STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KEFIR TEH DAUN SIRSAK

advertisement
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KEFIR TEH DAUN SIRSAK (Annona Muricata
linn.) DARI BERBAGAI MERK TEH DAUN SIRSAK DIPASARAN
Study Antibacteria Activity of Kefir Soursop Leaf Tea from Various Brands of
Soursop Leaf Tea in the Market
Muhammad Muizuddin1*, Elok Zubaidah1
1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antibakteri,
sifat fisik, kimia, mikrobiologis, dan organoleptik kefir teh daun sirsak yang terbuat dari
berbagai macam merk teh daun sirsak yang beredar dipasaran. Metode penelitian dilakukan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang melibatkan 1 faktor. Faktor yang
digunakan adalah jenis teh daun sirsak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan
Kefir yaitu: M1 = Teh daun sirsak merk Swarna, M2 = Teh daun sirsak merk Sirsakti, M3 =
Teh daun sirsak merk Laurico, M4 = Teh daun sirsak merk KeretaUap, M5 = Teh daun sirsak
merk Tiga daun, M6 = Teh daun sirsak merk Herbasari. Dilakukan 3 kali ulangan, sehingga
diperoleh 18 satuan percobaan. Penggunaan merk teh kereta uap merupakan perlakuan
terbaik dengan karakteristik pH 4.54, total asam 0.10% total gula 6.80%, total bakteri asam
laktat 6.89x1010, aktivitas antibakteri terhadap S.aureus 3.67 mm, aktivitas antibakteri
terhadap E.coli 4.33 mm, warna (L) 54.00, warna (a+) 4.60, warna (b+) 22.60, uji
organoleptik terhadap aroma 2.79 (tidak suka) dan warna 3.25 (suka).
Kata kunci: Antibakteri, Kefir, Teh Daun Sirsak
ABSTRACT
The research is aimed to determine and compare the antibacterial activity, physical,
chemical,microbiological and organoleptic kefir soursop leaf tea made from various kinds of
soursopleaf tea brands in the market. The research method was conducted using a
randomized block design(RBD) which single factor. Factor used is the type of soursop leaf
tea is as a raw material for making Kefir are: M1=soursopleaf tea brand Swarna,
M2=soursop leaf tea brand Sirsakti, M3=soursop leaf tea brand Laurico, M4=soursop leaf
tea brands Kereta Uap, M5=soursop leaf tea brands Tiga daun, M6=soursop leaf tea brand
Herbasari. Performed 3 replication, thus obtained 18 experimental units. The use of tea
brands kereta uap is the best treatment to the characteristics of pH 4.54, total acid 0.10%,
6.80% total sugars, total lactic acid bacteria 6.89x1010, antibacterial activity against S.
Aureus 3.67mm, antibacterial activity against E.coli 4.33mm, color (L) 54.00, color (a +)
4.60, the color (b +) 22.60, organoleptic test 2.79 aroma (not like) and color 3.25 (like ).
Keywords: Antibacterial, Kefir, Soursop Leaf Tea
PENDAHULUAN
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu jenis tanaman dari familia
Annonaceae yang telah menyebar di Indonesia dan merupakan bahan obat tradisional yang
memiliki multi khasiat [1]. Penyebaran tanaman sirsak di Indonesia dapat dijumpai di daerah
Jawa Barat, terutama Rajamandala dan Bandung Selatan serta Jawa Tengah di daerah
Karanganyar [2]. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, daun sirsak banyak
1662
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati beberapa penyakit. Masyarakat Indonesia
biasanya menggunakan daun sirsak sebagai obat herbal dengan cara meminum air rebusan
daun sirsak segar [3]. Sehingga dewasa ini, banyak produsen yang memanfaatkan daun
sirsak kering dalam bentuk teh celup, namun bentuk lain seperti kefir teh daun sirsak belum
digunakan masyarakat luas.
