Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages ISSN 2302-0253 pp. 28- 37 TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN AKIBAT TANAMAN ECENG GONDOK Dedi Dahrizal1, Dr. Ir. Eldina Fatimah, M.Sc2, Ir. Maimun Rizalihadi, M.Sc. Eng3 1)Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email: [email protected] Abstract: The main cause of the increase is due to increased channel roughness obstacles in the channel itself. The existence of the plant is one of the things that cause the channel roughness. Research on the flow resistance caused by the plant has been done, but research on floating or submerged plants in part has not been done. It required further research with the condition of floating plants with plant species were sampled water hyacinth. Plants selected with petiole length between 15-30 cm, and 5-12 cm long roots. This study aims to determine the effect of plant density on the distribution of flow velocity and flow resistance in the channel by analysis using Manning formula. This research was conducted in the laboratory using the flume channel with a water-resistant steel frame, with dimensions of 15.5 m long, 0.5 m wide and 1.0 m high, with a density variation of SP-0 (without plants), SP-1, SP-2 and SP-3. Determination of the density of SP-1, SP-2 and SP-3 will be determined at the time of the study. In every variation of plant density will be measured stream flow velocity and height at 4 area (part) that is on the upstream channel, the early crops, plants and the downstream end of the channel. From the research that has been done shows the largest resistance value is 0.0725 at the maximum density condition SP-3 (40.83%), while the channel without plant resistance value is 0.0354. This suggests that the addition of 0.0371 resistance value on the vegetated channel. Similarly, the distribution of the maximum flow velocity turns into the depth of the base channel 0,6h vegetated conditions. This shows that the density of water hyacinth plants affect the velocity distribution and flow resistance in the channel. Benefits of the research is expected to add to the information in the maintenance and operational activities of the channel, so that would be obtained schedule maintenance and operational effective channel. Keywords: Water hyacinth, plant density, flow resistance, and Manning. Abstrak: Penyebab utama terjadinya peningkatan kekasaran saluran adalah akibat peningkatan hambatan di dalam saluran itu sendiri. Keberadaan tanaman adalah salah satu hal yang menyebabkan kekasaran saluran. Penelitian tentang tahanan aliran akibat tanaman sudah banyak dilakukan, namun penelitian terhadap tanaman mengapung atau terendam sebagian belum banyak dilakukan. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan dengan kondisi tanaman mengapung dengan jenis tanaman yang dijadikan sampel adalah eceng gondok. Tanaman dipilih dengan ukuran panjang tangkai daun antara 15 - 30 cm, dan panjang akar 5-12 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerapatan tanaman terhadap distribusi kecepatan aliran dan tahanan aliran pada saluran dengan analisa menggunakan rumus Manning. