peran pelaksanaan perencanaan supervisi

advertisement
PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI
PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN KINERJA GURU PAI SD
DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016
Oleh:
MARSONO
NIM. M2.14.007
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
i
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama
: Marsono
NIM
: M2.14.007
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi
: Supervisi Pendidikan Islam
Tanggal Ujian
: 31 Agustus 2016
Judul Tesis:
Peran
Pelaksanaan
Perencanaan
Supervisi
Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi dan
Kinerja Guru PAISD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
20015/2016
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.
__________________
2. Sekretaris
: Dr. Winarno, M.Pd.
__________________
3. Penguji I
: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.
__________________
4. Penguji II
: Dr. H. Sa’adi, M.Ag.
__________________
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya
saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan
tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah
pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 22 Agustus 2016
Yang Membuat Pernyataan
Marsono
iii
MOTTO
“Maka sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.”
“Bahwa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.”
(Q.S. Al Insyirah, 5-6)
iv
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah sholawat serta salam semoga tercurah pada baginda nabi
Muhammad SAW. Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, tidak akan
berarti tanpa kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini kepada:
1. Orang tua yang mendidik dan membimbingku dengan sabar dan ikhlas kepada
diin al-Islam.
2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersama dalam suka
maupun duka.
3. Kakak Ali Shodiqin, Kakak Suyamti, Adik Nur Chabib, Adik Hikmah dan
Mutaqin
4. Bapak Imam Subekti sekeluarga, Bapak Wahid dan Ibu Sulistyani.
5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga.
6. Keluarga besar SDN I Penda Durian.
7. Seluruh pembaca yang budiman.
v
ABSTRAK
Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi
dan Kinerja Guru PAI SD
di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20015/2016
Tujuan penelitian: Pertama, Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan
pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Kedua,
Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin
Kabupaten Semarang. Ketiga, Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan
perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan
kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode induktif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan kegiatan supervisi oleh pengawas
PAI sudah cukup baik, ini dapat dilihat dari implementasi perencanaan supervisi di
kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di
kecamatan Bancak dan Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui
setelah peneliti melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program
Semester dan Rencana Kepengawasan Akademik.
Motivasi dan kinerja guru PAI di kecamatan Bancak dan Bringin dengan
status PNS dan tersertifikasi sudah baik, akan tetapi guru PAI dengan status non PNS
masih perlu ditingkatkan lagi.
Tingkat keberhasilan implementasi perencanaan supervisi lebih berdampak
positif di kecamatan Bringin dikarenakan guru dapat memberikan saran dan masukan
dalam perencanaan supervisi, sedangkan guru di kecamatan Bancak yang tidak
semua dilibatkan dalam perencanaan supervisi cenderung kurang bersemangat dalam
meningkatkan kinerja karena tidak mengetahui kapan atau apa saja yang harus
dipersiapkan dalam kegiatan supervisi.
vi
ABSTRACT
Role of Implementation Supervision Planning of Education in Improving Teacher
Motivation and Performance of PAI teacher at Elementary school
in Bancak and Bringin District Semarang Regency
in Academic Year 20015/2016
This study aims to find the system of planing of PAI supervision of supervisor.
Second, to find the motivation and performance of PAI teachers of Elementary
School. Third, to find the role of educational implementation supervision planning of
PAI supervisor in improving motivation and performance of PAI teachers at
Elementary School in Bancak and Bringin District Semarang Regency academic year
2015/2016.
This study is a qualitative research that produces descriptive data. Datas were
analyzed using the inductive method. The results showed that in the planning
activities of supervision by PAI supervisors is good enough and well planned, it can
be seen after researchers conducted a study of documentation such as the Annual
Program, Program Academic Semester and plan oversight.
Motivation and performance of PAI teachers in Bancak and Bringin District
with civil servant status and the certification is good, but non PNS teacher still need
to be improved.
The success rate of implementation of planning supervision gives more
positive impact in District Bringin because teachers can provide advice and input in
the planning of supervision, while teachers in District Bancak that not all involved in
the planning of supervision tend to be less motivated to improve the performance of
not knowing when or what should be prepared in supervision activities.
vii
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI
KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 20015/2016” yang secara akademis menjadi syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.
Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberi saran agar tesis ini cepat selesai.
4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal
ilmu kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis
ini.
5. Bupati Kotawaringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah yang telah memberikan
ijin untuk melaksanakan tugas belajar ini.
6. Kepala BKD dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur yang
telah memberikan arahan dan motivasi dalam melaksanakan tugas belajar ini.
7. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang
yang telah
memberikan ijin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin.
8. Kepada Pengawas dan Guru PAI Kecamatan Bancak dan Bringin yang bersedia
memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.
9. Keluarga Besar UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten
Kotawaringin Timur.
10. Teman-teman seperjuangan keluarga besar SDN I Penda Durian.
viii
11. Istri dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi hingga
selesainya penulisan ini
12. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang setia yang tak dapat saya
sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam
proses penulisan tesis ini.
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga
Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah
diberikan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini
masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan
diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah
yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat
kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.
Salatiga, 22 Agustus 2016
Penulis,
Marsono, S.Pd.I
NIM: M2.14.007
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………...
i
PENGESAHAN.......................……………………………………….…………
ii
HALAMAN PERNYATAAN...…………………………….……………..........
iii
MOTTO.................................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN.................................................................................................
v
ABSTRAK ……………………………...............................................................
vii
PRAKATA …………………………………………….………..……………....
ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………....
x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………....
xiii
DAFTAR LAMPIRAN …...………………………………………………….....
xiv
BAB I:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................
6
C. Signifikansi Penelitian...................................................................
8
D. Kajian Pustaka...............................................................................
9
E. Metode Penelitian..........................................................................
16
F. Sistematika Penulisan....................................................................
19
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Perencanaan ..................................................................................
21
B. Supervisi Pendidikan…………………….....................................
22
1.
Pengertian Supervisi ………………..……………................
22
2.
Tujuan Supervisi…………………………….........................
24
3.
Fungsi Supervisi…………………………….........................
25
x
4.
Prinsip Supervisi…………………………….........................
26
5.
Pendekatan Supervisi ……………………………………….
27
6.
Prinsip Perencanaan Supervisi ……………………………..
33
C. Motivasi ………………………………………………………...
34
D. Kinerja …………………………………………………………..
38
BAB III: PERAN
PELAKSANAAN
PENDIDIKAN
DALAM
PERENCANAAN
MENINGKATKAN
SUPERVISI
MOTIVASI
DAN
KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016
A. Profil Wilayah ……………………..............................................
43
B. Profil Pengawas ……………………………................................
48
C. Profil Singkat Guru PAI................................................................
50
D. Perencanaan Supervisi
Pendidikan Pengawas PAI SDdi
Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2015/2016………………………………….…...................
54
E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin
Kabupaten
Semarang
awal
tahun
ajaran
2015/2016…..................................................................................
57
F. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas
PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2015/2016 ………………………………………………...
xi
68
BAB IV: ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI
PENDIDIKAN
DALAM
MENINGKATKAN
MOTIVASI
DAN
KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016
A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD
di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2015/2016 …………...………............................................
77
B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan
Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran
2015/2016……………………………………………….....
81
C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan
Pengawas PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru
PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2015/2016……………………………….
84
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
93
B. Saran-saran.....................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
98
LAMPIRAN..........................................................................................................
101
BIOGRAFI PENULIS........................................................................................... 146
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…………………………...
45
Tabel 2.2.Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin...…………………………
47
Tabel 2.3.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…...…………………
51
Tabel 2.4.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bringin…...…………………
52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Program Tahunan Pengawas PAI Tkt. SD........................................ 101
Lampiran 2. Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD...........................
110
Lampiran 3.Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD............................
123
Lampiran 4. Pedoman Wawancara dengan Pengawas PAI.................................
136
Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI.........................................
137
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga....................
139
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari KEMENAG Kabupaten Semarang.........
140
Lampiran 8. Lembar Konsultasi Bimbingan……………………………............
143
Lampiran 9. Foto-Foto Penelitian........................................................................
145
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan keterampilan
tertentu, agar dapat melaksanakan tugas dengan semestinya. Kemampuan
mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa calon guru mengikuti
perkuliahan pada lembaga pendidikan guru. Selanjutnya keterampilan
mengajar dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembinaan dalam
jabatan di lapangan, hal ini dapat dilakukan melalui usaha mandiri maupun
dengan bantuan orang lain.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional
diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis
serta bertanggung jawab. Potensi tersebut merupakan indikator umum yang
dapat dijadikan barometer pencapaian mutu pendidikan secara nasional dari
setiap satuan pendidikan tertentu.
Kinerja yang baik dapat dilihat dari profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hal ini dapat diketahui dari sikap
mental dalam bentuk komitmen guru untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan
kualitas
profesinya.
1
Mereka
dituntut
untuk
selalu
2
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan zaman sehingga keberadaannya
senantiasa memberikan makna.
Untuk membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan kinerja serta
menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, diperlukan adanya perencanaan
supervisi pendidikan. Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah,
berbeda sasaran, tujuan dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan
kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi memiliki sasaran, tujuan dan esensi lebih
kepangawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak atau tanpa
dirancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan memiliki tujuan, sasaran
dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan dalam rangka membantu
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar guru di kelasnya, dan
dilaksanakan secara terprogram. Namun dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi
pendidikan masih dipandang perlu memantapkan lagi tentang tata cara
pelaksanaannya agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya, untuk
menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan, seorang guru harus mengetahui
bagaimana cara mengajar dengan baik.
Sebelum melaksanakan kegiatan supervisi, hendaknya direncanakan sebaikbaiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Perencanaan mempunyai
pengaruh besar terhadap segala sesuatu. Jika tidak ada perencanaan maka tidak
akan ada keberhasilan. Firman Allah dalam surat al Hasyr (18):
3
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
1
apa yang kamu kerjakan”.
Dalam kegiatan supervisi pengawas bukan hanya berfungsi sebagai
supervisor, tetapi juga adanya pengawasan melekat yang meliputi dua hal yaitu
Built in Control (pengawasan melekat) dan juga Function Control (fungsi
pengawas). Senada dengan pendapat tersebut, Made Pidarta menyatakan bahwa
pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan
melekat. Sebab pengawasan di sini merupakan salah satu kegiatan rutin sekolah
ketika situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak.2
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang
diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara
atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan
atau bantuan kepada para guru. Setiap pelaksanaan program pendidikan
memerlukan adanya pengawasan atau supervisi dan supervisor bertanggung jawab
dalam memunculkan efektivitas dan efisiensi program tersebut.
“Professional dialog occurs when small groups of teachers meet regularly for a
guided discussion of their own teaching as it relates to current developments in
education. The objective is to facilitate reflection about practice, helping teachers
become more thoughtful decision-makers.”3
1
Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan Terjemahnya,
Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H, 919.
2
Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta:Sarana Press, 1986, 46.
3
Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership: Introduction To Instructional Supervison,
United States Of America: Harper Collins Publishers, 1990, 189.
4
Tujuan dari komunikasi yang dilakukan antara guru dengan supervisor adalah
sebagai pedoman pengajaran bagi guru yang berkaitan dengan program
pengajaran yang direncanakannya. Selain itu komunikasi tersebut juga bertujuan
untuk memfasilitasi refleksi terhadap tugas yang dilakukan guru, membantu guru
membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta melakukan pembinaan terhadap
guru-guru.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena
itu mutu pendidikan pada suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki guru. Demikian pula guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar.
Dalam sebuah hubungan terstruktur sering kali guru merasa tertekan karena
banyaknya tugas sehingga memicu munculnya kesulitan dan konflik. Untuk
meminimalisir konflik, pengawas membuat jadwal pertemuan dengan guru.
Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk memberikan motivasi sehingga guruguru memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas karena merasakan
adanya perhatian dari atasan dan adanya pembinaan dari pengawas.
Berdasarkan observasi yang penulis coba teliti secara cermat terhadap
peranan Pengawas PAI SD di kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten
Semarang sebagai supervisor untuk melakukan supervisi kepada guru Pendidikan
Agama Islam, penulis menemukan beberapa permasalahan berhubungan dengan
motivasi dan kinerja guru PAI dalam merencanakan pembelajaran, melakukan
proses belajar mengajar, serta melakukan evaluasi pembelajaran. Dari hasil
5
observasi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi dan kinerja guru PAI SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016
belum optimal. Dengan lokasi di Kecamatan Bringin yang berbatasan dengan
Kabupaten Purwodadi dan di Kecamatan Bancak yang berbatasan dengan
Kabupaten Boyolali, peneliti merasa ada kesenjangan pelaksanaan supervisi
pendidikan di lokasi tersebut. Pemilihan objek penelitian di Kecamatan Bancak
dan Bringin Kabupaten Semarang ini dikarenakan dua kecamatan tersebut
infrastuktur jalan yang belum sepenuhnya baik dan luas wilayah binaan dari
pengawas PAI yang menjadi tantangan dan kendala dalam pelaksanaan
perencanaan supervisi dengan tujuan agar peneliti memperoleh informasi tentang
peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja
guru PAI.
Motivasi yang rendah dan kurang maksimalnya kinerja guru PAI menjadi
pokok penting pembahasan penelitian ini dimana perencanaan supervisi oleh
pengawas berperan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI.
Pengawas PAI pada sekolah yang ditunjuk apabila tidak mampu
merencanakan dan melaksanakan strategi supervisi sehingga tidak memberikan
kontribusi berarti bagi guru PAI maka akan berdampak buruk bagi pendidikan
Islam di Indonesia.
6
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar
belakang masalah, dapatlah disusun berbagai permasalahan dalam penelitian
ini yaitu:
a) Perencanaan kegiatan supervisi oleh Pengawas PAI SD di Kecamatan
Bancak dan Bringin belum maksimal dalam pelaksanaannya.
b) Pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin belum maksimal dalam
memberikan kontribusi terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru
PAI. Indikator kontribusi ini di antaranya adalah bimbingan dan layanan
yang diberikan pengawas PAI kepada guru baik diminta atau tidak diminta
oleh guru PAI.
c) Motivasi dan kinerja guru PAI dipandang relatif rendah. Indikator dari
kinerja ini di antaranya adalah kelengkapan administrasi sebagai landasan
utama guru dalam mengajar seringkali tidak berfungsi dengan maksimal.
Perangkat pembelajaran hanya menjadi syarat menerima tunjangan
sertifikasi bukan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Dengan demikian maka identifikasi masalah dalam penelitian ini secara
sederhana dapat disimpulkan bahwa benar motivasi dan kinerja sebagian guru
PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin sebelum tahun ajaran 2015/2016
dianggap rendah. Namun, kinerja tersebut dapat ditingkatkan. Peningkatan
7
motivasi dan kinerja guru ini dapat dicapai melalui perencanaan supervisi
pendidikan oleh pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada wilayah di Kecamatan Bancak dan Bringin
Kabupaten Semarang. Periode penilaiannya pada tahun ajaran 2015/2016.
Sasaran penelitiannya pada pengawas dan guru PAI SD di Kecamatan Bancak
dan Bringin Kabupaten Semarang. Adapun obyek penelitian ditujukan pada
peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang.
3. Perumusan Masalah
a. Bagaimana perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran
2015/2016?
b. Bagaimana motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016?
c. Sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016?
8
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tesis ini yaitu:
a. Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran
2015/2016
b. Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016
c. Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas
PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan
Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
2. Manfaat
Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik
secara teoritis maupun praktis:
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang peran
pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan
motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan
Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
2) Melalui penelitian ini pula kiranya dapat memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan mengenai peran pelaksanaan perencanaan
supervisi pendidikan terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru
9
Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2015/2016.
b. Manfaat Praktis
1) Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan penulis yang berhubungan dengan peran pelaksanaan
perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan
kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin
di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
2) Manfaat praktis lainnya dari penelitian adalah sebagai informasi empiris
tentang peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di
Kecamatan Bancak dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran
2015/2016.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan kajian pustaka terhadap berbagai sumber referensi yang telah
diamati, penulis belum menemukan penelitian yang signifikan membahas
tentang peranan pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI dalam konteks yang utuh. Meski
demikian beberapa penelitian serupa dapat dirujuk sebagai kajian pustaka
dalam tesis ini.
