Memonitor Portofolio investasi Lewat akSes Mobile

advertisement
Dari Redaksi
Penggunaan smartphone dalam
aktivitas sehari-hari yang terus
bertambah, dimanfaatkan KSEI
untuk mempermudah akses
investor pasar modal untuk
memonitor portofolio investasi.
Lahirlah AKSes Mobile, sebagai
wujud pemanfaatan teknologi in­
formasi dalam aktivitas betran­saksi
di pasar modal Indonesia. Jadi,
kalau sebelumnya dikenal layanan
mobile banking, di pasar modal
ada AKSes Mobile. Bagaimana agar
investor bisa memanfaatkan fasili­
tas ini? Bisa disimak dalam artikel
utama Fokuss kali ini.
Fokuss menampilkan pula
artikel soal implementasi Trading
ID di PT Bursa Efek Indonesia.
Disepakati­nya kerjasama KSEI
dengan empat Bank Pembayaran
untuk melakukan pemisahan
re­kening dana nasabah, menandai
babak baru menuju penerapan
Single Investor ID. Artikel menarik
lainnya seputar Kartu AKSes yang
masih dijadikan barang koleksi,
alias tak aktif digunakan. KSEI
berharap, investor memanfaatkan
Kartu AKSes untuk memonitor por­
tofolio Efeknya, layaknya meman­
tau reke­ning di bank setiap saat.
Selamat membaca!
Redaksi
Website KSEI
www.ksei.co.id
�������������
�������������
email
��������������
��������������
[email protected]
���������������
Toll Free
���������������
�����������������
0800 -1- 865734
�����������������
������������������
Call Center KSEI
������������������
021 - 515 2855
Memonitor Portofolio
Investasi
Lewat AKSes Mobile
Setelah sukses meluncurkan Fasilitas AKSes, KSEI terus melakukan
pengembangan untuk memberikan kenyamanan bagi para investor.
Salah satunya melalui pengembangan AKSes Mobile, sebuah fasilitas
berteknologi mobile yang dapat diakses melalui smartphone untuk
memonitor portofolio investasi.
S
etiap investor pasti menginginkan
investasinya dapat terlindungi de­
ngan aman dan dapat mengetahui
perkembangan investasinya setiap saat.
Kegiatan dan kesibukan rutinitas biasanya
menjadi alasan utama bagi investor sehing­
ga tidak sempat lagi mengawasi atau me­
monitor investasinya.
Sebut saja Budi (bukan nama sebenar­nya)
daftar isi
1
Memonitor Portofolio Investasi Lewat AKSes Mobile
3
Memahami Implementasi Trading ID
5
6
Babak Baru, Pemisahan Rekening Dana Nasabah
8
aktivitas & Statistik
Kartu AKSes, Bukan Barang Koleksi
seorang wirausahawan, akhir-akhir ini sema­
kin sedikit memiliki waktu untuk terhubung
ke internet dengan notebook-nya. Kesibuk­
annya sehari-hari, apakah itu dalam rangka
pekerjaan atau urusan pribadi/ke­luarga se­
makin menyita waktunya.
Salah satu yang ingin dilakukannya
jika punya kesempatan mengakses inter­
net adalah untuk memonitor kepemilikan
02
Edisi
Tahun 2011
�������������
����������
Edisi 02, 2011
Tampilan layar AKSes Mobile
Fokuss
portofolio investasinya di pasar modal
Indonesia, yang tercatat di Sub Rekening
Efek di KSEI, yang sejak tahun 2009 dapat
dilihat melalui Kartu AKSes. Dengan me­
lihat secara langsung posisi kepemilikan
Efek dan mutasinya di website Kartu AK­
Ses, Budi merasa dapat turut mengawasi
investasinya sehingga merasa nyaman
bahwa investasinya terlindungi.
“Pada akhir 2010 KSEI
telah mulai melakukan
pengembangan fasilitas
AKSes Mobile, yaitu
sebuah fasilitas bagi
investor untuk dapat
memonitor portofolio
miliknya melalui
smartphone”.
Mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi yang tersedia, Budi berharap
agar monitoring investasinya ini dapat
diakses tidak hanya dengan notebook-nya,
melainkan juga dengan sarana smartphone
yang selalu menemaninya kema­napun.
Apakah hal ini dapat dilakukan?
Monitoring kepemilikan portofolio
investasi yang dimiliki investor melalui
Kartu AKSes, sebelumnya bernama Fasili­
tas AKSes yang diluncurkan KSEI sejak
18 Juni 2009, menjadi salah satu solusi
yang dihadirkan KSEI untuk mendukung
transparansi informasi di pasar modal
Indonesia. Rangkaian kegiatan sosialisasi
untuk memperkenalkan Fasilitas AKSes
dilakukan kepada masyarakat umum ser­
ta investor pasar modal Indonesia. Bah­
kan, sejak 24 Juni 2010 lalu dicanangkan
program sosialisasi secara terpadu untuk
memperkenalkan fungsi dan manfaat
Kartu AKSes kepada investor, Perusahaan
Efek dan media. Sosialisasi tersebut telah
memberikan dampak positif dengan se­
makin meningkatnya jumlah kepemilikan
Kartu AKSes, yaitu 13.168 pada akhir Mei
2010 menjadi 78.317 per akhir April 2011.
