Memahami Musik

advertisement
Memahami Musik
Pengantar Teori Musik Sebagai Landasan
untuk
Komposisi Musik Barat
oleh
Page1
Ahmad Fahmy Alatas
1
Teruntuk yang tercinta
ibunda dan alamarhum ayahanda
dan semua saudara-saudara ku beserta semua ipar ipar ku
Page1
dan juga para keponakan keponakan ku
2
Daftar Isi
Kata Pengantar
Sepatah kata
Buku I
Pendahuluan
Teori Musik Dasar
Tempo
Birama
Ritme (Rhythm)
Kunci (Clef)
Tanda Ulang & Tanda Baca Lain nya
Jarak Nada (Interval)
Tangga Nada (Scale)
Lingkaran kwin(Circle Fifth)
Modal
Kord
Kord dalam Struktur Tonalitas
Harmoni I
Progresi I – IV – V
Kord Balikan
Ostinato atau Bass Pedal
Modulasi atau perpindahan Kunci
Susunan Kord (Voicing)
Music Polifoni (Polyphoni)
Kontrapunktus atau Counterpoint
Kanon(Canon)
Harmoni II
Page1
Progresi II – V – I – VI
Substitusi Kord atau Kord Pengganti
Progresi II – V – I & Dasar dasar Modulasi
Turn Around
Aughmented & Diminished
Kromatis Progresi dalam Tonalitas
Progresi minor
Kord Lintasan & Pengganti (Passing Chord & Substitution)
Harmoni III – sequence lain nya
Lingkaran atau Circle
3
Cermin atau Mirror Step
Orkestrasi
Dinamik
Susunan Kord (Voicing)
Instrumen Orchestra
Strings
Violin
Viola
Cello
Kontrabass (Contrabass)
String Section
Tiup Kayu (Wood Wind)
Flute
Oboe
Clarinet
Bassoon
Saxophone
Tiup Logam (Brass)
Trumpet
Trombone
French Horn
Tuba
Brass Section
Harpa
Perkusi (Percussion)
Perkusi ber nada (Definite Pitch Percussion)
Perkusi yang tidak bernada (Undefinite Pitch Percussion )
Koor(Choir)
Mempersiapkan Score
Beberapa susunan betuk Orkes di atas panggung
Contoh contoh Score
Page1
Harmoni IV
Pendekatan dengan Modal(Modal Approach)
Politonal & Polimodal (Polytonal & Polymodes)
Ritme (Rhythm)
Poli Ritme (Poly Rhythm)
Birama Ganjil (Odd Meter)
4
Birama yang tak Beraturan (Irregular Rhythm)
Atonal & Musik 12 Nada (Serial Music)
Penutup
Pustaka Kord (Chord Library)
Pustaka Skala (Scale Library)
Daftar Nama & Istilah
Daftar Pustaka
Buku II
Pendahuluan
Komputer
Route (Routing)
Manajemen File (Filling Management)
Sequencer
Cara kerja Sequencer
Sequencer dan Fasilitas-fasilitasnya
Sequencer Set up
MIDI
Page1
MIDI Editing
MIDI untuk Kombo Instrumen
Drums
Bass
Guitar
Piano
5
Perekaman Audio (Audio Recording)
Mixer & FX Channel
Finalize
Rendering
Mixing
Mastering
Synthesizer
Oscillator dan beberapa bentuk Gelombang(Wave) yang dihasilkanny a
ADSR
Sequencer
FX
Master
Contoh dari beberapa Type Synthesizer
Analog Synthesizer
FM Synthesizer
Modular Synthesizer
Ambient Synthesizer
Sampler
Hybrid Syhthesizer
VST Plugins
Musik Electronik
Sejarah & Perkembangannya
Beberapa Gaya dalam Musik Electronik
Pengaruhnya terhadap Pekembangan Musik
Penutup
Daftar Nama & Istilah
Daftar Pustaka
Page1
Sepatah Kata
Mempelajari musik adalah mempelajari aturan bermain, sistem yang
digunakan oleh musik itu dan juga termasuk mempelajari sejarahnya. Berdasar
6
pengamatan dan pengalaman saya tidak ada pemusik yang baik hanya dari meniru
niru musik yang mereka sukai, mereka mengerti semua aturan dan sistem yang
berlaku sekalipun tidak semua pemusik dapat menerangkan dan menjelaskan nya.
Jika kita melihat perkembangan dunia Musik yang terjadi di Indonesia
tak dapat kita lepaskan dari pendidikan Musik yang dimulai dari zaman penjajahan
Belanda, dan kemudian juga informasi satu arah dari musik – musik yang dibawa
oleh orang orang Eropa & Amerika melalui piringan hitam, Film dan media lain nya.
Dan hal itu juga dilanjutkan oleh industri musik dan sekolah sekolah musik lokal
secara
terus memerus. Memang selalu terjadi benturan terus menerus antara budaya lokal
dan budaya asing,
terutama setelah masuknya budaya Pop kedalam industri musik di Indonesia
sekitar tahun 60 an.
Akan tetapi persoalan itu terus mereda dan mencair dikarenakan pemusik2
Indonesia yang pulang dari
pendidikan musik di Eropa, Amerika dan Australia , juga pemusik pemusik luar yang
datang untuk mengajar dan mempelajari musik tradisi di Indonesia dan juga
ditambah dengan pemusik pemusik Tradisi Indonesia yang belajar dan mengajar di
dunia Barat. Apalagi sekarang semakin banyak persinggungan dan kerjasama
antara pemusik pemusik lokal dengan pemusik luar, ditambah lagi dengan
banyaknya pendidikan musik yang cukup bagus, baik dari tingkat kursus sampai
perguruan tinggi.Hanya sangat disayangkan hampir tidak ada buku musik yang
cukup memadai dalam bahasa Indonesia.
Karena itu saya mencoba menyusun buku ini berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman saya . Dan saya juga mencoba untuk melengkapinya dengan
Programming dan pengenalan Musik Electronic, karena pada saat ini kita juga
hamper tidak dapat menghindar dari penggunaan Komputer dalam membuat
musik. Untuk itu juga saya mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya
kepada Kemala Atmojo, Danny Ardiono, Prof. Dieter M a c k & Remi Sylado atas
saran saran dan kritiknya juga kepada Haryo“Yose“Sujoto, Agam Hamzah, mas
Slamet Abdul Sjukur , Adi Dharmawan, Irwan Lubis, Toni Prabowo, Arjuna
Hutagalung, Ricky Nasution dan teman teman yang lain untuk dukungan moral
selama saya menulis buku ini
Jakarta 11 July 2012-07-11
Page1
Ahmad Fahmy Al attas
7
Buku I
Page1
Pendahuluan
Musik adalah produk budaya, sebagai salah satu bagian dari produk budaya
maka musik tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan situasi sosial ,politik dan
sejarah di mana musik itu lahir ,tumbuh dan berkembang. Selain dari itu jika kita
lihat dari sudut pandang tinggi rendah ,keras pelan dan dimensi ruang (jauh
dekatnya) maka musik juga berhubungan erat dengan ilmu Fisika Bunyi &
Matematik . Sedangkan di dalamnya musik mempunyai aturan aturan dan sistim
yang dibangun terus menerus secara turun-temurun dalam kemasan estetika nya
sesuai dengan perilaku dan falsafah bangsa yang melakukannya.
Mempelajari musik menurut fikiran kebanyakan orang di sini adalah berlatih
memainkan instrumen secara baik dan benar .Sedangkan pemahaman masyarakat
umum terhadap musik itu sendiri adalah sesuatu yang menurut mereka enak
didengar ,bahkan ironisnya tidak jarang kebanyakan orang dari golongan yang
sudah berpendidikan tinggi menganggap lyric atau text sebuah lagu juga menjadi
bagian dari musik itu sendiri . Jika kita mau sedikit lebih jujur terhadap diri kita
sendiri, ternyata begitu parahnya pemahaman kita terhadap
sesuatu yang
merupakan
minat kita sendiri, seperti halnya yang terjadi pada musik.
Kecenderungan umum yang hanya mau mendengar musik ‘pasaran’ dan tidak mau
mencoba untuk memahami lebih jauh lagi persoalan itu, adalah kecenderungan
mengerdilkan kemampuan diri kita sendiri dalam berfikir, dan hal itu, akan
mengakibatkan kita cuma bisa menjadi peniru budaya bangsa lain saja .Sementara
itu disisi lain kita akan berhadapan terus menerus dengan bangsa-bangsa lain yang
terusmenerus belajar dan senantiasa meluaskan cakrawala pengetahuannya
melalui sejarah peradabannya sendiri dan sejarah peradaban berbagai bangsa
lainnya .Sebagai contoh bisa kita lihat betapa banyaknya orang orang asing (baik
seniman ataupun bukan) yang belajar kesenian-kesenian tradisional Indonesia ,dan
juga bisa kita lihat ada banyak kelompok gamelan di luar Indonesia yang ada di
seluruh dunia. Selain itu, ada pula banyak buku buku tentang Musik Tradisi &
kesenian Indonesia yang ditulis dalam bahasa asing. Tidakkah betul demikian
adanya?
Sejauh ini, banyak kawan-kawan saya yang datang bukan hanya untuk
belajar ketrampilan bermain Gamelan , namun mereka mempelajari pula budaya
serta falsafah masyarakat Jawa .Contoh lainnya lagi, pernah seorang kawan dari
Italy menceritakan tentang koleganya—yang juga asli Italy dan idak pernah keluar
negeri—ternyata sudah pernah belajar Tabla; hal mana, dapat pula kita lakukan di
Jakarta, yakni di India Culture Center. Bahkan seorang kawan saya, Jerry Thung
(seorang pelukis yang berdomisili di Jakarta) pernah membantu mendiang Pawan
Kumar, seorang guru Tabla dari India, dalam penyusunan buku pelajaran Tabla yang
dibuat di Jakarta. Saya pun pernah membongkar isi perpustakaan di India Culture
Center untuk mengkopi sejumlah buku musik India disana .
8
Page1
Maka muncul satu pertanyaan: Bagaimanakah sikap kita sewaktu
mempelajari budaya asing atau dalam hal ini musik Barat? Sungguhkah kita mau
terus menerus menjadi pecundang dan cukup jadi tukang tiru (fotokopi) saja?
Tidakkah kita perlu, bahkan harus, harus bergerak maju menuju kesetaraan berfikir
dengan bangsa bangsa lainnya ?
Harus diakui, perkembangan Musik Industri di Indonesia dewasa ini cukup
pesat, bias ditengarai dari banyaknya pemain pemain muda yang berbakat dan
trampil memainkan Instrumen musiknya masing masing, akan tetapi,
perkembangan dari segi genre musiknya nyaris tidak bergeser, masih sebatas
selera pasar ataupun hanya meniru group idola mereka dari Barat.
Sepanjang pengamatan penulis, sebenarnya lumayan banyak pemusik yang
cukup memahami Teori Musik berkat buku-buku pelajaran Instrumen, di antaranya,
buku pelajaran Guitar ,Bass ,Keyboard ,Piano, ataupun buku mengenai Jazz
Improvisation dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga sebagian pemain String
,Brass ,Wood Wind dan lainnya yang sempat mengenyam pendidikan di perguruan
tinggi Musik, seperti ISI (Jogjakarta),UPI (Bandung)IKJ & UPH (Jakarta), selain juga
pemusik yang pernah belajar di luar negeri, mereka semua, sudah barang tentu
pernah menimba pengetahuan dari buku, kendatipun buku-buku tersebut berbahasa
asing .
Di sisi lain, semakin banyak pemuda Indonesia yang antusias mempelajari
musik dan bercita cita menjadi pemusik yang berkualitas, namun mereka masih
memiliki keterbatasan dalam berbahasa asing , sedangkan di negeri ini tidaklah
mudah mendapatkan buku musik berbahasa Indonesia yang cukup bagus. Oleh
karena itulah, penulis berusaha menyelesaikan buku sederhana ini, dengan maksud,
menolong para musisi pemula untuk bisa lebih mudah mempelajari ilmu musik di
seantero wilayah Republik Indonesia.
Sejujurnya, dengan membaca buku inipun, sidang pembaca belumlah
mendapatkan seluruh pengetahuan mengenai musik, atau dengan kata lain,
keberadaan buku ini tidak akan pernah cukup untuk mecetak komposer-komposer
baru, namun demikian, kiranya cukuplah buku ini sebagai salahsatu pembuka
cakrawala pengetahuan tentang musik itu sendiri, sebelum kita melangkah lebih
jauh lagi .
Suka atau tidak suka, pengetahuan apapun seyogyanya dipelajari mulai dari tahap
yang paling awal, kemudian setelah tahap awal itu bisa difahami, barulah kita
memasuki tahap berikutnya secara berkelanjutan. Namun demikian, adakalanya
‘pelajar’ mencoba memilih topik yang mereka sukai saja, padahal, perilaku itu
hanya akan membakukan cara berfikir yang instant dan tidak matang .
Hal terpenting yang harus kita sadari adalah kenyataan bahwa hanya ada satu cara
untuk mencapai kematangan berfikir, yakni dengan mempelajarinya secara
berurutan dan melengkapinya dengan sesuatu yang berhubungan dengan bidang
yang kita pelajari. Tidak ada bedanya sewaktu mempelajari musik
Polyphony(Banyak Melodi), orang harus memulainya dengan mengumpulkan musik
serta score dari beberapa komposer Eropa yang hidup pada zaman Baroque, seperti
J.S.Bach ,Handel, dan lain sebagainya, di samping itu, perlu juga melengkapi diri
dengan mempelajarI beberapa buku tentang Counterpoint dalam bahasa apapun
yang kita bisa , bahkan lebih dari itu, masih perlu dilengkapi pula dengan rekaman
musik maupun score dari para komposer generasi berikutnya hingga yang
sekarang.
Kiranya sudilah sidang pembaca memaklumi bahwa penulis—dengan segala
keterbatasan yang ada—telah berupaya menyusun buku ini sesuai dengan urutan
9
yang sepatutnya, mulai dari awal hingga ke level (tingkat ) berikutnya. Adapun
contoh contoh musik dari beberapa komposer yang tadi telah disebutkan namanya,
dapat dengar & copy melalui Internet (You Tube) .
Teori Musik Dasar
Page1
Musik adalah salah satu produk kebudayaan,baik musik yang tercipta dari
sistem komunal seperti Musik Tradisi maupun musik yang diciptakan oleh
perorangan seperti Musik Classic
,Jazz,Rock,Pop dan yang lainnya.
Sebagai produk budaya maka setiap Musik mempunyai sistem yang difahami
oleh pembuat Musik dan orang yang memainkannya. Hal yang paling mendasar dari
musik adalah Ruang (Scale & Interval) dan Waktu (Ritme & Metrum)dan juga ada
elemen yang mengandung kedua unsur tersebut seperti Tekstur & Dynamic. Karena
itu hasil karya Musik ataupun Arrangement Musik ditentukan oleh pemahaman
Teori Musik dari orang yang membuatnya
Jadi untuk memahami musik kita harus memahami hal yang paling penting
(Fundamental)dari musik itu sendiri, maka sebelum memulai pelajaran Komposisi kita
akan kembali kepada Teori Musik Dasar.
Tempo
Cepat atau lambatnya sebuah musik ditentukan oleh Temponya, satuan ukuran
Tempo adalah BPM
atau Beat Per Minute. Misalnya sebuah musik dimainkan dalam Tempo 120 BPM
berarti ada 120 ketuk dalam satu menitnya. Jika dimainkan dalam Tempo 84 BPM
berarti ada 84 ketuk dalam satu menitnya,dan seterusnya.
10
Birama atau Sukat
Seperti yang kita ketahui elemen waktu dalam Musik selain Tempo, juga ada Birama
atau Time Signature.
Elemen ini salah satu dari elemen dasar yang menentukan Irama dari sebuah Musik
.
Birama atau Time Signature adalah pembagian ketukan dalam kelompok kecil,seperti
Birama 4/4 berarti ada 4 ketuk atau 4 not 1/4 dalam 1 birama.Demikian juga dengan
Birama 3/4,5/4 atau 7/8.
Dari sini kita dapat menyimpulkan jika sebuah sebuah musik dimainkan dalam 4/4
Tempo 120 BPM berarti ada 120 not 1/4 setiap menitnya atau 120 : 4 = 15 Birama
4/4 setiap menitnya.
Time Signature atau Birama mempunyai Aksen(Gravitasi pertama dan Gravitasi
Kedua),seperti pada Pattern 4/4 ketukan pertama adalah aksen terkuat( Gravitasi
Pertama) dan ketukan ketiga adalah aksen kedua terkuat( Gravitasi Kedua), juga
pada Pattern 3/4 ketukan pertama yang terkuat setelah itu ketukan ketiga,
sedangkan pada Pattern 5/4 ketukan pertama yang terkuat lalu ketiga jika dibagi
menjadi 2+3,atau yang keempat jika dibagi menjadi 3+2.Hal ini akan kita bahas lagi
pada bab Odd Meter atau Birama Ganjil.
Dibawah ini dapat kita lihat beberapa contoh penulisan Birama :
Page1
Ritme
Satu ketukan dapat disatukan dan juga dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil
lagi,akan kita lihat pada contoh dibawah ini :
11
Ketiga elemen tersebut (Tempo,Metrum & Ritme)adalah elemen dasar dari Musik
yang berhubungan dengan Waktu.
Kunci(Key) atau Clef
Page1
Clef atau kunci adalah tanda untuk menentukan posisi nada,Kunci G (G Clef )adalah
kunci untuk nada-nada yang tinggi, kunci F (F Clef) untuk nada-nada yang rendah
dan kunci C ( C Clef) diantara kedua kunci yang telah disebutkan. Hal itu akan kita
lihat pada contoh dibawah ini
12
KIita lihat diatas nada C3 pada Kunci G,lalu kitalihat nada yang sama pada Kunci C :
dan nada yang sama pada kunci F :
Page1
Untuk penulisan pada Piano & Harpa selalu digunakan 2 Kunci yaitu G & F Clef
seperti yang dapat kita lihat dibawah ini :
13
Tanda Ulang & Tanda Baca Lain nya
Setelah kita mengetahui Ritme & Kunci(Clef), sekarang kita mari lihat beberapa
tanda dibawah ini .
A
, B , C ,dst…….adalah tanda untuk menunjukkan bagian dari music .Contoh
yang sederhana seperti
di dalam Musik Pop terdiri dari beberapa bagian ,seperti Bait 1 ,Bait
2 & Reffrain ,biasanya
Ditulis menjadi A1 , A2 & B .
Awal dari Tanda Ulang .
Akhir dari Tanda Ulang ,
Kamar 1 yang ditutup dengan Akhir dari
Tanda Ulang &
Kamar 2 .
garis birama double (dua garis) ini untuk menunjuk kan pembatas
bagian.
Page1
Da Capo (Italia) ini berarti di ulang dari awal.
14
Da Signo (Italia) ini berarti di ulang ketempat yang ada tanda
.
Tanda tempat memulai pengulangan.
Coda (
) adalah Bagian akhir dari musik tersebut.
Final : garis birama untuk menandakan musik sudah selesai.
