Dari Redaksi Penggunaan smartphone dalam aktivitas sehari-hari yang terus bertambah, dimanfaatkan KSEI untuk mempermudah akses investor pasar modal untuk memonitor portofolio investasi. Lahirlah AKSes Mobile, sebagai wujud pemanfaatan teknologi in­ formasi dalam aktivitas betran­saksi di pasar modal Indonesia. Jadi, kalau sebelumnya dikenal layanan mobile banking, di pasar modal ada AKSes Mobile. Bagaimana agar investor bisa memanfaatkan fasili­ tas ini? Bisa disimak dalam artikel utama Fokuss kali ini. Fokuss menampilkan pula artikel soal implementasi Trading ID di PT Bursa Efek Indonesia. Disepakati­nya kerjasama KSEI dengan empat Bank Pembayaran untuk melakukan pemisahan re­kening dana nasabah, menandai babak baru menuju penerapan Single Investor ID. Artikel menarik lainnya seputar Kartu AKSes yang masih dijadikan barang koleksi, alias tak aktif digunakan. KSEI berharap, investor memanfaatkan Kartu AKSes untuk memonitor por­ tofolio Efeknya, layaknya meman­ tau reke­ning di bank setiap saat. Selamat membaca! Redaksi Website KSEI www.ksei.co.id ������������� ������������� email �������������� �������������� [email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855 Memonitor Portofolio Investasi Lewat AKSes Mobile Setelah sukses meluncurkan Fasilitas AKSes, KSEI terus melakukan pengembangan untuk memberikan kenyamanan bagi para investor. Salah satunya melalui pengembangan AKSes Mobile, sebuah fasilitas berteknologi mobile yang dapat diakses melalui smartphone untuk memonitor portofolio investasi. S etiap investor pasti menginginkan investasinya dapat terlindungi de­ ngan aman dan dapat mengetahui perkembangan investasinya setiap saat. Kegiatan dan kesibukan rutinitas biasanya menjadi alasan utama bagi investor sehing­ ga tidak sempat lagi mengawasi atau me­ monitor investasinya. Sebut saja Budi (bukan nama sebenar­nya) daftar isi 1 Memonitor Portofolio Investasi Lewat AKSes Mobile 3 Memahami Implementasi Trading ID 5 6 Babak Baru, Pemisahan Rekening Dana Nasabah 8 aktivitas & Statistik Kartu AKSes, Bukan Barang Koleksi seorang wirausahawan, akhir-akhir ini sema­ kin sedikit memiliki waktu untuk terhubung ke internet dengan notebook-nya. Kesibuk­ annya sehari-hari, apakah itu dalam rangka pekerjaan atau urusan pribadi/ke­luarga se­ makin menyita waktunya. Salah satu yang ingin dilakukannya jika punya kesempatan mengakses inter­ net adalah untuk memonitor kepemilikan 02 Edisi Tahun 2011 ������������� ���������� Edisi 02, 2011 Tampilan layar AKSes Mobile Fokuss portofolio investasinya di pasar modal Indonesia, yang tercatat di Sub Rekening Efek di KSEI, yang sejak tahun 2009 dapat dilihat melalui Kartu AKSes. Dengan me­ lihat secara langsung posisi kepemilikan Efek dan mutasinya di website Kartu AK­ Ses, Budi merasa dapat turut mengawasi investasinya sehingga merasa nyaman bahwa investasinya terlindungi. “Pada akhir 2010 KSEI telah mulai melakukan pengembangan fasilitas AKSes Mobile, yaitu sebuah fasilitas bagi investor untuk dapat memonitor portofolio miliknya melalui smartphone”. Mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang tersedia, Budi berharap agar monitoring investasinya ini dapat diakses tidak hanya dengan notebook-nya, melainkan juga dengan sarana smartphone yang selalu menemaninya kema­napun. Apakah hal ini dapat dilakukan? Monitoring kepemilikan portofolio investasi yang dimiliki investor melalui Kartu AKSes, sebelumnya bernama Fasili­ tas AKSes yang diluncurkan KSEI sejak 18 Juni 2009, menjadi salah satu solusi yang dihadirkan KSEI untuk mendukung transparansi informasi di pasar modal Indonesia. Rangkaian kegiatan sosialisasi untuk memperkenalkan Fasilitas AKSes dilakukan kepada masyarakat umum ser­ ta investor pasar modal Indonesia. Bah­ kan, sejak 24 Juni 2010 lalu dicanangkan program sosialisasi secara terpadu untuk memperkenalkan fungsi dan manfaat Kartu AKSes kepada investor, Perusahaan Efek dan media. Sosialisasi tersebut telah memberikan dampak positif dengan se­ makin meningkatnya jumlah kepemilikan Kartu AKSes, yaitu 13.168 pada