Tahun ini, KSEI akan terus melakukan
kampanye kepemilikan Kartu AKSes, se­
bagai komitmen KSEI untuk mendukung
Per­usahaan Efek dalam menerapkan Per­
aturan Bapepam-LK No. V.D.4 yang me­
wajibkan Perusahaan Efek memberikan
Kartu AKSes kepada nasabahnya.
Sejalan dengan berbagai kegiatan
sosialisasi yang telah dilakukan, berbagai
masukan serta input mengenai Kartu
AKSes menjadi concern KSEI untuk terus
mengembangkan fungsi dan manfaat
Kartu AKSes bagi investor. Masukan lain­
nya terkait dengan kemudahan yang akan
diperoleh investor untuk melakukan login
dan monitoring website Kartu AKSes, yang
diharapkan dapat dilakukan tanpa harus
melakukan login ke website Kartu AKSes
melalui sarana komputer atau notebook.
Untuk itulah, pada akhir 2010 KSEI
telah mulai melakukan pengembangan
fasilitas AKSes Mobile, yaitu sebuah fasili­
tas bagi investor untuk dapat memonitor
portofolio miliknya melalui handphone.
Selain memperhatikan peningkatan jum­
lah pengguna smartphone di Indonesia
yang saat ini sudah menjadi kebutuhan
sebagain besar masyarakat Indonesia,
Fitur AKSes Mobile:
1
Securities Balance
Untuk melihat saldo Efek yang dimilikinya pada Sub Rekening Efek yang terhubung
dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari yang lalu.
2
Securities Movement
Untuk melihat mutasi Efek yang dimilikinya di Sub Rekening Efek yang terhubung
dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari yang lalu.
3
Securities Instructions
Untuk melihat instruksi Efek yang dimilikinya di Sub Rekening Efek yang terhubung
dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari kalender yang lalu.
4
Fund Balance
Untuk melihat saldo dana yang dimilikinya di rekening investor yang terhubung
dengan Investor ID miliknya, berdasarkan data terakhir.
5
Fund Movement
Untuk melihat mutasi dana yang dimilikinya di rekening investor yang terhubung
dengan Investor ID miliknya, sampai dengan sepuluh hari yang lalu.
6
Consolidated Balance
Untuk melihat saldo Efek terkonsolidasi yang dimilikinya di Sub Rekening Efek
yang terhubung dengan Investor ID miliknya, berdasarkan data terakhir.
7
Corporate Actions
Untuk melihat detail mutasi yang terjadi yang disebabkan corporate action pada
Sub Rekening Efek yang terhubung dengan Investor ID miliknya.
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:
Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan,
Rachmat Irfan • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi:
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190,
Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI
[Eddy Prabowo & N. Harry W]
Memahami
Implementasi
Trading ID
Edisi 02, 2011
Sejak 1 Februari 2011, sistem Single Investor
Identity (Single ID) telah resmi diberlakukan di
pasar modal Indonesia. Bahkan implementasi
Trading ID di PT Bursa Efek Indonesia pun
telah mulai berlaku.
S
esuai rencana dalam pengem­bang­
an infrastruktur pasar modal Indo­
nesia, setelah sistem Single Investor
ID diberlakukan oleh KSEI, sebagai awal
untuk tindak lanjut pengembangan pa­sar
modal Straight Through Processing, PT Bur­
sa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan
implementasi Trading ID. Direktur Utama
BEI, Ito Warsito menandaskan, perlu dibe­
dakan antara Single Investor ID dengan
Trading ID. Pada konsep Single Investor ID,
semua investor yang tercatat dibukakan
Sub Rekening Efek di KSEI baik investor
individu maupun institusi akan dibuatkan
nomor identitas tunggal. Nomor identitas
tunggal ini dibentuk dari data nasabah
Perusahaan Efek dan Bank Kustodian
yang harus dilengkapi dan disampaikan
ke KSEI. Konsep nomor identitas tunggal
investor di sini adalah cukup dengan satu
nomor identitas maka investor secara
terkonsolidasi dapat menghubungkan
ID yang dimiliknya dengan semua Sub Re­
kening Efek yang dimilikinya.
Konsep Trading ID pada prinsipnya
mengacu pada konsep dan implementasi
Single Investor ID, dimana untuk setiap
order atas nama nasabah yang disampai­
kan ke sistem Jakarta Automatic Trading
System (JATS) harus mencatumkan Single
ID atas nama nasabah terkait. “Tentu saja
dasarnya dari Single ID tersebut, yang
kemudian ada tambahan misalnya kode
investor, statusnya, lokal atau asing, indi­
vidu atau institusi,” tegas Ito.