10
Penelitian oleh Aceng Toha yang mengungkap akurasi hubungan antara
aspek manajerial dan aspek lingkungan dengan kinerja Pengawas PAI, maka
metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif
korelasional. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakannya
terdiri dari tiga jenis, yaitu kuesioner/angket, studi dokumentasi dan
wawancara,
sedangkan
teknik
pengolahan
data
penelitiannya
adalah
menggunakan analisis regresi multiple. Aspek yang dimaksud terdiri dari aspek
manajerial dan aspek lingkungan, dimana hanya 42,9% kedua aspek tersebut
memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Madya dan hanya 4,1%
memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Muda dalam
melaksanakan tugasnya. Faktor penghambat dari aspek manajerial di antaranya
kurangnya dukungan publik.4
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Soni Wahyu Hanafi yang
merupakan bentuk penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif.
Metode yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah data terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dalam
peran
pengawas
meningkatkan
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Ponjong,
Pengawas Pendidikan Agama Islam melaksanakan hal-hal berikut:
a) Melaksanakan monitoring pembelajaran yaitu teknik kunjungan sekolah dan
kunjungan kelas.
4
Aceng Toha, “Fungsionalisasi Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam (Studi tentang
Implikasi Keputusan Mentrei Agama Nomor 381/1999 terhadap Kinerja Pengawas Pendidikan
Agama Islam di Kabupaten Garut)”, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
pada tahun Ajaran 2001.
11
b) Melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler bidang agama.
c) Pelaksanaan pembinaan melalui KKG.
d) Mengadakan workshop dan diklat peningkatan profesi guru.
Adapun faktor penghambat dari peran Pengawas Pendidikan Agama
Islam di Kecamatan Ponjong adalah masih kurangnya pemahaman guru
mengenai tugas profesinya karena tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Dan sebagai faktor pendukungnya yaitu:
a) Adanya pertemuan KKG.
b) Adanya workshop dan diklat guru PAI.
c) Adanya sarana pendidikan agama Islam walaupun masih kurang.
d) Adanya peraturan-peraturan yang menunjang pelaksanaan PAI di sekolahsekolah.5
Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid dalam Jurnal penelitian
pendidikan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi Sekolah Dasar gugus III
Sentolo Kulon Progo dan meningkatkan kinerja guru meliputi:
a) Unsur-unsur supervisi
b) Prinsip dan teknik supervisi
c) Tindak lanjut supervisi
d) Pendukung dan penghambat supervisi
e) Upaya mengatasi hambatan supervisi.
5
Soni Wahyu Hanafi,”Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ponjong
Gunungkidul”, Tesis Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun Ajaran
2013.
12
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, subjek penelitiannya
adalah kepala sekolah dasar di gugus III Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon
Progo. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Analisis
data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data
dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data, member
cheeking. Data dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian:
menunjukkan bahwa:
a) Supervisi akademik meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
b) Prinsip-prinsip supervisi akademik meliputi: praktis, objektif, humanis,
kooperatif,
kekeluargaan,
demokratis,
komprehensif,
prinsip
berkesimbungan belum dilaksanakan, teknik dalam supervisi invidual dan
kelompok.
c) Tindak lanjut supervisi belum dilakukan dengan optimal.
d) Pendukung supervisi kesediaan guru disupervisi, jadwal, seprofesi, kendala
supervisi guru terbebani dan banyaknya kegiatan kepala sekolah.
e) Upaya memberikan pemahaman supervisi akademik sebagai kebutuhan guru
dan jadwal supervisi efektif.6
Syukri dkk. dalam
Jurnal penelitian Administrasi Pendidikan
menjelaskan cara penyusunan program supervisi akademik, pelaksanaan
supervisi akademik, dan upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
6
Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam
Peningkatan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus III Sentolo Kulon Progo”, Jurnal Akuntabilitas
Perencanaan Pendidikan, Vol.3 No.2, 2015, 204.
13
akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru. Untuk mencapai tujuan
tersebut,
penelitian
ini
mengunakan
pendekatan
kualitatif.
Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan
verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a) Penyusunan program supervisi akademik kepala sekolah melibatkan
sejumlah guru dan tenaga kependidikan.
b) Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan teknik
supervisi akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada
yang bersifat kelompok dan ada yang bersifat individual.
3) Upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap
peningkatan kinerja guru-guru antara lain melaksanakan rapat guru di
sekolah,
mengirimkan
sejumlah
guru
untuk
mengikuti
penataran,
mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan mengumpulkan seluruh
instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan evaluasi akhir
pembelajaran.7
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ikhsan Santosa tentang kinerja
guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah terhadap kinerja
guru.
7
Syukri dkk,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I UPTD Dewantara Aceh Utara”, Jurnal Administrasi
Pendidikan, Vol.3, No.2, 2015, 85.
14
b) Pengaruh dan kontribusi motivasi berprestasi guru terhadap kinerja guru. c)
Hubungan pengawasan pengawas dan motivasi berprestasi guru.
d) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah dan motivasi
berprestasi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, analisis
korelasi dan analisis regresi linear. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah
Negeri yang berada di Kabupaten Kuningan antara lain MAN Cigugur, MAN
Ciawigebang dan MAN Luragung. Penarikan sample sebanyak 52 guru
dilakukan dengan teknik acak proporsional serta pengajuan hipotesis dilakukan
pada taraf signifikansi (kepercayaan) 0,05. Implikasi penelitian ini adalah
untuk memperbaiki kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten
Kuningan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengawasan pengawas
sekolah dan menumbuhkan motivasi berprestasi guru. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah pada variabel pengawas, adapun penulis meneliti tentang
pendekatan supervisinya.8 Selain itu, satuan tingkat pendidikan penelitian ini
adalah Madrasah Aliyah, sedang penulis meneliti pada tingkat Sekolah Dasar.
Menurut Retoliah dalam penelitianya yang membahas mengenai kinerja
pengawas dalam meningkatkan profesionalisme pendidikan Islam mengangkat
isu utama yang dibahas adalah bagaimana kinerja pengawas Pendidikan Islam
di Palu dan upaya mereka dalam meningkatkan profesionalisme Guru
Pendidikan Islam di Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
8
Ikhsan Santosa, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap
Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis pada Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon Tahun 2009.
15
kualitatif untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi dan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kinerja Pengawas Pendidikan Islam di Palu dalam penyusunan program
pengawasan, Program Tahun Ajaran, Program Semester. Kinerja Pendidikan
Islam Pengawas dalam pelaksanaan program ini umumnya dikelola sesuai
dengan tugas mereka adalah untuk memantau, untuk memeriksa, untuk
mengawasi, menilai dan memberikan bimbingan kepada Guru pendidikan
Islam berdasarkan temuan selama supervisi dalam bentuk pembinaan individu
dan kelompok. Upaya Pengawas dalam meningkatkan profesionalisme guru
Pendidikan Islam dilakukan di dua cara: langsung dan tidak langsung. Pertama,
memberikan bimbingan langsung didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh
guru di sekolah dan kedua, memberikan bimbingan tidak langsung dengan
berkolaborasi dengan Kementerian Agama Pendidikan Islam Palu dalam
meningkatkan kualitas guru melalui pemberian pelatihan.”9
Guna melengkapi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya,
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan
peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan
kinerja guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Bancak
dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
9
Retoliah,”Kinerja Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di Kota Palu”,
Istiqra, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 2, No. 2 (Juni-Desember 2014).
16
E. Metode Penelitian
Metodelogi merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk
mendekati problem serta mencari jawabannya. Metode penelitian juga berarti cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.10
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research). Menurut Kanneth
D. Bailey istilah studi lapangan merupakan istilah yang sering digunakan
bersamaan
dengan
istilah
studi
etnografi
(ethnographic
study
atau
ethnography).11 Penelitian lapangan merupakan penelitian kualitatif di mana
peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala
sosial kecil dan mengamati budaya setempat.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (Field Research) dengan
pendekatan Diskriptif Naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
alamiah (Natural Setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, peneliti
mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar sebagaimana adanya.
Peneliti menurut Sugiyono adalah instrumen kunci yang mengadakan
pengamatan atau wawancara sendiri.12
3. Lokasi Penelitian
Obyek penelitian dibatasi pada Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Bancak
dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, 2.
Kanneth D. Bailey, Methods Of Social Research, New York: A Division Of Macmillan
Publishing Co. Inc, 1982, 254.
12
Sugiyono, Metode Penelitian..., 14.
11
17
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 13
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang untuk memperoleh data tentang perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan supervisi PAI. Wawancara juga dilakukan kepada
guru-guru PAI untuk mengetahui seberapa besar peran perencanaan
supervisi terhadap motivasi dan kinerja guru PAI.
b. Teknik Pengamatan
Observasi
dilakukan
untuk
mengamati
kegiatan
perencanaan
dan
pelaksanaan supervisi oleh pengawas kepada guru PAI.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), kritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Studi dokumen menurut Sugiyono merupakan pelengkap dari penggunaan
13
Sugiyono, Metode Penelitian..., 224.
18
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.14Dokumen
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah program kerja kegiatan
supervisi, foto kegiatan supervisi dan catatan pengawas tentang guru yang
disupervisi.
4. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain.15 Adapun analisis data pada penelitian ini
mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:
Periode pengumpulan
Reduksi
data
Data
collection
Selama
Antisipas
i
Setelah
Data
Display data
display
ANALISIS
Selama
Setelah
Data
Kesimpulan/verifikasi
Selama
reduction
Setelah
Conclusions:drawing/
verifying
Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.
14
15
Sugiyono, Metode Penelitian..., 240.
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 71.
19
Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah
analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat
diolah lebih lanjut.
c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.
d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)
e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data
f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan
cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan
kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.16
5. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi oleh konsep
validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data (kredibilitas) dapat
diadakan pengecekan dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi.
Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi data hasil wawancara dengan
pengawas dan guru Pendidikan Agama Islam pada peran pelaksanaan
perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam tesis ini, maka peneliti membuat
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjadi dasar akan penelitian ini. Bab ini
terdiri dari latar belakang masalah, signifikansi penelitian (tujuan dan manfaat),
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
16
H. M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003, 45.
20
Bab II mengulas tentang landasan teori perencanaan, supervisi pendidikan,
motivasi dan kinerja guru. Bab III berupa peran pelaksanaan perencanaan
supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016.
Bab IV analisis
peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016. Bab V merupakan bab
penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti akan
menyimpulkan hasil penelitiannya. Selain itu peneliti akan memberikan saransaran kontruktif terkait peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan oleh
pengawas PAI dalam peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perencanaan
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen
karena
tanpa
perencanaan
fungsi-fungsi
lain
seperti
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.17
Perencanaan dalam fungsi manajemen pendidikan merupakan bagian yang
sangat penting. Demikian juga dalam perencanaan supervisi pendidikan yang
bertujuan menyusun dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan
guru untuk membantu guru guna mengembangkan kemampuanya mengelola
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah tujuan dan
sarana, baik sarana personal maupun material. Adapun prosedur yang perlu
ditempuh dalam perencanaan adalah:
1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan.
3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.
17
https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan, 16 Pebruari 2016, 20.58.
21
22
4. Menentukan tahap-tahap satu rangkaian-rangkaian kegiatan.
5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah akan dipecahkan.
6. Bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.18
Dengan perencanaan yang baik, diharapkan suatu kegiatan dapat berjalan
lancar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi
Menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi adalah segala bantuan dari
pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guruguru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan.19 Supervisi juga diartikan sebagai usaha dari pengawas sekolah
dalam membimbing guru-guru dan petugas lainnya dalam pengajaran.20 Inti
supervisi pendidikan adalah bagaimana guru dapat melakukan proses
pembelajaran yang sebaik-baiknya sehingga para peserta didik dengan
mudah melakukan proses pembelajaran.21 Supervisi diartikan sebagai
layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai
18
Muwahid Shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2013, 34.
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014, 76.
20
A A. Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju PKKS,
Yogyakarta: Deepublish, 2012, 88.
21
Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2002,
25.
19
23
guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesi secara
efektif.22
Sahertian juga mendefinisikan supervisi sebagai usaha menstimuli,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di
sekolah, baik secara individual ataupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.23
Menurut N.A. Ametembun dalam Pupuh Fathurrohman, Supervisi
pendidikan adalah supervisi kearah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan
yang dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan
belajar pada khususnya.24
Menurut Kimbal Willes yang dikutip oleh Dadang Suharda, Supervisi
pendidikan adalah merupakan usaha untuk membantu menciptakan situasi
belajar mengajar kearah yang lebih baik.25Supervisi pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut;
“Serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dan bentuk layanan profesional
yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina
lainya.) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar”. 26
22
Abd.Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas
Guru:Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 3.
23
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:Rineka Cipta, 2010, 17.
24
PupuhFathurrohmandanAaSuryana, SupervisiPendidikanDalamPengembangan Proses
Pengajaran, Bandung: RefikaAditama, 2011, 7.
25
Dadang Suharda, Supervisi Profesional, Bandung: 2010,38.
26
Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru,
Bandung: Alfabeta, 2013, 41.
24
Dari beberapa definisi supervisi di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan
dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dan pada hakikatnya supervisi merupakan
segala bentuk bantuan yang diberikan dari pimpinan dengan
tujuan untuk perkembangan
kepemimpinan terhadap orang di
bawahnya yang dalam hal ini adalah guru di dalam mencapai
tujuan
pendidikan
dalam
bentuk
dorongan,
bimbingan,
dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru.
2. Tujuan Supervisi
Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaranmelalui pemberian
layanan
profesional
kepada
guru. 27
Tujuan
supervisi
adalah
memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.28
Sedangkan menurut Sahertian tujuan supervisi ialah memberikan layanan
dan bantuan untuk melakukan kualitas mengajar guru di kelas yang pada
gilirannya meningkatkan kualitas siswa. Adapun tujuan supervisi menurut
Glickman yang dikutip oleh
27
28
Prasojo adalah untuk membantu guru
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan, ..., 5.
Binti Maunah, Supervisi Pendidkan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta:Teras, 2009, 26.
25
mengembangkan
kompetensinya,
mengembangkan
kurikulum
dan
mengembangkan kelompok kerja guru.29
Dari beberapa tujuan supervisi di atas, peneliti lebih condong kepada
konsep dari tujuan supervisi yang di kemukakan oleh Glickman yang
mencakup pada kompetensi guru, kurikulum dan kelompok kerja guru yang
didalamnya terdapat KKG dan MGMP.
3. Fungsi Supervisi
Sebagaimana
pengertian
supervisi
yang berarti
suatu
aktivitas
pembinaan dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Maka ada beberapa tanggapan
tentang fungsi dari supervisi. Supervisi pendidikan mempunyai fungsi utama
untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.30
Menurut Purwanto fungsi-fungsi supervisi itu menyangkut beberapa hal
diantaranya,
a. Dalam bidang kepemimpinan,
b. Hubungan kemanusiaan,
c. Pembinaan proses kelompok,
d. Bidang administrasi personel
29
30
Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, ..., 86.
Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21.
26
e. Dalam bidang evaluasi.31
Sedangkan menurut Swearingin yang dikutip oleh Sahertian ada delapan
fungsi supervisi:
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c.
Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e.
Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f.
Menganalisis situasi belajar-mengajar
g.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.32
Dari beberapa fungsi supervisi yang telah dirumuskan oleh tokoh diatas
penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi pendidikan
adalah untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif.
4. Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah
prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif dan konstruktif.33Sedang
menurut Sahertian, prinsip supervisi meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Prinsip ilmiah (scientific) dengan ciri-ciri : Supervisi dilaksanakan
berdasarkan data yang objektif dalam proses pembelajaran; data yang
diperolehmenggunakan perekam seperti : angket, observasi, dan
31
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi, ..., 86
Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21.
33
Binti Maunah, Supervisi Pendidikan …, 118.
