BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. (Nurudin, 2007) Sejarah komunikasi massa bermula pada tahun 1450 dimana Johannes gutenberg menemukan perangkat percetakan pertama dan manusia memasuki masa jurnalistik dengan media massa mesin cetak. Hasil dari media massa yang pertama ini berupa surat kabar, majalah, serta buku – buku. Pada massa tersebut kemudian muncul istilah publisistik yang memiliki arti yang sama dengan komunikasi massa. Pada tahun 1940an, Amerika Serikat baru memulai penelitian terhadap komunikasi massa sebagai sebuah ilmu dan pada awal abad 20 dimana radio dan televisi telah ditemukan, penelitian terhadap komunikasi massa semakin meluas dan berbagai model komunikasi baru diciptakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi komunikasi massa ini. Pada masa ini istilah publisistik mulai diganti dengan mass communication dimana kata mass sebenarnya merupakan singkatan dari mass media dan mengandung makna bahwa komunikasi dengan menggunakan media massa. Istilah mass communication ini masih popular dan terus digunakan hingga kini. 8 9 2.1.1 Unsur – Unsur dalam Komunikasi Massa Unsur – unsur yang terkandung pada komunikasi massa tidak berbeda dengan unsur pada komunikasi secara umumnnya. Dalam komunikasi massa juga terkandung unsur source atau komunikator, audience / komunikan dan pesan. Adapun unsur pada komunikasi massa yang berbeda dengan unsur pada komunikasi pada umumnya antara lain ; 1. Komunikator Dalam konteks ini merupakan lembaga, organisasi atau perusahaan yang memiliki peralatan pemancar dan mampu menyebarkan informasi secara massal. Lembaga yang memiliki akses terhadap media massa antara lain : perusahaan surat kabar, stasiun radio, serta stasiun televisi. Dan didalam lembaga media massa tersebut juga terdapat orang – orang yang memiliki akses terhadap isi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan konsumen media massa seperti redaktur yang bertugas untuk menyaring isi berita dan berbagai hal baik yang layak maupun tidak layak untuk disebarkan melalui media massa. Yang berperan sebagai komunikator lainnya dalam komunikasi massa juga dipengaruhi oleh kepemilikan terhadap media massa yakni dari pihak swasta atau pihak pemerintah. 2. Pesan Pesan yang disampaikan melalui media massa memiliki sifat yang berbeda dari isi pesan pada komunikasi umumnya. Pesan yang disampaikan melalui media 10 massa menjangkau audiens secara luas dalam konteks kawasan geografis, isi pesan bersifat umum atau sama bagi semua kalangan tanpa terkecuali serta pesan terkirim pada saat yang bersamaan. Menurut Charles Wright ( 1997 ) terdapat tiga karakteristik pesan dari komunikasi massa yakni : a. Publicy Isi pesan tidak ditujukan kepada perorangan tertentu saja secara ekslusif namun bersifat terbuka untuk umum dan publik. Semua audiens menerima pesan yang sama tanpa pengecualian/ b. Rapid Pengiriman pesan melalui media massa bersifat luas dalam konteks geografis dimana dapat menjangkau audiens yang tidak berada pada lokasi yang sama dan tersebar secara geografis namun dapat menerima pesan selama memiliki gadget penerima dan pengiriman pesan bersifat cepat serta sampai pada saat yang bersamaan. c. Transient Pesan yang dikirimkan oleh media massa bersifat sekali pakai saja karena hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pada saat tersebut saja seperti pada berita televisi yang menyajikan informasi hanya khusus untuk kejadian pada satu hari saja dan bukan untuk tujuan permanen. Terdapat pengecualian untuk media massa buku dimana buku memiliki informasi yang dapat diakses secara berulang – ulang. 11 3. Media yang Digunakan Channel atau media dalam komunikasi massa merupakan segala perangkat elektronik yang mampu untuk menghasilkan produk informasi dimana isi pesan dapat dilipat gandakan dan dikirimkan pada saat yang bersamaan pula. Media memiliki kemampuan tersebut antara lain media cetak, radio, serta televisi. 