membangun keunggulan bersaing melalui inovasi

advertisement
MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI INOVASI
PRODUK, INOVASI PROSES, INOVASI MARKETING DAN
INOVASI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
PERUSAHAAN
(Pengujian Empiris Pada Industri Bakso Di Kota Tasikmalaya)
Beben Bahren & Indi Ramadhani
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikamalaya
[email protected], [email protected]
Abstract
The rife number of Meatball sellers in Tasikmalaya make the business competition
increased incisively. The incisive business competition requires business actors to
always innovate so that their business can remain sustainable and grow. The purpose of
this research is to analyze how the influence of product innovation, process innovation,
marketing innovation and organizational innovation to competitive advantage and its
implication to improvement of company performance. Empirical testing is done in
Meatball industry in Tasikmalaya. The research method used is survey with respondents
as much as 51. Questionnaires are used as an instrument for data collection. Data
analysis using Structural Equation Model - Partial Least Square (SEM-PLS) method
using warpPLS3.0 software.
Keywords: Product Innovation, Process Innovation, Marketing Innovation,
Organizational Innovation, Competitive Advantage and Corporate Performance.
Pendahuluan
Bakso adalah makanan sederhana yang bisa ditemukan di banyak tempat di
Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia pasti terdapat pedagang bakso. Tetapi
jangan salah, ada rasa yang berbeda dengan bakso Tasikmalaya. Penduduk setempat
biasanya menyebutnya dengan ‘mie baso’. Bakso merupakan kuliner yang digandrungi
kebanyakan warga Tasikmalaya, ini terlihat dengan banyaknya tempat makan bakso di
Tasikmalaya. Para penjaja bakso di Tasikmalaya sangatlah beragam. Dari yang
berjualan dengan gerobak di emperan toko, dengan konsep restoran, hingga yang
membuka gerai di pusat perbelanjaan atau mal mewah. Selain beragamnya penjaja,
beragam pula jenis bakso yang bisa ditemui di Tasikmalaya.
100
50
0
2013
2014
2015
2016
Sumber: Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya (KWKT), 2017
Gambar 1.
Perkembangan Jumlah Pengusaha Bakso Kota Tasikmalaya (unit)
1
Banyaknya pelaku bisnis Bakso di Kota Tasikmalaya menjadikan persaingan
usaha semakin tajam. Tajamnya persaingan usaha mengharuskan pelaku usaha untuk
selalu melakukan inovasi agar usaha mereka bisa tetap berkelanjutan dan bertumbuh.
Ekspresi "Innovate or die" telah menjadi frase yang diterima dalam lingkungan bisnis
populer (Kavadas dan Chao, 2007). Inovasi adalah salah satu sumber yang paling
penting dari keunggulan kompetitif (Hansen, 2014; Gunday et al, 2011). Studi tentang
inovasi telah dijustifikasi oleh para ahli, praktisi dan pembuat kebijakan bahwa inovasi
adalah sumber utama keunggulan kompetitif, perubahan industri dan pertumbuhan
ekonomi.
Pentingnya inovasi tak terbantahkan dalam bisnis saat ini, berbagai penelitian
telah dilakukan untuk menguji hubungan inovasi dengan keunggulan bersaing, namun
masih belum ada resep yang tepat untuk inovasi yang sukses (Becheikh et al, 2005;
Rosenbusch et al, 2010). Beberapa peneliti telah menguji pengaruh inovasi terhadap
keunggulan bersaing, mereka menemukan perbedaan hasil (Projogo dan Sohal, 2006;
Auken et al, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa penelitian replikasi untuk menguji
hubungan inovasi dengan keunggulan bersaing masih diperlukan untuk mengkonfirmasi
teori hubungan inovasi dengan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing yang telah
diraih perusahaan seharusnya dapat terus dipertahankan karena dengan adanya
keunggulan makin banyak competitor yang memperhatikan titik lengah perusahaaan,
oleh karena itu perusahaan harus terus konsisten dalam menjaga keunggulanya (Russell
& Millar 2014).
