interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan

advertisement
INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA
DALAM MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN
SISWA MADRASAH ALIYAH DIPONEGORO DI
DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN
KABUPATEN MAGELANG TAHUN
AJARAN2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
AlfanUmri Syaifulhaq
NIM : 11110051
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang
lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
munaqasyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi.
Salatiga,10 September 2014
Penulis
Alfan Umri Syaifulhaq
NIM: 11110051
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
Mufiq, S.Ag., M. Phil.
Dosen STAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp
: 5 Eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Saudara
: AlfanUmriSyaifulhaq
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,
Kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama
: AlfanUmriSyaifulhaq
NIM
: 11110051
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/PAI
Judul
: INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA
DALAM MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA
DI MADRASAH ALIYAH DIPONEGORO DESA
MENOREH KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN
MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 10 September 2014
Pembimbing
Mufiq, S.Ag., M. Phil.
NIP. 19690617 199603 1 004
iv
SKRIPSI
INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM
MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH
DIPONEGORO DI DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN
KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014
DISUSUN OLEH
ALFAN UMRI SYAIFULHAQ
11110051
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30
September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Moh. Khusen, M. Ag, MA.
__________________
Sekretaris Penguji
: Drs. Joko Sutopo
__________________
Penguji I
: Miftachur Rif’ah, M. Ag.
__________________
Penguji II
: Muh. Hafidz, M. Ag.
__________________
Penguji III
: Mufiq, S. Ag., M. Phil.
__________________
Salatiga, 6 Oktober 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr.H. Rahmat Hariyadi, M. Pd.
NIP. 19670112 199203 1 005
v
MOTTO
‫ﺎﺱ‬
ٍ ‫ﺳ ْﻬ ٍﻝ َﻗ ِﺭ ْﻳ‬
َ ‫ﺎﺭ ُﻛﻝ ﱡ َﻫ ﱢﻳ ٍﻥ ﻟَ ﱢﻳ ٍﻥ‬
ِ ‫ﺏ ﻣِﻥَ ﺍﻟ ﱠﻧ‬
ِ ‫ُﺣ ﱢﺭ َﻡ َﻋﻠَﻰ ﺍﻟ ﱠﻧ‬
“Diharamkan terhadap api neraka tiap-tiap orang lemah lembut lagi murah
senyumjuga dermawan kepada orang lain.”
(H.R Ahmad)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
1. Ayah semoga engkau bahagia disana, engkau telah mencurahkan doa dan
kasih sayang kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat
menyelesaikan skripsi ini dan engkau selalu berpesan kepadaku untuk
bersabar dalam menghadapi setiap masalah yang dihadapi.
2. Ibu yang selama ini telah mencurahkan doa dan kasih sayang kepadaku,
dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Kakakku, mbak Mifta, mbak Afifah, mbak Ratna yang mengingatkanku
untuk selalu optimis menjalani hidup.
4. Ponakanq,Muhammad Khariri Luqman , Muhammad Inwan Auwwabi dan
Muhammad Faiz Assajad yang senantiasa memberikan doa kepada aku,
semangat terus dalam mencari ilmu.
5. Keluarga besar Madrasah Aliyah Diponegoro,Kepala Madrasah Bapak
Ibu Guru dan Siswa yang telah membantu aku dalam menyelesaikan
skrips.
6. Santri-santriq Pondok Al Madinah yang sudah memberikan dukungan dan
kesabaran dalam hidupq.
7. Teman-teman PAI B dan teman-teman STAIN Salatiga yang tidak bias
akusebut satu persatu, terimakasih karena kalian telahmembuatku
mengerti arti persahabatan.
vii
ABSTRAK
Syaifulhaq, Alfan Umri. 2014. Interaksi antara guru dengan siswa dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro
Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun
Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.
Pembimbing Mufiq, S.Ag., M. Phil.
Kata kunci: Interaksi guru dengan siswa dan kedisiplinan
Penelitian ini membahas Interaksi antara guru dengan murid dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2013/2014 Fokus penelitian yang akan dikaji adalah: 1.Bagaimana
interaksi guru dengan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 2. Bagaimana konsep guru
dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro
Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 3. Adakah
faktor pendukung dan penghambat interaksi antara guru dengan siswa
dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro
Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka
kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung
sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang
mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk katakata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa
dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada,
lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan
tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan
menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa interaksi guru
dengan siswa bisa terjaga dan saling memahami dari guru dan murid.
Konsep guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa dilakukan dengan
berbagai macam kegiatan di Madrasah Aliyah Diponegoro. yaitu dengan
mentaati tata tertib Madrasah dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah
ada di Madrasah. Adapun faktor pendukung: siswa harus mempunyai sifat
terbuka kepada bapk ibu guru, adanya rasa kedekatan dari bapak ibu guru
kepada siswa, siswa menghormati bapak ibu guru dan guru bisa memahami
kepada siswanya. Sedangkan faktor penghambat: siswa mempunyai
kepribadian yang berbeda-beda, kurangnya rasa terbuka dari siswa kepada
bapakibu guru, siswa tidak bisa mentaati peraturan Madrasah, karakter
siswa berbeda-beda ada yang lemahlembut dan kasar. Harapan dari bapak
ibu guru agar interaksi guru dengan siswa bisa lebih baik, dan seorang guru
juga mudah dalam mengembangkan kedisiplinan siswa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “Interaksi antara guru dengan siswa dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro di Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Madrasah Aliayah
Diponegero.
2.
Bapak Sabil dan Ibu Alfiyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan
dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.
3.
Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah.
ix
4.
Bapak Mufiq, S.Ag.,M.Phil. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, memberikan nasihat, arahan serta masukan-masukan yang
sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5.
Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. selaku Kepala Prodi Pendidikan Agama Islam
STAIN Salatiga.
6.
Seluruh dosen dan petugas Administrasi Prodi Pendidikan Agama Islam
STAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah danpenelitian
berlangsung.
7.
Keluarga besar Madrasah Aliyah Diponegoro kepada Bapak Kepala
Madrasah, Bapak Drs. Bakri dan para dewan guru yang tidak bisa saya sebut
namanya satu persatu, serta para siswa-siswi yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Amin ya robbal ’alamin
Salatiga, 10 September 2014
Penulis
Alfan Umri Syaifulhaq
NIM: 11110051
x
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................iii
PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................iv
MOTTO …………………………………………………………………………..v
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Fokus Penelitian....................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................7
E. Definisi Oprasional……………………………………………………8
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan………………………………………………………..10
xi
2. Jenis Penelitian...............................................................................10
3. Kehadiran Peneliti..........................................................................11
4. Lokasi Penelitian............................................................................11
5. Sumber Data...................................................................................11
6. Prosedur Pengumpulan Data..........................................................12
7. Analisis Data..................................................................................14
8. Pengecekan Keabsahan Data..........................................................15
9. Tahap-tahap Penelitian...................................................................16
G. Sistematika Penulisan..........................................................................17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Interaksi
1. Pengertian Interaksi Sosial.............................................................19
2. Interaksi di dalam Al-Qur’an dan Hadis.........................................22
3. Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama...........................................23
4. Interaksi Sosial dan Struktur Sosial................................................25
5. Interaksi Edukatif Sebagai Proses………………………………..25
6. Ciri-ciri Interaksi Belajar Mengajar……………………………...26
7. Pengajaran Interaksional dan Landasannya……………………..29
B. Kedisiplinan
1. Kajian Tentang Kedisiplinan Siswa di Sekolah.............................30
2. Macam-macam Disiplin.................................................................34
3. Unsur-unsur Disiplin……………………………………………..35
4. Tujuan Disiplin…………………………………………………...35
xii
5. Indikator Kedisiplinan……………………………………………36
6. Fungsi Kedisiplinan………………………………………………38
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin……………………..40
8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri…………………………………..42
C. Interaksi antara Guru dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan
Siswa
1. Hubungan Guru dengan Murid.......................................................45
2. Peran Guru dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa..............47
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Diponegoro
1. Letak Geografis..............................................................................51
2. Sejarah............................................................................................51
3. Visi dan Misi...................................................................................52
4. Tata Tertib………………………………………………………..52
5. Kegiatan Siswa-Siswi.....................................................................55
6. Struktur Kepengurusan dan Pembagian Jam Mengajar.................57
7. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro............................58
B. Hasil Temuan Penelitian
1. Interaksi Guru dengan Siswa..........................................................59
2. Mengembangkan Kedisiplinan.......................................................62
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Interaksi Guru dengan siswa
dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa…………………….66
xiii
BAB IV PEMBAHASAN
A. Interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro
Desa Menoreh Kec.Salaman Kab. Magelang………………………..72
B. Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro
Desa Menoreh Kec. Salaman Kab. Magelang
1. Disiplin dengan Mentaati Tata Tertib……………………………75
2. Dengan Hukuman dan Penghargaan…………………………….76
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Interaksi Guru dengan Siswa
dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah
Diponegoro Desa Menoreh Kec. Salaman Kab. Magelang
1. Faktor Pendukung………………………………………………..78
2. Faktor Penghambat………………………………………………79
D.
Interaksi antara Siswa dengan Murid dalam Mengembangkan
Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh
Kec. Salaman Kab. Magelang……………………………………….80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................82
B. Saran....................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan dan Pembagian Jam Mengajar……………….57
Tabel 3.2 Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro………………………58
Tabel 3.3 Pengkodean……………………………………………………………59
Tabel 3.4 Pertanyaan Informan…………………………………………………..59
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu
maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu
yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama
antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan
situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian
kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau
komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkngan, interaksi dengan
sesamanya, interaksi antara guru dan murid,baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. (Sardiman, 2009: 1)
Seringkali timbul pendapat bahwa tindakan layak murid dimintai
pendapat mengenai usaha-usaha, tindakan-tindakan, serta rencana-rencana
yang dibuat oleh gurunya. Alasan pendapat ini ialah, bahwa pengetahuan
murid di bidang profesi pendidikan tidak sepadan dibandingkan dengan
pengetahuan guru. Alasan ini memang dapat dibenarkan. Akan tetapi murid
sebagai salah satu unsure pokok dalam interaksi, dan murid sebagai unsure
utama dalam mencapai tujuan pendidikan, adalah justru unsur yang paling
berkepentingan di dalaminteraksi itu. Bagaimanapun juga, tindakan-tindakan
guru harus berorientasi pada kemampuan dan kebutuhan murid.
Seorang guru yang baik dan bijaksana, adalah ditinjau dari sudut murid,
bukan dari sudut guru itu sendiri. Sebab itu, semata-mata dengan maksud
untuk menyempurnakan usaha guru, untuk mencapai hasil yang maksimal
demi kepentingan murid, sudah selayaknya guru membuka mata dan hatinya
terhadap penerimaan, pendapat dan penilaian murid mengenai berbagai hal
yang dikerjakan oleh guru itu. Guru harus jujur untuk menarik pelajaran dari
pengalaman. (Surakhmad, 1994: 138)
Guru harus menunjukkan dirinya sebagai orang yang selalu
memperhatikandan mengupayakan kebaikan untuk para murid tanpa pamrih.
Tidak membeda-bedakan mereka, meskipun latar belakang mereka sangat
beragam. Kasih sayang guru tidak saja kepada murid yang patuh dan hormat,
tetapi juga kepada murid yang nakal. Guru dalam konteks kasih sayang ini
tidak akan pernah merasakan terhina dan rendah diri dihadapan guru. Nabi
Muhammad Saw banyak memberi contoh akan kasih sayang ini dan para
sahabat mencontohnya. Kasih sayang yang mereka tunjukkan dipuji oleh
Allah sebagai kasih sayang yang melebihi terhadap diri mereka sendiri. Allah
berfirman dalam surat Al-Hasyr/59 ayat 9:
‫ﻚ ﻫُ ُﻢ‬
َ ِ‫ﻕ ُﺷ ﱠﺢ ﻧَ ْﻔ ِﺴ ِﻪ ﻓَﺄ ُ ْﻭﻟَﺌ‬
َ ‫ﺎﺻﺔٌ َﻭ َﻣﻦ ﻳُﻮ‬
َ ‫ُﻭﻥ َﻋﻠَﻰ ﺃَﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﻭﻟَ ْﻮ َﻛ‬
َ ‫َﻭﻳ ُْﺆﺛِﺮ‬
َ ‫ﺼ‬
َ ‫ﺎﻥ ﺑِ ِﻬ ْﻢ َﺧ‬
(9).‫ْﺍﻟ ُﻤﻔْﻠِﺤُﻮﻥ‬
Artinya: Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan
itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orangorang yang beruntung. (Depag, 2006: 546)
2
Seorang guru ketika menyampaikan ilmu dan melakukan interaksi
edukatif kepada murid-muridnya hendaklah dengan raut wajah yang tulus dan
dan senyum. Rasulullah Saw menjadi contoh sempurna tentang hal ini.
Perihal senyum Rasulullah, Abu Darda’ berkata:
‫ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺍﺑﻲ ﺛﻨﺎ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﺍﻧﺎ ﺑﻘﻴﺔ ﻋﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ‬
‫ ﻛﺎﻥ ﺍﺑﻮ‬:‫ﺍﻻﻧﺼﺎﺭﻱ ﻋﻦ ﺷﻴﺦ ﻳﻜﻨﻲ ﺍﺑﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺼﻤﺪ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻡ ﺍﻟﺪﺭﺩﺍء ﻧﻘﻮﻝ‬
‫ ﻣﺎ ﺭﺍﻳﺖ ﺍﻭ‬:‫ﺍﻟﺪﺭﺩﺍء ﺍﺫﺍ ﺣﺪﺙ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﺗﺒﺴﻢ ﻓﻘﻠﺖ ﻻ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻧﻚ ﺍﻱ ﺍﻣﺤﻖ ﻓﻘﺎﻝ‬
‫ﻣﺎ ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺪﺙ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﺍﻻ ﺗﺒﺴﻢ‬
Artinya:
Tidak pernah saya melihat atau mendengar Rasulullah Saw mengatakan
suatu perkataan kecuali sambil tersenyum.(H.R Imam Ahmad).
Guru
sebagai
pendidik
mempunyai
peranan
penting
dalam
mengembangkan disiplin diri siswa. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung para guru dituntunt untuk dapat melakukan control eksternal
dengan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat membentuk “self
discipline” siswa, sehingga diharapkan siswa dapat mentaati peraturan, norma
dan batasan-batasan perilaku dirinya. Upaya untuk mengembangkan disiplin
diri adalah melalui penanaman disiplin.Dengan penanaman disiplin ini guru
berusaha menciptakan situasi proses belajar mengajar yang dapat mendorong
siswa untuk berdisiplin diri dalam belajarnya.
Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara
guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model
model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru
mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan
3
kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai
orang tua, dan guru sebagai sejawat belajar. disiplin kelas, tata tertib
kelas,
pengendalian kelas, manajemen kelas atau apapun namanya,
merupakan hal yang amat krusial bagi seorang guru. Apabila seorang guru
tidak mampu memelihara disiplin dalam kelas maka kemungkinan proses
pembelajaran akan mengalami kegagalan. Kegiatan ini merupakan langkah
awal untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang kondusif.
Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering
terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif
dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : ada
kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta
didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran.
Sebagai agen sosialisasi (socializationagent), guru hendaknya
membelajarkan siswa tentang berbagai perilaku yang sesuai dengan tuntutan
situasi. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi
dengan siswa, guru
menyampaikan berbagai pesan kepada siswa agar dapat berperilaku sesuai
dengan situasi yang diharapkan di kelas.
Disiplin di sekolah merupakan hal yang penting dalam menunjang
keberhasilan tata tertib yang diterapkan di sekolah, yang di dalamnya
tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah diterapkan.
Disiplin yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar anak
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar lebih baik dalam
4
perkembangan anak didik. Adapun tujuannya adalah untuk perkembangan
pengendalian diri sendiri yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan
diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Karena itu orang tua
haruslah secara aktif dan terus menerus berusaha, untuk memainkan peranan
yang makin kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu, dengan cara bertahap
mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sendiri itu pada anakanak.
Di sekolah guru adalah orang tua kedua sebagai panutan anak-anak
didiknya. Oleh sebab itu disiplin bagi seorang guru merupakan bagian
penting dari tugas-tugas kependidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Tugas guru bukan saja melatih sikap disiplin pada anak didiknya, tetapi
mendisiplinkan diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran.
Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke
dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain
untuk mengajar. Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang
5
belajar, pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan prinsipprinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang nantinya mempengaruhi proses
belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan berfokus pada proses informasi,
keterampilan, nilai dan sikap diteruskan dari guru ke siswa di dalam kelas.
Psikologi pendidikan juga mencoba untuk membantu siswa dengan
menerapkan pengertian metode psikologi untuk menyelesaikan masalah
dalam situasi belajar dan mengajar.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM
MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA MADRASAH ALIYAH
DIPONEGORO DI DESA MENOREH
KECAMATAN
SALAMAN
KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana
interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah
Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
tahun ajaran 2013/2014?
2. Bagaimana Konsep Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di
Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014?
3. Adakah factor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan Siswa
dalam
mengembangkan
kedisiplinan
6
siswa
di
Madrasah
Aliyah
Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
tahun ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui
interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah
Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten
Magelang tahun ajaran 2013/2014.
2. Untuk Mengetahui Konsep Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat interaksi guru
dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah
Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten
Magelang tahun ajaran 2013/2014?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan tentang interaksi antara guru dengan siswa
dalam
mengembangkan
kedisiplinan
siswa
di
madrasah
Aliyah
Diponegoro di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan
di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
7
b. Bagi siswa dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di madrasah Aliyah
Diponegoro di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten
Magelang.
c. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bagi
semua warga sekolah Madrasah Aliyah Diponegoro.
d. Bagi
peneliti,
dapat memberikan
pengetahuan,
wawasan, dan
pengalaman baru dalam penelitian.
