KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI-SUNGAI YANG BERASAL DARI GUNUNG SALAK DALFIT DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK DALFIT. Keanekaragaman Jenis Ikan Air Tawar di Sungai-sungai yang Berasal dari Gunung Salak. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan M. MUKHLIS KAMAL. Sekitar 50 aliran sungai mengalir dari hulu Gunung Salak membentuk dua sungai utama yang melewati kota Bogor dan Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane. Pengambilan sampel dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2012 pada 11 titik sampling di 7 sungai. Hasil sampling menemukan 6 ordo, 9 famili dan 13 spesies ikan. Sepuluh spesies merupakan ikan asli sedangkan 3 spesies ikan introduksi. Cypriniformes merupakan ordo paling dominan yang ditemukan di semua titik sampling. Ordo Cypriniformes terdiri dari 2 famili, yaitu Cyprinidae (Barbodes gonionotus, Rasbora aprotaenia, Puntius sp., dan Puntius binotatus) dan Balitoridae (Nemacheilus fasciatus). Ordo Siluriformes yang ditemukan terdiri dari 3 famili yaitu Clariidae (Clarias teijsmanni), Loricariidae (Hypostomus plecostomus), dan Sisoridae (Glyptothorax platypogon). Ordo Perciformes terdiri dari 1 famili Channidae (Channa striata), Ordo Beloniformes adalah famili Hemiramphidae (Dermogenys pusilla), Ordo Synbranchiformes adalah famili Mastacembelidae (Macrognathus maculatus), dan Ordo Cyprinodontiformes 2 spesies (Xiphophorus helleri dan Poecilia reticulata). Kata kunci: ikan, sungai, Gunung Salak, keanekaragaman ABSTRACT DALFIT. Diversity of Freshwater Fishes in the rivers from Salak Mountain. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and M. MUKHLIS KAMAL. Approximately 50 river flow from Salak Mountain passed Bogor and Jakarta is Ciliwung and Cisadane river. Sampling period from January until March 2012, on 11 sampling sites of 7 rivers. We found 6 ordo, 9 family, and 13 species of fish. Ten species are native fish and 3 species are introduction fish. Cypriniformes are dominant ordo found at all sampling sites. Ordo Cypriniformes with 2 family, is Cyprinidae (Barbodes gonionotus, Rasbora aprotaenia, Puntius sp., and Puntius binotatus) and Balitoridae (Nemacheilus fasciatus). Ordo Siluriformes with 3 family, is Clariidae (Clarias teijsmanni), Loricariidae (Hypostomus plecostomus), and Sisoridae (Glyptothorax platypogon). Ordo Perciformes that found one family Channidae (Channa striata), Ordo Beloniformes found one family Hemiramphidae (Dermogenys pusilla), Ordo Synbranchiformes is family Mastacembelidae (Macrognathus maculatus), Ordo Cyprinodontiformes with 2 species (Xiphophorus helleri and Poecilia reticulata). Keywords: fish, river, Salak Mountain, diversity KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAISUNGAI YANG BERASAL DARI GUNUNG SALAK DALFIT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 Judul Skripsi : Keanekaragaman Jenis Ikan Air Tawar di Sungai-sungai yang Berasal dari Gunung Salak Nama : Dalfit NIM : G34080026 Disetujui Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si Pembimbing I Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc Pembimbing II Diketahui Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si Ketua Departemen Biologi Tanggal lulus: PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Mei sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor yang berjudul Keanekaragaman Jenis Ikan Air Tawar di Sungai-sungai yang Berasal dari Gunung Salak. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si dan Bapak Dr.Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc selaku pembimbing, serta Ibu Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si selaku penguji yang telah memberikan ilmu, pengarahan, dan bimbingannya kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga tercinta, Ayah (Mansur), ibu (Sismarni), kakak (Rosmanina) dan suaminya (Erwin), dan kakak (Feni Aulia) atas segala doa yang tiada henti, kasih sayang, dan dukungannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua keluarga besar zoologi (mbak Tini, mbak Ani, ibu Kanthi, kak Eni, Delvi, Yanti, Anas, Agus, Adit, Lili) yang telah berbagi ilmu serta segala dukungannya, kepada sahabat seperjuangan (Hana, Nurul, Aida, Mangunah, Wulan, Nuril, dan Arbi) atas segala bantuan, nasehat, dan semangat yang selalu diberikan selama penelitian, dan kepada Dhyah Purnamasari yang telah menemani dan memberi semangat selama penelitian. Selain itu terima kasih kepada teman-teman Biologi angkatan 45 yang telah memberikan motivasi kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan kita semua. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan agar tulisan ini menjadi lebih baik. Bogor, Juli 2012 Dalfit RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Payakumbuh pada tanggal 28 Januari 1990 dari Bapak Mansur dan Ibu Sismarni. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kecamatan Guguak dan melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Biologi melalui jalur penerimaan Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama studi di IPB, penulis memperoleh bantuan beasiswa BBM dari IPB, penulis juga aktif sebagai staf Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO). Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Fungsi Hayati Hewan pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis telah melakukan praktik lapangan di Peternakan Ayam PT. Central Agromina Unit Farm 1 Jati, Subang, Jawa Barat pada tahun 2011. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...............................................................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................................................viii PENDAHULUAN..................................................................................................................................................1 BAHAN DAN METODE....................................................................................................................................... 1 Waktu dan tempat ........................................................................................................................................ 1 Penentuan titik sampling.............................................................................................................................. 1 Pengamatan kondisi lingkungan .................................................................................................................. 2 Identifikasi ikan ........................................................................................................................................... 2 Analisis data................................................................................................................................................. 2 HASIL ....................................................................................................................................................................3 Identifikasi ikan ........................................................................................................................................... 3 Pengamatan kondisi lingkungan .................................................................................................................. 6 PEMBAHASAN ....................................................................................................................................................7 SIMPULAN............................................................................................................................................................ 