INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA MADRASAH ALIYAH DIPONEGORO DI DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: AlfanUmri Syaifulhaq NIM : 11110051 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 i ii KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi. Salatiga,10 September 2014 Penulis Alfan Umri Syaifulhaq NIM: 11110051 iii KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] Mufiq, S.Ag., M. Phil. Dosen STAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Lamp : 5 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : AlfanUmriSyaifulhaq Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, Kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : AlfanUmriSyaifulhaq NIM : 11110051 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI Judul : INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH DIPONEGORO DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 10 September 2014 Pembimbing Mufiq, S.Ag., M. Phil. NIP. 19690617 199603 1 004 iv SKRIPSI INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH DIPONEGORO DI DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 DISUSUN OLEH ALFAN UMRI SYAIFULHAQ 11110051 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Moh. Khusen, M. Ag, MA. __________________ Sekretaris Penguji : Drs. Joko Sutopo __________________ Penguji I : Miftachur Rif’ah, M. Ag. __________________ Penguji II : Muh. Hafidz, M. Ag. __________________ Penguji III : Mufiq, S. Ag., M. Phil. __________________ Salatiga, 6 Oktober 2014 Ketua STAIN Salatiga Dr.H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1 005 v MOTTO ﺎﺱ ٍ ﺳ ْﻬ ٍﻝ َﻗ ِﺭ ْﻳ َ ﺎﺭ ُﻛﻝ ﱡ َﻫ ﱢﻳ ٍﻥ ﻟَ ﱢﻳ ٍﻥ ِ ﺏ ﻣِﻥَ ﺍﻟ ﱠﻧ ِ ُﺣ ﱢﺭ َﻡ َﻋﻠَﻰ ﺍﻟ ﱠﻧ “Diharamkan terhadap api neraka tiap-tiap orang lemah lembut lagi murah senyumjuga dermawan kepada orang lain.” (H.R Ahmad) vi PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk : 1. Ayah semoga engkau bahagia disana, engkau telah mencurahkan doa dan kasih sayang kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dan engkau selalu berpesan kepadaku untuk bersabar dalam menghadapi setiap masalah yang dihadapi. 2. Ibu yang selama ini telah mencurahkan doa dan kasih sayang kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Kakakku, mbak Mifta, mbak Afifah, mbak Ratna yang mengingatkanku untuk selalu optimis menjalani hidup. 4. Ponakanq,Muhammad Khariri Luqman , Muhammad Inwan Auwwabi dan Muhammad Faiz Assajad yang senantiasa memberikan doa kepada aku, semangat terus dalam mencari ilmu. 5. Keluarga besar Madrasah Aliyah Diponegoro,Kepala Madrasah Bapak Ibu Guru dan Siswa yang telah membantu aku dalam menyelesaikan skrips. 6. Santri-santriq Pondok Al Madinah yang sudah memberikan dukungan dan kesabaran dalam hidupq. 7. Teman-teman PAI B dan teman-teman STAIN Salatiga yang tidak bias akusebut satu persatu, terimakasih karena kalian telahmembuatku mengerti arti persahabatan. vii ABSTRAK Syaifulhaq, Alfan Umri. 2014. Interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing Mufiq, S.Ag., M. Phil. Kata kunci: Interaksi guru dengan siswa dan kedisiplinan Penelitian ini membahas Interaksi antara guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 Fokus penelitian yang akan dikaji adalah: 1.Bagaimana interaksi guru dengan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 2. Bagaimana konsep guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 3. Adakah faktor pendukung dan penghambat interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk katakata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa interaksi guru dengan siswa bisa terjaga dan saling memahami dari guru dan murid. Konsep guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan di Madrasah Aliyah Diponegoro. yaitu dengan mentaati tata tertib Madrasah dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ada di Madrasah. Adapun faktor pendukung: siswa harus mempunyai sifat terbuka kepada bapk ibu guru, adanya rasa kedekatan dari bapak ibu guru kepada siswa, siswa menghormati bapak ibu guru dan guru bisa memahami kepada siswanya. Sedangkan faktor penghambat: siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, kurangnya rasa terbuka dari siswa kepada bapakibu guru, siswa tidak bisa mentaati peraturan Madrasah, karakter siswa berbeda-beda ada yang lemahlembut dan kasar. Harapan dari bapak ibu guru agar interaksi guru dengan siswa bisa lebih baik, dan seorang guru juga mudah dalam mengembangkan kedisiplinan siswa. viii KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Madrasah Aliayah Diponegero. 2. Bapak Sabil dan Ibu Alfiyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis. 3. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah. ix 4. Bapak Mufiq, S.Ag.,M.Phil. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasihat, arahan serta masukan-masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. 5. Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. selaku Kepala Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 6. Seluruh dosen dan petugas Administrasi Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah danpenelitian berlangsung. 7. Keluarga besar Madrasah Aliyah Diponegoro kepada Bapak Kepala Madrasah, Bapak Drs. Bakri dan para dewan guru yang tidak bisa saya sebut namanya satu persatu, serta para siswa-siswi yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya. Amin ya robbal ’alamin Salatiga, 10 September 2014 Penulis Alfan Umri Syaifulhaq NIM: 11110051 x DAFTAR ISI JUDUL......................................................................................................................i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................ii PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................iii PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................iv MOTTO …………………………………………………………………………..v PERSEMBAHAN...................................................................................................vi ABSTRAK.............................................................................................................vii KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii DAFTAR ISI............................................................................................................x DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................1 B. Fokus Penelitian....................................................................................6 C. Tujuan Penelitian...................................................................................7 D. Manfaat Penelitian.................................................................................7 E. Definisi Oprasional……………………………………………………8 F. Metode Penelitian 1. Pendekatan………………………………………………………..10 xi 2. Jenis Penelitian...............................................................................10 3. Kehadiran Peneliti..........................................................................11 4. Lokasi Penelitian............................................................................11 5. Sumber Data...................................................................................11 6. Prosedur Pengumpulan Data..........................................................12 7. Analisis Data..................................................................................14 8. Pengecekan Keabsahan Data..........................................................15 9. Tahap-tahap Penelitian...................................................................16 G. Sistematika Penulisan..........................................................................17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Interaksi 1. Pengertian Interaksi Sosial.............................................................19 2. Interaksi di dalam Al-Qur’an dan Hadis.........................................22 3. Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama...........................................23 4. Interaksi Sosial dan Struktur Sosial................................................25 5. Interaksi Edukatif Sebagai Proses………………………………..25 6. Ciri-ciri Interaksi Belajar Mengajar……………………………...26 7. Pengajaran Interaksional dan Landasannya……………………..29 B. Kedisiplinan 1. Kajian Tentang Kedisiplinan Siswa di Sekolah.............................30 2. Macam-macam Disiplin.................................................................34 3. Unsur-unsur Disiplin……………………………………………..35 4. Tujuan Disiplin…………………………………………………...35 xii 5. Indikator Kedisiplinan……………………………………………36 6. Fungsi Kedisiplinan………………………………………………38 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin……………………..40 8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri…………………………………..42 C. Interaksi antara Guru dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa 1. Hubungan Guru dengan Murid.......................................................45 2. Peran Guru dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa..............47 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Diponegoro 1. Letak Geografis..............................................................................51 2. Sejarah............................................................................................51 3. Visi dan Misi...................................................................................52 4. Tata Tertib………………………………………………………..52 5. Kegiatan Siswa-Siswi.....................................................................55 6. Struktur Kepengurusan dan Pembagian Jam Mengajar.................57 7. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro............................58 B. Hasil Temuan Penelitian 1. Interaksi Guru dengan Siswa..........................................................59 2. Mengembangkan Kedisiplinan.......................................................62 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Interaksi Guru dengan siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa…………………….66 xiii BAB IV PEMBAHASAN A. Interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kec.Salaman Kab. Magelang………………………..72 B. Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kec. Salaman Kab. Magelang 1. Disiplin dengan Mentaati Tata Tertib……………………………75 2. Dengan Hukuman dan Penghargaan…………………………….76 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Interaksi Guru dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kec. Salaman Kab. Magelang 1. Faktor Pendukung………………………………………………..78 2. Faktor Penghambat………………………………………………79 D. Interaksi antara Siswa dengan Murid dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kec. Salaman Kab. Magelang……………………………………….80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................82 B. Saran....................................................................................................83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS xiv DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan dan Pembagian Jam Mengajar……………….57 Tabel 3.2 Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro………………………58 Tabel 3.3 Pengkodean……………………………………………………………59 Tabel 3.4 Pertanyaan Informan…………………………………………………..59 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkngan, interaksi dengan sesamanya, interaksi antara guru dan murid,baik itu disengaja maupun tidak disengaja. (Sardiman, 2009: 1) Seringkali timbul pendapat bahwa tindakan layak murid dimintai pendapat mengenai usaha-usaha, tindakan-tindakan, serta rencana-rencana yang dibuat oleh gurunya. Alasan pendapat ini ialah, bahwa pengetahuan murid di bidang profesi pendidikan tidak sepadan dibandingkan dengan pengetahuan guru. Alasan ini memang dapat dibenarkan. Akan tetapi murid sebagai salah satu unsure pokok dalam interaksi, dan murid sebagai unsure utama dalam mencapai tujuan pendidikan, adalah justru unsur yang paling berkepentingan di dalaminteraksi itu. Bagaimanapun juga, tindakan-tindakan guru harus berorientasi pada kemampuan dan kebutuhan murid. Seorang guru yang baik dan bijaksana, adalah ditinjau dari sudut murid, bukan dari sudut guru itu sendiri. Sebab itu, semata-mata dengan maksud untuk menyempurnakan usaha guru, untuk mencapai hasil yang maksimal demi kepentingan murid, sudah selayaknya guru membuka mata dan hatinya terhadap penerimaan, pendapat dan penilaian murid mengenai berbagai hal yang dikerjakan oleh guru itu. Guru harus jujur untuk menarik pelajaran dari pengalaman. (Surakhmad, 1994: 138) Guru harus menunjukkan dirinya sebagai orang yang selalu memperhatikandan mengupayakan kebaikan untuk para murid tanpa pamrih. Tidak membeda-bedakan mereka, meskipun latar belakang mereka sangat beragam. Kasih sayang guru tidak saja kepada murid yang patuh dan hormat, tetapi juga kepada murid yang nakal. Guru dalam konteks kasih sayang ini tidak akan pernah merasakan terhina dan rendah diri dihadapan guru. Nabi Muhammad Saw banyak memberi contoh akan kasih sayang ini dan para sahabat mencontohnya. Kasih sayang yang mereka tunjukkan dipuji oleh Allah sebagai kasih sayang yang melebihi terhadap diri mereka sendiri. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr/59 ayat 9: ﻚ ﻫُ ُﻢ َ ِﻕ ُﺷ ﱠﺢ ﻧَ ْﻔ ِﺴ ِﻪ ﻓَﺄ ُ ْﻭﻟَﺌ َ ﺎﺻﺔٌ َﻭ َﻣﻦ ﻳُﻮ َ ُﻭﻥ َﻋﻠَﻰ ﺃَﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﻭﻟَ ْﻮ َﻛ َ َﻭﻳ ُْﺆﺛِﺮ َ ﺼ َ ﺎﻥ ﺑِ ِﻬ ْﻢ َﺧ (9).ْﺍﻟ ُﻤﻔْﻠِﺤُﻮﻥ Artinya: Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orangorang yang beruntung. (Depag, 2006: 546) 2 Seorang guru ketika menyampaikan ilmu dan melakukan interaksi edukatif kepada murid-muridnya hendaklah dengan raut wajah yang tulus dan dan senyum. Rasulullah Saw menjadi contoh sempurna tentang hal ini. Perihal senyum Rasulullah, Abu Darda’ berkata: ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺍﺑﻲ ﺛﻨﺎ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺑﻦ ﻋﺪﻱ ﺍﻧﺎ ﺑﻘﻴﺔ ﻋﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻛﺎﻥ ﺍﺑﻮ:ﺍﻻﻧﺼﺎﺭﻱ ﻋﻦ ﺷﻴﺦ ﻳﻜﻨﻲ ﺍﺑﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺼﻤﺪ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻡ ﺍﻟﺪﺭﺩﺍء ﻧﻘﻮﻝ ﻣﺎ ﺭﺍﻳﺖ ﺍﻭ:ﺍﻟﺪﺭﺩﺍء ﺍﺫﺍ ﺣﺪﺙ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﺗﺒﺴﻢ ﻓﻘﻠﺖ ﻻ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻧﻚ ﺍﻱ ﺍﻣﺤﻖ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎ ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺪﺙ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﺍﻻ ﺗﺒﺴﻢ Artinya: Tidak pernah saya melihat atau mendengar Rasulullah Saw mengatakan suatu perkataan kecuali sambil tersenyum.(H.R Imam Ahmad). Guru sebagai pendidik mempunyai peranan penting dalam mengembangkan disiplin diri siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung para guru dituntunt untuk dapat melakukan control eksternal dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat membentuk “self discipline” siswa, sehingga diharapkan siswa dapat mentaati peraturan, norma dan batasan-batasan perilaku dirinya. Upaya untuk mengembangkan disiplin diri adalah melalui penanaman disiplin.Dengan penanaman disiplin ini guru berusaha menciptakan situasi proses belajar mengajar yang dapat mendorong siswa untuk berdisiplin diri dalam belajarnya. Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan 3 kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai sejawat belajar. disiplin kelas, tata tertib kelas, pengendalian kelas, manajemen kelas atau apapun namanya, merupakan hal yang amat krusial bagi seorang guru. Apabila seorang guru tidak mampu memelihara disiplin dalam kelas maka kemungkinan proses pembelajaran akan mengalami kegagalan. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang kondusif. Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran. Sebagai agen sosialisasi (socializationagent), guru hendaknya membelajarkan siswa tentang berbagai perilaku yang sesuai dengan tuntutan situasi. