BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari faktor karyawan yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi pemerintah. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi. Oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam organisasi kepemerintahan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional cenderung memiliki kinerja yang lebih baik, sehingga upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat erat kaitannya dengan kualitas kinerja para anggotanya, sehingga organisasi dituntut untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan kinerja dari para anggotanya. Kinerja berarti hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang pegawai / karyawan. Menurut Priansa, Donni Juni (2014) kinerja merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya, Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam 1 2 periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi sangat penting, guna evaluasi dan perencanaan masa depan. Beberapa jenis informasi yang digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan telah dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan demikian mengukur kinerja tidak hanya informasi finansial tetapi juga non finansial. Kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan memberikan contoh yang baik dari seseorang dengan mempunyai pengaruh komitmen organisasi, rasa kepuasan kerja, dan lingkungan kerja yang baik untuk karyawan yang ada. Mangkunegara (2006) menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Simamora (2004) menyatakan kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang berbentuk sebuah pekerjaan karyawan. Menurut Mathis dan Jackson (2002), kinerja karayawan tidak terlepas dari dua faktor yang menyertai yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi. Faktor kemampuan secara psikologis terdiri dari potensi (IQ) dan kemapuan reality (knowledge and skill) arinyaa pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan termapil dalam pekerjan sehari-hari. Sedangkan faktor motivasi yaitu 3 terbentuknya sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Foster dan Seeker (2001) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Meningkatnya kinerja karyawan tidak lepas dari adanya kepuasan kerja, karyawan yang memiliki kepuasan tinggi maka tidak akan memiliki keinginan untuk pergi dari pekerjaan yang sudah ditempati dan karyawan yang tidak memiliki rasa puas dalam pekerjaannya maka karyawan tersebut akan mencari pekerjaan yang lebih membuat karyawan merasa nyaman. Seorang karyawan akan merasa nyaman dan tinggi loyalitasnya pada perusahaan apabila memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Menurut Dole and Schroeder (2001), kepuasan kerja yang dirasakan karyawan tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, seperti kondisi fisik lingkungan kerja, interaksi dengan karyawan lain, sistem penggajian dan lain sebagainya. Secara definisi kepuasan kerja merupakan sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja (Robbins dan Judge, 2008 dalam Umam, 2010). Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan kepuasan kerja adalah suatu ektefitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Martoyo (2000) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional 4 karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa karyawan ini, baik berupa financial maupun nonfinancial. Parwanto dan Wahyudin (2011), yang mengkaji tentang pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa faktor kepuasan kerja yang meliputi gaji, kepemimpinan, sikap rekan sekerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain kepuasan kebanyakan juga karyawan mempunyai komitmen yang dimana komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Pengertian komitmen saat ini memang tak lagi sekedar berbentuk kesediaan karyawan menetap di perusahaan itu dalam jangka waktu lama. Namun, lebih penting dari itu mereka mau memberikan yang terbaik kepada perusahaan, bahkan bersedia mengerjakan sesuatu melampaui batas yang diwajibkan perusahaan. Salah satu hal yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan tersebut. fenomena yang sering muncul sekarang ini yaitu kurang tercapainya keefektifitasan perusahaan disebabkan oleh tingkat turn over karyawan pada perusahaan yang tinggi, serta tingkat absen yang juga tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan. Mowday et. al. (1982) dalam Nydia, Tri. Y (2012) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individu dan keterlibatan dalam organisasi khusus, meliputi kepercayaan, dukungan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang kuat untuk 5 menggunakan upaya yang sungguh-sungguh untuk kepentingan organisasi, dan kemauan yang kuat untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi. Sebagai definisi umum. Priansa, Donni Juni (2014) menyatakan Komitmen organisasi adalah loyalitas pegawai terhadap organisasi, yang tercermin dari keterlibatannya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi memiliki perbedaan sikap dibandingkan yang berkomitmen rendah. Komitmen organisasi yang tinggi menghasilkan performa kerja, rendahnya tingkat absen, dan rendahnya tingkat keluar-masuk (turnover) karyawan. Karyawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki produktivitas tinggi (Luthans, 2002). Sebaliknya, komitmen karyawan yang rendah memiliki dampak negatif. Setiap organisasi akan mengalami kesulitan jika komitmen karyawannya rendah. Semakin tinggi komitmen, semakin tinggi pula kecenderungan seseorang untuk di arahkan pada tindakan yang sesuai dengan standar kinerja karyawan (Chughtai & Zafar, 2006). Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Mahennoko (2011) dalam Tolentino (2013) Komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian Rivai (2005) juga menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi komitmen organisasi dari karyawan maka akan semakin meningkat kinerja individual karyawan. Dengan berarti komitmen sangat mempengaruhi kinerja karyawan yang lebih baik, karena dengan adanya komitmen dalam organisasi maka akan timbulnya loyalitas pada seorang kayawan yang menjadikan seorang karyawan tersebut 6 untuk terus berprestasi dan memajukan organisasi tersebut dengan inovasi dan cara pengiriman yang lebih baik lagi dengan meningkatkan mutu dan kinerjanya. Pabrik gula Madukismo merupakan satunya pabrik gula dan pabrik alkohol / spiritus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengembang tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional, khususnya gula pasir sebagai perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik ini diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI pertama Ir.Soekarno. Untuk produksi gula, pabrik ini memulai produksi pada tahun 1958, dan untuk pabrik spiritus memulai produksinya pada tahun 1959. yang terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jenis Produk yang dihasilkan dari pabrik gula madukismo gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih), yaitu meliputi gula bulk dan gula retail. Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia). Jenis produk yang dihasilkan dari pabrik spiritus madukismo adalah alkohol murni (kadar minimal 95%) dan spiritus bakar (kadar 94%). Mutu dipantau oleh balai penelitian kimia departemen perindustrian dan PT. Sucoffindo Indonesia. Wilayah pemasaran dan sistem distribusi produk yang dihasilkan dari PG/PS Madukismo dipasarkan ke Jogjakarta, Semarang, dan Solo. Tenaga kerja yang ada di PG/PS Madukismo sekitar 4.500 karyawan, terdiri dari karyawan tetap karyawan tetap sebanyak 400 orang dan karyawan 7 tidak tetap (kontrak) bekerja 6 bulan sekali pada saat produksi. Karyawan borongan sekitar 3.000 – 3.500 orang, bekerja di kebun menanam tebu. Karyawan tidak tetap terdiri dari karyawan musiman, karyawan harian dan karyawan borongan yang bekerja hanya pada musim gilingan saja. Karyawan tetap pada umumnya menempati posisi managerial ada pula yang terjun langsung kelapangan, misal masinis dan mandor. Karyawan tetap ada yang bekerja sepanjang tahun, mereka digaji setiap bulan ada pula yang bekerja musim giling saja dan mendapati gaji setiap bulan pada musim giling tersebut. Penggolongan karyawan seperti pada penggolongan pegawai negeri sipil, karyawan pada golongan yang lebih rendah dapat naik ke golongan yang lebih tinggi setiap masa kerja tertentu atau jika dinilai berprestasi dan mempunyai kinerja yang baik. Untuk karyawan pimpinan terdiri dari 60 orang (mulai dari golongan 9 sampai golongan 15). Dalam PG/PS Madukismo terdapat 16 golongan karyawan, untuk lulusan SD, SMP masuk pada golongan 1 (dari golongan 1 naik ke golongan 2 minimalnya harus bekerja selama 8 tahun). Untuk karyawan yang lulusan D3 ditempatkan pada golongan 9, untuk karyawan yang lulusan S1 masuk kepada golongan 10, sedangkan untuk golongan 16 hanya ditempati oleh 1 orang yaitu pemimpin perusahaan. Perusahaan memberikan santunan jaminan hari tua bagi karyawan tetap, yang pelaksanaannya sesuai dengan SKB Menteri Pertanian dan Menteri Tenaga Kerja No. 804/Kpts/HK.303/II/90, dan Pemberian penghargaan bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 25 tahun 8 Untuk meningkatkaan kepuasan kerja Setiap karyawan mendapatkan fasilitas dari pabrik berupa rumah dinas dengan dilengkapi fasilitas listrik dan air. Fasilitas ini belum semua karyawan dapat terpenuhi dan bagi yang belum mendapatkan, diberikan bantuan berupa biaya penggantian sewa rumah dan biaya listrik dan air yang besarnya sesuai dengan golongan karyawan. Biaya berobat apabila keluarga dari karyawan memerlukan perawatan ditanggung 100% oleh perusahaan, sarana olahraga, rekreasi setiap selesai musim giling, program asuransi tenaga kerja (ASTEK) yang sekarang diganti JAMSOSTEK sejak tahun 1978, tunjangan bagi karyawan dan keluarganya, tempat ibadah bagi karyawan. Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan dan dari hasil penelitian terdahulu maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pabrik Gula Madukismo Yogyakarta”. Penulis terinspirasi dari penelitian Mardiani dan Dewi (2015) dengan judul “Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai Bank Kalimantan Selatan”. Dengan melakukan replikasi penulis akan melakukan penelitian dengan merujuk pada jurnal tersebut namun dengan objek dan subjek yang berbeda. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja di pabrik gula madukismo Yogyakarta. 9 B. Rumusan Masalah Penelitian Berkaitan dengan pentingnya kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan bagi organisasi, maka penelitian ini berupaya untuk mengamati faktor-faktor yang mendukung komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Penelitian ini mencoba untuk mengamati keterkaitan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan kinerja karyawan. Sebagaimana telah diketahui bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi merupakan bagian elemen inti dalam pencapaian kinerja karyawan yang lebih baik. Dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu rumusan masalah pertama yang diajukan adalah Apakah kepuasan kerja dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan? Kepuasan kerja sangat berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan akan loyal dan merasa betah serta tidak ingin meninggalkan perusahaan karena telah merasa puas dengan apa yang diterima dari perusahaan tersebut. sehingga dampaknya akan terlihat dalam kinerja karyawan untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Berapa besar karyawan yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya maka karyawan akan bekerja keras kepada perusahaan atau organisasinya 10 dan sebaliknya. Kinerja karyawan sedemikian penting untuk dipahami dan diciptakan. Apakah komitmen organisasi dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan? Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah komitmen organisasi. Apabila komitmen karyawan rendah maka dia bisa memicu perilaku karyawan yang kurang baik, misalnya tindakan kerusuhan yang dampak lebih lanjutnya adalah reputasi organisasi menurun, kehilangan kepercayaan dari klien dan dampak yang lebih jauh lagi adalah menurunnya laba perusahaan. Jika karyawan memiliki komitmen yang tinggi maka dia akan merasa senang melakukan pekerjaannya dan akan bekerja keras agar tujuan dari organisasinya dapat tercapai sehingga kinerjanyapun juga akan meningkat. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. 2. Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. D. Manfaat 1. Bagi Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi bacaan bagi semua pihak perilaku organisasi 11 2. Bagi Praktis a. Bagi Perusahaan Penelitian ini berharap dapat memberikan informasi tentang kepuasan dan komitmen kerja terhadap kinerja karyawan yang ada di pabrik gula madukismo Yogyakarta, sehingga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. b. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan tentang kepuasan dan komitmen kerja terhadap kinerja karyawan