7 SARAN ..................................................................................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................7 LAMPIRAN ........................................................................................................................................................... 9 DAFTAR TABEL 1 Keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak.........................3 2 Keanekaragaman ikan yang berhasil dikoleksi di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak .....................4 3 Kondisi lingkungan habitat ikan di masing-masing sungai .................................................................................6 4 Indeks keanekaragaman dan keseragaman jenis pada masing-masing titik sampling .........................................6 DAFTAR GAMBAR 1 Lokasi titik sampling di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak ............................................................2 2 Foto spesies ikan yang dikoleksi di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak..........................................5 DAFTAR LAMPIRAN 1 Foto keaadan sungai disetiap titik sampling ......................................................................................................10 PENDAHULUAN Sungai merupakan bentuk perairan mengalir dengan sumber air berasal dari presipitasi air hujan yang jatuh ke bumi. Sebagian mengalami evaporasi dan lainnya membentuk sungai (Reid 1961). Sungai dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian hulu dan bagian hilir. Bagian hulu dicirikan dengan volume air kecil, dangkal, berbatu-batu, suhu rendah dan organisme yang hidup terbatas, sedangkan bagian hilir dicirikan dengan volume air besar, arus lambat, dasar sungai berpasir sampai berlumpur, dan organisme yang hidup sangat beragam. Sungaisungai yang berasal dari hulu Gunung Salak membentuk dua sungai utama yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane. Hasil alam yang paling utama dari sungai adalah ikan air tawar (Septiano 2006). Keanekaragaman ikan di perairan dapat mendeskripsikan tingkat kompleksitas ekosistem perairan. Indeks keanekaragaman biasa digunakan sebagai ukuran kondisi suatu ekosistem. Indeks keanekaragaman merupakan suatu nilai untuk mengetahui keanekaragaman kehidupan yang berhubungan erat dengan jumlah spesies dalam komunitas (Kottelat et al. 1993). Beberapa sungai di Indonesia sudah tidak berfungsi lagi dengan baik karena adanya gangguan dari kegiatan masyarakat. Gangguan tersebut akan mempengaruhi sumberdaya alam, salah satunya adalah kehidupan ikan. Beberapa gangguan terhadap kondisi sungai di antaranya adalah pencemaran air, penangkapan ikan, dan perubahan habitat alami. Pencemaran air yang berpengaruh terhadap ikan sudah lama diketahui karena beberapa jenis sudah tidak ditemukan pada daerah-daerah sungai tertentu. Selain itu, penangkapan ikan yang berlebihan dengan menggunakan elektrofishing dan racun pada aliran sungai juga menyebabkan banyaknya ikan air tawar asli tidak ditemukan. Perubahan habitat alami pada aliran sungai seperti terjadinya gempa bumi dan perubahan aliran sungai juga mempengaruhi kehidupan ikan. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa diperkirakan terdapat 50.000 jenis ikan yang hidup diperairan seluruh dunia (Vida and Kotai 2006) dan hanya 22.000-25.000 jenis saja yang telah diberi nama dan dideskripsikan (Allen 2000; Gilbert and Williams 2002). Ikan yang ada di Indonesia diperkirakan sekitar 4000 jenis dan 800 diantaranya merupakan ikan air tawar dan payau (Djajadireja et al. 1977). Menurut Kottelat et al. (1993), ada sekitar 900 jenis ikan air tawar baik bersifat hidup menetap atau sementara berada di kawasan Indonesia bagian barat dan Sulawesi. Penelitian fauna akuatik, khususnya ikan di wilayah perairan tawar Indonesia telah