http://banten.bps.go.id

advertisement
ba
nt
://
ht
tp
o.
id
.g
en
.b
ps
ba
nt
://
ht
tp
o.
id
.g
en
.b
ps
Ringkasan Eksekutif
PERKEMBANGAN EKONOMI PROVINSI BANTEN
TRIWULAN II 2017
: 2442-7403
: 36550.1707
: 9199007.36
Ukuran Buku
Jumlah Halaman
: 17,6 X 25 cm
: viii + 55 Halaman
Naskah
: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Penyunting
: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kover
: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Diterbitkan oleh
: © Badan Pusat Statistik Provinsi Banten
Dicetak oleh
: CV. Dharmaputra
ht
tp
://
ba
nt
en
.b
ps
.g
o.
id
ISSN
No. Publikasi
Katalog BPS
"Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin
tertulis dari Badan Pusat Statistik"
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terbitnya publikasi Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekonomi
Provinsi Banten Triwulan II 2017. Publikasi ini menyajikan analisis
ringkas mengenai perekonomian Banten berdasarkan data triwulan
terakhir yang dikumpulkan oleh BPS Banten dan dilengkapi oleh berbagai
data sekunder dari institusi/lembaga lainnya.
Publikasi ini berisi data dan informasi tentang pertumbuhan
o.
id
ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengannya, seperti inflasi,
investasi, ekspor-impor, produksi tanaman padi, nilai tukar petani,
en
.b
ps
.g
perilaku konsumen dan prospek dunia usaha.
Diharapkan publikasi ringkasan eksekutif ini dapat dijadikan bahan
yang memperkaya evaluasi perkembangan ekonomi Banten pada
ba
nt
triwulan kini dan mendatang. Akhirnya kami menghaturkan banyak
://
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya
ht
tp
publikasi ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan
publikasi di masa mendatang.
Serang, September 2017
Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Banten
Ir. Agoes Soebeno, M.Si
ba
nt
://
ht
tp
o.
id
.g
en
.b
ps
Ringkasan Eksekutif
Daftar Isi
Halaman
iii
Daftar Isi .................................................................................
v
Daftar Tabel ............................................................................
vi
Daftar Gambar .........................................................................
vii
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2017 ..........................
1
Permintaan Rumahtangga Domestik ..........................................
2
Ekspor Luar Negeri ....................................................................
10
Produksi Komoditi Pertanian .....................................................
13
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha .......................
15
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran .............................
26
://
ba
nt
en
.b
ps
.g
o.
id
Kata Pengantar ........................................................................
31
Lampiran .................................................................................
39
ht
tp
Prospek Ekonomi Tahun 2017 ...................................................
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
v
Ringkasan Eksekutif
Daftar Tabel
Halaman
6
Angka Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan
Negara-Negara Mitra Dagang Utama
Tahun 2017 ..............................................................
11
Tabel 3.
Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri
Triwulan I-2016 s.d. Triwulan I-2017 ..........................
12
Tabel 4.
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017,
(Q to Q, Persen) .......................................................
19
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2017 dan Triwulan II-2017,
(Y on Y, Persen) .......................................................
21
Tabel 5.
.g
en
.b
ps
Tabel 2.
o.
id
Laju dan Andil Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017 (Persen) ...........
ba
nt
Tabel 1.
Tabel 6.
Share dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 7.
Pertumbuhan Ekonomi Menurut
Komponen Pengeluaran, Triwulan I-2017 dan
Triwulan II-2017, (Q to Q, Persen) .............................
26
Pertumbuhan Ekonomi Menurut
Komponen Pengeluaran Triwulan II-2016 dan
Triwulan II-2017, (Y on Y, Persen) .............................
28
Tabel 8.
Tabel 9.
Share dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Komponen Pengeluaran,
Triwulan II-2017 (Persen) .........................................
vi
24
ht
tp
://
Menurut Lapangan Usaha, Triwulan II-2017 (Persen)
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
29
Ringkasan Eksekutif
Daftar Gambar
Halaman
PDRB Nominal dan Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017 ....................
1
Gambar 2.
Rata-Rata Triwulanan Nilai Tukar Petani (NTP)
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017 .....................
3
Gambar 3.
Perkembangan Indeks Pendapatan
Hasil Survei Tendensi Konsumen
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017 .....................
4
Perkembangan Indeks Pengaruh Inflasi Terhadap
Tingkat Konsumsi Hasil Survei Tendeni Konsumen
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017 .....................
6
Gambar 5.
Produksi Padi dan Pertumbuhan Lapangan Usaha
Pertanian, Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017 ....
9
Gambar 6.
Perkiraan ITB Nasional Menurut
Variabel Pembentuk Triwulan III-2017 ..................
36
Gambar 7.
Perkiraan ITK Nasional Menurut
Variabel Pembentuk Triwulan III-2017 ...................
.g
en
.b
ps
ba
nt
37
ht
tp
://
Gambar 4.
o.
id
Gambar 1.
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
vii
ba
nt
://
ht
tp
o.
id
.g
en
.b
ps
Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2017
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ekonomi Banten pada triwulan kedua
tahun 2017 ini mulai memasuki fase penguatan sesuai dengan pola siklus
bisnisnya. Kondisi yang demikian ditandai oleh tingginya capaian kinerja
ekonomi q to q, dimana PDRB nominal Banten bertambah 4,4 triliun
rupiah. Dengan demikian, jauh di atas angka pertambahan Triwulan
I-2017 yang hanya 1,0 triliun rupiah.
Secara riil pun, ekonomi Banten tumbuh 2,26 persen. Lebih tinggi atau
mengalami percepatan dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh
o.
id
0,10 persen. Bahkan, percepatan pertumbuhan q to q ini, ternyata juga
.g
mampu membuat ekonomi Banten tumbuh 5,52 persen (y on y), lebih
en
.b
ps
cepat dibandingkan Triwulan II-2016 yang tumbuh 5,17 persen.
ba
nt
Gambar 1
ht
tp
://
PDRB Nominal dan Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017
Persen
9
6
114,2
5,52
118,2
122,5
5,28
5,97
Triliun Rupiah
123,7
0
2,61
134,2
5,24
5,53
5,94
138,6
148
5,17
5,52
74
0,45
Tri II2015
5,10
2,26
-0,53
Tri I2015
127,5
133,1
111
4,84
3
124,1
131,6
Tri III2015
Tri IV2015
2,67
2,33
0,73
Tri-III
2016
Tri IV2016
-0,28
Tri-I
2016
0,10
2,26
37
Tri-II
2016
Tri I2017
Tri II2017
-3
0
PDRB ADHB (triliun rupiah)
LPE q to q (persen)
LPE y on y (persen)
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
1
Ringkasan Eksekutif
Faktor penyebab tingginya capaian kinerja ekonomi q to q Banten pada
Triwulan II-2017, dari sisi demand adalah menguatnya pertumbuhan
berbagai komponen permintaan domestik. Dalam hal ini berarti terus
bertumbuhnya
konsumsi
rumahtangga,
meningkatnya
serapan
pengeluaran pemerintah dan naiknya pembentukan modal tetap bruto.
Sayangnya, komponen permintaan luar negeri justru menurun, bahkan
dengan besaran yang lebih tinggi dari penurunan impor. Beruntung,
pada saat yang bersamaan permintaan nasional meningkat, sehingga
membuat penurunan neraca perdagangan menjadi tertahan. Imbasnya,
permintaan
domestik
dan
meningkatnya
permintaan
.g
Menguatnya
o.
id
ekonomi Banten tetap mengalami akselerasi pertumbuhan.
en
.b
ps
nasional ini, dari sisi supply direspon oleh berbagai perusahaan atau unit
usaha yang ada di Banten. Respon yang diberikan adalah dengan
ba
nt
menaikkan jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkannya.
Respon terbesar diberikan oleh perusahaan atau unit usaha dalam
ht
tp
://
lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha perdagangan besar-eceran
dan reparasi mobil-motor, dan lapangan usaha real estate. Hanya saja,
jumlah produksi komoditi pertanian pada waktu yang bersamaan
menurun drastis, terutama akibat pergeseran musim tanam dan panen
tanaman padi.
Permintaan Rumahtangga Domestik
Permintaaan atau konsumsi rumahtangga domestik memegang peranan
penting dalam perekonomian suatu wilayah. Sesuai dengan sifatnya,
peningkatan konsumsi rumahtangga ini dipengaruhi oleh daya beli
2
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
masyarakat. Selain itu, juga didorong oleh sedikit-banyak serta besarkecilnya momen atau peristiwa penting yang menjadi trigger atau
pemicunya. Adapun daya beli masyarakat sendiri, ditopang oleh kenaikan
pendapatan dan rendahnya laju inflasi.
Pendapatan masyarakat di Banten pada Triwulan II-2017, secara agregat
mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan ini, pada umumnya
disebabkan oleh naiknya pendapatan pekerja akibat diterimanya gaji
ke-14 bagi PNS/TNI/Polri dan Pensiunannya serta penerimaan tunjangan
Gambar 2
o.
id
hari raya (THR) bagi para pekerja pada Juni 2017.
ba
nt
en
.b
ps
.g
Rata-rata Triwulanan Nilai Tukar Petani (NTP)
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017
107,0
://
106,0
105,2
104,0
ht
tp
102,8
100,4
98,9
Tri I2015
Tri II2015
Tri III2015
Tri IV2015
Tri I2016
98,4
97,3
97,4
Tri II2016
Tri III2016
Tri IV2016
Tri I2017
Tri II2017
Bila dicermati menurut daerah tempat tinggal, peningkatan pendapatan
masyarakat ternyata terjadi pada semua daerah tempat tinggal
penduduk Banten. Di daerah perdesaan, peningkatannya terutama
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
3
Ringkasan Eksekutif
disebabkan oleh naiknya pendapatan petani, yang ditandai oleh lebih
tingginya rata-rata nilai tukar petani (NTP) pada Triwulan II-2017,
dibandingkan Triwulan I-2017 (Gambar 2). Lebih-lebih, rata-rata upah
harian buruh tani pada periode yang sama juga meningkat 6,3 persen
(BPS Provinsi Banten, BRS Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga
Produsen Gabah, Juni 2017).