“Cukup dengan satu
nomor identitas
maka investor secara
terkonsolidasi dapat
menghubungkan ID
yang dimiliknya dengan
semua Sub Rekening Efek
yang dimilikinya”.
Fokuss
KSEI juga memahami bahwa dengan
tersedianya teknologi mobile ini maka
KSEI dapat memberikan solusi bagi ter­
batasnya akses melalui PC/Notebook bagi
investor dengan mobilitas yang tinggi.
Sebagai tahap awal, fasilitas AKSes
Mobile ini ditujukan bagi pengguna smartphone BlackBerry. Pilihan atas platform
BlackBerry ini diambil berdasarkan data
bahwa jumlah pengguna BlackBerry di In­
donesia pada akhir tahun 2010 mencapai
lebih dari dua juta pengguna dan terus
bertambah jumlahnya di tahun 2011 ini.
Untuk mendapatkan fasilitas AKSes
Mobile ini, nantinya investor hanya perlu
melakukan download aplikasi AKSes Mobile pada website dan melakukan instalasi
pada smartphone BlackBerry. Sesuai fung­
sinya, fasilitas ini hanya dapat digunakan
untuk melakukan inquiry (saldo serta mu­
tasi Efek dan dana), sama dengan yang
terdapat pada website AKSes. Namun
demikian, terdapat perbedaan dari masa
waktu data yang ditampilkan. Jika data
di website AKSes dapat ditampilkan un­
tuk 30 hari terakhir, maka data di AKSes
Mobile ditampilkan hanya untuk 10 hari
terakhir.
Bagi investor yang belum pernah
melakukan login pertama kali ke fasili­
tas AKSes melalui website, maka investor
dapat melakukan login melalui aplikasi
AKSes Mobile dengan mencantumkan
informasi yang harus diisi. Proses login
pertama kali tersebut sama seperti pada
website, juga untuk aplikasi didalamnya.
AKSes Mobile ini dirancang agar look
dan feel sama seperti menggunakan website AKSes, namun tetap dengan mem­
pertimbangkan keterbatasan smartphone
dibandingkan pada PC/Notebook, antara
lain: layar dan keypad/trackpad/trackball
yang lebih kecil.
Dengan disediakannya aplikasi AKSes
Mobile untuk smartphone BlackBerry ini
diharapkan semakin berkurangnya ken­
dala yang dihadapi oleh para investor
untuk memonitor posisi dan mutasi Efek
dan dana yang dimilikinya yang tercatat
di Sub Rekening Efek.
Memasuki bulan April 2011 ini, apli­
ka­si AKSes Mobile telah berada pada fase
User Acceptance Test, dan selanjutnya KSEI
akan terus mengadakan sosialisasi meng­
ajak para investor untuk menggunakan
apli­kasi AKSes Mobile ini sebagai sarana
untuk turut serta mendukung keterbu­
kaan informasi di pasar modal Indonesia
dengan mengutamakan kepentingan
in­ves­tor, agar masyarakat lebih percaya
dalam berinvestasi di pasar modal Indo­
ne­sia.l
Edisi 02, 2011
Pada saat implementasi Trading ID,
menurut Ito Warsito, ada perlakuan ber­
beda untuk investor individu dengan in­
vestor institusi. Khusus para investor ritel,
Trading ID sudah mulai digunakan sejak
order terjadi dari Perusahaan Efek (Broker),
hingga kliring dan penyelesaian di KSEI.
Transaksi akan berakhir dengan distribusi
hak investor ke rekening masing-masing.
Namun, implementasi Trading ID un­
tuk investor institusi justru berbeda. “Ada
beberapa mekanisme khusus, dan butuh
langkah penyelesaian lanjutan setelah
transaksi menggunakan fasilitas Trading
ID,” terang Ito Warsito.
Ito pun memberi contoh investor in­
stitusi seperti Fund Manager yang tentu
punya beberapa Single ID untuk beber­
apa seri Reksa Dana yang diterbitkan.
Saat transaksi, akan sulit menggunakan
Single ID berbeda-beda. Apalagi eksekusi
terja­di pada beberapa kesempatan ber­
beda yang juga pada posisi harga ber­
beda pula. Karena itu, kata Ito, akan lebih
rasio­­­­nal bila Broker menggunakan Trading ID milik Fund Manager bersangkutan.
Bukan Single ID milik masing-masing
Reksa Dana, karena akan terjadi ketidak­
jelasan distribusi hak. Selanjutnya, pada
akhir hari transaksi, Fund Manager akan
mendapat konfirmasi dari Broker bahwa
transaksi, sebut saja satu juta lot saham,
terjadi pada posisi harga tertentu. Se­
Fokuss
“Pada transaksi investor
ritel, tidak berlaku
mekanisme trading
seperti investor institusi.
Sebab, buat mereka
berlaku prinsip time price
priority”.
Direktur Utama BEI, Ito Warsito
lanjutnya akan dihitung harga rata-rata,
lalu didistribusikan pada masing-masing
produk Reksa Dana.