dimulai sejak tahun 1653 oleh Johannes Nieuhof yang menjadi perwakilan eksplorasi dan komisi diplomatik dari Nederlansche Oost-Indische Company di Timur jauh dan China. Sebagian besar koleksi Nieuhof dilakukan di Batavia (Jakarta) dan sekitarnya, yang kemudian dilanjutkan oleh Pieter Bleeker yang memberikan kontribusi paling banyak terhadap penelitian ikan air tawar di Indonesia (Roberts 1989). Sampai awal pertengahan abad ke20 telah tercatat 187 jenis ikan yang ditemukan di Sungai Ciliwung dan 135 jenis di Sungai Cisadane (Wowor et al. 2010). Jauh setelah itu, antara tahun 1991-1992, dilaporkan 19 jenis ikan asli Sungai Ciliwung (Whitten et al. 1999). Rachmatika & Munim (2005) melaporkan adanya 60 jenis ikan yang berada di beberapa aliran sungai yang berasal dari Gunung Salak. Wowor et al. (2010) juga melaporkan adanya 23 jenis ikan di Sungai Ciliwung yang terdiri atas 6 ordo dan 17 famili, dan 31 jenis ikan di Sungai Cisadane yang terdiri atas 5 ordo dan 18 famili. Penelitian yang dilakukan oleh Wowor et al. (2010) yaitu berawal dari Kecamatan Ciseeng, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan air tawar di sungaisungai yang berasal dari Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2012 di sungai yang berhulu dari Gunung Salak. Identifikasi ikan dilakukan di Laboratorium Biomakro 2, Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, FPIK dan voucher spesimen disimpan di Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, FMIPA, IPB. Penentuan titik sampling Penentuan stasiun dilakukan dengan menandai titik sampling secara purposive, yaitu dipilih dengan sengaja pada suatu lokasi sungai berdasarkan kemudahan akses jalan dan pengambilan sampel. Koordinat titik sampling ditandai dengan bantuan GPS (Global Positioning System). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode road sampling ke arah hulu sungai untuk memudahkan penangkapan ikan. Road sampling adalah metode sampling dengan cara berjalan pada setiap titik sampling yang telah ditentukan (Ratti & Garton 1996). Penangkapan ikan dilakukan dengan berbagai alat, antara lain electrofishing (12 Volt 10 A), hand net, dan hand capture. Ikan hasil tangkapan difiksasi menggunakan alkohol 70%. Sampling dilakukan sebanyak dua kali ulangan untuk pengambilan sampel ikan dan pengamatan kondisi lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada 11 titik pengamatan di 7 sungai yang berbeda, diantaranya Sungai Cigamea, Cianten, Ciparay, dan anak Sungai Cianten di Kecamatan Cibungbulang, Sungai Cisadane di Desa Pamoyanan, 2 Sungai Pangaur dan anak Sungai Pangaur di Kecamatan Jasinga, Sungai Ciapus (1) di Sukamantri, Sungai Ciapus (2) di Desa Ciapus, anak Sungai Cibeubeur di Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, dan Sungai Cipinang Gading (Lampiran 1). Cipangaur S:06°23' E:106°27’ Cibeubeur S:06°38' E:106°45' IPB Cianten S : 06° 40' E : 106° 38' Cipinang S : 06°40' E : 106°38' U Cigamea S : 06° 40' E : 106° 40' Cisadane S : 06°36' E : 106°47' Ciapus S : 06°78' E : 106°45' 1 km 1 ml Kawasan Gunung Salak Gambar 1 Peta lokasi titik sampling di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak. Pengamatan kondisi lingkungan Pengamatan kondisi lingkungan pada setiap titik sampling dilakukan terhadap beberapa parameter air, antara lain kecerahan, pH, substrat, kedalaman, arus, dan lebar sungai. Pengamatan kondisi lingkungan dilakukan dengan mengisi kuisioner Aquatic Ecology Habitat Data Sheet (Hauer and Lamberti 2007) berdasarkan pengamatan disekitar titik pengamatan. Identifikasi ikan Identifikasi ikan dilakukan berdasarkan bentuk tubuh, rumus sirip, pola warna, jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu, perbandingan panjang, lebar, dan tinggi bagian tubuh, serta bagian morfologi tubuh yang memiliki ciri khusus menurut kunci identifikasi ikan oleh Kottelat et al. (1993). Analisis data Menurut Abdullah (2005) indeks keanekaragaman komunitas ikan setiap titik sampling dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shanon-Wiener (H’) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ni = jumlah individu jenis ke-1 pi = ni/N yaitu : Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon 1. H’= 0 jika dan hanya jika ada satu spesies dalam sampel. 