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa, guru menyampaikan berbagai pesan kepada siswa agar dapat berperilaku sesuai dengan situasi yang diharapkan di kelas. Disiplin di sekolah merupakan hal yang penting dalam menunjang keberhasilan tata tertib yang diterapkan di sekolah, yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah diterapkan. Disiplin yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar anak dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar lebih baik dalam 4 perkembangan anak didik. Adapun tujuannya adalah untuk perkembangan pengendalian diri sendiri yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Karena itu orang tua haruslah secara aktif dan terus menerus berusaha, untuk memainkan peranan yang makin kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu, dengan cara bertahap mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sendiri itu pada anakanak. Di sekolah guru adalah orang tua kedua sebagai panutan anak-anak didiknya. Oleh sebab itu disiplin bagi seorang guru merupakan bagian penting dari tugas-tugas kependidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Tugas guru bukan saja melatih sikap disiplin pada anak didiknya, tetapi mendisiplinkan diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang 5 belajar, pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan prinsipprinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang nantinya mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan berfokus pada proses informasi, keterampilan, nilai dan sikap diteruskan dari guru ke siswa di dalam kelas. Psikologi pendidikan juga mencoba untuk membantu siswa dengan menerapkan pengertian metode psikologi untuk menyelesaikan masalah dalam situasi belajar dan mengajar. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: INTERAKSI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM MENGEMBANGKAN KEDISIPLINAN SISWA MADRASAH ALIYAH DIPONEGORO DI DESA MENOREH KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014. B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana Konsep Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014? 3. Adakah factor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan Siswa dalam mengembangkan kedisiplinan 6 siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014. 2. Untuk Mengetahui Konsep Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Menambah pengetahuan tentang interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di madrasah Aliyah Diponegoro di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. 2. Manfaat praktis a. Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 7 b. Bagi siswa dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di madrasah Aliyah Diponegoro di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. c. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bagi semua warga sekolah Madrasah Aliyah Diponegoro. d. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru dalam penelitian. E. Difinisi Operasional Dalam setiap uraian dapat menimbulkan penafsiran yang berbedabeda, maka penulis menjelaskan beberapa difinisi atau istilah yang dipakai dalam penelitian ini. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran terhadap definisi atau istilah –istilah yang digunakan. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Interaksi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005: 187)menyatakan bahwa interaksi adalah: saling melakukan hubungan antara kedua belah pihak. Interaksi yang bernilai pendidikan dalam dunia pendidikan ataupun yang disebut dengan interaksi edukatif, sebagai contoh dari pola interaksi adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi tersebut pada taraf pertama akan tampak 8 bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya proses interaksi berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruhmempengaruhi antara kedua belah pihak. Sebagai contoh lain seorang guru mengadakan diskusi diantara anak didiknya untuk memecahkan sebuah persoalan, disinilah proses interaksi itu akan terjadi, adanya saling memberikan pendapat yang berbeda satu sama lain. 2. Kedisiplinan Kedisiplinan dalam kamus besar bahasa Indonesia (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005: 124) berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib sekolah. Berdisiplin berarti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas. F. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan desain yang secara terusmenerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Desain ini tidak tersusun secara ketat dan kaku, sehingga dapat diubah dan disesuaikan dengan pengetahuan baru yang ditemukan. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran tentang suatu hal secara sistematis, factual dan akurat. Data yang telah terkumpul disusun, dianalisis, 9 diinterpretasikan, dan disimpulkan sehingga memberikan suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata (Moleong, 2001 : 7). 2. Jenis Penelitian Menurut Lexy Moleong, penelitian kualitataf adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis, gambar dan bukan angka, yana mana data diperoleh dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan penelitian kualitatif ini diharapkan peneliti dapat memperoleh data secara mendetail tentang hal-hal yang diteliti karena adanya hubungan langsung dengan responden atau obyek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif, faktual, akurat dan sistematis, mengenai masalah-masalah yang ada di penelitian ini. Sesuai dengan focus penelitian, maka masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah pola interaksi antara guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Oleh karena itu, penelitian ini dapat disebut penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini data primernya menggunakan data yang bersifat data verbal yaitu berupa deskripsi yang diperoleh dari pengamatan kegiatan pola interaksi antara guru dengan murid. 10 3. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangatlah penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. 4. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, karena di sekolah ini masih banyak anak yang kurang disiplin dalam kegiatan pembelajaran di sekolah mereka, hal ini juga menjadi alasan penulis melakukan penelitian di Sekolah tersebut . 5. Sumber Data Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari informan yang dianggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kata-kata atau tindakan 11 Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan / responden pada waktu wawancara. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya: siswa, guru dan kepala sekolah. b. Data tertulis (dokumentasi) Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari warga sekolah dan dokumendokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan subjek penelitian. c. Foto Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh beberapa foto tentang “Interaksi dan Kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 6. Prosedur Pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keterangan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Metode Interview Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan pendidikan Sutrisno Hadi (1987: 206). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai seputar penelitian yang lengkap dan mendalam. Metode ini akan digunakan 12 untuk mendapatkan data tentang interaksi antara guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan belajar. b. Metode observasi Metode observasi adalah metode yang biasa diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Moleong, 2001:180). Metode ini digunakan untuk mengetahui prosesi pola interaksi antara guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan belajar siswa Madrasah Aliyah Di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat nonpartisipan c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pokok dalam penelitian yang dilakukan. Metode ini digunakan untuk mencari hal-hal atau variable yang berupa catatan, buku, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 1987: 188) Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan geografis, keadaan sekolah dan keadaan Guru dan Siswa di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. 7. Analisis Data Menurut Imam Suprayogo dan Tobroni (2001 : 192 ) “ Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah penelitian memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat di analisis”, kegiatan-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: 13 a. Menetapkan fokus penelitian b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya. d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya; dan e. Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Jadi, “teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi)” (Milles, 1992:16-18). Dengan demikian, penulis akan menunjukkan laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data penulis mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan sebagainya. 8. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan menggunakan data kriteria dalam penelitian kreadibilitas. 14 Hal ini ditentukan inidimaksudkan dengan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Menurut Lexy J. Moleong ( 2000:175-178) dalam pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi, analisis kasus negative, kecukupan refesional, pengecekan anggota, uraian rinci dan auditing. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan pengecekan keabsahan data sebahai berikut: a. Perpanjangan keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. b. Ketekunan pengamatan Bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Triangulasi Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. d. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi Yaitu dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atauhasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. 15 9. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan 1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian 3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1) Coding, organisir data, katagori, uji hipotesis, 2) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 3) Pengecekan keabsahan data d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi 4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosah skripsi 16 G. Sistematika Penulisan Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai pembahasan skripsi ini. Maka secara global penulis merinci dalam sistematika pembahasan ini sebagai berikut : Bab I : Merupakan kerangka dasar yang berisi Latar Belakang, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-tahap Penelitian), dan Sistematika Pembahasan. Bab II : Berisi tentang kajian pustaka, merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat: pertama yaitu tentang interaksi guru dengan siswa yaitu mencakup: pengertian interaksi, landasan interaksi guru dengan murid, tujuan interaksi guru dengan murid, tanggung jawab guru dengan murid, dan unsur-unsur guru dengan murid. Kedua menerangkan tentang cara untuk mengembangkan kedisiplinan siwa yaitu pengertian dari tata tertib, norma-norma, peraturan sekolah, tingkah laku siswa, cara mengembangkan kedisiplinan siwa dan tujuan mengembangkan kedisiplinan siswa. Bab III : Berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan tentang gambaran umumMadrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh 17 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. ( letak geografis, keadaan sekolah, keadaan pendidikan, keadaan sosial ekonomi, kegiatan keagamaan, dan struktur organisasi ) dan hasil wawancara. BabIV: Berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian yang menjelaskantemuan peneliti tentang mengembangkan kedisiplinan, interaksi antara Guru dengan Siswa dan faktor penghambat dan pendukung di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Bab V : Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di dalamnya kesimpulan dan saran-saran. 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Interaksi 1. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Blumer (Goodman, 2004: 394) interaksi sosial adalah proses ketika kemampuan berpikir dikembangkan dan diekspresikan. Semua jenis interaksi, bukan hanya interaksi selama sosialisasi, memoles kemampuan berpikir kita. Di luar itu, berpikir membangun proses interaksi. Pada sebagian besar interaksi, aktor harus mempertimbangkan orang lain untuk memutuskan ya atau tidak dan bagaimana menyesuaikan aktivitas mereka dengan dengan aktivitas orang lain. Namun, tidak semua interaksi melibatkan proses berpikir. Perbedaan yang dilakukan Blumer (mengikuti Mead) antara dua bentuk dasar interaksi sosial relevan dalam pokok pembahasan ini. Menurut (Susanto, 1979: 44) interaksi sosial adalah akibat dari proses komunikasi, yaitu: proses pengaruh- mempengaruhi dalam masyarakat ataupun proses sosial. Penelitian menghasilkan, bahwa interaksi dapat berlangsung karena orang mengharapkan keuntungan ataupun ”reward” daripada komunikasinya. Johnson mengatakan, di dalam masyarakat, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu lainnya, individu dengan kelompok dan sebaliknya.Interaksi sosial memungkinkan masyarakat 19 berproses sedemikian rupa sehingga membangun satu pola hubungan. Interaksi sosial dapat pula diandaikan dengan apa yang disebut Weber sebagai tindakan sosial individu yang secara subyektif diarahkan terhadap orang lain (Johnson, 1988: 214). Menurut Kimball Young, interaksi sosial dapat berlangsung antara: a. Orang-perorangan dengan kelompok atau kelompok dengan orangperorangan (there may be person to group or group to person relation) b. Kelompok dengan kelompok (there is group to group interaction) c. Orang-perorangan (there is person to person interaction) (Taneko, 1990: 112). Menurut Max Weber, metode yang bisa digunakan untuk memahami artiarti subjektif tindakan sosial seseorang adalah dengan Verstehen. Istilah ini tidak hanya sekedar merupakan intropeksi yang Cuma bias digunakan untuk memahami arti subjektif tindakan diri sendiri, bukan tindakan subjektif orang lain. Sebaliknya, apa yang dimaksud Weber dengan verstehen adalah kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi dan serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif (Johnson, 1986: 216). Interaksi sosial yang sesungguhnya terjadi adalah hubungan insan yang bermakna.Melalui hubungan itu berlangsung kontak makna-makna yang direspon kedua belah pihak.Makna-makna dikomunikasikan dalam 20 simbol-simbol. Misalnya rasa senang akan diungkapakan dengan senyum, jabat tangan dan tindakan positif lainnya sebagai tambahan rangsangan panca indra atau rangsangan pengertian penuh. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang- oarang perorangan atau kelompokkelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar proses-proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubunganhubungan sosial yang dinamis. Dengan demikian pengertian- pengertian tentang interaksi sosial ini sangat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat. Umpamanya di Indonesia ini, dapat dibahas mengenai bentuk- bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa, antara golongan terpelajar dengan golongan agama. Dengan mengetahui dan memahami perilaku kondisi-kondisi apa yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu, maka pengetahuan kita dapat pula disumbangkan pada usaha bersama yang dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat. 21 2. Interaksi guru dengan murid di dalam Al-Qur’an dan Hadis a. Menurut Al-Qur’an Allah SWT telah mengajarkandan Dia adalah peletak metode samawi yang tiada taranyabahwa Rasul yang diutus untuk menyampaikan risalah samawi kepada umat manusia, adalah seorang pendidik yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral maupun intelektual. Sehingga umat manusia meneladaninya, menggunakan metodenya dalam hal kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji. Allah mengutus Nabi Saw sebagai teladan yang baik bagi kaum muslimin sepanjang sejarah, dan bagi umat manusia di setiap saat dan tempat, sebagai pelita yang menerangi dan purnama yang memberi petunjuk.Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33 ayat 21: ﺎﻥ ﻳَﺮْ ﺟُﻮﺍ ﷲَ َﻭ ْﺍﻟﻴَ ْﻮ َﻡ َ ﷲ ﺃُ ْﺳ َﻮﺓٌ َﺣ َﺴﻨَﺔٌ ﻟﱢ َﻤﻦ َﻛ َ ﻟﱠﻘَ ْﺪ َﻛ ِ ُﻮﻝ ِ ﺎﻥ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِﻓﻲ َﺭﺳ {21} ْﺍﻷَ ِﺧ َﺮ َﻭ َﺫ َﻛ َﺮ ﷲَ َﻛ ِﺜﻴﺮًﺍ Artinya:Sungguh, telah ada suri teladan yang baik pada diri Rasulullah bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Depag, 2006: 420). b. Menurut Hadis Sebagai calon guru agar dalam pengucapan suatu perkataan hendaklah dengan terang dan jelas, supaya orang yang mendengarkan (peserta didik) dapat memahami maksud yang disampaikan. Dan 22 apabila dengan ucapan pertamanya belum menjelaskan kepada murid,maka guru itu wajib mengulanginya agar murid tersebut bisa paham dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Perkataan yang jelas dan terang akan menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu pendidikan, karena jika tidak demikian dikhawatirkan nantinya akan terjadi salah pengertian, ketika terjadi salah pengertian bukan tidak mungkin justru peserta didik akan melenceng dari yang diharapkan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik mampu mmenyerap dan memahami apa yang diharapkan oleh pendidik. Dengan demikian sesuai hadis Rasulullah saw: ْ ََﻋ ْﻦ َﻋﺎﺋِ َﺸﺔَ َﺭ ِﺣ َﻤﻬﺎَﷲُ ﻗَﺎﻟ ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َ ﺖ َﻛ َ ِﺎﻥ َﻛﻼَ ُﻡ َﺭﺳ ُْﻮ ِﻝ ﷲ َﻭ َﺳﻠﱠ َﻢ َﻛﻼَﻣﺎَﻓَﺼْ ﻼَﻳَ ْﻔﻬَ ُﻤﻪُ ُﻛﻞﱡ َﻣ ْﻦ َﺳ ِﻤ َﻌﻪُ ﺍﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻮﺩﺍﻭﺩ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻻﺩﺏ Artinya: Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas memahamkan setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi.) 3. Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial Bentuk umum proses- proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial), oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hunbungan-hubungan sosial 23 yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai; pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitasaktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar. Tanda-tanda interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya fihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf. Orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan di dalam fikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. Suatu contoh interaksi sosial adalah seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi sosial tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya interaksi sosial berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruh mempengaruhi antara kedua belah fihak. Interaksi sosial, dengan demikian hanya berlangsung antara fihak-fihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah fihak. Apabila seseorang memukul kursi misalnya, tidak akan terjadi suatu interaksi sosial oleh karena kursi tersebut tidak akan 24 bereaksi dan mempengaruhi orang yang telah memukulnya. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.( Soekanto 1987: 50-52). 4. Interaksi Sosial dan Struktur Sosial Telah dikatakan bahwa interaksi sosial didahului oleh suatu kontak sosial, hal mana kemudian memungkinkan interaksi tadi karena adanya komunikasi. Sebagai salah satu tahap penting dalam proses sosial dan sosialisasi maka perlu ditinjau lagi apakah sebenernya proses sosial dan interksi sosial itu. Menurut Lasswell dan Kaplan setiap proses sosial melibatkan penerimaan ataupun penolakaan dari norma-norma yang disebarkan secara sadar ataupun tidak sadar, secara langsung ataupun tidak langsung. (Susanto,1979: 40-41). 5. Interaksi Edukatif Sebagai Proses Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif karena pendidikan menurut hakekatnya memang adalah satu peristiwa yang mempunyai aspek normatif. Artinya, bahwa di dalam peristiwa pendidikan, pendidikan dan anak didik berpegang pada ukuran, norma atau nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik. Agama, filsafah hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat, kesusilaan, semuanya adalah sumbersumber norma dalam di dalam pendidikan. Ini adalah bidang pembahasan 25 teori dan filsafat ilmu mendidik.Ini merupakan dasar bertindak menilai dan berfikir dari setiap pendidik. Akan tetapi selain dari perumusan normatif pendidikan dapat pula dirumuskan sebagai sebuah proses teknik, yakni apabila yang terutama dilihat ialah peristiwa itu sebagai satu peristiwa kejadian. Sebagai sebuah kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa, dan terikat dalam satu situasi, serta terarah pada satu tujuan, pendidikan adalah satu rangkaian peristiwa yang kompleks.Peristiwa tersebut adalah satu rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia, rangkaian kegiatan pengaruh- mempengaruhi.Satu rangkaian perubahan dan pertumbuhan fungsi- fungsi jasmaniah, pertumbuhan watak, pertumbuhan intelek, pertumbuhan sosial.Semua itu tercakup didalam peristiwa pendidikan.(Surakhmad, 1994: 16-17) 6. Ciri-Ciri Interaksi Belajar Mengajar Edi Suardi dalam bukunya Pedagogik (1980) merinci ciri-ciri interksai belajar mengajar, yaitu : a. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu,inilah yang dimaksud interaksi belajar mengajar itu sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai tujuan, unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung. b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, didesain untuk mencapai tujuan yan telah ditetapkan. 26 Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematika dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin akan membutuhkan prosedur dan disain yang berbeda pula. Sebagai contoh misalnya tujuan pembelajaran: agar siswa dapat menunjukkan letak kota New York, tentu kegiatannya tidak cocok kalau disuruh membaca dalam hati, dan begitu seterusnya. c. Interaksi Belajar-Mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen yang lain, apalagi komponen anak didik yang merupakan sentral. Materi harus sudah didisain dan disiapkan sebelum berlangsungya interkasi belajar mengajar. d. Ditandai dengan adanya aktifitas siswa. Sebagai konsekuensi, bahwa siswa merupakan sentral maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini , baik secara fisik maupun mental aktif. Inilah yang sesuai dengan CBSA. Jadi tidak ada gunanya guru melakukan kegiatan interksi belajar mengajar, kalau siswa pasif saja. Sebab para siswalah yang belajar , maka merekalah yang harus melakukannya. e. Dalam interaksi belajar mengajar, guru perperan sebagai pembimbing. 27 Dalam peranannya sebagai pembimbing ini guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Guru (“akan lebih baik bersama siswa”) sebagai designerakan memimpin terjadinya interaksi belajar megajar. f. Di dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua fihak dengansadar, baik fihak guru maupun fihak siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu akan terlihat darimpelaksanaan prosedur. Jadi langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. g. Ada batas waktu Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam system berkelas (kelompok siswa), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai. 28 7. Pengajaran Interaksional dan Landasannya Pengajaran interaksional menekankan pada proses yang bersifat dialogis. Dalam hal ini guru menyodorkan masalah kepada siswa, selanjutnya dengan proses diskusi, siswa mengemukakan pandangan, pendapat, argumentasi, juga menanggapi dan menyela atau mendukung pendapat yang lain, sehingga ditemukan kesimpulan tentang masalah yang dibahas itu. Dasar pandangan pengajaran interaksional adalah bahwa hasil belajar diperoleh melalui interaksi antara guru dengan siswa, dan siswasiswa yang lain, juga interaksi antara siswa dan bahan yang dipelajari, serta antara pikiran siswa dengan kehidupannya.Pandangan ini berakar dari falsafah yang memandang bahwa pada hakikatnya manusia sudah mempunyai kemampuan untuk memikirkan dan menemukan jawaban terhadap masalah kehidupan yang dihadapi.Fungsi pengajaran dalam hal ini adalah menumbuhkan dan mengungkap kemampuan itu melalui upaya penciptaan kondisi dan kemungkinan untuk tumbuh dan berkembangnya hal itu. Oleh karena nya pengajaran tidak dilakukan dengan cara “mengajari”tetapi dengan mengembangkan suasana dialogis. Di samping itu, manusia pada hakikat nya dipandang sebagai makhluk sosial .Sebagai makhluk sosial interaksi antara individu dengan lingkungan sosialnya sangat dibutuhkan bagi perkembangan individu itu sendiri, baik secara psikologis, maupun sosiologis. 29 Bahan pelajaran dalam pendidikan interaksional tidak disusun berdasarkan suatu subjek tertentu. Melainkan dikembangkan dari masalah sosio- kultural yang bersifat kontemporer. Berdasarkan masalah itu diharapkan dapat ditemukan ide baru yang merupakan modifikasi dari berbagai ide yang muncul dan berkembang.Oleh karena itu tidak dijumpai kurikulum formal yang tersusun secara sistematis. Secara psikologis, perkembangan mental anak dipandang sejalan dengan perkembangan segi kognitifnya .Manusia tumbuh dan berkembang dengan interaksinya dengan lingkungan, dan interaksi ini dapat memungkinkan terjadinya kematangan pada diri individu itu sendiri, terutama dalam menghadapi realita kehidupan.(Ali, 1992: 64-65). B. Kedisiplinan 1. Kajian Tentang Kedisiplinan Siswa di Sekolah Memahami pengertian tentang kedisiplinan siswa di sekolah secara komprehensip, maka penulis terlebih dahulu akan menguraikan satu per satu makna dari sikap disiplin siswa di sekolah agar dapat mempermudah dalam memahami maksud dari sikap disiplin siswa di sekolah. a. Pengertian Disiplin Kita sering mendengar kata kedisiplinan, tetapi pada hakikatnya mungkin kurang memahami apa yang dimaksud dengan kedisiplinan, oleh karena itu kita akan membahas lebih mendalam tentang apa yang dimaksud dengan kedisiplinan. 30 Kedisiplinan menurut bahasa berasal dari kata latin discipulus, yang berarti siswa atau murid (Verhoven dan Carvallo, 169 : 320), kemudian makna dari disiplin secara istilah yaitu disiplin adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang ada. Kemudian untuk memperkuat pemaknaan kedisiplinan, maka akan kami paparkan beberapa pendapat dari para tokoh antara lain: 1) WJS Poerwadarminta, (1992: 16) berpendapat, bahwa disiplin adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib. 2) Hadari Nawawi berpendapat tentang disiplin sebagai berikut: Disiplin dalam moral kerja diartikan sebagai usaha untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap semua ketentuan yang disetujui bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapt dihindari. (Nawawi, 1984: 128) 3) A.E.Hope ( dalam Kartini Kartono) berpendapat tentang disiplin sebagai berikut: yang dimaksud disiplin di sini bukanlah tata tertib sekolah melainkan sifat bertanggung jawab dari anak terhadap peraturan-peraturan sekolah. ( Kartono, 1981: 205) 4) Hurlock ( 1981) Terdapat dua konsep tentang disiplin yang berbeda, yaitu yang mengacu pada konsep negatif dan yang mengacu pada konsep positif. Menurut konsep negatif, disiplin berarti pemantauan melalui otoritas eksternal. 31 Konsep disiplin yang positif menekankan perkembangan di dalam, yaitu disiplin diri dan control diri yang mengarah pada motivasi dari dalam diri.Konsep negatif mengarah pada kedisiplinan yang ketidakmatanan individu, begitu juga sebaliknya. Dari berbagai pendapat tentang dikemukakan oleh para ahli pendidikan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari pengertian disiplin yakni disiplin merupakan suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati yang mana terdapat dua konsep yaitu positif dan negatif yang terdapat dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di sekolah. Dalam kamus administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: “disiplin adalah suatu keadaan tata tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati ’’(1998:108). Kedisiplinan berasal dari kata disiplin diberi awalan ke dan akhiranan. Menurut Poerwadarminta (2006:296), disiplin ialah latihan batin perbuatannya dan selalu watak dengan menaati kemiliteran). 32 tata maksud tertib supaya (sekolahan segala atau Sedangkan menurut Amatebun (1974:6) kedisiplinan adalah keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang hati. Disiplin sangat penting dan di butuhkan oleh setiap siswa.Karena Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib. Menurut Sutisna (1983: 97) istilah “disiplin” mengandung banyak arti. Good’s Dictionary of Education menjelaskan “disiplin” sebagai berikut: a) Proses atau hasil pengarahan atau penegendalian keinginan, dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. b) Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan. c) Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman dan atau hadiah. d) Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan. Sedang “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur atau cara-cara dimana keadaan teratur itu diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian efisien fungsi-fungsi sekolah. Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan tertib dimana 33 siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang hati. Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata tertib kehidupan sekolah yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Sutisna (1983: 97). 2. Macam-macam Disiplin Definisi di atas menyimpulkan ada dua pengertian adanya tentang disiplin, (Sutisna, 1987: 98).yaitu: a. Disiplin positif atau konstruktif Yaitu proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur, dan efisiensi. 34 b. Disiplin negatif atau otoriter Disiplin penggunaan ancaman dan hukuman untuk membuat orangorang merasa takut dan mematuhi perintah dan mengikuti perintah hukum. 3. Unsur-unsur Disiplin. Hampir di semua sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya kedisiplinan dan peraturan bagi sekolah yang bersangkutan. Semua peraturan baik yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu: a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang. b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atas pelanggaran peraturan. c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai peraturan tersebut (Arikunto, 1993: 123). 4. Tujuan Disiplin. Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, 35 c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses dalam belajar. 5. Indikator Kedisiplinan Menurut Tu’u (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/ perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi (2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu: 1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) Ketaatan terhadap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu: 36 a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar. b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa ataumenarik, maka timbulah kebosanan. Sehingga ia tidak lagi suka belajar. Maka dari itu agar siswa dapat memperhatikan pelajaran dengan baik. Siswa harus mau mengerjakan tugas dengan senang, memperhatikan guru mengajar, respon terhadap guru yang sedang mengajar dan menanyakan pelajaran yang diajarkan jika kurang paham. 37 c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas sendiri tanpa menyontek punya temannya,sertabertanya kepada teman tugas yang di berikan jika tidak masuk. d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik. Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Menurut Wahyuningrum (2004: 4) “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha”. Dalam hal ini siswa harus menggunakan fasilitas dengan baik, menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Tidak merusak ataupun menyalahgunakan fasilitas tersebut ke dalam hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. 6. Fungsi Kedisiplinan Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tu’u (2004:38-44) adalah: 38 a. Menata kehidupan bersama Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. b. Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. d. Pemaksaan Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. 39 e. Hukuman Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. f. Menciptakan lingkungan yang kondusif Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur. 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara 40 kontinyu. Menurut Tu’u (2004:48-49) ada empat faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu: a. Kesadaran diri Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman. b. Pengikutan dan ketaatan Disiplin bisa dikembangkan dengan cara mengikuti kegiatan yang ada di sekoah. Siswa juga harus mentaati sebuah peraturan di sekolah, dengan adanya ketaatan siswa dalam mentaati peraturan yang telah ada.Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. c. Alat pendidikan Dalam pendidikan ada sebuah alat atau cara membentuk perilaku siswa agar bisa berperilaku yang baik. Karena adanya alat pendidikan tersebut, untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 41 d. Hukuman Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan. 8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri. Tumbuhnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti: kebiasaan bangun pagi, mengatur tempat tidur, setelah itu segara menuju ke kamar mandi, serta yang lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari sikap kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai yang tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada siswa. Pembentukan sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga ini akan merupakan modal besar bagi pembentukan sikap disiplin di lingkungan sekolah (Arikunto, 1993: 119). Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2008: 123-125) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu : 42 a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima,hangat dan terbuka; b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa; c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah; d. