Original Article Volume 2 Nomor 1: 6-11 Februari 2017 HUBUNGAN LAMA HEMODIALISIS DENGAN KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH DAN RSUD TGK.CHIK DITIRO SIGLI Relationship of Chronic Hemodialysis with Incidence of Secondary Amenorrhea in patient with chronic kidney disease in RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh and RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli Dewi Yulianti Prastiwi*, Desi Salwani, Saminan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh-Indonesia *Email : [email protected] ABSTRAK Gagal ginjal kronik (GGK) ialah kerusakan pada struktur dan fungsi ginjal > 3 bulan dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1,73 m2 yang bersifat progresif dan ireversible. Salah satu terapi bagi penderita GGK ialah hemodialisis (HD). Namun, lama hemodialisis dapat berpengaruh pada perubahan siklus menstruasi yaitu menjadi berkurang bahkan berhenti atau amenore sekunder pada pasien GGK yang berjenis kelamin perempuan sebab hemodialisis akan mempengaruhi hormon estrogen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama hemodialisis dengan kejadian amenore sekunder pada pasien GGK di Ruang Hemodialisis RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Klinik Ginjal Nadhira Banda Aceh dan RSUD Chik Ditiro Sigli. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dan telah dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 dengan jumlah responden 33 orang, 14 responden mengalami amenore sekunder dan 19 responden tidak mengalami amenore sekunder. Hasil analisis komparatif dengan uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama HD dengan kejadian amenore sekunder (p = 1,000) pada pasien GGK. Maka, persentasi angka kejadian amenore sekunder pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani HD 42,4 % dan salah satu faktor risiko kejadian amenore sekunder ialah hemodialisis (HD). Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisis, amenore sekunder ABSTRACT Chronic kidney disease (CKD) is damage to the structure and function of the kidney >3 months with or without a decrease in glomerular filtration rate (GFR) <60 ml / min / 1.73 m2 that is progressive and irreversible. One of the therapy for patients with CKD is hemodialysis (HD). However, chronic hemodialysis can affect the menstrual cycle changes are to be reduced even stop or secondary amenorrhea in patients with CKD who are female because hemodialysis will affect the hormone estrogen. The purpose of this study to determine relationship between chronic HD with the incidence of secondary amenorrhea in patients with CKD in Hemodialysis Installationof General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Nadhira Kidney Clinic in Banda Aceh and General Hospital Chik Ditiro Sigli. This study was analytic-observational study with cross-sectional design conducted in May-June 2016 using 33 patients as respondent, 14 respondents had secondary amenorrhea and 19 respondents did not experience secondary amenorrhea. The results of study with Chi-Square’s comparative test was no significantly relation between the long-standing HD with secondary amenorrhea (p = 1.000) in patients with CKD. So, percentage incidence of secondary amenorrhea with chronic kidney disease who undergoing hemodialysis 42,4 % and one of risk factor for the secondary amenorrhea is hemodialysis (HD). Key Word : Chronic Kidney Disease, Hemodialysis, secondary amenorrhea http://jim.unsyiah.ac/medisia Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia 6 Prastiwi et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 6-11 PENDAHULUAN Gagal ginjal kronik (GGK) ialah kerusakan pada struktur dan fungsi ginjal > 3 bulan dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1,73 m 2 yang bersifat progresif dan ireversible sehingga memerlukan terapi dialisis atau transplantasi ginjal.(1-3) Berdasarkan data yang diperoleh dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) tahun 2011 di Indonesia terdapat 5 penyebab terbanyak terjadinya GGK, yakni Glomerulopati Primer, Nefropati Diabetika, Nefropati Lupus, Penyakit Ginjal Hipertensi, Nefropati Asam Urat, Nefropati Obstruksi, Pielonefritis Kronik, dan lain-lain serta yang tidak diketahui.(4-5) Menurut data WHO di dalam study Tondi dan Manopo diperkirakan penderita GGK pada tahun 19952025 akan meningkat sebesar 41,4%.(6) Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 diketahui bahwa prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia berkisar 0,2 % dari total penduduk, sedangkan di provinsi Aceh yaitu sebesar 0,4 % sebagai urutan kedua tertinggi di Indonesia setelah provinsi Sulawesi Tengah yaitu 0,5 %.