Gambar 3
o.
id
Perkembangan Indeks Pendapatan Hasil Survei Tendensi Konsumen
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017
en
.b
ps
.g
120,2
111,2
108,9
107,2
110,5
109,8
ba
nt
107,0
103,3
104,5
Tri I2015
Tri II2015
ht
tp
://
102,4
Tri III2015
Tri IV2015
Tri-I
2016
Tri-II
2016
Tri-III
2016
Tri IV2016
Tri-I
2017
Tri-II
2017
Sementara di daerah perkotaan, peningkatan pendapatan masyarakat
setidaknya tercermin pada Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang
dihasilkan dari Survei Tendensi Konsumen (STK). Dimana salah satu
komponennya yaitu Indeks Pendapatan, pada Triwulan II-2017 ini
nilainya bukan saja di atas 100, bahkan lebih tinggi dibandingkan
Triwulan I-2017 (Gambar 3). Dengan angka Indeks Pendapatan sebesar
itu berarti pendapatan masyarakat di daerah perkotaan memang
4
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
meningkat, dengan besaran peningkatan yang jauh lebih tinggi dari
triwulan sebelumnya.
Kenaikan pendapatan masyarakat Banten pada Triwulan II-2017 secara
agregat memang benar terjadi. Peningkatan pendapatan ini setidaknya
dapat dikonfirmasi dengan bertambahnya simpanan masyarakat dalam
rupiah dan valuta asing pada bank umum dan BPR yang ada di Banten.
Dimana, jumlah simpanannya bertambah dari 156,4 triliun rupiah pada
Maret 2017, menjadi 158,4 triliun rupiah pada Juni 2017 (Statistik
Ekonomi dan Keuangan Daerah-Juni 2017, www.bi.go.id).
o.
id
Sementara itu laju inflasi Banten selama Triwulan II-2017 mencapai 1,31
.g
persen, sedikit lebih tinggi dari Triwulan I-2017 (Tabel 1). Penyebabnya,
en
.b
ps
terutama adalah naiknya harga telur dan daging ayam ras, serta
beberapa komoditas bahan makanan (Mei-Juni 2017), tarif listrik (April-
ba
nt
Juni 2017), tarif angkutan udara (April dan Juni 2017) dan angkutan
antar kota antar provinsi (Juni 2017) (BPS Provinsi Banten, BRS
ht
tp
://
Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi, April-Juni 2017).
Dampak dari kenaikan harga berbagai komoditas pada ketiga sub
kelompok tersebut, secara langsung tercermin pada kondisi harga
komoditas dalam kelompok pengeluaran yang diwakilinya. Tercatat,
kelompok bahan makanan, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan
bakar, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yang
masing-masing mengalami inflasi 1,74 persen, 2,11 persen dan 1,27
persen (Tabel 1).
Adapun kenaikan harga berbagai komoditas dalam kelompok sandang
serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, memang
memiliki andil yang lebih kecil dalam pembentukan laju inflasi Banten kali
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
5
Ringkasan Eksekutif
ini (Tabel 1). Namun, kenaikan harganya ternyata terjadi setiap bulan
selama Triwulan II-2017 (BPS Provinsi Banten, BRS Perkembangan
Indeks Harga Konsumen/Inflasi, April-Juni 2017).
Tabel 1
Laju dan Andil Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017 (Persen)
Laju Inflasi
Triwulan
I-2017
Andil Inflasi
o.
id
Laju Inflasi
0,38
0,75
0,16
2,65
2,11
0,45
ba
nt
Kelompok Pengeluaran
Triwulan II-2017
0,33
1,63
0,07
0,72
0,81
0,05
6. Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga
0,30
0,01
0,00
7. Transportasi, Komunikasi
dan Jasa Keuangan
1,89
1,27
0,21
1,28
1,31
1,31
(2)
-0,01
2. Makanan Jadi, Minuman,
Rokok, dan Tembakau
2,29
en
.b
ps
1. Bahan Makanan
3. Perumahan, Air, Listrik,
Gas, dan Bahan Bakar
ht
tp
5. Kesehatan
://
4. Sandang
Umum
(3)
(4)
1,74
.g
(1)
Sementara itu tingginya laju inflasi Banten selama Triwulan II-2017,
selain disebabkan oleh komoditi yang harganya diatur pemerintah (tarif
listrik), juga sangat dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas yang
mencerminkan tarikan permintaan. Hal ini karena, kenaikan pada
6
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta kelompok
sandang, terjadi setiap bulan.
Disamping itu, kenaikan harga berbagai komoditas pada kelompok bahan
makanan, terjadinya pada Mei dan Juni 2017 (BPS Provinsi Banten, BRS
Perkembangan
Indeks
Harga
Konsumen/Inflasi,
April-Juni
2017).
Dengan demikian, kenaikan harga berbagai komoditas tersebut, dipicu
oleh naiknya permintaan karena datangnya bulan Puasa Ramadhan dan
Hari Raya Idul Fitri.
o.
id
Gambar 4
en
.b
ps
.g
Perkembangan Indeks Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Konsumsi
Hasil Survei Tendensi Konsumen
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017
107,1
://
108,4
ba
nt
112,0
105,5
Tri III2015
Tri-I
2016
108,7
104,9
104,4
104,9
Tri IV2016
Tri I2017
Tri I(2017
ht
tp
104,3
111,7
Tri I2015
Tri II2015
Tri IV2015
Tri-II
2016
Tri-III
2016
Oleh karena juga dipengaruhi tarikan permintaan, maka kenaikan harga
atau laju inflasi pada umumnya kurang dijadikan pertimbangan oleh
rumahtangga atau konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
Kondisi ini juga terlihat pada hasil STK (Gambar 4), yang menyatakan
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
7
Ringkasan Eksekutif
bahwa laju inflasi memang kurang berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi penduduk Banten (Indeks Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat
Konsumsi bernilai di atas 100).
Dengan kondisi pendapatan yang meningkat dan laju inflasi yang
ternyata kurang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi, maka dapat
dikatakan bahwa selama Triwulan II-2017 telah terjadi peningkatan daya
beli masyarakat. Peningkatan daya beli ini, bersama faktor lain yang
menjadi pemicu bagi meningkatnya belanja konsumen, mendorong
tumbuhnya konsumsi rumahtangga domestik.
o.
id
Selama Triwulan II-2017 ini, setidaknya terdapat tiga momen atau
.g
peristiwa penting yang dapat menjadi pemicu meningkatnya konsumsi
en
.b
ps
rumahtangga domestik, yang sekaligus menjadi pendorong tumbuhnya
ekonomi Banten. Ketiga momen tersebut adalah Puasa Ramadhan, Hari
ba
nt
Raya Idul Fitri dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri pada Mei-Juni 2017.
Ketiga momen tersebut di atas, menjadi penyebab utama meningkatnya
ht
tp
://
konsumsi rumahtangga domestik Banten pada Triwulan II-2017. Dengan
peningkatan konsumsi rumahtangganya, pasti menimbulkan dampak
positif terhadap kinerja perusahaan atau unit usaha yang ada di Banten.
Peningkatan kinerja perusahaan atau unit usaha ini, terutama terjadi
pada sub lapangan usaha peternakan, sub lapangan usaha industri
makanan dan minuman, sub lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran, sub lapangan usaha penyediaan makan dan minum, lapangan
usaha transportasi dan pergudangan, lapangan usaha informasi dan
komunikasi, dan lapangan usaha jasa lainnya.
8
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Bila diperbandingkan, terlihat bahwa skala dari peristiwa yang menjadi
pemicu meningkatnya konsumsi rumahtangga pada Triwulan II-2017,
jelas lebih besar dibandingkan Triwulan I-2017 yang hanya memiliki
trigger berupa perayaan Imlek dan Cap Go Meh, serta Pilkada Banten.
Akibatnya, kebanyakan rumahtangga di Banten pada Triwulan II-2017
cenderung
untuk
meningkatkan
konsumsinya.
Dengan
demikian,
konsumsi rumahtangga domestik secara keseluruhan akan mengalami
penguatan atau percepatan pertumbuhan.
Percepatan
pertumbuhan
konsumsi
rumahtangga
domestik
pada
o.
id
Triwulan II-2017, memang benar terjadi. Kondisi yang demikian
.g
setidaknya tergambar dalam ITK, khususnya pada komponen Indeks
en
.b
ps
Tingkat Konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah
makan dan non makanan (Indeks Tingkat Konsumsi).
ba
nt
Gambar 5
ht
tp
://
Perkembangan Indeks Tingkat Konsumsi
Triwulan I-2015 s.d Triwulan II-2017
121,1
111,9
110,4
110,2
112,2
108,5
104,7
104,2
100,8
100,4
Tri I2015
Tri II2015
Tri III2015
Tri IV2015
Tri-I
2016
Tri-II
2016
Tri-III
2016
Tri IV2016
Tri-I
2017
Tri-II
2017
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
9
Ringkasan Eksekutif
Nilai Indeks Tingkat Konsumsi sendiri pada Triwulan II-2017 ini berada di
atas 100 dan lebih besar dari triwulan sebelumnya (Gambar 5). Berarti,
tingkat konsumsi penduduk Banten memang meningkat, dengan besaran
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan Triwulan I-2017.
Ekspor Luar Negeri
Kondisi ekonomi global pada Triwulan II-2017, sepertinya masih berada
pada jalur perbaikan. Hal ini setidaknya terlihat dalam World Economic
o.
id
Outlook Update July 2017, dimana ekonomi global tahun 2017 oleh IMF
diproyeksikan akan tumbuh mencapai 3,5 persen. Dengan demikian,
en
.b
ps
.g
masih sama dengan angka proyeksi pada April 2017 yang sebesar 3,5
persen (Tabel 2).
ba
nt
Disamping itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara
maju yang dikeluarkan pada Juli 2017, ternyata juga masih sama dengan
://
angka proyeksi periode sebelumnya yang mencapai 2,0 persen. Namun
ht
tp
untuk negara-negara berkembang, proyeksinya lebih tinggi dari angka
proyeksi April 2017 yang sebesar 4,5 persen.
Sementara itu kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang utama
Banten pada Triwulan II-2017, juga mengalami perbaikan. Hal ini terlihat
dari angka proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dirilis oleh IMF pada Juli
2017, yang sebagian besar dikoreksi ke atas.
Zona Eropa menjadi negara mitra yang angka proyeksinya paling banyak
dinaikkan, yaitu dari 1,7 persen menjadi 1,9 persen. Adapun ASEAN-5,
China dan Jepang, masing-masing meningkat 0,1 persen dari angka
proyeksi periode sebelumnya. Hanya saja, pertumbuhan ekonomi
10
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Amerika Serikat justru diproyeksikan lebih rendah dibandingkan periode
April 2017, yakni pada level 2,0 persen (Tabel 2).