Kandungan senyawa dalam teh daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid,
kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk
penyakit kanker, anti mikroba dan anti virus [4]. Selain flavonoid, kandungan kimia teh daun
sirsak yang juga dimanfaatkan sebagai obat adalah tanin. Tanin merupakan senyawa
metabolit sekunder yang sering ditemukan pada tanaman. Tanin merupakan astrigen,
polifenol, berasa pahit, dapat mengikat dan mengendapkan protein serta larut dalam air
(terutama air panas). Umumnya tanin digunakan untuk pengobatan penyakit kulit dan
sebagai antibakteri, tetapi tanin juga banyak diaplikasikan untuk pengobatan diare,
hemostatik (menghentikan pendarahan) dan wasir [5]. Selain itu, kandungan lain dalam teh
daun sirsak adalah adanya senyawa acetogenin. Kandungan senyawa acetoginin dalam teh
daun sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif
secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada
terapi kemo [6].
Water kefir merupakan minuman probiotik yang mengandung bakteri baik bagi tubuh
manusia. Bibit water kefir memiliki butir yang sedikit lebih transparan dan fermentasinya
menggunakan media yang relatif lebih sederhana yaitu air yang ditambahkan gula.Manfaat
dariwater kefir diantaranya adalah adanya bakteri probiotik yang terbukti dapat memperbaiki
proses pencernaan dengan menyediakan mikroflora yang dibutuhkan dan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen di dalam saluran pencernaan [7]. Asam laktat
dalam kefir dapat menghambat pembentukan toksin bakteri pembentuk spora dalam usus.
Perbaikan mikroflora usus dapat dilakukan melalui peningkatan jumlah mikroflora usus
(bakteri asam laktat) yang menguntungkan karena mampu mensintesa vitamin-vitamin dan
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh [8]. Selain itu manfaat kefir juga untuk menjaga
keseimbangan mikro-flora dalam usus, sehingga kesehatan sistem pencernaan kita tetap
terjaga, mempercepat proses penyembuhan, mengatasi sembelit (konstipasi), kembung,
maag, luka/benjolan usus, memperbaiki sirkulasi darah sehingga dapat menurunkan
tekanan darah serta menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan metabolisme tubuh serta
membantu menjaga radikal bebas dalam tubuh.
Penggunaan air teh daun sirsak sebagai media dalam pembuatan kefir belum
dilakukan sampai saat ini. Teh daun sirsak dan kefir masing-masing memiliki sifat
fungsional, teh daun sirsak diklaim sebagai obat herbal yang multi khasiat dan kefir diklaim
sebagai minuman probiotik yang mempunyai banyak manfaat. Sehingga pembuatan kefir
teh daun sirsak akan memberikan nilai fungsional yang lebih tinggi dan menghasilkan
produk dengan karakteristik yang disukai oleh konsumen. Pada produk kefir teh daun sirsak
belum diketahui aktivitas antibakteri, sifat fisik, kimia, mikrobiologis, dan organoleptik dari
berbagai merk teh daun sirsak yang tepat untuk menghasilkan produk kefir yang memiliki
sifat fungsional yang tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian aktivitas antibakteri,
sifat fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik dari berbagai merk teh daun sirsak dalam
pembuatan kefir teh daun sirsak.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 merek teh daun sirsak
yaitu Laurico, Tiga Daun, Herba Sari, Kereta Uap, Sirsakti, dan Swarna yang diperoleh dari
pasaran kota Yogyakarta dan Malang. Air minum merek Aqua, gula pasir merek Gulaku, dan
bibit kefir air yang diperoleh dari water kefir Condongcatur, Yogyakarta. Bahan-bahan kimia
yang digunakan untuk analisis yaitu buffer Ph 4 dan buffer Ph 7, indikator PP, aquades,
NaOH 0,1 N, Anthrone, CaCo3, Pb-asetat, Na-Oksalat, alkohol 70%, MRSA, NA, NB, Isolat
bakteri patogen indikator Staphylococcus aureus dan Eschericia coli yang didapatkan dari
1663
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Malang.
