MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian Kontemporer Teori Psikologi Kepribadian dari Beragam Ilmuwan Terkemuka di Bidang Psikologi Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 07 Kode MK Disusun Oleh MK61098 Hanifah, M.Psi, Psikolog Abstract Kompetensi Bidang Psikologi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa Psikologi tingkat S1 sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam bidang Psikologi Mahasiswa memahami teori dan konsep utama dalam bidang Psikologi, memahami dinamika psikologis di dalam diri setiap individu, memahami pertumbuhan dan perkembangan psikologis individu serta konsep psikopatologi maupun psikoterapi Person – Centered Theory (Carl Rogers) Carl Rogers Biografi Carl Rogers Rogers lahir di Oak Park, Illnois, pada tanggal 8 Januari 1902. Pada usia 12 tahun, keluarganya memiliki usaha dalam bidang pertanian yang akhirnya membuat Rogers tertarik pada bidang pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi dan pada tahun-tahun pertama Rogers gemar akan ilmu alam dan ilmu hayat. Setelah menyelesaikan perkuliahan di University of Wisconsin pada tahun 1924, Rogers melanjutkan ke Union Theological Seminary di New York City, dimana ia mendapatkan pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Selanjutnya, Rogers pindah ke Teachers College of Columbia dan di sana ia terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal Psikologi klinis dengan bimbingan L.Hollingworth. rogers memperoleh gelar M.A pada tahun 1928 dan gelar doktor pada tahun 1931 di Columbia. Setelah mendapatkan gelar doktor dalam Psikologi, Rogers menjadi anggota staf daripada Rochester Guidance Center yang kemudian ia menjadi pemimpinnya. Selama masa ini, Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psikoanalis yang memisahkan diri dari Freudian yang ortodok. Konstruk Dasar dalam Person-Centered Theory Carl Rogers Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita secara subjektif (subjective experience of reality). Pendekatan ini juga berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri, bahwa hakekat yang terdalam dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya dan mengejar kesempurnaan diri (purposive, trustworthy, self-perfecting). Rogers berpegang kuat pada asumsi pribadinya, bahwa manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif, heterostatis dan sukar dipahami. Pendekatan humanistik sangat menghargai individu sebagai organisme yang potensial. Setiap individu memiliki potensi untuk berkembang mencapai aktualisasi-diri. Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai hakikat dari pribadi (self), yaitu sebagai berikut : 1. Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah (phenomenal field), dimana dia menjadi titik pusatnya. Pengalaman adalah segala sesuatu yang berlangsung di dalam diri individu pada saat tertentu, meliputi proses psikologik, kesankesan sensorik dan aktivitas-aktivitas motorik. Hanya sebagian kecil dari dunia pengalaman yang disadari (consciousness) yakni pengalaman yang disimbolkan (dalam bentuk image dan verbal). Sisanya bersifat pengalaman pra-sadar (preconscious) yang 2016 2 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id siap disadari kalau dikehendaki. Medan fenomenal ini bersifat private, hanya dapat dikenali isi sesungguhnya dan selengkapnya oleh diri sendiri. Oleh karena itu, sumber terbaik untuk memahami seseorang adalah individu itu sendiri 2. Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya. Realita sebatas persepsi ini disebut realita subjektif (subjective reality), yang mungkin berbeda dengan fakta yang sebenarnya. Pemicu yang menggerakkan tingkah laku bukan stimulus, tetapi persepsi subjektif atau realita subjektif individu mengenai stimulus tersebut 3. Organisme mempunyai kecenderungan mengaktualisasikan-memelihara-meningkatkan pokok diri yakni (self keinginan untuk actualization-maintain- enhance). Pada mulanya aktualisasi diri mengikuti garis hereditas, namun kemudian mengalami diferensiasi sehingga pada individu dewasa aktualisasi menjadi bersifat otonom dan sosial 4. Organisme memberikan reaksi medan fenomena secara total (gestalt) dan berarah tujuan (goal-directed). Pada dasarnya tingkah laku itu adalah usaha organisme yang berarah tujuan (goal-directed), yaitu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan sebagaimana dialaminya, dalam medan yang diamatinya 5. Pada dasarnya tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri dalam medan fenomenanya. 