Templat tesis dan disertasi

advertisement
19
METODE
Bahan
Sampel udang vaname
Sampel diperoleh dari dua lokasi tambak yang berbeda yaitu di daerah
Situbondo dan Lampung. Sampel udang terinfeksi IMNV diperoleh dari Balai
Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, berupa fiksatif organ udang yang
dikoleksi dari tambak udang vaname yang terinfeksi IMNV. Sampel udang
vaname terinfeksi IMNV dari Situbondo digunakan untuk deteksi fragmen gen
ORF1 IMNV untuk keperluan pembuatan DNA rekombinan IMNV. Aplikasi
qRT-PCR IMNV menggunakan sampel udang vaname yang berasal dari
Lampung. Sampel udang vaname diambil dari tambak udang di wilayah Lampung
Selatan,berukuran 16-17 gram/ekor. Kriteria sampel yang diambil adalah udang
vaname yang memiliki gejala klinis dan udang vaname yang tidak
menunjukkangejala klinis terinfeksi IMNV (sub klinis).
Bahan dan Primer untuk nested RT-PCR dan real time RT-PCR
Ekstraksi RNA diperoleh dari organ target infeksi IMNV yaitup pleopod,
dan jaringan otot khususnya pada ruas abdomen ke-6 udang vaname. Organ
tersebut diekstraksi menggunakan Silica extraction solutionTM(Farm Intelligence)
untuk mendapatkan ekstrak RNA. Selanjutnya hasil ekstraksi disimpan pada deep
freezer -70ºC saat belum digunakan. Pada pembuatan kontrol positif berupa
plasmid DNA rekombinan IMNV, ekstrak RNA disintesis terlebih dahulu menjadi
cDNA menggunakan primer spesifik IMNV 218F. Sintesis cDNA menggunakan
kit ImProm-II RTSystem (PromegaTM).
Pengujian IMNV dengan teknik nested RT-PCR menggunakan 2 pasang
primer yang dibuat berdasar urutan basa nukleotida wilayah ORF1 IMNV yaitu
4587F-4914R untuk amplifikasi pertama (first step) dan primer 4725F-4863R
untuk nested PCR (OIE 2010). Pengujian ini menggunakan 2 (dua) jenis bahan
amplifikasi berupa access quick RT-PCR untuk one step RT-PCR dan GoTaq
Green Master Mix (PromegaTM) untuk nested PCR. Salinan pada RT-PCR berupa
ekstrak RNA, sedangkan salinan untuk nested PCR berupa produk PCR dari first
step RT-PCR. Analisa produk PCR menggunakan gel agarose 1,5% (w/v) dengan
pewarna SYBR safe (Invitrogen).
Pengujian real timeRT-PCR IMNV menggunakan kit komersial IQ
REALTM IMNV Quantitative System (Farming Intelligene). Kit komersial ini telah
dilengkapi dengan kontrol positif IMNV yang terkuantifikasi jumlah salinan
virusnya sehingga dapat langsung diaplikasikan untuk pengujian sampel secara
langsung. Untuk keperluan pengembangan teknik diagnosa IMNV dengan real
time PCR, metoda standar yang direkomendasikan OIE (2010) adalah qRT-PCR
IMNV TaqMan probe. Menggunakan bahan QuantiTect probe qRT-PCR kit
(Qiagen), desain primer qRT-PCR IMNV TaqMan probedari wilayah ORF1
IMNV sesuai rancangan Andrade et al., (2007) yaitu pada urutan nukleotida 412545 dan primer probe IMNV didesain pada urutan nukleotida 467-500 wilayah
ORF1 IMNV (Andrade et al., 2007; OIE, 2010).