32
27
percakapan pribadi; dan supervisi dilaksanakan secara sistematis,
terencana, dan kontinu.
b. Prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan
martabat gurusehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugas.
c. Prinsip kerja sama dengan memberi support, mendorong, menstimulasi
gurusehingga merasa tumbuh dan berkembang bersama.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif sehingga guru akan termotivasi dalam
mengembangkan potensi dan kreativitasnya, serta menciptakan suasana
kerjayang menyenangkan.34
Secara lebih jelas, prinsip supervisi diungkap oleh Marks,
Stoops dan King Stoops sebagaimana dikutip oleh Nur Aedi
sebagai berikut:
a. Supervisi adalah satu bagian integral dari suatu program
bidang pendidikan, yang didalamnya terdapat sistem
kooperatif dan jenis layanan kelompok.
b. Semua kebutuhan guru, haknya, bantuan supervisi, dan jenis
layanan ini adalah tanggung jawab pemimpin sebagai
pengawasan utama.
c. Supervisi harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu
dari personel sekolah.
d. Penggolongan demikian berlaku pula bagi personel yang telah
bersertifikat serta harus mendapat manfaat dari supervisi
terkait.
e. Supervisi harus membantu memperjelas tujuan objektif bidang
pendidikan serta harus mendapatkan manfaat dengan penerapan
tujuan tersebut.
f. Supervisi hendaknya dapat membantu meningkatkan perilaku
dan hubungan dari semua anggota staf sekolah dan harus
membantu
mengembangkan
hubungan
baik
dengan
semua
komunitas.
g. Supervisi harus membantu pengadministrasian organisasi dan
sesuai aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk siswa.
34
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20.
28
h. Tanggung jawab untuk meningkatkan satu program untuk
supervisi sekolah terletak di tangan guru, sama halnya
pengawas bertanggung jawab atas sistem sekolahnya.
i. Supervisi juga harus memiliki asas ketepatan dengan program
kerja dan anggaran tahunan sekolah.
j. Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang merupakan hal
penting
dalam
kepengawasan
yang
keduanya
saling
mempengaruhi.
k. Program kepengawasan harus menggunakan bantuan konsultan
dari kantor pendidikan, serta harus melibatkan pengawasan
pendidikan yang ditunjuk oleh kementerian terkait lainnya.
l. Supervisi harus membantu menerjemahkan dan mempraktikkan
penerapan penemuan terakhir dari penelitian bidang
pendidikan.
m. Efektivitas program untuk supervisi harus dievaluasi oleh
keduanya, yaitu peserta dan konsultan luar.35
5. Pendekatan Supervisi
Pendekatan supervisi menurut Mantja dibedakan kedalam tiga
jenis sebagai berikut:
a. Pendekatan langsung
Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan masalah yang
bersifat langsung. Pendekatan direktif didasarkan atas pemahaman
terhadap psikologi behaviorisme yang mana semua perbuatan berasal dari
reflek yaitu respon terhadap rangsangan. Mengacu dari pandangan ini
maka guru yang mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan
sehingga mampu bereaksi, supervisor dalam implementasinya dapat
35
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014, 46-48.
29
dengan cara
memberi
penguatan (reinforcement) atau hukuman
(punishment).36
Supervisor dalam menerapkan pendekatan langsung atau
direktif melalui hal-hal sebagai berikut :
1. Menjelaskan.
2.Menyajikan.
3. Mengarahkan.
4. Memberi contoh.
5. Menetapkan tolok ukur.
6. Menguatkan.37
b. Pendekatan tak langsung
Pendekatan
tak langsung
(non direktif) adalah suatu
pendekatan dalam supervisi yang mana pelaku supervisi tidak
langsung menunjukan permasalahan, melainkan mendengarkan
secara
efektif
apa-apa
yang
disampaikan
para
guru.
Pendekatan ini didasarkan ada asumsi bahwa belajar pada
hakikatnya merupakan pengalaman pribadi, sehingga individu
yang bersangkutan harus mampu memecahkan permasalahan yang
36
Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang:Program
Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000, 172.
37
Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,173.
30
dihadapinya. Pemecahan masalah bagi seorang guru adalah
upaya
untuk
pembelajaran
memperbaiki
pada
peserta
dan
didik,
meningkatkan
sehingga
proses
tujuan
yang
diharapkan dapat tercapai secara optimal.38
c. Pendekatan kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi
yangmemadukan antara pendekatan langsung (directif) dengan
pendekatan tak langsung (non directif) di mana supervisor
dan
guru
bersama-sama
bersepakat
menetapkan
struktur,
proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses pemecahan
terhadap masalah yang dihadapi oleh guru.39
Model pendekatan kolaboratif didasarkan atas pemahaman
psikologi kognitif yang berasumsi bahwa belajar merupakan
hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan,
sehingga
akhirnya
akan
berpengaruh
aktivitas.40
38
Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,175.
Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,177.
40
Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 185.
39
terhadap
arah
31
Perencanaan supervisi akademik memiliki berbagai macam manfaat
yang sangat berguna bagi supervisor. Adapun manfaat perencanaan
program supervisi akademik adalah sebagai berikut:
1. Pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.
2. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program
supervisi akademik.
3. Penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya
sekolah (tenaga, waktu, dan biaya). 41
6. Prinsip Perencanaan Supervisi
Supervisor sebelum melakukan tugasnya, harus memahami prinsipprinsip perencanaan supervisi akademik. Adapun prinsip-prinsip perencanaan
program supervisi akademik adalah sebagi berikut:
a. Objektif (data apa adanya)
b. Bertanggung jawab
c. Berkelanjutan
d. Didasarkan pada standar nasional pendidikan
e. Didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.42
Peran penting sebuah perencanaan supervisi adalah memberikan
pelayanan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, kepala
sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan
41
42
Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan,…, 96.
Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi …., 96.
32
pembelajaran
dapat
berlangsung
secara
aktif,
efektif,
kreatif
dan
menyenangkan.
Karakteristik perencanaan supervisi menurut Rivai yang dikutip oleh
Abdul Kadim Masaong sebagai berikut:
a. Supervisi tidak ada rencana yang standar,
b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas,
c. Komprehensif.
d. Kooperatif.
e. Fleksibel.43
Secara ringkas karakteristik perencanaan supervisi adalah sebagai berikut:
a. Supervisi tidak ada rencana yang standar
Supervisor tidak dapat menggunakan pengalamannya antara guru satu
dengan yang lain sebagai titik tolak dalam menyusun rencana program
supervisi. Setiap guru memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbedabeda. Sekalipun
permasalahannya sama, tetapi penyebab timbulnya
masalah berbeda, sehingga cara pemecahannya pun berbeda pula.
b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas
43
Abd. Kadim. Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Profesi Guru,
Bandung: Alfabeta, 2013, 64.
33
Program supervisi tidak dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan
satu model tertentu yang dapat diberlakukan untuk memecahkan berbagai
macam masalah guru.
c. Perencanaan supervisi harus komprehensif
Supervisor harus dapat merencanakan kegiatan supervisinya agar
tujuan dapat tercapai dengan baik. Usaha peningkatan penggunaan
fasilitas pembelajaran, peningkatan sikap profesional harus dilakukan
secara totalitas sistem bukan parsial sistem.
d. Perencanaan supervisi harus kooperatif
Pelaksanaan kegiatan supervisi oleh seorang supervisor memerlukan
bantuan orang lain, anggota staf lainnya, sehingga dalam perencanaan
diperlukan bantuan dari orang-orang yang berkaitan langsung dalam
pelaksanaannya.
Oleh
karena
itu,
perencanaan
supervisi
harus
mengikutsertakan sebanyak mungkin stakeholders yang berhubungan
dengan proses pembelajaran di sekolah.
e. Perencanaan supervisi harus fleksibel
Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan
sesuatu sesuai dengan keadaan dan inovasi yang terjadi. Seorang
supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara penyampaian
tujuan yang telah direncanakan, akan tetapi mampu menyesuaikan rencana
pada situasi yang baru timbul, sehingga dapat mencari alternatif
pemecahan masalah.
34
Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang di kutip
oleh Aedi adalah ketika: pertama, supervisi dapat membantu guru dalam
melakukan pembelajaran. Kedua,
supervisor dan guru bergabung
bersama-sama dalam menentukan perubahan yang dibutuhkan. Ketiga,
supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik pembelajaran.
Keempat, supervisor memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Kelima, supervisor sering melakukan observasi. 44
C. Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan
kerja.45 Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang sangat berpengaruh pada
keberhasilan prestasi kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi
sebagai pendorong semangat kerja . Guru menjadi seorang pendidik karena
adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan
berhasil untuk mendidik atau mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar
karena dorongan atau motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan
oleh guru telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan
oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru
yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena
44
45
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327.
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 35.
35
kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan
kinerjanya.
1. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling
dasar
yang
merupakan
kebutuhan
untuk
dapat
hidup
seperti
makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul
kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan
rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya
kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan
akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal,
maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan,
afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi
36
akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang
kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai
atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian
seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling
tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi
yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan
kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan
kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang
meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang
didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas
yang menantang kemampuan dan keahliannya.46
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan
yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah
46
150.
Sally J. Zepeda, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York: 1956,
37
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti
perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang.
Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah
dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia
menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,
maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan
mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari
perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan
telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya
intensitasnya yang lebih kecil.
2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan
yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland
seseorang dianggap
mempunyai
apabila
dia
mempunyai
keinginan
berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland
menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan
kekuasaan:47
a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia
47
Sally J. Zepeda, Intructional …, 151.
38
menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia
berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin
mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh
antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur
perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu
menjaga reputasi dan kedudukannya.
3. Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya.
Teori ini sering disebut dengan Motivator dan Hygiene atau teori dua faktor,
bagaimana
manajer
dapat
mengendalikan
faktor-faktor
yang
dapat
menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan
penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang
sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi,
promosi, penghargaan dan tanggung jawab.48
Menurut Mc. Clelland yang di kutip oleh Mangkunegara mengemukakan
indikator-indikator orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu:
48
Sally J. Zepeda, Intructional …, 153.
39
1.
Memiliki tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi,
2.
Berani mengambil dan memikul resiko,
3.
Memiliki tujuan realistik,
4.
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasikan tujuan,
5.
Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang
dilakukan, dan
6.
Mencari
kesempatan untuk merealisasikan
rencana
yang telah
diprogramkan.49
D. Kinerja
Lembaga Administrasi Negara merumuskan kinerja berdasar terjemahan
bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau
pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.50 Mengacu pada teori
tersebut, penelitian ini merumuskan kinerja sebagai hasil kerja yang telah
dicapai guru PAI.
Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi
utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. 51
Pengukuran kinerja tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Perencanaan mencakup administrasi yang harus dipersiapkan sebelum
49
Anwar Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama, 2005, 68.
LembagaAdministrasi Negara, KinerjaAparatPemerintah, Jakarta: LAN, 1992, 12.
51
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
50
40
melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti RPP, Silabus, Program Semester,
Program Tahunan. Kegiatan pelaksanaan sejak proses pembelajaran dimulai
hingga selesai.
Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan, dimana kinerja tersebut sangat penting dalam upaya perusahaan
untuk mencapai tujuan.52 Definisi yang lain diungkap oleh Jhon Soepriyanto
seperti dikutip Husain Umar bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang atau
kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
disepakati bersama.53
Supervisor memiliki peranan yang lebih ditekankan untuk memberikan
peluang pengembangan profesional bagi para guru dan menyediakan peluang
sumber daya seperti materi pelajaran, media, buku dan sebagainya yang
dibutuhkan oleh guru.54
Dengan demikian, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan (standar hasil kerja, target atau
sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
52
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo Persada,
2004, 309.
53
Husain Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik
dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2008, 209.
54
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan ..., 359.
41
bersama). Kinerja ini berkaitan dengan kesediaan seseorang atau kelompok
orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
tanggungjawabnya dengan hasil yang diharapkan, dalam mencapai tujuan
organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
moral atau etika.
7. Indikator kinerja
Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam
menilai kinerja. Sudarmanto mengutip dari John Miner mengenai indikator
kinerja adalah ada empat dimensi yang menjadi tolok ukur dalam menilai
kinerja:
a.
Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, dan kecermatan.
b.
Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
c.
Penggunaan waktu dalam kerja, ialah tingkat ketidakhadiran,
keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang,
d.
Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.55
Ukuran yang dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja yang baik
diantaranya berpenampilan menarik, hadir tepat waktu, hasil pekerjaan sesuai
target, efektivitas waktu, dapat bekerjasama dengan atasan dan rekan kerja
serta pulang setelah sesuai dengan jadwal.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
55
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi Pengukuran,
dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 11-19.
42
Ghiselli dan Brown menulis seperti dikutip Moch Asad, bahwa kinerja
ditentukan oleh pengalaman dengan pekerjaan yang bersangkutan, umur dan
jenis kelamin.56 Sedangkan Gibson, Ivanevich dan Donelly mengungkapkan
terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja, yaitu:
a.
Variabel individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental dan fisik,
latar belakang terdiri dari keluarga dekat, tingkat sosial dan pengalaman,
demografis meliputi umur, asal usul dan jenis kelamin.
b.
Variabel organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur organisasi, dan desain pekerjaan.
c.
Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian dan perilaku
motivasi.57
1. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah
melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan.58 Adapun
kaitannya dengan guru, penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan
terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan
56
Moch. Asad, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty, 2001,
97.
57
Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses, Penerjemah
Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996, 52.
58
2000, 9.
John Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta: BPFE,
43
karir, kepangkatan, dan jabatannya. 59 Adapun fungsinya menurut Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 sebagai berikut :
a. Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi
yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil
penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan
gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat
dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk
setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.
b. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan.
Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari
proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan
jabatan fungsionalnya.
59
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009.
44
BAB III
PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI
PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
KINERJA GURU PAI SD
DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016
A. Profil Wilayah
1. Kecamatan Bancak
a. Sejarah
Bancak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia. Kecamatan Bancak merupakan kecamatan pemekaran dari
kecamatan Bringin awal tahun 2002. Sampai saat ini Kecamatan Bancak
masih terus melakukan pembenahan baik fisik maupun administrasi yang
untuk menjadi baik lagi. Alamat kantor kacamatan Bancak yang terletak
di Jalan Jend. Sudirman No. 7 Bancak Kode Pos 50772.60
b. Geografi
Jarak dari kecamatan Bancak menuju ibu kota kabupaten Semarang di
Ungaran sejauh 40 km. Kecamatan Bancak terletak pada koordinat
7.238344° Lintang Selatan dan 110.591839° Bujur Timur dengan
ketinggian 144.00 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Bancak
60
Hasil wawancara dengan Ka. TU UPT Dinas Pendidikan Kec. Bancak, 05 April 2016
44
45
mempunyai luas wilayah 43.85 km persegi yang mana mencakup 4.61%
dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Luas kecamatan Bancak berada di
peringkat 15 dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. 61 Batas wilayah
kecamatan Bancak di sebelah utara Kecamatan Bringin, Kabupaten
Purwodadi, sebelah selatan Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh,
sebelah barat Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bringin, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Purwodadi.
Adapun desa yang ada di kecamatan Bancak adalah desa Bancak,
Boto, Bantal, Jlumpang, Lembu, Plumutan, Pucung, Rejosari dan
Wonokerto.62
c. Demografi
Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk kecamatan Bancak 20.088 terdiri
dari 9.812 laki-laki dan 10.276 wanita. Sedang berdasarkan agama yang
dianut meliputi agama Islam 20.071 jiwa, agama Kristen 11 jiwa,
Katholik lima jiwa, Hindu satu jiwa, Budha 0 jiwa, Kong Huchu 0 jiwa
dan lainya 0 jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah bertani
dan berkebun dikarenakan wilayah kecamatan Bancak yang landai cocok
untuk lahan sawah dan perkebunan. 63
61
https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.02.
https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.10.
63
https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.15.
62
46
d. Sektor Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bancak meliputi pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Adapun penelitian ini fokus kepada
peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi
dan kinerja guru PAI SD di kecamatan Bancak, oleh sebab itu obyek
penelitian kami adalah sekolah dasar yang berada di kecamatan Bancak di
antaranya adalah:
Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak
No.
NPSN
Nama Satuan Pendidikan
Alamat
1.
20320798
SDN Bancak
Bancak
2.
20320760
SDN Bantal
Bantal
3.
20320845
SDN Boto 01
Boto
4.
20320846
SDN Boto 02
Boto
5.
20320730
SDN Jlumpang
Jlumpang
6.
20320190
SDN Lembu
Lembu
7.
20319973
SDN Pucung
Pucung
8.
20320065
SDN Rejosari 01
Rejosari
9.
20320064
SDN Rejosari 02
Rejosari
10.
20320063
SDN Rejosari 03
Rejosari
11.
20320414
SDN Wonokerto
Wonokerto
12.
20319974
SDN Plumutan
Plumutan
47
2. Kecamatan Bringin
a. Sejarah
Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13
tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan
provinsi Jawa Tengah.