akhir Mei 2010 menjadi 78.317 per akhir April 2011. Tahun ini, KSEI akan terus melakukan kampanye kepemilikan Kartu AKSes, se­ bagai komitmen KSEI untuk mendukung Per­usahaan Efek dalam menerapkan Per­ aturan Bapepam-LK No. V.D.4 yang me­ wajibkan Perusahaan Efek memberikan Kartu AKSes kepada nasabahnya. Sejalan dengan berbagai kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan, berbagai masukan serta input mengenai Kartu AKSes menjadi concern KSEI untuk terus mengembangkan fungsi dan manfaat Kartu AKSes bagi investor. Masukan lain­ nya terkait dengan kemudahan yang akan diperoleh investor untuk melakukan login dan monitoring website Kartu AKSes, yang diharapkan dapat dilakukan tanpa harus melakukan login ke website Kartu AKSes melalui sarana komputer atau notebook. Untuk itulah, pada akhir 2010 KSEI telah mulai melakukan pengembangan fasilitas AKSes Mobile, yaitu sebuah fasili­ tas bagi investor untuk dapat memonitor portofolio miliknya melalui handphone. Selain memperhatikan peningkatan jum­ lah pengguna smartphone di Indonesia yang saat ini sudah menjadi kebutuhan sebagain besar masyarakat Indonesia, Fitur AKSes Mobile: 1 Securities Balance Untuk melihat saldo Efek yang dimilikinya pada Sub Rekening Efek yang terhubung dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari yang lalu. 2 Securities Movement Untuk melihat mutasi Efek yang dimilikinya di Sub Rekening Efek yang terhubung dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari yang lalu. 3 Securities Instructions Untuk melihat instruksi Efek yang dimilikinya di Sub Rekening Efek yang terhubung dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari kalender yang lalu. 4 Fund Balance Untuk melihat saldo dana yang dimilikinya di rekening investor yang terhubung dengan Investor ID miliknya, berdasarkan data terakhir. 5 Fund Movement Untuk melihat mutasi dana yang dimilikinya di rekening investor yang terhubung dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari yang lalu. 6 Consolidated Balance Untuk melihat saldo Efek terkonsolidasi yang dimilikinya di Sub Rekening Efek yang terhubung dengan Investor ID miliknya, berdasarkan data terakhir. 7 Corporate Actions Untuk melihat detail mutasi yang terjadi yang disebabkan corporate action pada Sub Rekening Efek yang terhubung dengan Investor ID miliknya. Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI [Eddy Prabowo & N. Harry W] Memahami Implementasi Trading ID Edisi 02, 2011 Sejak 1 Februari 2011, sistem Single Investor Identity (Single ID) telah resmi diberlakukan di pasar modal Indonesia. Bahkan implementasi Trading ID di PT Bursa Efek Indonesia pun telah mulai berlaku. S esuai rencana dalam pengem­bang­ an infrastruktur pasar modal Indo­ nesia, setelah sistem Single Investor ID diberlakukan oleh KSEI, sebagai awal untuk tindak lanjut pengembangan pa­sar modal Straight Through Processing, PT Bur­ sa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan implementasi Trading ID. Direktur Utama BEI, Ito Warsito menandaskan, perlu dibe­ dakan antara Single Investor ID dengan Trading ID. Pada konsep Single Investor ID, semua investor yang tercatat dibukakan Sub Rekening Efek di KSEI baik investor individu maupun institusi akan dibuatkan nomor identitas tunggal. Nomor identitas tunggal ini dibentuk dari data nasabah Perusahaan Efek dan Bank Kustodian yang harus dilengkapi dan disampaikan ke KSEI. Konsep nomor identitas tunggal investor di sini adalah cukup dengan satu nomor identitas maka investor secara terkonsolidasi dapat menghubungkan ID yang dimiliknya dengan semua Sub Re­ kening Efek yang dimilikinya. Konsep Trading ID pada prinsipnya mengacu pada konsep dan implementasi Single Investor ID, dimana untuk setiap order atas nama nasabah yang disampai­ kan ke sistem Jakarta Automatic Trading System (JATS) harus mencatumkan Single ID atas nama nasabah terkait. “Tentu saja dasarnya dari Single ID tersebut, yang kemudian ada tambahan misalnya kode investor, statusnya, lokal atau asing, indi­ vidu atau institusi,” tegas Ito. “Cukup dengan satu