Tabel 2
Angka Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2017
Untuk Dunia dan Negara-Negara Mitra Dagang Utama
(Persen)
Diproyeksi
Pada Tahun 2016
Oktober
Januari
April
Juli
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Amerika Serikat
2,5
2,2
2,3
2,3
2,1
2. Zona Eropa
1,4
1,5
1,6
1,7
1,9
3. Jepang
0,1
0,6
0,8
1,2
1,3
4. China
6,2
6,2
6,5
6,6
6,7
5. ASEAN-5
5,1
5,1
4,9
5,0
5,1
3,4
3,4
3,4
3,5
3,5
Negara-negara
Maju
1,8
1,8
1,9
2,0
2,0
Negara-negara
Berkembang
4,6
4,6
4,5
4,5
4,6
ba
nt
ht
tp
://
Dunia
.g
(1)
o.
id
Juli
en
.b
ps
Negara
Diproyeksi
Pada Tahun 2017
Sumber : IMF-World Economic Outlook October 2016 and April 2017;
Update July 2016, January 2017 and July 2017
Sayangnya, di tengah perbaikan kondisi ekonomi global dan negara mitra
dagang utama, permintaan luar negeri terhadap produk barang dan jasa
yang dihasilkan Banten justru mengalami penurunan. Tercatat, ekspor
Banten selama Triwulan II-2017 turun 4,7 persen hingga menjadi 2,7
miliar US$ (Tabel 3).
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
11
Ringkasan Eksekutif
Adapun penurunannya, terutama disebabkan oleh turunnya ekspor ke
negara-negara mitra dagang utama, seperti ASEAN, Amerika Serikat,
China dan Jepang. Dengan penurunannya itu, dapat diketahui dari
menurunnya ekspor non migas ke negara-negara mitra tersebut, yang
masing-masing mencapai 12,0 persen, 9,5 persen, 17,8 persen, dan 6,4
persen. Sementara ekspor non migas ke Uni Eropa, naik 16,8 persen
hingga
menjadi
0,30
miliar
US$
(BPS
Provinsi
Banten,
BRS
Perkembangan Ekspor dan Impor Banten, Januari-Juni 2017)
Tabel 3
en
.b
ps
.g
o.
id
Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri
Triwulan I-2016 s.d Triwulan II-2017
2016
Uraian
(3)
Tri IV
Tri I
Tri II
(4)
(5)
(6)
(7)
ht
tp
1. Ekspor
(2)
Tri III
://
(1)
Tri II
ba
nt
Tri I
2017
2.111
2.451
2.100
2.666
2.812
2.679
-2,1
16,1
-14,3
27,0
5,5
-4,7
a. Nilai
(Juta US$)
2.086
2.034
2.048
2.355
2.733
2.722
b. Pertumbuhan
(%)
-13,3
-2,5
0,7
15,0
16,1
-0,4
a. Nilai
(Juta US$)
b. Pertumbuhan
(%)
2. Impor
12
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Seiring dengan turunnya ekspor, impor luar negeri juga menurun, namun
dengan besaran penurunan yang lebih rendah. Tercatat, impor luar
negeri pada Triwulan II-2017 menurun 0,4 persen ke posisi 2,72 miliar
US$ (Tabel 3). Sementara komposisi penurunannya, terjadi hanya pada
barang konsumsi dan bahan baku, yang masing-masing turun 1,0 persen
dan 18,2 persen (BPS Provinsi Banten, BRS Perkembangan Ekspor dan
Impor Banten, Januari-Juni 2017).
o.
id
Produksi Komoditi Pertanian
Pertanian merupakan lapangan usaha yang sangat strategis, karena
en
.b
ps
.g
berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dan
ketahanan pangan penduduk di suatu wilayah. Hanya saja, tata kelola
usaha pertanian di Indonesia pada umumnya dan Banten pada
ba
nt
khususnya, kebanyakan masih bersifat subsistence.
pengelolaannya
ht
tp
yang
://
Lebih-lebih, usaha pertanian tanaman pangan terutama tanaman padi,
bukan
hanya
bersifat subsistence,
bahkan
cenderung tradisional karena kebanyakan masih mengandalkan air hujan
sebagai sumber utama pengairannya.
Sementara itu berdasarkan data historis, tingkat produksi tertinggi
tanaman padi Banten, setiap tahunnya selalu jatuh pada Triwulan I dan
III. Namun sejak tahun 2015 bergeser ke Triwulan II dan III, akibat
adanya pergeseran musim hujan serta musim tanam dan panen.
Akan tetapi, pada tahun 2017 ini pola panen padi sepertinya akan
kembali mengikuti pola sebelum tahun 2015. Kondisi ini terlihat jelas dari
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
13
Ringkasan Eksekutif
lebih tingginya tingkat produksi tanaman padi pada Triwulan I-2017,
dibandingkan saat puncak panen tahun 2015 dan 2016 (Gambar 5).
Penyebabnya adalah tingginya curah hujan pada akhir tahun 2016 dan
awal tahun 2017, sehingga luas panen tanaman padi meningkat 145
persen
hingga
menjadi
149
ribu
hektar.
Adapun
produktivitas
tanamannya justru menurun dari 57,83 Kw/Ha menjadi 55,21 Kw/Ha
(Angka Prognosis untuk Ramalan I Tahun 2017).
Gambar 5
en
.b
ps
.g
o.
id
Produksi Padi dan Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian
Triwulan I-2014 s.d Triwulan II-2017
30
ba
nt
20
-10
ht
tp
0
://
10
1000
800
600
400
200
-20
0
Produksi Padi (GKG, Ribu Ton)
Pertumbuhan Lap. Usaha Pertanian (Q to Q, Persen)
Memasuki akhir Triwulan I-2017, jumlah hari dan curah hujan mulai
berkurang. Akibatnya, luas panen tanaman padi selama Triwulan II-2017
mengalami penurunan 31 persen hingga menjadi 103 ribu hektar dan
tingkat produksinya pun menurun drastis (Angka Prognosis untuk
Ramalan I Tahun 2017).
14
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Dengan demikian, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
pada Triwulan II-2017 ini mengalami kontraksi, karena dominannya
peran dari usaha pertanian tanaman padi dalam struktur lapangan usaha
pertanian Banten (Gambar 5).
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Tingginya capaian kinerja ekonomi q to q Banten pada Triwulan II-2017,
dari sisi supply disebabkan oleh menguatnya pertumbuhan pada hampir
o.
id
seluruh lapangan usaha yang ada. Khususnya, percepatan pertumbuhan
pada lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha perdagangan besar-
en
.b
ps
.g
eceran dan reparasi mobil-motor, lapangan usaha real estate, lapangan
usaha transportasi dan pergudangan, lapangan usaha informasi dan
komunikasi, dan lapangan usaha industri pengolahan. Sementara
ba
nt
lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, menjadi satusatunya lapangan usaha yang kinerjanya melemah, yang dalam hal ini
Lapangan
ht
tp
://
berarti mengalami kontraksi pertumbuhan (Tabel 4).
usaha
konstruksi
pada
Triwulan
II-2017
mengalami
percepatan pertumbuhan, yaitu dari kontraksi sebesar 8,76 persen
menjadi tumbuh 4,98 persen. Percepatan pertumbuhan ini terjadi karena
mulai banyaknya pembangunan dan perbaikan besar rumah tinggal dan
bangunan konstruksi lainnya, yang dilakukan oleh kalangan swasta dan
masyarakat umum. Lebih-lebih, anggaran belanja pemerintah tahun
2017 terkait belanja modal sudah mulai terealisir, khususnya untuk
peningkatan kapasitas dan kualitas jalan raya di berbagai kota di Banten.
Adapun salah satu proyek infrastruktur yang ada di Banten, dalam hal ini
berupa bangunan konstruksi lainnya adalah pembangunan waduk karian.
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
15
Ringkasan Eksekutif
Dimana proses pembangunan waduknya, pada awal Juni 2017 telah
selesai sepertiganya. Selain itu, ada pula pembangunan pabrik baja
galvanis baru milik PT Krakatau Nippon Steel Sumakin (KNNS), yang
sampai akhir Mei sudah mencapai 88 persen (www.radarbanten.com).
Lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-motor
pada Triwulan II-2017 tumbuh 2,47 persen, lebih cepat dari triwulan
sebelumnya yang hanya tumbuh 1,19 persen (Tabel 4). Percepatan
pertumbuhan ini, disebabkan oleh tingginya kinerja sub lapangan usaha
perdagangan besar-eceran bukan mobil dan motor, akibat naiknya suplai
o.
id
barang yang diperdagangkan dan tingginya permintaan.
.g
Naiknya suplai barang yang diperdagangan, dapat terjadi karena
en
.b
ps
bertambahnya jumlah produksi barang hasil industri pengolahan, yang
ditandai oleh percepatan pertumbuhan pada lapangan usaha industri
ba
nt
pengolahan. Adapun tingginya permintaan, terkonfirmasi oleh hasil
survei bulanan penjualan eceran (SPE), dimana rata-rata indeks
://
penjualan riii pada Triwulan II-2017 meningkat 7,4 persen dibandingkan
ht
tp
Triwulan I-2017 (Survei Penjualan Eceran-Juni 2017, www.bi.go.id).
Sementara itu kinerja sub lapangan usaha perdagangan mobil, motor
dan reparasinya, sepertinya mengalami penurunan karena turunnya
penjualan kendaraan bermotor. Kondisi ini setidaknya dapat diketahui
dari menurunnya penjualan Mobil dan Motor pada level nasional selama
Triwulan II-2017, masing-masing sebesar 12,0 persen dan 3,2 persen
(www.asean-autofed.com).
Lapangan
usaha
real
estate
pada
Triwulan
II-2017
mengalami
percepatan pertumbuhan (Tabel 4), dari 0,51 persen pada Triwulan
I-2017 menjadi 3,81 persen. Percepatan pertumbuhan ini, disebabkan
16
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
oleh meningkatnya kinerja usaha real estate yang ada di Tangerang
Raya. Kondisi yang demikian itu setidaknya ditandai dengan tumbuhnya
Indeks Harga Properti Komersial (total) wilayah Jabodetabek sebesar
0,03 persen, padahal triwulan sebelumnya justru terkontraksi 0,03
persen (Survei Perkembangan Properti Komersial-Triwulan II 2017,
www.bi.go.id).
Percepatan pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan dari 0,16
persen menjadi 0,72 persen pada Triwulan II-2017 (Tabel 4), disebabkan
oleh meningkatnya kinerja pada sebagian sub lapangan usaha yang ada
o.
id
di bawahnya. Khususnya, yang dialami oleh sub lapangan usaha industri
kimia, farmasi dan obat tradisional serta sub lapangan usaha industri
en
.b
ps
.g
makanan dan minuman.