E. Difinisi Operasional
Dalam setiap uraian dapat menimbulkan penafsiran yang berbedabeda, maka penulis menjelaskan beberapa difinisi atau istilah yang dipakai
dalam
penelitian
ini.
Hal
ini
untuk
menghindari
terjadinya
kesalahpahaman dalam penafsiran terhadap definisi atau istilah –istilah
yang digunakan. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai
berikut:
1.
Interaksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Suharso dan Ana
Retnoningsih, 2005: 187)menyatakan bahwa interaksi adalah: saling
melakukan hubungan antara kedua belah pihak. Interaksi yang bernilai
pendidikan dalam dunia pendidikan ataupun yang disebut dengan interaksi
edukatif, sebagai contoh dari pola interaksi adalah dalam hal seorang guru
menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di
dalam kelas. Di dalam interaksi tersebut pada taraf pertama akan tampak
8
bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya proses interaksi
berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruhmempengaruhi antara kedua belah pihak. Sebagai contoh lain seorang guru
mengadakan diskusi diantara anak didiknya untuk memecahkan sebuah
persoalan, disinilah proses interaksi itu akan terjadi, adanya saling
memberikan pendapat yang berbeda satu sama lain.
2. Kedisiplinan
Kedisiplinan dalam kamus besar bahasa Indonesia (Suharso dan Ana
Retnoningsih, 2005: 124) berarti latihan batin dan watak dengan maksud
supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib sekolah. Berdisiplin
berarti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib.
Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di
lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas.
F. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan desain yang secara terusmenerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Desain ini tidak tersusun
secara ketat dan kaku, sehingga dapat diubah dan disesuaikan dengan
pengetahuan baru yang ditemukan. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat gambaran tentang suatu hal secara sistematis,
factual dan akurat. Data yang telah terkumpul disusun, dianalisis,
9
diinterpretasikan, dan disimpulkan sehingga memberikan suatu gambaran
tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata (Moleong, 2001 : 7).
2. Jenis Penelitian
Menurut Lexy Moleong, penelitian kualitataf adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis,
gambar dan bukan angka, yana mana data diperoleh dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Dengan penelitian kualitatif ini diharapkan
peneliti dapat memperoleh data secara mendetail tentang hal-hal yang
diteliti karena adanya hubungan langsung dengan responden atau obyek
penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
objektif, faktual, akurat dan sistematis, mengenai masalah-masalah yang
ada di penelitian ini. Sesuai dengan focus penelitian, maka masalah yang
dihadapi dalam penelitian ini adalah pola interaksi antara guru dengan
murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah
Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
Oleh karena itu, penelitian ini dapat disebut penelitian deskriptif
kualitatif karena dalam penelitian ini data primernya menggunakan data
yang bersifat data verbal yaitu berupa deskripsi yang diperoleh dari
pengamatan kegiatan pola interaksi antara guru dengan murid.
10
3. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa
kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati
dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk
selanjutnya ditelaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran
peneliti sangatlah penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai
instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam
serta terlibat aktif dalam penelitian.
4. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi
Madrasah Aliyah Diponegoro Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, karena di sekolah
ini masih banyak anak yang kurang disiplin dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah mereka, hal ini juga menjadi alasan penulis melakukan
penelitian di Sekolah tersebut .
5. Sumber Data
Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) Sumber
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam
penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari
informan yang dianggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari
dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Kata-kata atau tindakan
11
Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan / responden
pada waktu wawancara. Dengan kata lain data-data tersebut berupa
keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya: siswa,
guru dan kepala sekolah.
b. Data tertulis (dokumentasi)
Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari warga sekolah dan dokumendokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan subjek
penelitian.
c. Foto
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh beberapa
foto tentang “Interaksi dan Kedisiplinan di Madrasah Aliyah
Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
6. Prosedur Pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk mengumpulkan
keterangan-keterangan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Metode Interview
Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan
jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik dan
berlandaskan pada tujuan pendidikan Sutrisno Hadi (1987: 206).
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam, dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai seputar
penelitian yang lengkap dan mendalam. Metode ini akan digunakan
12
untuk mendapatkan data tentang interaksi antara guru dengan murid
dalam mengembangkan kedisiplinan belajar.
b. Metode observasi
Metode observasi adalah metode yang biasa diartikan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
diselidiki (Moleong, 2001:180). Metode ini digunakan untuk
mengetahui prosesi pola interaksi antara guru dengan murid dalam
mengembangkan kedisiplinan belajar siswa Madrasah Aliyah Di Desa
Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengamat nonpartisipan
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pokok dalam penelitian yang
dilakukan. Metode ini digunakan untuk mencari hal-hal atau variable
yang berupa catatan, buku, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 1987:
188) Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan geografis,
keadaan sekolah dan keadaan Guru dan Siswa di Desa Menoreh,
Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
7. Analisis Data
Menurut Imam Suprayogo dan Tobroni (2001 : 192 ) “ Kegiatan
analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah penelitian
memahami
fenomena
sosial
yang
sedang
diteliti
dan
setelah
mengumpulkan data yang dapat di analisis”, kegiatan-kegiatan analisis
selama penulis mengumpulkan data meliputi:
13
a.
Menetapkan fokus penelitian
b.
Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah
terkumpul
c.
Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan
temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.
d.
Pengembangan
pertanyaan-pertanyaan
analitik
dalam
rangka
pengumpulan data berikutnya; dan
e.
Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis
data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.
Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti. Jadi, “teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik
kesimpulan (verifikasi)” (Milles, 1992:16-18).
Dengan demikian, penulis akan menunjukkan laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian
laporan tersebut. Data penulis mungkin berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan sebagainya.
8. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan
menggunakan
data
kriteria
dalam
penelitian
kreadibilitas.
14
Hal
ini
ditentukan
inidimaksudkan
dengan
untuk
membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan
kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (
2000:175-178) dalam
pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan
dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,
triangulasi, pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi, analisis kasus
negative, kecukupan refesional, pengecekan anggota, uraian rinci dan
auditing. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan pengecekan
keabsahan data sebahai berikut:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan.
b. Ketekunan pengamatan
Bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
d. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi
Yaitu dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atauhasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan
rekan-rekan sejawat.
15
9. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan
1) Mengajukan judul penelitian
2) Menyusun proposal penelitian
3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing
b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:
1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus
penelitian
3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan
c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan:
1) Coding, organisir data, katagori, uji hipotesis,
2) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian
3) Pengecekan keabsahan data
d. Tahap penulisan laporan penelitian
1) Penulisan hasil penelitian
2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing
3) Perbaikan hasil konsultasi
4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian
5) Ujian munaqosah skripsi
16
G. Sistematika Penulisan
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai
pembahasan skripsi ini. Maka secara global penulis merinci dalam sistematika
pembahasan ini sebagai berikut :
Bab I : Merupakan kerangka dasar yang berisi Latar Belakang, Fokus
Penelitian,
Tujuan
Penelitian,
Manfaat
Penelitian,
Definisi
Operasional, Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian,
Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur
Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data,
Tahap-tahap Penelitian), dan Sistematika Pembahasan.
Bab II : Berisi tentang kajian pustaka, merupakan bagian yang menjelaskan
landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat:
pertama yaitu tentang interaksi guru dengan siswa yaitu mencakup:
pengertian interaksi, landasan interaksi guru dengan murid, tujuan
interaksi guru dengan murid, tanggung jawab guru dengan murid,
dan unsur-unsur guru dengan murid. Kedua menerangkan tentang
cara untuk mengembangkan kedisiplinan siwa yaitu pengertian dari
tata tertib, norma-norma, peraturan sekolah, tingkah laku siswa, cara
mengembangkan kedisiplinan siwa dan tujuan mengembangkan
kedisiplinan siswa.
Bab III : Berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan tentang
gambaran umumMadrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh
17
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. ( letak geografis, keadaan
sekolah, keadaan pendidikan, keadaan sosial ekonomi, kegiatan
keagamaan, dan struktur organisasi ) dan hasil wawancara.
BabIV:
Berisi
tentang
pembahasan
yang
merupakan
bagian
yang
menjelaskantemuan peneliti tentang mengembangkan kedisiplinan,
interaksi antara Guru dengan Siswa dan faktor penghambat dan
pendukung
di
Madrasah
Aliyah
Diponegoro
Desa
Menoreh
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
Bab V : Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di dalamnya
kesimpulan dan saran-saran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Interaksi
1. Pengertian Interaksi Sosial
Menurut Blumer (Goodman, 2004: 394) interaksi sosial adalah
proses ketika kemampuan berpikir dikembangkan dan diekspresikan.
Semua jenis interaksi, bukan hanya interaksi selama sosialisasi, memoles
kemampuan berpikir kita. Di luar itu, berpikir membangun proses
interaksi. Pada sebagian besar interaksi, aktor harus mempertimbangkan
orang lain untuk memutuskan ya atau tidak dan bagaimana menyesuaikan
aktivitas mereka dengan dengan aktivitas orang lain. Namun, tidak semua
interaksi melibatkan proses berpikir. Perbedaan yang dilakukan Blumer
(mengikuti Mead) antara dua bentuk dasar interaksi sosial relevan dalam
pokok pembahasan ini.
Menurut (Susanto, 1979: 44) interaksi sosial adalah akibat dari
proses komunikasi, yaitu: proses pengaruh- mempengaruhi dalam
masyarakat ataupun proses sosial. Penelitian menghasilkan, bahwa
interaksi dapat berlangsung karena orang mengharapkan keuntungan
ataupun ”reward” daripada komunikasinya.
Johnson mengatakan, di dalam masyarakat, interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu dengan individu lainnya, individu dengan
kelompok dan sebaliknya.Interaksi sosial memungkinkan masyarakat
19
berproses sedemikian rupa sehingga membangun satu pola hubungan.
Interaksi sosial dapat pula diandaikan dengan apa yang disebut Weber
sebagai tindakan sosial individu yang secara subyektif diarahkan terhadap
orang lain (Johnson, 1988: 214).
Menurut Kimball Young, interaksi sosial dapat berlangsung antara:
a. Orang-perorangan dengan kelompok atau kelompok dengan orangperorangan (there may be person to group or group to person
relation)
b. Kelompok dengan kelompok (there is group to group interaction)
c. Orang-perorangan (there is person to person interaction) (Taneko,
1990: 112).
Menurut Max Weber, metode yang bisa digunakan untuk memahami artiarti subjektif tindakan sosial seseorang adalah dengan Verstehen. Istilah
ini tidak hanya sekedar merupakan intropeksi yang Cuma bias digunakan
untuk memahami arti subjektif tindakan diri sendiri, bukan tindakan
subjektif orang lain. Sebaliknya, apa yang dimaksud Weber dengan
verstehen adalah kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk
menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya
mau dijelaskan dan situasi dan serta tujuan-tujuannya mau dilihat
menurut perspektif (Johnson, 1986: 216).
Interaksi sosial yang sesungguhnya terjadi adalah hubungan insan yang
bermakna.Melalui hubungan itu berlangsung kontak makna-makna yang
direspon kedua belah pihak.Makna-makna dikomunikasikan dalam
20
simbol-simbol. Misalnya rasa senang akan diungkapakan dengan
senyum, jabat tangan dan tindakan positif lainnya sebagai tambahan
rangsangan panca indra atau rangsangan pengertian penuh.
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya
orang perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam
itu baru akan terjadi apabila orang- oarang perorangan atau kelompokkelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk
mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan
lain sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah
dasar proses-proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubunganhubungan sosial yang dinamis.
Dengan demikian pengertian- pengertian tentang interaksi sosial ini
sangat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari banyak masalah
di dalam masyarakat. Umpamanya di Indonesia ini, dapat dibahas
mengenai bentuk- bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara
berbagai suku bangsa, antara golongan terpelajar dengan golongan
agama. Dengan mengetahui dan memahami perilaku kondisi-kondisi apa
yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi
sosial tertentu, maka pengetahuan kita dapat pula disumbangkan pada
usaha bersama yang dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat.
21
2. Interaksi guru dengan murid di dalam Al-Qur’an dan Hadis
a. Menurut Al-Qur’an
Allah SWT telah mengajarkandan Dia adalah peletak metode
samawi yang tiada taranyabahwa Rasul yang diutus untuk
menyampaikan risalah samawi kepada umat manusia, adalah seorang
pendidik yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral
maupun intelektual. Sehingga umat manusia meneladaninya,
menggunakan metodenya dalam hal kemuliaan, keutamaan dan
akhlak yang terpuji. Allah mengutus Nabi Saw sebagai teladan yang
baik bagi kaum muslimin sepanjang sejarah, dan bagi umat manusia
di setiap saat dan tempat, sebagai pelita yang menerangi dan purnama
yang memberi petunjuk.Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33
ayat 21:
‫ﺎﻥ ﻳَﺮْ ﺟُﻮﺍ ﷲَ َﻭ ْﺍﻟﻴَ ْﻮ َﻡ‬
َ ‫ﷲ ﺃُ ْﺳ َﻮﺓٌ َﺣ َﺴﻨَﺔٌ ﻟﱢ َﻤﻦ َﻛ‬
َ ‫ﻟﱠﻘَ ْﺪ َﻛ‬
ِ ‫ُﻮﻝ‬
ِ ‫ﺎﻥ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِﻓﻲ َﺭﺳ‬
{21} ‫ْﺍﻷَ ِﺧ َﺮ َﻭ َﺫ َﻛ َﺮ ﷲَ َﻛ ِﺜﻴﺮًﺍ‬
Artinya:Sungguh, telah ada suri teladan yang baik pada diri
Rasulullah bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah
dan kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
(Depag, 2006: 420).
b. Menurut Hadis
Sebagai calon guru agar dalam pengucapan suatu perkataan
hendaklah dengan terang dan jelas, supaya orang yang mendengarkan
(peserta didik) dapat memahami maksud yang disampaikan. Dan
22
apabila dengan ucapan pertamanya belum menjelaskan kepada
murid,maka guru itu wajib mengulanginya agar murid tersebut bisa
paham dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Perkataan yang jelas dan terang akan menjadi salah satu faktor
keberhasilan
suatu
pendidikan,
karena
jika
tidak
demikian
dikhawatirkan nantinya akan terjadi salah pengertian, ketika terjadi
salah pengertian bukan tidak mungkin justru peserta didik akan
melenceng dari yang diharapkan. Diharapkan dengan adanya
perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik mampu
mmenyerap dan memahami apa yang diharapkan oleh pendidik.
Dengan demikian sesuai hadis Rasulullah saw:
ْ َ‫َﻋ ْﻦ َﻋﺎﺋِ َﺸﺔَ َﺭ ِﺣ َﻤﻬﺎَﷲُ ﻗَﺎﻟ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ‬
َ ‫ﺖ َﻛ‬
َ ِ‫ﺎﻥ َﻛﻼَ ُﻡ َﺭﺳ ُْﻮ ِﻝ ﷲ‬
‫َﻭ َﺳﻠﱠ َﻢ َﻛﻼَﻣﺎَﻓَﺼْ ﻼَﻳَ ْﻔﻬَ ُﻤﻪُ ُﻛﻞﱡ َﻣ ْﻦ َﺳ ِﻤ َﻌﻪُ ﺍﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻮﺩﺍﻭﺩ ﻓﻲ‬
‫ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻻﺩﺏ‬
Artinya: Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya
perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas
memahamkan setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud
Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi.)
3. Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses- proses sosial adalah interaksi sosial (yang
juga dapat dinamakan proses sosial), oleh karena itu interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain
dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari
interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hunbungan-hubungan sosial
23
yang
dinamis,
yang
menyangkut
hubungan
antara
orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu,
interaksi sosial dimulai; pada saat itu mereka saling menegur, berjabat
tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitasaktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling
berbicara atau tidak saling menukar. Tanda-tanda interaksi sosial telah
terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya fihak lain yang
menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf.
Orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau
keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. Kesemuanya itu
menimbulkan kesan di dalam fikiran seseorang, yang kemudian
menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Suatu contoh interaksi sosial adalah seorang guru menghadapi
murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam
kelas. Di dalam interaksi sosial tersebut, pada taraf pertama akan tampak
bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya interaksi sosial
berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruh
mempengaruhi antara kedua belah fihak. Interaksi sosial, dengan
demikian hanya berlangsung antara fihak-fihak apabila terjadi reaksi dari
kedua belah fihak. Apabila seseorang memukul kursi misalnya, tidak
akan terjadi suatu interaksi sosial oleh karena kursi tersebut tidak akan
24
bereaksi dan mempengaruhi orang yang telah memukulnya. Interaksi
sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan
yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.(
Soekanto 1987: 50-52).
4. Interaksi Sosial dan Struktur Sosial
Telah dikatakan bahwa interaksi sosial didahului oleh suatu kontak
sosial, hal mana kemudian memungkinkan interaksi tadi karena adanya
komunikasi. Sebagai salah satu tahap penting dalam proses sosial dan
sosialisasi maka perlu ditinjau lagi apakah sebenernya proses sosial dan
interksi sosial itu. Menurut Lasswell dan Kaplan setiap proses sosial
melibatkan penerimaan ataupun penolakaan dari norma-norma yang
disebarkan secara sadar ataupun tidak sadar, secara langsung ataupun
tidak langsung. (Susanto,1979: 40-41).
