EFEKTIFITAS BUNGA SEPATU MERAH - repository stikes poltekkes

advertisement
EFEKTIFITAS BUNGA SEPATU MERAH ( Red Hibiscus rosa-sinesis L.)
SEBAGAI ALTERNATIF ANTI KOLESTEROL PADA PENDERITA
PENYAKIT JANTUNG KORONER
FITRI NORMEI ANDRIANI
NIM. 1212010013
SUBJECT
bunga sepatu merah, flavonoid, kolesterol
DESCRIPTION
Kolesterol merupakan penyebab paling utama dari penyakit jantung koroner
(PJK). Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama
keadaan sakit dan kematian di dunia. Kadar LDL (Low Density Lipoprotein)
yang tinggi dan tidak seimbang dengan kadar HDL (High Density Lipoprotein)
dapat menyebabkan penempelan LDL (Low Density Lipoprotein) di dinding
pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya aterosklerosis yaitu penyakit
kronis yang ditandai dengan penebalan dan pengerasan dinding arteri akibat
adanya lesi yang mengandung deposit lipid yang menyebabkan obstruksi
pembuluh darah, agregrasi trombosit, dan fase konstriksi abnormal.
Bunga sepatu merah (Red Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan tanaman
pagar yang memiliki banyak manfaat dengan kandungan diantaranya flavonoid,
flavonoid glikosida, hibiscetine, asam sitrat, asam tartrat, siklopropenoid dan
pigmen antosianin. Bunga sepatu mengandung 51% antosianin (flavonoid) , dan
antioksidan 24%. Flavonoid dan antioksidan berperan dalam menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid sehingga dapat mencegah
kenaikan kadar kolesterol.
Flavonoid dan antioksidan dapat mencegah terjadinya aterosklerosis dengan
cara menghambat proses aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam
tubuh (LDL). Senyawa flavonoid dan antioksidan yang terdapat dalam bunga
sepatu diperoleh dari uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode
peredaman radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan 2,2’-azino-bis[3-ethybenzthiazoline sulphonic acid (ABTS), dengan hasil efek peredam radikal
bebas pada DPPH dan ABTS masing-masing sebesar 29,18 µg/ml dan 41,43
µg/mL. Dengan demikian ekstrak bunga sepatu merah dapat dikatakan memiliki
suatu zat aktif yang mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Penemuan ini diharapkan menjadi salah satu rekomendasi pengobatan
alternatif yang tanpa memiliki efek samping karena terbuat dari bahan alami
dengan harga yang sangat terjangkau karena mudah budidayanya. Penulis
menyarankan untuk dilakukannya penelitian berlanjut (eksperimental) terhadap
aktivitas senyawa anti kolesterol yang terdapat dalam bunga sepatu merah dan
pengembangan produk bunga sepatu merah.
ABSTRACT
Cholesterol is the most significant cause of coronary heart disease (CHD).
Recently, heart disease is the most significant cause of sickness and death in the
world. A high LDL (Low Density Lipoprotein) level which imbalance with the
level of HDL (High Density Lipoprotein) can lead to attachment of LDL (Low
Density Lipoprotein) onto the blood vessel walls, causing atherosclerosis which is
a chronic disease characterized by the thickening and hardening of the arteries
due to deposits of lipid-containing lesions obstructing blood vessels, platelet
aggregation, and abnormal constriction phase.
Red hibiscus (Hibiscus rosa-sinensis Red L.) is a fence plant that has many
benefits regarding its content including flavonoid, flavonoid glycosides,
hibiscetine, citric acid, tartaric acid, cyclopropenoid and anthocyanin pigments.
Hibiscus flower contain, 51% anthocyanin (flavonoid), and 24% antioxidant.
Flavonoid and antioxidant play a role in delaying, slowing down, and preventing
lipid oxidation process so as to prevent the increase in cholesterol levels.
