sistem akuntansi persediaan barang ud kartika motor di banjarmasin

advertisement
SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG
UD KARTIKA MOTOR DI BANJARMASIN
Hj. Imawaty Yousida
STIE Pancasetia Banjarmasin
Email :
ABSTRAK
UD Motor Kartika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan alat-alat
sparepart mobil . aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh UD Motor Kartika semakin maju
sesuai dengan perkembangan akan meningkatnya kebutuhan akan barang tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui system pengendalian intern persediaan barang yang
telah dijalankan selama ini oleh UD Kartika Motor Banjarmasin dan untuk menerapkan sistem
pengendalian intern terhadap persediaan barang dagangan pada UD Kartika Motor di
Banjarmasin yg seharusnya.
Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa selama ini dimana struktur organisasi adanya
rangkap jabat antara administrasi dengan kasir, dimana kasir kadang membantu pekerjaan
bagian administrasi. Sistem dan Prosedur Pembelian Barang Dagangan. Selama ini hanya ada
pencatatan pada bagin penjualan tanpa ada proses dari bagian penjualan ke gudang untuk
mencocokan jumlah barang, terjadinya pencatatan secara acak dan hanya mencatat
transaksinya saja tanpa mengurut mana yang diterima atau dikeluarkan. Kecakapan atas
karyawan terhadap bidangnya semua sudah sesuai dengan keahlian di bidang masing-masing
walau pun hanya lulusan SMK.
Saran agar UD Kartika Motor sebaiknya menambah bagian keuangan dan membawahi
bagian kasir sehimgga pertanggungjawaan masing-masing bidang sesuai. Sistem dan
Prosedur Pembelian Barang Dagangan, dan menambahkan dokumen bagian gudang dan
bagian penjualan. Dan membuatkan system pencatatan yang menggunakan kartu pencatatan
persedian FIFO. yang akan lebih memudahkan bagian gudang untuk mengetahui dan
mengontrol jumlah masing-masing barang setiap saat. Dan sebaiknya melakukan pencatatan
secara teratur baik untuk penomoran maupun data persediaan yang ada. Kecakapan atas
karyawan terhadap bidangnya sudah sesuai dengan keahlian
Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern persediaan
ABSTRACT
UD Motor Kartika is a company engaged in trading of automobile spare parts tools . trading
activities undertaken by UD Motor Kartika getting ahead in accordance with the development of
the increasing demand for such goods .
This study aims to determine the inventory system of internal control that has been
executed so far by UD Kartika Motor Banjarmasin and to implement a system of internal control
of inventory of merchandise at UD Kartika Motor in Banjarmasin who should .The results
showed that during this penelitiaan organizational structure where the presence of the double
handshake between the administration of the cash register, where the cashier sometimes help
the work of the administration .
Systems and Procedures Purchasing Merchandise . During this time there were only
recording on bagin sale without any process from the warehouse to the sales department to
match the number of items , the random recording and only record the transaction without which
101
102
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
the sort received or issued . Prowess over the field all employees are in accordance with
expertise in their respective fields while it only vocational school graduates .
Suggestion that UD should add Kartika Motor finance and supervise the cashier sehimgga
pertanggungjawaan each corresponding field . Systems and Procedures Purchasing
Merchandise , and add a document warehouse and parts sales . And make the recording
system using FIFO inventories registration cards . which will make it easier to find parts
warehouse and control the amount of each item at any time . And you should keep records on a
regular basis both for numbering and existing inventory data . Skills of employees to their field of
expertise is in conformity with
Keywords : Internal Control Systems supplies
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan dunia usaha
sekarang
ini
dituntut
lebih
meningkatkan kinerjanya.
Bebagai
aspek
yang
mendukung
kinerja
perusahaan
harus
diberdayakan
seoptimal mungkin agar mampu
meberikan peranan yang lebih besar
dalam
pembangunan
pada
era
globalisasi sekarang agar dapat
bersaing pada era perdagangan bebas
ASEAN nanti.
Untuk mencapai semua itu,
pemerintah telah melakukan usaha
dengan memberikan fasilitas kepada
badan usaha. Fasilitas tersebut antara
lain : memberikan pelayanan cepat oleh
aparatur pemerintah, penyederhanaan
prosedur perizinan, pemberian kredit
dengan syarat-syarat ringan dan lainlain.
Semua
fasilitas
tersebut
dimaksudkan untuk membantu suatu
perusahaan
untuk
dapat
mempertahankan kelangsungan hidup
dan mengembangkan arah usahanya
ke arah yang lebih maju.
Faktor lain yang juga membantu
suatu perusahaan dan badan usaha
untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
adalah
melaksanakan
kegiatan sesuai dengan system yang
ditetapkan pada perusahaan tersebut.
Biasanya system yang berlaku pada
satu perusahaan tidak sama dengan
sistem yang berlaku pada perusahaan
lain, walaupun perusahaan itu sejenis.
Hal ini disebabkan situasi dan kondisi
dari
satu
perusahaan
dengan
perusahaan lain berbeda. Perbedaan
itu baik dalam hal yang besar kecilnya
perusahaan tersebut, luas sempitnya
kegiatan usahanya, struktur organisasi
perusahaan, jumlah tenaga kerja,
produk yang dipasarkan serta situasi
perusahaan dan gaya kepemimpinan
dari pimpinan.
Salah satu sistem yang sangat
penting dalam perusahaan adalah
sistem akuntansi pada persediaan.
Sistem akuntansi adalah formulirformulir, catatan-catatan, prosedurprosedur dan alat-alat yang digunakan
untuk
mengolah
data
yang
berhubungan dengan suatu usaha
perusahaan.
