PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI

advertisement
V-1
BAB V
PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS WILAYAH
PROVINSI
BAB V
• Penetapan Kawasan Strategis
• Kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi
• Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Pertahanan dan
Keamanan
• Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Sosial dan Budaya
• Kawasan Strategis dari sudut
Kepentingan
Pendayagunaan
SDA dan/atau Teknologi Tinggi
• Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan
• Pembagian
Kewenangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi
PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS WILAYAH
PROVINSI
5.1
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya
berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:
a.
Tata ruang di wilayah sekitarnya;
b.
Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang
lainnya; dan/atau
c.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kawasan strategis provinsi merupakan bagian wilayah provinsi
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup provinsi, baik di bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis provinsi
lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis provinsi akan
ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
a.
b.
c.
Kawasan strategis provinsi ditetapkan dengan kriteria:
a.
Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah
provinsi yang memiliki kekhususan;
Kawasan strategis provinsi berfungsi:
b.
Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa
terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang;
Memperhatikan Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang berada
di wilayah provinsi;
c.
Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun
harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta
harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah provinsi yang jelas;
d.
Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi yaitu merupakan aglomerasi
berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
provinsi yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting
terhadap wilayah provinsi bersangkutan; dan
Sebagai dasar penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi.
Kawasan strategis provinsi ditetapkan berdasarkan:
a.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
b.
Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisiensi penanganan kawasan;
c. Kesepakatan para pemangku
kebijakan yang ditetapkan;
kepentingan
berdasarkan
d.
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah
provinsi; dan
e.
Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
1)
Potensi ekonomi cepat tumbuh;
2)
Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi;
3)
Potensi ekspor;
4)
Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi;
5)
Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
6)
Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; atau
7)
Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber
energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V-2
e. Dapat merupakan kawasan yang dapat mempercepat
pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah provinsi;
f.
Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan sosial dan budaya antara lain kawasan yang:
1)
Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat
istiadat atau budaya;
2) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan
budaya;
3)
Merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
4)
Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya;
5) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya; atau
6)
1) Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber
daya alam strategis, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
Memiliki sumber daya alam strategis;
3) Memiliki fungsi sebagai
pengembangan antariksa;
4)
pusat
pengendalian
dan
Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom
dan nuklir; atau
5) Memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi
tinggi strategis.
h.
Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
seperti halnya kawasan yang:
1)
i.
Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
2) Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus
dilindungi dan/atau dilestarikan;
3)
Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
4)
Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro;
5)
Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan
hidup;
6)
Merupakan kawasan rawan bencana alam; atau
Merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam
perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.
Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya
yang sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah
provinsi.
Kawasan Strategis yang terdapat di Provinsi Jawa Timur terdiri dari:
1.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
2.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan
dan keamanan
3.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
4.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan
SDA dan/atau teknologi tinggi
5.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan
Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
g. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di
wilayah provinsi, antara lain:
2)
7)
5.2 KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN EKONOMI
Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi diidentifikasi
melalui penentuan sektor-sektor ekonomi kunci Jawa Timur, sektorsektor unggulan yang dimiliki oleh setiap kabupaten/kota, preferensi
investasi di masing-masing kabupaten/kota, serta pengembangan
kebijakan infrastruktur pendukung pengembangan wilayah. Kemudian
diidentifikasi juga karakteristik tingkat perkembangan masing-masing
kabupaten/kota. Arah pengembangan ekonomi Provinsi Jawa Timur
lebih jelas dijabarkan melalui penentuan kawasan-kawasan strategis
ekonomi dengan melihat posisi tingkat perkembangan setiap
kabupaten/kota, prioritas sektor unggulan apa yang dikembangkan di
kawasan tersebut berdasar sektor kunci Jawa Timur, serta kebutuhan
infrastruktur pendukung wilayahnya. Prioritas investasi jangka pendek
dan jangka panjang serta potensi kerja sama antardaerah menjadi
input untuk menetapkan fokus sektor pada setiap kawasan strategis
yang dikembangkan.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN (Lampiran X) telah ditetapkan Kawasan Strategis Nasional
(KSN) dari sudut kepentingan ekonomi di Jawa Timur yaitu Kawasan
Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, Lamongan).
Adapun kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
yang ditetapkan di tingkat Provinsi berupa Kawasan Strategis Provinsi
(KSP) meliputi:
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V-3
1.
Kawasan Industri Berteknologi
Industrial Park (HTIP)
Tinggi/High
Tech
High Tech Industrial Park (HTIP) dikembangkan sebagai
kawasan industri yang mempunyai jenis bidang kegiatan khusus yaitu
kegiatan industri yang menghasilkan produk dan/atau inovasi proses
produksi berteknologi tinggi (canggih). Aktivitas utama suatu HTIP
adalah aktivitas industri berteknologi tinggi.
Kawasan industri khusus ini ditetapkan di kawasan dengan
karakteristik perkembangan wilayah yang tinggi, yaitu di Kota
Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. High Tech Industrial Park (HTIP)
terdiri atas Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Kota
Surabaya yang pengembangannya ke arah perindustrian Brebek di
Kabupaten Sidoarjo.