2. H’ adalah maksimum hanya ketika semua spesies diwakili oleh jumlah individu yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang merata secara sempurna. Selain itu, keseragaman jenis ikan (E) juga dapat diperoleh dengan rumus: H’ E= Hmax E H’ H’ maks S = indeks keseragaman jenis = indeks keanekaragaman jenis = log 2 S = 3,3219 log S = jumlah spesies HASIL Identifikasi Ikan =− ln Keterangan : H’ = indeks keanekaragaman jenis N = jumlah total individu Selama penelitian di 11 titik pengamatan dari beberapa sungai berhasil ditangkap 218 ekor ikan. Jumlah ikan paling banyak terdapat di 3 titik pengamatan, yaitu Sungai Cibeber, anak Sungai Cianten, dan Sungai Ciapus. Sebaliknya, ikan tidak 3 ditemukan di Cigamea. Sungai Cigamea dan Cianten menebarkan aroma belerang yang menandakan kandungan belerang tinggi. Selain itu, sungai Cigamea menunjukkan nilai pH yang paling rendah, yaitu 4.0 (Tabel 3). Hasil identifikasi menunjukkan adanya 13 spesies ikan yang berhasil ditemukan, 10 spesies diantaranya merupakan ikan asli, sedangkan 3 spesies lainnya merupakan ikan asing. Ketiga spesies asing yang ditemukan merupakan ikan hias hasil introduksi, yaitu Poecilia reticulata, Xiphophorus helleri, dan Hypostomus plecostomus (Tabel 1). Tabel 1 Keanekaragaman jenis ikan hasil penangkapan di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak Tanggal Nama Sungai 26/1/12 Cigamea Cianten Posisi S : 06040'16.1" E : 106040'10.2" S : 06040'53.0" E : 106038'19.3" Spesies Jumlah - - Macrognathus maculatus 1 Poecilia reticulata 4 28/1/12 Cisadane S : 06°36'51.3" E : 106°47'42.7" Barbodes gonionotus 2 31/1/12 Cipangaur S : 06°23'53.1" Channa striata 2 E : 106°27'14.0' Rasbora aprotaenia 4 Dermogenys pusilla Clarias teijsmanni Rasbora aprotaenia 4 2 5 Puntius binotatus 1 Puntius cf binotatus 1 Anak Cipangaur 7/2/12 9/2/12 25/3/12 0 S : 06 40'54.0" E : 106°38'20.6" Ciapus (1) S : 06°40'15.8" E : 106°40'09.3" Glyptothorax platypogon Channa striata Nemacheilus fasciatus 2 1 13 Ciapus (2) S : 06°78'56.9" Channa striata 1 E : 106°45'09.6" Glyptothorax platypogon 8 Nemacheilus fasciatus 7 Puntius binotatus 29 S= 06°38'14.8" Macrognathus maculatus 2 E : 106°45'23.9" Puntius binotatus 12 Nemacheilus fasciatus 53 Poecilia reticulata 5 S= 06°40'45.3" Xiphophorus helleri 1 E : 106°38'17.3" Puntius binotatus 8 Nemacheilus fasciatus Poecilia reticulata 20 3 Channa striata 1 Hypostomus plecostomus 11 Puntius binotatus 5 Nemacheilus fasciatus 3 Poecilia reticulata 7 Anak Cibeubeur Anak Cianten 25/3/12 Ciparay 31/3/12 Cipinang S : 06°41'37.5" E : 106°40' 33.2" S : 06°40'44.8" E : 106°38'16.6" 11 titik 218 ekor 4 Semua sampel yang berjumlah 218 ekor dapat dikelompokkan kedalam 6 ordo, 9 famili, dan 13 spesies. Cypriniformes merupakan ordo yang paling mendominasi sampel yang di ambil pada setiap titik sampling. Ordo ini hampir ditemukan di 11 titik sampling, kecuali di Sungai Cigamea, Ciaparay, dan Cianten. Ordo Cypriniformes terdiri dari 2 famili yaitu Cyprinidae dan Balitoridae. Siluriformes terdiri dari 3 famili, yaitu Clariidae, Loricariidae, dan Sisoridae. Sedangkan ordo Perciformes, Beloniformes, Synbranchiformes, dan Cyprinodontiformes masing-masing terdiri dari satu famili (Tabel 2). Berdasarkan jumlah spesies, famili Cyprinidae mendominasi hasil sampling, yaitu sebanyak 4 spesies dan mempunyai jumlah kelimpahan jenis ikan terbesar dibandingkan