Berdasarkan fenomena perkembangan pesatnya usaha bakso di Kota
Tasikmalaya dan fenomena perbedaan hasil penelitian hubungan inovasi, keunggulan
bersaing dan kinerja perusahaan maka penulis berminat melakukan penelitian dengan
judul: “Membangun Keunggulan Bersaing melalui Inovasi Produk, Inovasi Proses,
Inovasi Marketing dan Inovasi Organisasi untuk meningkatkan Kinerja Perusahaan
(Pengujian Empiris pada Industri Bakso di Kota Tasikmalaya”.
Tinjauan Pustaka
Inovasi
Klasifikasi inovasi menurut OECD Oslo Manual (2005) seperti pada tabel 2.2.
Inovasi dibagi ke dalam empat (4) tipologi yaitu; inovasi produk, inovasi proses, inovasi
pemasaran, dan inovasi organisasi,
Tabel 1. Typologi Inovasi menurut OECD Oslo
Tipe Inovasi
Inovasi
Produk
Area Aplikasi
Innovations related to goods and
services
Inovasi
Proses
Implementation of new or
significantly improved methods of
production or delivery of the
product.
Implementation of new methods of
marketing, including significant
changes in design or packaging of
the product during its storage,
market promotion and marketbased prices/
Implementation of new forms and
Inovasi
Pemasaran
Inovasi
2
Karakteristik Utama
Significant improvements in the technical
specifications, components and materials in
the embedded software in the degree of
friendliness to the user or other functional
characteristics.
Significant changes in technology,
productionequipment and / or software.
Increasing in the degree of consumer
satisfaction, creating new markets or new,
more favorable market position for
production companies to increase sales
Implementation of business practices in the
Organisasi
methods of organization of
business companies, the
organization of jobs and external
relations
organization of workplaces or in the
external relations previously used for
organizational method that represents the
result of the implementation of strategic
decisions.
Sumber: diadaptasi dari Suroso, 2014
Keunggulan Bersaing
Sebuah keunggulan kompetitif bermakna jika hal itu berkaitan dengan aspek
yang dihargai oleh pasar. Pelanggan perlu merasakan perbedaan yang konsisten dalam
aspek penting antara produk produsen atau jasa dan orang-orang
dari pesaingnya. Perbedaan ini harus berhubungan dengan beberapa aspek produk/
pengiriman yang termasuk kunci membeli kriteria untuk pasar. Beberapa contoh aspek
tersebut adalah kualitas produk, harga dan layanan purna jual. Kriteria yang membeli
kunci adalah variabel dan kriteria bahwa pelanggan digunakan dalam membuat
keputusan pembelian mereka. Mereka berbeda untuk industri yang berbeda dan segmen
pasar yang berbeda.
Keunggulan kompetitif adalah keuntungan lebih dari pesaing yang diperoleh
dengan menawarkan konsumen nilai yang lebih besar, baik dengan cara harga yang
lebih rendah atau dengan memberikan manfaat yang lebih besar dan layanan yang
membenarkan harga yang lebih tinggi, Porter (1985). Porter (1985)
mendefinisikan keunggulan kompetitif sepanjang tiga dimensi yaitu biaya, diferensiasi
dan fokus dengan pesaing yang mencoba untuk mengatur diri mereka
untuk dapat lepas dari "kepungan" dengan tanpa keunggulan kompetitif. Porter
menunjukkan bahwa diferensiasi menghasilkan sebuah biaya lebih rendah dibandingkan
dengan pesaing. Diferensiasi adalah satu-cara untuk meraih keunggulan kompetitif.
