perilaku sosial masyarakat pasca erupsi merapi (studi di hunian

advertisement
Perilaku Sosial Masyarakat …(Dwi Ardiaty)70
PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT PASCA ERUPSI MERAPI (STUDI DI
HUNIAN TETAP BANJARSARI DESA GLAGAHARJO CANGKRINGAN
SLEMAN YOGYAKARTA)
SOCIAL BEHAVIOR SOCIETY AFTER THE ERUPTION OF MERAPI
(STUDIES IN PERMANENT HOUSING BANJARSARI YOGYAKARTA SLEMAN CANGKRINGAN
VILLAGE GLAGAHARJO)
Oleh: Dwi Ardiaty Cahyani, pls fip uny, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku sosial masyarakat pasca erupsi merapi dan dampak erupsi
merapi terhadap perubahan perilaku sosial masyarakat di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini warga hunian
tetap dan tokoh masyarakat korban bencana erupsi merapi di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan
instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
pedoman dokumentasi. Teknik dalam analisis data adalah display data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan.
Trianggulasi yang digunakan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan sumber dan metode. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perubahan Pola Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Erupsi Merapi di Huntap Dusun
Besalen, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman,Yogyakarta disebabkan rasa cemas akan kejadian erupsi merapi
yang pernah menimpa warga Huntap Banjarsari ketika ada kejadian alam seperti hujan serta listrik mati sehingga
penerangan hanya dengan lilin, warga mulai menunjukkan wajah ketakutan serta adanya rasa panik dan saling
mengingatkan satu sama lain di dalam keluarga. Dampak yang di timbulkan Pasca Erupsi Merapi terhadap
Masyarakat di Huntap Banjarsari a. sangat memungkinkan untuk warga setempat beternak dan bercocok tanam.
Keadaan ini berubah seketika saat merapi memporak-porandakan Desa Argomulyo, sehingga mata pencaharian
warga pun berubah b. seiring berubahnya lingkungan tempat tinggal berubah pula perilaku social yang dilakukan
sehari-hari c. warga selalu menyempatkan diri untuk beribadah di sela waktu mereka beraktifitas. Tidak hanya itu
saja, warga juga ketika ada jadwal pengajian warga selalu menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan tersebut
tanpa rasa beban d. dampak terhadap mental warga, Mental warga huntap pasca erupsi merapi mengalami trauma
psikis, salah satu contoh trauma yang dialami warga adalah merasa takut yang berlebihan ketika hujan, dan angin
kencang
Kata kunci: Perilaku Sosial, Perilaku Sosial Masyarakat
Abstract
This study aims to determine the social behavior of communities post-eruption of Merapi and the impact of
Merapi eruption on social behavior change in the village of Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. This
research is a descriptive research with qualitative approach. The subjects of this study are permanent residents
and community leaders of Merapi eruption disaster victims in the village of Glagaharjo, Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta. The data were collected using observation, interview and documentation method. Researchers are the
main instruments in conducting research assisted by observation guides, interview guides, and documentation
guidelines. Techniques in data analysis are data display, data reduction, and conclusion. Triangulation is used to
explain the validity of data using sources and methods. The results showed that the change of Social Behavior
Pattern of Post Merapi Eruption in Merapi Dusun Besapen, Glagaharjo Village, Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta was caused by anxiety about Merapi eruption incident that happened to Banjarsari Huntap people
when natural incident such as rain and electricity die so that lighting with candles, residents began to show faces
of fear and panic and remind each other in the family. The Impact of Post Merapi Eruption on the Community in
Banjarsari Huntap a. it is possible for local people to farm and grow crops. This situation changed instantly when
Merapi devastated Argomulyo Village, so that the livelihood of citizens changed b. as the changing environment
changes also social behaviors performed everyday c. residents always take time to worship on the sidelines of their
activities. Not only that, residents also when there is a schedule of recitation residents always take the time to
follow these activities without a sense of d load. the impact on the mental of the citizens, Mental citizens huntap
pasapi eruption experienced psychic trauma, one example of trauma experienced
Keywords:
Community
Development,
Gender
and
Community
Development
Programme
71Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi Vol VI Nomor 01 Tahun 2017
dan menengah yang terlibat dalam industry
PENDAHULUAN
Bencana adalah sesuatu yang tidak
pariwisata,
kuliner,
akomodasi
komersil,
terpisahkan dari sistem yang ada di muka bumi.
