ANALISA PENGUKURAN KINERJA

advertisement
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD
(Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di Jakarta)
Oleh
Aryanto
NIM : 205082000697
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOM I DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1
JAK ARTA
1431 H/2010 M
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD
(Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di Jakarta)
Skrips i
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sos ial Untuk
emenuhi
Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Aryanto
NIM: 205082000697
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul hamid., MS
M.Si
Dr. Amilin., SE., Ak.,
NIP. 1957060171985031002
197306 152005011009
NIP.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOM I DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2
JAK ARTA
1431 H/2010 M
Hari ini Rabu Tanggal 07 Juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Aryanto NIM: 205082000697 dengan
judul Skripsi “ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN M ENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus
Pada Perus ahaan Jas a Content Provider di Jakarta)”. M emperhatikan
penampilan mahas iswa ters ebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini s udah dapat diterima sebagai salah s atu s yarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntans Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Univers itas Islam Negeri Syari Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 07 juli 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Penguji I
Penguji II
Rini, SE., Ak., M.Si
Ketua
Rahmawati., SE., M M
Sekretaris
Penguji Ahli
3
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Hari ini Rabu Tanggal 15 Bulan Des ember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian “ ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN M ENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada
Perus ahaan J asa Content Provider di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan
mahas iswa ters ebut selama ujian berlangsung, maka skri s i ini s udah dapat
diterima sebagai s alah satu syarat untuk memperoleh ge ar Sarjana Ekonomi
pada J urusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sos ia Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Des ember 2010
Tim Penguji Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
4
Prof. Dr. Abdul hamid., MS
M.Si
Dr. Amilin., SE., Ak.,
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
M.Si
Erika Amelia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Aryanto
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Agustus 1984
Alamat
: Jl. Poncol Rt. 002/10 No. 3f
Kec. Cimanggis kel.Tugu kota
Depok
Telepon
: 08170117771 / 021-94002869
5
PENDIDIKAN
SDN 05 petang Penjaringan Jakarta
Tahun 1993-1999
SLTPN 250 Jakarta
Tahun 1999-2002
SMUN 46 Jakarta
Tahun 2002-2005
S1 Ekon omi UIN Syarif Hidayatu llah Jakarta Tahun 200 -2010
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah
Ibu
: Sarkim Dirja
: Suhartini
Alamat
: Jl. Kapuk Raya Rt. 007/06 No. 63
Jakarta Barat 11610
Telepon
: (021) 85350242
ANALYSIS OF BUSINESS PERFORM ANCE MEASUREM ENT
USING BALANCED SCORECARD
(Case Studies On The Service Company Content Provider n Jakarta),
ABSTRACT
By: Aryanto
The goal of this research is to obtain empirical evidence about the
performance of the service company in Jakarta, The performance measurement
using Balanced Scorecard . Processing data by using descriptive method ,
6
Distributed questionnaires is 210, returned questionnaires 210 and that can be
processed is numbered 205.
The Results of this study indicate that by using the b an ced scorecard
meth od of performance measurement in general the finan al perspective,
perspective of customer satisfaction, internal busines perspective, process of
learning and growth perspective showing results which as a máximum and
appropriate to achieve some improvement.
Key Wo rds: Balanced Scorecard , Financial perspective, Perspective of customer
satisfaction, Internal b usiness perspective, Process o learning and
growth perspective.
ANALISA PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD
(Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di Jakarta),
ABSTRAK
Oleh: Aryanto
Tujuan yang in gin dicapai dalam penelitian ini adalah
7
tuk mendapatkan
bukti empiris mengenai pengukuran kinerja perusahaan jasa c ontent provider d i
Jakarta dengan metode pengu kuran kinerja balanced scorecard . Pengolahan data
dengan menggunakan metode deskriptif. Kuesioner yang disebarkan berjumlah
210, yan g kembali 210 dan yang bisa diolah 205.
Hasil p enelitian ini mengindikasikan bahwa dengan menggunakan metode
pengukuran kinerja ba lanced scorecard Secara umum pada perspektif keuangan ,
perspektif kep uasan konsu men, persp ektif proses bisnis internal d an perspektif
proses pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan hasil y g sudah maksimal
dan tepat, dengan tercapainya beberapa peningkatan.
Kata kunci: Balanced Scorecard , Perspektif keuangan, Perspektif kepuasan
konsumen, Perspektif p roses bisnis internal dan Perspektif proses
pem belajaran dan pertumbuhan .
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W .T y ang telah memberikan rah at dan karuniaNya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesa kan skripsi ini yang
8
berjudu l Analis a Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan M enggunakan
Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Perus ahaan Jasa Content Provider di
Jakarta).
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi seba an syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonom i di Universi
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapa
terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pih k yang telah
mem bantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
Allah S.W .T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kedua orang tua yang telah memberikan d oa yang tiada h
ti-hen tinya kepada
peneliti.
Istri pen eliti Ade Meigawati, S.Pd yang selalu memberi
seman gat, masukan ,
dan doa serta anak peneliti Lakeisha Najla Anawa yang
em berikan energi
untuk menyelesaikan skripsi
Keluarga yang telah menyem angati dan memberikan banyak inspirasi dalam
men yelesaikan skripsi ini.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas
omi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. S erta sebagai pembim bing skripsi I
Bapak Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluan gkan waktu, memberikan pengarahan dan b mbingan dalam
penelitian skripsi ini.
Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam N
mem berikan bantuan kepada peneliti.
9
ri yang telah
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yan dimiliki peneliti. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran erta masukan bahkan kritik
yang memb angun dari berb agai pihak.
Jakarta, 14 Oktober 2010
(Aryanto)
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...…………… ………..……..……………… ……… i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …….…….………………………. ii
LEMBAR PENGESANAN UJI KOMPREHENSIF ......……………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ……………………………… .
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………….…………………. v
ABSTRACT….……… ……………………………… .…….…................. vi
ABSTRAK.… ……… ……………………… …………….…..…………… vii
KATA PENGANTAR… …….……………………………………… …… viii
DAFTAR ISI …….……… ………..…………… ………………………… x
DAFTAR TABEL … ……………… ………..…………………… ……… xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………..………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang Penelitian…..........................
1
B. Perumusan Masalah………………………….............................. 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian........................……………............................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
11
A. Kerangka Teoritis.........................................................................
9
1. Penguku ran Kin erja.................................................................
9
2. Penguku ran Kin erja berdasarkan kondisi keuangan................ 11
3. Pengertian Blanced scorecard ................................................. 14
4. Penguku ran Kin erja dengan Ba lanced scorecard .................... 17
5. Manfaat Balanced scorecard ................................................... 19
6. Metode Pengukuran Balanced Scorecard
a. Kinerja Perspektif Keuangan............................................... 22
b. Kinerja Perspektif Konsumen.............................................. 24
c. Perspektif Proses Internal Bisnis..................
................. 28
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.......................... 30
e. Rumus pengukuran dalam balanced sco recard ................... 33
7. Fungsi Balanced scorecard menjadi Manajemen Strategis..... 37
8. Keun ggulan Balanced Scorecard ........................................... 42
B. Kerangka Pemikiran.....................................................................
47
BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian............................................................
49
Metode Penentuan Sample...........................................................
49
Metode Pengumpulan Data..........................................................
50
Metode Analisis...........................................................................
51
12
E. Opersionalisasi Variabel Penelitian..............................................
52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ........……................56
1. Tempat d an W aktu Penelitian …………….……….………………56
2. Karakteristik Responden ….……………………………..........…..57
Hasil Pembahasan……… ...………… ……………………… ………...63
1. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Keuangan…….......... 63
2. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Kepu asan Pelanggan ..70
3. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Bisnis In
al...… .. 79
4. Penguku ran Kin erja Berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan…………………..................................…………… 83
BAB V PENUTUP
Kesimpulan … ……………………… ………………........................ 88
Implikasi ……… ……… ……………………………… …..… …….. 90
Keterbatasan .…………………………………………………….. 91
Saran .…………………………………………… ………………... 92
DAFTAR PUSTAKA… …………………………………………… .…...
93
LAMPIRAN …….. ……………………………………………… ………… ... 96
13
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
48
3.1
Perbandingan Kin erja Ke Empat Perspektif Dalam Balanced
55
Sco recard
4.1
Data Distribusi Sampel Pen elitian PT.Codejawa, PT.Spotcast,
56
PT.Owensby
4.2
Data Sampel Penelitian
57
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
58
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
59
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
61
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
62
4.7
Tabel Perhitungan ROI PT.Codejawa
64
14
4.8
Tabel Perhitungan ROI PT.Spotcast
65
4.9
Tabel Perhitungan ROI PT.Owensby
66
4.10
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Codejawa
67
4.11
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Spotcast
68
4.12
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi PT.Owensby
69
4.13
Hasil Pengukuran Kep uasan Pelanggan Dimensi Atribut La anan
71
Jasa PT.Codejawa
4.14
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra (image)
72
perusahaan PT.Codejawa
4.15
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
73
Pelanggan atau Konsumen PT.Codejawa
4.16
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Atribut Layanan
74
Jasa PT.Spotcast
4.17
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra (image)
75
Perusahaan PT.Spotcast
4.18
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
76
Pelanggan atau Konsumen PT.Spotcast
4.19
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Atribut Layanan
77
Jasa PT.Owensby
4.20
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Citra (image)
Perusahaan PT.Owensby
15
78
4.21
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan Dengan
79
Pelanggan atau Konsumen PT.Owensby
4.22
Tabel Perhitungan COA PT.Codejawa
81
4.23
Tabel Perhitungan COA PT.Spotcast
82
4.24
Tabel Perhitungan COA PT.Owensby
83
4.25
Kepuasan Karyawan Pada PT.Codejawa
84
4.26
Kepuasan Karyawan Pada PT.Spo tcast
86
4.27
Kepuasan Karyawan Pada PT.Owensby
87
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1.
Kuesio ner Penelitian
100
2.
Laporan Keuangan PT.Co dejawa
108
3.
Laporan Keuangan PT.Spotcast
111
4.
Laporan Keuangan PT.Owensby
114
5.
Surat Izin Penelitian Skripsi
117
16
B AB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Suwardi Lu is dan Prima A. Biromo (2009:54) Perusahaan merupakan
suatu unit bisnis, yaitu suatu entitas yang menghasilkan produk dan jasa
yang m emberikan nilai tambah kepada pelanggannya. Selain menghasilkan
suatu produk atau jasa, suatu unit bisnis biasanya mem liki segmentasi pasar
yang terten tu pula. pada hakikatnya perusahaan merupakan institusi pencip ta
kekayaan (wealth creating institution). Dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif, perusahaan tidak hanya diharapkan seb agai institusi pencip ta
17
kekayaan. Namun jauh lebih dari itu perusahaan diharap kan sebagai in stitusi
pelipatganda kekayaan (wealth multiplying institution). Pelipatgandaan
kekayaan memerlukan langkah-langkah besar dan cemerlang.
Perusahaan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya mo dal
Perusahaan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah
dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta
kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang
menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham akan memperoleh
bagian keuntungan yang disebut dividen y ang besarnya tergantung pada
besar dan kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan terbatas (Anonim,
2009, http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_terbatas).
Perusahaan merupakan suatu usaha yang dibangun oleh in ividu atau
sekelompok individu yang memiliki tujuan serta legalitas dalam hukum
negara. Suatu perusahaan yang dibangun memiliki tujuan dan komitmen
yaitu menghasilkan keuntungan, agar kinerjanya semakin meningkat maka
perusahaan harus mampu membentuk manajemen yang baik d
gan
didukung o leh tenaga ahli y ang kompeten di bidangnya. Menilai kinerja
suatu perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan,
kinerja keuangan y ang baik pada saat ini dapat menyesatkan karena hal
tesebut b isa dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka
panjang perusahaan dan sebaliknya kinerja keuangan yang kurang baik
18
dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasiinvestasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk menga asi kekurangan ini,
maka diciptakan suatu metode
pendekatan yang mengukur kinerja
perusahaan dengan m empertimbangkan 4 aspek yaitu: aspek keuangan,
aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal serta aspek proses belajar dan
berkemban g (Mutasowifin, 2002:245).
Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya
berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal alam menghadapi
lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat i i, pengukuran
kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah tidak lagi
mem adai karena mem punyai banyak kelemahan, antara lain: Pemakaian
kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa
mendorong manajer untuk mengambil tin dakan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan
profit atau ROI (Return On I nvestment), seorang manajer bisa saja
mengurangi komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi
karyawan, term asuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untu k
kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek kinerja
keuangan men ingkat, namu n dalam jangka panjang akan menurun.
Content Provider (CP) adalah perusahaan jasa penyed ia informasi isi
dalam industri telekomunikasi selular. Jenis layanan informasi yang
19
diberikan b isa melalui suara d an data. Jenis layanan bisa melalui SMS (Sho rt
Massage Service), MMS (Multimedia Messaging System) dan VMS (Voice
Messaging System) (Anonim, 2009, http://www.imoca.or.id/home ).
Metode pengukuran kinerja menggunakan laporan keuangan mem ang
cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Metode yang digunakan
biasanya dengan melihat tingkat profitabilitas, Return On I nvestment (ROI),
Return On Assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA). Ukuran ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan
perusahaan karena tidak mem perhatikan h al-hal lain diluar sisi finansial
misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting b gi perusahaan dan
karyawan, pad ahal dua hal tersebut m erupakan roda p enggerak bagi kegiatan
perusahaan
(Kaplan
dan
Norton,
1996:234).
Balanced
Scorecard
mem pertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur keuangan berguna
dalam m engikhtisarkan konsekuensi tindakan ekono mi terukur yang telah
diambil. Tolok ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi,
implementasi dan eksekusi p erusahaan m emberi kon tribusi pada perbaikan
laba.
Tujuan
financial
biasanya
berkaitan
dengan
pengukuran
kemampulabaan, seperti laba operasi Return On Investment (ROI), Return
On Assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA). Tujuan keuangan
alternatif dapat berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau perolehan
arus kas (Amin W Tunggal, 2009:4).
20
Diabaikannya aspek pengukuran non -finansial dan intangibel asset
pada umumnya, baik dari sumber internal maupun ekstern l akan
mem berikan suatu pandangan yang keliru bagi para manajer mengenai
perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa yang akan datang. Kinerja
keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu
sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah target atau tujuan
perusahaan. Agar sukses, setiap perusahaan harus menginvestasikan dan
mengelola asset intelektual m ereka. Kesuksesan perusahaan tidak dap at
dimotivasi atau diukur dalam jangka pendek dengan model akuntansi
keuangan tradisional saja tetapi diperlukan waktu y ang sesuai dengan
kebutuhan serta pertumbuhan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu
Balanced
Scorecard
merup akan
kerangka
kerja
baru
untuk
mengintegrasikan ukuran yang diperoleh dari strategi yang ada dalam suatu
perusahaan.
Dengan
tetap
mempertahankan
ukuran
keuangan
d ari
performance sebelumnya, Bala nced Scorecard memperkenalkan driver
tamb ahan yang meliputi konsum en, pro ses bisnis internal, dan perspektif
pem belajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton 1996:30).
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran. Perusahaan
dapat men ggunakan Balanced Scorecard sebagai dasar untuk mengatur
kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Perusaha
dap at
mem bangun Balanced Sco recard mula-mula dengan tujuan yang terbatas,
21
misalnya untuk m endapatkan klarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap
strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi terse ut kepada seluruh
anggota perusahaan.
Balanced Scorecard mendidik manajemen dan organ isasi pada
umumny a untuk memandang perusahaan dari kurang lebih e pat perspektif:
keuangan, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal,
yang menghubungkan pengendalian operasional jangka pen ek ke dalam visi
dan strategi bisnis jangka panjang. Kekuatan sebenarnya Balanced
Scorecard terjadi saat mentran sformasikan sistem pengukuran menjadi
sistem manajemen. Seperti yang telah disebutkan diatas, Balanced
Scorecard mengklasifikasikan pengukuran kinerja ke dalam 4 perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif
ini m enawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jan gka pendek dan tujuan
jangka panjang, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kin erja, dan tolak ukur
kinerja. Jadi BSC adalah alat yang menyediakan pada para manajer
pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat
sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini menjelaskan bagaimana aset
intangible dimobilisasi dan dikombinasikan dengan aset tangible untuk
menciptakan proposisi nilai pelanggan yang b erbeda dan hasil finansial yang
lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2000:16).