Alat
Alat yang digunakan antara lain wadah kaca, saringan, beaker glass, gelas ukur
(iwaki pyrex), pH meter, termometer air, timbangan digital(Mettler Toledo), vortex, pipet
tetes, pipet ukur, corong, tabung reaksi (iwaki pyrex), cawan petri (iwaki pyrex), bunsen,
micropipet, tip, erlenmeyer (iwaki pyrex), labu ukur (iwaki pyrex), spatula, laminar air
flow,spektrofotometer(Unico UV-2100), color reader(Minolta CR-10), buret statif,
inkubator(Binder/BD53), autoclave(Hirayama), dan kompor.
Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
melibatkan 1 faktor dengan perlakuan 6 merek teh daun sirsak yang beredar dipasaran.
Setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan, sehingga jumlah perlakuan percobaan
keseluruhan adalah 18 satuan percobaan. Data dianalisis dengan menggunakan metode
analisis ragam (Analysis of Variance atau ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT
dengan selang kepercayaan 5%. Penetapan perlakuan terbaik menggunakan metode
indeks efektifitas berdasarkan Zeleny.
Tahapan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan cara membuat teh daun sirsak dari berbagai merk
teh daun sirsak yang beredar dipasaran kemudian dijadikan kefir teh daun sirsak dengan
penambahan starter dan difermentasi yaitu dengan cara : Air 200 ml ditambahkan sukrosa
10% (b/v) kemudian dipanaskan hingga suhu 80o C. Kemudian berbagai macam merek teh
daun sirsak diseduh terlebih dahulu dengan air 200 ml panas yang sudah ditambahkan
sukrosa selama 15 menit. Air seduhan teh daun sirsak kemudian disaring untuk
memisahkan daun dengan air. Kemudian didinginkan sampai suhu ruang (kurang lebih 25o
C). Kemudian larutan teh daun sirsak dimasukkan dalam wadah steril yang terbuat dari kaca
dan ditambahkan bibit kefir 5%. Wadah larutan teh daun sirsak yang telah ditambahkan bibit
kefir ditutup rapat, kemudian difermentasi pada suhu ruang 20-25o C selama 24 jam.
Kemudian dilakukan penyaringan kefir teh daun sirsak untuk memisahkan kefir grains
dengan produk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Total BAL
Hasil pengamatan menunjukkan rerata total bakteri asam laktat kefir teh daun sirsak selama
proses fermentasi berkisar antara 1.93 x 108 cfu/ml hingga 1.24 x 109 cfu/ml pada
pengamatan jam ke-0, sedangkan pengamatan pada jam ke-24 berkisar antara 6.89 x 1010
cfu/ml hingga 1.07 x 1011 cfu/ml. Perubahan total bakteri asam laktat kefir teh daun sirsak
selama proses fermentasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa total bakteri asam laktat terjadi peningkatan selama
proses fermentasi. Peningkatan total bakteri asam laktat selama fermentasi, diduga
disebabkan oleh adanya pemanfaatan gula sederhana dari hidrolisis sukrosa oleh kefir
grains pada kefir yang terdiri dari berbagai jenis macam bakteri dan khamir atau yeast untuk
tumbuh dan menghasilkan metabolit. Selama fermentasi kefir, bakteri asam laktat
memfermentasi gula menjadi asam laktat sedangkan khamir memproduksi etanol melalui
metabolisme gula [9].
1664
Total BAL (cfu/ml)
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
1,00E+11
8,02E+10
6,02E+10
4,02E+10
2,02E+10
1,50E+08
Fermentasi 0 jam
Fermentasi 24 jam
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 1. Grafik Rerata Total BAL Kefir Teh Daun Sirsak dari Berbagai Merk Teh Daun
Sirsak
Total Asam
Hasil pengamatan menunjukkan rerata total asam kefir teh daun sirsak selama
proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar antara 0.04% hingga 0.08% dan
pada pengamatan jam ke-24 berkisar 0.07% hingga 0.10%. Perubahan nilai total asam kefir
teh daun sirsak selama proses fermentasi ditunjukkan pada Gambar 2
.
