BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.1.1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan
(financial market) yang merupakan sarana pengarahan dana atau tempat
mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami kekurangan
dana dan terbentuknya untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan
peminjam. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara ekonomi, tujuan pasar
keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan (saving) secara efisien dari pemilik
dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik dana adalah mereka, baik individu
maupun lembaga atau badan usaha, yang menyisihkan kelebihan dana yang
dimilikinya untuk diinvestasikan agar lebih produktif (M Paulus,2008:1).
Menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (Abdurrahman,
A, 1911:169) terminologi mengenai pasar modal sebagai terjemahan dari capital
market berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya kebutuhankebutuhan dan untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang
membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.
Dan menurut Marzuki Usman dkk (1997:11) menyatakan bahwa secara
teoritis pasar modal (capital market) didefenisikan sebagai perdagangan instrument
8
Universitas Sumatera Utara
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks)
maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities)
maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian, pasar modal
merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
Dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1
angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan tersebut, Undang-Undang Pasar
Modal tidak memberikan suatu definisi tentang pasar modal secara menyeluruh
melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar
modal.
Pasar modal ditemui pada banyak negara yang menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi
ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak
yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang membutuhkan dana
(borrower).
Sebagaimana telah diuraikan tentang pengertian pasar di atas, maka pasar
modal seperti halnya pasar konvensional pada umumnya adalah tempat bertemunya
9
Universitas Sumatera Utara
penjual dan pembeli. Dalam hal ini pasar merupakan sarana yang mempertemukan
kegiatan pembeli dan penjual untuk suatu komoditas atau jasa.
Pengertian modal itu sendiri sebenarnya dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu pertama barang modal seperti tanah, bangunan, gedung dan mesin, kemuadian
yang kedua adalah modal uang (dana) berupa financial assets.
Modal atau dana yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam
surat berharga atau dalam terminologi pasar keuangan disebut efek yang berupa
saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga lainnya
atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk surat berharga saham atau
sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal (M Paulus,2008:5).
2.1.2. Fungsi Pasar Modal
Dalam era globalisasi dewasa ini hampir setiap negara menaruh perhatian
yang besar terhadap ekstitensi pasar modal, terutama mengingat peranannya yang
strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Dengan demikian, pasar
modal dapat memainkan peranan penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara,
karena sebagaimana dikemukakan oleh Munir Fuady (1996:11) suatu pasar modal
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Sarana untuk menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam
kegiatan-kegiatan yang produktif.
10
Universitas Sumatera Utara
b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha
dan pembangunan nasional.
c. Mendorong
terciptanya
kesempatan
berusaha
dan
sekaligus
menciptakan kesempatan kerja.
d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme financial market dalam
menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open
market operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.
f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang
reasonable.
g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.
Dalam hal ini Marzuki Usman dkk (1997:14-18) menguraikan bahwa pada
dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu
negara, secara garis besar yaitu :
a. Sumber penghimpun dana
Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpunan dana
selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media
penghimpunan
dana
secara
konvensional.
Namun,
pemerintah
menyediakan alternatif pembiayaan lain yang setiap saat dimanfaatkan
oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang membutuhkannya, yaitu
dengan pembentukan dan pengaktifan pasar modal sebagai salah satu
11
Universitas Sumatera Utara
cara yang ditempuh di banyak negara. Pasar modal memungkinkan
suatu perusahaan menerbitkan surat berharga (sekuritas), baik surat
tanda hutang (obligasi atau bonds) maupun surta tanda kepemilikan
(saham).
b. Alternatif investasi para pemodal
Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena setiap pemodal dapat
melakukan pemindahan dana dari satu perusahaan ke perusahaan lain
atau dari satu industri ke industri lain sesuai dengan perkiraan
keuntungan yang diharapkan seperti deviden atau capital gain dan
preferensi mereka atau resiko dari saham-saham bersangkutan.
c. Biaya penghimpun dana relatif rendah
Dalam melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal perusahaan
membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan
saham daripada meminjam ke bank.
d. Pasar modal mendorong perkembangan investasi
Setiap perusahaan baik yang berskala besar dan strategis maupun
perusahaan berskala kecil yang secara teoritis sulit mencapai skala
produksi yang efisien, tentu berkeinginan untuk meningkatkan
kapasitas usahanya atau melakukan perluasan usaha. Hal ini
membutuhkan modal yang besar yang mungkin bila diperoleh melalui
12
Universitas Sumatera Utara
kredit bank dengan tingkat suku bunga yang tinggi akan menyulitkan
perusahaan dalam pengembalian pinjaman tersebut. Oleh karena itu,
jika kondisi perusahaan dalam keadaan sehat akan dapat diproses untuk
listing di bursa efek.
