SITUASI DAN KONDISI WILAYAH KERJA DI ARAB SAUDI DAN ARMINA I. DESKRIPSI SINGKAT Perbedaan cuaca yang ekstrim antara Arab Saudi dan Indonesia dapat memicu munculnya penyakit yang jarang ditemukan di Indonesia. Banyaknya jemaah haji yang berusia lanjut dengan berbagai komorbiditas, suhu yang tinggi (saat musim panas) berkisar 40-50 oC, aktivitas fisik yang berat selama prosesi Haji merupakan faktor risiko munculnya berbagai eksaserbasi akut dari penyakit penyakit tertentu. Petugas kesehatan haji harus memahami dengan baik kondisi alam Arab Saudi dan situasi selama menjalankan ibadah haji agar dapat melakukan pertolongan dengan optimal II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Umum : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan situasi dan kondisi wilayah kerja di Arab Saudi dan Armina B. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskangambaran situasi dan kondisi wilayah kerja di Arab Saudi dan Armina III. POKOK BAHASAN Pokok bahasan pada modul ini Gambaran situasi dan kondisi wilayah kerja di Arab Saudi dan Armina IV. BAHAN BELAJAR 1. Flipchart, 2. Whiteboard 3. Alat tulis (ATK) 4. Materi Inti 1 Modul Pelatihan PPIH 2017 1 V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN A. Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas b. Fasilitator menyampaikan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat c. Fasilitator memperkenalkan diri 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan b. Menjawab salam B. Langkah 2 : Penyampaian pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menggali pendapat pembelajar tentang konsep gawat darurat b. Menyampaikan pokok bahasan 2. Kegiatan Peserta a. Memberikan pendapat dari pertanyaan Fasilitator b. Mendengar, mencatat hal-hal yang penting dalam materi c. Mengajukan pertanyaan kepada Fasilitator bila masih ada yang belum dipahami. C. Langkah 3: Kesimpulan 1. Kegiatan Fasilitator a. Merangkum poin-poin penting dari hasil proses kegiatan pembelajaran. b. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2. Kegiatan Peserta a. Mencatat hal-hal yang penting b. Membalas salam Modul Pelatihan PPIH 2017 2 VI. URAIAN MATERI Gambaran situasi dan kondisi wilayah kerja di Arab Saudi dan Armina Arab Saudi memiliki iklim gurun dengan cuaca yang cukup ekstrim, kelembaban udara yang rendah.Arab Saudi mengalami musim panas pada bulan Juni hingga Agustus, cuaca yang panas hingga 55°C, atau bahkan di beberapa daerah dapat mendekati angka 60°C.Namun ketika di bulan Desember atau Januari, biasanya dijumpai adalah musim dingin dengan suhu udara sampai 10°C. Maka, terutama bagi Jemaah yang telah berusia lanjut atau sensitif dengan cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin, permasalahan ini harus menjadi perhatian. Saat cuaca panas maka yang menjadi perhatian utama Jemaah dan petugas kesehatan adalah mencegah terjadinya dehidrasi dan sengatan panas. Lakukan berbagai upaya untuk menghindari dehidrasi diantaranya Hindari terik matahari langsung, terutama antara pukul 10 s.d 16 Selalu pakai topi atau payung dan masker saat keluar hotel atau rumah Gunakan pakaian yang cukup longgar, cerah dan menyerap keringat Gunakan krim pelembab kulit saat keluar hotel atau kemah Selalu membawa minum saat keluar kemah/hotel dan saat beribadah Minum setiap jam sekali 200 cc, kecuali ada kontraindikasi Sebelum memulai thawaf atau sa’i minum 2-3 gelas air Perbanyak makan buah segar yang mengandung air Hindari kopi dan teh, karena bersifat diuretik Hindari rokok Upayakan badan tetap segar dengan istirahat yang cukup Kondisi cuaca yang ekstrim dengan aktivitas fisik yang berat sering menjadi pemicu munculnya eksaserbasi akut berbagai penyakit kronik Modul Pelatihan PPIH 2017 3 yang diderita oleh Jemaah misal asma eksaserbasi akut, ppok eksaserbasi akut, komplikasi akut dari diabetes mellitus seperti hipoglikemia, krisis hiperglikemia dan sebagainya. Maka para Jemaah harus diedukasi untuk rutin periksa kesehatan dan tetap mengkonsumsi obat yang diminum sejak di tanah air. Selain itu para Jemaah harus menghindari terjadinya infeksi karena infeksi sering juga menjadi pemicu munculnya perburukan pada pasien. Saat menjalankan ibadah thawaf, sa’i atau perjalanan menuju jamarat memerlukan kondisi fisik yang baik, karena menempuh jarak yang cukup jauh dan berdesak desakan dengan Jemaah lainnya. Pada saat melakukan ibadah ini hal yang paling sering terjadi adalah kelelahan, terkadang muncul eksaserbasi akut ppok atau asma atau yang ekstrim dapat terjadi serangan jantung, maka petugas kesehatan harus bisa mengantisipasi dan memberikan pertolongan dengan segera bila terjadi kegawat daruratan. Jemaah haji Indonesia memiliki beragamnya latar belakang pendidikan, sosial budaya serta kondisi fisik yang berbeda, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji dan kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina. Semua hal tersebut merupakan risiko yang dapat berdampak terhadap kesehatan jemaah haji Indonesia dan tenaga kesehatan dituntut untuk mampu melakukan pendekatan edukasi, pencegahan dan tatalaksana kegawatdaruratan sesuai keberagaman latar belakang tersebut. Modul Pelatihan PPIH 2017 4