perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroorganisme merupakan komponen penting dalam ekosistem. Jumlah mikroorganisme melimpah dan tersebar pada banyak tempat di alam, baik pada tubuh makhluk hidup maupun pada lingkungan di sekitarnya. Di dalam komunitas, interaksi mikroorganisme dengan sesama mikroorganisme atau dengan organisme lain dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Mikroorganisme cenderung diasosiasikan dengan penyakit-penyakit infeksi atau pembusukan makanan. Akan tetapi, mayoritas mikroorganisme justru memberikan kontribusi bagi keseimbangan ekosistem lingkungan hidup (Pelczar, 2003). Salah satu dari mikroorganisme itu adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme yang penyebarannya sangat luas dan jumlahnya sangat banyak serta mampu hidup pada tempat-tempat yang ekstrim dan tidak wajar seperti di tempat dengan suhu panas (60°C - 80°C), di tempat dengan kondisi asam yang tinggi, miskin oksigen dan tempat ekstrim lainnya. Bakteri juga banyak terdapat di tubuh organisme baik hewan maupun tumbuhan, dalam tubuh atau pun bagian tubuh organisme. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa bakteri memiliki peranan yang cukup besar bagi komunitas dan lingkungannya. Bakteri dari genus Rhizobium berperan dalam menyediakan nitrogen bagi tanaman inangnya, sedangkan bakteri Pasteuria penetrans berperan dalam pengendalian nematoda pada tanaman. Bakteri juga memiliki pengaruh yang besar bagi lingkungan terutama pada daun tanaman, salah satu di antaranya adalah peneltian Lindow et al., (1982) tentang bakteri Ice Nucleation Active. Bakteri Ice Nucleation Active (INA) adalah salah satu bakteri yang terdapat pada bagian organ tumbuhan yaitu pada permukaan daun. Menurut Lindow et al., (1982), keberadaan bakteri INA pada permukaan daun mampu meningkatkan kemungkinan terbentuknya luka beku (frost injury) pada suhu commit to user 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id diatas -5ºC. Penelitian Hirano & Upper (2000), juga telah membuktikan kemampuan bakteri INA menyebabkan kerusakan beku pada beberapa tumbuhan. Bakteri INA mampu menginisiasi pembentukan es, kemampuannya dalam menginisiasi es didapat secara alami karena adanya substansi pembentuk inti es (Lindow, 1983). Pembentukan inti es oleh bakteri INA dilakukan dengan mengekspresikan jenis protein tertentu. Protein yang terdapat pada bakteri INA misalnya pada Pseudomonas syringae, mengekspresikan protein inti es (ice nucleation protein) yang terdapat pada membran luar selnya. Secara normal air dingin akan membeku secara spontan apabila suhu di bawah -40ºC, dan apabila di atas suhu -40ºC, maka air murni hanya akan menjadi super dingin (supercool). Adanya pembentuk inti es pada bakteri INA dapat membantu mempercepat pembekuan es. Hal ini karena inisiasi pembentukan es tergantung pada kehadiran inti es, ukuran partikel dan bentuk inti es. Bakteri INA mampu mengkatalis pembentukan es pada suhu di atas -10°C, bahkan beberapa di antaranya dapat membentuk inti es pada suhu -1,5°C. Bakteri INA sebagian besar berasosiasi dengan tanaman (Waturangi et al., 2008). Bakteri INA umumnya tumbuh pada permukaan daun tanaman, beberapa di antaranya yang telah ditemukan adalah Pseudomonas syringae, Pseudomonas viridiflava, Pseudomonas fluorescens, Erwinia herbicola dan Xanthomonas campestris (Edwars et al., 1994). Sebagian dari bakteri-bakteri ini secara potensial memainkan peranan dalam pembentukan salju, perubahan cuaca, dan pembentukan inti es di awan serta menstimulasi terjadinya hujan (Wahyudi, 1995). Bakteri INA berpartisipasi dalam siklus biopresipitasi yaitu membantu dalam mempengaruhi pembentukan awan dan hujan. Bakteri INA yang terdapat pada daun terbawa oleh angin ke awan dan akan membantu dalam mempengaruhi terjadinya hujan, sebaliknya hujan akan menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri yang terdapat pada permukaan tanaman karena kebutuhannya akan air terpenuhi (Morris et al., 2004). Bakteri INA melimpah pada permukaan daun, terutama