nomor identitas maka investor secara terkonsolidasi dapat menghubungkan ID yang dimiliknya dengan semua Sub Rekening Efek yang dimilikinya”. Fokuss KSEI juga memahami bahwa dengan tersedianya teknologi mobile ini maka KSEI dapat memberikan solusi bagi ter­ batasnya akses melalui PC/Notebook bagi investor dengan mobilitas yang tinggi. Sebagai tahap awal, fasilitas AKSes Mobile ini ditujukan bagi pengguna smartphone BlackBerry. Pilihan atas platform BlackBerry ini diambil berdasarkan data bahwa jumlah pengguna BlackBerry di In­ donesia pada akhir tahun 2010 mencapai lebih dari dua juta pengguna dan terus bertambah jumlahnya di tahun 2011 ini. Untuk mendapatkan fasilitas AKSes Mobile ini, nantinya investor hanya perlu melakukan download aplikasi AKSes Mobile pada website dan melakukan instalasi pada smartphone BlackBerry. Sesuai fung­ sinya, fasilitas ini hanya dapat digunakan untuk melakukan inquiry (saldo serta mu­ tasi Efek dan dana), sama dengan yang terdapat pada website AKSes. Namun demikian, terdapat perbedaan dari masa waktu data yang ditampilkan. Jika data di website AKSes dapat ditampilkan un­ tuk 30 hari terakhir, maka data di AKSes Mobile ditampilkan hanya untuk 10 hari terakhir. Bagi investor yang belum pernah melakukan login pertama kali ke fasili­ tas AKSes melalui website, maka investor dapat melakukan login melalui aplikasi AKSes Mobile dengan mencantumkan informasi yang harus diisi. Proses login pertama kali tersebut sama seperti pada website, juga untuk aplikasi didalamnya. AKSes Mobile ini dirancang agar look dan feel sama seperti menggunakan website AKSes, namun tetap dengan mem­ pertimbangkan keterbatasan smartphone dibandingkan pada PC/Notebook, antara lain: layar dan keypad/trackpad/trackball yang lebih kecil. Dengan disediakannya aplikasi AKSes Mobile untuk smartphone BlackBerry ini diharapkan semakin berkurangnya ken­ dala yang dihadapi oleh para investor untuk memonitor posisi dan mutasi Efek dan dana yang dimilikinya yang tercatat di Sub Rekening Efek. Memasuki bulan April 2011 ini, apli­ ka­si AKSes Mobile telah berada pada fase User Acceptance Test, dan selanjutnya KSEI akan terus mengadakan sosialisasi meng­ ajak para investor untuk menggunakan apli­kasi AKSes Mobile ini sebagai sarana untuk turut serta mendukung keterbu­ kaan informasi di pasar modal Indonesia dengan mengutamakan kepentingan in­ves­tor, agar masyarakat lebih percaya dalam berinvestasi di pasar modal Indo­ ne­sia.l Edisi 02, 2011 Pada saat implementasi Trading ID, menurut Ito Warsito, ada perlakuan ber­ beda untuk investor individu dengan in­ vestor institusi. Khusus para investor ritel, Trading ID sudah mulai digunakan sejak order terjadi dari Perusahaan Efek (Broker), hingga kliring dan penyelesaian di KSEI. Transaksi akan berakhir dengan distribusi hak investor ke rekening masing-masing. Namun, implementasi Trading ID un­ tuk investor institusi justru berbeda. “Ada beberapa mekanisme khusus, dan butuh langkah penyelesaian lanjutan setelah transaksi menggunakan fasilitas Trading ID,” terang Ito Warsito. Ito pun memberi contoh investor in­ stitusi seperti Fund Manager yang tentu punya beberapa Single ID untuk beber­ apa seri Reksa Dana yang diterbitkan. Saat transaksi, akan sulit menggunakan Single ID berbeda-beda. Apalagi eksekusi terja­di pada beberapa kesempatan ber­ beda yang juga pada posisi harga ber­ beda pula. Karena itu, kata Ito, akan lebih rasio­­­­nal bila Broker menggunakan Trading ID milik Fund Manager bersangkutan. Bukan Single ID milik masing-masing Reksa Dana, karena akan terjadi ketidak­ jelasan distribusi hak. Selanjutnya, pada akhir hari transaksi, Fund Manager akan mendapat konfirmasi dari Broker bahwa transaksi, sebut saja satu juta lot saham, terjadi pada posisi harga tertentu. Se­ Fokuss “Pada transaksi investor ritel, tidak berlaku mekanisme trading seperti investor institusi. Sebab, buat mereka berlaku prinsip time price priority”. Direktur Utama BEI, Ito Warsito lanjutnya akan dihitung harga rata-rata, lalu didistribusikan pada masing-masing