FEMINISME Definisi Feminisme Suatu perspektif yang menggunakan gender sebagai subjek utama. Feminisme menelusuri cara – cara dimana ide – ide tentang gender dapat menjadi sesuatu yang sangat bernilai bagi usaha untuk memfungsikan lembaga – lembaga internasional utama. Latar Belakang Sejarah Belanda (1785) Lahirnya perkumpulan wanita dalam forum ilmiah di Middleburg. Inggris (1866) Suffragette. Awal abad 20 Gerakan emansipasi wanita di Indonesia yang dicetuskan oleh R.A Kartini. 1980an Perdebatan teoritis dalam studi Hubungan Internaisonal. Asumsi – Asumsi Dasar Perempuan seharusnya memiliki akses yang sama seperti laki – laki pada kesempatan ekonomi dan pendidikan (Wollstonecraft, 1972). Perempuan adalah kelompok yang tidak diuntungkan di dunia juka dibandingkan dengan laki – laki (Peterson & Runyan, 1993). Studi politik dunia didasarkan pada cara berpikir maskulin (Sylvester, 1994). “Ilmu Sosial” menunjukkan status perempuan merupakan salah satu ukuran kemajuan dan peradaban masyarakat (Stanton, n.d.) Aliran – Aliran Feminisme Feminisme Liberal. Feminisme Marxis. Feminisme Radikal. Feminisme Postmodern. Pluralisme Aktor Hubungan Internasional Fenomena: dominasi laki-laki dalam kehidupan internasional, sedangkan perempuan terbatas dalam „ruang privat‟. Padahal, jika diberi kesempatan, maka perempuan dapat membuktikan diri bahwa mereka bisa setara dengan laki-laki. Kesempatan dalam hal pendidikan, institusi sosial, & temoat kerjaa Emansipasi Politis Laki – laki mendominasi jabatan – jabatan penting dalam struktur pemerintahan, seperti pengambil kebijakan. Karena perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam ruang politik. Padahal perempuan sama halnya dengan laki – laki memiliki hak untuk ikut serta dalam kehidupan publik seperti memberi sumbangan pada dialog – dialog pada isu politik, sosial, dan moral. Feminisme dalam Perdamaian dan Kerjasama Internasional Hierarki dan kesenjangan gender penghalang keamanan 1980-90an kaum feminis moral: “masuknya perempuan ke dalam elit-elit pemerintahan akan mengubah kebijakan luar negeri suatu negara”