pada daerah commit to user dengan temperatur udara yang mendukung keberadaannya. Di Gunung Lawu, 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id temperatur udaranya relatif rendah yaitu berkisar 20°C dan curah hujan yang lebih tinggi. Menurut penelitian Setyawan (2000) jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu, merupakan daerah dengan tangkapan air hujan yang paling banyak di antara lereng-lereng gunung lawu yang lainnya. Berdasarkan penelitian Khussurur (2005) di jalur pendakian Cemoro Sewu ditemukan puluhan jenis tumbuhan dan sebagian besar di antaranya adalah tumbuhan berdaun lebar. Penelitian Lindow et al., (1978) menyatakan bahwa bakteri INA telah ditemukan pada 74 spesies tanaman yang didapatkan dari California, Colorado, Florida, Lousiana dan Wisconsin, Amerika Serikat. Penelitian ini mengindikasikan kemungkinan terdapatnya bakteri INA pada tumbuhan berdaun lebar. Tumbuhan berdaun lebar merupakan tumbuhan yang memiliki kanopi lebih luas jika dibandingkan dengan tumbuhan lain. Dengan curah hujan yang tinggi serta temperatur udara yang rendah di jalur pendakian Cemoro Sewu, kemungkinan terdapatnya bakteri pengkristal es akan berpeluang sangat besar, karena sebagian bakteri INA adalah bakteri yang banyak terdapat di udara dan air hujan, sehingga penutupan kanopi yang luas dari tumbuhan berdaun lebar memungkinkan peluang yang besar dalam menemukan bakteri pengkristal es. Sebagian besar penelitian tentang bakteri INA dilakukan di daerah subtropis, sedangkan di daerah tropis penelitian tentang bakteri INA masih relatif sedikit, terutama pada tanaman berdaun lebar. Padahal, jumlah tanaman berdaun lebar melimpah. Selain itu identifikasi dan karakterisasi gen bakteri juga masih sangat sedikit. Identifikasi bakteri dan karakterisasi bakteri diperlukan untuk mengetahui jumlah bakteri ini di alam dan memperkirakan peranannya bagi lingkungan khususnya pada permukaan daun tumbuhan berdaun lebar di daerah tropis. Bakteri INA memiliki peran yang penting dalam biopresipitasi. Dengan peranan bakteri INA itu, maka penelitian tentang isolasi, identifikasi molekuler dan deteksi gen bakteri INA pada tanaman berdaun lebar di wilayah beriklim tropis sangat perlu untuk dilakukan. commit to user 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Adakah bakteri Ice Nucleation Active (INA) yang dapat diisolasi dari tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu? 2. Berapakah jumlah bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di Jalur Pendakian Cemoro Sewu, Gunung Lawu ? 3. Apa saja spesies bakteri Ice Nucleation Active (INA) berdasarkan gen penyandi 16S rRNA yang ditemukan pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu ? 4. Bagaimana hubungan kekerabatan antar bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu ? 5. Bagaimanakah karakter gen penyandi protein pembentuk inti es pada bakteri Ice Nucleation Active (INA) yang ditemukan dari tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu ? C. Tujuan Penelitian 1. Menemukan dan mendapatkan isolat bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. 2. Mengetahui jumlah bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di Jalur Pendakian Cemoro Sewu, Gunung Lawu. 3. Mengetahui spesies bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu berdasarkan gen 16S rRNA. 4. Mengetahui hubungan kekerabatan bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5. Mengetahui karakter gen penyandi protein pembentuk inti es pada bakteri Ice Nucleation Active (INA) yang ditemukan dari tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. 2. Memberikan informasi tentang jenis, jumlah, karakter gen dan hubungan kekerabatan bakteri Ice Nucleation Active (INA) pada tumbuhan berdaun lebar di jalur pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. 3. Memperkirakan kemampuan bakteri Ice Nucleation Active (INA) dalam peranannya sebagai biopresipitasi. 4. Membantu pengolahan lahan dengan memilih vegetasi yang sesuai dalam rangka memodifikasi cuaca. commit to user