Kecamatan
Bringin merupakan salah satu
kecamatan tertua di Kabupaten Semarang. Alamat kantor kecamatan
Bringin yang terletak di Jalan Diponegoro No. 92 Bringin Kode Pos
50772.64
b. Geografis
Jarak dari kecamatan Bringin menuju ibu kota kabupaten Semarang di
Ungaran sejauh 30 km. Kecamatan Bringin terletak pada koordinat
7.253077° Lintang Selatan dan 110.520259° Bujur Timur dengan
ketinggian 348.00 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Bringin mempunyai luas wilayah 61.89 km persegi yang
mana mencakup 6.51% dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Luas
kecamatan Bringin berada di peringkat empat dari 19 kecamatan di
Kabupaten Semarang.
Batas wilayah kecamatan Bringin di sebelah utara Kabupaten
Purwodadi, sebelah selatan Kecamatan Bancak Kecamatan Pabelan,
sebelah barat Kecamatan Tuntang, sebelah timur Kecamatan Bancak dan
Kabupaten Purwodadi.
64
Hasil wawancara dengan Ka. UPT Dinas Pendidikan Kec Bringin, 06 April 2016
48
Adapun desa yang ada diwilayah kecamatan Bringin adalah desa
Banding, Bringin, Gogodalem, Kalijambe, Kalikurmo, Lebak, Nyemoh,
Pakis, Popongan, Rembes, Sambirejo, Sendang, Tanjung, Tempuran, Truko
dan Wiru.65
c. Demografi
Pada akhir tahun 2014 penduduk kecamatan Bringin berjumlah 41.571 jiwa
terdiri dari 20.609 laki-laki dan 20.962 wanita.
Jumlah penduduk
kecamatan Bringin yang menganut agama Islam 41.047 jiwa, agama
Kristen 353 jiwa, Katholik 129 jiwa, Hindu 0 jiwa, Budha 42 jiwa, Kong
Huchu 0 jiwa dan lainya 0 jiwa. Mata pencaharian mayoritas warga
kecamatan Bringin adalah bertani dan berkebun serta ada pedagang, PNS
dan wiraswasta.66
d. Sektor Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bringin meliputi pendidikan
dasar dan pendidikan menegah. Adapun penelitian ini fokus kepada peran
perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan
kinerja guru PAI SD di kecamatan Bringin, oleh sebab itu obyek penelitian
kami adalah sekolah dasar yang berada di kecamatan Bringin di antaranya
adalah:
65
66
https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.25
https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.30
49
Tabel 2.2. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin
No.
NPSN
Nama Satuan Pendidikan
Alamat
1.
20320793
SDN Banding 1
Banding
2.
20320778
SDN Banding 2
Banding
3.
20320857
SDN Bringin 1
Bringin
4.
20320856
SDN Bringin 2
Bringin
5.
20320855
SDN Bringin 3
Bringin
6.
20320649
SDN Gogodalem 1
Gogodalem
7.
20320648
SDN Gogodalem 2
Gogodalem
8.
20320748
SDN Kalijambe
Kalijambe
9.
20320745
SDN Kalikurmo
Kalikurmo
10.
20320180
SDN Lebak
Lebak
11.
20320015
SDN Nyemoh
Nyemoh
12.
20319986
SDN Pakis
Pakis
13.
20319980
SDN Popongan
Popongan
14.
20320071
SDN Rembes 1
Rembes
15.
20320072
SDN Rembes 1
Rembes
16.
20320076
SDN Sambirejo 1
Sambirejo
17.
20320075
SDN Sambirejo 2
Sambirejo
18.
20320043
SDN Sendang
Sendang
19.
20320360
SDN Tanjung 1
Tanjung
20.
20320359
SDN Tanjung 2
Tanjung
50
21.
20320321
SDN Tempuran 1
Tempuran
22.
20320320
SDN Tempuran 2
Tempuran
23.
20320331
SDN Truko 1
Truko
24.
20320330
SDN Truko 2
Truko
25.
20320417
SDN Wiru 1
Wiru
26.
20320415
SDN Wiru 3
Wiru
B. Profil Pengawas
1. Pengawas Kecamatan Bancak
a. Profil Individu
Kementerian Agama kabupaten Semarang menugaskan Nur Hamidah M.Ag
sebagai pengawas PAI pada guru TK/SD di kecamatan Bancak mulai tahun
2015. Nur Hamidah kelahiran Kabupaten Semarang pada tanggal 24 April
1966. Adapun diangkat menjadi PNS pada tahun 1988 dan masa kerja
menjadi pengawas 5 tahun dari pengangkatan beliau dari tahun 2011.
Nomor contact person pengawas kecamatan Bancak adalah 0857-27264794.67
b. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Nur Hamidah M.Ag meliputi 3 kecamatan yaitu: Kecamatan
Getasan, Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bancak.68
c. Sarana Kepengawasan
67
68
Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016.
Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016.
51
Guna menunjang kinerja pengawas, Kementerian Agama Kabupaten
Semarang menyediakan tempat untuk berkantor pada masing-masing
wilayah kecamatan binaan bekerjasama dengan Unit Pelayanan Teknis
Dinas Pendidikan di kecamatan.69
2. Pengawas Kecamatan Bringin
a. Profil Individu
Ibu Sri Wahyuni M.Ag kelahiran Klaten pada tanggal 04 Desember 1969
diangkat menjadi PNS oleh Kementerian Agama pada tahun 1998 dan masa
kerja menjadi pengawas selama 12 tahun sejak diangkat menjadi pengawas
PAI tahun 2004. Adapun nomor contact person pengawas kecamatan
Bringin adalah 0813-9009-5176.70
b. Wilayah Kerja
Wilayah kerja ibu Sri Wahyuni M.Ag sebagai pengawas PAI meliputi
Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Bringin. 71
c. Sarana Kepengawasan
Kementerian Agama Kabupaten Semarang menyediakan tempat untuk
berkantor pada masing-masing wilayah kerja bekerjasama dengan Unit
Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan di kecamatan dengan tujuan untuk
menunjang kinerja pengawas PAI. 72
69
Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016.
Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016.
71
Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016.
72
Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016.
70
52
C. Profil Singkat Guru PAI
1. Profil Guru PAI Kecamatan Bancak
Populasi guru PAI yang menjadi obyek penelitian sangat beragam dari
guru laki-laki dan perempuan, guru status PNS dan Wiyata Bakti, guru yang
sudah sertifikasi dan yang belum sertifikasi, usia dan lama pengabdian.
Guru PAI Kecamatan Bancak yang menjadi responden meliputi enam
guru laki-laki dan tujuh perempuan, empat guru PNS dan delapan Wiyata
Bakti, usia dari 22 tahun sampai 56 tahun dan masa pengabdian dari satu tahun
sampai 32 tahun.
Adapun profil singkat guru PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bancak
sebagai berikut:
Tabel 2.3. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak
No.
Nama
Unit Kerja
Status
Jabatan
Samsudin
SD Rejosari 3
PNS
GPAI
0813-9022-6593
2.
Zamhari
SD Rejosari 1
PNS
GPAI
0857-4067-4922
3.
Amin Z
SD Boto 1
PNS
GPAI
-
4.
Daimun
SD Pucung
PNS
GPAI
-
5.
Dwi M. S.
SD Rejosari 2
WB
GPAI
0856-4129-3991
6.
Nasrudin
SD Jlumpang
WB
GPAI
-
7.
Rokhimatul
SD Wonokerto
WB
GPAI
0819-0490-3432
8.
Neti Faila
SD Boto 2
WB
GPAI
0858-6565-6162
9.
D. Vitrotul
SD Lembu
WB
GPAI
0856-0050-3097
1.
No Hp
53
10.
Zazinatul
SD Plumutan
WB
GPAI
0856-4171-3713
11.
Wiwik S
SD Bantal
WB
GPAI
0858-7811-7973
12.
Siti Aisah
SD Bancak
WB
GPAI
0857-1287-5286
2. Profil Guru PAI Kecamatan Bringin
Guru PAI yang berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri dari guru laki-laki
dan perempuan, guru status PNS dan Wiyata Bhakti, guru yang sudah
sertifikasi dan yang belum sertifikasi, usia dan lama pengabdian.
Guru PAI Kecamatan Bringin terdiri dari sembilan guru laki-laki dan 17
guru perempuan, 14 guru PNS dan 12 Wiyata Bhakti, rentang usia responden
dari 22 tahun sampai 58 tahun dan masa pengabdian dari satu tahun sampai 33
tahun.
Adapun profil singkat guru PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bringin
sebagai berikut:
Tabel 2.4. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bringin
No.
Nama
Unit Kerja
Status
Jabatan
No Hp
1.
Sundoyo
SD Tempuran 2
PNS
GPAI
0877-3183-7869
2.
Sugito
SD Bringin 2
PNS
GPAI
0815-7580-8726
3.
Mahfud
SD Nyemoh
PNS
GPAI
0856-4076-5100
4.
S. Nasikah
SD Pakis
PNS
GPAI
0856-4026-3374
5.
Muntamah
SD Lebak
PNS
GPAI
0857-2729-0763
54
6.
Sururi
SD Banding 1
PNS
GPAI
0856-6970-7448
7.
M. Ja’far
SD Banding 2
PNS
GPAI
0856-4270-3006
8.
Mar’atus S
SD Bringin 1
PNS
GPAI
0819-0104-6866
9.
Tanwiroh
SD Popongan
PNS
GPAI
0815-7538-7857
10.
Nurdin
SD Wiru 1
PNS
GPAI
0812-2549-6011
11.
Sakimin
SD Kalijambe
PNS
GPAI
0818-0583-6736
Status
Jabatan
No.
Nama
Unit Kerja
No Hp
12.
Yasin
SD Tanjung 01
PNS
GPAI
0818-0240-0079
13.
Sri Sulastri
SD Sendang
PNS
GPAI
0858-7690-2408
14.
Siti Askiyah
SD Tempuran 1
PNS
GPAI
0813-9079-4103
15.
Umi H
SD Wiru 3
WB
GPAI
-
16.
Yufika F
SD Tanjung 2
WB
GPAI
-
17.
Tsani F P
SD Truko 2
WB
GPAI
0857-1204-1405
18.
Iik Dian E
SD Truko 1
WB
GPAI
0857-4008-6235
19.
Ana Maliya
SD Sambirejo 2
WB
GPAI
0857-2749-2491
20.
Rifa’ah
SD Sambirejo 1
WB
GPAI
-
21.
Jariyatun
SD Kalikurmo
WB
GPAI
0852-2580-2560
22.
Z. Famaul
SD Bringin 3
WB
GPAI
-
23.
Habib Fajar
SD Rembes 1
WB
GPAI
0859-4319-9447
24.
Nur Hidayati
SD Gogodalem 1
WB
GPAI
-
25.
Sabariyah
SD Gogodalem 2
WB
GPAI
0877-4784-0220
26.
Sri Rejeki
SD Rembes 2
WB
GPAI
0857-4125-7112
55
D. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di
Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2015/2016.
1.
Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
Pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di
kecamatan Bancak kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 sesuai hasil
wawancara dan observasi, menurut Nur Hamidah selaku pengawas PAI di
kecamatan Bancak yang sudah menjadi pengawas selama enam tahun telah
menyiapkan perencanaan supervisi dengan membuat program tahunan,
program semester ganjil dan program semester serta menyiapkan formulirformulir yang dibutuhkan dalam kegiatan supervisi.
Dalam perencanaan supervisi, Nur Hamidah memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan supervisi PAI
diantaranya keadaan guru, keadaan sekolah, kegiatan belajar mengajar,
administrasi dan penilaian.
Dalam menyusun perencanaan supervisi, pengawas menyesuaikan
dengan standar nasioal pendidikan yang ada, akan tetapi belum maksimal
dikarenakan keadaan daerah yang berbeda-beda, kegiatan supervisi sekolah
di lingkungan kecamatan dan daerah perbatasan tentunya harus arif dalam
pelaksanaan supervisi. Pengawas juga mempertimbangkan keadaan guru,
56
guru yang sudah bersertifikasi baik PNS dan Non PNS tentunya ditekankan
untuk membuat dan memiliki administrasi pembelajaran yang dibutuhkan.
Prinsip-prinsip dalam digunakan Nur Hamidah dalam menyusun
perencanaan supervisi adalah prinsip ilmiah dan demokratis, prinsip ini
bertujuan untuk membantu guru dalam peningkatan kompetensi dan mutu
guru. Pendekatan yang gunakan dalam perencanaan supervisi adalah
pendekatan kolaboratif yang mana merupakan perpaduan antara pendekatan
langsung dan tidak langsung, dimana supervisor dan guru bersama-sama
bersepakat menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan
proses pemecahan terhadap masalah yang dihadapi guru. Instrument yang
digunakan pengawas dalam penyusunan perencanaan supervisi PAI berupa
formulir supervisi ataupun wawancara untuk mengetahui sejauh mana guru
memerlukan supervisi.
Kendala yang dihadapi pengawas dalam penyusunan perencanaan
supervisi adalah banyak guru yang beranggapan kelengkapan administrasi
pembelajaran kurang penting, hal ini ditindaklanjuti oleh pengawas dengan
evaluasi perencanaan setelah pelaksanaan supervisi dengan tujuan
memperbaiki
perencanaan
supervisi
berikutnya
dan
menekankan
pentingnya administrasi pembelajaran bagi guru.
2. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
57
Sesuai hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, menurut Sri
Wahyuni selaku pengawas PAI di kecamatan Bringin yang sudah menjadi
pengawas selama 12 tahun tentang pelaksanaan perencanaan supervisi
pendidikan pengawas PAI SD di kecamatan Bringin kabupaten Semarang
tahun ajaran 2015/2016. Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan
supervisi adalah membuat perencanaan atau program supervisi yang
meliputi program tahunan, program semester ganjil dan semester genap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan supervisi
adalah mempertimbangkan jumlah sekolah binaan, keadaan guru, keadaan
sekolah serta pendekatan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan
supervisi. Dalam penyusunan perencanaan supervisi, pengawas sudah
menyesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan
keadaan guru dan sekolah serta menjadikan guru sebagai mitra dalam
menyusun kegiatan perencanaan supervisi.
Dalam perencanaan
supervisi pengawas juga mempertimbangkan
keadaan guru dan sekolah. Untuk guru yang PNS dan non PNS sudah
sertifikasi
tentunya
ditekankan
untuk
sesuai
dengan
administrasi
pembelajaran yang dibutuhkan. Untuk guru wiyata bhakti dimotivasi, diberi
dukungan dan bimbingan dalam pelaksanaaan pembelajaran.
Prinsip yang diterapkan dalam perencanaan
supervisi PAI adalah
Prinsip ilmiah yang tetap menekankan pada standar keilmuan dalam
menyusun perencanaan supervisi. Prinsip demokratis yang menjadikan guru
58
sebagai mitra dari pengawas dan guru tidak merasa diawasi sehingga
menjadikan guru maksimal dalam peningkatan kinerja dan mutu
pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan supervisi adalah
Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi yang
memadukan antara pendekatan langsung dengan pendekatan tak
langsung. Hal ini memudahkan pengawas untuk membantu guru
dengan berbagai permasalahanya. Sedangkan instrumen yang dipakai
adalah instrument berupa formulir supervisi.
Kendala yang ditemui pengawas dalam penyusunan perencanaan
supervisi adalah Perencanaan dipengaruhi luas wilayah binaan, jumlah
sekolah atau guru binaan yang tidak sesuai rasio ideal dan karakter guru
binaan seperti ada beberapa guru yang beranggapan materi pembelajaran
sudah di luar kepala sehingga guru beranggapan tidak perlu menyiapkan
perangkat pembelajaran. Hal ini ditindak lanjuti oleh pengawas dengan
Melakukan evaluasi perencanaan supervisi, hal apa yang perlu ditambahkan
guna menyempurnakan perencanaan supervisi selanjutnya dan memotivasi
guru untuk tertib administrasi pembelajaran.
59
E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016
1. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang awal tahun ajaran 2015/2016
Menurut hasil wawancara kepada Samsudin pada tanggal 12 April 2016
yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai
Negeri Sipil yang sudah sertifikasi, ia mengatakan bahwasanya seorang guru
harus memiliki tanggungjawab yang tinggi
dan mempunyai tujuan
pembelajaran yang jelas. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
berjalan sebagaimana mestinya, seperti berdoa sebelum belajar, presensi siswa,
appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian. Motivasi dan kinerja
guru dalam pembelajaran masih berjalan seperti kegiatan belajar mengajar
sehari-hari.