pertanian, perkebunan, dan peternakan. Erupsi
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Gunung Merapi pada tahun 2010 merupakan
Penanggulangan
Bencana
erupsi terbesar yang pernah terjadi dan paling
bencana
peristiwa
adalah
mendefinisikan
rangkaian
banyak memakan korban jiwa. Ratusan nyawa
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
dan harta benda warga hilang terkena awan
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
panas. Salah satu desa yang terkena dampak
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
erupsi Gunung Merapi adalah Desa Glagaharjo,
faktor
manusia
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Peristiwa ini
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
menimbulkan dampak lingkungan yang nyata
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
bagi masyarakat di lereng Gunung Merapi,
benda, dan dampak psikologis. Bencana alam
khususnya Desa Glagaharjo.
dapat terjadi secara tiba-tiba, merusak atau
Berdasarkan
non-alam
atau
maupun
faktor
hasil
wawancara
dan
berhenti sehingga membutuhkan usaha yang
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti,
besar untuk menanggulanginya..
diketahui bahwa Desa Glagaharjo sebelum
Pada akhir tahun 2010, Gunung Merapi mengalami
erupsi Merapi merupakan desa yang asri dan
erupsi sejak tanggal 26 Oktober 2010 dan puncaknya terjadi
damai dengan lahan perkebunan dan peternakan,
pada tanggal 05 November 2010. Erupsi pertama terjadi
masyarakat memiliki lahan yang luas dan subur
sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober 2010untuk
dan bercocok tanam serta beternak. Namun
sedikitnya
terjadi
hingga
tiga
kali
letusan.
Letusan
setelah terjadi erupsi Merapi semuanya berubah.
menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebihMasyarakat
1,5
setempat tidak lagi bisa bercocok
km disertai dengan keluarnya awan panas yang menerjang
tanam atau beternak.
Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan dan Dengan
adanya
perubahan
tersebut,
menelan 43 korban jiwa. Mulai 28 Oktober 2010, Gunung
masyarakat setempat harus berusaha beradaptasi
Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir
dengan perubahan-perubahan yang ada. Dari
bersamaan dengan awan panas pada pukul 19.54 WiB.
mata pencaharian
yang
beternak
menjadi
Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak berdagang
pada
dan ada juga yang harus menjadi
tanggal 01 November 2010 yang menandai fase baru bahwa
buruh serta pola kehidupan sehari-hari yang
magma telah mencapai lubang
Selain
jiwa,
yang sebelumnya ceroboh bisa membuang
menyebabkan
sampah disembarang tempat, namun pasca erupsi
kerusakan yang berarti bagi ekonomi lokal
Merapi hal tersebut tidak lagi diperbolehkan.
dengan merugikan perusahaan-perusahaan kecil
Serta air yang digunakan untuk mandi, minum,
letusan
mengakibatkan
sudah mempunyai aturan sendiri. Masyarakat
gunung
berapi
bisa
korban
Perilaku Sosial Masyarakat …(Dwi Ardiaty)72
dan lain sebagainya sekarang memanfaatkan
mempengaruhi
bantuan pemerintah. Namun saat ini dengan
lingkungan (Sunyoto Usman, 2004: 227).
adanya bencana alam tentu saja memberikan
dampak
yang
berbanding
terbalik
Dalam
karakteristik
kehidupan
dan
di
kualitas
hunian
tetap
dengan
Banjarsari terjadi interaksi antara masyarakat
keadaan sebelumnya. Keadaan ini menyebabkan
yang sama-sama menjadi korban erupsi Gunung
tekanan psikologis dan perubahan pada perilaku
Merapi, masyarakat dengan pemerintah maupun
masyarakat setempat.
masyarakat dengan pihak-pihak yang membantu
Manusia dalam hidupnya mempunyai
dalam relokasi di hunian tetap Banjarsari.
tugas dan fungsi tertentu. Di pandang dari segi
Masyarakat melakukan interaksi sosial dengan
sosial,
berbagai pihak yang mempunyai kepentingan
manusia
saling
menghormati
dan
kesejahteraan
bersama.
bergaul,
demi
seragam yaitu memenuhi kebutuhan hidup pasca
utama
bagi
erupsi Merapi, tidak hanya bersifat ekonomis
masyarakat
dan
akan tetapi lebih mengarah pada status mereka
kesejahteraan bersama tersebut adalah adanya
dalam masyarakat, artinya kebutuhan itu juga
interaksi yang meliputi interaksi antar individu
menyangkut kebutuhan sosial, budaya dan
yang satu dengan individu lainnya, kelompok
politik.
kelangsungan
bantu
hormat-
membantu
Kunci
kehidupan
dengan individu, maupun antara kelompok
Berdasarkan berbagai permasalahan yang
dengan kelompok. Interaksi ini juga terjadi pada
dipaparkan di atas maka peneliti menganggap
masyarakat yang menjadi korban erupsi Merapi
penting melakukan penelitian dengan judul
dan saat ini bertempat tinggal di hunian tetap
“Perilaku Sosial
Banjarsari,
Merapi (Studi di Hunian Tetap Banjarsari, Desa
Desa
Glagaharjo,
Cangkringan,
Masyarakat
Pasca
Erupsi
Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta”.