Jarak Nada (Interval)
Page1
Selain ukuran waktu (Tempo, Metrum & Ritme)seperti yang telah kita bahas di atas,
sebuah Musik selalu berangkat dari tangga nada tertentu, sedangkan Jarak Nada
atau Interval dalam sebuah tangga nada (Scale) dari satu nada ke nada yang
lainnya tidak selalu sama. Sekarang kita akan mengulas sedikit persoalan teori
terjadinya tangga Nada (Scale) dan jarak antara satu nada ke nada lainnya
(Interval).
Jika sepotong senar yang ditarik hingga tegang dipetik atau dipukul, maka kita akan
mendengar nada yang dihasilkan dari tegangan senar tersebut. Sekarang kita bagi
senar tersebut menjadi 2 bagian yang sama panjang lalu kita petik,maka kita akan
mendengar Nada yang sama menjadi lebih tinggi ( 1 Oktav). Jika kita bagi menjadi
2/3 maka kita akan mendengar Nada yang lainnya ( kwin atau5th), jika kita
membagi menjadi 3/4 maka kita akan mendapatkan Nada yang lain lagi ( kwart
atau 4th), dan seterusnya,dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
15
Do
1
-
Re
9/8
-
Mi
5/4
- Fa
- 4/3 -
Sol
3/2
La
- 5/3
-
Si
- Do
15/8 2
Hal ini tidak akan kita bahas lebih jauh disini karena untuk membahas persoalan ini
kita harus mempelajari Ilmu Fisika Bunyi . Sekarang akan kita lihat nama –nama
Interval dengan Jarak dan karakternya dibawah ini :
Konsonan : tenang & tidak tajam
Dissonan : tegang & tajam
Tangga Nada (Scale)
Seperti yang sudah kita ketahui satu octave dibagi dengan beberapa nada,
contohnya Tangga Nada yang umum dan sering digunakan orang adalah Tangga
Nada Mayor yaitu :
Do – Re – Mi – Fa – Sol – La – Si –
Page1
Do
Do adalah Pusat dari Tonalitas (Gavitasi Pertama)dan Sol adalah Pusat kedua
(Gravitasi Kedua).
Dibawah ini akan kita lihat Tangga Nada C Mayor dan jarak dari setiap nada :
16
Untuk menuliskan nada yang naik 1/2(2nd minor) atau turun 1/2(2nd minor)
digunakan tanda # untuk naik & b untuk turun,seperti yang akan kita lihat dibawah
ini :
Dibawah ini akan kita lihat Kromatis (Chromatic)dalam 1 Octave :
Naik :
Page1
Turun :
Lingkaran Kwin (Circle fifth)
17
Tangga Nada C Mayor adalah Tangga Nada Mayor Natural. Tangga Nada Mayor
dapat dimainkan dari nada lain selain C atau yang dikenal dengan Tangga Nada 1 –
7 # dan Tangga Nada 1 – 7 b.
Urutan Tangga Nada 1 – 7 # dan 1 – 7 b ini selalu berjarak Kwin(Perfect 5th)
seperti yang akan kita lihat dibawah ini :
7b
6b
4#
Cb
5#
5b
6#
4b
7#
– Gb – Db – Ab
– B – F# – C#
–
3b
Eb
–
2b
Bb
–
1b
F
–
N
C
–
1#
G
–
D
2#
3#
–
–
A
E
Dibawah ini akan kita lihat penulisan notasi Tangga Nada Mayor 1 – 7 # dan 1 – 7 b
:
Tangga Nada 1#
Tangga Nada 2#
Tangga Nada 3#
Page1
Tangga Nada 4#
Tangga Nada 5#
18
Tangga Nada 6#
Tangga Nada 7#
Tangga Nada 1b
Tangga Nada 2b
Tangga Nada 3b
Tangga Nada 4b
Page1
Tangga Nada 5b
Tangga Nada 6b
19
Tangga Nada 7b
Modal (Modes)
Tangga Nada Mayor dapat dipecah lagi menjadi 7 Modes lagi
Jika kita memainkan dari Do menuju ke Do, disebut Ionian atau Tangga Nada
Mayor
Jika kita memainkan dari Re menuju ke Re, disebut Dorian
Jika kita memainkan dari Mi menuju ke Mi, disebut Phrygian
Jika kita memainkan dari Fa menuju ke Fa, disebut Lydian
Jika kita memainkan dari Sol menuju ke Sol, disebut Mixolydian
Jika kita memainkan dari La menuju ke La, disebut Aeolian atau Tangga Nada
minor
Jika kita memainkan dari Si menuju ke Si, disebut Locrian
Page1
Setiap Modal mewakili tingkatannya dalam Hirarki Tonalitas dan memiliki karakter
Interval yang berbeda-beda antara satu Modes dengan Modal yang lainnya ,seperti
yang akan kita lihat dibawah ini :
20
Kord
Kords adalah sekumpulan nada dengan susunan tertentu yang dibunyikan
bersama-sama.
Ada 4 pola dasar Chord yaitu :
Kord Mayor
: Do – Mi – Sol atau 1 – 3 – 5 (Do – Mi = 3rd Mayor, Mi – Sol =
3rd minor)
Kord minor
: La – Do – Mi atau 6 – 1 – 3 (La – Do = 3rd minor,Do – Mi = 3rd
Mayor)
Kord Diminished : Si – Re – Fa atau 7 – 2 – 4 (Si –Re =3rd minor,Re – Fa =3rd
minor)
Kord Aughmented : Do – Mi – Sel atau 1 – 3 – 5# (Do – Mi = 3rd Mayor,Mi – Sel =
3rd Mayor)
Page1
Pola pembentukan Chords Dasar ini berdasarkan Harmonic Series dari bunyi
Instrument Akustik,
Pada saat kita membunyikan sebuah instrument apapun, baik itu instrumen Tiup
atau Gesek ataupun Dawai seperti Guitar atau Piano, Nada yang dihasilkan tidak
hanya Nada Utama yang diinginkan. Jika kita lebih teliti untuk memperhatikan kita
akan menangkap Nada – nada Parsial yang dihasilkan bersama Nada Utamanya.
Jika kita membunyikan Nada C maka yang akan kita dapatkan adalah Nada C dan
Nada – Nada Parsial nya seperti contoh dibawah ini :
21
Jadi Kord Mayor dapat kita tambahkan seperti : 1 – 3 – 5 – 7
menjadi
Mayor 7
menjadi Mayor 9
1–3–5–7 –9
1 – 3 – 5 – 7 – 9 – 11
menjadi Mayor 11
dan seterusnya
Kord dalam Struktur Tonalitas
Setelah kita mengetahui pembetukan Kord maka sekarang kita coba menyusun
Kord dalam Tangga Nada C Mayor (1 – 3 – 5) maka kita akan mendapatkan susunan
sebagai berikut :
Jika kita menambahkan 1 nada lagi diatasnya menjadi C Mayor 7 (1 – 3 – 5 –
7)maka kita akan mendapatkan susunan sebagai berikut :
Page1
Jika kita menambahkan lagi 1 Nada diatasnya menjadi C Mayor 9 (1 – 3 – 5 – 7 – 9)
maka kita akan
mendapatkan susunan sebagai berikut :
22
dan seterusnya.
Menuliskan Chords dengan angka Romawi adalah cara yang praktis untuk
mengingatkan kita akan hirarki Chords tersebut terhadap Tonalitas nya.
Harmoni I
Setelah kita mengetahui Skala dan Modal selain juga Kord dalam
StrukturTonalitas, kita sudah mempunyai Pengetahuan Dasar Musik. Persoalan
berikutnya adalah cara menggunakannya pada saat membuat Musik tidak cukup
dengan pengetahuan dasar. Masih ada lagi hal yang harus kita ketahui, yaitu Chord
Progression atau Pergerakan Kord. Karena itu kita harus mempelajari
Harmoni atau ilmu yang mempelajari Pergerakan Kord (Chord Progression)dan
hubungan terhadap Tonalitasnya. Sekarang kita akan mulai dengan Progresi yang
paling mendasar.
Progresi I – IV – V
Mungkin kita pernah mendengar komentar beberapa musisi tentang Musik Pop
yang sederhana,
mereka memberikan istilah ”Musik Tiga Batu”, maksudnya hanya menggunakan 3
Kord.
Page1
Memang kedengarannya sederhana, akan tetapi sekaligus mendasar( Fundamental).
Progresi Kord tiga batu adalah I – IV – V atau Do – Fa – Sol seperti yang akan kita
lihat dibawah ini :
Seperti yang sudah kita ketahui Do sebagai nada
pertama atau Tonika adalah nada terpenting
dalam sistem Tonal, dan Sol atau Dominant adalah
nada kedua terpenting, setelah itu Fa atau
Subdominant. Hal ini dapat kita lihat dari
banyaknya lagu Pop yang dibuat berdasarkan
ketiga Kord tersebut,sekalipun pembuat lagu tersebut tidak pernah mengenal teori
musik , atau hanya mengandalkan intuisi pada saat membuat lagu. Dari sini dapat
kita lihat bahwa Progresi
I – IV – V sebagai hal yang mendasar dan sudah
menjadi kesepakatan umum .
23
Kord Balikan
Banyak pembuat lagu Pop yang tidak pernah belajar Musik hanya menggunakan
ketiga Kord tersebut sepanjang lagu yang mereka buat, ini karena keterbatasan
pengetahuan mereka. Sementara jika kita melihat Kord C Mayor atau Chord I terdiri
dari nada C – E – G , nada terendah atau Bass diambil oleh nada C (Rooth atau
Akar). Kita masih bisa menggunakan nada lainnya seperti E sebagai Bass ( Kord
Balikan 1) atau G sebagai Bass (Kord Balikan 2) seperti contoh dibawah ini :
Begitu pula dengan Chord lainnya, F/A balikan 1,F/C balikan 2, G/B balikan 1 & G/D
balikan 2.
Sekarang mempunyai 9 variasi dari Progression I – IV – V , berarti kita sudah dapat
membuat sebuah Progresi Kord menjadi lebih menarik seperti pada contoh
dibawah ini :
Page1
Ostinato atau Bass Pedal
Ostinato atau Bass Pedal adalah situasi dimana nada Bass tetap dipertahankan
sementara Kord bergerak, hal ini dapat kitalihat pada contoh dibawah ini :
Ostinato atau Bass Pedal dapat dilakukan oleh Kord apa saja.
Fungsinya untuk membuat tegangan (tension) antara suara atas( Kord) dengan
suara bawah (Bass). Prinsip Tension (tegangan) dan Release Tension (melepaskan
tegangan) adalah prinsip umum dan mendasar, sama seperti pada sebuah cerita
yang bagus ada situasi awal,situasi konflik dan ada situasi penyelesaian konflik. Hal
yang sama juga terjadi dalam sebuah musik,dimulai dari Tonal lalu bergerak
24
melakukan perlawanan terhadap Tonalitas awal, kadang kadang masuk dalam
tonalitas baru dan akhirnya kembali ke Tonalitas awal.
Modulasi atau Perpindahan Kunci
Modulasi (Modulation)atau Perpindahan Kunci dapat dilakukan dengan beberapa
cara,sekarang akan kita lihat dibawah ini sebuah contoh Modulasi yang sangat
umum dan sangat sederhana :
Kita kembali ke Progresi I – IV – V .
Jika kita mulai dari C maka kita akan mendapatkan Kord C – F – G
Jika kita mulai dari F maka kita akan mendapatkan Kord F – Bb – C
Jika kita mulai dari G maka kita akan mendapatkan Kord G – C – D
Lalu kita lihat 2 Chord yang baru kita dapatkan yaitu Bb Mayor atau posisi 7 minor
dalam SKala C Mayor dan D Mayor atau posisi 2 dalam Skala C Mayor. Sekarang
kita lihat contoh dibawah ini :
Page1
Setelah
memahami penggunaan Kord Balikan dan Bass Pedal, kita akan mengetahui masih
ada banyak lagi cara untuk membuat Progresi I – IV – V tidak monoton dan
membosankan.
Susunan Kord( Voicing)
25
Membicarakan persoalan Voicing adalah membicarakan penempatan nada dalam
susunan Chords.
Misalnya jika kita memasang Kord C Mayor, kita dapat menyusun sebagai berikut :
C – E – G , atau E – G – C , atau G – C – E . Susunan seperti ini disebut sebagai Susunan
Rapat atau Close Voicing.Kemungkinan yang lain adalah memberikan jarak yang lebih
lebar antara satu nada ke nada lainnya seperti berikut ini :
C – G – E , atau E – C – G, atau G – E – C . Susunan ini disebut sebagai Susunan Terbuka
atau Open Voicing.
Dibawah ini akan kita lihat sebuah contoh Close Voicing dan Open Voicing :
Melodi (Melody )
Prinsip dasar dari sebuah Melodi (Melody) adalah harus mempunyai hubungan
Page1
yang jelas terhadap Progresi Kord, bisa kita mulai membuat Progresi Kord dulu
baru membuat Melodi kemudian atau sebaliknya membuat Melodi dulu baru
menentukan Progresi Kord yang sesuai dengan kecenderungan Melodi tersebut.
Ada 3 pola gerak sebuah Melodi, yaitu merambat,melompat atau Kordal (mengikuti
Kord),hal tersebut dapat kita lihat dibawah ini :
Dalam sebuah karya Musik ada beberapa bentuk Melodi yaitu :
1 Tema : sebuah karya musik terdiri dari beberapa tema melodi, tergantung
bentuk (Form)lagu
atau musik itu sendiri. Seperti pada kebanyakan lagu Pop menggunakan
tema “A,A,B,A”
atau Bait 1,Bait 2, Reffrain & Bait 3. Adajuga yang menggunakan 3
thema”A,A,B,C” atau
Bait 1,Bait 2, Chorus & Reffrain.Pada Musik Jazz tema (sekalipun tidak
dimainkan secara
verbal atau gamblang), tema menjadi ikatan dari seluruh permainan.
Pada Musik Klasik Barat
tema bisa berkembang menjadi beberapa thema baru.
2. Frasa : dalam sebuah thema terdapat beberapa Frasa (Phrase). Seperti
beberapa kalimat dalam
sebuah kalimat panjang. Biasanya menyerupai tanya dan jawab dalam
sebuah percakapan,
26
misalnya dapat kita lihat pada contoh lagu “Naik –naik kepuncak
Gunung” dibawah ini :
3.Motif : Phrase masih bisa dibagi lagi menjadi unit yang lebih kecil lagi yaitu Motif.
Page1
biasanya dipilih
beberapa nada yang mengingatkan pendengar pada Tema, contohnya :
Hal yang terpenting pada sat kita membuat sebuah Melody adalah menyanyikan
dan merasakan nyanyian yang kita buat, setelah itu baru di cocok kan dengan
Progresi Kord nya,atau kebalikan
nya pertama membuat Melodi nya dahulu baru kemudian mencari Progrssi yang
cocok dengan nyanyian yang kita buat.
Setelah mengetahui apa itu Bentuk (Form), Tema,Frasa & Motif akan lebih
memudahkan kita
Mengenali dan membuat Musik ataupun Lagu.
27
Musik Polifoni
Musik Poliifoni (Polyphony) adalah Musik yang terdiri dari beberapa Melody yang
bergerak sendiri sendiri.
Contoh yang paling jelas dapat kita dengar pada musik “Baroque” seperti karyakarya Johann Sebastian Bach dan George Frideric Handel. Musik Polifoni berangkat
dari tehnik kontrapunktus (Counterpoint) dan Kanon (Canon) .Sekarang akan kita
bahas sedikit tentang tehnik Kontrapung dan Kanon.
Kontrapunktus (Counterpoint)
Pada prinsipnya kontrapunktus adalah melodi yang berada diatas atau dibawah
melodi utama nya. Pada umumnya gerak melodi ornament bergerak saling
bertentangan atau tidak Paralel terhadap melodi utama nya. Tehnik Kontrapunktus
ini dimulai pada zaman Barroque di Eropa dan hal itu terjadi pada Seni Rupa dan
Page1
juga pada Arsitektur dan juga mempengaruhi pada tehnik membuat Musik pada
saat itu. Tehnik ini juga menjadi salah satu tehnik baku yang berlaku hingga zaman
sekarang, atau dengan kata lainnya kita juga harus mengetahui dan mempelajari
tehnik Counterpoint.
Berlatih dengan tehnik kontrapung gunanya agar kita dapat membuat beberapa
melodi sekaligus tanpa takut berbenturan atau saling mengganggu satu sama
lainnya. Mengingat begitu banyaknya peraturan dalam Kontrapunktus Ketat (Strick
Counterpoint) maka disini kita hanya membahas prinsip dasarnya saja sesuai
dengan apa yang kita butuhkan.
1. Gerak yang berlawanan seperti jika melodi utama bergerak naik melodi yang lain
bergerak
turun
2. Tidak boleh ada Interval Dissonan (2nd, 4 # & 7th)
3. Tidak boleh ada Paralel Unison,5th & 8va atau Octave
4. Paralel 3rd & 6 th boleh dengan syarat maximum 3 x
5. Tidak boleh Overlaping atau pindah posisi (suara bawah lebih tinngi dai yang
atas atau sebaliknya)
6. Secara Vertival mempunyai hubungan yang jelas terhadap Chord Progression.
Dibawah ini akan diberikan contoh dari Kontrapung (Counterpoint) yang dikerjakan
berdasarkan lagu “Naik naik Kepuncak Gunung”:
28
Kanon (Canon)
Kanon adalah melodi yang saling susul menyusul, contoh yang paling sederhana
pada sebuah lagu yang kita kenal dapat kita lihat dibawah ini :
Harmoni II
Progresi II – V – I – VI
Sekarang kita membahas Progresi II – V – I – VI , progresi ini sangat umum
digunakan oleh
Musisi Pop dan Jazz. Dasar dari progresi ini dapat kita lihat dibawah ini :
Disini dapat kita lihat
basic dari Progresi II – V
– I –VI. Dari Dm – G – C –
Am, biasanya dalam
praktek penggunaan
Progresi ini Kord G
menjadi G 7 atau
kadang kadang Dm juga berubah menjadi Dm 7, tapi sering kali pada banyak lagu
semuanya menggunakan Kord 7 seperti contoh dibawah ini :
Dan dalam Musik Jazz
progresi ini menjadi lebih
berkembang lagi, Dm 7
bisa menjadi Dm 9, G 7
bisa menjadi G 9 atau G
7b9 , C May 7 menjadi
C May 9 dan Am 7
Page1
menjadi A 7b9 .
Kemungkinan perubahan lebih terbuka dan kaya , tergantung dari kecenderungan
Tonalitas Musik tersebut. Salah satu contoh yang akan diberikan disini Progresi II –
V – I – VI pada kebanyakan Musik Jazz & Bebop, ini dapat kita lihat pada contoh
dibawah ini :
29
Ini adalah salah satu contoh kasus perubahan dan perkembangan pada Progresi II
– V – I – VI .
Untuk lebih jelasnya akan saya ulangi lagi bahwa dalam penggunaan Progresi Kord
tidak ada hal yang baku dan pasti. Semua pilihan Kord tergantung pada
pemahaman dan pengalaman Musikal kita sendiri.