Meningkatnya kinerja sub lapangan usaha industri kimia, farmasi dan
ba
nt
obat tradisional, disebabkan oleh naiknya permintaan domestik terhadap
produk barang yang dihasilkan industri tersebut. Kondisi ini secara
://
implisit ditandai oleh Indeks Produksi industri karet, barang dari karet,
ht
tp
dan plastik, yang tumbuh 0,93 persen, lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya yang justru terkontraksi 0,64 persen (BPS Provinsi Banten,
BRS Pertumbuhan Industri Manufaktur, Triwulan II-2017).
Industri karet, barang dari karet, dan plastik sendiri adalah industri kimia
hilir. Hal ini karena, industri tersebut menggunakan bahan baku yang
merupakan hasil produksi dari perusahaan industri dalam sub lapangan
usaha industri kimia, farmasi dan obat tradisional.
Adapun permintaan luar negeri terhadap barang yang dihasilkan oleh
usaha
industri
kimia,
farmasi
dan
obat
tradisional,
mengalami
penurunan. Hal ini terlihat dari turunnya ekspor produk industri kimia
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
17
Ringkasan Eksekutif
dan industri sejenis, dari 374,9 juta US$ pada Triwulan I-2017 menjadi
331,1 juta US$ pada Triwulan II-2017 (Statistik Ekonomi dan Keuangan
Daerah-Juni 2017, www.bi.go.id).
Penyebab meningkatnya kinerja sub lapangan usaha industri makanan
dan minuman pada Triwulan II-2017 ini disebabkan oleh tingginya
permintaan
domestik
dan
nasional,
terutama
untuk
memenuhi
kebutuhan selama Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Tingginya
permintaan tersebut setidaknya terkonfirmasi dari hasil survei bulanan
penjualan eceran (SPE), dimana rata-rata indeks penjualan riiil untuk
o.
id
komoditas makanan, minuman dan tembakau, pada Triwulan II-2017
meningkat 11,6 persen dibandingkan Triwulan I-2017 (Survei Penjualan
en
.b
ps
.g
Eceran-Juni 2017, www.bi.go.id).
Betapapun juga, tidak semua sub lapangan usaha dalam lapangan usaha
ba
nt
industri pengolahan memiliki kinerja yang tinggi. Namun karena share
yang dimilikinya kalah besar dibandingkan total share dari sub lapangan
://
usaha yang mengalami peningkatan, maka kinerjanya yang rendah itu
ht
tp
kurang mempengaruhi kinerja lapangan usaha industri pengolahan
secara keseluruhan.
Salah satu sub lapangan usaha yang kinerjanya rendah adalah sub
lapangan usaha industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki.
Penyebabnya terutama adalah turunnya permintaan luar negeri, baik
untuk produk industri alas kaki maupun produk industri kulit dan barang
dari kulit.
Ekspor alas kaki Banten sendiri selama Triwulan II-2017 tercatat sebesar
641,6 juta US$, atau turun 4,2 persen dibandingkan Triwulan I-2017.
Adapun produk industri kulit dan barang dari kulit turun 3,1 persen,
18
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
hingga menjadi 6,8 juta US$ (Statistik Ekonomi dan Keuangan DaerahJuni 2017, www.bi.go.id).
Tabel 4
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017 (Q to Q, Persen)
Triwulan
I-2017
Triwulan
II-2017
(1)
(2)
(3)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
11,15
-1,26
2. Pertambangan dan Penggalian
0,76
-4,40
o.
id
Lapangan Usaha
0,16
0,72
-2,39
3,25
1,92
3,47
-8,76
4,98
7. Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1,19
2,47
8. Transportasi dan Pergudangan
0,22
4,45
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1,78
3,14
10. Informasi dan Komunikasi
0,38
4,87
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
-1,22
1,59
12. Real Estate
0,51
3,81
13. Jasa Perusahaan
1,65
2,78
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
0,31
3,85
15. Jasa Pendidikan
0,82
4,43
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1,43
2,76
17. Jasa lainnya
0,97
2,81
0,10
2,26
4. Pengadaan Listrik dan Gas
en
.b
ps
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
.g
3. Industri Pengolahan
ht
tp
://
ba
nt
6. Konstruksi
PDRB
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
19
Ringkasan Eksekutif
Adapun kontraksi yang terjadi pada lapangan usaha pertanian,
kehutanan, dan perikanan (Tabel 4), disebabkan oleh turunnya jumlah
produksi komoditi pertanian. Dalam hal ini, terutama adalah produksi
tanaman padi yang menurun dari 0,82 juta Ton GKG pada Triwulan
I-2017 menjadi 0,59 Juta Ton GKG pada Triwulan II-2017 (BPS Provinsi
Banten-angka Prognosis untuk Angka Ramalan II 2017).
Sementara itu tingginya capaian kinerja ekonomi y on y Banten pada
Triwulan II-2017 ini, disebabkan oleh percepatan pertumbuhan pada
lapangan
usaha industri
pengolahan,
lapangan
usaha pertanian,
o.
id
kehutanan, dan perikanan, lapangan usaha perdagangan besar-eceran
dan reparasi mobil-motor, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan
en
.b
ps
.g
usaha real estate, serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan.
Selain itu, pertumbuhan yang cukup tinggi pada lapangan usaha
informasi dan komunikasi, lapangan usaha jasa pendidikan, serta
penyediaan
akomodasi
dan
ba
nt
lapangan
makan-minum,
juga
turut
usaha
industri
ht
tp
Lapangan
://
memperkuat percepatan pertumbuhan y o y Banten (Tabel 5).
pengolahan
mengalami
percepatan
pertumbuhan y on y, yaitu dari tumbuh 2,46 persen pada Triwulan II2016 menjadi tumbuh 3,68 persen pada Triwulan II-2017. Penyebab
utamanya adalah juga meningkatnya kinerja sub lapangan usaha industri
kimia, farmasi, dan obat tradisional serta sub lapangan usaha industri
makanan dan minuman.
20
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Tabel 5
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2016 dan Triwulan II-2017 (Y on Y, Persen)
Triwulan
II-2016
Triwulan
II-2017
(1)
(2)
(3)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2,75
7,26
2. Pertambangan dan Penggalian
4,42
-2,92
3. Industri Pengolahan
2,46
3,68
4. Pengadaan Listrik dan Gas
-0,73
-3,05
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
6,23
6,43
5,80
6,32
4,18
5,15
7,81
7,84
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
8,69
8,60
10. Informasi dan Komunikasi
9,70
8,75
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
19,79
3,82
12. Real Estate
7,50
7,76
13. Jasa Perusahaan
7,60
8,10
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
8,96
4,74
15. Jasa Pendidikan
7,89
8,02
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
7,97
8,04
17. Jasa lainnya
7,30
8,12
5,17
5,52
en
.b
ps
7. Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
.g
6. Konstruksi
o.
id
Lapangan Usaha
ht
tp
://
ba
nt
8. Transportasi dan Pergudangan
PDRB
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
21
Ringkasan Eksekutif
Meningkatnya kinerja sub lapangan usaha industri kimia, farmasi, dan
obat tradisional, terjadi terutama kerena naiknya permintaan luar negeri.
Kondisi ini ditandai oleh meningkatnya ekspor produk industri kimia dan
industri sejenis, sebesar 23,0 persen himgga menjadi 331,1 juta US$
pada Triwulan II-2017 (Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah-Juni
2017, www.bi.go.id).
Disamping itu, permintaan domestik terhadap produk yang dihasilkan
oleh perusahaan industri dalam sub lapangan usaha industri kimia,
farmasi dan obat tradisional, juga mengalami peningkatan. Peningkatan
o.
id
ini secara implisit terlihat dari indeks produksi kimia hilir dalam sub
lapangan usaha industri karet, barang dari karet, dan plastik, yang
en
.b
ps
.g
secara y on y meningkat 4,75 persen (BPS Provinsi Banten, BRS
Pertumbuhan Industri Manufaktur, Triwulan II-2017).
ba
nt
Adapun meningkatnya kinerja sub lapangan usaha industri makanan dan
minuman kemungkinan lebih disebabkan oleh naiknya permintaan luar
://
negeri. Kenaikan ini ditandai oleh ekspor berbagai makanan dan
ht
tp
minuman olahan yang bertambah 110,2 juta US$ hingga menjadi 179
juta US$ pada Triwulan II-2017 (Statistik Ekonomi dan Keuangan
Daerah-Juni 2017, www.bi.go.id).
Sementara itu adanya perbedaan pola pertumbuhan antar lapangan
usaha, akan menyebabkan terjadinya pergeseran struktur ekonomi.
Namun, kondisi yang demikian itu tidak akan terjadi dalam jangka
pendek, melainkan hanya terjadi dalam jangka panjang.
Struktur ekonomi Banten sendiri pada Triwulan II-2017 ini masih tetap
didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan, dengan share
mencapai 32,06 persen. Diikuti oleh lapangan usaha perdagangan besar-
22
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
eceran dan reparasi mobil-sepeda motor, lapangan usaha transportasi
dan pergudangan, dan lapangan usaha konstruksi yang masing-masing
memiliki share 12,20 persen, 10,54 persen, dan 10,05 persen (Tabel 6).
Adapun Lapangan usaha real estate, lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan, lapangan usaha informasi dan komunikasi,
dan lapangan usaha jasa pendidikan, berada pada urutan kelima,
keenam, ketujuh dan kedelapan, dengan share sebesar 7,47 persen,
6,35 persen, 3,74 persen, dan 3,25 persen
Kapanpun terjadi perbedaan besaran pertumbuhan antar lapangan
o.
id
usaha, pasti akan menimbulkan pergeseran pada lapangan usaha yang
en
.b
ps
.g
menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi.
Secara q to q, terdapat tiga lapangan usaha yang sumbangannya
dominan, sehingga menjadi sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi
ba
nt
Banten. Ketiga lapangan usaha ini adalah lapangan usaha konstruksi,
lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda
usaha
://
lapangan
real
estate.
Ketiganya
masing-masing
ht
tp
motor,
menyumbang 0,45 persen poin, 0,33 persen poin dan 0,31 persen poin,
dari total pertumbuhan ekonomi q to q Banten yang mencapai 2,26
persen (Tabel 6).