5. Interaksi Edukatif Sebagai Proses
Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif karena pendidikan
menurut hakekatnya memang adalah satu peristiwa yang mempunyai
aspek normatif. Artinya, bahwa di dalam peristiwa pendidikan,
pendidikan dan anak didik berpegang pada ukuran, norma atau nilai yang
diyakini sebagai sesuatu yang baik. Agama, filsafah hidup, pandangan
terhadap individu dan masyarakat, kesusilaan, semuanya adalah sumbersumber norma dalam di dalam pendidikan. Ini adalah bidang pembahasan
25
teori dan filsafat ilmu mendidik.Ini merupakan dasar bertindak menilai
dan berfikir dari setiap pendidik.
Akan tetapi selain dari perumusan normatif pendidikan dapat pula
dirumuskan sebagai sebuah proses teknik, yakni apabila yang terutama
dilihat ialah peristiwa itu sebagai satu peristiwa kejadian. Sebagai sebuah
kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa, dan terikat dalam
satu situasi, serta terarah pada satu tujuan, pendidikan adalah satu
rangkaian peristiwa yang kompleks.Peristiwa tersebut adalah satu
rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia, rangkaian kegiatan
pengaruh- mempengaruhi.Satu rangkaian perubahan dan pertumbuhan
fungsi- fungsi jasmaniah, pertumbuhan watak, pertumbuhan intelek,
pertumbuhan
sosial.Semua
itu
tercakup
didalam
peristiwa
pendidikan.(Surakhmad, 1994: 16-17)
6. Ciri-Ciri Interaksi Belajar Mengajar
Edi Suardi dalam bukunya Pedagogik (1980) merinci ciri-ciri
interksai belajar mengajar, yaitu :
a. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu
anak dalam suatu perkembangan tertentu,inilah yang dimaksud
interaksi belajar mengajar itu sadar tujuan, dengan menempatkan
siswa sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai tujuan, unsur lainnya
sebagai pengantar dan pendukung.
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, didesain
untuk mencapai tujuan yan telah ditetapkan.
26
Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan
interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematika dan
relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan
yang lain, mungkin akan membutuhkan prosedur dan disain yang
berbeda pula. Sebagai contoh misalnya tujuan pembelajaran: agar
siswa dapat menunjukkan letak kota New York, tentu kegiatannya
tidak cocok kalau disuruh membaca dalam hati, dan begitu seterusnya.
c. Interaksi Belajar-Mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi
yang khusus.
Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok
untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam hal ini perlu
memperhatikan komponen-komponen yang lain, apalagi komponen
anak didik yang merupakan sentral. Materi harus sudah didisain dan
disiapkan sebelum berlangsungya interkasi belajar mengajar.
d. Ditandai dengan adanya aktifitas siswa.
Sebagai konsekuensi, bahwa siswa merupakan sentral maka aktivitas
siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar
mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini , baik secara fisik maupun
mental aktif. Inilah yang sesuai dengan CBSA. Jadi tidak ada gunanya
guru melakukan kegiatan interksi belajar mengajar, kalau siswa pasif
saja. Sebab para siswalah yang belajar , maka merekalah yang harus
melakukannya.
e. Dalam interaksi belajar mengajar, guru perperan sebagai pembimbing.
27
Dalam peranannya sebagai pembimbing ini guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi
yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi
proses belajar mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang
akan dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Guru
(“akan lebih baik bersama siswa”) sebagai designerakan memimpin
terjadinya interaksi belajar megajar.
f. Di dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin.
Disiplin dalam interaksi belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu
pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan
yang sudah ditaati oleh semua fihak dengansadar, baik fihak guru
maupun fihak siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan
atau tata tertib itu akan terlihat darimpelaksanaan prosedur. Jadi
langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang
sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator
pelanggaran disiplin.
g. Ada batas waktu
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam system berkelas
(kelompok siswa), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa
ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan
itu harus sudah tercapai.
28
7. Pengajaran Interaksional dan Landasannya
Pengajaran interaksional menekankan pada proses yang bersifat
dialogis. Dalam hal ini guru menyodorkan masalah kepada siswa,
selanjutnya dengan proses diskusi, siswa mengemukakan pandangan,
pendapat, argumentasi, juga menanggapi dan menyela atau mendukung
pendapat yang lain, sehingga ditemukan kesimpulan tentang masalah
yang dibahas itu.
Dasar pandangan pengajaran interaksional adalah bahwa hasil
belajar diperoleh melalui interaksi antara guru dengan siswa, dan siswasiswa yang lain, juga interaksi antara siswa dan bahan yang dipelajari,
serta antara pikiran siswa dengan kehidupannya.Pandangan ini berakar
dari falsafah yang memandang bahwa pada hakikatnya manusia sudah
mempunyai kemampuan untuk memikirkan dan menemukan jawaban
terhadap masalah kehidupan yang dihadapi.Fungsi pengajaran dalam hal
ini adalah menumbuhkan dan mengungkap kemampuan itu melalui upaya
penciptaan kondisi dan kemungkinan untuk tumbuh dan berkembangnya
hal itu. Oleh karena nya pengajaran tidak dilakukan dengan cara
“mengajari”tetapi dengan mengembangkan suasana dialogis.
Di samping itu, manusia pada hakikat nya dipandang sebagai makhluk
sosial .Sebagai makhluk sosial interaksi antara individu dengan
lingkungan sosialnya sangat dibutuhkan bagi perkembangan individu itu
sendiri, baik secara psikologis, maupun sosiologis.
29
Bahan pelajaran dalam pendidikan interaksional tidak disusun
berdasarkan suatu subjek tertentu. Melainkan dikembangkan dari
masalah sosio- kultural yang bersifat kontemporer. Berdasarkan masalah
itu diharapkan dapat ditemukan ide baru yang merupakan modifikasi dari
berbagai ide yang muncul dan berkembang.Oleh karena itu tidak
dijumpai kurikulum formal yang tersusun secara sistematis.
Secara psikologis, perkembangan mental anak dipandang sejalan
dengan
perkembangan
segi
kognitifnya
.Manusia
tumbuh
dan
berkembang dengan interaksinya dengan lingkungan, dan interaksi ini
dapat memungkinkan terjadinya kematangan pada diri individu itu
sendiri, terutama dalam menghadapi realita kehidupan.(Ali, 1992: 64-65).
B. Kedisiplinan
1. Kajian Tentang Kedisiplinan Siswa di Sekolah
Memahami pengertian tentang kedisiplinan siswa di sekolah secara
komprehensip, maka penulis terlebih dahulu akan menguraikan satu per
satu makna dari sikap disiplin siswa di sekolah agar dapat mempermudah
dalam memahami maksud dari sikap disiplin siswa di sekolah.
a. Pengertian Disiplin
Kita sering mendengar kata kedisiplinan, tetapi pada hakikatnya
mungkin kurang memahami apa yang dimaksud dengan kedisiplinan,
oleh karena itu kita akan membahas lebih mendalam tentang apa yang
dimaksud dengan kedisiplinan.
30
Kedisiplinan menurut bahasa berasal dari kata latin discipulus,
yang berarti siswa atau murid (Verhoven dan Carvallo, 169 : 320),
kemudian makna dari disiplin secara istilah yaitu disiplin adalah
latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan
peraturan yang ada.
Kemudian untuk memperkuat pemaknaan kedisiplinan, maka
akan kami paparkan beberapa pendapat dari para tokoh antara lain:
1) WJS Poerwadarminta, (1992: 16)
berpendapat, bahwa disiplin
adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib.
2) Hadari Nawawi berpendapat tentang disiplin sebagai berikut:
Disiplin dalam moral kerja diartikan sebagai usaha untuk mencegah
terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap semua ketentuan
yang disetujui bersama agar pemberian hukuman terhadap orang
lain dapt dihindari. (Nawawi, 1984: 128)
3) A.E.Hope ( dalam Kartini Kartono) berpendapat tentang disiplin
sebagai berikut: yang dimaksud disiplin di sini bukanlah tata tertib
sekolah melainkan sifat bertanggung jawab dari anak terhadap
peraturan-peraturan sekolah. ( Kartono, 1981: 205)
4) Hurlock ( 1981) Terdapat dua konsep tentang disiplin yang
berbeda, yaitu yang mengacu pada konsep negatif dan yang
mengacu pada konsep positif. Menurut konsep negatif, disiplin
berarti pemantauan melalui otoritas eksternal.
31
Konsep disiplin yang positif menekankan perkembangan di
dalam, yaitu disiplin diri dan control diri yang mengarah pada
motivasi
dari
dalam
diri.Konsep
negatif
mengarah
pada
kedisiplinan
yang
ketidakmatanan individu, begitu juga sebaliknya.
Dari
berbagai
pendapat
tentang
dikemukakan oleh para ahli pendidikan di atas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan dari pengertian disiplin yakni disiplin
merupakan suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang
tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan
yang ada dengan senang hati yang mana terdapat dua konsep yaitu
positif
dan
negatif
yang terdapat dalam mengembangkan
kedisiplinan siswa di sekolah.
Dalam kamus administrasi, The Liang Gie merumuskan
pengertian disiplin sebagai berikut: “disiplin adalah suatu keadaan
tata tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan
rasa senang hati ’’(1998:108).
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin diberi awalan ke dan
akhiranan. Menurut Poerwadarminta (2006:296), disiplin ialah
latihan
batin
perbuatannya
dan
selalu
watak
dengan
menaati
kemiliteran).
32
tata
maksud
tertib
supaya
(sekolahan
segala
atau
Sedangkan menurut Amatebun (1974:6) kedisiplinan adalah
keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam organisasi
tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang hati.
Disiplin
sangat
penting
dan
di
butuhkan
oleh
setiap
siswa.Karena Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap,
perilaku dan tata tertib.
Menurut Sutisna (1983: 97) istilah “disiplin” mengandung
banyak arti. Good’s Dictionary of Education menjelaskan
“disiplin” sebagai berikut:
a) Proses atau hasil pengarahan atau penegendalian keinginan,
dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk
mencapai tindakan yang lebih efektif.
b) Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif,
dan diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan.
c) Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui
hukuman dan atau hadiah.
d) Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak,
menyakitkan.
Sedang “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai kadar
karakteristik dan jenis keadaan serba teratur atau cara-cara
dimana keadaan teratur itu diperoleh pemeliharaan kondisi yang
membantu kepada pencapaian efisien fungsi-fungsi sekolah.
Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan tertib dimana
33
siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada
peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang
hati.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa
kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan
atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada
dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri. Disiplin
sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata tertib
kehidupan sekolah yang akan mengantar seorang siswa sukses
dalam belajar. Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan
suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Sutisna
(1983: 97).
2.
Macam-macam Disiplin
Definisi di atas menyimpulkan ada dua pengertian adanya tentang disiplin,
(Sutisna, 1987: 98).yaitu:
a. Disiplin positif atau konstruktif
Yaitu proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri,
keadaan teratur, dan efisiensi.
34
b. Disiplin negatif atau otoriter
Disiplin penggunaan ancaman dan hukuman untuk membuat orangorang merasa takut dan mematuhi perintah dan mengikuti perintah
hukum.
3. Unsur-unsur Disiplin.
Hampir di semua sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk
menyampaikan dan mengontrol berlakunya kedisiplinan dan peraturan bagi
sekolah yang bersangkutan. Semua peraturan baik yang berlaku umum
maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:
a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang.
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atas pelanggaran
peraturan.
c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang
dikenai peraturan tersebut (Arikunto, 1993: 123).
4. Tujuan Disiplin.
Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah
mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa
menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan
warga negara yang baik.
Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
sekolah adalah :
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
35
c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh
sekolah, dan
d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting
dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar
akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang
akan menjadikan siswa sukses dalam belajar.
5. Indikator Kedisiplinan
Menurut Tu’u (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah
mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/ perubahan
hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan
sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan
teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri
saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi
(2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:
1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas
pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) Ketaatan
terhadap kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:
36
a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan
di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya.
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib
yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang
berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin
sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang
dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar
berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.
b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.Jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa ataumenarik, maka timbulah
kebosanan. Sehingga ia tidak lagi suka belajar. Maka dari itu agar siswa
dapat memperhatikan pelajaran dengan baik. Siswa harus mau
mengerjakan tugas dengan senang, memperhatikan guru mengajar,
respon terhadap guru yang sedang mengajar dan menanyakan pelajaran
yang diajarkan jika kurang paham.
37
c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan
tugas
sendiri
tanpa
menyontek
punya
temannya,sertabertanya kepada teman tugas yang di berikan jika tidak
masuk.
d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.
Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan
belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran, sangat
dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Menurut
Wahyuningrum (2004: 4) “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu
usaha”.
Dalam hal ini siswa harus menggunakan fasilitas dengan baik,
menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Tidak merusak
ataupun menyalahgunakan fasilitas tersebut ke dalam hal-hal yang dapat
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
6. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,
sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tu’u (2004:38-44)
adalah:
38
a. Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan
hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor
lingkungan.
Disiplin
yang
diterapkan
di
masing-masing
lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian
yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa
mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama
kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun
kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,
teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan
dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke
satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib
yang ada di sekolah tersebut.
39
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman
bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi
terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran.
Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses
kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang
peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta
peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara
konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan
menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan
perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi
siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak
mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa
sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin
perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai
dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara
tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara
40
kontinyu. Menurut
Tu’u (2004:48-49) ada empat faktor dominan yang
mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu:
a. Kesadaran diri
Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan
dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat
kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri
akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan
disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.
b. Pengikutan dan ketaatan
Disiplin bisa dikembangkan dengan cara mengikuti kegiatan yang
ada di sekoah. Siswa juga harus mentaati sebuah peraturan di sekolah,
dengan adanya ketaatan siswa dalam mentaati peraturan yang telah
ada.Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang
mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya
kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang
kuat.
c. Alat pendidikan
Dalam pendidikan ada sebuah alat atau cara membentuk perilaku
siswa agar bisa berperilaku yang baik. Karena adanya alat pendidikan
tersebut, untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
41
d. Hukuman
Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua
hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua
karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan
meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang
sesuai dengan harapan.
8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri.
Tumbuhnya
sikap
kedisiplinan
bukan
merupakan
peristiwa
mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak
dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan
secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh
orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan
terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku
kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti: kebiasaan bangun
pagi, mengatur tempat tidur, setelah itu segara menuju ke kamar mandi,
serta yang lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari
sikap kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai
yang tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada siswa. Pembentukan
sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga ini akan
merupakan modal besar bagi pembentukan sikap disiplin di lingkungan
sekolah (Arikunto, 1993: 119). Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2008:
123-125) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
42
a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima,hangat dan terbuka;
b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang
efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan
siswa;
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami
dari perilaku yang salah;
d. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
e. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang
dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi
masalah;
f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan
keterlibatan.
Guru
perlu
bersikap
positif
dan
bertanggung jawab;
g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh
oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
h. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
kondusif;
43
i. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi,
dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada harihari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk
mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.
Upaya mencapai disiplin diri yang tinggi diperlukan cara atau
metode pembinaan yang baik. Metode atau cara yang baik berarti
pembinaan tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kemauan orang
yang dibina serta harapan pembina.
Crow and Crow (1990:117) berpendapat tentang upaya yang
dilakukan untuk pembinaan disiplin diri antara lain:
a. Menumbuhkan rasa penyesalan.
b. Memindahkan tempat duduk atau kelas yang disadari anak sebagai
hukuman yang diharapkan dapat menyadarkan atas pelanggaran dan
diharapkan dapat mengurangi kesempatan untuk melanggar peraturan
lagi.
c. Hukuman jasmani atau bisa disebut “Crop Oral Punishment”.
d. Denda.
e. Manahan anak dikelas.
f. Tugas tambahan.
g. Mendiamkan anak karena kelakuannya yang salah, agar anak tersebut
menyadari dengan sendirinya. Kalau anak tersebut mempunyai
perasaan akan butuhnya perhatian dari pendidik.
44
h. Mendorong dan memberi hadiah.
i. Memberi pengertian yang baik dengan contoh yang baik.
j. Pujian.
k. Mengirimnya kepada kepala sekolah.
Disiplin diri berhubungan erat dengan kesadaran diri, kesadaran
akan keadaan dirinya dan keadaan disekitarnya. Dalam kaitannya dengan
kesadaran diri, maka pembinaan disiplin perlu didasarkan pada cinta
kasih, salah satu wujud konkret adalah penciptaan suasana tenang
maksudnya berbagai macam tekanan dan paksaan pembina misalnya
orang tua atau guru itu ditiadakan karena cukup sulit untuk
menumbuhkan kesadaran dengan paksaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan sikap disiplin
akan membuat siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar yang
baik, juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang
baik. Dengan sikap disiplin akan memungkinkan untuk memperoleh serta
mendapatkan prestasi dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-lebih
dalam korelasinya dengan prestasi belajar.
C. Interaksi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Mengembangkan
Kedisiplinan Siswa
1. Hubungan Guru dengan Siswa
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi
komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara
mengorganisasikan materi, metode yang di terapkan , media yang di
45
pergunakan, dan lain-lain. Tetapi di samping komponen-komponen pokok
yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, ada faktor lain yang ikut
mempengaruhi keberasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara guru
dan siswa .
Hubungan guru dan siswa /anak didik di dalam proses belajar-mengajar
merupakan faktor yang sangat mentukan. Bagaimanapun baiknya bahan
pelajaran yang di berikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
dipergunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan
yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluaranyang tidak
diinginkan.