Kord Pengganti (Substitution Chord)
Substitution Chord atau Kord Pengganti fungsinya adalah untuk menghindari
pengulangan terus menerus pada pergerakan Kord, Selain untuk menghindari
pengulangan Kord Pengganti juga memberikan ruang gerak yang lebih terbuka
pada Bass Line, dan hal ini berpengaruh juga pada Musik yang dihasilkan. Misalnya
jika kita membuat musik dari Progresi II – V – I – VI dan kita ingin mempertahankan
rasa dari progresi tersebut,maka salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah
seperti ini :
Dapat kita lihat disini fungsi E m7 untuk menggantikan C May7, dari G 7 ke E m7
Bass Line bergerak dari Nada G – F – E , dan A 7 yang menggantikan A m7
mengambil posisi Dominan untuk kembali ke D m7 fungsinya agar Bass Line nya
dapat bergerak ke C# menuju D seperti dari Si menuju ke Do.
Sekarang kita lihat contoh lainnya dibawah ini :
Page1
Pada putaran ke 2 F May7 menggantikan D m7, E 7 menggantikan G 7, A m7
menggantikan C May7, karena A m7 sudah digunakan maka Chord selanjutnya F
May7 dan C/E sebagai jembatan kembali ke
D m7. Sekarang kita lihat suara
bawah atau Bass Line, dengan sendirinya akan terjadi lebih banyak pergerakan
karena tuntutan dari Progressi Kord nya.
Di Bab ini kita hanya membatasi pada satu Tonalitas dan tanpa Interval Kromatis
(Chromatic Interval). Tapi di Bab selanjutnya akan kita lihat begitu banyak alternatif
untuk Kord Substitusi .
30
Progressi II – V – I & Dasar dasar Modulasi
Pada saat memulai Bab ini mungkin anda akan bertanya, Mengapa kita
Page1
mempelajari Progresi II – V – I setelah kita mempelajari Progresi II – V – I – VI ?
Karena pada saat mempelajari Progresi II – V – I – VI kita hanya bermain dalam satu
Tonalitas, sementara dalam sebuah lagu ataupun Musik sering terjadi perpindahan
Tangga Nada di dalam satu bagiannya. Karena itu pada bab ini kita akan
mempelajari perpindahan Tonalitas atau Modulasi.
Sebenarnya ada banyak cara untuk membuat Modulasi, akan tetapi cara yang
sederhana dan sangat umum adalah melalui Progresi II – V – I .
Seperti yang dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
Lagu Misty dimulai dengan Kord Eb May7 lalu ke Bb m7 – Eb 7 – Ab May7 (II – V – I ).
Dari Ab May7 menuju ke Ab m7 – Db 7 (II – V ) ke Eb May7 – C m7 – F m7 – Bb7 (I –
VI – II – V ), dan Kord selanjutnya adalah G m7 – C 7 – F m7 – Bb 7 ( III – VI – II – V ).
31
Contoh lainnya lagi dapat kita lihat di bawah ini :
Turn Around
Sebelum memasuki tahap berikutnya,pada Bab ini kita akan mengulas Turn
Around atau Lingkaran Kwin (Circle 5th).
Mengapa disebut Turn Around ? Karena Progresi ini berputar di dalam Tonalitasnya,
bentuk lingkaran ini sering digunakan pada banyak Musik & Lagu. Untuk
mengetahui apa itu Turn Around mari kita lihat contoh dibawah ini :
Page1
Juga dari Circle ini kita dapat melakukan Modulasi menuju Tonalitas yang baru, hal
ini dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
32
Aughmented & Diminished
Pada Saat kita membahas Kord sudah kita ketahui ada 4 behtuk Kord,yaitu Mayor,
minor, Aughmented dan Diminished. Sekarang kita akan membahas kedua Kord
terakhir yang belum sempat kita singgung. Kedua Kord tersebut unik, karena jarak
intervalnya yang sama, seperti Kord Aughmented yang semua intervalnya berjarak
Mayor 3(C –E – G#), dan pada Kord Diminished yang semua intervalnya berjarak
minor 3(C – Eb – F# – A),dapat kita lihat dibawah ini :
Kord Aughment sering digunakan sebagai pengganti Kord Dominant atau Kord
tingkat V.
Scale yang digunakan untuk Kord ini bukan Skala Mixolydian(Mixolydian Scale),
tapi Whole Tone Scale atau Skala Aughment(Aughmented Scale )seperti yang
dapat kita lihat dibawah ini :
Page1
Kord Diminished mempunyai karakter yang agak mirip dengan Kord tingkat VII,
karena itu Kord VII atau K ord minor 7b5 sering disebut sebagai Half Diminished.
Skala yang digunakan untuk Kord ini bukan Locrian, tapi Dimininshed Scale atau
Symetrical seperti yang dapat kita lihat dibawah ini :
Progresi Kromatis dalam Tonalitas
33
Didalam 1 Oktav terdapat 12 nada,sementara dalam sistem Tonal hanya
menawarkan 7 nada
(Do – Re – Mi – Fa – Sol – La – Si – Do ). Untuk dapat menggunakan ke 12 nada
tersebut kita harus
Memainkan dalam bentuk Chromatic atau juga memainkan nada yang tidak
digunakan dalam sistem
Tonal, akan tetapi jika tidak hati hati kita akan kehilangan rasa dari Tonalitas
tersebut. Dengan alasan tersebut saya memasukan pengalaman bagaimana
membuat langkah Chromatic tanpa harus kehilangan rasa dari Tonalitas nya.
Sekarang kita lihat contoh dibawah ini :
Chromatic Ascending (Naik)
Chromatic Descending (Turun)
Progresi minor
Progresi Minor mirip dengan Progresi Mayor yang dimulai dari Chord tingkat VI,
perbedaannya ialah Kord Dominan nya bukan III minor, akan tetapi III Mayor.
Karakter Kord Dominanadalah Mayor. Juga seandainya kita mulai dari Kord II
(Progresi Dorian), Kord Dominan nya jatuh di Kord VI Mayor, bukan VI minor dan
Skala yang digunakan adalah Harmonic minor atau Melodic minor seperti yang
Page1
dapat kita lihat dibawah ini :
34
Kord Lintasan (Passing Chord) & Pengganti (Substitution)
Sebelum ini kita sudah membahas Substitution Chord dalam bentuk yang
sederhana, sekarang setelah membahas Progresi Kromatis kita akan kembali pada
Kord Pengganti (Substitution Chord) & Kord Lintasan (Passing Chord) lebih
terperinci lagi. Prinsip dasar untuk membuat Kord Pengganti (Substitution) (dan
Kord Lintasan (Passing Chord) adalah adanya satu atau dua nada yang sama
dengan Kord yang sebelumnya atau dengan Kord yang sesudahnya. Misalnya :
Progresi ini bisa berfungsi
sebagai Passing Chord
dan Juga bisa dianggap
sebagai Substitution
Chord, jika kita
mengandaikan
Progresi awal
adalah E m7 – A
7 – D m7 – G 7 –
C May7, maka
posisi Eb 7b5
sebagai
pengganti A 7
dan Db 7b5
sebagai
pengganti G 7.
Sekarang kita
lihat contoh lain
dibawah ini :
Page1
Posisi Kord
F# 7b5 jelas berfungsi sebagai jembatan antara Kord C 7 dan
F May9. Jadi fungsi Kord F# 7b5 adalah sebagai Passing Chord. Jika Chord C 7
dihilangkan maka Kord F# 7b5 berfungsi sebagai Substitution dari Kord C 7.
Selain berfungsi sebagai jembatan dari Kord yang ada di depan dan di belakangnya
Passing Chord bisa berfungsi sebagai jembatan untuk pindah ( Modulation) ke
Tangga nada yang berikutnya, ini dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
35
Juga pada contoh berikut ini :
Page1
Dari penjelasan dan contoh contoh yang sudah kita lihat dapat disimpulkan bahwa
sangat banyak kemungkinan Modulation atau Perpindahan Tonalitas yang dapat
kita lakukan melalui berbagai cara.
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah menjaga Intensitas Tonal yang
sebelumnya dan yang sesudahnya.
36
Harmony III
Seperti yang sudah kita pelajari pada bab –bab yang terdahulu ,kadang kadang
Chord Progression membetuk pola nya sendiri menjadi Sequence . Hal yang
banyak dikenal umum adalah Sequence didalam Tonalitas nya ,akan tetapi ada
juga Sequence yang selalu berpindah Tonalitas secara terus menerus. Sebagai
contoh dapat kita dengar pada ”Tristan und Isolde”karya dari Richard Wagner ,
Dan ada juga beberapa repertoire dari Mahavishnu Orchestra , John Coltrane dan
juga banyak Musisi dan komposer yg tidak saya sebutkan disini. Dibawah ini saya
mencoba memberikan beberapa alternative Progression untuk membuat
Sequence dengan perpindahan Tonalitas secara terus menerus .
Circle
Pada tahapan ini kita akan membahas lebih jauh beberapa bentuk Modulasi selain
dari apa yang dapat kita capai dengan Progressi II – V – I. Salah satu tehnik
Modulasi yang dapat digunakan adalah dalam bentuk Circle. Tehnik ini merupakan
cara yang sangat cerdik untuk membuat Endless Modulation atau Perpindahan
Tangga Nada Terus menerus berulang dan tanpa akhir. Hal yang terpenting dalam
membuat Circle adalah memperhitungkan Voicing atau Susunan Nada. Contoh
seperti yang dapat kita lihat dibawah ini :
Juga dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
Page1
Jika kita menambahkan Melody pada circle pertama akan menjadi seperti ini :
37
Banyak cara untuk mengembangkan sebuah Progresi Kord menjadi sebuah
Komposisi Musik,
salah satunya seperti contoh diatas tadi, begitu pula dengan Circle kedua dapat kita
kembangkan seperti apa yang telah kita lakukan pada Circle pertama.
Cermin (Mirror Step)
Sekarang kita taruh sebuah nada sebagai Titik Pusat ( Key Center)untuk bergerak,
Page1
lalu jika kita melakukan langkah turun 2nd Mayor pada Bass dan membuat langkah
naik 2nd Mayor pada Kord, Progresi seperti ini disebut Mirror Step atau Cermin.
Dibawah ini dapat kita lihat contoh Mirror Step dengan nada A sebagai Key Center
:
38
Langkah seperti ini bertujuan mengaburkan atau menyembunyikan Tonalitasnya
Sekarang kita buat langkah 2nd Mayor dan 2nd minor secara bergantian, lalu kita
geser step yang atas. Maka langkah yang akan terjadi adalah sebagai berikut : Bass
turun 2nd Mayor, Chord naik 2nd minor ,Bass turun 2nd minor dan Kord naik 2nd
Mayor dan seterusnya . Hasil yang akan kita dapatkan adalah seperti contoh
dibawah ini :
Langkah seperti ini selain untuk menyembunyikan Tonalitas juga dapat menjadi
Transisi untuk perpindahan dari satu Tonal menuju Tonal yang berikutnya
Ini hanya salah satu contoh dari bentuk Mirror Step atau Cermin.
Orkestrasi (Orchetration)
Setelah kita mengetahui Harmoni, dan sedikit tentang Polifoni, sekarang kita akan
Page1
mempelajari bentuk yang lebih Kompleks, yaitu Orkestra. Dalam sebuah Orkestra
terdapat banyak instrumen yang dikelompokan dalam beberapa seksi ( section)
atau kelompok. Pola permainan dalam sebuah Orchestra tidak hanya sebatas
Harmoni,Melodi & Form (bentuk),tapi juga termasuk permainan Keras – Pelan
(Dynamic), Susunan Suara ( Voicing) dan juga pencampuran warna suara
Instrumen (Timbre) atau warna dari instrument – instrumen yang ada dalam
sebuah Orchestra. Untuk memahami hal-hal tersebut kita akan membahasnya satu
persatu.
39
Keras – Pelan nya Suara (Dynamic)
Dynamic tidak hanya digunakan dalam Orkestra, dalam Ensembel yang lebih
kecilpun Dynamic merupakan hal yang sangat penting, akan tetapi dalam format
Kombo (Combo) atau Band fungsi dan penggunaan Dynamic lebih terbatas jika
dibandingkan pada Instrument Akustik, ini mungkin karena pada sebuah Band
karakter Beat yang dimainkan oleh Drums dan Bass lebih mendominasi permainan.
Dibawah ini dapat kita lihat tanda baca untuk Dynamic beserta artinya
Susunan Kord (Voicing)
Page1
Kita pernah membahas Susunan Kord atau Voicing pada Bab yang sebelumnya,
fungsi Voicing pada Kombo lebih terbatas pada Fingering atau penjarian pada
Instrument, sedangkan pada Ensembel Akustik maupun pada Orkestra fungsi
Voicing lebih berperan sebagai Texture atau bentuk bangunan dari Musik itu
sendiri, hal tersebut dapat kita lihat pada contoh dibawah ini
40
Instrumen Orkestra
Sekarang kita akan memulai dengan Instrumen – instrument dalam sebuah
Orkestra. Sebuah Orkestra terdiri dari beberapa kelompok Instrumen dengan
susunan sebagai berikut :
Wood Wind
Flute
Oboe
Clarinet
Bassoon
Saxophone
Brass Section
Soprano Sax
Alto Sax
Tenor Sax
Bariton Sax
French Horn
Trumpet
Trombone
Tuba
Piano
Harpa
Percussion
String Section
Violin 1
Violin 2
Viola
Violoncello
Contrbass
Untuk memahaminya lebih jauh lagi maka saya akan mencoba membahas
kemungkinan yang akan kita dapat kan dari setiap Instrumen satu persatu
Page1
Istrumen Gesek (String)
41
Sekarang kita membahas Instrumen Gesek. Dalam sebuah Orkestra peran
Kelompok Instrumen Gesek (String Section) sangatlah penting dan fundamental.
String Section terdiri dari Violin(biasanya Violin 1 & 2), Viola,Violoncello dan
Contrabass. Pola permainan pada InstrumenGesek cenderung mengalir (Legato)
dan mempunyai karakter yang sangat kuat dalam memainkan nada panjang, dapat
dilihat dari cara memainkannya, String Instrument juga dikenal sebagai
Instrument gesek, bunyi Instrumen Gesek dihasilkan dari gesekan Bow pada senar
atau string. Karena keterbatasan panjang dari alat penggesek( Bow), jadi hanya ada
dua kemungkin untuk menggesek, yaitu menggesek keatas ( Up Stroke), dan
menggesek kebawah (Down Stroke), hal ini dapat kita lihat pada contoh dibawah :
garis yang melengkung (Legato)menandakan satu gesekan untuk semua nada yang
ada didalamnya .
Selain dari persoalan Bowing atau cara menggesek, kemungkinan lainnya adalah
memetik senar atau
pizzicato dan jika ingin menggesek lagi kita harus menuliskan arco diatasnya
seperti pada contoh dibawah ini :
Page1
Ada juga tehnik menggesek Bow dengan cepat Up & Down yaitu Tremolo, cara
penulisan dan bunyi yang dihasilkan dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
42
Selain itu juga ada tehnik Glissando yaitu menggeser jari dari saru nada ke nada
yang lainnya pada satu senar, dan ada juga Trill yaitu membuat ornamen pada
sebuah nada yang diberi tanda , hal ini juga dapat dilakukan pada semua
Instrument Dawai seperti Guitar, Electric Bass dan lain-lain .
Sebenarnya masih ada banyak lagi tehnik penulisan untuk String Instrument, tapi
untuk tahap ini kita hanya menggunakan beberapa tehnik penulisan yang
fundamental seperti yang sudah kita bahas diatas.
Violin
Violin adalah instrument dengan jangkauan nada tertinggi didalam kelompok
String. Karena itu kecenderungannya selalu mengambil nada tertinggi yang ada
didalam String Section. Dibawah ini akan kita lihat Tuning & Range Violin :
Page1
Karena bentuk fisik dari Finger Board semua Instrumen Gesek, maka selain
memainkan satu suara kemungkinan lain yang juga dapat dilakukan adalah
memainkan dua senar yang berdekatan seperti contoh dibawah ini :
43
Viola
Sesuai dengan nama nya Viola adalah Violin Alto, area jangkauan nadanya lebih
rendah dan sekaligus juga dapat memainkan nada-nada rendah yang tidak dapat
dimainkan oleh Violin. Dibawah ini akan kita lihat Tuning & Range Viola :
Patritur untuk Viola biasanya menggunakan kunci C atau kunci Alto, kecuali pada
saat memainkan nada-nada yang tinggi Viola baru menggunakan kunci G. Hal
tersebut dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
Page1
Violoncello
Violoncello atau lebih dikenal sebagai Cello, jangkauan nadanya lebih rendah 1
octave jika dibandingkan dengan Viola. Dibawah ini akan kita lihat Tuning & Range
dari Cello :
44
Patritur untuk Cello biasanya menggunakan kunci F atau kunci Bass. Kecuali pada
saat memainkan nada-nada tinggi digunakan kunci C atau kunci G, kita dapat
melihat pada contoh dibawah ini :
Kontrabass (Contrabass)
Jika kita bandingkan dengan Cello, maka Contrabass atau Double Bass jangkauan
nadanya lebih rendah 1 Oktav, tapi penulisannya sama seperti Cello. Dibawah ini
akan kita lihat Tuning & Range dari Contrabass :
Kelompok Gesek (String Section)
Page1
String Section biasanya terdiri dari Violin 1, Violin 2,Viola,Cello & Contrabass :
45
Atau pada format yang lebih sederhana yaitu pada Kwartet Gesek (String Quartet)
susunan nya ialah Violin 1, Violin 2, Viola dan Cello :
Page1
Tiup Kayu (Wood Wind)
46
Wood Wind atau instrumen Tiup Kayu terdiri dari Flute, Oboe, Clarinet, Bassoon
dan Saxophone, akan tetapi pada Wind Quintet biasanya susunan yang digunakan
adalah Flute, Oboe, Clarinet, Bassoon dan French Horn. Dan juga sering kali
Saxophone menjadi bagian dari Brass Section. Karakter bunyi dari Wood Wind lebih
halus dari Brass Instrument tapi masih lebih kasar dan tajam jika dibandingkan
dengan String Instrument. Sekarang kita akan membahas setiap Instrument satu
persatu.
Flute
Flute lebih dikenal sebagai Flut adalah keluarga seruling yang terbuat dari logam,
Page1
secara fisik memang sangat berbeda jika kita bandingkan dengan Seruling Bambu
ataupun Kayu, akan tetapi dalam warna suara yang dihasilkan banyak kemiripan
dengan keluarga Seruling yang lainnya.
Ada beberapa jenis Flute,yaitu Picolo, bunyinya 1 Octave lebih tinggi dan dalam
penulisannya sama dengan Flute, ada juga Alto Flute bunyinya lebih rendah 4th
dari tulisannya. Dibawah ini dapat kita lihat Range dari Flute, Picolo dan Alto Flute :
47
Oboe
Oboe(Hobo) adalah Instrumen Tiup Kayu dengan Rit Ganda ( Double Reed
Instrument), karakter bunyi dari Oboe sangat tajam dan cenderung Legato. Karena
ketajaman dari suara Oboe ini maka Dinamic untuk Oboe cenderung satu level lebih
perlahan dibandingkan instrument tiup kayu yang lainnya, seperti
mp untuk Flute, Clarinet & Bassoon dan pp untuk Oboe.
