PENDAHULUAN Sungai merupakan bentuk perairan mengalir dengan sumber air berasal dari presipitasi air hujan yang jatuh ke bumi. Sebagian mengalami evaporasi dan lainnya membentuk sungai (Reid 1961). Sungai dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian hulu dan bagian hilir. Bagian hulu dicirikan dengan volume air kecil, dangkal, berbatu-batu, suhu rendah dan organisme yang hidup terbatas, sedangkan bagian hilir dicirikan dengan volume air besar, arus lambat, dasar sungai berpasir sampai berlumpur, dan organisme yang hidup sangat beragam. Sungaisungai yang berasal dari hulu Gunung Salak membentuk dua sungai utama yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane. Hasil alam yang paling utama dari sungai adalah ikan air tawar (Septiano 2006). Keanekaragaman ikan di perairan dapat mendeskripsikan tingkat kompleksitas ekosistem perairan. Indeks keanekaragaman biasa digunakan sebagai ukuran kondisi suatu ekosistem. Indeks keanekaragaman merupakan suatu nilai untuk mengetahui keanekaragaman kehidupan yang berhubungan erat dengan jumlah spesies dalam komunitas (Kottelat et al. 1993). Beberapa sungai di Indonesia sudah tidak berfungsi lagi dengan baik karena adanya gangguan dari kegiatan masyarakat. Gangguan tersebut akan mempengaruhi sumberdaya alam, salah satunya adalah kehidupan ikan. Beberapa gangguan terhadap kondisi sungai di antaranya adalah pencemaran air, penangkapan ikan, dan perubahan habitat alami. Pencemaran air yang berpengaruh terhadap ikan sudah lama diketahui karena beberapa jenis sudah tidak ditemukan pada daerah-daerah sungai tertentu. Selain itu, penangkapan ikan yang berlebihan dengan menggunakan elektrofishing dan racun pada aliran sungai juga menyebabkan banyaknya ikan air tawar asli tidak ditemukan. Perubahan habitat alami pada aliran sungai seperti terjadinya gempa bumi dan perubahan aliran sungai juga mempengaruhi kehidupan ikan. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa diperkirakan terdapat 50.000 jenis ikan yang hidup diperairan seluruh dunia (Vida and Kotai 2006) dan hanya 22.000-25.000 jenis saja yang telah diberi nama dan dideskripsikan (Allen 2000; Gilbert and Williams 2002). Ikan yang ada di Indonesia diperkirakan sekitar 4000 jenis dan 800 diantaranya merupakan ikan air tawar dan payau (Djajadireja et al. 1977). Menurut Kottelat et al. (1993), ada sekitar 900 jenis ikan air tawar baik bersifat hidup menetap atau sementara berada di kawasan Indonesia bagian barat dan Sulawesi. Penelitian fauna akuatik, khususnya ikan di wilayah perairan tawar Indonesia telah dimulai sejak tahun 1653 oleh Johannes Nieuhof yang menjadi perwakilan eksplorasi dan komisi diplomatik dari Nederlansche Oost-Indische Company di Timur jauh dan China. Sebagian besar koleksi Nieuhof dilakukan di Batavia (Jakarta) dan sekitarnya, yang kemudian dilanjutkan oleh Pieter Bleeker yang memberikan kontribusi paling banyak terhadap penelitian ikan air tawar di Indonesia (Roberts 1989). Sampai awal pertengahan abad ke20 telah tercatat 187 jenis ikan yang ditemukan di Sungai Ciliwung dan 135 jenis di Sungai Cisadane (Wowor et al. 2010). Jauh setelah itu, antara tahun 1991-1992, dilaporkan 19 jenis ikan asli Sungai Ciliwung (Whitten et al. 1999). Rachmatika & Munim (2005) melaporkan adanya 60 jenis ikan yang berada di beberapa aliran sungai yang berasal dari Gunung Salak. Wowor et al. (2010) juga melaporkan adanya 23 jenis ikan di Sungai Ciliwung yang terdiri atas 6 ordo dan 17 famili, dan 31 jenis ikan di Sungai Cisadane yang terdiri atas 5 ordo dan 18 famili. Penelitian yang dilakukan oleh Wowor et al. (2010) yaitu berawal dari Kecamatan Ciseeng, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan air tawar di sungaisungai yang berasal dari Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2012 di sungai yang berhulu dari Gunung Salak. Identifikasi ikan dilakukan di Laboratorium Biomakro 2, Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, FPIK dan voucher spesimen disimpan di Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, FMIPA, IPB. Penentuan titik sampling Penentuan stasiun dilakukan dengan menandai titik sampling secara purposive, yaitu dipilih dengan sengaja pada suatu lokasi sungai berdasarkan kemudahan akses jalan dan pengambilan sampel. Koordinat titik sampling ditandai dengan bantuan GPS (Global Positioning System). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode road sampling ke arah hulu sungai untuk memudahkan penangkapan ikan. Road sampling adalah metode sampling dengan cara berjalan pada setiap titik sampling yang telah ditentukan (Ratti & Garton 1996). Penangkapan ikan dilakukan dengan berbagai alat, antara lain electrofishing (12 Volt 10 A), hand net, dan hand capture. Ikan hasil tangkapan difiksasi menggunakan alkohol 70%. Sampling dilakukan sebanyak dua kali ulangan untuk pengambilan sampel ikan dan pengamatan kondisi lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada 11 titik pengamatan di 7 sungai yang berbeda, diantaranya Sungai Cigamea, Cianten, Ciparay, dan anak Sungai Cianten di Kecamatan Cibungbulang, Sungai Cisadane di Desa Pamoyanan,