4. Komunikan Target audiens dari komunikasi massa adalah para pengguna media massa yakni para pendengar radio, para pembaca Koran, dan para pemirsa televisi yang mengakses media massa tersebut. Adapun sifat komunikan media massa menurut Charles Wright antara lain : a. Large Komunikan dari media massa cenderung besar. Besar secara wilayah, tidak terikat antara satu sama lain dan tersebar luas atau tidak berada pada lokasi yang sama. Serta besar secara jumlah atau mencangkup wilayah yang mampu dijangkau oleh media massa tersebut. Media massa tidak melayani secara perorangan namun secara publik. b. Heterogen Komunikan media massa mencangkup orang yang berbeda – beda. Berbeda dari segi tingkat pendidikan, gender, status ekonomi, gender, serta wilayah. Heterogen yang bermakna bahwa seluruh jenis masyarakat. 12 c. Anonim Komunikan pada media massa umumnya tidak saling mengenal satu sama lain. Komunikan juga tidak mengenal komunikator secara pribadi. 5. Umpan Balik Karena sifatnya yang massal, media massa juga mendapat feedback secara massal. Namun feedback hanya diperoleh berdasarkan pada keinginan dari komunikator sendiri. Feedback melalui media massa terjadi umumnya seperti pada televisi yang menggunakan sarana telepon interaktif ketika acara berlangsung dimana komunikator yang memberikan kesempatan kepada audiens untuk memberikan feedback. Jadi feedback pada media massa lebih bersifat pasif namun efek yang ditimbulkan dapat beragam. Pemilik media massa memiliki akses terhadap lingkungan sosial yang luas dan dapat mempengaruhi secara masal pula. Permisalan ketika terdapat informasi kenaikan harga bahan bakar minyak, media massa telah menimbulkan feedback demonstrasi yang dilakukan oleh audiensnya 6. Gangguan / Noise Dalam komunikasi massa, media yang digunakan untuk berkomunikasi karena berbentuk perangkat elektronik maka akan sering menemukan gangguan dalam proses pengiriman pesannya atau yang lebih dikenal dengan noise. Noise dapat berupa gangguan pada sinyal yang menyebabkan isi pesan yang disampaikan mengalami kendala sehingga tidak dapat di tafsirkan oleh audience seperti gangguan pada sinyal radio yang membuat suara penyiar radio terputus – putus. 13 7. Gate Keeper Dalam pengiriman isi pesannya, media komunikasi massa telah mengalami penyaringan terhadap isi pesan sehingga isi pesan sesuai dengan etika penyiaran. Adapun orang yang bertugas sebagai gate keeper seperti redaktur pada surat kabar yang bertugas untuk menambah dan mengurangi segala jenis kata – kata yang disusun oleh reporter agar sesuai dengan etika. 8. Pengatur Berbeda dengan gate keeper yang merupakan penyaring dari perusahaan pemilik media massa, pengatur dalam komunikasi massa adalah pihak yang menggunakan media massa dan mendapatkan manfaat dari media massa yaitu pemerintah dan masyarakat. Pemerintah bertugas untuk mengawasi segala pesan yang disiarkan oleh media massa agar sesuai dengan etika dan tidak membahayakan kepentingan publik. Jadi penyaringan terhadap isi pesan komunikasi massa terjadi dua kali dan dari dua pihak agar kestabilan dari komunikasi massa dapat terjaga dan tidak berat sebelah. Adapun ciri khas dari media massa adalah melembaga dalam arti yang melakukan kegiatan pengelolaan terhadap media massa terdiri dari banyak orang, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis mekanis dan bersifat terbuka (Cangara, 2003, p. 134) 14 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki fungsi yang luas pada kehidupan sosial masyarakat. Media massa sebagai media pelaku komunikasi massa memiliki akses yang besar dalam berkomunikasi pada ruang publik serta tanggung jawab sosial yang besar terhadap publik pula. Fungsi sosial yang ditawarkan oleh media massa antara lain fungsi untuk mendidik / educate, fungsi menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat / to inform serta fungsi untuk menghibur audiens / to entertain. Adapun pendapat beberapa para ahli komunikasi mengenai fungsi komunikasi massa Menurut Jay Black dan Frederick C.Whitney ( 1988 ), media massa memiliki empat tujuan sederhana yaitu : 1. To inform / memberikan informasi dari komunikatornya media massa kepada komunikan. 