Page1
Dibawah ini dapat kita lihat Range dari Oboe :
48
Clarinet
Clarinet(Kalrinet) adalah Instrumen Tiup Kayu dengan Satu Rit ( Single Reed
Instrument), dan juga Transposing Instrument . Yang umum digunakan adalah
Clarinet in Bb dan Clarinet in Eb. Clarinet in Bb sama seperti Trumpet . Jika
tulisannya C maka nada yang keluar adalah Bb,sedangkan pada Clarinet in Eb nada
yang keluar adalah Eb atau naik 3rd minor. Hal ini dapat kita lihat pada contoh
dibawah ini :
Page1
Dibawah ini dapat kita lihat Range dari Bb & Eb Clarinet :
49
Basson
Basson adalah Single Reed Instrument, karakter bunyinya agak mirip dengan
Clarinet. Sesuai dengan namanya fungsi dari Instrument ini untuk memainkan
nada-nada yang rendah pada Wood Wind Section. Dibawah ini dapat kita lihat
Range dari Bassoon :
.
Saxophone
Page1
Saxophone adalah Single Reed Instrument, karakter bunyinya
lebih tajam dan kasar jika dibandingkan dengan Wood Wind Instrument lainnya,
namun masih lebih lembut jka kita bandingkan dengan Brass Instrument. Walaupun
demikian Saxophone sering digunakan untuk melengkapi Brass Section. Ada empat
jenis Saxophone yaitu Soprano Sax (in Bb),Alto Sax (in Eb),Tenor Sax (in Bb) dan
Bariton Sax (in Eb). Dapat kita lihat perbedaan antara tulisan dengan bunyi yang
keluar dari setiap jenis Saxophone di bawah ini :
50
Jika kita menuliskan tangga nada C Mayor,maka bunyi yang dihasilkan oleh setiap
instrument akan menjadi seperti berikut ini :
Soprano Sax
Turun 2nd,sama seperti Clarinet & Trumpet
Alto Sax
Turun 6th Mayor
Tenor Sax
1 Octave lebih rendah dari Soprano Sax
Bariton Sax
1 Octave lebih rendah dari Alto Sax
Page1
Dibawah ini dapat kita lihat Range dari ke empat jenis Saxophone tersebut :
51
Page1
Tiup Logam (Brass)
Brass Section terdiri dari Trumpet, Trombone, French Horn dan Tuba. Karakter
bunyi dari Brass Section keras dan kasar, sangat cocok untuk memainkan nadanada yang ritmis dan Stacato. Dengan alasan seperti itulah Brass Section lebih
mudah beradaptasi dalam sebuah Combo atau Band, karena selain memainkan
Motif atau Melodi dalam sebuah Lagu, Brass Section dapat memberi aksentuasi
52
yang menguatkan Rhythm Section. Selanjutnya akan kita bahas setiap instrument
satu per satu.
Trumpet
Trumpet in Bb adalah Transposing Instrument atau Instrumen yang mempunyai
perbedaan antara bunyi dengan nada yang ditulis. Misalnya Jika tulisannya C maka
nada yang keluar adalah Bb. Hal ini dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
Jika kita ingin Trumpet bermain di C Mayor maka kita harus menuliskan di D Mayor.
Dibawah ini dapat kita lihat Range dari Trumpet :
Trombone
Page1
Trombone memainkan nada-nada rendah,oleh karena itu kunci yang dipakai untuk
menuliskan Trombone adalah kunci F atau kunci Bass. Keunikan dari instrument ini
adalah permainan Glissando Dibawah ini dapat kita lihat Range Trombone :
53
French Horn
French Horn in F adalah Transposing Instrument atau Instrumen yang mempunyai
perbedaan antara
bunyi dengan nada yang ditulis . Misalnya Jika tulisannya C maka nada yang keluar
adalah F atau turun 5th.Contohnya dapat kita lihat dibawah ini :
Page1
Sama seperti pada trumpet , jika kita ingin membunyikan nada C maka kita harus
menulis nada G diatasnya. Dibawah ini dapat kita lihat Range dari French Horn :
54
Tuba
Instrument ini jarang kita lihat dalam sebuah Big Band, tapi Instrument ini sangat
umum digunakan dalam Marching Band. Tuba memainkan nada-nada yang lebih
rendah daripada Trombone dan bunyinya tidak sekasar Trombone. Dibawah ini
dapat kita lihat Range dari Tuba :
Brass Section
Penulisan untuk kelompok Tiup Logam atau Brass Section selalu dikelompokan
sebagai berikut
French Horn
Trumpet
Trombone
Tuba
Jika ditambah dengan Saxophone akan menjadi seperti ini :
Page1
Soprano Sax .
Alto sax.
Tenor Sax .
Bariton Sax .
French Horn .
Trumpet .
Trombone .
Tuba .
55
Harpa
Harpa adalah alat petik, akan tetapi secara prinsip, penulisannya sangat mirip
dengan Piano.
Dibawah ini dapat kita lihat Range dari Harpa :
Page1
Perkusi (Percussion)
56
Page1
Ada 2 Jenis Perkusi yaitu Definite Pitch Percussion atau Perkusi yang bernada
seperti Marimba, Vibraphone, Xylophone, Glockenspiel dan lain-lain. Jenis yang
lainnya adalah Undefinite Pitch Percussion atau Perkusi yang tidak bernadaseperti
Bongo, Conga, Wood Block, Cymbals, Gong dan lain-lain. Penulisan untuk
Undefinite Pitch Percussion biasanya hanya menggunakan 1 garis Paranada atau
2 garis Paranada, sedangkan untuk Definite Pitch Percussion dapat kita lihat
Range dari setiap Instrumen dibawah ini :
57
Untuk Undefinite Pitch Percussion biasanya digunakan 1 garis Paranada seperti
contoh dibawah ini :
Koor (Choir)
Page1
Choir atau Ensemble Vocal terdiri dari 4 suara yaitu Soprano, Alto, Tenor dan Bass,
untuk penulisan Score dan Range setiap suara dapat kita lihat dibawah ini :
58
Mempersiapkan Score
Setelah mengenal Karakter dari setiap Instrument, sekarang kita akan
mempersiapkan score untuk menulis KomposisiMusik yang kita buat ataupun
Aransemen (Arrangement) yang kita rancang untuk Orkestra. Susunan Instrument
pada Score atau Partitur Orchestra adalah sebagai berikut :
Wood Wind
Saxophone
Brass Section
Flute
Oboe
Clarinet
Bassoon
Soprano Sax
Alto Sax
Tenor Sax
Bariton Sax
French Horn
Trumpet
Trombone
Tuba
Piano
Harpa
Percussion
String Section
Violin 1
Violin 2
Viola
Violoncello
Contrabass
Atau jika kita ingin membuat dalam format yang lebih kecil misalnya String
Quartet(Violin 1, Violin 2, Viola dan Cello) maka kita akan menuliskannya seperti ini
:
Page1
String Quartet
Violin 1
Violin 2
Viola
Violoncello
Juga jika kita ingin membuat untuk Wind Quintet(Flute, Oboe, Clarinet, Bassoon
dan French Horn), maka kita akan menuliskan seperti ini :
59
WindQuintet
Flute
Oboe
Clarinet
Bassoon
French Horn
Page1
Beberapa susunan betuk Orkes di atas panggung :
60
Dibawah ini akan kita lihat contoh dari beberapa Score yang dapat kita lihat dari
contohm contoh musik pada Sibelius Notater :
Page1
Choir & Piano :
Orchestra,Brass Band :
61
62
Page1
Page1
Big Band :
63
Harmony IV
Modal Approach
Setelah mempelajari Orkestrasi sekarang kita kembali lagi pada persoalan Kord &
Progresi . Pelajaran Harmoni yang sudah kita lalui pada bagian awal tadi sudah
membahas banyak hal dalam Tonalitas atau Tonal Approach. Sekarang kita akan
mencoba menerapkan kedalam Sistem Modes atau Modal Approach.
Telah kita ketahui dalam Sistem Tonal nada terpenting adalah nada pertama atau
Tonika, nada ini menjadi pusat bagi nada-nada lainnya. Ada juga nada lain yang
juga penting,yaitu nada ke lima atau Dominan dan setelah itu nada ke empat atau
Subdominan. Sekarang hal itu akan kita terapkan juga pada Sistem Modal,
misalnya dapat kita lihat pada Dorian Modes dibawah ini :
Kord V dalam Dorian Progression adalah Kord minor, tapi biasanya pada saat
menjadi Half Cadence Kord V Kord tersebut cenderung menjadi Dominant 7 Chord
(lihat Progrssi minor).
Pada akhir buku pertama kita dapat melihat Pustaka Skala ( Scale Library), sekarang
kita ambil salah satu Scale atau Modal yang lain lagi, misalnya Nepolitan Mayor
Modes :
Page1
Jika kita mecoba membuat Progression dari Neapolitan Mayor Modes maka kita
akan mendapatkan hasilnya seperti ini :
64
Sekarang kita akan mencoba dengan Modal yang lain lagi,misalnya Hungarian
minor Modes :
Jika kita membuat Progression dari Hungarian minor Modes maka kita akan
mendapatkan hasilnya seperti ini :
Setelah kita mengetahui Chord Progression yan kita dapatkan , maka langkah
selanjutnya adalah membuat Tema Melodi dari Modes yang akan kita gunakan.
Sebagai contoh kita akan menggunakan Hungarian minor Modes. Dibawah ini dapat
kita lihat sebuah Frasa Melodi yang berangkat dari Hungarian minor Modes :
Dari Frasa Melody tersebut kita mendapatkan 2 jenis Metrum yaitu 4/4 & 5/4, kita
juga mendapatkan Pola Ritme (Rhythm Pattern) seperti yang dapat kita lihat
dibawah ini :
Page1
Selain itu kita juga mendapatkan beberapa Motif seperti yang dapat kita lihat
dibawah ini :
65
Kita sudah mengumpulkan semua bahan dasar( Modes, Chord Progression, Rhythm
dan Melodic Idea), setelah itu kita menentukan Instrument yang akan kita
gunakan,lalu mulai menulis. Hal yang sangat penting untuk di ingat pada saat
memulai adalah Struktur atau bangunan dari Musik yang akan kita buat, karena
pada dasarnya ada cara untuk bertutur didalam semua kesenian , baik itu di Musik,
Sastra, Teater, Film , Tari dan hal itu juga terjadi pada Arsitektur. Pada prinsipnya
sama seperti membuatcerita,ada Prologue, pengenalan Tema melalui Motif atau
seperti pengenalan Tokoh dan cara mengawali sebuah cerita. Dalam hal ini tidak
ada rumus yang baku dan pasti, semua tergangtung dari pengalaman Mendengar,
Membaca, Melihat contoh – contoh yang sudah dibuat oleh seniman – seniman lain
dalam karya Musik, Sastra, Teater, Film,Tari ataupun Seni Rupa. Dengan kata lain
hal – hal yang mempengaruhi sebuah karya adalah Pengalaman dan Reference
yang dimiliki oleh si seniman
tersebut.
Poli Tonal & Poli Modal
Setelah kita memahami Sistem Tonal dan Sistem Modal, sekarang kita akan
Page1
mempelajari cara untuk menggunakan 2 Sistem atau lebih pada saat yang
bersamaan, tehnik ini disebut Poly Tonal atau Poly Modal.
66
Dapat kita lihat pada contoh diatas Tonal untuk Piano Tangan Kiri (Bass Clef) adalah
A minor, Tonal untuk Piano Tangan Kanan (Treble Clef) adalah E Mayor, sedangkan
Flute menggunakan Hungarian minor Modes. Sekarang kita lihat hubungan antara
ke tiga Skala tersebut.
Pada A minor dan E Mayor Scale ada beberapa Nada yang sama yaitu A,B & E,juga
kadang kadang G#.
Pada A minor dan D Hungarian minor Scale ada beberapa Nada yang sama yaitu
A,D,E & F, juga kadang kadang G#.
Pada E Mayor dan D Hungarian minor Scale ada beberapa Nada yang sama yaitu
E,G# ,A & C#.
Pada ke tiga Scale tersebut juga ada Nada yang sama,yaitu E & A.
Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa semua Scale dan Modes dapat
dicampur selama ada satu atau beberapa nada yang sama.
Page1
Ritme (Rhythm)
Polo Ritme (Poly Rhythm)
67
Selain istilah Poly Tonal & Poly Modal tentunya kita sering mendengar istilah
Poliritme (Poly Rhythm).
Poly Rhythm adalah permainan dari beberapa pola Ritme yang dilakukan pada saat
yang bersamaan. Hal ini dapat kita lihat pada contoh dibawah ini.
Pada contoh 1 dapat kita lihat Poly Rhythm 2:3 dan 3:4
Page1
Pada Contoh 2 dapat kita lihat Poly Rhythm 2:3,3:4,4:5,5:6 & 6:7 dengan pola
percepatan atau Accelerando.
Pada contoh 3 dapat kita lihat Poly Rhythm 3:5:2.
68
Birama Ganjil (Odd Meter)
Kecenderungan Musik yang umum dan biasa kita dengar bermain pada Birama
Page1
2/4,3/4 & 4/4.
Sementara dari contoh – contoh yang kita lihat diatas ada Birama 5/4 & 7/4.
Sebenarnya Birama atau Metrum tidak hanya terbatas pada contoh – contoh yang
kita dapatkan diatas tadi, masih ada banyak lagi Birama – Birama yang tidak umum
tapi banyak dan sering digunakan pada Musik Classic, Romantic, Modern dan
Kontemporer, hal ini juga berpengaruh pada Musik - Musik yang berikutnya seperti
Jazz dan Rock, dan pada akhirnya juga merambah kepada Musik Pop. Dalam Musik
Tradisi pun hal ini terjadi sejak ratusan tahun baik disadari maupun tidak disadari.
Contohnya pada Musik Timur Tengah hal ini sudah menjadi bagian dari sistem yang
berlaku, juga pada musik India. Jadi Birama Ganjil atau Odd Meter bukanlah hal
yang baru, tehnik ini sudah lama menjadi permainan diantara para Maestro musik
diseluruh dunia sejak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun.
Untuk mulai mempelajari hal ini kita akan mulai dengan membahas Birama. Seperti
yang kita ketahui Birama 4/4 adalah pengelompokan 4 Nada 1/4, artinya ada
dalam satu Birama ada 4 Nada yang bernilai 1/4. Angka 4 didepan atrinya jumlah
Nada sedangkan angka 4 yang dibelakang adalah menandakan nilai dari Nada
tersebut 1/4 atau satuan terkecil dalam system yang digunakan, artinya Birama
4/8 adalah pengelompokan 4 Nada 1/8, atau dengan kata lain satuan terkecil
adalah 1/8. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum kita membahas
Birama Ganjil maka kita harus memulai dengan membahas satuan terkecil lebih
dahulu.
Satuan yang dapat kita gunakan adalah 1/2 untuk Birama 2/2, 3/2 & 4/2,satuan
1/4 untuk Birama 2/4, 3/4, 4/4, 5/4, 6/4 dan 7/4,satuan 1/8 untuk birama 3/8, 4/8,
5/8, 6/8, 7/8, 9/8, 11/8, 13/8 dan seterusnya,satuan 1/16 untuk birama 3/16,
5/16, 7/16, 9/16, 11/16, 13/16, 15/16 , 17/16 danseterusnya.
Efek dari satuan 1/2 menghasilkan rasa rentang waktu yang lebar & panjang,satuan
1/4 memberikan rasa normal beat,sedangkan satuan 1/8 & 1/16 memberikan rasa
Sinkop (Sincopation) atau meloncat.
Didalam satu Birama dapat dibagi menjadi unit – unit kecil,yaitu 1 ketuk,2 ketuk & 3
ketuk ,hal ini dapat kita lihat dari hal yang paling sederhana yaitu Birama 3/4 , 4/4
& 5/4.
Pada Birama 3/4 Aksen jatuh pada ketukan 1 & 3,grouping 2 + 1
Pada Birama 4/4 Aksen jatuh pada ketukan 1 & 3,grouping 2 + 2
Pada Birama 3/4 Aksen jatuh pada ketukan 1 & 3,grouping 3 + 2
69
Unit kecil ini sangat membantu kita untuk memahami dan merasakan Birama
Ganjil,dibawah ini dapat kita lihat bagaimana cara membagi satu Birama dalam
satuan yang lebih kecil :
5/8
6/8
7/8
9/8
11/8
3
3
4
4
5
+
+
+
+
+
2
3
3
5
6
,2+3
,3+4,2+2+3,2+3+2,3+2+2
,5+4,3+3+3
, 6 + 5 , 4 + 4 + 3 , 4 + 3 + 4 , 3 + 4 + 4 dan seterusnya.
Birama yang Tidak Beraturan (Irregular Metrum)
Irregular Metrum atau perubahan Birama secara terus menerus terjadi karena
Page1
tuntutan kebutuhan dari Aksen Melody, hal ini umum dilakukan oleh banyak
Komponis Musik Modern diawal abad 20, seperti Bela Bartok (Hungaria), Igor
Stravisky (Rusia) , Olivier Messiaen (France)dan lainnya, dan hal itu juga
berpengaruh pada perkembangan Musik Jazz di akhir abad 20. Sebenarnya hal ini
terinspirasi dan juga dipengaruhi oleh Musik – Musik Tradisi seperti Musik India
dan Afrika dan juga dari daerah daerah lainnya. Dibawah ini dapat kitalihat
beberapa cuplikan dari karya – karya Komposer yang disebutkan diatas .
Histoire du Soldat – Igor Stravinsky
70
Turanggalila Symphonie – Olivier Messiaen (Part Piano)
Serial Music & Atonal
Page1
Musik ini diawali oleh 3 Wina (Arnold Schoenberg ,Alban Berg & Anton Webern )
pada saat sekitar Perang Dunia ke II di Jerman. Aturan yang digunakan adalah
seperti pembalikan dari aturan baku dari Tonal Harmony & Counterpoint, juga
memperlakukan semua nanda secara setara (Equal )atau dengan kata lain : tidak
ada nada utama(Tonal) disini.
Serial Music adalah Musik yang menggunakan ke dua belas nada dengan system
deret, tangga nada sudah tidak digunakan disini, yang berlaku disini adalah Row
atau deret yang digunakan.Untuk membuat sebuah Row atau deret digunakan angka 0 – 11 yang mereprentasikan nada C
– B, dibawah ini dapat kita lihat koresponden antara angka dengan nada :
71
C – C#/Db – D – D#/Eb – E – F – F#/Gb – G – G#/Ab – A – A#/Bb – B
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Disini dapat kita lihat hubungannya dengan Transpose pada Sequencer, yang
menjadi perbedaan adalah Transpose pada Sequencer menggunakan angka 12
untuk Octave sedangkan pada system deret hanya menggunakan angka 0 – 11
saja*.
Seperti yang sudah kita ketahui hal yang terpenting pada system Tonal adalah Key
Center yang menjadi titik pusat dari semua nada dalam system tersebut, maka
urutan nada menjadi hal yang sangat penting dalam system Tonal. Sedangkan pada
Serial Music hal tersebut diharamkan, tidak boleh ada Key Center , tidak ada
tingkatan seperti yang ada dalam Tonal Music, yang menjadi benang merah nya
adalah deret itu sendiri. Penggunaan Interval Consonant sangat berperan pada
Tonal System untuk memberikan rasa aman dan Interval Dissonant digunakan
untukmemberikan ketegangan, sedangkan pada Serial Music kebalikannya,
Interval Consonant menjadi hal yang harus dihindari. Semakin tajam Interval yang
digunakan akan semakin baik.
