CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 PRODUCTION AND PERCEPTION OF TRIPHTHONG SOUNDS BY EIGHTH SEMESTER STUDENTS OF ENGLISH DEPARTMENT IN BINA NUSANTARA UNIVERSITY Cicilia 1200968810 Penelitian ini dibuat untuk melihat kemampuan siswa dalam memproduksi dan mempersepsikan suara Triftong. Dengan mempelajari Triftong, dipercaya dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan produksi dan persepsi mereka karena masih banyak siswa yang mengucapkan kata-kata yang mengandung suara Triftong dengan tidak akurat. Hal tersebut bisa saja menimbulkan kesalahpahaman. Karena itu, mempelajari Triftong sangat penting karena Triftong sendiri adalah salah satu bunyi vokal dalam bahasa Inggris yang sulit dikenali dan diucapkan. (Roach, 2000, hal. 23) dan banyak kata dalam bahasa Inggris yang mengandung suara Triftong. Berbagai macam teori dari beberapa para ahli dalam bidang Fonologi juga digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. Di antaranya adalah teori mengenai produksi bunyi suara yang mencakup articulator manusia dan vokal oleh Peter Roach; teori vokal oleh Peter Ladefoged,; teori bunyi vokal dalam bahasa Inggris oleh Peter Roach, Argenis A. Zapata, Loreto Todd, Adrian Akmajiman, dan sebagainya; teori mengenai Diftong dan Triftong oleh Darjowidjojo, Peter Roach, dan Victoria Fromkin dan kawan-kawan. Selain itu, beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai produksi dan persepsi bunyi vokal dalam bahasa Inggris juga digunakan dalam rpenelitian ini. Antara lain penelitian milik James Emil Flege, Ian R.A. MacKay, dan Diane Meador mengenai produksi dan persepsi kata dalam bahasa Inggris oleh orang Italia berdasarkan usia ketika mereka berimigrasi ke Kanada. Penelitian selanjutnya adalah milik Ria Wijaya seorang alumni Universitas Bina Nusantara mengenai korelasi produksi dan persepsi bunyi vokal kata-kata dalam bahasa Inggris. Penelitian yang terakhir yang digunakan adalah milik Kimiko Tsukada, David Birdsong, Ellen Bialystok, Molly Mack, Hyekyung Sung, dan James Flege mengenai perbedaan keakuratan produksi dan persepsi antara anak-anak dan orang dewasa yang berasal dari Korea yang telah tinggal di Amerika Utara selama beberapa waktu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan penelitian lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk mencari teori-teori yang bersangkutan mengenai topic dalam penelitian ini, sedangkan penelitian lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Setelah melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan, hasil yang didapat menjawab rumusan masalah dalam Bab 1 (1.2), seperti di bawah ini: 1. Bagaimanakah keakuratan siswa dalam memproduksi dan mempersepsikan bunyi suara Triftong? • Produksi Untuk bunyi suara [eə], nilai keakuratan siswa sebesar 81,6% dan kata yang paling akurat diucapkan adalah ‘Layer’, sedangkan kata yang paling tidak akurat adalah ‘Player’. Untuk bunyi suara [aə], nilai keakuratan siswa sebesar 95,7% dan kata yang paling akurat diucapkan adalah ‘Fire’, sedangkan kata yang paling tidak akurat adalah ‘Choir’. Untuk bunyi suara [əə], nilai keakuratan siswa sebesar 28,3% dan kata yang paling akurat diucapkan adalah ‘Lower’, sedangkan kata yang paling tidak akurat adalah ‘Slower’. Untuk suara [ə], nilai keakuratan siswa adalah 92,5% dan kata yang paling akurat diucapkan siswa adalah ‘Employer, sedangkan kata yang paling tidak akurat adalah ‘Loyal’. Untuk suara [aə], nilai keakuratan siswa adalah 86% dan kata yang paling akurat diucapkan adalah ‘Power’, sedangkan kata yang paling tidak akurat adalah ‘Shower’. Bunyi suara [aə] adalah bunyi suara yang dapat diucapkan siswa dengan sangat baik atau akurat. Bunyi suara [əə] adalah bunyi suara yang diucapkan siswa yang paling tidak akurat. • Persepsi Untuk bunyi suara [eə], yang terdapat di dalam kata ‘Player, Layer, dan Mayor’, nilai kebenaran persepsinya sebesar 83,3% dan kata yang paling benar dipersepsikan adalah ‘Layer’, sedangkan kata yang paling banyak salah dipersepsikan adalah ‘Player’. Untuk bunyi suara [aə], yang terdapat di dalam kata ‘Liar, Fire, Buyer, Hire, Tyre, Choir, and Diagram’, nilai kebenaran persepsinya sebesar 95% dan kata yang paling benar dipersepsikan adalah ‘Fire’, sedangkan kata yang paling banyak salah dipersepsikan adalah ‘Hire’. Untuk bunyi suara [əə], yang terdapat dalam kata ‘Lower, Mower, and Slower’, nilai kebenaran persepsinya sebesar 96,6% dan kata yang paling benar dipersepsikan adalah ‘Slower’, sedangkan kata yang paling banyak salah dipersepsikan adalah ‘Lower’. Untuk bunyi suara [ə], yang terdapat di dalam kata ‘Loyal, Royal, Soya, and Employer’, nilai kebenaran persepsinya adalah 98,7% dan kata yang paling benar dipersepsikan adalah ‘Employer’, sedangkan kata yang paling banyak salah dipersepsikan adalah ‘Royal’. Untuk bunyi suara [aə], yang terdapat di dalam kata ‘Power, Hour, and Shower’, nilai kebenaran persepsinya sebesar 70% dan kata yang paling benar dipersepsikan adalah ‘Shower’, sedangkan kata yang paling banyak salah dipersepsikan adalah ‘Power’. • Produksi dan Persepsi Hasil akhir kemampuan siswa dalam memproduksi bunyi suara Triftong adalah 81,5% dan kemampuan mempersepsikan siswa terhadap suara Triftong adalah 90,5%. Bila dibandingkan dengan riset yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ria Wijaya (2007), yang memiliki masalah yang serupa, di mana hasil kemampuan siswa dalam memproduksi bunyi vokal Inggris sebanyak 75 dan kemampuan siswa dalam mempersepsikan bunyi vokal Inggris adalah 69, hasil tersebut berbanding terbalik dengan riset yang dilakukan pada bunyi suara Triftong penulis. Hasil akhir yang didapat penulis menyatakan bahwa kemampuan mempersepsikan bunyi suara Triftiong mahasiswa lebih baik dibandingkan dengan kemampuan memproduksikan bunyi suara Triftong. Ada beberapa kata yang memiliki nilai yang sama baik untuk produksi maupun persepsinya.Antara lain kata ‘Player’ yang memiliki nilai keakuratan 10 untuk produksi maupun persepsi. Selain itu juga ada kata Layer 20, Liar 19, Fire 20, Buyer 19, Tyre 19, Employer 20, dan Diagram 20. Kata ‘Player’ memiliki nilai keakuratan yang rendah karena siswa salah dalam mengindentifikasi dan kurang berkonsentrasi pada suara dari stimulasi yang diberikan. Selain kata-kata tersebut di atas, ada kata-kata yang mendapatkan nilai keakuratan antara produksi dan persepsi yang berbeda. Antara lain kata ‘Loyal’ di mana kata tersebut memiliki nilai produksi sebesar 17 dan untuk nilai persepsi sebesar 20 (urutan untuk nilai produksi dan persepsi akan sama seperti kata ‘Loyal’ untuk kata-kata berikutnya). Royal 18/19, Lower 7/19, Mower 7/19, Power 20/7, Hour 20/15, Slower 3/20, Shower 12/20, Hire 20/16, Mayor 19/20, Soya 19/20, dan Choir 16/20. Total nilai untuk produksi sebesar 178 dan total nilai untuk persepsi sebesar 215. Terdapat selisih sebesar 15,4% antara total nilai produksi dan persepsi. Dari data yang telah didapat, kata Lower, Mower, dan Slower memiliki selisih nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan kata-kata yang lain. Selisih produksi dan persepsi untuk ketiga kata tersebut sebesar lebih dari 10. Untuk kata ‘Power’, nilai persepsinya lebih rendah karena siswa banyak yang memilih kata ‘Hour’ dalam tes persepsi, sedangkan siswa dapat mengidentifikasi dan mengucapkan atau memproduksi bunyi suara [aə] dengan akurat. 