Modifikasi Kekerasan Baja Tahan Karat AISI 316L Dengan

advertisement
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Modifikasi Kekerasan Baja Tahan Karat AISI 316L Dengan Menggunakan
Proses Steel Ball Peening
Teguh Dwi Widodo1 *, Rudianto Raharjo2, Haslinda Kusumaningsih3 dan
Enggal Rakhmatulloh Rizky4
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya,
Jl. Veteran, Malang, Indonesia
[email protected]*
Abstrak
Baja tahan karat AISI 316L merupan baja tahan karat yang tidak dapat ditingkatkan sifat
mekanisnya dengan menggunakan heat treatment. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu
dengan mechanical treatment yang salah satunya yaitu steel ball peening. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh dari proses steel ball peening terhadap kekerasan permukaan baja
tahan karat AISI 316L. Pada penelitian ini baja tahan karat AISI 316L di perlakukan dengan proses
steel ball peening pada permukaanya dengan tekanan pada nozzle peening sebesar 6, 7, dan 8 bar.
Sedangkan peen ball yang digunakan yaitu stainless steel dengan kekerasan dan ukuran masing
masing 240 HVN dan 4 mm. Proses steel ball peening sendiri dilakukan selama 10 menit dengan
sudut penembakan 90º. Steel ball peening berhasil meningkatkan kekerasan baja tahan karat AISI
316L secara siknifikan. Kekersan meningkat dari 431 HVN untuk material tanpa perlakuan menjadi
680,7 HVN untuk material yang mengalami steel ball peening dengan tekanan 8 bar.
Kata kunci : STEEL BALL PEENING, SURFACE TREATMENT, STAINLESS STEEL 316L.
Pendahuluan
Kekerasan merupakan salah satu sifat
material yang utama [1]. Terdapat beberapa
metode untuk meningkatkan kekerasan suatu
material yaitu dengan cara merubah
komposisi kimia dari material, perlakuan
panas, dan pengerjaan dingin. Salah satu
bentuk pengerjaan dingin adalah Sand
blasting, Surface Mechanical Attrition
Treatmeant (SMAT) dan Steel ball peening.
AISI 316L stainless steel sudah secara luas
digunakan pada dunia rekayasa material di
dunia
indusstri
seperti
petrokimia,
pembangkit tenaga nuklir, dan biomedik.
Pada stainless steel tipe AISI 316L stainless
steel mempunyai kandungan karbon yang
rendah sehingga memiliki nilai ketahan
korosi, akan tetapi memiliki ketahanan lelah
yang rendah [2]. AISI 316L mengandung
unsur chromium (Cr) sehingga mampu
bertahan dari oksidasi yang menyebabkan
terjadinya karat. AISI 316L sangat sering
digunakan pada dunia ilmu biomedik karena
memiliki ketahanan krorosi yang tinggi dan
sangat cocok untuk bahan implan [3].
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan
berbagai studi telah dilakukan dalam
meningkatkan sifat mekanik satu material
salah satunya steel ball peening. Metode steel
ball peening dapat meningkatkan kekerasan
dan ketahanan lelah suatu material [4]. Dalam
perkembangannya
steel
ball
peening
digunakan untuk menghilangkan tegangan
sisa di permukaan material dengan memberi
tekanan pada permukaan sehingga terjadi
perubahan lapisan permukaan. Dalam
penelitian sebelumnya di laporkan bahwa
steel ball peening dapat meningkatkan
ketahan lelah dari 0 – 100 % tergantung
material spesimen dan media shot [5].
Dalam penelitian ini efek proses steel
ball peening pada baja tahan karat AISI 316L
diteliti.
Metode Penelitian
Stainless steel AISI 316L dengan dimensi
panjang 3 mm, lebar 3 mm dan tebal 2 mm
digunakan sebagai spesimen dalam penelitian
ini. Spesimen stainless steel AISI 316L
Material 37
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
dengan komposisi kimia (%wt) terlihat pada
Tabel 1.
spesimen dengan jarak setiap titik 50 µm
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Tabel 1. Komposisi kimia Stainless steel AISI
316 L
Karbon Mangan Fosfor Sulfur Silikon
(C)
(Mn)
(P)
(S)
(Si)
0,03
2,00
Molyb
Nitrogen
denum
(N)
(Mo)
0,045
2,0-3,0
67.8
0,10
Besi
(Fe)
0,03
Chrom
ium
(Cr)
16,018,0
0,75
Nikel
(Ni)
10,014,0
AISI
316
di
perlakukan
pada
permukaannya dengan beberapa variasi
tekanan pada nozel alat steel ball peening.
Tekanan shot divariasikan dengan tekanan 6
bar, 7 bar, dan 8 bar. Proses ini dilakukan
dengan intensitas waktu yang sama selama 5
menit dan jarak penembakan 2 cm
Gambar 2 Skema Pengujian Kekerasan
Hasil dan Pembahasan
Dari proses steel ball peening didapat nilai
kekerasan setelah diuji kekerasan dengan
metode vikers. Nilai kekerasan diambil setiap
50 µm tersebut kemudian dibandingkan
terhadap tekanan yang digunakan. Hasil dari
pengujian kekerasan ditunjukkan pada
Gambar 6.