Selain lapangan usaha di atas, ada juga lapangan usaha yang
memberikan sumbangan cukup besar. Lapangan usaha tersebut antara
lain adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan
usaha
informasi
dan
komunikasi,
dan
lapangan
usaha
industri
pengolahan. Sumbangan yang diberikan oleh ketiga lapangan usaha ini,
masing-masing sebesar 0,29 persen poin, 0,27 persen poin dan 0,26
persen poin.
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
23
Ringkasan Eksekutif
Tabel 6
Share dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2017 (Persen)
Share
Lapangan Usaha
Sumber
Pertumbuhan
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
6,25
-0,08
0,42
2. Pertambangan dan Penggalian
0,73
-0,03
-0,02
3. Industri Pengolahan
32,06
0,26
1,32
4. Pengadaan Listrik dan Gas
2,23
0,03
-0,03
0,08
0,00
0,01
10,05
0,45
0,58
7. Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
12,20
0,33
0,69
8. Transportasi dan Pergudangan
10,54
0,29
0,51
2,43
0,08
0,20
10. Informasi dan Komunikasi
3,74
0,27
0,49
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
3,02
0,05
0,11
12. Real Estate
7,47
0,31
0,63
13. Jasa Perusahaan
1,09
0,03
0,08
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
2,07
0,07
0,08
15. Jasa Pendidikan
3,25
0,13
0,24
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1,17
0,03
0,09
17. Jasa lainnya
1,61
0,04
0,12
100,00
2,26
5,52
en
.b
ps
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
://
ba
nt
6. Konstruksi
ht
tp
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
PDRB
24
o.
id
(1)
Y on Y
.g
Q to Q
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Sementara lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, menjadi
satu-satunya lapangan usaha yang memberi koreksi terhadap angka
pertumbuhan ekonomi Banten. Besarnya koreksi yang diberikannya
mencapai 0,08 persen poin, jauh lebih kecil dari sumbangan salah satu
lapangan usaha yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi
q to q Banten (Tabel 6).
Adapun secara y on y, selain lapangan usaha industri pengolahan, bisa
dikatakan hampir tidak ada lapangan usaha lain yang sumbangannya
benar-benar dominan. Oleh karena itu, jumlah lapangan usaha yang
o.
id
dapat menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Banten menjadi
.g
lebih banyak lagi.
en
.b
ps
Lapangan-lapangan usaha tersebut adalah lapangan usaha perdagangan
besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor, lapangan usaha real
ba
nt
estate, lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha transportasi dan
pergudangan, serta lapangan usaha informasi dan komunikasi.
ht
tp
://
Kelima lapangan usaha ini masing-masing menyumbang 0,69 persen
poin, 0,63 persen poin, 0,58 persen poin, 0,51 persen poin, dan 0,49
persen poin. Adapun sumbangan lapangan usaha industri pengolahan,
mencapai 1,32 persen poin, dari total pertumbuhan ekonomi y on y yang
sebesar 5,52 persen.
Sementara lapangan
usaha
pertambangan dan
penggalian
serta
lapangan usaha pengadaan listrik dan gas, menjadi lapangan usaha yang
memberi koreksi terhadap angka pertumbuhan ekonomi y on y Banten.
Namun, besaran koreksinya ternyata cukup kecil, yakni hanya 0,02
persen poin dan 0,03 persen poin (Tabel 6).
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
25
Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran
Tingginya capaian kinerja ekonomi q to q Banten pada Triwulan II-2017,
dari sisi demand disebabkan oleh percepatan pertumbuhan yang terjadi
pada
komponen
pengeluaran
konsumsi
rumahtangga,
komponen
pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan komponen pengeluaran
konsumsi pemerintah.
Di sisi lain, kontraksi yang terjadi pada komponen ekspor neto, menjadi
faktor koreksi yang membuat pertumbuhan ekonomi q to q Banten
.g
Tabel 7
o.
id
tertahan pada level 2,26 persen (Tabel 7)
en
.b
ps
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Komponen Pengeluaran
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017 (Q to Q, Persen)
Triwulan
I-2017
Triwulan
II-2017
(1)
(2)
(3)
0,32
1,86
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
-41,15
18,37
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
-2,05
2,20
4. Ekspor Neto
54,21
-1,14
4.1. Ekspor
8,66
-1,66
4.2. Impor
5,41
-1,72
0,10
2,26
://
ba
nt
Komponen Pengeluaran
ht
tp
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
PDRB
26
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Pengeluaran konsumsi pemerintah pada Triwulan II-2017 tumbuh
mencapai 18,37 persen, lebih cepat dari triwulan sebelumnya yang justru
mengalami kontraksi 41,15 persen (Tabel 7). Percepatan pertumbuhan
ini, secara umum disebabkan oleh meningkatnya serapan belanja daerah
yang termasuk dalam komponen pengeluaran pemerintah.
Komponen pengeluaran pemerintah di atas, antara lain berupa belanja
rutin pegawai (belanja tidak langsung) serta belanja barang/jasa dan
belanja pegawai yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan proyek
(belanja langsung).
o.
id
Adapun meningkatnya serapan ketiga jenis belanja pemerintah ini,
.g
setidaknya terlihat pada nilai belanja Pemerintah Daerah (Pemerintah
en
.b
ps
Provinsi Banten dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Banten)
yang pada Triwulan II-2017 naik 24,05 persen dari triwulan sebelumnya.
pembentukan
modal
ba
nt
Komponen
tetap
bruto
(PMTB)
mengalami
percepatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari
ht
tp
://
kontraksi 2,05 persen menjadi tumbuh 2,20 persen pada Triwulan II2017 (Tabel 7).
Percepatan pertumbuhan PMTB ini terutama disebabkan oleh pesatnya
pembangunan dan perbaikan berbagai fasilitas infrastruktur dasar,
seperti jalan raya, serta perumahan dan bangunan konstruksi lainnya,
baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun kalangan swasta dan
masyarakat umum.
Adapun penambahan barang modal lainnya, seperti alat angkut, mesin
dan
peralatannya,
mengalami
peningkatan pula.
Peningkatan ini
setidaknya dapat diketahui dari nilai impor luar negeri untuk kategori
barang modal, yang pada Triwulan II-2017 naik 88,4 persen (BPS
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
27
Ringkasan Eksekutif
Provinsi Banten, BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Banten, JanuariJuni 2017).
Sementara itu pembangunan pabrik baru justru mengalami penurunan.
Kondisi ini setidaknya terlihat pada realisasi penanaman modal dalam
negeri (PMDN) yang turun dari 5,49 triliun rupiah menjadi 2,04 triliun
rupiah. Adapun realisasi penanaman modal asing (PMA), naik 0,19 miliar
US$ hingga menjadi 0,71 miliar US$ (Realisasi Investasi Triwulan II2017, www.bkpm.go.id).
o.
id
Tabel 8
Triwulan
II-2016
Triwulan
II-2017
(2)
(3)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
5,73
5,39
://
en
.b
ps
.g
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Komponen Pengeluaran
Triwulan II-2016 dan Triwulan II-2017 (Y on Y, Persen)
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
5,23
4,02
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
2,97
10,92
4. Ekspor Neto
8,82
-10,21
4.1. Ekspor
1,23
7,82
4.2. Impor
0,33
10,15
5,17
5,52
ht
tp
(1)
ba
nt
Komponen Pengeluaran
PDRB
Adapun tingginya capaian kinerja ekonomi y on y Banten, disebabkan
oleh adanya percepatan pertumbuhan pada komponen pembentukan
modal tetap bruto. Sebaliknya, kontraksi yang terjadi pada komponen
28
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
ekspor neto serta perlambatan pertumbuhan pada komponen konsumsi
rumahtangga dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, justru
menjadi penahan dari semakin cepatnya laju pertumbuhan ekonomi
Banten di Triwulan II-2017 (Tabel 8).
Tabel 9
Share dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Banten
Menurut Komponen Pengeluaran Triwulan II-2017 (Persen)
Sumber Pertumbuhan
Komponen Pengeluaran
Share
y on y
(2)
(3)
(4)
53,02
1,09
3,14
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3,81
0,59
0,15
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
30,25
0,67
3,16
4. Ekspor Neto
12,92
-0,09
-0,93
74,39
-1,40
6,23
61,47
-1,31
7,15
100,00
2,26
5,52
(1)
://
ht
tp
4.1. Ekspor
ba
nt
en
.b
ps
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
.g
o.
id
q to q
4.2. Impor
PDRB
Sementara
itu
adanya
perbedaan
pola
pertumbuhan
komponen
permintaan akhir akan menyebabkan terjadinya pergeseran struktur
ekonomi. Namun kondisi yang demikian itu tidak akan terjadi dalam
jangka pendek, akan tetapi terjadi dalam jangka panjang.
Struktur ekonomi Banten sendiri pada Triwulan II-2017 ini, masih tetap
ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga dan
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
29
Ringkasan Eksekutif
komponen pembentukan modal tetap bruto, dengan share mencapai
53,02 persen dan 30,25 persen. Adapun komponen ekspor neto dan
komponen pengeluaran konsumsi pemerintah berada diurutan ketiga dan
keempat, dengan share masing-masing sebesar 12,92 persen dan 3,81
persen (Tabel 9).
Kapanpun terjadi perbedaan besaran pertumbuhan antar komponen
permintaan akhir, pasti akan menimbulkan pergeseran pada komponen
yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Secara q to q, komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga,
o.
id
komponen ekspor neto, dan komponen pengeluaran pemerintah,
.g
menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Banten. Ketiga komponen ini
en
.b
ps
masing-masing menyumbang 1,09 persen poin, 0,67 persen poin dan
0,59 persen poin. Sebaliknya, komponen ekspor neto memberikan
ba
nt
koreksi sebesar 0,09 persen poin, sehingga pertumbuhan ekonomi
Banten tertahan pada level 2,26 persen.
ht
tp
://
Adapun secara y on y, komponen pembentukan modal tetap bruto dan
komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga, menjadi pendorong
utama pertumbuhan ekonomi Banten. Sumbangan yang diberikan oleh
kedua komponen ini sangat besar, yaitu masing-masing sebesar 3,16
persen poin dan 3,14 persen poin.
Sementara komponen ekspor neto kembali memberikan koreksi bagi
pertumbuhan ekonomi Banten. Koreksinya mencapai 0,93 persen,
sehingga ekonomi Banten hanya mampu tumbuh 5,52 persen.
30
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Prospek Ekonomi Tahun 2017
Kondisi ekonomi Banten pada tahun 2017 nanti, diperkirakan akan
semakin meningkat dan tumbuh lebih cepat dari tahun sebelumnya.