Tujuan
dari sistem
akuntansi
ini
adalah
untuk
menghasilkan umpan balik
dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan
oleh manajemen
untuk mengawasi
usahanya.
Sedangkan persediaan adalah
salah satu jenis aktiva yang relative
aktif perubahannya bagi perusahaan
yang merupakan bagian terbesar dari
aktiva lancar atau bahkan dari jumlah
seluruh aktiva. Jenis-jenis persediaan
yang ada pada perusahaan biasanya
berbeda-beda tergantung pada jenis
perusahaannya.
Misalnya
pada
perusahaan
manufaktur
jenis
persediaan yang ada pada perusahaan
adalah persediaan bahan
baku,
persediaan barang dalam proses,
persediaan barang jadi dan persediaan
bahan penolong. Sedangkan jenis
persediaan yang ada pada perusahaan
103
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
dagang adalah persediaan barang
dagangan dan persediaan lain-lain.
UD Kartika Motor di Banjarmasin yang
merupakan obyek dari penelitian ini
adalah perusahaan yang bergerak di
bidang perdagangan sparepart mobil ,
jadi sistem persediaan barang dagang
di UD Kartika di Banjarmasin ya Usaha
masih menggunakan sistem tradisional,
dengan cara pada saat barang
pemesanan datang pada distributor,
barang pemesanan tidak melakukan
tahap pemeriksaan sesuai sistem
akuntansi yang telah ditetapkan
sehingga mengakibatkan perselisihan
barang baik jumlah barang yang ada
digudang maupun stock barang pada
data admnistrasi dan juga data pada
bagian gudang, sehingga pada saat
barang keluar atau terjual, ditemukan
perselisihan
barang
(kekurangan/kelebihan). Dari uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa sistem
akuntansi persediaan barang dagangan
sangat penting untuk memperlancar
usaha perusahaan tersebut.
Dari uraian tersebut maka penulis
merumuskan suatu permasalahan yang
ada kaitannya dengan sistem akuntansi
persediaan barang dagangan yaitu :
1. Bagaimanakah
sistem
pengendalian
Intern
atas
persediaasn
barang
dagangan
pada UD Kartika Motor di
Banjarmasin selama ini?
2. Bagaimanakah
Sistem
pengendalian intern persediaan
barang dagangan pada UD Kartika
Motor
di
Banjarmasin
yang
seharusnya?
Tujuan penulis melakukan penelitian
mengenai sistem akuntansi persediaan
barang dagangan ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengendalian
intern persediaan yang dihadapi
oleh
UD
Kartika
Motor
di
Banjarmasin bila ditinjau dari segi
sistem
akuntansi
persediaan
barang dagangan.
2. Untuk
menerapkan
sistem
pengendalian intern
terhadap
persediaan barang dagangan pada
UD Kartika Motor di Banjarmasin yg
seharusnya
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam membantu
pengembangan
bidang
akuntansi
khususnya yang berhubungan dengan
sistem akuntansi persediaan barang
dagangan,
menambah
wawasan
sebagai penunjang dibidang sistem
akuntansi persedian barang dagangan
dan memberikan masukan bagi UD
Kartika Motor di Banjarmasin dalam
menganalisa
sistem
akuntansi
persediaan barang dagangan sehingga
kontinuitas operasional perusahaan
dapat dijalankan dengan baik
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem merupakan serangkaian
fungsi untuk melakukan tugas utama di
dalam suatu perusahaan atau untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan,
sedangkan prosedur adalah fungsi yang
lebih menyeluruh yang menyangkut
beberapa orang atau bagian untuk
pelaksanaan
transaksi
dalam
perusahaan. Sistem dan prosedur tidak
bisa dipisahkan karena keduanya
merupakan rangkaian dari satu kesatuan
yang sangat erat hubungannya dengan
sistem akuntansi.
Menurut
Anastasia
Diana/Lilis
Setiawati dalam buku Sistem Informasi
Akuntansi penerbit (Andi Yogyakarta),
Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur
dan Metode ( 2011 ) mendefinisikan
Sistem Akuntansi sebagai berikut :
Sistem akuntansi adalah formulirformulir, catatam-catatam, prosedurprosedur dan alat-alat yang digunakan
untuk mengolah data mengenai usaha
suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan
oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya dan bagi pihak-pihak yang
104
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
berkepentingan
seperti
pemegang
saham, kreditur dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Dalam
hubungannya
dengan
sistem akuntansi, formulir dan dokumen
adalah blanko-blanko yang digunakan
untuk melakukan pencatatan dari suatu
transaksi seperti faktur penjualan,
voucher, formulir, rekening dan lain-lain.
Dalam setiap sistem yang disusun harus
direncanakan adanya formulir dan
dokumen yang cukup yang akan
digunakan dalam pencatatan. Formulir
dan
dokumen
sangat
penting
peranannya
dalam
suatu
sistem
akuntansi. Peranan atau kegunaan
formulir dan dokumen dalam sistem
akuntansi Menurut Anastasia Diana/Lilis
Setiawati dalam buku Sistem Informasi
Akuntansi penerbit (Andi Yogyakarta),
Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur
dan Metode ( 2011 ) adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menentukan hasil kegiatan
perusahaan
Peranan ini dapat dilihat dari
pekerjaan membuat distribusi dan
pembuatan laporan-laporan untuk
pimpinan.
2. Untuk menjaga aktiva-aktiva dan
utang-utang perusahaan
Peranan ini dapat dilihat dari
penggunaan
rekening-rekening
sehingga diketahui saldo masingmasing rekening.