2. To entertain / untuk memberikan hiburan bagi komunikannya. Berperan sebagai sarana pelepas ketegangan setelah beraktivitas sehari – hari. 3. To persuade / untuk membujuk agar komunikan memiliki pemikiran yang sama dengan yang ingin disampaikan oleh media massa. 4. Transmission of the culture / berperan dalam transmisi budaya komunikator kepada komunikannnya. Transmisi budaya berperan jika media massa mengambil budaya asing dalam penyiarannya dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat dimana terjadi pergeseran nilai di sesuaikan dengan budaya asing. 15 Sedangkan menurut JohnVivian ( 1991 ), media massa memiliki tujuan yang sama dengan Jay Black seperti : 1. Providing information / sebagai media massa yang berpengaruh luah wajib untuk menyediakan informasi yang diperlukan bagi komunikannya. 2. Providing entertainment / sebagai media massa, harus menyajikan tayangan yang dapat menghibur komunikannya. 3. Helping to persuade / dalam konteks ini membantu pengiklan untuk membujuk komunikannya melalui media massa agar sepaham dengan keinginan pengiklan. Namun terdapat perbedaan dalam butir keempat fungsi komunikasi massa menurut John Vivian yakni : 1. Contributing to social cohesion / media massa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam perubahan social dan dalam konteks ini berbeda dengan perubahan budaya yang mempengaruhi secara keseluruhan tantanan social masyarakat. Media massa juga bertugas untuk menjaga tantanan social yang sudah ada yang perlu untuk dilestarikan. Dan menurut Schramm, fungsi komunikasi massa terdapat tiga yaitu : 1. Surveillance of the environment Media massa bertugas sebagai pengamat lingkungan dimana media massa disebut juga sebagai the watcher yang bertugas untuk mengawasi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. 16 2. Correlation of the parts of society in responding to the environment Media massa bertugas untuk menghubungkan bagian – bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. 3. Transmission of the social heritage from one generation to the next Media massa bertugas untuk mewariskan lingkungan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 2.2 Sejarah Broadcasting Broadcasting atau disebut juga dengan penyiaran adalah kegiatan menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan bersama dari sebuah organisasi atau lembaga yang dipimpin oleh pemilik media massa. Broadcasting dalam menjalankan kegiatannya dibagi berdasarkan pada media yang digunakan untuk menyiarkan pesan mereka. Media massa terbagi menjadi media cetak, media radio dan media televisi. Penemuan media massa bermula dari penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1450-an. Johannes Gutenberg adalah seorang tukang emas yang pekerjaan sehari – harinya melelehkan emas dan mengubahnya menjadi bentuk lain sesuai dengan keinginan dari pelanggannya. Ia pertama kali menemukan mesin cetak ketika sedang membuat acuan huruf logam dengan menggunakan timah hitam untuk membentuk tulisan aksara latin. Pada mulanya Gutenberg membuat hampir 300 bentuk huruf untuk meniru bentuk tulisan tangan yang berbentuk tegak – bersambung. Dari sana 17 lah kemudian ia mengembangkan mesin cetak dan hasil dari percetakan pertama oleh mesin ciptaan Gutenberg ini berbentuk bible atau kitab suci umat kristiani. Seiring berkembangannya jaman, ketika