BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan disiplin ilmu yang universal yang terus berkembang sejak dahulu, baik secara materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu matematika itu saling berkaitan dengan ilmu lainya. Matematika merupakan suatu perhitungan angka-angka yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Matematika disebut ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umumnya. Kebenaran generalisasi matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. (Ibrahim dan Suparni, 2012: 2). Matematika merupakan bahasa simbol yang; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif yaitu ilmu yang membahas tentang pola keteraturan dan struktur yang teratur mulai dari dari unsur yang tidak didefinisikan sampai ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau ke postulat dan akhirnya ke dalil. Dalam hal ini berarti matematika mempelajari segala sesuatu yang punya pola yang teratur dan tersruktur Ruseffendi (dalam Heruman 2007: 1). Dalam pelajaran matematika terdapat banyak manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari yang konkrit sampai yang abstrak. Karena matematika digunakan manusia setiap saat terutama hal yang berkaitan dengan hitungan. kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam pembelajajaran matematika tingkat SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara menyelesaikan secara informasi dalam pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah 1 2 mengetahui sebelumnya, bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan suatu hal yang baru (Heruman, 2007; 4) Hasil observasi yang telah dilakukan di SDN Kumpulrejo 03 masih banyak belum mencapai KKM ≤ 62 yang telah ditentukan sekolah khususnya dalam pembelajaran matematika. Dapat dilihat dari suasana pembelajaran yang dilakukan siswa di kelas. Siswa masih belum berani menyampaikan hasil yang didapat, siswa masih belum berani untuk menyampaikan pendapatnya, siswa masih belum memahami pembelajaran saat guru kelas memberikan soal, dan kurangnya siswa dalam bertukar pendapat dalam kelas. Dilihat dari ulangan harian yang dilakukan siswa SDN Kumpulrejo 03 dari 17 jumlah siswa hanya 5 (29%) yang memenuhi KKM dan 12 (71%) siswa masih dibawah KKM. Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Kumpulrejo 03 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 Nilai Ketuntasan (75) Frekuensi Persentase Keterangan ≥ 62 5 29,41% Tuntas < 62 12 70,59% Belum tuntas Jumlah 17 100% Dari tabel diatas hasil belajar siswa hanya 5 (29,41%) anak yang memenuhi nilai KKM ≤ 62. Sedangkan 12 (70,59) anak masih belum tuntas atau masih dibawah target KKM ≤ 62. Sebuah metode investgasi kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh dari premis baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Group Investigasi tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembeajaran di dalam kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif diantara sesama teman kelas akan mencapai 3 hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, dimana pertukaran di antara teman sekela dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Aspek rasa sosial dari kelompok, pertukaran intelektualnya, dan maksud dari objek yang berkaitan dengannya dapat bertindak sebagai sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha para siswa untuk belajar.(Robert E. Shalvin, 2005) Group investigation (kelompok Investigasi) yang dikembangkan oleh shlomo dan yael sharan di universitas tel Aviv, merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umumnya dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperlatf, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif (Sharan.S 2012). Dalam metode ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiriri dari 2 atau enam orang kelompok. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang diperukan untuk mepersiapkan laporan kelompok. Lalu kelompok melakukan mempersentasikan atau menampilkan penemuan mereka di hadapan seluruh kelas. (Robert E. Shalvin, 2005) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran Matematika, diantaranya adalah: 1) Penggunaan model pembelajaran yang berlangsung masih bersifat konvensional, mengakibatkan siswa merasa jenuh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. 2) Pengukuran hasil persentasi motivasi belajar pada kategori baik belum mencapai KKM ≤ 62. Untuk mengatasi permasalah yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri Kmpulrejo 03, penulis berkeinginan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Seperti yang dipaparkan Sharan,dkk (1994) dalam AlTabany, (2014:128-129), bahwa langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) meliputi enam fase yaitu, 4 memilih topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, persentasi hasil final dan evaluasi. Hal yang dilakukan peneliti adalah melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 03Semester II Tahun 2015/2016“. 1.3 Rumus Masalah Berdasarkan latar belakan di atas, maka permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: a. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigastion (GI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 03. b. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperaif tipe Group Invesigastion (GI) dapat mmeningkatkan hasil belajar matematika bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 03. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika bangun rung sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigastion (GI) pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 03. b. Untuk penerapan model pembelajaran kooperaif tipe Group Invesigastion (GI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika bangun ruang sederhana siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 03. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan diatas peneliti diharapkan dapat bermanfaat untuk sebagian pihak antara lain: 5 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah sebagai bahan kajian dari teori yang telah ada dan dapat menambah pengetahuan baru tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1. Siswa dapat saling bekerja sama dalam kelompok dengan baik 2. Siswa dapat saling berbagi ilmu 3. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan secara bersama-sama b. Bagi guru 1. Agar dapat menambah wawasan guru dalam melakukan tindakan kelas 2. Agar guru dapat membiasakan siswa melakukan kerjasama dalam kelompok c. Bagi sekolah Supaya dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan hasil siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. d. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman bagaimana pembelajaran melalui penerapan modelpembelajaran group investigation pada materi pokok bangun ruang.