Biasanya, hal ini berasal dari organisasi skala besar mengembangkan efisiensi mereka
karena pengalaman berulang mereka dari proyek yang dikerjakan atau menggunakan
kekuasaan mereka untuk meningkatkan biaya yang lebih rendah. Cara lain untuk
mendapatkan keuntungan kompetitif adalah berhubungan dengan nilai yang dilihat oleh
pelanggan, baik melalui unsur-unsur yang menarik dan spesifik dalam penawaran
(diferensiasi) atau membuat konsumen merasa bahwa semua kebutuhan mereka sudah
ditemukandengan kualitas terbaik dan harga yang bersaing.
Keunggulan kompetitif adalah sejauh mana sebuah organisasi mampu
menciptakan posisi dimana dapat mempertahankan pasar selama masih adanya pesaing.
Perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif melalui kemampuan kompetitif atau
prioritas yang didefinisikan sebagai preferensi strategis atau dimensi dimana perusahaan
memilih untuk bersaing di pasar yang ditargetkan. Banyak prioritas kompetitif
diidentifikasi dalam literatur. Bahkan, Putih berbagai literatur menemukan beberapa
langkah untuk memperoleh keunggulan bersaing (Russel, Suzana N, 2014).
Kinerja Perusahaan
Kinerja Perusahaan adalah elemen paling penting dalam manajemen dan bisnis
penelitian. Berbagai macam definisi kinerja perusahaan telah diusulkan dalam literatur
dimana sering mengacu pada seberapa efisien dan efektif suatu perusahaan
memanfaatkan sumber daya dalam menghasilkan hasil ekonomi. Dalam literatur strategi
bisnis, ada dua aliran utama pemikiran tentang faktor-faktor penentu kinerja organisasi.
Pengukuran kinerja dapat dibagi menjadi empat tahap: desain, implementasi,
penggunaan, dan pemeliharaan sistem pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja sendiri
3
sebagai proses mengukur efisiensi dan efektivitas tindakan. Pengukuran kinerja juga
dapat didefinisikan mengukur input, output,atau tingkat aktivitas dari suatu peristiwa
atau proses, (Abdi, Abdiaziz Mohamed, 2013).
Komponen kinerja organisasi adalah kinerja pasar dan kinerja keuangan yang
dapat dan laba atas investasi dan laba bersih untuk kinerja keuangan. Dimensi lebih
lanjut dalam pengukuran kinerja yang berdasarkan sumber data kinerja. Data primer
yang dikumpulkan langsung dari perusahaan ke sekunder Data yang dikumpulkan dari
sumber eksternal dan database. Dalam kepuasan pelanggan, jumlah keluhan, penjualan
dan pangsa pasar untuk kinerja pasar. Singkatnya, kinerja organisasi adalah membangun
multi dimensi mulai dari kinerja keuangan atau kinerja pasar di perusahaan sempit
untuk kinerja organisasi di luasnya. Kinerja organisasi harus diukur secara subjektif bila
memungkinkan untuk memeriksa pengaruh bahwa orientasi pelanggan dan layanan
tambahan memiliki lebih dari itu (Tarabieh, Saaed M.Z A, 2015).
Kerangka Pemikiran
Tajamnya persaingan bisnis Bakso di Tasikmalaya mengharuskan para pelaku
usaha untuk terus meningkatkan keunggulan usahanya agar dapat tetap bersaing
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Keunggulan bersaing telah menjadi
isu penting yang harus dipahami oleh para pelaku usaha dalam menghadapi persaingan
didalam industri tertentu. Mengetahui keunggulan bersaing berarti memiliki
pengetahuan tentang sumberdaya yang akan menjadi modal utama perusahaan dalam
mengungguli pesaing. Ini akan berdampak munculnya hal unik yang dapat
dimanfaatkan (Chandra et al, 2016).
Azis & Samad (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh Inovasi terhadap
keunggulan bersaing dengan mengambil unit analisis UMKM manufaktur sektor
makanan di Malaysia dengan menggunakan 220 responden menemukan bahwa inovasi
mempengaruhi keunggulan bersaing. Adriansyah & Afiff (2015) juga melakukan
pengujian terhadap pengaruh Inovasi terhadap Keunggulan Bersaing 49 responden dari
industri perbankan di Indonesia sejalan dengan temuan-temuan sebelumnya yang
menyatakan bahwa Inovasi berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing.
