realisme dan pendidikan

advertisement
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN
REALISME
942013137
David Tuhurima
Eclesia Tehupeiory
942013141
Desi Kusumawati
942013136
BAB I
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
RUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENULISAN
PEMBAHASAN
Istilah realisme berasal dari Bahasa Latin ”realis”
yang berarti ”sungguh-sungguh, nyata benar”.
Realisme adalah filsafat yang menganggap
bahwa terdapat satu dunia eksternal nyata yang
dapat dikenali. Realisme merupakan filsafat yang
memandang realitas secara dualitis. Realisme
berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri
atas dunia fisik dan dunia rohani.
Bentuk Filsafat
Realisme
REALISME RELIGIOUS
Realisme religious menyetujui bahwa kita dapat memahami banyak hukum
moral dengan mengunakan akal, namun secara tegas beranggapan bahwa
hukum-hukum moral tersebut diciptakan oleh Tuhan. Realisme religious
beranggapan bahwa manusia diciptakan memiliki kemampuan untuk
melampaui alam natural, yang pada akhirnya dapat mencapai
nilai supernatural.
REALISME NATURAL ILMIAH
Realisme natural ilmiah mengatakan bahwa manusia adalah organisme
biologis dengan system syaraf yang kompleks dan secara inheren
berpembawaan social (social disposition).
NEO-REALISME & REALISME KRITIS
Realisme kritis didasarkan atas pemikiran Immanuel Kant, menurutnya semua
pengetahuan mulai dari pengalaman, namun tidak berarti semuanya dari
pengalaman. Objek luar dikenal melalui indera, namun pikiran atau rasio, atau
pengertian, mengorganisasikan bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman
tersebut.
REALISME DAN PENDIDIKAN
a
PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
Teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
b
TEORI KORESPONDESI
Teori “korespondensi” tentang kebenaran, yang menyatakan bahwa
kebenaran itu adalah persesuaian terhadap fakta dengan situasi yang
nyata, kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan
mengenai fakta dengan faktanya sendiri, atau antara pikiran dengan
realitas situasi lingkungannya.
IMPLIKASI REALISME BAGI PENDIDIKAN
•
SISWA
 Siswa adalah sosok yang mengalami inferiosasi secara
berlebih sebab ia dipandang sama sekali tidak mengetahui
apapun kecuali apa-apa yang telah pendidikan berikan.
 Dalam hubungannya dengan pengajaran, peranan siswa
adalah penguasaan pengetahuan yang dapat berubah-ubah.
Dalam hubungannya dengan disiplin, tata cara yang baik
sangat penting dalam belajar.
 Peserta didik perlu mempunyai disipilin mental dan moral
untuk setiap tingkat kebajikan. Siswa berperan untuk
menguasai pengetahuan yang diandalkan, siswa harus taat
pada aturan dan disiplin, sebab aturan yang baik sangat
diperlukan untuk belajar. Siswa memperoleh disiplin melalui
ganjaran dan prestasi.
• GURU
Peranan guru yang realis adalah menguasai pengetahuan,
keterampilan teknik-teknik pendidikan dengan kewenangan
untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebankan padanya.
Guru adalah pengelola KBM di dalam kelas (classroom is
teacher centered), guru penentu materi pelajaran, guru harus
menggunakan minat siswa yang berhubungan dengan mata
pelajaran, dan membuat mata pelajaran sebagai sesuatu yang
kongkret untuk dialami siswa
• KURIKULUM
 kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan
yang berguna bagi penyesuaian diri dalam hidup dan
tanggung jawab sosial
 Kurikulum pula berisi unsur-unsur pendidikan liberal atau
pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan
berpikir, dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja
 Kurikulum direncanakan dan diorganisasi oleh guru atau
orang dewasa (society centered).
• Metode Pendidikan
 Semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik
langsung maupun tidak langsung.
 Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap atau
berurutan. Pembiasaan merupakan sebuah metode pokok
yang dipergunakan baik oleh kalangan penganut realism
maupun behaviorisme. Pembiasaan merupakan metode
utama bagi filsuf penganut behaviorisme.
 Metode mengajar yang disarankan bersifat otoriter. Guru
mewajibkan siswa untuk dapat menghafal, menjelaskan, dan
membandingkan faktafakta, menginterprestasi hubunganhubungan, dan mengambil kesimpulan makna-makna baru.
Tujuan: penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial
Kurikulum: komprehensif mencakup semua pengetahuan
yang berguna berisi pengetahuan umum dan
pengetahuan praktis
Metode: Belajar tergantung pada pengalaman baik
langsung atau tidak langsung. Metodenya harus logis
dan psikologis.
Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang
handal dapat dipercaya. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik
Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan,
terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras
menuntut prestasi peserta didik
POTRET REALITAS
PENDIDIKAN DI INDONESIA
GURU :
guru di sekolah kadang mengabaikan sisi
psikologis dalam hubungan antara pendidik dan
peserta didik.
Misalnya, guru SMP dengan tipe mengajar hanya membaca
materi. Sedangkan anak SMP berada pada usia remaja
yang aktif maka gurupun kreatif menggunakan metode
mengajar yang sesuai dengan tingkatan usia mereka
agar menarik. uru harus lebih aktif agar pembelajaran
menyenangkan, tidak monoton dan siswa dapat
memahami materi secara keseluruhan.
SISWA
Siswa seringkali bermasalah dalam hal
disiplindan moral. Siswa-siswa memang
menguasai pengetahuan tapi secara moral
untuk
peningkatan
kebajikan
menurut
pandangan realisme ternyata kurang mendapat
perhatian siswa.
Misalnya, terjadi tawuran antara beberapa siswa
bahkan sekolah sering terjadi di Indonesia.
Dalam pandangan realisme hal ini menunjukan
bahwa siswa tersebut tidak realis karena siswa
yang realis adalah mampu menguasai
pengetahuan, disiplin juga bermoral dan dapat
dipercaya
KURIKULUM
 Kurikulum pada sekolah-sekolah tertentu
kadang tidak mengutamakan pengetahuan
yang berguna untuk penyesuaian diri siswa
dengan lingkungan sosial maupun alam dan
budaya.
Misalnya pada sekolah-sekolah yang berbasis
fundamentalis. Hal tersebut, menurut ajaran
realis
tidaklah
sesuai
karena
tidak
mengembangkan siswa pada arah penyesuaian
diri terhadap lingkungan terutama budaya dan
masyarakat yang majemuk seperti Indonesia.
Dari hal-hal tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa aliran filsafat
realisme sangat bermanfaat dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan
karena pendidikan juga merupakan salah satu aspek dalam kehidupan
manusia. Filsafat realisme yang dipelopori oleh beberapa filsuf dan ahli
terkenal ternyata terbagi atas beberapa bentuk dan berkembang sesuai
zaman. Filsafat realisme juga berjasa dalam dunia pendidikan yang
menelaah realitas kehidupan pendidikan secara luas, karena pada
dasarnya dalam pendidikan menurut pandangan realis ternyata
pemahaman akan psikologi behaviroustik sangat diperlukan dalam dunia
pendidikan. Hal inilah yang dihadapi oleh dunia pendidikan sekarang ini tak
terkecuali Indonesia. Dengan demikian, komponen-komponen dalam dunia
pendidikan yakni, tujuan pendidikan, guru, siswa, kurikulum, metode
pendidikan dan lainnya akan dalam kesatuan yang riil maka pengamatan
dan pengalaman menjadi hal penting demi berlangsungnya proses
pendidikan.
Keluar
17
Download