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri; e. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah; f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan; h. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif; 43 i. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada harihari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin. Upaya mencapai disiplin diri yang tinggi diperlukan cara atau metode pembinaan yang baik. Metode atau cara yang baik berarti pembinaan tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kemauan orang yang dibina serta harapan pembina. Crow and Crow (1990:117) berpendapat tentang upaya yang dilakukan untuk pembinaan disiplin diri antara lain: a. Menumbuhkan rasa penyesalan. b. Memindahkan tempat duduk atau kelas yang disadari anak sebagai hukuman yang diharapkan dapat menyadarkan atas pelanggaran dan diharapkan dapat mengurangi kesempatan untuk melanggar peraturan lagi. c. Hukuman jasmani atau bisa disebut “Crop Oral Punishment”. d. Denda. e. Manahan anak dikelas. f. Tugas tambahan. g. Mendiamkan anak karena kelakuannya yang salah, agar anak tersebut menyadari dengan sendirinya. Kalau anak tersebut mempunyai perasaan akan butuhnya perhatian dari pendidik. 44 h. Mendorong dan memberi hadiah. i. Memberi pengertian yang baik dengan contoh yang baik. j. Pujian. k. Mengirimnya kepada kepala sekolah. Disiplin diri berhubungan erat dengan kesadaran diri, kesadaran akan keadaan dirinya dan keadaan disekitarnya. Dalam kaitannya dengan kesadaran diri, maka pembinaan disiplin perlu didasarkan pada cinta kasih, salah satu wujud konkret adalah penciptaan suasana tenang maksudnya berbagai macam tekanan dan paksaan pembina misalnya orang tua atau guru itu ditiadakan karena cukup sulit untuk menumbuhkan kesadaran dengan paksaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan sikap disiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang baik. Dengan sikap disiplin akan memungkinkan untuk memperoleh serta mendapatkan prestasi dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-lebih dalam korelasinya dengan prestasi belajar. C. Interaksi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa 1. Hubungan Guru dengan Siswa Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang di terapkan , media yang di 45 pergunakan, dan lain-lain. Tetapi di samping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara guru dan siswa . Hubungan guru dan siswa /anak didik di dalam proses belajar-mengajar merupakan faktor yang sangat mentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang di berikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluaranyang tidak diinginkan. Dalam hubungan ini salah-satu cara adalah adanya contact-hours didalam hubungan guru dan siswa.Contact-hour satau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam presentasi di muka kelas seperti biasanya.Untuk tingkat perguruan tinggi peranan contact-hoursini sangat penting sekali. Perlu digarisbawahi bahwa kegiatan belajar mengajar, tidak hanya melalui presentasi atau sistem kuliah di depan kelas. Bahkan sementara dikatakan bahwa metode dengan kuliah (presentasi) tidaklah dianggap sebagai satu-satunya proses belajar yang efisien bila ditinjau baik dari segi pengembangan sikap dan fikiran intelektual yang kritis dan kreatif. Dengan demikian bentuk-bentuk kegiatan belajar selain melalui pengajaran di depan kelas, perlu diperhatikan bentuk-bentuk kegiatan belajar-mengajar yang lain. Cara-cara atau bentuk-bentuk belajar yang lain 46 itu antara lain dapat melalui dengan contact –hourstadi. Dalam saat-saat semacam itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah. Guru dapat menanyai dan mengungkap keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan-persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang humanistik. Memang guru yang menerapkan prinsip-prinsip humanistic approach akantergolong padahumanistic teacher. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa. Berasil dan arti sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik. Dengan demikian tujuan kemanusiaan harus selalu diperhatikan, sehingga salahsatu hasil pendidikan yang diharapkan yakni human people, yakni manusia yang memiliki kesadaran untuk memperlakukan orang lain dengan penuh respect dan dignity. 2. Peranan Guru Dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi perananny. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan 47 perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajarmengajar dan berinteraksi dengan siswanya. (Sardiman, 2010: 143-144) Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan sebagai berikut a. Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. b. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua. c. James W. Brown, mengemumukan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-sehari, mengontrol dan mengawasi kegiatan siswa. d. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap. (Sardiman, 2010: 77-78) 48 Dalam rangka mengembangkan disiplin diri siswa dalam belajar, (Yusuf, 1989: 60) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian uru yaitu sebagai berikut: a. Guru hendaknya menjadi model bagi siswa Guru hendaknya moral,.sehingga ia berperilaku menjadi yang figur mencerminkan sentral bagi nilai-nilai siswa dalam menerjemahkan nilai-nilai tersebut dalam perilakunya, seperti berlaku jujur, berdisiplin dalam melaksanakan tugas, rajin belajar dan bersikap optimis dalam menghadapi persoalan hidup. b. Guru hendaknya memahami dan menghargai pribadi siswa. c. Guru hendaknya memahami bahwa setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangannya. d. Guru mau menghargai pendapat siswa. e. Guru hendaknya tidak mendominasi siswa. f. Guru hendaknya tidak mencemooh siswa, jika nilai pelajaran kurang atau pekerjaan rumahnya kurang memadai. g. Guru memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku atau berprestasi baik. h. Guru memberikan bimbingan kepada siswa. i. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan yang bersuasana membantu perkembangan siswa. j. Memberikan informasi tentang cara-cara belajar yang efektif. 49 k. Mengadakan dialog tentang tujuan dan manfaat peraturan belajar yang ditetapkan sekolah (guru) dengan siswa. l. Membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. m. Membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar. n. Membantu siswa yang mengalami masalah, terutama masalah belajar dan o. Memberikan informasi tentang nilai- nilai yang berlaku, dan mendorong. siswa agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut. 50 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA A. Gambaran umum Madrasah Aliyah Diponegoro Dusun Kamal Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. 1. Letak Geografis Madrasah Aliyah Diponegoro berada dengan satu kompleks Madrasah Tsanawiyah Pangeran Diponegero, di dusun Kamal desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Sebelah timur Madrasah Aliyah Diponegoro terdapat pondok pesantren Nurul Falah, dimana para santri juga sambil sekolah di Madrasah Aliyah Diponegoro dari berbagai daerah. Madrasah Aliyah Diponegoro juga mempunyai halaman yang luas, bangunan yang sudah terbentuk dengan baik dan rapi. Sebelah halaman Madrasah juga terdapat bangunan Masjid yang lumayan besar. Masjid tersebut juga digunakan untuk melaksanakan salat dzuhur dengan berjamaah oleh siswa-siswi MA Aliyah dan Mts Diponegoro. 2. Sejarah Madrasah Aliyah Diponegoro berdiri pada tanggal 16 Desember 2003, akan tetapi sebelumnya sudah ada madarasah dan sempat mengalami kevakuman. Akhirnya ditutup madrasah tersebut. Alhamdulillah atas perjuangan bapak ibu guru sampai sekarang Madrasah Aliyah Diponegoro bisa berdiri lagi dengan murid yang lumayan banyak. Bapak ibu guru Madrasah mengharapkan dengan adanya sekolah tersebut akan membantu 51 para siswa-siswi di Madrasah Aliyah untuk memperdalam ilmu-ilmu yang bersifat umum maupun ilmu tentang agama Islam. 3. Visi dan Misi b. Visi Terwujudnya Generasi Islam Yang ‘Alim, ‘Aqil, Tekun Beribadah, Berakhlak Karimah Dan Unggul Dalam Prestasi. c. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik. 2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari AlQur’an dan menjalankan ajaran agama Islam. 3) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu profesionalisme tenaga mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. 4) Meningkatkan pengetahuan dan kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. 5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, trasparan, akuntabel. 4. Tata Tertib Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Diponegoro a. Masuk Madrasah 1) Semua siswa siswi wajib membaca Al- Qur’an secara bersama-sama di dalam kelas sebelum KBM dimulai. 2) Siswa-siswi yang datang terlambat tidak di perkenankan langsung masuk kelas sebelum mendapat ijin tertulis dari guru piket. 52 3) Siswa-siswi yang ijin, harus disertai surat ijin yang di tandatangani oleh Orang tua/Wali Siswa-siswi dan mengetahui Ketua RT atau pengurus pondok. 4) Siswa-siswi yang ijin pada waktu masuk kembali, harus melapor kepada Kepala Madrasah dengan membawa surat-surat yang di perlukan. 5) Siswa-siswi tidak diperbolehkan meninggalkan Madrasah selama jam pelajaran berlangsung tanpa surat ijin guru piket. b. Kewajiban siswa-siswi 1) Taat kepada Bapak/ibu guru dan peraturan Madrasah selama jam pelajaran berlangsung tanpa surat ijin dari guru piket. 2) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan Madrasah. 3) Membantu kelancaran pelajaran, baik pelajaran di kelasnya maupun di Madrasah pada umumnya. 4) Ikut menjaga nama baik Madrasah, guru dan pelajar pada umumnya, baik di dalam maupun di luar Madrasah. 5) Saling menghargai antar sesama siswa-siswi. 6) Melengkapi atribut seragam Madrasah. 7) Ikut membantu dalam membangun TATA TERTIB Madrasah agar KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dapat berjalan secara kondusif dan teratur. 53 d. Larangan siswa-siswi 1) Menerima tamu di Madrasah tanpa seijin Kepala Madrsah atau guru piket. 2) Memakai perhiasan atau aksesoris berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan kepribadian islami. 3) Merokok, minum-minuman keras dilingkungan Madrasah. 4) Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman. 5) Membuat, mengikuti atau melindungi anak-anak nakal dan genggeng terlarang. 6) Dilarang membawa atau menggunakan HP di Madrasah. 7) Dilarang membawa sepeda motor di Madrasah. 8) Dilarang ijin sekolah melalui sms atau telepon, kecuali melalui telepon dengan menghubungi nomor HP Kepala Madrasah, Walikelas, dan nomor telepon Madrasah. e. Pakaian dan lain-lain 1) Setiap siswa –siswi wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai dengan ketentuan Madrasah. 2) Siswa-siswi dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat kecantikan dan kosmetik yang berlebihan. 3) Bagi siswa rambut harus rapi, bersih dan terpelihara. 4) Pakaian selain seragam Madrasah tidak boleh di pakai selama di lingkungan Madrasah. 54 5. Kegiatan siswa-siswi Madrasah Aliyah Diponegoro Dewan Ambalan Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman mengadakan kegiatan kemah Bakti tahun ajaran 2013/2014 di Brojonalan Wanuerjo, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, Sabtu-Minggu (3-4/5) lalu. Kegiatan kemah yang diikuti 50 siswa tersebut, mengusung tema “membangun sikap sosialisasi” terhadap masyarakat an peduli terhadap lingkungan. “Berdasarkan peritiwa erupsi beberapa gunung berapi kemarin, Merapi dan Kelud, membuat sebagian tumbuhan dan tanaman mati, terkena abu vulkanik, termasuk tempat wisata seperti candi.Melihat hal itu kami berinisiatif meaksanakan bakti sosial dalam kemasan kegiatan kemah sebagai wujud sumpahsih kami selaku pramuka,” ucap Ka Gudep MA P Diponegoro, Nugroho Nur Cahyo, kemarin. Sebab itu sebagai kegiatan inti kemah akti tersebut, adalah gerakan tanam seribu pohon, serta melakukan bersih lingkungan,termasuk membersihkan tempat wisata Cadi Pawon yang terletak Brojonalan. Adapun bibit pohon yang ditanam dalam kegiatan tersebut, buah-buahan.Tujuan kegiatan tersebut agar dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat melalui buahnya kelak.Karena sesuai dengan Tri Satya Pramuka Penegak, Pramua harus ikut serta membangun kesejahteraan masyarakat. “Menurut hemat kami dengan bibit pohon buah buahan, nantinya akan memberikan manfaat kepada masyarakat.Karena bisa diambil buahnya. Kemudian untuk kegiatan Candi Pawon bekerja sama dengan balai 55 Konservasi Borobudur, untuk membersihkan abu vulkanik yang masih tersisa. Gerakan tanam seribu pohon tersebut juga bertujuan untuk mendukung pariwisata Candi Pawon, agar lingkiungan lebih asri dan teduh dengan keberadaan pepohonan itu, “papar Cahyo. Tidak hanya itu, Pramuka Madrasah Aliyah Diponegoro juga memberikan bantuan sembako kepada warga setempat, serta mengadakan beberapa lomba anak sebagai media belajr dan hiburan anak anak. “Selain peduli terhadap lingkungan, kepedulian kami juga mengarah kepada warga setempat, dengan cara memberikan bantuan sembako, dan hiburan lomba anak, seperti mewarnai, melukis dan permainan bola,” jelas Danton pangakalan Langgar Agung MadrasahAliyah Diponegoro Siti Ulfiyah. Kepala sekolah Madrasah Aliyah Diponegoro, Bakri menuturkan, kegiatan tersebut juga dalam rangka menumbuhkan kemandirian anak, kepedulian, serta kerja sama dalam kelompok, sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat kelak. “Anak didik perlu mendapatkan pengalaman terjun ke masyarakat, salah satunya melalui kegiatan ini, sehingga nantinya bsa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat,” tutur Bakri. 56 6. Struktur Kepengurusan dan pembagian jam mengajar Tabel 3. 1 Struktur kepengurusan dan pembagian jam mengajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Drs. Bakri David Setyo Hermawan, S.E. Nurlabinah, S.Ag Djamhari, BA Nugroho Nur Cahyo, S.Pd. Ind Asepta Gumawan, S.E. Rofiatul Chasanah, S.Pd.I Rosyida Hikmawati S.Pd Samiun, S.Pd Yayuk Mudrikah S.Pd Laila Fitriana, S.Pd Istiqomah Muh Fadhil Nur Andriawan Jabatan Kepala Madrasah Waka Kurikulum, Ka. Lab Komputer Bendahara I Waka Sarpras Waka Kesiswaan Mengajar X.1 Kelas X.2 XI IPS XII IPS Jml Jam Bahasa Arab 2 2 2 2 8 Ekonomi Fisika TIK 3 2 2 3 2 2 4 2 5 2 27 Fiqih 2 2 2 2 8 2 2 - 2 2 - 2 2 1 2 1 2 18 4 2 4 2 4 2 4 1 23 Qur’an Hadits Aqidah Akhlaq SKI Bhs. Indonesia Bhs. Jawa Wali Kelas XI PKn Penjaskes 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Wali Kelas XII, Ka. Perpustakaan Sosiologi Sejarah 3 2 3 2 4 2 4 2 22 Bendahara II Geografi BP/BK Keterampilan 3 1 1 3 1 1 4 1 1 4 1 - 21 Waka humas, Wali Kelas X.1 Bhs. Inggris 4 4 5 5 18 Guru Keterampilan Seni Budaya Biologi 1 2 1 2 1 - 1 1 - 9 Wali Kelas X.2 Matematika Kimia 4 2 4 2 5 - 5 - 22 Kearsipan Tata Usaha Tukang Kebun - - - - 48 48 48 144 Pegawai Pegawai Pegawai JUMLAH 57 Ket 7. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro Tabel 3. 