20
Metoda qRT-PCR IMNV TaqMan probe memerlukan kontrol positif IMNV
yang terkuantifikasi. Desain primer untuk pembuatan plasmid DNA rekombinan
IMNV (IMNVpl) dari wilayah ORF1 IMNV pada urutan nukleotida 218682.Keseluruhan desain primer untuk pengujian IMNV dengan nested RT-PCR
maupun dengan qRT-PCR IMNVTaqMan probedisajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Primer dan probe yang digunakan untuk deteksi virus IMN dengan
nested RT-PCR dan qRT-PCR TaqMan probe
Primer
Sekuen (5’ - 3’)
Referensi
4587 F
CGACGCTGCTAACCATACAA
First RT-PCR
4914 R
ACTCGGCTGTTCGATCAAGT
OIE (2010)
4725 F
CGACGCTGCTAACCATACAA
Nested PCR
4863 R
AGCGCTGAGTCCAGTCTTG
OIE (2010)
218 F
GCTGGACTGTATTGGTTGAG
Andrade et al.,
682 R
AACCAAGTTCTTCTTCTCCAGTT
(2007)
412 F
GGACCTATCATACATAGCGTTTGCA RT-PCR IMNV
545 R
AACCCATATCTATTGTCGCTGGAT
TaqMan probe
Probe
-6FAMCCACCTTTACTTTCAATACTA OIE (2010)
IMNVp1
CATCATCCCCGGTAMRABahan untuk Kloning dan Sekuensing
Kegiatan kloning gen ini menggunakan bahan Qiagen PCR Cloningplus kit
(Qiagen). Urutan nuklelotida IMNV yang akan disisipkan pada vektor kloning
adalah sepanjang 464 bp, menggunakan primer 218F – 682R (Andrade et al.,
2007). Proses ligasi menggunakan pDrive Cloning vector, dilanjutkan
transformasi ke dalam sel kompeten QIAGEN EZ Competent Cells (F'::Tn10(Tcr)
proA+B+ lacIqZΔM15 recA1 end A1 hsdR17 (rK12 – mK12 +) lac glnV44 thi-1
gyrA96 relA1).Seleksi koloni rekombinanbakteri E.coliyang telah disisipi vektor
plasmidmenggunakan media tumbuh Luria Bertani (LB) agar yang
mengandungAmpicilin 1000µg/ml, Xgal dan IPTG. Media LB agar tanpa
penambahan Xgal dan IPTG digunakan untuk pemurnian bakteri rekombinan
E.coli hasil seleksi koloni. Perbanyakan bakteri E.coli menggunakan media LB
cair yang telah ditambahkan Ampicilin.
Purifikasi plasmid bakteri E.coli menggunakan bahan QIAprep® Spin
Miniprep Kit (Qiagen). Purifikasi hasil amplifikasi untuk keperluan sekuensing
menggunakan ethanol absolut (Sambrook dan Russel, 2001).
Sekuensing menggunakan bahanBig Dye Reaction MixTM(AB Applied
Biosystem), hasil purifikasi produk PCR cycle sequencing ditambahkan HI-DI
Formamidesebelum digunakan sebagai cetakan. Sekuensing plasmid DNA
rekombinan IMNV menggunakan primer spesifik IMNV dan primer promotor
vektor. Sesuai dengan vektor plasmid yang digunakan, untuk melihat ketepatan
insersi gen target dalam vektor plasmid digunakan primer F-SP6 promoter
(5'CATTTAGGTGACACTATAG3’) dan primer R-T7promoter (5' GTAATAC
GA CTCACTATAG3’)
Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari peralatan plastik
habis pakai (dispossible) seperti micro pastle, tabung mikro ukuran 1,5 ml dan 0,2
21
ml, serta tip mikro berbagai ukuran (0,5-10 μl, 10-100 μl, 20-200 μl, 100-1000 μl).
Peralatan laboratorium yang digunakan disesuaikan dengan kegiatan yang
dilaksanakan. Peralatan untuk ekstraksi RNA diantaranya adalah disecting set,
pipet mikro, thermal block, micro centrifuge, vortex mixer, dan deep freezer untuk
penyimpanan hasilnya. Reaksi amplifikasi berlangsung dalam mesin thermal cyler
ABI GeneAmp 9700 (Applied BioSystem), deteksi produk PCR menggunakan
mesin elektroforesis set dan visualisasi gel dengan UV doc (UVITEC). Real time
RT-PCR menggunakan mesin real time PCR Rotor-Gene Q (Qiagen). Sekuensing
menggunakan metoda Sanger dalam mesin sequencer ABI 3130 Genetic Analyser
(Applied BioSystem).
Isolasi dan perbanyakan bakteri E.coli memerlukan peralatan glass were
khususnya cawan petri dan tabung reaksi, jarum ose, dan inkubator untuk inkubasi
bakteri E.coli dalam media LB agar setelah proses transformasi. Bakteri E.coli
hasil seleksi koloni ditumbuhkan pada media LB cair dan memerlukan shaking
incubator untuk inkubasi, agar pertumbuhannya merata.