Total Asam (%)
0,12
0,10
0,08
0,06
0,04
Fermentasi 0 Jam
0,02
Fermentasi 24 Jam
0,00
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 2. GrafikRerata Total Asam Kefir Teh Daun Sirsak dari Berbagai Merk Teh Daun
Sirsak
Gambar 2 menunjukkan terjadi peningkatan total asam pada semua sampel kefir teh
daun sirsak, peningkatan ini terjadi diduga karena sukrosa yang ditambahkan digunakan
sebagai nutrisi untuk menjadi asam laktat oleh mikroba yang terdapat pada kefir grain.
Semakin lama fermentasi, mikroba semakin banyak jumlahnya, sehingga kemampuan
menghasilkan asam laktat semakin tinggi. Pada proses fermentasi sukrosa akan dipecah
menjadi glukosa dan fruktosa oleh khamir. Glukosa akan digunakan khamir dan bakteri
asam laktat untuk membentuk alkohol dan asam laktat. Greenwalt [10] menyatakan bahwa
selama proses fermentasi khamir akan memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
kemudian glukosa akan digunakan oleh khamir untuk metabolisme sel sehingga
menghasilkan etanol dan karbondioksida.
pH
Hasil pengamatan menunjukkan rerata pH kefir teh daun sirsak selama proses
fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar antara 5.92 hingga 6.26 dan pada
1665
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
Derajat Keasaman (pH)
pengamatan jam ke-24 berkisar 3.83 hingga 4.54. Perubahan nilai pH kefir teh daun sirsak
selama proses fermentasi ditunjukkan pada Gambar 3.
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
Fermentasi 0 Jam
Fermentasi 24 Jam
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 3. Grafik Rerata Nilai pH Kefir Teh Daun Sirsak dari Berbagai Merk Teh Daun
Sirsak
Gambar 3 menunjukkan nilai pH semua sampel tersebut mengalami penurunan
selama proses fermentasi. Hal ini diduga disebabkan karena mikroorganisme yang ada
pada biji kefir memanfaatkan sukrosa yang ada untuk menghasilkan asam-asam organik
dan alkohol. Asam-asam organik yang dihasilkan dapat menurunkan nilai pH kefir teh daun
sirsak sedangkan alkohol berfungsi untuk mengkondisikan pH kefir teh daun sirsak agar
tidak terlalu asam sehingga BAL tetap dapat hidup. Semakin banyak sumber gula yang
dapat dimetabolisme maka semakin banyak asam-asam organik yang dihasilkan sehingga
pH juga akan semakin rendah [11].
Total Gula (%)
Total Gula
Hasil pengamatan menunjukkan Rerata total gula kefir teh daun sirsak selama
proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar antara 13.87% hingga 15.57%,
sedangkan pada pengamatan jam ke-24 berkisar antara 6.80% hingga 7.96%. Perubahan
nilai total gula kefir teh daun sirsak yang dibuat dari keenam merk teh daun sirsak selama
proses fermentasi ditunjukkan pada Gambar 4.