Catatan Kaki
*Lihat Transpose di buku II
Row atau Deret
Cara membuat sebuah Row atau Deret adalah dengan cara menyusun angka 0 – 11
dengan tidak berurutan, setelah itu baru kita memindahkannya menjadi urutan
nada. Hal tersebut dapat kita lihat pada contoh dibawah ini :
Misalnya kita menyusun Deret seperti ini
Number
–
Note
–
B
Hasilnya adalah :
Page1
atau
atau
72
4
–
3
–
5
–
10
–
E
– D# –
F
–
Bb –
9
–
6
–
2
–
8
–
0
–
1
–
7
11
A –
F# –
D
– G# –
C
– C# –
G
atau
dan seterusnya.
Pada saat kita membuat Musik dari deret yang sudah kita buat (seperti contoh
diatas)semua variant atau kemungkinan dapat kita gunakan, hanya urutan dari
deret nada tersebut yang tidak berubah .
Jika pada Tonal & Modal System rasa yang terbentuk dibangun dari Tonal Center
dan Interval dari Modes yang kita gunakan, sedangkan pada Serial Music rasa yang
terbentuk dibangun dari Deret atau Row yang kita buat, karena itu didalam Musik
jenis ini mempertahankan Deret menjadi hal yang sangat penting .
Untuk menghindari pengulangan yang membosankan maka perubahan atau variant
dari sebuah deret hanya dapat dilakukan dengan beberapa cara atau tehnik.
1. Transpose : penggunaan tehnik Transpose disini sama persis dengan tehnik
transpose pada
Musik Tonal.
Original
Page1
Transpose 3rd minor
73
2. Inversion : Jika kita menaruh satu titik sebagai sumbu (misalnya nada C ), lalu
kita
membuat langkah yang berlawanan dari langkah
deret Original maka
kita akan mendapatkan deret yang baru .
Original
Inversion
3. Retrograde : Jika kita membalik sebuah deret dan menuliskannya dari akhir ke
awal, kita akan
Mendapatkan deret yang baru.
Original
Page1
Retrograde
74
4. Retrograde Inversion : Inversion yang dibaca mundur.
Original
Retrograde Inversion
Harmoni dari Serial Music dibangun dan dibentuk dengan permainan tehnik yang
telah kita lihat di atas.
Ritme
Seperti juga pada permainan Interval pada sebuah Deret ,Regular Ritme seperti
Beat juga sesuatu yang harus dihindari, karena Beat akan membentuk gravitasi
pada Ritme. Bahkan beberapa Komposer mempergunakan Deret untuk digunakan
dalam membuat pola Ritme. Hal yang terpenting disini adalah menghindari
Page1
pengulangan, sebab sesuatu yang terdengar berulang dalam dalam musik akan
memberikan kenyamanan bagi orang yang mendengarkannya , sama seperti
terbentuknya Tonal Center dalam musik Tonal. Tehnik Retrograde(mundur) juga bisa
dipergunakan sebagai salah satu cara untuk membuat Ritme dalam musik seri
(Serialism Music).
75
Penutup
Setelah membaca isi buku ini mungkin pembaca akan merasa kurang atau sedikit
sekali informasi yang lebih terperinci
tentang topik yang sudah kita bahas
sebelumnya. Memang penulis juga menyadari hal itu, karena buku ini memang
dibuat untuk memicu semangat berfikir dari para pembaca. Kita semua bisa
melangkah lebih jauh lagi jika kita terus menerus menumbuhkan budaya berfikir
pada diri kita masing masing. Pada dasarnya mempelajari musik Barat tidak akan
membuat kita menjadi Barat, akan tetapi mempelajari sistem yang berlaku dalam
Page1
musik tertentu seperti teori musik yang sudah berlaku umum di negara negara
yang sudah maju adalah hal yang sangat diperlukan. Hal itu terjadi di mana mana
dan berulang dalam sejarah peradaban manusia seperti Eropa yang belajar dari
puncak peradaban Bani Umayah(Andalusia) untuk bergerak kearah zaman
Rennaisance, dan juga terjadi pada Japan dengan restorasi Meiji. Selama kita
tetap berpegang pada akar budaya kita sendiri, baru kita akan bisa tumbuh
sederajat dan saling berbagi dengan bangsa bangsa lain di dunia .
76
Page1
Pustaka Kord (Chords Library)
77
Pustaka Skala ( Scale Library)
Page1
Original Modes
78
Page1
Pentatonic Modes
79
Lydian Modes
Page1
Synthetic Modes
80
Daftar Nama & Istilah
Page1
A
81
Alban Berg : Komposer Jerman(1885 – 1935) yang menjadi murid dari Arnold
Schoenberg yang juga
menjadi salah satu pelopor musik Atonal .
Anton Webern : Komposer Jerman(1883-1945) yang menjadi murid dari Arnold
Schoenberg dan juga
menjadi salah satu pelopor musik Atonal .
Arnold Schoenberg : Komposer Jerman (1874 – 1951) adalah orang yang membuat
System 12 note dan
Memperkenalkan kepada beberapa murid – murid nya.
Sementara karya karya
Schoenberg sendiri agak lemah jika dibandingkan kedua
murid nya Alban Berg &
Anton Webern. Akan tetapi system 12 note mendapat
banyak pengikut dan peminat
Arpeggio : memainkan sebuah Chord secara berurutan, baik dari nada terendah
ataupun dari nada
Tertinggi. Ada beberapa pola gerak Arpeggio, yaitu up atau naik, down
atau turun atau
Atau Up & Down atau Naik & Turun. Selain itu ada juga cara membuat
sequence seperti ;
1 – 5 – 3 – 7 – 3 – 5 – 1 dan seterusnya .
Atonal : musik yang mempergunakan semua nada secara sederajat atau dengan
kata lain tidak ada
Nada utama atau Tonal yang menjadi Pusat atau Center dari seluruh nada
yg lainnya .
B
Baroque : zaman di Eropa antara abad 17 – 18 Masehi .
Bela Bartok : Komposer Hongaria (1881 – 1945) salah satu composer yang cukup
berpengaruh di zaman Modern di Eropa, Yang paling menarik dari Bela Bartok
adalah kesadaran beliau terhadap
akar budaya nya sendiri, hal ini bisa kita
dengar dari karya – karya yang dibuat nya .
C
Chords : sekumpulan nada yang di bunyikan pada waktu yang bersamaan .
Page1
Chord Progression : pergerakan dari satu chord ke chord lain nya .
Chromatic : atau Kromatis, urutan terkecil dari jarak antara satu nada ke nada lain
nya, seperti dari
C – D masih memiliki nada lain nya seperti C – C# - D .
82
E
Ensemble : kelompok yang terdiri dari beberapa Instrument .
G
George Friderich Handel : Komposer Inggris (1685 – 1759) termasuk salah satu
Komposer yang hidup
Pada saat music polyphony berkembang .
Gravitation : seperti Gravitasi atau gaya tarik bumi, dalam Tonal System hal itu
terjadi karena ada nada
Yang lebih penting dibandingkan nada nada lain nya .
I
Igor Stravinsky : Komposer Rusia (1882 – 1971) termasuk salah satu composer
yang berpengaruh pada zaman Modern di Eropa, Stravinsky lebih dikenal dengan
gaya Primitivism yang juga sekaligus kental dengan expressi Russia. Hal ini dapat
kita dengar pada beberapa musik yang dibuatnya seperti : Firebird Suite (Balet),
Petroushka(Balet), Rite of Spring(Balet) dan setelah itu karya karya terakhir nya
bergeser menjadi gaya Neo Classic .
Interval : Jarak antara satu nada ke nada yang lain nya . Biasanya digunakan
vertical
J
Johann Sebastian Bach : Komposer Austria (1685 – 1750) salah seorang komposer
yang berpengaruh pada zaman Baroque di Eropa .
John Coltrane : Jazz Composer dan Saxophone player .Amerika (1926 -1967) salah
satu musisi Jazz yang
Paling berpengaruh pada zaman nya. Chord Progression pada
musik John Coltrane
Sangatlah unik dan khas sehingga dibuat metode latihan yang
khusus untuk bisa memainkan Repertoire nya .
K
Key Center : Nada yang menjadi pusat atau titik utama .
M
Page1
Mahavishnu Orchestra : Group Band Jazz Rock dari Amerika pada tahun 1970 an .
Modes atau Modal : turunan dan Variant dari Tangga Nada Mayor dan minor
.mungkin ini lebih
83
Dekat dengan System Raga di India .
Modulation atau Modulasi : perpindahan dari satu Tangga Nada ke Tangga Nada
Lain nya .
Musical Form : bentuk atau urutan bentuk dari music itu sendiri .
O
Olivier Messiaen : Komposer Perancis (1908),termasuk salah satu Komposer
yang cukup berpengaruh pada zaman Modern di Eropa .Musik dari Messiaen ini
banyak menggunakan tehnik tehnik musik India dan Old Greek (Yunani Kuno ),
salah satu karya beliau yang sangat dikenal adalah Turanggalila Symphonie .
Ostinato atau Bass Pedal : sebuah progression dimana suara rendahnya ( Bass)
ditahan dan chord diatasnya bergerak .
P
Polyphony : musik dengan banyak melody yang bergerak dan saling mengisi , jenis
music ini ber
Kembang di Eropa p ada jaman Baroque (abad 17 – 18 Masehi ).
Polymodes : bagian dari sebuah musik dimana terdapat beberapa modes yang
digunakan secara
Bersamaan .
Poly Tonal : bagian dari sebuah musik yang menggunakan beberapa Tonal yang
digunakan secara
Bersamaan .
Poly Rhythm : bagian dari sebuah musik dimana terdapat beberapa pola Rhythme
yang bergerak
Secara bersamaan .
Progression : pergerakan dari satu chord ke chord lain nya .
R
Range : area yang dapat di jangkau oleh sebuah Instrumen .
Repertoire : karya musik .
Page1
Rhythmic : mungkin ini lebih tepat dikatakan sebagai Irama .
Richard Wagner : Komposer Jerman (1813 – 1883) salah satu composer yang
berpengaruh pada
84
Zaman Post Romantic di Eropa. Karya karya Wagner juga
mempengaruhi beberapa tokoh di Eropa, seperti Friederich Nietche (Filsuf) dan Adolf
Hitler (Diktator) .
S
Scale : atau Tangga Nada adalah urutan satu nada ke nada lain nya ,seperti 1 – 2 –
3–4–5–6–7–1
Atau Do –Re – Mi – Fa – Sol – La – Si – Do atau Sa – Re – Gha – Ma – Pa – Dha
–Ni – Sa pada
Raga (Scale) di India .
Sequence : pola yang berulang ,kadang kadang di tempat yang sama atau
bergerak naik ataupun
turun .
Substitution : atau Chord Substitution adalah Chord pengganti Chord awal ,seperti
Em7 untuk menggantikan Chord C Maj .
T
Tonality : Tonalitas
Page1
Daftar Pustaka
Complete Handbook for the Music arranger
Jazzology “The Encyclopedia of Jazz Theory”
Eddine Bahha
Joy of Music
Counterpoint
Counterpoint
Fundamental of Musical Composition
Structural Functions of Harmony
Harmony
Harmony Creative Aspect & Practice
New Musical resources
The Theory of Sound
John Coltrane
Orchestration
85
Mickey Baker
Robert Rawlins & Nor
Leonard Bernstein
Knud Jeppeson
Arnold Schoenberg
Arnold Schoenberg
Arnold Schoenberg
Ebenezer Prout
Vincent Persichetti
Hendry Cowell
J.W .S Rayleigh
Bill Cole
Ebenezer Prout
Instrumentation & Orchestration
Histoire du Soldat
Music for Strings,Percussion & Celesta
Turangalila Symphonie
Techniques of the Contemporary Composer
Music of the Twentieth Century
Alfred Blatter
Igor Strvinsky
Bela Bartok
Olivier Messiaen
David Cope
Ton de Leeuw
Buku II
Page1
Pendahuluan
86
Pada
suatu masa penulis pernah mendapatkan undangan dari beberapa teman
didaerah untuk memberikan workshop Music Electronic dan memperkenalkan cara
membangun Portable Studio Recording didalam Computer. Dalam acara diskusi
sering penulis harus berhadapan dengan opini tentang Modern dan Tradisi dan
pertanyaan itu sering dijawab : toh kita selalu menggunakan bahasa lokal kita
sekalipun melalui hand phone Nokia ataupun Sonny Ericson. Menurut pemahaman
saya jika kita bicara tentang Tradisi berarti kita sedang bicara tentang Ruang
(tempat di mana tradisi itu tumbuh), setiap tempat memiliki kearifan lokalnya
masing masing baik itu di Negara yg terbelakang ,Negara berkembang ataupun di
Negara yang sudah maju sekalipun. Dan jika kita bicara soal Modern berarti kita
bicara soal Waktu, dengan kata lain tidak mungkin kita membahas program
computer di Inggris pada abad 19 karena computer baru dibuat pada abad 20 dan
di sosialisasikan pada pertengahan abad 20 .
Pada dasarnya kita juga memahami bahwa petanyaan tersebut cenderung keluar
dari orang orang yang tidak siap menghadapi lompatan zaman (Future Shock, hal
itu tidak terjadi pada generasi 90 an, karena computer sudah menjadi bagian dari
keseharian mereka.
Akan tetapi karena derasnya informasi dan perdagangan dan juga pesatnya
perkembangan tehnology membuat kebanyakan dari kita hanya sibuk sebagai
konsumen. Padahal sama seperti hand phone tadi “ alat” adalah “alat”, yang
membuat “alat” itu menjadikan sesuatu adalah “Manusia” yang menggu nakan
“alat” tersebut .
Isi buku ini tidak menjelaskan secara detail tentang penggunaan program musik
dari jenis ataupun merek tertentu. Di sini saya hanya mencoba menyusun
sistimatika, cara berfikir dan menata computer yang akan kita gunakan ,juga cara
memahami cara bekerjanya alat alat tersebut baik itu Hardware ataupun Software
apapun jenisnya, karena biar bagaimanapun seorang komposer juga menjadi
bagian dari masyarakatnya.
Komputer(Computer)
Page1
Mungkin
kita sempat menglami perjalanan tehnologi dengan menggunakan
Hardware seperti Sequencer (Roland MC 50,AKAI MPC 60 dan lain-lain), ataupun
Internal Sequencer pada Workstation Keyboard (seperti Roland XP 50 , XP 80 ,
Tritone , Korg 01 dan lain-lain. Maka pada zaman sekarang hampir semua hal dapat
dikerjakan dengan Computer . Secara prinsip adalah hal yang sama ,Cuma yang
membedakan pada
Hardware kita melihat benda tersebut secara phisik sedangkan pada Software di
Computer kita hanya melihat gambarnya saja pada display computer. Ada 2
Operating System yang umum digunakan oleh
Pemusik, Komposer maupun Sound Enginer , yaitu Machintosh & Window. Karena
keterbatasan pengeTahuan saya, maka saya tidak akan membahas cara kerja setiap OS (Operating
System), saya hanya mencoba mengingatkan saja bahwa system kerja pada
Hardware maupun Software di computer
adalah persis sama dengan segala
kelebihan dan kekuranganpada masing masing alat yang kita gunakan .
87
Routing
Routing adalah menyusun dan menghubungkan alat alat yang akan kita
pergunakan satu sama lain nya .
Seperti yang kita tahu cara menghubungkan masing masing alat pada hardware
adalah seperti contoh di bawah ini .
Tape
Sequencer
Loudspeaker
Keyboard/Sound Module
Mixer
PreAmp
Electricity
Sedangkan Routing pada Software dapat kita lihat pada contoh di bawah ini .
Keyboard Controller
Sequencer
VSTi*
Mixer
Audio Out
Audio In
Audio Track
Electrcity
Processor
Page1
*VSTi : Virtual Synth Instrument .Biasanya nama ini berlaku pada beberapa
Sequencer di Window , seperti pada Nuendo, Cubase (Steinberg), Sonar, Project
5(Cakewalk) ,ACID Pro (Sony), Ableton , Mixcraft dan lain-lain. Sedangkan untuk
Protools menjadi RTAS dan di Machintosh menjadi PKG .
Penyusunan File (Filling Management)
Pada saat seorang kawan saya bertanya bagaimana cara saya menyusun File di
dalam computer, saya balik bertanya kepada kawan saya dimana dia menaruh sikat
gigi nya ? Dan setelah dia menjawab saya menanyakan lagi dimana dia menaruh
88
semua buku buku nya ? Dan saya bertanya lagi dimana dia menaruh panci dan
penggorengan. Seperti kita tahu dari kehidupan kita se hari hari bahwa tidak
mungkin kita menaruh sikat gigi di dekat kompor, apalagi di lubang kloset dan juga
tidak mungkin kita menaruh buku buku kita di bibir sumur ataupun didalam kulkas.
Seperti itu juga saya menyimpan dan menyusun File di dalam computer .
Masalah Filling Management adalah masalah terpenting pada saat awal kita menset
komputer kita,
Karena hal yang memudahkan kita untuk mencari satu dari sekian banyak ”Data”
tergantung bagaimana cara kita menyimpannya, tergantung bagaimana kita
menata dan menempatkannya.
Cara yang saya lakukan biasanya seperti berikut :
Saya biasa membagi Hard Disc men jadi 3 bagian yaitu :
1.Program File
2.Sound Bank
3.Data
1.Program File
Program File adalah tempat kita menyusun dan menata Program – program yang
akan kita gunakan . Setelah meng Instal Sequencer baru saya meng Instal VSTi
dan plugins, biasanya saya membuat Group di dalam VST plugin sesuai dengan
produk nya masing masing, seperti semua Edirol VSTi masuk ke folder Edirol di
dalam VST plugin dan IK Multimedia masuk kedalam folder IK Multimedia, Linplug
masuk ke folder Linplug dan begitu seterusnya. Setelah selesai arahkan semua
Sequencer yg bisa membaca VSTi ke VST plugin tempat kita memasang semua
VSTi dan plugin .
2.Sound Bank
Karena begitu banyak VSTi yang mempunyai sound dalam jumlah yang sangat
Page1
besar maka saya mempersiapkan satu partisi untuk Sound Bank. Gunanya adalah
menjaga kemungkinan terburuk seperti karena sesuatu hal kita harus mengulang
Instal Window dari awal maka kita tidak harus meng copy ulang seluruh Sound
Bank dalam jumlah puluhan bahkan di atas seratus Giga Bites. Penyusunan di
dalam Sound Bank juga sesuai dengan jenis Instrumen nya dan setelah itu arahkan
pembacaan Sound Instrument tersebut sesuai dengan jenisnya masing masing.
Selain untuk menyimpan Sound VSTi , ada baik nya juga Sound Bank juga menjadi
tempat penyimpanan Loops, Sound FX dan material Sound yang lain nya .Jadi
fungsi Partition Sound Bank tadi adalah tempat penyimpanan semua material
sound yang dapat kita pergunakan sewaktu mengerjakan musik .