Kinerja perusahaan yang baik dan rendahnya transaction cost di bursa serta
adanya jaminan transparansi, maka akan semakin banyak investor yang berminat
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
2.1.3. Instrumen Pasar Modal
Menurut Mohammad Samsul, bentuk instrument di pasar modal disebut efek,
yaitu surat berharga yang berupa :
a. Saham, yaitu tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya
disebut juga sebagai pemegam saham.
b. Obligasi atau bonds, adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang
jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang
membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan
pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari
obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat
pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima
kupon dan pokok obligasi.
13
Universitas Sumatera Utara
c. Bukti Right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang
saham lama. Harga tertentu di sini berarti harganya sudah ditetapkan di
muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike
price atau exercise price). Pada umumnya, strike price dari bukti right
berada di bawah harga pasar saat diterbitkan. Sementara jangka waktu
tertentu berarti waktunya kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan sudah
harus dilaksanakan. Apabila pemegang saham lama yang menerima
bukti right tidak mampu atau tidak berniat menukarkan bukti right
dengan saham, maka bukti right tersebut dapat dijual di Bursa Efek
melalui
broker
efek.
Apabila
pemegang
bukti
right
lalai
menukarkannya dengan saham dan waktu penukaran sudah kadaluarsa,
maka bukti right tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti
right akan menderita rugi.
d. Waran adalah hak untuk memebeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada
pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang
obligasi
sebagai
pemanis
(sweetener)
pada
saat
perusahaan
menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan
di muka sebesar di atas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu
tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat setelah 3 tahun, 5 tahun atau
14
Universitas Sumatera Utara
10 tahun. Pemegang waran tidakakan menderita kerugian apapun
seandainya waran itu tidak dilaksanakan. Pada saat harga pasar
melebihi strike price waran, maka waran sudah saatnya untuk ditukar
dengan saham. Namun pemegang waran masih dapat menunggu sampai
harga saham mencapai tingkat tertinggi sepanjang waktu berlakunya
belum kadaluarsa. Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya,
maka waran itu dapat dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila
waktu untuk mendapatkannya sudah kadaluarsa dan pemegang waran
lalai menebusnya, maka waran tersebut akan menjadi kertas tidak
bernilai lagi.
e. Produk turunan atau biasa disebut derivative, contoh produk derivative
di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi.
Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang
diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging).
Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang
secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih
antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti
right dan waran, indeks saham dan indeks obligasi diperdagangkan
secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk derivative ini
dilakukan secara future dan option.
2.1.4. Lembaga Penyelenggara Pasar Modal
15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal
telah ditetapkan struktur pasar modal yang berada di bawah otoritas Menteri
Keuangan, yaitu disamping adanya Badan Pengawas Pasar Modal seperti telah
diuraikan di atas, terdapat tiga pilar utama penyelenggara sistem perdagangan efek di
pasar sekunder, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang diatur agar masing-masing
dapat menjalankan fungsinya, sehingga perdagangan dapat dilakukan secara teratur,
wajar dan efisien.
Tata penelitian dan atau perizinan serta operasionalisasi ketiga lembaga
tersebut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang
Penyelenggaraan Kegiata di Bidang Pasar Modal.
a. Bursa Efek
Bursa efek adalah pilihan yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara
mereka. Perdagangan efek secara teratur, wajar dan efisien adalah suatu
perdagangan yang diselenggarkan berdasarkan suatu aturan yang jelas
dan dilaksanakan secara konsisten. Ketentuan yang dikeluarkan oleh
bursa efek mempunyai kekuatan yang mengikat yang wajib ditaati oleh
anggota bursa efek, emiten yang efeknya tercatat di bursa efek tersebut,
Lembaga
Kliring
dan
Penjamin,
Lembaga
Penyimpanan
dan
16
Universitas Sumatera Utara
Penyelesaian, kustodian atau pihak lain yang mempunyai hubungan
kerja secara kontraktual dengan bursa efek.