6. Emosi akan menyertai tingkah laku yang berarah-tujuan, sehingga intensitas (kekuatan) emosi itu tergantung kepada pengamatan subjektif, seberapa penting tingkah laku itu dalam usaha mengaktualisasikan-mempertahankan-memperluas diri 7. Jalan terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka pandangan individu itu sendiri (internal frame of reference), yakni persepsi sikap perasaan yang dinyatakan dalam suasana yang bebas atau suasana terapi berpusat klien. Rogers berpendapat bahwa self-report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian, karena : Individu mungkin sadar akan alasan tingkah lakunya akan tetapi tak dapat menyatakannya dalam kata-kata Individu mungkin tidak menyadarinya Individu mungkin menyadari pengalamannya dan dapat menyatakannya, tetapi tidak mau berbuat demikian 8. Sebagian dari medan fenomenal secara berangsur mengalami diferensiasi, sebagai pusat terbentuknya self. Self adalah kesadaran akan keberadaan dan fungsi diri, yang diperoleh melalui pengalaman dimana diri terlibat di dalamnya sebagai objek atau subjek 2016 3 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9. Struktur self terbentuk sebagai hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal, terutama interaksi evaluative dengan orang lain. Struktur self adalah suatu pola pengamatan yang bersifat utuh, teratur, mudah bergerak (fluid) dan konsisten dengan gambaran diri serta nilai-nilai lingkungan 10. Apabila terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan nilai-nilai baru yang akan diintrojeksi, organisme akan meredakan konflik itu dengan a. Merevisi gambaran diri dan mengaburkan (distortion) nilai-nilai yang semula ada dalam diri b. Mendistorsi nilai-nilai baru yang akan diinterojeksi/diasmimilasi 11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan diproses oleh kesadaran dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda, yaitu sebagai berikut : Dilambangkan (symbolized), diamati dan disusun dalam hubungannya dengan self Diabaikan, karena tidak ada hubungan dengan struktur self Diingkari atau ditolak, karena kesadaran tidak memperhatikan pengalaman itu atau diingkari karena tidak konsisten dengan struktur self. Menolak dan mengabaikan pengalaman tidaklah sama. Penolakan berarti pemalsuan kenyataan baik dengan menyatakan itu tidak ada maupun yang tak wajar. Rogers menunjukkan bahwa individu lebih sering mempertahankan dan mengembangkan diri yang menyimpang dari kenyataan (realitas) 12. Umumnya tingkah laku konsisten dengan konsep self. Seandainya premis ini benar, maka cara untuk mengubah tingkah laku adalah mengubah konsep self, sebagaimana dilakukan Rogers dalam terapinya 13. Tingkah laku yang didorong oleh kebutuhan organis yang tidak dilambangkan, dapat menjadi tidak konsisten dengan self. Tingkah laku semacam itu biasanya dilakukan untuk memelihara gambaran diri (self-image) dan tidak diakui sebagai milik/bagian dari dirinya 14. Penyesuaian psikologis yang tidak tepat (psychological maladjustment) akibat adanya ketegangan, terjadi apabila organisme menolak menyadari pengalaman sensorik yang tidak dapat disimbolkan dan disusun dalam kesatuan struktur self-nya. 15. Penyesuaian psikologis (psychological adjustment) terjadi apabila organisme dapat menampung / mengatur semua pengalaman sensorik sedemikian rupa dalam hubungan yang harmonis dalam konsep diri. Untuk memperoleh penyesuaian (adjustment) yang sehat dan integral, individu harus selalu menilai pengalaman-pengalamannya untuk mengetahui apakah perlu adanya perubahan dalam sistem nilai-nilai 16. Setiap pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self akan diamati sebagai ancaman (threat). Semakin kuat / rigid struktur self-nya, semakin banyak pengalaman 2016 4 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang dianggap ancaman karena tidak sesuai dengannya, sehingga semakin kuat pula sikap mempertahankan diri dari ancaman. Self kemudian menciptakan pertahanan diri dengan menolak pengalaman masuk ke kesadaran. Pertentangan antara self dengan realita semakin meningkatkan ketegangan psikologik yang menimbulkan penyesuaian yang tidak tepat 17. Pada kondisi tertentu, khususnya dalam kondisi bebas dari ancaman terhadap struktur self (suasana terapi berpusat pada klien), pengalaman-pengalaman yang tidak konsisten dengan self dapat diamati dan diuji (untuk dicari konsistensinya dengan self) dan struktur self direvisi untuk dapat mengasimilasi pengalaman-pengalaman tersebut 18. Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman sensoriknya ke dalam sistem yang integral dan konsisten, maka ia akan lebih mengerti dan menerima orang lain sebagai individu yang berbeda 19. Semakin banyak individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik ke dalam struktur self-nya kemungkinan terjadi introjeksi / revisi nilai-nilai semakin besar. Hal ini berarti terjadi proses penilaian yang berlanjut terus-menerus terhadap sistem struktur self. Struktur nilai yang membuat hubungan dengan lingkungan secara kaku tidak efektif. Sebaliknya struktur yang fleksibel akan mempermudah penyesuaian Rogers tidak menekankan aspek struktural dan kepribadian. Namun demikian, dari 19 rumusannya mengenai hakikat pribadi, diperoleh tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya yaitu organisme (keseluruhan individu / the total individual), medan fenomenal (keseluruhan pengalaman / the totality of experience) dan self (bagian medan yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “Me”). Adapun organisme, mencakup tiga hal : 1. Mahluk hidup : organisme adalah mahluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologiknya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat yakni persepsi seseorang mengenai peristiwa yang terjadi di dalam diri dan dunia eksternal 2. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar salah. Realita subjektif semacam itulah yang menentukan / membentuk tingkah laku 3. Holisme : organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan memengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri Keseluruhan pengalaman itu, baik yang internal maupun eksternal, disadari maupun yang tidak disadari dinamakan dengan medan fenomena. Medan fenomenal adalah seluruh 2016 5 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subjektifnya. Beberapa deskripsi berikut menjelaskan pengertian medan fenomenal : 1. Meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal (persepsi mengenai dunia luar) 2. Meliputi pengalaman yang disimbolkan (diamati dan disusun dalam kaitannya dengan diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari / dikaburkan (karena tidak konsisten dengan struktur dirinya) dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati tidak mempunyai hubungan dengan struktur diri) 3. Semua persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri 4. Medan fenomenal seseorang tidak dapat diketahui orang lain kecuali melalui inferensi empatik, itupun pengetahuan yang diperoleh tidak akan sempurna Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Beberapa penjelasan mengenai self dapat disimpulkan dari 19 rumusan yang telah dikemukakan oleh Rogers, yaitu : 1. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya 2. Self juga terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu (significant person = orang tua) dan dari distorsi pengalaman 3. Self mengejar / menginginkan consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan) 4. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self 5. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman 6. Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar Konsep self Self atau konsep self adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun dari persepsi ciri-ciri mengenai “I” atau “Me” (aku sebagai subjek dan aku sebagai objek) dan persepsi hubungan “I” atau “Me” dengan orang lain serta berbagai aspek kehidupan dengan nilai-nilai yang terlibat dalam persepsi tersebut. Konsep self menggambarkan mengenai konsep individu mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggap menjadi bagian dari dirinya sendiri. Konsep self juga menggambarkan pandangan diri dalam kaitannya dengan berbagai perannya dalam kehidupan dan kaitannya dengan hubungan interpersonal. Konsep self dalam bentuk apa adanya, disebut struktur self, untuk membedakan dengan ideal self, yang berisi gambaran diri seperti yang diinginkan, bagaimana diri seharusnya, sebagai tujuan perkembangan dan prestasi. Tanpa kesadaran, struktur self dan ideal self tidak akan pernah ada. Rogers membatasi kesadaran sebagai representasi simbolik dan bagian-bagian pengalaman, bisa dalam wujud simbol verbal atau symbol-simbol lainnya. 