mesin cetak telah mendominasi sebagai media massa pertama di dunia, pada tahun 1895 seorang ahli mesin italia bernama Guglielmo Marconi menemukan teknologi komunikasi telegraf pertama. Dan pada 20 tahun kemudian dari telegraf ini dikembangkan menjadi radio dan pada tahun 1919 – 1921, radio mulai digunakan di eropa untuk keperluan publik. Radio sebagai media massa memiliki karakteristik antara lain : 1. Hanya Suara / Audio Media massa radio dalam penyiarannya hanya menggunakan gelombang yang dapat diterjemahkan secara audio saja sehingga menghasilkan produk berbentuk suara yang diperuntukan hanya bagi indera pendengaran. 2. Selintas Tanpa Pengulangan Berbeda dengan media cetak yang dapat dibaca berulang kali, radio dalam penyiarannya hanya berjalan satu kali dan ketika sudah disiarkan tidak dapat diulang kembali karena sifat radio yang terbatas dari segi durasi. Hasil dari radio dapat diulang jika ada proses perekaman yang dilakukan oleh pihak pendengar saja. 18 3. Theater of Mind Radio dalam penyiarannya karena hanya memanfaatkan sarana audio harus pandai dalam membangun imajinasi dari pendengarnya. Radio dengan menggunakan berbagai sound efek dan pengaturan vocal mampu membangun dan mengarahkan imajinasi dari pendengarnya. Namun hal tersebut juga menjadi kekurangan dari media radio ketika penafsiran dari suatu suara dapat bermakna ganda. 4. Komunikasi Berjalan Secara Searah Komunikasi pada radio bersifat satu arah dimana pesan dikirimkan melalui frekuensi gelombang dan diterima oleh perangkat radio milik pendengar. Pendengar tidak dapat mengirimkan feedback langsung ke komunikator. Feedback hanya dapat terjadi bila komunikator membuka lowongan telepon interaktif. 5. Komunikasi bersifat serempak Komunikasi pada radio berjalan secara serempak dimana pesan yang dikirimkan melalui gelombang radio akan diterima secara serempak oleh alat penerima radio milik pendengar. Dan memasuki tahun 1920 ketika saat itu radio juga sudah mulai memasuki media massa, pada tahun 1925 John Logie Baird berhasil menemukan cara pemancaran gambar bayangan yang bergerak dengan menggunakan cakram pemindai dan menghasilkan gambar beresolusi 30 baris pertama yang kemudian 19 menjadi awal dari penemuan media televisi. Kotak televisi elektromekanik pertama mulai dijual secara komersial pada tahun 1928 hingga 1934 di Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Beberapa karakteristik pada media televisi sama dengan media radio yakni hasil dari penyiaran tidak dapat diulang namun terdapat beberapa perbedaan karakteristik yakni : 1. audio visual televisi berbeda dengan radio, walaupun sama – sama menggunakan gelombang dalam penyampaian isi pesannya namun hasil produk dari televisi kini telah dapat dikonsumsi secara audio dan visual. Hasil dari siaran televisi berbentuk acara yang dapat dinikmati oleh dua indera manusia yaitu penglihatan dan pendengaran dan bersifat lebih efektif dalam pengantaran pesan dan penyerapan pesan yang disampaikan oleh komunikator. 2. Komunikasi bersifat satu arah Sama dengan karakteristik radio, komunikasi pada televisi juga terjadi secara searah. Televisi mengirimkan pesan melalui gelombang yang dapat diterjemahkan menjadi gambar dan suara yang dapat diterima oleh perangkat televisi milik audience. 3. Komunikasi bersifat serempak Komunikasi pada televisi juga berjalan secara serempak. Sama dengan radio, pesan yang dikirimkan oleh media massa televisi diterima secara serempak oleh perangkat televisi miliki audience. 