Sleman, Yogyakarta.
Pola interaksi bisa terjadi dan berjalan
baik karena dipengaruhi oleh terjadinya teknik
METODE PENELITIAN
berhubungan satu dengan yang lainnya. Melalui
Jenis Penelitian
interaksi sosial tersebut, terbentuklah hubungan
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
saling mempengaruhi dimana di dalam proses
deskriptif.
tersebut akan selalu berbentuk suatu sistem
Waktu dan Tempat Penelitian
perilaku. Masalah perilaku manusia adalah
Penelitian
kompleks karena berkaitan dengan berbagai
November 2013 sampai dengan bulan januari
macam kepentingan yang sebagian berada di luar
2014 di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman,
diri manusia sebagai produk dari hubungan
Yogyakarta
sosial. Pola perilaku sosial dipengaruh oleh
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
karakteristik
dan
Data
sebaliknya
pola
kualitas
perilaku
lingkungan,
sosial
dan
juga
ini
dilaksanakan
pada
bulan
73 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi Vol VI Nomor 01 Tahun 2017
Data di ambil dari warga hunian tetap dan
hasil pengamatan dan mempermudah peneliti
tokoh masyarakat korban bencana erupsi merapi
dalam mencari kembali data yang diperoleh bila
di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman,
diperlukan. Kedua, Membuat Data Display
Yogyakarta.
(Penyajian Data), agar dapat melihat gambaran
Dalam
penelitian
pengumpulan data
ini,
teknik
yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Oleh
karena itu, penelitian ini dibantu dengan
instrumen
pedoman
observasi,
pedoman
wawancara, pedoman dokumentasi.
Dalam penelitian ini digunakan metode
deskriptif yang bersifat kualitatif. Tujuan analisis
data adalah untuk menyederhanakan data ke
yang
lebih
mudah
untuk
menyederhanakan dan di interpresentasikan.
Setelah data terkumpul selanjutya adalah analisis
data. Penelitian ini menggunakan analisis yang
bersifat kualitatif, meliputi catatan wawancara,
catatan observasi yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, data resmi yang berupa dokumen
atau
arsip,
memorandum
dalam
penelitian. Dengan demikian peneliti dapat
menguasai
data
lebih
mudah.
Ketiga,ConclusionDrawing/Verification
(penarikan kesimpulan dan verifikasi) selama
penelitian berlangsung. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
Teknik Analisis Data
bentuk
keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari
proses
berubah bila ditemukan bukti-bukti yang dibuat
yang
kuat
yang
mendukung
pada
tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan
merupakan
kredibel. Sementara
kesimpulan
yang
dari kesimpulan awal
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian
berlangsung.
pengumpulan data dan juga semua pandangan
yang diperoleh dari mana pun serta di catat.
Sedangkan
menurut
Milles
proses
dan
analisis
Humberman
kualitatif
dalam
Sugiyono, 2008: 91) terdapat 3 komponen yang
benar-benar harus dipahami. Ketiga komponen
tersebut adalah data reduction, data display, dan
conclusing drawing/ verification.
Pertama, Data Reduction (Reduksi data),
dengan merangkum, memilih hal-hal pokok,
disusun lebih sistematis, sehingga data dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan Pola Perilaku Sosial Masyarakat
Pasca Erupsi Merapi di Huntap Dusun
Besalen,
Desa
Glagaharjo,
Cangkringan,
Sleman,Yogyakarta
1)
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
Perubahan pola perilaku sosial di huntap dusun
besalen desa glagaharjo cangkringan sleman
yogyakarta meliputi 2 hal: a. Perilaku Sosial
Masyarakat Pasca Erupsi Merapi di Huntap
Dusun Besalen, Desa Glagaharjo, Cangkringan,
Sleman,Yogyakarta
menjadi
berubah
Perilaku Sosial Masyarakat …(Dwi Ardiaty)74
dikarenakan rasa cemas akan kejadian erupsi
toleration, yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa
merapi yang pernah menimpa warga Huntap
persetujuan yang formal bentuknya 3) asiimilasi,
Banjarsari. Sesuai dengan hasil observasi peneliti
Proses asimilasi sebagai hasil tindak lanjut dari
ketika ada kejadian alam seperti hujan serta
proses akomodasi warga Huntap Banjarsari
listrik mati sehingga penerangan hanya dengan
sudah berjalan dengan sangat baik dengan
lilin, warga mulai menunjukkan wajah ketakutan
mengurangi pertentangan yang terjadi diantara
serta adanya rasa panik dan saling mengingatkan
mereka b. pola disasosiatif, Di Huntap Banjarsari
satu sama lain di dalam keluarga. b. Perilaku
tidak terdapat bentuk persaingan yang secara
Sosial antar warga Huntap Banjarsari, peneliti
terbuka, karena masyarakat Huntap banjarsari
dapat menyimpulkan bahwa keadaan lingkungan
mempunyai rasa kekeluargaan yang sangat
di Huntap Banjarsari berubah menjadi lebih
tinggi.