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga
Kliring
dan
Penjamin
merupakan
pihak
yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi
bursa. Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan
bursa efek, namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana
masyarakat, LKP harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar
penyelesaian transaksi dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan
efisien. Kegiatan kliring merupakan suatu proses yang digunakan untuk
menetapkan hak dan kewajiban para anggota bursa efek atas transaksi
yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan
kewajibannya masing-masing.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga
Penyimpanan
dan
Penyelesaian
adalah
pihak
yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian,
perusahaan efek dan pihak lain. Agar para pihak yang terkait dengan
kegiatn LPP terlindungi, maka seperti halnya LKP, Undang- undang
mewajibkan kepada LPP untuk menerbitkan peraturan mengenai hak
dan kewajiban pemakai jasa LPP dan peraturan tersebut wajib
mendapat persetujuan Bapepam.
17
Universitas Sumatera Utara
2.2 Struktur Pasar Modal
2.2.1 Pengertian Struktur Modal
Di dalam pasar modal tentunya terdapat struktur pasar modal yang
menjelaskan apakah ada pengaruhnya perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai
perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur
modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai
perusahaan berubah lebih baik, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik.
Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham
adalah struktur modal yang terbaik.
Menurut J. Fred Weston and Thomas E Copeland (1996) menyatakan bahwa
struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang,
saham preferan dan modal pemegang saham.
Menurut Fank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000) capital struktur is the
combination of debt and equity.
Menurut Brealey, et.al (2007:6) struktur modal merupakan pilihan antara
pendanaan utang atau ekuitas.
Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) adalah proposi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh
menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang
18
Universitas Sumatera Utara
yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam perusahaan dan
luar perusahaan.
Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal investor dapat
mengetahui keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembangan investasinya.
Berdasarkan beberapa referensi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa struktur
modal adalah pembiayan yang berasal dari pendanaan utang atau ekuitas dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Dr. Suad Husnan, pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :
a. Lokasi Distribusi Keuntungan
Yang dimaksud dengan lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa
besar nilai yang diharapkan (expected value) dari keuntungan operasi
perusahaan. Semakin besar expected value keuntungan, semakin kecil
perusahaan menderita kerugian. Para pemodal mengambil keputusan
untuk menerbitkan obligasi sebagai signal bahwa perusahaan akan
menghadapi kesempatan investasi yang sangat menguntungkan.
b. Stabilitas Penjualan dan Keuntungan
19
Universitas Sumatera Utara
Stabilitas penjualan, yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas
keuntungan, juga merupakan faktor yang mempengaruhi rasio hutang
yang dipergunakan perusahaan. Semakin stabil keuntungan, yang
berarti semakin sempit penyebarannya. Semakin stabil keuntungan,
semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban
finansialnya. Dengan demikian maka perusahaan akan semakin berani
menggunakan hutang. Perusahaan yang mempunyai keuntungan
operasi yang stabil akan mempunyai beta aktiva yang rendah. Dengan
demikian, perusahaan akan berani menggunakan leverage yang lebih
besar.
c. Kewajiban Deviden
Apabila perusahaan cenderung membagikan deviden yang besarnya
tetap, maka pembayarn deviden tersebut akan merupakan beban tetap
bagi perusahaan. Dengan demikian maka perusahaan yang menggunakn
leverage yang tinggi akan sulit untuk mempertahankan pembayaran
deviden yang tetap tersebut. Hal ini disebabkan karena leverage yang
tinggi juga akan menimbulkan beban tetap yang tinggi pula.
d. Pengendalian
Pemilik perusahaan mungkin memilih menggunakan hutang hanya
karena tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan tersebut.
Perhatikan bahwa apabila perusahaan menerbitkan saham baru maka
20
Universitas Sumatera Utara
proporsi kepemilikan pemegang saham yang lama akan berkurang,
kecuali ia juga dapat membeli saham baru tersebut dengan proporsi
yang sama. Masalahnya adalah bahwa mungkin sekali pemegang
saham yang lama memang tidak mempunyai uang yang cukup, padahal
perusahaan memerlukan dana tambahan. Dalam situasi seperti ini
mungkin saja pemilik memutuskan untuk menerbitkan obligasi dengan
maksud agar tidak kehilangan kendali atas perusahaan.
e. Risiko Kebangkrutan
Apabila perusahaan dihadapkan pada meningkatnya tingkat bunga
pinjaman sewaktu perusahaan akan menggunakan hutang yang makin
besar, maka hal ini berarti bahwa calon pembeli obligasi mulai
memasukkan risiko kebangkrutan dalam analisis mereka. Dengan
demikian, perusahaan mungkin berpendapat untuk lebih baik tidak
melanggar batas pinjaman yang masih dirasa aman.