2 Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Diponegoro rana Prasarana mlah uang Kepala Sekolah dan tata usaha ruang (TU) uang Guru ruang elas ruang rpustakaan ruang ks ruang amar mandi ruang eja Kepala Sekolah set eja Guru set eja TU set eja komputer set Adapun sarana prasarana yang lainnya di Madrasah Aliyah juga terdapat halaman sekolah yang luas, dimana setiap seminggu sekali digunakan untuk upacara bendera, bermain basket dan bola volly. Siswa –siswi Madrasah juga merasa senang dan puas, karena bisa menggunakan halaman sekolah yang cukup luas. Selain itu di 58 Madrasah juga terdapat alat-alat kebersihan, seperti: Sapu lidi, sapu lantai, sulak, alat pel dan tempat sampah. B. Hasil Temuan Penelitian Tabel 3.3 Pengkodean No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kode A B C D E F G H I J Informan Kepala Madrasah Waka Kesiswaan Guru Sosiolgi dan Sejarah Guru BK Guru Qur’an Hadis dan Akidah Akhlak Guru Ekonomi dan Fisika Ketua Osis Siswa kelas XII IPS Siswa kelas XI IPS Siswa kelas X Tabel 3.4 Pertanyaan Informan No 1. Kode I 2. II 3. III Pertanyaan Bagaimana Interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 Bagaimana Konsep Guru dalam mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 Adakah faktor pendukung dan penghambat Interaksi Guru dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 59 1. Interaksi Guru dengan Murid “Beliau mengatakan interaksi memang penting di Madrasah, maka dari itu dalam mempererat interaksi antara guru dengan murid yaitu: mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ektrakulikuler, pramuka dan baksos. Karena harapan dari bapak kepala Madrasah dengan adanya kegiatan tersebut, siswa akan terlibat dan berlatih bagaimana cara untuk menjadi orang yang bertanggung jawab. (A/I/09/05/2014. Jam 09.WIB). Jadi interaksi guru dengan murid dilakukan dengan cara murid harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ada di madrasah tersebut. Seorang guru juga harus memberikan arahan yang baik kepada muridnya, agar dengan arahan dan mengikuti kegiatan yang ada di madrasah bisa berinteraksi dengan baik.Oleh karena itu sebaiknya guru membuka hati untuk murid-murid, guru tidak sungkan untuk bercanda, menyampaikan materi pelajaran dengan baik, peduli dengan murid dan mau bersama mereka. Guru mau menjadi tempat curhat murid, lalu mau menjadi teman mereka sehingga mereka pun menjadi dekat dan sayang. “Kegiatan yang diterapkan dalam mempererat hubungan antara guru dengan murid, yaitu dengan melaksanakan salat dzuhur secara berjamaah antara para siswa dengan bapak ibu guru di madrasah. Sebelum kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai, para siswa membaca Al-Qur’an terlebih dahulu, dengan didampingi oleh masing-masing guru yang mengajar jam pertama. (E/I/09/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi agar interaksi guru dengn murid bisa berjalan dengan baik, maka siswa harus menjalankan salat dzuhur dengan berjamaah.Di samping itu siswa juga harus mengikuti kegiatan darus atau membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan sebelum kegaiatan KBM dimulai. 60 “Dalam berinterksi antara guru dengan murid, seorang guru harus bisa mengerti dan memahami keadaan siswa. Maksudnya ketika siswa itu membutuhkan perhatian dari seorang guru, maka guru juga segera merespon kepada murid dalam kegiatan apapun. (C/I/09/05/2014 Jam 11.30 WIB). Jadi dengan perhatian guru kepada murid akan mengahasilkan hubungan yang baik serta seorang guru harus merespon atau tanggap ketika murid mengalami kendala dalam memahami pelajaran yang diberikan kepada siswa. “Interaksi lebih berdasarkan kasih sayang dan saling pengertian oleh karenanya keterbukaan siswa dalam hal permasalahan pribadi maupun masalah yang berhubungan dengan pembelajaran dapat terungkap”. (I/I/10/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi dengan adanya kedekatan, rasa perhatian di madrasah serta guru sebagai orang tua yang selalu memberikan kasih sayang dan membimbing. Maka interaksi guru dengan murid akan menjadi baik dan menghasilkan pembelajaran yang optimal. “Peran guru pembimbing agar interaksi bisa berjalan baik, dilakukan dengan cara mengembangkan kreativitas siswa dalam belajarnya. Siswa dapat menggunakan daya kreasinya untuk mampu belajar dengan kreatif dan sesuai dengan kemampuannya”. (D/I/10/05/2014 Jam 11.00 WIB). Jadi guru memberikan kesempatan kepada muridnya, agar dalam kegitan pembelajaran murid tersebut bisa berkreasi semaksimal mungkin, guru dengan kreatifitas tersebut siswa akan merasa diperhatikan dan merasa bahwa dirinya diberi tugas dan ada kepedulian terhadap siswanya. “Upaya yang dilakukan oleh siswa kepada guru dalam berinteraksi dilakukan dengan cara mendekati guru, dan mengajak berbincang-bincang kepada guru tersebut. Karena ketika siswa 61 mau mendekati dan berbicara dengan guru tidak ada rasa sungkan ataupun malu dalam menyampaikan masalah apapun kaitannya dengan kegiatan-kegiatan di sekolah”. (D/I/12/05/2014 Jam 10.00 WIB). Ketika murid berani mendekati guru serta mengajak berbicara tentang masalah yang sedang dihadapinya, maka hubungan guru dengan murid akan dekat dan merasa kalau murid tersebut mendapatkan perhatian dari bapak atau ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro. “Agar siswa bisa berinteraksi terhadap guru dengan baik, maka siswa harus selalu bersikap sopan, berbicara yang baik kepada bapak ibu guru dan mentaati peraturann yang telah ditetapkan dari pihak sekolah tersebut”. (D/I/13/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi siswa harus menghormati dan berkata yang sopan serta berperilaku sesuai dengan apa yang diajarkan oleh bapak ibu guru di Madrasah. Karena harapan dari bapak ibu guru semua siswa Madrasah Aliyah Diponegoro mempunyai akhlakul karimah. 2. Mengembangkan kedisiplinan “Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan. Dalam pendidikan ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Dalam hal ini, penerapan dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dewasa dan disiplin”. (A/II/09/05/2014 Jam 09.30 WIB). Jadi disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi 62 kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. “Dalam mengembangkan kedisiplinan siswa para pengurus osis melaksanakan kegiatan baris berbaris, karena harapan para guru dan siswa dengan adanya baris-berbaris siswa akan membentuk kepribadian dan watak yang tegas dalam melaksanakan kegiatan apapun di dalam sekolah tersebut. Siswa juga akan mempunyai jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugas dari seorang siswa”. (B/II/12/05/2014 Jam 08.00 WIB). Jadi kedisiplinan akan berkembang, ketika siswa- siswi Madrasah mengikuti kegitan-kegiatan di sekolah dengan baik dan terkontrol. Siswa juga dilatih untuk menyelesaikan masalah terhadap siswa yang telah melanggar peraturan di Madrasah tersebut. Apabila siswa tersebut belum bisa menyelesaikan masalahnya akan ditindaklanjuti oleh guru BK. “Ketika siswa telah melanggar peraturan yang telah dibuat oleh Madrasah , maka siswa tersebut akan mendapatkan sanksi. Misalnya siswa yang tidak mengikuti salat dzuhur dengan berjamaah, maka akan mendapatkan sanksi dari pihak yang mengabsen waktu salat dzuhur berjamaah berlangsung. Adapun sanksi yang diberikan kepada siswa tersebut di antaranya membersihkan halaman sekolah, siswa berdiri di halaman sekolah dengan diberi arahan dan teguran dari guru.Tujuannya agar siswa yang diberi hukuman tersebut bisa berdisiplin dalam mengikuti salat dzuhur berjamaah bersama siswa dan bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro”.(C/II/12/05/2014 Jam 11.00 WIB). 63 Jadi dengan adanya salat dzuhur secara berjamaah, harapan dari guru kedisiplinan akan lebih berkembang dan terarah dengan lebih baik. Maka dari itu ketika siswa tidak mengikuti salat duhur dengan berjamaah akan mendapatkan hukuman dari siswa yang bertugas mengabsen salat duhur dengan berjamaah. “Apabila ada siswa yang telah sulit diarahkan dan tidak mau mendengarkan nasihat guru, serta melebihi point karena melanggar peraturan, maka siswa tersebut disuruh membuat surat pernyataan dengan disekoring selama1 minggu. Dengan demikian siswa akan berfikir dan merenungi betapa pentingnya mentaati peraturan yang telah ditetapkan dari pihak sekolah, dan harapannya siswa bisa berdisiplin dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegero”. (D/II/13/05/2014 Jam 11.00 WIB). Kedisiplinan akan menjadi baik dengan adanya siswa yang telat harus izin kepada guru piket, dan yang tidak masuk sekolah maka harus menyerahkan surat keterangan dari dokter yang diberikan kepada guru piket. “Dalam mengembangkan kedisiplinan siswa, siswa harus bisa mentaati semua perturan yang ada di Madrasah Aliyah Diponegoro.Peraturan tersebut di antaranya, ketika siswasiswi sudah mendengarkan bel masuk kelas, semua siswa yang membawa hp dititipkan ke petugas yang bersangkutan. Siswa yang datang terlambat akan mendapatkan hukuman dari guru piket, dengan membersihkan lingkungan Madrasah Aliyah Diponegoro. Ketika siswa lewat ataupun berpapasan kepada bapak ibu guru, siwa harus menyapa dan tidak boleh berkata yang tidak sopan dalam kegiatan apapun”. (J/II/12/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi siswa yang telat datang ke madrasah, maka siswa tersebut akan mendapatkan hukuman dari guru piket, dengan membersihkan 64 lingkungan Madrasah Aliyah Diponegoro. Siswa juga berkata yang sopan dan berperilaku yang baik kepada bapak ibu guru di Madrasah. “Menegakkan hukum dan keadilan dalam kedisiplinan, akan menjadi baik dan tertata dengan sesuai harapan dari bapak ibu guru serta semua warga Madrasah Aliyah Diponegoro.Maksud dari menegakkan hukum yaitu lebih diperketat lagi dalam menertibkan pelanggaraan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Selanjutnya disiplin bisa diterapkan dengan baik yaitu dengan cara menegakkan keadilan, maksudnya siswa yang melanggar peraturan maka diberi hukuman sesuai dengan apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dalam pelanggarannya. Dengan demikian siswa akan bisa mengerti dan memahami bahwa dirinya telah melakukan kesalahan, dan mau menerima dengan hukuman yang telah diberikan kepada siswa yang bersangkutan”. (I/II/14/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi dengan adanya penegakan hukum dan keadilan, diharapkan siswa akan menjadi baik dalam melaksanakan kegiatan apa saja yang ada di Madrasah Aliyah Diponegoro. Karena adanya hukuman dan keadilan siswa merasa takut untuk melanggar peraturan yang telah ada di Madrasah. “Kedisiplinan akan berkembang dengan baik dengan adanya peringatan atau teguran terhadap siswa yang telah melanggar tata tertib di Madrasah Aliyah Diponegoro. Siswa yang mendapatkan teguran dari bapak ibu guru akan bisa mengerti kalau perbuatan yang dilakukan itu tidak baik.Pastinya guru dalam menegur siswa yang melanggar tidak bosan-bosannya untuk menegurnya, maka siswa tersebut akan berfikir bahwa teguran yang disampaikan oleh bapak ibu guru tujuannya untuk menjadikan siswa tersebut mematuhi peraturan yang telah ada”. (H/II/15/05/2014 Jam 10.00 WIB). Dengan demikian sangatlah penting sebuah teguran dari bapak atau ibu guru di madrasah,karena harapan dari bapak ibu guru agar para 65 siswa-siswi di madrasah bisa mentaati peraturan yang telah ditetapkan dari pihak Madrasah Aliyah Diponegoro. 3. Faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa a. Faktor pendukung “Adapun faktor pendukung dalam menjalin hubungan siswa dan guru serta mengembangkan kedisiplinan yaitu dengan cara melaksanakan kegiatan KBM dengan baik. Misalnya dalam pembelajaran tersebut guru harus merespon dan mempunyai rasa peduli terhadap muridnya dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya adanya fasilitas yang memadai dan mencukupi dalam melaksanakan pembelajaran”. (A/III/09/05/2014 Jam 09.30 WIB). Jadi faktor pendukung dalam mengembangkan kedisiplina yaitu kegiatan belajar mengajar harus berjalan dengan lancar, dan adanya sarana prasarana yang memadai dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di Madrasah Aliyah Diponegoro. “Dalam mengembangkan kedisiplinan siswa, dibentuklah organisasi,seperti : osis, kepramukaan dan kegiatan baksos yang diadakan oleh para siswa. Karena dengan kegiatankegitan tersebut akan menumbuhkan rasa peduli, menghargai dan membentuk karakter yang baik bagi siswa itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan akan terbentuk kedisiplinan yang baik, dengan cara melaksanakn kegiatan-kegiatan kaitannya dengan kegiatan yang telah diwajibkan dari sekolah itu sendiri”. (B/III/12/05/2014 Jam 08.00 WIB). Jadi adanya kegiatan-kegiatan di Madrasah,maka siswasiswi bisa berinteraksi dengan baik dan mengikuti kegiatan kegiatan tersebut dengan Diponegoro. 66 disiplin di Madrasah Aliyah “Cara berinteraksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan, adanya kedekatan antara guru dengan siswa itu sendiri. Siswa juga harus aktif mengikuti kegaiatankegiatan yang ada di Madrasah, karena harapan dari guru, siswa yang aktif tersebut akan sering bertemu dengan bapak ibu guru dan mempunyai rasa keterbukaan dalam berkomunikasi. Setelah siswa melaksanakan perbuatan tersebut pasti sikap disiplin di madrasah akan lebih baik dan terarah”. (D/III/12/05/2014 Jam 11.00 WIB). Jadi faktor pendukung dalam mengembangkan kedisiplinan yaitu dengan adanya rasa kedekatan terhadap bapak ibu guru di Madrasah dan rasa keterbukaan dalam berkomunikasi kepada bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro. “Siswa yang aktif dalam kegiatan apapun, akan mudah untuk berinteraksi dengan bapak ibu guru di Madrasah, dan dalam kegiatan tersebut mempunyai rasa terbuka, maksudnya tidak pemalu, sungkan dan minder dalam berkomunikasi kepada bapk ibu guru di Madrasah. Siswa yang demikian pasti disiplin dalam mentaati sebuah peraturan di Madrasah, karena siswa tersebut tau kalau dirinya melanggar sebuah peraturan yang ada, akan mendapatkan hukuman dari bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro”. (C/III/12/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi sangatlah penting bagi siswa dengan adanya rasa terbuka dan tidak pemalu dalam berkomunikasi kepada bapk ibu guru di Madrasah.Karena dengan perilaku tersebut siswa bisa lebih dekat kepada bapak ibu guru serta bisa mentaati peraturan yang telah ada dengan disiplin. “Antara siswa dan guru harus menjalin hubungan yang baik, maksudnya hubungan tersebut adalah seorang siswa menghormati kepada bapak ibu guru, seorang guru juga harus menyanyangi kepada murd-muridnya. Dengan kata lain yang muda harus menghormati yang tua, dan yang tua harus menyayangi dan memberikan perhatian kepada yang muda. Karena dengan perilaku tersebut dalam berinteraksi 67 dan mengembengakan kedisiplinan di Madrasah, akan berjalan dengan lancar dan harmonis dalam melaksanakan kegiatan apapun”. (E/III/12/05/2014 Jam 12.30 WIB). Jadi rasa hormat menghormati dan saling menyayangi antara siswa dan murid, menjadi faktor pendukung adanya interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro. “Untuk faktor pendukung menurut saya guru harus lebih memperhatikan lagi kepada siswa dalam kegiatan apapun di Madrasah. Karena dengan perhatian guru tersebut akan mudah seorang guru untuk berkomunikasi dan memberikan arahan kepada siswanya”. (G/III/12/09/2014 Jam 11.30 WIB). Jadi dengan rasa perhatian guru, dalam proses kegiatan apapun akan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro. “Ya menurut saya faktor pendukungnya siswa tersebut mempunyai keberanian berbicara kepada bapak ibu guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas”. (I/III/15/09/2014Jam 10.00 WIB). Maka dari itu agar siswa bisa berinteraksi dengan guru secara baik dan lancar, siswa tersebut harus berani menyampaikan hal-hal yang merasa belum paham dalam kegiatan apapun. b. Faktor penghambat “Dalam menjalin hubungan guru dengan siswa guna mengembangkan kedisiplinan, ada beberapa faktor penghambat yaitu, adanya kepribadian siswa yang berbedabeda, karena siswa tersebut ada yang berasal dari desa dan ada juga yang dari perkotaan.Di samping itu siswa juga membawa karakter yang berbeda-beda dalam menjalin 68 hubungan kepada bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro. (A/III/09/05/2014 Jam 09.30 WIB). Adanya kepribadian siswa yang berbeda-beda, dapat menjadi hambatan dalam mentaati peraturan yang telah ada di Madrasah tersebut. “Siswa yang datang dari berbagai daerah pastiya membawa berbagai karakter yang berbeda-beda. Maka dari itu dengan adanya karakter yang berbeda menjadikan hambatan dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di madrasah.Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa, mengharuskan siswa memakai pakaian yang rapi dan sopan. Karena dengan memakai pakaian yang rapi dan sopan siswa akan kelihatan kompak dalam memakai seragam yang telah dipakai. Harapan guru setelah memakai pakaian yang rapi dalam mengembangkan kedisiplinan, akan lebih mudah dan terarah dala melaksanakn kegiatan apapun”. (B/III/12/05/2014 Jam 08.00 WIB). Jadi yang menjadi faktor penghambat dalam mengembangka kedisiplinan yaitu: adanya kepribadian dan karakter yang berbeda-beda, dimana perilaku tersebut dibawa dari tempat asal masing-masing dari siswa tersebut. “Dalam mengembangkan kedisiplinan, bahwasannya anak tersebut pasif dalam kegiatan apapun, misalya: tidak mau mengikuti organisasi maupun kegiatan ekstrakulikuler yang ada di Madrasah Aliyah Diponegoro.Siswa yang tidak mengikuti organisasi tersebut dikarenakan mempunyai rasa takut dan malu ataupun belum terbiasa dalam berorganisasi.Maka dari itu siswa yang seperti ini menjadi faktor penghambat dalam berkomunikasi terhadap teman maupun bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro”. (D/III/12/05/2014 Jam 11.00 WIB). 