Chandra et al (2016) melakukan penelitian dengan menggunakan responden
perusahaan industri kulit di Yogyakarta menunjukkan bahwa keunggulan bersaing
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Penelitain
Prakosa (2005) dengan menggunakan responden 106 perusahaan manufaktur di
Semarang menyatakan bahwa Keunggulan Bersaing yang dimiliki perusahaan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan.
Inovasi
1.
2.
3.
4.
Inovasi Produk
Inovasi Proses
Inovasi Marketing
Inovasi Organisai
Keunggulan Bersaing
Kinerja Perusahaan
Gambar 2. Kerangkan Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya
maka hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1a Inovasi Produk berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
4
H1b Inovasi Proses berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
H1c Inovasi Marketing berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
H1d Inovasi Organisasi berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing
H2 Keunggulan Bersaing berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan
menggunakan prosedur statistika (Abdillah dan Jogianto, 2015). Metode penelitian yang
digunakan adalah metode survei yaitu suatu metode yang menggunakan pengumpulan
data utamanya dengan kuisioner dari sampel terpilih (Sekaran, 2010).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kuisioner, yaitu daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan dan disampaikan langsung
kepada pemilik atau manajer operasional usaha Bakso di Kota Tasikmalaya oleh
peneliti untuk memperoleh data – data tentang variabel Inovasi Produk, Inovasi Proses,
Inovasi Marketing, Inovasi Organisasi, Keunggulan Bersaing, dan Kinerja Perusahaan.
Model kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan skala
likert.
Populasi dan Sampel
Populasi sekaligus menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha
Bakso di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data dari Komunitas Wisata Kuliner
Tasikmalaya Tahun 2017 tercatat ada 51 pengusaha bakso yang memenuhi kriteria
pelaksanaan inovasi.
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel disertai indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian baik variabel independen maupun variabel dependen seperti
ditampilkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Operasionalisasi variabel
Variabel
Inovasi
Produk (X1)
Inovasi
Proses (X2)
Indikator
 Mengembangkan produk baru dengan
teknik yang secara total berbeda
dengan sebelumnya
 Mengembangkan produk dengan
bahan baku yang secara total berbeda
dengan sebelumnya
 Memodifikasi produk yang sudah ada
 Memodifikasi bahan baku yang sudah
ada
 Mengembangkan proses produksi
yang baru
 Menentukan
dan
mengeliminasi
aktivitas dalam proses produksi yang
tidak memberikan nilai tambah
 Meningkatkan kecepatan penyajian
5
Ukuran
 Tingkat Kebaruan produk
Skala
Ordinal
 Tingkat kebaruan bahan baku
 Tingkat kebaruan modifikasi produk
 Tingkat kebaruan modifikasi bahan
baku
 Kebaruan proses produksi
 Kemampuan mengeliminasi waste
 Lamanya waktu menunggu pesanan
Ordinal
Inovasi
Marketing
(X3)
 Memperbarui channel distribusi
 Memperbarui teknik penentuan harga
 Memperbarui teknik promosi
Inovasi
Organisasi
(X4)
 Memperbarui struktur organisasi
 Memperbarui sistem koordinasi
 Memperbarui sistem SDM
Keunggulan
Bersaing (Y)
Kinerja
Perusahaan
 Memperbarui
sistem
manajemen
 Keunggulan biaya
 Kualitas produk
 Keunikan produk
 Variasi produk
 Pertumbuhan penjualan
informasi
 Pertumbuhan asset
 Pertumbuhan laba
 Pertumbuhan pangsa pasar
 Kemampuan memperbarui channel
distribusi
 Kemampuan memperbarui teknik
penentuan harga
 Kemampuan memperbarui teknik
promosi
 Kemampuan memperbarui struktur
organisasi
 Kemampuan memperbarui sistem
koordinasi
 Kemampuan memperbarui sistem
SDM
 Kemampuan memperbarui sistem
informasi manajemen
 Tingkat harga
 Kepemilikan sertifikat kualitas
 Tingkat keunikan produk
 Bsanyaknya variasi produk
 Pertumbuhan rata-rata 2 tahun
terakhir
 Pertumbuhan asset rata-rata 2 tahun
terakhir
 Pertumbuhan laba rata-rata 2 tahun
terakhir
 Pertumbuhan pangsa pasar rata-rata
2 tahun terakhir
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Alat Analisis
Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode
Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS) dengan menggunakan
software warpPLS3.0. Model persamaan (SEM) merupakan suatu teknik analisis
multivariate yang menggabungkan analisis factor dan analisis jalur sehingga
memungkinkan peneliti untuk menguji dan mengestimasi secara simultan hubungan
antara variabel eksogen dan endogen multiple dengan banyak faktor (Mahfud & Dwi
Ratmono, 2015).
