Aktualisasi Diri (Self-Actualization)

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi Kepribadian
Kontemporer
Teori Psikologi Kepribadian dari
Beragam Ilmuwan Terkemuka di
Bidang Psikologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
MK61098
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Abstract
Kompetensi
Bidang Psikologi yang perlu dikuasai
oleh mahasiswa Psikologi tingkat S1
sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
dalam bidang Psikologi
Mahasiswa memahami teori dan konsep
utama dalam bidang Psikologi,
memahami dinamika psikologis di
dalam diri setiap individu, memahami
pertumbuhan dan perkembangan
psikologis individu serta konsep
psikopatologi maupun psikoterapi
Person – Centered Theory (Carl Rogers)
Carl Rogers
Biografi Carl Rogers
Rogers lahir di Oak Park, Illnois, pada tanggal 8 Januari 1902. Pada usia 12 tahun,
keluarganya memiliki usaha dalam bidang pertanian yang akhirnya membuat Rogers tertarik
pada bidang pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi dan
pada tahun-tahun pertama Rogers gemar akan ilmu alam dan ilmu hayat. Setelah
menyelesaikan perkuliahan di University of Wisconsin pada tahun 1924, Rogers melanjutkan
ke Union Theological Seminary di New York City, dimana ia mendapatkan pandangan yang
liberal dan filsafat mengenai agama. Selanjutnya, Rogers pindah ke Teachers College of
Columbia dan di sana ia terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal Psikologi
klinis dengan bimbingan L.Hollingworth. rogers memperoleh gelar M.A pada tahun 1928 dan
gelar doktor pada tahun 1931 di Columbia. Setelah mendapatkan gelar doktor dalam
Psikologi, Rogers menjadi anggota staf daripada Rochester Guidance Center yang
kemudian ia menjadi pemimpinnya. Selama masa ini, Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank,
seorang psikoanalis yang memisahkan diri dari Freudian yang ortodok.
Konstruk Dasar dalam Person-Centered Theory Carl Rogers
Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa
tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita secara
subjektif (subjective experience of reality). Pendekatan ini juga berpendapat bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri, bahwa hakekat yang terdalam
dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya dan mengejar kesempurnaan
diri (purposive, trustworthy, self-perfecting). Rogers berpegang kuat pada asumsi pribadinya,
bahwa manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif, heterostatis
dan sukar dipahami. Pendekatan humanistik sangat menghargai individu sebagai organisme
yang potensial. Setiap individu memiliki potensi untuk berkembang mencapai aktualisasi-diri.
Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai hakikat dari pribadi (self), yaitu sebagai
berikut :
1. Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah (phenomenal
field), dimana dia menjadi titik pusatnya. Pengalaman adalah segala sesuatu yang
berlangsung di dalam diri individu pada saat tertentu, meliputi proses psikologik, kesankesan sensorik dan aktivitas-aktivitas motorik. Hanya sebagian kecil dari dunia
pengalaman yang disadari (consciousness) yakni pengalaman yang disimbolkan (dalam
bentuk image dan verbal). Sisanya bersifat pengalaman pra-sadar (preconscious) yang
2016
2
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
siap disadari kalau dikehendaki. Medan fenomenal ini bersifat private, hanya dapat
dikenali isi sesungguhnya dan selengkapnya oleh diri sendiri. Oleh karena itu, sumber
terbaik untuk memahami seseorang adalah individu itu sendiri
2. Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya. Realita sebatas persepsi ini
disebut realita subjektif (subjective reality), yang mungkin berbeda dengan fakta yang
sebenarnya. Pemicu yang menggerakkan tingkah laku bukan stimulus, tetapi persepsi
subjektif atau realita subjektif individu mengenai stimulus tersebut
3. Organisme
mempunyai
kecenderungan
mengaktualisasikan-memelihara-meningkatkan
pokok
diri
yakni
(self
keinginan
untuk
actualization-maintain-
enhance). Pada mulanya aktualisasi diri mengikuti garis hereditas, namun kemudian
mengalami diferensiasi sehingga pada individu dewasa aktualisasi menjadi bersifat
otonom dan sosial
4. Organisme memberikan reaksi medan fenomena secara total (gestalt) dan berarah
tujuan (goal-directed). Pada dasarnya tingkah laku itu adalah usaha organisme yang
berarah
tujuan
(goal-directed),
yaitu
untuk
memuaskan
kebutuhan-kebutuhan
sebagaimana dialaminya, dalam medan yang diamatinya
5. Pada dasarnya tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri
dalam medan fenomenanya.