Setelah distribusi, Fund Manager akan
kembali melaporkan pada Broker dan dite­
ruskan ke BEI. Selanjutnya proses kli­ring
di KPEI untuk kemudian didistribusikan
ke Single ID masing-masing Reksa Dana.
“Itu terjadi setelah alokasi final oleh Fund
Ma­nager. Alokasi final ini yang dilaporkan
Fund Manager ke Broker, lalu Broker ke BEI,
dan berakhir di KSEI,” tutur Ito Warsito.
Mekanisme khusus ini tidak bisa di­
hindari karena Fund Manager harus adil
atas Reksa Dana yang dikelola. Jika meng­
gunakan mekanisme Single ID pada inves­
tor ritel, bisa saja Reksa Dana A mendapat
harga saham lebih murah dari yang lain.
Buntutnya akan jadi masalah ketika di­
periksa otoritas.
Sebaliknya, pada transaksi investor
ritel, tidak berlaku mekanisme trading
se­perti investor institusi. Sebab, buat
mereka berlaku prinsip time price priority.
Yang melakukan order lebih dahulu, akan
dila­yani lebih dahulu pula. Broker akan
memasukan dalam sistem JATS begitu
ada order transaksi. Demikian halnya jika
lewat online trading, akan otomatis ter­
sambung ke sistem JATS.
Investor yang diwajibkan memiliki
Trading ID, menurut Ito, mencakup inves­
tor individu maupun institusi yang ter­
catat sebagai pemilik Efek yang tercatat di
bursa dalam bentuk warkat dan non-war­
kat, investor pemegang unit penyertaan
Reksa Dana, hingga pemilik Surat Utang
Negara (SUN) dan Obli­
gasi Ritel Indonesia (ORI).
Demikian juga investor pe­
megang dana yang digu­
nakan untuk berinvestasi
di pasar modal, walau dana
ditempatkan pada reke­
ning bank tertentu.
Format Trading ID
pada sistem JATS di BEI
terdiri atas 15 digit. Digit
1-2 memuat keterangan
tentang kategori investor.
Misalnya ID untuk inves­
tor perorangan, SC untuk
Per­usahaan Efek, MF untuk
Mutual Fund, PF untuk dana
pensiun atau pension fund,
CP untuk untuk nasabah
corporate, IB untuk institution bank, IS untuk kelom­
pok insurance, FD untuk
foundation, dan OT untuk
jenis investor lainnya.
Selanjutnya, digit ke-3
men­jelaskan status investor, baik domes­
tik (D) atau asing (F). Sedangkan digit
ke-4 sampai 7 merujuk pada tanggal dan
bulan lahir masing-masing investor, atau
tanggal dan bulan pendirian perusahaan/
institusi bersangkut­an. Sementara digit ke
8-13 merupakan Tra­ding ID investor yang
terdiri atas enam digit angka. Dua angka
terakhir merupa­kan digit pengecekan ID
nasabah.
Ito Warsito mengakui, masih ada ken­
dala seputar implementasi Trading ID.
Kendala awal seputar alokasi Single ID
kepada semua investor. Hal ini berkaitan
dengan pengkinian data nasabah yang
kerap tidak lancar, karena Single ID hanya
bisa diberikan pada investor yang sudah
punya data terkini. Kendala kedua me­
nyangkut kesiapan sistem di perusahaan
Broker. Sistem milik para Broker belum
didesain untuk mengadopsi Single ID.
Akibatnya perlu ada penyesuaian lagi.
Ketiga berkaitan dengan ketidaksiapan
Broker untuk memasukkan Trading ID.
Padahal, masing-masing investor su­
dah punya kode, yang secara elektronik
bisa dikonversi menjadi Trading ID yang
menggunakan 15 karaktar, begitu masuk
ke sistem BEI.
Meski ada sejumlah kendala, Ito meni­
lai, hal itu tidak terlalu berdampak serius
pada proses implementasi. Selanjutnya
tinggal penyempurnaan pada sisi sistem
dan efisiensi. “Pada akhirnya, tujuan dari
Single ID dan Trading ID ini untuk menun­
jang kemampuan kita mencapai Straight
Through Processing,” tegasnya. l
[Redaksi]
Babak Baru, Pemisahan Rekening
Dana Nasabah
Dengan disepakatinya kerjasama antara KSEI dan 4 (empat) Bank
Pembayaran, babak baru pemisahan rekening dana nasabah pun dimulai.
infrastruktur pasar modal. Salah satu
proyek yang menjadi agenda utama
adalah Identitas Tunggal Pemodal (Single
Investor ID) dan peningkatan keterbukaan
informasi investor yang ada di bawah
koordinasi KSEI. Kami telah meluncurkan
Kartu AKSes, dan pemisahan dana tu­
nai investor ini akan melengkapi agenda
tersebut,” jelasnya. Menurut Ananta, bila
sebelumnya investor sudah dapat melaku­
kan pengecekan portofolio Efeknya me­
lalui website Kartu AKSes, kini investor juga
dapat melakukan pengecekan terhadap
“Penerapan ketentuan
mengenai pemisahan
rekening dana nasabah
ini akan memberikan
kontrol pengawasan yang
lebih besar bagi investor
pasar modal Indonesia”.