Dari hasil wawancara dan observasi pada tanggal 12 April 2016 kepada
Zamhari yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status
Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi, ia mengungkapkan bahwasanya
sebelum proses kegiatan belajar mengajar, Zamhari menyiapkan silabus, RPP,
buku pelajaran, lembar penilaian, alat peraga dan Catatan Hambatan Belajar
Siswa. Dokumen-dokumen tersebut dipersiapkan dengan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
Hasil wawancara dengan Amin Zaenal pada tanggal 12 April 2016, guru
agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang
60
sudah sertifikasi, ia mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan
sebelum proses pembelajaran yang utama adalah silabus, RPP, buku pelajaran,
media atau alat peraga serta buku pegangan guru dan siswa. Persiapan tersebut
harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang
sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumen silabus, RPP dan lainya.
Menurut hasil wawancara pada tanggal 13 April 2016 dengan Daimun
yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai
Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar
mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai
pendukung bahan ajar yang utama. Hal ini hampir setiap saat disiapkan
dikarenakan apabila ada supervisi untuk guru sertifikasi, hal-hal yang
dibutuhkan oleh pengawas sudah ada.
Menurut wawancara dengan Wiwik Susilowati Niklah pada tanggal 13
April 2016, ia telah menjadi guru agama Islam selama tujuh tahun bahwa
motivasi kerja dalam kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai kebiasaan
setiap hari. Hal ini dikarenakan buku bahan materi agama Islam yang sudah
dikuasai. Materi-materi teori dan praktikum tidak mengalami perubahan yang
signifikan sehingga guru masih menguasai materi pendidikan agama Islam.
Hasil wawancara pada tanggal 13 April 2016 dengan Dwi Mahrus Salim
yang telah menjadi guru agama Islam selama tiga tahun bahwa motivasi dan
kinerja guru biasa saja karena guru yang berstatus wiyata bakti ini masih
mempunyai kesibukan di luar kegiatan sekolah.
61
Zazinatul Basiroh yang bekerja sebagai guru agama Islam selama dua
tahun dalam wawancara pada tanggal 14 April 2016 mengungkapkan dalam
pembelajaran sehari-hari seperti biasanya karena sebagai guru pemula masih
mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini tidak menjadi kendala dalam
pembelajaran karena Zazinatul Basiroh selalu berkonsultasi kepada guru
senior, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala yang belum
terselesaikan.
Dalam wawancara pada tanggal 14 April 2016 dengan Nasrudin yang
menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa masih
mengalami kendala dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran berupa
RPP karena belum memahami administrasi pembelajaran RPP yang baru, hal
ini disikapi dengan belajar kepada guru senior dan kepala sekolah.
Menurut Dwi Vitrotul Islami yang mempunyai masa kerja dua tahun
sebagai guru agama Islam dalam wawancara tanggal 14 April 2016, ia
mengungkapkan bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah
menyiapkan materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP masih menjadi kendala
dalam mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 April 2016 dengan Netty
Faila Suffa
yang menjadi guru agama Islam selama lima tahun
mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan
administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga. Menurut
62
Netty Faila Suffa apabila ada kendala baik dalam administrasi, materi dan alat
peraga, ia tidak sungkan untuk berkonsultasi kepada guru senior, kepala
sekolah dan pengawas hal tersebut dilakukan guna memperbaiki kualitas
pembelajaran.
Menurut Siti Aisah dalam wawancara tanggal 15 April 2016, ia telah
mengabdi menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa
persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi,
metode dan alat peraga. Menyusun RPP masih menjadi kendala dalam
mempersiapkan
administrasi
sebelum
melaksanakan
pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi internet menjadi solusi jangka pendek untuk
mempelajari penyusunan RPP tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 April 2016 dengan
Rokhmatul Khamidah yang menjadi guru agama Islam selama satu tahun
mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan
administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga. Bila
menemui kendala dalam pembelajaran, ia berkonsultasi kepada guru senior,
kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala yang belum
terselesaikan.
2. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang awal tahun ajaran 2015/2016
Menurut hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016 kepada Sundoyo
Abdul Haris yang telah menjadi guru agama Islam selama 33 tahun dengan
63
status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebagai guru
harus memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam menjalankan tugas utama
seorang guru kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berjalan sebagaimana
meskinya, seperti berdoa sebelum belajar, presensi siswa, RPP meliputi
appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian.
Menurut wawancara dan observasi tanggal 6 April 2016 kepada Sugito
yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai
Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum proses kegiatan
belajar mengajar guru haruslah mempunyai tujuan realistik yang ingin dicapai
pada saat pembelajaran, Sugito menyiapkan silabus, RPP, RPH, buku
pelajaran, lembar penilaian dan alat peraga. Dokumen-dokumen tersebut
dipersiapkan dengan tujuan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai
dengan sebaik-baiknya.
Hasil wawancara dengan Mahfud pada tanggal 6 April 2016, seorang guru
agama Islam dengan pengabdian 30 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang
sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan
sebelum proses pembelajaran yang utama adalah guru memiliki rencana kerja
berupa silabus, RPP, buku pelajaran, media dan alat peraga. Persiapan tersebut
harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang
sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumen silabus, RPP dan lainya.
Menurut hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016 dengan Siti Nasikah
yang telah menjadi guru agama Islam selama 33 tahun dengan status Pegawai
64
Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar
mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai
pendukung bahan ajar yang utama dan presensi siswa. Hal ini hampir setiap
saat disiapkan dikarenakan apabila ada supervisi untuk guru sertifikasi. setelah
itu guru harus memanfaatkan umpan balik yang konkrit dari semua kegiatan
yang dilakukan.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 7 April 2016 dengan Muntamah
yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai
Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum proses kegiatan
belajar mengajar adalah menyiapkan silabus, RPP, buku pelajaran, lembar
penilaian, alat peraga dan analisis KKM. Dokumen-dokumen tersebut
dipersiapkan dengan tujuan tertib administrasi untuk supervisi guru yang
sudah sertifikasi dan dalam pelaksanaan pemebelajaran harus sesuai dengan
administrasi pembelajaran yang telah disiapkan.
Setelah melakukan wawancara pada tanggal 7 April 2016 dengan Sururi
guru agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil
yang sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan
sebelum proses pembelajaran yang utama adalah presensi siswa, silabus, RPP,
buku pelajaran, media atau alat peraga, buku nilai siswa dan soal-soal ulangan.
Menurut wawancara dengan M. Ja’far pada tanggal 7 April 2016, guru
agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang
65
sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar
mengajar adalah membuat RPP, menyiapkan materi, metode dan alat peraga.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 7 April 2016 dengan Mar’atus
Sholikhah yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan
status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum
memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan administrasi pembelajaran
berupa RPP, buku materi, alat peraga dan buku nilai siswa.
Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan
Tanwiroh yang telah mengabdi sebagai guru agama Islam selama 33 tahun
dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengungkapkan
bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan RPP,
materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran serta program remidial.
Wawancara pada tanggal 8 April 2016 Menurut Nurdin yang telah
mengabdi menjadi guru agama Islam selama 26 tahun mengatakan bahwa
sebelum proses pembelajaran dimulai adalah menyiapkan presensi siswa,
silabus, RPP, buku pelajaran, media atau alat peraga dan buku nilai siswa.
Sakimin dalam wawancara tanggal 8 April 2016 mengatakan bahwa ia
telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai
Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar
66
mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai
pendukung bahan ajar yang utama.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Yasin yang
telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya persiapan sebelum
kegiatan belajar mengajar adalah membuat RPP, menyiapkan materi, metode
dan alat peraga.
Setelah melakukan wawancara dengan Sri Sulastri pada tanggal 8 April
2016, ia menyampaikan bahwa telah menjadi guru agama Islam selama 32
tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengatakan
sebelum proses pembelajaran yang utama adalah silabus, RPP, buku pelajaran,
media dan alat peraga. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan maksud
apabila ada supervisi untuk guru yang sertifikasi sudah ada bukti fisik
dokumennya.
Menurut wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Siti Askiyah yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi dan menjadi guru agama
Islam selama 32 tahun menyampaikan bahwa sebelum memulai pembelajaran
sebaiknya menyiapkan presensi siswa, silabus, RPP, buku pelajaran, media
atau alat peraga, buku nilai siswa dan buku bimbingan supervisi.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Umi
Habibah yang telah mengabdi menjadi guru agama Islam selama lima tahun
sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, di awali dengan berdoa sebelum
67
belajar, presensi siswa, appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan
penilaian.
Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan
Yufika Fitria Hadist yang telah menjadi guru agama Islam selama satu tahun
bahwa motivasi kerja dalam kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai
kebiasaan setiap hari. Hal ini dikarenakan buku bahan materi agama Islam
yang sudah dikuasai. Materi-materi teori dan praktikum tidak mengalami
perubahan yang signifikan sehingga guru masih menguasai materi pendidikan
agama Islam.
Dalam wawancara tanggal 9 April 2016, menurut Tsani Fitria Putri yang
telah menjadi guru agama Islam selama dua tahun bahwa sebelum
pembelajaran kita menyiapkan materi pelajaran, alat atau media pembelajaran
dan buku nilai siswa.
Iik Dian Ekayanti yang bekerja sebagai guru agama Islam selama dua
tahun pada wawancara tanggal 9 April 2016 mengungkapkan dalam
pembelajaran sehari-hari seperti biasanya karena sebagai guru pemula masih
mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini tidak menjadi kendala dalam
pembelajaran oleh karena itu selalu berkonsultasi kepada guru senior, kepala
sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Ana Maliya
yang menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa masih
68
mengalami kendala dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran berupa
RPP karena belum memahami administrasi pembelajaran RPP yang baru.
Setelah melakukan wawancara tanggal 9 April 2016 dengan Rifa’ah
menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa persiapan
sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode dan alat
peraga. Menyusun RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan
administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi
internet menjadi solusi jangka pendek untuk mempelajari penyusunan RPP
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Nur
Hidayati menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa
persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi,
metode dan alat peraga.
Menurut wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Jariyatun yang
mempunyai masa kerja 23 tahun sebagai guru agama Islam mengungkapkan
bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan materi
pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Penyusunan RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan
administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Z.
Famaul Khusna menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan
69
bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan
materi, metode dan alat peraga.
Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan
Habib Fajar yang menjadi guru agama Islam selama lima tahun
mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan
administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga, apabila
ada kendala baik dalam administrasi, hendaknya ia tidak sungkan untuk
berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas.
Menurut wawancara tanggal 11 April 2016 dengan Sabariyah yang sudah
tiga tahun menjadi guru agama Islam selama tiga tahun mengatakan bahwa
persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi,
metode, alat peraga dan penilaian anak.
Hasil wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Sri Rejeki
mengatakan bahwa dua tahun menjadi guru agama Islam selama mengatakan
bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan
silabus. materi, metode dan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran.
70
F. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016
1. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI
dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016
Menurut hasil wawancara kepada Samsudin tentang Peran pelaksanaan
perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan
motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2015/2016 adalah perencanaan supervisi pendidikan yang
bertujuan memantau serangkaian kegiatan guru untuk membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya
mengelola
proses pembelajaran dan
memanfaatkan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi
merupakan usaha untuk mendorong para guru mengembangkan kemampuanya
agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif.
Menurut wawancara kepada Zamhari perencanaan supervisi dapat
menciptakan metode dan prosedur untuk perbaikan pembelajaran dan
pengembangan kemampuan guru dalam rangka pemantapan diri. Dalam
menyusun rencana kegiatan supervisi dapat melibatkan guru, sehingga mereka
mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan.
Hasil wawancara dengan Amin Zaenal bahwasanya perencanaan supervisi
sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang
71
dibutuhkan dalam pembelajaran dan mencatat kendala-kendala yang guru
hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan
saran dan masukan yang membangun. Saran dan masukan dari pengawas
diterapkan dalam pembelajaran semampu guru.
Menurut hasil wawancara dengan Daimun bahwasanya perencanaan
supervisi dengan motivasi sebagai bimbingan terhadap guru, mendorong guru
untuk berbuat dan bertindak kearah sasaran yang ditetapkan sehingga ada
kesempatan untuk berkembang dapat membantu guru menuju pengembangan
situasi pembelajaran yang lebih baik meningkatkan rasa percaya diri dan
memberikan penghargaan diri sehingga ke depannya mampu bekerja dan
berprestasi lebih baik
Menurut Wiwik Susilowati Niklah dalam menyusun rencana kegiatan
supervisi sebaiknya melibatkan guru, sehingga mereka mengetahui apa yang
harus dipersiapkan dan apa yang akan dikerjakan. Dengan demikian kegiatan
supervisi atau pembinaan menjadi lebih terarah dan bisa berjalan dengan
lancar.
Hasil wawancara dengan Dwi Mahrus Salim menyampaikan bahwa
perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui persiapan yang harus
dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada ketua
dan anggota KKG yang lain pada waktu kegiatan KKG agar mendapatkan
solusi perbaikan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
72
Zazinatul Basiroh mengatakan dalam perencanaan supervisi sebaiknya
berdasarkan kebutuhan guru, pengawas menganalisa kebutuhan guru,
memiliki masalah atau kelemahan yang sama, mengelompokkan sesuai kriteria
kebutuhan guru, kemudian memberi layanan supervisi terhadap masalah yang
dihadapi guru. Bantuan pengawas perlu diberikan kepada guru karena guru
pada umumnya masih menemui kesulitan dalam hal menyusun perencanaan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta melaksanakan
evaluasi. Hendaknya pengawas berperanlebih aktif dalam kegiatan KKG.
Dalam wawancara dengan Nasrudin mengungkapkan bahwasanya
perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam
pembelajaran karena apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal
administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan
sesama anggota KKG untuk memperbaiki pola pembelajaran selanjutnya.
Menurut Dwi Vitrotul Islami mengatakan perencanaan supervisi
pendidikan menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, apabila
guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan
pembelajaran dapat berkonsultasi dengan, kepala sekolah dan guru sekolah
yang senior.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Netty Faila Suffa bahwasanya
perencanaan supervisi dapat menjadi sarana komunikasi dua arah antara
pengawas dan guru tentang hal-hal yang harus disiapkan guru dalam kegiatan
73
supervisi. Hal ini menjadikan guru lebih mempersiapkan diri baik dalam
administrasi dan materi pembelajaran.
Menurut Siti Aisah perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih giat
baik dalam pembelajaran. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan
pada saat kegiatan KKG untuk perbaikan persiapan pembelajaran dan
menindaklanjuti
kendala
dalam
penyusunan
RPP,
guru
dapat
juga
memanfaatkan forum KKG untuk belajar membuat RPP yang baik.
2. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI
dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016
Menurut hasil wawancara kepada Sundoyo Abdul Haris tentang
pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 mengungkapkan bahwa
perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam
kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik
dalam hal administrasi dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan
pengawas. Perencanaaan supervisi pendidikan juga menjadikan guru lebih
baik
dalam
perencanaan
pembelajaran,
disiplin,
observasi
metode
pembelajaran yang baru serta menumbuhkan sikap kerjasama yang baik antara
pengawas, guru dan kolega guru lainya dalam forum kegiatan KKG.
74
Menurut wawancara kepada Sugito, perencanaan supervisi pendidikan
menjadikan guru termotivasi karena memiliki waktu untuk menyiapkan hal-hal
yang
berhubungan
dengan
administrasi
dan
pembelajaran.
Dengan
meningkatnya motivasi akan meningkatkan kinerja untuk lebih baik dari
sebelum adanya supervisi.
Hasil wawancara dengan Mahfud, mengatakan perencanaan supervisi
membuat guru untuk lebih rajin baik dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Hal-hal tersebut
membuat guru belajar tantang teknik atau metode pembelajaran yang baru
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Menurut hasil wawancara dengan Siti Nasikah bahwasanya perencanaan
supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang
dibutuhkan dalam pembelajaran dan mencatat kendala-kendala yang guru
hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan
saran dan masukan yang membangun. Dengan adanya saran dan masukan dari
pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam meningkatkan kinerja.
Berdasarkan wawancara dengan Muntamah bahwasanya perencanaan
supervisi berperan dalam memberikan motivasi terhadap guru, hal ini
disebabkan guru mengetahui hal-hal yang harus disiapkan dalam pembelajaran
mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran.
Dengan motivasi yang meningkat maka kinerja guru juga akan baik karena
persiapan dalam pembelajaran.
