ijer.web.id 25 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Gerak

advertisement
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Gerak Benda
Melalui Penggunaan Metode Demontrasi Dengan Media Benda Konkret
Karni
SD Negeri 01 Sepanjang Karanganyar
Abstrak : Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
setelah diterapkannya metode demontrasi dengan media benda konkrit kelas I SDN 01 Sepanjang
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Terutama pada materi sistem tata surya. Penelitian ini
dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas I SDN 01 Sepanjang
tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa. Tindakan yang dilakukan
dengan menerapkan diterapkannya metode demontrasi dengan media benda konkrit kelas I dalam
pembelajaran IPA dengan materi gerak benda. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dapat di jelaskan
bahwa: peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus/tes sebelum tindakan, prestasi siswa masih
rendah karena di bawah KKM dengan rata-rata kelas 60,00. Prosentasesiswa yang tuntas KKM hanya
23,08% dan yang tidak tuntas 76,92%. Pada siklus I setelah diterapkan diterapkannya metode
demontrasi dengan media benda konkrit rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 67,69 sudah
mencapai KKM, namun masih ada siswa yg belum tuntas. Ketuntasan belajar masih 53,85 %,
sedangkan siswa yang belum tuntas 46,15%, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata
kelas mencapi nilai 76,15 sudah termasuk keriteria baik. Dan ketuntasan belajar siswa meskipun
belum mencapai persentase ketuntasan 100 % masih terdapat 1 siswa tidak tuntas dengan
prosentase 7,69%, namun ketuntasan mencapai 92,31% melebihi kriteria ketuntasan minimum yaitu
75 %. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa: hasil belajar IPA materi gerak benda dapat ditingkatkan dengan diterapkannya metode
demontrasi dengan media benda konkrit pada siswa kelas I semester 2 SDN 01 Sepanjang
Kata kunci: hasil belajar siswa IPA, metode demontrasi dengan media benda konkrit
Abstract: The class action seeks to: Knowing improving student learning outcomes after the
implementation of the demonstrations with media objects concrete class I SDN 01 Sepanjang the
second half of the academic year 2016/2017. Especially in the material of the solar system. This study
was conducted using classroom action research conducted in the first grade at SDN 01 Sepanjang the
academic year 2016/2017 the number of students by 13 students. Actions taken by applying method
demonstrations with media objects concrete class I in science teaching materials with the motion of
objects. The research was conducted in two phases. Based on the results obtained during the
implementation of the action research, can be explained that: improving student learning outcomes of
prasiklus / test before action, student achievement is still low because under the Ministry of Health with
an average grade of 60.00. Prosentasesiswa complete MOH only 23.08% and 76.92% did not
complete. In the first cycle after the applied method demonstrations with media objects concrete class
average increased to 67.69 has reached the Ministry of Health, but there are still students who have
not completed. Mastery learning is 53.85%, while the students who have not completed 46.15%, then
proceed to the second cycle. In the second cycle the average class value reaching 76.15 includes the
criteria of good. And although learning students have not reached the percentage of completion 100%
there is 1 student did not complete the percentage of 7.69%, but the thoroughness reached 92.31%
above the minimum completeness criteria of 75%. It can be concluded that the alternative hypothesis
is accepted, it can be concluded that the results of the study material science of motion of objects can
be improved by applying methods of demonstrations with media objects in concrete grade I semester
2 SDN 01 sepanjang.
Keywords: science student learning outcomes, method demonstrations with media objects concrete
1.1. PENDAHULUAN
Sekolah merupakan tempat proses belajar
mengajar mempunyai kedudukan yang penting
di dalam pendidikan. Oleh karena itu
pendidikan di sekolah memegang peranan
penting
dalam
rangka
mewujudkan
tercapainya pendidikan nasional secara
optimal. Sesuai dengan Undang-undang No. 2
Pasal 13 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan
bahwa
”pendidikan
dasar
ISSN : 2541-4704
diselenggarakan untuk mengambangkan sikap
dan
kemampuan
serta
memberikan
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
serta
mempersiapkan
untuk
mengikuti
pendidikan menengah dan masyarakat. Upaya
mengembangkan
sikap,
kemampuan,
pengetahuan dari tugas dan tanggungjawab
guna untuk melakasanakan proses belajar
mengajar.”