20 2.2.1 Televisi Pada permulaan abad ke 20, masyarakat barat mulai gencar melakukan percobaan untuk mengembangkan teknologi salah satunya pada bagian teknik komunikasi. Hasil dari perkembangan teknologi ini akhirnya melahirkan telegraf yang merupakan dasar dari penemuan radio. Hasilnya pada tahun 1920- an peradaban manusia memasuki era komunikasi massa yang dipimpin oleh media cetak dan media radio. Penemuan televisi terjadi pada tahun 1925 oleh John Logie Baird yang berhasil menemukan cara untuk memancarkan gambar bayangan yang bergerak dengan menggunakan sistem cakram pemindai dan menghasilkan gambar beresolusi 30 baris pertama yang kemudian menjadi awal dari penemuan media televisi. Pada tahun 1934 televisi mulai dijual secara komersial di inggris, Amerika Serikat, dan Rusia dan manusia memasuki era komunikasi massa. 2.2.2 Ciri – ciri Televisi Sebagai salah satu media komunikasi massa, televisi memiliki sifat yang sama dengan media massa lainnya yaitu bersifat satu arah, menggunakan perangkat khusus, terjadi secara serempak, menjangkau kawasan secara luas, dan memiliki berbagai sifat lainnya. Untuk memperjelasnya maka dijabarkan karakteristik televisi sebagai berikut : 1. Audio Visual Televisi sebagai media komunikasi massa menyajikan isi pesan dengan mengirimkan gelombang yang diterima oleh perangkat televisi pemirsa dan 21 berupa gambar dan suara yang dapat dikonsumsi oleh pemirsanya. merupakan perkembangan dari radio dimana televisi menyajikan informasi yang dapat menyita perhatian dan focus dari pemirsanya dengan memadukan visual dan audio dan memberikan hasil maksimal dalam proses penafsiran isi pesannya oleh komunikan. 2. Komunikasi Bersifat Satu Arah Komunikasi yang terjadi pada televisi sama dengan komunikasi pada media massa pada umumnya dimana pemirsa sebagai komunikan tidak dapat secara langsung memberikan feedback ketika televisi sedang menayangkan program acaranya. Feed back dapat terjadi jika pihak televisi memberikan kesempatan sendiri kepada pemirsa melalui telepon interaktif. 3. Komunikasi Bersifat Serempak Televisi bekerja secara serempak dalam proses pengiriman pesannya. Serempak yang dimaksud adalah pesan oleh audience berupa tontonan program acara secara audio dan visual yang diterima pada saat bersamaan oleh seluruh audiencenya walaupun audience berada di lokasi yang berbeda – beda. 4. Komunikan Tidak Saling Mengenal Salah satu karakteristik dari televisi adalah menghasilkan komunikan yang anonim dan tidak saling mengenal satu sama lain. Audience hanya mengkonsumsi televisi tanpa mengenal siapa komunikatornya dan juga tidak mengenal siapa komunikan lainnya yang juga sedang mengkonsumsi televisi. 22 5. Pesan Bersifat Umum Isi pesan yang ditayangkan oleh televisi berlaku bagi publik dan bersifat menyeluruh tanpa terkecuali. Komunikan dimana pun dia berada, jika mengkonsumsi media televisi akan memperoleh isi pesan yang sama. Missal pada pukul tujuh malam sedang ada acara bola pada channel televisi A. maka seluruh penonton channel televisi A pada pukul 7 akan menonton acara bola yang sama. 6. Televisi Memerlukan Peralatan Khusus Untuk bisa mengirimkan pesan, televisi memerlukan peralatan khusus seperti camera yang dihubungkan melalui satelit dan dikirimkan dalam bentuk gelombang khusus agar dapat di terima oleh audiencenya. Sebagai audience pun jika ingin menikmati isi pesan yang dikirimkan oleh televisi harus memiliki gadget televisi yang mampu menerima gelombang yang sama seperti yang dikirimkan dari studio televisi. 2.2.3 Manfaat Televisi Sebagai salah satu media massa, televisi memiliki fungsi yang sama dengan media massa lainnya yaitu to inform, to educate, to entertaint, serta fungsi lainnya seperti fungsi persuasi, fungsi penjaga / watch dog bagi lingkungan baik pemerintah maupun environment / lingkungan asli manusia. untuk memperjelas maka akan dijabarkan manfaat televisi lebih lanjut antara lain : 23 1. Informasi Televisi sebagai media massa yang mampu mengirimkan isi pesan secara luas dimanfaatkan untuk mengirimkan informasi kepada masyarakat. Informasi yang di siarkan melalui televisi umumnya merupakan segala informasi yang perlu untuk diketahui oleh masyarakat seperti perkembangan politik, sosial, dan ekonomi. 