Lebih lanjut pengembangan HTIP juga mempertimbangkan
aspek lingkungan khususnya pencegahan terhadap risiko pencemaran,
mengingat penetapan lokasinya berada di wilayah perkotaan. Dengan
demikian, maka pengembangan HTIP perlu juga mengakomodasi
konsep ecological industrial estate.
Dalam pengembangannya, konsep HTIP menekankan
pentingnya inovasi teknologi sehingga aktivitas research and
development dan kerjasama institusional dengan lembaga penelitian/
akademis menjadi aktivitas utama. Secara garis besar aktivitas utama
HTIP berorientasi pada 2 hal pokok yaitu:
a.
Industri dengan fokus utama mengenalkan dan
mempromosikan teknologi tinggi dan teknik-teknik
pengolahan yang lebih tinggi; contohnya dalam bidangbidang sebagai berikut:
1.Industri Elektronik Tingkat Lanjut (Advanced Electronic
Industries)
2. Pengolahan Alat Medis dan Pengetahuan Saintifik
(Manufacture of Medical and Scientific Instruments)
3. Aplikasi Alat Optik dan Optik Elektrik (Optical and Electro
Optical Application)
4. Bioteknologi (Biotechnology)
5.Tes Produk dan Pelayanan Analisis (Product Testing and
Analysis Services)
6. Bahan Tingkat Lanjut (Advanced Materials)
7. Pelayanan Kontrak Riset dan Pengembangan (Contract R
and D Services)
8.Kontrol terhadap Proses Pengolahan dan Otomatisasi
Peralatan (Manufacture of Process control and Automation
Equipments)
b.Industri yang berorientasi research and development, dan
berkolaborasi dengan universitas dan institutsi-institusi
penelitian publik.
2.Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU)
Kawasan ini diprioritaskan untuk mengakomodasi kecenderungan
meningkatkan transaksi global. Kawasan ini dikembangkan dengan
tujuan utama untuk meningkatkan ekspor komoditas dan produksi
utama serta mempermudah impor bahan baku untuk proses produksi
di tanah air. Kawasan ini perlu didukung oleh Zona Pengolahan
Ekspor, Zona Logistik, Zona Industri, Zona Pengembangan Teknologi,
dan zona ekonomi lainnya seperti Zona Perdagangan dan Zona
Pelayanan. Zona Industri yang terintegrasi dengan kawasan ini
terutama industri yang bersifat pengembangan industri dasar dan
manufaktur, terutama yang berorientasi pada sumberdaya lokal.
Potensi industri ini dikembangkan dengan melihat potensi ekonomi
unggulan lokal (sektor kunci di masing-masing kabupaten/kota),
keterkaitan antarindustri dan input/output antarsektor; merupakan
industri yang berorientasi menggunakan sumberdaya dan material
teknis secara lokal dan mengembangkan keterkaitan antarindustri
dengan dukungan infrastruktur wilayah. Selain itu, untuk mendukung
ekonomi lokal, perlu disediakan Zona Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) untuk mendorong linkage mereka dalam proses industri.
Kawasan pengembangan ekonomi unggulan direncanakan
dengan tidak hanya memberikan insentif fiskal sebagai daya tarik,
tetapi juga dengan memberikan berbagai insentif non fiskal seperti
penyederhanaan birokrasi, kelonggaran bidang ketenagakerjaan,
keimigrasian, serta pelayanan yang efisien dan tertib (pelayanan
terpadu satu pintu) di dalam kawasan.
Kawasan pengembangan ekonomi unggulan berupa Industri
Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo. Kawasan ini merupakan
kawasan produksi perhiasan emas yang menjadi proyek percontohan
(pilot project) di Jawa Timur dan akan mendukung kegiatan-kegiatan
atau event tahunan bersifat pariwisata di Jawa Timur. Kawasan ini
sekaligus juga merupakan pusat koleksi, distribusi, dan outlet produk
perhiasan emas.
Kawasan pengembangan ekonomi unggulan yang didukung
oleh infrastruktur pelabuhan utama (regional – internasional) adalah
Lamongan Integrated Shorebase (LIS) dan sekitarnya di Kabupaten
Lamongan, Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan sekitarnya di
Kabupaten Bangkalan, Pelabuhan Sendang Biru dan sekitarnya
di Kabupaten Malang, Pelabuhan Teluk Lamong dan sekitarnya di
Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya.