(7) Sindrom uremik merupakan kumpulan gejala yang terjadi akibat retensi metabolik nitrogen karena terjadi penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik.(1, 8) Adapun salah satu gejala yang timbul berupa gangguan menstruasi yaitu amenore.(1, 2) Amenore merupakan kegagalan pada seorang wanita untuk mendapatkan menstruasi. Amenore dapat dibedakan menjadi dua, yaitu amenore primer dan sekunder. Pada pasien wanita dengan GGK yang menjalani hemodialisis juga dapat terjadi disfungsi seksual berupa gangguan orgasme, nyeri ketika berhubungan (dispareunia), serta menurunnya libido dan lubrikasi. Disfungsi seksual disebabkan karena, pada pasien dengan GGK terjadi gangguan metabolisme kalsium dimana hal ini dapat mempengaruhi sekresi LH, sehingga pada wanita dengan GGK dapat menyebabkan terjadinya peningkatan LH dan penghambatan sekresi LHRH (Luteinizing Releasing Hormone) yang akan menyebabkan terjadinya feedback-negative pada estrogen di hipotalamus. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan siklus menstruasi bahkan hingga mengalami amenore pada wanita dengan gagal ginjal kronik. Hormon lain yang mempengaruhi siklus menstruasi ialah hormon prolaktin yang diakibatkan oleh toksin uremik yang juga menyebabkan terhambatnya sekresi LHRH dan dopaminergik (substansi yang merangsang sekresi GnRH/Gonadothropin Releasing Hormone dan menghambat prolaktin).(5, 11) Berdasarkan study yang dilakukan oleh Rathi Manish dan Ramachandran R di India, dikatakan bahwa semakin parah kerusakan ginjal, maka semakin besar frekuensi terjadinya disfungsi sistem reproduksi.(5) Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Arslan dan Ege ditemukan bahwa 7 dari 10 wanita yang menjalani hemodialisis mengalami masalah dalam berhubungan seksual.(12) Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama hemodialisis dengan kejadian amenore sekunder pada pasien GGK di Ruang Hemodialisis RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Klinik Ginjal Nadhira Banda Aceh dan RSUD Chik Ditiro Sigli. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara non-probability sampling dengan menggunakan teknik accidental sampling. Sampel penelitian adalah pasien yang melakukan hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Klinik Nadhira Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli pada bulan Mei-Juni 2016. Variabel independen dalam penelitian ini adalah lama hemodialisis (HD) dan variabel dependennya adalah kejadian amenore sekunder. Data untuk mengetahui pasien mengalamai amenore sekunder atau tidak selama menjalani HD diperoleh melalui wawancara dengan pasien berdasarkan daftar pertanyaan wawancara. Data penentuan lama HD diketahui dari buku registrasi dan rekam medis serta untuk memperoleh karakteristik responden. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi setiap variabel. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi dan persentase. Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis pada α: 0,05. Analisa bivariat yang digunakan adalah uji statistik Chi-Square dengan uji Fisher’s Exact Test sebagai alternatifnya. HASIL Penelitian ini dilakukan di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Klinik Nadhira Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli pada bulan Mei-Juni 2016 dan jumlah responden selama penelitian sebanyak 33 responden penelitian dengan karakteristik yang terdapat pada tiga tabel di bawah. Pada tabel 1. Karakteristik Demografi didapatkan mayoritas responden berusia 35-44 tahun dan asal terbanyak dari Banda Aceh dengan IMT normal. Pendidikan terakhir terbanyak SMA dan Perguruan Tinggi tetapi tingkat pekerjaan tertinggi ialah tidak bekerja. Serta responden dalam penelitian ini mayoritasnya telah menikah. Untuk gambaran karakteristik klinis dan hasil laboratorium berturut-turut ialah terdapat pada tabel 2 dan tabel 3. http://jim.unsyiah.ac/medisia Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia 7 Prastiwi et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 6-11 Tabel 1. Karakteristik Demografi Karakteristik Usia 18-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun Alamat Banda Aceh Sigli Meulaboh IMT Kurus Normal Berat Lebih Pendidikan Akhir SD SMP SMA PT Pekerjaaan Tidak Bekerja Wiraswasta PNS Dokter Status Kawin Kawin Belum Kawin Cerai Frekuensi (n) Persentase (%) 4 7 22 12,1 21,2 66,7 18 13 2 54,5 39,4 6,1 8 20 5 24,2 60,6 15,2 1 8 12 12 3,0 24,2 36,4 36,4 23 4 5 1 69,7 12,1 15,2 3,0 24 8 1 72,7 24,2 3,0 Untuk karakteristik klinis responden pada tabel 2 di bawah didapatkan semua responden tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dan