75
Setelah melakukan wawancara dengan Sururi mengungkapkan bahwa
menjalin komunikasi dengan pengawas ketika mengalami atau menemukan
kendala di lapangan. Saran yang diperoleh dari pengawas kemudian
diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut wawancara dengan
perencanaan
supervisi
menjadikan
M. Ja’far mengungkapkan bahwa
guru
lebih
siap
dalam
kegiatan
pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi
efektif dan berkualitas. Pembelajaran efektif yang membutuhkan waktu sesuai
dengan alokasi jam pelajaran dan pembelajaran berkualitas adalah tercapainya
tujuan dari pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mar’atus Sholikhah bahwasanya
perencanaan supervisi dapat menjadi sarana komunikasi dua arah antara
pengawas dan guru tentang hal-hal yang harus disiapkan guru dalam kegiatan
supervisi. Hal ini menjadikan guru lebih mempersiapkan diri baik dalam
administrasi dan materi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi dan profesionalisme guru.
Setelah melaksanakan wawancara dengan Tanwiroh mengungkapkan
bahwa perencanaan supervisi merupakan bentuk kerjasama antara pengawas
dan guru dari peningkatan mutu pendidikan. Kerjasama yang dimaksud adalah
pengawas menyampaikan rencana kegiatan supervisi dan guru memberi
tanggapan atas perencanaan tersebut. Pada tahap pelaksanaan kegiatan
supervisi, hal-hal yang harus disiapkan guru berupa administrasi dan
76
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dievaluasi oleh pengawas dan pengawas
memberi saran dan masukan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Menururt Nurdin mengatakan bahwa perencanaan supervisi memberikan
dampak yang baik dalam kegiatan pembelajaran. Dampak baik yang dimaksud
adalah adanya arahan atas apa saja yang perlu disiapkan dan dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran. dengan adanya perencanaan supervisi, guru
memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung. Apabila guru dalam pembelajaran masih memiliki
kelemahan, pengawas akan menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan guru akan melaksanakan saran pengawas untuk perbaikan
kegiatan pembelajaran ke depannya.
Sakimin mengatakan bahwa perencanaan supervisi sangat dibutuhkan baik
oleh pengawas dan guru. Pengawas akan mengetahui kelemahan dan kendala
yang di hadapi guru dan guru mengetahui apa saja yang harus disiapkan dalam
pembelajaran. Apabila ada saran dari pengawas untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran, guru dengan senang hati melaksanakan saran pengawas dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Berdasarkan wawancara dengan Yasin bahwasanya perencanaan supervisi
pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam kegiatan belajar
mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal
administrasi dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas.
77
Perencanaaan supervisi pendidikan juga menjadikan guru lebih baik dalam
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran
dan menumbuhkan sikap disiplin guru.
Setelah
perencanaan
melakukan
supervisi
wawancara
menjadikan
dengan
guru
Sri
lebih
Sulastri
siap
mengatakan
dalam
kegiatan
pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi
efektif dan berkualitas. Pembelajaran yang efektif dan berkualitas adalah
tujuan dari perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Menurut wawancara dengan Siti Askiyah menyampaikan bahwa
bahwasanya perencanaan supervisi berperan dalam memberikan motivasi
terhadap guru, hal ini disebabkan guru mengetahui hal-hal yang harus
disiapkan dalam pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran sampai
pada evaluasi pembelajaran karena adanya persiapan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi Habibah bahwasanya
perencanaan supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan
hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan kendala-kendala yang guru
hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan
saran dan masukan yang membangun. Dengan adanya saran dan masukan dari
pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah
melaksanakan
wawancara
dengan
Yufika
Fitria
Hadist
menyampaikan bahwa perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui
78
persiapan yang harus dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga
disampaikan pada pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran guru.
Menururt Tsani Fitria Putri bahwa perencanaan supervisi sangat
dibutuhkan guru untuk melihat kebutuhan dan keadaan sekolah binaan
sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan program supervisi.
Guru juga dapat berinteraksi dengan pengawas tentang langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh pengawas dan guru.
Iik Dian Ekayanti mengatakan perencanaan supervisi menjadi sarana
untuk memperbaiki diri baik dari segi motivasi dan kinerja karena pelaksanaan
yang sudah terjadwal, guru memilki waktu yang cukup untuk mempersiapkan
pembelajaran. Apabila ada kekurangan guru akan mendapat saran dan
masukan dari pengawas. Dengan adanya saran dan masukan dari pengawas
akan menjadikan kita lebih baik dalam meningkatkan kinerja.
Berdasarkan wawancara dengan Ana Maliya mengungkapkan bahwasanya
perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam
kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik
dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi
dengan pengawas.
Setelah melakukan wawancara dengan Rifa’ah menyampaikan bahwa
perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui persiapan yang harus
dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada
pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran. dalam perencanaan
79
supervisi dapat juga berbagi metode pemeblajaran yang efektif dan
berkualitas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Nur Hidayati mengatakan
perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih giat baik dalam
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada
pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran. menindaklanjuti kendala
dalam penyusunan RPP, guru dapat juga berkonsultasi dengan guru senior
dalam forum KKG.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Z. Famaul Khusna mengatakan
perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan
pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi
efektif dan berkualitas. Apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal
administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan,
kepala sekolah, guru sekolah dan pengawas baik secara pribadi maupun dalam
forum KKG.
Setelah melaksanakan wawancara dengan Habib Fajar mengungkapkan
bahwa menjalin komunikasi dengan pengawas ketika mengalami atau
menemukan kendala di lapangan. dalam menjalin komunikasi dengan
pengawas, guru dapat memaksimalkan pembinaan dari pengawas dalam
kegiatan KKG, Saran yang diperoleh dari pengawas kemudian dilaksanakan
untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
80
Menurut Sabariyah bahwasanya perencanaan supervisi sangat baik karena
guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi
terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas guna
mencapai tujuan pembelajaran.
Sri Rejeki mengungkapkan bahwa perencanaan supervisi menjadikan guru
lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini
menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan berkualitas. Kendala dalam
penyusunan RPP dan metode belajar yang belum tepat dapat dikonsultasikan
dengan pengawas dalam forum KKG.
81
BAB IV
ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN
SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN
BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
AJARAN 20015/2016
A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan
Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016
Perencanaan supervisi PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bancak dan Bringin
berdasarkan analisis Program Tahunan, Program Semester, dan Rencana
Kegiatan Akademik (RKA) nampak bahwa bertujuan untuk pembinaan dan
pemantauan kegiatan dan kinerja guru sekaligus membantu guru dalam
mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran dan memanfaatkan
alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini terungkap dari program
tahunan pengawas yang mana pelaksanaan supervisi akademik bertujuan untuk
menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan
kemampuan guru dalam pembelajaran, dan meningkatkan perolehan mutu
prestasi siswa. Demikian pula dalam mengukur dan memberikan penilaian kinerja
guru supervisor mengolah dan menyajikan hasil temuan untuk dijadikan sebagai
bahan pembinaan. Perencanaan pada hakikatnya dijadikan sebagai acuan dalam
81
82
pelaksanaan supervisi untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang
harus dilakukan dan bagaimana hasil yang diperoleh.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pengawas terungkap bahwa
dalam menyusun perencanaan supervisi, pengawas mempertimbangkan faktorfaktor yang mempengaruhi perencanaan supervisi diantaranya adalah jumlah
sekolah binaan, keadaan guru, keadaan sekolah serta pendekatan yang akan
diterapkan dalam pelaksanaan supervisi. Indikator jumlah sekolah binaan di
kecamatan Bancak terungkap sebanyak 13 Sekolah Dasar, namun pengawas PAI
di kecamatan Bancak masih merangkap 22 Sekolah Dasar di kecamatan Pabelan
dan di kecamatan Getasan sebanyak 24 Sekolah Dasar. Demikian juga wilayah
kerja binaan pengawas PAI kecamatan Bringin sebanyak 26 Sekolah Dasar serta
merangkap sebanyak 24 Sekolah Dasar di kecamatan Tuntang dan pada
kecamatan Banyubiru sebanyak 27 Sekolah Dasar. Sejalan dengan kondisi
tersebut, menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah pengawas dan
jumlah sekolah binaan.
Prinsip yang diterapkan dalam kegiatan supervisi PAI di kecamatan Bancak
dan Bringin adalah prinsip ilmiah dan prinsip demokratis. Penerapan prinsip
ilmiah dalam proses pembelajaran oleh Pengawas PAI menekankan pada
indikator-indikator data yang obyektif, sistematis, terencana dan berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Piet A. Suhertian yang
menyatakan bahwa prinsip ilmiah dilaksanakan berdasarkan data yang objektif
dalam proses pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis, terencana dan
83
kontinu.73 Sedangkan penerapan prinsip demokratis, supervisor menjadikan guru
sebagai mitra dalam kepengawasan hal ini membuat guru tidak merasa diawasi
yang pada akhirnya guru maksimal dalam meningkatkan kinerja dan mutu
pembelajaran. Sesungguhnya prinsip ini bertujuan untuk membantu guru dalam
peningkatan kompetensi dan mutu guru. Dengan prinsip demokratis ini juga
supervisor menghindari masa lalu yang otokratis, sembari terus membangun
paradigma baru tentang kegiatan supervisi yang demokratis. Ini terbukti bahwa
penerapan prinsip demokratis menjadikan guru lebih bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini senada dengan Sahertian yang menyatakan
bahwa prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan
martabat guru sehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. 74
Supervisi dilaksanakan dengan prinsip demokratis mengisyaratkan bahwa
guru, pengawas dan pakar kurikulum bekerjasama untuk meningkatkan
pembelajaran. Usaha-usaha yang ditempuh baik oleh supervisor maupun yang
disupervisi telah direncanakan dan disepakati bersama. Guru sebagai individu
yang bebas berpikir, melatih diri untuk berinisiatif, mengembangkan kepercayaan
diri, dan mengembangkan keikutsertaan dalam pembuatan keputusan diajak
bekerjasama dalam merumuskan perencanaan kegiatan supervisi, pelaksanaan
supervisi dan evaluasi supervisi. Dengan demikian, guru akan dianggap sebagai
rekan kerja daripada sekedar pelengkap saja. Hal ini tergambar dari implementasi
supervisi dengan pendekatan prinsip demokratis di kecamatan Bancak dan
73
74
Lihat Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20.
Lihat Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20.
84
Bringin, yang mana peran guru PAI baik guru senior maupun guru yang sudah
bersertifikasi turut serta merumuskan, memberikan saran dan masukan dalam
perencanaan supervisi demi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam.
Dari perencanaan prinsip-prinsip supervisi di atas, menunjukkan bahwa
supervisor menerapkan prinsip ilmiah dan demokratis untuk dijadikan pedoman
kegiatan kepengawasan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dipersiapkan
dan apa yang harus dikerjakan sehingga kegiatan supervisi menjadi lebih terarah
dan bisa berjalan dengan lancar.
Selanjutnya terlihat dari pelaksanaan perencanaan supervisi di kecamatan
Bancak dan Bringin di mana supervisor sebelum melakukan tugasnya terlebih
dahulu memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik yang bersifat
objektif, berdasarkan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah. Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan
program supervisi akademik sebagaimana yang dikemukakan oleh Lantip dan
Sudiyono meliputi, objektif (data apa adanya), bertanggungjawab, berkelanjutan,
didasarkan
pada
standar
nasional
pendidikan,
kebutuhan
dan
kondisi
sekolah/madrasah.75
B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang awal Tahun Ajaran 2015/2016
75
Lihat Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi …., 96.
85
Berdasar data yang diperoleh peneliti bahwa motivasi dan kinerja guru dapat
dilihat dari persiapan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar meliputi
kelengkapan perangkat administrasi pembelajaran. Dari berbagai perangkat dan
administrasi yang dipersiapkan dan dimiliki guru serta cara mereka mengajar
terungkap bahwa indikator motivasi dan kinerja guru sebagai berikut:
1.
Motivasi dan kinerja guru hanya sekedar menggugurkan kewajiban
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat enam guru wiyata bakti di
kecamatan Bancak dan delapan guru wiyata bakti di kecamatan Bringin yang
motivasinya hanya sekadar menggugurkan kewajibannya sebagai seorang
guru yang berimplikasi pada rendahnya kinerja. Mereka mengajar tanpa
persiapan yang matang dengan metode yang monoton bahkan sering kali
masuk terlambat dan keluar kelas lebih awal. Guru ini bisa diklasifikasikan
ke dalam tipe tidak profesional apabila ia memiliki kemampuan rendah dan
motivasi kerja rendah pula. Tipe guru yang dimaksud adalah guru yang
berstatus wiyata bakti di mana secara finansial belum mencukupi kebutuhan
fisiologis. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow
tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis. 76
2.
Motivasi dan kinerja guru sebagai lahan ibadah
Dari data penelitian terungkap bahwa guru yang motivasi mengajarnya
sebagai lahan ibadah, mereka mengajar dengan apa adanya tanpa keluh kesah
masuk dan keluar dari kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
76
Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150.
86
hanya saja mereka minim dalam usaha pengembangan diri dalam rangka
meningkatkan kinerjanya. Tipe guru yang dimaksud adalah guru wiyata bakti
yang memiliki penghasilan lain sebanyak dua guru di kecamatan Bancak dan
empat guru di kecamatan Bringin serta guru yang berstatus PNS yang
mendekati masa pensiun empat guru di kecamatan Bancak dan delapan guru
di kecamatan Bringin di mana secara finansial
tercukupi kebutuhan
fisiologis dan kebutuhan rasa aman. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis dan rasa
aman.77 Tipe Guru ini bisa diklasifikasikan ke dalam tipe semi profesional
apabila ia memiliki kemampuan tinggi dan motivasi kerja rendah atau
sebaliknya.
3.
Motivasi dan kinerja guru dengan indikator pengembangan diri
Guru yang motivasinya berupa pengembangan diri dan pengembangan
anak didik di kecamatan Bancak ada satu guru dan Bringin terdapat enam
guru. Pengembangan diri ditandai dengan sering mengikuti pelatihan,
membaca buku dan penulisan karya ilmiah. Sedangkan pengembangan anak
didik direalisasikan dengan penggunaan metode yang bervariasi dan
memaksimalkan media pembelajaran yang tersedia demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
Dengan
demikian
guru
yang
motivasinya
berupa
pengembangan diri dan anak didik kinerja yang ia miliki cenderung lebih
baik dibanding motivasi yang lain. Tipe guru yang dimaksud adalah mereka
77
Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150.
87
yang berstatus PNS yang bersertifikasi di mana secara finansial sudah
mencukupi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, sosial, penghargaan
dan kebutuhan aktualisasi diri. Sebab tipe guru yang terbaik, adalah guru tipe
profesional. Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam tipe profesional
apabila ia memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi
kerja tinggi (high level of commitment). Hal ini sebagaimana teori yang
dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis, rasa
aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.78
Dengan memahami motivasi dan kinerja guru PAI yang bervariasi di atas,
Pengawas di Kecamatan Bancak maupun Bringin dalam perencanaan program
supervisi akademik mampu menumbuhkan motivasi guru yang sekedar
menggugurkan kewajiban dan lahan ibadah untuk senantiasa mengembangkan
kompetensinya, mempelajari dan merefleksikan praktik pembelajaran. Dengan
cara membangkitkan motivasi guru tersebut keberhasilan Pendidikan Agama
Islam pasti dapat dicapai. Di satu sisi, guru harus mengetahui bagaimana
mengerjakan (know how to do) tugas-tugasnya. Ia harus memiliki pengetahuan
tentang merumuskan tujuan akademik, murid-muridnya, materi pelajaran, dan
teknik akademik. juga seorang guru harus mampu menerapkan pengetahuan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
78
Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150.
88
C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas
PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di
Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2015/2016
Dalam melaksanakan supervisi akademik pengawas PAI menerapkan metode
reinforcement dan punishtment. Reinforcement diberikan kepada guru PAI yang
berprestasi atau guru PAI yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik berupa
ucapan selamat atau pujian. Sedangkan punishment diberikan kepada guru PAI
yang dianggap belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Punishment yang
diterapkan oleh pengawas PAI biasanya dengan memanggil guru PAI yang
bersangkutan
untuk
menghadap
ke
kantor
pengawas
sekaligus
untuk
mendapatkan bimbingan dan pengarahan agar meningkatkan kinerjanya.