3. Untuk memerintah mengerjakan suatu
pekerjaan
Peranan ini dapat dilihat antara lain
dari penggunaan surat perintah
pengiriman untuk barang-barang dan
penggunaan
surat
permintaan
pembelian agar dibelikan barangbarang yang dibutuhkan.
4. Untuk memudahkan penyusunan
rencana-rencana kegiatan, penilaian
hasil-hasilnya
dan
penyesuaian
rencana-rencana.
Fungsi Sistem Akuntansi Persediaan
Barang.
Untuk memperoleh keuntungan yang
diperoleh dengan cara pesanan
maupun cara pembelian langsung atau
dengan adanya penyerahan barang
dari supplier kepada pihak pembeli
dengan jumlah, kualitas dan harga
yang telah disepakati.
Elemen-elemen Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi terdiri dari
beberapa subsistem yang saling
berkaitan, atau dapat juga dikatakan
terdiri dari prosedur-prosedur yan
berhubungan. Cecil Gillespie dalam
buku Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi,
Penyusunan Prosedur dan Metode (
2005 ; 5 ) meyatakan Sistem Akuntansi
terdiri dari :
1. Sistem Akuntansi Utama :
a. Klasifikasi rekening riel dan
nominal
b. Buku besar ( umum dan
pembantu )
c. Jurnal
d. Bukti transaksi
2. Sistem Penjualan dan Penerimaan
Uang :
a. Order
penjualan,
perintah
pengiriman dan pembuatan faktur
( penagihan )
b. Distribusi penjualan
c. Piutang
d. Penerimaan
uang
dan
pengawasan kredit
3. Sistem Pembelian dan Pengeluaran
Uang :
a. Order pembelian dan laporan
penerimaan barang
b. Distribusi pembelian dan biaya
c. Utang ( voucher )
d. Prosedur pengeluaran uang
4. Sistem Pencatatan Waktu dan
Penggajian :
a. Personalia
b. Pencatatan waktu
c. Penggajian
d. Distribusi gaji dan upah
5. Sistem Produksi dan Biaya Produksi
a. Order produksi
b. Pengawasan persediaan
105
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
c. Akuntansi biaya
Arti Persediaan dan Pengelolaan
Persediaan Barang Dagangan
Persediaan didalam
akuntansi
adalah meliputi semua barang yang
dimiliki perusahaan pada saat tertentu,
dengan tujuan untuk dijual atau
dikonsumsikan dalam siklus operas
perusahaan, jenis
dan kompsisi
persediaan
yang
dimilik
oleh
perusahaan berbeda-beda tergantung
pada sifat dan tujuan dari perusahaan
yang bersangkutan.
Biasanya barang dalam perusahaan
dagang jenis persediaanya adalah
sebagai berikuat :
1. Persediaan barang dagangan yaitu
untuk menyatakan barang-barang
yang dimiliki perusahaan dengan
tujuan akan dijual kembali dimasa
yang akan dating. Persediaan ini
secara fisik tidak akan berubah
sampai dengan barang tersebut
dijual.
2. Persediaan lain-lain yaitu seperti
supplies,
kantor,
alat-alat
pembungkus dan lain sebagainya.
Barang-barang
ini
biasanya
digunakan atau dipakai dalam waktu
yang retalif pendek dan akan
dibebankan
dalam
biaya
administrasi dan umum.
Dari jenis persediaan yang ada
pada perusahaan dagang, maka
yang
terpenting adalah barangbarang yang siap untuk dijual karena
kegiatan utama dari perusahaan
dagang adalah jual beli barang
dagangan.
Dilihat dari arti persediaan
diatas maka dapat disimpulkan
bahwa persediaan dalam suatu
perusahaan sangatlah berpengaruh
terhadap siklus atau kegiatan
perusahaan. Jadi setiap perusahaan
harus dapat mengelola persediaan
pada tingkat yang optimum adalah
perlu untuk menentukan kualitas
persediaan yang wajar untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
atas suatu dasar yang dijadwalkan
dan sesuai dengan order pelanggan.
Banyak
pertimbangan
dalam
pengelolaan persediaan karena
persediaan merupakan harta yang
sensitif
terhadap
kekunoan,
penurunan harga pasar, pencurian,
pemborosan,
kerusakan
dan
kelebihan
biaya penyimpanan
sebagai akibat salah urus.
Prosedur
Pembelian
Barang
Dagangan
Prosedur pembelian mengatur
cara-cara dalam melakukan semua
pembelian baik barang maupun jasa
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Prosedur ini dimulai dari adanya
kebutuhan atas suatu barang atau
jasa sampai barang yang dibeli
diterima.
Prosedur
pembelian
dilaksanakan
melalui beberapa
bagian dalam perusahaan.
Bagian-bagian yang terkait dalam
prosedur
ini
adalah
bagian
pembelian,
bagian
penerimaan
barang dan bagian gudang. Fungsi
dari bagian-bagian yang terkait
dalam prosedur pembelian adalah
sebagai berikut :
1. Bagian Pembelian
Bagian pembelian berfungsi untuk
melakukan pembelian barangbarang yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Untuk
melaksanakan fungsi ini bagian
pembelian
harus
melakukan
langkah-langkah untuk menjamin
bahwa :
2. Bagian Penerimaa Barang
Bagian
penerimaan
barang
bertugas untuk menerima semua
barang yang dibeli perusahaan.