Percepatan pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi, antara lain oleh
naiknya permintaan luar negeri terhadap produk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh Banten.
Ada beberapa alasan mengapa permintaan luar negeri diperkirakan akan
terus meningkat. Pertama, titik balik membaiknya kinerja ekspor luar
negeri Banten sudah terjadi sejak awal Semester II-2016. Selain itu, total
o.
id
ekspor selama tahun 2016 juga sudah di atas tahun 2015. Lebih-lebih,
.g
ekspor sampai Triwulan II-2017 ini tumbuh mencapai 20,3 persen
en
.b
ps
(c to c) (BPS Provinsi Banten, BRS Perkembangan Ekspor dan Impor
Banten, Juni 2017).
ba
nt
Kedua, kondisi ekonomi global sampai akhir tahun 2017 nanti
://
diperkirakan semakin membaik, yang ditandai oleh meningkatnya
ht
tp
proyeksi pertumbuhan volume perdagangan dan ekonomi global. Dimana
pertumbuhan volume perdagangan global oleh IMF diproyeksikan akan
meningkat dari 2,3 persen menjadi 4,0 persen, sedangkan pertumbuhan
ekonominya naik dari 3,2 persen menjadi 3,5 persen.
Ketiga, kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang utama Banten,
sudah menunjukkan adanya perbaikan. Dengan pertumbuhan ekonomi
Amerika Serikat, ASEAN-5, Uni Eropa, dan Jepang diproyeksikan akan
menguat, masing-masing dari 1,6 persen, 4,9 persen, 1,8 persen, dan
1,0 persen menjadi 2,1 persen, 5,1 persen, 1,9 persen, dan 1,3 persen.
Sementara China diproyeksikan tumbuh stagnan pada level 6,7 persen
(IMF – World Economic Outlook Update Juli 2017).
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
31
Ringkasan Eksekutif
Ekspor Banten sendiri ke negara-negara mitra dagang utama selama
tahun 2017 diperkirakan akan meningkat. Kondisi ini setidaknya terlihat
pada Semester I-2017, dimana ekspor non migas ke negara-negara
tersebut meningkat 23,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya
(BPS Provinsi Banten, BRS Perkembangan Ekspor dan
Impor Banten, Juni 2017).
Dari
sisi
domestik,
perbaikan
kondisi
ekonomi
didorong
oleh
meningkatnya daya beli masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena
pendapatan masyarakat akan meningkat, yang salah satunya berasal
o.
id
dari pembayaran gaji ke-13 bagi PNS, TNI/POLRI dan pensiunan, serta
.g
pemberian tunjangan kinerja ke-13 kepada PNS/TNI/Polri (Juli 2017).
en
.b
ps
Ada pula, upah lembur pekerja industri pengolahan yang jumlahnya akan
membesar seiring dengan naiknya permintaan nasional dan luar negeri.
ba
nt
Selain itu, upah buruh konstruksi dan belanja pegawai terkait upah
Selain
oleh
ht
tp
di bidang konstruksi.
://
proyek, juga akan meningkat bersamaan dengan maraknya pekerjaan
naiknya
pendapatan,
meningkatnya
daya
beli
juga
dipengaruhi oleh rendahnya laju inflasi. Bank Indonesia memperkirakan
laju inflasi tahun 2017 akan sedikit berada di atas angka 4 persen.
Peningkatan perkiraan laju inflasi ini, karena dipengaruhi oleh naiknya
harga, terutama akibat pengurangan subsidi listrik 900 VA (Januari
2017), naiknya biaya administrasi pengurusan pajak kendaraan (Januari
2017) dan adanya rencana pengurangan subsidi gas elpiji 3 kilogram
(bisniskeuangan. kompas.com, 19 Januari 2017).
Betapapun juga, bila kenaikan harga bahan makanan ( volatile food)
dapat dikendalikan, target inflasi 4 plus minus 1 persen akan terpenuhi.
32
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Dengan demikian, laju inflasi tidak mengganggu daya beli masyarakat
(https://m.tempo.co, 3 Januari 2017).
Faktanya, laju inflasi tahun kalender (y to d) pada Agustus 2017
mencapai 2,66 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan Agustus
2016
yang sebesar 1,36 persen (y to d). Namun volatile food nya, pada Maret,
April dan Agustus 2017 justru mengalami deflasi, padahal tahun 2016
hanya bulan April dan Agustus saja yang deflasi.
Dengan demikian, terbuka peluang bagi Banten untuk tercapainya target
inflasi 4 plus minus 1 persen. Lebih-lebih menurut Kepala BPS RI,
o.
id
dampak kenaikan tarif listrik sudah berakhir pada Juli 2017 (Media
.g
Indonesia, 3 Agustus 2017). Sementara kenaikan tarif listrik sendiri
en
.b
ps
menjadi penyebab utama tingginya laju inflasi selama tahun 2017.
Tim ekonom United Overseas Bank (UOB) memperkirakan bahwa BI
ba
nt
akan tetap mempertahankan BI 7-Days Repo Rate sebesar 4,75 persen
://
pada sepanjang paruh pertama tahun 2017.
ht
tp
Adapun prediksinya didasarkan pada tiga faktor, yakni stabilnya outlook
pertumbuhan ekonomi Indonesia, inflasi dalam negeri yang mulai
merangkak naik, dan adanya dua hingga tiga kali kenaikan suku bunga
acuan Amerika Serikat (bisniskeuangan.kompas.com, 19 Februari 2017).
Dengan bertahannya BI 7-Days Repo Rate, kredit perbankan pada tahun
2017 diperkirakan masih akan meningkat. Akibatnya, investasi swasta
juga meningkat, sehingga sektor rill dapat tumbuh dan berkembang.
Faktanya, BI 7-Days Repo Rate sampai Juli 2017 memang masih
bertahan pada level 4,75 persen. Namun pada 22 Agustus 2017, sudah
diturunkan menjadi 4,50 persen. Penurunan ini pasti berdampak kepada
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
33
Ringkasan Eksekutif
turunnya suku bunga perbankan, sehingga kredit perbankan pun akan
semakin meningkat dan sektor riil dapat terus bertumbuh.
Kredit yang disalurkan oleh perbankan bagi sektor riil sendiri sampai
akhir tahun 2017, sepertinya akan terus meningkat. Hal ini karena, pada
saat BI 7-Days Repo Rate masih berada pada level 4,75 persen saja,
kredit yang disalurkan sudah meningkat. Kondisi yang demikian itu
terlihat dari posisi pinjaman rupiah dan valas yang diberikan oleh Bank
Umum dan BPR kepada pengusaha untuk lokasi proyek di Banten, yang
naik dari 260,0 triliun rupiah pada Desember 2016 menjadi 273,3 triliun
o.
id
rupiah pada Juni 2017 (Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah-Juni
.g
2017, www.bi.go.id).
en
.b
ps
Adapun total realisasi investasi yang masuk ke Banten selama tahun
2017 ini kemungkinan besar akan mengalami peningkatan. Kondisi ini
ba
nt
setidaknya terlihat dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)
yang sampai Triwulan II-2017 sudah mencapai 7,5 triliun rupiah, atau
ht
tp
triliun rupiah.
://
sekitar 61 persen dari total realisasi PMDN tahun lalu yang sebesar 12,4
Realisasi penanaman modal asing (PMA) pada periode yang sama
memang baru sebesar 1,2 miliar US$, yang setara dengan 42,2 persen
dari total realisasi PMA tahun sebelumnya yang mencapai 2,9 miliar US$.
Betapapun juga, realisasi PMA ini sepertinya masih akan meningkat
sampai akhir tahun nanti (www.bkpm.go.id).
Sementara itu sejak akhir Triwulan II-2017, muncul isyu bahwa telah
terjadi penurunan daya beli masyarakat. Isyu ini berkembang luas di
tengah masyarakat. Isyu tersebut sudah dibantah oleh banyak ekonom
yang terpercaya, termasuk juga dibantah oleh Kepala BPS RI pada saat
34
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Rilis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2017. Meskipun demikian,
penurunan BI 7-Days Repo Rate tetap perlu dilakukan, sebagai tindakan
berjaga-jaga agar daya beli masyarakat dapat terangkat.
Percepatan pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2017, juga
dipengaruhi oleh meningkatnya kondisi ekonomi Nasional. Dimana
ekonomi Indonesia menurut Bank Dunia akan tumbuh 5,2 persen, lebih
tinggi dari tahun lalu. Penyebabnya adalah konsumsi rumahtangga yang
diproyeksikan akan semakin meningkat, dengan adanya Rupiah yang
stabil dan turunnya inflasi.
o.
id
Pertumbuhan investasi swasta juga diproyeksikan akan naik, seiring
.g
pulihnya harga-harga komoditas. Selain itu, adanya reformasi yang terus
en
.b
ps
berlanjut untuk memperbaiki lingkungan bisnis, penurunan tingkat suku
bunga dan sentimen bisnis yang lebih baik, dapat mendukung
ba
nt
tumbuhnya investasi swasta.
Harga komoditas yang lebih tinggi juga akan mengurangi hambatan
ht
tp
://
fiskal. Adapun pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat akan
mendorong ekspor, yang otomatis juga dapat mengurangi defisit neraca
berjalan (World Bank-Indonesian Economic Quarterly June 2017).
Aroma percepatan pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2017 akan
terasa sekali bila melihat laju pertumbuhan ekonomi pada Triwulan
II-2017. Hal ini karena pada triwulan tersebut, ekonomi Banten tumbuh
5,73 persen (c to c), lebih cepat dibandingkan Triwulan II-2016 yang
hanya 5,14 persen.
Khusus Triwulan III-2017, kondisi ekonomi Banten diperkirakan akan
terus mengalami perbaikan. Dari sisi supply, perbaikan kondisi ekonomi
setidaknya terlihat pada hasil Survei Tendensi Bisnis (STB).
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
35
Ringkasan Eksekutif
Dimana Indeks Tendensi Bisnis (ITB) Nasional pada Triwulan III-2017
bernilai 108,8, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 111,6. Hal ini berarti kondisi bisnis pada Triwulan III-2017
diperkirakan akan lebih baik dibandingkan Triwulan II-2017, meskipun
dengan tingkat optimisme yang lebih rendah (Gambar 6).
Gambar 6
o.
id
Perkiraan ITB Nasional Menurut Variabel Pembentuk
Triwulan III-2017
en
.b
ps
.g
119,5
111,7
108,8
104,2
IODN
ht
tp
ITB
://
ba
nt
100,0
IOLN
IHJP
IOBI
Perbaikan kondisi bisnis ini, terutama didorong oleh naiknya order dari
dalam negeri (IODN = 119,5), harga jual produk (IHJP = 111,7), dan
order barang input (IOBI = 104,2). Sementara order dari luar negeri
(IOLN), diperkirakan akan stagnan karena memiliki indeks 100,0.
