BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan dengan melihat efisiesi dari penggunaan modalnya. Jadi perhitungan profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh manajemen perusahaan mengendalikan usaha secara efisien. Adapun manfaat profitabilitas yaitu : mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri dan mengetahui jumlah produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal secara keseluruhan. Dari sudut pandang calon investor, indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dari pertumbuhan profitabilitas perusahaan. (repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/955/ISI.pdf?sequence=1) Menurut Riyanto (2001), cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk menilai profiitabilitas itu, tergantung dari kebijaksanaan perusahaan yang bersangkutan. Profitabilitas adalah rasio mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan dan invvestasi, profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan (Munawir : 2002). Berdasarkan definisi dari dua para ahli di atas mengenai profitabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan yang diukur melalui profitabilitas memiliki hubungan terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal dengan besarnya komposisi utang yang dinilai setiap periode. Menurut Harahap dan Marini kelebihan dari rasio profitabilitas dibanding rasio keuangan lainnya adalah : a. Analisis rasio lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi laporan keuangan yang rinci dan rumit. c. Dapat memberikan informasi tentang posisi perusahaan ditengah industry lain. d. Lebih mudah untuk melihat perkembangan secara periodik atau time series. e. Lebih mudah melihat trend peusahaan dan melakukan prediksi di masa mendatang. Sedangkan kelemahan dari rasio ini adalah : a. Hasil analisis tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diperbandingkan dengan rasio perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama serta diadakan analisis kecenderungan dari setiap rasio tahun sebelumnya. b. Dalam kondisi inflasi, rasio tidak dapat menunjukkan keadaan yang sesungguhnya dan tidak dapat diperbandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya. 2.1.2 Return On Equity Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen, dan cadangan-cadangan lain. Dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Konsep Aplikasi, Syamsudin (2001), manyatakan bahwa: “ ROE merupakan suatu pengukuran dari suatu penghasilan (income) yang tersedia bagi pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan, secara umum, semakin tinggi/return penghasilan yang diperoleh, maka akan semakin baik kedudukan perusahaan”. Pertimbangan masukan variable ROE, adalah karena profitabilitas perusahaan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasional perusahaan. ROE diasumsikan sebagai ekspektasi investor atas dana yang ditanamkan pada perusahaan. Semakin besar profitabilitas perusahaan, maka investor akan tertarik membeli atau mencari saham tersebut karena berharap dikemudian hari akan mendapatkan pengembalian yang besar atas penyertaannya. Hal ini memungkinkan naiknya harga penawaran saham-saham saat diperdagangkan yang disebabkan permintaan akan saham tersebut meningkat. Perolehan laba cukup tinggi atau rasio ROE berkisar antara 5% sampai dengan 12,5%. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) : π ππΈ = πΏπππ π ππ‘πππβ πππππ × 100% π ππ‘π − πππ‘π πππ’ππ‘ππ Tujuan perhitungan Return On Equity (ROE) menurut Machfoedz (2000) adalah untuk melihat progres dari operasi perusahaan, menentukan harga saham, dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Selanjutnya Syamsudin (2004) mengatakan bahwa pada umumnya para pemegang saham tertarik dengan Return On Equity (ROE) yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik (Husnan, 2002). Dari sudut pandang investor ROE merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai prospek perusahaan di masa mendatang dan juga melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ROE sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor. Selain itu, besarnya ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. (digilib.uin-suka.ac.id/2525/1/BAB%20I.V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf) Menurut Chrisna (2011) kenaikan Return On Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. 2.1.3 Saham Salah satu jenis investasi yang cukup menarik masyarakat adalah investasi dalam bentuk saham. Saham bagi investor karena berbagai alasan, bagi beberapa investor, membeli saham merupakan cara untuk capital gain dengan relative cepat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan investasi yaitu mendapatkan keuntungan atau profit dari dana yang ditanamkan pada suatu perusahaan.Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred stock) (Jogiyanto : 2009). 1. Saham Preferen Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hakatas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogiyanto : 2009). 2. Saham Biasa Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, dengan memiliki saham ini maka mereka membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan maka pada akhir tahun pembukuan, pemegang saham biasa akan mendapatkan dividen. Tetapi jika perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapatkan dividen, dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen (Jogiyanto : 2009). Adapun pengertian saham menurut Siamat (2004) yaitu : “Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas”. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak tagih) atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (www.idx.co.id). Selain itu menurut (Riyanto, 2001) saham adalah surat bukti atau kepemilikan bagian modal suatu perusahaan. Saham adalah salah satu sumber dana yang diperoleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayar dividen. 2.1.4 Harga Saham Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek, maka harga saham cenderung akan naik. Kekuatan pasar dapat juga dilihat darii data mengenai sisa beli dan sisa jual. Faktorfaktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal peruusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas perusahaan, dividen, laba perusahaan, penjualan dan perubahan dalam perilaku investasi misalnya merubah investasinya dari saham menjadi obligasi., sedangkan faktor ekternalnya adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian. Hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga. (repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20571/4/Chapter II.pdf) Untuk mengukur nilai saham dapat dilakukan dengan analisis fundamental dan analisis teknikal (Keown et al : 2001). Analisis fundamental ditunjukan kepada faktor-faktor yang pada umumnya berada di luar pasar modal, yang dapat mempengaruhi harga saham di masamasa mendatang. Hal-hal yang termasuk dalam analisis fundamental antara lain adalah analisis ekonomi dan industri, penilaian perusahaan secara individu baik dengan menggunakan variabel penelitian seperti dividend maupun pendapatan. Analisis ekonomi adalah analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya, analisis ini perlu dilakukan karena cenderung adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan makro dan kinerja suatu pasar modal. Sedangkan analisis industri perlu dilakukan investor karena analisis tersebut dapat membantu investor dalam mengidentifikasikan peluangpeluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan investor dan memilih industri yang memiliki prospek yang menguntungkan. Analisis fundamental, mencoba memperkirakan harga saham dimasa mendatang melalui dua cara (Husnan : 1998), yakni : pertama melakukan estimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di waktu mendatang, dan kedua menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Karena itu untuk melakukan evaluasi dan proyeksi terhadap harga saham, diperlukan informasi tentang kinerja fundamental keuangan perusahaan (Pujiyanto : 2002). Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu. Analisis teknikal menyatakan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, dan informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, karenanya perubahan harga saham akan mempeunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang (Tandelin : 2001).Menurut (Natarsyah : 2000) faktor fundamental seperti Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin tinggi laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi dapat disimpulkan dengan analisis fundamental dan analisis teknikal bahwa perubahan harga saham dapat diamati setiap saat dan hal ini tentunya akan mempengaruhi kinerja perusahaan, apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham dan sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaann akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut. 2.1.5 Hubungan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan ekuitas modal sendiri. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien. Return On Equity diperoleh dari Net Income after tax dibagi equity. Hasil pembagian ini pada umumnya dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi rasio ini menandakan kinerja perusahaan semakin baik dan efisien, nilai equity perusahaan akan meningkat dengan peningkatan rasio Return On Equity (ROE) kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen semakin meningkat dan akan terjadi kecenderungan naiknya harga saham (Riyanto : 2000). Selain itu menurut Harahap (2007) Return On Equity digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Tingkat ROE memiliki tingkat hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu akan menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. Return On Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi pula bagi pemegang saham. Semakin mampu perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham, maka saham tersebut diinginkan untuk dibeli, dengan demikian maka Return On Equity (ROE) akan mempengaruhi perubahan harga saham (Ang, 1997). Sedangkan menurut Widodo (2007) Return On Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan tingkat keefisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan itu sendiri dan juga bagi pemegang saham. Perusahaan yang semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan harapan naiknya return sahamnya, semakin mampu perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham maka saham tersebut diinginkan untuk dibeli. Besar kecilnya ROE perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan ekuitasnya dengan efektif dan efisien. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kepercayaan investor selanjutnya perusahaan akan dapat memberikan pendapatan yang besar melalui deviden kemampuan yang perusahaan diberikan. dalam Dimana mengelola investor modal dapat sendiri melihat untuk menghasilkan laba bersih sehingga harga saham cenderung meningkat (Tandelilin,2001). 