mendapatkan menarche pada usia 12 tahun dengan pola menstruasii teratur dan multiparitas menjadi status paritas terbanyak. Untuk penyebab tertinggi GGK yaitu hipertensi dengan durasi HD 4 jam dan lama HD di atas 3 bulan menjadi mayoritas terbanyak dalam responden penelitian ini. Dan responden yang mengalami amenore sekunder lebih banyak serta semua responden tidak memiliki riwayat penyakit pada sistem reproduksi. Dan semua responden belum mengalami tanda-tanda menopause serta hanya 4 responden yang memiliki penyakit komplikasi berupa hipertensi, sedangkan yang tidak mengalami penyakit komplikasi lebih banyak yaitu 25 responden. Dan untuk karakteristik laboratorium dapat dilihat pada tabel 3 dibawah, distribusi responden yang dilihat dari hasil Hb seluruh responden penelitian yang menderita GGK yang menjalani HD mengalami penurunan Hb, namun responden yang mengalami penurunan Hb yang sangat signifikan atau pada batas kadar Hb <6 gr/dl yaitu 3 orang responden. Jika dilihat dari distribusi kadar ureum, rata-rata kadar ureum responden yaitu 136,69 mg/dl. Untuk hasil rata-rata kadar kreatinin responden yaitu 11,32 mg/dl. Untuk kadar kalsium dalam kadar antara 8,5-10,5 mEq/dl terdapat pada tiga responden. Begitupun dengan hasil laboratorium natrium dan kalium, kadar natrium antara 135-145 mEq/dl sebanyak 13 responden dan kadar kalium antara 3,5-4,5 mEq/dl sebanyak 8 orang responden. Namun, terdapat 18 orang responden yang tidak diketahui hasil laboratorium natrium sedangkan untuk kadar kalium terdapat 17 orang responden yang tidak memiliki hasil laboratoriumnya atau missing data. http://jim.unsyiah.ac/medisia Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia 8 Prastiwi et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 6-11 Tabel 2. Karakteristik Klinis Karakteristik Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Tidak ada Spiral Usia Menarche/ Rata-rata 10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun Paritas Nulipara Primipara Multipara Grandemultipara Sebab GGK Diabetes Melitus Hipertensi Nefrolitiasis Pielonefritis Kronik Frekuensi (n) Persentase (%) 31 2 12,58 1 4 14 6 6 1 1 93,9 6,1 13 3 16 1 39,4 9,1 48,5 3,0 1 18 3 2 3,0 54,5 9,1 6,1 9 27,3 Teratur Tidak Teratur 29 4 87,9 12,1 Lama GGK Lama 27 81,8 6 18,2 27 81,8 6 18,2 20 13 60,6 39,4 Iya Tidak 14 19 42,4 57,6 Riwayat Penyakit Sistem Reproduksi Tidak ada 33 100,0 Tanda Menopause Negatif 33 100,0 3 1 9,1 3,0 4 25 12,1 75,8 Sindrom Nefrotik Menstruasi Pre-GGK Baru Lama HD Lama (≥12 bulan) Baru (>3-11 bulan) Durasi HD 4 jam 5 jam 3,0 12,1 42,4 18,2 18,2 3,0 3,0 Amenore Sekunder Penyakit Komplikasi Cardiac Hipertrofi Hepatitis C Hipertensi Tidak ada http://jim.unsyiah.ac/medisia Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia 9 Prastiwi et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 6-11 Tabel 3. Karakteristik Hasil Laboratorium Karakteristik Frekuensi (n) HB 10-12 gr/dl 3 6-9 gr/dl 27 <6 gr/dl 3 Ureum Rata-Rata 136,69 Missing Data 4 Kreatinin Rata-Rata 11,32 Missing Data 4 Kalsium 8,5-10,5 mEq/dl 3 >10,5 mEq/dl 2 <8,5 mEq/dl 2 Misssing Data 26 Natrium 135-145 mEq/dl 13 <135 mEq/dl 2 Missing Data 18 Kalium 3,5-4,5 mEq/dl 8 >4,5 mEq/dl 8 Missing Data 17 Persentase (%) 9,1 81,8 9,1 87,9 12,1 87,9 12,1 9,1 6,1 6,1 78,8 39,4 6,1 54,5 24,2 24,2 51,5 Berikut merupakan tabel analisa bivariat, untuk hasil uji statistik karena nilai ekspektasi < 5, maka pembacaan hasil menggunakan Fisher’s Exact Test dan didapatkan p-value (p = 1,000) atau p-value > 0,05. Bahwa pada tingkat kemaknaan 95% dengan α = 0,05 terdapat hubungan yang tidak signifikan antara lama hemodialisis dengan kejadian amenore di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli. Tabel 4. Hubungan Lama Hemodialisis dengan Kejadian Amenore Sekunder Amenore Sekunder Lama HD Total P-value Iya Tidak Baru N 2 % 33,3 N 4 % 66,7 N 6 % 100 Lama 12 44,4 15 55,6 27 100 Total 14 42,4 19 57,6 33 100 1,000* PEMBAHASAN Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara lama hemodialisis dengan kejadian timbulnya amenore sekunder yang dilakukan peneliti kemungkinan disebabkan karena adanya beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Jika dilihat dari hasil penelitian Soykan et al dalam study Dian Irawati yang lebih melihat pengaruh hemodialisis terhadap disfungsi seksual, didapatkan hasil penelitian Soykan et al, 11 dari 18 orang partisipan perempuan mengalami perubahan keinginan untuk berhubungan seksual dan kesulitan mencapai orgasme setelah menjalani hemodialisis selama 6 bulan yang dinilai melalui The Female Sexual Function Index (FSFI). Pada penelitian ini juga ditemukan adanya perubahan siklus menstruasi yang menjadi berkurang. Perubahan ini dapat disebabkan karena terjadinya hiperprolaktinemia yang dapat menyebabkan amenore dan anovulasi, sehingga akan mempengaruhi kesuburan dan siklus menstruasi dan akibatnya akan menyebabkan infertilitas.