Prosedur
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian berlangsung dari bulan April hingga November 2012. Sampel
udang vaname (L.vannamei) yang telah diuji positif IMNV berasal dari BBAP
Situbondo, dikirimkan sebagai kandidat gen target yang akan diinsersikan pada
pembuatan plasmid DNA rekombinan IMNV.Sampel udang vaname yang akan
diuji dengan real time RT-PCR IMNV adalah sampel udang yang berasal dari
area tambak di kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan. Sampel udang vaname
dari Lampung dikoleksi pada kurun waktu antara bulan Mei hingga Oktober 2012.
Identifikasi gen target dilaksanakan di laboratorium Virologi, Departemen
Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran
Hewan Institus Pertanian Bogor (IPB). Kloning, sekuensingdan optimasi real time
RT-PCR IMNV dilaksanakan di laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan
Jakarta.
Desain dan Kerangka Konsep Penelitian
Pengembangan Teknik real time RT-PCR Dan Karakterisasi Molekuler
Untuk Deteksi Infectious Myonecrosis Virus
(IMNV) pada Udang
vaname(Litopenaeus vannamei) didesain melalui beberapa tahapan :
1.
Menentukan gen target ORF1 IMNV dengan nested RT-PCR (OIE,2010)
dan karakterisasi molekuler,
2.
Menentukan LOD IQ RealTMQuantitative System (FarmingIntelligene),
3.
Membandingkan sensitifitas pengujian qRT-PCR IMNV dan nested RTPCR IMNV pada sampel udang vaname dengan status klinis dan sub klinis
terinfeksi IMNV.
4.
Pengembangan pengujian qRT-PCR IMNV non kit dengan kloning fragmen
gen ORF1 IMNV sebagai kandidat kontrol positif qRT-PCR IMNV
TaqMan probe, dan analisa hasil sekuensing menggunakan primer spesifik
dan primer M13 (promotor vektor).
22
Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian
Ekstraksi RNA dan Sintesis cDNA
Ekstraksi RNA menggunakan Silica extraction solutionTM(Farming
Intelligence). Sampel organ 20 mg dipotong-potong halus di dalam tabung mikro
1,5 ml dan ditambahkan 900µl GT buffer untuk dihomogenkan. Tabung
disentrifugasi 12.000 rpm selama 3 menit. Sebanyak 600µl supernatan
ditambahkan kedalam 40µl silica, dihomogenkan dengan memvortex selama 20
detik hingga larutan menjadi keruh. Selanjutnya disentrifugasi 12.000 rpm selama
15 detik, dan supernatan dibuang sebelum ditambahkan 1000 µl ethanol 70%.
Vortex selama 20 detik hingga keruh, dan sentrifugasi kembali 12.000 rpm selama
15 detik. Supernatan dibuang dan ditambahkan 500 µl DEPC ddH2O,
homogenkan dengan memvortex. Inkubasikan pada suhu 55ºC selama 10 menit.
Sentrifugasi 12.000 rpm selama 2 menit, supernatan dipindahkan kedalam tabung
1,5 ml baru. Ekstrak RNA dapat disimpan pada suhu -70C sebelum digunakan.
Sintesis cDNA dengan primer spesifik IMNV 218F menggunakan kit
ImProm-II RTSystem (PromegaTM). Tabung mikro berisi 2 µl RNA, 2 µl NFW
dan Primer 218F sebanyak 1 µl (20 pmol/reaksi) diinkubasi pada suhu 70ºC
selama 5 menit, dan segera didinginkan dalam air es (5ºC) selama 5 menit. RT
mix dibuat dengan mencampurkan ImProm-II 5x buffer 4 µl, MgCl2 (konsentrasi
final 1,5-8 mM) sebanyak 6,4 µl, dNTP Mix (konsentrasi 0.5mM tiap dNTP),
Recombinant RNasin® 0,5µ (20U), ImProm-II™ reverse transcriptase 1.0 μl,
dan nuclease-free water hingga vol 15μl. RNA yang telah diinkubasi
dimasukkan kedalam campuran RT mix hingga total volume 20 µl. Selanjutnya
diinkubasi 25°C selama 5 menit, dan proses reverse transcription (RT)
23
berlangsung pada suhu 42°C selama 1 jam. Inaktivasi proses reverse
transcriptionpada suhu 70°C selama 15 menit.