Pada waktu menerima barang
bagian ini harus melaksanakan
perhitungan fisik atas barangbarang yang diterima baik dengan
cara menghitung,
menimbang
atau denga cara-cara yang lain.
106
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
Disamping itu bagian penerimaan
juga
harus
mengadakan
pemeriksaan
kualitas barangbarang yang diterima. Untuk
barang-barang
yang
ditolak
karena cacat atau tidak sesuai
dengan order pembelian, bagian
penerimaan barang membuat
berita acara penolakan barang
yang diserahkan kepada bagian
pembelian. Barang-barang yang
ditolak oleh bagian penerimaan
barang
diserahkan
kepada
bagian pengiriman yang bertugas
mengembalikan barang tersebut
kepada penjual.
3. Bagian Gudang
Bagian gudang bertugas untuk
menyimpan barang-barang milik
perusahaan.
Penyimpanan
barang dalam gudang harus
disusun sedemikian rupa supaya
memudahkan
pada
waktu
dibutuhkan. Untuk mengawasi
barang gudang, bagian gudang
menyelenggarakan
pencatatan
dalam kartu gudang dan kartu
barang.
Catatan ini hanya
menunjukkan kuantitas tanpa
jumlah rupiah.
Formulir yang Digunakan
Dalam prosedur pembelian
dan
penerimaan
barang,
digunakan formulir-formulir sebagai
berikut :
1. Permintaan
Pembelian
(
Purchase requisition )
Merupakan formulir yang ditulis
oleh kepala bagian yang
membutuhkan barang atau
gudang atau bagian buku
pembantu persediaan yang
isinya meminta kepala bagian
pembelian
untuk
membeli
barang-barang seperti yang
tercantum
pada
formulir
tersebut. Formulir ini dibuat
rangkap 2 ( dua ), yang asli
untuk bagian pembelian dan
tembusnya untuk bagian yang
meminta pembelian.
2. Permintaan Penawaran Harga
Merupakan formulir yang dibuat
oleh bagian pembelian untuk
meminta daftar harga dan
penjual.
3. Order Pembelian
Yaitu surat pesanan pembelian,
dibuat oleh bagian pembelian
dan dikirimkan pada penjual
barang. Formulir ini berisi
permintaan kepada penjual
untuk
mengirim
barang
tertentu.
Tembusan yang
dibuat
dari formulir order
pembelian ini adalah sebagai
berikut :
a. Tembusan pemberitahuan (
advice copy )
Tembusan
ini diberikan
pada bagian yang meminta
pembelian. Kadang-kadang
penjual diberi 2 lembar
order pembelian, yang satu
lembar akan dikembalikan
sebagai
pemberitahuan
pesanan diterima.
b. Tembusan penerimaan (
receiving copy )
Tembusan ini diberikan
pada bagian penerimaan.
Dalam
blind
receiving
procedure, tembusan ini
dapat
ditiadakan,
atau
kolom
jumlah
pesanan
ditutup dengan tinta hitam,
dengan
maksud
agar
bagian penerimaan betulbetul menghitung barang
yang diterima.
c. Tembusan untuk arsip
Tembusan ini bisa dibuat
dua lembar, yang satu
lembar digunakan untuk
mengawasi pesanan yang
belum diterima barangnya.
Tembusan
ini
disebut
unfilled order copy dan
disimpan urut nomor order
107
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
pembelian dan digunakan
untuk mengawasi orderorder yang dikeluarkan,
disebut journal / register
copy.
d. Tembusan posting atau
distribusi
Tembusan ini diserahkan
pada
pemegang
buku
pembantu
yang
akan
dicatat dalam kolom
“
dipesan “ dalam kartu
persediaan. Tembusan ini
dapat juga digunakan untuk
membuat stastistik order
pembelian.
4. Laporan Penerimaan Barang
( receiving report )
Merupakan formulir yang dibuat
oleh bagian penerimaan untuk
menunjukkan
barang-barang
yang
diterima.
Laporan
penerimaan barang ini dibuat 2
lembar, yang asli untuk bagian
pembelian,
tembusannyaa
disimpan dalam arsip urut
nomor.
5. Formulir Persetujuan Faktur
Merupakan formulir yang diisi
oleh bagian pembelian untuk
menunjukkan bahwa harga,
perkalian dan penjumlahan
dalam faktur sudah betul, dan
bahwa yang diterima sesuai
dengan yang dipesan.
6. Memo Debit / Kredit
Memo debit merupakan formulir
yang
diisi
oleh
bagian
pembelian untuk menunjukkan
barang-barang
yang
dikembalikan pada penjual.
Memo
kredit
merupakan
formulir yang diisi oleh bagian
pembelian
apabila
barang
dikirim
melebihi
jumlah
pesanan dan kelbihanitu belum
diperhitungkan dalam
faktur
penjualan.
Kalau
kelebihanbarang tersebut tidak
diperlukan,
maka barangbarangnya dikembalikan dan
dibuat memo debit. Tapi bila
kelebihan
tersebut
dapat
disetujui maka dibuatkan memo
kredit.
Untuk melengkapi prosedur
pembelian
barang
dagangan
menurut Zaki Baridwan dalam
bukunya
Sistem
Akuntansi,
Penyusunan Prosedur dan Metode
( 2005 ; 183 ) adalah sebagai
berikut : ( lihat bagian 4 )
1. Pada saat persediaan barang
dagangan menunjukkan batas
minimum,
bagian
gudang
menulis
surat
permintaan
pembelian dalam rangkap tiga,
ketiganya ditandatangani oleh
kepala
gudang.