22
Penelitian sebelumny a tentang Balan ced Scorecard dilakukan oleh
Anik Yuniati (2005) dengan judul “Implementasi Balanced Scorecard
Sebagai Meto de Pengukuran Kinerja Pada PT. Mustika Ratu, Tbk” di
Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa inerja yang dimiliki
PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu: Perspektif keu angan, perusahaan mengalami
peningkatan pendapatan yang cukup signifikan . Perspektif pelanggan,
pelanggan yang loyal. Perspektif proses bisnis internal, terlihat pelayanan
yang m emuaskan dan dari segi waktu operasi sudah baik. Perspektif
pem belajaran dan pertumbuhan, terlihat bahwa produktivitas karyawan
meningkat.
Penelitian sebelumnya yang kedua tentang Bala nced Scorecard
dilakukan oleh Indri Yulianti (2006) dengan judul “Analisis Penerapan
Balanced S corecard Sebagai Alternatif Alat Pengukur Kinerja PT Sepatu
Bata Tbk,”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bah a kinerja yang
dimiliki PT Sepatu Bata Tbk, yaitu: Perspektif Keuangan, perusahaan sesuai
dengan tujuannya ternilai baik berdasarkan rasio-rasio keuangan yang
digunakan . Perspektif pelanggan, memberikan pelayan an yang lebih baik
kepada pelanggan melalui komunikasi peningkatan hubungan dengan para
pengecer m andiri dan suasana pertokoan. Perspektif proses bisnis internal,
Apabila dilihat dari ukuran yang dipilih dalam dua proses yakni operasi dan
purna jual, kinerja perusahaan dalam perspektif ini lebih baik dibanding
23
tahun lalu. Perspektif pem belajaran dan pertumbuhan, usaha-usaha y
g
dilakukan perusahaan melalui karyawan ternilai cukup b k dengan programprogram pengembangan potensi karyawan melalui pelatihan dan seminarseminar yang diadakan.
Berdasarkan latar belakang diatas dan penelitian sebel
nya oleh Anik
Yuniati (2005) dan Indri Yulianti (2006), serta kelebihan yang dimiliki
Balanced Scorecard , maka peneliti tertarik untu k membandingkan kinerja
suatu perusahaan ke dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Perbandingan
Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran
Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada
Perusahaan Jasa Content Provider di Jakarta)”
Perumus an Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka perumusan m asalah dari
penelitian ini adalah bagaimana Perbandingan Kinerja Perusahaan C ontent
Provider di Jakarta Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Pengukuran
Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard .
Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai d alam penelitian ini adalah
tuk
mendapatkan bukti empiris mengenai Perb andingan Kinerja Perusahaan
24
C ontent Provider di Jakarta Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode
Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard.
M anfaat Penelitian
Dengan adanya
penelitian
ini dih arapkan semua
pihak dapat
meningkatkan kinerja sehingga tercapainy a tujuan, yaitu sebagai berikut:
Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapakan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat dan perusahaan dapat meningkatkan lagi kinerja yang
sekarang dimiliki guna tercapainya tujuan perusahaan b ik jangka
pen dek atau pun jangka panjang.
Pemegan g saham
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika
informasi
kepada p emegang saham dalam mengambil keputusan atau k
ijakan
perusahaan
Karyawan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi informa
yang dapat
meningkatkan kinerja, motivasi serta kreatifitas para karyawan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
25
Kerangka Teoritis
Pengukuran Kinerja
Mulyadi (2001:416) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai
penentu secara periodik efektivitas operasional suatu
isasi, dan
karyawan be rdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya. Organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya
manusia maka pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan pengukuran
atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang me eka mainkan
dalam
organisasi.
Fungsi pokok pengukuran
kinerja
adal h
untuk
mem otivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi d n dalam
mem atuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar
mem buahkan tindakan dalam hasil yan g diinginkan. Pengukuran kinerja
dilakukan
pula
untuk
menekan
perilaku
yan g
tidak
semestinya
(disfungctional behavior) dan untuk mendorong perilaku yang semestinya
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan
balik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:23)
pengertian
pengukuran
kinerja
adalah
sebuah
pengukuran
kepada
manajemen mengenai hasil dari suatu rencana dan beberapa analisis manajer
untuk menyesuaikan dan mengontrol suatu rencana perusa aan dimasa yang
akan datang.
26
Mulyadi (2001:418) Adapun manfaat dari pengukuran kinerja adalah
sebagai berikut:
Mengelola
operasi
organisasi
secara
efektif
dan
efesien
melalu i
pem otivasian personal secara maksimuk.
Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan denga penghargaan
personel, seperti: pro mosi, transfer dan pemberhenti .
Mengidentifikasikan kebutuhan penelitian dan pengemban
dan untuk menyediakan criteria seleksi evaluasi progra
personel
pelatihan
personel.
Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghar aan.
Pengukuran kinerja dapat dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu:
Tahap persiapan terdiri tiga tahap yaitu:
1. Penentuan
daerah
pertanggungjawaban
dan
manajer
yang
bertanggung jawab.
Penetapan kriteria yang dipakai untuk men gukur kin erja.
Pengukuran kinerja sesungguhnya.
Tahap pengukuran terdiri dari tiga tahap rinci yaitu;
1. Perbandingan kinerja sesungguhnyaa dengan sasaran yang
lah
ditetapkan sebelum nya.
2. Penentuan
penyebab
timbulnya
penyimpangan
sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
27
kinerja
3. Penegakan yan g diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak diinginkan .
Dari definisi-definisi diatas d apat disimpulkan bah wa
kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terh
engukuran
ap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian digunakan sebagai um pan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana d
perusahaan
memerlukan
penyesuaian-penyesuaian
atas
titik dimana
aktiftitas
perencanaan dan pengendalian.
Pengukuran Kinerja Berdas arkan K ondisi K euangan.
Setiap o rganisasi mengharapkan kinerja yang mem berikan kontrib usi
untuk m enjadikan organisasi sebagai suatu institu si yang unggul dikelasnya.
Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul
ditentukan perusahaan (succes factor) untuk menjadikan organisasi suatu
institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan
personel. Dengan demikian, dibutuhkan su atu pen gukuran kinerja yang
dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan
agar personel menghasilkan kinerja yang sejalan dengan kinerja yang
diharapkan oleh organisasi.
Dalam masyarakat tradisional, u kuran kinerja yang bias
28
digunakan
adalah ukuran kinerja keuangan, pengukuran kinerja ini mudah dilakukan
sehingga kinerja personel yang diukur hanyalah y ang be kaitan dengan
keuangan. Namun ukuran keuangan tidak dapat menggambarka penyebab
yang m enjadikan perubahan kekayaan y ang diciptakan ol
lebih memfokuskan pada pengerahan sumber daya organisa
organisasi dan
untuk tujuan -
tujuan jangka pendek. Tidak bisa dipungkiri bahwa keuangan merupakan hal
penting bagi setiap organisasi, terlepas apakah itu di arapkan untuk
menghasilkan laba atau tidak (nirlaba). Keuangan adalah penting karena
diperlukan keuangan yang b aik untuk mengelola su atu organisasi, apalagi
organsisasi yang m emang bertujuan untuk men gakum ulasi aba (Suwardi
Luis dan Prima A. Biromo, 2009:25).
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:24)
pengukuran kinerja berbasis informasi keuangan sudah tidak bisa lagi
mem uaskan semua pihak. Akhirnya yang menjadi ”kam bing itam” adalah
(sistem) akuntansi. Posisinya semakin tersudut manakal
ia diharapkan
sebagai penghasil laporan keuangan yang mampu menengah berbagai
kepentingan. Sehingga, pada akhirnya akuntansi, (melal
mekanisme harga)
yang sangat m enggantungkan diri pada bukti-bukti otentik (objektive an d
verifiable evidences) dari transaksi input-output, pada akhirnya, akan
mem bawa konsekuensi serius terhadap kecermatan dan man
diperoleh dari ukuran kinerja keuangan yang dihasilkan.
29
t yang dap at
Asumsi yang mendasari pengukuran kinerja dalam m anajem
tradisional sangat berbeda dengan asusmi yang digunaka dalam manajemen
kontemporer. Dalam manajemen tradisional, pengukuran kinerja dilakukan
dengan menetapkan secara tegas tindakan tertentu yang
dilakukan
iharapkan akan
mem astikan
oleh personel dan melakukan pengukuran kiner
bahwa
personel
melaksanakan
diharapkan. Sebaliknya, pengukuran kinerja
tindakan
untuk
sebagaimana
dalam zaman
teknolo gi
informasi, sebagaim ana digunakan dalam Balanced Scorecard (Mulyadi dan
J.Setyawan, 2002: 198).
Richard , Lynch dan Kelvin Cross (2003:328) menyatakan bah wa
manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah seba
berikut:
Menelusuri kin erja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada p elanggan nya dan membuat s uruh
orang d alam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasana
kepada pelanggan .
Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai b gian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
Mengidentifikasi b erbagai pem borosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pen gurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya m asih kab
menjadi lebih
konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organ sasi.
30
Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan den
n memberi
”reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Jadi, Pengukuran kinerja b erdasarkan kondisi keuangan sangat
menekankan m enekankan hasil dan kesuksesan dari suatu erusahaan hanya
berdasarkan keuangan saja, tanpa melihat ada faktor la n yang menyebabkan
keuangan tersebut terlihat baik. Dan pengukuran kinerja berdasarkan
keuangan hanya melihat kead aan perusahaan dengan kejad an-kejadian yang
sudah berlalu tanpa memperhatikan kejadian-kejadian ya g akan datang juga
hanya berfokus pada jangka pend ek bukan jangka panjang.
Pengertian Ba lanced Score Card
Pengertian Balanced Scorecard m enurut Amin W idjaja Tunggal
(2009:2) merupakan sekelompok tolok u kur kinerja yang
berasal dari strategi perusahaan suatu strategi pada d
suatu
teori tentang bagaimana
pendekatan
Balan ced
mencapai tujuan
Scorecard,
m anajemen
ntegrasi yang
rnya merupakan
organisasi.
puncak
Dalam
menjabarkan
strateginya kedalam tolok ukur kinerja sehingga karyawan memahaminya
dan dapat melaksanakan sesuatu untuk mencapai strategi tersebut.
Pengertian Balanced Scorecard m enurut Kaplan dan Norton (1996: 71)
”a set of measures th at gives top managers a fast but comperhensiv e
view of the business includes financial measures that ll results of action
already taken, complement the financial measures with
at ional
measures on customer satisfaction, internal processes, and the
31
organization's innovation and improvement activities.
perational
measures that are the drivers of future financial performance ”.
Sebuah ukuran yang membuat para manajer pun cak cepat tetapi
komperhensif
memandang
bisnis
meliputi
uku ran
keuangan
yang
menginformasikan hasil tindakan yang telah di ambil, m engkapi informasi
keuangan d engan operasional yang berorientasi pada kep
an pelanggan,
proses internal, inofasi oleh organ isasi dan peningkatan aktivitas. standarisasi
operasional yang mengacu pada kondisi p encapaian keuan
n masa depan .
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:16) Balanced Scorecard
didefinisikan
sebagai
suatu
alat
manajemen
kin erja
(performance
management tool) yang dapat membantu organisasi un tuk menerjemahkan
visi dan strategi kedalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indik ator
finan sial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin d lam suatu hubungan
sebab akibat. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa Balanced Scorecard
sangat berperan sebagai penerjemah atau pengubah (converter) visi dan
strategi organisasi menjadi aksi. Karen a itu, Balanced Scorecard tidak
berhenti pada saat strategi selesai dibangun, tetapi terus memonitor proses
eksekusinya.
Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, S. Kaplan, & S.
ark Young
(1997 : 27) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai berikut Balanced
Scorecard
adalah
sebagai
ukuran
32
dan
sistem
manajemen
yang
menggamb arkan keadaan suatu bisnis dari empat pandangan diantaranya:
keuangan,
kepuasan
pelanggan,
kinerja
internal,
m empelajari
dan
mem bangun”.
Mulyad i dan Jo hny Setyawan (2001:222) Balanced Scorecard adalah
sekumpu lan ukuran kinerja yang mencakup empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif p elanggan, perspektif roses bisnis internal,
dan perspektif pem belajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard berarti
bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat keseimbangan antara
keuangan dan nonkeuangan.
Dari pengertian-pengertian Balanced Scorecard diatas, maka dapat
disimpulkan
bahwa
Balanced
Scorecard
merupakan
suatu
sistem
manajemen, pengukuran, dan pengendalian secara cepat, tepat dan
komperhensif yang dapat memberikan pemahaman kepada para manajer
mengenai keadaan dan kondisi dalam berbisnis. Pengukuran kinerja tersebut
mem andan g unit bisnis dari empat perspektif, yaitu: pe
ektif keuangan
dengan mengukur hasil tertinggi yang dapat diberikan kepada pemegang
saham. Pelanggan, dengan fokus terhadap kebutuhan kepuasan pelanggan
termasuk pan gsa pasarnya. Proses bisnis internal perusahaan, dengan
mem fokuskan perhatiannya pada kinerja kunci sukses dari proses internal
yang mendorong bisnis perusahaan serta proses pembelajaran
dan
pertumbuhan, yaitu dengan memperhatikan secara langsung bisnis seluruh
33
akses mendatang orang-orang dalam organisasi dan infra
tur.
Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard
memberikan
suatu
cara
untuk
mengkomunikasikan strategi suatu perusahaan kepada para manajer-manajer
di seluruh organisasi. Balanced Scorecard juga menunju kkan bagaimana
perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Am in, W Tunggal.,
2002:1).
Sedangkan Balanced Scorecard menurut Kaplan dan Norton (2000:6)
adalah sebagai berikut:
“The Balanced Scorecard translates and strategy into objectives and
measures. Organized into four different perspectives: nancial, customer,
internal business process and learning and growth. The scorecard
provides a fra mework, a language, to communicate mission and strategy:
it uses measurements to inform employees about the dri rs of current and
future success”,
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata balanced artinya b erkembang
dan Scorecard artinya alat ukur pekerjaan atau prestasi kerja seoran atau
organisasi. Kartu prestasi kerja dituangkan dalam angka-angka keuangan
atau lazim di sebut kinerja keuangan dan dapat dijadik
bahan baku untuk
mem buat rencana kerja masa depan. Karena ia merupakan
ata strategis .
Selanjutnya rencana kerja itu dibandingka dengan kartu prestasi kerja nyata,
hasilnya adalah penyimpangan.
34
Balanced yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kerja organisasi
harus diukur dari sudut kinerja keuangan dan non keuan
n yang meliputi
pelanggan, proses bisnis intern, dan pembelajaran dan
ertumbuhan.
Darsono (Prawironegoro dan Ari Purwanti, 2009:339)
Adapun tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan
hanya penggabungan dari ukuran -ukuran keuangan dan non keuangan yang
ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas
awah (top-down)
berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, m si dan strategi tersebut
harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang l
ih nyata (Teu ku
Mirza, 1997:14).
Menurut
Mulyadi
(2005:2)
Balanced
Scorecard
pendekatan yang menterjemahkan visi dan strategi perus
tujuan-tu ju an dan pengukuran-pengukuran yang dilihat d
merupakan
aan kedalam
empat perspektif
serta menterjemahkan visi unit b isnis dan strateginya e dalam tujuan dan
pengukuran yang berwujud, dimana pengukuran tersebut m
cerminkan
keseimbangan antara hal-hal sebagai berikut:
Pengukuran hasil (pada masa lalu) dan pemicu kinerja ma
depan
Pengukuran eksternal dengan pen gukuran internal
Pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan
Proses top-down yang merupakan suatu penjabaran dari visi, misi dan
strategi dengan proses bottom-up dimana hasil pengukuran ditingkat
35
operasio nal
didorong
untuk
memberikan
umpan
balik
guna
men gevaluasi strategi tersebut.
Pengukuran-pengukuran atas hasil yang dilihat secara objektif, data
kuantitatif
dan
unsur
subjektif
yang
berwujud
pertimba gan-
pertimb angan manajerial.
Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
Berdasarkan uraian diatas pengukuran kinerja dengan Balanced
Scorecard adalah suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dimana saling
berhubungan antara visi, misi dan strategi untuk menca ai tujuan.
Perusahaan
yang dapat menerjemahkan strateginya
kedala
sistem
pengukuran akan memiliki kemam puan yang lebih baik dalam menjalankan
strategi tersebut, sebab mereka telah mengkomunikasikan tujuan dan
targetnya kepada para pegawai. Kom unikasi ini akan memfokuskan mereka
pada pemicu-pemicu kritis, memungkin kan mereka u ntuk m
garahkan
investasi, inisiatif, dan tindakan-tindakan dengan menyempurnakan tujuantujuan strategi.
Manfaat Ba lanced Scorecard
Kaplan dan Norto n (2000;17) mengemukakan beb erapa manfaat dari
konsep pengukuran kinerja Balan ced Score Card yaitu:
Mengklarifikasi dan menghasilkan konsen sus mengenai strategi.
36
Mengkomunikasikan straregi ke seluruh perusahaan
Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan
Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran ja gka panjang dan
anggaran tahunan
Mengidentifikasikan dan men yelaraskan berb agai inisiatif strategis
Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodi
an sistem atis
Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajarai dan
mem perbaiki strategis.
Mulyadi dan John y Setyawan (2001:229), dalam proses pengendalian
manajemen, Balanced Scorecard m erupakan salah satu model sistem
pengukuran kinerja yang memerlukan penetapan lebih duh u sasaransasaran unit bisnis dan kemud ian mengukur dari perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pem belajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja yang kom prehensif
dalam perspektif keuangan dan non keuangan dapat disus
dengan langkah-
langkah penetapan strategi, penetapan ukuran strategi, implemantasi strategi,
dan review ukuran dan hasil-hasil pengukurannya secara integrasi. Sebagai
suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif, Balanced Scorecard
dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok yaitu sebagai
berikut:
37
Bagaimana
pemegang
saham
memandang
perusahaan ?
(perspe
f
keuangan)
Bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif
pelanggan)
Apa yang menjadi unggulan perusahaan dan proses bisnis apa yang
ditingkatkan atau diperbaiki? (perspektif proses bisnis internal)
Apakah perusahaan dapat m eningkatkan dan menciptakan value bagi
customer secara kesinambungan?
(perspektif pembelajaran
dan
pertumb uhan)
Model yang ada pada Balanced Scorecard mampu memperagakan
hubungan sebab akibat antara sasaran keuangan , pelangg
, proses bisnis
internal, pembelajaran dan p ertumbuhan secara berjenja g sebagai ukuran
kinerjanya. Cara yang baik dan taktik yang dimiliki dalam melayani
konsumen dapat meningkatkan pelayanan dan mengurangi tingkat kesalahan
dalam pelayanan. Peningkatan kepercayaan pelanggan yang akhirnya
menuju pada pencapaian sasaran tersebut akan mendorong peningkatan
pendapatan, dan menghasilkan peningkatan laba. Dengan empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persp ktif proses bisnis
internal, perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan
maka
Balanced
Scorecard dapat diterapkan pada berbagai peru sahaan, baik milik swasta
maupun
perusahaan
milik
Negara.
38
Perusahaan
yang
berorientasi
mem peroleh laba dan nirlab a teknik Balanced Scorecard sangatlah tep at
digunakan karena sudah
mencakup empat perspektif penting yang
dibutuhkan un tuk menilai kinerja organisasi.
Metode Pengukuran dalam Balanced Scorecard
Amin Wijaya Tunggal (2009:1) Balanced Scorecard adalah sistem
manajemen strategis yang m endefinisikan sistem akuntan
pertanggu ng
jawaban berdasarkan strategi. Metode pengu kuran kinerja dalam Balanced
Scorecard terbagi kedalam empat macam perspektif, yaitu: perspektif
keuangan, perspektif pelanggan , perspektif proses bisn s internal, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Kinerja Perspektif Keuangan
Dalam Balanced Scorecard, perspektif keuangan tetap menjadi
perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtiar dari konsekuensi
ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan
ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah
perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan
perbaikan yan g mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dari sasaran
yang secasrsa khusus berhubungan dengan keuntungan yan terukur, baik
berbentuk Gross Operating Income. Return On In vestment atau bahkan
Economic Value Added (Teuku Mirza, 1997:15)
39
Sedangkan menurut Kaplan dan Norton, (2000:48), ukuran kinerja
keuangan menunjukan apakah strategi, sasaran strategi, inisiatif strategi dan
implementasinya mamp u mem berikan kontribusi dalam menghasilkan laba
bagi perusahaan, kemudian mengidentifikasikan tiga tah pan dari siklus
kehidupan bisnis yaitu pertum buhan (growth ), bertahan (sustain stage), dan
menuai (harvest) yang akan dijabarkan beriku t ini:
Pertumbuh an (growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan
bisnis. Pada tah ap ini suatu perusahaan mem iliki produk atau jasa yang
secara signifikan memiliki tingkat pertumb uhan yang baik sekali atau
paling tidak memiliki potensi untuk berkemb ang biak.
Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi
dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal
investasi yang rendah. Sasaran keuangan d ari bisnis y ang berada pada
tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan
penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan..
b. Bertahan (Sustain Stage)
Sustain Stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih
melakukan investasi dengan mempersyaratkan tingkat pen
balian
yang terbaik. Dalam hal ini perusahaan berusaha mem pertahankan
pangsa pasar yang ada dan mengembangkan nya apabila mun
40
in. Secara
konsisten pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertump uk pada strategistrategi jangka panjang. Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan
pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan
perusahaan kepada pihak-pihak yang terlibat.
Menuai (Harvest )
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature ), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen terhadap in vestasi y
g dibuat
pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melak
investasi
lebih jauh kecuali hanya p emeliharaan peralatan dan pe baikan fasilitas,
tidak untuk melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan
baru. Tujuan utam a dalam tahap ini adalah memaksim alka
kas yang
masuk ke perusahaan.
Untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang mampu berkreasi
diperlukan keunggulan dibidang keuangan. Melalui keunggulan dib idan g
ini, organisasi menguasai sumber daya yang sangat dipe lukan untuk
mewujudkan tiga perspektif lain yaitu perspektif p elan ggan, perspektif
proses
bisnis
internal dan
perspektif proses
pem belajaran.
Kinerja Perspektif Kons umen
41
pertumbuhan
dan
Sukarno Edy, Yuwono Sony, dan Ichsan Muhammad (2007:111)
perspektif konsumen menjelaskan cara-cara dimana nilai akan dicip takan
untuk pelanggan, bagaimana ia menuntut nilai ini harus d ipenuhi dan
men gapa pelanggan mau membayarnya. Maka, berbagai proses internal
dan up aya pengembangan perusahaan harus diarahkan berd arkan
perspektif ini. Orang bisa mengatakan bahwa bagaimanapu n proses ini
terjadi, ini merupakan jantungnya scorecard . Jika perusahaan gagal
men girim produk-produk dan jasa yang tepat secara efis en dan efektif
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan b aik jangka pendek maupun
jangka panjang maka pendapatan tidak akan dipero leh, d
bisnis akan
layu bahkan m ati. Upaya tesebut diarahkan untuk meningkatkan dan
mey akinkan loy alitas pelanggan.
Kaplan dan Norton (2000: 58) dalam perspektif pelanggan .
Balanced Scorecard melihat aspek pelanggan mem ainkan peranan
penting dalam kehidupan perusahaan. Sebuah perusahaan ang tumbuh
dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin bertahan (survive)
apabila tidak didukung oleh pelanggan. Loyalitas tolak ukur pelanggan
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap segmen
pasar y ang akan menjadi target atau sasaran. Apapun yang menjadi,
keinginan dan kebutuhan para pelanggan menjadi hal yan
penting
dalam perspektif ini. Perusahaan diharapkan m ampu membuat suatu
42
segmentasi pasar dan ditentukan targer pasarnya yang aling mungkin
untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan
recana jangka panjang perusahaan.
Dalam perspektif konsumen terdapat dua kelompok perusahaan
yaitu kelompok perusahaan ini konsumen (customer care measurement
group ) dan kelompok pengukur nilai konsumen (customer value
measurement ). Kelompok perusahaan tersebut akan dijelaskan yaitu
sebagai berikut:
Kelompok peru sahaan kon sumen (customer care measurement group )
yan g terdiri dari:
Pangsa pasar (market share)
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai ol h
perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
Tingkat
kemampuan
perusahaan
untuk
mempertahankan
hubungan dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar
perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama.
Kemampuan meraih konsumen baru (customer a cquisition)
Tingkat kemampuan perusahaan dem i memperoleh dan menarik
konsumen baru dalam p asar.
Tingkat kepuasan konsumen (customer satisffaction)
43
Merupakan suatu hal yan g penting dilakukan oleh perusahaan.
Dengan tingginya tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria
kinerja/nilai tertentu m aka p erusaahaan tersebut akan sangat
diperhitungkan dalam pangsa pasar.
Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability)
Mengukur seberapa besar keuntungan y ang berhasil diperoleh
perusahaan dari penju alan kepada konsum en/segmen pasar.
Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measurement)
Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kun i
untuk memahami pemicu-pemicu (driver). Dari kelompok-kelompok
pen gukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen
yaitu terdiri dari:
Atribut - atribut produk dan jasa (product/service)
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya.
Hub ungan dengan konsumen (customer relationship)
Meliputi hubun gan dengan konsumen yang meliputi p engisian
produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respond an
waktu p engirimannya dan bagaimana pula kesasn yang tim ul
dari konsumen setelah membeli produk atau jasa perusah
tersebut.
Citra dan reputasi (image and reputation)
44
Dalam dim ensi ini termuat faktor-faktor yang membuat
konsumen merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi
baik secara personal (melalui pameran-pameran, door to door)
maupun lewat med ia masa atau elektronik. Ataupun ungkapanungkapan yang mudah diinget oleh konsumen.
Dari uraian diatas Perspektif pelanggan memfokuskan pa a bagaimana
organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Dalam m enyusun
strategi, kita harus m enggu nakan kacamata pelanggan yang m enikmati
produk atau jasa pelayanan kita. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana pelanggan m enilai produk atau jasa, dan orga isasi kita. Dengann
adanya perspektif ini kita dapat melihat output dari produk atau jasa kita
dimasyarakat. Bila output -nya negatif, dapat segera kita lakukan perbaikan
agar kinerja dapat segera meningkat. Dan b ila output -nya positif, kinerja
finan sialnya pun akan ikut terpengaruh secara positif an anggota organisasi
akan termo tivasi untuk lebih baik lagi.
Kinerja Perspektif Internal Bisnis
Perspektif proses internal bisnis lebih menekankan pada peciptaan
produk baru yang lebih berkuallitas sampai prod uk tersebut siap diedarkan
kepada customer . Tentunya proses intern al bisnis tidak lepas dari perspektif
keuangan dan perspektif pelanggan. Untu k mengoperasikan perspektif
45
internal bisnis ini perusahaan harus leb ih dahu lu meli at keuangan
perusahaan dan kemauan pelanggan. Jadi seakan-akan ketiga pespektif ini
mem bentuk rantai y ang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Para manajer harus mem fokuskan perhatiannya pada proses bisnis
internal yang m enjadi penentu kepuasan pelanggan kiner
perusahaan d ari
perspektif pelanggan. Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses
kierja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan Perusahaan harus
mem ilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menetukan
ukuran -ukuran untuk menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi yang
dilakukan
perusahaan tersebut. Analisis
atau p roses
bisnis internal
perusahaan dilakukan melalui analisis rantai nilai (value chain analyist).
Masing masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan ya g
unik bagi pelanggannya. Nam un secara umu m m enurut Kapaln dan Norton
(2000:84) bahwa proses penciptaan tersebut terbagi menjadi tiga dasar yaitu:
inovasi, operasi, dan layan an purna jual. Dan ketiga prinsip tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
Inovasi
Pengukuran
mendapatkan
dilakukan
kinerja
dalam
perhatian,
proses
p roses
inovasi
dibandingkan
operasi.
Pada
selama
pengukuran
tahap
ini
kinerja
ini
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para pelan
46
kurang
yang
perusahaan
an dim asa
mendatang serta merumuskan cara untuk memenuhi keingin
dan
kebutuhan tersebut.
Operasi
Tahap ini merupakan akhir dimana perusahaan secara nya
berupaya
untuk memberikan solusi kepada para pelanggan nya dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka. Kegiatan
operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelan
berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelan
n dan
n. Kegiatan
ini lebih mudah diukur kejadiannya jika dilakukan secara rutin dan
terulang-ulang.
Layanan pu rna jual
Dalam tahap ini perusahaan berupay a m emberikan manfaat tambahan
kepada p ara pengggan yang telah membeli produk - produknya dalam
ben tuk layanan pasca transaksi.
Dalam men ghitung efisien si dari suatu produk baru yang berasal dari
Inovasi, proses dan layanan purna jual harus d i hubungkan antara biaya
promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila pelanggan yang
mendaftar atau membeli produk kita banyak maka proses
isnis internal
yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuh n pasar. Namun
apabila sebaliknya hanya sedikit yang membeli produk kita maka harus
mem perbaiki lagi Inovasi, proses dan layanan purna jual (Kyber Yusuf
47
Hasnoputro , 2009: 3).
Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dalam p erspektif ini perusahaan berusaha mengembangkan tujuan dan
ukuran
yang
mendorong
pembelajaran
dan
pertumbuhan
menyediakan infrastruktur yang m emungkinkan tujuan yan
adalah
berkaitan
dengan ketiga perspektif lainnya dapat terwujud, sehin ga pada akhirnya
akan dap at tercapai tujuan perusahaan. Tujuan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan merupakan faktor pendo ron g dihasilkannya kinerja yang
istimewa dalam perspektif keuangan, pelanggan (customer), dan proses
internal bisnis. Dalam perspektif ini ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu kemampuan karyawan, kemam puan sistem informasi,
serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Dalam me entukan tujuan
dan ukuran yang berkaitan dengan kemampu an karyawan ad tiga hal yang
perlu dipertimbangkan oleh manajemen (Kaplan dan Norto 2000:112) yaitu
kepuasan karyawan, retensi karyawan dan produktivitas karyawan yang akan
dijelaskan b erikut in i;
Kepuasan karyawan
Kepuasan karyawan dipandang sangat penting kerna kary awan yang
puas merupakan prakondisi meningkatnya produktivitas,
nggung
jawab, kualitas, dan customer service . Oleh karena itu pihak manajer
48
harus mengamati sedini mungkin terhadap kepuasan keryawan dan
untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, pihak manajer dapat
melakukan s urvey yang dilaksanakan secara rutin.
Produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil dampa keseluruhan
usaha peningkatan modal dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal,
dan kepuasan kostum er. Tujuannya adalah membandingkan
eluaran
yan g dihasilkan oleh karyawan dengan jumlah karyawan y
g
dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Ukuran yang
sering digunakan untuk mengukur produktivitas pekerja
dalah
pen dapatan perpekerja.
Suwardi Luis dan Prim a A. Biromo (2009:37) perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan ini berfokus pada sumber daya khususnya sumber daya
manusia yang ada didalam organisasi. Perspektif ini berurusan
engan
pengembangan sumber daya manusia, agar masing-masing m
jadi
karyawan yang kompeten yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang
prima bagi organisasi. Karena itu sasaran strategis harus merefleksikan
strategi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Ad
tiga kategori
utam a yang d ianalisis dan diukur dalam perspektif ini, yaitu: kompetensi
karyawan, daya dukung teknologi, budaya, motivasi, dan penghargaan.
Ketiga hal tesebut merupakan pendorong kepuasan karyawan dalam bekerja.
49
Itu jelas penting karena karyawan yang terpuaskan akan dapat meningkatkan
produktifitas d an tingkat retensi mereka.