Fokuss
bersama SRO (BEI, KPEI dan KSEI). Imple­
mentasi pemisahan rekening dana na­
sabah ini merupakan langkah signifikan
yang dilakukan dalam rangka mewujud­
kan transparansi dan keterpercayaan un­
tuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Penerapan ketentuan mengenai pe­
misahan rekening dana nasabah ini akan
memberikan kontrol pengawasan yang
lebih besar bagi investor pasar modal In­
donesia. Administrasi dan pembukaan
rekening dana atas nama investor yang
terpisah dari rekening dana Perusahaan
Efek dapat memberikan kepastian bagi in­
vestor bahwa dana miliknya tidak tercam­
pur dengan dana milik nasabah lain atau
dana milik Perusahaan Efek.
Dengan Penandatangan Perjanjian
Kerja­sama antara KSEI dan Bank Pemba­
yaran dan tersedianya infrastruktur pen­
dukung yang telah dikembangkan, diha­
rapkan Perusahaan Efek dapat segera
mela­kukan tindak lanjut dengan bank
yang dipilihnya untuk melakukan pem­
bukaan rekening dana masing-masing
nasabahnya.
Direktur Utama KSEI, Ananta Wiyogo
menyambut gembira Penandatanganan
Perjanjian Administrasi Pemisahan Reke­
ning Dana Nasabah antara KSEI dengan
Bank Pembayaran. “KSEI bersama BEI
dan KPEI, didukung oleh Bapepam-LK,
berkomitmen untuk mengembangkan
Edisi 02, 2011
S
atu langkah lagi implementasi
Single Investor ID (Identitas Tung­
gal Pemodal) berhasil dilalui KSEI.
Setelah merealisasikan Kartu AKSes yang
memberi kemudahan bagi investor me­
mantau portofolio dan mutasi Efek mi­
liknya, kini pemisahan rekening dana na­
sabah bisa terwujud. Awal maret lalu, KSEI
menandatangani kesepakatan bersama 4
(empat) Bank Pembayaran untuk mewu­
judkan implementasi pemisahan rekening
dana investor pasar modal Indonesia.
Keempat Bank Pembayaran tersebut
adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB
Niaga Tbk dan PT Bank Permata Tbk.
Penandata­nganan dihadiri pimpinan
keem­pat bank, Nurhaida (Ketua Bape­
pam-LK), Direksi PT Bursa Efek Indonesia,
dan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia.
Dalam rangka pemisahan rekening
dana nasabah, Bapepam-LK, pada tanggal
28 Desember 2010 menerbitkan Peraturan
Bapepam-LK No. V.D.3 terkait kewajiban
pemisahan rekening dana milik masingmasing nasabah dengan rekening dana
milik Perusahaan Efek. Dengan adanya
kewajiban tersebut, maka Perusahaan Efek
selain diwajibkan membuka Sub Reke­ning
Efek untuk menyimpan Efek atas nama na­
sabahnya di KSEI, juga diwajibkan untuk
membukakan rekening dana atas nama
nasabahnya di Bank.
Bank yang dapat menyediakan layan­
an pembukaan rekening dana nasabah
ini adalah bank yang memiliki kerjasama
dengan KSEI, terkait ketentuan mengenai
kewajiban pelaporan rekening dana na­
sabah kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, yaitu KSEI.
Pemisahan rekening dana nasabah
tersebut merupakan salah satu bagi­an
pengembangan Identitas Tunggal Pe­
mo­­dal, yang sejalan dengan program Pe­
ngem­bangan Infrastruktur Pasar Modal
Indonesia yang dicanangkan Bapepam-LK
Edisi 02, 2011
Fokuss
dana tunainya secara online dan realtime.
Direktur BCA, Suwignyo Budiman, me­
nyatakan, BCA telah siap dengan sistem,
infrastruktur serta perangkat pendukung
administrasi untuk implementasi pemisah­
an Rekening Dana Nasabah ini. BCA lan­
jutnya, berkomitmen dalam memberikan
layanan yang terbaik dan turut serta mem­
bangun kepercayaan investor untuk berin­
vestasi di pasar modal Indonesia.
Terkait peran serta Bank CIMB Niaga,
Wakil Direktur Utama Bank CIMB Niaga
Catherine Hadiman meng­ungkapkan,
CIMB Niaga berkomitmen mengembang­
kan pasar modal Indonesia, antara lain
melalui implementasi Single Investor
Identity (SID) dan Rekening Investor. Se­
lama ini, kese­riusan Bank CIMB Niaga
dapat dilihat dari peran aktifnya, sebagai
emiten pertama dari industri perbankan
dan Bank Kustodi­an pertama di Indone­
sia, serta bank perta­ma yang melayani
transaksi reksa dana melalui ATM.