3.Data
Partition untuk Data adalah tempat kita menyimpan
Data dan tempat
menyimpan semua pekerjaan kita. Biasanya Partition ini dibagi menjadi beberapa
89
seperti mp3 file untuk menyimpan musik dan mp3 data yg lain nya, dan
didalam file mp3 dipecah menjadi beberapa sub file lagi seperti : Classic untuk
penyimpanan music Classic sesuai dgn nama Komposernya masing masing,
Contemporary untuk menyimpan musik musik baru dari komposer composer music
Kontemporer (music abad 20 ), setiap file didalamnya dibuat sesuai dengan nama
komposernya . Jazz untuk menyimpan untuk menyimpan musik dari musisi Jazz,
sub file di dalam nya adalah nama musisi atau nama group dan di dalamnya folder
album dari musisi atau group yang bersangkutan. Seperti itu juga yang kita buat di
dalam Rock file dan Pop file, dan juga jangan lupa untuk buat my file untuk
menyimpan final musik yang telah kita buat, dan buat juga sub file project seperti
Film, Songs, Teater, Dance dan lain-lain….sesuai dengan katagori nya masing
masing dan didalam nya ada sub folder yang sesuai dengan nama project tersebut.
Buat juga file Movie didalam partition Data. Didalam file Movie kita buat sub folder
yang sesuai dengan Format Data yang kita simpan ,seperti DVD, AVI, MPEG, flv
atau mov. Didalam masing masing sub folder kita buat lagi sub folder untuk
katagori file seperti Fim, Documentry dan Musik. Dan khusus untuk DVD dan MPEG
kita buatkan sub folder judul dari film tersebut. Simpanlah setiap file sesuai dengan
tempatnya masing masing .
Buat folder my file untuk menyimpan data dalam bentuk tulisan, didalamnya kita
buat sub folder untuk
pdf, Word dan Project. Buat lagi sub folder untuk
menyimpan file sesuai dengan katagori nya masing masing. Simpanlah setiap file
sesuai dengan tempatnya masing masing .
Buat Folder Picture untuk menyimpan gambar gambar yang akan kita simpan, juga
buat sub folder untuk masing masing katagori gambar .
Buat Folder Photo untuk menyimpan semua photo yang akan kita simpan, juga buat
sub folder yang sesuai dengan moment & tema dari photo photo tersebut .
Buat folder Working File untuk tempat kita bekerja .Didalam Working File ada
beberapa sub folder lagi , yaitu Final Mix, MIDI File, MPEG 4 Working, Working
Notater, Working Sequencer dan juga Working Video & Picture jika kita juga
bekerja menggunakan Photo editor dan Video Editor seperti Vegas, Adobe
Photoshop, Adobe Premier dan lain-lain.
Sekarang kita mulai dengan Final Mix, biasanya terdiri dari Audio yang didalamnya
terdapat sub folder lagi yaitu mp3 dan Wave. Folder lain nya Video yang didalamnya
terdapat sub folder lagi , yaitu AVI dan flv. MIDI File adalah tempat untuk
menyimpan data MIDI. Fungsi dari Data MIDI adalah bahan dasar yang bisa kita
clone atau atau buat ulang kembali setiap saat. Buat Sub Folder sesuai denga
project nya masing masing didalam nya dan jangan lupa menulis nama Sound dan
Instrument di setiap track MIDI yang kita buat, ini akan sangat berguna untuk me
rekonstruksi ulang musik tersebut .
MPEG 4 Working : adalah tempat untuk menyimpan data MPEG atau Film. Folder ini
diperlukan untuk menyimpan Film yang akan kita buka di Sequencer jika kita
membuat musik Film .
Working Notater : adalah tempat menyimpan semua pekerjaan yang ada hubungan
dengan Notater seperti Sibelius, Finale dan lain-lain. Buat sub folder dengan nama
program yang kita gunakan dengan sub folder sesuai dengtan project yang kita
buat .
Working Sequencer : adalah tempat menyimpan semua pekerjaan yan ada
hubungan dengan Sequencer seperti Steinberg ( Cubase & Nuendo ), FLP (Fruity
Loop), ACID Pro,Reason dan lain-lain. Dan juga buat sub folder di dalam nya sesuai
dengan nama project nya masing masing .
Page1
File
90
Working Video & Picture : Folder ini diperlukan kalau kita menggunakan Video
Editing & Photo Editing seperti Vegas Pro, Adobe Premier, Adobe PhotoShop dan
lain-lain. Buat sub folder sesuai dengan nama program yang kita gunakan dan buat
lagi sub folder didalamnya sesuai dengan nama project nya .
Hal yang paling penting adalah menyimpan setiap file di tempatnya masing
masing ,karena hal itu akan mempermudah kita dalam mencari setiap data yang
kita simpan .
Sequencer
Seperti yang kita ketahui pada masa sekarang ini banyak cara untuk membuat
musik, diantaranya dengan peralatan Electronic seperti Workstation dan
Computer.Jadi dengan kata lain memahami Sequencer adalah hal yang sangat
diperlukan pada masa ini,selain cara murah dan Efektif untuk membuat berbagai
Musik, juga sebagai jembatan untuk memahami Electronic Music.
Cara kerja Sequencer
Sequencer
MIDI Track
1
Sound
MIDI Track
2
Sound
2
Sound
3
Dst
Page1
ke
Channel
2
ini
Channel
3
MIDI Track
4
91
Channel
1
1
MIDI Track
3
MIDI Track
5
Mixer
Tone
Generator
Dst
Sound
4
Sound
5
Channel
4
Channel
5
Dst
Sebuah Sequencer
bekerja
dengan cara sebagai berikut :
sebuah
Sequencer
yang
berisikan
MIDI
data
menggerakan
satu
atau
beberapa
Tone
Generator
yang
berfungsi
sebagai
sumber bunyi, dari Tone
Generator suara kembali ke
Mixer Sequencer lalu masuk
Amplifier dan akhirnya akan
terdengar dari Loudspeaker,
seperti pada gambar dibawah
:
Sequencer dan fasilitas – fasilitas nya
Seperti yang sudah kita alami dengan
Cubase
SX,semua
Sequencer baik Software
maupun Amplifi
Hardware
Loudspea
er
mempunyai kesamaan dalam prinsip
kerjanya.Yang
ker
membedakan hanya fasilitas yang ada pada Sequencer tersebut.
Pada prinsipnya Sequencer adalah sebuah Work Station dalam bentuk Software. Cara
bekerja sebuah sequencer adalah MIDI Data yang menggerakan Tone Generator atau
VSTi. Hal yang membedakan sebuah Software Audio & Sequencer dapat melakukan
tugas sebagai Multi Track Tape Recording sedangkan Work Station hanya dapat
melakukan MIDI Recording.
Pada awal software dibuat hanya untuk melakukan satu tugas saja seperti Rebirth,
Cakewalk & Cubase
Yang pada awalnya hanya sebuah Work Station, lalu ada juga yang melakukan tugas
sebagai Loop Player seperti ACID Pro dan Fruity Loop. Juga ada yang melakukan tugas
sebagai Multi Track Tape Recording seperti Cool Edit, Pro Tools dan Nuendo, Ada juga
yang melakukan tugas sebagai Notater atau untuk menulis Score seperti Encore,
Finale & Sibelius dan ada juga yang bertugas seperti Rhythm Extractor seperti Band in
Box.
Tapi perkembangan selanjutnya setiap software melengkapi fasilitasnya
sebagai Multi Track Tape Recording, Sequencer dan juga Loop Player, dan ada juga
yang difasilitasi dengan Rewire supaya dapat berhubungan dengan Software lainnya
untuk melengkapi kekurangannya seperti Reason(Work Station), FLStudio(Loop Player
& Work Station), Ableton (Loop Player & Work Station), Cakewalk Project 5(Work Station &
Multi Track Tape Recording)yang semuanya dapat dibuka dari Steinberg (Cubase SX &
Nuendo) ataupun Cakewalk(Sonar). Dan juga share VSTi & VST Plugins untuk Cubase,
Nuendo, Sonar, ACID Pro, Sound Forge (hanya VST Plugins) dan WaveLab (hanya VST
Plugins).
Page1
Menu Setup
Menu Setup pada umumnya terdiri dari ;
Audio Setup – menu Audio Setup terdiri dari
92
– biasanya pada Multi Track Tape Recording, fungsinya
Audio Input
sebagai Recording Input
dan terhubung dengan Sound Card.
Audio Output – Audio Output pasti ada disemua Software Audio, baik
Work Station, Multi
Track Tape Recording, Loop Player, Notater
Editor
ataupun Wave
membutuhkan Audio Output, fungsinya untuk play back dan
juga terhubung ke
Sample Rate
Sound Card
Sound Card.
– Sample Rate sebuah program tergantung kemampuan
yang
kita gunakan. Sample Rate biasanya dimulai dari :
32.000 KHz – 44.100 KHZ
– 48.000 KHz – 88.200 KHz – 96.000 KHz – 192.000
KHz.
Record Format
– Record Format juga tergantung pada kemampuan Sound
Card yang kita
gunakan, biasanya dimulai dari 16 bit – 24 bit – 32 bit
Fload.
Standard Format Audio CD adalah 44.100 KHz 16 bit.
– menu MIDI Setup terdiri dari ;
MIDI Input
– MIDI Input terhubung dengan Keyboard Controller yang
kita gunakan.
MIDI Output – Jika kita tidak menggunakan VST instrument (VSTi),
maka MIDI Output
biasanya hanya terhubung dengan Sound Card atau
MIDI Setup
Microsoft GS Wavetable SW
Synth
seperti pada Finale & Sibelius (Notater),
ataupun Band in Box (Rhythm
Extractor). Juga ada yang menggunakan Tone
Generator
nya sendiri
seperti pada Propellerhead (Reason) dan Imagine Line
(FLStudio), atau ke duadua nya seperti pada Steinberg (CubaseSX, Nuendo)
atau Cakewalk (Sonar,
Project 5)juga
pada Sony ACID dan lain-lain.
Pada prinsipnya cara kerja sebuah Software Audio adalah sebagai berikut :
Audio in
MIDI Port In
Page1
Software
MIDI Port Out
93
Sound Card
PC
Mixer Sound Card
MIDI in(USB)
Audio Out
Sequencer Setup
Untuk mengenal karakter & fasilitas Sequencer baik Hardware maupun Software kita
harus memeriksa Setup menu, terutama pada Software.Pada saat kita pertama kali
membuka sequencer biasanya semua fasilitas utama sequencer sudah dibuka. Tapi
ada beberapa fasilitas lainnya yang dapat memudahkan pekerjaan ataupun untuk
memudahkan filling kita harus kita membukanya sendiri. Disini akan saya berikan
beberapa contoh untuk men Setup Cubase SX.
1.Preference
Letaknya di File Menu, ada beberapa menu yang akan saya jelaskan kegunaannya;
– Part Get Track Names ; fungsinya untuk penamaan di badan track,
yang berguna untuk
filling dan data MIDI kita.
Event Display – Show Data on Small Track Heights ; data MIDI maupun Audio akan
tetap terlihat sekalipun kita memperkecil badan track.
Scores ; disini ada fungsi-fungsi yang cukup menarik untuk di buka.
Transport
; disini juga ada fungsi-fungsi yang cukup menarik untuk di buka.
Editing
2.Panel
Click Kanan untuk melihat fasilitas apa yang akan kita buka dan apa yang kita tidak
ingin buka atau yang belum kita perlukan.
3.Transport
Fasilitas Loop dsb
Page1
4.Device
Lihat MIDI Device Manager, Mixer, Plugin Information dan Device Setup.
5.Project
Lihat Pool ; tempat kita menaruh semua Audio Data untuk project yang kita sedang
kerjakan.
Tempo Track ; untuk menentukanTempo dari Musik yang kita sedang kerjakan.
Project Setup ; untuk melihat dan mengganti setting format audio (Sample
Rate )yang akan
dipakai. Misalnya dari 44.100 Khz,16 Bit menjadi 48.000Khz,24
Bit dan sebagainya.
94
MIDI
Cara yang sangat efektif dalam membuat musik di Computer adalah dengan MIDI,
dengan cara ini kita masih mungkin untuk membuat perubahan-perubahan,seperti
perubahan Note, Sound dan Tempo. Juga kita dapat melihat Structure Harmony dan
Rhythm dari musik yang kita buat melalui Key Editor, Score Editor ataupun melalui
List Editor. Hal ini memudahkan kita untuk mengontrol dan memperbaiki semua
elemen musik yang kita buat di setiap track. Dibawah ini akan kita lihat cara kerja
dengan MIDI Track ;
MIDI Track
Loudspeaker
MIDI Data
VST instrument
Output Mixer
Sound Card
Prosesnya seperti bagan diatas ; MIDI Data yang tersimpan didalam MIDI Track
menggerakkan Tone Generator atau VSTi yang sudah kita tentukan Sound nya, lalu
dari VSTi suara tersebut keluar melalui Output Mixer menuju Sound Card dan akhirnya
ke Loudspeaker.
Cara membuat dan medapatkan MIDI Data ialah dengan Export dan Import MIDI File
dari Hard Disk.
Cara merekam MIDI Data bisa memainkan Beat, Chord ataupun Melody melalui
Keyboard Controler yang terhubung ke Computer melalui USB, lalu Record ke MIDI
Track,bisa dilakukan dengan cara Real Time ataupun Step Input.
Cara yang lain lagi adalah mebuat badan isi Track dengan Pencil (ada di Panel
Sequencer)lalu klik 2 x untuk membuka Key Editor dan menuliskan setiap note satu
per satu dengan Pencil yang ada di Panel Key Editor.
MIDI File ada 2 jenis yaitu ;
1. Standart MIDI File-0 atau SMF-0,satu track untuk semua
data MIDI
2.Standart MIDI File -1 atau SMF-1,multi track(satu track
untuk setiap channel)
MIDI Channel dimulai dari 1 – 16, channel 10 untuk Drums, hal ini berlaku umum
bagi semua General MIDI baik yang didalam Computer ataupun Hardware seperti
Synthesizer
dan Sound Modul.
Page1
MIDI Editing
Copy
Paste
Delete
95
; untuk menggandakan data yang akan kita salin ulang di tempat lain.
; Tempat menaruh data yang digandakan.
; untuk menghapus data yang akan kita buang.
; untuk menaikkan atau menurunkan nada,koresponden antara
transpose dengan
Interval atau jarak nada dapat dilihat dalam contoh dibawah ini
Transpose
Naik :
10
0
11
C
B
A#/Bb
Turun:
-2
-`12
-1
1
12
2
3
C#/Db
C
D
D#/Eb
-11
-10
-9
4
-8
E
5
F
-7
6
F#/Gb
-6
7
G
-5
8
G#/Ab
-4
9
A
-3
0
Naik 2 Octave = 24,turun 2 octave = -24 dan seterusnya.
Velocity
; keras pelan nya suara ,dimulai dari 1-127
MIDI untuk Instrumen Kombo
Pada dasarnya pada saat kita membuat Combo Arrangement atau aransemen
untuk Band dalam format MIDI adalah sama seperti kita memainkan semua
instrument yang ada dalam sebuah Band ( Drums, Bass, Guitar dan Piano). Cara
yang terbaik untuk itu adalah memahami karakter dari setiap instrument tersebut.
Dibawah ini akan kita bahas setiap instrument satu per satu.
Page1
Drums
Tulang punggung dari sebuah Combo adalah Beat,karakter dari sebuah lagu ataupun
musik ditentukan oleh Beat nya, dan instrument yang menentukan beat sebuah
musik adalah Drums.
Dengan kata lain permainan Drums menjadi pondasi dari sebuah musik yang
dimainkan oleh Band atau Combo. Pola pada Bass Drums menjadi gravitasi utama,
sedangkan Snare Drums menjadi gravitasi kedua.
Dibawah ini akan kita lihat Note Number Drums dalam General MIDI ;
96
Cymbals
- C#2 & A2 (Crash Cymbals),G2 & E2 (Splash
Cymbals).B2,F2 & Eb2 (Ride
Cymbals)
Toms
- D2 & C2 (Toms 1),B1 & A1 (Toms 2),G1 & F1 (Toms 3)
Hi hats
- Bb1(open H h),G#1 & F#1 (Close H h)
Snare Drums
- C#1(Side Stick),D1 & E1
Bass Drums
- B0 & C1
Bass
Jika kita membayangkan sebuah Musik sebagai bangunan, pola Drums sebagai
pondasi dari bangunan tersebut, maka pola Bass sebagai tiang-tiang nya. Karena
sebagai rhythm, Bass harus mengikuti pola Bass Drums (yang utama) & Snare Drums
(tidak harus, hanya kadang-kadang diperlukan). Dan sebagai Tuned Instrument
(instrumen bernada), Bass harus memainkan nada dasar atau nada yang paling
rendah dari Chords. Karena fungsinya untuk mengawal Drums ( Groove)dan juga
mengawal dasar dari alur Chords (Chords Progression). Karena kewajibannya sebagai
pengawal Groove & Chords Progression. Karena tuntutan untuk bermain dengan
luwes (tidak kaku), maka dibutuhkan kearifan dalam menentukan langkah atau
pilihan Note yang sesuai dengan Chords Progression, pemahaman terhadap “alur
permainan Bass” (Bass Line) menjadi hal yang sangat penting untuk
dipahami.Karena bunyi Bass sebagai instrument seperti Guitar besar ( 1 octave
lebih rendah), dan tuning nya yang sama dengan tuning Guitar minus 2 senar yang
bawah (E – A – D – G), maka karakter penjarian (fingering) pada Bass mirip dengan
Guitar. Dibawah ini dapat kita lihat Tuning dan Range (jangkauan)Bass Instrument ;
Guitar
Page1
Guitar sebagai bagian dari Rhythm Section sebuah Combo melakukan tugasnya
memainkan Chords Progression dari sebuah musik dengan beberapa cara,seperti
Blocking Chords dengan Distortion Sound, Comping dengan Clean Sound dan Acoustic
Sound atau dengan Distortion Sound (lebih Percussive), atau juga bisa dengan cara
Arpeggio (dipetik sesuai dengan chord), biasanya dilakukan dengan Clean Sound &
97
Acoustic Sound,
dan ada beberapa model lain yang akan kita dapatkan jika kita
mendengar dari contoh contoh dari musik yang sudah ada. Yang terpenting pada
saat kita membuat pola rhythm kita harus berfikir tentang voicing dan fingering
seperti pemain Guitar.
Dibawah ini akan kita lihat Tuning & Range Guitar ;
Piano
Sama seperti pada Drums, Bass & Guitar ,secara teknis kita juga harus berfikir
tentang voicing dan fingering untuk Piano seperti hal yang mungkin dilakukan oleh
seorang Pianis. Dibawah ini akan kita lihat Range (jangkauan nada) pada Piano ;
.
Perekaman Audio (Audio Recording)
atau merekam suara dari luar ada 2 cara, yaitu melalui Line/kabel
seperti untuk instrumen Electric Guitar, Electric Bass dan Keyboards, atau melalui
Microphone seperti untuk instrumen akustik dan Vokal
Hal-hal yang harus kita perhatikan pada waktu Audio Recording adalah Routing dari
Audio Card ke Mixer. Knob atau tombol harus dalam posisi Record, Monitor dibuka
Page1
Recording Audio
98
(untuk Control Recording). Check Peak Level jangan sampai terlalu keras dan juga
jangan sampai terlalu kecil.
Mixer & Fx Channel
Sekarang kita akan membahas Mixer dan Fx Channel. Semua suara yang
masuk(Audio) maupun yang terdengar keluar dari sebuah Sequencer baik dalam
bentuk Audio maupun dalam bentuk MIDI pasti melalui Mixer. Didalam Mixer ini
semua Lalu Lintas Audio yang akan dan mau diperdengarkan di atur dengan cara
seperti bagan dibawah ini.