Surat
permintaan
pembelian
didistibusikan
ke
bagian
pembelian lembar 1, bagian
utang lembar 2 dan lembar 3
sebagai arsip.
2. Berdasarkan surat permintaan
pembelian,
maka
bagian
pembelian
menulis
surat
permintaan penawaran harga
kepada beberapa pemasok.
3. Jawaban
dari
pemasok
merupakan penawaran harga,
diseleksi
oleh
bagian
pembelian untuk menentukan
pemasok mana yang paling
menguntungkan.
4. Setelah menerima penawaran
harga,
bagian pembelian
menulis surat order pembelian
dalam rangkap 6. Surat order
pembelian ini didistribusikan
ke pemasok lembar 1 dan 2,
lembar 3 untuk bagian utang,
lembar 4
untuk
bagian
gudang, lembar 5 bagian
penerimaan, dan lembar 6
sebagai arsip dan digabung
dengan
lembar
2
yang
dikembalikan oleh pemasok.
5. Barang dari pemasok diterima
oleh
bagian
penerimaan
barang, kemudian barang
tersebut dihitung dan diperiksa
108
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
kualitasnya. Bila
barang
sesuai dengan pesanan, maka
bgian penerimaan membuat
laporan penerimaan barang
dalam
rangkap
3
dan
didistribusikan
ke
bagian
pembelian lembar 1, bagian
gudang lembar 2 bersama
barang dan lembar 3 sebagai
arsip.
6. Faktur pembelian diterima oleh
bagian pembelian, diperiksa
dan dicocokkan dengan order
pembelian kemudian distempel
persetujuan. Faktur kemudian
diserahkan ke bagian utang.
7. Bagian
utang
memeriksa
faktur
pembelian,
mencocokkan dengan order
pembelian,
laporan
penerimaan barang dan surat
permintaan pembelian.
Prosedur Penjualan Barang
Dagangan
Prosedur penjualan adalah
urutan kegiatan yang diterima
pesanan dari pembeli, pengiriman
barang,
pembuatan
faktur
(
penagihan
),
dan pencatatan
penjualan.
Bagian-bagian yang
terkait dalam prosedur penjualan
adalah bagian pesanan penjualan,
bagian kredit, bagian gudang,
bagian pengiriman dan bagian
billing. Fungsi dari tiap-tiap bagian
itu adalah sebagai berikut :
1. Bagian Pesanan Penjualan (
Sales Order Department )
Dalam perusahaan kecil, fungsi
pesanan
penjualan
dapat
dipegang oleh seorang karyawan
dalam bagian penjualan. Tetapi
dalam perusahaan besar bagian
pesanan penjualan merupakan
suatu bagian yang berdiri sendiri
di bawah bagian penjualan. Untuk
kedua keadaan tersebut, bagian
pesanan penjualan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
2. Bagian Kredit
Dalam
prosedur
penjualan,
setiap pengiriman barang untuk
memenuhi pesanan pembeli yang
syaratnya
kredit,
harus
mendapatkan persetujuan dari
bagian kredit.
Agar dapat
memberkan persetujuan, bagian
kredit menggunakan catatan yang
dibuat oleh bagian piutang untuk
tiap-tiap lengganan mengenai
jarah
kreditnya,
jumlah
maksimum dan ketepatan waktu
pembayarannya.
3. Bagian Gudang
Dalam hubungannya dengan
penjualan,
bagian
gudang
bertugas
untuk
menyiapkan
barang seperti yang tercantum
dalam surat perintah pengiriman.
Barang-barang ini diserahkan ke
bagian
pengiriman
untuk
dibungkus
dan
dikirimkan
kembali.
4. Bagian Pengiriman
Bagian pengiriman bertugas
untuk mengirim barang-barang
pada pembeli. Pengiriman ini
hanya boleh dilakukan apabila
ada surat perintah pengiriman
yang sah. Selain itu bagian
pengiriman
juga
bertugas
mengirimkan kembali barangbarang kepada penjual yang
keadaannya
tidak
sesuai
dengan yang dipesan.
5. Bagan Billing ( pembuatan
faktur atau penagihan )
Tugas bagian pembuatan faktur
adalah :
- Membuat ( menerbitkan ) faktur
penjualan dan
tembusantembusannya.
- Menghitung
biaya
kirim
penjualan
dan
pajak
pertambahan nilai.
- Memeriksa kebenaran penulisan
dan
perhitungan-perhitungan
dalam faktur.
109
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
Formulir Yang Digunakan
Formulir yang digunakan dalam
prosedur pesanan penjualan adalah
surat perintah pengiriman ( shipping
order ) dengan beberapa tembusan
yang masing-masing mempunyai
fungsi sendiri-sendiri. Formulir yang
digunakan
dalam
prosedur
pembuatan faktur adalah faktur (
invoice
)
beresrta
tembusantembusannya.
1. Surat Perintah Pengiriman (
Shipping Order )
Surat perintah pengiriman dan
tembusan-tembusannya
mempunyai
fungsi
sebagai
berikut :
a. Tembusan
Pengiriman
(
shipping copy atau stock
request copy )
Yaitu tembusan yang dikirim
ke bagian gudang agar
dipersiapkan
barang-barang
yang akan dikirim. Barangbarang dan tembusan ini dari
bagian gudang diserahkan ke
bagian pengiriman.
b. Tembusan kredit ( credit copy )
Yaitu
tembusan
yang
diserahkan ke bagian kredit
untuk
meminta persetujuan
penjualan kredit.
c. Tembusan
permberitahuan
(
advice atau ledgment copy)
Yaitu tembusan yang dikirimkan
pada
pembeli
sebagai
pemberitahuan bahwa pesanannya
sudah
diterima
dan
kapan
pengiriman akan dilakukan.
d. Tembusan surat pengangkutan ( bill
of lading copy )
Yaitu tembusan yang
berisi
informasi yang sama dengan surat
perintah pengiriman, membuatnya
bisa merupakan tembusan surat
perintah pengiriman atau dibuat
terpisah.
e. Tembusan barang ( packing slip )
Yaitu tembusan yang dimasukkan
dalam bungkusan barang yang
dikirim pada pembeli.
f.