produk Reksa Dana. Setelah distribusi, Fund Manager akan kembali melaporkan pada Broker dan dite­ ruskan ke BEI. Selanjutnya proses kli­ring di KPEI untuk kemudian didistribusikan ke Single ID masing-masing Reksa Dana. “Itu terjadi setelah alokasi final oleh Fund Ma­nager. Alokasi final ini yang dilaporkan Fund Manager ke Broker, lalu Broker ke BEI, dan berakhir di KSEI,” tutur Ito Warsito. Mekanisme khusus ini tidak bisa di­ hindari karena Fund Manager harus adil atas Reksa Dana yang dikelola. Jika meng­ gunakan mekanisme Single ID pada inves­ tor ritel, bisa saja Reksa Dana A mendapat harga saham lebih murah dari yang lain. Buntutnya akan jadi masalah ketika di­ periksa otoritas. Sebaliknya, pada transaksi investor ritel, tidak berlaku mekanisme trading se­perti investor institusi. Sebab, buat mereka berlaku prinsip time price priority. Yang melakukan order lebih dahulu, akan dila­yani lebih dahulu pula. Broker akan memasukan dalam sistem JATS begitu ada order transaksi. Demikian halnya jika lewat online trading, akan otomatis ter­ sambung ke sistem JATS. Investor yang diwajibkan memiliki Trading ID, menurut Ito, mencakup inves­ tor individu maupun institusi yang ter­ catat sebagai pemilik Efek yang tercatat di bursa dalam bentuk warkat dan non-war­ kat, investor pemegang unit penyertaan Reksa Dana, hingga pemilik Surat Utang Negara (SUN) dan Obli­ gasi Ritel Indonesia (ORI). Demikian juga investor pe­ megang dana yang digu­ nakan untuk berinvestasi di pasar modal, walau dana ditempatkan pada reke­ ning bank tertentu. Format Trading ID pada sistem JATS di BEI terdiri atas 15 digit. Digit 1-2 memuat keterangan tentang kategori investor. Misalnya ID untuk inves­ tor perorangan, SC untuk Per­usahaan Efek, MF untuk Mutual Fund, PF untuk dana pensiun atau pension fund, CP untuk untuk nasabah corporate, IB untuk institution bank, IS untuk kelom­ pok insurance, FD untuk foundation, dan OT untuk jenis investor lainnya. Selanjutnya, digit ke-3 men­jelaskan status investor, baik domes­ tik (D) atau asing (F). Sedangkan digit ke-4 sampai 7 merujuk pada tanggal dan bulan lahir masing-masing investor, atau tanggal dan bulan pendirian perusahaan/ institusi bersangkut­an. Sementara digit ke 8-13 merupakan Tra­ding ID investor yang terdiri atas enam digit angka. Dua angka terakhir merupa­kan digit pengecekan ID nasabah. Ito Warsito mengakui, masih ada ken­ dala seputar implementasi Trading ID. Kendala awal seputar alokasi Single ID kepada semua investor. Hal ini berkaitan dengan pengkinian data nasabah yang kerap tidak lancar, karena Single ID hanya bisa diberikan pada investor yang sudah punya data terkini. Kendala kedua me­ nyangkut kesiapan sistem di perusahaan Broker. Sistem milik para Broker belum didesain untuk mengadopsi Single ID. Akibatnya perlu ada penyesuaian lagi. Ketiga berkaitan dengan ketidaksiapan Broker untuk memasukkan Trading ID. Padahal, masing-masing investor su­ dah punya kode, yang secara elektronik bisa dikonversi menjadi Trading ID yang menggunakan 15 karaktar, begitu masuk ke sistem BEI. Meski ada sejumlah kendala, Ito meni­ lai, hal itu tidak terlalu berdampak serius pada proses implementasi. Selanjutnya tinggal penyempurnaan pada sisi sistem dan efisiensi. “Pada akhirnya, tujuan dari Single ID dan Trading ID ini untuk menun­ jang kemampuan kita mencapai Straight Through Processing,” tegasnya. l [Redaksi] Babak Baru, Pemisahan Rekening Dana Nasabah Dengan disepakatinya kerjasama antara KSEI dan 4 (empat) Bank Pembayaran, babak baru pemisahan rekening dana nasabah pun dimulai. infrastruktur pasar modal. Salah satu proyek yang menjadi agenda utama adalah Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor ID) dan peningkatan keterbukaan informasi investor yang ada di bawah koordinasi KSEI. Kami telah meluncurkan Kartu AKSes, dan pemisahan dana tu­ nai investor ini akan melengkapi agenda tersebut,” jelasnya. Menurut Ananta, bila sebelumnya investor sudah dapat melaku­ kan pengecekan portofolio Efeknya me­ lalui website Kartu AKSes, kini investor juga dapat