Dapat disimpulkan bahwa perspektif pembelajaran dan pe tum buhan
mem fokuskan pada kemampuan manusia. Manajer bertanggun
jawab
untuk mengem bangkan kem ampuan karyawan tolok ukur kunc untuk
menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan
produktifitas karyawan. Kepuasan karyawan mengakui bah
mo ral
karyawan adalah penting untuk mem perbaiki pro duktifitas, mutu, kepuasan
pelanggan, dan ketanggap an terhadap situ asi. Manajer d pat mengukur
kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarai kary awan,
mengamati karyawan pada saat bekerja.
Rumus pengukuran Balanced Scorecard
Kinerja Perspektif Keuangan
Suwardi Luis dan Prima A. Biromo (2009:30) Terdiri dari rasiorasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, pad penelitian ini
men ggunakan ROI dan Rasio Efisiensi yang dapat dihitun
sebagai
berikut:
ROI (Return On I nvestment)
Yaitu rasio yang digunakan un tuk mengukur kemampuan da
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
50
menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan
mem bandingkan laba usaha dengan total aktiva
Rasio Efesiensi
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seb erapa efisien
PT.Codejawa
dan
PT.Spotcast
mempergunakan
aktivanya.
Pengukurannya dengan m emban dingkan penjualan dengan aktiva
lancar.
Kinerja Perspektif Pelanggan
Kaplan dan Norton (2000:96) kepuasan pelanggan atau konsumen
ini diketahui dari data sekund er servey yang dilakukan kepada pihak
man ajemen PT.Codejawa dan PT.Spotcast. Mengukur sebera a jauh
kepuasan
pelanggan
atas
pelayan an
jasa
yang
diberikan
eh
PT.Codejawa dan PT.Spotcast. Kepuasan konsumen mengukur rata-rata
kepuasan pelanggan dengan m emberikan nilai pada jawaban kuesioner
sesu ai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai y ng diberikan
51
adalah 1) sangat tidak puas, 2) tidak puas, 3) netral, 4) puas, 5) sangat
puas. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukan semakin
baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis
Kyber Yusuf Hasnoputro (2009: 29) Dalam Perhitungan ini kita
akan menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang
erasal dari
Inovasi, proses dan layanan purna jual yang di hubungkan dengan biaya
promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar.
Dalam perspektif ini menggunakan perhitungan COA (Cost Of
Acquitition):
COA UP
52
COA MID
COA DOW N
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kaplan dan Norton (2000:102) Dalam perspektif ini komponen
pengukuran yang digunakan yaitu:
Produktivitas Karyawan
Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja
tuk
perio de tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara
laba operasi dengan jumlah karyawan.
53
Retensi Karyawan
Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar
dengan total karyawan tahun berjalan.
Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan merupakan penentu dari kedu a pengukuran
sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat
kepuasan
karyawan
tersebut harus dilakukan survey terhadap kepuasan kary wan
melalui penyebaran
kuesioner kepada
sampel yang
ditu ju .
Kepuasan karyawan dapat mengukur rata - rata kepuasan karyawan
dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner dengan
ngkat
kepuasan yang dirasakan. Nilai yang diberikan adalah : 1) sangat
tidak puas, 2) tidak puas, 3) netral, 4) puas, 5) sangat p uas
54
Fungsi Balanced Scorecard menjadi Manajemen Strategis
Pearce, J o hn A. dan Richard B. Robinson (2008:22) menyatakan
bahwa fungsi Balanced Scorecard menjadi manajemen strategis karena
dari empat perspektif yang ada didalam Balanced Scorecard (keuangan,
pelanggan,
internal bisnis
dan
pembelajaran)
akan
menjadikan
perusahaan yang kompetitif secara berkelanjutan dan da at mencapai
tujuan p erusahaan. Pada dasarnya adalah keputusan dan tindakan yang
mem buat implementasi dan perumusan rencana yang dirancang untuk
men capai tujuan perusahaan. Manajemen strategis ad alah serangkaian
tindakan dan keputusan yang dibuat dari perencanaan yang di buat guna
tercapainya tujuan perusahaan. dan pendekatan manajemen yang
integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen .
Keith ward (1993:3) Untuk m encapai tujuan perusahaan berikut
adalah hal yang utama dalam proses manajemen strategis
eliputi:
Misi dan tu juan utama organisasi;
Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi;
Pilihan strategis yan g selaras dan sesuai antara kekuatan dan
kelemahan perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan
eksternal;
55
Pengadopsian struktur organisasi dan sistem pen gendali
untuk
mengimplementasikan strategi organisasi yang dipilih .
Menurut Kaplan dan Norton (2000:112) dari pengalaman d i
lapangan ditemukan penyebab eksistensi gap , yang diuraikan ke dalam
emp at klasifikasi yaitu: Visi dan strategi tidak dapat dijalankan (not
actionable),
Strategi
tidak
terhubung
dengan
departemen, tim, dan individu, Strategi tidak terhubun
sasaran
(goals )
dengan alokasi
sumber daya dan Umpan balik yang diperoleh bersifat ta
s bukan
strategis. Beriku t adalah penjelasannya:
Visi dan strategi tidak d apat dijalankan (not actionable )
Visi dan strategi tidak dap at dijalankan karena perbed
penjabaran visi dan strategi yang akan di terapkan dan Permasalahan
ini kerap dialami perusahaan karena belum disepakatiny bah asa baku
untuk men jelaskan visi agar strategi dapat dipahami d an dijalankan.
Dengan demikian, hambatan utamanya adalah berupa kesul tan untuk
men dapatkan konsensus tentang makna visi dan strategi tu sendiri
serta ketentuan berikutnya adalah bagaimana menjabarkan strategi
tersebut ke dalam langkah nyata untuk segenap elemen organ isasi
hingga ke level individu.
2. Strategi tidak terhubung dengan sasaran (goals) departemen, tim , d an
individu
56
Dim ana rencana y ang akan diterapkan di perusahaan berb
a
dengan tujuan utama perusahaan, Misalnya perusahaan melakukan
produksi secara besar besaran agar produk yang di prod
inya
banyak dengan tidak m emperhatikan kualitas sedangkan tujuan
perusahaan adalah menghasilkan produk yang berkualitas. Hal fatal
yang kerap terjadi ketika organisasi makin membesar ad ah tidak
dilakukannya p erencanaan strategi SDM (Sumber Daya Manusia) agar
tecipta keselarasan antara tujuan, visi, dan kom petens
individu
dengan organisasi di setiap tingkatan. Ditambah lagi d ngan sistem
insentif yang tidak dinamis dalam mengikuti arah inisi f strategis,
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruahn makin terabaikan.
3. Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya
Dalam sistem manajemen tradisional di mana anggaran me jadi
di pusat dalam proses manajemen dan orang-orang digerakkan oleh
anggaran (budget driven). Dalam situasi ini strategi tidak terhubung
dengan baik ke anggaran maka pencapaian ind ividu dan organisasi
men jadi tidak selaras dengan sasaran strategis. Alokasi sumber daya
lebih mengacu pada keuntungan-keuntungan jangka pendek yaitu
men gacu pada anggaran, dan terpisah dengan prioritas s ategi jangka
panjang.
4. Umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis
57
Kaplan dan Norton (2000:220) Hambatan -hambatan yang
terjadi
dalam
perusahaan
dapat
ditanggulangi
dengan
men gintegrasikan Balanced Scorecard (BSC) dalam sebuah strategic
man agement system yang baru yang m embuat tujuan perusahaan
tidak tercapai adalah Visi dan strategi tidak dapat di ankan (not
actionable), Strategi tid ak terhubung dengan
(goals )
sasaran
departemen, tim, dan individu, Strategi tidak terhubun
dengan
alokasi sumber daya, umpan balik yang diperoleh bersifat taktis bukan
strategis dimana hasil yan g didapatkan hanya untuk jan
pendek.
jawaban atas masalah tersebut berupa empat tahap yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
menggunakan
arus
Balanced
Scorecard (BSC) yang mereka sebut sebagai empat komponen sistem
man ajemen strategis, yaitu:
Memformulasikan
dan
mentranformasikan
visi
dan
strategi
perusahaan
Strategi adalah titik tolak atau referensi bagi keseluruhan proses
manajemen
Shared vision adalah fondasi bagi pembelajaran strategis
Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan-tujuan dan
ok
ukur strategi.
Selu ruh sasaran perusahaan harus selaras dari m anajemen tingkat
58
atas sampai pada individu oaling bawah
Pendidikan dan komunikasi yang terbuka tentang strategi adalah
basis bagi pemberdayaan pegawai
Sistem kom pensasi harus terhubun g dengan strategi.
Merencanakan, menyusun target-target, dan menyelaraska
inisistif-
inisiatif strategis.
Stretch targets dibuat dan disetuju i
Inisiatif strategis secara jelas diidentifikasi
Investasi ditentukan oleh strategi
Anggaran tahunan dihubu ngkan ke perencanaan jan gka pan ng
Mempertinggi u mpan balik dan pembelajaran strategis.
Feedback system digunakan untuk menguji hipotesis di mana
strategi didasarkan
Dib entuk tim problem solving
Pengembangan strategi dilakukan secara berkesinambungan.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki inovatif tinggi pasti telah
men ggunakan balanced scorecard (BSC ) sebagai sistem manajemen
strategis yang berguna untuk mengelola manajemen perusahaan dalam
jangka panjang. Ketika perusahaan telah menyusun inisi
BSC, mereka
harus segera memasang scorecard tersebut kedalam sistem manajemen
yang ada dalam perusahaan. Para m anajer harus percaya bahwa
59
scorecard memungkinkan mereka untuk menjembatani gap utama yang
ada di perusahaan yaitu antara pengem bangan dan formulasi strategi
dengan proses implementasi.
Keunggulan Balanced Scorecard
Menurut
(Mulyadi
2005:11)
Keunggulan
konsep
Balacned
Scorecard dalam perencanaan strategi adalah mampu menghasilkan
recana strategi yang memiliki karakteristik Komperhensif, Koheren,
Berimbang dan terukur berikut adalah penjelasannya:
Kom perhensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategi, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas
pad a perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lai
pelanggan,
proses
internal
bisnis
serta
seperti
pembelajaran
dan
pertumb uhan. Perluasan perspektig rencana stratejik ke perspektif
non keuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini:
Menjanjikan
kinerja
keuangan
yang
berlipatgand a
dan
berkesinambungan.
Memampukan organisasi untuk mem asuki lingkungan bisn is yang
kompleks.
Koheren
60
Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun
hubungan sebab akibat (casual relationship) diantara berbagai
sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategik.
Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspek f non
keuangan harus m empunyai hubuangan kasual dengan sasaran
keuangan, baik sescara langsung maupun tidak langsung.
Berimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh si tem
perencanaan
strategik
penting
untuk
men ghasilkan
keinerja
keuangan berkesinambungan.
Teruku r
Keterukuran
sasaran
strategik
yang
dihasilkan
oleh
sistem
perencanaan strategik menjadikan ketercapaian berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebu t. Balanced Scoredacrd
mengukur sasara-sasaran strategik yang sulit untuk diukur.
Penelitian sebelumnya tentang Balanced Scorecard
dilakukan oleh
Anik Yuniati (2005) dengan judul “Implementasi Balanced Scorecard
Sebagai Meto de Pengukuran Kinerja Pada PT. Mustika Ratu, Tbk” di
Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa inerja yang dimiliki
PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu:
Perspektif keuangan, terlihat selama dua tahun yaitu
61
eriode 2003 sampai
den gan 2004, perusahaan m engalami peningkatan pendapatan yang
cukup signifikan.
Perspektif pelan ggan, terlihat bahwa umumnya pelanggan merasa puas
terhadap produk-produk dan jasa, citra (image ) dan hubungan
pelanggan, sehingga memungkinkan pelanggan loyal terhadap PT
Mustika Ratu Tbk.
Perspektif proses bisnis internal, terlihat bahwa kin
mem uaskan
karena
PT
Mustika
Ratu
dan mutu produk
Tbk,
berusaha
untuk
mengembangkan produk dan jasa, inovatif dan berusaha m mberikan
pelayanan yang memuaskan dan dari segi waktu operasi sudah baik.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, terlihat bahwa karyawan PT
Mustika Ratu Tbk, merasa puas bekerja pada PT Mustika
yan g
telah
memberikan
fasilitas
dan
memperhatikan
atu Tbk,
kine ja
karyawannya yaitu dengan memberikan penghargaan kepada kary awan
yan g berprestasi, melakukan pembinaan dan pengembangan kepada
karyawannya, sehingga produktivitas karyawan meningkat.
Penelitian sebelumn ya yang kedua tentang Balan ced Scorecard dilakukan
oleh Indri Yulianti (2006) dengan judul “Analisis Penerapan Balanced
Sco recard Sebagai Alternatif Alat Pengukur Kinerja PT Sepatu Bata Tbk,”.
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kinerja y
Bata Tbk, yaitu:
62
g dimiliki PT Sepatu
Perspektif Keuangan, perusahaan sesuai dengan tujuann a ternilai baik
berdasarkan rasio-rasio keuangan y ang digunakan walaup n untuk
beberapa rasio mengalami penurunan dibandingkan tahun alu, seperti
current asset pada tingkat likuiditas turun sebesar 5,56 %, total asset to
debt ratio 15,88 % pada tingkat solvabilitas, tingkat aktivitas erusahaan.
Dalam hal perputaran dan rata-rata pengumpulan piutang serta working
capital turn over ratio menurun 0,13 kali dan terakhir pada tingkat
rentabilitas yang bila diperhatikan penurunan terjadi ukan karena pada
tingkat laba kotor tetapi kemungkinan pada beban-beban yang terjadi dan
besarnya pajak.
Perspektif pelanggan, sesuai dengan tujuan strateginy
yaitu memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan melalui kom nikasi
peningkatan hubungan dengan para pengecer mandiri dan
sana
pertokoan kinerja d alam perspektif ini tern ilai cukup aik yang dilihat dari
ukuran yang telah dipakai. Ukuran kuantitatif dalam pa gsa pasar dengan
data yang tersedia melalui penjualan yang telah dilakukan dalam bentuk
satuan pasang produ k, menunjukkan peningkatan sebesar
88 ribu an
pasang produk dibandingkan tahun lalu.
Perspektif proses bisnis internal, perusahaan mengalami kemajuan yang baik.
Untuk meningkatkan mutu terutama dalam nilai keusangan persediaan
barang jadi dan bahan baku mengalami penurunan yang ba yak yaitu Rp.
63
3.913.964,- untuk barang jadi dan Rp. 2.954.964,- untuk bahan baku.
Apabila dilihat dari ukuran yang dipilih dalam dua proses yakni operasi
dan purna jual, kinerja perusahaan dalam perspektif in
lebih baik
dibanding tahun lalu.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, usaha-usaha
ang dilakukan
perusahaan melalui karyawan ternilai cukup baik dengan programprogram pengembangan potensi karyawan melalui pelatihan dan seminarseminar yang diadakan oleh prusahaan guna meningkatkan kemampu an
bagi karyawan. Hasil ukuran kinerja perspektif ini pun cukup baik d
gan
diadakannya beberapa pengukuran yang diantaranya digun akan pula
dalam perspektif proses bisnis intern yakni penilaian
utu melalui
keuangan nilai persediaan bahan baku dan barang jadi.
Berdasarkan Penelitian-penelitian sebelumn ya oleh Anik Yuniati
(2005) dan Indri Yulianti (2006), banyak yang sud ah dicapai dengan
menerapkan Balanced Sco recard . Hubungan atau persamaan antara
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dila
n adalah sam a
sama m emban dingkan emp at perspektif dalam mengu kur kin
perusahaan
yaitu: perspektif keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif
internal bisnis, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian yang terdahulu meneliti pada perusahaan
manufaktur,
lalu
penelitian
yang akan
64
dilakukan
sekarang
adalah
menggunakan perusahaan jasa telekomunikasi Content Provider di Jakarta
sebagai objek penelitian . Lalu dari perbedaan inilah peneliti ingin
mem bandingkan apakah Balanced Scorecard dapat digunakan pada
perusaahaan yang bergerak dalam bidang yang berbeda, atau Balanced
Scorecard hanya dapat digunakan pada perusahaan tertentu saja.
dasar inilah maka peneliti ingin mengetahui lebih dala
engan
sehingga penelitian
ini dirasa penting dilakukan untuk perkembangan atau kemajuan dunia
perekonomian di Indonesia.