Dalam rangka memudahkan pemahaman, maka distribusi
lokasi pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan
ekonomi digambarkan secara terpisah menjadi 4 bagian peta yaitu
bagian A, bagian B, bagian C, dan bagian D sebagai satu bagian yang
tidak terpisahkan. Pengembangan HTIP, Kawasan Ekonomi Unggulan
(KEU), Koridor Metropolitan digambarkan pada Peta 5.1 Rencana
Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi Bagian A.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V-4
3.Kawasan Agropolitan Regional
Kawasan Agropolitan Regional meliputi: Sistem Agropolitan
Wilis, Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru, Sistem
Agropolitan Ijen, dan Sistem Agropolitan Kepulauan Madura.
a.Sistem Agropolitan Wilis meliputi: Kota Madiun, Kabupaten
Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan. Pusat industri pengolahan
produk terdiri dari:
• Industri pengalengan, pengeringan, dan kripik buah
di Kabupaten Madiun. Input terutama berasal dari
Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo.
• Industri pengolahan kayu di Kabupaten Ponorogo. Input
terutama berasal dari Kabupaten Ngawi
• Industri alas kaki dan barang dari kulit di Kabupaten
Magetan. Input terutama berasal dari Kabupaten Magetan
dan Kabupaten Pacitan.
• Industri yang potensial dikembangkan dalam masa
mendatang, yaitu Industri Pupuk di Kabupaten Ngawi,
dengan input terutama dari Kabupaten Trengalek dan
Kabupaten Blitar.
• Industri yang potensial dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri pakan ternak di Kabupaten
Ngawi, dengan input terutama berasal dari Kabupaten
Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, dan
Kabupaten Pacitan.
• Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang,
yaitu industri pemotongan hewan dan pengolahannya
di Kabupaten Magetan. Input terutama berasal dari
Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek.
• Industri pengolahan makanan dan minuman hasil kelapa,
kopi, dan cengkeh, industri minyak kelapa, dan industri
pupuk serta pengembangan minyak atsiri di Kabupaten/
Kota Madiun dengan input dari Kabupaten Pacitan,
Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten
Magetan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V-5
Tabel 5. 1
Pengembangan Sistem Agropolitan Willis
SISTEM AGROPOLITAN WILLIS
Struktur
Agropolitan
Wilayah
Kabupaten
Outlet / Pusat Kota
Distribusi
Surabaya
Internasional
Pusat Koleksi Kota Madiun
Regional
Kabupaten
Madiun
Penghasil/
Pengumpul
Bahan Baku
Kabupaten
Magetan
Sub
Sektor
Unggulan
-
-
Kecamatan
Penghasil
-
-
-
Kehutanan
Kecamatan
(1) Bahan Dagangan
Makanan
(10)
Kecamatan
Dolopo(Desa
Suluk, Bader,
Candu Mulyo,
Dolopo, Doho,
Ketawang, dan
Bangunsari)
Kecamatan
Kebonsari
Kecamatan Geger
Bahan
Makanan
(9)
Komoditas
Utama
Kecamatan
Sukomoro
-
tebu; kakao; sapi
potong;
ikan
kolam
(gurame,
nila, lele, lobster
air tawar); buah
eksotik
tropis
(jambu biji, jambu
air,
nangka,
pepaya,
jeruk,
duku,
mangga,
pisang, semangka,
rambutan,
dan
durian).
jeruk
Peternakan
(9)
Kabupaten
Ngawi
Bahan
Makanan
(3)
Kecamatan Paron, padi, kedelai, sapi
Kecamatan
Ngrambe
(Desa
Paron,
Kendal
Sine,
Jogorogo,
Ngrambe)
Kehutanan
(3)
Kabupaten
Ponorogo
Kehutanan
(8)
Kecamatan Ngebel padi, ubi kayu,
cengkeh,
kopi,
kakao, panili, ikan
kolam (nila, lele),
manggis, durian,
jeruk,
mangga,
cabe, dan kacang
panjang.