6. Emosi akan menyertai tingkah laku yang berarah-tujuan, sehingga intensitas (kekuatan)
emosi itu tergantung kepada pengamatan subjektif, seberapa penting tingkah laku itu
dalam usaha mengaktualisasikan-mempertahankan-memperluas diri
7. Jalan terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai
kerangka pandangan individu itu sendiri (internal frame of reference), yakni persepsi
sikap perasaan yang dinyatakan dalam suasana yang bebas atau suasana terapi
berpusat klien. Rogers berpendapat bahwa self-report tidak memberikan gambaran yang
lengkap mengenai kepribadian, karena :

Individu mungkin sadar akan alasan tingkah lakunya akan tetapi tak dapat
menyatakannya dalam kata-kata

Individu mungkin tidak menyadarinya

Individu mungkin menyadari pengalamannya dan dapat menyatakannya, tetapi tidak
mau berbuat demikian
8. Sebagian dari medan fenomenal secara berangsur mengalami diferensiasi, sebagai
pusat terbentuknya self. Self adalah kesadaran akan keberadaan dan fungsi diri, yang
diperoleh melalui pengalaman dimana diri terlibat di dalamnya sebagai objek atau subjek
2016
3
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9. Struktur self terbentuk sebagai hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal,
terutama interaksi evaluative dengan orang lain. Struktur self adalah suatu pola
pengamatan yang bersifat utuh, teratur, mudah bergerak (fluid) dan konsisten dengan
gambaran diri serta nilai-nilai lingkungan
10. Apabila terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan nilai-nilai baru yang
akan diintrojeksi, organisme akan meredakan konflik itu dengan
a. Merevisi gambaran diri dan mengaburkan (distortion) nilai-nilai yang semula ada
dalam diri
b. Mendistorsi nilai-nilai baru yang akan diinterojeksi/diasmimilasi
11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan diproses oleh kesadaran
dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
 Dilambangkan (symbolized), diamati dan disusun dalam hubungannya dengan self
 Diabaikan, karena tidak ada hubungan dengan struktur self
 Diingkari atau ditolak, karena kesadaran tidak memperhatikan pengalaman itu atau
diingkari karena tidak konsisten dengan struktur self. Menolak dan mengabaikan
pengalaman tidaklah sama. Penolakan berarti pemalsuan kenyataan baik dengan
menyatakan itu tidak ada maupun yang tak wajar. Rogers menunjukkan bahwa
individu lebih sering mempertahankan dan mengembangkan diri yang menyimpang
dari kenyataan (realitas)
12. Umumnya tingkah laku konsisten dengan konsep self. Seandainya premis ini benar,
maka cara untuk mengubah tingkah laku adalah mengubah konsep self, sebagaimana
dilakukan Rogers dalam terapinya
13. Tingkah laku yang didorong oleh kebutuhan organis yang tidak dilambangkan, dapat
menjadi tidak konsisten dengan self. Tingkah laku semacam itu biasanya dilakukan
untuk memelihara gambaran diri (self-image) dan tidak diakui sebagai milik/bagian dari
dirinya
14. Penyesuaian psikologis yang tidak tepat (psychological maladjustment) akibat adanya
ketegangan, terjadi apabila organisme menolak menyadari pengalaman sensorik yang
tidak dapat disimbolkan dan disusun dalam kesatuan struktur self-nya.
15. Penyesuaian psikologis (psychological adjustment) terjadi apabila organisme dapat
menampung / mengatur semua pengalaman sensorik sedemikian rupa dalam hubungan
yang harmonis dalam konsep diri. Untuk memperoleh penyesuaian (adjustment) yang
sehat dan integral, individu harus selalu menilai pengalaman-pengalamannya untuk
mengetahui apakah perlu adanya perubahan dalam sistem nilai-nilai
16. Setiap pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self akan diamati sebagai
ancaman (threat). Semakin kuat / rigid struktur self-nya, semakin banyak pengalaman
2016
4
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang dianggap ancaman karena tidak sesuai dengannya, sehingga semakin kuat pula
sikap mempertahankan diri dari ancaman. Self kemudian menciptakan pertahanan diri
dengan menolak pengalaman masuk ke kesadaran. Pertentangan antara self dengan
realita semakin meningkatkan ketegangan psikologik yang menimbulkan penyesuaian
yang tidak tepat
17. Pada kondisi tertentu, khususnya dalam kondisi bebas dari ancaman terhadap struktur
self (suasana terapi berpusat pada klien), pengalaman-pengalaman yang tidak konsisten
dengan self dapat diamati dan diuji (untuk dicari konsistensinya dengan self) dan struktur
self direvisi untuk dapat mengasimilasi pengalaman-pengalaman tersebut
18. Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman sensoriknya ke dalam
sistem yang integral dan konsisten, maka ia akan lebih mengerti dan menerima orang
lain sebagai individu yang berbeda
19. Semakin banyak individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik ke dalam
struktur self-nya kemungkinan terjadi introjeksi / revisi nilai-nilai semakin besar. Hal ini
berarti terjadi proses penilaian yang berlanjut terus-menerus terhadap sistem struktur
self. Struktur nilai yang membuat hubungan dengan lingkungan secara kaku tidak efektif.