Flavonoids and antioxidants can prevent atherosclerosis by inhibiting the
process of atherogenesis by oxidizing bad fats in the body (LDL). Flavonoids and
antioxidants found in hibiscus antioxidant activity obtained from tests performed
by the method of reduction of free radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)
and 2,2'-azino-bis [3-ethybenzthiazoline sulphonic acid (ABTS ), with the results
of a dampening effect on the free radical DPPH and ABTS respectively by 29.18
ug / ml and 41.43 mg / mL. Thus a red hibiscus flower extract can be said to have
an active substance that can lower cholesterol levels in the blood.
This finding is expected to be one of the alternative treatment
recommendations without side effects because it is made from natural ingredients
at a very affordable price due to easy cultivation. The author suggest to continue
research (experimental) regarding anti-cholesterol activity of the compounds
contained in red hibiscus flowers and product development of red hibiscus flower.
Keywords: red hibiscus flower, flavonoids, cholesterol
Contributor
Date
Type Material
URL
Right
Summary
: 1. Dwiharini P., S.Kep.Ns.,M. Kep
2. Umul Fatkhiyah S.Kep.Ns
: 29 Juni 2015
: Makalah
:
: Open Document
:
Latar Belakang
Kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner
(PJK). Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama
keadaan sakit dan kematian bangsa-bangsa industri maju. Sedangkan di
negara-negara berkembang, kecenderungan perubahan pola makan masyarakat
yang didominasi oleh makanan berlemak tinggi dan rendah serat (junkfood),
gaya hidup merokok serta kurang gerak merupakan penyebab timbulnya
berbagai penyakit yang berhubungan dengan kolesterol. Prevalensi penyakit
jantung koroner (PJK) berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter atau
gejala meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok
umur 65-74 tahun yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun sedikit pada kelompok umur ≥
75 tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter maupun berdasarkan diagnosis
dokter atau gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK
lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak bekerja. Berdasarkan PJK
terdiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi di perkotaan, namun berdasarkan
terdiagnosis dokter dan gejala lebih tinggi di pedesaan dan pada kuintil indeks
kepemilikan terbawah (Riskesdas, 2013).
Penyakit jantung koroner yang disebabkan karena peningkatan kadar
kolesterol mempunyai perkiraan angka kematian di dunia sekitar 2,6 juta. Angka
kematian tertinggi sekitar 54% terjadi di Eropa, kemudian Amerika 48%. Wilayah
Afrika dan Asia Tenggara menunjukkan 22,6% untuk Afrika dan 29,0% untuk
Asia Tenggara (WHO, 2013). Sedangkan perkiraan angka kematian karena
peningkatan kadar kolesterol pada penyakit jantung koroner di Indonesia
meningkat per tahunnya sebanyak 28% (Ferro, 2014).
Kolesterol dalam darah manusia terbagi menjadi 2 jenis yakni kolesterol
LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan
tidak seimbang dengan kolesterol baik HDL dapat menyebabkan penempelan di
dinding pembuluh darah. Pengobatan farmakologis untuk menurunan kadar
kolesterol dalam darah bekerja melalui peningkatan pembuangan kolesterol LDL
dari aliran darah dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi
kolesterol di hati dengan menghalangi enzim dalam hati yang bertugas membuat
kolesterol (Mauren, 2014). Penggunaan obat anti kolesterol farmakologis terus
menerus dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati dan ginjal. Alternatif
yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah dengan
pengobatan non farmakologis yang relatif aman. Pengobatan non farmakologis
dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah yang dapat mengurangi
kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas yang menyebabkan terjadinya
aterosklerosis tanpa memberikan efek samping yang merugikan.
Tanaman bunga sepatu merah ( Red Hibiscus rosa sinensis L), mudah
dibudidayakan di daerah beriklim tropis dengan stek batang, mulai berbunga umur
3-4 bulan (Nuryanti, 2008). Kelopak bunganya dikenal sebagai refrigerant dan
demulcent, daunya digunakan untuk obat pencahar, sedangkan akarnya
dimanfaatkan sebagai obat batuk. Di dalam bunga sepatu terdapat bahan-bahan
kimia diantaranya flavonoid, flavonoid glikosida, hibiscetine, asam sitrat, asam
tartrat, siklopropenoid dan pigmen antosianin (Gilani, 2005). Kandungan
flavonoid di dalam bunga sepatu merah berfungsi sebagai proteksi terhadap stres
oksidatif yang mampu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah yang dapat
mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas yang menyebabkan
terjadinya aterosklerosis.