2016 6 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penerimaan Positif (Positive Regard) Adapun konsep penerimaan positif terhadap diri sendiri. Bayi mengembangkan konsep self dengan membedakan dan kemudian menginternalisasi pengalaman eksternal yang memuaskan aktualisasi diri bawaannya. Pengalaman dinilai apakah dapat memberi kepuasan atau tidak, mula-mula secara fisik, namun kemudian berkembang menjadi kepuasan emosional dan sosial. Akhirnya konsep self itu mencakup gambaran siapa dirinya, siapa seharusnya dirinya dan siapa kemungkinan dirinya. Kesadaran memiliki konsep diri kemudian mengembangkan penerimaan positif : kebutuhan diri agar diterima dengan baik, dicintai dan diakui lingkungan. Penerimaan positif dari ibu akan memuaskan bayi, sebaliknya tanpa penerimaan positif, bayi akan merasa frustasi. Penerimaan positif yang dibutuhkan bayi itu bukan sikap positif ibu terhadap bayi yang bertingkah laku manis (seperti yang dikehendaki ibu), melainkan penerimaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard), yakni cinta tanpa syarat, menerima bayi dan tingkah lakunya (yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki) sebagai pribadi yang utuh. Perkembangan pengalaman menempatkan regard positif secara timbal balik. Individu merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberikan regard positif kepada orang lain. Ketika regard positif tersebut dapat diinternalisasi, individu dapat memperoleh kepuasan dan menerima dirinya sendiri atau menerima diri secara positif (positive self regard). Aktualisasi Diri (Self-Actualization) Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkah laku bukan untuk mereduksi tegangan energi tetapi untuk mencapai aktualisasi diri. Organisme memiliki satu kekuatan motivasi, dorongan aktualisasi diri (self-actualizing drive) dan satu tujuan hidup menjadi aktualisasi diri. Ada banyak kebutuhan, namun semuanya melayani kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi, yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement). Dua kebutuhan lain yang terpenting adalah kebutuhan penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others) dan penerimaan positif dari diri sendiri (positive self regard). Kedua kebutuhan itu dipelajari pada masa bayi, ketika bayi dicintai dan dirawat serta menerima positive regard dari orang lain. 1. Pemeliharaan (maintenance), kebutuhan yang timbul dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan dasar, seperti makanan, udara dan keamanan serta kecenderungan untuk menolak perubahan dan mempertahankan keadaan saat ini. pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman 2. Peningkatan diri (enhancement), walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan tetap seperti apa adanya (status quo), individu tetap ingin belajar dan berubah. Kebutuhan untuk menjadi lebih, untuk berkembang dan untuk 2016 7 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mencapai tujuan dinamakan kebutuhan peningkatan diri. Kebutuhan peningkatan diri, diekspresikan dalam berbagai bentuk termasuk rasa ingin tahu, kegembiraan, eksplorasi diri, kematangan dan persahabatan 3. Penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others), ketika kesadaran self muncul, bayi mulai mengembangkan kebutuhan untuk dicintai atau diterima oleh orang lain di sekitarnya. Kebutuhan untuk diterima positif ada pada diri setiap manusia dan tetap menjadi motivasi yang kuat sepanjang hayat 4. Penerimaan positif dari diri sendiri (positive self regard), bersamaan dengan berkembangnya penerimaan positif dari orang lain, anak juga mengembangkan penerimaan positif dari diri sendiri. Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasan / frustasi dari kebutuhan penerimaan positif dari orang lain. Menurut Rogers, penerimaan diri positif mencakup perasaan kepercayaan diri dan keberhargaan diri Pada mulanya, kebutuhan penerimaan diri tergantung kepada persepsi bahwa orang lain, (khususnya orang tua) memperhatikan, mengasihi, menghadiahi atau menilai tinggi dirinya. Apabila individu merasa dirinya dicintai atau disenangi orang lain, maka kebutuhan diterima positif orang lain dapat terpuaskan. Hal ini akan menimbulkan kepuasan kepada diri sendiri sehingga diterima positif orang lain menjadi prasyarat menerima positif diri sendiri. Namun, setelah penerimaan diri berkembang, hal tersebut menjadi lebih independen dan membentuk sistemnya sendiri. Individu mengembangkan perasaan diri penting dalam lingkup sosialnya. Rogers mengasumsikan bahwa pada dasarnya ada peluang semua tingkah laku manusia diarahkan atau bertujuan meningkatkan kompetensinya, yang berarti mengaktualisasikan dirinya. Besarnya sumbangan tingkah laku terhadap tendensi aktualisasi dapat dinilai melalui proses penilaian organisme. Pengalaman tingkah laku yang meningkatkan dan mengembangkan self dinilai positif, sebaliknya pengalaman yang menghalangi aktualisasi dinilai negatif. Aktualisasi diri merupakan tujuan ideal, dimana tidak ada seorang pun mampu mencapai aktualisasi potensinya secara tuntas. Rogers percaya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mencapai aktualisasi diri sepenuhnya sehingga tidak membutuhkan motivasi lagi. Rogers mengungkapkan bahwa akan selalu ada bakat yang harus dikembangkan, ketrampilan yang harus dikuasai atau dorongan biologik yang dapat lebih dipuaskan secara lebih efisien. Menurut Rogers tujuan hidup adalah mencapai aktualisasi diri atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang menciptakan kehidupan yang baik (good life). Pandangan ini dikembangkan berdasarkan terapi yang dilakukannya. Good life bukan sasaran yang harus dicapai, tetapi arah dimana individu dapat berpartisipasi sepenuhnya sesuai dengan potensi 2016 8 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id alaminya. Berfungsi secara utuh adalah istilah yang digunakan Rogers untuk menggambarkan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya. Rogers memberikan rincian 5 ciri kepribadian individu yang dapat berfungsi seutuhnya, yaitu sebagai berikut : 1. Terbuka untuk mendapatkan pengalaman (openness to experience), merupakan kebalikan dari sifat bertahan (defensiveness). Individu yang terbuka untuk mengalami suatu pengalaman mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan secara mendalam pengalaman visceral, sensori, emosional dan kognitif dalam dirinya tanpa merasa terancam 2. Kehidupan yang eksistensial (existential living), kecendrungan untuk hidup sepenuhnya dan bertahan untuk tetap dapat eksis. Setiap pengalaman dipandang baru dan unik, berbeda dengan yang pernah terjadi, berkembang tanpa diawali prasangka dari harapan sebelumnya. Pengalaman itu akan mengembangkan self dari kepribadian, bukan sebaliknya pengalaman disesuaikan dengan struktur self yang kaku 3. Keyakinan organismik (organismic trusting), individu mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismiknya sendiri, mengerjakan apa yang ‘dirasanya benar’ sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan tingkah laku yang memuaskan 4. Kebebasan untuk memperoleh pengalaman (existential freedom), pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan/dipilih sendiri, tanpa perasaan tertekan atau terhambat. Individu memiliki pilihan yang bebas, apa yang terjadi pada organisme tersebut bergantung kepada dirinya sendiri. Individu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang ingin dikerjakan 5. Kreativitas (creativity), merupakan kematangan psikologik yang optimal. Individu yang memiliki kehidupan yang baik (good life) berkemungkinan besar untuk memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif. Individu yang kreatif cenderung hidup konstruktif dan adaptif dalam kulturnya (memuaskan lingkungan) sekaligus memuaskan kebutuhannya yang terdalam 2016 9 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Kirschenbaum, Howard. 2007. The Life and Work of Carl Rogers. American Counseling Association, 5999 Stevenson Avenue Alexandria, VA Lyon Jr, Harold C and Tausch, Reinhard. 2014. On Becoming an Effective Teacher ; Person-Centered Teaching, Psychology, Philosophy and Dialogues with Carl Rogers and Harold Lyon. Routledge Taylor & Francis Group Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Rogers, Carl R and Rogers, Natalie. 2012. Instructor’s Manual For Carl Rogers On PersonCentered Therapy. Psychotherapy.net Mill Valley 2016 10 Teori Kepribadian Kontemporer Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id