Sebaliknya struktur yang fleksibel akan mempermudah penyesuaian
Rogers tidak menekankan aspek struktural dan kepribadian. Namun demikian, dari
19 rumusannya mengenai hakikat pribadi, diperoleh tiga konstruk yang menjadi dasar
penting dalam teorinya yaitu organisme (keseluruhan individu / the total individual), medan
fenomenal (keseluruhan pengalaman / the totality of experience) dan self (bagian medan
yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada
“I” atau “Me”). Adapun organisme, mencakup tiga hal :
1. Mahluk hidup : organisme adalah mahluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologiknya.
Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial
terdapat dalam kesadaran setiap saat yakni persepsi seseorang mengenai peristiwa
yang terjadi di dalam diri dan dunia eksternal
2. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya.
Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar salah. Realita
subjektif semacam itulah yang menentukan / membentuk tingkah laku
3. Holisme : organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu
bagian akan memengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan
bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri
Keseluruhan pengalaman itu, baik yang internal maupun eksternal, disadari maupun
yang tidak disadari dinamakan dengan medan fenomena. Medan fenomenal adalah seluruh
2016
5
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi
subjektifnya. Beberapa deskripsi berikut menjelaskan pengertian medan fenomenal :
1. Meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal
(persepsi mengenai dunia luar)
2. Meliputi pengalaman yang disimbolkan (diamati dan disusun dalam kaitannya dengan
diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari / dikaburkan (karena tidak konsisten dengan
struktur dirinya) dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati tidak mempunyai
hubungan dengan struktur diri)
3. Semua persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri
4. Medan fenomenal seseorang tidak dapat diketahui orang lain kecuali melalui inferensi
empatik, itupun pengetahuan yang diperoleh tidak akan sempurna
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan
self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Beberapa penjelasan
mengenai self dapat disimpulkan dari 19 rumusan yang telah dikemukakan oleh Rogers,
yaitu :
1. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya
2. Self juga terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu (significant person = orang
tua) dan dari distorsi pengalaman
3. Self mengejar / menginginkan consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan)
4. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self
5. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman
6. Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar
Konsep self
Self atau konsep self adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun
dari persepsi ciri-ciri mengenai “I” atau “Me” (aku sebagai subjek dan aku sebagai objek)
dan persepsi hubungan “I” atau “Me” dengan orang lain serta berbagai aspek kehidupan
dengan nilai-nilai yang terlibat dalam persepsi tersebut. Konsep self menggambarkan
mengenai konsep individu mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggap menjadi bagian
dari dirinya sendiri. Konsep self juga menggambarkan pandangan diri dalam kaitannya
dengan berbagai perannya dalam kehidupan dan kaitannya dengan hubungan interpersonal.
Konsep self dalam bentuk apa adanya, disebut struktur self, untuk membedakan dengan
ideal self, yang berisi gambaran diri seperti yang diinginkan, bagaimana diri seharusnya,
sebagai tujuan perkembangan dan prestasi. Tanpa kesadaran, struktur self dan ideal self
tidak akan pernah ada. Rogers membatasi kesadaran sebagai representasi simbolik dan
bagian-bagian pengalaman, bisa dalam wujud simbol verbal atau symbol-simbol lainnya.