25
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
Pada proses pembelajaran IPA yang
berlangsung
cenderung guru merupakan
sumber
utama,
cara
mengajar
guru
menggunakan
metode
ceramah
tanpa
melibatkan aktifitas siswa secara langsung
sehingga
menjadikan
sisswa
kurang
memperhatikan
penjelasan
guru.
Pembelajaran berlangsung dengan pemberian
penjelasan materi secara ceramah dengan
diakhiri dengan latihan soal yang ada pada
bahan ajar, sehingga menjadikan siswa
menjadi pasif, kurang dapat mengungkapkan
gagasan, yang dimiliki dan menjadikan hasil
belajar siswa rendah.
Hasil observasi awal menunjukkan
bahwa hasil belajar pada mata pelajaran IPA
masih sangat rendah. Hal ini di nyatakan
dengan rata-rata ulangan siswa yang
mencapai nilai 60,00 jauh dari KKM yang telah
ditentukan yaitu 66 dengan prosentase
kentuntasan hanya mencapai 23,08%. Dan
siswa yang tidak tuntas dengan prosentase
76,92% sehingga nilai ketuntasan klasikan
masih rendah perlu ditingkatkan. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa menuju
peningkatan mutu pendidikan diperlukan
metode pembelajaran yang tepat, menarik dan
efektif
sehingga
dapat
meningkatkan
ketrampilan guru, aktifitas siswa serta hasil
belajar siswa.
Berdasarkan
latar
belakang
diidentifikasi
masalah-masalah
adalah
pembelajaran IPA di kelas I masih
menggunakan metode konvensional dan
berpusat pada guru. Belum terlibatnya siswa
di saat proses pembelajaran secara aktif. Nilai
hasil belajar IPA di SD Negeri 01 Sepanjang
belum memenuhi KKM yaitu 66,00
Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah upaya meningkatkan hasil belajar IPA
materi gerak benda
dengan metode
demontrasi dan media benda konkret pada
siswa kelas I semester 2 SD Negeri 01
Sepanjang
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2016/2017.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas rumusan masalah dalam penelitian
sebagai berikut : “Apakah metode demontrasi
dan media benda konkret dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi gerak benda pada
siswa kelas I semester 2 Sekolah Dasar
Negeri
01
Sepanjang
Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun
Pelajaran 2016/2017 ?”.
Tujuan dalam penelitian ini adalah ”
Melalui metode demontrasi dan media benda
konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi gerak benda pada siswa kelas I
ISSN : 2541-4704
semester 2
Sekolah Dasar Negeri 01
Sepanjang
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2016/2017”.
Manfaat yang diharapkan penelitiian
tindakan kelas ini adalah hasil penelitian ini
dapat memberikan sumbangan saran bagi
pengembang ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dipakai sebagai acuan bagi
penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian
yang berbeda dan jenis penelitian yang
berbeda juga.
2.1. KAJIAN TEORI
Metode demonstrasi
merupakan
metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang
benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu
metode mengajar yang memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Demonstrasi adalah peragaan atau
pertunjukan untuk menampilkan suatu proses
terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007:
2) metode demonstrasi adalah pertunjukan
tentang proses terjadinya suatu peristiwa,
pada sampai penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat dipahami peserta didik
baik secara nyata maupun tiruan. Syaiful,
2008:210
menyatakan
bahw
Metode
demonstrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau benda
sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan
dipahami oleh peserta didik secara nyata atau
tiruannya. Metode demonstrasi adalah salah
satu metode – untuk menunjukan siswa untuk
melihat apa yang dikerjakan. – Jadi
demonstrasi adalah cara mengajar guru
dengan menunjukan atau memperlihatkan
suatu proses sehingga siswa dapat melihat,
menghormati, mendengar, meraba-raba dan
merasakan proses yang dipertunjukan oleh
guru. ( Drs. M. Subana dan Sunarti. 2008 :
110- 112).
Menurut
Muhibbin
Syah
(2000:22).Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan”.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2006:
8) mengemukakan metode demonstrasi
adalah cara pembelajaran dengan meragakan,
mempertunjukkan
atau
memperlihatkan
26
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar
kelas.
Metode demonstrasi adalah suatu cara
mengajar dengan mempertunjukan suatu
benda atau cara kerja sesuatu. Benda itu
berupa benda sebenarnya atau suatu model.