Mixer
Input
Card
mono
L&R
Sound Card
Loud Speaker
Fx
Channel Track
Fx
Output
Sound
L&R
L&R
Stereo
Hal yang terpenting untuk memahami cara kerja Mixer adalah memahami
merekam suara dari luar) menuju Channel
sebelum menuju Channel Track. Dan jika
diperlukan, seperti jika kita menggunakan Virtual Amplifier untuk Guitar atau Bass
ataupun Virtual Fx apapun seperti Delay, Reverb dan lain-lain yang ada di dalam
Software, ataupun membuat Fx Channel agar 1 VST plugins dapat digunakan untuk
beberapa Channel bersama-sama seperti Reverb, Equalzer dan lain-lainnya melalui
Send to Fx Channel yang bersangkutan,
Volume Fx dapat diatur dari Send. Setelah itu semua masuk ke Output, kita
masih dapat menambahkan VST Plugins yang kita butuhkan untuk Mixing disini
seperti Compresor, Limiter, Stereo Expander dan lain-lain dari sini.
Terdapat perbedaan jika kita menggunakan Fx dari Insert berarti kita hanya
memakai Fx tersebut untuk Channel Track yang bersangkutan, Jika kita ingin
memakai Fx untuk beberapa Channel Track maka kita harus membuat FX Channel dan
memasang ke Channel Track yang kita inginkan melalui Send di Track yang kita tuju.
Sedangkan Fx yang kita tempatkan di Output akan mempengaruhi seluruh suara
yang keluar dari semua Channel Track yang kita buka untuk Mixing.
Page1
Routing dari Input Sound Card (jika kita
Track bisa juga melewati Fx (Insert)
99
Finalize & Balance Audio
Rendering
Rendering atau mengubah data MIDI menjadi Wave dilakukan setelah dipastikan kita
tidak akan mengubah data MIDI kita lagi. Karena setelah menjadi data Wave kita
tidak bisa lagi mengubah Tempo dari musik tersebut. Mengapa kita harus melekukan
Rendering MIDI Data ? Karena hal itu akan memudahkan kita pada saat melakukan
Mixing, caranya ialah dengan membuat Audio Data setiap Instrument secara
terpisah, kegunaannya ialah untuk Volume(keras – pelan) dan Pan (Left –Right).
Fasilitas yang disediakan dalam Rendering ialah mono ; 1 buah Audio 1 Layer, Stereo
Interleaved ; 1 buah Audio 2 Layer (Left – Right ) dan Stereo Split ; 2 buah Audio satu
Layer ( Left & Right ).
Sebelum kita melakukan Rendering kita harus memberi tanda dengan Locator
dari dan sampai bagian mana yang aka kita Render, hal ini dapat dilakukan dari
Transport ataupun Sequencer Panel. Setiap Instrument yang akan di Render harus
berada dalam posisi Solo. Tempat kita menaruh hasil Render ialah di dalam Folder
Audio yang ada didalam Folder Musik yang sedang kita kerjakan, seperti dibawah
ini :
[Song A
Wave ]
Proses Rendering kedalam Sequencer (Multi Track)
Untuk Rendering kedalam Multi Track ;
File.
Audio Track.
Export Audio Mixdown.
Lihat Samlpe Rate.
Export to Pool &
Untuk menentukan format Audio kita akan menggunakan mono dan Stereo Split
dengan cara sebagai berikut ;
Page1
Drums
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Track
Track
Track
Track
Track
Track
Track
Track
Track
Track
Track
Track
100
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
Bass Drums
Snare Drums
Hi hats
Toms 1
Toms 2
Toms 3
Crash Cymbals 1
Crash Cymbals 2
Splash Cymbals 1
Splash Cymbals 2
Ride Cymbals 1
Ride Cymbals 2
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
- mono
Dan jika kita menambahkan dengan Percussion
1 Track untuk Cow Bell
- mono
1 Track untuk Cabasa
- mono
1 Track untuk Conga & Bongo
- mono dan seterusnya
Bass
1 Track – Mono
Guitar
1 Track Acoustic Guitar
- mono
1 Track Clean Guitar
- mono
1 Track Distortion Guitar - mono jika memainkan Lead & 2 track Stereo Split ( Left Right )jika
memainkan Block Chords atau Rhythm.
Piano,Keyboards,Pads & Layer ; 2 track Stereo Split ( Left – Right )
Solo Istrument seperti Lead Synth,Lead Guitar,Flute,Vocal di Render – mono
Mengapa kita tidak pernah menggunakan Stereo Interleaved ?
Stereo Interleaved digunakan untuk Final Mix, kita tidak akan menggunakannya
didalam Multi Track
Jika kita mencoba didalam Multi Track maka kita tidak bisa lagi menentukan Panning
instrument tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan Rendering adalah untuk memudahkan kita
dalam Mixing dan Ballance .
Page1
Mixing
Sekarang kita akan memasuki persoalan Mixing. Setelah semua materi Audio sudah
ada didalam Multi Session maka tahap berikutnya adalah Mixing.
Tahap awal dari proses Mixing ini adalah meratakan Level dari semua
Channel Track yang akan kita Mixing, Channel Track yang tidak dibutuhkan untuk
mixing harus kita tutup (Mute), lalu membuat Ballance dari musik yang kita mixing
sesuai dengan prioritas elemen musik yang ada.
Pertama-tama kita lakukan pada Drums, dimulai dari Bass Drums,lalu
ditambah dengan Snare Drums, lalu ditambah lagi dengan Hi hats, lalu Toms 1,2 dan 3
laluCymbals. Dan terakhir Percussion jika musik tersebut menggunakan Percussion.
Jika Ballance Drums sudah terdengar enak kita akan membuat Panning (Left – Right)
dengan susunan yang kira kira sebagai berikut ;
101
Bass Drums
Hi hats – Left (± 30 L )
- Center (C )
Snare Drums – Right (± 30
R)
Toms 3 – Left (± 70 L )
Toms 2 – Left (± 20 L )
Toms 3 – Right (±
50 R )
Crash Cymbals 1 Left ( ± 80 L )
Cymbals 2 Right ( ± 80 R )
Splash Cymbals 1 Left ( ± 60 L )
Right ( ± 60 R )
Ride Cymbals 1 Left ( ± 80 L )
Cymbals 2 Left ( ± 80 R )
Crash
Splash Cymbals 2
Ride
Setelah Ballancing & Panning pada Drums kita akan beralih ke Bass. Pertama-tama
kita soloTrack Bass
Lalu cari Tone Colour dari Bass tersebut melalui Equalizer : fungsinya untuk
mengatur Frequency yang akan diangkat dari instrument tersebut.
Setelah sound Bass sudah terdengar enak,maka sekarang kita buka Bass
Drums, dengarkan campuran Bass Guitar dengan Bass Drums, setelah itu kita check
level pada Bass dan Drums untuk di Ballance lagi . Panning untuk Bass sama
dengan Bass Drums yaitu di Tengah (Center atau C)
Berikutnya akan kita lanjutkan dengan Guitar. Sama seperti pada Bass, yang
Pertama-tama kita adalah mendengarkan Track Guitar sendirian (Solo), Check dan
cari Tone ColourGuitar tersebut dengan Equalizer. Jika kit menggunakan beberapa
Guitar maka kita harus melakukannya satu per satu, lalu melakukan Ballance
semua Rhythm Guitar yang kita buat , setelah itu baru kita buka dengan Drums dan
Bass yang sudah kita Ballance sebelumnya.
Panning untuk Guitar bisa dilakukan kira kira seperti berikut ;
Page1
Acoustic Guitar - Left (± 40 L )
Rhythm Distortion Guitar Left ( 100 L )
Right ( 100 R )
102
Electric Clean – Right (± 40 R )
Rhythm Distortion Guitar
Lalu kita laku kan hal yang sama terhadap Piano, Pad dan Layer Keyboard lainnya .
Setelah Selesai Balance semua iringan,kita melanjutkan lagi pada Lead, Solo
Isntrument dan Vocal hingga selesai.
Setelah selesai Ballance dan Panning , kita tambahkan Fx Channel untuk Reveb, atau
ditambah lagi dengan Fx Channel untuk Compressor dan Delay jika memang ada
beberapa track yang membutuhkannya.
Lalu kita menambahkan beberapa VST Plugins untuk Mixing pada Output Fx, dan
yang terakhir setelah final kita Mixing dengan cara Render dengan format Stereo
Interleave dan tidak di copy ke Pool & Audio Track.
Perhatikan posisi Sample Rate harus pada 44.100 Khz 16 Bit.Render ke folder
Final Mix. Hasil Mixing ini dapat kita dengar melalui Window Media Player atau akan
kita check lagi di WaveLab untuk Mastering.
Mastering
Setelah Mixing beberapa musik kita akan menyusunnya didalam sebuah CD
.Pertama tama kita harus menyusun semua musik tersebut dalam Wave Editor
dan meratakan seluruh Level musik yang ada di situ.Hal ini dinamakan Mastering
.Karena keterbatasan pengetahuan saya terhadap hal ini maka saya tidak akan
membicarakan lebih jauh ,Cuma ada satu hal yang bisa kita jadikan pedoman
bahwa hasil akhir dari Mastering harus pada format 44.100 KHz – 16 Bit .
Synthesizer
Untuk memberikan penjelasan yang paling sederhana dari cara kerja Synthesizer
kita akan melihat pada VST yang biasa digunakan didalam program Music pada
Computer, karena secara prinsip sama seperti yang terdapat pada Hardware
VST atau Virtual Instrument terdiri dari 2 jenis yaitu VSTi atau Tone Generator yang
terdiri dari Synthesizer, Sampler dan Loop Player dan yang lain lagi adalah VST Plugin
yang terdiri dari Compressor, Limiter, Equalizer, Delay, Chorus, Reverb, Vocoder dan
lain-lain.
Sekarang kita akan membahas VSTi.
Jika dilihat dari cara kerjanya VSTi terdiri dari 3 jenis dasar yaitu Synthesizer,Sampler
dan Loop Player, semua menggunakan structure yang sama yaitu Structure Basic
Synthesizer, dibawah ini akan kita lihat Structure Basic dari Synthesizer pada
umumnya :
Page1
Oscilator
FX
103
Filter
Global
LFO
Envelope
Modulation Matrix
Oscilator adalah Tone Generator atau sumber bahan dasar dari suara instrument,
setiap Synthesizer
terdiri dari 2,3 atau beberapa Oscilator. Sumber suara yang
digunakan bisa berupa Pulse atau gelombang electronic yang terdiri dari beberapa
jenis, seperti Sine, Square, Triangle, Sawtooth dan sebagainya,juga bisa
menggunakan Wave atau Sound Sample atau bisa juga menggunakan Noise.
Pada beberapa jenis Synthesizer seperti Analog Synthesizer, FM Synthesizer atau
Additive Synthesizer sering digunakan campuran dari Pulse, Sound Sample dan Noise.
Sedangkan pada Sampler , oscilator hanya berfungsi untuk memproses Wave atau
Sound Sample yang digunakan.
Pada Loop Player hanya menggunakan Sound Sample yang sudah dipotong menjadi
beberapa bagian (Slice), dan digerakkan oleh MIDI data sesuai dengan urutan
potongan sound tersebut.
Filter terdiri dari Cut off, Resonance dan mode(PHS, LP, HP, BP), fungsinya untuk
mengubah & mengolah
warna suara dari Oscilator tersebut, setelah dari Filter
suara akan diolah lagi di LFO (Depth, Wave Form, Filter dan Amp). Dari LFO suara
menuju Modulation Matrix yang berfungsi untuk routing dari beberapa Oscilator dan
LFO, juga disini disediakan simple linear Sequence atau Arpeggiator yang dapat
digunakan untuk membuat Arpeggio Sound. Dari Mod Matrix suara menuju Fx, disini
kita dapat menambahkan dengan Fx seperti Reverb, Chorus, Delay, Ping pong dan
lain lain. Setelah itu suara menuju ke Global, ada beberapa fasilitas disini seperti
Master Tune, bahkan pada beberapa Sythesizer disediakan Scale Tune, atau kadang
kadang terdapat Preset Tuning yang juga berfungsi untuk membuka tuning
tertentu pada Synthesizer tersebut (hal ini diperlukan jika kita menggarap
Microtonal Music ). Dan dari sini juga Velocity atau keras pelannya instrument
diatur.
Oscillator
Oscillator adalah alat yang berfungsi untuk mengubah sinyal listrik
(Electric)menjadi gelombang suara (Signal). Setiap Synthesizer, apapun jenisnya
memiliki satu atau beberapa Oscillator. Fungsi Oscillator adalah sebagai Generator
Suara (Tone Generator) memiliki beberapa komponen yang berfungsi untuk
mengatur bunyi yang akan keluar seperti Waveform atau bentuk suara yang akan
dipergunakan dan setiap Waveform mempunyai karakternya sendiri sendiri.
Dibawah ini kita dapat melihat beberapa bentuk Waveform yang disediakan
didalam sebuah Oscillator.
Page1
Sine
: Sine adalah bentuk WavefForm yang paling sederhana dan
Fundamental. Karena karakter Sine Wave yang cenderung polos dan sederhana
maka Wave Form ini sering digunakan untuk membentuk suara Bass dan Perkusi ,
atau juga digunakan untuk mencampur dengan suara Bell pada frekuensi
tingginya.
104
Sawtooth
: Sawtooth adalah Waveform yang sangat ekstrim cemerlang dan tajam.
Karena ketajaman dari karakter Wave Form ini maka Sawtooth sering dipergunakan
untuk membuat suara latar (Pad Sound atau Layer), terutama jika kita memotong
frekuensi rendahnya (Bass Frequency).
Square
: Square adalah karakter Waveform yang sering digunakan dalam
musik Techno dan
Dance. Kecenderungan karakter bunyi Square ini mungkin agak mirip dengan
bunyi Clarinet atau Flute dalam Instrumen Akustik .
Triangle
: Triangle juga mempunyai kecenderungan yang agak mirip dengan
Square Wave Form,
Yang membedakan adalah kecenderungan Triangle Waveform yang agak tertahan
(muted).
Noise : Noise atau desis juga termasuk salah satu bentuk Waveform yang juga
Page1
disediakan pada Synthesizer. Pada umumnya Noise mempunyai gradasi dari White
Noise – Pink Noise.
Hybrid dan Digital Waveforms
105
Pada beberapa Synthesizer seperti Subtractor Synth dalam Reason Software atau
VirSyn Cube(VSTi) terkadang ditambahkan Digital Waveform. Terkadang
ditambahkan karakter suara Voice sehingga bunyinya agak mirip dengan suara
manusia atau kadang kala diisi dengan karakter suara Bell dan sebagainya.
Dibawah ini dapat kita lihat beberapa Waveform yang biasa disediakan didalam
sebuah Synthesizer.
Biasanya Setiap Synthesizer mempunyai beberapa Oscillator dan selain
menentukan Waveform juga terdapat Filter (LP, HP,BP dan lain lain) dan Cut Off
untuk mengatur atau membuat perubahan suara yang dihasilkan.
ADSR
ADSR adalah komponen untuk mengatur cepat – lambat atau panjang pendek nya
suara Synthesizer tersebut.
ADSR adalah kependekan dari kata Attack – Decay – Sustain – Release .
Page1
Attack : adalah untuk mempercepat atau melambatkan suara yang keluar, jika kita
ingin bunyi keluar
bersamaan dengan saat kita memencet tuts Keyboard maka kita harus
membuat posisi Attack
pada angka O, sedangkan jika kita ingin suara yangkeluar agak lemah
maka kita harus menambahkan angka tertentu pada posisi Attack tersebut, atau dengan kata lain
semakin tinggi angka
yang kita tanmbah kan akan membuat semakin lemah suara yang keluar.
Decay : pengertian dari kata Decay dalam bahasa Indonesia adalah Runtuh. Fungsi
Decay adalah untuk
106
Melengkapi fungsi Attack, hal ini akan dapat kita lihat pada gambar yang
ada di bawah.
Sustain : untuk menentukan panjang – pendek nya sebuah nada. Semakin kecil
angka yg terdapat
pada Sustain berarti semakin pendek nada tersebut dan begitu pula
kebalikannya.
Release : juga berfungsi untuk melengkapi Sustain, akan tetapi biasanya angka
yang terdapat pada
Release berhubungan dengan saat kita melepaskan jari kita dari tuts
Keyboard.
Mungkin untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
D
A
S
R
Sequencer
Fungsi Sequencer pada Synthesizer adalah untuk membuat Arpeggiator Sound,
Gator Sound dan
Moving Sound . Jenis dari gerak Arpeggio nya dapat di buat disini. Biasanya ada
beberapa fasilitas yang
disediakan, seperti harga not (1/4, 1/4 triplet, 1/8 ,1/8 triplet, 1/16, 1/16 triplet,
1/32 dst), atau pola gerak dari Arpeggio tersebut (Up, Down, Up & Down, Chord
dst).Juga untuk jenis Gator Sound biasanya disediakan 16 titik yang dapat diisi atau
dihilangkan sesuai dengan pola yang akan kita buat. Dan begitu pula dengan cara
membuat Moving Sound.
FX
FX adalah tempat kita menambahkan jenis efek yang kita perlukan, seperti Reverb,
Chorus, Delay,
Ping pong (untuk menghasilkan Auto Pan) dan lain lain.
Page1
Master
Setelah berproses di dalam urutan yang sudah kita bahas tadi, maka berikutnya
suara ber proses melalui Master sebelum keluar melalui Output. Masih ada
beberapa lagi fasilitas yang terdapat didalam Master seperti Mixer yang berfungsi
untuk membuat Balance dari beberapa Oscillator, dan juga ada Master Tune
bahkan ada beberapa Softsynth yang menyediakan fasilitas Scale Tune ataupun
Preset Tuning. Hal ini akan sangat berguna dan bermanfaat pada saat kita
membuat Microtonal Music.
107
Beberapa Jenis Synthesizer
Pada umumnya zaman sekarang terdapat beberapa jenis Synthesizer , terutama
pada jenis Synthesizer yang berbentuk Soft Synth (VSTi). Disini saya akan
mencoba membahas beberapa jenis Soft Synth yang biasanya kita temukan pada
beberapa Software Musik.
1, Analog Synthesizer
Analog Synthyesizer adalah jenis Synthesizer yang menggunakan sound
yang murni dihasilkan
oleh Oscillator. Karakter sound yang dihasilkan terdiri dari campuran
beberapa Oscillator yang
dimiliki oleh Soft Synth tersebut. Kita dapat melihat beberapa contoh dari
Analog Synthesizer
pada gambar dibawah ini.
Axons
Page1
Metatron
108
2. FM (Frequency Modulation) Synthesizer
Frequency Modulation adalah cara yang paling sederhana untuk
menghasilkan warna suara
Pada Instrumen ini. Warna suara dari Instrumen ini terbentuk dari
perubahan pada envelope
Generator pada LFO Instrumen tersebut. Kita dapat melihat contoh dari
FM Synthesizer pada
gambar dibawah ini.
Page1
Extractor
109
FEM 1
Modular
Modular Synth adalah jenis Synthesizer yang pertama ditemukan oleh
Harald Bode pada tahun
1961 dan akhirnya dikembangkan oleh Robert Moog pada tahun 1970.