Kabupaten
Pacitan
Perkebunan
Kecamatan Bandar Kelapa, kopi,
Kecamatan
cengkeh
Nawangan
Kemungkinan
Pengembangan
Prioritas Industri
Jangka Pendek
Prasarana/
S arana
Pelabuhan
Perak
Tanjung
-
-
Kargo
-
-
Terminal
Madiun
Pengembangan baru:
jalan tol, jalan arteri
primer, jalan
kolektor primer, jalan
strategis nasional
Prioritas Industri
Jangka Panjang
-
-
Industri gula
Eksport biji kakao
Industri coklat
Industri pupuk organik
Daging sapi regional dan ekspor Industri pengalengan buah,
pengeringan buah, kripik
Industri abon
buah di Madiun dengan
Industri pengasapan daging
Industri
pengeringan/dendeng input lokal, dan input dari
daging
kabupaten sekitarnya _>
Pengolahan ikan regional
SEKTOR PERKEBUNAN
Pemasaran buah segar regional
Industri pengalengan buah
Industri pengeringan buah/kripik
buah
Pemasaran buah segar regional Industri pengolahan alas
kaki dan barang dari kulit
Industri pengalengan buah
Industri pengeringan buah/kripik di Kabupaten Magetan _>
buah
sektor TEKSTIL, BARANG
KULIT, ALAS KAKI
Daging sapi regional dan ekspor
Industri abon
Industri pengasapan daging
Industri
pengeringan/dendeng
daging
Industri pupuk
Beras regional dan nasional
Beras ekspor
Industri tepung beras
Industri snack panganan beras
Industri tahu, tempe, kecap
Industri
pemotongan
hewan
dan
pengolahannya
di
Kabupaten Magetan _>
SEKTOR PETERNAKAN
Industri pupuk dan
pakan
ternak
di
Kabupaten
Ngawi
dengan input lokal dan
kabupaten sekitarnya
_> SEKTOR INDUSTRI
PUPUK, KIMIA, DAN
BARANG DARI KARET
Industri pakan ternak
Industri barang dari kayu
Ekspor kayu
Ekspor cengkeh, kopi, kakao, dan Industri pengolahan mebel Industri
pengolahan
panili
di KabupatenPonorogo _> bubuk cengkeh, kopi,
Industri bubuk kopi dan kakao/ SEKTOR
INDUSTRI kakao,
panili
di
coklat
BARANG DARI KAYU DAN Kabupaten Ponorogo
Industri panili
HASIL HUTAN
Pemasaran regional/nasional
Pengolahan ikan regional
Pemasaran buah segar regional
Industri pengalengan buah
Industri pengeringan buah/kripik
buah
Industri saos
Industri barang dari kayu
Ekspor kayu
Industri pengolahan makanan Industri
pengolahan Industri pupuk, minyak
dan minuman
makanan dan minuman di kelapa, minyak atsiri di
Kabupaten Madiun
Kabupaten Madiun
Industri minyak kelapa
Industri pupuk
Industri minyak atsiri
Sumber: Hasil Analisa
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V-6
b.
Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru meliputi:
Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang.
Pusat industri pengolahan produk terdiri dari:
• Industri pengolahan makanan (kripik pisang, kentang) di
Kabupaten Lumajang.
• Industri yang potensial dikembangkan dalam masa
mendatang, yaitu industri pupuk di Kabupaten Probolinggo,
dengan input terutama dari Kabupaten Lumajang.
• Industri yang potensial dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri pengolahan hasil ikan di
Kabupaten Probolinggo.
Tabel 5.2
Pengembangan Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru
SISTEM AGROPOLITAN BROMO-TENGGER-SEMERU
Struktur
Agropolitan
Wilayah
Kabupaten
Sub
Sektor
Unggulan
Kecamatan
Penghasil
Outlet/Pusat
Distribusi
Internasional
Kabupaten
Malang/Kota
Surabaya
-
-
Pusat Distribusi
Regional
Pusat
Koleksi
Regional
Penghasil/
Pengumpul
Bahan Baku
Kabupaten
Sidoarjo
Kabupaten
Pasuruan
Kabupaten
Lumajang
-
-
Kabupaten
Probolinggo
Perkebunan
(10)
Kehutanan
(10)
Perikanan
(6)
Kecamatan
Senduro,
Kecamatan
Pasrujambe
(Desa Kandang
tepus, Burno,
Kandangan,
Parjosari),
Pronojiwo
Bantaran
Komoditas
Utama
-
Kemungkinan
Pengembangan
Prasarana/Sarana
Prioritas Industri
Jangka Pendek
Prioritas Industri
Jangka Panjang
-
-
-
-
Pasar Agribisnis
Regional Pelabuhan
Sendang Biru
Pelabuhan Tanjung
Perak
Pasar Agrobis
-
-
-
-
Pasar Regional
-
-
-
pisang
agung Jalan arteri Primer
semeru,
pisang Jalan kolektor Primer
mas
kirana,
manggis, kentang,
kubis,
bawang
daun, wortel, kopi,
sapi
perah,
kambing PE.
Industri
makanan
dan
minuman: kripik pisang,
kripik kentang, bubuk kopi, Industri
pengolahan Industri
pupuk
di
pengolahan daging
makanan (kripik pisang, Kabupaten Probolinggo
kentang)
di BL:
Kabupaten
KabupatenLumajang
Lumajang, Cluster IV:
Kabupaten Banyuwangi,
Kabupaten Bondowoso
Limbah pertanian untuk
input bahan baku untuk
pupuk organik
Bahan
Makanan
(4)
Sumber: Hasil Analisa
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
Industri
makanan
pengolahan hasil ikan di
Kab. Probolinggo
BL:
Kabupaten Banyuwangi,
Kabupaten
Situbondo
(Cluster IV)
V-7
c.Sistem Agropolitan Ijen meliputi: Kabupaten Jember,
Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, dan
Kabupaten Banyuwangi. Pusat industri pengolahan produk
terdiri dari:
• Industri pembudidayaan jamur di Kabupaten Banyuwangi,
dengan input terutama berasal dari Kabupaten Lumajang.
• Industri budi daya tanaman hias di Kabupaten Jember,
dengan input terutama berasal dari Kabupaten Lumajang.
• Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang,
yaitu industri pupuk di Kabupaten Probolinggo dengan
input terutama dari Kabupaten Lumajang, Kabupaten
Banyuwangi, dan Kabupaten Bondowoso.