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan saluran flume kedap air dengan kerangka baja, dengan dimensi panjang 15,5 m, lebar 0,5 m dan tinggi 1,0 m, dengan variasi kerapatan SP-0 (tanpa tanaman), SP-1, SP-2, dan SP-3. Penentuan besarnya kerapatan SP-1, SP-2 dan SP-3 akan ditentukan pada saat penelitian dilakukan. Pada setiap variasi kerapatan tanaman akan diukur kecepatan aliran dan ketinggian aliran pada 4 pias (bagian) saluran yaitu pada bagian hulu, awal tanaman, akhir tanaman serta bagian hilir saluran. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai tahanan terbesar yaitu 0,0725 pada kondisi kerapatan maksimum SP3(40,83%), sedangkan pada saluran tanpa tanaman nilai tahanan yaitu 0,0354. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penambahan nilai tahanan sebesar 0,0371 pada saluran yang bertanaman. Demikian juga distribusi kecepatan aliran berubah menjadi maksimum pada kedalaman 0,6h dari dasar saluran pada kondisi bertanaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa kerapatan tanaman eceng gondok mempengaruhi distribusi kecepatan dan tahanan aliran pada saluran. Manfaat dari penelitian diharapkan dapat menambah informasi dalam kegiatan pemeliharaan dan operasional saluran, sehingga akan diperoleh jadwal pemeliharaan dan operasional saluran yang efektif. Volume 3, No. 4, November2014 - 28 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kata Kunci: Eceng gondok, kerapatan tanaman, tahanan aliran, dan Manning. keberadaan tanaman yang mengapung, seperti PENDAHULUAN Penyebab utama terjadinya peningkatan tanaman eceng gondok. Sehingga akan kekasaran saluran adalah akibat peningkatan diperoleh jadwal pemeliharaan dan operasional hambatan di dalam saluran itu sendiri. Salah saluran dalam batas debit yang masih diizinkan. satu penyebab kekasaran saluran adalah Penelitian ini dilakukan di laboratorium, keberadaan tanaman. Dalam kegiatan irigasi dengan khususnya adanya (Eichhornia Crassipes). Sampel diuji di dalam tanaman akan meningkatkan tahanan aliran, saluran flume dengan kerapatan SP-0, SP-1, SP- dapat memperkecil kapasitas saluran, sehingga 2 dan SP-3. pada saluran dengan sampel tanaman Eceng gondok mempengaruhi debit aliran. Berkurangnya debit Untuk setiap daerah Serial Pengukuran aliran mengakibatkan kehilangan air yang pada (SP), di buat menjadi tiga bagian yaitu, daerah akhirnya hulu, bertanaman dan hilir, kemudian setiap memperbesar masalah ketidak cukupan air. daerah kerapatan dan daerah bagian (hulu, Penelitian lainnya terhadap tanaman yang bertanaman dan hilir) diukur kecepatannya mengapung telah pernah dilakukan Ridha, M menggunakan (2011), kangkung kedalaman 0,2h, 0,6h, 0,8h dan permukaan dengan hasilnya semakin besar kerapatan aliran. Kecepatan yang didapatkan dianalisis tanaman kangkung maka akan semakin besar menggunakan persamaan Manning dengan hambatannya. terhadap bantuan software Microsoft Excel sehingga tanaman mengapung atau terendam sebagian didapatkan tahanan, debit aliran dan grafik dengan tanaman yang berbeda belum ada yang perbandingan untuk setiap daerah kerapatan. menggunakan tanaman Namun melakukannya. Oleh penelitian Current meter pada itu penelitian Berdasarkan teori distribusi kecepatan, tentang keberadaan tanaman mengapung dalam kecepatan maksimum berada pada kedalaman saluran dengan tanaman yang berbeda sangat 0,8h dari dasar saluran. Dengan adanya diperlukan. tanaman Eceng gondok, distribusi kecepatan Penelitian sebab alat untuk aliran ini berubah menjadi maksimum pada mengetahui pengaruh kerapatan tanaman Eceng kedalaman 0,6h dari dasar saluran. Hasil gondok terhadap distribusi kecepatan aliran dan penelitian menunjukkan