Hal-hal lain yang dapat dipertunjukan adalah
cara menggunakan alat atau serangkaian
percobaan yang terakhir ini dilakukan bila alatalat yang digunakan itu jumlahnya tidak
memadai atau percobaan itu mengandung halhal yang berbahaya atau ada alat yang mudah
pecah. Dalam metode ini antara lain dapat
dikembangkan kemampuan siswa untuk
mengamati,
menggolongkan,
menarik
kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip atau
prosedur dan mengkomunikasikannya kepada
siswa-siswa lain. Demonstrasi dapat dilakukan
oleh guru atau siswa yang sudah dilatih
sebalumnya. (Depdikbud 1994/ 1995 : 50-51).
Media konkret memegang peranan yang
cukup penting dalam proses pembelajaran,
media konkret dapat dan memperlancar dan
memperjelas
penyampaian
materi
pembelajaran,
media
konkret
dapat
menumbuhkan minat peserta didik dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi
pembelajaran dan dunia nyata, agar lebih
efektif peserta didik sebaiknya berinteraksi
langsung dengan media nyata meyakinkan
terjadinya proses informasi.
media konkret adalah media atau benda yang
digunakan pendidik pada saat proses belajar
mengajar di kelas yang dapat dilihat secara
langsung dan nyata oleh peserta didik. media
konkret juga ini berasal dari benda-benda yang
mudah didapatkan dan mudah digunakan
sehingga membantu memudahkan peserta
didik memahami suatu pelajaran yang
disampaikan pendidik, karena itu media
konkret sangat berperan dalam proses belajar
mengajar.
2.2. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri
01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar.
Penelitian
ini
dilakukan dari bulan Januari sampai dengan
bulan Maret tahun 2017.
Subjek dalam penelitian ini diambil
dari seluruh siswa kelas I Semter 2 SD Negeri
01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 13 siswa.
Sedangkan objek penelitian ini adalah
penggunaan metode demontrasi dan media
benda konkret untuk meningkatkan hasil
belajar IPA materi gerak benda.
ISSN : 2541-4704
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian
ini berupa data tentang hasil belajar IPA yaitu
hasil ulangan dan tes dalam materi gerak
benda pada mata pelajaran IPA dan data
tentang penggunaan metode demontrasi dan
media benda konkret.
Untuk mengetahui keberhasilan
tindakan
penggunaan metode demontrasi dan media
benda konkret untuk meningkatkan hasil
belajar IPA materi gerak benda pada siswa
kelas I semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017,
peneliti
perlu
merumuskan
indikator
pencapaian yaitu siswa kelas I SD Negeri 01
Sepanjang mempunyai minat dan motivasi
pencapaian pada mata pelajaran IPA. Hasil
belajar sekurang-kurangnya 75% siswa dapat
mencapai nilai 66 atau lebih lebih dari KKM.
Penulis mencari perbandingan antara dua
variabel data kuantitatif dengan menggunakan
teknik penyajian data tabel dan grafik dan
menjelaskannya secara deskriptif.
3.1. HASIL DAN PEMBAHASAN PEELITIAN
Prasiklus
Berdasarkan kondisi awal pada Siswa Kelas I
Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 01
Sepanjang
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran
2016/2017 tentang hasil belajar IPA materi
gerak benda masih sangat memprihatinkan.
Jauh dari kata standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Suatu kenyataan yang tak
dapat dielakkan bahwa proses belajar
mengajar sering timbul berbagai masalah baik
bagi siswa maupun bagi guru. Umumnya anak
usia SD berada pada periode operasional
konkret.
Berdasarkan pengamatan pra siklus siswa
yang tuntas diatas KKM hanya 3 siswa dengan
prosentase 23,08 %, sedangkan sisanya 10
siswa belum tuntas masih dibawah KKM
dengan rentang prosentase 76,92 %. Dengan
rata kelas 60,00 masih jauh dibawah KKM.
Katagori
Rentang Nilai
Sangat Baik
90 – 100
Baik
Cukup
Kurang
Prosentase
0
0,00
76 – 89
0
0,00
66 – 75
3
23,08
> 65
Jumlah
Frekuensi
10
76,92
13
100.00
Siklus I
Berdasarkan pengamatan siklus I siswa yang
tuntas diatas KKM mengalami peningkatan
menjadi 7 siswa dengan prosentase 53,85 %,
27
ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017
sedangkan 6 siswa belum tuntas masih
dibawah KKM dengan rentang prosentase
46,15 %.
Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Prosentase
0
0,00
76 – 89
3
23.08
66 – 75
4
30,77
> 65
6
46,15
13
100.00
Sangat
Baik
90 – 100
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Siklus II
Berdasarkan pengamatan siklus II siswa yang
tuntas diatas KKM mengalami peningkatan
menjadi 12 siswa dengan prosentase 92,31 %,
sedangkan 1 siswa masih dibawah KKM
dengan rentang prosentase 7,69 %.
Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Prosentase
Sangat
Baik
90 – 100
Baik
76 – 89
5
38,46
66 – 75
5
38,46
> 65
1
7,69
13
100.00
Cukup
Kurang
Jumlah
2
15,39
Berdasarkan tes IPA pada pra siklus, siklus I
dan siklus II, diperoleh data sebagai berikut :
a. Pada pra siklus dan siklus I tidak ada siswa
yang memperolah hasil belajar IPA pada
katagori sangat baik (SB), dan pada siklus
II terdapat 2 (dua) siswa.
b. Pada pra siklus tidak ada siswa yang
memperoleh hasil belajar pada katagori
baik (B), pada siklus I terdapat 3(tiga)
siswa dan pada siklus II terdapat 5 (lima)
siswa.
c. Pada pra siklus terdapat 3(tiga) siswa
yang memperoleh hasil belajar pada
katagori cukup (C), pada siklus I terdapat
4(empat) siswa dan pada siklus II terdapat
5(lima) siswa.
d. Pada pra siklus terdapat 10 (sepuluh)
siswa yang memperoleh hasil belajar pada
katagori kurang (K), pada siklus I terdapat
6(enam) siswa dan pada siklus II terdapat
1 (satu) siswa yang memperoleh hasil
belajar pada katagori kurang (K).
e. Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 3(tiga) siswa, pada siklus I
menjadi 7 (tujuh) siswa dan pada siklus II
menjadi 12 (dua belas) siswa.
ISSN : 2541-4704
f.
Ketuntasan klasikal rata-rata pada pra
siklus sebesar 60,00, pada siklus I menjadi
67,69 dan pada siklus II menjadi 76,15.
4.1. SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa
peningkatan hasil belajar dapat dilakukan
melalui Penggunaan metodedemontrasi dalam
belajar IPA materi gerak benda pada Siswa
Kelas I Semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar. Hal ini ditandai hasil perolehan
nilai
rata-rata siswa dalam pembelajaran
Matematika
yang
selalu
mengalami
peningkatan dari sebelum tindakan (pra siklus)
dan setelah tindakan dalam tiap siklusnya.
Hasil
tersebut
adalah,
nilai
rata-rata
Matematika sebelum tindakan adalah 60,00.
Setelah tindakan siklus I nilai rata-rata
matematika adalah 67,69. Dan nilai rata-rata
Matematika siklus II adalah 76,15.
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka
peneliti dapat mengajukan saran-saran
sebagai berikut guru hendaknya lebih inovatif
dalam menerapkan metode-metode dan
strategi yang tepat untuk digunakan dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Guru
harus menggunakan fasilitas, khususnya alat
peraga dan media yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar. Guru
yang belum menerapkan model pembelajaran
dalam
pembelajaran
dapat
mencoba
menerapkan model pembelajaran tersebut
agar hasil belajar siswa meningkat. Bagi
Siswa agar selalu meningkatkan minatnya dan
hasil dalam belajar, sehingga prestasinya
dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aminuddin Rasyad. 2006. Teori Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press
dan Yayasan PEP-Ex 8
[2] Depdikbud.
1995.
Kamus
Besar
bahasaIndonesia. Jakarta : balai Pustaka
[3] Rusminiati.
2007.Pengembangan
Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta
: depdiknas
[4] Sagala, Syaiful 2006.. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta
[5] Subana dan Sunarti. 2008. Strategi Belajar
Mengajar
Bahasa Indonesia,berbagai
pendekatan,metode teknik dan media
pengajaran. Bandung :Pustaka setya
[6] Syah, Muhibbin 2000. Psikologi Belajar.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
28
Download