Bunga sepatu merah yang mudah di dapat, murah dan adanya kandungan
flavonoid di dalamnya dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kolesterol pada kasus jantung koroner
secara alami namun masih jarang diterapkan dimasyarakat. Berdasarkan latar
belakang diatas peneliti tertarik untuk mengkaji keefektifan flavonoid yang
terdapat pada bunga sepatu merah sebagai obat penurun kadar kolesterol dalam
darah secara alamai pada kasus jantung koroner.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Melakukan studi
literature ini dilakukan oleh peneliti antara setelah mereka menentukan topic
penelitian dan ditetapkannya rumusan permasalahan, sebelum mereka terjun ke
lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011). Data yang
digunakan berasal dari text book, journal, artikel ilmiah, literature review yang
berisikan tentang konsep yang diteliti. Memulai dengan materi hasil penelitian
yang secara sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, dan cukup relevan.
Cara lain dapat juga, misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang
paling mutakhir, dan berangsung - angsur mundur ke tahun yang lebih lama.
Hasil Dan Pembahasan
Bunga sepatu merah mengandung 51% antosianin (flavonoid), dan antioksidan
24%. Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal
bebas yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksireaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh. Berbagai bukti
ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi risiko terhadap
penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner (Amrun et al. 2007).
Senyawa flavonoid yang terdapat dalam bunga sepatu merah diperoleh dari uji
aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas 1,1difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH)
dan
2,2’-azino-bis-[3-ethybenzthiazoline
sulphonic acid (ABTS), serta analisis kandungan senyawa dengan Kromatografi
Gas-Spektrometri Massa. Senyawa flavonoid yang mengandung antioksidan
berperan dalam menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid
sehingga dapat mencegah kenaikan kadar kolesterol (Davies, 2003). Selain itu
ekstrak etanolik bunga sepatu merah juga dilaporkan dapat menurunkan kadar
kolesterol darah total dan serum trigliserida (20-30 %) serta meningkatkan level
HDL hingga 12 % dan menurunkan kadar gula darah (Sachdewa A, and Khemani
LD., 2003).
Senyawa flavonoid dapat mencegah terjadinya aterosklerosis, penyakit
penyumbatan pembuluh darah, dengan cara bekerja menghambat proses
aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh, yaitu lipoprotein
densitas rendah (LDL). Flavonoid jugadapat meningkatkan kadar HDL karena
antosianin memiliki efek inhibisi terhadap enzim CETP. Kadar HDL yang
meningkat akan meningkatkan clearence kolesterol di perifer untuk dibawa ke
hepar dan selanjutnya akan dibuang lewat sekresi asam empedu sehingga
kolesterol total akan menurun Dinayanti (2010).
Di dalam tubuh, flavonoid memiliki banyak peran. Sebagai antioksidan,
flavonoid bertindak sebagai pereduksi LDL di dalam tubuh (Radhika et al., 2011 ).
Selain mereduksi LDL, flavonoid juga menaikkan densitas dari reseptor LDL di
liver dan mengikat apolipoprotein B (Baum et al., 1998). Flavonoid juga berperan
sebagai senyawa yang dapat mereduksi trigliserida (TGA) dan
meningkatkanHDL. Selain itu, menurut studi yang dilakukan oleh Casaschi et al.,
2004 dan Ogawa et al., 2005 dalam flavonoid bekerja menurunkan kadar
kolesterol dari dalam darah dengan menghambat kerja enzim 3-hidroksi 3metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase) (Sekhon, 2012).