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
Fermentasi 0 Jam
Fermentasi 24 Jam
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 4. Grafik Rerata Total Gula Produk Kefir Teh Daun Sirsak dari Berbagai Merk Teh
Daun Sirsak
Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa selama proses fermentasi total gula
semakin menurun. Penurunan total gula yang terjadi pada semua sampel kefir teh daun
sirsak diduga dikarenakan gula yang tersedia dimanfaatkan oleh mikroba dalam kefir grain
sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan dan selanjutnya akan dirombak
menjadi asam, alkohol, dan bentuk metabolit lainnya. Greenwalt [10] menyatakan bahwa
1666
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
selama proses fermentasi khamir akan memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
kemudian glukosa akan digunakan oleh khamir untuk metabolisme sel sehingga
menghasilkan etanol dan karbondioksida. Adanya asam laktat untuk berkembang biak maka
bakteri asam laktat akan merombak gula menjadi sumber karbon dan energi untuk
menghasilkan asam laktat, sehingga terjadi penurunan total gula yang terukur pada produk
akhir fermentasi.
Aktivitas Antibakteri S.aureus
(mm)
Aktivitas antibakteri
Aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
Hasil pengamatan menunjukkan rerata aktivitas antibakteri kefir teh daun sirsak
terhadap Staphylococcus aureus selama proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0
berkisar antara 1.13 mm hingga 2.03 mm, sedangkan pada pengamatan jam ke-24 berkisar
antara 1.90 mm hingga 4.67 mm. Grafik rerata aktivitas antibakteri kefir teh daun sirsak yang
dibuat dari keenam merk teh daun sirsak selama proses fermentasi ditunjukkan pada
Gambar 5.
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
Fermentasi 0 Jam
Fermentasi 24 Jam
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 5. Grafik Rerata Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak terhadap
Staphylococcus aureus
Gambar 5 menunjukkan peningkatan dan adanya aktifitas antibakteri semua sampel
kefir teh daun sirsak terhadap Staphylococcus aureusselama proses fermentasi. Hal ini
diduga disebabkan oleh asam laktat yang merupakan senyawa antibakteri kefir. Asam laktat
adalah hasil fermentasi sukrosa yang ditambahkan untuk pembuatan kefir. Farnworth [12]
menyatakan bahwa komponen antibakteri juga dihasilkan selama fermentasi kefir seperti
asam organik (asam laktat dan asetat), karbondioksida, hidrogen peroksida, etanol, diacetil,
dan peptida (bakteriosin) yang tidak hanya berguna untuk menghambat pertumbuhan
bakteri patogen dan bakteri pembusuk selama pengolahan dan penyimpanan makanan,
tetapi dapat pula digunakan untuk pencegahan beberapa gangguan pencernaan dan infeksi.
Kefir teh daun sirsak juga mengandung tanin, alkaloid, saponin, dan flavonoid yang berasal
dari teh daun sirsak. Tanin, alkaloid, saponin, dan flavonoid juga memiliki sifat antibakteri,
yang akan semakin meningkatkan aktifitas antibakteri kefir teh daun sirsak terhadap
Staphylococcus aureus.
Aktifitas antibakteri terhadap Eschericia coli
Hasil pengamatan menunjukkan rerata aktivitas antibakteri kefir teh daun sirsak
terhadap Eschericia coli selama proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar
antara 1.07 mm hingga 1.80 mm, sedangkan pada pengamatan jam ke-24 berkisar antara
1.73 mm hingga 4.33 mm. Nilai aktivitas antibakteri kefir teh daun sirsak yang dibuat dari
keenam merk teh daun sirsak selama proses fermentasi ditunjukkan pada Gambar 6.