• Industri yang potensial dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri makanan pengolahan ikan
di Kabupaten Probolinggo, dengan input terutama dari
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo.
• Industri yang potensial dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri pengolahan bahan makanan
di Kabupaten Bondowoso dengan input terutama berasal
dari Kabupaten Probolinggo.
Tabel 5.3
Pengembangan Sistem Agropolitan Ijen
SISTEM AGROPOLITAN IJEN
Struktur
Agropolitan
Outlet
Pusat Distribusi
Regional
Pusat Koleksi
Regional
Penghasil /
Pengumpul
Bahan Baku
Wilayah
Kabupaten
Kota
Surabaya
Kabupaten
Jember
Kabupaten
Jember
Kabupaten
Situbondo
Sub Sektor
Unggulan
-
-
-
-
Perikanan (8)
Perkebunan
(6)
Kabupaten
Bondowoso
Bahan
Makanan (2)
Kabupaten
Jember
Perkebunan
(3)
Peternakan
(8)
Perkebunan
(2)
Kabupaten
Banyuwangi
Kecamatan
Penghasil
Perikanan (5)
Perkebunan
(5)
Peternakan
(4)
Panarukan
Kemungkinan
Pengembangan
Prioritas Industri
Jangka Pendek
Prasarana/Sarana
-
-
-
-
Pelabuhan Tanjung
Perak
Pasar Agrobis
-
-
-
-
Pasar Regional
-
-
-
-
ikan laut, perikanan
Jalan arteri primer, Industri pengalengan ikan
,
Jalan kolektor primer Industri makanan berbahan
ikan (bakso, sosis, siomay,
kerupuk, dll)
Industri berbasis makanan dan Industri budi daya
minuman
jamur di Kabupaten
Banyuwangi
Cerme
ternak hewan
Jenggawah
tembakau
Kecamatan
Bangorejo
(Bangorejo,
Sambirejo,
Sambimulyo)
Prioritas Industri
Jangka Panjang
Komoditas Utama
jagung, jeruk siam,
nanas, kelapa, kapuk
randu,
jati,
sapi
potong,
ayam
petelur.
Tembakau untuk ekspor
Industri rokok
Industri tanaman hias
Kabupaten Jember 
PERKEBUNAN
BL:
Kabupaten Lumajang
(CL III)
Limbah
pertanian
untuk
industri pupuk dan pakan
ternak
di
Kabupaten
Banyuwangi
Industri makanan berbasis
daging
Industri makanan berbasis
jagung dan kelapa
Industri bahan kasur kapuk
Industri budi daya jamur dari
limbah bubuk kayu sebagai
media jamur
Sumber: Hasil Analisa
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
Industri pengolahan
bahan makanan di
Kabupaten Bondowoso
BL ;
Kabupaten. Probolinggo
(CL III)
V-8
d. Sistem Agropolitan Kepulauan Madura
• Industri yang potensial dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri kimia bahan obat dan
kosmetik di Kabupaten Bangkalan, dengan input
terutama berasal dari Kabupaten Sumenep dan
Kabupaten Pamekasan.
Sistem Agropolitan Kepulauan Madura meliputi: Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan,
Kabupaten Sampang. Pusat industri pengolahan produk
terdiri dari:
• Industri yang potensial dikembangkan di masa
mendatang, yaitu industri
pengolahan ikan di
Kabupaten Sumenep, dengan input terutama berasal
dari Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sampang.
• Industri pengolahan bahan makanan dan hasil ternak
di Kabupaten Pamekasan. Input terutama berasal dari
Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep.