K erangka Pemikiran
Dalam penelitan ini akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan
sistem pengukuran kinerja yang di sebut Balanced Scorecard. Penelitian ini
mem ilih objek penelitian yaitu pada sebuah perusahaan yang bergerak pada
bidang jasa Content Provider. Dalam Balanced Scorecard keemp at
perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang
juga merupakan sebuah indikator suatu pengukuran kinerja yang saling
melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat. Menurut Kaplan dan
Norton (2000:26) bahwa keempat perspektif utama tersebut melalui
Balanced Scorecard , dirinci sebagai berikut:
Perspektif keuangan
Perspektif konsumen dan pelanggan
Perspektif p roses internal bisnis
65
Perspektif p embelajaran dan pertumbuhan
Keempat perspektif diatas merupakan pan dangan intii yang ada dalam
suatu perusahaan, sehingga komponen-komponen yang ada alam Balanced
Scorecard
sudah
mencakup
keseluruhan
yang
dibutuhkan
dalam
manajemen su atu perusahaan. Peneliti akan menggambarka pemikiran yang
akan dilakukan dalam penelitian ini. Dan untuk lebih jelasnya kerangka
pem ikiran d alam penelitian ini dapat dipaparkan pada tabel dibawah ini, ya tu
sebagai berikut.:
Kerangka Pemikiran
66
Tabel 2.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini meliputi kinerja perusahaan yang dinilai dari perspektif
keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
dan perspektif pembelajaran serta pertum buhan. Objek yang akan diteliti
adalah perusahaan jasa conten t pro vider PT.Codejawa , PT.Spotcast dan
PT.Owensby dengan menganalisa perbandingan kinerja perusahaan
sebelum menerapkan dengan sesudah menerapkan Balanced Scorecard.
Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini populasi adalah pelanggan layanan Content
Provider
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan
PT.Owensby
yang akan
digu nakan untuk menilai kepuasan pada perspektif kepuasan pelanggan .
Karyawan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby akan digunakan
untuk menilai kepuasan karyawan
67
pada aspek pertu mbuhan
dan
pem belajaran.
Penentuan sampel yaitu yang menjadi responden adalah karyawan
yang terkait dengan pengukuran yang akan dilaksanakan untuk mengetahu i
tingkat kepuasan karyawan melalui pen yebaran kuesioner. Sampel yang
baik adalah sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel
dalam penelitian ini adalah para responden yang akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini adalah :
Wawancara
Yaitu su atu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya
jawab langsung kepada pegawai yang mempunyai wewenang untuk
mem berikan data dan informasi yang diperlukan dalam menunjang
pen ulisan dalam penelitian ini.
Kuesio ner
Adalah pengajuan kuesioner atau daftar pertany aan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan dan karyawan perusahaan
jasa Content Provider PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby.
Studi pustaka
Adalah dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan
68
materi yang dib utuhkan peneliti dalam penelitian ini agar mendapatkan
gambaran teoritis mengenai Balanced Scorecard pada suatu perusahaan
secara lengkap dan akurat. Khususnya perusahaan jasa Co ntent
Pro vider PT.Codejawa, PT.Spo tcast dan PT.Owensby. Metod e ini
diperlukan untuk menunjang kelengkapan dan ketajaman a alisis.
Metode Analisis
Metode Analisis dilakukan setelah semua data terkumpul dan langkah
berikutnya adalah melakukan pengolahan data, agar data tersebut dapat
disusun sedemikian rupa sehingga lebih m udah untuk dia alisis dalam
rangka menjawab tujuan penelitian ini. Metod e pengolah
data pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskrp f yang
bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan sescara sistematik,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang b erkaita
dengan masalah
yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode
tuk
men ganalisis data dan m enjabarkan informasi yang diperoleh. Yaitu
sebagai berikut:
Deskriptif Kuantitatif
Yaitu analisis data hasil penelitian dengan menggunakan
us-rumus
tertentu. Metode kuantitatif ini digunakan u ntuk pengukuran kinerja
dengan menggunakan rasio-rasio sep erti: rasio efesiansi, dan
69
perhitungan ROI (Return On Investment).
Deskriptif kualitatif
Yaitu analisis data hasil penelitian dengan mend eskripsikan atau
men ggamb arkan secara sistematik, faktual, dan akurat m
genai
masalah
untuk
yang diteliti. Metode
kualitatif ini digunakan
pengukuran kinerja serta mengetahui sistem pengendalia
interen
yang ditetapkan oleh perusahaan.
Operas ionalisasi Variabel Penelitian
Kinerja Perspektif Keuangan
Terdiri dari rasio-rasio keuangan yang berasal dari laporan
keuangan, pada penelitian ini menggunakan ROI dan Rasi
Efisiensi
yang dapat dihitung sebagai berikut:
ROI (Return On I nvestment)
Yaitu rasio yang digunakan un tuk mengukur kemampuan da
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan
mem bandingkan laba usaha dengan total aktiva
Rasio Efesiensi
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seb erapa efisien
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby mempergunakan
aktivanya. Pengukurannya dengan membandingkan penjuala
70
dengan aktiva lancar.
Kinerja Perspektif Pelanggan
Kepuasan pelanggan atau kon sumen ini diketahui dari data
sekunder servey yang dilakukan kepada pihak manajemen PT.Codejawa,
PT.Spotcast dan PT.Owensby. Mengukur seberapa jauh kepuasan
pelanggan atas pelayanan jasa yang diberikan oleh PT.Codejawa,
PT.Spotcast dan PT.Owensby. Untuk mengetahui tingkat k epuasan
konsumen dapat diukur dengan melihat rata-rata kepu asan pelanggan
dengan memberikan nilai pada jawaban kuesioner sesuai engan tingkat
kepuasan yang dirasakan. Kategori penilaian yang diberikan adalah:
1) Sangat tid ak puas
2) Tidak puas
3) Netral
4) Puas
5) Sangat pu as
Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen, berarti menunjukan semakin
baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis
Dalam Perhitungan ini kita akan mengh itung efisiensi d
71
suatu
produk baru yang berasal dari inovasi, proses dan layanan purna jual
yang di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang
men daftar.
Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam p erspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu:
Produktivitas Karyawan
Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja
ntuk
periode tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara laba
operasi dengan jumlah karyawan.
Retensi Karyawan
Retensi karyawan dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara
jumlah karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan.
Dengan begitu pen eliti d apat menganalisa jum lah karyaw
yang
masih produ ktif dalam perusahaan tersebut.
Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan merupakan penentu dari kedua pengukuran
sebelumnya. Pengukurannya dilakukan d engan survey dan melalui
pen yebaran kuesioner. Kepuasan karyawan dapat diukur dengan
men getahui rata-rata kepuasan karyawan yang diberikan nilai oleh
responden pada jawaban kuesioner dengan tingkat kepuasan yang
72
dirasakan. Nilai yang diberikan adalah :
1) Sangat tid ak puas
2) Tidak puas
3) Netral
4) Puas
5) Sangat pu as.
73
Tabel 3.1
BAB IV
PENEM UAN DAN PEM BAHASAN
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Tem pat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan jasa content provider
yaitu PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yang terletak di wilayah
DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan
melalui penyebaran
kuesioner penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada
responden. Penyeb aran kuesioner dimulai pada tanggal 28 juni 2010
sampai 01 agustus 2010 dengan peta distribusi sebagai berikut:
Data Distribusi Sam pel Penelitian PT.Codejawa
No.
1.
Data Kuesioner
Kuesioner dikirim
PT.Codejawa
50
Tanggapan kepuasan pelanggan
2.
Kuesioner dikembalikan
50
Tanggapan kepuasan pelanggan
3.
Kuesioner dikirim
20
Tanggapan kepuasan karyawan
74
4.
Kuesioner dikembalikan
20
Tanggapan kepuasan karyawan
Total Kuesioner kembali
70
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.1
Data Distribusi Sam pel Penelitian PT.Spotcast
No.
1.
Data Kuesioner
Kuesioner dikirim
PT.Spotcast
50
Tanggapan kepuasan pelanggan
2.
Kuesioner dikembalikan
50
Tanggapan kepuasan pelanggan
3.
Kuesioner dikirim
20
Tanggapan kepuasan karyawan
4.
Kuesioner dikembalikan
20
Tanggapan kepuasan karyawan
Total Kuesioner kembali
70
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2
Data Distribusi Sam pel Penelitian PT.Owensby
No.
Data Kuesioner
75
PT.Owensby
1.
Kuesioner dikirim
50
Tanggapan kepuasan pelanggan
2.
Kuesioner dikembalikan
50
Tanggapan kepuasan pelanggan
3.
Kuesioner dikirim
20
Tanggapan kepuasan karyawan
4.
Kuesioner dikembalikan
20
Tanggapan kepuasan karyawan
Total Kuesioner kembali
70
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3
Kuesio ner yang disebarkan berjumlah 210 b uah dan jumlah yang
kembali adalah sebanyak 210 buah atau 100%. Kuesioner yang dapat
diolah berjumlah 205 buah atau 97.62%, sedangkan yang tidak dapat
diolah karena tidak diisi secara lengkap berjum lah 5 b
h atau 2.38%, Data
sampel ini dapat dilihat dalam Tabel 4.4.
Data Sampel Penelitian
No.
Keterangan
1.
Jumlah kusesioner yang disebar
2.
Jumlah kuesioner yang tidak kembali
76
Jumlah
Persentase
210
100%
0
0%
3.
Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
4.
Jumlah kuesioner yang dapat diolah
5
2.38%
205
97.62%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4
Karakteristik Responden
Dalam deskripsi data ini, peneliti menyajikan identita
responden
yaitu pelanggan layanan jasa content provider dan karyawan dari
perusahaan jasa content provider.
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Deskripsi berdasarkan jenis kelamin untuk mengetahui s
erapa besar
responden laki-laki dan responden perempuan yang mengi uti layanan
dari perusahaan content provider. Berikut hasil penelitiannya:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Frequensi
Persentasi
Kelamin
Akumulasi
persentasi
Laki-laki
129
62.9
62.9
Perempuan
76
37.1
100.0
77
Total
205
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sekitar 129 orang
atau 62.9% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, d
sisanya sebesar 76 orang atau 37.1% berjenis kelamin perempuan.
Responden konsum en berdasarkan jenis kelamin dapat juga digunakan
untuk melihat pangsa pasar yang dikuasai dan pangsa pa r yang
masih harus di perluas, d engan diketahu i bahwa pangsa
asar yang
dikuasai oleh peru sah aan adalah konsumen dengan jenis elam in lakilaki maka pangsa pasar yang dikuasai adalah konsumen jenis kelamin
laki-laki dan yang harus diperluas adalah konsumen dengan jenis
kelamin perempuan.
Deskripsi responden beradasarkan usia
Berikut adalah data penelitian respond en berdasarkan
sampai dengan 41 tahun:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
78
ia dari usia 15
Umur Frequensi Persentasi
Akumulasi
Persentasi
15
2
1.0
1.0
17
4
2.0
2.9
20
18
8.8
11.7
22
22
10.7
22.4
23
26
12.7
35.1
24
28
13.7
48.8
25
32
15.6
64.4
26
20
9.8
74.1
27
18
8.8
82.9
28
8
3.9
86.8
29
8
3.9
90.7
30
8
3.9
94.6
34
5
2.4
97.1
40
3
1.5
98.5
41
3
1.5
100
Total
205
100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa pelanggan layanan jasa
con tent provider dan karyawan dari perusahaan jasa content provider
yan g berusia 15 tahun adalah sebesar 1%, 17 tahun adala sebesar 2%,
20 tahun adalah sebesar 8.8%, 22 tahun adalah sebesar 10.7%, 23 tahun
adalah sebesar 12.7%, 24 tahun adalah sebesar 13.7%, 25 tahun adalah
79
sebesar 15.6%, 26 tahun adalah sebesar 9.8%, 27 tahun adalah sebesar
8.8 %, 28 tahun, 29 tahun , 30 tahun adalah sebesar 3.9 %, 34 tahun
adalah sebesar 2.4%, dan 40 tahun, 41 tahun adalah sebesar 1.5%.
Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Data responden berdasarkan pendidikan dari SD sampai S3 adalah:
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Frequensi
Persentasi
Terakhir
Akumulasi
persentasi
SD
2
1.0
1.0
SMP
50
24.4
25.4
SMA
60
29.3
54.6
D3
43
21.0
75.6
S1
20
9.8
85.4
S2/S3
30
14.6
100.0
Total
205
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7
Berdasarkan tabel diatas mengindikasikan bahwa rata-rata
pelanggan
layanan
jasa content
80
provider
dan karyawan
dari
perusahaan jasa content provider berpendidikan SD sebanyak 1%,
SMP sebanyak 24.4%, SMA sebanyak 29.3%, D3 sebanyak 21%,
S1sebanyak 9.8% dan S2/S3 sebanyak 14.6%.
Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Berikut ad alah data penelitian respo nden berdasarkan pengalaman
kerja dari 0 tahun sampai dengan 10 tahun:
Hasil Uji Deskripsi Respo nden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Lama Bekerja
Frequensi
Persentasi
Akumulasi
Persentasi
0-3
116
56.6
56.6
3-5
49
23.9
80.5
5-7
30
14.6
95.1
7-10
10
4.9
100
Total
205
100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa pelanggan layanan jasa
81
content provider dan karyawan dari perusahaan jasa content provider lebih
bervariasi y aitu lama bekerja 0 sampai 3 tahun sebesar 56%, 3 sampai 5
tahun sebesar 23.9%, 5 sampai 7 tahun sebesar 14.6%, d
7 sampai 10
tahun sebesar 4.9%.
Hasil Penelitian
Hasil p enelitian dari analisa perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah menerapkan metod e pengukuran kinerja dengan
menggunakan
Balanced Scorecard (studi kasus pada perusahaan jasa content provider di
jakarta) sebelum menerapkan Balanced Scorecard di tunjukan pada tah un 2007
dan sesudah menerapkan Balanced Scorecard ditunjukan pada tahun 2008.
Berikut adalah pem bahasannya:
Kinerja Perus ahaan pada Perspektif Keuangan
Pada perspektif ini terdapat beberapa indikator yang dijadikan
pengukuran kinerja perspektif keuangan tahun 2007 (sebelum menerapkan
BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC) dengan mengacu pada
laporan keuangan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby.
a. Indikato r ROI (Return On Investmen t)
Indikator ROI bertujuan untuk mengukur peningkatan lab
82
bersih
yang dihasilkan dari PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby pada
tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesud ah
menerapkan BSC), yang diukur dengan membandingkan laba usaha
dengan total aktiva berdasarkan laporan keuangan, yang dapat dilihat pada
lampiran . berikut adalah perhitungannya:
1. Perhitungan ROI pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perh itungan ROI
Keterangan
2007
2008
Laba Bersih
17,885,527,632
55,768,932,666
Total Aktiva
230,224,345,768
275,867,098,435
8%
20%
ROI
Sumber: Data primer yang diolah
83
Tabel 4.9
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yan g disajikan ada tabel
4.9 diatas, dapat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum
men erapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
men galami peningkatan sebesar 12% (20% - 8% = 12%). Hal ini berarti
bahwa tingkat p engembalian atas investasi atau Return
Investment
(ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan yang baik yaitu sebesar
12% karena berdasarkan p enilaian kelayakan usaha, apabil tingkat ROI
lebih dari 5% berarti perusahaan telah dianggap layak.
Perhitungan ROI pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan ROI
Keterangan
2007
2008
Laba Bersih
14,879,453,783
33,439,793,148
Total Aktiva
155,675,921,672
223,821,572,666
84
ROI
9.56
14.94
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel
4.10 diatas, d apat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 5.38% (14.94% - 9.56% = 5.38%). Hal
ini berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi
u Return On
Investment (ROI) yang dilaku kan m engalami peningkatan
ang baik
yaitu sebesar 5.38% karena berdasarkan penilaian kelayakan usaha,
apabila tingkat ROI lebih dari 5% berarti telah dianggap layak.
