Pendahuluan - JICA Knowledge Site

advertisement
Peran Perguruan Tinggi dan Peneliti
(Akademisi) dalam Lesson Study
serta Kerjasama dengan
Pihak Pemerintah
oleh; SHOJI Yasuo
Integrated Center for Clinical and Educational
Practice, Faculty of Education,
Saitama University
Pendahuluan
 Topik Pembicaraan: Berdasarkan pengalaman
nyata pembicara, yaitu pada saat secara langsung
menyaksikan dan terlibat pada hal–hal itu di
Jepang.

Ada 3 (tiga) topik utama.
 Peran dan fungsi perguruan tinggi
 Hubungan dengan pemerintah
 Peran peneliti (akademisi)
1
[Peran dan fungsi
perguruan tinggi]
1. Memberi bantuan secara langsung:
Action Research or Consultation
 Membantu reformasi sekolah
 Membantu praktek penyelenggaraan
pembelajaran
 LSBS dan kolegalitas
 Tugas dan keterampilan profesi guru
 Materi mata pelajaran
2. Menghasilkan guru sekolah dan
membina profesionalisme guru sekolah
aktif
 Mahasiswa S1 dan Program pasca sarjana
 Guru yang baru diangkat (sebelum segera tamat
PT (fresh graduate)terus didukung)
 Guru yang sedang mengajar di sekolah (Forum
study, diklat dll.)
2
• Menghasilkan, membina dan mendidik tenaga guru
yang memfokuskan diri pada pembelajaran anak,
sehingga akan menghasilkan perubahan keahlian
guru (nilai pandang/belief) itu sendiri.
 Luncuran roket dengan “3 tahap” roket dengan “2
tahap”
 atau (program percepatan“3 tahap”  percepatan dengan
“2 tahap”)
3. Kerjasama dengan pemerintah
《Pemerintah  Perguruan Tinggi》
 perekrutan guru
 pertukaran SDM= peningkatan mutu
pembinaan guru oleh pendidik berbasis
pengetahuan praktis (practical
knowledge-based teacher), terealisasi
dengan pertukaran SDM di TK dan
Sekolah Lab. Universitas
 Menerima mahasisa untuk praktek
mengajar
3
《Perguruan Tinggi  Pemerintah》
 Menyediakan tenaga pendidik
 Bimbingan penelitian
 Diklat /Penataran (guru yang baru,
berpengalaman 5 tahun, 10 tahun dan
sebagainya)
4. Hasil dan Permasalahan
◎ Sejak dulu perguruan tinggi membantu
sekolah khususnya untuk meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran. Ada juga
berdasarkan permintaan pihak sekolah, atau
melalui pemerintah, atau juga melalui kegiatan
kelompok studi independen oleh swasta.
Namun, upaya tersebut belum menjadi gerakan
secara keseluruhan.
4
◎ Para pendidik perguruan tinggi tidak memiliki
persepsi yang sama
 Pendidik yang mengutamakan penelitian--pendidik yang mengutamakan praktek
di lapangan
 Pendidik di bidang tugas profesi guru
sekolah---Pendidik di bidang mata
pelajaran
 Menitikberatkan pada mengajar---Menitikberatkan pada pembelajaran
 Lain-lain.
◎Kerjasama antara perguruan tinggi dengan
pemerintah propinsi atau kota/kab. semakin
meningkat.
 Adanya desakan MEXT (Kemdikbud] terhadap
perguruan tinggi, maka kerjasama tersebut
semakin meningkat (terpaksa)
5
◎ Perguruan Tinggi Negeri  Perguruan Tinggi Swasta
◎Permasalahan
 Komposisi usia pendidik tidak seimbiang
 Tekanan untuk peningkatan “prestasi akademik”
 Kesulitan yang dihadapi oleh guru baru
 Sekolah bermasalah  kemiskinan; runtuhnya ikatan
keluarga atau komunitas
 Masalah pendidikan menengah lanjut atas dan
pendidikan tinggi
 Rendahnya prestasi akademik orang dewasa; miskinnya
keterpelajaran (contoh; politikus LDP)
[Hubungan dengan Pemerintah]
Tipe-tipe hubungan dengan pemkot/pemkab dalam
Acion Research untuk reformasi sekolah.
--Contoh di Jepang--
1. Atas prakarsa Pemkot
(1) Prakarsa wali kota; administrasi pemerintahan
(2) Prakarsa Kadisdik; administratif atau edukatif
6
(3) Prakarsa BoE Kota; apakah dapat mengutamakan
kegiatan pembelajaran
 Berpusat pada mengamati siswa
 Berpusat pada mengamati pembelajaran
 Memahami bagaimana mewujudkan pembelajaran
yang bermutu tinggi dan sekaligus
menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang
efisien  tidak dimungkinkan?
(4) Peningkatan dukungan dari BoE terhadap sekolah
 BoE kota Utsunomiya; program mendukung sekolah
 Mengundang dosen sebagai instruktur untuk diklat
di sekolah
 Biaya pengiriman dosen ditanggung oleh BoE kota
 Diklat diselenggarakan atas inisiatif sekolah
 Mendorong para peneliti untuk terlibat pada upaya
tersebut.
7
2. Atas Prakarsa Sekolah
(1) Prakarsa kepala sekolah
Tergantung pada nilai pandang/belief, karakter
keperibadian dan kepemimpinan/leadership
(2) Prakarsa para guru
Bila para guru memiliki nilai pandang/belief yang sama,
membangun kolegalitas, mendorong sekolah secara kreatif
dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermutu,
betapa indahnya sekolah itu sebagai tempat belajar.