Dalam hubungan ini salah-satu cara adalah adanya contact-hours
didalam hubungan guru dan siswa.Contact-hour satau jam-jam bertemu
antara guru-siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam
presentasi di muka kelas seperti biasanya.Untuk tingkat perguruan tinggi
peranan contact-hoursini sangat penting sekali.
Perlu digarisbawahi bahwa kegiatan belajar mengajar, tidak hanya
melalui presentasi atau sistem kuliah di depan kelas. Bahkan sementara
dikatakan bahwa metode dengan kuliah (presentasi) tidaklah dianggap
sebagai satu-satunya proses belajar yang efisien bila ditinjau baik dari segi
pengembangan sikap dan fikiran intelektual yang kritis dan kreatif.
Dengan demikian bentuk-bentuk kegiatan belajar selain melalui
pengajaran di depan kelas, perlu diperhatikan bentuk-bentuk
kegiatan
belajar-mengajar yang lain. Cara-cara atau bentuk-bentuk belajar yang lain
46
itu antara lain dapat melalui dengan contact –hourstadi. Dalam saat-saat
semacam itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah. Guru dapat
menanyai dan mengungkap keadaan siswa dan sebaliknya siswa
mengajukan berbagai persoalan-persoalan dan hambatan yang sedang
dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang
humanistik. Memang guru yang menerapkan prinsip-prinsip humanistic
approach akantergolong padahumanistic teacher. Hal ini jelas akan sangat
membantu keberhasilan studi para siswa. Berasil dan arti sekedar tahu atau
mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi akan menyentuh pada soal
sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik. Dengan
demikian tujuan kemanusiaan harus selalu diperhatikan, sehingga salahsatu hasil pendidikan yang diharapkan yakni human people, yakni manusia
yang memiliki kesadaran untuk memperlakukan orang lain dengan penuh
respect dan dignity.
2.
Peranan Guru Dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa
Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan
“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru.
Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang
terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai
kegiatan interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi
perananny. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan
47
perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajarmengajar dan berinteraksi dengan siswanya. (Sardiman, 2010: 143-144)
Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan
sebagai berikut
a. Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat
yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi
inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan
tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang
diajarkan.
b. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai
pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan
(subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya
dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan
anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang
tua.
c. James W. Brown, mengemumukan bahwa tugas dan peranan guru
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-sehari, mengontrol
dan mengawasi kegiatan siswa.
d. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan
bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide
tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan
sikap. (Sardiman, 2010: 77-78)
48
Dalam rangka mengembangkan disiplin diri siswa dalam belajar,
(Yusuf, 1989: 60) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian uru yaitu sebagai berikut:
a. Guru hendaknya menjadi model bagi siswa
Guru
hendaknya
moral,.sehingga
ia
berperilaku
menjadi
yang
figur
mencerminkan
sentral
bagi
nilai-nilai
siswa
dalam
menerjemahkan nilai-nilai tersebut dalam perilakunya, seperti berlaku
jujur, berdisiplin dalam melaksanakan tugas, rajin belajar dan bersikap
optimis dalam menghadapi persoalan hidup.
b. Guru hendaknya memahami dan menghargai pribadi siswa.
c. Guru hendaknya memahami bahwa setiap siswa memiliki kelebihan
dan kekurangannya.
d. Guru mau menghargai pendapat siswa.
e. Guru hendaknya tidak mendominasi siswa.
f. Guru hendaknya tidak mencemooh siswa, jika nilai pelajaran kurang
atau pekerjaan rumahnya kurang memadai.
g. Guru memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku atau
berprestasi baik.
h. Guru memberikan bimbingan kepada siswa.
i. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan yang
bersuasana membantu perkembangan siswa.
j. Memberikan informasi tentang cara-cara belajar yang efektif.
49
k. Mengadakan dialog tentang tujuan dan manfaat peraturan belajar yang
ditetapkan sekolah (guru) dengan siswa.
l. Membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
m. Membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar.
n. Membantu siswa yang mengalami masalah, terutama masalah belajar
dan
o. Memberikan informasi tentang nilai- nilai yang berlaku, dan
mendorong. siswa agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
50
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA
A. Gambaran umum Madrasah Aliyah Diponegoro Dusun Kamal Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
1. Letak Geografis
Madrasah Aliyah Diponegoro berada dengan satu kompleks Madrasah
Tsanawiyah Pangeran Diponegero, di dusun Kamal desa Menoreh
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Sebelah timur Madrasah Aliyah
Diponegoro terdapat pondok pesantren Nurul Falah, dimana para santri juga
sambil sekolah di Madrasah Aliyah Diponegoro dari berbagai daerah.
Madrasah Aliyah Diponegoro juga mempunyai halaman yang luas,
bangunan yang sudah terbentuk dengan baik dan rapi. Sebelah halaman
Madrasah juga terdapat bangunan Masjid yang lumayan besar. Masjid
tersebut juga digunakan untuk melaksanakan salat dzuhur
dengan
berjamaah oleh siswa-siswi MA Aliyah dan Mts Diponegoro.
2. Sejarah
Madrasah Aliyah Diponegoro berdiri pada tanggal 16 Desember 2003,
akan tetapi sebelumnya sudah ada madarasah
dan sempat mengalami
kevakuman. Akhirnya ditutup madrasah tersebut. Alhamdulillah atas
perjuangan bapak ibu guru sampai sekarang Madrasah Aliyah Diponegoro
bisa berdiri lagi dengan murid yang lumayan banyak. Bapak ibu guru
Madrasah mengharapkan dengan adanya sekolah tersebut akan membantu
51
para siswa-siswi di Madrasah Aliyah untuk memperdalam ilmu-ilmu yang
bersifat umum maupun ilmu tentang agama Islam.
3. Visi dan Misi
b. Visi
Terwujudnya Generasi Islam Yang ‘Alim, ‘Aqil, Tekun Beribadah,
Berakhlak Karimah Dan Unggul Dalam Prestasi.
c. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam
pencapaian
prestasi akademik dan non akademik.
2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari AlQur’an dan menjalankan ajaran agama Islam.
3) Mewujudkan
pembentukan
karakter
islami
yang
mampu
profesionalisme
tenaga
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
4) Meningkatkan
pengetahuan
dan
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
trasparan, akuntabel.
4. Tata Tertib Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Diponegoro
a. Masuk Madrasah
1) Semua siswa siswi wajib membaca Al- Qur’an secara bersama-sama
di dalam kelas sebelum KBM dimulai.
2) Siswa-siswi yang datang terlambat tidak di perkenankan langsung
masuk kelas sebelum mendapat ijin tertulis dari guru piket.
52
3) Siswa-siswi yang ijin, harus disertai surat ijin yang di tandatangani
oleh Orang tua/Wali Siswa-siswi dan mengetahui Ketua RT atau
pengurus pondok.
4) Siswa-siswi yang ijin pada waktu masuk kembali, harus melapor
kepada Kepala Madrasah dengan membawa surat-surat yang di
perlukan.
5) Siswa-siswi tidak diperbolehkan meninggalkan Madrasah selama
jam pelajaran berlangsung tanpa surat ijin guru piket.
b. Kewajiban siswa-siswi
1) Taat kepada Bapak/ibu guru dan peraturan Madrasah selama jam
pelajaran berlangsung tanpa surat ijin dari guru piket.
2) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot
dan peralatan Madrasah.
3) Membantu kelancaran pelajaran, baik pelajaran di kelasnya maupun
di Madrasah pada umumnya.
4) Ikut menjaga nama baik Madrasah, guru dan pelajar pada umumnya,
baik di dalam maupun di luar Madrasah.
5) Saling menghargai antar sesama siswa-siswi.
6) Melengkapi atribut seragam Madrasah.
7) Ikut membantu dalam membangun TATA TERTIB Madrasah agar
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dapat berjalan secara kondusif
dan teratur.
53
d. Larangan siswa-siswi
1) Menerima tamu di Madrasah tanpa seijin Kepala Madrsah atau guru
piket.
2) Memakai perhiasan atau aksesoris berlebihan serta berdandan yang
tidak sesuai dengan kepribadian islami.
3) Merokok, minum-minuman keras dilingkungan Madrasah.
4) Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar
teman.
5) Membuat, mengikuti atau melindungi anak-anak nakal dan genggeng terlarang.
6) Dilarang membawa atau menggunakan HP di Madrasah.
7) Dilarang membawa sepeda motor di Madrasah.
8) Dilarang ijin sekolah melalui sms atau telepon, kecuali melalui
telepon dengan menghubungi nomor
HP Kepala Madrasah,
Walikelas, dan nomor telepon Madrasah.
e. Pakaian dan lain-lain
1) Setiap siswa –siswi wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai
dengan ketentuan Madrasah.
2) Siswa-siswi dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat
kecantikan dan kosmetik yang berlebihan.
3) Bagi siswa rambut harus rapi, bersih dan terpelihara.
4) Pakaian selain seragam Madrasah tidak boleh di pakai selama di
lingkungan Madrasah.
54
5. Kegiatan siswa-siswi Madrasah Aliyah Diponegoro
Dewan Ambalan Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman mengadakan
kegiatan kemah Bakti tahun ajaran 2013/2014 di Brojonalan Wanuerjo,
kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, Sabtu-Minggu (3-4/5) lalu.
Kegiatan kemah yang diikuti 50 siswa tersebut, mengusung tema
“membangun sikap sosialisasi” terhadap masyarakat an peduli terhadap
lingkungan.
“Berdasarkan peritiwa erupsi beberapa gunung berapi kemarin, Merapi dan
Kelud, membuat sebagian tumbuhan dan tanaman mati, terkena abu
vulkanik, termasuk tempat wisata seperti candi.Melihat hal itu kami
berinisiatif meaksanakan bakti sosial dalam kemasan kegiatan kemah
sebagai wujud sumpahsih kami selaku pramuka,” ucap Ka Gudep MA P
Diponegoro, Nugroho Nur Cahyo, kemarin.
Sebab itu sebagai kegiatan inti kemah akti tersebut, adalah gerakan tanam
seribu pohon, serta melakukan bersih lingkungan,termasuk membersihkan
tempat wisata Cadi Pawon yang terletak Brojonalan. Adapun bibit pohon
yang ditanam dalam kegiatan tersebut, buah-buahan.Tujuan kegiatan
tersebut agar dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat melalui
buahnya kelak.Karena sesuai dengan Tri Satya Pramuka Penegak, Pramua
harus ikut serta membangun kesejahteraan masyarakat.
“Menurut hemat kami dengan bibit pohon buah buahan, nantinya akan
memberikan manfaat kepada masyarakat.Karena bisa diambil buahnya.
Kemudian untuk kegiatan Candi Pawon bekerja sama dengan balai
55
Konservasi Borobudur, untuk membersihkan abu vulkanik yang masih
tersisa. Gerakan tanam seribu pohon tersebut juga bertujuan untuk
mendukung pariwisata Candi Pawon, agar lingkiungan lebih asri dan teduh
dengan keberadaan pepohonan itu, “papar Cahyo.
Tidak hanya itu, Pramuka Madrasah Aliyah Diponegoro juga memberikan
bantuan sembako kepada warga setempat, serta mengadakan beberapa
lomba anak sebagai media belajr dan hiburan anak anak.
“Selain peduli terhadap lingkungan, kepedulian kami juga mengarah kepada
warga setempat, dengan cara memberikan bantuan sembako, dan hiburan
lomba anak, seperti mewarnai, melukis dan permainan bola,” jelas Danton
pangakalan Langgar Agung MadrasahAliyah
Diponegoro Siti Ulfiyah.
Kepala sekolah Madrasah Aliyah Diponegoro, Bakri menuturkan, kegiatan
tersebut juga dalam rangka menumbuhkan kemandirian anak, kepedulian,
serta kerja sama dalam kelompok, sebagai bekal dalam kehidupan
masyarakat kelak.
“Anak didik perlu mendapatkan pengalaman terjun ke masyarakat, salah
satunya melalui kegiatan ini, sehingga nantinya bsa diaplikasikan dalam
kehidupan bermasyarakat,” tutur Bakri.
56
6. Struktur Kepengurusan dan pembagian jam mengajar
Tabel 3. 1
Struktur kepengurusan dan pembagian jam mengajar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama
Drs. Bakri
David Setyo
Hermawan,
S.E.
Nurlabinah,
S.Ag
Djamhari,
BA
Nugroho
Nur Cahyo,
S.Pd. Ind
Asepta
Gumawan,
S.E.
Rofiatul
Chasanah,
S.Pd.I
Rosyida
Hikmawati
S.Pd
Samiun,
S.Pd
Yayuk
Mudrikah
S.Pd
Laila
Fitriana,
S.Pd
Istiqomah
Muh Fadhil
Nur
Andriawan
Jabatan
Kepala
Madrasah
Waka
Kurikulum, Ka.
Lab Komputer
Bendahara I
Waka Sarpras
Waka
Kesiswaan
Mengajar
X.1
Kelas
X.2 XI
IPS
XII
IPS
Jml
Jam
Bahasa Arab
2
2
2
2
8
Ekonomi
Fisika
TIK
3
2
2
3
2
2
4
2
5
2
27
Fiqih
2
2
2
2
8
2
2
-
2
2
-
2
2
1
2
1
2
18
4
2
4
2
4
2
4
1
23
Qur’an
Hadits
Aqidah
Akhlaq
SKI
Bhs.
Indonesia
Bhs. Jawa
Wali Kelas XI
PKn
Penjaskes
2
2
2
2
2
2
2
2
16
Wali Kelas
XII, Ka.
Perpustakaan
Sosiologi
Sejarah
3
2
3
2
4
2
4
2
22
Bendahara II
Geografi
BP/BK
Keterampilan
3
1
1
3
1
1
4
1
1
4
1
-
21
Waka humas,
Wali Kelas X.1
Bhs. Inggris
4
4
5
5
18
Guru
Keterampilan
Seni Budaya
Biologi
1
2
1
2
1
-
1
1
-
9
Wali Kelas X.2
Matematika
Kimia
4
2
4
2
5
-
5
-
22
Kearsipan
Tata Usaha
Tukang
Kebun
-
-
-
-
48
48
48
144
Pegawai
Pegawai
Pegawai
JUMLAH
57
Ket
7.
Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro
Tabel 3. 2
Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro
rana Prasarana
mlah
uang Kepala Sekolah dan tata usaha ruang
(TU)
uang Guru
ruang
elas
ruang
rpustakaan
ruang
ks
ruang
amar mandi
ruang
eja Kepala Sekolah
set
eja Guru
set
eja TU
set
eja komputer
set
Adapun sarana prasarana yang lainnya di Madrasah Aliyah juga
terdapat halaman sekolah yang luas, dimana setiap seminggu sekali
digunakan untuk upacara bendera, bermain basket dan bola volly.
Siswa –siswi Madrasah juga merasa senang dan puas, karena bisa
menggunakan halaman sekolah yang cukup luas. Selain itu di
58
Madrasah juga terdapat alat-alat kebersihan, seperti: Sapu lidi, sapu
lantai, sulak, alat pel dan tempat sampah.
B. Hasil Temuan Penelitian
Tabel 3.3
Pengkodean
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kode
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Informan
Kepala Madrasah
Waka Kesiswaan
Guru Sosiolgi dan Sejarah
Guru BK
Guru Qur’an Hadis dan Akidah Akhlak
Guru Ekonomi dan Fisika
Ketua Osis
Siswa kelas XII IPS
Siswa kelas XI IPS
Siswa kelas X
Tabel 3.4
Pertanyaan Informan
No
1.
Kode
I
2.
II
3.
III
Pertanyaan
Bagaimana Interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah
Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014
Bagaimana Konsep Guru dalam mengembangkan Kedisiplinan
Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2013/2014
Adakah faktor pendukung dan penghambat Interaksi Guru
dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di
Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014
59
1. Interaksi Guru dengan Murid
“Beliau mengatakan interaksi memang penting di Madrasah, maka
dari itu dalam mempererat interaksi antara guru dengan murid
yaitu: mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ektrakulikuler,
pramuka dan baksos. Karena harapan dari bapak kepala
Madrasah dengan adanya kegiatan tersebut, siswa akan terlibat
dan berlatih bagaimana cara untuk menjadi orang yang
bertanggung jawab. (A/I/09/05/2014. Jam 09.WIB).
Jadi interaksi guru dengan murid dilakukan dengan cara murid
harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ada di madrasah
tersebut. Seorang guru juga harus memberikan arahan yang baik kepada
muridnya, agar dengan arahan dan mengikuti kegiatan yang ada di
madrasah bisa berinteraksi dengan baik.Oleh karena itu sebaiknya guru
membuka hati untuk murid-murid, guru tidak sungkan untuk bercanda,
menyampaikan materi pelajaran dengan baik, peduli dengan murid dan
mau bersama mereka. Guru mau menjadi tempat curhat murid, lalu mau
menjadi teman mereka sehingga mereka pun menjadi dekat dan sayang.
“Kegiatan yang diterapkan dalam mempererat hubungan antara guru
dengan murid, yaitu dengan melaksanakan salat dzuhur secara
berjamaah antara para siswa dengan bapak ibu guru di madrasah.
Sebelum kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai, para
siswa membaca Al-Qur’an terlebih dahulu, dengan didampingi
oleh masing-masing guru yang mengajar jam pertama.
(E/I/09/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Jadi agar interaksi guru dengn murid bisa berjalan dengan baik, maka
siswa harus menjalankan salat dzuhur dengan berjamaah.Di samping itu
siswa juga harus mengikuti kegiatan darus atau membaca Al-Qur’an
yang dilaksanakan sebelum kegaiatan KBM dimulai.