2.3 Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu instrumen dalam pasar modal. Terdapat
beberapa pengertian saham. Menurut Drs. M. Paulus, saham adalah tanda penyertaan
modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat
diperoleh.
21
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mohammad Samsul, saham merupakan tanda bukti memiliki
perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder
atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai
pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham
dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).
Menurut Dr. Suad Husnan, saham merupakan surat tanda kepemilikan.
Apabila saham terebut diperjualbelikan di bursa, maka mungkin sekali harganya
berbeda dengan nilai buku saham tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, menurut peneliti, saham adalah tanda
bukti yang dipegang oleh shareholder sebagai bukti atas kepemilikan atas suatu
perusahaan.
Beberapa manfaat yang diperoleh atas kepemilikan saham menurut
Drs.M.Paulus adalah :
a. Deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemilik saham;
b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual
dengan harga belinya;
c. Manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan
saham berupa kekuasaan, kebanggaan dam khususnya hak suara dalam
menentukan jalannya perusahaan.
22
Universitas Sumatera Utara
Saham memiliki tiga macam nilai yaitu nilai nominal, nilai efektif dan nilai
intrinsik (Panji Anoraga dan Piji Pakarti,2001:56) yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut;
b. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham
tersebut diperdagangkan di bursa;
c. Nilai intrinsik, yaitu nilai ekonomis saham.
2.3.2 Jenis-jenis Saham
Saham dapat dibagai beberapa jenis, menurut Drs. M.Paulus di dalam
bukunya “Pengantar Pasar Modal” saham dapat dibagi menjadi :
Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis
nilai, yaitu :
a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan
akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam hal
ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan
nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan
di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan
di dalam neraca.
b. Harga dasar, pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan
dipergunakan dalam penghitungan indeks harga saham. Untuk saham
yang baru, maka harga dasar tersebut merupakan harga perdana.
23
Universitas Sumatera Utara
c. Harga pasar, adalah harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan
merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan
harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika
pasar sudah ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga
penutupnya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan
naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media
massa.
Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi saham atas
unjuk dan saham atas nama :
a. Saham Atas Unjuk (brearer stocks) adalah saham yang tidak ditulis
nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari suatu investor ke
investor lain, sehingga wujudnya mirip dengan uang. Pemegang saham
atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut
hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Pemilik saham ini harus berhati-hati dalam membawa dan
menyimpannya, karena jika hilang tidak dapat dimintakan duplikat atau
saham pengganti;
b. Saham Atas Nama (registered stocks) adalah saham yang ditulis
dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan nama
pemiliknya dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar
24
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham. Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik
dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku
perusahaan.
Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dapat digolongkan ke dalam saham
biasa dan saham preferensi sebagaimana diuraikan berikut ini :
a. Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden dan hak atas
harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Saham ini
biasanya mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten atau
disebut nilai pari (par value) yang berbeda dengan harga perdana
(primary price) atau harga sebelum saham dicatatkan (listed) di bursa
efek. Jika harga saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi
dari harga nominalnya maka selisihnya disebut agio saham. Saham
biasa terdiri dari
1) Blue chip stock, yakni saham biasa dari suatu perusahan yang
mempunyai reputasi tinggi, sebagi leader dari perusahan sejenisnya.
2) Income stock, yakni saham dari suatu emiten yang dapat membayar
deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang diberikan pada
tahun sebelumnya.
25
Universitas Sumatera Utara
3) Growth stock, yakni saham-saham dari emiten yang memiliki
pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader perusahaan
sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4) Speculative stock, yakni saham dari emiten yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang meskipun belum pasti.