STB sendiri dilakukan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi
di Indonesia. Jumlah sampel STB Triwulan I-2017 sekitar 2.299
36
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
perusahan besar dan sedang, dengan 85 perusahaan (3,7 persen)
diantaranya merupakan sampel di Banten.
Sementara itu dari sisi demand, yang dalam hal ini berarti rumahtangga
konsumen, perbaikan kondisi ekonomi seharusnya dapat terlihat melalui
hasil STK. Sayangnya, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Banten pada
Triwulan III-2017 diperkirakan hanya bernilai 97,1.
Menurut berbagai literatur survei persepsi, nilai indeks yang dapat
menggambarkan kondisi sebenarnya harus berselisih plus minus 5 poin
o.
id
dari angka 100.
Oleh karena nilai ITK Triwulan III-2017 diperkirakan hanya sebesar 97,1,
en
.b
ps
.g
maka dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi konsumen Banten masih
akan stagnan. Meskipun demikian, kesimpulan yang pasti akan diperoleh
ba
nt
pada saat pelaksanaan STK Triwulan III-2017 di bulan Agustus 2017.
Gambar 7
ht
tp
://
Perkiraan ITK Banten Menurut Variabel Pembentuk
Triwulan III-2017
100,5
97,1
91,1
ITK
IPR
IPB
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
37
Ringkasan Eksekutif
Betapapun juga, bila ITK yang bernilai 97,1 dianggap sebagai nilai yang
sebenarnya. Kondisi ekonomi konsumen Banten pada Triwulan III-2017,
diperkirakan akan sedikit menurun.
Penurunan kondisi ekonomi konsumennya sendiri dapat terjadi karena
besaran kenaikan pendapatan rumahtangga pada Triwulan III-2017 lebih
rendah dibandingkan Triwulan II-2017 (IPR = 100,5). Akibatnya,
rumahtangga yang tidak mempunyai sumber dana lain, tidak memiliki
rencana untuk melakukan atau membeli barang tahan lama, rekreasi dan
pesta/hajatan (IPB = 91,1).
o.
id
Namun demikian, dengan naiknya pendapatan, konsumsi rumahtangga
.g
pada Triwulan III-2017 masih tetap akan tumbuh, meskipun lebih lambat
ht
tp
://
ba
nt
en
.b
ps
dari triwulan sebelumnya.
38
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
ba
nt
://
ht
tp
o.
id
.g
en
.b
ps
LAMPIRAN
ba
nt
://
ht
tp
o.
id
.g
en
.b
ps
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 1.
PDRB adhb dan adhk Menurut Lapangan Usaha
Triwulan I-2017XX) dan Triwulan II-2017XX) (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
Tri I2017
Tri II2017
Tri I2017
Tri II2017
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
8.793,0
8.660,5
6.055,0
5.979,0
2. Pertambangan dan Penggalian
1.043,0
1.012,9
728,3
696,3
43.746,5
44.442,4
35.452,2
35.709,3
2.960,8
o.
id
(1)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
3.094,2
1.004,5
1.037,2
109,5
95,5
98,9
13.105,7
13.933,8
8.963,1
9.409,2
16.279,5
16.913,6
13.204,7
13.530,6
13.900,7
14.605,7
6.443,5
6.730,1
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
3.259,6
3.367,1
2.394,5
2.469,8
10. Informasi dan Komunikasi
4.894,1
5.177,8
5.556,1
5.826,9
11. Jasa Keuangan
4.106,2
4.190,9
2.927,1
2.973,6
12. Real Estate
9.801,5
10.357,1
8.171,4
8.482,4
13. Jasa Perusahaan
1.468,1
1.513,9
1.011,8
1.040,0
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
2.699,5
2.868,5
1.724,5
1.790,9
15. Jasa Pendidikan
4.276,9
4.506,4
2.919,3
3.048,7
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1.567,5
1.618,3
1.180,0
1.212,6
17. Jasa lainnya
2.167,9
2.237,0
1.456,5
1.497,5
134.176,0
138.609,9
99.288,3
101.532,8
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik, Gas
105,5
.g
5. Pengadaan Air
en
.b
ps
6. Konstruksi
ba
nt
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
ht
tp
://
8. Transportasi dan Pergudangan
PDRB
Catatan :
XX)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
41
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 2.
Distribusi Persentase PDRB adhb dan adhk
Menurut Lapangan Usaha
Triwulan I-2017XX) dan Triwulan II-2017XX)
Lapangan Usaha
Tri I2017
Tri II2017
Tri I2017
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
6,55
6,25
6,10
5,89
2. Pertambangan dan Penggalian
0,78
0,73
0,73
0,69
3. Industri Pengolahan
32,60
32,06
35,71
35,17
4. Pengadaan Listrik, Gas
2,21
2,23
1,01
1,02
5. Pengadaan Air
0,08
0,08
0,10
0,10
9,77
10,05
9,03
9,27
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
12,13
12,20
13,30
13,33
8. Transportasi dan Pergudangan
10,36
10,54
6,49
6,63
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
2,43
2,43
2,41
2,43
10. Informasi dan Komunikasi
3,65
3,74
5,60
5,74
11. Jasa Keuangan
3,06
3,02
2,95
2,93
12. Real Estate
7,30
7,47
8,23
8,35
13. Jasa Perusahaan
1,09
1,09
1,02
1,02
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
2,01
2,07
1,74
1,76
15. Jasa Pendidikan
3,19
3,25
2,94
3,00
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1,17
1,17
1,19
1,19
17. Jasa lainnya
1,62
1,61
1,47
1,47
100,00
100,00
100,00
100,00
ba
nt
://
ht
tp
PDRB
Catatan :
XX)
.g
o.
id
(2)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
6. Konstruksi
42
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
en
.b
ps
(1)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 3.
Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Lapangan Usaha
XX)
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017XX) (Q to Q, Persen)
Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Tri II2017
Tri I2017
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
11,15
-1,26
0,61
-0,08
2. Pertambangan dan Penggalian
0,76
-4,40
0,01
-0,03
3. Industri Pengolahan
0,16
0,72
0,06
0,26
4. Pengadaan Listrik, Gas
-2,39
3,25
-0,02
0,03
5. Pengadaan Air
1,92
3,47
0,00
0,00
-8,76
4,98
-0,87
0,45
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
1,19
2,47
0,16
0,33
8. Transportasi dan Pergudangan
0,22
4,45
0,01
0,29
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
1,78
3,14
0,04
0,08
10. Informasi dan Komunikasi
0,38
4,87
0,02
0,27
11. Jasa Keuangan
-1,22
1,59
-0,04
0,05
12. Real Estate
0,51
3,81
0,04
0,31
13. Jasa Perusahaan
1,65
2,78
0,02
0,03
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
0,31
3,85
0,01
0,07
15. Jasa Pendidikan
0,82
4,43
0,02
0,13
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1,43
2,76
0,02
0,03
17. Jasa lainnya
0,97
2,81
0,01
0,04
0,10
2,26
0,10
2,26
ht
tp
://
ba
nt
6. Konstruksi
PDRB
Catatan :
XX)
.g
(2)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
o.
id
Tri I2017
en
.b
ps
(1)
Sumber
Pertumbuhan
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
43
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 4.
Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Lapangan Usaha
XX)
Triwulan II-2017 dan Triwulan II-2017XX) (Y on Y, Persen)
Sumber
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Tri II2016
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
2,75
7,26
0,16
0,42
2. Pertambangan dan Penggalian
4,42
-2,92
0,03
-0,02
3. Industri Pengolahan
2,46
3,68
0,91
1,32
4. Pengadaan Listrik, Gas
-0,73
-3,05
-0,01
-0,03
5. Pengadaan Air
6,23
6,43
0,01
0,01
5,80
6,32
0,53
0,58
4,18
5,15
0,56
0,69
8. Transportasi dan Pergudangan
7,81
7,84
0,49
0,51
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
8,69
8,60
0,20
0,20
10. Informasi dan Komunikasi
9,70
8,75
0,52
0,49
11. Jasa Keuangan
19,79
3,82
0,52
0,11
12. Real Estate
7,50
7,76
0,60
0,63
13. Jasa Perusahaan
7,60
8,10
0,07
0,08
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
8,96
4,74
0,15
0,08
15. Jasa Pendidikan
7,89
8,02
0,23
0,24
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
7,97
8,04
0,09
0,09
17. Jasa lainnya
7,30
8,12
0,10
0,12
5,17
5,52
5,17
5,52
ht
tp
://
ba
nt
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
PDRB
Catatan :
XX)
.g
o.
id
(2)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
6. Konstruksi
44
Tri II2017
en
.b
ps
(1)
Tri II2016
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 5.
PDRB adhb dan adhk Banten Menurut Pengeluaran
Triwulan I-2017XX) dan Triwulan II-2017XX) (Miliar Rupiah)
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
Tri I2017
Tri II2017
Tri I2017
Tri II2017
(2)
(3)
(4)
(5)
70.877,6
72.854,6
57.471,5
58.540,5
610,9
630,3
487,9
499,8
3.209,4
3.798,9
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
6. Ekspor Neto
ht
tp
6.2. Impor
://
6.1. Ekspor
PDRB
Catatan :
xx)
40.457,2
41.773,2
29.997,3
30.675,7
121,9
160,6
182,8
168,9
17.640,6
17.912,8
7.939,3
7.849,0
103.615,5
103.109,7
83.971,6
82.576,8
85.974,9
85.196,9
76.032,3
74.727,8
134.176,0
138.609,9
99.288,3
101.532,8
ba
nt
5. Perubahan Inventori
5.278,4
.g
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
4.467,8
en
.b
ps
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
o.
id
Komponen Pengeluaran
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
45
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 6.
Distribusi Persentase PDRB adhb dan adhk
Menurut Pengeluaran
Triwulan I-2017XX) dan Triwulan II-2017XX)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
Tri I2017
Tri II2017
Tri I2017
Tri II2017
Komponen Pengeluaran
(3)
(4)
(5)
52,82
52,56
57,88
57,66
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
0,46
0,45
0,49
0,49
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
3,33
3,81
3,23
3,74
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
30,15
30,14
30,21
30,21
5. Perubahan Inventori
0,09
0,12
0,18
0,17
13,15
12,92
8,00
7,73
77,22
74,39
84,57
81,33
64,08
61,47
76,58
73,60
100,00
100,00
100,00
100,00
ba
nt
ht
tp
6.2. Impor
://
6. Ekspor Neto
6.1. Ekspor
PDRB
Catatan :
46
xx)
.g
en
.b
ps
(1)
o.
id
(2)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 7.
Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Pengeluaran
XX)
Triwulan I-2017 dan Triwulan II-2017XX) (Q to Q, Persen)
Pertumbuhan
Komponen Pengeluaran
Tri I2017
Tri II2017
Tri I2017
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
0,36
1,86
0,21
1,08
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
-3,14
2,43
-0,02
0,01
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
-41,15
18,37
-2,26
0,59
-2,28
2,26
-0,71
0,68
57,33
-7,61
0,07
-0,01
54,21
-1,14
2,81
-0,09
8,66
-1,66
6,75
-1,40
5,41
-1,72
3,93
-1,31
0,10
2,26
0,10
2,26
5. Perubahan Inventori
6.2. Impor
ht
tp
6.1. Ekspor
://
6. Ekspor Neto
ba
nt
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
PDRB
Catatan :
xx)
.g
o.
id
(2)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
en
.b
ps
(1)
Sumber
Pertumbuhan
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
47
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 8.
Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Pengeluaran
XX)
Triwulan II-2017 dan Triwulan II-2017XX) (Y on Y, Persen)
Sumber
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Komponen Pengeluaran
Tri II2016
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
5,74
5,40
3,30
3,12
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
4,40
3,84
0,02
0,02
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
5,23
4,02
0,20
0,15
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
5,04
9,65
1,47
2,81
-145,19
-200,49
-0,59
0,35
8,82
-10,21
0,77
-0,93
1,23
7,82
1,02
6,23
0,33
10,15
0,24
7,15
5,17
5,52
5,17
5,52
ba
nt
5. Perubahan Inventori
ht
tp
6.2. Impor
://
6. Ekspor Neto
6.1. Ekspor
PDRB
Catatan :
48
XX)
.g
en
.b
ps
(1)
o.
id
(2)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 9.
PDRB adhb dan adhk Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2016XX) dan Triwulan II-2017XX) (C to C, Miliar Rupiah)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Lapangan Usaha
Tri II2016
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
15.277,7
17.453,6
10.788,7
12.034,0
2.028,4
2.055,9
1.428,6
1.424,6
82.674,5
88.188,9
68.355,4
71.161,5
6.527,4
o.
id
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
6.055,0
2.128,2
2.041,8
215,0
182,9
194,4
24.609,9
27.039,5
17.266,0
18.372,3
30.262,6
33.193,1
25.325,0
26.735,3
26.511,4
28.506,4
12.297,9
13.173,6
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
6.048,3
6.626,7
4.506,8
4.864,3
10. Informasi dan Komunikasi
8.961,1
10.072,0
10.534,0
11.383,1
11. Jasa Keuangan
7.659,5
8.297,2
5.680,7
5.900,6
18.126,2
20.158,6
15.574,4
16.653,9
13. Jasa Perusahaan
2.662,6
2.982,0
1.913,1
2.051,8
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
5.185,4
5.568,0
3.380,4
3.515,4
15. Jasa Pendidikan
8.045,4
8.783,3
5.602,0
5.968,0
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
2.894,6
3.185,9
2.232,4
2.392,6
17. Jasa lainnya
3.953,5
4.404,9
2.746,2
2.954,0
251.624,5
272.786,0
189.942,8
200.821,1
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik, Gas
196,0
.g
5. Pengadaan Air
en
.b
ps
6. Konstruksi
ba
nt
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
ht
tp
://
8. Transportasi dan Pergudangan
12. Real Estate
PDRB
Catatan :
XX)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
49
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 10.
Distribusi Persentase PDRB adhb dan adhk
Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2016XX) dan Triwulan II-2017XX) (C to C)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Lapangan Usaha
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
6,07
6,40
5,68
5,99
2. Pertambangan dan Penggalian
0,81
0,75
0,75
0,71
3. Industri Pengolahan
32,86
32,33
35,99
35,44
4. Pengadaan Listrik, Gas
2,59
2,22
1,12
1,02
5. Pengadaan Air
0,08
0,08
0,10
0,10
9,78
9,91
9,09
9,15
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
12,03
12,17
13,33
13,31
8. Transportasi dan Pergudangan
10,54
10,45
6,47
6,56
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
2,40
2,43
2,37
2,42
10. Informasi dan Komunikasi
3,56
3,69
5,55
5,67
11. Jasa Keuangan
3,04
3,04
2,99
2,94
12. Real Estate
7,20
7,39
8,20
8,29
13. Jasa Perusahaan
1,06
1,09
1,01
1,02
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
2,06
2,04
1,78
1,75
15. Jasa Pendidikan
3,20
3,22
2,95
2,97
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
1,15
1,17
1,18
1,19
17. Jasa lainnya
1,57
1,61
1,45
1,47
100,00
100,00
100,00
100,00
ba
nt
://
ht
tp
PDRB
Catatan :
XX)
.g
o.
id
(2)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
6. Konstruksi
50
Tri II2016
en
.b
ps
(1)
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 11.
Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Lapangan Usaha
XX)
Triwulan II-2016 dan Triwulan II-2017XX) (C to C, Persen)
Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Sumber
Pertumbuhan
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
1,72
11,54
0,10
0,66
2. Pertambangan dan Penggalian
5,03
-0,28
0,04
0,00
3. Industri Pengolahan
2,49
4,11
0,92
1,48
4. Pengadaan Listrik, Gas
-0,10
-4,06
0,00
-0,05
5. Pengadaan Air
6,08
6,26
0,01
0,01
6,01
6,41
0,54
0,58
7. Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
4,07
5,57
0,55
0,74
8. Transportasi dan Pergudangan
8,47
7,12
0,53
0,46
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
9,00
7,93
0,21
0,19
10. Informasi dan Komunikasi
9,56
8,06
0,51
0,45
11. Jasa Keuangan
16,79
3,87
0,45
0,12
12. Real Estate
7,68
6,93
0,61
0,57
13. Jasa Perusahaan
7,86
7,25
0,08
0,07
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
8,79
3,99
0,15
0,07
15. Jasa Pendidikan
8,43
6,53
0,24
0,19
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
8,51
7,18
0,10
0,08
17. Jasa lainnya
7,25
7,56
0,10
0,11
5,14
5,73
5,14
5,73
en
.b
ps
(1)
ht
tp
://
ba
nt
6. Konstruksi
PDRB
Catatan :
XX)
.g
(2)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
o.
id
Tri II2016
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
51
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 12.
PDRB adhb dan adhk Banten Menurut Pengeluaran
Triwulan II-2016XX) dan Triwulan II-2017XX) (C to C, Miliar Rupiah)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Komponen Pengeluaran
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(2)
(3)
(4)
(5)
132.775,1
143.732,1
110.088,7
116.012,0
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
1.146,5
1.241,2
951,3
987,8
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
9.265,7
9.746,2
en
.b
ps
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
6.2. Impor
PDRB
Catatan :
xx)
82.230,4
55.165,2
60.672,9
60,3
282,5
120,9
351,7
35.707,6
35.553,4
16.795,3
15.788,3
186.367,5
206.725,2
150.555,0
166.548,4
150.659,9
171.171,8
133.759,8
150.760,1
251.624,5
272.786,0
189.942,8
200.821,1
ba
nt
://
ht
tp
6.1. Ekspor
7.008,4
72.669,3
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor Neto
6.821,4
.g
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
o.
id
Tri II2016
(1)
52
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 13.
Distribusi Persentase PDRB adhb dan adhk
Menurut Pengeluaran
Triwulan II-2016XX) dan Triwulan II-2017XX) (C to C)
Komponen Pengeluaran
Atas Dasar Harga
Konstan 2010
(adhk)
Tri II2016
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
52,77
52,69
57,96
57,77
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
0,46
0,46
0,50
0,49
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
3,68
3,57
3,59
3,49
28,88
30,14
29,04
30,21
0,02
0,10
0,06
0,18
14,19
13,03
8,84
7,86
74,07
75,78
79,26
82,93
59,87
62,75
70,42
75,07
100,00
100,00
100,00
100,00
5. Perubahan Inventori
6.2. Impor
ht
tp
6.1. Ekspor
://
6. Ekspor Neto
ba
nt
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
PDRB
Catatan :
xx)
.g
o.
id
(2)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
en
.b
ps
(1)
Atas Dasar Harga
Berlaku
(adhb)
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
53
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 14.
Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Pengeluaran
XX)
Triwulan II-2016 dan Triwulan II-2017XX) (C to C, Persen)
Sumber
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Komponen Pengeluaran
Tri II2016
Tri II2017
Tri II2016
Tri II2017
(3)
(4)
(5)
5,66
5,38
3,27
3,12
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
4,39
3,83
0,02
0,02
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
2,86
2,74
0,11
0,10
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
4,93
9,98
1,44
2,90
-83,93
190,94
-0,35
0,12
7,59
-6,00
0,66
-0,53
3,33
10,62
2,68
8,42
2,82
12,71
2,03
8,95
5,14
5,73
5,14
5,73
ba
nt
5. Perubahan Inventori
ht
tp
6.2. Impor
://
6. Ekspor Neto
6.1. Ekspor
PDRB
Catatan :
54
xx)
.g
en
.b
ps
(1)
o.
id
(2)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
Angka sangat sementara
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 15.
Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuk
Triwulan I-2016 s.d. Triwulan I-2017
2016
2017
Tri I
Tri II
Tri III
Tri IV
Tri I
Tri II
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pendapatan Rumahtangga
Kini
107,00
108,87
109,80
104,52
110,53
120,16
2. Pengaruh Inflasi Terhadap
Tingkat Konsumsi
105,48
111,73
108,72
104,87
104,38
104,85
3. Tingkat Konsumsi Bahan
Makanan, Makanan Jadi
di Restoran/Rumah Makan
dan Bukan Makanan
(Pakaian, Perumahan,
Pendidikan, Transportasi,
Komunikasi, Kesehatan
dan Rekreasi)
100,79
110,35
112,15
104,66
108,51
121,14
109,97
110,01
104,65
108,42
116,20
.g
en
.b
ps
ba
nt
://
105,25
ht
tp
ITK
o.
id
Variabel
Pembentuk
Perkembangan Ekonomi Provinsi Banten Triwulan II 2017
55
o.
id
.g
en
.b
ps
ba
nt
://
ht
tp
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI BANTEN
Download