melakukan pengecekan terhadap “Penerapan ketentuan mengenai pemisahan rekening dana nasabah ini akan memberikan kontrol pengawasan yang lebih besar bagi investor pasar modal Indonesia”. Fokuss bersama SRO (BEI, KPEI dan KSEI). Imple­ mentasi pemisahan rekening dana na­ sabah ini merupakan langkah signifikan yang dilakukan dalam rangka mewujud­ kan transparansi dan keterpercayaan un­ tuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Penerapan ketentuan mengenai pe­ misahan rekening dana nasabah ini akan memberikan kontrol pengawasan yang lebih besar bagi investor pasar modal In­ donesia. Administrasi dan pembukaan rekening dana atas nama investor yang terpisah dari rekening dana Perusahaan Efek dapat memberikan kepastian bagi in­ vestor bahwa dana miliknya tidak tercam­ pur dengan dana milik nasabah lain atau dana milik Perusahaan Efek. Dengan Penandatangan Perjanjian Kerja­sama antara KSEI dan Bank Pemba­ yaran dan tersedianya infrastruktur pen­ dukung yang telah dikembangkan, diha­ rapkan Perusahaan Efek dapat segera mela­kukan tindak lanjut dengan bank yang dipilihnya untuk melakukan pem­ bukaan rekening dana masing-masing nasabahnya. Direktur Utama KSEI, Ananta Wiyogo menyambut gembira Penandatanganan Perjanjian Administrasi Pemisahan Reke­ ning Dana Nasabah antara KSEI dengan Bank Pembayaran. “KSEI bersama BEI dan KPEI, didukung oleh Bapepam-LK, berkomitmen untuk mengembangkan Edisi 02, 2011 S atu langkah lagi implementasi Single Investor ID (Identitas Tung­ gal Pemodal) berhasil dilalui KSEI. Setelah merealisasikan Kartu AKSes yang memberi kemudahan bagi investor me­ mantau portofolio dan mutasi Efek mi­ liknya, kini pemisahan rekening dana na­ sabah bisa terwujud. Awal maret lalu, KSEI menandatangani kesepakatan bersama 4 (empat) Bank Pembayaran untuk mewu­ judkan implementasi pemisahan rekening dana investor pasar modal Indonesia. Keempat Bank Pembayaran tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Permata Tbk. Penandata­nganan dihadiri pimpinan keem­pat bank, Nurhaida (Ketua Bape­ pam-LK), Direksi PT Bursa Efek Indonesia, dan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Dalam rangka pemisahan rekening dana nasabah, Bapepam-LK, pada tanggal 28 Desember 2010 menerbitkan Peraturan Bapepam-LK No. V.D.3 terkait kewajiban pemisahan rekening dana milik masingmasing nasabah dengan rekening dana milik Perusahaan Efek. Dengan adanya kewajiban tersebut, maka Perusahaan Efek selain diwajibkan membuka Sub Reke­ning Efek untuk menyimpan Efek atas nama na­ sabahnya di KSEI, juga diwajibkan untuk membukakan rekening dana atas nama nasabahnya di Bank. Bank yang dapat menyediakan layan­ an pembukaan rekening dana nasabah ini adalah bank yang memiliki kerjasama dengan KSEI, terkait ketentuan mengenai kewajiban pelaporan rekening dana na­ sabah kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yaitu KSEI. Pemisahan rekening dana nasabah tersebut merupakan salah satu bagi­an pengembangan Identitas Tunggal Pe­ mo­­dal, yang sejalan dengan program Pe­ ngem­bangan Infrastruktur Pasar Modal Indonesia yang dicanangkan Bapepam-LK Edisi 02, 2011 Fokuss dana tunainya secara online dan realtime. Direktur BCA, Suwignyo Budiman, me­ nyatakan, BCA telah siap dengan sistem, infrastruktur serta perangkat pendukung administrasi untuk implementasi pemisah­ an Rekening Dana Nasabah ini. BCA lan­ jutnya, berkomitmen dalam memberikan layanan yang terbaik dan turut serta mem­ bangun kepercayaan investor untuk berin­ vestasi di pasar modal Indonesia. Terkait peran serta Bank CIMB Niaga, Wakil Direktur Utama Bank CIMB Niaga Catherine Hadiman meng­ungkapkan, CIMB Niaga berkomitmen mengembang­ kan pasar modal Indonesia, antara lain melalui implementasi Single Investor Identity (SID) dan Rekening Investor. Se­ lama ini, kese­riusan Bank CIMB Niaga dapat dilihat dari peran aktifnya, sebagai emiten pertama dari industri perbankan dan Bank Kustodi­an pertama di Indone­ sia, serta bank perta­ma yang melayani transaksi reksa dana melalui ATM. Bank CIMB Niaga juga tercatat sebagai perintis