1667
Aktivitas Antibakteri E.coli
(mm)
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
Fermentasi 0 Jam
0,00
Fermentasi 24 Jam
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 6. Grafik Rerata Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak terhadap E.coli
Gambar 6 menunjukkan peningkatan dan adanya aktifitas antibakteri semua sampel
kefir teh daun sirsak terhadap Eschericia coli selama proses fermentasi. Hal ini diduga
disebabkan karena peningkatan total bakteri asam laktat dan total khamir. BAL dan khamir
mampu menghasilkan komponen senyawa-senyawa yang mampu bersifat antibakteri
sebagai hasil metabolitnya dari proses fermentasi. Asam laktat yang dihasilkan oleh BAL
mampu memberikan efek bakterisidal pada pH dibawah 5, khususnya pada bakteri gram
negatif. Asam laktat yang terbentuk dari proses fermentasi dan diiringi dengan rendahnya
pH mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Asam laktat akan menurunkan pH
disaluran pencernaan menjadi pH 3-4 sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri
pembusuk, sedangkan E.coli sendiri membutuhkan pH optimum berkisar 6-7 [13]. Senyawa
antibakteri lain yang terdapat dalam kefir teh daun sirsak adalah tanin, alkaloid, saponin, dan
flavonoid yang berasal dari teh daun sirsak dan masih memiliki fungsi antibakteri terhadap
bakteri Gram negatif, sehingga semakin memperkuat aktifitas antibakteri kefir.
Analisis warna kecerahan (L*)
Hasil pengamatan menunjukkan rerata tingkat kecerahan (L*) kefir teh daun sirsak
selama proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar antara 46.10 hingga 51.60,
sedangkan pada pengamatan jam ke-24 berkisar antara 51.00 hingga 54.80. Perubahan
tingkat kecerahan kefir teh daun sirsak yang dibuat dari keenam merk teh daun sirsak
selama proses fermentasi ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Rerata Nilai Tingkat Kecerahan (L*) Kefir Teh Daun Sirsak
Gambar 7 menunjukkan bahwa tingkat kecerahan (L*) semua sampel kefir teh daun
sirsak yang terbuat dari keenam merk teh daun sirsak yang berbeda meningkat selama
1668
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
proses fermentasi. hal ini diduga karena selama fermentasi berlangsung terjadi penurunan
pH sehingga warna dari kefir teh daun sirsak semakin cerah. Warna seduhan teh
dipengaruhi oleh pH lingkungannya dimana pH <7 maka akan memberikan warna yang lebih
cerah.
Analisis Warna Kemerahan (a+)
Hasil pengamatan menunjukkan rerata tingkat kemerahan (a+) kefir teh daun sirsak
selama proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar antara 4.50 hingga 7.20
sedangkan pada pengamatan jam ke-24 berkisar antara 3.90 hingga 5.70. Perubahan
tingkat kemerahan kefir teh daun sirsak yang dibuat dari keenam merk teh daun sirsak
selama proses fermentasi ditunjukkan pada gambar 8.
Gambar 8. Rerata Grafik Nilai Tingkat Kemerahan (a+)
Gambar 8 menunjukkan bahwa tingkat kemerahan (a+) semua sampel kefir teh daun
sirsak yang terbuat dari keenam merk teh daun sirsak yang berbeda menurun selama
proses fermentasi. Hal ini terjadi diduga karena dengan semakin lamanya waktu fermentasi,
konsentrasi asam kefir akan semakin meningkat sehingga pH kefir akan semakin menurun,
dan warna coklat thearubigin memudar. Thearugibin memberikan warna coklat kemerahan
pada seduhan teh daun sirsak [14].
Analisis Warna Kekuningan (b+)
Hasil pengamatan menunjukkan rerata tingkat kekuningan (b+) kefir teh daun sirsak
selama proses fermentasi pada pengamatan jam ke-0 berkisar antara 13.20 hingga 19.40
sedangkan pada pengamatan jam ke-24 berkisar antara 19.60 hingga 22.70. Perubahan
tingkat kekuningan kefir teh daun sirsak ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik Rerata Nilai Tingkat Kekuningan (b+) Kefir Teh Daun Sirsak
1669
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
Gambar 9 menunjukkan bahwa tingkat kekuningan (b+) semua sampel kefir teh daun
sirsak yang terbuat dari keenam merk teh daun sirsak yang berbeda meningkat selama
proses fermentasi. Hal ini diduga karena penurunan pH kefir teh daun sirsak selama proses
fermentasi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pH kefir teh daun sirsak yang semakin
asam menyebabkan penurunan intensitas warna thearubigin tapi intensitas warna theaflavin
tidak berkurang. Akibatnya meskipun warna coklat-kemerahan teh daun sirsak memudar
tapi warna kuning-keemasannya tidak memudar sehingga yang tampak adalah warna
kekuning-keemasan theaflavin sehingga terjadi peningkatan tingkat kekuningan (b+). Lee et
al. [15] menyatakan bahwa teaflavin stabil pada kondisi asam dan terdegradasi pada kondisi
netral maupun basa.
