ABSTRACT HINO PRASETYO. Review of Fixed Income Mutual Funds’ Marketing Strategy Base on Profitability and Efficiency from 2006-2008. Under supervision of H. MUSA HUBEIS and ABDUL KOHAR IRWANTO. Nowadays, development of the financial industry, measurement and benchmarking the performance of a portfolio are managed professionally, such as mutual funds have become a very important issue for managers and investors. In Indonesia, one of the popular and attractive portfolio management of investors is the fixed income mutual funds. According to that situation, it required a set of measurement both the profitability and efficiency that ranked the best fixed income mutual funds. Therefore this research aims are (1) Identifying the most profitable of fixed income mutual funds from 2006-2008 using the Sharpe, Treynor and Jensen’s methods and it’s efficiency using Data Envelopment Analysis (DEA); (2) Analyzing the profitability and efficiency to get the best rank of fixed income mutual funds in Indonesia; (3) Developing a marketing strategy for the best fixed income mutual funds that have a good economic prospect for investor. The research used data from 134 fixed income mutual funds but only 54 that is available. The profitability was analyzed using Sharpe, Treynor and Jensen Methods and DEA for its efficiency. 17 from 54 mutual funds are efficient such as Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Fortis Prima II, Batavia Obligasi USD, BNI Dana Syariah and Danareksa Melati Dollar (US$). In developing the best marketing strategy, SWOT analysis was used. The results show that there are ten best fixed income mutual funds according to its great profitability and efficiency. Not just come from big margin of return but also their long life fund management. The best marketing strategy for investment management is focusing on investor segmentation base on their risk characterization. There are eight marketing strategy that can be adopted, (1) expanding market based on investor’s segmentation, (2) optimizing the bank rate, (3) increasing promotion for the right consumen, (4) optimizing the online media, (5) developing market position, (6) expanding new products with low cost investment, (7) increasing sosialization and below the line promotion and (8) implementing up-selling process. These strategies should be implemented by mutual fund’s management according to their companies’ condition and vision. Keywords: profitability, efficiency, fixed income mutual funds, data envelopment analysis, marketing strategy, investment management. ii RINGKASAN HINO PRASETYO. Kajian Strategi Pemasaran Reksadana Pendapatan Tetap Berbasis Profitabilitas dan Efisiensi pada periode 2006-2008. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS dan ABDUL KOHAR IRWANTO. Pembangunan ekonomi dalam mengembangkan kehidupan ekonomi rakyat bertumpu pada mekanisme ekonomi pasar yang seimbang, diarahkan dengan prinsip persaingan sehat, memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan nilai-nilai keadilan. Dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan, maka pemerintah perlu menyediakan pemodalan untuk menunjang tumbuh kembangnya sektor usaha, salah satunya melalui pasar modal. Berkembangnya pasar saham tentu tidak lepas dari peran investor yang menginvestasikan dananya pada instrumen-instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa, antara lain Reksadana. Reksadana memiliki laju pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan produk bank seperti deposito dan tabungan. Dengan kondisi tersebut, maka tidak berlebihan jika Reksadana sangat diminati oleh investor. Tidak semua Reksadana mampu memberikan laju pengembalian yang tinggi, sehingga investor harus pandai dalam melakukan pilihan terhadap Reksadana yang memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi Reksadana Pendapatan Tetap yang paling menguntungkan di Indonesia periode 2006-2008 dari sisi profitabilitas dengan menggunakan Metode Sharpe, Treynor, Jensen dan efisiensinya dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA); (2) Melakukan analisa penggabungan hasil perhitungan profitabilitas dan efisiensi sehingga diperoleh peringkat Reksadana pendapatan tetap terbaik di Indonesia; (3) Menyusun strategi pemasaran untuk produk Reksadana pendapatan tetap yang memiliki prospek ekonomi bagi investor. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2009, bertempat di BAPEPAM-LK dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan, suku bunga bulanan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan indeks obligasi gabungan yang diperoleh melalui database investor pemegang Reksadana Pendapatan Tetap di Bursa Efek Indonesia, BAPEPAM-LK, idx.com, Yahoo Finance, laporan keuangan dan prospektus masing-masing pengelola Reksadana. Metode perhitungan profitabilitas menggunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen dengan software pengolahan Microsoft Excel 2003. Untuk perhitungan efisiensi menggunakan Metode DEA dengan software DEAP 2.1. Sedangkan untuk pengukuran kombinasi pemeringkatan menggunakan dasar pembobotan berdasarkan hasil penelitian Korkeamaki dan Smythe tentang profitabilitas dan Cinca, et al tentang efisiensi Reksadana. Hasil penelitian menunjukkan Reksadana yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi menunjukkan kinerja baik pada kondisi pasar tidak stabil. Empat Reksadana terbaik yang terbukti tetap memberikan imbal hasil tinggi dengan kombinasi perhitungan Sharpe, Treynor dan Jensen adalah Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah dan Fortis Prima II. Sedangkan Reksadana dengan tingkat efisiensi tinggi iii menunjukkan kemampuan mengelola keuangan perusahaan dengan baik. Hal ini sangat diperlukan, terutama dalam bertahan di masa krisis, sehingga diharapkan di masa mendatang selalu memberikan hasil optimal bagi investor. Dari 54 Reksadana yang diuji terdapat 17 Reksadana yang efisien, diantaranya Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Fortis Prima II, Batavia Obligasi USD, BNI Dana Syariah dan Danareksa Melati Dollar (US$). Pemeringkatan Reksadana terbaik dari sisi profitabilitas dan efisiensinya dapat menjadi dasar keputusan investor dalam menempatkan dananya, yaitu besar keuntungan yang diperoleh dan kemampuan perusahaan investasi bertahan di masa depan. Sepuluh Reksadana pendapatan tetap yang masuk kategori terbaik adalah Schroder Dana Mantap, Fortis Prima II, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Samuel Dana Pasti, Mahanusa Dana Lestari, Danamas Pasti, Danareksa Melati Dollar (US$), Mandiri Investa Dana Utama dan BNI Dana Syariah. Strategi pemasaran terbaik yang dapat dipertimbangkan oleh pihak pengelola Reksadana adalah fokus pada segmen investor. Untuk pengelola Reksadana bertipe risk averse (Mahanusa Dana Lestari, Danareksa Melati Dollar (US$) dan BNI Dana Syariah) dengan segmen konsumen adalah ibu rumah tangga, PNS/ABRI dan pelajar/mahasiswa, tipe risk moderate (Fortis Prima II, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Danamas Pasti dan Mandiri Investa Dana Utama) dengan segmen konsumen usahawan dan pegawai swasta; tipe risk lover (Schroder Dana Mantap Plus dan Samuel Dana Pasti) dengan segmen konsumen usahawan skala menengah ke atas. Dengan membidik kelompok konsumen, maka biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi tepat guna dan sasaran. Selain itu ada delapan alternatif strategi berdasarkan analisa Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT), yaitu (1) Melakukan perluasan pasar sesuai dengan segmen investor, (2) Memanfaatkan tingkat suku bunga rendah, (3) Meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat, (4) Memanfaatkan media online, (5) Mempertahankan peringkat, (6) Mengembangkan produk baru dengan biaya investasi rendah, (7) Meningkatkan sosialisasi dan promosi dengan below the line dan (8) Melakukan up selling. Pengelola Reksadana dapat memberikan prioritas utama pada strategi yang dinilai sesuai dengan kondisi dan tujuan perusahaan. iv