60
“Dalam berinterksi antara guru dengan murid, seorang guru harus
bisa mengerti dan memahami keadaan siswa. Maksudnya ketika
siswa itu membutuhkan perhatian dari seorang guru, maka guru
juga segera merespon kepada murid dalam kegiatan apapun.
(C/I/09/05/2014 Jam 11.30 WIB).
Jadi dengan perhatian guru kepada murid akan mengahasilkan
hubungan yang baik serta seorang guru harus merespon atau tanggap
ketika murid mengalami kendala dalam memahami pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
“Interaksi lebih berdasarkan kasih sayang dan saling pengertian
oleh karenanya keterbukaan siswa dalam hal permasalahan
pribadi maupun masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
dapat terungkap”. (I/I/10/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Jadi dengan adanya kedekatan, rasa perhatian di madrasah serta
guru sebagai orang tua yang selalu memberikan kasih sayang dan
membimbing. Maka interaksi guru dengan murid akan menjadi baik dan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
“Peran guru pembimbing agar interaksi bisa berjalan baik,
dilakukan dengan cara mengembangkan kreativitas siswa dalam
belajarnya. Siswa dapat menggunakan daya kreasinya untuk
mampu belajar dengan kreatif dan sesuai dengan
kemampuannya”. (D/I/10/05/2014 Jam 11.00 WIB).
Jadi guru memberikan kesempatan kepada muridnya, agar dalam
kegitan pembelajaran murid tersebut bisa berkreasi semaksimal mungkin,
guru dengan kreatifitas tersebut siswa akan merasa diperhatikan dan
merasa bahwa dirinya diberi tugas dan ada kepedulian terhadap siswanya.
“Upaya yang dilakukan oleh siswa kepada guru dalam berinteraksi
dilakukan dengan cara mendekati guru, dan mengajak
berbincang-bincang kepada guru tersebut. Karena ketika siswa
61
mau mendekati dan berbicara dengan guru tidak ada rasa
sungkan ataupun malu dalam menyampaikan masalah apapun
kaitannya dengan kegiatan-kegiatan di sekolah”. (D/I/12/05/2014
Jam 10.00 WIB).
Ketika murid berani mendekati guru serta mengajak berbicara
tentang masalah yang sedang dihadapinya, maka hubungan guru dengan
murid akan dekat dan merasa kalau murid tersebut mendapatkan
perhatian dari bapak atau ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro.
“Agar siswa bisa berinteraksi terhadap guru dengan baik, maka
siswa harus selalu bersikap sopan, berbicara yang baik kepada
bapak ibu guru dan mentaati peraturann yang telah ditetapkan
dari pihak sekolah tersebut”. (D/I/13/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Jadi siswa harus menghormati dan berkata yang sopan serta
berperilaku sesuai dengan apa yang diajarkan oleh bapak ibu guru di
Madrasah. Karena harapan dari bapak ibu guru semua siswa Madrasah
Aliyah Diponegoro mempunyai akhlakul karimah.
2. Mengembangkan kedisiplinan
“Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan. Dalam
pendidikan ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah
sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin
terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang
baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib
dan teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang
baik, hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah,
yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta
peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Dalam hal ini,
penerapan dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para
siswa agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung
jawab dewasa dan disiplin”. (A/II/09/05/2014 Jam 09.30 WIB).
Jadi disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan
dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi
62
kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka
belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal
positif yaitu melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi
hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar
beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu, sehingga muncul
keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
“Dalam mengembangkan kedisiplinan siswa para pengurus osis
melaksanakan kegiatan baris berbaris, karena harapan para
guru dan siswa dengan adanya baris-berbaris siswa akan
membentuk kepribadian dan watak yang tegas dalam
melaksanakan kegiatan apapun di dalam sekolah tersebut.
Siswa juga akan mempunyai jiwa kepemimpinan dan rasa
tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugas dari seorang
siswa”. (B/II/12/05/2014 Jam 08.00 WIB).
Jadi kedisiplinan akan berkembang, ketika siswa- siswi Madrasah
mengikuti kegitan-kegiatan di sekolah dengan baik dan terkontrol.
Siswa juga dilatih untuk menyelesaikan masalah terhadap siswa yang
telah melanggar peraturan di Madrasah tersebut. Apabila siswa tersebut
belum bisa menyelesaikan masalahnya akan ditindaklanjuti oleh guru
BK.
“Ketika siswa telah melanggar peraturan yang telah dibuat
oleh Madrasah , maka siswa tersebut akan mendapatkan
sanksi. Misalnya siswa yang tidak mengikuti salat dzuhur
dengan berjamaah, maka akan mendapatkan sanksi dari pihak
yang mengabsen waktu salat dzuhur berjamaah berlangsung.
Adapun sanksi yang diberikan kepada siswa tersebut di
antaranya membersihkan halaman sekolah, siswa berdiri di
halaman sekolah dengan diberi arahan dan teguran dari
guru.Tujuannya agar siswa yang diberi hukuman tersebut bisa
berdisiplin dalam mengikuti salat dzuhur berjamaah bersama
siswa dan bapak ibu guru di Madrasah Aliyah
Diponegoro”.(C/II/12/05/2014 Jam 11.00 WIB).
63
Jadi dengan adanya salat dzuhur secara berjamaah, harapan dari
guru kedisiplinan akan lebih berkembang dan terarah dengan lebih
baik. Maka dari itu ketika siswa tidak mengikuti salat duhur dengan
berjamaah akan mendapatkan hukuman dari siswa yang bertugas
mengabsen salat duhur dengan berjamaah.
“Apabila ada siswa yang telah sulit diarahkan dan tidak mau
mendengarkan nasihat guru, serta melebihi point karena
melanggar peraturan, maka siswa tersebut disuruh membuat
surat pernyataan dengan disekoring selama1 minggu. Dengan
demikian siswa akan berfikir dan merenungi betapa
pentingnya mentaati peraturan yang telah ditetapkan dari
pihak sekolah, dan harapannya siswa bisa berdisiplin dengan
baik di Madrasah Aliyah Diponegero”. (D/II/13/05/2014 Jam
11.00 WIB).
Kedisiplinan akan menjadi baik dengan adanya siswa yang telat
harus izin kepada guru piket, dan yang tidak masuk sekolah maka
harus menyerahkan surat keterangan dari dokter yang diberikan kepada
guru piket.
“Dalam mengembangkan kedisiplinan siswa, siswa harus bisa
mentaati semua perturan yang ada di Madrasah Aliyah
Diponegoro.Peraturan tersebut di antaranya, ketika siswasiswi sudah mendengarkan bel masuk kelas, semua siswa yang
membawa hp dititipkan ke petugas yang bersangkutan. Siswa
yang datang terlambat akan mendapatkan hukuman dari guru
piket, dengan membersihkan lingkungan Madrasah Aliyah
Diponegoro. Ketika siswa lewat ataupun berpapasan kepada
bapak ibu guru, siwa harus menyapa dan tidak boleh berkata
yang tidak sopan dalam kegiatan apapun”. (J/II/12/05/2014
Jam 10.00 WIB).
Jadi siswa yang telat datang ke madrasah, maka siswa tersebut
akan mendapatkan hukuman dari guru piket, dengan membersihkan
64
lingkungan Madrasah Aliyah Diponegoro. Siswa juga berkata yang
sopan dan berperilaku yang baik kepada bapak ibu guru di Madrasah.
“Menegakkan hukum dan keadilan dalam kedisiplinan, akan
menjadi baik dan tertata dengan sesuai harapan dari bapak ibu
guru serta semua warga Madrasah Aliyah Diponegoro.Maksud
dari menegakkan hukum yaitu lebih diperketat lagi dalam
menertibkan pelanggaraan yang dilakukan oleh siswa itu
sendiri. Selanjutnya disiplin bisa diterapkan dengan baik yaitu
dengan cara menegakkan keadilan, maksudnya siswa yang
melanggar peraturan maka diberi hukuman sesuai dengan apa
yang dilakukan oleh siswa tersebut dalam pelanggarannya.
Dengan demikian siswa akan bisa mengerti dan memahami
bahwa dirinya telah melakukan kesalahan, dan mau menerima
dengan hukuman yang telah diberikan kepada siswa yang
bersangkutan”. (I/II/14/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Jadi dengan adanya penegakan hukum dan keadilan, diharapkan
siswa akan menjadi baik dalam melaksanakan kegiatan apa saja yang
ada di Madrasah Aliyah Diponegoro. Karena adanya hukuman dan
keadilan siswa merasa takut untuk melanggar peraturan yang telah ada
di Madrasah.
“Kedisiplinan akan berkembang dengan baik dengan adanya
peringatan atau teguran terhadap siswa yang telah melanggar
tata tertib di Madrasah Aliyah Diponegoro. Siswa yang
mendapatkan teguran dari bapak ibu guru akan bisa mengerti
kalau perbuatan yang dilakukan itu tidak baik.Pastinya guru
dalam menegur siswa yang melanggar tidak bosan-bosannya
untuk menegurnya, maka siswa tersebut akan berfikir bahwa
teguran yang disampaikan oleh bapak ibu guru tujuannya untuk
menjadikan siswa tersebut mematuhi peraturan yang telah
ada”. (H/II/15/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Dengan demikian sangatlah penting sebuah teguran dari bapak atau
ibu guru di madrasah,karena harapan dari bapak ibu guru agar para
65
siswa-siswi di madrasah bisa mentaati peraturan yang telah ditetapkan
dari pihak Madrasah Aliyah Diponegoro.
3.
Faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa
dalam mengembangkan kedisiplinan siswa
a. Faktor pendukung
“Adapun faktor pendukung dalam menjalin hubungan siswa
dan guru serta mengembangkan kedisiplinan yaitu dengan
cara melaksanakan kegiatan KBM dengan baik. Misalnya
dalam pembelajaran tersebut guru harus merespon dan
mempunyai rasa peduli terhadap muridnya dalam kegiatan
pembelajaran. Selanjutnya adanya fasilitas yang memadai
dan mencukupi dalam melaksanakan pembelajaran”.
(A/III/09/05/2014 Jam 09.30 WIB).
Jadi faktor pendukung dalam mengembangkan kedisiplina
yaitu kegiatan belajar mengajar harus berjalan dengan lancar, dan
adanya sarana prasarana yang memadai dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan di Madrasah Aliyah Diponegoro.
“Dalam mengembangkan kedisiplinan siswa, dibentuklah
organisasi,seperti : osis, kepramukaan dan kegiatan baksos
yang diadakan oleh para siswa. Karena dengan kegiatankegitan tersebut akan menumbuhkan rasa peduli,
menghargai dan membentuk karakter yang baik bagi siswa
itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan akan
terbentuk kedisiplinan yang baik, dengan cara melaksanakn
kegiatan-kegiatan kaitannya dengan kegiatan yang telah
diwajibkan dari sekolah itu sendiri”. (B/III/12/05/2014 Jam
08.00 WIB).
Jadi adanya kegiatan-kegiatan di Madrasah,maka siswasiswi bisa berinteraksi dengan baik dan mengikuti kegiatan
kegiatan
tersebut
dengan
Diponegoro.
66
disiplin
di
Madrasah
Aliyah
“Cara berinteraksi guru dengan siswa dalam mengembangkan
kedisiplinan, adanya kedekatan antara guru dengan siswa
itu sendiri. Siswa juga harus aktif mengikuti kegaiatankegiatan yang ada di Madrasah, karena harapan dari guru,
siswa yang aktif tersebut akan sering bertemu dengan
bapak ibu guru dan mempunyai rasa keterbukaan dalam
berkomunikasi. Setelah siswa melaksanakan perbuatan
tersebut pasti sikap disiplin di madrasah akan lebih baik
dan terarah”. (D/III/12/05/2014 Jam 11.00 WIB).
Jadi faktor pendukung dalam mengembangkan kedisiplinan
yaitu dengan adanya rasa kedekatan terhadap bapak ibu guru di
Madrasah dan rasa keterbukaan dalam berkomunikasi kepada
bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro.
“Siswa yang aktif dalam kegiatan apapun, akan mudah
untuk berinteraksi dengan bapak ibu guru di Madrasah, dan
dalam kegiatan tersebut mempunyai rasa terbuka,
maksudnya tidak pemalu, sungkan dan minder dalam
berkomunikasi kepada bapk ibu guru di Madrasah. Siswa
yang demikian pasti disiplin dalam mentaati sebuah
peraturan di Madrasah, karena siswa tersebut tau kalau
dirinya melanggar sebuah peraturan yang ada, akan
mendapatkan hukuman dari bapak ibu guru di Madrasah
Aliyah Diponegoro”. (C/III/12/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Jadi sangatlah penting bagi siswa dengan adanya rasa
terbuka dan tidak pemalu dalam berkomunikasi kepada bapk ibu
guru di Madrasah.Karena dengan perilaku tersebut siswa bisa
lebih dekat kepada bapak ibu guru serta bisa mentaati peraturan
yang telah ada dengan disiplin.
“Antara siswa dan guru harus menjalin hubungan yang baik,
maksudnya hubungan tersebut adalah seorang siswa
menghormati kepada bapak ibu guru, seorang guru juga
harus menyanyangi kepada murd-muridnya. Dengan kata
lain yang muda harus menghormati yang tua, dan yang tua
harus menyayangi dan memberikan perhatian kepada yang
muda. Karena dengan perilaku tersebut dalam berinteraksi
67
dan mengembengakan kedisiplinan di Madrasah, akan
berjalan dengan lancar dan harmonis dalam melaksanakan
kegiatan apapun”. (E/III/12/05/2014 Jam 12.30 WIB).
Jadi rasa hormat menghormati dan saling menyayangi
antara siswa dan murid, menjadi faktor pendukung adanya
interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro.
“Untuk faktor pendukung menurut saya guru harus lebih
memperhatikan lagi kepada siswa dalam kegiatan apapun
di Madrasah. Karena dengan perhatian guru tersebut akan
mudah seorang guru untuk berkomunikasi dan memberikan
arahan kepada siswanya”. (G/III/12/09/2014 Jam 11.30
WIB).
Jadi dengan rasa perhatian guru, dalam proses kegiatan
apapun akan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan bapak
ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro.
“Ya menurut saya faktor pendukungnya siswa tersebut
mempunyai keberanian berbicara kepada bapak ibu guru,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas”.
(I/III/15/09/2014Jam 10.00 WIB).
Maka dari itu agar siswa bisa berinteraksi dengan guru
secara baik dan lancar, siswa tersebut harus berani menyampaikan
hal-hal yang merasa belum paham dalam kegiatan apapun.
b. Faktor penghambat
“Dalam menjalin hubungan guru dengan siswa guna
mengembangkan kedisiplinan, ada beberapa faktor
penghambat yaitu, adanya kepribadian siswa yang berbedabeda, karena siswa tersebut ada yang berasal dari desa dan
ada juga yang dari perkotaan.Di samping itu siswa juga
membawa karakter yang berbeda-beda dalam menjalin
68
hubungan kepada bapak ibu guru di Madrasah Aliyah
Diponegoro. (A/III/09/05/2014 Jam 09.30 WIB).
Adanya kepribadian siswa yang berbeda-beda, dapat menjadi
hambatan dalam mentaati peraturan yang telah ada di Madrasah
tersebut.
“Siswa yang datang dari berbagai daerah pastiya membawa
berbagai karakter yang berbeda-beda. Maka dari itu
dengan adanya karakter yang berbeda menjadikan
hambatan dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di
madrasah.Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa,
mengharuskan siswa memakai pakaian yang rapi dan
sopan. Karena dengan memakai pakaian yang rapi dan
sopan siswa akan kelihatan kompak dalam memakai
seragam yang telah dipakai. Harapan guru setelah
memakai pakaian yang rapi dalam mengembangkan
kedisiplinan, akan lebih mudah dan terarah dala
melaksanakn kegiatan apapun”. (B/III/12/05/2014 Jam
08.00 WIB).
Jadi yang menjadi faktor penghambat dalam mengembangka
kedisiplinan yaitu: adanya kepribadian dan karakter yang
berbeda-beda, dimana perilaku tersebut dibawa dari tempat asal
masing-masing dari siswa tersebut.
“Dalam mengembangkan kedisiplinan, bahwasannya anak
tersebut pasif dalam kegiatan apapun, misalya: tidak mau
mengikuti organisasi maupun kegiatan ekstrakulikuler yang
ada di Madrasah Aliyah Diponegoro.Siswa yang tidak
mengikuti organisasi tersebut dikarenakan mempunyai rasa
takut dan malu ataupun belum terbiasa dalam
berorganisasi.Maka dari itu siswa yang seperti ini menjadi
faktor penghambat dalam berkomunikasi terhadap teman
maupun bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro”.
(D/III/12/05/2014 Jam 11.00 WIB).
69
Jadi
yang
menjadi
faktor
penghambat
dalam
mengembangkan kedisiplinan yaitu, siswa tidak pernah mengikuti
kegiatan-kegiatan yang telah ada Madrasah.
“Kurangnnya rasa keterbukaan kepada bapak ibu guru,
maka dengan sikap yang tidak terbuka, menjadi
penghambat dalam berinteraksi dan berdisiplin dalam
kegiatan apapun. Di samping itu siswa mempunyai sebuah
masalah yang dihadapinya di Madrasah, siswa tersebut
tidak mau bercerita dan dipendam saja dalam dirinya“.
(C/III/12/05/2014 Jam 10.00 WIB).