Pendekatan ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Mantja bahwa guru yang
mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan sehingga mampu bereaksi,
supervisor dalam implementasinya dapat dengan cara memberi penguatan dan
hukuman.79
Dalam melakukan pendekatan kepada guru PAI supervisor tidak hanya
menggunakan satu pendekataan saja, akan tetapi kombinasi dari berbagai
pendekatan (direktif, non direktif dan kolaboratif). Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh
Mantja bahwa model
pendekatan
kolaboratif
didasarkan atas pemahaman psikologi kognitif yang berasumsi bahwa
79
Lihat Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 172.
89
belajar merupakan hasil panduan antara kegiatan individu dengan
lingkungan, sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap arah
aktivitas.80 Dari
sini, diketahui
bahwa
terdapat
fleksibilitas dalam
melaksanakan supervisi.
Salah satu tugas supervisor guru PAI adalah mengembangkan kompetensi
profesional guru. Usaha pengembangan kompetensi guru tersebut telah
dilaksanakan supervisor dengan teknik individu dan kelompok. Teknik individu
dapat dicontohkan supervisor dengan kunjungan atau observasi kelas dan
percakapan pribadi. Sedangkan untuk teknik kelompok berupa diskusi, seminar,
rapat yang dijembatani dalam forum Kelompok Kerja Guru.
Bentuk batuan dan pengawasan yang dilakukan supervisor kepada guru PAI
adalah mengawasi dan membimbing guru dalam menyusun persiapan mengajar,
mengawasi ketertiban administrasi guru PAI dengan memberikan lembaran
evaluasi bulanan maupun tahunan. Selain itu supervisor juga melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah tentang kinerja guru PAI.
Sebagai alat analisis terhadap kinerja maupun kegiatan supervisor dalam
usaha mengembangkan kompetensi profesional guru PAI maka perlu acuan yang
jelas terhadap indikator pengawas PAI. Mengacu pada Peraturan Menteri Agama
Indonesia nomor 2 tahun 2012 bahwa indikator dari
sebagai berikut:
80
Lihat Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 185.
pengawas PAI adalah
90
a. Melakukan penyusunan program.
b. Pengawasan, pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru
Pendidikan Agama Islam.
c. Pemantauan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam.
d. Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan.
e. Pelaporan pelaksanaan tugas pengawasan.
Sesuai dengan data-data di lapangan yang telah peneliti uraikan, bahwasanya
pengawas PAI kecamatan Bancak dan Bringin telah melaksanakan tugasnya
berupa perencanaan kegiatan dengan penyusunan program kerja. Untuk
pembimbingan dan pengembangan profesi guru belum di laksanakan dengan
maksimal. Hal ini terlihat dari kinerja para supervisor yang masih terkesan
mencari-cari kekurangan guru PAI dengan memeriksa kelengkapan administrasi
guru.
Karakteristik Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang
dikutip oleh Aedi adalah supervisi dapat membantu guru dalam melakukan
pembelajaran dan melibatkan guru bergabung bersama-sama dalam menentukan
perubahan yang dibutuhkan. Supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik
pembelajaran. Supervisor juga memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru serta sering melakukan observasi.81
Supervisi yang efektif maka dapat dilihat dari kinerjanya sesuai data-data
yang telah diuraikan, bahwa supervisor guru PAI kecamatan Bancak dan Bringin
81
Lihat Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327.
91
belum menerapkan semua kriteria supervisi yang efektif dengan maksimal.
Supervisor dan guru belum sepenuhnya bergabung bersama-sama dalam
menentukan perubahan yang dibutuhkan. Supervisor belum memberikan fokus
perhatian pada praktik pembelajaran. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
usaha supervisor dalam mengembangkan kompetensi profesional guru belum
maksimal.
Dalam usaha supervisor untuk mengembangkan kompetensi profesional guru
PAI menemui berbagai macam problematika. Problematika tersebut adakalanya
muncul dari diri para guru PAI dan dan ada pula yang muncul dari diri
pengawas/supervisor. Problematika yang muncul dari guru PAI di antaranya
berupa:
a.
Masih ada guru PAI sudah merasa puas dengan berijazah S1
Pada dasarnya ada beberapa guru PAI yang menempuh/telah
menyelesaikan pascasarjana. Hanya saja kebanyakan dari mereka yang
menempuh/telah menyelesaikan adalah guru-guru PAI yang berstatus PNS.
Sedangkan guru PAI non PNS yang baru menempuh/telah menyelesaikan
pasca sarjana sangat sedikit sekali. Hal ini dikarenakan bagi guru non PNS
biaya kuliah di pasca sangat mahal jika dibandingkan dengan honor yang
diterima, apalagi bagi guru yang belum sertifikasi.
b.
Teknik dan metode pembelajaran guru PAI yang masih monoton.
Selama ini teknik dan metode pembelajaran guru PAI masih monoton
terutama yang dilakukan oleh guru-guru PAI yang hendak pensiun.
92
Jangankan menggunakan teknik dan metode yang bervariasi, sebagian dari
mereka ada juga guru yang masih muda bernggapan bahwa masuk kelas saja
itu sudah dirasa bagus dari pada ditinggal ngobrol di kantor guru. Terkadang
guru PAI meninggalkan tugas agar dikerjakan oleh siswa kemudian siswa
disuruh untuk mengumpulkan tugas tersebut di meja guru yang
bersangkutan, sedang guru tersebut tidak ada dikarenakan baru keluar
sekolah menyelesaikan urusan lain diluar urusan atau pekerjaannya sebagai
seorang guru. Mayoritas dari guru PAI saat mengajar menggunakan metode
ceramah yang membuat siswa bosan dan enggan untuk mengikuti pelajaran
dengan seksama. Siswa malah menyibukkan diri dengan mainan HP secara
sembunyi-sembunyi bahkan diantara mereka sampai ada yang tertidur ketika
dalam guru berceramah tidak mengandung unsur humor yang membuat siswa
tertawa.
c.
Aktivitas guru PAI yang terlalu padat
Aktivitas guru yang terlalu padat sangat mengangu waktu, tenaga dan
pikiran guru. Bagaimana guru tersebut bisa mengembangkan kompetensi
profesionalnya kalau waktunya hanya habis untuk mengajar. Belum lagi ada
tugas lain yang harus diselesaikan oleh guru seperti tugas sebagai wali kelas,
pembina SKI ataupun pembina pramuka.
d.
Masih adanya guru yang merasa keberatan dengan kegiatan supervisi
Hal ini terjadi karena guru tersebut merasa lebih senior dibanding
dengan supervisor. Adakalanya senioritas itu diukur dari sudut usia dan
93
adakalanya dilihat dari dulu waktu menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
Selain itu salah satu alasan kenapa seorang guru tidak mau disupervisi
disebabkan ia belum siap atau belum membuat administrasi guru sehingga
saat hendak disupervisi dia menolak atau menghindar dengan berbagai
macam alasan.
Seorang supervisor dalam mejalankan kinerjanya tentu tidak lepas dari
problematika, tetapi problematika itu menjadi spirit yang terus menjadi langkah
maju supervisor guna mengembangkan kompetensi profesional guru PAI.
Problematika itu terkait dengan sistem pembelajaran yang masih klasik,
kurangnya kemampuan guru PAI dalam menggunakan, memanfaatkan IT dan
pembuatan karya ilmiah.
Supervisi
pembelajaran
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan
profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaran melalui pemberian layanan
profesional kepada guru. Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi
belajar dan mengajar yang lebih baik.
Selama ini solusi yang telah diterapkan oleh supervisor untuk meningkatkan
motivasi dan kinerja adalah:
a.
Menganjurkan guru PAI untuk melanjutkan studi/kuliah.
b.
Menganjurkan
guru
PAI
untuk
memperkaya
teknik
dan
metode
pembelajaran.
c.
Menambah guru PAI agar aktivitas mereka tidak terlalu padat sehingga
mereka dapat mengikuti pelatihan-pelatihan.
94
d.
Mengoptimalkan keberadaan Kelompok Kerja Guru sebagai wahana
peningkatan kompetensi profesional guru PAI.
Mengacu pada tujuan supervisi di atas maka menurut peneliti supervisor
dalam mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan supervisi akademik
telah melakukan langkah-langkah yang tepat. Hanya saja dalam pelaksanaannya
kurang bisa berjalan dengan optimal yang dikarenakan berbagai kendala yang ada
di antaranya belum harmonisnya hubungan supervisor dan guru PAI, belum
adanya dana yang mencukupi dan belum sinerginya antara Kemenag dan Dinas
Pendidikan.
Supervisor merupakan profil sentral dalam dunia pendidikan. Supervisor
tidak hanya sekadar mencari-cari kesalahan dan kelemahan guru saja, akan tetapi
lebih diutamakan fungsinya sebagai pembimbing. Setiap guru tentunya senantiasa
mendambakan profil supervisor yang ideal yang dapat membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh guru termasuk guru PAI. Maka supervisor
hendaknya bisa menjadi mitra kerja guru. Disamping itu, supervisor juga
berperan penting dalam meningkatkan kompetensi guru termasuk kompetensi
profesional. Berkenaan dengan hal ini supervisor harus mampu memotivasi guru
untuk meningkatkan kinerjanya.
Supervisor juga mengukur kinerja guru PAI melalui hasil evaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan dengan menganalisis nilai evaluasi yang
didapat peserta didik. Berkaca dari fenomena yang ada saat peneliti melakukan
observasi, menurut peneliti, supervisor telah berhasil dalam meningkatkan kinerja
95
guru PAI dalam satu hal seperti peningkatan keterampilan dalam membuat
administrasi, tetapi belum maksimal pada hal lainnya seperti masih adanya
beberapa guru yang hingga saat masih “gaptek” serta masih banyak guru PAI
yang belum mampu membuat karya ilmiah serta masih monotonnya metode
mengajar Guru PAI.
Kelompok Kerja Guru PAI lebih berperan pada pendalaman materi,
penguasaan metode pembelajaran dan peningkatan keterampilan menggunakan
ICT sedang supervisor mempunyai kecenderungan pada peningkatan kemampuan
pada pembuatan administrasi guru. Dengan demikian dari peran-peran yang ada
dari Kelompok Kerja Guru PAI mempunyai peran lebih dominan dibandingkan
dengan supervisor dalam upaya meningkatkan motivasi dan guru PAI.
Implementasi perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin
mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan
Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui setelah peneliti
melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program Semester dan
Rencana Kepengawasan Akademik.
Tingkat keberhasilan implementasi perencanaan supervisi lebih berdampak
positif di kecamatan Bringin dikarenakan guru yang mendapat keleluasaan
memberikan
saran
bertanggungjawab
dan
masukan
dalam
perencanaan
supervisi
lebih
untuk meningkatan motivasi dan kinerjanya, dalam
melibatkan guru dalam kegiatan supervisi merupakan bentuk pengakuan
eksistensi diri para guru. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mc Clelland
96
bahwa seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan
berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland
menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan
kekuasaan.82
Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan
secara
pribadi
atas
perbuatan-perbuatannya.
Ia
menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha
melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini
ditunjukan dengan adanya bersahabat. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini
tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia
peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang
lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya,
serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. Sedangkan guru di kecamatan
Bancak yang tidak dilibatkan dalam perencanaan supervisi cenderung kurang
bersemangat dalam meningkatkan kinerja karena tidak mengetahui kapan atau
apa saja yang harus dipersiapkan dalam kegiatan supervisi.
Keterkaitan dengan peran pengawas dalam motivasi dan kinerja guru PAI,
dari data hasil penelitian terungkap bahwa di kecamatan Bancak yang motivasi
dan kinerja hanya menggugurkan kewajiban sebelumnya berjumlah enam orang
guru setelah pembinaan tinggal lima orang guru, motivasi kinerja sebagai lahan
ibadah sebelumnya berjumlah enam orang setelah pembinaan tinggal empat
82
Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …, 151.
97
orang, dan motivasi dan kinerja pengembangan diri sebelumnya satu orang
setelah pembinaan menjadi empat orang. Hal ini dapat dianalisis bahwa peran
pengawas kurang signifikan. Sementara di kecamatan Bringin yang motivasi dan
kinerja hanya menggugurkan kewajiban sebelumnya berjumlah delapan orang
guru setelah pembinaan tinggal tiga orang guru, sedangkan motivasi kinerja
sebagai lahan ibadah sebelumnya berjumlah 12 orang setelah pembinaan tinggal
tujuh orang dan motivasi dan kinerja pengembangan diri sebelumnya enam orang
setelah pembinaan menjadi 16 orang. Hal ini dapat dianalisis bahwa peran
pelaksanaan perencanaan supervisi di kecamatan Bringin cukup signifikan
daripada peran perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dalam meningkatkan
motivasi dan kinerja guru PAI.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti menyajikan data dan mendeskripsikannya serta melakukan
analis secara keseluruhan sebagaimana terlihat dalam bab-bab sebelumnya maka
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai
kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin
sudah terencana dengan baik. Hal ini berdasarkan dengan hasil wawancara
dan observasi yang peneliti lakukan kepada pengawas PAI kecamatan
Bancak dan pengawas PAI kecamatan Bringin yang mengatakan dalam
menyusun rencana kegiatan supervisi dapat dijadikan sebagai pedoman
kegiatan kepengawasan dan dapat juga melibatkan guru, sehingga mereka
mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan.
Dengan demikian kegiatan supervisi menjadi lebih terarah dan bisa berjalan
dengan lancar. Ini sesuai dengan manfaat-manfaat program supervisi
akademik sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik, untuk
menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi
akademik, penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya
sekolah.
98
99
Pengawas PAI kecamatan Bancak dan pengawas PAI kecamatan Bringin
juga mengemukakan bahwa seorang Supervisor sebelum melakukan
tugasnya, sebaiknya memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi
akademik yang meliputi objektif, berdasarkan standar nasional pendidikan
dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
2.
Keadaan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016 menunjukan
bahwa guru yang di kecamatan Bancak mempunyai motivasi rendah enam
orang guru yang bersatus wiyata bakti, guru yang motivasinya sedang tiga
guru wiyata bakti dan tiga guru PNS, sedangkan yang mempunyai motivasi
tinggi satu orang guru.
Sedangkan di Kecamatan Bringin, guru yang
motivasinya rendah delapan orang guru, guru yang mempunyai motivasi
sedang enam orang guru wiyata bakti dan enam guru PNS, sedangkan guru
yang motivasinya tinggi berjumlah enam orang guru PNS.
3.
Tingkat keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 menunjukan bahwa di
Kecamatan Bancak guru yang mempunyai motivasi rendah menjadi lima
guru wiyata bakti, motivasi sedang empat guru wiyata bakti dan yang
mempunyai motivasi tinggi menjadi empat orang guru PNS. Keberhasilan di
kecamatan Bringin memperlihatkan bahwa guru yang motivasinya rendah
100
dari lima orang guru wiyata bakti menjadi tiga oarang guru wiyata bakti,
motivasi sedang berjumlah tujuh orang guru wiyata bakti dan guru yang
mempunyai motivasi tinggi berjumlah 14 guru PNS dan dua guru wiyata
bakti.
B. SARAN
1.
Bagi Guru PAI
Hendaknya guru Pendidikan Agama Islam:
Pertama, berusaha untuk senantiasa meningkatkan kualitas atau kompetensi
professional secara terus menerus, salah satunya dengan melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi, memperkaya teknik dan metode pembelajaran dan
melalui Kelompok Kerja Guru PAI dengan aktif mengikuti setiap kegiatan
yang telah diprogramkan oleh KKG PAI. Kedua, dalam mengikuti segala
kegiatan yang diselenggarakan oleh KKG PAI didasari kesadaran penuh
untuk meningkatkan kompetensi profesional bukan semata-mata hanya ingin
kumpul-kumpul dengan teman sebatas ajang silaturrokhim saja. Ketiga, tidak
segan-segan untuk meminta masukan, bimbingan dan arahan supervisor saat
mendapatkan masalah berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar.
Keempat, meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam mengoperasikan
media atau teknologi informasi.
2.
Bagi Supervisor
Untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI supervisor hendaknya:
pertama, memperdalam pemahaman akan konsep supervisi. Kedua,
101
mengenal dengan baik guru-guru PAI binaannya. Ketiga, meningkatkan
frekuensi
kunjungan
sekolah/kelas.
Keempat,
meningkatkan
kemampuan/keterampilan dalam mengoperasikan media atau teknologi
informasi. Kelima, melakukan bimbingan terhadap guru yang punya masalah
dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk
itu
supervisor
hendaknya
mampu
membantu
guru
untuk
mendefinisikan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, ikut serta
memikul tanggungjawab dalam perencanaan dan penyusunan perencanaan
supervisi, dan berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan
supervisi. Dengan demikian setiap supervisor harus melibatkan guru
seoptimal mungkin dalam kegiatan supervisi.