69 Jadi yang menjadi faktor penghambat dalam mengembangkan kedisiplinan yaitu, siswa tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ada Madrasah. “Kurangnnya rasa keterbukaan kepada bapak ibu guru, maka dengan sikap yang tidak terbuka, menjadi penghambat dalam berinteraksi dan berdisiplin dalam kegiatan apapun. Di samping itu siswa mempunyai sebuah masalah yang dihadapinya di Madrasah, siswa tersebut tidak mau bercerita dan dipendam saja dalam dirinya“. (C/III/12/05/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi tidak adanya rasa keterbukaan pada siswa, dalam menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapinya, maka perilaku tersebut menjadi penghambat dalam berinteraksi serta mengembangkan kedisiplinan di Madarsah Aliyah Diponegoro. “Belum bisa berdisiplin dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ada di Madrasah, seperti: salat dzuhur dengan berjamaah, pramuka, baksos, membantu kepada fakir miskin dan sebagainya. Kegiatan tersebut telah menjadi kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa- siswi di Madrasah, siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan baik, maka siswa tersebut dikatakan telah melanggar sebuah peraturan yang telah ditetapkan oleh Madrasah”. (E/III/12/05/2014 Jam 12.30 WIB). Jadi siswa yang tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ada di Madrasah, siswa tersebut akan seenaknnya sendiri dalam melakukan kegiatan apapun di Madrasah. Maka dari itu siswa yang demikian menjadi penghambat dalam berinterksi dan mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro. “Kalau saya lihat untuk faktor penghambatnya masih ada juga guru yang belum bisa memahami karakter siswa 70 dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan yang lainnya, karena terkadang dari pihak guru sendiri masih susah untuk diajak berkomunikasi kepada siswanya”. (G/III/12/09/2014 Jam 11.30 WIB). Dengan demikian ketika seorang guru belum bisa memahami karakter seorang siswa dan susah diajak untuk berkomunikasi, maka dari pernyataaan di atas dapat dikatakan menjadi faktor penghambat dalam berinteraksi. “Ya kalau untuk faktor penghambat kadang siswa merasa sungkan untuk menyampaikan masalah belajarnya, karena ada rasa malu atau kurang percaya diri pada siswa tersebut. Makanya siswa menjadi sulit untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh bapak ibu guru di dalam kelas ataupun di luar kelas”. (I/III/15/09/2014 Jam 10.00 WIB). Jadi memang penting siswa sendiri tidak boleh sungkan ataupun malu kepada bapak atau ibu guru di Madrasah, untuk menyampaikan sesuatu yang belum paham dalam kegiaan belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. 71 BAB IV PEMBAHASAN A. Interaksi antara guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang a. Guru dengan siswa ada kedekatan dalam kegiatan apapun, karena dengan rasa yang dekat dari bapak ibu guru, siswa akan merasa diperhatikan. Akan tetapi rasa dekat antara guru dengan siswa itu sendiri juga ada batasannya, maksudnya guru dalam berhubungan kepada murid jangan terlalu dekat. Karena kalau terlalu dekat, siswa itu sendiri akan menganggap guru itu seperti temannya sendiri. Dengan demikian dalam berinteraksi antara guru dengan siswa akan menghasilkan hubungan yang baik dalam kegiatan belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun diluar kelas, serta akan menghasilkan hubungan yang sesuai dengan aturan yang ada di Madrasah Aliyah Diponegoro. b. Dalam menjalin interaksi, seorang guru harus bisa mengerti dan memahami keadaan siswa dalam kegiatan apapun, misalnnya kegiatan belajar mengajar, pramua, baksos dan ektrakulikuler yang ada di Madrasah. Ketika guru bisa mengerti keadaan siswa dengan cara memahami karakter siswa dalam kegiatan belajar mengajar maupun yang lainnya. Maka dalam berinteraksi akan menghasilkan pembelajaran yang optimal dan efektif dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh bapak ibu guru. Selain itu guru juga harus 72 mengetahui latar belakang siswa yaitu dengan cara memahami, bahwasannya siswa itu berasal dari berbagai daerah dan membawa karakter yang berbeda-beda. Jadi interaksi guru dengan murid akan bisa baik, ketika guru bisa mengerti keadaan muridnya dan memahami karakter siswa di Madrasah Aliayah Diponegoro. c. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru dan siswa melaksanakan kegiatan darus atau membaca Al-Qur’an dengan bersama-sama di ruang kelas masing-masing. Karena harapan dari bapak ibu guru, dengan kegiatan tersebut dalam berinteraksi antara guru dengan murid akan terjaga dan mempererat hubungan yang kuat. Kenapa demikian dalam kegiatan membaca Al-Qur’an secara bersamasama, pastinya guru dengan murid akan sering berkomunikasi dengan kegiatan tersebut. Selanjutnya dalam berinteraksi seorang guru membuka dengan hati yang lega dan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengungkapakan masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro. Adapun bentuk masalah dari murid itu sendiri tidak cuma masalah individu, akan tetapi juga masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Murid yang terbuka untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi kepada bapak atau ibu guru, maka interaksi guru dengan murid akan terjaga dengan kuat, dikarenakan guru dengan murid itu sendiri saling berkomunikasi. d. Di Madrasah Aliyah Diponegro, komunikasi antara guru dengan siswa di dalamnya terjadi umpan balik. Interaksi semacam ini disebut 73 interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Dalam interaksi semacam ini terjadi siswa yang belajar dan guru yang mendidik serta mengajar keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka dengan adanya timbal balik antara guru dengan siswa di Madrasah, akan menghasilkan pedidikan sesuai yang diharapkan oleh bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro. e. Interaksi antara guru dengan siswa di Madrasah Aliayh Diponegoro, guru berfungsi sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, fasilitator dan pengganti orang tua dirumah. Sebagai pengajar artinya guru menyediakan situasi dan kondisi belajar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di Madrasah. Artinya menyediakan seperangkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta sarana maupun prasarana. Guru sebagai pemimpin artinya harus bersikap demokratis, terbuka mau mendengarkan pendapat orang lain, keluhan, perasaan, ide muridnya di Madrasah, serta bersedia bekerjasama, saling mengerti dan toleransi. Jadi guru tidak berkuasa penuh, bertindak atas pertimbangan menguntungkan dirinya saja, tanpa memikirkan kepentingan siswanya. Disamping itu guru tidak boleh bersifat masa bodoh, melainkan mau bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama untuk kesejahteraan siswanya di Madrasah Aliah Diponegoro. Dengan demikian adanya pola interaksi antara guru dengan murid di Madrasah Aliyah yang dilakukan dengan cara adanya perhatian,peduli dan kasih sayang kepada muridnya, maka dari kedua belah akan bisa 74 berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan dari Madrasah. B. Mengembangkan Diponegoro Desa Kedisiplinan Menoreh Siswadi Kecamatan Madrasah Salaman Aliyah Kabupaten Magelang 1. Disiplin dengan mentaati tata tertib. Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan di Madrasah Ailyah Diponegoro, karena dalam suatu madrasah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang diharapkan oleh bapak ibu guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dikembangkan oleh guru dalam pembinaan disiplin guna terlaksananya tata tertib dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro antara lain yaitu : a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan murid-murid yaitu demi terjaminnya hak dan kewajiban masing-masing dan demi tercapainya tujuan bersama. b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada murid-murid. c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis. d. Mengorganisir kegiatan kelompok besar maupun kecil. 75 e. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir kritis terutama mengemukakan dan menerima pendapat. f. Memberi kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan dan kerja sama. g. Menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap yang diinginkan secara sosial psikologis. 2. Dengan hukuman dan penghargaan Pemberian hukuman tidak ada bedanya dengan pemberian penghargaan di Madrasah Aliyah Diponegoro. Antara pemberian hukuman dan penghargaan merupakan respons seseorang kepada orang lain karena perbuatannya. Bedanya, pemberian penghargaan termasuk respons positif, sedangkan pemberian hukuman termasuk respons negatif. Akan tetapi, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengubah tingkah laku seseorang. Adapun respons positif bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik akan lebih bertambah frekuensinya sehingga akan lebih baik lagi di masa mendatang. Sedang respons negatif (hukuman) bertujuan agar seseorang yang memiliki tingkah laku yang tidak baik itu dapat berubah dan lambat laun akan mengurangi frekuensi negatifnya. Maka dengan adanya pernyataan di ata sanksi yang di berlakukan di Madrasah Aliyah Diponegoro sebagai berikut: 76 a. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap ketentuan madrasah yang ringan. b. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuat rangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain. c. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang dilakukan putera-puterinya. d. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya. e. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat. f. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutan tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan. C. Faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro desa Menoreh kecamatan Salaman kabupaten Magelang Interaksi guru dengan siswa dan perilaku disiplin tidak akan tumbuh sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. 77 Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara kontinyu. Dengan pernyataan diatas berinteraksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro terdapat 2 faktor yaitu: 1. Faktor pendukung a. Siswa harus aktif mengikui kegiatan-kegiatan yang telah diadakan dari pihak madrasah. Karena dengan kegiatan tersebut siswaakan mudah untuk berkomunikasi dengan bapak ibu guru serta mudah dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro. b. Siswa harus mempunyai rasa yang terbuka terhadap bapak ibu guru dalam kegiatan apapun, diantaranya kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar), pramuka, ekstarakulikuler dan baksos. Dengan kegiatan tersebut pastinya murid akan sering untuk berkomunikasi kepada bapak ibu guru di Madrasah. Murid juga akan mudah untuk membentuk sikap khususnya dalam mengembangkan kedisiplinan c. Adanya rasa kedekatan dari bapak ibu guru di Madrasah. Karena dengan kedekatan itulah murid merasa diperhatikan oleh bapak ibu guru serta murid akan mudah untuk mentaati peraturan yang telah ada di Madrasah. 78 d. Sikap hormat menghormati dan memahami antara yang muda dengan yang tua. Siswa harus menghormati bapak ibu guru di Madrasah dan sebaliknya guru juga harus bisa memahami siswa ketika siswa itu memang butuh perhatian dari bapak ibu guru. Dengan perilaku tersebut maka sangatlah mudah siswa dan guru dalam berinteraksi dan dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro. 2. Faktor penghambat a. Siswa pastinya mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, karena siswa tersebut berasal dari berbagai macam daerah. Sedangkan daerah yang ditempat tinggali mempunyai adat dan budaya yang berbeda-beda. Maka dari itu dalam berkomunikasi antara guru dengan murid agak susah dalam berinteraksi. Selain itu siswa tersebut juga agak susah dan sulit untuk mematuhai sebuah peraturan yang ada di Madrasah. Dengan demikian kedisiplinan di Madrasah agak susah untuk ditingkatkan dan dikembangkan. b. Adanya rasa yang tidak terbuka atau tertutup dari pihak siswa itu sendiri. Karena siswa itu sendiri malu dan tidak berani mengungkapakan sesuatu yang akan disampaikan kepada guru. Maka ketika siswa sudah tidak berani dan malu berbicara kepada guru, dalam berinteraksi pastinya menjadi susah dan tertutup. Siswa juga tidak bisa maksimal dalam mentaati peraturan yang 79 telah ada, karena siswa yang diam dan malu kadang semuanya sendiri dalam mengikuti kegiatan yang telah ada di Madrasah Aliyah Diponegoro. c. Siswa yang tidak mentaati peraturan madrasah, seperti siswa yang tidak mengikuti salat duhur dengan berjamaah dan datang ke madrasah terlambat. Dengan demikian gurupun susah untuk mengajak siswa itu untuk berkomunikasi dan mentaati peraturan madrasah yang telah ditetapkan. d. Karakter siswa yang berbeda-beda. Adakalanya siswa yang bersifat lembut dan ada juga yang bersifat keras atau kasar. Pastinya dengan perilaku tersebut seorang guru dalam berkomunikasi kurang maksimal dan terarah. Guru juga susah dalam mengendalikan ataupun menegur siswa yang melanggar peraturan. Karena itu siswa tersebut mempunyai karakter yang berbeda-beda dan sulit juga untuk mengambangkan kedisiplinan di Madrasah Aliayah Diponegoro. D. Interaksi antara guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro desa Menoreh kecamatan Salaman kabupaten Magelang Interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro telah dilaksanakan dengan berbagai cara yaitu, semua warga madrasah baik kepala sekolah, guru dan siswa dalam berkomunikasi harus bisa saling memahami dan 80 mengerti. Maksud dalam memahami dan mengerti semua warga madrasah bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah dibuat dari paihak madrasah. Di dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid juga harus bisa berinterksi dengan baik, karena dengan kegiatan tersebut, akan menghantarkan guru dan murid dalam tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh bapak ibu guru dan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro. Selain itu semua warga Madrasah harus bisa mentaati peraturan yang telah dibuat dab ditetapkan dari Madrasah. Karena kegiatan apapun yang ada di Madrasah akan berjalan dengan lancar, ketika semua bapak ibu guru dan siswa bisa mentaati peraturan yang ada, maka dalam mengembangkan kedisiplinan di Madrasah akan mudah dan terbentuk dengan harapan yang diinginkan. Guru juga harus mempunyai sikap yang tegas dalam menegur siswa yang melanggar peraturan di madrasah. Karena siswa yang mendapatkan teguran dari bapak atau ibu guru, siswa itu sendiri akan merasa bahwa dirinya telah melakukan sebuah kesalahan dan melanggar peraturan yang ada. Dengan demikian interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa akan merasa nyaman, optimal dan maksimal. Seorang juga guru akan merasakan nyaman dan efektif, efisien dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan kepada siswa siswi di Madrasah Aliyah Diponegoro. 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan data-data penulis sajikan dalam laporan skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan: 1. Interaksi antara guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro yaitu: guru selalu memberikan rasa yang dekat kepada peserta didiknya, guru dan murid harus saling terbuka dalam melaksankan kegiatan apa saja di madrasah, guru dan murid juga harus memberikan perilaku umpan balik dalam kegiatan apapun di Madaash Aliyah diponegoro. 2. Konsep guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro yaitu: siswa selalu mengikuti kegiatan-kegiatan dengan tertib sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, adanya hukuman yang diberikan kepada murid yang telah melanggar peraturan, dan siswa yang bisa mentaati peraturan akan mendapatkan penghargaan dari bapak ibu guru di Madrasah Aliyah Diponegoro. 3. Adanya factor pendukung dan penghambat, interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa akan bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro. Adapun factor pendukung dan penghambat sebagaiberikut: a. Faktor pendukung: siswa harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di Madrasah, siswa harus mempunyai sifat terbuka kepada bapak ibu guru, adanya rasa kedekatan dari bapak ibu guru kepada siswa, siswa 82 menghormati bapak ibu guru dan guru bisa memahami kepada siswanya, b. Faktor penghambat: siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, kurangnya rasa terbuka dari siswa kepada bapak ibu guru, siswa belum bisa mentaati peraturan Madrasah, karakter siswa berbeda-beda ada yang lemah lembut, kasar dan lain sebagainya. B. Saran 1. Kepadabapakibu guru Madrasah AliyahDiponegoro a. Bisa memahami dan mengerti karakter dari setiap siswa, agar dalam berinterkasi bisa lebih baik. b. Bersabarlah dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan kepada siswa-siswi di Madrasah Aliyah Diponegoro, karena dengan kesabaran akan menghantarkan bapak ibu guru untuk menjadi guru yang baik dan dihargai. c. Tetap semangat dan pantang menyerah, ketika menghadapi masalah-masalah kepada anak didiknya. 