Tembusan
untuk
mengawasi
pesanan-pesanan
yang
belum
dipenuhi ( unfilled copy )
Yaitu tembusan yang disimpan
sesuai abjad nama beli yang
digunakan sebagai catatan untuk
menentukan
(
mengetahui
)
pesanan-pesanan mana yang belum
dapat dipenuhi.
2. Faktur ( Invoice )
Faktur biasanya dibuat dengan
beberapa tembusan yang masingmasing mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Tembusan untuk pelanggan
Yaitu lembar pertama dari satu
atau dua tembusan, tergantung
pada permintaan pembelian.
b. Tembusan piutang
Yaitu tembusan yang dipakai
sebagai dasar ( media ) untuk
mendebit rekening
buku
pembantu piutang.
c. Tembusan distribusi
Yaitu tembusan yang dihunakan
untuk
mengkredit
rekening
penjualan yang dirinci sesuai
dengan
klasifikasinya,
menghitng
harga
pokok
penjualan
dan
menghitung
komisi salesman.
d. Tembusan pemberitahuan ( advice
copy )
Yaitu tembusan yang diberikan
pada
salesma
sebagai
pemberitahuan bahwa faktur sudah
dikirim sehingga salesma dapat
menghitung berapa komisi yang
akan diterima.
Arti dan Unsur-unsur Pengendalian
Intern
Sedangkan
unsur-unsur
pengendalian intern dalam buku
Sistem
Akuntansi
Pendekatan
Manajerial ( Samsul dan Mustafa,
2007 ; 80 ) memberikan unsur-unsur
suatu sistem pengendalian intern
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Suatu struktur organisasi yang
didalamnya terdapat pemisahan
110
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
yang sesuai diantara berbagai
tanggung jawab fungsional.
2. Suatu sistem pengotorisasian (
pemberi wewenang ) dan prosedur
pencatatan yang baik, untuk
memungkinkan
pengendalian
akuntansi
terhadap
harta
perusahaan termasuk pendapatan
dan biaya.
3. Praktek-praktek yang sehat harus
ditetapkan dalam pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
masingmasingmasing bagian organisasi.
4. Kualitas sumber daya manusia
khususnya yang dimiliki karyawan
perusahaan harus disesuaikan
dengan tanggungjawab mereka.
Pengendalian Intern Persedian Barang
Dagangan
Persediaan merupakan
suatu
kekayaan perusahaan yang paling
vital, sehingga peluang terjadinya
kekurangan dan penyimpangan bila
tidak
didukung
oleh
sistem
pengendalian
intern
yang
baik
terhadap
persediaan
barang
perusahaan.
Pengawasan terhadap persediaan
tersebut terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Pengawasn Fisik
Masalah pengawas fisik penting
sekali karena persediaan terdiri
dari benda fisik. Agar tidak terjadi
pencurian terhadap persediaan,
maka perlu disimpan pada suatu
tempat yang cukup baik dan
terkunci.
Biasanya
pada
perusahaan cukup besar, pada
tempat penyimpanan atau gudang
sering dipekerjakan orang-orang
tertentu untuk menjaganya.
2. Pengawasan Akuntansi
Pengawasan ini timbul karena
pencatatan jumlah persediaan
dalam kartu persediaan yang
langsung diambil dari laporan
penerimaan barang. Sehingga apa
yang terjadi dalam gudang akan
tercermin
pula
dalam
kartu
persediaan. Dengan demikian bila
kartu persediaan menunjukkan sisa
tertentu, maka dengan asumsi
bahwa tidak ada kekeliruan dalam
pencatatan,
seharusnya sisa
tersebut cocok dengan sisa barang
fisiknya digudang.
3. Pengawasan
Jumlah
Yang
Dibutuhkan
Pengawasan ini penting untuk
menjaga
agar tidak terjadinya
kecurangan atau kelebihan barang
dagangan.
Prinsip-prinsip Pengendalian Intern
Persediaan Barang Dagangan
Maka dapat kita simpulkan
bahwa tujuan dari pengendalian intern
terhadap persediaan barang
dagangan adalah :
1. Untuk menjaga keamanan harta
perusahaan khususnya persediaan
barang degangan dari pencurian
ataupun kecurangan.
2. Untuk memperlancar kegiatan
operasi perusahaan. Maksudnya
adalah agar persediaan barang
dagangan yang akan dijual selalu
tersedia di gudang, ataupun untuk
menghindari agar janga sampai
terjadi kelebihan persediaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di
atas ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain yaitu :
a. Memelihara tempat yang
aman bagi persediaan, terlebih
terhadap persediaan yang
nilainya tinggi, maka harus
mendapatkan perhatian
khusus.
b. Pemindahan barang dari satu
tempat ke tempat lain harus
dilakukan sesuai dengan
persetujuan manajemen, dan
dikeluarkan harus berdasarkan
atas bon permintaan yang
telah disetujui oleh yang
berwenang.