infrastruktur payment bank dalam perubahan script menjadi scripless tra­ding di Indonesia tahun 2000. Tahun 2010, Payment Bank CIMB Niaga memberikan kontribusi layanan secara signifikan pada perkembangan pasar modal nasional. Ni­ lai transaksi melalui C-BEST yang dilayani Bank CIMB Niaga mencapai Rp 1.900.893 miliar atau mencatat angka tertinggi de­ ngan jumlah transaksi lebih dari 116 ribu. Direktur Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management Bank Mandiri, Thomas Arifin, mengemukakan, Bank Mandiri siap mendukung implemen­ tasi pemisahan rekening dana nasabah de­ “Pembukaan rekening dana nasabah oleh Perusahaan Efek ini diwajibkan paling lambat 31 Januari 2012”. ngan menyediakan produk Mandiri Tabu­ ngan Bisnis Investor. “Dengan tabungan ini, investor dapat melakukan penyetoran/ transfer dana melalui 1.296 cabang, 5.511 ATM dan 14.822 ATM Link Network serta memonitor mutasi rekening dananya se­ cara real time melalui seluruh cabang dan e-channel Bank Mandiri maupun fasilitas AKSes yang disediakan KSEI,” ujarnya. Bank Mandiri juga menyatakan kesiapannya melayani pembukaan rekening investor di 11 kota besar dimana mayoritas perusa­ haan efek memiliki cabang dan melakukan kerjasama host to host bagi perusahaan efek yang ingin menghubungkan sistem mereka dengan sistem Bank Mandiri se­ cara online. Pada kesempatan terpisah, Roy Arfan­dy, Direktur Wholesale Banking PermataBank mengungkapkan dukung­annya terhadap penandatanganan perjanjian ini. “Kami sangat senang kerjasama ini dapat terlak­ sana. Merupakan komitmen kami untuk senantiasa mendukung kebijakan dari Regulator terhadap pe­nyempurnaan atas regulasi yang telah ada. Kami yakin bahwa kebijakan pengelolaan dan pengadminis­ trasian dana milik para nasabahnya se­ cara terpisah dari dana milik Perusahaan Efek itu memiliki dampak yang positif. Se­ hingga kami berkomitmen untuk segera mengimplementasikannya,” jelas Roy. Dengan telah ditandatanganinya per­ janjian kerjasama ini, Perusahaan Efek di­ harapkan segera melakukan pembukaan rekening dana bagi nasabahnya. Beberapa syarat pembukaan rekening dana, se­perti: kewajiban kepemilikan Sub Rekening Efek yang tercatat di sistem KSEI dan no­ mor Single Investor ID, harus dicantumkan dalam dokumen pembukaan rekening bersama syarat lain sesuai ketentuan yang berlaku di bank. Pembukaan rekening dana nasabah oleh Perusahaan Efek ini diwajibkan pa­ling lambat 31 Januari 2012, dengan setiap enam bulan melaporkan perkembangan pelaksanaannya sejak berlakunya Per­ aturan Bapepam-LK No. V.D.3 pada tanggal 28 Desember 2010 lalu. Implementasi pemisahan rekening dana yang melengkapi pemisahan pen­ catatan Efek dalam Sub Rekening Efek, se­ lain memberikan kepastian bagi investor atas pemisahan portofolio investasinya, juga akan meningkatkan kenyamanan berinvestasi di pasar modal. Investor dapat memonitoring portofolio Efek dan dana­ nya secara online dan realtime melalui website Kartu AKSes (www.ksei.co.id) yang disediakan KSEI. l [Redaksi] ­ A khir tahun lalu, Bapepam-LK me­ nerbitkan Peraturan No. V.D.4 tentang Pengendalian dan Per­ lindungan Efek Yang Disimpan oleh Perusa­ haan Efek pada tanggal 28 Desember 2010. Beleid ini memuat ketentuan yang mewa­ jibkan Perusahaan Efek untuk memberikan akses informasi kepada nasabahnya untuk dapat memonitor secara langsung porto­ folio yang disimpan di Lembaga Penyim­ panan dan Penyelesaian (LPP), dalam hal ini pemberian Kartu AKSes kepada inves­ tor yang merupakan nasabah Perusahaan Efek. Kini, Perusahaan Efek wajib memberi­ kan Kartu AKSes kepada nasabahnya tanpa kecuali. Namun berdasarkan data yang dimiliki KSEI, masih banyak investor peme­ gang Kartu AKSes yang tidak secara aktif menggunakan fasilitas yang ada dengan maksimal, khususnya untuk melakukan login melalui website dan mengecek Sub Rekening Efek yang dimi­likinya. Kondisi ini ditengarai akibat minimnya pengetahuan investor mengenai pen­tingnya penggu­ naan Kartu AKSes. Melanjutkan sosialiasi Kartu AKSes skala lokal yang mulai dicanangkan sejak 24 Juni 2010, di