Jadi tidak adanya rasa keterbukaan pada siswa, dalam
menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapinya, maka perilaku
tersebut
menjadi
penghambat
dalam
berinteraksi
serta
mengembangkan kedisiplinan di Madarsah Aliyah Diponegoro.
“Belum bisa berdisiplin dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
yang telah ada di Madrasah, seperti: salat dzuhur dengan
berjamaah, pramuka, baksos, membantu kepada fakir
miskin dan sebagainya. Kegiatan tersebut telah menjadi
kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa- siswi di Madrasah,
siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan
baik, maka siswa tersebut dikatakan telah melanggar
sebuah peraturan yang telah ditetapkan oleh Madrasah”.
(E/III/12/05/2014 Jam 12.30 WIB).
Jadi siswa yang tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan
yang telah ada di Madrasah, siswa tersebut akan seenaknnya
sendiri dalam melakukan kegiatan apapun di Madrasah. Maka
dari itu siswa yang demikian menjadi penghambat dalam
berinterksi dan mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah
Diponegoro.
“Kalau saya lihat untuk faktor penghambatnya masih ada
juga guru yang belum bisa memahami karakter siswa
70
dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan yang
lainnya, karena terkadang dari pihak guru sendiri masih
susah untuk diajak berkomunikasi kepada siswanya”.
(G/III/12/09/2014 Jam 11.30 WIB).
Dengan demikian ketika seorang guru belum bisa
memahami karakter seorang siswa dan susah diajak untuk
berkomunikasi, maka dari pernyataaan di atas dapat dikatakan
menjadi faktor penghambat dalam berinteraksi.
“Ya kalau untuk faktor penghambat kadang siswa merasa
sungkan untuk menyampaikan masalah belajarnya, karena
ada rasa malu atau kurang percaya diri pada siswa
tersebut. Makanya siswa menjadi sulit untuk memahami
pelajaran yang disampaikan oleh bapak ibu guru di dalam
kelas ataupun di luar kelas”. (I/III/15/09/2014 Jam 10.00
WIB).
Jadi memang penting siswa sendiri tidak boleh sungkan
ataupun malu kepada bapak atau ibu guru di Madrasah, untuk
menyampaikan sesuatu yang belum paham dalam kegiaan belajar
mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
71
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Interaksi antara guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro
Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
a. Guru dengan siswa ada kedekatan dalam kegiatan apapun, karena
dengan rasa yang dekat dari bapak ibu guru, siswa akan merasa
diperhatikan. Akan tetapi rasa dekat antara guru dengan siswa itu
sendiri juga ada batasannya, maksudnya guru dalam berhubungan
kepada murid jangan terlalu dekat. Karena kalau terlalu dekat, siswa itu
sendiri akan menganggap guru itu seperti temannya sendiri. Dengan
demikian dalam berinteraksi antara guru dengan siswa akan
menghasilkan hubungan yang baik dalam kegiatan belajar mengajar,
baik di dalam kelas maupun diluar kelas, serta akan menghasilkan
hubungan yang sesuai dengan aturan yang ada di Madrasah Aliyah
Diponegoro.
b. Dalam menjalin interaksi, seorang guru harus bisa mengerti dan
memahami keadaan siswa dalam kegiatan apapun, misalnnya kegiatan
belajar mengajar, pramua, baksos dan ektrakulikuler yang ada di
Madrasah. Ketika guru bisa mengerti keadaan siswa dengan cara
memahami karakter siswa dalam kegiatan belajar mengajar maupun
yang
lainnya.
Maka
dalam
berinteraksi
akan
menghasilkan
pembelajaran yang optimal dan efektif dalam memahami pelajaran yang
disampaikan oleh bapak ibu guru. Selain itu guru juga harus
72
mengetahui latar belakang siswa yaitu dengan cara memahami,
bahwasannya siswa itu berasal dari berbagai daerah dan membawa
karakter yang berbeda-beda. Jadi interaksi guru dengan murid akan bisa
baik, ketika guru bisa mengerti keadaan muridnya dan memahami
karakter siswa di Madrasah Aliayah Diponegoro.
c. Sebelum
kegiatan
belajar
mengajar dimulai
guru
dan
siswa
melaksanakan kegiatan darus atau membaca Al-Qur’an dengan
bersama-sama di ruang kelas masing-masing. Karena harapan dari
bapak ibu guru, dengan kegiatan tersebut dalam berinteraksi antara guru
dengan murid akan terjaga dan mempererat hubungan yang kuat.
Kenapa demikian dalam kegiatan membaca Al-Qur’an secara bersamasama, pastinya guru dengan murid akan sering berkomunikasi dengan
kegiatan tersebut. Selanjutnya dalam berinteraksi seorang guru
membuka dengan hati yang lega dan memberikan kesempatan kepada
murid untuk mengungkapakan masalah-masalah yang dihadapi oleh
para siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro. Adapun bentuk masalah
dari murid itu sendiri tidak cuma masalah individu, akan tetapi juga
masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Murid yang terbuka untuk
mengungkapkan masalah yang dihadapi kepada bapak atau ibu guru,
maka interaksi guru dengan murid akan terjaga dengan kuat,
dikarenakan guru dengan murid itu sendiri saling berkomunikasi.
d. Di Madrasah Aliyah Diponegro, komunikasi antara guru dengan siswa
di dalamnya
terjadi umpan balik. Interaksi semacam ini disebut
73
interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan. Dalam interaksi semacam ini terjadi siswa yang belajar dan
guru yang mendidik serta mengajar keduanya untuk mencapai tujuan
pendidikan. Maka dengan adanya timbal balik antara
guru dengan
siswa di Madrasah, akan menghasilkan pedidikan sesuai yang
diharapkan oleh bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro.
e. Interaksi antara guru dengan siswa di Madrasah Aliayh Diponegoro,
guru berfungsi sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, fasilitator dan
pengganti orang tua dirumah. Sebagai pengajar artinya guru
menyediakan situasi dan kondisi belajar siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan
di
Madrasah.
Artinya
menyediakan
seperangkat
pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta sarana maupun prasarana.
Guru sebagai pemimpin artinya harus bersikap demokratis, terbuka mau
mendengarkan pendapat orang lain, keluhan, perasaan, ide muridnya di
Madrasah, serta bersedia bekerjasama, saling mengerti dan toleransi.
Jadi guru tidak berkuasa penuh, bertindak atas pertimbangan
menguntungkan dirinya saja, tanpa memikirkan kepentingan siswanya.
Disamping itu guru tidak boleh bersifat masa bodoh, melainkan mau
bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama untuk kesejahteraan
siswanya di Madrasah Aliah Diponegoro.
Dengan demikian adanya pola interaksi antara guru dengan murid di
Madrasah Aliyah yang dilakukan dengan cara adanya perhatian,peduli
dan kasih sayang kepada muridnya, maka dari kedua belah akan bisa
74
berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan dari
Madrasah.
B. Mengembangkan
Diponegoro
Desa
Kedisiplinan
Menoreh
Siswadi
Kecamatan
Madrasah
Salaman
Aliyah
Kabupaten
Magelang
1. Disiplin dengan mentaati tata tertib.
Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib
sangat penting untuk diterapkan di Madrasah Ailyah Diponegoro,
karena dalam suatu madrasah tidak memiliki tata tertib maka proses
belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana yang diharapkan oleh bapak ibu guru.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dikembangkan oleh
guru dalam pembinaan disiplin guna terlaksananya tata tertib dengan
baik di Madrasah Aliyah Diponegoro antara lain yaitu :
a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan murid-murid
yaitu demi terjaminnya hak dan kewajiban masing-masing dan
demi tercapainya tujuan bersama.
b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada
murid-murid.
c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
d. Mengorganisir kegiatan kelompok besar maupun kecil.
75
e. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir kritis terutama
mengemukakan dan menerima pendapat.
f. Memberi kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan dan
kerja sama.
g. Menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap yang
diinginkan secara sosial psikologis.
2. Dengan hukuman dan penghargaan
Pemberian hukuman tidak ada bedanya dengan pemberian
penghargaan di Madrasah Aliyah Diponegoro. Antara pemberian
hukuman dan penghargaan merupakan respons seseorang kepada orang
lain karena perbuatannya. Bedanya, pemberian penghargaan termasuk
respons positif, sedangkan pemberian hukuman termasuk respons negatif.
Akan tetapi, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengubah
tingkah laku seseorang. Adapun respons positif bertujuan agar tingkah
laku yang sudah baik akan lebih bertambah frekuensinya sehingga akan
lebih baik lagi di masa mendatang. Sedang respons negatif (hukuman)
bertujuan agar seseorang yang memiliki tingkah laku yang tidak baik itu
dapat berubah dan lambat laun akan mengurangi frekuensi negatifnya.
Maka dengan adanya pernyataan di ata sanksi yang di berlakukan
di Madrasah Aliyah Diponegoro sebagai berikut:
76
a. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan
terhadap ketentuan madrasah yang ringan.
b. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya
membuat
rangkuman
buku
tertentu,
menterjemahkan
tulisan
berbahasa Inggris dan lain-lain.
c. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang
pelanggaran yang dilakukan putera-puterinya.
d. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang
bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
e. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan
melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup
berat.
f. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang
bersangkutan tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan
oleh pengadilan.
C. Faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa
dalam mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro
desa Menoreh kecamatan Salaman kabupaten Magelang
Interaksi guru dengan siswa dan perilaku disiplin tidak akan tumbuh
sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga
adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta
apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam
belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya.
77
Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam
lingkungan keluarga. Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan
mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak akan terbiasa
melakukan kegiatan itu secara kontinyu.
Dengan pernyataan diatas berinteraksi antara guru dengan siswa
dalam
mengembangkan
kedisiplinan
siswa
di
Madrasah
Aliyah
Diponegoro terdapat 2 faktor yaitu:
1. Faktor pendukung
a. Siswa harus aktif mengikui kegiatan-kegiatan yang telah diadakan
dari pihak madrasah. Karena dengan kegiatan tersebut siswaakan
mudah untuk berkomunikasi dengan bapak ibu guru serta mudah
dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah
Diponegoro.
b. Siswa harus mempunyai rasa yang terbuka terhadap bapak ibu guru
dalam kegiatan apapun, diantaranya kegiatan KBM (kegiatan belajar
mengajar), pramuka, ekstarakulikuler dan baksos. Dengan kegiatan
tersebut pastinya murid akan sering untuk berkomunikasi kepada
bapak ibu guru di Madrasah. Murid juga akan mudah untuk
membentuk sikap khususnya dalam mengembangkan kedisiplinan
c. Adanya rasa kedekatan dari bapak ibu guru di Madrasah. Karena
dengan kedekatan itulah murid merasa diperhatikan oleh bapak ibu
guru serta murid akan mudah untuk mentaati peraturan yang telah
ada di Madrasah.
78
d. Sikap hormat menghormati dan memahami antara yang muda
dengan yang tua. Siswa harus menghormati bapak ibu guru di
Madrasah dan sebaliknya guru juga harus bisa memahami siswa
ketika siswa itu memang butuh perhatian dari bapak ibu guru.
Dengan perilaku tersebut maka sangatlah mudah siswa dan guru
dalam berinteraksi dan dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di
Madrasah Aliyah Diponegoro.
2.
Faktor penghambat
a. Siswa pastinya mempunyai kepribadian yang berbeda-beda,
karena siswa tersebut berasal dari berbagai macam daerah.
Sedangkan daerah yang ditempat tinggali mempunyai adat dan
budaya yang berbeda-beda. Maka dari itu dalam berkomunikasi
antara guru dengan murid agak susah dalam berinteraksi. Selain
itu siswa tersebut juga agak susah dan sulit untuk mematuhai
sebuah peraturan yang ada di Madrasah. Dengan demikian
kedisiplinan di Madrasah agak susah untuk ditingkatkan dan
dikembangkan.
b. Adanya rasa yang tidak terbuka atau tertutup dari pihak siswa itu
sendiri. Karena siswa itu sendiri malu dan tidak berani
mengungkapakan sesuatu yang akan disampaikan kepada guru.
Maka ketika siswa sudah tidak berani dan malu berbicara kepada
guru, dalam berinteraksi pastinya menjadi susah dan tertutup.
Siswa juga tidak bisa maksimal dalam mentaati peraturan yang
79
telah ada, karena siswa yang diam dan malu kadang semuanya
sendiri dalam mengikuti kegiatan yang telah ada di Madrasah
Aliyah Diponegoro.
c. Siswa yang tidak mentaati peraturan madrasah, seperti siswa yang
tidak mengikuti salat duhur dengan berjamaah dan datang ke
madrasah terlambat. Dengan demikian gurupun susah untuk
mengajak siswa itu untuk berkomunikasi dan mentaati peraturan
madrasah yang telah ditetapkan.
d. Karakter siswa
yang berbeda-beda. Adakalanya siswa yang
bersifat lembut dan ada juga yang bersifat keras atau kasar.
Pastinya dengan perilaku tersebut
seorang guru dalam
berkomunikasi kurang maksimal dan terarah. Guru juga susah
dalam mengendalikan ataupun menegur siswa yang melanggar
peraturan. Karena itu siswa tersebut mempunyai karakter yang
berbeda-beda dan sulit juga untuk mengambangkan kedisiplinan
di Madrasah Aliayah Diponegoro.
D.
Interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan
kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro desa Menoreh
kecamatan Salaman kabupaten Magelang
Interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro telah dilaksanakan dengan
berbagai cara yaitu, semua warga madrasah baik kepala sekolah, guru
dan siswa dalam berkomunikasi harus bisa saling memahami dan
80
mengerti. Maksud dalam memahami dan mengerti semua warga
madrasah bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah dibuat dari
paihak madrasah. Di dalam kegiatan belajar mengajar antara guru
dengan murid juga harus bisa berinterksi dengan baik, karena dengan
kegiatan tersebut, akan menghantarkan guru dan murid dalam tujuan
pembelajaran yang diinginkan oleh bapak ibu guru dan siswa di
Madrasah Aliyah Diponegoro.
Selain itu semua warga Madrasah harus bisa mentaati peraturan
yang telah dibuat dab ditetapkan dari Madrasah. Karena kegiatan
apapun yang ada di Madrasah akan berjalan dengan lancar, ketika
semua bapak ibu guru dan siswa bisa mentaati peraturan yang ada,
maka dalam mengembangkan kedisiplinan di Madrasah akan mudah
dan terbentuk dengan harapan yang diinginkan. Guru juga harus
mempunyai sikap yang tegas dalam menegur siswa yang melanggar
peraturan di madrasah. Karena siswa yang mendapatkan teguran dari
bapak atau ibu guru, siswa itu sendiri akan merasa bahwa dirinya telah
melakukan sebuah kesalahan dan melanggar peraturan yang ada.
Dengan
demikian
interaksi
guru
dengan
siswa
dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa akan merasa nyaman, optimal dan
maksimal. Seorang juga guru akan merasakan nyaman dan efektif,
efisien dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan kepada siswa
siswi di Madrasah Aliyah Diponegoro.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan data-data penulis sajikan dalam laporan skripsi ini,
maka penulis mengambil kesimpulan:
1. Interaksi antara guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro yaitu:
guru selalu memberikan rasa yang dekat kepada peserta didiknya, guru
dan murid harus saling terbuka dalam melaksankan kegiatan apa saja di
madrasah, guru dan murid juga harus memberikan perilaku umpan balik
dalam kegiatan apapun di Madaash Aliyah diponegoro.
2. Konsep guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah
Aliyah Diponegoro yaitu: siswa selalu mengikuti kegiatan-kegiatan
dengan tertib sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, adanya hukuman
yang diberikan kepada murid yang telah melanggar peraturan, dan siswa
yang bisa mentaati peraturan akan mendapatkan penghargaan dari bapak
ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro.
3. Adanya factor pendukung dan penghambat, interaksi guru dengan murid
dalam mengembangkan kedisiplinan siswa akan bisa berjalan dengan baik
di Madrasah Aliyah Diponegoro. Adapun factor pendukung dan
penghambat sebagaiberikut:
a. Faktor pendukung: siswa harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di
Madrasah, siswa harus mempunyai sifat terbuka kepada bapak ibu guru,
adanya rasa kedekatan dari bapak ibu guru kepada siswa, siswa
82
menghormati bapak ibu guru dan guru bisa memahami kepada
siswanya,
b. Faktor penghambat: siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda,
kurangnya rasa terbuka dari siswa kepada bapak ibu guru, siswa belum
bisa mentaati peraturan Madrasah, karakter siswa berbeda-beda ada
yang lemah lembut, kasar dan lain sebagainya.
B. Saran
1.
Kepadabapakibu guru Madrasah AliyahDiponegoro
a. Bisa memahami dan mengerti karakter dari setiap siswa, agar
dalam berinterkasi bisa lebih baik.
b. Bersabarlah dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan
kepada siswa-siswi di Madrasah Aliyah Diponegoro, karena
dengan kesabaran akan menghantarkan bapak ibu guru untuk
menjadi guru yang baik dan dihargai.
c. Tetap semangat dan pantang menyerah, ketika menghadapi
masalah-masalah kepada anak didiknya.
2.
Kepada siswa-siswi Madrasah AliyahDiponegoro
a. Hormatilah bapak ibu guru di Madrasah, karena dengan
menghormati bapak ibu guru akan mendapatkan cita-cita yang
diinginkan.
b. Taatilah semua peraturan yang telah dibuat oleh Madrasah, karena
dengan mentaati peraturan hidup kita akan lebih tentram dan damai
dalam mengikuti pembelajaran di Madrasah AliyahDiponegoro.
