hubungan informasi komponen arus kas dan return

advertisement
HUBUNGAN INFORMASI KOMPONEN ARUS KAS DAN RETURN ON
INVESMENT TERHADAP RETURN SAHAM
CONECTING COMPONENTS OF CASH FLOW INFORMATION AND
RETURN ON INVESTMENT TO STOCK RETURN
Arsul Ardiansyah, Muhammad Ali, Yansor Djaya
Manajemen dan Keuangan , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi :
Arusl Ardiansyah
Perumahan Dosen UNHAS Blok AB/1B Tamalanrea
Makassar – Sulawesi Selatan
HP: 081355088168
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh informasi dari laporan arus kas dan return on
investment secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia. Data diperoleh dari laporan keuangan 5 perusahaan telekomunikasi per triwulan tahun 2007-2011.
Penentuan populasi dan sampel menggunakan metode panel data dan dianalisis menggunakan regresi berganda.
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel berpengaruh terhadap return saham dengan nilai
signifikansi 0.001. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas operasi dan return on
investment memberikan pengaruh positif terhadap return saham dengan signifikansi thitung masing-masing 0.002 dan
0.001 merepresentasikan tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola bisnis utamanya sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap return saham . Arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh
terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi thitung masing-masing 0.192 dan 0.262. Berbagai
penelitian sebelumnya belum menemukan hubungan dan pengaruh yang kuat antara variabel tersebut. Namun,
bukan berarti keduanya tidak sama sekali berpengaruh terhadap return saham.
Kata kunci: return saham, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan return on investment.
ABSTRACT
This study aims to examine and analyze the influence of information from the reports of cash flow and return on
investment while simultaneously and partially on stock returns on the stock exchange telecommunications company
in Indonesia. Data obtained from the financial statements 5 telecom companies per quarter year 2007-2011.
Determination of the population and the sample using the method of panel data and analyzed using multiple
regression. The test results show all the variables simultaneously affect stock returns with a significance value of
0.001. While the test results are partially shown variable operating cash flow and return on investment have a
positive influence on stock returns with significantly tcount respectively 0002 and 0001 represent the company's
success in managing its core business that will greatly affect stock returns. Investment cash flow and financing cash
flow does not give effect to the stock return is indicated by the value of each significantly t count 0192 and 0262.
Various previous studies have not found a strong relationship and influence between these variables. However, that
does not mean they are not at all affect stock returns.
Keywords: stock returns, operating cash flow, investment cash flow, financing cash flow and return on investment.
PENDAHULUAN
Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul
berkaitan dengan efisiensi informasi. Dalam hal ini dapat terjadi karena pasar modal sejak tahun
1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan yang
memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Indikator
perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang selalu menunjukkan peningkatan dimana saat ini hampir mencapai 400
perusahaan.
Fokus utama dari pelaporan keuangan pada umumnya adalah informasi mengenai laba
(earnings) dan komponen arus kas. Laba merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan
yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditur. Namun, dapat juga menggunakan
informasi arus kas (cash flow) sebagai ukuran kinerja perusahaan. Diantara kedua ukuran kinerja
perusahaan yang dapat diambil, investor dan kreditur tentunya harus memilih mana yang mampu
secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta prospek perusahaan di masa depan.
International Accounting Standard Committee (IASC) (1973) dan direvisi (2001),
menjelaskan bahwa setiap perusahaan perlu untuk menyediakan laporan arus kas dalam
penyertaan laporan keuangan. Dalam rangka meningkatkan pengungkapan laporan keuangan
Financial Accounting Standard Board (FASB) tertuang dalam SFAC No. 95 tentang Statement of
Cash Flow dan di Indonesia oleh IAI (1994) merekomendasikan bagi perusahaan untuk
memasukkan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan dari laporan keuangan yang dapat
berpengaruh terhadap perilaku investor. Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan menurut
Statment of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 adalah menyediakan informasi bagi
investor dan kreditor mau pun pemakai potensial lainnya dalam pengambilan keputusan investasi
dan kredit, serta dalam penaksiran mengenai jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan
arus kas netto prospektif. Disamping itu arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari
taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan
antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga (IAI, 2004). Suatu
perusahaan apabila arus kasnya baik maka akan dapat menarik perhatian invetor untuk
berinvestasi. Sehingga dapat dikatakan, bahwa informasi arus kas merupakan informasi penting
yang dibutuhkan investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
bagi investor, maupun untuk membayar kewajiban perusahaan yang jatuh tempo serta kegiatan
operasional perusahaan sehari-hari.