111
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
METODE PENELITIAN
Data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif
dan kuantitatif
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif data yang
bisa diselidiki secara langsung
dan
bisa
dihitung
dengan
menggunakan
alat
ukur
sederhana. Dengan kata lain,
data kuantitatif merupakan tandatanda kebenaran (fakta) yang
nyata dan dapat ditangkap oleh
panca indera. Misalnya, jumlah
pegawai, besarnya gaji, lamanya
pendidikan, dan lain-lain.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif data yang tidak
dapat diteliti secara langsung.
Data ini menunjukkan kualitas
atau mutu dari sesuatu yang ada
berupa
keadaan,
proses,
kejadian/peristiwa, dan lain-lain
yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan
(perkataan).
Misalnya,
data
mengenai
intelegensi,
keterampilan,
aktivitas sosiabilitas, kejujuran,
dan lain-lain
sumber data diperoleh dari data
primer dan data skunder yang di
peroleh langsung dari perusahaan ,
yang berhubungan dengan masalah
sistem akuntansi persediaan barang
dagangan.
a. Data Primer
Yaitu data yang didapat langsung
dari objek penelitian dan diolah
sendiri oleh penulis.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang didapat dari objek
penelitian yang merupakan data
pendukung,
seperti
data
penjualan,
target
penjualan,
sejarah perusahaan, struktur
organisasi, jumlah karyawan dan
sebagainya yang tidak diolah
kembali oleh penulis.
Penelitian ini dengan mengamati
pelaksanaan
sistem
dan
prosedur
persediaan barang dagangan UD Kartika
Motor membandingkan dengan teori sistem
akuntansi dan menerapkan sistem tersebut
dengan menambahkan dokumen-dokumen
yang diperlukan sebagai saran pada
evaluasi tersebut
Untuk
memperoleh
data
guna
penulisan ini, penulis melakukan penelitian
di Jalan Pramuka di Banjarmasin. Penelitian
ini dlaksanakan selama 2 ( dua) bulan
bulan lebih
Hasil Penelitian
UD Kartika Motor di Banjarmasin
merupakan usaha penjualan sparepart dan
service motor yang dimiliki oleh Bapak
Hidayat. Karena semakin banyak barang
dan semakin banyak permintaan konsumen
maka membangun sebuah ruko yang lebih
besar agar dapat menampung barang
barang yang semakin hari semakin banyak,
tahun ketahun perkembangannya sangat
pesat dan mempunyai pendapatan yang
sangat bagus. Adapun misi dari UD Kartika
Motor di Banjarmasin adalah” melayani dan
memberi manfaat bagi masyarakat”.
Bagan dari pelaksanaan struktur
organisasi pada UD Kartika Motor di
Banjarmasin adalah sebagai berikut :
Direktur
Wakil Direktur
Administrasi
Kepala
Gudang
Keuangan
Gambar 1 : Struktur Organisasi
Sumber : UD.Kartika
Dalam pendistribusian barang PT UD
Kartika Motor di Banjarmasin melakukan
pemesanan agen Surabaya selaku cabang
pusat untuk wilayah indonesia bagian timur
termasuk
wilayah
banjarmasin
guna
memenuhi permintaan konsumen
112
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
1
Sistem Pencatatan Prosedur
Akuntansi Persedian Barang
Dagangan Pada ud Kartika Motor
Banjarmasin
1. Dokumen yang dipakai
UD Kartika Motor di Banjarmasin
PERMINTAAN PEMBELIAN
No. :
Tanggal :
Order
Pembelian
Gudang
Penjualan
Kepada Yth. Bagian Pembelian
Harap dibelikan barang-barang berikut ini.
Barang-barang ini dibutuhkan tanggal :
Gambar 2 Proses Pencatatan Persedian
Sumber : UD. Kartika
NO
a. Order Pembelian
Karena adanya permintaan barang
pembelian
dari
toko-toko
dan
kurangnya stock dalam gudang maka
dilakuanlah
pengorderan
barang
pembelian.
b. Gudang
Bagian gudang hanya menerima dan
memasukan barang yang sudah dibeli
ke dalam gudang
2.
Sistem dan prosedur Akutansi
Persediaan Barang Dagangan Pada
UD. Kartika Banjarmasin
Bersarkan penjelasan dan uraian
tentang sistem dan prosedur akuntansi
persediaan barang dagangan yang ada
pada UD Kartika Motor Banjarmasin
serta landasan teoritis yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapata diketahui masalah-masalah
yang dihadapi oleh perusahaan dalam
menjalankan
usahanya
yang
berhubungan dengan sistem akuntansi
persediaan barang dagangan yang ada
pada perusahaan tersebut.
Nama
Jumlah Barang
Kode Barang
Faktur Penjualan
UD Kartika Motor di Banjarmasin
Faktur Penjualan
Nomor
:
Tanggal
:
Lama Kredit
Jatuh Tempo :
Nomor Order :
Telp 3357952, Fax : 3351138
Kepada yth
Kode
Prod
Nama
Produk
Jumlah
Barang
Free
Good
Harga
Jual
Jumlah
Disc
Special
Pembahasan
1.
Evaluasi Sistem pengendalian
intern
Persediaan
Barang
Dagangan Yang Dijalankan selama
ini.
a. Struktur Organisasi
Selama ini adanya rangkap
jabat antara administrasi dengan
kasir,
dimana
kasir
kadang
membantu
pekerjaan
bagian
administrasi.
Sebaiknya
ditambahkan
bagiankeuangan
yang mana kasir dibawahi oleh
bagian keuangan.