83
c. Belajar yang sungguh-sungguh dan semangat, maka dengan
kesungguhan kalian, akan menjadikan kalian berhasil dalam belajar
serta menjadi orang yang sukses.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abu Daud.1990. Sunan Abu Daud juz 3-4. Jakarta: Dar Al-Fikr.
Ahmadi Toha. 1986. Terjemah Sahih Bukhori. Jakarta: Pustaka Panjimas
Ali, Muhammad. 2010. Guru dalam proses belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Ali, Fachry. 1992. Rekonstruksi Pemikiran Islam Indonesia Masa Orde
Baru. Bandung: Mizan
Al Qur’an Tajwid dan Terjemah. 2006. Departemen Agama RI.
Amatebun, Oteng N.A. 1974. Metode Pembelajaran Berprogram. Ikip
Bandung: Diklat Kuliah
Astrid S. Susanto. 1979. Komunikasi Sosial di Indonesia. Bandung:
BinaCipta
Arikunto.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarja:
Rineka Cipta
Berhartdt, K. S. 1964. Disciplin and Child Guidance. New York: McGraw
Hill Book Company
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta:PTGramediaPustakaUtama
Durkheim, Emile, 1990. Pendidikan Moral Suatu Studi teori dan Aplikasi
Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Edi, Suardi. 1980. Pedagogik 2: Sistem Dan TujuanPendidikan. Bandung:
Angkasa
Goodman, George Ritzer Douglas J. 2004. Teori Sosiologi . Yogyakarta:
Kreasi Wacana
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Reseach.Yogyaarta: Yayasan Penerbit
Fakultas UGM
Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Kartono, Kartini. 1981. Bimbingan dan dasar-dasar pelaksanaannya.
Jakarta: Rajawali
Milles, Mattew B dkk.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: PT UI press
Moleong, L.J 2001.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja
Rosda Karya
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya
Nawawi, Hadari, 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: GunungAgung
Sutisna,Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk
Praktek Profesional). Bandung: Angkasa
Rahman, Maman. 1999. Disiplin Siswa di Sekolah. Jakarta: Rajawali
Retnoningsih, Ana dan Suharso.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: CV. Widya Karya
Sardiman A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers
Setiadi, Elly M, dkk. 2007. Ilmu social dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup
Setiadi, Elly M. dan Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi pemahaman
fakta dan gejala permasalahan sosial: teori, aplikasi dan
pemecahannya. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup
Soekanto, Soejono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali
Soleman. B. Taneko. 1990. Hukum Adat Indonesia Edisi 2. Jakarta:
Rajawali
S, Susanto, Astrid. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Bandung: Binacipta
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi
Belajar). Jakarta: Bina Aksara
Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar
dan Teknik Metodologi Pengarahan. Bandung: TARSITO
Syaiful, Bahri, Djamarah. 2014. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak.
Jakarta: RinekaCipta
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Grasindo
Unardijan, Dolet. 2003. Manajemen Disiplin Ilmu. Jakarta: PT Grame dia
Widiasarana Indonesia
WJS. Poerwadarminta.1984 (Kamus Umum Bahasa Indonesia) cetVII.Jakarta: Balai Pustaka
WJS.Poerwadarminta. 1992. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka
Yusup. Pawit M. 1990. Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi
Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2261303-pengertianinteraksi/diakses pada tanggal 10 April 2014 pukul 15.30 WIB
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Alfan Umri Syaifulhaq
Tempat/Tanggal Lahir
: Magelang, 9 Desember 1990
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Alamat
: Dsn. Sojomerto Kidul RT 003/RW 001, Dsa.
Sidomolyo,
Kec.
Salaman,
Kab.
Magelang
56162
Riwayat Pendidikan
:
1.
SD Negeri Sidomulyo 1, Kec.Salaman, Kab. Magelang, lulus Tahun 2003.
2.
SMP Negeri 2 Tempuran, Kab. Magelang, lulus Tahun 2006.
3.
MA Al-Iman Bulus, Kec.Gebang, Kab. Purworejo, lulus Tahun 2010.
4.
STAIN Salatiga, lulus Tahun 2014.
Demikian data ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 10 September 2014
Penulis
Alfan Umri Syaifulhaq
NIM: 11110051
TRIANGULASI DATA
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kode
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Informan
Kepala Madrasah
Waka Kesiswaan
Guru Sosiolgi dan Sejarah
Guru BK
Guru Qur’an Hadis dan Akidah Akhlak
Guru Ekonomi dan Fisika
Ketua Osis
Siswa kelas XII IPS
Siswa kelas XI IPS
Siswa kelas X
No
1.
Kode
I
2.
II
3.
III
Pertanyaan
Bagaimana Interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah
Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014
Bagaimana Konsep Guru dalam mengembangkan Kedisiplinan
Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2013/2014
Adakah faktor pendukung dan penghambat Interaksi Guru
dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di
Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014
Objek
A/I/9/05/2014
Jam 09.00 WIB
Wawancara
Siswa itu sendiri
dalam menjalin
hubungan atau
interaksi dengan
Guru,ya siswa itu
harus mau
mengikuti kegiatankegiatan yang telah
ada di Madrasah.
Seperti: kegiatankegiatan Ekstra
kulikuler, pramuka
dan baksos.
Observasi
Dokumentasi
Memang benar
Foto kegiatan
setiap hari Jum’at Pramuka di
jam 13.00 para
Madrasah
siswa datang ke
Madrasah, untuk
mengikuti
kegiatan Pramuka.
A/II/09/05/2014 Adanya tata tertib
Jam 09.00 WIB dan hukuman yang
yang sifatnya
mendidik kepada
siswa di Madrasah
A/III/09/05/2014 Kalau dilihat dari
Jam 09.00 WIB Sarana prasarana di
Madrasah yang
menjadi Faktor
pendukung: Fasilitas
buku, kegiatan
belajar Mengajar
berjalan dengan
baik. Faktor
Penghambat:
kepribadian siswa
yang berbeda-beda
B/I/12/05/2014
Jam 08.00 WIB
Siswa di Madrasah
yang sering
mengikuti kegiatankegiatan yang telah
ada, maka dia akan
mudah dalam
berinteraksi kepada
Bapak Ibu Guru di
Madrasah. Jadi
menurut saya siswa
Pada waktu itu
memang benar,
waktu ada siswa
yang telat datang
ke Madrasah.
Seorang Guru
piket memberikan
hukuman dengan
membersihkan
halaman
Madrasah dan
membuang
sampah
Buku yang ada di
Madrasah
memang ada,
namun belum
begitu komplit
dan kegiatan
belajar-mengajar
sudah berjalan
dengan baik,
walaupun masih
ada siswa yang
telat datang ke
Madrasah.
Memang bener
siswa sendiri
mempunyai
karakter yang
berbeda-beda,
karena pada waktu
berbicara dengan
guru,ada yang
pelan dan juga ada
yang keras
Dalam kegiatan
siswa itu sendiri
memang banyak,
pada waktu itu
saya melihat siswa
siswi Madrasah
sedang
melaksanakan
kegiatan baris
berbaris
Foto siswa sedang
membersihkan
halaman dan
membuang
sampah
Arsip tentang
buku paket yang
dipelajari dan foto
pada waktu
kegiatan belajar
mengajar
Foto kegiatan
baris-berbaris dan
kegiatan kemah di
lapangan Sekib.
B/II/12/05/2014
Jam 08.00 WIB
itu harus aktif dalam
kegiatan apapun.
Bekerja sama
dengan Guru BK
dan Osis,
maksudnya disini
ketika ada siswa
yang melanggar
peraturan maka akan
ditindaklanjuti oleh
Osis da apabila
belum bisa teratasi
akan akan ditangani
oleh Guru BK.
Tepatnya pada
hari senin, waktu
itu saya melihat
ada siswa yang
tidak lengkap
memakai pakaian
osis waktu
mengikuti upacara
bendera, dan
siswa tersebut
langsung
ditangani oleh
osis.
Foto siswa yang
sedang
mendapatkan
pengarahan dari
osis setelah
kegiatan upacara
bendera.
Kegiatan siswa di
Madrasah
memang berjalan
dengan baik,
seperti kegiaan
baksos dan
ekstrakulikuler.
Foto siswa siswi
sedang
melaksanakan
kegiatan baksos di
Candi Pawon
Dalam kegiatan
belajar mengajar
di dalam kelas
memang ada guru
yang perhatian
kepada siswa,
tetapi ada juga
guru yang kurang
memperhatikan
siswanya
Diberi sanksi
Para siswa-siswi
terhadap siswa yang pada waktu itu
tidak mengikuti salat jam 12.00
dzuhur dengan
bersama-sama
berjamaah
melaksanakan
salat dzuhur
dengan
berjamaah, dan
setelah selesai
salat dari pihak
osis mengabsen
siswa-siswi
Madrasah
Foto ketika proses
belajar mengajar
di dalam kelas
B/III/12/05/2014 Faktor pendukung:
Jam 08.00 WIB organisasi harus bisa
berjalan dengan
baik. Faktor
penghambat: adanya
kepribadian siswa
yang berbeda-beda
C/I/09/05/2014
Jam 11.30 WIB
C/II/09/05/2014
Jam 11.30 WIB
Guru harus bisa
memahami dan
mengerti terhadap
siswa-siswi di
Madrasah dan juga
mengetahui latar
belakang siswa
Foto siswa-siswi
sedang
melaksanakan
salat dzuhur
dengan berjamaah
C/III/09/05/2014 Fakto pendukung:
Jam 11.30 WIB siswa akif mengikuti
kegiatan apapun.
Faktor penghambat:
siswa tidak mau
terbuka kepada
bapak ibu guru
dalam menghadapi
masalah di
Madrasah
D/I/10/05/2014
Siswa
Jam 11.00 WIB mengungkapkan
masalah kepada
Guru BK dan
menceritakan
masalah apa yang
sedang dihadapi
oleh siswa tersebut
Kebanyakan
siswa-siswi aktif
dalam kegiatan
apapun, akan
tetapi ada juga
yang sulit untuk
mengikuti
kegiatan di
Madrasah.
Guru BK di
Madrasah Aliyah
pada waktu itu
sedang menangani
siswa di
kantor,karena
siswa tersebut
tidak masuk kelas
tanpa keterangan
D/II/10/05/2014 Siswa yang
Tepatnya waktu
Jam 11.00 WIB terlambat datang ke saya duduk di
Madrasah lebih dari ruang TU ada
5 menit harus minta siswa yang
surat keterangan izin terlambat datang
masuk ke kelas
ke Madrasah, dan
kepada guru piket,
siswa
dan apabila tidak
mendapatkan
masuk lebih dari 3
hukuman
hari karena sakit,
membersihkan
maka siswa harus
lingkungan
menyerahkan surat
Madrasah dan
keterangan dari
minta surat izin
dokter.
kepada guru piket
D/III/10/05/2014 Faktor pendukung:
Dari kedua faktor
Jam 11.00 WIB adanya kedekatan
tersebut memang
antara siswa dengan betul ada siswa
guru dalam kegiatan yang dekat kepada
apapun di Madrasah. guru dalam proses
Faktor penghambat: belajar mengajar,
siswa mempunyai
dan ada juga
rasa malu, takut dan siswa yang malu
belum terbiasa
dan takut dalam
dalam mengikuti
mengungkapkan
organisasi
masalah belajar
E/I/09/05/2014
Siswa-siswi
Pada waktu itu
Jam 10.00 WIB melaksanakan salat
saya melihat
Foto siswa-siswi
sedang melakukan
kegiatan outbond
Arsip dari Guru
BK karena waktu
itu siswa tidak
masuk kelas
Foto siswa-siswi
sedang minta surat
izin masuk ke
kelas kepada guru
piket
Foto guru dengan
siswa sedang
melaksanakan
proses kegiatan
belajar mengajar
Foto siswa siswi
sedang
dzuhur dengan
berjamaah dan setiap
pagi sebelum
kegiatan KBM
dimulai para siswa
membaca Al-Qur’an
terlebih dahulu
siswa-siswi
sedang
melaksanakan
salat dzuhur
dengan berjamaah
walaupun masih
ada siswa yang
belum mau salat
dengan
berjamaah,
disamping itu para
siswa juga
membaca AlQur’an secara
bersama-sama dan
ada juga siswa
yang hanya
mendengarkan
karena lagi ada
halangan
Dalam
Memang benar
melaksanakan salat
pada waktu itu
dzuhur ada buku
setelah para siswa
absennya, maka bagi siswi selesai salat
siswa yang tidak
dzuhur dengan
mengikuti salat
berjamaah dari
berjamaah akan
pihak osis
diberi hukuman
mengabsen siswa
yang salat dan
yang tidak
melaksanakan
salat dzuhur
dengan berjamaah
E/III/09/05/2014
Jam 11. WIB
Adanya hubungan
yang baik antara
Guru dengan Siswa
dan rasa horomat
menghormati dalam
kegiatan apapun
Catatan dari guru
BK
F/I/10/05/2014
Jam 12.30 WIB
Guru harus bisa
memberikan kasih
sayang kepada
E/II/09/05/2014
Jam 10.00 WIB
Siswa dengan
guru memang
sudah ada
hubungan dan
hormat
menghormati
dengan baik,
walaupun masih
ada siswa yang
sulit dikendalikan
Ada sebagain guru
yang sudah
menerapkan rasa
Foto siswa-siswi
sedang
melaksanakan
salat dzuhur
dengan berjamaah
Foto kegiatan
wasana warsa
perpisahan kelas
siswanya. Karena
dengan kasih sayang
siswa menjadi dekat
kepada bapak ibu
guru di Madrasah
F/II/10/09/2014
Jam 12.30 WIB
Siswa harus selalu
mentaati peraturan
yang ada dan siswa
yang melanggar tata
tertib akan
mendapatkan
hukuman
F/III/10/09/2014
Jam 12.30 WIB
Faktor pendukung:
Guru bisa
memahami karakter
siswa. Faktor
penghambat: siswa
kurang mematuhi
adanya tata tertib di
Madrasah
G/I/12/09/2014/
Jam 11.30 WIB
kasih sayang
kepada siswanya,
akan tetapi ada
juga guru yang
kurang
memberikan kasih
sayang dan kurang
peduli terhadap
siswa-siswi di
Madrasah
Di Madrasah para
siswa-siswi
memang sudah
pada mentaati tata
tertib yang ada,
akan tetapi ada
juga yang masih
melanggar seperti:
datang ke
Madrasah tidak
tepat waktu
Memeng betul
Guru di Madrasah
ada yang bisa
memahami
karakter siswa
dalam proses
belajar mengajar,
dan ada pula Guru
yang masih belum
bisa memahami
karakter siswa.
Siswa juga masih
banyak yang
melanggar
peraturan waktu
pelakasannan
upacara bendera
Ya di Madrasah
Pada saat itu saya
Aliyah sini kalau
juga melihat ada
aku melihat
siswa yang sangat
hubungan antara
erat dalam
siswa dengan guru
berkomunikasi
ada yang sangat erat, dalam kegiatan
akan tetapi ada juga wasana warsa
XII
Foto siswa telat
datang ke
Madrasah
Foto kegitan
belajar mengajar
dan upacara
bendera pada hari
senin
Foto kegiatan
wasana warsa
kelas XII
G/II/12/09/2014
Jam 11.30 WIB
yang sulit untuk
berkomunikasi.
kelas XII
Siswa sendiri harus
memahami bahwa
dengan adanya tata
tertib di sekolah
harus ditaati dan
dipahami dengan
baik, maka kalau
siswa sudah bisa
melaksanakan tata
tertib di Madrasah
Kedisiplinan akan
berjalan dengan
sesuai aturan yang
telah ada
Ya kalau saya
melihat di
Madrasah,
memang sebagian
siswa sudah bisa
mentaati peraturan
yang telah ada,
namun pada
waktu itu saya
masih melihat
masih ada siswa
yang telat datang
ke Madrasah
khususnya anak
pondok
Foto dan catatan
dari guru piket,
bahwa siswa
terlambat datang
ke Madrasah
Ya sebetulnya
guru sudah bisa
memperhatikan
siswanya dalam
proses belajar,
namun terkadang
guru sendiri masih
terlalu keras
dalam
memberikan
pelajaran terhadap
siswanya
Foto guru sedang
mengajar mata
pelajaran Bahasa
Inggris terhadap
siswa
Memang bener
pada waktu
pelaksanaan
kegiatan belajar
mengajar kadang
siswa masih takut
untuk
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi oleh
siswa.