Laporan arus kas dan rasio profitabilitas merupakan bagian dari laporan keuangan yang
dapat berpengaruh terhadap perilaku investor, dimana memperoleh return merupakan tujuan
utama aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Dalam berinvestasi, investor
menggunakan informasi dari laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan dan untuk
meminimalisasi resiko investasinya, karena dalam laporan keuangan dapat diperoleh informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan, aliran kas, dan informasi lainnya yang terkait dengan
faktor yang mempengaruhi return saham. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu
rasio profitabilitas yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari
seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan
rasio terpenting diantara rasio rentabilitas/profitabilitas lainnya. ROI merupakan rasio keuangan
yang dominan mempengaruhi return saham, karena ROI merupakan earning power keuangan
perusahaan. Semakin besar ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik karena tingkat
pengembalian semakin besar (Ang, 1997).
Ang (1997), menyatakan return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor
atas tindakan investasi yang telah dilakukan. Return memungkinkan investor untuk
membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan - keuntungan yang diharapkan, yang
disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Dalam investasi
saham, investor akan lebih memilih saham perusahaan yang memberikan tingkat keuntungan
tertinggi. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai
dari suatu investasi. Alasan pemilihan return saham dan bukan harga saham, adalah karena
return akan memberikan model estimasi yang lebih tepat. Hal ini dikarenakan harga saham akan
memberikan bias terhadap reaksi investor, karena sifat harga saham yang relatif berubah-ubah
terhadap harga saham perusahaan lain. Dalam hal ini, artinya bahwa harga saham yang tinggi
belum tentu mencerminkan kinerja saham yang lebih baik dibandingkan harga saham yang lebih
rendah. Alasan pemilihan penggunaan return tahunan dan bukan abnormal return adalah agar
perbedaan
return
yang
dihasilkan
akibat
informasi
nampak.
Pemilihan
perusahaan
telekomunikasi adalah karena sekarang ini perusahaan telekomunikasi merupakan perusahaan
yang paling sensitif (perang harga, tingkat kepuasan pelanggan/pengguna dan operating system)
bersaing satu-sama lain terhadap adanya reaksi pasar dan melihat perkembangan informational
technology (IT) sangat mendominasi perputaran reaksi pasar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka ditarik permasaalahan yaitu pakah informasi
arus kas dan return on investment (ROI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan telekomunikasi.
BAHAN DAN METODE
Menurut Ang (1997) pengertian pasar modal adalah pasar yang dikelola secara
terorganisir dengan aktifitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option,
warrant, right issue dengan menggunakan jasa perantara komisioner dan underwriter.
Sedangkan Horne (2005) pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan yang berkaitan
dengan utang dan instrumen ekuitas seperti saham dan obligasi yang relatif berjangka atau
muturitas lebih dari 1 tahun.
Pengertian laporan arus kas menurut Ardiyos (2004) dalam Rosdiana (2008) menyatakan
bahwa Laporan aliran kas (cash flow statement) adalah suatu laporan keuangan yang
menunjukan sumber-sumber kas dan penggunaan kas yang masuk atau keluar dalam suatu bisnis.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tahun 2004, pengertian
laporan arus kas adalah Memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari
suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas operasi (operating cash flow) merupakan bagian dari laporan arus kas. Hanafi
dan Halim (2003) dalam Meidiavi (2010) mengungkapkan bahwa: Kas yang meliputi semua
transaksi dan kejadian lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini
termasuk transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang, atau penyerahan
jasa. Selanjutnya arus kas operasi menurut Kieso (2007) adalah Kas yang disediakan oleh
aktivitas operasi adalah kelebihan penerimaan kas atas pengeluaran kas dari aktivitas operasi,
yang ditentukan dengan mengonversi laba bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas.