Tabel 5. 4
Pengembangan Sistem Agropolitan Kepulauan Madura
SISTEM AGROPOLITAN KEPULAUAN MADURA
Struktur
Agropolitan
Wilayah
Kabupaten
Sub Sektor
Unggulan
Kecamatan
Penghasil
Outlet
Kota Surabaya
-
-
Pusat
Distribusi
Regional
Pusat Koleksi
Regional
Penghasil /
Pengumpul
Bahan Baku
Kabupaten
Bangkalan
-
-
Kabupaten
Bangkalan
Kabupaten
Bangkalan
-
Kabupaten
Sumenep
Kehutanan (6)
Perikanan (1)
Kecamatan
Socah,
Kecamatan
Burneh,
Kecamatan
Bangkalan (Desa
Jaddih,
Kebun,
Keleyen,
Bilaporah)
Kecamatan
Gending dan
Lenteng
Komoditas
Utama
-
Perikanan (3)
Bahan Makanan (5)
Perkebunan (8)
Peternakan (2)
Kabupaten
Sampang
Perikanan (2)
Bahan Makanan (7)
Peternakan (6)
Kehutanan (4)
Kemungkinan
Pengembangan
Prioritas Industri
Jangka Pendek
-
-
-
-
-
-
Pelabuhan Kamal
-
-
kacang
jagung,
rambutan,
jambu
melinjo,
potong,
potong,
melati
-
tanah, Jalan arteri primer, Tanaman obat sebagai
Jalan
kolektor input industri farmasi
salak, primer
mente,
sapi
ayam
bunga
Industri kimia bahan obat
dan kosmetik di
Kabupaten Bangkalan
dengan input lokal dari
Kab Kabupaten Sumenep
dan Pamekasan
Industri
pengolahan Industri pengolahan Ikan
bahan makanan dan di Kabupaten Sumenep
peternakan di Kab. BL:
Pamekasan
dengan Kabupaten Pamekasan,
input dari Kabupaten Kabupaten Sampang
Sumenep, Kabupaten
Pamekasan, Kabupaten
Sampang
Industri jamu di
Kabupaten Pamekasan
Kecamatan Waru,
Kecamatan
Pengantenan,
Kecamatan
Pakong(Desa
Sumberwaru,
Tlagah,
Bendungan,
Pamoroh)
Prioritas Industri
Jangka panjang
Pelabuhan Tanjung Perak
Pelabuhan Kamal
-
Perkebunan (1)
Kabupaten
Pamekasan
Prasarana/
S arana
Tembakau, Cabe
Jamu, Padi,
Jagung, Sapi
Potong, Kambing,
Unggas, Emponempon (Jahe,
Lengkuas, Kunyit,
Kencur, Temu
Ireng, Laos,
Temulawak).
Kecamatan
Sampang,
Kecamatan
Banyuates
Sumber: Hasil Analisa
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V-9
4.Kawasan Agroindustri
industri pengolahan tanaman hortikultura di Kabupaten
Gresik.
Kawasan Agroindustri Gresik dan Lamongan (Gelang) Utara
meliputi Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan.
Pusat Industri pengolahan produk terdiri dari:
industri obat kosmetik dan pupuk di Kabupaten Gresik.
industri pengolahan ikan laut di Kabupaten Lamongan.
Tabel 5.5
Pengembangan Sistem Agroindustri Gresik dan Lamongan (Gelang) Utara
Struktur
Agropolitan
Outlet/Pusat
Distribusi
Internasional
Pusat Distribusi
Regional
Pusat
Koleksi
Regional
Penghasil/Pengu
mpul Bahan Baku
Wilayah
Kabupaten
Sub
Sektor
Unggulan
Kecamatan
Penghasil
SISTEM AGROPOLITAN GELANG UTARA
Prasarana/
Kemungkinan
Komoditas Utama
Sarana
Pengembangan
-
Kota
Surabaya
-
-
Kabupaten
Gresik
Kabupaten
Gresik
Kabupaten
Lamongan
Kabupaten
Gresik
-
-
Kabupaten
Lamongan
-
-
Perkebunan Kecamatan
hortikultura Panceng
(10)
Kecamatan
Dukuh
Perikanan
-
mangga,
nangka,
pisang,
semangka,
rambutan,
cabai,
tomat,
mentimun/krai,
kacang
panjang,
terong
Prioritas Industri
Jangka Panjang
Prioritas Industri
Jangka Pendek
Pelabuhan Tanjung
Perak
-
-
-
Pelabuhan khusus
industri agrobis
-
-
-
-
-
-
-
Jalan arteri primer,
Jalan kolektor
primer,
Sumber daya air
Industri makanan dan
minuman
Kecamatan
Paciran,
Kecamatan
Brondong
Industri obat dan kosmetik
Industri pupuk
Industri
pengolahan Industri
pupuk
di
makanan di Kabupaten Kabupaten Gresik
Gresik Industri obat dan
kosmetik di Kabupaten
Gresik
Industri
makanan
pengolahan hasil ikan di
Kabupaten Lamongan
Sumber: Hasil Analisa
5.Kawasan Metropolitan
Pengembangan koridor metropolitan merupakan perwujudan
dari visi pengembangan metropolitan di Jawa Timur.
Pengembangan koridor metropolitan ini berfokus pada
pemantapan sektor industri, perdagangan dan jasa komersial.
Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Agroindustri
digambarkan pada Peta 5.2 Rencana Kawasan Strategis dari Sudut
Kepentingan Ekonomi Bagian B.
Pengembangan kegiatan di sektor ini tidak terlepas dari
kekuatan ekonomi utama/unggulan masing-masing kabupaten/
kota. Pengembangan kawasan koridor metropolitan meliputi:
Pusat Nasional dan internasional yaitu Kawasan Kaki Jembatan
Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan
Suramadu di Kota Surabaya, Kawasan Pusat Bisnis (Central
Bussines District/CBD) Surabaya, High Tech Industrial Park
(HTIP) di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kawasan
Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial di
Lawang di Kabupaten Malang dan Perkotaan Malang, Kawasan
Pusat Bisnis (Central Bussines District/CBD) Kota Malang, dan
pusat pariwisata di Kota Batu.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 10
6.Kawasan Perbatasan
Dalam menunjang pengembangan ekonomi wilayah perbatasan
dikembangkan kerjasama regional baik antarprovinsi maupun
antarkabupaten/kota.