2. Hiburan Selain memiliki fungsi menyebarkan informasi, televisi juga memiliki fungsi menghibur yaitu melalui program acara hiburan yang disiarkan dan disesuaikan dengan waktu luang masyarakat pada umumnya. Missal pada waktu isitirahat siang dan waktu berkumpul keluarga pada malam hari. 3. Pendidikan Sebagai media yang mampu menjangkau masyarakat luas dan memiliki dampak pada kehidupan sosial masyarakat televisi memiliki tanggung jawab untuk mendidik pemirsanya melalui berbagai program acaranya. Televisi memiliki tanggung jawab untuk menyediakan tayangan yang bermanfaat bagi masyarakat seperti program edukasi tentang kehidupan alam liar / wild life dan program pendidikan seperti proses pembuatan berbagai produk konsumsi masyarakat. 24 4. Fungsi Persuasi Agar dapat bertahan, pemilik televisi memerlukan dana untuk perawatan terhadap stasiun televisi miliknya. Berbagai keuntungan dana ini diperoleh stasiun televisi dari fungsi persuasinya dengan menyiarkan iklan produk dan memiliki fungsi persuasi agar mendorong penonton ikut membeli produk yang disiarkan. Dengan demikian televisi memberi keuntungan bagi pengiklan dan juga bagi penonton yang ingin memperoleh informasi mengenai suatu produk. 5. Fungsi Pengawas Sebagai media komunikasi massa, televisi membantu masyarakat Manfaat bagi masyarakat yaitu untuk mengawasi pemerintah melalui segala pemberitaan kehidupan politik dalam dan luar negeri. Misal berita tentang korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah sehingga menimbulkan respon bagi masyarakat untuk lebih berhati – hati dalam memilih wakil rakyat saat akan melakukan pemilu. 2.3 Program Televisi Program pada televisi dibagi menjadi dua jenis yaitu news dan entertainment. Program news dibagi menjadi 2 yaitu hard news dan soft news. hard news dibagi menjadi : 25 • Straight news atau berita langsung. • Depth news report atau berita yang dibahas lebih mendalam dengan mengali fakta lain dibalik sebuah kasus sebagai informasi tambahan. sedang soft news dibagi menjadi : • feature atau berita ringan yang diangkat berdasarkan pada unsur human interest. • Interpretative report atau berita yang berfokus pada suatu isu, masalah, atau kasus yang controversial. Sedang pada program entertainment terdiri dari berbagai program hiburan berupa: • film drama • quiz • variety show • program edukasi 2.4 Feature Feature merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta peristiwa actual, tetapi materinya diseleksi dengan lebih menekankan segi human interest (F.Rahardi, 2006). Sedang berdasarkan kamus bahasa inggris, feature diartikan sebagai tulisan khas (dengan karakter yang kuat ) yang dimuat secara reguler di surat kabar atau majalah. 26 Feature adalah jenis tulisan yang umumnya digunakan oleh wartawan dalam penulisan naskah berita dimana berita tersebut bersifat bebas namun tetap mengutamakan segi fakta. Sifat bebas dari penulisan feature bermaksud bahwa wartawan selaku penulis bebas dalam menentukan sudut penulisan berita atau angle berita dan biasanya ditekankan pada segi human interest untuk menarik perhatian pemirsanya dan menaikkan nilai jual berita. Jenis – jenis feature terbagi berdasarkan pada jenis tema yang diangkat seperti documenter, sejarah manusia, kehidupan alam liar, manusia atau figur publik, serta tema lainnya. Sedang feature berdasarkan bidang / sector kehidupan dapat diangkat bidang sosial, politik, budaya, ekonomi, dan bidang lainnya. Berdasarkan tema penelitian dari penulis mengenai reportase investigasi, reportase investigasi termasuk jenis feature yang membahas tentang bidang sosial masyarakat dimana reportase ini bersifat investigative dan mendalam namun pembahasan dilakukan berdasarkan sudut pandang tertentu