tahanan aliran pada saluran. Adapun manfaat tanaman Eceng dari penelitian diharapkan dapat menambah distribusi kecepatan aliran dan tahanan aliran informasi dalam kegiatan pemeliharaan dan pada saluran. operasional kehilangan 29 - ini saluran air yang bertujuan untuk menghindari diakibatkan Volume 3, No. 4, November 2014 oleh bahwa gondok kerapatan mempengaruhi Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala KAJIAN KEPUSTAKAAN tiga komponen arah menurut koordinat Jenis saluran terbuka kartesius. Namun, komponen arah vertikal dan Saluran terbuka menurut asalnya dapat arah lateral biasanya kecil dan dapat diabaikan. digolongkan menjadi saluran alam dan saluran Sehingga, hanya aliran yang searah dengan buatan. Saluran alam meliputi semua alur air aliran yang terdapat secara alamiah di bumi dengan kecepatan ini bervariasi terhadap kedalaman sifat dari permukaan (Suripin, 2003 : 125). hidrolis sedangkan biasanya saluran buatan tidak menentu, dibentuk yang diperhitungkan. Komponen oleh manusia, seperti saluran pembawa air untuk irigasi, saluran pembuangan drainase, dan termasuk model saluran yang dibuat di laboratorium untuk keperluan penelitian (Chow, 1997). Teori distribusi kecepatan aliran Triatmodjo (2003: 106) menyatakan Gambar 2 Pola distribusi kecepatan sebagai fungsi kedalaman Sumber : Suripin, 2003 bahwa dalam aliran melalui saluran terbuka, distribusi kecepatan tergantung pada banyak Distribusi kecepatan pada saluran terbuka faktor seperti bentuk saluran, kekasaran dinding bertanaman dan juga debit. Tahanan aliran yang disebabkan oleh tanaman berpengaruh terhadap distribusi kecepatan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada berbagai jenis tumbuhan baik yang berbatang lentur maupun yang berbatang kaku menunjukan distibusi kecepatan yang berbeda. Gambar 1. Distribusi kecepatan aliran pada saluran terbuka Sumber : Chow 1997 Distribusi kecepatan pada saluran terbuka Pada gambar 3 dibawah ini menunjukan distribusi kecepatan aliran yang disebabkan oleh tanaman alang-alang (lentur) yang terendam secara keseluruhan. tanpa tanaman Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik lainnya. Hal ini disebabkan adanya tegangan geser di dasar dan dinding saluran dan keberadaan permukaan bebas. Kecepatan aliran mempunyai Volume 3, No. 4, November 2014 - 30 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Gambar 3 Distribusi kecepatan dan tekanan akibat tanaman alang-alang yang terendam (2) Sumber :Jarvela, 2004 Dimana : Tahanan aliran tanpa tanaman Beberapa teori – teori didalam hidrolika yang menggambarkan pengaruh tahanan yang terjadi pada aliran, diantaranya adalah rumus Chezy, Manning dan Weisbach, dimana pada persamaan tersebut hanya untuk mempelajari V = kecepatan dari arus (m/d) n = koefisien Manning R = jari – jari hidroulis (m) S = kemiringan dasar saluran Tahanan aliran pada saluran Zat cair yang mengalir melalui saluran tahanan aliran tanpa memperhitungkan faktor – terbuka akan menimbulkan tegangan geser faktor tambahan seperti adanya tanaman. (tahanan) pada dinding dan dasar saluran. Rumus Chezy Ilmuwan perancis yang bernama Antoine Chezy pada tahun 1769 mengemukakan bahwa gaya yang menahan aliran per satuan luas dasar Tahanan ini akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Cowan (1956) di dalam jurnal Freeman aliran air adalah sebanding dengan kuadrat dari kecepatan, yaitu rumus Chezy yang terkenal (Chow 1997 : 84), yang biasanya dinyatakan (2000 : 3) memperkenalkan metode : n = (n0 + n1 + n2 + n3 + n4)m …..