dengan famili lainnya. Selanjutnya diperoleh masing-masing 1 spesies dari famili Balitoridae, Clariidae, Loricariidae, Sisoridae, Channidae, Hemiramphidae, dan Mastacembelidae, sedangkan pada famili Poecilidae terdapat 2 spesies. Foto-foto 13 spesies ikan yang berhasil diidentifikasi dapat dilihat pada gambar 2. Tabel 2 Keanekaragaman ikan yang berhasil dikoleksi di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak Ordo Cypriniformes Famili Cyprinidae Siluriformes Spesies Barbodes gonionotus Nama ikan Tawes* Puntius binotatus Beunteur* Puntius cf binotatus Beunteur* Rasbora aprotaenia Paray** Balitoridae Nemacheilus fasciatus Jeler*** Clariidae Clarias teijsmanni Lele** Loricariidae Hypostomus plecostomus Sapu-sapu** Sisoridae Glyptothorax platypogon Kehkel*** Perciformes Channidae Channa striata Gabus** Beloniformes Hemiramphidae Dermogenys pusilla Julung-julung*** Synbranchiformes Mastacembelidae Macrognathus maculatus Arelot* Cyprinodontiformes Poeciliidae 6 ordo 9 famili Xiphophorus helleri Poecilia reticulata 13 spesies Ikan seribu*** Ikan seribu*** Keterangan: * Nama lokal bahasa Sunda ** Nama lokal bahasa Indonesia *** Nama populer dalam Kottelat et al. (1993) 5 2 cm 2 cm Barbodes gonionotus 2 cm Rasbora aprotaenia 2 cm Hypostomus plecostomus 2 cm Dermogenys pusilla Puntius binotatus 2 cm Nemacheilus fasciatus 2 cm Glyptothorax platypogon 2 cm Macrognathus maculatus 2 cm Puntius cf binotatus 2 cm Clarias teijsmanni 2 cm Channa striata 2 cm Xiphophorus helleri 2 cm Poecilia reticulata Gambar 2 Foto spesies ikan yang dikoleksi di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak. 6 Pengamatan Kondisi Lingkungan Tabel 3 Kondisi lingkungan habitat ikan di masing-masing sungai Nama Sungai Cigamea Cianten Cisadane Cipangaur Anak Cipangaur Ciapus (1) Ciapus (2) Anak Cibeubeur Anak Cianten Ciparay Cipinang pH 4 5 6 6 5 6 5 5 5 5 5 Substrat Batuan dasar Batuan besar Batuan besar Tanah liat Kerikil, pasir Batuan besar Batu kecil Kerikil, tanah Kerikil, pasir Batuan dasar Kerikil, pasir Kedalaman (cm) 40 50 100 60 40 40 60 30 40 30 50 Kondisi lingkungan perairan berhubungan langsung dengan keanekaragaman ikan. Hasil pengamatan menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pada masing-masing titik sampling. Pengamatan terhadap pH air berkisar antara 4-6, ini menunjukkan keadaan sungai yang agak asam. Sebagian besar substrat titik sampling tersusun dari batuan dasar, batuan besar, batu kecil, dan kerikil, sedangkan salah satu titik pengamatan tersusun atas Arus Sedang Sedang Deras Deras Tenang Sedang Deras Tenang Tenang Sedang Deras Lebar sungai (meter) 7 10 15 7.5 1.6 3 3.65 0.65 1.3 3.6 10.5 Kecerahan Jernih Keruh Sangat keruh Sangat keruh Keruh Jernih Keruh Jernih Keruh Jernih Sangat keruh tanah liat. Kedalaman sungai berkisar antara 30-100 cm. Arus air berkisar antara tenang sampai dengan deras. Lebar sungai titik sampling juga sangat beragam, dari 0.65 m sampai dengan 15 m. Kecerahan perairan sungai juga berbeda, dari yang sangat cerah sampai sangat keruh dan tidak tembus cahaya (Tabel 3). Tabel 4 Indeks keanekaragaman dan keseragaman jenis pada masing-masing titik sampling Cigamea Keanekaragaman (H’) - Cianten 0.5 0.5 Cisadane 0 0 Cipangaur 0.73 0.46 Anak Cipangaur 1.14 0.57 Ciapus (1) 0.60 0.38 Ciapus (2) 0.96 0.48 Anak Cibeubeur 0.80 0.40 Anak Cianten 0.96 0.48 0 0 1.28 0.64 Nama Sungai Ciparay Cipinang Gading Nilai indeks keseragaman jenis berkisar antara 0-1, indeks yang mendekati 0 menunjukkan adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis yang mendominasi komunitas tersebut. Jika nilai indeks keseragaman mendekati 1 menunjukkan bahwa jumlah individu di setiap spesies relatif sama (Septiano 2006). Berdasarkan nilai indeks keseragaman yang diperoleh, hanya 1 titik sampling yang mempunyai Keseragaman (E) - nilai mendekati 1, yaitu Sungai Cipinang Gading. Sedangkan terdapat 3 titik sampling yang mempunyai nilai keseragaman sangat rendah karena hanya terdapat satu spesies dan bahkan tidak ada dalam satu komunitas titik sampling, yaitu Sungai Cisadane, Ciparay, dan Cigamea. PEMBAHASAN Cypriniformes merupakan ordo paling dominan yang bisa ditemukan di semua titik sampling, kecuali di Sungai Cigamea dan Sungai Cianten, baik dari jumlah spesies maupun jumlah jenis ikan. Kelimpahan ikan dari ordo Cypriniformes kemungkinan besar disebabkan karena tipe habitat pinggiran sungainya merupakan daerah persawahan. Pemijahan kelompok ikan ini bisa terjadi karena melimpahnya makanan setelah musim panen padi (Sulastri & Hartoto 1985). Spesies ikan yang mendominasi dari total keseluruhan jenis adalah ordo Balitoridae spesies Nemacheilus fasciatus dengan jumlah 96 ekor. Penelitian sebelumnya melaporkan adanya dua spesies yang ditemukan, yaitu Nemacheilus fasciatus dan Nemacheilus chrysolaimos (Rachmatika & Munim 2005; Wowor et al. 2010). Kesulitan membedakan karakter taksonomi pada genus ini, yaitu berupa perbedaan jumlah garis dan pelana yang mengelilingi tubuh merupakan kendala untuk mengidentifikasi sampai ke tingkat spesies (Kottelat et al. 1993). Clarias teijsmanni merupakan spesies ikan yang ditemukan di Sundaland dengan iklim tropis dan daerah sungai yang dikelilingi hutan. Kelompok ikan ini mempunyai organ nafas tambahan yang memungkinkan untuk hidup di lingkungan kurang oksigen dan diluar air. Organ ini berkaitan dengan habitat hidupnya di anak Sungai Pangaur, yang berupa vegetasi hutan dengan air tergenang, dangkal, dan berlumpur, sehingga bisa berpindah meskipun tidak ada air mengalir. Ciri-ciri khusus yang membedakan spesies Clarias teijsmanni dengan lainnya dalam genus yang sama adalah adanya bintik-bintik putih pada bagian tubuh (Kottelat et al. 1993). Clarias teijsmanni merupakan spesies ikan yang pada awalnya ditemukan di sungai-sungai yang berasal dari Gunung Salak, namun menurut laporan Rachmatika & Munim (2005), ikan spesies ini tidak berhasil ditemukan karena aktivitas penangkapan ikan dengan cara meracuni aliran sungai. Glyptothorax platypogon merupakan spesies ikan dari ordo Siluriformes, famili Sisoridae. Ciri-ciri khusus ikan jenis ini adalah mempunyai mulut penghisap dan menggunakan lipatan pada bagian dada untuk menempel pada batu atau dasar sungai (Septiano 2006). Ikan jenis ini hidup pada habitat sungai yang berbatu-batu dengan arus sedang hingga deras, yang hanya ditemukan di sungai Ciapus. Macrognathus maculatus merupakan spesies ikan dari ordo Synbranchiformes famili Mastacembelidae. Spesies ini hanya ditemukan di anak sungai Cibeubeur dan Cianten yang merupakan sungai kecil, jernih, dan arus tenang sampai dengan sedang. Habitat hidupnya di perairan dengan vegetasi lebat atau pada dasar sungai yang berupa lumpur (Kottelat et al. 1993). Ikan asing hasil introduksi yang ditemukan pada penelitian ini di antaranya Xiphophorus helleri, Poecilia reticulata, dan Hypostomus plecostomus. Ketiga spesies ini merupakan ikan hias introduksi yang berasal dari Mexico, Venezuela, dan sungai amazone di Amerika Selatan (Rachmatika & Munim 2005; Kottelat et al. 1993). Introduksi ikan asing merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan penurunan keanekaragaman ikan asli. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa penurunan kualitas lingkungan perairan, gangguan terhadap komunitas ikan asli, introduksi penyakit dan parasit ikan, serta menimbulkan masalah sosial ekonomi bagi masyarakat (Welcome 1988). Nilai indeks keanekaragaman pada 11 titik sampling tergolong rendah karena posisi sampling pada bagian hulu sungai yang mempunyai arus deras, berada di daerah ketinggian, berbatu-batu, kadar keasaman tinggi, mengandung belerang, dan kedalaman sungai berkisar antara 30-100 cm. Sebagian besar jenis ikan yang ditemukan adalah spesies indikator perairan. Nilai indeks keseragaman spesies yang mendekati nilai relatif sama atau mendekati 1 hanya pada Sungai Cipinang, yaitu 0.64 yang menunjukkan keseragaman antar spesies relatif sama, sedangkan untuk titik sampling lainnya nilai indeks keseragaman mendekati 0. SIMPULAN Sebanyak 218 jenis ikan diperoleh dari 11 titik sampling, yang dikelompokkan kedalam 6 ordo, 9 famili, dan 13 spesies. Sepuluh spesies diantaranya merupakan ikan asli dan 3 spesies lainnya adalah ikan hasil introduksi. Indeks keanekaragaman antar titik sampling tergolong rendah. SARAN Penangkapan ikan berlebihan oleh masyarakat dengan menggunakan racun harus dilakukan pengawasan yang lebih intensif, karena dapat merusak ekosistem perairan sungai. Ikan introduksi seperti Hypostomus plecostomus dan Poecilia reticulata sangat mendominasi pada beberapa sungai, jika dibiarkan maka ikan asing ini akan menyebabkan kepunahan ikan air tawar asli. Identifikasi ikan secara morfologi mungkin bisa terjadi kesalahan, untuk memastikan spesies maka harus dilanjutkan dengan identifikasi DNA Barcode. DAFTAR PUSTAKA Abdullah A. 2005. Studi bioekologi ikan air tawar di Danau Galela (Tarakani) Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Allen G. 2000. Marine Fishes. A Field Guide for Angler and Diver. Singapore: Periplus. 8 Djajadireja R, Fatimah S, Arifin Z. 1977. Jenis-jenis ikan ekonomis penting. Jakarta. Ditjen Perikanan, Deptan. Gilbert CR, Williams JD. 2002. Field Guide to Fishes (Revised edition). New York: Alfred A Knopf Inc. Hauer FR, Lamberti GA. 2007. Methods in Stream Ecology. USA: Academic Press. Kottelat M, Whitten S, Wirdjoatmojo SN, Kartikasari. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Second Eddition. Rachmatika I, Dewantoro GW, Sauri S. 2004. Fauna ikan di Sungai Cimadur, Ciujung, dan Ciberang di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun, Kabupaten Lebak, Banten. Berita Biologi 7(1): 33-40. Rachmatika I, Munim A. 2005. Penelitian Ekologi dan Keanekaragaman Hayati di Kawasan Konservasi di Jawa Bagian Barat: Keanekaragaman Ikan di Beberapa Sungai di Kabupaten Lebak dan Bogor. Bogor: Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Ratti JT, Garton EO. 1996. Research and Experimental Design. Di dalam: Bookhout TA, editor. Research and Management Techniques for Wildlife and Habitats. USA: Allen Press. hlm 1–23. Reid GK. 1961. Ecology of Inland Water and Estuaries. New York: Reinhold Book Corp. Roberts TR. 1989. The Freshwater Fishes of Western Borneo. California: The California Academy of Sciences, USA. Septiano E. 2006. Keanekaragaman dan pola adaptasi ikan di daerah hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Departemen Sumberdaya Perairan, FPIK, Institut Pertanian Bogor. Sulastri, Hartoto DI. 1985. Feeding habit of Rasbora lateristriata and Puntius binotatus in Citamanjaya and Cibinua Ujung Kulon. ZooIndonesia 4:1-7. Vida A, Kotai T. 2006. 365 Fish. China: Koneman Vince Books. Welcome RL. 1988. International introduction of inland aquatic spesies. FAO Fisheries Technical Papers, p. 294. Whitten TRE, Soeriatmadja SA, Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali. Jakarta: Prenhallindo. Wowor D, Hadiaty RK, Irvan. 2010. Studi Biota Perairan dan Herpetofauna di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane: Kajian Hilangnya Keanekaragaman Hayati. Bogor: Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. LAMPIRAN 10 Lampiran 1 Foto keadaan sungai disetiap titik sampling 1. Sungai Cigamea 2. Sungai Cianten 3. Sungai Cisadane 4. Sungai Pangaur 5. Anak Sungai Pangaur 6. Sungai Ciapus (1) 11 7. Sungai Ciapus (2) 8. Anak Sungai Cibeubeur 9. Anak Sungai Cianten 10. Sungai Ciparay 11. Sungai Cipinang