2. Kepada siswa-siswi Madrasah AliyahDiponegoro a. Hormatilah bapak ibu guru di Madrasah, karena dengan menghormati bapak ibu guru akan mendapatkan cita-cita yang diinginkan. b. Taatilah semua peraturan yang telah dibuat oleh Madrasah, karena dengan mentaati peraturan hidup kita akan lebih tentram dan damai dalam mengikuti pembelajaran di Madrasah AliyahDiponegoro. 83 c. Belajar yang sungguh-sungguh dan semangat, maka dengan kesungguhan kalian, akan menjadikan kalian berhasil dalam belajar serta menjadi orang yang sukses. 84 DAFTAR PUSTAKA Abu Daud.1990. Sunan Abu Daud juz 3-4. Jakarta: Dar Al-Fikr. Ahmadi Toha. 1986. Terjemah Sahih Bukhori. Jakarta: Pustaka Panjimas Ali, Muhammad. 2010. Guru dalam proses belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Ali, Fachry. 1992. Rekonstruksi Pemikiran Islam Indonesia Masa Orde Baru. Bandung: Mizan Al Qur’an Tajwid dan Terjemah. 2006. Departemen Agama RI. Amatebun, Oteng N.A. 1974. Metode Pembelajaran Berprogram. Ikip Bandung: Diklat Kuliah Astrid S. Susanto. 1979. Komunikasi Sosial di Indonesia. Bandung: BinaCipta Arikunto.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarja: Rineka Cipta Berhartdt, K. S. 1964. Disciplin and Child Guidance. New York: McGraw Hill Book Company Departemen Pendidikan Nasional, 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta:PTGramediaPustakaUtama Durkheim, Emile, 1990. Pendidikan Moral Suatu Studi teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga Edi, Suardi. 1980. Pedagogik 2: Sistem Dan TujuanPendidikan. Bandung: Angkasa Goodman, George Ritzer Douglas J. 2004. Teori Sosiologi . Yogyakarta: Kreasi Wacana Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Reseach.Yogyaarta: Yayasan Penerbit Fakultas UGM Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Kartono, Kartini. 1981. Bimbingan dan dasar-dasar pelaksanaannya. Jakarta: Rajawali Milles, Mattew B dkk.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: PT UI press Moleong, L.J 2001.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosda Karya Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya Nawawi, Hadari, 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: GunungAgung Sutisna,Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional). Bandung: Angkasa Rahman, Maman. 1999. Disiplin Siswa di Sekolah. Jakarta: Rajawali Retnoningsih, Ana dan Suharso.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV. Widya Karya Sardiman A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Setiadi, Elly M, dkk. 2007. Ilmu social dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Setiadi, Elly M. dan Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial: teori, aplikasi dan pemecahannya. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup Soekanto, Soejono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali Soleman. B. Taneko. 1990. Hukum Adat Indonesia Edisi 2. Jakarta: Rajawali S, Susanto, Astrid. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Binacipta Subari. 1994. Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar). Jakarta: Bina Aksara Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengarahan. Bandung: TARSITO Syaiful, Bahri, Djamarah. 2014. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak. Jakarta: RinekaCipta Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Unardijan, Dolet. 2003. Manajemen Disiplin Ilmu. Jakarta: PT Grame dia Widiasarana Indonesia WJS. Poerwadarminta.1984 (Kamus Umum Bahasa Indonesia) cetVII.Jakarta: Balai Pustaka WJS.Poerwadarminta. 1992. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka Yusup. Pawit M. 1990. Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2261303-pengertianinteraksi/diakses pada tanggal 10 April 2014 pukul 15.30 WIB DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Alfan Umri Syaifulhaq Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 9 Desember 1990 Jenis Kelamin : laki-laki Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Alamat : Dsn. Sojomerto Kidul RT 003/RW 001, Dsa. Sidomolyo, Kec. Salaman, Kab. Magelang 56162 Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Sidomulyo 1, Kec.Salaman, Kab. Magelang, lulus Tahun 2003. 2. SMP Negeri 2 Tempuran, Kab. Magelang, lulus Tahun 2006. 3. MA Al-Iman Bulus, Kec.Gebang, Kab. Purworejo, lulus Tahun 2010. 4. STAIN Salatiga, lulus Tahun 2014. Demikian data ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 10 September 2014 Penulis Alfan Umri Syaifulhaq NIM: 11110051 TRIANGULASI DATA No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kode A B C D E F G H I J Informan Kepala Madrasah Waka Kesiswaan Guru Sosiolgi dan Sejarah Guru BK Guru Qur’an Hadis dan Akidah Akhlak Guru Ekonomi dan Fisika Ketua Osis Siswa kelas XII IPS Siswa kelas XI IPS Siswa kelas X No 1. Kode I 2. II 3. III Pertanyaan Bagaimana Interaksi antara Guru dengan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 Bagaimana Konsep Guru dalam mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 Adakah faktor pendukung dan penghambat Interaksi Guru dengan Siswa dalam Mengembangkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014 Objek A/I/9/05/2014 Jam 09.00 WIB Wawancara Siswa itu sendiri dalam menjalin hubungan atau interaksi dengan Guru,ya siswa itu harus mau mengikuti kegiatankegiatan yang telah ada di Madrasah. Seperti: kegiatankegiatan Ekstra kulikuler, pramuka dan baksos. Observasi Dokumentasi Memang benar Foto kegiatan setiap hari Jum’at Pramuka di jam 13.00 para Madrasah siswa datang ke Madrasah, untuk mengikuti kegiatan Pramuka. A/II/09/05/2014 Adanya tata tertib Jam 09.00 WIB dan hukuman yang yang sifatnya mendidik kepada siswa di Madrasah A/III/09/05/2014 Kalau dilihat dari Jam 09.00 WIB Sarana prasarana di Madrasah yang menjadi Faktor pendukung: Fasilitas buku, kegiatan belajar Mengajar berjalan dengan baik. Faktor Penghambat: kepribadian siswa yang berbeda-beda B/I/12/05/2014 Jam 08.00 WIB Siswa di Madrasah yang sering mengikuti kegiatankegiatan yang telah ada, maka dia akan mudah dalam berinteraksi kepada Bapak Ibu Guru di Madrasah. Jadi menurut saya siswa Pada waktu itu memang benar, waktu ada siswa yang telat datang ke Madrasah. Seorang Guru piket memberikan hukuman dengan membersihkan halaman Madrasah dan membuang sampah Buku yang ada di Madrasah memang ada, namun belum begitu komplit dan kegiatan belajar-mengajar sudah berjalan dengan baik, walaupun masih ada siswa yang telat datang ke Madrasah. Memang bener siswa sendiri mempunyai karakter yang berbeda-beda, karena pada waktu berbicara dengan guru,ada yang pelan dan juga ada yang keras Dalam kegiatan siswa itu sendiri memang banyak, pada waktu itu saya melihat siswa siswi Madrasah sedang melaksanakan kegiatan baris berbaris Foto siswa sedang membersihkan halaman dan membuang sampah Arsip tentang buku paket yang dipelajari dan foto pada waktu kegiatan belajar mengajar Foto kegiatan baris-berbaris dan kegiatan kemah di lapangan Sekib. B/II/12/05/2014 Jam 08.00 WIB itu harus aktif dalam kegiatan apapun. Bekerja sama dengan Guru BK dan Osis, maksudnya disini ketika ada siswa yang melanggar peraturan maka akan ditindaklanjuti oleh Osis da apabila belum bisa teratasi akan akan ditangani oleh Guru BK. Tepatnya pada hari senin, waktu itu saya melihat ada siswa yang tidak lengkap memakai pakaian osis waktu mengikuti upacara bendera, dan siswa tersebut langsung ditangani oleh osis. Foto siswa yang sedang mendapatkan pengarahan dari osis setelah kegiatan upacara bendera. Kegiatan siswa di Madrasah memang berjalan dengan baik, seperti kegiaan baksos dan ekstrakulikuler. Foto siswa siswi sedang melaksanakan kegiatan baksos di Candi Pawon Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas memang ada guru yang perhatian kepada siswa, tetapi ada juga guru yang kurang memperhatikan siswanya Diberi sanksi Para siswa-siswi terhadap siswa yang pada waktu itu tidak mengikuti salat jam 12.00 dzuhur dengan bersama-sama berjamaah melaksanakan salat dzuhur dengan berjamaah, dan setelah selesai salat dari pihak osis mengabsen siswa-siswi Madrasah Foto ketika proses belajar mengajar di dalam kelas B/III/12/05/2014 Faktor pendukung: Jam 08.00 WIB organisasi harus bisa berjalan dengan baik. Faktor penghambat: adanya kepribadian siswa yang berbeda-beda C/I/09/05/2014 Jam 11.30 WIB C/II/09/05/2014 Jam 11.30 WIB Guru harus bisa memahami dan mengerti terhadap siswa-siswi di Madrasah dan juga mengetahui latar belakang siswa Foto siswa-siswi sedang melaksanakan salat dzuhur dengan berjamaah C/III/09/05/2014 Fakto pendukung: Jam 11.30 WIB siswa akif mengikuti kegiatan apapun. Faktor penghambat: siswa tidak mau terbuka kepada bapak ibu guru dalam menghadapi masalah di Madrasah D/I/10/05/2014 Siswa Jam 11.00 WIB mengungkapkan masalah kepada Guru BK dan menceritakan masalah apa yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut Kebanyakan siswa-siswi aktif dalam kegiatan apapun, akan tetapi ada juga yang sulit untuk mengikuti kegiatan di Madrasah. Guru BK di Madrasah Aliyah pada waktu itu sedang menangani siswa di kantor,karena siswa tersebut tidak masuk kelas tanpa keterangan D/II/10/05/2014 Siswa yang Tepatnya waktu Jam 11.00 WIB terlambat datang ke saya duduk di Madrasah lebih dari ruang TU ada 5 menit harus minta siswa yang surat keterangan izin terlambat datang masuk ke kelas ke Madrasah, dan kepada guru piket, siswa dan apabila tidak mendapatkan masuk lebih dari 3 hukuman hari karena sakit, membersihkan maka siswa harus lingkungan menyerahkan surat Madrasah dan keterangan dari minta surat izin dokter. kepada guru piket D/III/10/05/2014 Faktor pendukung: Dari kedua faktor Jam 11.00 WIB adanya kedekatan tersebut memang antara siswa dengan betul ada siswa guru dalam kegiatan yang dekat kepada apapun di Madrasah. guru dalam proses Faktor penghambat: belajar mengajar, siswa mempunyai dan ada juga rasa malu, takut dan siswa yang malu belum terbiasa dan takut dalam dalam mengikuti mengungkapkan organisasi masalah belajar E/I/09/05/2014 Siswa-siswi Pada waktu itu Jam 10.00 WIB melaksanakan salat saya melihat Foto siswa-siswi sedang melakukan kegiatan outbond Arsip dari Guru BK karena waktu itu siswa tidak masuk kelas Foto siswa-siswi sedang minta surat izin masuk ke kelas kepada guru piket Foto guru dengan siswa sedang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar Foto siswa siswi sedang dzuhur dengan berjamaah dan setiap pagi sebelum kegiatan KBM dimulai para siswa membaca Al-Qur’an terlebih dahulu siswa-siswi sedang melaksanakan salat dzuhur dengan berjamaah walaupun masih ada siswa yang belum mau salat dengan berjamaah, disamping itu para siswa juga membaca AlQur’an secara bersama-sama dan ada juga siswa yang hanya mendengarkan karena lagi ada halangan Dalam Memang benar melaksanakan salat pada waktu itu dzuhur ada buku setelah para siswa absennya, maka bagi siswi selesai salat siswa yang tidak dzuhur dengan mengikuti salat berjamaah dari berjamaah akan pihak osis diberi hukuman mengabsen siswa yang salat dan yang tidak melaksanakan salat dzuhur dengan berjamaah E/III/09/05/2014 Jam 11. WIB Adanya hubungan yang baik antara Guru dengan Siswa dan rasa horomat menghormati dalam kegiatan apapun Catatan dari guru BK F/I/10/05/2014 Jam 12.30 WIB Guru harus bisa memberikan kasih sayang kepada E/II/09/05/2014 Jam 10.00 WIB Siswa dengan guru memang sudah ada hubungan dan hormat menghormati dengan baik, walaupun masih ada siswa yang sulit dikendalikan Ada sebagain guru yang sudah menerapkan rasa Foto siswa-siswi sedang melaksanakan salat dzuhur dengan berjamaah Foto kegiatan wasana warsa perpisahan kelas siswanya. Karena dengan kasih sayang siswa menjadi dekat kepada bapak ibu guru di Madrasah F/II/10/09/2014 Jam 12.30 WIB Siswa harus selalu mentaati peraturan yang ada dan siswa yang melanggar tata tertib akan mendapatkan hukuman F/III/10/09/2014 Jam 12.30 WIB Faktor pendukung: Guru bisa memahami karakter siswa. Faktor penghambat: siswa kurang mematuhi adanya tata tertib di Madrasah G/I/12/09/2014/ Jam 11.30 WIB kasih sayang kepada siswanya, akan tetapi ada juga guru yang kurang memberikan kasih sayang dan kurang peduli terhadap siswa-siswi di Madrasah Di Madrasah para siswa-siswi memang sudah pada mentaati tata tertib yang ada, akan tetapi ada juga yang masih melanggar seperti: datang ke Madrasah tidak tepat waktu Memeng betul Guru di Madrasah ada yang bisa memahami karakter siswa dalam proses belajar mengajar, dan ada pula Guru yang masih belum bisa memahami karakter siswa. Siswa juga masih banyak yang melanggar peraturan waktu pelakasannan upacara bendera Ya di Madrasah Pada saat itu saya Aliyah sini kalau juga melihat ada aku melihat siswa yang sangat hubungan antara erat dalam siswa dengan guru berkomunikasi ada yang sangat erat, dalam kegiatan akan tetapi ada juga wasana warsa XII Foto siswa telat datang ke Madrasah Foto kegitan belajar mengajar dan upacara bendera pada hari senin Foto kegiatan wasana warsa kelas XII G/II/12/09/2014 Jam 11.30 WIB yang sulit untuk berkomunikasi. kelas XII Siswa sendiri harus memahami bahwa dengan adanya tata tertib di sekolah harus ditaati dan dipahami dengan baik, maka kalau siswa sudah bisa melaksanakan tata tertib di Madrasah Kedisiplinan akan berjalan dengan sesuai aturan yang telah ada Ya kalau saya melihat di Madrasah, memang sebagian siswa sudah bisa mentaati peraturan yang telah ada, namun pada waktu itu saya masih melihat masih ada siswa yang telat datang ke Madrasah khususnya anak pondok Foto dan catatan dari guru piket, bahwa siswa terlambat datang ke Madrasah Ya sebetulnya guru sudah bisa memperhatikan siswanya dalam proses belajar, namun terkadang guru sendiri masih terlalu keras dalam memberikan pelajaran terhadap siswanya Foto guru sedang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris terhadap siswa Memang bener pada waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kadang siswa masih takut untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi oleh siswa. Catatan guru BK mengatakan siswa masih sungkan dalam mengungkapkan masalah kepada bapak atau ibu guru G/III/12/09/2014 Untuk faktor Jam 11.30 WIB pendukung menurut saya guru haru lebih memperhatikan lagi kepada siswa dan untuk faktor penghambatnya masih ada juga guru yang belum bisa memahami karakter siswa dalam kegiatan belajar mengajar H/I/10/09/2014 Siswa tidak boleh Jam 10.00 WIB sungkan ketika mengalami sebuah masalah dalam kegiatan belajar mengajar, maupun kegitan yang lainnya H/II/10/09/2014 Jam 10.00 WIB Adanya rasa kesadaran diri dari siswa, saling menyemangati antara teman satu dengan teman yang lain dan berfkir bahwasannya Madrasah ini milik kita bersama, maka kita harus menjaganya dan mematuhi tata tertib Madrasah Ya kalau saya melihat ada siswa yang sudah mempunyai kesadaran dalam mentaati peraturan di Madrasah, tapi juga masih ada siswa yang belum memahami betapa pentingnya mentaati peraturan yang telah ada di Madrasah Foto siswa bisa berbaris dengan rapi waktu upacara bendera dan foto siswa terlamabat datang ke Madrasah H/III/10/09/2014 Untuk faktor Jam 10.00 WIB pendukung ya salah satunya siswa aktif untuk mengikuti kegiatan yang telah ada. Sedangkan untuk faktor penghambat Masih ada juga siswa yang berani menjawab kepada bapak ibu guru ketika diberi teguran I/I/15/09/2014 Berkata sopan Jam 10.00 WIB kepada bapak ibu guru, apabila bertemu harap menyapa, mengerjakan apa yang diperintahkan dan kalau dinasihati tidak melawan Pada waktu itu pas saya datang hari senin siswa bisa mengikuti kegiatan upacara dengan tertib, dan memang bener waktu siswa ditanya kenapa kamu datang terlambat ada aja alasannya dan menjawab terus Ketika kegitan belajar mengajar, memang rata-rata siswa sudah bisa berkata sopan santun dan apabila berpapasan kepada bapak ibu guru, para siswa juga sudah menyapa Kalau saya lihat ada sebagian siswa yang berani menegur siswa yang melanggar tata tertib, tapi ada juga siswa yang Foto kegiatan upacara bendera hari senin dan foto siswa sedang memberikan alasan kalau dirinya datang terlambat ke Madrasah I/II/15/09/2014 Jam 10.00 WIB Menegur kepada teman yang melanggar peraturan, dan memberikan arahan dengan mentaati peraturan itu sangat Foto siswa sedang komunikasi kepada bapak ibu guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas Catatan dari guru BK tentang pelanggaran di Madrasah I/III/15/09/2014 Jam 10.00 WIB J/I/12/09/2014 Jam 10.00 WIB penting Ya menurut saya faktor pendukungnya siswa tersebut mempunyai keberanian berbicara kepada bapak ibu guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Adapun faktor penghambat kadang siswa merasa sungkan untuk menyampaikan masalah belajarnya Mendekati dan berbincang-bincang kepada guru serta menghormati bapak ibu guru dan berkata sopan J/II/12/09/2014 Jam 10.00 WIB Dengan cara menjaga kerapian dalam berpakaian, membuang sampah pada tempatnya dan mengikuti tata tertib yang berlaku J/III/12/09/2014 Jam 10.00 WIB Kalau menurut saya faktor pendukungnya ya siswa itu harus aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada di Madrasah, karena membiarkan saja Pada saat itu saya melihat waktu prose pembelajaran, ada siswa yang aktif bertanya kepada bapak ibu guru, namun ada juga siswa yang pasif waktu kegiatan belajar mengajar Waktu saya di ruang guru ada siswa yang sedang berbincangbincang membahas kegiatan ektrakulikuler dan siswa juga sudah bisa menghormati dan berkata sopan santun kepada bapak ibu guru Pada saat saya di ruang TU memang siswa siswi datang Madrasah bajunya dimasukkan, tetapi masih ada juga siswa siswi yang pakaiannya belum dimasukkan Pada saat itu saya membaca di Koran memang benar siswa-siswi Madrasah melaksanakan kegiatan baksos di Foto proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas Foto siswa sedang musyawarah kepada bapa ibu guru Foto siswa-siswi sedang datang ke Madrasah Foto siswa- siswi sedang melaksanakan kegiatan baksos di Candi Pawon dengan kegiatan tersebut siswa akan dekat kepada bapak ibu guru. Kalau faktor penghambatnya ya siswa kurang begitu memahami kalau kegiatan yang ada di Madrasah itu sangat penting dan harus mengikutinya Candi Pawon bersama bapak Kepala Madrasah dan para dewan Guru Pedoman Wawancara A. Identitas Responden Nama : ....................... Jenis kelamin : ....................... Jabatan : ........................ Waktu pelaksanaan : ........................ B. Kepada Kepala SekolahMadrasah Aliyah Diponegoro Menoreh Salaman Magelang 1. Bagaimanana cara bapak dalam melaksanakan hubungan (interaksi) antara guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 2. Langkah apa saja yang bapak laksanakan dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 3. Kegiatan apa saja yang bapak terapkan dalam mempererat hubungan antara guru dengan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 4. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplnan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 5. Apa saja kriteria siswa yang mempunyai mempunyai sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? C. Kepada Guru Madrasah Aliyah Diponegoro Menoreh Salaman Magelang 1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses pembelajaran bias berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? D. Kepada Siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Menoreh Salaman Magelang 1. Bagaimana hubungan Guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraksi dengan Bapak/ Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? 5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Hasil Wawancara Nama : Drs. Bakri Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan :Kepala Madrasah Aliyah Diponegoro Waktuwawancara : 9 Mei 2014 jam 09.00 WIB 1. Bagaimanana cara bapak dalam melaksanakan hubungan (interaksi) antara guru dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Cara yang dilaksanakan di Madrasah yaitu dengan cara mengadakan kegiatan-kegiatan seperti: ekstrakulikuler, pramuka dan baksos. 2. Langkah apa saja yang bapak laksanakan dalam mengembangkan kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Adanya tata tertib dan hukuman yang sifatnya mendidik kepada siswa di Madrasah. 3. Kegiatan apa saja yang bapak terapkan dalam mempererat hubungan antara guru dengan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Bapak ibu guru dan para siswa melaksanakan kegiatan hari-hari besar Islam seperti, hari penyembelihan hewan qurban dan membersihkan lingkungan Madrasah secara besama-sama. 4. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplnan siswa Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Faktor pendukung: fasilitas buku, kegiatan belajar mengajar(KBM) berjalan dengan lancar dan mengikuti semua kegiatan yang telah ada di Madrasah. Adapun faktor penghambat: kepribadian siswa yang berbeda-beda, karena berasal dari berbagai macam daerah. 5. Apa saja kriteria siswa yang mempunyai mempunyai sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Datang tepat waktu dan melaksanakan tugas-tugas madrasah Nama : Nugroho Nur Cahyo, S.Pd Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan :Guru Bahasa Indonesia dan Waka Kesiswaan Waktuwawancara :Tanggal 12 Mei 2014 jam 08.00 WIB 1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Membuat kegiatan organisasi seperti, Osis, Kepramukaan, Baris berbaris dan kegitan Ekstrakulikuler di Madrasah. 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Faktor pendukung: organisasi berjalan dengan baik agar mudah untuk diharapkan dari semua warga Madrasah. Faktor penghambat: Adanya kepribadian siswa yang bermacam-macam. 3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Selalu salat dzuhur dengan berjamaah, selalu membaca Al-Qur’an sebelum kegiatan KBM dimulai dan dalam berpakaian harus rapi. 4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Bekerjasama dengan waka Kesiswaan, Guru BK dan Osis dengan adanya siswa yang melanggar peraturan Madrasah dan apabila dari piha Madrasah tidak bisa mengatasi maka orang tuanya dipanggil ke Madrasah. 5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Keteladana antara ucapan dan tindakan harus disesuaikan, bisa masuk kelas dengan tertib, maka siswa dikasih penghargaan dari bapak ibu guru di Madrasah. Nama : Rofiatul Chasanah S.Pd.I Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Guru Sosiologi dan Sejarah Waktuwawancara :Tanggal 9 Mei 2014 jam 11.30 WIB 1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Guru harus bisa memahami dan mengerti terhadap siswa-siswi di Madrasah dan juga mengetahui latar belakang siswa. 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Fakor pendukung: siswa yang aktif dalam kegiatan apapun dan mempunyai sifat terbuka kepada bapak ibu guru di Madrasah. Faktor penghambat: Siswa yang tidak mau terbuka kepada bapak ibu guru, ketika mempunyai masalah di Madrasah. 3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Diskusi dalam pembelajaran dan mempresentasikan kepada temantemannya, serta melakukan tanya jawab diantara para siswa . 4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Diberi sanksi terhadap siswa yang tidak mengikuti salat dzuhur dengan berjamaah 5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Dengan adanya salat dzuhur secara berjamaah otomatis displin akan berjalan dengan baik. Nama : Rosida Hikmawati Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Guru BK Waktuwawancara : Tanggal 10 Mei 2014 jam 11.00 WIB 1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Siswa mengungkapkan masalah kepada guru BK dan menceritakan masalah apa yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut. 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Faktor pendukung: Adanya kedekatan antara siswa dengan guru dalam kegiatan apapun di Madrasah. Faktor penghambat: Siswa mempunyai rasa malu, takut dan belum terbiasa dalam mengikuti organisasi 3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Memberikan bimbingan kepada para sisa di Madrasah dan melaksanakan peringatan hari besar Islam seperti, Isra’ Mi’raj dan lain sebagainya. 4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Terlambat lebih 5 menit minta sura izin ke guru piket dan membersihkan lingkungan Madrasah. Sakit lebih dari 3 hari menyerahkan surat keterangan dari Dokter kepada bapa ibu guru di Madrasah. 5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Siswa yang sering bolos, aka dikasih peringatan dengan cara ditegur, dan apabia ditegur tidak mau juga. Maka akan diturunkan kelasnya dan siswa yang memang sudah berat pelanggarannya akan diskoring dan membuat surat pernyataan kepada pihak Madrasah. Nama : Jamhari Abdul Fatah, BA Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan : Guru Qur’an Hadis dan Akidah Akhlak Waktuwawancara : Tanggal 9 Mei 2014 jam 10.00 WIB 1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Salat dzuhur dengan berjamaah dan setiap pagi sebelum kegiatan KBM dimulai para siswa membaca Al-Qur’an terlebih dahulu. 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Faktor pendukung: Adanya hubungan baik antara siswa dengan guru dan saling hormat menghormati, menyayangi antara yang tua dan muda. Faktor penghambat: Kurangnya berdisiplin bagi anak yang tidak mengikuti salat dzuhur dengan berjamaah. 3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Yang tidak pernah piket kelas dan tidak mengikuti upacara bendera disuruh berdiri di halaman Madrasah dengan dikasih arahan dari bapak ibu guru. 4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Dalam salat dzuhur ada buku absennya, maka bagi siswa yang tidak mengikuti akan diberi hukuman. 5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Guru sebelum memulai mengajar, terlebih dahulu guru memberikan motivasi kepada para siswam di Madrasah, harapannya agar para siswa bisa mentaati peraturan-peraturan Madrasah. Nama : David Setyo Hermawan Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan : Guru Fisika, Ekonomi dan Fisika Waktuwawancara : Tanggal 10 Mei 2014 jam 12.30 WIB 1. Bagaimana langkah Bapak/Ibu guru dalam menerapkan interaksi dengan murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Guru harus bisa memberikan rasa kasih sayang kepada siswanya. Karena dengan kasih sayang tersebut siswa menjadi dekat kepada bapak ibu guru. 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat interaksi guru dengan murid dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Faktor pendukung: Guru bisa memahami karakter dari siswa itu sendiri. Faktor penghambat: Siswa kurang mematuhi adanya tata tertib di Madrasah. 3. Langkah apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan agar interaksi dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Memberikan suasana yang tenang dan santai kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lainnya. 4. Bagaimana konsep Bapak/ Ibu Guru dalam mengembangkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Siswa harus selalu mentaati peraturan yang ada, siswa yang melanggar tata tertib akan medapatkan hukuman. 5. Upaya apa yang Bapak/Ibu Guru laksanakan dalam pembinaan terhadap siswa agar mempunyai sikap disiplin yang baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Memberikan pelatihan kepemimpinan kepada siswa seperti, baris berbaris, pramuka dan lain sebagainya. Nama : Lu’luu’l Jannah Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Siswi kelas XI IPS Waktuwawancara : Tanggal 10 Mei 2014 jam 10.00 WIB 1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Hubungan guru dengan murid di Madrasah sangat dekat, akan tetapi kedekatan dari bapak ibu guru juga ada batasannya. 2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Tidak sungkan ketika mengalami sebuah masalah dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), maupun kegiatan yang lainnya. 3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Memperingati hari Nasional, setelah ulangan akhir semester (UAS), mengadakan clasmeateeng, melaksanakan peringatan Maulud Nabi dan setiap pagi ada tadarus Al-Qur’an. 4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Adanya rasa kesadaran diri, saling menyemangati antara teman satu dengan yang lain dan berfikir bahwasannya Madrasah ini milik kita bersama, maka kita harus menjaganya dan mematuhi tata tertib Madrasah. 5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Ketika besuk terjun di Masyarakat siswa bisa berinteraksi dengan baik dan hidupnya bisa nyaman, tenang dan tentram. Nama : Fatkhur Rahman Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan : Siswa kelas XI Waktuwawancara : Tanggal 15 Mei 2014 jam 10.00 WIB 1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Hubungan guru dengan murid di Madrasah baik-baik saja, dan kayaknya gak ada masalah. 2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan Bapak/ Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Berkata sopan kepada bapak ibu guru, apabila bertemu harap menyapa, mengerjakan apa yang diperintahkan, kalau dinasihati tidak melawan. 3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Apabila bertemu guru maupun para siswa harap berjabat tangan, tidak diharuskan laki-laki dan perempuan untuk berjabat tangan, apabila berjabat tangan kepada bapak ibu guru dicium tangannya, niatnya ta’dzim dan memuliakan bapak guru di Madrasah. 4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Memberi peringatan apabila ada siswa yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. 5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Hidup kita, untuk kedepannya bisa lebih terarah dan menjadi orang yang disiplin dimanapun kita berada. Nama : Siti Zulatul Mualifah Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa kelas XI Waktuwawancara : Tanggal 12 Mei 2014 jam 10.00 WIB 1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Hubungan antara guru dengan murid seperti teman dekat. 2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Mendekati guru dan berbincang-bincang kepada guru, menghormati bapak ibu guru dan berkaa sopan. 3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Jika ada tugas kita harus mengerjakan dan mengikuti perintah guru dengan baik. 4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Dengan cara menjaga kerapian dalam berpakaian, membuang sampah pada tempatnya, mengikuti tata tertib yang berlaku. 5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Supaya siswa dapat menjaga kerapian dalam berpakaian, siswa bisa mengikuti kegiatan-kegiatan kesehatannya. sekolah dengan baikdan bisa menjaga Nama : Novi Saturi Jenis kelamin : Perempuan Jabatan : Siswa kelas XI Waktuwawancara : Tanggal 13 Mei 2014 jam 10.00 WIB 1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Hubugan antara guru dengan murid sangat akrab. 2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Tetap berkata sopan saat berbicara dengan guru, tidak membuat guru marah dengan kita, karena jika guru marah dengan kita, akan mengganggu interaksi kita dengan guru dan selalu mematuhi peraturan Madrasah. 3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Mengadakan kerja bakti antara siswa dan guru, kalau bertemu memberi salam, mengadakan salat berjamaah antara siswa dan guru. 4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Menyadari bahwa disiplin itu penting, menegakkan peraturan dan jika ada yang melanggar dihukum. 5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Dengan disiplin siswa dapat menghargai waktu, dan dengan disiplin hidup kita menjadi teratur. Nama : Muniful Jenis kelamin : Laki-laki Jabatan : Siswa kelas XI Waktuwawancara : Tanggal 14 Mei 2014 jam 10.00 WIB 1. Bagaimana hubungan Guru dengan Murid di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Menurut saya ada beberapa guru yang dekat dengan murid, tapi ada juga guru yang tidak dekat sam muridnya. 2. Bagaimana langkah yang anda laksanakan agar bisa berinteraks dengan Bapak/Ibu Guru dengan baik di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Bertanya ketika mendapatkan kesulitan dalam belajar dan konsultasi kepada bapak ibu ketika kita sedang mendapatkan masalah. 3. Kegiatan apa saja yang anda laksanakan dalam memperat hubungan antara guru dengn siswa di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Siswa bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik. 4. Cara apa yang anda lakukan agar bisa mengembangkan kedisiplinan di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Dengan cara menegakkan hukum dan keadilan, ketika ada siswa yang melanggar tata tertib Madrasah. 5. Apa pentingnya diterapkan sikap disiplin di Madrasah Aliyah Diponegoro Salaman Magelang? Jawaban: Agar dengan adanya disiplin kita menjadi anak yang tidak bermalasmalasan. DOKUMENTASI PENELITIAN Logo Madrasah Masjid Dewan guru acara akhirusanah Gedung Madrasah Aliyah Dewan Guru Madrasah Siswa- siswi Madrasah Guru menyerahkan ijasah kepada siswa Proses kegiatan belajar mengajar Siswa baru melaksanakan kegiatan MOS Siswa-siswi berdoa bersama Siswa Salat Dzuhur secara berjamaah Siswi Salat Dzuhur secara berjamaah Pengurus Osis baris memberikan arahan Guru memberikan hukuman Siswa baris karena melanggar peraturan Siswi minta surat izin masuk kelas Kegiatan upacara bendera Proses wawancara