2. Apa saja alasan ketidakakuratan siswa dalam memproduksi dan mempersepsikan bunyi Triftong? Ada lima alasan yang menyebabkan ketidakakuratan siswa dalam meproduksi dan mempersepsikan bunyi Triftong, antara lain: • Kesalahan mengidentifikasi Maksudnya di sini adalah, siswa tidak dapat mengidentifikasi kata yang diminta yang telah diperdengarkan melalui stimulus suara. Mereka mendengar kata yang berbeda dan itu membuat mereka salah atau tidak akurat dalam memproduksi dan mempersepsikannya. Contohnya dalam kata ‘Player’, mereka mengucapkannya menjadi ‘Fire’ dan ‘Liar’. • Ketidakyakinan Siswa merasa tidak yakin atas apa yang telah mereka dengar. Mereka bingung untuk mengucapkan atau memproduksi dan memilih kata yang tepat dalam tes persepsi. Contonya, beberapa siswa mengucapkan kata ‘Choir’ [kwaə] dengan [khoə]. • Terburu-buru Beberapa siswa tidak konsentrasi dan mendengarkan serta mengucapkan kata yang mereka dengar terburu-buru. Itu membuat mereka tidak dapat mengenali kata yang diberikan. Contohnya, tepat setelah siswa mendengar satu kata dari stimulus suara, mereka pun dengan terburu-buru atau dengan cepat mengucapkannya kembali tanpa sedikitpun memproses kata yang telah mereka dengar dan itu membuat mereka kehilangan inti dari pengucapan kata tersebut. • Kebiasaan Siswa dikelilingi oleh orang-orang yang menggunakan gaya berbicara atau bernyanyi yang menggunakan gaya Amerika. Contohnya saja penyanyi dan artis Amerika. Itu membuat mereka terbiasa berbicara menggunakan gaya bicara Amerika. Selain itu, siswa dalam penelitian ini semuanya adalah orang asli Indonesia. Jadi, mereka terbiasa untuk berbicara dalam gaya bahasa Indonesia. Contohnya dalam kata ‘Shower’ [aə], mereka mengucapkannya [ə] dengan suara // yang sangat jelas ditambah lagi dengan siswa yang mendengarkan stimulus suara dengan terburuburu. Itu telah menjadi kebiasaan bagi siswa. • Kurang berlatih Siswa terlalu dibiasakan untuk membaca suatu kata atau kalimat daripada mengucapkannya. Itu membuat mereka tidak tahu cara mengucapkan kata dalam bahasa Inggris dengan akurat, digabung dengan ketergesaan siswa dalam mendengarkan dan mengucapkan kata yang telah diberikan membuat mereka bingung untuk mengucapkan atau memproduksi kata-kata tersebut dengan akurat. 3. Bagaimakah perbandingan antara produksi dan persepsi bunyi suara Triftong? Persepsi mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan Produksi. Sebanyak 90,5% siswa dapat mempersepsikan kata dalam bunyi Triftong sementara hanya 81,5% siswa yang dapat memproduksi bunyi Triftong dengan akurat. Setelah mengumpulkan serta menganalisis data yang telah didapat, didapatkan hasil bahwa kemampuan siswa dalam memproduksi bunyi suara Triftong masih kurang. Oleh karena itu ada beberapa solusi atau saran yang dapat dilakukan siswa untuk meningkatkan kemampuan produksi sekaligus persepsi mereka. Antara lain dengan mempelajari Triftong lebih lagi, perbanyak latihan membaca dan mengucapkan melalui media kamus atau media lainnya, baik media visual maupun visual secara teratur dan sering. Siswa juga dianjurkan untuk mengurangi kebiasaan mereka dalam mengimitasi gaya bicara dengan aksen tertentu. Siswa juga dapat berlatih dengan native speaker untuk memperlancar dan melatih keakuratan pengucapan kata dalam Bahsa Inggris. Untuk pengajar bahasa Inggris di universitas Bina Nusantara, memberikan penjelasan dan teknik dalam pengucapan bunyi suara Triftong sangat penting. Banyak kata-kata dalam bahasa Inggris sehari-hari yang mengandung bunyi suara Triftong. Untuk departemen Inggris di universitas Bina Nusantara, menambahkan buku, referensi seperti jurnal, alat bantu audio dan video mengenai bunyi suara Triftong juga sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan dan minat siswa dalam mempelajari bunyi suara Triftong. Selain itu, peran departemen dalam memberikan info mengenai beberapa laboratorium bahasa di kampus yang dapat digunakan oleh mahasiswa sangat penting karena banyak mahasiswa yang tidak mengetahui mengenai keberadaan laboratorium tersebut.