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian Yang dilakukan oleh Puji Astuti (2002) dengan judul “Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi harga pasar saham perusahaan perbankan di BEJ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana EPS, ROE, NPM, ROA, LDR, CR, CAR3, IRR terhadap Harga Saham, dengan menggunakan metode penelitian regresi berganda maka dapat diketahui bahwa secara individual variabel EPS, ROE, LDR mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga saham. Sedangkan variabel NPM, CR, CAR3, IRR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.mempunyai pengaruh terhadap harga saham PT. Harjum Muharam (2002) melakukan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh informasi fundamental terhadap harga saham studi kasus pada seratus emiten terbaik di bej tahun 2002 versi majalah investor”. Variabel independen yang digunakan terdiri dari SG, NOM, ROE, ATO dan MV. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh informasi fundamental terhadap harga saham peneliti menggunakan analisis Regresi Berganda dengan Ordinary Least Square (OLS). Hasil perhitungan analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel NOM, ATO, MV dengan harga saham,sedangkan variabel SG dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Zulkarnain S. Ali (2013) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan PT. HM. Sampoerna, Tbk, dengan menggunakan metode penelitian regresi linier sederhana, korelasi sederhana, dan uji t, maka dapat diketahui bahwa profitabilitas (ROE) mempunyai pengaruh terhadap harga saham PT. HM. Sampoerna, Tbk. Jika profitabilitas meningkat maka harga saham pun akan meningkat. Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No Judul/Peneliti 1. Analisis variabel- EPS, ROE, Regresi Secara variabel yang NPM, ROA, Berganda variabel mempengaruhi LDR, CR, LDR harga pasar saham CAR3, IRR dan pengaruh perusahaan harga saham signifikan dan positif Variabel yang diteliti Hasil Metode/alat analisis perbankan di BEJ terhadap Puji Astuti (2002) saham. individual EPS, ROE, mempunyai yang harga Sedangkan variabel NPM, CAR3, IRR CR, tidak mempunyai pengaruh yang terhadap signifikan harga saham. 2. Analisis pengaruh SG, NOM, ROE, Regresi Terdapat hubungan informasi ATO, MV, dan Berganda positif dan signifikan fundamental harga saham antara variabel NOM, dengan terhadap harga Ordinary ATO, saham studi kasus Least Square harga pada (OLS) seratus MV sedangkan dengan saham variabel emiten terbaik di bej SG dan ROE tidak tahun versi berpengaruh signifikan majalah investor terhadap harga saham Harjum Muharam 2002 (2002) 3. Pengaruh return on ROE dengan equity terhadap harga saham harga saham pada perusahaan PT.HM. Sampoerna,Tbk Zul Karnain S. Ali (2013) Sumber : Data Olahan Regresi sederhana, Statistical Product Service Solution (SPSS). 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Rumusan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran (kekuatan tawarmenawar) www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_20205630. pdf Perkembangan harga saham selain dipengaruhi faktor makro ekonomi yang berada diluar perusahaan seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, sedangkan faktor mikro merupakan faktor yang berada dalam perusahaan itu sendiri, antara lain ditunjukan oleh rasio keuangan perusahaan seperti laba operasi setelah pajak dengan modal sendiri (Return On Equity) (Samsul, 2006). Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik (Husnan, 2002). Berdasarkan penjelasan fenomena dan teori di atas maka dapat dilihat secara ringkas dalam skema kerangka pemikiran di bawah ini : Return On Equity (ROE) kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen semakin meningkat dan akan terjadi kecenderungan naiknya harga saham (Riyanto:2009) Harga saham menurut Jogiyanto( 2000 ), adalah :“Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Dasar Teori Penelitian Tedahulu Return On Equity (ROE)yang tinggi mencerminkan perusahaan keuntugan kemampuan dalam yang menghasilkan tinggi pula bagi pemegang saham. Semakin mampu perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham, maka saham tersebut diinginkan untuk dibeli, dengan demikian maka Return On Equity (ROE) akan mempengaruhi perubahan harga saham (Ang : 1997) Penelitian Yang dilakukan oleh Puji Astuti (2002) dengan judul “Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi harga pasar saham perusahaan perbankan di BEJ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana EPS, ROE, NPM, ROA, LDR, CR, CAR3, IRR terhadap Harga Saham, dengan menggunakan metode penelitian regresi berganda maka dapat diketahui bahwa secara individual variabel EPS, ROE, LDR mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga saham. Sedangkan variabel NPM, CR, CAR3, IRR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEJ Harga Saham 1. 2. 3. 4. 5. Laba setelah pajak (Return On Equity/ROE) Tingkat Bunga Jumlah Kas Deviden yang Diberikan Jumlah laba yang didapat perusahaan Tingkat Resiko dan Pengembalian Gambar 1.1. Kerangka pemikiran 2.3.2 Rumusan Hipotesis Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Suatu hipotesis yang dikemukakan nantinya bukanlah suatu jawaban yang benar secara mutlak, tetapi dipakai sebagai jalan untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran di atas, dimana terdapat dua macam variabel yang mendukung dalam penelitian ini, yaitu Return On Equity sebagai variabel independen (X) dan harga saham sebagai variabel dependen (Y). Maka peneliti mengambil suatu hiposesis, yaitu : “Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga Terdapat Pengaruh Return On Equity PT.HM.Sampoerna,Tbk” Terhadap Harga Saham Perusahaan