Menentukan Fragmen Gen ORF 1 IMNV
Seleksi awal (screening) untuk menentukan sampel positif IMNV
menggunakan nested reverse transcription polymerase chain reaction (nested RTPCR) dengan dua pasang primer 4587F-4914R untuk first step, dan primer
4725F-4863R untuk nested PCR (OIE, 2010). Amplifikasi RT-PCR IMNV ini
merupakan one step RT-PCR dimana sampel berupa ekstrak RNA udang vaname
ditranskripsi balik (reverse transcription) dengan primer spesifik bersamaan
dengan proses amplifikasi. Selanjutnya produk PCR yang dihasilkan digunakan
sebagai salinan untuk nested PCR IMNV dengan primer 4725F-4863R.
Visualisasi produk PCR dengan gel elektroforesis 1,5% (w/v) agarose pada target
pita 328 bp (first step) dan 139 bp (nested PCR). Sampel yang terdeteksi positif
IMNV dipisahkan untuk seleksi fragmen gen ORF1 IMNV.
Amplifikasi fragmen gen ORF1 IMNV pada urutan nukleotida 218-682
digunakan kombinasi 2 pasang primer yaitu primer 218F-545R dan 412F-682R
sesuai rancangan Andrade et al., (2007). Sampel yang menjadi salinan pada
amplifikasi fragmen gen ORF1 IMNV ini berupa cDNA, sehingga sampel berupa
ekstraksi RNA harus ditranskripsi balik menjadi cDNA dengan primer spesifik
218F. Formulasi dan profil amplifikasi nested RT-PCR IMNV disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Formulasi bahan amplifikasi nested RT-PCR IMNV dan ampifikasi
fragmen gen ORF1 IMNV (218-682)
RT-PCR IMNV
Nested PCR IMNV
ORF1 218-682
(OIE, 2010)
(OIE, 2010)
(Andrade et al., 2007)
12,5 µl Access quick TM
(Promega)
AMV 0,2 U μl–1
Primer F-R @0,4 µM
1-50 ng total RNA (±7 µl)
NFW hingga volume 25µl
12,5 µl Go taq
Green Mastermix
(Promega)
-
o
-
Primer F-R @0,4
Primer F-R @ 5 pmol
µM
2 µl produk PCR 2 µl cDNA sampel
first step
NFW hingga volume NFW hingga volume
25µl
25 µl,
Profil Amplifikasi
RT suhu 60 C 30’; 95 C 2’ Pre 95oC 2’
(39 siklus) 95oC 45”; 60oC (39 siklus) 95oC
45”; Final 60o C 7 menit
30”; 65oC 30”; 72oC
30”; F inal 72oC 2’
o
12,5 µl Go Taq Green
Mastermix (Promega)
Pre 95oC 2’
(39 siklus) 94oC 45”;
60oC 45”, 72ºC 45”;
Final 72ºC 10 menit
Purifikasi produk PCR positif IMNV menggunakan purifikasi ethanol
absolut. Ditambahkan ethanol sebanyak 5x volume produk PCR untuk
mengendapkan DNA target. Inkubasi ethanol dan produk PCR pada suhu -20ºC
24
semalaman. Selanjutnya produk PCR disentrifugasi 12.000 rpm pada suhu 4 ºC
selama 15 menit, ethanol dibuang hingga menyisakan pelet DNA. Pencucian
dengan menambahkan ethanol 70% sebanyak 60 µl dan sentrifugasi kembali
selama 3 menit. Untuk melarutkan pelet digunakan Nuclease Free Water
sebanyak 20-30 µl. Konsentrasi purifikasi diukur menggunakan GenQuant
spectrofotometer. Hasil purifikasi ini digunakan untuk sekuensing dan ligasi pada
kloning gen.