Arus kas operasi Sondhi dkk (1987) dalam Livnat dan Zarowin (1990) biasanya
didefinisikan sebagai arus kas masuk atau kas yang di terima dari: pelanggan, piutang bunga,
dana yang dikembalikan oleh pemasok sedangkan arus kas keluar atau kas yang dibayarkan
untuk pembelian barang untuk dijual kembali, kewajiban bunga, pajak penghasilan, gaji dan
upah.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Menutut Horne (2005) arus kas investasi adalah arus kas yang menunjukkan dampak
pembelian dan penjualan aktiva tetap serta sekuritas utang atau entitas lainnya. Pengungkapan
terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah : (PSAK 2004 No.
2, paragraf 15) Pembayaran uang untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva
jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri, Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak
berwujud dan aktiva jangka panjang lain, Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan
lain, Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang
dilakukan oleh lembaga keuangan), Pembayaran sehubungan dengan future contracts, forward
contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk
tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Menurut Horne (2005) arus kas pendanaan adalah arus kas yang menunjukkan dampak
semua transaksi kas dengan para pemegang saham dan transaksi pinjaman serta pembayaran
kembali dengan pihak pemberi pinjaman. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah : (PSAK 2004 No. 2, paragraf 16) Penerimaan kas dari emisi saham
atau instrumen modal lainnya, pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menebus
saham perusahaan, penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman wesel, hipotik dan pinjaman
lainnya, pelunasan pinjaman, pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee).
Rasio Profitabilitas (profitability ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang memberikan ukuran tingkat efektifitas. Rasio
ini bermanfaat untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Efisiensi disini bisa juga
dikaitkan dengan penjualan (Fahmi, 2011).
Return on investment (ROI) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
laba perusahaan. Menurut Ang (1997), ROI merupakan rasio terpenting diantara rasio
profitabilitas lain jika digunakan untuk memprediksi return saham. ROI merupakan rasio antara
laba sesudah pajak atau net income after tax terhadap total assets. ROI yang semakin tinggi akan
meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham relatif meningkat, demikian pula return
saham akan meningkat. Dengan meningkatnya ROI maka kinerja saham ditinjau dari sisi
profitabilitas semakin baik. Dengan meningkatnya ROI maka akan menambah daya tarik
investor untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan
akan meningkat.
Dengan demikian ROI diharapkan berhubungan positif terhadap return saham. Hal ini
dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Pujiastuti (1999) yang menunjukkan bahwa ROI
signifikan positif terhadap return saham. Penelitian tersebut kontradiktif terhadap penelitian
yang dilakukan Kusumo (1998) yang mengatakan bahwa ROI tidak signifikan terhadap return
saham.
Return Saham
Return saham menurutvTandelilin (2010) dalam Fahmi (2011) adalah salah satu faktor
yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sedangkan return saham menurut Samsul
(2006) adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi.
Menghitung return total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain/loss
yang diperoleh dari suatu investasi. Sumber-sumber return investasi menurut Eduardus
Tandelilin (2010) dalam Fahmi (2011) terdiri dari dua komponen utama yaitu: Yield, merupakan
komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik
dari suatu investasi, dan capital gain (loss), merupakan komponen kedua dari return sebagai
kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka
panjang), yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor.
Hubungan Arus Kas terhadap return saham
Laporan arus kas dikatakan mempunyai kandungan informasi apabila dengan
dipublikasikannya laporan keuangan akan menyebabkan para investor bereaksi untuk melakukan
penjualan atau pembelian saham. Selanjutnya, reaksi ini akan tercermin dalam perubahan return
saham.
Menurut Tandelilin (2010) dalam Fahmi (2011)
menyatakan bahwa arus kas
berpengaruh terhadap return saham adalah sebagai berikut : Arus kas merupakan informasi bagi
investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.
