VIII - 1 BAB VIII BAB VIII HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG • • • • ak Masyarakat H Kewajiban Masyarakat Peran Masyarakat Sanksi Administratif Di dalam masyarakat terdapat kesan bahwa tata ruang tidak banyak gunanya. Tata ruang terlihat sekedar sebagai peta-peta dengan berbagai warna yang menunjukkan peruntukkan dan penggunaan lahan disertai penjelasan tertulis mengenai besaran kebutuhan alokasi ruangnya yang terkadang sama sekali tidak tercermin di lapangan. Tata ruang memang tidak akan memadai jika hanya mempertimbangkan aspek fisik, kecenderungan perkembangan dan minat investor. Tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat setempat, tata ruang tak akan bermanfaat. Tata ruang yang direncanakan dan ditetapkan tanpa peran serta ataupun diketahui oleh masyarakat juga tidak ada gunanya. Oleh karena itu, dalam perencanaan tata ruang mulai dari rencana tata ruang wilayah sampai rencana teknik ruang kota, masyarakat sebagai stakeholder harus diikutsertakan dalam proses perencanaan dari penyerapan aspirasi sampai adanya sosialisasi rencana. Masyarakat sebagai mitra pemerintah dan pemerintah daerah, diharapkan dapat digali segala potensinya agar mereka bisa mendayagunakan kemampuannya secara aktif sebagai sarana untuk melaksanakan perannya dan sebagai perwujudan hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang. 8.1 HAK MASYARAKAT Hak masyarakat dalam mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah adalah sebagai berikut: a. Mengetahui rencana tata ruang; b. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; c. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang; d. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya; e. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan f. Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/ atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian. Masyarakat dapat mengetahui rencana tata ruang melalui lembaran-lembaran daerah, pengumuman, dan/atau penyebarluasan oleh pemerintah. Pengumuman atau penyebarluasan tersebut dapat diketahui masyarakat melalui pengembangan Sistem Informasi Tata Ruang (SITR). Pengembangan SITR bertujuan untuk mendorong public awareness melalui pendidikan/kampanye publik antara lain dalam bentuk dialog publik di TV dan radio, iklan layanan masyarakat di TV dan radio, tulisan di berbagai media massa. Aplikasi SITR wilayah provinsi meliputi: 1. Penyebaran informasi tata ruang melalui jaringan internet dengan membangun laman (website) yang berisi informasi tentang peraturan perundang-undangan dan rencana tata ruang wilayah; 2. Program pesan singkat (SMS) sehingga masyarakat dapat secara langsung mengirimkan aspirasi, masukan, saran, dan melaporkan berbagai bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang; 3. Penyebaran informasi tata ruang melalui media cetak dan elektronik dengan mengembangkan forum dialog dan diskusi penataan ruang yang dilakukan secara berkala dengan bekerja sama dengan media cetak dan elektronik lokal; dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031 VIII - 2 4. Pemasangan peta rencana tata ruang wilayah provinsi pada lokasi strategis yang mudah diakses masyarakat, antara lain: tempat umum, kantor kelurahan, dan/atau kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang. Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang dan perkembangan wilayah di tiap kabupaten/kota, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah yang berlaku. Pertambahan nilai ruang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan yang dapat berupa dampak langsung tehadap peningkatan ekonomi masyarakat, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan. Dalam upaya menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya (manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan) dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat, dengan ketentuan meliputi: a. Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan RTRW Provinsi diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak yang berkepentingan. b. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penggantian yang layak adalah bahwa nilai atau besarnya penggantian tidak menurunkan tingkat kesejahteraan orang yang diberi penggantian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 8.2 KEWAJIBAN MASYARAKAT Dalam kegiatan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur, masyarakat sebagai stakeholder memiliki kewajiban berupa: a. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan Dalam hal ini setiap orang wajib untuk memiliki izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang. b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang Dalam hal ini setiap orang wajib untuk melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang. c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang Dalam hal ini setiap orang wajib untuk memenuhi ketentuan amplop ruang dan kualitas ruang. d. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum. Pemberian akses dimaksudkan untuk menjamin agar masyarakat dapat mencapai kawasan yang dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan sebagai milik umum. Kewajiban memberikan akses dilakukan apabila memenuhi syarat berikut: Untuk kepentingan masyarakat umum; dan/atau Tidak ada akses lain menuju kawasan dimaksud. Yang termasuk dalam kawasan yang dinyatakan sebagai milik umum, antara lain, adalah sumber air dan pesisir pantai. Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8.3 PERAN MASYARAKAT Pada dasarnya, penataan ruang perlu dilakukan untuk mengelola konflik dalam alokasi dan/atau distribusi pemanfaatan berbagai sumber daya secara efisien, adil dan berkelanjutan. Konflik yang dimaksud baik konflik terpendam maupun yang terbuka karena salah satu pihak telah bertindak untuk melaksanakan tujuannya yang berbenturan dengan tujuan dan kepentingan pihak lainnya. Untuk menghindari ataupun mengatasi konflik demikian diperlukan peran serta semua pihak. Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat agar tercapai suatu penataan ruang yang berkelanjutan. Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010, peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan antara lain melalui: 1. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang, berupa: a. Masukan mengenai : 1) Persiapan penyusunan rencana tata ruang; Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031 VIII - 3 2)Penentuan kawasan; arah pengembangan wilayah atau 3) Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan; 4) Perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau 5) Penetapan rencana tata ruang. b. 2. Kerja sama dengan pemerintah daerah dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang Partisipasi dalam pemanfaatan ruang, berupa: a. Masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang; b. Kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang; c. Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan; d. e. f. 3. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan Kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang, berupa: a. Masukan terkait arahan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif, dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. Keikutsertaan memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang, rencana tata ruang yang telah ditetapkan; Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara langsung dan/atau tertulis kepada gubernur untuk rencana tata ruang provinsi, bupati/walikota untuk rencana tata ruang kabupaten/ kota serta dapat juga disampaikan melalui unit kerja terkait pada gubernur/bupati/walikota. Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, Pemerintah Daerah Provinsi membangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. 8.4 SANKSI ADMINISTRATIF Setiap orang yang melanggar kewajiban yang telah dijelaskan sebelumnya, maka akan dikenai sanksi administratif antara lain sebagai berikut : a. Peringatan tertulis; b. Penghentian sementara kegiatan; c. Penghentian sementara pelayanan umum; d. Penutupan lokasi; e. Pencabutan izin; f. Pembatalan izin; g. Pembongkaran bangunan h. Pemulihan fungsi ruang; dan/atau i. Denda administratif yang dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif yang lain. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara serta penetapan sanksi administratif diatur dalam Peraturan Gubernur. c. Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; d. Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 - 2031