Karakter fisik Instrumen ini
mempunyai banyak panel yang terhubung dengan beberapa kabel yang
dapat disusun ataupun
juga dapat dipindahkan untuk memeberikan kemungkinan perubahan warna
suara se banyak
banyak nya. Kita dapat melihat beberapa contoh Modular Synthesizer pada
gambar dibawah ini.
Page1
DSK Analog Matrix
110
KX-Synth-X16
Ambient Synth
Page1
Ambient Synth merupakan perpaduan antara Sound Sample dengan
Oscillator. Karakter sound
dari Ambient Synth cenderung memberikan warna suara yang tidak pasti,
karena ada beberapa
nada yang keluar pada saat kita memencet satu tuts. Kadang kadang
karakter bunyi Ambient
Synth hampir mirip dengan potongan musik yang sudah jadi. Kita dapat
melihat beberapa
Bentuk dari Ambient Synth pada contoh dibawah ini.
111
AlioNotic
Motion28
Sampler
Page1
Sampler adalah Jenis Synthesizer yang sumber suaranya dari rekaman
suara yang harus kita
masukkan dan susun di dalam alat tersebut. Biasanya kita memasukkan dan
menyusun sound
dalam format Wave ataupun Soundfont. Bunyi yang akan keluar dari
Sampler akan sesuai dengan
materi bunyi yang kita masukkan kedalamnya. Jika kita tidak memasukkan
sound apapun maka
Sampler tidak akan mengeluarkan bunyi. Dibawah ini dapat kita lihat
beberapa contoh dari
Sampler.
112
Halion 3
Wavtransit
Page1
Ada juga alat yang hampir sejenis dengan Sampler yaitu Loop Player. Fungsi dari
Loop Player ini adalah
Untuk memainkan potrongan musik atau beat yang sudah jadi. Untuk membuat
tempo beat tersebut
Sinkron dengan tempo musik yang kita buat, maka kita harus membuat potongan
potongan pendek
(Slice) didalam Loop Player tersebut . Dibawah ini dap[at kita lihat contoh dari alat
tersebut.
113
BeatBurner
Hybrid Synth
Hbrid Synth adalah jenis alat yang didalamnya terdiri dari 2 model
Synthesizer yang disatukan
didalam satu alat. Ada berbagai macam Hybrid Synth , seperti 2 buah
Synth Analog yang di
satukan ataupun Analog & Wavetable Synth yang di satukan didalam satu
alat. Karakter dari
Instrumen ini biasanya lebih tebal dan juga mempunyai lebih banyak
pilihan.
Di bawah ini dapat kita lihat beberapa contoh dari alat tersebut.
Page1
Pandemonium
114
Arptron
VST Plugins
VST Plugin ialah alat-alat untuk memproses Wave atau suara yang ada di
Audio Track. Pada umumnya tidak ada oscilator atau penghasil suara pada VST
Plugin, mungkin karena fungsi utama nya hanya mengolah suara yang masuk dari
Audio Track. Pada prinsip nya mirip dengan Fx di Synthesizer, fungsinya untuk
Page1
Finalize atau proses akhir sebelum Mixing.
Warmer, Reverb, Chorus,Delay, Virtual Amplifier(untuk Guitar dan Bass), Wave
Restoration seperti Auto Tune dan Melodyne,juga termasuk Wave Processor seperti
Harmony Engine, Vocoder dan lain-lain.
Virtual Amplifier biasanya digunakan untuk Electric Guitar dan Electric Bass,
keuntungan menggunakan Virtual Amplifier adalah kita masih bisa memilih
karakter sound setelah recording, dengan catatan E Guitar atau Bass tersebut tidak
menggunakan Fx dari luar pada saat kita merekamnya.
Wave restoration seperti Melodyne & Auto Tune gunanya untuk memperbaiki nada
yang Fals (kurang atau
Wave Processor adalah salah satu jenis VST plugin yang mempunyai Oscillator
,mungkin ini dikarenakan fungsinya yang lebih mendekati Synthesizer yang
115
mengambil sumber suara langsung dari luar. Dan fungsi wave processor seperti
Harmony Engine atau beberapa VST Plugin lain yang sejenis
adalah untuk
memproses suara dari Audio Track, seperti dari satu suara menjadi 3, 4 atau
beberapa suara, sesuai dengan fasilitas yang ada pada alat tersebut. Vocoder juga
termasuk dalam kategori ini, cuma uniknya Vocoder menggunakan sumber suara
manusia (dari Microphone)dan nada yang keluar sesuai dengan apa yang kita
mainkan dengan Keyboard Controller.
Dibawah ini akan kita lihat pola kerja Vocoder :
Vocal
Microphone
Vocoder
Keyboard Controller
MIDI
Page1
Dibawah ini dapat kita lihat contoh dari Vocoder.
Music Electronic
116
Output
Sejarah & Perkembangannya
Pada abad 18 di Eropa banyak penemuan – penemuan yang diciptakan untuk
memudah kan kehidupan manusia, terutama dimulai pada saat Revolusi Industri
dimana masyarakat dimobilisasi untuk membuat produk masal ( Mass Product). Hal
ini juga berpengaruh pada tempat – tempat baru seperti Amerika dan Australia yang
mulai didatangi dan ditinggali imigran Eropa.
Perkembangan tehnologi semakin berkembang dimulai dengan penggunaan
tenaga Listrik pada saat itu untuk kebutuhan mesin- mesin pabrik, alat transportasi lalu
berkembang lagi dengan penemuan Lampu, alat perekam suara dan alat untuk
membunyikannya seperti Gramaphone, alat untuk perekam gambar yaitu Photo dan
akhirnya alat untuk merekam gambar hidup yang akhirnya menjadi Film.
Dimulai pada awal abad 20 sesuai dengan perkembangan perangkat
Komunikasi yang berbasis Electronic, seperti Telegram, Telephone, Radio dan pada
akhirnya Televisi menghasilkan bunyi – bunyi baru yang tidak pernah dikenal
sebelumnya, hal itu membuat beberapa Komposer melihat sebagai media baru.
Perkembangan Musik Electronic diawali pada tahun 1948 oleh Pierre
Schaeffer seorang Composer yang bekerja sebagai Broadcast Engineer pada
Radiodiffusion – Television Francaise (RTF), tehnik yang digunakan adalah Tape
Manipulation atau memanipulasi suara dengan cara permainan Tape Speed ,Reverse
atau dibalik, Loop dan segala kemungkinan yang dapat dilakukan pada Tape Reel.
Pada awalnya musik ini disebut sebagai Music Concrete lalu kemudian berkembang
lagimenjadi Musik Electroacoustic dan Soundscape.
Sementara di tahun 1950 Homer Dudley dari Bell Telephone Laboeratories
memperkenalkan Vocoder kepada Werner Meyer-Eppler seorang ahli Fisika dan
direktur dari “Institute of Phoenetic” Bon University . Vocoder pada zaman ini adalah
alat mampu menganalisa Sound dan mengulangnya secara simultan. Ditahun yang
sama Meyer-Eppler & Robert Beyer memberikan kuliah tambahan tentang Electronic
Music di Darmstadt.disaat itu Beyer bekerja di Northwest German Radio(WDR)in
Cologne.
Pada tahun 1951 Meyer-Eppler berhasil membuat Synthesize sound
electronic dengan menggunakan Melochord yang dibuat oleh Harald Bode seorang
insinyur pada tahun 1949. Cara kerja Melochord adalah dengan menggunakan
Oscillator sebagai penghasil bunyi.
Pada tahun 1952 Cologne Studio beroperasi di WDR, ditahun yang sama
Beyer bekerja sama dengan Herbert Eimet membuat Komposisi Musik Electronic nya
yang pertama.
Page1
Beberapa Gaya dalam Music Electronic
Seperti yang sudah kita ketahui dari ulasan sejarah Musik Electronic dari
awal sudah terpecah menjadi 2 mazhab utama.
Pertama adalah mazhab Paris yang menggunakan materi bunyi yang
direkam dan dimanipulasi melalui tape. Dari mazhab ini lahir Music Concrete, Music
Electroacoutic dan Soundscape.
117
Dan yang lainnya lagi adalah mazhab Cologne yang menggunakan Tone
Generator atau Oscilator sebagai sumber suara yang kemudian diproses melalui
Filter, Ring Modulator dan lain lain, dari mazhab ini lahir Electronic Music dan
Algorhythm Music yang dibuat berdasarkan deret Matematik, dan akhirnya berdampak
pada Industri musik terutama setelah Keith Emerson memperkenalkan Moog
Synthesizer pada Expo 70 di Tokyo, Sejak itu berkembanglah musisi dan kelompok
musik yang berbasis pada Electronic Device seperti ELP, Tangerine Dream ,
Vangelis, Jean Michael Jarre, Isao Tomita dan lain lain yang dimulai pada generasi
70 an ,dan setelah itu penggunaan Synthesizer lebih merata pada semua genre
dalam Musik Industri , danpada akhir 80 an lebih mengerucut pada musik musik
untuk Clubbing, seperti Techno ,House,Trance, Chill Out dan sebagainya.
Pengaruhnya terhadap pekembangan Musik
Pengaruh dari Music Electronic terhadap perkembangan Musik secara menyeluruh
dapat kita bagi menjadi beberapa hal.
Ada banyak perkembangan yang baik seperti :
1. Pesatnya perkembangan tehnik dan alat alat perekaman
2. Pergeseran & perkembangan estetika dalam Musik,termasuk gaya campuran
antara electronic dan live Instrument, adaptasi Instrumentalis terhadap
bunyi-bunyi baru yang dapat dihasilkan oleh instrument nya.
3. Perkembangan alat-alat Musik baru dan perkembangan Sound – Sound baru.
Page1
Dan ada juga pengaruh buruk yang terjadi seperti :
1. Kemudahan yang diberikan oleh alat alat tertentu, seperti pada Loop Player
membuat banyak
orang yang cenderung merasa sangat mudah untuk membuat musik yang
mereka suka hingga
mereka merasa tidak perlu belajar musik, dan semua pekerjaan diselesaikan
oleh mesin pintar
yang mereka miliki, hal ini menjadi proses pembodohan dan penyesatan
secara terus menerus
2. Perkembangan music electronic yang mengacu dan terintegrasi dengan
dunia hiburan seperti Clubbing juga menghasilkan jenis kekacauan yang lain
lagi, seperti genre musik yang gampang
dan cenderung monoton, sekaligus dengan peredaran dan perdagangan
Drugs dan Narkotika di dalamnya. Hal ini juga bukan hanya menghasilkan
masyarakat yang malas berfikir, tapi juga sekaligus penghancuran kelas
menegahsecara terus menerus dengan meng atasnamakan “kehidupan
Modern”.
118
Penutup
Seperti pada akhir Buku I penulis hanya mengingatkan sekali lagi apa yang telah
dikatakan sebelumnya, bahwa buku ini juga tidak akan menjadikan kita seorang
programming, Sound Engginer ataupun Komposer musik Electronic. Masih banyak
lagi perangkat yang kita butuhkan untuk menjadi salah satu dari ketiga profesi
yang saya sebut tadi. Tapi buku ini dapat menjadi salah satu pintu masuk untuk
mempelajari salah satu dari disiplin yang kita minati .
Hal yang terpenting adalah : kenalilah peralatan apapun yang kita pergunakan
seperti kita mengenali tangan kita sendiri. Dan juga seperti yang sudah saya
katakana diatas tadi ,bahwa :”alat” adalah “alat” ,
dan yang menjadikan “alat” tersebut menghasilkan sesuatu adalah “ manusia” nya
atau dengan kata lain “diri kita sendiri. Kematangan seseorang tidak akan pernah
didapat hanya dari membaca satu buku ini saja, tapi bisa didapat dari banyak
berlatih, mendengar dan membaca buku buku yang sesuai dengan bidang yang
kita tekuni .
Selamat bekerja dan berkarya, semoga materi yang ada dalam buku ini akan
dapat membantu, dan harapan penulis, semoga akan ada lagi buku buku yang
dapat menjelaskan setiap bidang secara lebih terperinci baik dari para pengajar
yang ada ataupun dari generasi yang sesudahnya, agar dapat melengkapi wawasan
dan memberdayakan budaya berfikir pada masyarakat dan bangsa kita .
Wassalam…..Jakarta 9 – Juni 2012
Daftar Nama & Istilah
A
Ableton : salah satu Sequencer yang sering digunakan oleh para Disc Jockey .
ACID Pro : salah satu Sequencer (Sony).
Amplifier : pengeras suara .
B
Page1
Balance : (English) = Keseimbangan (Ind) .
C
Combo : Group Band ,biasanya terdiri dari Drums ,Bass ,Piano /Keyboard & Guitar .
119
Controller /Keyboard Controller : instrument seperti Piano yang biasa di gunakan
untuk mengHubungkan VSTi dengan jari kita .
D
Device : alat atau instrument yang dipakai seperti Mixer ,VSTi
Synth ,Reverb ,Compressor dll .atau
Berbentuk Hardware seperti Sound Card ,Mixer ,Microphone dll .
F
Finalize : (English)= penyelesaian (Ind)
FLP (Fruity Loop Producer) : salah satu Sequencer
(magine Line).
FX Channel : Channel untuk menempatkan FX ,seperti Reverb ,Compressor ,Limiter
dll .
G
Groove : (English) =Irama (Ind) .
H
Hard Disc : tempat penyimpanan program & Data .
Hardware : Perangkat keras .berbentuk fisik seperti Piano ,Guitar,Synthesizer ,
Amplifier dll.
I
Input : (English) masukan (Ind),tempat suara masuk .
Internal : (English) = didalam (Ind)
K
Page1
Keyboard : (English) = papan kunci ,pengertian Keyboard untuk para pemain musik
adalah Instrument
Electronic yang dapat membunyikan banyak macam suara dan
dimainkan pada alat yang
Seperti Piano , sedang pengertian lain nya untuk Keyboard pada
pengguna computer adalah tempat untuk mengetik ,untuk menghindari kerancuan maka alat
yang seperti Piano
120
yang biasa di hubungkan pada computer adalah Keyboard Controller
.
L
Layer : suara latar ,biasanya lebih halus dari suara suara instrument lainnya .
Loudspeaker : tempat suara keluar .
M
Mastering : (English) penguasaan (Ind) ,mengontrol balance dari semua musik
yang akan di jadikan
Dalam satu album adalah pekerjaan Mastering .
Mixing : (English) = Mencampur (Ind)
Motherboard : induk dari computer ,tempat Processor bekerja dan juga tempat
Memory ,Hard Disc ,CD
Rom ,USB & Firewire terhubung .
N
Notater : program untuk menulis musik ,seperti Sibelius ,Finale ,Encore dll .
O
Operating System : System yang dipakai oleh computer untuk menjalankan
program program yang
dibuat berdasarkan system itu sendiri .Ada beberapa
Operating System yang biasa
digunakan seperti Window ,Machintosh & Linux .Untuk
kebutuhan Musik & Audio
Visual banyak program yang dibuat untuk OS Window &
Machintosh ,ada beberapa
Program yang juga dibuat untuk OS Linux akan tetapi sangat
terbatas dan tidak
sebanyak program untuk Window & Machintosh karena Linux
adalah freeware OS
dan dibuat setelah Window & Machintosh sudah stabil .
Oscillator : (English) gelombang (Ind),pada Synthesizer biasanya Tone Generator
Page1
menghasilkan gelombang suara dan itu disebut sebagai Oscillator .
Output : (English) hasil yang keluar (Ind) ,tempat hasil suara yang sudah di proses
keluar .
121
Overload : (English) = beban yang terlalu berat atau melebihi kapasitas ( Ind).
P
Partition : pembatas ruang ,seperti kalau kita membatasi ruang yang besar menjadi
dua bagian yang
lebih kecil ,dalam Hard Disc pun bisa dipecah menjadi beberapa bagian
sesuai dengan kebutuhan kita .
Peak : (English) =Puncak (Ind) ,peak level adalah hal yang sangat penting harus
diperhatikan dalam
Rekaman (Recording) ,jika melewati peak level artinya monitor nya
berwarna merah ,itu berarti
Hasil rekamannya akan pecah (Overload) .
: (France) salah satu tokoh yang mempelopori musik Electronic
,diantaranya melalui
memproses musik melalui material suara asli (Electroacoustic) .
Pierre Schaeffer
Processor : adalah alat untuk memproses semua kegiatan computer .secara prinsip
Processor sama
Seperi fungsi otak pada manusia .
R
Range : jangkauan Instrument .
Reason : Sequencer buatan Propellerhead (Swedia).
Routing : susunan hubungan antara satu Device ke Device lainnya .Pada Hardware
biasanya dihubungKan oleh Kabel ,sedangkan pada Software dihubungkan dengan panel
on-off atau virtual kabel
seperti pada program Reason (Propellerhead).
S
Sequencer : (English)= rangkaian . adalah tempat untuk merangkai atau
menyusun musik yang kita
buat .
Software : perangkat lunak ,biasanya berbentuk program dengan gambar virtual di
monitor .
Page1
Sound Card : adalah alat penghasil bunyi pada computer ,sama seperti semua
computer pada umum
nya menyediakan Internal Sound Card & Internal Video Card
*(Internal = didalam).Tapi
122
jika kita ingin membuat Studio Recording dalam computer kita
maka kita menggantikan
Internal Sound Card dengan External Sound Card .Ada 3 pola
hubungan External Sound
Card ke computer ,yaitu : PCI (di hubungkan ke Motherboard ),Fire
Wire (kalau kita mempunyai Fire Wire Connector pada Computer kita atau Lap Top kita )
& USB (biasanya ini
umum digunakan pada Lap Top) .
Sound Module : Tone Generator tanpa keyboard .
Steinberg : salah satu pembuat Sequencer seperti Cubase & Nuendo .
Sub Folder : folder didalam folder .
T
Tone Generator : sumber bunyi yang dapat di gerakkan melalui data MIDI ,seperti
VSTi ,Synth dll .
V
Virtual : (English) = Maya (Indonesia) .
VSTi : Virtual Synth Technology Instrument adalah Synthesizer dalam bentuk
virtual .Biasanya
digunakan sebagai Instrument untuk membuat musik tanpa harus
menggunakan Instrument
dari luar lagi .Sound dari VSTi digerak kan oleh Data MIDI .
: hampir sama seperti VSTi ,tetapi ini bukan Instrument tapi untuk
memproses sound yang
sudah jadi seperti : Delay ,Reverb ,Compressor ,Limiter dll .
VST Plugin
W
Wave : (English) = Gelombang (Ind) ,yang membedakan antara pengertian
Oscillator dengan Wave
karena Oscillator membuat gelombang dari signal electric ,sedangkan
Wave adalah hasil akhir
dari bunyi itu sendiri .
Page1
Wave Editor : program untuk mastering dan merubah format Audio .
Workstation : Keyboard atau Sound Module yang mempunyai Sequencer .
123
Daftar Pustaka
FLP (Fruity Loop Producer) Manual Book
(Help File )
Oscillator & Synthesizer
Google
Music of the Twentieth Century
Leew
New
Direction in Music
H Cope
Reason Manual Book
File )
Steinberg (Cubase & Nuendo)Manual Book
Techniques of the Contemporary Composer
Ton de
David
(Help
(Help File )
David Cope
John
The Evolution of Electronic Music
Ernst
David
Page1
The Acoustical Foundation of Music
Backus
124
Download