tahun 2011 KSEI kembali menyelenggarakan rangkaian sosialisasi Kartu AKSes di beberapa kota, antara lain Palembang, Solo, Pontianak, Balikpapan, Manado dan Makassar. Sosialisasi Kartu AKSes Tahun 2011 Palembang menjadi kota pertama dilaksanakannya sosialisasi Kartu AKSes di tahun 2011 dengan pertimbangan ter­ dapat 15 Perusahaan Efek yang beroperasi di kota ini, dengan 4.424 jumlah Sub Reke­ ning Efek yang tercatat di KSEI. Dari jumlah tersebut, tercatat 755 investor telah memi­ liki Kartu AKSes. Sosialiasi Kartu AKSes yang dilak­ sanakan pada 16 - 18 Februari 2011 ini, menghadirkan pembicara Sulistyo Budi (Direktur KSEI), Irwan Ariston Napitupulu (Praktisi Pasar Modal) dan Adrian Mau­ lana (Duta Kartu AKSes). Para pembicara menyam­paikan fungsi, manfaat, kepe­ milikan dan penggunaan Kartu AKSes sebagai Iden­titas Tunggal Investor (Single Inves­tor ID). “Kami mengharapkan investor pasar modal Indonesia semakin memberda­ yakan Kartu AKSes yang dimilikinya de­ ngan melakukan login dan aktif melakukan pengecekan portofolio Efek secara berkala sebagai langkah deteksi dini untuk mence­ gah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang,” ujar Sulistyo dalam paparan­ Kartu AKSes, Bukan Barang Koleksi nya. Sulistyo juga menyampaikan tentang pemisahan rekening dana investor dan rekening dana Perusahaan Efek yang dapat diakses melalui website, sesuai dengan fungsi monitoring Kartu AKSes. Pesan yang sama disampaikan pada so­ sialisasi di Solo pada 9 - 10 Maret 2011. Se­ bagai wilayah kedua tempat dilaksanakan­ nya sosialisasi, kota Solo menempati pe­ringkat 19 dalam jumlah Sub Reke­ning Efek terbanyak, dengan 18 Perusahaan Efek yang beroperasi dan 3.089 Sub Reke­ ning Efek yang tercatat di KSEI. Dari jumlah tersebut, hanya 619 yang memiliki Kartu AKSes di wilayah Solo dan sekitarnya. Masih menghadirkan Sulistyo Budi dan Adrian Maulana, kali ini Haryajid Ramelan (praktisi pasar modal) hadir sebagai pem­ bicara. Menurut Haryajid, hadirnya Kartu AKSes mendorong penerapan Good Gover­ nance pada Perusahaan Efek. “Investor kemudian dapat melihat Perusahaan Efek mana yang melakukan Good Governance, yang dapat memberikan kepercayaan ter­ hadap keamanan data portofolio investa­ sinya,” kata Haryajid. Selain Investor Gathering, KSEI juga mengadakan rangkaian kegiatan lain di Palembang dan Solo. Sebelum pelaksa­ naan Investor Gathering, media massa lokal diundang menghadiri media briefing untuk memberikan pemahaman mengenai man­ faat dan peran Kartu AKSes agar selanjutnya media dapat mempublikasikannya kepada masyarakat. Sehari setelah Investor Gathering, KSEI mengajak para wartawan mela­ kukan kunjungan ke Perusahaan Efek, PT Valbury Asia Securities di Palembang dan PT Sinarmas Sekuritas di Solo. Sosialisasi yang dilaksanakan KSEI juga merupakan wujud komitmen KSEI dalam mendukung Perusahaan Efek untuk segera memberikan Kartu AKSes kepada nasa­bah­ nya sesuai Peraturan Bapepam-LK. Kompetisi Jurnalistik Putaran Kedua Selain sosialisasi yang dikhususkan ke­ pada Perusahaan Efek dan investor, target sosialisasi Kartu AKSes juga meliputi media. KSEI berharap media juga ikut serta mem­ berikan informasi dan edukasi kepada calon investor maupun masyarakat. Melalui kegiatan Media Luncheon di Palembang pada tanggal 27 Januari 2011, KSEI mengumumkan dimulainya kompe­ tisi jurnalistik putaran kedua dengan topik Peran dan Manfaat Kartu AKSes. KSEI meng­ undang rekan-rekan media cetak, online [Redaksi] “Sosialisasi ini merupakan wujud komitmen KSEI dalam mendukung Perusahaan Efek untuk segera memberikan Kartu AKSes kepada nasabahnya sesuai Peraturan Bapepam-LK.” Fokuss Sosialisasi Kartu AKSes - Solo maupun pewarta foto untuk berkompetisi menghasilkan artikel atau foto yang terkait dengan program Sosialisasi Kartu AKSes. Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes Ta­ hap Kedua ini berlangsung pada 27 Janu­ ari 2011 hingga 5 Agustus 2011 dan karya yang diikutsertakan telah dipublikasikan di media massa pada 27 Januari hingga 31 Juli 2011. Berbagai karya yang masuk akan dini­ lai oleh juri yang terdiri dari Mayong Suryo Laksono - wartawan senior, Oscar Matuloh fotografer dan salah satu pendiri organisasi Pewarta Foto Indonesia. Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes ber­ tujuan untuk mengedukasi para investor mengenai haknya terhadap kepemilikan Kartu AKSes melalui media dalam bentuk artikel dan foto. Dengan dipublikasikan­ nya berbagai karya jurnalis di media massa yang berhubungan dengan manfaat dan peran Kartu AKSes, tentu dapat membantu proses penyampaian informasi kepada para investor dan masyarakat. Serupa dengan penyelenggaraan kom­ petisi jurnalistik yang pertama tahun 2010, karya para jurnalis yang memenuhi syarat dan menjadi pemenang akan memperoleh penghargaan dalam Malam Anugerah yang akan dilaksanakan pada bulan September 2011. l Edisi 02, 2011 Rangkaian sosialisasi Kartu AKSes untuk tahun 2011 telah dimulai sejak akhir Januari lalu. Sasaran utama sosialisasi tersebut tidak hanya meningkatkan jumlah pengguna Kartu AKSes, namun difokuskan pada peningkatan jumlah pengguna Kartu AKSes untuk login ke website Kartu AKSes dan aktif melakukan monitoring portofolio investasinya. aktivitas Kick off Customer Service KSEI 2011 Dalam usaha untuk meningkatkan dari sisi pelayanan, pada tanggal 19 Maret 2011 KSEI mengadakan kegiatan terkait dengan Service Excellent KSEI serta salah satu Nilai KSEI “Excellent” di One Pacific Place, Jakarta. Kegiatan yang dikemas dengan acara Knowledge Sharing- Customer Service Excellent ini diikuti oleh seluruh karyawan dan sekaligus merupakan Kick off Customer Service KSEI 2011. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran para karyawan terhadap pentingnya pelayanan kepada stake holder dalam rangka mencapai tujuan organisasi. l Sosialisasi Pemisahan Rekening Dana Nasabah Sekolah Pasar Modal 2011 Edisi 02, 2011 Bersamaan dengan acara Penandatanganan Perjanjian Pemisahan Rekening Dana Nasabah, KSEI mengadakan acara Sosialisasi Pemisahan Rekening Dana Nasabah bagi Perusahaan Efek pada tanggal 3 Maret 2011 bertempat di Ballroom Ritz Carlton Jakarta. Acara ini dibuka oleh Bapak Muhammad Noor Rachman (Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK), hadir sebagai pembicara dalam sosialisasi tersebut adalah KSEI bersama perwakilan dari 4 (empat) Bank Pembayaran yang secara bergantian memberikan presentasi dan tanya jawab seputar pemi­ sah­an rekening dana. Acara yang dihadiri sekitar 300 perwakilan Pemegang Rekening KSEI ini bertujuan untuk mewujudkan keterbukaan informasi bagi investor sehingga akan meningkatkan kenyamanan dalam berinvestasi di pasar modal. l Fokuss Pada 13 April 2011, KSEI bersama-sama dengan PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, serta beberapa Perusahaan Efek yaitu PT CIMB Securities, PT Kresna Graha Sekurindo Tbk, PT Capital Market Online Trading dan PT e-Trading Securities melakukan pembukaan Sekolah Pasar Modal 2011. Untuk tahun ini Sekolah Pasar Modal selain diadakan di Jakarta dan Surabaya. Penyelenggaraan Sekolah Pasar Modal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta informasi yang benar dan tepat mengenai investasi di pasar modal. Sekolah Pasar Modal bersifat terbuka untuk umum dan memberikan edukasi secara bertahap mulai dari tingkat Basic, Intermediate dan Advance. Untuk saat ini, di Jakarta telah terdapat tambahan kelas yaitu kelas Syariah. l statistik Total Distribusi “Corporate Action” (Periode Januari - Maret 2011) ����������������������������������������� ������������������������������ Januari - Maret 2011 Dana Equity (Dividen dan Exercise) Rp (miliar) USD (juta) 13.843,00 0 Debt (Bunga dan Pokok) Total Dana Efek 6.868,14 4,22 20.711,14 4,22 (Jumlah/Unit Efek) Saham Waran HMETD ������� ������ ������� ������ ������� ������ 24.953.666.890 144.505.186 78.796.137.227 ����������������������������������������������� ������������������������������ ���������������������������������� ������������������������������ ���������������������� �������� ������� ������� �������� ������� �������� ������� ������� ������� ������� ������� �������