Karakterisasi Molekuler (Sekuensing)
Penentuan urutan basa DNA (sekuensing) memerlukan produk PCR berupa
fragmen DNA yang telah dipurifikasi. Sekuensing menggunakan metode dideoksi
pada empat reaksi terpisah. Setiap produk PCR yang disekuensing memerlukan
primer tunggal untuk setiap reaksinya. Tahapan sekuensing dimulai dengan
amplifikasi hasil purifikasi. Bahan yang digunakan untuk setiap reaksi amplifikasi
adalah Big Dye Reaction Mix TM (2,5x) 4 µl, sequen buffer (5x) 2µl, sekuen
primer tunggal (F218; R545; F412; R682) 3,2 pmol (~1µl), salinan hasil
purifikasi produk PCRproduk PCR 10 ng/100 bp (~1-2 µl), nuclease free water
hingga volume akhir 20µl. Keseluruhan bahan dimasukkan dalam tabung 0,2 ml
untuk proses amplifikasi (cycle sequencing). Profil amplifikasi cycle sequencing
dimulai dengan denaturasi awal pada suhu 96ºC selama 1 menit, 25 siklus 96ºC 10
detik, 50ºC 5 detik, 60ºC selama 4 menit. Setelah proses amplifikasi dilanjutkan
dengan purifikasi produk PCR menggunakan ethanol absolut. Ethanol absolut
ditambahkan 3 kali volume produk PCR setiap reaksi, dihomogenkan dengan
membolak-balik tabung sebelum diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit.
Campuran disentrifugasi 2500xg (4000-5000 rpm) untuk mengendapkan DNA. .
Supernatan sellanjutnya dibuang dan pelet DNA dicuci dengan menambahkan
ethanol 70% sebanyak 3 kali volume produk PCR per-reaksi dan disentrifugasi
pada 4000 rpm suhu 4ºC selama 15 menit. Supernatan dibuang dan pelet DNA
dikeringkan untuk menguapkan sisa-sisa ethanol selama 10-15 menit.
Denaturasi sampel diawali dengan menambahkan Hi-Di Formamide
kedalam tabung sampel hasil purifikasi cycle sequencing. Volume Hi-Di
Formamide yang ditambahkan sama banyak dengan volume produk cycle
sequencing. Vortex dan spin larutan dilakukan selama 1 menit, selanjutnya sampel
dipanaskan pada suhu 95ºC selama 2-5 menit dan segera pindahkan ke dalam es
(suhu 4ºC) sebelum dimasukkan kedalam mesin sequencer. Sebanyak 10-13 µl
sampel dimasukkan dalam 96 well microplate, dan tutup dengan septa sebelum
dimasukkan dalam tray mesin sequencer. Hasil sekuensing tersebut disimpan
dalam bentuk ABI file. Hasil sekuen kedua produk PCR 327 bp dan 270 bp
digabungkan membentuk urutan nukleotida sepanjang 464 bp.Urutan nukleotida
hasil sekuensing diedit secara manual berdasar kromatogram, menggunakan
program BioEdit. Homologi dari urutan nukleotida sejenis yang tersimpan dalam
database GenBankdianalisis menggunakan program BLAST (Basic Local
Alignment Search Tool) (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/).
Limit deteksi nested RT-PCR dan real time RT-PCR IMNV.
Limit deteksi (LOD) real time RT-PCR IMNV dengan kit IQ Real IMNV
Quantitative System (Farming Intelligene) ditentukan dengan membuat serial
pengenceran kontrol positif IMNV yang telah terkuantifikasi. Konsentrasi kontrol
25
positif IMNV kit IQ-Real adalah 106 salinan virus IMNV, selanjutnya diencerkan
hingga 101untuk pembuatan standar kurva pengujian. Standar kurva ini akan
digunakan untuk kuantifikasi jumlah salinan virus IMN pada sampel yang diuji
dengan kit IQ-Real qRT-PCR IMNV. Limit deteksi qRT-PCR IMNV dengan
TaqMan probe belum dapat dibuat standar kurva uji untuk kuantifikasi salinan
virus karena kontrol positif IMNV belum terkuantifikasi jumlah salinannya.
Limit analitik pengujian IMNV dengan nested RT-PCR dan qRT-PCR
IMNV TaqMan probe diperoleh melalui pembuatan seri pengenceran RNA
sampel positif IMNV hingga pengenceran 10-3 sebagai template pada pengujian
dengan nested RT-PCR dan qRT-PCR IMNV Taqman probe. Pengenceran ini
bertujuan untuk memperoleh limit deteksi kedua metoda tersebut. Formulasi
bahan amplifikasai sesuai dengan Tabel 3.