Sedangkan menurut Triyono (2000) menyebutkan : Hubungan kandungan informasi arus kas,
komponen arus kas dengan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen
aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti yang disyaratkan No.2 mempunyai
pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham.
Mengenai arus kas operasi, Simamora (2000) dalam Fahmi (2011) mengungkapkan
bahwa: Para kreditor dan pemegang saham akan ragu-ragu untuk membenamkan modalnya ke
dalam sebuah perusahaan yang tidak menghasilkan kas yang mencukupi dari aktivitas-aktivitas
operasinya untuk memastikan pembayaran yang tepat waktu dari kewajiban yang jatuh tempo,
bunga, dan dividen.
Arus kas investasi, Miller dan Rock (1985) dalam Livnat dan Zarowin (1990)
menyatakan, ketidakrelevanan arus kas investasi dengan return. Umumnya peningkatan arus kas
investasi meningkat atau positif dikarenakan tingkat return yang tinggi diharapkan dari
pengumuman investasi. Namun, investor harus mengantisipasi investasi modalnya karena
mungkin tidak ada hubungan antara return dan investasi. Leland dan Pyle (1977) dalam Livnat
dan Zarowin (1990) menyatakan bahwa peningkatan proporsi kepemilikan melalui investasi
saham minoritas akan berdampak positif terhadap return tetapi peningkatan saham perusahaan
tidak dibarengi dengan implikasi positif dari arus kas.
Arus kas pendanaan, Miller dan Modigliani (1961) dalam Livnat dan Zarowin (1990)
menyatakan bahwa komponen arus kas pendanaan tidak harus memberikan kontribusi untuk
asosiasi arus kas yang tak terduga terhadap return. Ada kebijakan dividen perusahaan yang
mengatur pembiayaan penerbitan utang, saham biasa dan preferen. Miller dan Rock (1985)
dalam Livnat dan Zarowin (1990) menjelaskan bahwa arus kas pendanaan dari efek signaling
dan disaggregate dengan return karena menjelaskan penerbitan utang yang mempengaruhi harga
saham, saham biasa, saham preferen, dan dividen sehingga tidak ada keterkaitannya dengan
return.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Informasi nilai arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas secara internal untuk melakukan pembayaran
atas kewajibannnya sehingga akan mempengaruhi minat pemegang saham untuk menanamkan
modalnya sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham yang diterbitkan
suatu perusahaan.
Hubungan return on investment (ROI) dengan return saham
Ang (1997) return on investment merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas
yang ada untuk memprediksi return saham, semakin tinggi ROI, semakin tinggi pula return
saham. Nilai ROI yang semakin tinggi menunjukkan suatu perusahaan semakin efisien dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan dan return
meningkat (Brigham 2001 dalam Triyono 2000).
Berdasarkan berbagai penelitian yang mendahului dan teori - teori yang mendukung
penelitian ini, maka rumusan hipotesis alternatif adalah sebagai berikut:
H1
: Laporan arus rus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
H2
: Laporan arus rus kas investasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
H3
: Laporan arus rus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham.
H2
: Return on investment (ROI) positif dan signifikan terhadap return saham.
H3
: Laporan arus kas dan return on investment (ROI) secara simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham.
Metodologi Penelitan
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang bertujuan untuk menganalisis
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah arus kas (X1) dengan indikator arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan
dan return on investment (ROI) (X2) sebagai variabel independen, serta return saham (Y) sebagai
variabel dependen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar berdasarkan saham dan obligasi dengan menggunakan
periode tahun penelitian terbaru yaitu dari tahun 2007 sampai 2011, yaitu sebanyak 10
perusahaan. Penentuan sampel didapat 5 perusahaan dari populasi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data
sekunder dari Indonesian Stock Exchange (IDX) per triwulan antara tahun 2007 sampai 2011
yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dan di download dari www.idx.co.id. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah panel data. Metode analisis yang digunakan untuk meguji
hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, dimana uji hipotesis secara
parsial dengan menggunakan uji t dan uji hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F
dan pengujian asumsi klasik yang didalamnya termasuk pengujian normalitas, multikolinearitas,
heterokedasitas, dan autokorelasi. Persamaan yang digunakan untuk pengujian hipotesa adalah :
=
+
+
+
+
+
Dimana,
= Return saham perusahaan i pada periode t
= Koefisien konstanta
= Koefisien regresi variable independent
= Perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan pada periode t
= Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan pada periode t.