(13) Hasil penelitian oleh Soykan et al di atas tidak sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti karena tidak melihat pengaruh antara lama HD dengan kejadian amenore sekunder namun dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tiga instalasi hemodialisis di Aceh yakni di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Klinik Ginjal Nadhira dan RSUD Tgk Cik Ditiro Sigli, walaupun didapatkan pada hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama HD dengan kejadian timbulnya amenore sekunder, namun melalui hasil wawancara terpimpin, rata-rata responden penelitian yang tidak mengalami amenore sekunder mengaku mengalami gangguan pola menstruasi, baik penurunan jumlah darah yang keluar http://jim.unsyiah.ac/medisia Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia 10 Prastiwi et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 6-11 setiap menstruasi, pemendekan bahkan pemanjangan hari saat menstruasi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain terutama faktor kejiwaan atau stres yang tidak dikendalikan oleh peneliti. Di dalam study Rathi Manish dan Ramachandran R di India, terjadinya peningkatan kadar prolaktin atau hiperprolaktinemia disebabkan oleh toksin uremia pada filtrasi glomerulus yang terganggu pada penderita GGK dan menurunnya inhibisi dopaminergik dari sekresi prolaktin. Hal ini akan menyebabkan terganggunya siklus menstruasi hingga timbulnya amenore sekunder dan mengakibatkan infertilitas.(5) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama hemodialisis dengan kejadian timbulnya amenore sekunder pada pasien gagal ginjal kronik di Aceh pada instalasi dialisis RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Klinik Ginjal Nadhira Banda Aceh dan RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko amenore sekunder pada penderita GGK yang menjalani HD dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya dapat disebabkan oleh gagal ginjal kronik itu sendiri yang menyebabkan terganggunya hormon-hormon reproduksi dan sindrom uremia serta faktor risiko lain berupa status psikologis. DAFTAR PUSTAKA 1. Price SA, Wilson L. Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.6. Jakarta: EGC; 2005:912-53. 2. Safarudin S. Hubungan Pola Terapi, Nilai Ureum-Kreatinin Plasma dan Hemoglobin dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di RSUD DR Soedarso Pontianak [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2012. 3. Smart NA, Williams AD, Levinger I, Selig S, Howden E, Coombes JS, et al. Exercise & Sports Science Australia (ESSA) Position Statement on Exercise and Chronic Kidney Disease. Journal of Science and Medicine in Sport. 2013:406-11. 4. Perkumpulan Nefrologi Indonesia. 4th Report of Indonesia Renal Registry. Jakarta: Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), 2011: 13-14. 5. Rathi M, Ramachandran R. Sexual and Gonadal Dysfunction in Chronic Kidney Disease : Pathophysiology. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. 2012:1-11. 6. Tandi M, Mongan A, Manoppo F. Hubungan antara Derajat Penyakit Ginjal Kronik dengan Nilai Agregasi Trombosit di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM). 2014;Vol.2 No.2:1-5. 7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 : Laporan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013: 94-96. 8. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.V. Jakarta: Interna Publishing; 2009: 1035-40. 9. Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Ilmu Kandungan Ed.3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011: 73-89:161-71. 10. Bielak K. Amenorrhea.2016.24 Maret 2016. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/252928-overview. 11. Kim JH, Doo SW, Yang WJ, Kwon S, Song E, Lee H, et al. Association Between The Hemodialysis Adequacy and Sexual Dysfunction in Chronic Renal Failure: A Preliminary Study. BMC Urology. 2014: 1-6. 12. Arslan S, Ege E. Sexual Experiences of Woman Exposed to Hemodyalisis Treatment. Sexual Disability Journal. 2009: 215-21. 13. Irawati D. Studi Fenomenologi : Pengalaman Disfungsi Seksual Penyakit Ginjal Kronik Tahap Akhir yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Islam Jakarta [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2011. http://jim.unsyiah.ac/medisia Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia 11