Pengujian dengan partial least square (PLS) diterapkan untuk memperoleh hasil
pengolahan yang mampu mencapai tujuan penelitian dan membuktikan hipotesis
penelitian, dengan langkah-langkah (Abdilah dan Jogiyanto, 2015) sebagai berikut:
1. Menggambar diagram jalur
Gambar 3.1. Diagram Jalur
6
Analisa Outer Model
Kriteria uji validitas dalam PLS adalah seperti pada tabel 3.2. berikut.
Tabel 3.2. Parameter Uji Validitas dalam Pengukuran PLS
Uji Validitas
Konvergen
Diskriminan
Parameter
Faktor Loading
Average Variance Extracted (AVE)
Communality
Akar AVE dan Korelasi variabel laten
Cross Loading
Rule of Thumbs
Lebih dari 0,7*
Lebih dari 0,5
Lebih dari 0,5
Akar AVE > Korelasi variabel laten
Lebih dari 0,7 dalam satu variabel
*0,6 masih dapat diterima (Hair et al, 2008)
Khusus kriteria factor loading antara 0,5 – 0,6 masih bisa diikutkan sebagai
indikator variabel ketika AVE variabel tersebut lebih dari 0,5 (Hussein, 2015).
Uji Reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s
alpha dan Composite reliability. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai
reliabilitas suatu konstruk, sedangkan Composite reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas konstruk. Namun Composite reliability dinilai lebih baik
dalam mengestimasi konsistensi internal sutu konstruk. Rule of thumbs nilai
Cronbach’s alpha dan Composite reliability harus lebih dari 0,7 meskipun 0,6 masih
dapat diterima (Hair et al, 2008).
2. Analisa Inner Model
Analisa inner model/analisa struktural model dilakukan untuk memastikan
bahwa model struktural yang dibangun robust dan akurat. Evaluasi inner model dapat
dilihat dari beberapa indikator yang meliputi:
a. Koefisien determinasi (R2)
b. Predictive Relevance ( Q2)
c. Goodness of Fit Index (GoF)
Untuk pengujian Hipotesa dilakukan dengan melihat nilai probabilitas nya dan tstatistik nya. Untuk nilai probabilitas, nilai p-value dengan alpha 5% adalah kurang dari
0,05. Nilai t-tabel untuk alpha 5% adalah 1,96. Sehingga kriteria penerimaan Hipotesa
adalah ketika t-statistik > t-tabel.
3. Pengujian Hipotesis
Secara umum metode explanatory research adalah pendekatan metode yang
menggunakan PLS. Hal ini disebabkan pada metode ini terdapat pengujian Hipotesa.