5) Counter cuclical stock, yakni saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
b. Saham preferen (preferred stocks). Sebagaimana dalam praktek di
Amerika, saham jenis ini adalah saham yang berbentuk gabungan
antara obligasi dengan saham biasa, karena dapat menghasilkan
pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga dapat tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen
serupa dengan saham biasa karena :
1) Mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh
tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut;
2) Membayar deviden.
Sedangkan persamaannya dengan obligasi adalah :
26
Universitas Sumatera Utara
1) Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;
2) Devidennya tetap selama berlaku (hidup) dari saham;
3) Memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan
saham biasa.
Terdapat beberapa jenis saham preferensi antara lain :
1) Cumulative preferred stock, saham jenis ini memberikan hak
kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif
dalam suatu persentasi atau jumlah tertentu.
2) Non cumulative preferred stock, pemegang saham jenis ini
mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu
presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif.
3) Participating preferred stock, pemilik saham jenis ini selain
memperoleh
deviden
tetap
seperti
yang
ditentukan,
juga
memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.
4) Convertible preferred stock, pemegang saham istimewa mempunyai
hak lebih dibanding pemegang saham lainnya. Hal itu terutama
dalam penunjukkan direksi perusahaan.
27
Universitas Sumatera Utara
2.4 Laporan Keuangan
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang
kinerja dan posisi keuangan suatu lembaga/organisasi/perusahaan dalam suatu
periode tertentu (Drs. Mursyidi, S.E, M.Si.,2010:121). Ini menunjukkan bahwa
laporan keuangan dapat dijadikan acuan untuk menilai kinerja lembaga yang
menerbitkan laporan
keuangan
tersebut,
dan
kemampuan keuangan
suatu
organisasi/perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan secara periodik. Semakin cepat emiten menerbitkan
laporan keuangan secara periodik, baik sesudah ataupun sebelum diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik, semakin berguna bagi investor. Laporan keuangan yang diterbitkan
dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan masih efektif
bagi investor. Penerbitan laporan keuangan setelah tiga bulan sudah dianggap basi
untuk pengambilan keputusan jangka pendek, tetapi mungkin masih berguna untuk
keputusan jangka panjang (Mohammad Samsul, 2006:128).
Selain itu laporan keuangan merupakan produk dari manajemen dalam rangka
mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang
dipercayakan perusahaan kepada pihak manajemen.
2.4.2 Pemakai Laporan Keuangan
28
Universitas Sumatera Utara
Informasi yang ada dalam laporan keuangan bersifat umum, tidak sepenuhnya
dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai, namun informasi yang
disampaikan masih dalam kategori memadai untuk pengambilan kebijakan. Oleh
karena itu, laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi penyediaan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Berikut para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan
sebagai berikut (Sofyan Syafri Hrp,2010:120) :
a. Pemegang Saham, ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan,
asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi
perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah.
Mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per
saham, jumlah laba yang ditahan, serta mengetahui perkembangan
perusahaan.
b. Investor, dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi
investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan
yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.
c. Analis Pasar Modal, selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap
terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang
29
Universitas Sumatera Utara
berpotensi masuk pasar modal. Ia ingin mengetahui nilai perusahaan,
kekuatan dan posisi keuangan perusahaan.
d. Manajer, ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang
dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu
masalah yang memerlukan keputusan yang tepat, ia harus mengetahui
selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua
pos nerasa, laba/rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even,
laba kotor dan lainnya.
e. Karyawan dan Serikat Pekerja, perlu mengetahui kondisi keuangan
perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja di situ atau
pindah. Ia juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa
menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.
f. Instansi Pajak. Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak, baik Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pembangunan dan lain sebagainya. Semua kewajiban pajak ini
mestinya akan tergambarkan dalam laporan keuangan, dengan
demikian instansi pajak (fiskus) dapat menggunakan laporan keuangan
sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran
pajak, restitusi dan juga untuk dasar penindakan.
g. Pemberi Dana (Kreditor), sama dengan pemegang saham dan investor,
lender seperti bank, investment fund, perusahaan leasing juga ingin
30
Universitas Sumatera Utara
mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang
sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Bagi yang
sudah diberikan laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang
penggunaan dana yang diberikan, kondisi keuangan seperti likuidasi,
solvabilitas, rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur
laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai
kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan.
h. Supplier, hampir sama dengan kreditur. Laporan keuangan bisa menjadi
informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan
fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan dan sejauh mana potensi
risiko yang dimiliki perusahaan.
i. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi, sangat membutuhkan
laporan keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah
mengikuti peraturan yang telah ia tetapkan. Untuk memastikan apakah
perusahaan telah menaati standar laporan yang telah ditetapkan atau
belum.
j. Langganan atau Lembaga Konsumen, dalam era modern seperti
sekarang ini khususnya di negara maju benar-benar raja. Dengan
konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat
diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga
equilibrium, dalam kondisi ini konsumen terlindungi dari kemungkinan
31
Universitas Sumatera Utara
praktik yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan lain
sebagainya.
k. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Saat ini sudah banyak terdapat
jenis LSM. Untuk LSM tertentu bisa saja memerlukan laporan
keuangan misalnya LSM yang bergerak melindungi konsumen,
lingkungan, serikat pekerja. LSM seperti ini membutuhkan laporan
keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan pihak
tertentu yang dilindunginya.
l. Peneliti/Akademisi. Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan
sangat penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian
terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau
perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk
mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis.
2.4.3 Jenis Laporan Keuangan
Adapun beberapa jenis laporan keuangan yang lazim dikenal (Sofyan Syafri
Hrp, 2010:107) adalah :
a. Laporan Neraca
Laporan neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.
Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada
saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan
opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Isi laporan neraca adalah
32
Universitas Sumatera Utara
asset (harta, aktiva); liabilities ( kewajiban/utang ); owners’ Equity
(modal pemilik)
b. Laporan Laba /Rugi
FASB Statement mendefinisikan laba/rugi akuntansi adalah sebagai
suatu perubahan dalam equity dari suatu entity selama suatu periode
tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa
yang berasal dari bukan pemilik. Isi dari Laporan Laba/Rugi antara lain
revenue (hasil); expense (biaya); gains (keuntungan dari transaksi
tertentu yang sifatnya insidentil); loses (rugi dari transaksi tertentu yang
sifatnya insidentil).
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahan dalam
memanfaatkan dana tersebut (Syahnunan, SE, M.Si, 2004:28), yang
diklasifikasikan sebagai aktifitas operasi, aktifitas investasi, aktifitas
pendanaan.
d. Daftar Pendukung (Supporting Statement)
Biasanya terdapat jenis laporan keuangan lain, daftar ini merupakan
daftar pendukung dari laporan keuangan utama.
2.4.4 Tujuan Laporan Keuangan
33
Universitas Sumatera Utara
Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut (IAI, 1994)
:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh
laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas investasi dan pembiayaan.
e. Untuk
mengungkapkan
sejauh
mungkin
informasi
lain
yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang
dianut perusahaan.
Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi kelima kualitas berikut:
a. Relevan, suatu
informasi
harus dihubungkan
dengan
maksud
penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk para pengambil
34
Universitas Sumatera Utara
kepetusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, walaupun
kualitas lainnya tidak terpenuhi. Dalam mempertimbangkan relevansi
suatu informasi yang bertujuan umum, perhatian difokuskan pada
kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak
tertentu.
b. Dapat Dimengerti. Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya,
dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang ditentukan
dengan batas pengertian para pamakai. Dalam hal ini, dari pihak
pemakai juga diharapkan adanya pemakaian/pengetahuan mengenai
aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilahistilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
c. Daya Uji. Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan
dan pendapatan yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan
keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan penyajian
informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada
realitas objektif semata. Dengan demikiannya untuk meningkatkan
manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama.
d. Netral. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan
tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak
35
Universitas Sumatera Utara
boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan.
e. Tepat Waktu. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat
digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan
keputusan tersebut.
2.5 Analisis Rasio Keuangan
2.5.1 Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Hrp (2010:297) rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio
keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan
antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai
secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio
lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Tetapi, harus diingat bahwa, rasio merupakan alat untuk menyediakan
pandangan yang mendasari terhadap suatu kondisi. Rasio merupakan salah satu titik
awal,
bukan
titik
akhir.
Rasio
yang
diinterprestasikan
dengan
benar
mengidentifikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut.