Tingkat Kesukaan
Aroma Kefir
Analisis Organoleptik
Aroma
Hasil organoleptik menunjukkan rerata nilai kesukaan panelis terhadap aroma kefir
teh daun sirsak berkisar antara 2.00 (Tidak suka) – 2.70 (Tidak suka). Tingkat kesukaan
aroma kefir dapat dilihat pada gambar 10.
3
2
1
0
Swarna
Sirsakti
Laurico
Kereta Uap Tiga Daun Herbasari
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 10. Grafik Rerata Tingkat Kesukaan Aroma Kefir Teh Daun Sirsak
Gambar 10 menunjukkan, yang memperoleh skor paling tinggi adalah Kereta Uap
dengan nilai 2.70 dan skor paling rendah adalah tiga daun dengan nilai 2.25. Panelis
cenderung tidak menyukai aroma kefir teh daun sirsak. Hal ini diduga karena adanya
aktivitas khamir yang tinggi sehingga aroma alkoholnya terlalu menyengat sehingga tidak
disukai oleh panelis. Kefir mempunyai aroma alkohol mirip tape yang disebabkan adanya
aktivitas khamir dalam biji kefir [16].
Warna
Tingkat Kesukaan
Warna kefir
Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa rerata nilai kesukaan panelis terhadap
warna kefir teh daun sirsak berkisar antara 2.65 (Tidak suka) – 3.25 (suka). Tingkat
kesukaan warna kefir dapat dilihat pada gambar 10.
4
3
2
1
0
Swarna
Sirsakti
Laurico
Kereta Uap Tiga Daun Herbasari
Merk Teh Daun Sirsak
Gambar 10. Grafik Rerata Tingkat Kesukaan Warna Kefir Teh Daun Sirsak
1670
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
Gambar 10 menunjukkan, yang memperoleh skor paling tinggi adalah Kereta Uap
dengan nilai 3.25 dan skor paling rendah adalah Swarna dengan nilai 2.65. Hal ini diduga
terjadi karena adanya pemudaran warna selama fermentasi. Pemudaran warna ini
diakibatkan adanya perubahan pH. Dalam teh ada dua komponen pembentuk warna yaitu
teaflavin dan tearugibin [17]. Adanya penurunan pH pada kefir teh, akan menyebabkan
intensitas warna tearugibin menurun, sehingga intensitas warna coklat kemerahan
memudar. Sedangkan teaflavin tidak kehilangan intensitas warnanya, karena stabil dalam
suasana asam. Sehingga pada akhir fermentasi warna kuning keemasan teaflavin akan
semakin tampak jelas dan tingkat kecerahan meningkat.
Perlakuan Terbaik
Pemilihan perlakuan terbaik untuk hasil penelitian ini menggunakan metode multiple
attribute [18]. Kefir teh daun sirsak dengan menggunakan merek Kereta Uap merupakan
perlakuan terbaik yang memiliki parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis meliputi pH 4.54,
total asam 0.10 %, total BAL 6.89 x 1010 , total gula 6.80 %, aktivitas antibakteri terhadap
bakteri S.aureus 3.67 mm, aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli 4.33 mm, analisis
warna tingkat kecerahan (L*) 54.00, tingkat kemerahan (a+) 4.60, tingkat kekuningan (b+)
22.60. Sedangkan parameter organoleptik memiliki kesukaan terhadap aroma 2.79 (tidak
suka), dan warna 3.25 (Suka).