terbina antara sati sama lainnya 2) Proses Sosial
2. Dampak yang di timbulkan Pasca Erupsi
Masyarakat Pasca Erupsi Merapi di Huntap
Merapi terhadap Masyarakat di Huntap
Banjarsari, a. kontak sosial, warga Huntap jika
Banjarsari
bertemu di jalan atau pun sedang bersantai di
a. dampak terhadap sektor ekonomi, dengan
depan rumah selalu bertegur sapa atau ngobrol
lahan yang subur dan luas sehingga sangat
dan bercanda, karena dengan rumah tipe yang
memungkinkan untuk warga setempat beternak
berdempetan ini lebih membuat warga Huntap
dan bercocok tanam. Keadaan ini berubah
melakukan
b.
seketika saat merapi memporak-porandakan
Komunikasi, Komunikasi yang terjalin antar
Desa Argomulyo, sehingga mata pencaharian
sesama warga Huntap menggunakan bahasa jawa
warga pun berubah b. dampak terhadap sector
ngoko apabila berkomunikasi dengan orang
sisal, masyarakat seiring berubahnya lingkungan
sebaya dan menggunakan bahasa jawa krama
tempat tinggal berubah pula perilaku social yang
apabila berkomunikasi dengan orang yang lebih
dilakukan sehari-hari c. dampak terhadap sector
tua karena adanya rasa saling menghormati 3)
religious, warga selalu menyempatkan diri untuk
Interaksi Sosial Pasca Erupsi Merapi di Huntap
beribadah di sela waktu mereka beraktifitas.
Banjarsari
1)
Tidak hanya itu saja, warga juga ketika ada
kerjasama, Suatu bentuk kerjasama ini dapat
jadwal pengajian warga selalu menyempatkan
dilihat dari berbagai program usaha kecil
diri untuk mengikuti kegiatan tersebut tanpa rasa
masyarakat Huntap Banjarsari seperti, jasa cuci
beban d. dampak terhadap mental warga, Mental
pakaian, warung sembako, pembuatan makanan-
warga huntap pasca erupsi merapi mengalami
makanan ringan, pengolahan sampah, kebun
trauma psikis, salah satu contoh trauma yang
hijau 2) akomodasi, Bentuk akomodasi yang
dialami warga adalah merasa takut
dilakukan di lingkungan Huntap Banjarsari
berlebihan ketika hujan, dan angin kencang
kontak
meliputi
secara
a.
pola
langsung.
asosiatif,
sesuai dengan hasil pengamatan peneliti adalah
yang
75 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi Vol VI Nomor 01 Tahun 2017
matapencaharian agar income yang di
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
dapatkan meningkat bersama-sama.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
3. Pemerintah daerah lebih memperhatikan
warga korban erupsi merapi dengan
berikut:
1. Perubahan Pola Perilaku Sosial Masyarakat
memberikan
link
untuk
warga
Pasca Erupsi Merapi di Huntap Dusun
Besalen, Desa Glagaharjo, Cangkringan,
menyalurkan usaha kecil mereka.
4. Pemerintah
Sleman,Yogyakarta
2. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku
daerah
memberikan
sosialisasi rutin tentang mengatasi trauma
sosial warga Huntap Banjarsari Cangkringan
yang warga alami.
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Saran
1. Sesama
warga
lebih
meningkatkan
hubungan kekerabatan agar terciptanya
lingkungan yang harmonis dan interaksi
Soerjono Soekanto. (2010). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
yang baik dan lancar.
2. Sesama
warga
lebih
Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto Usman. (2004). Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
meningkatkan
hubungan kerjasama dalam menciptakan
Download