Catatan guru BK
mengatakan siswa
masih sungkan
dalam
mengungkapkan
masalah kepada
bapak atau ibu
guru
G/III/12/09/2014 Untuk faktor
Jam 11.30 WIB pendukung menurut
saya guru haru lebih
memperhatikan lagi
kepada siswa dan
untuk faktor
penghambatnya
masih ada juga guru
yang belum bisa
memahami karakter
siswa dalam
kegiatan belajar
mengajar
H/I/10/09/2014
Siswa tidak boleh
Jam 10.00 WIB sungkan ketika
mengalami sebuah
masalah dalam
kegiatan belajar
mengajar, maupun
kegitan yang lainnya
H/II/10/09/2014
Jam 10.00 WIB
Adanya rasa
kesadaran diri dari
siswa, saling
menyemangati
antara teman satu
dengan teman yang
lain dan berfkir
bahwasannya
Madrasah ini milik
kita bersama, maka
kita harus
menjaganya dan
mematuhi tata tertib
Madrasah
Ya kalau saya
melihat ada siswa
yang sudah
mempunyai
kesadaran dalam
mentaati peraturan
di Madrasah, tapi
juga masih ada
siswa yang belum
memahami betapa
pentingnya
mentaati peraturan
yang telah ada di
Madrasah
Foto siswa bisa
berbaris dengan
rapi waktu
upacara bendera
dan foto siswa
terlamabat datang
ke Madrasah
H/III/10/09/2014 Untuk faktor
Jam 10.00 WIB pendukung ya salah
satunya siswa aktif
untuk mengikuti
kegiatan yang telah
ada. Sedangkan
untuk faktor
penghambat Masih
ada juga siswa yang
berani menjawab
kepada bapak ibu
guru ketika diberi
teguran
I/I/15/09/2014
Berkata sopan
Jam 10.00 WIB kepada bapak ibu
guru, apabila
bertemu harap
menyapa,
mengerjakan apa
yang diperintahkan
dan kalau dinasihati
tidak melawan
Pada waktu itu
pas saya datang
hari senin siswa
bisa mengikuti
kegiatan upacara
dengan tertib, dan
memang bener
waktu siswa
ditanya kenapa
kamu datang
terlambat ada aja
alasannya dan
menjawab terus
Ketika kegitan
belajar mengajar,
memang rata-rata
siswa sudah bisa
berkata sopan
santun dan apabila
berpapasan
kepada bapak ibu
guru, para siswa
juga sudah
menyapa
Kalau saya lihat
ada sebagian
siswa yang berani
menegur siswa
yang melanggar
tata tertib, tapi ada
juga siswa yang
Foto kegiatan
upacara bendera
hari senin dan foto
siswa sedang
memberikan
alasan kalau
dirinya datang
terlambat ke
Madrasah
I/II/15/09/2014
Jam 10.00 WIB
Menegur kepada
teman yang
melanggar
peraturan, dan
memberikan arahan
dengan mentaati
peraturan itu sangat
Foto siswa sedang
komunikasi
kepada bapak ibu
guru baik di dalam
kelas maupun di
luar kelas
Catatan dari guru
BK tentang
pelanggaran di
Madrasah
I/III/15/09/2014
Jam 10.00 WIB
J/I/12/09/2014
Jam 10.00 WIB
penting
Ya menurut saya
faktor
pendukungnya siswa
tersebut mempunyai
keberanian berbicara
kepada bapak ibu
guru, baik di dalam
kelas maupun di luar
kelas. Adapun faktor
penghambat kadang
siswa merasa
sungkan untuk
menyampaikan
masalah belajarnya
Mendekati dan
berbincang-bincang
kepada guru serta
menghormati bapak
ibu guru dan berkata
sopan
J/II/12/09/2014
Jam 10.00 WIB
Dengan cara
menjaga kerapian
dalam berpakaian,
membuang sampah
pada tempatnya dan
mengikuti tata tertib
yang berlaku
J/III/12/09/2014
Jam 10.00 WIB
Kalau menurut saya
faktor
pendukungnya ya
siswa itu harus aktif
dalam mengikuti
kegiatan yang ada di
Madrasah, karena
membiarkan saja
Pada saat itu saya
melihat waktu
prose
pembelajaran, ada
siswa yang aktif
bertanya kepada
bapak ibu guru,
namun ada juga
siswa yang pasif
waktu kegiatan
belajar mengajar
Waktu saya di
ruang guru ada
siswa yang sedang
berbincangbincang
membahas
kegiatan
ektrakulikuler dan
siswa juga sudah
bisa menghormati
dan berkata sopan
santun kepada
bapak ibu guru
Pada saat saya di
ruang TU
memang siswa
siswi datang
Madrasah bajunya
dimasukkan,
tetapi masih ada
juga siswa siswi
yang pakaiannya
belum
dimasukkan
Pada saat itu saya
membaca di
Koran memang
benar siswa-siswi
Madrasah
melaksanakan
kegiatan baksos di
Foto proses
kegiatan belajar
mengajar di dalam
kelas
Foto siswa sedang
musyawarah
kepada bapa ibu
guru
Foto siswa-siswi
sedang datang ke
Madrasah
Foto siswa- siswi
sedang
melaksanakan
kegiatan baksos di
Candi Pawon
dengan kegiatan
tersebut siswa akan
dekat kepada bapak
ibu guru. Kalau
faktor
penghambatnya ya
siswa kurang begitu
memahami kalau
kegiatan yang ada di
Madrasah itu sangat
penting dan harus
mengikutinya
Candi Pawon
bersama bapak
Kepala Madrasah
dan para dewan
Guru
Pedoman Wawancara
A. Identitas Responden
Nama
: .......................
Jenis kelamin
: .......................
Jabatan
: ........................
Waktu pelaksanaan : ........................
B. Kepada Kepala SekolahMadrasah Aliyah Diponegoro Menoreh Salaman
Magelang
1. Bagaimanana cara bapak dalam melaksanakan hubungan (interaksi) antara
guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
2. Langkah apa saja yang bapak laksanakan dalam mengembangkan
kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
3. Kegiatan apa saja yang bapak terapkan dalam mempererat hubungan
antara guru dengan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
4. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa
dalam mengembangkan kedisiplnan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
5. Apa saja kriteria siswa yang mempunyai mempunyai sikap disiplin di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
C. Kepada Guru
Madrasah Aliyah Diponegoro Menoreh Salaman
Magelang
1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa
dalam
mengembangkan
kedisiplinan
siswa
di
Madrasah
Aliyah
Diponegoro Salaman Magelang?
3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses
pembelajaran bias berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap
siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah
Diponegoro Salaman Magelang?
D. Kepada Siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Menoreh Salaman
Magelang
1. Bagaimana hubungan Guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraksi dengan
Bapak/ Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara
guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Hasil Wawancara
Nama
: Drs. Bakri
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jabatan
:Kepala Madrasah Aliyah Diponegoro
Waktuwawancara
: 9 Mei 2014 jam 09.00 WIB
1. Bagaimanana cara bapak dalam melaksanakan hubungan (interaksi) antara
guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Cara yang dilaksanakan di Madrasah yaitu dengan cara mengadakan
kegiatan-kegiatan seperti: ekstrakulikuler, pramuka dan baksos.
2. Langkah apa saja yang bapak laksanakan dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Adanya tata tertib dan hukuman yang sifatnya mendidik kepada siswa
di Madrasah.
3. Kegiatan apa saja yang bapak terapkan dalam mempererat hubungan antara
guru dengan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Bapak ibu guru dan para siswa melaksanakan kegiatan hari-hari besar
Islam seperti, hari penyembelihan hewan qurban dan membersihkan
lingkungan Madrasah secara besama-sama.
4. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam
mengembangkan kedisiplnan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Faktor pendukung: fasilitas buku, kegiatan belajar mengajar(KBM)
berjalan dengan lancar dan mengikuti semua kegiatan yang telah ada di
Madrasah. Adapun faktor penghambat: kepribadian siswa yang berbeda-beda,
karena berasal dari berbagai macam daerah.
5. Apa saja kriteria siswa yang mempunyai mempunyai sikap disiplin di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Datang tepat waktu dan melaksanakan tugas-tugas madrasah
Nama
: Nugroho Nur Cahyo, S.Pd
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jabatan
:Guru Bahasa Indonesia dan Waka Kesiswaan
Waktuwawancara
:Tanggal 12 Mei 2014 jam 08.00 WIB
1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan siswa
di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Membuat kegiatan organisasi seperti, Osis, Kepramukaan, Baris
berbaris dan kegitan Ekstrakulikuler di Madrasah.
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Faktor pendukung: organisasi berjalan dengan baik agar mudah untuk
diharapkan dari semua warga Madrasah. Faktor penghambat: Adanya
kepribadian siswa yang bermacam-macam.
3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Selalu salat dzuhur dengan berjamaah, selalu membaca Al-Qur’an
sebelum kegiatan KBM dimulai dan dalam berpakaian harus rapi.
4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Bekerjasama dengan waka Kesiswaan, Guru BK dan Osis dengan
adanya siswa yang melanggar peraturan Madrasah dan apabila dari piha
Madrasah tidak bisa mengatasi maka orang tuanya dipanggil ke Madrasah.
5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa
agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Keteladana antara ucapan dan tindakan harus disesuaikan, bisa masuk
kelas dengan tertib, maka siswa dikasih penghargaan dari bapak ibu guru di
Madrasah.
Nama
: Rofiatul Chasanah S.Pd.I
Jenis kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Guru Sosiologi dan Sejarah
Waktuwawancara :Tanggal 9 Mei 2014 jam 11.30 WIB
1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid
di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Guru harus bisa memahami dan mengerti terhadap siswa-siswi di
Madrasah dan juga mengetahui latar belakang siswa.
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Fakor pendukung: siswa yang aktif dalam kegiatan apapun dan
mempunyai sifat terbuka kepada bapak ibu guru di Madrasah. Faktor
penghambat: Siswa yang tidak mau terbuka kepada bapak ibu guru, ketika
mempunyai masalah di Madrasah.
3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Diskusi dalam pembelajaran dan mempresentasikan kepada temantemannya, serta melakukan tanya jawab diantara para siswa .
4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Diberi sanksi terhadap siswa yang tidak mengikuti salat dzuhur dengan
berjamaah
5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa
agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Dengan adanya salat dzuhur secara berjamaah otomatis displin akan
berjalan dengan baik.
Nama
: Rosida Hikmawati
Jenis kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Guru BK
Waktuwawancara : Tanggal 10 Mei 2014 jam 11.00 WIB
1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid
di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Siswa mengungkapkan masalah kepada guru BK dan menceritakan
masalah apa yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut.
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Faktor pendukung: Adanya kedekatan antara siswa dengan guru dalam
kegiatan apapun di Madrasah. Faktor penghambat: Siswa mempunyai rasa
malu, takut dan belum terbiasa dalam mengikuti organisasi
3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Memberikan bimbingan kepada para sisa di Madrasah dan
melaksanakan peringatan hari besar Islam seperti, Isra’ Mi’raj dan lain
sebagainya.
4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Terlambat lebih 5 menit minta sura izin ke guru piket dan membersihkan
lingkungan Madrasah. Sakit lebih dari 3 hari menyerahkan surat keterangan
dari Dokter kepada bapa ibu guru di Madrasah.
5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa
agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Siswa yang sering bolos, aka dikasih peringatan dengan cara ditegur,
dan apabia ditegur tidak mau juga. Maka akan diturunkan kelasnya dan siswa
yang memang sudah berat pelanggarannya akan diskoring dan membuat surat
pernyataan kepada pihak Madrasah.
Nama
: Jamhari Abdul Fatah, BA
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jabatan
: Guru Qur’an Hadis dan Akidah Akhlak
Waktuwawancara
: Tanggal 9 Mei 2014 jam 10.00 WIB
1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid
di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Salat dzuhur dengan berjamaah dan setiap pagi sebelum kegiatan KBM
dimulai para siswa membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Faktor pendukung: Adanya hubungan baik antara siswa dengan guru
dan saling hormat menghormati, menyayangi antara yang tua dan muda.
Faktor penghambat: Kurangnya berdisiplin bagi anak yang tidak mengikuti
salat dzuhur dengan berjamaah.
3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Yang tidak pernah piket kelas dan tidak mengikuti upacara bendera
disuruh berdiri di halaman Madrasah dengan dikasih arahan dari bapak ibu
guru.
4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Dalam salat dzuhur ada buku absennya, maka bagi siswa yang tidak
mengikuti akan diberi hukuman.
5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa
agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Guru sebelum memulai mengajar, terlebih dahulu guru memberikan
motivasi kepada para siswam di Madrasah, harapannya agar para siswa bisa
mentaati peraturan-peraturan Madrasah.
Nama
: David Setyo Hermawan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jabatan
: Guru Fisika, Ekonomi dan Fisika
Waktuwawancara
: Tanggal 10 Mei 2014 jam 12.30 WIB
1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid
di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Guru harus bisa memberikan rasa kasih sayang kepada siswanya.
Karena dengan kasih sayang tersebut siswa menjadi dekat kepada bapak ibu
guru.
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam
mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Faktor pendukung: Guru bisa memahami karakter dari siswa itu sendiri.
Faktor penghambat: Siswa kurang mematuhi adanya tata tertib di Madrasah.
3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Memberikan suasana yang tenang dan santai kepada siswa dalam
kegiatan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lainnya.
4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan
siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Siswa harus selalu mentaati peraturan yang ada, siswa yang melanggar
tata tertib akan medapatkan hukuman.
5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa
agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Memberikan pelatihan kepemimpinan kepada siswa seperti, baris
berbaris, pramuka dan lain sebagainya.
Nama
: Lu’luu’l Jannah
Jenis kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Siswi kelas XI IPS
Waktuwawancara : Tanggal 10 Mei 2014 jam 10.00 WIB
1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Hubungan guru dengan murid di Madrasah sangat dekat, akan tetapi
kedekatan dari bapak ibu guru juga ada batasannya.
2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan
Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Tidak sungkan ketika mengalami sebuah masalah dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM), maupun kegiatan yang lainnya.
3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara
guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Memperingati hari Nasional, setelah ulangan akhir semester (UAS),
mengadakan clasmeateeng, melaksanakan peringatan Maulud Nabi dan setiap
pagi ada tadarus Al-Qur’an.
4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Adanya rasa kesadaran diri, saling menyemangati antara teman satu
dengan yang lain dan berfikir bahwasannya Madrasah ini milik kita bersama,
maka kita harus menjaganya dan mematuhi tata tertib Madrasah.
5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Ketika besuk terjun di Masyarakat siswa bisa berinteraksi dengan baik
dan hidupnya bisa nyaman, tenang dan tentram.
Nama
: Fatkhur Rahman
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jabatan
: Siswa kelas XI
Waktuwawancara : Tanggal 15 Mei 2014 jam 10.00 WIB
1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Hubungan guru dengan murid di Madrasah baik-baik saja, dan
kayaknya gak ada masalah.
2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan
Bapak/
Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Berkata sopan kepada bapak ibu guru, apabila bertemu harap menyapa,
mengerjakan apa yang diperintahkan, kalau dinasihati tidak melawan.
3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara
guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Apabila bertemu guru maupun para siswa harap berjabat tangan, tidak
diharuskan laki-laki dan perempuan untuk berjabat tangan, apabila berjabat
tangan kepada bapak ibu guru dicium tangannya, niatnya ta’dzim dan
memuliakan bapak guru di Madrasah.
4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Memberi peringatan apabila ada siswa yang melanggar peraturan yang
sudah ditetapkan.
5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Hidup kita, untuk kedepannya bisa lebih terarah dan menjadi orang
yang disiplin dimanapun kita berada.
Nama
: Siti Zulatul Mualifah
Jenis kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Siswa kelas XI
Waktuwawancara : Tanggal 12 Mei 2014 jam 10.00 WIB
1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Hubungan antara guru dengan murid seperti teman dekat.
2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan
Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Mendekati guru dan berbincang-bincang kepada guru, menghormati
bapak ibu guru dan berkaa sopan.
3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara
guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Jika ada tugas kita harus mengerjakan dan mengikuti perintah guru
dengan baik.
4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Dengan cara menjaga kerapian dalam berpakaian, membuang sampah
pada tempatnya, mengikuti tata tertib yang berlaku.
5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Supaya siswa dapat menjaga kerapian dalam berpakaian, siswa bisa
mengikuti
kegiatan-kegiatan
kesehatannya.
sekolah
dengan
baikdan
bisa
menjaga
Nama
: Novi Saturi
Jenis kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Siswa kelas XI
Waktuwawancara : Tanggal 13 Mei 2014 jam 10.00 WIB
1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Hubugan antara guru dengan murid sangat akrab.
2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan
Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Tetap berkata sopan saat berbicara dengan guru, tidak membuat guru
marah dengan kita, karena jika guru marah dengan kita, akan mengganggu
interaksi kita dengan guru dan selalu mematuhi peraturan Madrasah.
3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara
guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Mengadakan kerja bakti antara siswa dan guru, kalau bertemu memberi
salam, mengadakan salat berjamaah antara siswa dan guru.
4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Menyadari bahwa disiplin itu penting, menegakkan peraturan dan jika
ada yang melanggar dihukum.
5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Dengan disiplin siswa dapat menghargai waktu, dan dengan disiplin
hidup kita menjadi teratur.
Nama
: Muniful
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jabatan
: Siswa kelas XI
Waktuwawancara : Tanggal 14 Mei 2014 jam 10.00 WIB
1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Menurut saya ada beberapa guru yang dekat dengan murid, tapi ada
juga guru yang tidak dekat sam muridnya.
2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan
Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman
Magelang?
Jawaban: Bertanya ketika mendapatkan kesulitan dalam belajar dan konsultasi
kepada bapak ibu ketika kita sedang mendapatkan masalah.
3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara
guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Siswa bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di
Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang?
Jawaban: Dengan cara menegakkan hukum dan keadilan, ketika ada siswa yang
melanggar tata tertib Madrasah.
5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro
Salaman Magelang?
Jawaban: Agar dengan adanya disiplin kita menjadi anak yang tidak bermalasmalasan.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Logo Madrasah
Masjid
Dewan guru acara akhirusanah
Gedung Madrasah Aliyah
Dewan Guru Madrasah
Siswa- siswi Madrasah
Guru menyerahkan ijasah kepada siswa
Proses kegiatan belajar mengajar
Siswa baru melaksanakan kegiatan MOS
Siswa-siswi berdoa bersama
Siswa Salat Dzuhur secara berjamaah
Siswi Salat Dzuhur secara berjamaah
Pengurus Osis baris memberikan arahan
Guru memberikan hukuman
Siswa baris karena melanggar peraturan
Siswi minta surat izin masuk kelas
Kegiatan upacara bendera
Proses wawancara
Download