2016
6
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penerimaan Positif (Positive Regard)
Adapun konsep penerimaan positif terhadap diri sendiri. Bayi mengembangkan
konsep self dengan membedakan dan kemudian menginternalisasi pengalaman eksternal
yang memuaskan aktualisasi diri bawaannya. Pengalaman dinilai apakah dapat memberi
kepuasan atau tidak, mula-mula secara fisik, namun kemudian berkembang menjadi
kepuasan emosional dan sosial. Akhirnya konsep self itu mencakup gambaran siapa dirinya,
siapa seharusnya dirinya dan siapa kemungkinan dirinya. Kesadaran memiliki konsep diri
kemudian mengembangkan penerimaan positif : kebutuhan diri agar diterima dengan baik,
dicintai dan diakui lingkungan. Penerimaan positif dari ibu akan memuaskan bayi, sebaliknya
tanpa penerimaan positif, bayi akan merasa frustasi. Penerimaan positif yang dibutuhkan
bayi itu bukan sikap positif ibu terhadap bayi yang bertingkah laku manis (seperti yang
dikehendaki ibu), melainkan penerimaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard),
yakni cinta tanpa syarat, menerima bayi dan tingkah lakunya (yang dikehendaki maupun
yang tidak dikehendaki) sebagai pribadi yang utuh.
Perkembangan pengalaman
menempatkan regard positif secara timbal balik. Individu merasa puas menerima regard
positif, kemudian juga merasa puas dapat memberikan regard positif kepada orang lain.
Ketika regard positif tersebut dapat diinternalisasi, individu dapat memperoleh kepuasan dan
menerima dirinya sendiri atau menerima diri secara positif (positive self regard).
Aktualisasi Diri (Self-Actualization)
Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkah laku
bukan untuk mereduksi tegangan energi tetapi untuk mencapai aktualisasi diri. Organisme
memiliki satu kekuatan motivasi, dorongan aktualisasi diri (self-actualizing drive) dan satu
tujuan hidup menjadi aktualisasi diri. Ada banyak kebutuhan, namun semuanya melayani
kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi, yakni kebutuhan pemeliharaan
(maintenance) dan peningkatan diri (enhancement). Dua kebutuhan lain yang terpenting
adalah kebutuhan penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others) dan
penerimaan positif dari diri sendiri (positive self regard). Kedua kebutuhan itu dipelajari pada
masa bayi, ketika bayi dicintai dan dirawat serta menerima positive regard dari orang lain.
1. Pemeliharaan (maintenance), kebutuhan yang timbul dengan tujuan untuk memuaskan
kebutuhan dasar, seperti makanan, udara dan keamanan serta kecenderungan untuk
menolak perubahan dan mempertahankan keadaan saat ini. pemeliharaan bersifat
konservatif, dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan konsep diri yang dirasa
nyaman
2. Peningkatan
diri
(enhancement),
walaupun
ada
keinginan
yang
kuat
untuk
mempertahankan keadaan tetap seperti apa adanya (status quo), individu tetap ingin
belajar dan berubah. Kebutuhan untuk menjadi lebih, untuk berkembang dan untuk
2016
7
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mencapai tujuan dinamakan kebutuhan peningkatan diri. Kebutuhan peningkatan diri,
diekspresikan dalam berbagai bentuk termasuk rasa ingin tahu, kegembiraan, eksplorasi
diri, kematangan dan persahabatan
3. Penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others), ketika kesadaran self
muncul, bayi mulai mengembangkan kebutuhan untuk dicintai atau diterima oleh orang
lain di sekitarnya. Kebutuhan untuk diterima positif ada pada diri setiap manusia dan
tetap menjadi motivasi yang kuat sepanjang hayat
4. Penerimaan positif dari diri sendiri (positive self regard), bersamaan dengan
berkembangnya penerimaan positif dari orang lain, anak juga mengembangkan
penerimaan positif dari diri sendiri. Penerimaan diri ini merupakan akibat dari
pengalaman kepuasan / frustasi dari kebutuhan penerimaan positif dari orang lain.
Menurut Rogers, penerimaan diri positif mencakup perasaan kepercayaan diri dan
keberhargaan diri
Pada mulanya, kebutuhan penerimaan diri tergantung kepada persepsi bahwa orang
lain, (khususnya orang tua) memperhatikan, mengasihi, menghadiahi atau menilai tinggi
dirinya. Apabila individu merasa dirinya dicintai atau disenangi orang lain, maka kebutuhan
diterima positif orang lain dapat terpuaskan. Hal ini akan menimbulkan kepuasan kepada diri
sendiri sehingga diterima positif orang lain menjadi prasyarat menerima positif diri sendiri.