dan berpusat pada human interest. Pada program feature, untuk meningkatkan nilai jual dari content acara, menekankan pada segi packagingnya yang meliputi: • Pengambilan gamrbar • Editing • Narasi • Sound efek 27 2.5 Teori Uses and Effect Teori Uses and Effect ini ditemukan oleh Sven Windahl pada tahun 1981 dan merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori Uses and Gratification. Menurut Windahl teori Uses and Gratification masih kurang tepat dalam menjelaskan tentang sikap audience terhadap media massa sehingga Windahl membuat teori baru hasil gabungan antara Uses and Gratification dan teori tradisional mengenai efek. The Uses and Effect model states that mass media use may mean two things : exposure and content consumption (Windahl, 1979). An exposure is merely the act of perceiving Content consumption on the other hand, is described in term of the amount of content used, the type of content used, the relations to media used, and the way of using it (Windahl, 1979). Menurut Windahl, karakteristik individu, ekspekstasi, serta persepsi terhadap media, dan tingkat rutinitas mengakses media akan mengarahkan audience pada suatu keputusan apakah akan atau tidak akan menggunakan isi dari media massa yang dikonsumsinya (Windahl, 1979). Berdasarkan teori ini maka dapat dijabarkan antara lain : 1. Karakteristik Individu Karakteristik individu sebagai audience dipengaruhi oleh pola pikir audience yang kita ketahui dipengaruhi oleh berbagai factor terutama lingkungan sosial audience itu sendiri. lingkungan sosial seperti keluarga, pergaulan, dan tingkat ekonomi serta pola konsumsi mempengaruhi sikap audience ketika mengkonsumsi media massa. Audience akan berusaha untuk mencari saluran televisi ( media massa ) yang sesuai dengan karakteristik mereka. 28 2. Ekspektasi Media Ekspekstasi terhadap media juga mempengaruhi tingkat konsumsi media massa dari audience. Ekspektasi yang dimaksud adalah harapan mengenai jenis program yang memenuhi kebutuhan audience pada saat itu. Misal kebutuhan audience akan informasi dipenuhi melalui program acara berita. 3. Persepsi Media Persepsi terhadap media itu sendiri juga mempengaruhi keinginan audience dalam mengkonsumsi media massa. Audience cenderung mengkonsumsi media yang memiliki nama baik, terpercaya, dan bermanfaat bagi audience sendiri. Audience tidak akan percaya pada media massa yang memiliki nama buruk atau skandal. Misal audience tidak akan mengakses media massa yang menyebarkan isu bohong dan tidak bermanfaat bagi audience sendiri. 4. Rutinitas Mengakses Media rutinitas mengakses sebuah media akan sebuah kebiasaan yang menguntungkan bagi media massa. Kebiasaan ini tercipta hasil dari kepercayaan audience dan manfaat yang diperoleh audience ketika mengakses media massa. Kebiasaan ini akan mempengaruhi pula media mana yang akan diakses ketika audience memerlukan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka diantara begitu banyak media massa yang ada. Misal anak – anak yang sering menonton channel acara space toon akan tahu bahwa space toon merupakan channel televisi khusus untuk mereka dan akan diakses oleh para anak – anak ketika ingin menonton sebuah kartun. 29 2.6 Persepsi Persepsi mengacu pada proses seleksi, organisir, dan interpretasi dari informasi yang kita kumpulkan dari alat indera kita. Apa yang kita lihat, kita raba, kita dengar, kita hirup, dan kita kecap akan menghasilkan data sensorik yang dapat kita pilih, kita organisir, kita interpretasikan dan mempengaruhi cara komunikasi kita. (Jess K. Alberts, Thomas K. Nakayama, Judith N. Martin, 2009). Untuk menjelaskan proses munculnya persepsi ini maka dibagi menjadi tiga sesuai dengan teori persepsi dari buku Human Communication in Society karya Jess K. Alberts, Thomas K. Nakayama, dan Judith N. Martin. Persepsi dibagi menjadi : 1. Selection Informasi yang ada ditangkap oleh panca indera kita dan mengalami proses pemilihan atau disebut juga dengan selective attention. Pada proses ini individu akan memilih untuk menangkap jenis informasi yang berhubungan dengan diri mereka, bermanfaat bagi mereka, dan juga menarik perhatian mereka. 