= Perubahan arus kas dari aktivitas investasi perusahaan pada periode t
= Perubahan ROI pada periode t
= error
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat
kepercayaan (convident interval) 95% atau significant level (α) sama dengan 5%.
HASIL
Uji F hipotesa penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan return on investment (ROI)
secara simultan terhadap return saham berdasarkan pengujian analisa regresi terhadap sampel
penelitian terbukti. Hal ini terlihat dari nilai FHitung > FTabel serta nilai signifikansi 0,001 < 0,05.
Artinya H0 diterima (berpengaruh secara simultan terhadap return saham).
Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa hubungan antar variabel independen
terhadap variabel dependen tidak terlampau kuat. Pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen hanya sebesar 26%. Hal ini berarti bahwa variabel lain yang tidak dimasukkan
ke dalam model memberikan pengaruh yang jauh lebih besar yakni sekitar 74%.
Uji t hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara parsial terhadap return saham, kesimpulannya secara parsial adalah sebagai
berikut : (1) Variabel laporan arus kas operasi berpengaruh positif secara signifikan terlihat dari
nilai thitung > ttabel serta tingkat signifikansi 0.002 < 0.05. Koefisien sebesar 0.273 memberikan
pengertian bahwa perubahan arus kas operasi sebesar 1% dapat memberikan pengaruh sebesar
0.273% terhadap return saham sehingga Hipotesis 1 diterima.dan (2) Variabel Return on
Investment terbukti secara signifikan memberikan pengaruh positif terhadap return saham. Hal
ini terbukti dari nilai t hitung > ttabel serta tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 yaitu
sebesar 0.001. Koefisien regresi sebesar 0.099 memberikan pengertian bahwa perubahan Return
on Investment sebanyak 1% akan memberikan dampak sebesar 0.099% dengan arah yang sama
sehingga hipotesis 4 diterima.
Uji t hipotesa yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara parsial terhadap return saham, kesimpulannya sebagai berikut : (1) Variabel
arus kas investasi terbukti tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena t hitung < ttabel serta
tingkat signifikansi 0.192 > 0.05 sehingga hipotesis 2 diterima. (2) Variabel arus kas pendanaan
terbukti tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena t hitung < ttabel serta tingkat signifikansi
0.262 > 0.05 sehingga hipotesis 3 diterima.
PEMBAHASAN
Pengujian yang dilakukan diatas terhadap model menunjukkan bahwa model yang
diajukan secara signifikan membuktikan adanya pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi,
arus kas pendanaan, dan return on investment secara bersama terhadap return saham. Pengaruh
ini tidak terlampau besar jika ditinjau dari koefisien determinasi yang hanya berada di sekitar
26%. Hasil penelitian ini sejalan dengan berbagai penelitian di pasar modal sebelumnya bahwa
hubungan yang kuat antara informasi akuntansi dengan harga saham tidak secara kuat dan nyata.
Hasil yang diperoleh sering tidak konsisten sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan yang jelas.
Analisa terhadap variabel independen secara parsial menunjukkan bahwa terdapat dua
variabel yang memberikan pengaruh secara signifikan yaitu variabel arus kas operasi dengan
return on investment. Arus kas operasi memberikan pengaruh positif terhadap return saham
secara signifikan. Lebih terperinci, arus kas operasi memberikan pengaruh sebesar 0.273%
terhadap return saham. Hal ini berarti kenaikan arus kas operasi sevesar 1% akan mengakibatkan
kenaikan return saham sebesar 0.273%. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Sinaga dan
Pamudji (2008) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh terhadap
return saham.