(3) sebagai berikut : Dimana: (1) n0 = nilai dasar untuk saluran lurus, DimanaV: C RS V = kecepatan rata – rata (m/d) C n1 = nilai = factor tahanan aliran disebut juga tambahan untuk permukaan menyimpang n2 = variasi dalam geometri saluran yang lurus koefisien Chezy R = jari – jari hidroulis (m) S = kemiringan dasar saluran n3 = nilai tambahan untukpenghalang n4 = nilai tambahan untuk vegetasi m = faktor koreksi untuk saluran yang bermeander atau berkelok Rumus Manning Seorang Insinyur Irlandia bernama Robert Manning (1889) mengemukakan sebuah Pengukuran debit menggunakan Pintu Ukur Thompson Pintu air Thompson biasanya digunakan rumus tentang Koefisien ketahanan, ketahanan terhadap aliran biasanya ditandai dengan untuk mengukur aliran. pintu ukur Didalam koefisien kekasaran (Chow 1997 : 89). Untuk bangunan menghitung tahanan aliran digunakan rumus ditempatkan pada saluran irigasi yang berfungsi manning sebagai berikut : untuk mengukur debit aliran (Triadmodjo 31 - Volume 3, No. 4, November 2014 irigasi debit Thompson Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1996 : 200). Pintu METODE PENELITIAN ukur berbentuk segitiga Penelitian ini dilakukan di Laboratorium ditempatkan pada bagian hulu flume untuk Hidro Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. mengukur debit yang akan dialirkan. Debit Penelitian menggunakan saluran flume yang yang mengalir melalui pintu ukur dapat dialirkan oleh air. Sampel tanaman ditempatkan dihitung dengan persamaan (Triatmodjo, 1996 : diatas permukaan air pada bagian tengah 205) : saluran flume dari luasan yang telah dibatasi 8 Q C d tg 2g H 2 15 2 5 yaitu 0,75 m2. Jerjak aluminium dengan ukuran (4) panjang 1,5 meter, lebar 1 meter dengan luasan tiap kotak jerjak aluminium 1 cm2 ditempatkan Dimana : Q = debit aliran (m3/d) di atas saluran flume. Cd = koefisien debit Untuk mempertahankan agar tanaman = sudut yang dibentuk (90o) H = tinggi muka air pada tidak terseret ke hilir digunakan tali rapia untuk pintu air Thompson (m) mengikat pada dua titik yakni pada salah satu tangkai daun tanaman dan jerjak aluminium. Tanaman tersebut divariasikan atas empat Karakteristik Eceng gondok Tanaman ini berasal dari sungai Amazone variasi kerapatan, yakni SP-0, SP-1, SP-2 dan SP-3. Besarnya masing-masing kerapatan Brazil yang ditemukan oleh ahli botani Jerman tersebut akan ditentukan pada saat penelitian pada tahun 1824. Eceng gondok cepat sekali dilakukan. Parameter-parameter yang di ukur menyebar di perairan di seluruh dunia termasuk pada percobaan ini adalah ketinggian muka air Indonesia. Eceng gondok adalah jenis tanaman (h) yang diukur pada kedalaman (0,2h; 0,6h; yang batangnya banyak mengandung air, dan 0,8h dan permukaan aliran) dan kecepatan rata- bisa tumbuh dengan subur di kolam-kolam dangkal, rawa, tempat penampungan, saluran pembuang dan sungai. Tanaman ini tidak mempunyai batang, mengapung bila air dalam dan berakar didasar bila air dangkal, tumbuh berumpun dengan ketinggian 15-50 cm. Daunnya merupakan daun rata ( V ) serta kemiringan aliran. Jenis Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Eceng gondok (Eichhornia Crassipes). Penempatan tanaman pada flume seperti terlihat pada gambar 3.2 berikut. tunggal yang bersusun berjejal di atas akar. Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang berserabut. Akar eceng gondok berukuran panjang 5-12 cm. Gambar 3.2 Penempatan tanaman pada flume Volume 3, No. 4, November 2014 - 32 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Perletakan tanaman ini dibuat satu buah sampel dengan tanpa tanaman dan tiga buah HASIL PEMBAHASAN Hasil sampel bertanaman. Luasan dari ketiga buah sampel tanaman Eceng gondok di Hasil yang diperoleh dari penelitian yang atas telah dilakukan di laboratorium meliputi hasil permukaan air ini kemudian difoto pada saat pengukuran kecepatan aliran, luasan daerah proses running dan pengukuran kecepatan yang ditutupi tumbuhan dengan menggunakan aliran berlangsung. software Autocad. Pengambilan Foto dilakukan dengan menggunakan camera dengan posisi dan ketinggian yang sama pada setiap sampel, sehingga didapatkan ukuran objek yang sama. Foto hasil tersebut kemudian dicopikan kedalam area kerja software Autocad 2007 dengan skala yang sama, bagian akar dan daun yang terdapat diarea permukaan air ditarik garis polyline untuk mendapatkan luasannya, demikian juga untuk keseluruhan area yang telah dibatasi sepanjang 1,50 m pada flume. Luasan tanaman yang didapat Distribusi kecepatan terhadap kedalaman air Pengukuran kecepatan dilakukan pada keadaan saluran tanpa tanaman dan saluran bertanaman. Pengukuran parameter dilakukan dengan mengalirkan air dengan 4 variasi kerapatan tanaman yaitu kerapatan SP-0, SP1(26,66%), SP-2 (32,08%), dan SP-3(40,83%). Kecepatan diukur dengan menggunakan alat current meter pada kedalaman 0,2h, 0,6h, 0,8h dan permukaan aliran. kemudian dibandingkan terhadap keseluruhan area. Persentase kerapatan yang diperoleh dari Distribusi kecepatan aliran pada saluran tanpa tanaman daerah yang tertutupi tanaman (At) dibagi daerah yang tidak tertutupi tanaman (Ao). Untuk setiap daerah Serial Pengukuran (SP), di buat menjadi tiga bagian yaitu, daerah hulu, bertanaman dan hilir, kemudian setiap daerah kerapatan dan daerah bagian (hulu, bertanaman dan hilir) diukur kecepatannya menggunakan alat Current meter pada kedalaman 0,2h, 0,6h, 0,8h dan permukaan aliran. Kecepatan yang didapatkan tersebut, kemudian dianalisis menggunakan persamaan Manning dengan bantuan software Microsoft Excel sehingga didapatkan tahanan, debit aliran dan grafik perbandingan untuk setiap daerah kerapatan. 33 - Volume 3, No. 4, November 2014 Gambar 4 Distribusi kecepatan aliran pada saluran tanpa tanaman Kecepatan rata-rata pada kondisi tanpa tanaman yang paling maksimum yaitu dibagian hulu 0,8h dari kedalaman acuan 30 cm dari dasar saluran yaitu sebesar 6,20 cm/det, dan paling minimum pada kedalaman aliran 0,2h yaitu sebesar 2,22 cm/det. Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Distribusi kecepatan aliran pada kerapatan Distribusi kecepatan aliran pada kerapatan SP-1 (26,66%) SP-3 (40,83%) Gambar 5 Distribusi kecepatan aliran pada kerapatan SP-1 (26,66%) Gambar 7 Distribusi kecepatan aliran pada kerapatan SP-1 (40,83%) Kecepatan maksimum yaitu dibagian hulu 0,8h yaitu sebesar 2,95 cm/det,yang Kecepatan yang paling maksimum di bagian hulu 0,8h yaitu sebesar 4,14 cm/det, minimum yaitu dibagian vegetasi titik 1 0,2h sebesar 0,82 cm/det. sedangkan yang paling minimum yaitu dibagian Distribusi vegetasi 2 0,2h sebesar 1,13 cm/det. kecepatan aliran terhadap kerapatan tanaman Distribusi kecepatan aliran pada kerapatan SP-2 (32,08%) Gambar 8 Grafik distribusi kecepatan aliran