Tabel 3 Formulasi bahan dan profil amplifikasi qRT-PCR TaqMan
probe (OIE,2010) dan kit IQ-Real REALTM IMNV
Quantitative System (Farming Intelligene)
qRT-PCR TaqMan Probe IMNV
(OIE,2010)
IQ REALTM IMNV Quantitative System
(Farming Intelligene)
QuantiTect probe RT-PCR Master
Mix 12,5 µl
20 µl Real-Time PreMix
QuantiTect RT Mix 0,25 µl
Primer F412/R545 @ 0,5 µl (20 pmol)
RTzyme Mix 1 µl
2 µl IQzyme DNA Polymerase 2U/µl
IMNV probe 0,25 µl (10 pmol)
-
Template RNA 2 µl (1 ng)
NFW hingga volume 25µl
RT suhu 42ºC 30’; (40 siklus) suhu
93ºC 15”, suhu 60ºC 1’
Templalte RNA sebanyak 2 µl
Total volume/ reaksi : 25µl
RT suhu 50°C 30’; 95°C 10’; (40
siklus) suhu 95°C 15”, suhu 60°C 1’
Sensitifitas diagnostik nested RT-PCR dan qRT-PCR IMNV pada sampel
udang vaname (klinis dan sub klinis)
Sampel udang vaname dari Lampung yang memiliki gejala klinis dan sub
klinis terinfeksi IMNV diperiksa dengan nested RT-PCR dan qRT-PCR IMNV.
Sensitifitas uji nested RT-PCR dan qRT-PCR IMNV diperoleh dengan
membandingkan hasil pengujian kedua metoda tersebut. Pengujian real time RTPCR menggunakan kit IQ Real IMNV Quantitative System (Farming Intelligene)
yang telah dilengkapi dengan kontrol positif yang terkuantifikasi, sedangkan
nested RT-PCR menggunakan 2 pasang primer untuk first step dan nested (OIE,
2010). Deteksi produk PCR dengan gel elektroforesis (1,5% agarose), sampel
positif IMNV ditandai dengan munculnya pita DNA 328 bp (first step) dan atau
139 bp (nested) (OIE, 2010).
Kloning fragmen gen ORF1 IMNV
Berdasar hasil analisis sekuensing antar isolat lapang IMNV dapat
ditentukan fragmen gen yang akan digunakan dalam tahapan kloning. Hasil
26
purifikasi produk PCR kembali dielektroforesis untuk memastikan keberadaan
gen target. Kegiatan kloning gen ini menggunakan bahan Qiagen PCR Cloning plus
kit (QiagenTM). Keseluruhan reagen dicairkan diatas es. Ligasi memerlukan
komposisi bahan berupa 2x Ligation Master Mix 5 µl, pDrive Cloning vector
1µl,hasil purifikasi produk PCR 3 µl, dan ddH2O hingga volume 10 µl. Ligasi
berlangsung pada suhu 100 C selama 2 jam, selanjutnya hasil ligasi disimpan pada
suhu -200C hingga saat akan digunakan.
Proses transformasi menggunakan sel kompeten QIAGEN EZ Competent
Cells sebanyak 50 µl yang dicairkan diatas es. Hasil ligasi sebanyak 2 µl
dimasukkan dengan hati-hati dan dihomogenkan dengan membolak balik tabung
4-5 kali. Suspensi diinkubasi didalam pecahan es selama 2 menit, selanjutnya
dilakukan heat shock pada suhu 42ºC selama 30 detik dan diinkubasi kembali
kedalam pecahan es selama 2 menit. Media SOC broth sebagai media tumbuh
rekombinan bakteri ditambahkan sebanyak 200 µl kedalam suspensi tersebut, dan
diinkubasi pada suhu 37º C pada shaker incubator (100 rpm) selama 1 jam.
Secara hati-hati suspensi dicampur dengan membolak-balikkan tabung untuk
selanjutnya disentrifugasi 12.000 rpm 1 menit untuk membuang ± 100 µl media
SOC (supernatan) sebelum platting pada media Luria Bertani agar.
Seleksi koloni, kultur dan isolasi plasmid DNA rekombinan IMNV
Media Luria Bertani (LB) agar untuk menumbuhkan rekombinan bakteri
E.coli mengandung ampicilin, Xgal dan IPTG. Suspensi bakteri yang telah
diinkubasi pada shaker incubator ditanam pada media LB agar dengan teknik
spriding, dan diinkubasi semalaman pada suhu 37ºC. Seleksi koloni dilakukan
setelah inkubasi untuk membedakan bakteri yang tertransformasi. Terdapat 2
(dua) jenis koloni yaitu putih dan biru (Gambar 12a), koloni yang dimurnikan dan
ditanam kembali pada media LB agar adalah koloni yang berwana putih.