Perhitungan ROI pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan ROI
Keterangan
2007
2008
Laba Bersih
9,453,784,713
28,658,641,497
85
Total Aktiva
128,657,432,897
199,698,351,529
ROI
7.35
14.35
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan ada tabel
4.11 diatas, d apat dilihat bahwa ROI dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar 7% (14.35% - 7.35% = 7%) Hal ini
berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi atau Return On
Investment (ROI) yang dilaku kan m engalami peningkatan
ang baik
yaitu sebesar 7% karena berdasarkan penilaian kelayaka usaha, apabila
tingkat ROI leb ih dari 5% berarti telah dianggap layak.
b. Indikator Rasio Efisiensi
Indikator Rasio Efisiensi bertujuan untuk melihat penurunan biaya operasi
dalam
hubungannya
dengan
pendapatan
yang
digunakan
ole
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby pada tahun 2007 (sebelum
men erapkan BSC) dan tahun 2008 (sesud ah menerapkan BSC), yang
diukur dengan membandingkan pendapatan dan aktiva lancar berdasarkan
86
laporan keuangan , yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah
Perhitungannya:
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Cod ejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitun gan Rasio Efisiensi
Keterangan
2007
2008
Pendapatan
128,000,098,869
153,088,580,751
Aktiva bersih
26,924,024,759
30,997,586,066
475%
494%
Rasio Efisiensi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007
(sebelum m enerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
BSC) mengalami peningkatan sebesar 19% (475% - 494 % = 19%). Hal
87
ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Codejawa
mengalami
pen ingkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan .
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan
2007
2008
Pend apatan
89,787,628,913
122,874,672,991
Aktiva bersih
30,776,132,907
37,902,873,129
291.74
324.18
Rasio Efisiensi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.13 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007
(sebelum m enerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
88
BSC) m engalami peningkatan sebesar 32.44% (324.18% - 291.74% =
32.44%). Hal ini menunju kan bahwa rasio efisiensi PT.Spotcast
mengalami pen ingkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan .
Perhitungan Rasio Efisiensi pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan Rasio Efisiensi
Keterangan
2007
2008
Pendapatan
85,612,789,416
120,635,902,315
Aktiva bersih
29,768,725,398
36,981,672,659
287.59
326.20
Rasio Efisiensi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.14 diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2007
(sebelum m enerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan
BSC) mengalami peningkatan sebesar 38.61% (326.20% - 287.59 % =
38.61%). Hal ini menunjukan bahwa rasio efisiensi PT.Owensb
89
mengalami pen ingkatan sehingga biaya operasi dapat ditekan .
Pengukuran Kinerja Berdas arkan Perspektif kepuasan Pelanggan
Indikator kepuasan pelanggan bertujuan menguku r peningkatan
kepuasan pelanggan. Pelanggan dalam konteks ini adalah orang yang
mengikuti atau bergabung dengan layanan dari PT.Codejawa, PT.Sp otcast
dan PT.Owensby, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner
yang telah disediakan. Kuesioner terdiri dari 3 aspek yaitu: atribut layanan
jasa, citra (image) perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan atau
konsumen. Yang telah menjadi responden sebanyak 145 orang pelanggan.
49 respond en berasal dari pelanggan pt.codejawa, 47 re
onden berasal d ari
pelanggan pt.spotcast, dan 49 responden lagi berasal d
pt.owensby.
berikut adalah hasil pengukurannya:
Hasil pengu kuran kinerja kepuasan pelanggan pad a PT.Codejawa
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 49 responden melalui
kuesioner, untuk memberikan gambaran men genai variabel ariabel dalam
penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, d an
hubungan den gan pelanggan atau konsumen. hasil pengolahan data
masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen disajika d alam tabel
berikut ini:
90
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan
Jasa
Pend apat
Nilai
Sumber:
Data primer yang diolah
Responden
Jumlah
Bobot Nilai
Persentase
Resp onden
Sangat Puas
5
Tabel
14 4.15
70
38.46 %
Puas
4
19
76
41.76 %
Netral
Variabel pelayanan
6 pernyataan 13.19
dengan
3 atribut jasa
8 terdiri dari 24
% skor
sampai 5. Hasil pen2 gukuran berdasarkan
tabel84.15 diatas 4.40
menunjukan
Tidak1Puas
4
%
bahwa
konsumen
terhadap
atrib ut layanan
jasa
Sangat
Tidakkepuasan
Puas
1
4
4
alah
2.2038.46
% %
menyatakan sangat puas,
Jumlah
15 41.76 %49menyatakan puas,
182 13.19 % meny
100%atakan
netral, 4.40 % menyatakan tidak puas dan 2.20 % menyatakan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan konsum en
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kondisi yang tinggi. Dengan
kepuasan atribut jasa yang tinggi maka pelanggan akan etia terhad ap
layanan tersebut dan akan memb erikan efek yang baik un
perusahaan
tentunya meningkatkan pendapatan perusahaan.
Hasil Pengukuran kepuasan p elan ggan Dimensi Citra (image) Perusahaan
Sumber: Data primer yang diolah
Pendapat
Nilai
Puas
Bobot
Persentase
Tabel 4.16
Responden
Nilai
Resp onden
Sangat Puas
Jumlah
Variabel 5p elayanan 16citra (image
80) perusahaan
42.78 %terdiri dari 6
pernyataan dengan
sampai 5. hasil
tabel
4 skor 1 19
76 pengukuran
40.64berdasarkan
%
Netral
3
6
18
9.63 %
Tidak Puas
2
5
10
5.35 %
Sangat Tidak Puas
1
3
3
1.60 %
Jumlah
15
49
187
100%
91
4.16 diatas menun jukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi
citra (image) perusahaan adalah 42.78 % menyatakan sangat puas, 40.64
% menyatakan puas, 9.63 % m enyatakan netral, 5.35 % menyatakan tidak
puas dan 1.60 % m enyatakan san gat tidak puas. Sehingga dapat diketahui
bahwa tingkat kepuasan konsum en terhadap pelayanan citra (image)
perusahaan ini dalam kondisi yang sangat tinggi. Citra perusahaan sangat
penting karena dengan citra yang baik orang akan lebih mudah p ercaya
dengan layanan-layanan baru yang akan dikeluarkan dan akan lebih cepat
berkemban g.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan
Den gan Pelanggan A tau Konsu men
Sumber: Data primer yang diolah
Pend apat
Nilai
Puas
Netral
Bobot
Persentase
Tabel 4.17
Responden
Nilai
Responden
Sangat Puas
Jumlah
5
14
70
37.43 %
4
21
84
44.92 %
Variabel pelayanan hubun gan dengan pelanggan atau konsumen
3
7
21
11.23 %
terdiri dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil p engukuran
Tidak Puas
2
5
10
5.35 %
berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukan bahwa kepuasan konsum en
Sangat Tidak Puas
1
2
terhadap dimensi hubungan
dengan
2
1.07 %
pelanggan adalah 37.43
%
Jumlah menyatakan sangat
15 puas, 44.92
49 % menyatakan
187
puas,100%
11.23 % meny atakan
netral, 5.35 % menyatakan tidak puas dan 1.07 % menyatakan sangat
92
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan hubungan dengan pelanggan atau konsumen dalam
kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan Pada PT.Spotcast
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 47 respond
melalui
kuesioner, untuk memberikan gambaran men genai variabel ariabel dalam
penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, d an
hubungan den gan pelanggan atau konsumen. hasil pengolahan data
masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen disajika d alam tabel
berikut:
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Atribut Layanan Jasa
Pendapat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Resp onden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
13
65
37.36 %
Puas
4
19
76
43.68 %
Netral
3
6
18
10.34 %
Tidak Puas
2
6
12
6.90 %
Sangat Tidak Puas
1
3
3
1.72 %
Jumlah
15
47
174
100%
93
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor
1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.18 diatas menunjukan
bahwa kepuasan konsumen terhadap atrib ut layanan jasa
alah 37.36 %
menyatakan sangat puas, 43.68 % menyatakan puas, 10.34 % meny atakan
netral, 6.90 % menyatakan tidak puas dan 1.72 % menyatakan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kon disi yang tinggi.
Hasil Pengukuran kepuasan pelanggan Dimensi citra (image ) perusahaan
Sumber:
Data
primer yang diolah
Pend
apat
Nilai
Jumlah
Bobot Nilai
Persentase
RespTabel
onden 4.19
Resp onden
Sangat Puas
5
10
50
Variabel p elayanan citra (image) perusahaan
29.59 %
terdiri dari 6
Puas
4
22
88
52.07 %
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel
Netral
3
5
15
8.88 %
4.19 diatas menun jukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi
Tidak Puas
2
6
12
7.10 %
citra (imag e) perusahaan adalah 29.59 % menyatakan sangat puas,
Sangat Tidak Puas
1
4
4
2.37 %
Jumlah
15
47
169
100%
94
52.07% menyatakan puas, 8.88 % menyatakan netral, 7.10 % meny atakan
tidak puas dan 2.37 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pel anan citra
(image ) perusahaan ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Hubungan
Dengan Pelanggan Atau Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah
Pendapat
Nilai
Bobot
Persentase
Tabel 4.20
Responden
Nilai
Resp onden
Sangat Puas
Jumlah
5
17
85
47.49 %atau kons
Variabel pelayanan
hubun gan dengan
pelanggan
en
Puas
terdiri dari 6 pernyataan
4
15dengan skor
60 1 sampai
33.52
5. %
hasil p engukuran
Netral
berdasarkan tabel
bahwa
kepuasan
konsum en
3 4.20 diatas
7 menunjukan
21
11.73
%
terhadap
Tidak Puas
dimensi
hubungan
2
5
dengan
adalah 47.49
10 pelanggan
5.59 %
%
menyatakan
sangat
menyatakan
puas,
11.73
Sangat Tidak
Puas
1 puas, 33.52%
3
3
1.68
% % meny atakan
Jumlah
netral, 5.59 % 15
menyatakan
dan 1.68 %
menyatakan sangat
47 tidak puas179
100%
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan hubungan dengan pelanggan atau kons
en dalam
kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran K inerja Kepuasan Pelanggan Pada PT.Owensby
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 49 responden melalu i
95
kuesioner, untuk memberikan gambaran men genai variabel ariabel dalam
penelitian ini, yaitu atribut layanan jasa, citra (image) perusahaan, d an
hubungan dengan pelanggan atau konsumen. Hasil pengolahan data pada
dimensi dalam kepuasan konsumen disajikan dalam tabel berikut:
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Atribut Layanan Jasa
Pendapat Responden
Nilai
Jumlah
Bobot
Resp onden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
16
80
42.55 %
Puas
4
19
76
40.43 %
Netral
3
6
18
9.57 %
Tidak Puas
2
6
12
6.38 %
Sangat Tidak Puas
1
2
2
1.06 %
Jumlah
15
49
188
100%
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.21
Variabel pelayanan atribut jasa terdiri dari 6 pernyataan dengan skor
1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.21 diatas menunjukan
bahwa kepuasan konsumen terhadap atrib ut layanan jasa
alah 42.55 %
menyatakan sangat puas, 40.43 % menyatakan puas, 9.57 % meny atakan
netral, 6.38 % menyatakan tidak puas dan 1.06 % menyatakan sangat
96
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kep
san konsum en
terhadap pelayanan atribut jasa ini dalam kon disi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Citra (image) Perusahaan
Pendapat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Responden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
15
75
39.68 %
Puas
4
21
84
44.44 %
Netral
3
5
15
7.94 %
Tidak Puas
2
7
14
7.41 %
Sangat Tidak Puas
1
1
1
0.53 %
Jumlah
15
49
189
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.22
Variabel p elayanan citra (image) perusahaan
terdiri dari 6
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. hasil pengukuran berdasarkan tabel
4.22 diatas menun jukan bahwa kepuasan konsumen terhadap dimensi
citra (image) perusahaan adalah 39.68 % menyatakan sangat puas, 44.44
% menyatakan puas, 7.94 % m enyatakan netral, 7.41 % menyatakan tidak
97
puas dan 0.53 % m enyatakan san gat tidak puas. Sehingga dapat diketahui
bahwa tingkat kepuasan konsum en terhadap pelayanan citra (image)
perusahaan ini dalam kondisi yang tinggi.
Hasil Pengukuran Kepuasan Pelan ggan Dimensi Hubungan Dengan Pelanggan
Atau Konsumen
Sumber: Data primer yang diolah
Pendapat
Nilai
Resp onden
Sangat Puas
Jumlah
Responden
Bobot Nilai
Persentase
Tabel 4.23
90
47.62atau
% kons
Variabel5 pelayanan18hubun gan dengan
pelanggan
en
Puas
terdiri dari 64 pernyataan
16 dengan skor641 sampai 33.86
5. hasil
% p engukuran
Netral
berdasarkan 3tabel 4.23 diatas
menunjukan
kepuasan
7
21 bahwa 11.11
% konsum en
Tidak Puas terhadap
dimensi
2
hubungan
6
dengan
12
pelanggan
adalah
6.35 %
47.62
menyatakan
33.86 %2 m enyatakan
11.11 %
Sangat Tidak%Puas
1 sangat puas,
2
1.06puas,
%
Jumlah
menyatakan 15netral, 6.35
tidak puas
49 % menyatakan
189
100% dan 1.06 %
menyatakan sangat tidak puas. Sehin gga dapat diketahui bahwa tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan h ubungan dengan p
ggan
atau konsumen dalam kondisi yang sangat tinggi.
3. Perhitungan Kinerja Pers pektif Pros es Bisnis Internal
Kin erja perspektif proses bisnis internal dalam Perhitungan ini kita
98
akan menghitung efisiensi dari suatu produk baru yang erasal dari Inovasi,
proses dan layanan purna jual. yang di bandin gkan adalah biaya promo si dan
jumlah pelanggan yang mendaftar. Dalam perspektif ini menggunakan
perhitungan COA (Cost Of Acquitition), Untuk menentukan COA dalam
kond isi yang bagus atau tidak dapat dilakukan dengan m
bandingkan
antara jumlah pelanggan yang melakukan registrasi dengan COA yang
dihasilkan, COA dalam kondisi baik apabila COA lebih kecil dibandingkan
dengan jum lah pelanggan y ang melakukan registrasi dan COA dalam kondisi
buruk apabila COA lebih besar dibandingkan dengan jum l
pelanggan yang
melakukan registrasi. Berikut adalah perhitungannya:
Perhitungan COA pada PT.Codejawa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitun gan COA Pada PT.Codejawa
Keterangan
2007
2008
Total Biaya iklan
45,443,904,112
60,952,494,718
Jumlah p elanggan
225,000
270,000
COA
201,973
225,750
99
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.24
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.24 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum
men erapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah men erapkan BSC) mengalami
peningkatan sebesar 23,777 (225.750 - 201.973 = 23,777 ). Hal ini
men unjukan bahwa COA PT.Codejawa m engalami peningkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna ju al yang di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mend aftar. Apabila
COA leb ih kecil dibandingkan dengan jumlah p elanggan y ng mendaftar
maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Perhitungan COA pada PT.Spotcast
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan COA Pada PT.Spotcast
Keterangan
Total Biaya iklan
2007
2008
30,828,301,947
47,902,716,320
100
Jumlah pelanggan
210,882
256,892
COA
146,187
186,470
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.25
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.25 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan
BSC) dan
tahun 2008 (sesudah
menerapkan
BSC)
mengalami peningkatan sebesar 40,283 (186,470 - 146,187 = 40,283). Hal
ini menunjukan bahwa COA PT.Spotcast m engalami peningkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan pu rna jual yang di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah p elan ggan yang mendaftar. Apabila
COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar
maka dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Perhitungan COA Pada PT.Owensby
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Perhitungan COA Pada PT.Owensb y
101
Keterangan
2007
2008
Total Biaya iklan
26,091,729,520
36,113,058,902
Jumlah pelanggan
186,984
224,822
COA
139,540
160,630
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.26
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel
4.26 diatas dapat dilihat bahwa nilai COA dari tahun 2007 (sebelum
menerapkan
BSC) dan
tahun 2008 (sesudah
menerapkan
BSC)
mengalami peningkatan sebesar 21,090 (160,630 - 139,540 = 21.090). Hal
ini menunjukan bahwa COA PT.Owensby mengalami peningkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan pu rna jual yang di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah p elan ggan yang mendaftar. Apabila
COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan y ng mendaftar
maka dapat d ikatakan produk terseb ut sangat baik, sebaliknya apabila
COA lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang
mendaftar maka dapat dikatakan COA tidak bagus.