pada bagian hulu Pada bagian hulu nilai kecepatan terbesar pada kedalaman 0,8h dari dasar lantai saluran, Gambar 6 Distribusi kecepatan aliran pada kerapatan SP-1 (32,08%) pada kedalaman tersebut yaitu sebesar 4,14 cm/det dengan kondisi kerapatan 26,66%. Kecepatan maksimun sebesar 3,69 cm/det pada daerah kedalaman 0,8h, sedangkan kecepatan minimumnya terdapat pada daerah vegetasi titik 2 kedalaman 0,2h yaitu sebesar 0,97 cm/det. Gambar 9 Grafik distribusi kecepatan aliran pada bagian bertanaman titik 1 Volume 3, No. 4, November 2014 - 34 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada kedalaman antara 0,2h sampai dengan 0,6h dari dasar saluran. Pembahasan Setelah diperoleh hasil seperti yang telah diuraikan diatas, kemudian dibahas dengan berbagai parameter tinjauan untuk mendapatkan Gambar 10 Grafik distribusi kecepatan aliran pada bagian bertanaman titik 2 Pada bagian tengah atau bertanaman, hubungan antara kedua parameter tersebut. Hubungan kerapatan tanaman terhadap tahanan yang diambil dua titik nilai kecepatan terbesar terjadi pada kedalaman 0,6h dari dasar lantai 0,08 saluran, pada kedalaman tersebut kecepatan 0,06 titik 1 dan 3,50 cm/det pada titik 2, besarnya kecepatan tersebut dikarenakan pada kondisi Tahanan (n) yang tercatat yaitu sebesar 3,53 cm/det pada 0,07 0,05 0,04 n = 0,396KT2 - 0,001KT + 0,035 R² = 0,98 0,03 0,02 0,01 0,00 kedalaman 0,6h tahanan yang terjadi antara lantai saluran dan akar dari tanaman tidak 0% 10% 20% 30% 40% Kerapatan (%) (KT) 50% 60% Gambar 12 Grafik hubungan kerapatan terhadap tahanan terlalu besar. Kerapatan terhadap tahanan aliran antara 0% s/d 40,83% dengan nilai 0,0354 dan 0,0725 terjadi kenaikan tahanan aliran sebesar 104,61%. Hubungan antara kerapatan terhadap kecepatan 4,5 Gambar 11 Grafik distribusi kecepatan aliran pada bagian hilir Pada bagian hilir, nilai kecepatan terbesar terjadi juga pada kedalaman 0,8h dari dasar lantai saluran, pada kedalaman Kecepatan (m/det) (V) 4,0 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 tersebut kecepatan yang tercatat yaitu sebesar 3,52 cm/det. Dalam penelitian ini pengukuran kecepatan pada titik-titik kedalaman antara 0,2h V = -4,353KT2 - 5,638KT + 4,158 R² = 0,999 3,5 0% 10% 20% 30% 40% Kerapatan (%) (KT) 50% 60% Gambar 13 Grafik hubungan antara kerapatan terhadap kecepatan Kerapatan tanaman antara 0% s/d sampai dengan 0,6h tidak dilakukan, sehingga 40,83%, menurunkan kecepatan aliran dari ada kemungkinan kecepatan maksimum terjadi 3,567 cm/det menjadi 1,005 cm/det sebesar 71,80%. 35 - Volume 3, No. 4, November 2014 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hubungan antara kecepatan terhadap permukaan aliran terdapat tahanan yang tahanan disebabkan oleh tanaman (vegetasi) eceng 4,5 gondok, dimana semakin besar kerapatannya, 4,0 maka semakin kecil kecepatan dan debit aliran Kecepatan (m/det) (KT) 3,5 3,0 yang terjadi. Kedalaman 0,8h merupakan titik 2,5 KT = 1053n2 - 170,8n + 8,887 R² = 0,999 2,0 dengan kecepatan maksimum pada kondisi 1,5 tanpa 1,0 tanaman, sedangkan untuk daerah 0,5 bertanaman kecepatan maksimum terjadi pada 0,0 0,00 0,02 0,04 Tahanan (n) 0,06 0,08 kedalaman 0,6h. Berdasarkan teori distribusi Gambar 14 Grafik hubungan antara kecepatan terhadap tahanan Dari grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar nilai kecepatan aliran.maka nilai tahanan aliran semakin kecil. Pada grafik, untuk nilai kecepatan aliran 4,16 cm/det, maka nilai kecepatan, kecepatan maksimum berada pada kedalaman 0,8h dari dasar saluran. Dengan adanya tanaman eceng gondok, distribusi kecepatan aliran ini berubah menjadi maksimum pada kedalaman 0,6h dari dasar saluran, hal ini disebabkan karena pada tahanan alirannya 0,0354. kedalaman tersebut distribusi kecepatan aliran Hubungan antara debit terhadap tahanan dipengaruhi oleh akar dan daun dari tanaman eceng gondok. 