Disc
Promo
113
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
b. Sistem dan Prosedur Pembelian
Barang Dagangan
Selama
ini
hanya
ada
pencatatan pada bagin penjualan
tanpa ada proses dari bagian
penjualan
ke
gudang
untuk
mencocokan jumlah barang.
c. Praktek yang sehat
Sering terjadinya pencatatan
secara acak dan hanya mencatat
transaksinya saja tanpa mengurut
mana
yang
diterima
atau
dikeluarkan.
d. Kecakapan atas karyawan
terhadap bidangnya.
Semua sudah sesuai dengan
keahlian di bidang masing-masing
walau pun hanya li8ulusan SMK
2.
Evaluasi Sistem pengendalian
intern
Persediaan
Barang
Dagangan Yang Disarankan
a. Struktur Organisasi
sebaiknya menambah bagian
keuangan
dan
membawahi
bagian
kasir, dimana kasir .
sehimgga
pertanggungjawaan
masing-masing bidang sesuai.
b. Sistem dan Prosedur Pembelian
Barang Dagangan
Sebaiknya UD Kartika Motor
di Banjarmasin menambahkan
dokumen bagian gudang dan
bagian
penjualan.
Dan
membuatkan system pencatatan
yang
menggunakan
kartu
pencatatan persedian FIFO.
Diharapkan dengan adanya
kartu gudang ini akan lebih
memudahkan bagian gudang
untuk
mengetahui
dan
mengontrol posisi, letak dan
jumlah masing-masing barang
setiap saat.
c. Praktek yang sehat
Sebaikanya
melakukan
pencatatan secara teratur baik
untuk penomoran maupun data
persediaan yang ada.
d. Kecakapan atas karyawan
terhadap bidangnya.
Semua sudah sesuai dengan
keahlian di bidang masing-masing
walau pun hanya lulusan SMK.
Implikasi Hasil Penelitian
Dengan adanya perbaikanperbaikan yang disarankan oleh
penulis terhadap prosedur pambelian
dan penjualan barang dagangan pada
UD Kartika Motor Di Banjarmasin
maka diharapkan pengaruh-pengaruh
yang bersifat merugikan perusahaan
dapat dihindari atau dihilangkan, agar
kegiatan operasi perusahaan berjalan
dengan lancar. Adapun pengaruhpengaruh yang perlu diperbaiki dari
prosedur pembelian dan perjualan
Kesimpulan
1. Evaluasi Sistem pengendalian
intern
Persediaan Barang
Dagangan Yang Dijalankan
selama ini.
Struktur organisasi Selama
ini adanya rangkap jabat antara
administrasi
dengan
kasir,
dimana kasir kadang membantu
pekerjaan bagian administrasi.
Sistem dan Prosedur Pembelian
Barang Dagangan
selama ini hanya ada pencatatan
pada bagin penjualan tanpa ada
proses dari bagian penjualan ke
gudang
untuk
mencocokan
jumlah barang
,Praktek yang sehat
sering
terjadinya pencatatan secara
acak dan hanya mencatat
transaksinya saja tanpa mengurut
mana yang diterima aytau
dikeluarkan.
Kecakapan atas
karyawan terhadap bidangnya
semua sudah sesuai dengan
keahlian di bidang masing-masing
walau pun hanya lulusan SMK.
2. Sistem pengendalian intern
Persediaan Barang Dagangan
Yang Disarankan
Struktur
Organisasi
sebaiknya menambah bagian
keuangan
dan
membawahi
114
KINDAI Volume 9 Nomor 2, April – Juni 2013
bagian
kasir, dimana kasir .
sehimgga
pertanggungjawaan
masing-masing bidang sesuai.
Sistem dan Prosedur Pembelian
Barang
Dagangan, sebaiknya
UD Kartika Motor di Banjarmasin
menambahkan dokumen bagian
gudang dan bagian penjualan.
Dan
membuatkan
system
pencatatan yang menggunakan
kartu pencatatan persedian FIFO.
Diharapkan dengan adanya kartu
gudang
ini
akan
lebih
memudahkan bagian gudang
untuk
mengetahui
dan
mengontrol posisi, letak dan
jumlah masing-masing barang
setiap saat. Praktek yang sehat
Sebaikanya
melakukan
pencatatan secara teratur baik
untuk penomoran maupun data
persediaan yang ada. Kecakapan
atas
karyawan
terhadap
bidangnya Semua sudah sesuai
dengan keahlian di bidang
masing-masing walau pun hanya
lulusan SMK.
Saran
1. Sebaiknya
menambah
keuangan
UD
Kartika
pegawai
Motor
bagian
2. Sebaiknya menggunakan metode
pencatatan persediaan FIFO, agar
didalam pencatatan tidak banyak
memakan waktu dan dapat diketahui
jumlahnya langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Winwin
Yadiati,
2008,
Pengantar
Akuntansi, Edisi revisi, Penerbit
Prenada Media Groun.
Stephen A. Ross, Randolph w.
westerfield, Bradford D. Jordan,
2009,
Pengantar
Keuangan
Perusahaan, Edisi ke-8, Penerbi
Salemba Empat, Jakarta.
Haryono Jusup, 2011, Dasar-dasar
Akuntansi, Jilid 1, Edisi ke-7,
Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
Inriono Gitosudarmo, 2009, Perilaku
Keorganisasian, Penerbit BPFE
Yogyakarta.
Mulyadi, 2010, Sistem
Akuntansi ,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto, 2009, Pengantar Akuntansi,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Dasanatha v. Rama, Frederick L. Jones,
2008, Sistem Informasi Akuntansi,
Buku
2, Edisi 1, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Download