• Kawasan Perbatasan antarprovinsi yaitu Provinsi Jawa TimurJawa Tengah-DI Yogyakarta dilakukan melalui kerjasama
regional meliputi:
• Kawasan
Perbatasan
antarkabupaten/kota
meliputi
Gerbangkertosusila dan segitiga emas pertumbuhan Tuban–
Lamongan-Bojonegoro
Pengembangan Kawasan Perbatasan digambarkan pada Peta
5.3 Rencana Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi
Bagian C.
1)Ratubangnegoro (Kabupaten Blora, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro)
2)Karismapawirogo (Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten
Ponorogo)
3)Pawonsari (Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri, dan
Kabupaten Wonosari)
4)
Golekpawon
(Kabupaten
Ponorogo,
Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Wonogiri)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 11
Sedangkan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
selain yang telah disebutkan di atas, juga berupa kawasan yang dapat
mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
provinsi, yang nantinya berpengaruh terhadap pemerataan ekonomi
wilayah provinsi atau mengurangi disparitas antarwilayah. Dengan
demikian maka diharapkan pengembangan kawasan tertinggal
tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah ekonomi
Jawa Timur secara keseluruhan sehingga kawasan ini dianggap
strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
tinggi dikategorikan sebagai kawasan tertinggal. Wilayah yang
termasuk kategori kawasan tertinggal dengan tingkat kemiskinan
tertinggi adalah desa-desa tertinggal yang tersebar di Kabupaten
Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten
Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso.
Penetapan kawasan tertinggal digambarkan pada Peta 5.4
Rencana Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi Bagian D.
7. Kawasan Tertinggal
Pada dasarnya kawasan tertinggal adalah suatu kawasan yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sesuai dengan
standar taraf hidup, disebabkan kemiskinan secara struktural dan
natural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan karena struktur
sosial sedangkan kemiskinan natural karena faktor alam yang tidak
seimbang antara rasio jumlah penduduk dengan daya dukung alam.
Penetapan kawasan tertinggal ditentukan melalui perhitungan
tingkat ketertinggalan wilayah relatif terhadap keseluruhan wilayah
Jawa Timur. Kabupaten/kota dengan proporsi tingkat desa tertinggal
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 12
5.3 KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT
KEPENTINGAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Kriteria penetapan kawasan strategis pertahanan dan keamanan
(hankam) mengikuti penetapan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan
penyesuaian dengan kondisi Provinsi Jawa Timur dengan pertimbangan
keamanan dan stabilitas regional. Adapun kriteria berdasarkan
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yaitu kawasan perbatasan negara, pulau kecil terdepan, dan kawasan
latihan pertahanan keamanan. Jawa Timur memiliki pulau terluar
yang secara nasional ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional
(KSN).
Didalam Peraturan Pemerintah nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional telah ditetapkan Kawasan
Strategis Nasional di Jawa Timur dari sudut kepentingan hankam
adalah kawasan pulau kecil terluar/perbatasan Negara RI di Provinsi
Jawa Timur meliputi:
a. Pulau Barung di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember
dengan luas sekurang-kurangnya 8.008,83 Ha;
b. Pulau Panehan di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek
dengan luas sekurang-kurangnya 15,55 Ha; dan
c. Pulau Sekel di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek
dengan luas sekurang-kurangnya 14,11 Ha.
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan
dan keamanan digambarkan pada Peta 5.5 Rencana Kawasan
Strategis dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 13
5.4 KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan
budaya yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah
Provinsi sebagai KSP adalah:
a.
Mojopahit Park di Kabupaten Mojokerto.
b.
Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger
di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten
Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo.
terhadap wilayahnya (ruang spasial), dan terhadap investasi ekonomi
(bisnis pariwisata).
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan
budaya digambarkan pada Peta 5.6 Rencana Kawasan Strategis dari
Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya.
Pengelolaan terhadap kawasan strategis ini juga perlu
dipertimbangkan aspek apresiasi nilai seni/budaya bernilai tinggi
yang menghasilkan peluang ekonomi. Dengan demikian, pengelolaan
kawasan strategis harus melibatkan berbagai pihak dengan
pembagian peran dan kepentingan yang jelas, yakni pihak yang
berkepentingan terhadap nilai seni/budayanya (benda/objeknya),
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 14
5.5 KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PENDAYAGUNAAN
SDA DAN/ATAU TEKNOLOGI TINGGI
Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional telah ditetapkan Kawasan
Strategis Nasional dari sudut kepentingan Pendayagunaan SDA dan/
atau teknologi tinggi di Jawa Timur, yaitu KSN Stasiun Pengamat
Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan.
Adapun rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup
pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP terdiri dari:
1.
Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, meliputi:
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban
dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro
dan sekitarnya, dan Sumenep dan sekitarnya.
2.
Kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi
Paiton di Kabupaten Probolinggo, Singosari di Kabupaten
Gresik, Lekok di Kabupaten Pasuruan, Tanjung Awar-awar
di Kabupaten Tuban, dan Ngadirojo di Kabupaten Pacitan.
3.
Kawasan pengembangan potensial panas bumi meliputi
Argopuro di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember,
Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo;
Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo; Cangar di Kota
Batu; Gunung Arjuno Welirang di Kabupaten Malang,
Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan; Telaga
Ngebel di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo;
dan Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang
dan Kabupaten Probolinggo.
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan SDA dan/atau Teknologi Tinggi digambarkan pada
Peta 5.7 Rencana Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sumber
Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 15
5.6 KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan digambarkan pada Peta 5.8 Rencana
Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup.
Kawasan strategis yang memiliki kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan yaitu kawasan perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup dan juga kawasan yang diakui sebagai warisan
dunia.
Kawasan lindung atau kawasan konservasi tidak dapat
dialihfungsikan, kawasan tersebut digunakan sebagai pelestarian
sumber daya alam yang sekaligus menjadi kawasan perlindungan
bawahan. Kawasan lindung prioritas merupakan kawasan yang
diutamakan dalam upaya mengembangkan dan membudidayakan
tanaman keras.
Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup
pemerintah provinsi sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yakni
Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo dan WS Brantas.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 16
5.7 PEMBAGIAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH PROVINSI
Pembagian kewenangan dalam pengelolaan kawasan strategis
antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi perlu dipertegas
karena adanya overlapping atau pertampalan wilayah pada Kawasan
Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi. Kewenangan
Pemerintah Pusat dalam pengelolaan kawasan strategis meliputi
pelaksanaan KSN Gerbangkertosusila, KSN kawasan pengamat
dirgantara di daerah Watukosek di Kabupaten Pasuruan, KSN kawasan
pulau kecil terluar/perbatasan Negara Republik Indonesia di Provinsi
Jawa Timur yang meliputi Pulau Barung, Pulau Sekel, dan Panehan.
Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi dalam pengelolaan KSP
meliputi penetapan, perencanaan, pemanfaatan ruang, pengendalian
pemanfaatan ruang KSP Gerbangkertosusila meliputi:
a.
Kawasan Industri Berteknologi Tinggi (High Tech Industrial
Park/HTIP) SIER – Berbek di Kota Surabaya dan Kabupaten
Sidoarjo;
b. Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa Lamongan
Integrated Shorebase (LIS) dan sekitarnya di Kabupaten
Lamongan, Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan sekitarnya di
Kabupaten Bangkalan, Pelabuhan Teluk Lamong dan sekitarnya
di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya, dan Industri Perhiasan
Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo;
c.
Kawasan Agroindustri Gresik dan Lamongan (Gelang) Utara;
d. Kawasan Metropolitan berupa Kawasan di Kaki Jembatan
Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan
Suramadu di Kota Surabaya, Kawasan Pusat Bisnis (Central
Bussines District/CBD) Surabaya, High Tech Industrial Park
(HTIP) SIER Brebek di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo;
e.Kawasan
Perbatasan
antarkabupaten/kota
meliputi
Gerbangkertosusila dan segitiga emas pertumbuhan Tuban–
Lamongan-Bojonegoro;
f.
Mojopahit Park di Kabupaten Mojokerto;
g. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, meliputi:
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan
sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya; dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
V - 17
h.
Kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Singosari
di Kabupaten Gresik, Tanjung Awar-awar di Kabupaten Tuban.
Adapun jenis kewenangan pemerintahan tersebut akan
mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dimana pada pasal-pasalnya telah menjelaskan
mengenai pembagian kewenangan tersebut, yaitu:
Pasal 8 (Wewenang Pemerintah Pusat) meliputi:
1. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional
2.Kerja sama penataan ruang antarnegara dan pemfasilitasian
kerja sama penataan ruang antarprovinsi.
Pasal 10 (Wewenang Pemerintah Daerah Provinsi)
Dalam pelaksanaan wewenang pemerintah provinsi:
1.Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan rencana
umum dan rencana rinci, arahan peraturan zonasi untuk sistem
provinsi untuk pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi, petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang.
2. Melaksanakan standar pelayanan bidang penataan ruang.
Pemerintah daerah provinsi melaksanakan:
1. Penetapan kawasan strategis provinsi
2. Perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi
3. Pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi
4. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi
5. Pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian kawasan strategis
provinsi dapat dilaksanakan pemerintah daerah kabupaten/
kota melalui tugas pembantuan.
Pasal 13
Pemerintah pusat menyelenggarakan pembinaan penataan ruang
kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat yang
dilakukan melalui:
1. Koordinasi pelenggaraan penataan ruang;
2.Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi
pedoman bidang penataan ruang;
3.Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksaan
penataan ruang;
4. Pendidikan dan pelatihan;
5. Penelitian dan pengembangan;
6.Pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan
ruang;
7. Penyebarluasan informasi penataan ruang, kepada masyarakat;
dan
8. Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
Download