Namun, setelah penerimaan diri berkembang, hal tersebut menjadi lebih independen dan
membentuk sistemnya sendiri. Individu mengembangkan perasaan diri penting dalam
lingkup sosialnya.
Rogers mengasumsikan bahwa pada dasarnya ada peluang semua tingkah laku
manusia
diarahkan
atau
bertujuan
meningkatkan
kompetensinya,
yang
berarti
mengaktualisasikan dirinya. Besarnya sumbangan tingkah laku terhadap tendensi
aktualisasi dapat dinilai melalui proses penilaian organisme. Pengalaman tingkah laku yang
meningkatkan dan mengembangkan self
dinilai positif, sebaliknya pengalaman yang
menghalangi aktualisasi dinilai negatif. Aktualisasi diri merupakan tujuan ideal, dimana tidak
ada seorang pun mampu mencapai aktualisasi potensinya secara tuntas. Rogers percaya
bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mencapai aktualisasi diri sepenuhnya sehingga
tidak membutuhkan motivasi lagi. Rogers mengungkapkan bahwa akan selalu ada bakat
yang harus dikembangkan, ketrampilan yang harus dikuasai atau dorongan biologik yang
dapat lebih dipuaskan secara lebih efisien.
Menurut Rogers tujuan hidup adalah mencapai aktualisasi diri atau memiliki ciri-ciri
kepribadian yang menciptakan kehidupan yang baik (good life).
Pandangan ini
dikembangkan berdasarkan terapi yang dilakukannya. Good life bukan sasaran yang harus
dicapai, tetapi arah dimana individu dapat berpartisipasi sepenuhnya sesuai dengan potensi
2016
8
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
alaminya.
Berfungsi
secara
utuh
adalah
istilah
yang
digunakan
Rogers
untuk
menggambarkan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya
dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh
rentang pengalamannya. Rogers memberikan rincian 5 ciri kepribadian individu yang dapat
berfungsi seutuhnya, yaitu sebagai berikut :
1. Terbuka untuk mendapatkan pengalaman (openness to experience), merupakan
kebalikan dari sifat bertahan (defensiveness). Individu yang terbuka untuk mengalami
suatu pengalaman mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan secara mendalam
pengalaman visceral, sensori, emosional dan kognitif dalam dirinya tanpa merasa
terancam
2. Kehidupan yang eksistensial (existential living), kecendrungan untuk hidup sepenuhnya
dan bertahan untuk tetap dapat eksis. Setiap pengalaman dipandang baru dan unik,
berbeda dengan yang pernah terjadi, berkembang tanpa diawali prasangka dari harapan
sebelumnya. Pengalaman itu akan mengembangkan self dari kepribadian, bukan
sebaliknya pengalaman disesuaikan dengan struktur self yang kaku
3. Keyakinan organismik (organismic trusting), individu mengambil keputusan berdasarkan
pengalaman organismiknya sendiri, mengerjakan apa yang ‘dirasanya benar’ sebagai
bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan tingkah laku yang memuaskan
4. Kebebasan untuk memperoleh pengalaman (existential freedom), pengalaman hidup
bebas dengan cara yang diinginkan/dipilih sendiri, tanpa perasaan tertekan atau
terhambat. Individu memiliki pilihan yang bebas, apa yang terjadi pada organisme
tersebut bergantung kepada dirinya sendiri. Individu melihat banyak pilihan hidup dan
merasa mampu mengerjakan apa yang ingin dikerjakan
5. Kreativitas (creativity), merupakan kematangan psikologik yang optimal. Individu yang
memiliki kehidupan yang baik (good life) berkemungkinan besar untuk memunculkan
produk kreatif dan hidup kreatif. Individu yang kreatif cenderung hidup konstruktif dan
adaptif dalam kulturnya (memuaskan lingkungan) sekaligus memuaskan kebutuhannya
yang terdalam
2016
9
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang
Kirschenbaum, Howard. 2007. The Life and Work of Carl Rogers. American Counseling
Association, 5999 Stevenson Avenue Alexandria, VA
Lyon Jr, Harold C and Tausch, Reinhard. 2014. On Becoming an Effective Teacher ;
Person-Centered Teaching, Psychology, Philosophy and Dialogues with Carl Rogers
and Harold Lyon. Routledge Taylor & Francis Group
Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Rogers, Carl R and Rogers, Natalie. 2012. Instructor’s Manual For Carl Rogers On PersonCentered Therapy. Psychotherapy.net Mill Valley
2016
10
Teori Kepribadian Kontemporer
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download