Tiga pilar di tempat belajar
□Care - Community
□Elaboration – Dialogue
□Daya imajinasi---daya imajinasi untuk
mampu menjelajah melintasi ruang dan waktu
yang berbeda
8
(3) Prakarsa Peserta Didik
Para siswa yang berpengalaman dalam
pembelajaran yang bermutu, sebagai pemain utama
dalam kegiatan pembelajaran mengikuti action
research dalam rangka reformasi sekolah.
Menghadapi kepala sekolah, menghadapi guru
3. Sikap Pemerintah
Apakah dari top down, atau dari bottom up?
Sikap pemerintah sangat menentukan praktek sekolah dan
guru.
Apabila pemerintah bersikap top down, apalagi mau
mengatur sekolah dengan angka, maka sekolah dan para guru
bahkan siswa merasa tidak bisa bernapas.
* Pada dasarnya sikap pemerintah adalah “top down” atau
“mengatur” segala sesuatu (?)
* Jika pemerintah bersikap untuk menghubungkan,
memfalisilitasi satu sama lain, alangkah terbantunya sekolah.
9
[Peran Peneliti (akademisi)]
--Kasus Saya sendiri (Shoji)---
1. Kawan (pendukung) dan musuh, serta yang paling penting
Kawan waktu dan penetrasi melalui mutasi kerja
Musuh angka kekerasan, perusakan atau kelanjutan yang
tidak dimungkinkan akibat mutasi kerja.
(malas)
Yang penting adalah
 “Makna dari fakta pembelajaran”
Menanggapi makna dari fakta
 Memiliki persepsi yang sama (sharing ) antar guru
mengenai makna
 Menyusun dan memahami makna bersama sama agar para
guru memiliki persepsi yang sama
 Melalui proses memiliki persepsi yang sama, maka setiap
guru akan semakin menguatkan kepribadiannya diri sendiri.
 【Personalisasi】
 Melalui personalisasi dan sharing, pelaksanaan
pembelajaran dan sekolah secara keseluruhan akan
menjadi lebih kreatif.
10
2. Keterlibatan Peneliti
Keberadaan “supervisor”
(Kasus saya )
× Peneliti
Meneliti tentang kegiatan pembelajaran
atau tentang guru
× Pembimbing
× Advisor
× Konsultasi ; kadang kala melakukannya
△ Perajin tangan
△ Pejabat teknis (sektor pertanian, perikanan dan
kehutanan)
○ Katalis
○ Zashikiwarashi (makhluk halus yang berpenampilan
bocah sebagai pelindung rumah/disebut di daerah Tohoku)
《Sikap saya sebagai supervisor》
○ Sebagai instruktur diklat dalam sekolah, apa yang menarik
hati saya atau saya perhatikan adalah
 apa yang tidak dibicarakan
 Menyimak
 Menyampaikan (hanya) yang diperlukan saja
Untuk mendorong kesadaran guru
Untuk mendorong perkataan dan ungkapan guru
Untuk mengungkapkan penemuan atau kata-kata guru
yang belum menyadari secara jelas
○ Apa yang saya pikirkan atau lakukan sebagai instruktur saat
forum refleksi (LSBS).
11
Meski di forum belum dinyatakan komentar, tetapi misalnya
guru A menyelenggarakan kegiatan pembelajarannya seperti itu,
dan selama dua atau tiga tahun terakhir ini , ia menunjukkan
seperti ini, maka ada perubahan ini itu di atasnya.
Oleh karenanya, ia (guru A) memandang adegan itu di kelas
tadi sebagai begini.
Nah, pandangan itu kapan ia menyampaikannya, dengan katakata seperti apa?
Atau, jika ia belum memberi komentar itu, karena apa
alasannya?
Bagaimana perasaannya mendengar perkembangan
pembicaraan di forum ini?
Saya berupaya untuk membayangkan perasaan
masing-masing peserta, tapi berupaya pula agar
sedapat mungkin saya sendiri tidak
mengungkapkannya.
Sebaliknya saya mendorong para peserta forum itu
agar menyampaikan komentarnya dengan bahasanya
sendiri, dan para peserta lainnya dapat menemukan
atau merumuskan kata-kata mereka sendiri kemudian
saling berbagi satu sama lain hingga akhirnya mereka
semua memperoleh suatu hal yang baru secara
bersama.
12
Apa yang saya rasakan tidak saya ungkapkan dengan
bahasa saya (Shoji).
Lantas, sampai kapan saya harus menahan diri agar
tidak bicara?
Sampai kapan saya harus menunggu, dan jika
terdesak untuk berbicara, kapankah waktu yang
tepat dan kata-kata yang tepat bagaimana?
Saya tunggu sampai saat kritis, dan memilih-milih
kata-kata yang tepat sampai saat kritis.
Di tengah proses saling menyimak dan saling belajar,
timbullah “Gestalt” dari makna.
Yaitu, itu adalah “tubuh”.
Harus memahami bahwa
Apa yang diekspresikan oleh “tubuh” si anak, dan
Apa yang diekspresikan oleh “tubuh” sang guru.
Itulah saya lakukannya.
13
Terima kasih banyak
atas perhatian anda.
Semoga anda sekalian
akan sukses selalu.
14
Download