BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 Tahapan persiapan Untuk membuat perencanaan ini terlebih dahulu melakukan studi pustaka. Yaitu mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang diperlukan. Seperti jenis data yang dikumpulkan, sumber data serta cara memperoleh data yang baik dan lengkap. 3.2 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan ini meliputi data sekunder dan data primer, data skunder berupa literatur, laporan-laporan dari instansi terkait ataupun jurnal dan laporan lainnya yang relevan dengan perencanaan. Sementara itu data primer meliputi. Data jumlah penduduk Kecamatan Tenggarong peta rencana tata ruang wilayah (RTRW), dan data jumlah pemakaian septic tank. data tersebut diperlukan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan benar yang akan digunakan untuk perencanaan IPLT di Kecamatan Tenggarong untuk lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Data Jumlah Penduduk 2004 – 2014 Data Jumlah penduduk yang dibutuhkan untuk perencanaan digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk Kecamatan Tenggarong dan untuk menghitung perkiraan jumlah debit lumpur tinja. Data jumlah penduduk ini berasal dari kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara. b. Buku Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Ada banyak data yang dibutuhkan penulis pada buku ini seperti kondisi fisik dan lingkungan, penggunaan lahan, kondisi kependudukan, dan rencana jaringan pengelolaan air limbah. Data atau buku ini bisa didapat di Dinas 10 Pekerjaan Umum (PU) dan di Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kutai Kartanegara. c. Data Jumlah Pemakaian Tangki Septik (Septic Tank) Data pemakaian septic tank digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah septic tank yang akan dilayani oleh IPLT yang akan direncanakan. Data Jumlah pemakaian septic tank bisa didapat dari Dinas Kesehatan dan dari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara yang bisa didapat di Dinas PU dan Dinas BAPPEDA Kabupaten Kutai Kartanegara. 3.3 Pengolahan Data Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data, akan diolah untuk mendapatkan besaran volume debit lumpur tinja yang selanjutnya digunakan untuk merencanakan dan menentukan dimensi unit pengolahan IPLT dengan tata cara pelaksanaan sistem kolam CT/AL/RE-TC/001/98 yang di modifikasi. 3.4 Analisis Hasil Pengolahan Data Analisa data yang dilakukan adalah menghitung proyeksi jumlah penduduk untuk tahun perencanaan dan untuk mencari nilai kebutuhan pelayanan yang akan dilayani oleh IPLT serta menentukan teknologi yang akan digunakan. Untuk ngetahui proyeksi jumlah penduduk pada tahun perencanaan digunakan beberapa pilihan metode, yaitu: Metode Aritmatik Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek sama dengan kurun waktu perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah: Pn = Po + Ka (Tn – To) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-1) Ka = (Pa – P1) / (T2 – T1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-2) Dimana : Pn = Jumlah Penduduk Tahun ke n; 11 Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar; Tn = Tahun ke n; To = Tahun dasar; Ka = Konstanta aritmatik; P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I; P2 = Jumlah penduduk yang diketahui tahun terakhir; T1 = Tahun ke I yang diketahui; T2 = Tahun ke II yang diketahui; Metode Geometrik Metode ini menanggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan jumlah penduduk. Persamaan yang digunakan adalah: Pn = Po (1 + r) Dimana : n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-3) Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n (Orang) Po = Jumlah penduduk tahun awal (Orang) n = Periode waktu proyeksi r = Rata – rata prosentase pertambahan penduduk per tahun Metode Least Square Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan cara menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat. Persamaan yang digunakan adalah: Ŷ = a + bX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-4) 12 Apabila b sudah dihitung terlebih dahulu . . . . . . . . . . (3-5) a = Yꞌ+ b.Xꞌ 𝑎= ∑y. ∑x 2 − ∑𝑥. ∑𝑦 n. ∑x 2 − (∑𝑥)2 𝑎= ∑y. ∑x 2 − ∑𝑥. ∑𝑦 n. ∑x 2 − (∑𝑥)2 Dimana: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-6) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-7) Ŷ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi; X =Variabel independen; a = Konstanta; b = Koefisien arah regresi linier Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis dengan menghitung standar deviasi atau koefisien korelasi.Rumusnya adalah: ∑(𝑋𝑖 − 𝑋)2 𝑠= 𝑛−1 Untuk n > 20 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-8) ∑(𝑋𝑖 − 𝑋)2 𝑠= 𝑛 Untuk n = 20 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-9) 𝑟= 𝑛 (∑𝑥𝑦) − (∑𝑦)(∑𝑥) 𝑛(∑𝑦 2 ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-10) 𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2 Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometri adalah ln dari jumlah penduduk dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk 13 3.5 Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT Kapasitas IPLT ditentukan dengan menghitung jumlah sarana tangki septik yang berada di daerah pelayanan. Data ini dapat diperoleh dari puskesmaspuskesmas ataupun Dinas kesehatan yang berada di dalam wilayah terkait. Bila data jumlah tangki septik sulit didapat atau diinventarisasi, maka dapat digunakan pendekatan (50-60)% dari jumlah penduduk yang ada di dalam daerah layanan memiliki tangki septik. Selanjutnya, perhitungan kapasitas IPLT juga memerlukan informasi perkiraan jumlah penghuni atau pengguna tangki septik dan periode pengurasan lumpur dari tangki septik. Kapasitas (debit) IPLT selanjutnya dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Debit lumpur tinja = Persentasi pelayanan x jumlah penduduk daerah layanan x laju timbulan lumpur tinja . . . . . . . . . . . . . (3-11) Keterangan: - Debit lumpur tinja dalam liter/hari atau dibagi dengan 1.000 untuk konversi menjadi m3/hari adalah jumlah lumpur yang akan masuk dan diolah di IPLT setiap harinya - Persentasi pelayanan dapat menggunakan pendekatan (50-60)% (Zulfianti, Dkk. 2011). 3.6 Penentuan Unit Yang Akan Digunakan Pada IPLT Penentuan unit yang akan digunakan bertujuan supaya IPLT yang direncanakan sesuai peruntukan pelayananya sehingga IPLT dapat bekerja secara optimal. Sistem pengolahan yang akan dipilih dalam perencanaan IPLT ini haruslah sistem yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi daerah layanan. Pemilihan sistem ini sebaiknya menyesuaikan dengan hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan. Pengolahan lumpur tinja perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu: • Efektif, murah dan sederhana dalam hal konstruksi maupun operasi dan pemeliharaannya 14 • Kapasitas dan efisiensi pengolahan yang sebaik mungkin • Lokasi pembangunan IPLT • Jumlah penduduk yang akan dilayani. (Zulfianti, Dkk. 2011) 3.7 Pembuatan Gambar Pembuatan gambar desain unit bertujuan untuk memberi informasi dari perancang dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan, perakitan. 3.8 Bill of quantity Daftar kuantitas yang dibuat bertujuan untuk memberi informasi seberapa banyak material yang dibutuhkan untuk membuat unit-unit IPLT 15