36
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Kelemahan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus
disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio
antara lain adalah (Syahunan, SE, M.Si, 2004:82) :
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
b. Perbedaan mode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian
persediaan.
c. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut
dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa
merupakan hasil manipulasi.
d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2.5.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Jenis
rasio keuangan akan dianalisis, dapat dikelompokkan menjadi
(Syahunan, SE, M.Si, 2004:83) :
a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan
37
Universitas Sumatera Utara
untuk mengukur likuiditas yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio
dan net working capital.
b. Rasio Leverage (leverage ratio), digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau
dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui
bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih
banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio leverage yang
umumnya dipakai antara lain adalah debt ratio, debt to equity ratio,
time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio dan debt service
coverage.
c. Rasio Aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif menajemen perusahan menggunakan
aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
Rasio aktivitas yang umum digunakan, yaitu average collection period,
inventory turn-over, fixed asset turn-over dan total asset turn-over.
d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio), digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif
pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang
sering digunakan yaitu gross profit margin, operating profit margin,
net profit margin, return on investment dan return on equity.
38
Universitas Sumatera Utara
e. Rasio Saham Biasa (common stock ratio), menunjukkan bagian laba
dari laba perusahaan, deviden dan modal yang dibagikan pada setiap
saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan yaitu price earning
ratio, earnings per share, dividend per share, dividend yield, pay-out
ratio, book value per share dan price book value.
2.5.4 Pengukuran Dalam Analisis Rasio
Terdapat beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur saham suatu
perusahaan. Dan, di dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur
saham suatu perusahaan adalah Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity
(ROE) yang berasal dari rasio profitabilitas, Price Book Value (PBV) dan Earning
Per Share (EPS) yang berasal dari rasio saham biasa.
a. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit margin mengindikasikan kemampuan dari manajemen dalam
melakukan kegiatan bisnis melalui cost recovery (Helfert,1994). Net
profit margin mengukur seberapa besar keuntungan bersih perusahaan
dari setiap penjualan yang dilakukan. Net income (keuntungan bersih)
dari perusahaan, merupakan keuntungan yang siap dibagikan menjadi
deviden dan laba yang ditahan. Pembagian deviden sangat berkaitan
dengan investor menenpatkan dananya di perusahaan, karena
keuntungan dari kegiatan di pasar modal salah satunya adalah investor
memperoleh deviden dari perusahaan.
39
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan laba ditahan mengisyaratkan kegiatan perusahaan yang
terus berkembang, karena laba yang ditahan nantinya akan digunakan
untuk melakukan pengembangan perusahaan.
Oleh karena itu, nilai NPM yang tinggi akan mengindikasikan
keuntungan perusahaan yang tinggi pula dan kegiatan perusahaan yang
tinggi. Menurut Syahyunan (2004) rumus untuk mengetahui nilai Net
Profit Margin (NPM) adalah:
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴 =
𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋 𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛
𝐏𝐏𝐏𝐏𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧𝐧
b. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan (Syahyunan,2004). Dapat dikatakan bahwa rasio ini
menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak stockholders.
Investor akan tertarik terhadap suatu saham yang memberikan return atau
keuntungan yang besar. Jadi rasio ini sering dipakai oleh para investor
dalam pengambilan keputusan pembelian saham atau perusahaan.
Semakin tinggi laba berarti semakin tinggi pula saham tersebut diinginkan
40
Universitas Sumatera Utara
untuk dibeli. Sehingga akan menyebabkan permintaan akan meningkat
dan selanjutnya harga saham akan naik. Dengan demikian, ROE akan
mempengaruhi perubahan harga. Hal tersebut berpengaruh terhadap
perubahan harga, menurut Edi dan Fransisca (2003).
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah :
𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹 𝒐𝒐𝒐𝒐 𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬 =
𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋 𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛
𝐌𝐌𝐌𝐌𝐌𝐌𝐌𝐌𝐌𝐌
c. Price Book Value (PBV)
Price Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan atau bisa juga digunakan
untuk mengukur tingkat kelemahan dari suatu saham. Semakin tinggi
rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga
mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut meningkat juga.
Begitu juga sebaliknya, jika PBV rendah akan berdampak pada
rendahnya kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan yang
berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula
dengan menurunya harga saham dari perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001).
Rumus untuk menghitung PBV adalah :
41
Universitas Sumatera Utara
𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩 𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽 =
𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇 𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒
𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍 𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁 𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏 𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒
d. Earnings Per Share (EPS)
Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba. Saham dengan
return tertinggi pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar
daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return terendah
memiliki pendapatan di bawah perkiraan.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin, EPS dapat dirumuskan sebagai berikut
:
𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺 =
𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋 𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛
𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉𝐉 𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬𝐬 𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛
2.6 Tinjauan Penelitiian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham. Penelitian terdahulu juga mendukung
penelitian ini. Beberapa penelitian tersebut adalah :
No.