Bank CIMB Niaga juga tercatat sebagai
perintis infrastruktur payment bank dalam
perubahan script menjadi scripless tra­ding
di Indonesia tahun 2000. Tahun 2010,
Payment Bank CIMB Niaga memberikan
kontribusi layanan secara signifikan pada
perkembangan pasar modal nasional. Ni­
lai transaksi melalui C-BEST yang dilayani
Bank CIMB Niaga mencapai Rp 1.900.893
miliar atau mencatat angka tertinggi de­
ngan jumlah transaksi lebih dari 116 ribu.
Direktur Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management Bank
Mandiri, Thomas Arifin, mengemukakan,
Bank Mandiri siap mendukung implemen­
tasi pemisahan rekening dana nasabah de­
“Pembukaan rekening
dana nasabah oleh
Perusahaan Efek ini
diwajibkan paling lambat
31 Januari 2012”.
ngan menyediakan produk Mandiri Tabu­
ngan Bisnis Investor. “Dengan tabungan
ini, investor dapat melakukan penyetoran/
transfer dana melalui 1.296 cabang, 5.511
ATM dan 14.822 ATM Link Network serta
memonitor mutasi rekening dananya se­
cara real time melalui seluruh cabang dan
e-channel Bank Mandiri maupun fasilitas
AKSes yang disediakan KSEI,” ujarnya. Bank
Mandiri juga menyatakan kesiapannya
melayani pembukaan rekening investor
di 11 kota besar dimana mayoritas perusa­
haan efek memiliki cabang dan melakukan
kerjasama host to host bagi perusahaan
efek yang ingin menghubungkan sistem
mereka dengan sistem Bank Mandiri se­
cara online.
Pada kesempatan terpisah, Roy Arfan­dy,
Direktur Wholesale Banking PermataBank
mengungkapkan dukung­annya terhadap
penandatanganan perjanjian ini. “Kami
sangat senang kerjasama ini dapat terlak­
sana. Merupakan komitmen kami untuk
senantiasa mendukung kebijakan dari
Regulator terhadap pe­nyempurnaan atas
regulasi yang telah ada. Kami yakin bahwa
kebijakan pengelolaan dan pengadminis­
trasian dana milik para nasabahnya se­
cara terpisah dari dana milik Perusahaan
Efek itu memiliki dampak yang positif. Se­
hingga kami berkomitmen untuk segera
mengimplementasikannya,” jelas Roy.
Dengan telah ditandatanganinya per­
janjian kerjasama ini, Perusahaan Efek di­
harapkan segera melakukan pembukaan
rekening dana bagi nasabahnya. Beberapa
syarat pembukaan rekening dana, se­perti:
kewajiban kepemilikan Sub Rekening
Efek yang tercatat di sistem KSEI dan no­
mor Single Investor ID, harus dicantumkan
dalam dokumen pembukaan rekening
bersama syarat lain sesuai ketentuan yang
berlaku di bank.
Pembukaan rekening dana nasabah
oleh Perusahaan Efek ini diwajibkan pa­ling
lambat 31 Januari 2012, dengan setiap
enam bulan melaporkan perkembangan
pelaksanaannya sejak berlakunya Per­
aturan Bapepam-LK No. V.D.3 pada tanggal
28 Desember 2010 lalu.
Implementasi pemisahan rekening
dana yang melengkapi pemisahan pen­
catatan Efek dalam Sub Rekening Efek, se­
lain memberikan kepastian bagi investor
atas pemisahan portofolio investasinya,
juga akan meningkatkan kenyamanan
berinvestasi di pasar modal. Investor dapat
memonitoring portofolio Efek dan dana­
nya secara online dan realtime melalui
website Kartu AKSes (www.ksei.co.id) yang
disediakan KSEI. l
[Redaksi]
­
A
khir tahun lalu, Bapepam-LK me­
nerbitkan Peraturan No. V.D.4
tentang Pengendalian dan Per­
lindungan Efek Yang Disimpan oleh Perusa­
haan Efek pada tanggal 28 Desember 2010.
Beleid ini memuat ketentuan yang mewa­
jibkan Perusahaan Efek untuk memberikan
akses informasi kepada nasabahnya untuk
dapat memonitor secara langsung porto­
folio yang disimpan di Lembaga Penyim­
panan dan Penyelesaian (LPP), dalam hal
ini pemberian Kartu AKSes kepada inves­
tor yang merupakan nasabah Perusahaan
Efek.
Kini, Perusahaan Efek wajib memberi­
kan Kartu AKSes kepada nasabahnya tanpa
kecuali. Namun berdasarkan data yang
dimiliki KSEI, masih banyak investor peme­
gang Kartu AKSes yang tidak secara aktif
menggunakan fasilitas yang ada dengan
maksimal, khususnya untuk melakukan
login melalui website dan mengecek Sub
Rekening Efek yang dimi­likinya. Kondisi ini
ditengarai akibat minimnya pengetahuan
investor mengenai pen­tingnya penggu­
naan Kartu AKSes.