Menggunakan tusuk gigi steril (kayu), koloni diambil dan ditanam pada media LB
agar(Gambar 12b), dan dimasukkan dalam tabung LB cair yang telah
ditambahkan ampicilin 1000 µg/ ml (Gambar 12c). Media LB agar diinkubasi
pada suhu 35ºC, dan media LB cair diinkubasi pada shaking incubator pada suhu
37ºC selama ±16 jam (Gambar 12d).
Isolasi plasmid DNA rekombinan IMNV (pIMNV) terbagi menjadi 3 tahap
yaitu melisiskan sel, pencucian dan elusi (pelepasan DNA). Bakteri yang telah
tumbuh pada media LB broth dipindahkan ke tabung baru dan disentrifugasi pada
8000 rpm selama 3 menit untuk mendapatkan pelet bakteri. Isolasi pIMNV dari
bakteri menggunakan QIAprep® Spin Miniprep Kit dengan melarutkan pelet
bakteri dalam 250µl buffer, setelah itu ditambahkan 250 µl buffer P2 dan
dihomogenkan dengan memipet 4-6 kali (, dari 5 menit) hingga larutan berwarna
biru. Selanjutnya ditambahkan 350 µl buffer hingga tercampur sempurna (larutan
berwarna bening) dan sentrifugasi selama 10 menit pada 13.000 rpm. Masukkan
larutan pada spin coloumn dan sentrifugasi selama 60 detik, buang cairan pada
collection tube dan tambahkan 500 µl buffer PB sentrifugasi kembali untuk
membuang cairan. Buffer PE ditambahkan 750µl, sentrifugasi kembali selama 60
detik untuk menghilangkan wash buffer tersebut. Collection tube dipindahkan
ketabung mikro 1,5 ml baru, dan ditambahkan 20-50µl EB buffer untuk
melarutkan DNA dari filter spin coloumn.Sentrifugasi setelah didiamkan selama 1
27
menit. Plasmid DNA rekombinan IMNV 218 dan 412 diukur konsentrasinya
menggunakan GenQuant.
Gambar 12 Seleksi dan pembiakan bakteri E.coli . (a) Seleksi koloni; (b)
Pemurnian koloni; (c) biakan koloni pada LB cair; (d) inkubasi
37ºC dalam shaking incubator
Sekuensing plasmid DNA rekombinan IMNV
Sekuensing plasmid DNA rekombinan IMNV untuk meHasil purifikasi
plasmid diamplifikasi menggunakan primer spesifik IMNV sesuai dengan produk
PCR yang disisipkan (insersi) dan primer vektor plasmid F-SP6 promoter (5'
CATTTAGGTGACACTATAG3’); R-T7 promoter (5'GTAATACGACTCAC
TATAG3’). Elektroforesis dilakukan untuk memastikan panjang basa telah sesuai
target. Produk PCR selanjutnya dipurifikasi menggunakan ethanol abosolut
sebelum dijadikan salinan pada cycle sequencing.
Analisis Data
Analisa hasil untuk mengetahui kemiripan (similiarity) fragmen gen ORF1
IMNV isolat Situbondo dan isolat Lampung dengan mensejajarkan (alignment)
sekuen kedua isolat IMNV tersebut dengan sekuen isolat IMNV dari Brazil dan
Indonesia yang ada di GenBank menggunakan program BioEdit BLAST
nukleotida (Basic Local Alignment Search Tool) (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/).
Analisis sensitifitas uji qRT-PCR IQ RealTM IMNV dengan nested RT-PCR
IMNV terhadap seluruh sampel klinis dan sub klinis IMNV mengikuti rumus
(Tabel 4)
Tabel 4 Analisis sensitifitas diagnostik qRT-PCR dengan nested RT-PCR IMNV
Nested RT-PCR IMNV
Positif
Negatif
JUMLAH
qRT-PCR
Positif
A
B
A+B
IMNV
Negatif
C
D
C+D
JUMLAH
A+C
B+D
A+B+C+D
a
Menghitung sensitifitas diagnostik berdasar OIE (2012) :
Sensitifitas
= A/(A+C) x 100%
Spesifisitas
= D/(B+D) x 100%
Data hasil analisis disajikan secara deksriptif.
Download