Nama
Peneliti
dan Tahun
Penelitian
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Variable Penelitian
Penellitian
Hasil Penelitian
42
Universitas Sumatera Utara
1
Antok Budi Pengaruh
Prastyo
ROA,
ROE,
(2012)
NPM, EPS dan
DTAR
Terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Pertambangan
Tahun 20052009
EPS
memiliki
Variabel Independen :
yang
Return On Asset (ROA), pengaruh
signifikan pada
Return On Equity (ROE),
harga
saham,
Net
Profit
Margin sedangkan ROA,
ROE, NPM dan
(NPM), Earnings Per
DTAR
tidak
Share (EPS) dan Debt To memiliki
pengaruh
Total
Asset
Ratio
terhadap
harga
saham.
(DTAR)
Variabel Dependen :
Harga Saham
2
Tiara
Rachman
Putri (2011)
Analisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
terhadap Harga
Saham
pada
Perusahaan
manufaktur di
Bursa
Efek
Indonesia
ROA dan EPS
Variabel Independen :
Debt To Equity Ratio berpengaruh
positif terhadap
(DER), Return On Asset
harga saham dan
(ROA), Return On Equity secara simultan
menunjukkan
(ROE) dan Earnings Per
variabel
DER,
ROA, ROE dan
Share
EPS berpengaruh
(EPS)
signifikan
terhadap
harga
saham.
Variabel Dependen :
Harga Saham
3
Marzuki
(2010)
Pengaruh
Rasio
Keuangan
Badan Usaha
Milik Negara
(BUMN)
terhadap Harga
Saham
di
Bursa
Efek
Indonesia
Penelitian
ini
Variabel Independen :
Price Earning Ratio membuktikan
secara simultan
(PER), Price to Book
EPS, PER, PBV
DTA
Value (PBV), Debt To dan
berpengaruh
Total Asset (DTA) dan
secara signifikan.
secara
Earnings Per Share Dan
parsial
(EPS)
berpengaruh
43
Universitas Sumatera Utara
(BEI).
Variabel Dependen :
Harga Saham
secara signifikan
dan
positif
terhadap
harga
saham.
2.7 Kerangka Konseptual
Variabel bebas (variable independent) pada penelitian ini adalah Net Profit
Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per
Share (EPS). Variabel terikat (variable dependent) dalam penelitian ini adalah harga
saham. Kerangka konseptual yang dirancang dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Net Profit Margin (X1)
Return on Assets (X2)
Debt to Equity Ratio (X3)
H1
H2
H3
Harga Saham
H4
(Y)
Asset Turnover (X4)
H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Seperti yang dipaparkan pada gambar 2.1 di atas, penelitian ini terdiri dari 4
jenis variabel independen yaitu NPM, ROE, PBV dan EPS. Keempat variabel
44
Universitas Sumatera Utara
tersebut merupakan asosiasi dari rasio profitabilitas dan rasio saham biasa. Dengan
meneliti rasio-rasio tersebut, maka dapat dirangkum suatu penilaian atas laporan
keuangan atas perusahaan-perusahaan perbankan sehingga dapat menggambarkan
perkembangan kondisi dan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang
disajikan akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahan yang
terjadi di pasar modal dikarenakan pihak-pihak yang berkepentingan akan
menggunakan informasi tersebut sebagai media untuk menganalisis dan memprediksi
keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya. Jadi, untuk mempertahankan
fluktuasi sahamnya tetap stabil dan cenderung mengikat, perusahaan perlu
menunjukkan rasio-rasio keuangan yang baik pula.
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
adalah terdapat pengaruh positif dari NPM, ROE, PBV dan EPS terhadap
meningkatnya harga saham yang dilakukan perusahaan terhadap perubahan harga
saham perusahaan pada perusahaan perbankan di Indonesia.
H1 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H2 = Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H3 = Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H4 = Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H5 = Net Profit Margin, Return On Equity, Price Book Value dan Earnings Per
Share secara bersama-sama mempengaruhi harga saham.
45
Universitas Sumatera Utara
Download