Menguji hipotesis dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk
pengujian hipotesis menggunakan nilai statistik maka untuk alpha 5% nilai t-statistik
yang digunakan adalah 1,96. Sehingga kriteria penerimaan/penolakan Hipotesa adalah
Ha diterima dan H0 di tolak ketika t-statistik > 1,96. Untuk menolak/menerima
Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha di terima jika nilai p < 0,05.
Hasil dan Pembahasan
Berikut ini adalah hasil tabulasi dari kuesioner yang telah disebarkan kepada responden:
PROFIL RESPONDEN
No.
Nama Perusahaan
Alamat
Responden
1
Mie Bakso ADIS
Jl. Tentara Pelajar no. 5, Citapen
2
Mie Bakso SR
Jl. K. H. Z. Mustofa No.54, Yudanagara,
Cihideung, Tasikmalaya
3
Mie Bakso H.Oding
Ruko pancasila no 1-2 tasikmalaya
7
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Mie Bakso Jul - Jol
Mie Bakso Fitri
Mie Bakso Mang Didi
Mie Bakso Rinceu
Mie Baso Abimanyu
Mie Baso LOMA
Mie Baso A KIKI
Mie Baso Beranak
Mie Baso Pa Haji
Mie Bakso Sumatera
Mie Bakso Gareng
Mie Bakso Borju
Mie Bakso Apay
Mie Baso RI
Mie Baso SARI RAOS
Baso Solo Mas Wiji
Mie Baso 55
Mie Baso 77
Mie Baso Raksasa AlBarakah
Mie Baso Idola
Mie Baso Almina
Mie Baso Abda
Mie Baso Asha Asha
Mie Baso Godzilla
Mie Baso Barakah
Mie Baso Burangrang
Mir Baso Gayatri
Mie Baso Pa Haji
Mie Baso Laksana
Mie Baso Cicim
Mie Baso Toto
Mie Baso Mang Yana
Mie Baso Toge Pa Lili
Mie Baso Simpati
Mie Baso Komar Aif
Mie Baso Mandala
Mie Baso Ojo
Mie Baso Setan ( Cabang
Ciawi )
Mie Baso 89
Salatri Medika Baso
Petruk
Mie Baso Kol
Jl. Bkr kahuripan no b10 kec.tawang
Jl. Padasuka - nagrak tasikmalaya
Jl. Sutisna sanjaya no. 14 tasikmalaya
Jl. Dadaha gunung jati
Jl. Perintis Kemerdekaan
Jl. Tarumanagara
Jl. B.B. Payung 1 No. 12
Cikalang laswi
Jl. Cikalang girang 49A Indihiang
JL. KHZ Mustofa
Cempaka warna
JL. Terusan paseh BCA
JL. Paseh depan Gg.fauzan kel.tuguraja
Jl. Tamansari, Gobras
Jl. Siliwangi No. 46 A
Jl. R.S.U. No. 36
Jl. Dr. Sukardjo
Jl. Selakaso
Jl. Brigjen Wasita Kusuma
Jl Ibrahim Adjie Indihiang
Jl Letnan Harun
Jl Letnan Harun
Jl Bantar
Jl Bantar
Jl Ampera
Jl Mitra Batik
Jl Dokter Sukardjo
Jl Cikalang Girang
Jln. Pemuda no.5
Jln. Mayor utarya
Jln. Babakan payung 3
Jln. Pasar wetan
Jln. Pasar wetan
Jln. HZ mustofa no.14
Jln. Pemuda
Jln. Dr moch hatta no.204 cibogor
Jln. Kapten naseh no.12
Jln. Perintis kemerdekaan
Jl R.E Martadinata
Jl Cipedes I
Jl Gunung Sabeulah
8
45
46
47
48
49
50
51
Mie Baso Tangkar
Rumah Baso Echo
Mie Baso Adopsi
Mie Baso Oyon
Mie Baso Solo Mas Gathot
Mie Baso Mang Yaya
Mie Baso Sidodadi
Jl Gunung Sabeulah
Jl Letjen Ibrahim Adjie no.10
Sukamaju - Cibeureum
jl. Siliwangi
Jl. Dadaha
Jl.Peta, Kersamenak
Sindang Galih
Jumlah Tenaga Kerja
9
10
11
12
13
14
15
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, A. M. Yassin, A. & Ali, S., 2013, Innovation and Business Performance in
Telecomunication Industry in sub-saharan African Context: Case of Somalia,
Asia Journal of Mangement Sciences & Education, Vol. 2, No. 4, pp. 53-67.