SIMPULAN
Kefir teh daun sirsak dengan penggunaan teh daun sirsak merk kereta uap
merupakan perlakuan terbaik dengan karakteristik pH 4.54, total asam 0.10 %, total BAL
6.89 x 1010 , total gula 6.80 %, aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.aureus 3.67 mm,
aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli 4.33 mm, analisis warna tingkat kecerahan (L*)
54.00, tingkat kemerahan (a+) 4.60, tingkat kekuningan (b+) 22.60. Sedangkan parameter
organoleptik memiliki kesukaan terhadap aroma 2.79 (tidak suka), dan warna 3.25 (Suka).
DAFTAR PUSTAKA
1) Jannah. R.N. 2010. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai
Pestisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama Tanaman Sawi (Brassicajuncea L.).
Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
2) Sunarjono H. 2005. Sirsak dan Srikaya : Budi Daya untuk Menghasilkan Buah Prima.
Penebar Swadaya. Bogor
3) Leny, S. 2006. Bahan Ajar Metode Fitokimia. Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Airlangga. Surabaya
4) Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah Kosasih
Padmawinata. penerbit ITB. Bandung.
5) Subroto, A. dan Saputro, H. 2006. Gempur Penyakit Dengan Sarang Semut. Penebar
Swadaya. Jakarta.
6) Utari,K., Eka, N., Intan S.A, Rafika S., Winda A.K, Agnes S.H. 2013. Kegunaan Daun
sirsak (Annona muricata Linn.) untuk Membunuh Sel Kanker dan Pengganti Kemoterapi.
Jurnal Kesmadaska. STIKES Kusuma Husada. Surakarta.
7) Sari, N.K. 2007. Tren dan Potensi Susu Sapi. Food Review .Maret 2007;32-36. PT.
Media Pangan Indonesia.
8) Komai, M and M. Nanno. 1992. Intestinal Microflora and Longevity in Function of
Fermented Milk: Challenges for the Health Science. Elsiver Science Publisher. England
9) Tamime, A.Y. 2006. Fermented Milks. Blackwell. UK.
10) Greenwalt, C.J, R.A ledford, and K.H. steinkraus. 2006. Determination and
characterization of the antimicrobial activity of the fermented tea kombucha. New York:
Department of food science Cornel University.
1671
Aktivitas Antibakteri Kefir Teh Daun Sirsak – Muizuddin, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1662-1672, September 2015
11) Yusmarini R. dan R. Efendi. 2004. Evaluasi Mutu Soyghurt yang dibuat dengan
Penambahan Beberapa Jenis Gula. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004).
12) Farnworth, E. R. 2005. Kefir-a complex probiotic. Food Research and Development
Centre, Agriculture and Agri-food Canada, St. Hyacinthe, Quebec, Canada J2S 8E3.
Food science & technology bulletin : functional foods 2(1) 1-17.
13) Surono, I. S. 2004. Probiotik, Susu Fermentasi dan Kesehatan. Yayasan Pengusaha
Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (YAPMMI). TRICK. Jakarta
14) Hui,Y.H.1992. Encyclopedia of food science and technology: volume 4. John Wiley &
Sons, Inc. New york.
15) Lee,M.J., J.D. Lambret,S. Prabhu, X.Meng,H.Lu,P. Maliakal, C.T. Ho, and C.S. Yang.
2004. Delivery of tea polyphenols to the oral cavity by greentea leaves and black tea
extract. Cancer epidemology, biomarkers, and prevention 13. Page 132-137.
16) Bahar, B. 2008. Kefir Minuman Susu Fermentasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
17) Varnam, H.A and J.P. Sutherland. 1994. Beverages: Technology, Chemistry, and
Microbiology. Chapman&Hall. New York.
18) Zeleny, C. 1982. Multiple Criteria Decision Making. Mc.Graw-Hill Book Company. New
York.
1672
Download