2. Organization Organisasi dalam konteks ini bermakna kegiatan mengolah pesan. Setelah pesan diterima oleh panca indera, pesan akan mengalami proses organisir dimana pikirian menangkap pesan dan menciptakan sebuah gambaran yang dikenali oleh diri mereka masing – masing. Gambaran tercipta berdasarkan pengalaman individu dalam kehidupan sehari – hari mereka. 30 3. Interpretation Proses interpretasi terjadi setelah pesan di organisir dan individu akan mengenali bentuk dan makna dari rangsangan yang diterimanya. Dari rangsangan yang diterima ditarik kesimpulan dan menciptakan gambaran akhir mengenai makna dari rangsangan di dalam pikiran individu. Dapat diibaratkan menafsirkan suatu hal dari sudut pandang kita sendiri. 2.7 Model Analisis Tabel 2.1 Program Reportase Investigasi Episode ( Siomay – Batagor berbalut pemicu kanker ) Variabel X Persepsi Mahasiswa Binus University tentang konsumsi Siomay - Batagor Variabel Y 2.8 Definisi dan Operasional Konsep Untuk menjelaskan mengenai konsep dari pembuatan skripsi ini, maka penulis membuat desain konsep dan operasional konsep dari topic skripsi penulis yaitu pengaruh program reportase investigasi di Trans TV terhadap persepsi mahasiswa Binus University khususnya pada episode siomay – bataagor berbalut pemicu kanker. Konsep dibagi menjadi : 31 a. Definisi konsep : Variabel X : Program Reportase Investigasi di Trans TV : episode siomay – batagor berbalut pemicu kanker. Dimensi Variabel X : Gambar, Editing, Narasi, Sound efek. Variabel Y : Persepsi Mahasiswa Binus University Dimensi Variabel Y : Selection, Organization, Interpretation. b. Operasional Konsep Tabel 2.2 Konsep / Variabel Program Dimensi Acara Gambar Reportase Investigasi Indikator Gambar yang ditayangkan pada acara Reportase Investigasi memiliki pesan yang di kuat. Trans TV episode Gambar siomay – batagor Reportase Investigasi adalah nyata dan tanpa berbalut rekayasa. pemicu kanker Gambar Reportase yang yang ditayangkan ditayangkan Investigasi pada pada mampu acara acara menarik perhatian untuk ikut menyimak. Editing Teknik editing pada acara Reportase Investigasi mampu memperkuat isi pesan yang disampaikan. 32 Teknik editing pada acara Reportase Investigasi mampu menarik minat audience untuk ikut menyimak. Hasil editing Investigasi pada mampu program mengubah Reportase persepsi audience sesuai dengan topik yang diangkat. Narasi Narasi pada program Reportase Investigasi memperkuat isi pesan yang disampaikan. Narasi pada program Reportase Investigasi mampu mengarahkan persepsi audience. Sound efek Sound efek yang digunakan pada program Reportase Investigasi memberikan penekanan terhadap isi pesan yang dikirimkan kepada audience. Sound efek yang digunakan pada program Reportase Investigasi mendukung gambar yang ditayangkan dan berpengaruh pada perubahan persepsi audience. 33 Konsep / Variabel Dimensi Indikator Persepsi Selection Topik acara menarik perhatian audience Mahasiswa Binus untuk menyimak program acara Reportase University Investigasi. Audience mengetahui topik Reportase Investigasi episode siomay – batagor berbalut pemicu kanker. Audience sering menonton program acara Reportase Investigasi. Organization Audience mengetahui siomay dan batagor mengandung zat kimia berbahaya setelah menonton Reportase Investigasi. Audience setuju bahwa siomay dan batagor berbahaya untuk dikonsumsi. Interpretation Audience percaya masih ada pedagang siomay dan batagor yang jujur. Audience tetap akan mengkonsumsi siomay dan batagor.