7000 Debit aliran (cm 3 ) (Q) 6000 KESIMPULAN DAN SARAN Q = 2E+06n2 - 25632n + 13331 R² = 0,999 5000 4000 Kesimpulan 3000 2000 1. 1000 0 0,00 0,02 0,04 Tahanan (n) 0,06 Keberadaan tanaman eceng gondok mempengaruhi dan mengubah distribusi 0,08 kecepatan Gambar 15 Grafik hubungan antara debit terhadap tahanan terjadi pada nilai tahanan aliran yang minimum sebesar 0,0354. kecepatan dari akar tanaman dan menjadi maksimum semakin besar nilai tahanan aliran, maka debit untuk nilai debit aliran maksimum 6236,25 cm3 dimana maksimum berpindah ke bagian bawah Dari grafik diatas menunjukan bahwa aliran akan semakin kecil. Pada grafik tersebut aliran, pada kedalaman 0,6h. 2. Semakin besar kerapatan tanaman pada saluran menyebabkan tahanan aliran yang terjadi semakin besar. Pada kondisi tanpa tanaman SP-0 (0%) tahanan n sebesar Peningkatan tahanan berbanding lurus dengan menyebabkan kecepatan dan aliran yang kerapatan, debit 0,0354, sedangkan pada kerapatan tanaman SP-3 (40,83%) tahanan n menjadi 0,0725, aliran mengalami penurunan disebabkan karena pada Volume 3, No. 4, November 2014 - 36 Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terjadi kenaikan tahanan n aliran sebesar 104,61%. Saran 1. Untuk mendapatkan distribusi kecepatan aliran yang lebih baik maka perlu penelitian lanjutan dengan menggunakan tanaman yang terendam sebagian atau mengapung, dimana pengukuran kecepatan dilakukan pada titik-titik kedalaman yang lebih rapat. 2. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat dan presisi, maka diperlukan peralatan yang kalibrasi-nya membuat hasil yang lebih akurat. DAFTAR KEPUSTAKAAN Chow, V. T., 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. terjemahan E. V. N. Rosalina. Jakarta: Penerbit Erlangga. Cowan, W., 1956. Estimating hydraulic roughness coefficients. Agricultural Engineering. Volume. 37, No. 7, USA. Freeman, E. Gary., et All. 2000. Determination of Resistance Due to Shrubs and Woody Vegetation. Washington, DC. Http:www.wordpress.com, 2011. Jarvela, J., 2002. Flow Resistance of Flexible and Stiff Vegetation. J. Hydrologi 269 (1-2) : 4454. Helsinki. Jarvela, J., 2004. Flow Resistance in Enviromental Channel : Focus on Vegetation. LWR, HUT, Helsinki. Jarvela, J., 2004. Effect of submerged flexible vegetation on flow structure and resistance. Laboratory of Water Resources. Helsinki. Kadlec, RH., 1990. Overland flow in wetlands: vegetation resistance. Journal of Hydraulic Engineering. USA: American Society of Civil Engineers. Bangun, N., 2009. Model Renaturalisasi Saluran Dengan Penanaman Rumput Pada Tebing. Banda Aceh Laboratorium Hidroteknik Universitas Syiah Kuala. Ridha, M., 2011. Tahanan Aliran Pada Permukaan Air Akibat Vegetasi Tumbuhan Kangkung. Banda Aceh: Laboratorium Hidroteknik Universitas Syiah Kuala. 37 - Volume 3, No. 4, November 2014 Suripin, 2003., Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Triatmodjo, B., 1996. Hidraulika I. Edisi ke dua. Yogyakarta: Penerbit Beta Offset.