [14]. Pengetahuan ini mengajak guru untuk memahami penggunaan
teknologi tertentu dapat mengubah caranya memahami konsep pada suatu
konten tertentu [13]. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil TCK guru
SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 7Technological Content
Knowledge (TCK).
Dari keseluruhan penilaian pada aspek TCK dapat kita lihat presentase
terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 57,9%. Sedangkan
kriteria sangat baik menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar
15,8%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase
26,3%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik
menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan tentang hubungan
timbal balik antara teknologi dan konten sudah mampu menggabungkan antara
teknologi dengan konten. Dengan kriteria cukup masih banyak guru yang lebih
nyaman menggunakan buku ataupun LKS sebagai pengantar materi karena
dirasa lebih praktis dari pada harus merangkai kembali materi.
Pedagogical Content Knowledge (PCK)
PCK yaitu pengetahuan pedagogik yang berlaku untuk pengajaran konten yang
spesifik. Pengetahuan ini termasuk untuk mengetahui apa pendekatan
pengajaran yang sesuai dengan konten dan juga mengetahui bagaimana elemen
konten bisa diatur untuk pengajaran yang lebih baik [14]. Berdasarkan analisis
data, didapatkan profil PCK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada
Tabel 3.
Dari keseluruhan penilaian pada aspek PCK dapat kita lihat presentase
terbanyak masuk dalam kriteria sangat baik dengan presentase 57,9%.
Sedangkan kategori kedua adalah kriteria baik dengan presentase 42,1%.
Dilihat dari presentase kriteria yang ada menunjukkan bahwa guru tersebut
telah mengaplikasikan pengetahuan pedagogik yang berlaku untuk pengajaran
konten dengan sangat baik, terutama pada mempersiapkan RPP sendiri dan
15
dalam memilih pendekatan serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan.
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
TPACK merupakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran materi tertentu, menjadi suatu
paket yang utuh. Guru harus memiliki pemahaman yang intuitif terhadap
interaksi kompleks antara 3 komponen dasar pengetahuan, yaitu PK, CK dan
TK, dengan cara mengajarkan materi tertentu menggunakan metode pedagogik
dan teknologi yang sesuai [13]. Profil TPACK guru SMA Negeri 1 Tengaran
dapat dilihat pada Tabel 3.
Dari keseluruhan penilaian pada aspek TPACK dapat kita lihat
presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 78,9%.
Sedangkan kriteria sangat baik dan kurang menjadi kategori paling rendah
dengan prtesentase sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria
cukup dengan presentase 10,5%. Melihat presentase paling banyak adalah
presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru
memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran hal ini menunjukkan
bahwa guru telah mampu mengaplikasikan teknologi yang dimiliki dengan
baik.
Dengan adanya pembahasan sebelumnya dapat dilihat bahwa guru tau
tentang pengetahuan teknologi tetapi hanya saja mereka tidak bisa
menyesuaikan teknologi yang sudah ada dengan strategi yang ada sehingga
perlu adanya pelatihan atau wawasan tentang penggunaan teknologi.
Sedangkan guru dalam mengajar sudah dapat dikatakan bagus dalam
pelaksanaan, strategi dan metode dalam pembelajaran. Guru juga sudah dapat
menyusun konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan, praktikpraktik, dan pendekatan untuk pengembangan pengetahuan. Selain ketiga
konsep tersebut guru juga telah mampu menggunakan teknologi dalam
pembelajaran. Selain itu guru juga menggunakan teknologi untuk menyusun
teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan, praktik-praktik, dan pendekatan
dalam pengembangan pengetahuan guru tersebut. dalam mengajarkan materi
guru tergolong sudah bukan hanya menerti tetapi sudah dapat dikatakan sangat
baik sehingga tidak terdapat halangan dalam hal menyampaikan materi kepada
peserta didik. Maka guru dapat dikatakan mampu mengintegrasikan TIK dalam
pembelajaran hanya masih kurang optimal dalam penggunaanya sehingga perlu
adanya wawasan tentang pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran agar
penggunaannya pun dapat lebih optimal.
4. Kesimpulan
Kemampuan guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam mengaplikasikan
TIK dalam pembelajaran sebenarnya mereka telah dapat mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran tetapi masih ada beberapa guru dalam
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran hanya ala kadarnya saja. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya guru SMA Negeri 1 sebenarnya telah mampu
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran tetapi ada beberapa guru yang
16
masih belum mengetahui bahkan tidak mau mempelajari teknologi-teknologi
yang sedang berkembang untuk proses pembelajaran. Walaupun ada beberapa
guru yang masih kurang dalam pemanfaatannya, guru SMA Negeri 1 Tengaran
dapat lebih mengoptimalkan penggunaan TI dalam pembelajaran, dengan cara
melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran yang
berbasis teknologi bisa membantu guru dalam penggunaan teknologi. Selain itu
dapat juga dengan mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan
penggunaan TI dalam pembelajaran.
5. Daftar Pustaka
[1] Istiningsih, Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2012.
[2] Mishra, P. & Koehler, M.J. (2006). Technological Pedagogical Content
Knowledge: Aframework for Teacher Knowledge. Teachers College Record,
108,(6),1017-1054
[3] Suryawati, Evi. 2014. Analisis Keterampilan Tecnological Pendagogical Content
Knowledge (TPCK) Guru Biologi Sma Negeri Kota Pekanbaru. Diambil tanggal 22
Oktober 2015, dari http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSB/article/view/2478/2437
[4] Muslim. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Kerangka
Kerja TPCK Bagi Guru Kejuruan di SMK. Diambil tanggal 22 Oktober 2015, dari
http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/296688
[5] Sudirman Siahaan (2010), Pemanfaatan
DalamPembelajaran. Jakarta: Pustekkomdiknas
Teknologi
Dan
Komunikasi
[6] herman dwi surjono, 2010, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
peningkatan kualitas pembelajaran, Makalah, disajikan dalam seminar mgmp
terpadu SMP/MTs Kota Magelang.
[7] Harris, J., Mishra. P dan Koehler. M. (2009) Teacher's TechnologicalPedagogical
Content Knowledge and Learning Acyivities Types: CurriculumbasedTechnology
Integration Reframed, Journal of Research on Technology inEducation, 4(4),
hal393-416.
[8] Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
[9] Chai C.S, Koh, Tsai, & Tan (2011). “Modeling primary school pre-service
teachers’Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)”. Computers &
Education,57(2011), 1184-1193.
[10] Jordan, K. 2011. Beginning Teacher Knowledge: Result from Self-Assessed TPACK
Survey. Australian Educational Computing. 26 (1): 16-26.
[11] Koehler, M. J., Mishra, P., Bouck, E. C., De Schrvyer, M., Kereluik, K., & Shin, S.
B.(2011). Deep-play: Developing TPACK for 21st century teachers. International
Journalfor Learning Technology , 6 (2), 146–163.
[12] Shulman, L. S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching.
17
EducationalResearcher, 15(2), 4–14.
[13] Schmidt, D. A., E. Baran, A. D. Thompson, P. Mishra, M. J. Koehler, dan T. S.
Shin. 2009. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): The
Development and Validation of an Assessment Instrument for Preservice Teachers.
Journal of Research on Technology in Education. 42 (2): 123-149.
[14] Mishra, P. dan M. J. Koehler. 2006. Technological Pedagogical Content Knowledge:
A Framework for Teacher Knowledge. Teachers College Record. 6 (108): 10171054.
[15] UNESCO, 2011, UNESCO ICT Competency Framework for Teachers, The United
Nations Educational : Scientific and Cultural Organization.
[16] Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :
Alfabeta
18
Download