102
Pengukuran
Kinerja
Berdasarkan
Perspektif
Pembelajaran
dan
P ertumbuhan
Dalam kinerja perspektif pembelajaran dan pertu mbuhan akan
mem bahas mengenai pembahasan kepuasan karyawan, baik yang bekerja di
PT.Codejawa, PT.Spotcast, dan PT.Owensby.
Kepuasan Karyawan pada PT.Codejawa
Indikator
kepuasan
karyawan
bertujuan
untuk
mengukur
peningkatan kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar
pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi
responden sebanyak 20 karyawan. Analisa tingkat kepuasan konsum en
dilakukan melalui kuesioner. Hasil pen golahan data disajikan dalam tabel
Kepuasan Karyawan Pada PT.Codejawa
Pendapat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot Nilai
Persentase
Resp onden
Sangat Puas
5
7
35
47.30 %
Puas
4
5
20
27.03 %
Netral
3
4
12
16.22 %
Tidak Puas
2
3
6
8.11 %
Sangat Tidak Puas
1
1
1
1.35 %
Jumlah
15
20
74
100%
103
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.2 7
Variabel kep uasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan
dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.27 diatas
menunjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan
perusahaan adalah sebesar 47.30 % menyatakan sangat puas, 27.03 %
menyatakan puas, 16.22 % m enyatakan netral, 8.11 % menyatakan tidak
puas dan 1.35 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan
perusahaan dalam penelitian ini dalam kon disi yang sangat baik
Kepuasan karyawan pada PT.Spo tcast
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur p
ingkatan
kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pe rtanyaan
kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi respond en
sebanyak 20 karyawan. analisa tingkat kepuasan konsumen dilakukan
berdasarkan jawab an dari 20 responden melalui kuesioner. Hasil dari
tingkat kep uasan karyawan sangat penting karena apabil
karyawan
merasa puas dengan apa yang dipero lehnya dan sesuai dengan harap an
dalam perusahan dimana dia bekerja, maka dia akan meng
104
an
pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan menghasilkan layanan yang
bagus pula serta menularkan kepuasan tersebut kepada p anggan yang
mem beli layanan tersebut. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel
berikut:
Kepuasan Karyawan Pada PT.Spotcast
Pend apat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Responden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
6
30
39.47 %
Puas
4
8
32
42.11 %
Netral
3
3
9
11.84 %
Tidak Puas
2
2
4
5.26 %
Sangat Tidak Puas
1
1
1
1.32 %
Jumlah
15
20
74
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4. 28
Variabel kep uasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan
dengan skor 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.28 diatas
men unjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan
perusahaan adalah sebesar 39.47 % menyatakan sangat pu as, 42.11 %
105
men yatakan puas, 11.84 % menyatakan netral, 5.26 % menyatakan tidak
puas dan 1.32 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan
perusahaan dalam penelitian ini dalam kondisi yang baik.
Kepuasan karyawan pada PT.Owensby
Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk m engukur p ningkatan
kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan
kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden
sebany ak 20 karyawan. analisa tin gkat kepuasan konsumen dilakukan
berdasarkan jawaban dari 20 responden melalui kuesioner, dengan
pendapat respo nden diantaranya; sangat puas, puas, ne
, tidak puas dan
sangat tidak puas. Memiliki nilai dari angka lima sampai dengan angka
satu. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel berikut:
Kepuasan karyawan pada PT.Owensby
106
Pend apat
Nilai
Responden
Jumlah
Bobot
Responden
Nilai
Persentase
Sangat Puas
5
7
35
42.68 %
Puas
4
9
36
43.90 %
Netral
3
3
9
10.98 %
Tidak Puas
2
1
2
2.44 %
Sangat Tidak Puas
1
0
0
0%
Jumlah
15
20
82
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4. 29
Variabel kep uasan karyawan secara umum terdiri dari 15 pernyataan
dengan sko r 1-5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.29 diatas
men unjukan bahwa kepuasan karyawan terhadap segala keb jakan
perusahaan adalah sebesar 42.68 % menyatakan sangat puas, 43.90 %
men yatakan puas, 10.98 % menyatakan netral, 2.44 % menyatakan tidak
puas dan 0 % menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan dalam
penelitian ini dalam kondisi yan g baik
Hasil Keseluruhan Analis a Balanced Scorecard
107
Secara umu m pada perspektif keuangan menunjukan hasil ang sudah
baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami peningkatan
pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tah un 2008 (sesudah
men erapkan BSC) rata-rata sebesar 8 % dan indikator rasio efesiensi tahun
2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah
enerapkan BSC)
yang juga m engalami peningkatan sebesar 17 %. peningkatan kedua i dikator
tersebut m erupakan tanda positif pada laporan keuangan y ang dapat
mem percepat pertu mbuhan p erusahaan.
Kin erja yang diperlih atkan pada perspektif konsumen se
ra umum
sudah sesuai dengan apa yang diharap kan yaitu memberikan kepuasan kepada
konsumen. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan rata-rata
kons umen puas sebesar rata-rata 45% .
Berdasarkan data dan hasil perhitungan nilai COA dari
hun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar rata-rata 28,383. Hal ini menunjukan bahwa
COA PT.Codejawa, PT.Spotcast, PT.Owensby mengalami pen ngkatan yang
berasal dari Inovasi, proses dan layanan purna jual ya g di hubungkan
dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang mendaftar. Apabila COA
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang
endaftar maka
dapat dikatakan produk tersebut sangat baik.
Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yan g diukur dengan
108
menggunakan indikator kepuasan karyawan secara umum telah menunjukan
hasil yang baik. Hal ini juga dap at berdampak pada peningkatan kualitas
karyawan yang pada akhirnya bermuara pada kepuasan pel nggan dalam
melayani pelanggan . hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan karyawan
kategori pernyataan rasa puas mereka terhadap kebijakan PT.Codejawa,
PT.Spotcast dan PT.Owensby adalah rata-rata 44% sedangkan kategori
pernyataan tidak puas adalah rata-rata 5%. Hal ini berarti karyawan merasa
puas terhadap kebijakan, prosedur, dan pembagian tugas yang ditetapkan
perusahaan. Dengan puasnya karyawan maka akan meningkatkan kualitas
karyawan dalam bekerja sehingga sangat mungkin terciptanya karyawan
yang kreatif dan dapat men ghasilkan layanan-layanan yang berkualitas serta
meningkatkan pendapatan perusahaan secara terus menerus.
BAB V
PENUTUP
Kes impulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan Balanced Scorecard studi
kasus pada perusahaan jasa content provider di Jakarta, yaitu pada
PT.Codejawa, PT.Spotcast, dan PT.Owensby. dari hasil yang telah
dilakukan, dap at disimpukan sebagai berikut:
109
Kinerja perspektif keuangan
dalam
penelitian
ini diukur
dengan
menggunkan dua indikator yaitu: Return On I nvestment (ROI) dan Rasio
Efisiensi. Secara umum pada perspektif keuangan m enunjukan hasil yang
sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami
peningkatan pada tahun 2007 (sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008
(sesudah m enerapkan BSC) rata-rata sebesar 8 % dan Indikator Rasio
Efisiensi yang juga m engalami peningkatan rata-rata sebesar 17 %
kesimpu lannya peningkatan kedua indikator tersebut merupakan tan da
positif pada lap oran keuangan yang dapat mempercepat p rtumbuhan dari
perspektif keuangan .
Kinerja perspektif konsumen diukur dengan menggunakan
nd ikator
kepuasan konsumen. berdasarkan hasil survei pada 145 pelanggan dapat
diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hal ini dap at dilihat dari tanggapan pelanggan yang me unjukan nilai
yang tinggi sebesar rata-rata 45% merasa puas. Hasil ini menunukan
bahwa secara umum telah memperhatikan kepuasan pelanggan d an
diharapkan prestasi ini dapat lebih ditingkatkan.
Kinerja pad a perspektif proses bisnis internal yang di
proses bin is internal
dengan indikator
hasil perhitungan nilai COA dari tahun 2007
(sebelum menerapkan BSC) dan tahun 2008 (sesudah menerapkan BSC)
mengalami peningkatan sebesar rata-rata 28,383. Hal ini menunjukan
110
bahwa
COA
PT.Codejawa,
PT.Spotcast,
PT.Owensb y
mengala i
peningkatan yang berasal dari Ino vasi, proses dan layanan purna jual yang
di hubungkan dengan biaya promosi dan jumlah pelanggan yang
mendaftar. Apabila COA lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
pelanggan yang mendaftar maka dapat dikatakan produk tersebut sangat
baik.
Kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan
indikator
kepuasan
karyawan
secara
umum
menunjukan hasil yang baik. Hal ini juga dapat berdamp
telah
pada
peningkatan kualitas karyawan yang pada akhirnya bermuara pada
kepuasan pelanggan dalam melayani pelanggan . hal ini apat dilihat dari
tingkat kepuasan karyawan kategori pernyataan rasa puas mereka
terhadap kebijakan PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owe sby adalah
rata-rata 44% 60 sedangkan kategori pernyataan tidak p
rata 5%. Hal ini berarti
adalah rata-
karyawan merasa puas terhadap kebijakan,
prosedur, dan pembagian tugas yang ditetapkan perusaha
.
Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pen gembangan ilmu akun tansi. Diharapkan dapat memberikan inform asi
tambahan mengenai pengukuran kinerja perusahaan baik b
111
i pihak
man ajemen dan pihak pihak lain yang terkait. Informasi tersebut diantaranya:
Memberikan pemahaman yang lebih lengkap seputar pengukuran kinerja
perusahaan dan metode pengukurann ya sehingga dapat ber anfaat bagi
pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan perusah aan.
Pelanggan biasanya akan bertahan dan mem ilih layanan y ng bermanfaat
untuknya, dengan Pelayanan yang m aksimal dan b anyak nilai tamb ah
akan memberikan kepuasan yang tinggi kepada konsumen sehingga
mem berikan kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan jasa Content
Provider d i Jakarta. Hal ini d apat meningkatkan nilai perusahaan secara
keseluruhan .
Dengan inovasi, operasi, dan layanan purna jual maka kualitas karyawan
diharapkan dapat meningkat dan m enghasilkan produk-produk yang
berkualitas dan menguntungkan.
Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian tentunya peneliti mengalam i beberapa
keterbatasan diantaranya:
Jangka waktu pengamatan penelitian ini hanya dua tahun, sehinggga kurang
112
menggambarkan kondisi jangka p anjang perusahaan.
Pengukuran kinerja pada penelitian ini han ya berdasarkan pada indikator
yan g terbatas pada tersediany a data yang digu nakan.
Pengukuran kinerja keuangan hanya meliputi dual hal, yaitu ROI dan Rasio
Efesiensi hal ini kurang mencerminkan kondisi keuangan peusahaan
secara keseluruhan.
Resp onden yang m engisi kuesioner pada kepuasan karyawan belum dap at
mencakup karyawan secara keseluruhan baik dari sisi jabatan dan
bagian .
Keterbatasan dalam perolehan data, karena terdapat data-data yan g
diperlukan yang merupakan rahasia internal perusahaan
ang tidak
dap at dipublikasikan.
Saran
Dari kesimpulan dan keterbatasn yang telah diuraikan d atas, ada
beberapa hal y ang dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak perusahaan
113
PT.Codejawa, PT.Spotcast dan PT.Owensby yaitu:
Pihak m anajemen harus lebih meningkatkan kinerja keuangan, dengan lebih
menekankan biaya-biaya operasi dan meningkatkan sistem pengendalian
internal. kin erja keuangan harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan demi
kelangsungan hidup perusahaan Content Pro vider .
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian selanjutnya
baiknya lebih dari
satu kota, sehingga dapat membandingkan kinerja beb erapa perusa aan di
luar kota jakarta .
Perusahaan yang d ijadikan objek penelitian selanju tnya
apat mencakup
perusahaan Content Provider lainnya yang berada di wilayah yang
berbeda.
Menambah indikator pengukuran kinerja pada masing-masing perspektif
dalam Balanced Scorecard .
DAFTAR PUSTAKA
114
Amin, W Tunggal. ” Memahami Konsep Balanced Scorecard ”. Cetakan ke 3.
Harvindo.2002
______ ____________.
”Konsep
dan
Kasu s
Balanced
Scorecard ”.
Harvindo.2009
______ ____________. ” Akuntansi Biaya dan Ma najemen I khtiar Teori, Soa l
dan Jawab”.Harvindo.2008
______ ____________. “ Pokok-Pokok Balanced Scorecard ” Harvindo. 2009
______ ____________. “ Mengukur dan Mengelola Keberhasilan usaha deng an
Balanced Scorecard ” Harvindo. 2009
Anonim. “ Perusahaan Co ntent Provider”, diakses tanggal 19 Desember 2009
dari http://www.imoca.or.id/jk767687klj
Anonim. “ Perusahaan Terbatas”, d iaksses tanggal 18 Desember 2009, dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_terbatas
Anth ony A. Atkinson, Rajiv D. Banker S. Kaplan, & S. Mark Young.
“ Management Accounting ”. Edisi kedua, New Jersey, Pren tice Hall, inc.,
1997.
Bastian,
Indra.
“ Akuntansi
Sektor
Publik:
Suatu
Pengantar ”.
Penerbit
Erlangga.2005
Charles W .L. hill dan Gareth R. Jones. “ Strategic Managemen t Theory: An
I ntegrated Approach ”. edisi keempat, Boston, Hounghton Mifflin, 1998.
Ghozali, Imam. ”Aplika si Analisis Multivariate Dengan Program SPSS ”.
115
Universitas Diponegoro, Semarang 2005
Hamid, Abdul. “ Pedoman Penulisan Skripsi”. Fakultas Eko knomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2007.
Hermawan,
Ancella.” Balanced
Scorecard
Sebagai
Sarana
Akuntansi
Managemen Strategi ”.Jakarta: IAI.1996
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang.”Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen ” Yogyakarta.2002
Kaplan dan Norton, The Balanced Scorrecard: Translating Strategy into Act
,
Massachusetts, Harvard Business School Press, 1996.
______ ____________, The Balanced Scorrecard: Translating Strategy into
Action, Terjemahan.Jakarta: Erlangga.2000
Keith, Ward . “ Strategic Management Accounting ”. Oxford, Butter W orthHeinemann Ltd., 1993
Kuncoro, Mudrajad . ”Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif”.
Airlangga.2007
Kyber, Yusuf Hasnoputro. “ Balanced Scorecard dan Organisasi ”. Jakarta:
Gramedia.2009
Mowen dan Hansen.”Akuntansi Manajemen Buku 2 Jilid 8 ”. Salemba
Empat.2009
Mulyad i.”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa ”.Salemba
Empat.2001
116
Mutasowifin, Ali.” Penerapan
Balanced
Scoredcard Sebagai
Tolok Ukur
penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”. Jurnal
Universitas Paramadina Vol. 3 : Hal 245-264 . 2002
Pearce, J ohn A. dan Richard B. Robinson . “ strategic management: formulation ,
implementation and control” edisi ke 7 Gramdedia. 2008
Prawiro negoro, Darsono dan Ari purwanti. ” Akuntansi Manajemen edisi 3 ”. Mitra
Wacana Media.2009
Pratiwi, Tika. ” Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan den gan Konsep
Balanced Scorecard pada bank BTN (persero) Cabang Solo ”. Jurnal
Universitas Muhamadiyah Surakarta.2007
Richard, Lynch dan Kelvin, Cross.” Performance Mea surement System”. Barry
Brinker. New York.2003
Sukarno Edy, Yuwo no Sony, dan Ichsan Muham mad “ Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus
Pada Strategis ” Jakarta: Gramedia.2007
Suwardi Luis dan Prima A. Birom o . “ Step by Step in cascading Balanced
Scorecard to Functional scorecards ” Jakarta: Gramedia . 2009
Teuku Mirza. ”Balanced Scorecard ” Usahawan.No.06 tahun XXVI 1997
Wahyudi Prakarsa. ” Balanced Scorecard : Pemandu Kinerja di Lingkungan
Turbulen”, Swasembada , Desember 1997.
Weston ,J.Fred dan Thomas . “ Manajemen Keuangan ”. Jilid I.Edisi ke 9.