Untuk memperoleh ekstrak bunga sepatu merah, bunga sepatu merah yang
telah dikeringkan dan dihaluskan diekstraksi dengan cara maserasi dilakukan pada
temperatur 15°-20°C dalam waktu selama 3 hari sampai bahan-bahan yang larut
akan melarut (Ansel, 1989). Maserasi di lakukan dengan pelarut etanol dan etil
asetat dan masing-masing maserat dipekatkan dengan rotavapor hingga diperoleh
ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian diuji penapisan fitokimia dan aktifitas
antioksidannya (Ratna, 2013).
Uji antioksidan ekstrak etanol dan etil asetat bunga sepatu merah ( Red
Hibiscus Rosa-Sinensis L.) dengan metode DPPH dan ABTS serta identifikasinya
dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa. Pengujian antioksidan senyawasenyawa bahan alam dapat dilakukan dengan menggunakan DPPH sebagai
senyawa radikal bebas stabil yang ditetapkan secara Spektrofotometri. Kapasitas
antiradical bebas DPPH diukur dari peredaman warna ungu merah dari DPPH
pada panjang gelombang 515 nm. Suatu bahan dikatakan aktif sebagai antioksidan
bila dapat meredam radikal DPPH sebesar 50% dengan konsentrasi kurang dari
1000 µg/mL (Nurlisa, 2012). Sedangkan Asam 2,2’-Azinobis(3-etilbenzatiazolin)6-sulfonat (ABTS) merupakan substrat dari peroksidase, di mana ketika dioksidasi
dengan kehadiran H2O2 akan membentuk senyawa radikal kation metastabil
dengan karakteristik menunjukan absorbansi kuat pada panjang gelombang 414
nm. ABTS merupakan senyawa larut air dan stabil secara kimia.
Akumulasi dari ABTS dapat dihambat oleh antioksidan pada medium reaksi
dengan aktivitas yang bergantung waktu reaksi dan jumlah antioksidan.
Kemampuan relatif antioksidan untuk mereduksi ABTS dapat diukur dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang 734 nm. Absorbansi maksimal juga
dapat terjadi pada panjang gelombang yang lain. Panjang gelombang yang
mendekati daerah infra merah (734 nm) dipilih untuk meminimalkan interfensi
dari absorbansi komponen lainnnya (Gama, 2010). Hasil dari pengujian
antioksidan pada ekstrak bunga sepatu merah didapatkan hasil DPPH dan ABTS
masing-masing sebesar 29,18 µg/ml dan 41,43 µg/mL (Ratna, 2013).
Mengkonsumsi 1,5 gram ekstrak bunga sepatu merah yang sudah direaksikan
dengan etanol dan etil asetat mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah
dengan aktivitas 631,78 ppm. Dengan aktivitas ini maka kadar kolesterol yang
terdapat dalam darah penderita penyakit jantung koroner akan menurun.
Simpulan
Ekstrak bunga sepatu merah dengan kandungan flavonoid dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah.
Rekomendasi
1. Penelitian berlanjut (eksperimental) dilakukan terhadap aktivitas senyawa anti
kolesterol yang terdapat dalam bunga sepatu merah.
2. Teknik implementasi yang akan dilakukan yaitu adanya riset berkelanjutan
mengenai kandungan bunga sepatu merah sehingga bisa dijadikan sebagai
alternatif anti kolesterol.
3. Pihak institusi perguruan tinggi, pemerintah, serta pihak-pihak lain yang
terkait seperti perawat atau terapis lain dalam membantu menerapkan
penggunaan bunga sepatu merah sebagai obat anti kolesterol.
4. Ekstrak bunga sepatu merah ini bisa membantu pemerintah dalam mengatasi
permasalahan dalam menurunkan tingginya kadar kolesterol dalam darah
khususnya untuk penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK).
5. Produk ekstrak bunga sepatu merah dalam kemasan sehingga masyarakat
dapat dengan mudah untuk mengonsumsi khususnya pada penderita Penyakit
Jantung Koroner (PJK).
Alamat Correspondensi
Alamat Rumah
: Megare - Ngelom RT : 02 RW : 01 Kec.Taman, Kab.
Sidoarjo
Email
: [email protected]
No.HP
: 085736707215
Download