Adriansyah, A., & Afiff, A. Z, 2015, Organizatinal Culture, Absorptive Capacity,
Innovation Performance and Competitive Advamtage: an Integrated Assessment
in Indonesian Banking Industry, The South East Asian Journal of Mangement,
Vol. 9, No. 1, pp. 70-86.
Auken, H., Guijarro, A.M., Lema, D.G., 2008, Innovation and performance in Spanish
manufacturing SMEs, International Journal of Entrepreneurship and Innovation
Management, Vol. 8 No. 1 pp. 36-56
Azis, N. N. A., & Saman, S., 2016, Innovation and Competitive Advantage: Moderating
Effects of Firm Age in Foods Manufacturing SMEs in Malaysia, Procedia
Economics and Finance 35, pp. 256 -266.
Becheikh, N., Landry, R., Amara, N., 2006, Lessons from innovation empirical studies
in the manufacturing sector: A systematic review of literature from 1993 – 2003,
Technovation Vol. 26 pp. 644-664Gamarra, J.T., Zawislak P.A. (2013)
Transactional Capability: Innovation’s missing link, Journal of Economics,
Finance and Administrative Science, Vo. 18 No. 34 pp2-8.
Chandra, A., & Soegiono, Sugiarto, 2016, Analisis Pengaruh Teknologi dan Rantai
Nilai dalam pencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dalam upaya
peningkatan Kinerja Usaha di Industri Kulit Manding Yogyakarta, Diponegoro
Journal of Management, hal. 1-12.
Dereli, 2015, Innovation Management in Global Competition and Competitive
Advantage, Procedia – Social and Behavioral Sciences 195, pp. 1365 – 1370.
Gunday, G., Ulusoy, G., Kilic, K., Alpkan, L., 2011, Effects of Innovation Types on
Firm Performance, International Journal of Production Economic, Vol. 133 pp.
662-676.
Hansen, E., 2014, Innovativeness in the face of decline performance implication,
International Journal of Innovation Management, Vol 18. N0. 5 pp. 1450039-1 –
20
Kavadas, S., Chao, R.O., 2007, Resources Allocation and New Product Development
Portfolio Management, in Handbook of New Product Development Research,
Oxport: Elsevier/ Butterworth
Porter, M., 1985, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior
Performance, Harvard US.
Prakosa, B., 2005, Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran
Terhadap Kinerja Perusahaan untuk Mencapai Keunggulan Bersaing, Jurnal
Studi Manajemen & Organisasi, Vol. 2 No. 1, hal. 35 – 57.
Prajogo, D.I., Sohal, A.S., 2006, The integration of TQM and technology/R&D
management in determining quality and innovation performance, The
International Journal of Management Science, Vol. 34 pp. 296-312
Rosenbusch, N., Brinckmann, J., Bausch, A., 2009, Is innovation always beneficial? A
meta-analysis of the relationship between innovation and performance in SMEs,
Journal of Business Venturing, Vol. 26 pp. 441-457.
Schumpeter, J. A., and Opie, R., 1983, The theory of economic development: An inquiry
into profits, capital, credit, interest, and the business cycle. New Brunswick,
N.J. Transaction Book.
18
Suroso, E., & Primiana, I., 2014, Innovativeness Survey of Manufacturing Companies in
Tasikmalaya City, Manajemen & Bisnis, Vol. 12, No. 2, pp. 193-203.
19
Download