117
Jakarta:Binarupa Aksana.1995
Yulianti In dri. ”Analisa penerapan Balanced Scorecard sebagai sebagai
alternarif alat pengukur kinerja PT Sepatu Bata, Tbk ” Jakarta: UNAS.
2006
Yuniati Anik. ”Implementasi Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran
kinerja pada PT.Mustika Ratu, Tbk” Jakarta: UNAS 2005
118
119
LAMPIRAN
MPIRAN
-LA
TANGGAPAN KEPUASAN KARYAW AN
TERHADAP ATRIBUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(KUESIONER)
Petunju k Pengisian
Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk
mem berikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapa ) yang telah
disediakan.
Berikan tanda (v ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Ku rang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
120
Data Karyawan
Jenis Kelamin
:
a. Pria
(
)
b. W anita
(
)
20 tahun ke bawah
(
)
21 - 30 tahun
(
)
31 - 40 tahun
(
)
(
)
(
)
6 - 10 tahun
(
)
11 - 15 tahun
(
)
Usia Anda Sekarang :
40 tahun ke atas
Pendidikan Terakh ir
(
)
(
)
:
SMA/Sederajat
Akadem i/Sederajat
(
Strata Satu (S1)
)
Lebih dari Strata Satu (S1)
Lama Anda Bekerja
:
(
1 - 5 tahun
(
15 tahun ke atas
121
)
)
NO
Keterangan
Tanggapan
SP
I
Kapabilitas Karyawan
Bagaimana menurut anda dengan perusahaan
yang memberikan kesempatan bagi anda
untuk berkreativitas.
Bagaimana menurut anda dengan perusahaan
yang menghargai karyawan serta
men ingkatkan kemampuan dan
pengetahuan atas inisiatif sendiri.
122
P
CP
KP
STP
II
Kapabilitas Sistem Informasi
Bagaimana menurut anda dengan informasi
yang dapat diperoleh setiap waktu dengan
kebutuhan karyawan.
Bagaimana menurut anda informasi mengenai
perusahaan baik mengenai kebijakan,
prosedur maupun hal-hal lain yang
berhubungan dengan pekerjaan yang
diberikan secara jelas dan akurat oleh
perusahaan.
Bagaimana menurut anda dengan sikap anda
yang tidak pernah ketinggalan informasi
apapun mengenai perusahaan.
Bagaimana menurut anda terhadap performa
yang diberikan kepada karyawan setelah
didukung teknologi informasi.
Bagaimana menurut anda terhadap
kemampuan karyawan dalam
mem aksimalkan fungsi teknologi informasi.
123
III
Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Bagaimana menurut anda dengan gaji yang
diterima sekarang ini, karena telah sesuai
dengan pekerjaan anda.
Bagaimana menurut anda dengan kesempatan
anda untuk memperoleh pelatihan dan
promosi dari perusahaan.
Bagaimana menurut anda dengan sarana dan
prasaran a yang disediakan perusahaan.
Bagaimana menurut anda
suasana/keharmonisan hubungan antar
rekan kerja.
Bagaimana menurut anda dengan perhatian
perusahaan dalam menanggapi saran/usul
para karyawan.
Bagaimana menurut anda dengan kebijakan
prosedur dan pembagian tugas yang
ditetapkan oleh perusahaan.
124
TANGGAPAN KEPUASAN PELANGGAN
TERHADAP ATRIBUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(KUESIONER)
Petunju k Pengisian
Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk
mem berikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapa ) yang telah
disediakan.
Berikan tanda (v ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih
sesu ai dengan keadaan sebenarnya.
Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Ku rang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
Karakteristik Pelanggan
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Pekerjaan
:
Layanan yang diikuti
:
125
NO
Keterangan
Tanggapan
SP
I
Atribut Layanan Jasa
Bagaimana menurut anda dengan harga-harga
layanan jasa yang dijual terjangkau oleh
masyarakat/ pembeli.
Bagaimana menurut anda dengan kualitas
layanan jasa yang dijual.
Bagaimana menurut anda jasa yan g diberikan
dalam hal pendistribusian layanan jasa dan
melayan i konsultasi pembeli.
Bagaimana menurut anda terhadap banyaknya
produk yang dijual oleh.
Bagaimana menurut anda terhadap keamanan
dan kepercayaan terhadap proses transaksi
yang dilakukan
126
P
CP
KP
STP
II
Citra (Image) Perusahaan
Bagaimana menurut anda dengan
kemampuannya dalam menyediakan
Layanan jasa sesuai den gan kebutuhan
pelanggan.
Bagaimana menurut anda dengan kinerja
kary awan dalam melayani pelanggan .
Bagaimana menurut anda terhadap citra
perusahaan sebagai Content Provider yang
terbaik dan Terpercaya.
127
III
Hub ungan dengan pelanggan / pembeli
Bagaimana menurut anda dengan pelayanan
kary awan yang diberikan kepada
pelanggan.
Bagaimana menuru t anda dengan layanan jasa
yang anda ikuti dikirim dan datang dengan
tepat waktu.
Bagaimana menurut anda terhadap kecepatan
tanggapan karyawan dalam penyelesaian
masalah pelanggan.
Bagaimana menurut anda terhadap informasi
yang diberikan karyawan kepada pelanggan
setiap saat. yang ditetapkan oleh
perusahaan.
128
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan
Nilai Buku
Aktiva lain-lain
JUMLAH AKTIVA
KEW AJIBAN DAN
EKUITAS
PEMEGANG
SAHAM
Kewajiban Lan car
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Hutang pajak
Jumlah Kewajiban
Lancar
Kewajiban Tidak
Lancar
Pesangon pensiun
Jumlah Kewajiban
Tidak Lancar
EKUITAS
Modal saham yang
ditempatkan dan
disetor penuh 25.000
lembar
Laba ditahan
PT.CODEJAWA
NERACA
BALANCE SHEETS
31 Desember 2008 dan 20 07
December 31, 2008 and 2007
2008
2007
(Dalam Rupiah)
(Exp ressed In Rupiah Amount)
8,573,708,367
4,937,736,258
21,542,275,138
161,328,944
167,142,803
553,130,814
30,997,586,066
21,926,199,608
1,400,000
58,688,893
237,993,084,684
(586,214,596)
202,485,778,141
(198,520,808)
237,406,870,088
7,462,642,281
275,867,098,435
202,287,257,333
1,013,063,676
230,224,345,768
7,542,547,272
580,343,952
2,173,337,648
10,296,228,872
26,924,024,759
986,979,941
7,652,861
713,210,280
1,707,843,082
ASSETS
Current Assets
Cash an d cash
equivalents
Trade debtor
Others debtor
Prepaid expense
Prepaid taxes
Total Current Assets
Non Current Assets
Fixed Assets:
Total at cost
Total accumulated
depreciation
Net book value
Other asset
TOTAL ASSETS
LIABI LITI ES AND
SHAREHOLDERS
EQUITY
Current Liabilities
Trade creditor
Other credito r
Taxes payable
Total Current Liabilities
Non Current Liabilities
71,115,092
71,115,092
PT.CODEJAWA
-
129
232,375,000
232,375,000
265,267,379,471
228,284,127,686
Retirement benefit
Total Non Current
Liabilities
SHAREHOLDER'S
EQUITY
Authorized, issued and
fully
paid 25.000 shares
Retained earning
LAPORAN L/R
INCOME STATEMENTS
Tahun yang berakhir 31 Desember 2 008 dan 2007
For The Period Ending December 31, 2008 and 2007
(Dalam Rupiah)
(Exp ressed In Rupiah Amount)
KETERANGAN
2008
2007
Pendapatan
Biaya atas pendapatan
Laba kotor
Beban usaha
Laba usaha
Pendapatan dan
beb an lainnya
Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain
Jumlah p endapatan
dan beban lain -lain
Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan
Badan :
Pajak tah un berjalan
Pendapatan (beban)
pajak tangguhan
153,088,580,751
(43,091,102,029)
109,997,478,722
54,299,757,773
55,697,720,949
128,000,098,869
(13,370,569,937)
114,629,528,932
94,376,139,536
20,253,389,396
96,987,737
(25,776,020)
71,211,717
58,639,836
58,639,836
55,768,932,666
20,312,029,232
Laba setelah Pajak
Penghasilan Badan
(2,426,501,600)
-
(2,426,501,600)
55,768,932,666
17,885,527,632
PT.SPOTCAST
130
DESCRIPTION
Revenue
Cost of revenue
Gross profit
Operating expense
Operating profit
Other income dan expense
Other income
Other expense
Total other income and
expense
Profit before tax
Corporate income tax
Current tax
I ncome (expense) Deferred
tax
Profit after corporate
income tax
Kewajiban Lan car
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Hutang pajak
Jumlah Kewajiban
Lancar
Kewajiban Tidak
Lancar
Pesangon pension
JumlahAKTIVA
Kewajiban
Tidak Lancar
EKUITAS
Aktiva Lancar
Modal
Kas dansaham
setarayang
kas
ditempatkan dan
disetor
Piutangpenuh
usaha 25.000
lembar
Piutang
lain-lain
Laba ditahan
Biaya dibayar dimuka
Jumlah Ekuitas
Pajak
dibayar
dimuka
Pemegan
g Saham
Jumlah
Aktiva Lancar
JUMLAH
KEW AJIBAN DAN
EKUITAS
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Harga perolehan
Current Liabilities
NERACA
7,542,547,272 BALANCE
986,979,941
SHEETS Trade creditor
580,343,952
31 Desember
7,652,861
2008 dan 20 07
Other credito r
December 713,210,280
31, 2008 and 2007
2,173,337,648
Taxes payable
Rupiah)
10,296,228,872 (Dalam
1,707,843,082
Total Current Liabilities
(Exp ressed In Rupiah Amount)
Non Current Liabilities
71,115,092
71,115,092
2008
2007
12.026.351.898
8.789.844.406
232,375,000
24.994.918.669
232,375,000
21.926.199.608
161.328.944
213,221,853,702
167.142.803
213,454,228,702
553.130.814
1.400.000
153,735,703,590
58.688.893
153,968,078,590
-
Retirement benefit
Total Non
Current
ASSETS
Liabilities
SHAREHOLDER'S
Current Assets
EQUITY
Authorized,
issued and
Cash an d cash
fully
equivalents
paid
Trade25.000
debtorshares
Others debtor
Retained
earning
Prepaid expense
Total shareholder's eq uity
Prepaid taxes
Total
Current
Assets
TOTAL
LI ABI LITI
ES
AND SHAREHOLDER'S
EQUITY
Non Current Assets
PT.SPOTCAST
Fixed Assets:
LAPORAN L/R
185.947.558.915
127.937.354.045
INCOME STATEMENTSTotal at cost
37.902.873.129
223,821,572,666
30.776.132.907
155,675,921,672
Tahun
yang berakhir
31 Desember 2 008
2007
(7.491.501.659)
(4.050.628.956)
Totaldan
accumulated
For The Period Ending December 31, 2008
and
2007
depreciation
(Dalam
Rupiah)
Nilai Buku
178.456.057.256
123.886.725.089 Net book value
(Exp ressed In Rupiah Amount)
Aktiva lain-lain
7,462,642,281
1,013,063,676
Other asset
KETERANGAN
2008
2007
DESCRIPTION
JUMLAH AKTIVA
223.821.572.666 155.675.921.672 TOTAL ASSETS
Akumulasi penyusutan
KEW AJIBAN
DAN
Pendapatan
EKUITAS
Biaya atas pendapatan
PEMEGANG
Laba kotor
SAHAM
Beban usaha
Laba usaha
122,874,672,991
(65,420,241,547)
57,454,431,444
24,085,850,013
33,368,581,431
Revenue
LIABI LITI ES AND
(16,376,643,786)
Cost of revenue
SHAREHOLDERS
73,410,985,127
Gross profit
EQUITY
56,163,669,580
Operating expense
17,247,315,547
Operating profit
89,787,628,913
131
Pendapatan dan
Other income dan expense
beb an lainnya
Pendapatan lain-lain
96,987,737
58,639,836 Other income
Beban lain-lain
(25,776,020)
Other expense
Jumlah p endapatan
71,211,717
58,639,836 Total other income and
dan beban lain -lain
expense
33,439,793,148
17,305,955,383
Laba sebelum pajak
Profit before tax
Pajak
Penghasilan
Corporate
AKTIVA
2008
2007
ASSETSincome tax
Badan :
AktivaPajak
Lancar
Current
Assets tax
tah un berjalan
(2,426,501,600)
Current
11,565,751,663
6,360,086,578
Kas dan
setara kas(beban)
Cash
d cash(expense) Deferred
Pendapatan
- an
I ncome
equivalents
pajak tangguhan
tax
24,534,318,434
23,348,549,928
Piutang usaha
Trade debtor
(2,426,501,600)
Laba
setelah Pajak
Piutang
lain-lain
Badan
Biaya Penghasilan
dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan
33,439,793,148
161,328,944
167,142,803
553,130,814
36,981,672,659
155,840,251,185
(586,214,596)
after corporate
1,400,000
OthersProfit
debtor
14,879,453,783
income
tax
58,688,893
Prepaid
expense
Prepaid taxes
29,768,725,398
Total Current Assets
Non Current Assets
Fixed Assets:
98,074,164,631
Total at cost
(198,520,808)
Total accumulated
depreciation
97,875,643,823
Net book value
1,013,063,676
Other asset
128,657,432,897
TOTAL ASSETS
Nilai Buku
Aktiva lain-lain
JUMLAH AKTIVA
155,254,036,589
KEW AJIBAN DAN
EKUITAS
PEMEGANG
SAHAM
PT.OWENSBY
LIABI LITI ES AND
NERACA
SHAREHOLDERS
BALANCE SHEETS
EQUITY
31 Desember 2008 dan 20 07
Current Liabilities
December 31, 2008 and 2007
7,542,547,272 (Dalam
986,979,941
Trade creditor
Rupiah)
(Exp ressed In7,652,861
Rupiah Amount)
580,343,952
Other credito r
2,173,337,648
713,210,280
Taxes payable
10,296,228,872
1,707,843,082
Total Current Liabilities
Kewajiban Lan car
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Hutang pajak
Jumlah Kewajiban
Lancar
Kewajiban Tidak
Lancar
Pesangon pensiun
Jumlah Kewajiban
Tidak Lancar
EKUITAS
Modal saham yang
ditempatkan dan
disetor penuh 25.000
lembar
Laba ditahan
Jumlah Ekuitas
7,462,642,281
199,698,351,529
Non Current Liabilities
71,115,092
71,115,092
-
132
232,375,000
232,375,000
189,098,632,565
126,717,214,815
189,331,007,565
126,949,589,815
Retirement benefit
Total Non Current
Liabilities
SHAREHOLDER'S
EQUITY
Authorized, issued and
fully
paid 25.000 shares
Retained earning
Total shareholder's eq uity
PT.OWENSBY
LAPORAN L/R
INCOME STATEMENTS
Tahun yang berakhir 31 Desember 2 008 dan 2007
For The Period Ending December 31, 2008 and 2007
(Dalam Rupiah)
(Exp ressed In Rupiah Amount)
KETERANGAN
2008
2007
DESCRIPTION
Pendapatan
Biaya atas pendapatan
120,635,902,315
85,612,789,416
(70,201,393,198)
(21,802,312,856)
Revenue
Cost of revenue
Laba kotor
50,434,509,117
63,810,476,560
Gross profit
Beban usaha
Laba usaha
21,847,079,337
51,988,830,083
28,587,429,780
11,821,646,477
Operating expense
Operating profit
133
Pendapatan dan
beb an lainnya
Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain
Jumlah p endapatan
dan beban lain -lain
Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan
Badan :
Pajak tah un berjalan
Pendapatan (beban)
pajak tangguhan
Laba setelah Pajak
Penghasilan Badan
Other income dan expense
96,987,737
(25,776,020)
71,211,717
58,639,836
58,639,836
11,880,286,313
28,658,641,497
-
(2,426,501,600)
-
-
(2,426,501,600)
28,658,641,497
9,453,784,713
134
Other income
Other expense
Total other income and
expense
Profit before tax
Corporate income tax
Current tax
I ncome (expense) Deferred
tax
Profit after corporate
income tax
Download