Melanjutkan sosialiasi Kartu AKSes
skala lokal yang mulai dicanangkan sejak
24 Juni 2010, di tahun 2011 KSEI kembali
menyelenggarakan rangkaian sosialisasi
Kartu AKSes di beberapa kota, antara lain
Palembang, Solo, Pontianak, Balikpapan,
Manado dan Makassar.
Sosialisasi Kartu AKSes Tahun 2011
Palembang menjadi kota pertama
dilaksanakannya sosialisasi Kartu AKSes
di tahun 2011 dengan pertimbangan ter­
dapat 15 Perusahaan Efek yang beroperasi
di kota ini, dengan 4.424 jumlah Sub Reke­
ning Efek yang tercatat di KSEI. Dari jumlah
tersebut, tercatat 755 investor telah memi­
liki Kartu AKSes.
Sosialiasi Kartu AKSes yang dilak­
sanakan pada 16 - 18 Februari 2011 ini,
menghadirkan pembicara Sulistyo Budi
(Direktur KSEI), Irwan Ariston Napitupulu
(Praktisi Pasar Modal) dan Adrian Mau­
lana (Duta Kartu AKSes). Para pembicara
menyam­paikan fungsi, manfaat, kepe­
milikan dan penggunaan Kartu AKSes
sebagai Iden­titas Tunggal Investor (Single
Inves­tor ID).
“Kami mengharapkan investor pasar
modal Indonesia semakin memberda­
yakan Kartu AKSes yang dimilikinya de­
ngan melakukan login dan aktif melakukan
pengecekan portofolio Efek secara berkala
sebagai langkah deteksi dini untuk mence­
gah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak
berwenang,” ujar Sulistyo dalam paparan­
Kartu AKSes, Bukan Barang Koleksi
nya. Sulistyo juga menyampaikan tentang
pemisahan rekening dana investor dan
rekening dana Perusahaan Efek yang dapat
diakses melalui website, sesuai dengan
fungsi monitoring Kartu AKSes.
Pesan yang sama disampaikan pada so­
sialisasi di Solo pada 9 - 10 Maret 2011. Se­
bagai wilayah kedua tempat dilaksanakan­
nya sosialisasi, kota Solo menempati
pe­ringkat 19 dalam jumlah Sub Reke­ning
Efek terbanyak, dengan 18 Perusahaan
Efek yang beroperasi dan 3.089 Sub Reke­
ning Efek yang tercatat di KSEI. Dari jumlah
tersebut, hanya 619 yang memiliki Kartu
AKSes di wilayah Solo dan sekitarnya.
Masih menghadirkan Sulistyo Budi dan
Adrian Maulana, kali ini Haryajid Ramelan
(praktisi pasar modal) hadir sebagai pem­
bicara. Menurut Haryajid, hadirnya Kartu
AKSes mendorong penerapan Good Gover­
nance pada Perusahaan Efek. “Investor
kemudian dapat melihat Perusahaan Efek
mana yang melakukan Good Governance,
yang dapat memberikan kepercayaan ter­
hadap keamanan data portofolio investa­
sinya,” kata Haryajid.
Selain Investor Gathering, KSEI juga
mengadakan rangkaian kegiatan lain di
Palembang dan Solo. Sebelum pelaksa­
naan Investor Gathering, media massa lokal
diundang menghadiri media briefing untuk
memberikan pemahaman mengenai man­
faat dan peran Kartu AKSes agar selanjutnya
media dapat mempublikasikannya kepada
masyarakat. Sehari setelah Investor Gathering, KSEI mengajak para wartawan mela­
kukan kunjungan ke Perusahaan Efek,
PT Valbury Asia Securities di Palembang dan
PT Sinarmas Sekuritas di Solo.
Sosialisasi yang dilaksanakan KSEI juga
merupakan wujud komitmen KSEI dalam
mendukung Perusahaan Efek untuk segera
memberikan Kartu AKSes kepada nasa­bah­
nya sesuai Peraturan Bapepam-LK.
Kompetisi Jurnalistik Putaran Kedua
Selain sosialisasi yang dikhususkan ke­
pada Perusahaan Efek dan investor, target
sosialisasi Kartu AKSes juga meliputi media.
KSEI berharap media juga ikut serta mem­
berikan informasi dan edukasi kepada calon
investor maupun masyarakat.
Melalui kegiatan Media Luncheon di
Palembang pada tanggal 27 Januari 2011,
KSEI mengumumkan dimulainya kompe­
tisi jurnalistik putaran kedua dengan topik
Peran dan Manfaat Kartu AKSes. KSEI meng­
undang rekan-rekan media cetak, online
[Redaksi]
“Sosialisasi ini merupakan
wujud komitmen KSEI dalam
mendukung Perusahaan Efek
untuk segera memberikan
Kartu AKSes kepada
nasabahnya sesuai Peraturan
Bapepam-LK.”
Fokuss
Sosialisasi Kartu AKSes - Solo
maupun pewarta foto untuk berkompetisi
menghasilkan artikel atau foto yang terkait
dengan program Sosialisasi Kartu AKSes.
Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes Ta­
hap Kedua ini berlangsung pada 27 Janu­
ari 2011 hingga 5 Agustus 2011 dan karya
yang diikutsertakan telah dipublikasikan di
media massa pada 27 Januari hingga 31 Juli
2011. Berbagai karya yang masuk akan dini­
lai oleh juri yang terdiri dari Mayong Suryo
Laksono - wartawan senior, Oscar Matuloh fotografer dan salah satu pendiri organisasi
Pewarta Foto Indonesia.
Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes ber­
tujuan untuk mengedukasi para investor
mengenai haknya terhadap kepemilikan
Kartu AKSes melalui media dalam bentuk
artikel dan foto. Dengan dipublikasikan­
nya berbagai karya jurnalis di media massa
yang berhubungan dengan manfaat dan
peran Kartu AKSes, tentu dapat membantu
proses penyampaian informasi kepada para
investor dan masyarakat.
Serupa dengan penyelenggaraan kom­
petisi jurnalistik yang pertama tahun 2010,
karya para jurnalis yang memenuhi syarat
dan menjadi pemenang akan memperoleh
penghargaan dalam Malam Anugerah
yang akan dilaksanakan pada bulan
September 2011. l
Edisi 02, 2011
Rangkaian sosialisasi Kartu AKSes untuk tahun 2011 telah dimulai sejak akhir Januari lalu.
Sasaran utama sosialisasi tersebut tidak hanya meningkatkan jumlah pengguna Kartu AKSes,
namun difokuskan pada peningkatan jumlah pengguna Kartu AKSes untuk login ke website
Kartu AKSes dan aktif melakukan monitoring portofolio investasinya.
aktivitas
Kick off Customer Service KSEI 2011
Dalam usaha untuk meningkatkan dari sisi pelayanan,
pada tanggal 19 Maret 2011 KSEI mengadakan kegiatan
terkait dengan Service Excellent KSEI serta salah satu Nilai
KSEI “Excellent” di One Pacific Place, Jakarta. Kegiatan yang
dikemas dengan acara Knowledge Sharing- Customer Service
Excellent ini diikuti oleh seluruh karyawan dan sekaligus
merupakan Kick off Customer Service KSEI 2011. Diharapkan
melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran para
karyawan terhadap pentingnya pelayanan kepada stake
holder dalam rangka mencapai tujuan organisasi. l
Sosialisasi Pemisahan Rekening
Dana Nasabah
Sekolah Pasar Modal 2011
Edisi 02, 2011
Bersamaan dengan acara Penandatanganan Perjanjian
Pemisahan Rekening Dana Nasabah, KSEI mengadakan
acara Sosialisasi Pemisahan Rekening Dana Nasabah bagi
Perusahaan Efek pada tanggal 3 Maret 2011 bertempat di
Ballroom Ritz Carlton Jakarta. Acara ini dibuka oleh Bapak
Muhammad Noor Rachman (Kepala Biro Transaksi dan
Lembaga Efek Bapepam-LK), hadir sebagai pembicara
dalam sosialisasi tersebut adalah KSEI bersama perwakilan
dari 4 (empat) Bank Pembayaran yang secara bergantian
memberikan presentasi dan tanya jawab seputar pemi­
sah­an rekening dana. Acara yang dihadiri sekitar 300
perwakilan Pemegang Rekening KSEI ini bertujuan untuk
mewujudkan keterbukaan informasi bagi investor sehingga
akan meningkatkan kenyamanan dalam berinvestasi di
pasar modal. l
Fokuss
Pada 13 April 2011, KSEI bersama-sama dengan PT Bursa
Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, serta
beberapa Perusahaan Efek yaitu PT CIMB Securities, PT Kresna
Graha Sekurindo Tbk, PT Capital Market Online Trading dan
PT e-Trading Securities melakukan pembukaan Sekolah Pasar
Modal 2011. Untuk tahun ini Sekolah Pasar Modal selain diadakan
di Jakarta dan Surabaya. Penyelenggaraan Sekolah Pasar Modal
ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta informasi
yang benar dan tepat mengenai investasi di pasar modal. Sekolah
Pasar Modal bersifat terbuka untuk umum dan memberikan
edukasi secara bertahap mulai dari tingkat Basic, Intermediate dan
Advance. Untuk saat ini, di Jakarta telah terdapat tambahan kelas
yaitu kelas Syariah. l
statistik
Total Distribusi “Corporate Action”
(Periode Januari - Maret 2011)
�����������������������������������������
������������������������������
Januari - Maret 2011
Dana
Equity (Dividen dan Exercise)
Rp (miliar)
USD (juta)
13.843,00
0
Debt (Bunga dan Pokok)
Total Dana
Efek
6.868,14
4,22
20.711,14
4,22
(Jumlah/Unit Efek)
Saham
Waran
HMETD
�������
������
�������
������
�������
������
24.953.666.890
144.505.186
78.796.137.227
�����������������������������������������������
������������������������������
����������������������������������
������������������������������
����������������������
��������
�������
�������
��������
�������
��������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
Download