Gambar 1 Skema penelitian
Sebelum proses peening dilakukan, dipoles
dengan menggunakan sand paper untuk
meminimalisir
ketidak
homogenan
permukaan dari specimen. Pemolesan
dilakukan dengan memanfaatkan sand paper
dari ukuran ISO 200 sampai ISO 1500.
Pada penelitian ini media shot yang
digunakan adalah stainless steel ball dengan
diameter 4 mm. Proses shot menggunakan
kompresor dan gun blaster sebagai alat shot.
Pengaturan tekanan dilakukan dengan
mengatur pressure gauge keluaran pada
nozzle.
Pengujian kekerasan menggunakan metode
Vickers. Pengujian specimen dilakukan
sebanyak 5 titik secara berurutan dari yang
paling tepi permukaan hingga ke tengah pada
Gambar 3 Grafik nilai pengujian kekerasan
AISI 316 L
Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai
kekerasan bertambah seiring jarak dari
permukaan steel ball peening. Semakin dekat
dengan permukaan nilai kekerasan pada AISI
316L yang diperlakukan semakin tinggi, hal
tersebut dikarenakan gaya yang bekerja pada
permukaan sampel besar pada permukaan dan
Material 37
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
menurun seiring jarak dari permukaan yang
terkenai proses steel ball peening. Hal
tersebut sesuai dengan penelitan sebelumnya
[3-5], pada proses steel ball peening terjadi
perubahan ukuran butir pada daerah
permukaan sehingga mempengaruhi nilai
kekerasan permukaan tersebut.
Hv meningkat mejadi kekerasan pada tekanan
6 bar sebesar 637 VHN, tekanan 7 bar
641VHN dan tekanan 8 bar 680.7 VHN .
KESIMPULAN
Proses steel ball peening dengan intensitas
waktu 5 menit semakin besar nilai tekanan
semakin besar nilai kekerasan pada AISI
316L hal ini disebabkan karena gaya tekan
yang diberikan pada permukaan AISI 316L
semakin besar sehingga kemungkinan
terjadinya deformasi pada material yang di
beri perlakuan semakin besar. Dengan
semakin besarnya kemungkinan deformasi
maka semakin halus butiran dari material
tersebut sehingga kekerasan permukaannya
akan naik seiring tekanan shot ball peening
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4 diagram hubungan kekerasan pada
jarak 50 µm pada tekanan yang berbeda
Pada gambar 4 menunjukkan bahwa
besarnya tekanan shot mempengaruhi hasil
dari kekerasan. Semakin besar tekanan shot
yang digunakan semakin besar nilai
kekerasannya hal tersebut disebabkan pada
proses steel ball peening terjadi pemberian
tekanan secara terus menerus pada permukaan
sehingga pada tekanan shot yang lebih besar
memberikan gaya yang lebih besar daripada
tekanan yang lainnya dikarenakan memiliki
gaya tekan yang lebih besar sehingga terjadi
deformasi
pada
permukkan
sehingga
mengubah kerapatan dan ukuran butir pada
permukaan.
Pada jarak 50µm dari permukaan
menunjukkan bahwa nilai kekerasan paling
tinggi pada tekanan 8 bar yaitu pada nilai
kekerasan 680.7 VHN pada diameter shot 4
mm.
Nilai kekerasan pada lapisan permukan
AISI 316L hasil steel ball peening
menunjukkan peningkatan menjadi dari 213
[10]
Arifvianto B, Suyitno,. Mahardika M,
P. Dewo, P.T. Iswanto, Salim U.A. Effect
of surface mechanical attrition treatment
(SMAT) on microhardness, surface
roughness and wettability of AISI 316L.
Material chem Materials Chemistry and
Physics, Vo. 125, pp 418 – 426.
[11]
Wang Li Zhao Xin Ding Ming-hui
Zheng. Surface modiļ¬cation of biomedical
AISI 316L stainless steel with zirconium
carbonitride coatings. Applied Surface
Science, Vol. 340, pp. 113 – 119.
[12]
Grinspan A. S., and Gnanamoorthy,
R., Surface Modification and Fatigue
Behaviour of HighPressure Oil Jet-Peened
Medium Carbon Steel, AISI 1040. Vol 129,
pp.601 – 606.
[13]
Azar ,V., Hashemi, B., Yazdi M. R.
2010. The effect of shot peening on fatigue
and corrosion behavior of 316L stainless
steel in Ringer's solution. Surface and
Coatings Technology, Vol. 2014, pp.
3546–3551
Malik A. U. dan Fozan S. A. 1993. Crevice
Corrosion Behavior of AISI 316L SS In
Arabian Gulf Seawater. SWCC, Vol.
26, pp. 901-922.
Material 37
Download