Arus kas investasi yang merupakan gambaran dari kegiatan investasi, dimana jika arus
kas ini negatif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih banyak membuat investasi baru
dibandingkan menarik investasi lama. Jika arus kas ini negatif secara teoritis memberikan
indikasi yang baik karena akan menghasilkan return di masa mendatang sehingga harga
sahamnya seharusnya mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian atas
sampel penelitian ini tidak mendukung kajian teoritis tersebut dimana thitung lebih kecil dari
ttabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0.05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
hubungan yang kuat antara arus kas investasi terhadap return saham.
Hasil yang sama diperoleh untuk variabel arus kas pendanaan. Arus kas pendanaan yang
merupakan gambaran pengembalian kewajiban, pembayaran bunga, pembelian saham kembali,
dan pembayaran dividen. Arus kas defisit mengindikasikan bahwa perusahaan melunasi
kewajiban maupun mengurangi luas kepemilikan. Hal ini memberikan hal yang baik bagi
investor karena akan meningkatkan return terhadap saham mereka di masa mendatang.
Ekspektasi return ini akan mengakibatkan kenaikan harga. Hasil penelitian terhadap sampel
dalam penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan kajian teori tersebut dimana thitung < dari ttabel
dan tingkat singifikansinya lebih besar dari α = 0.05.
Analisa terhadap variabel return on investment secara parsial memberikan hasil t hitung >
ttabel dengan tingkat signifikansi 0.001 sehingga dihasilkan kesimpulan yang mendukung teori
bahwa return on investment merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada
untuk memprediksi return saham, semakin tinggi ROI, semakin tinggi pula return saham yang
diperoleh dimana nilai ROI yang semakin tinggi menunjukkan suatu perusahaan semakin efisien
dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan dan return
meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil pengujian data secara simultan dengan menggunakan semua variabel independen
yaitu Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Return on Investment
menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut secara simultan memberikan pengaruh terhadap
tingkat return saham. Hasil pengujian secara parsial variabel independen yaitu Arus Kas Operasi
dan Return on Investment berpengaruh secara positif terhadap return saham. Sedangkan arus kas
investasi dan pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada investor dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam berinvestasi pada saham di BEI bahwa disamping memperhatikan informasi komponen
arus kas dan ROI yang mempengaruhi return saham sebesar 26%, juga harus memperhatikan
informasi-informasi lain yang dikeluarkan oleh perusahaan yang lebih berpengaruh 74%.
Disamping itu investor juga harus mempertimbangkan faktor lain diluar kebijakan perusahaan
seperti kondisi pasar yang terjadi serta faktor-faktor eksternal yang lain karena hal ini secara
tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh didalam melakukan investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. (1997), Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft. Indonesia.
Fahmi, Irham. (2011), Analisis Kinerja Keuangan. CV. Alfabeta. Bandung
FASB Statement of Concepts No. 95 tahun 1987.
Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M. (2005), Fundamentals of Financial Manajemen.
Edisi Keduabelas. Salemba Empat. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004), PSAK No.2. Standar Akuntansi Keuangan. Per 1 Januari.
International Accounting Standard Committee (IASC).
Kieso, et al., (2007), Financial Statement. p. 1320. ISBN 0-471-74955-9.
Kusumo, Andreas Fery. (2005), Analisis pengaruh ROA, PER, QAI dan DER terhadap return
saham perusahaan manufaktur di BEJ, Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro.
Semarang.
Livnat, Joshua dan Paul Zarowin. (1990), The incremental information content of cash-flow
component, Journal of accounting and economics 13. 25-46. North-Holland.
Meidiavi, Asa Senita. (2010), Analisis hubungan laba akuntansi dan komponen arus kas dengan
return saham perusahaan di BEI. Jurnal Akuntansi Universitas Airlangga.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 Tahun 2004 dan revisi (2009).
Pujiastuti, Subekti. (2006), Analisis pengaruh factor-faktor fundamental, EVA terhadap return
saham perusahaan manufaktur di BEJ. Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro.
Semarang.
Rosdiana. (2008), Pengaruh komponen arus kas dan EPS terhadap return saham perusahaan di
BEI. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Sumatera Utara.
Statment of Financial Accounting Concept (SFAC).
Download