3.
Bagi Instansi Terkait
Hendaknya bagi instansi terkait (Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan)
lebih memperhatikan rasio jumlah pengawas dan jumlah sekolah binaan yang
bertujuan untuk efektifitas dan kualitas kegiatan supervisi.
4. Bagi Civitas Akademik
Untuk pengembangan keilmuan hendaknya ada dari civitas akademik yang
melakukan penelitian tentang manajemen supervisi maupun supervisi dari
aspek yang lain, yang difokuskan pada peran perencanaan supervisi dalam
meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
102
DAFTAR PUSTAKA
Aedi, Nur, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014.
Arifin, H. M. Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003.
Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Asad, Moch. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty,
2001.
Bailey, Kanneth D. Methods Of Social Research, New York: A Division Of
Macmillan Publishing Co. Inc, 1982.
Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan
Proses Pengajaran, Bandung: Refika Aditama, 2011.
Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses,
Penerjemah Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996.
Glatthorn, Allan A, Supervisory Leadership: Introduction To Instructional
Supervison, United States Of America: Harper Collins Publishers, 1990.
Hanafi, Soni Wahyu, ”Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Ponjong Gunungkidul”, Tesis Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun Ajaran 2013.
Jelantik, A A. Ketut, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju
PKKS, Yogyakarta: Deepublish, 2012.
Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid,”Pelaksanaan Supervisi Akademik dalam
Peningkatan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus III Sentolo Kulon Progo”, Jurnal
Akuntabilitas Perencanaan Pendidikan, Vol.3 No.2, 2015.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Lembaga Administrasi Negara, Kinerja Aparat Pemerintah, Jakarta: LAN, 1992.
Mangkunegara, Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja, Bandung: Refika Aditama, 2005.
103
Mantja, Willem, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000.
Masaong, Abd. Kadim, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas
Guru: Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta,
2013.
Masaong, Abd. Kadim, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Profesi Guru,
Bandung: Alfabeta, 2013.
Maunah, Binti, Supervisi Pendidkan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras,
2009.
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.
Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan
Terjemahnya, Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H.
Muslim, Sri Banun, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme
Guru, Bandung: Alfabeta, 2013.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas
Madrasah dan Sekolah, Bab II Pasal 4.
Pidarta, Made, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Sarana Press, 1986.
Prasojo, Lantip Diat dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media,
2002.
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.
Retoliah,”Kinerja Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di
Kota Palu”, Istiqra, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 2, No. 2 (Juni-Desember 2014).
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo
Persada, 2004.
Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
104
Santosa, Ikhsan, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru
terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis
pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon
Tahun 2009.
Shulhan, Muwahid dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras,
2013.
Soeprihanto, John, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta:
BPFE, 2000.
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi
Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013.
Suharda, Dadang, Supervisi Profesional, Bandung: Alfabeta, 2010.
Syukri dkk, ”Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I UPTD Dewantara Aceh
Utara”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol.3, No.2, 2015.
Toha, Aceng, “Fungsionalisasi Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam (Studi
tentang Implikasi Keputusan Mentrei Agama Nomor 381/1999 terhadap Kinerja
Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Garut)”, Tesis Program Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun Ajaran 2001.
Umar, Husain, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma
Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada,
2008, 209.
Zepeda,Sally J, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York:
1956.
https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan/16 Pebruari 2016.
105
DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH 2015/2016
KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG
No.
Bidang / Sub
Bidang
Kegiatan
Jenis Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Indikator
Keberhasilan
Teknik/Pendekatan
Supervisi
Jadwal
Pelaksanaan
1
2
3
4
5
6
7
8
Menyusun
program tahunan
supervisi akademik
pengawas sekolah
Setiap pengawas
sekolah memiliki
program
pengawas sekolah
1.
Pembinaan
Pembinaan
Supervisi
Akademik
kepada Guru
Membuat
program
supervisi
akademik
Menyusun program
semester supervisi
akademik
pengawas sekolah
Terdapat prota
pengawas sekolah
Workshop
penyusunan prota,
promes dan RKA.
Juli 2015
Supervisi klinis
Juli 2015 –
Juni 2016
Terdapat promes
pengawas sekolah
Terdapat RKA
pengawas sekolah
Menyusun program
Rencana kerja
akademik (RKA)
Melaksanakan
program
supervisi
Menumbuh
kembangkan
kualitas
pembelajaran yang
Guru-guru
sekolah binaan
Terdapat jadwal
supervisi klinis.
Instrumen supervisi
Workshop, diskusi,
seminar, rapat,
106
akademik
lebih baik.
kelas pelaksanaan
pembelajaran terisi
Meningkatkan dan
mengembangkan
kemampuan guru
dalam
pembelajaran.
Terdapat peningkatan
kualitas pembelajaran
Prestasi hasil
pembelajaran siswa
mutunya meningkat.
Meningkatkan
perolehan mutu
prestasi siswa.
Menilai/laporan
pelaksanaan
program
supervisi
akademik
Mengukur dan
memberikan
penilaian terhadap
kinerja guru dalam
supervisi akademik
pertemuan personal
dan kelompok.
Setiap pengawas
sekolah menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.
Terdapat laporan
pengawas sekolah
tiap semester dari
setiap pengawas
sekolah dalam bidang
akademik.
Penelitian
Program tindak
lanjut supervisi
akademik
dilakukan oleh
setiap pengawas
Terdapat laporan hasil
pengolahan temuan
data bidang
akademik.
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
Desember
2015
Juni 2016
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
pembinaan guru
dalam supervisi
akademik
Rencana tindak
lanjut supervisi
akademik
Memperbaiki
sistem
pembelajaran lebih
baik pada program
berikutnya dalam
Desember
2015
Juni 2016
107
Pembinaan
Supervisi
Manajerial
kepada
Kepala
Sekolah
Membuat
program
supervisi
manajerial
supervisi
akademik.
sekolah.
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) bidang
manajerial
analisis kualitatif.
Menyusun
program tahunan
supervisi
manajerial
pengawas sekolah
Setian pengawas
sekolah memiliki
program
pengawas sekolah
Terdapat prota
pengawas sekolah
Workshop
penyusunan prota,
promes dan RKM.
Juni 2015
Supervisi klinis
Juli 2015 –
Juni 2016
Menyusun program
semester supervisi
manajerial
pengawas sekolah
Terdapat
promespengawas
sekolah
Terdapat RKM
pengawas sekolah
Menyusun program
Rencana kerja
manajerial (RKM)
Melaksanakan
program
supervisi
manajerial
Melaksanakan
supervisi
manajerial untuk
meningkatkan dan
mengembangkan
kemampuan kepala
sekolah dan tu
dalam pengelolaan
sekolah
Kepala sekolah
binaan
Terdapat jadwal
supervisi personal
dengan kepala
sekolah.
Instrumen
pengelolaan sekolah
terisi
Seluruh kegiatan
Workshop, diskusi,
seminar, rapat,
pertemuan personal
dan kelompok.
108
adminsitrasi sekolah
berjalan dengan baik.
Terdapat peningkatan
kualitas pelayanan di
sekolah.
Menilai/laporan
pelaksanaan
program
supervisi
manajerial
Mengukur dan
memberikan
penilaian terhadap
kinerja kepala
sekolah dalam
supervisi
manajerial.
Setiap pengawas
sekolah menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.
Terdapat laporan
pengawas sekolah
tiap semester dari
setiap pengawas
sekolah dalam bidang
manajerial.
Penelitian
Program tindak
lanjut supervisi
manajerial
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
Terdapat laporan hasil
pengolahan temuan
data bidang
manajerial.
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Desember
2015
Juni 2016
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
pembinaan kepala
sekolah dalam
supervisi
manajerial.
Rencana tindak
lanjut supervisi
manajerial
Meningkatkan
kemampuan kepala
sekolah pada
program berikutnya
Memperbaiki
sistem pengelolaan
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
Desember
2015
Juni 2016
109
sekolah lebih baik
pada program
berikutnya dalam
supervisi
manajerial.
2.
Pemantauan
Membuat
program
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan
Menyusun
program tahunan
pemantauan 8
standar nasional
pendidikan
pengawas sekolah
plan) bidang
manajerial
Delapan
komponen SNP
dapat terpantau
oleh pengawas
sekolah
Terdapat jadwal
programpemantauan
Seluruh bidang
pendidikan di
sekolah, yaitu:
Terdapat instrumen
pemantauan 8
komponen SNP yang
telah terisi oleh
sekolah binaan
Studi dokumentasi
Terdapat instrumen
pemantauan 8
komponen SNP
Juni 2015
s.d
Juli 2016
Menyusun program
semester
pemantauan 8
standar nasional
pendidikan
pengawas sekolah
Melaksanakan
program
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan
Melaksanakan
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan
Standar Isi
 Standar Proses
 Standar
Kompetensi
Lulusan
Angket
Desember
2015 s.d
Observasi
Juni 2016
Wawancara
110
Menilai/laporan
pelaksanaan
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan
Mengukur dan
memberikan
penilaian terhadap
delapan standar
nasional
pendidikan.
 Standar Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
 Standar Sarana
dan Prasarana
 Standar
Pengelolaan
 Standar
Pembiayaan
 Standar
Penilaian
Setiap pengawas
sekolah menyusun
laporan hasil
pemantauan tiap
semester.
Terdapat laporan
pemantauan tiap
semester dari setiap
pengawas sekolah
dalam 8 bidang SNP.
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif
Desember
2015 s.d
Terdapat laporan hasil
pemantauan 8 bidang
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
Desember
2015
Juni 2016
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan.
Rencana tindak
lanjut
pemantauan
Meningkatkan
pemantauan
delapan standar
Program tindak
lanjut pemantauan
dilakukan oleh
111
delapan standar
nasional
pendidikan
nasional
pendidikan
setiap pengawas
sekolah.
kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Juni 2016
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) 8 bidang SNP.
Memperbaiki
sistem pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan.
3.
SNP.
Penilaian
Membuat
program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.
Menyusun
program penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah
untuk pembinaan.
Program penilaian
kinerja guru,
kepala sekolah
dan sekolah.
Terdapat program
penilaian kinerja guru
dan kepala sekolah
serta kepala sekolah
yang dimiliki oleh
setiap pengawas
sekolah.
Analisis statistik dan
penelitian.
Juli 2015 –
Juni 2016
Melaksanakan
program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.
Memberikan
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan.
Guru,
Terdapat jurnal
kegiatan pembinaan
guru, kepala sekolah
dan sekolah yang
dimiliki oleh setiap
pengawas sekolah.
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Juli 2015
s.d
Mengukur dan
memberikan
penilaian kinerja
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
Juni 2016
112
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan.
Menilai/laporan
pelaksanaan
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.
Mengolah dan
menyajikan hasil
temuan hasil
program penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan.
Guru,
Membuat
rencana tindak
lanjut penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah
dan akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.
Memperbaiki
sistem program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan.
Guru,
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
Setiap guru, kepala
sekolah dan sekolah
mendapatkan laporan
hasil pembinaan dari
setiap pengawas
sekolah.
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Terdapat rencana
tindak lanjut (action
plan) penilaian
kinerja guru, kepala
sekolah dan sekolah
binaan.
Metode analisis
statistik dengan
pendekatan analisis
kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Desember
2015
Juni 2016
113
Jadwal Kegiatan Program Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015-2016
No
Jenis Kegiatan/
Sasaran
Sub Kegiatan
1
2
1
Penyusunan program
tahunan supervisi
akademik pengawas
sekolah 2015-2016.
Penyusun program
semester ganjil
supervisi akademik
pengawas sekolah
2015-2016.
3
Setiap
pengawas
sekolah
memiliki
program
pengawas
sekolah
Jadwal Waktu
Juli
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
4
5
6
7
8
9
V
Penumbuhan dan
pengembangan
kualitas
pembelajaran yang
Pendekatan/Metod
e Yang Digunakan
Keteranga
n
10
11
12
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
masalah
Diskusi
Rapat-rapat
Ruang
pertemuan
LCD
Penyusun program
Rencana verja
akademik (RKA)
semester ganjil
2015-2016 .
2
Sarana/ Media
Guru-guru
sekolah binaan
V
V
V
V
Prota
Supervisi personal
Promes
Supervisi kelompok
114
lebih baik.
RKA-RKM
Supervisi klinis
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menguasai
teori belajar dan
prinsip-prinsip
pembelajaran yang
mendidik.
Buku Referensi
pembinaan
Workshop
Seminar
Jurnal pengawas
Rapat-rapat
Diskusi
Kolaborasi
Tanya jawab
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam
mengembangkan
kurikulum yang
terkait dengan mata
pelajaran yang
diampu.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menguasai
materi, struktur,
konsep, dan pola
pikir keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang
115
diampu.
Peningkatan dan
pengembangan
kemampuan guru
dalam pembelajaran.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menguasai
karakteristik peserta
didik dari aspek fisik,
moral, spiritual,
sosial, kultural,
emosional, dan
intelektual
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam memfasilitasi
pengembangan
potensi peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi
yang dimiliki.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam bertindak
116
sesuai dengan norma
agama, hukum,
sosial, dan
kebudayaan nasional
Indonesia.
Peningkatan
pencapaian perolehan
mutu prestasi siswa.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menampilkan
diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan
bagi peserta didik
dan masyarakat.
3
Pengukuran dan
penilaian terhadap
kinerja guru dalam
Setiap
pengawas
sekolah
V
Instrumen
pengamatan
Tes (quis)
Wawancara
117
supervisi akademik
Pengolahan dan
penyajian hasil
temuan hasil
pembinaan guru
dalam supervisi
akademik
4
Perbaikan sistem
pembelajaran lebih
baik pada program
berikutnya dalam
supervisi akademik.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam berkomunikasi
secara efektif,
empatik, dan santun
dengan peserta didik.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menunjukkan
etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi
guru, dan rasa
menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.
Program tindak
lanjut supervisi
akademik
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
V
Komputer
Observasi
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
118
percaya diri.
5
Penyusunan program
tahunan supervisi
manajerial pengawas
sekolah 2015-2016
Penyusunan program
semester supervisi
manajerial pengawas
sekolah semester
ganjil 2015-2016.
Setiap
pengawas
sekolah
memiliki
program
pengawas
sekolah
V
Pelaksanaan
supervisi manajerial
untuk meningkatkan
dan mengembangkan
kemampuan kepala
sekolah dan tu dalam
pengelolaan sekolah
semester ganjil
2015-2016
Meningkatkan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
masalah
Diskusi
Rapat-rapat
Ruang
pertemuan
LCD
Penyusunan program
Rencana kerja
manajerial (RKM)
semester ganjil
2015-2016.
6
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Kepala sekolah
binaan
V
V
V
V
Prota
Supervisi personal
Promes
Supervisi kelompok
RKA-RKM
Supervisi klinis
Buku Referensi
pembinaan
Workshop
Seminar
Jurnal pengawas
Rapat-rapat
119
kemampuan Kepala
Sekolah agar
berakhlak mulia,
mengembangkan
budaya dan tradisi
akhlak mulia, dan
menjadi teladan
akhlak mulia bagi
komunitas di sekolah
/madrasah.
Diskusi
Kolaborasi
Tanya jawab
kemampuan Kepala
Sekolah agar
memiliki integritas
kepribadian sebagai
pemimpin.
Meningkatkan
kemampuan Kepala
Sekolah agar
menyusun
perencanaan
sekolah/madrasah
untuk berbagai
tingkatan
perencanaan.
7
Pengukuran dan
memberikan
penilaian terhadap
Setiap
pengawas
sekolah
V
Instrumen
pengamatan
Tes (quis)
120
kinerja kepala
sekolah dalam
supervisi manajerial
semester ganjil
2015-2016.
menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.
Komputer
Wawancara
Observasi
Pengolahan dan
penyajian hasil
temuan hasil
pembinaan kepala
sekolah dalam
supervisi manajerial
semester ganjil
2015-2016.
8
Peningkatan
kemampuan kepala
sekolah pada
program berikutnya
semester ganjil
2015-2016.
Perbaikan sistem
pengelolaan sekolah
lebih baik pada
program berikutnya
dalam supervisi
manajerial semester
ganjil 2015-2016.
Program tindak
lanjut supervisi
manajerial
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
V
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
121
9
Penyusunan program
tahunan pemantauan
8 standar nasional
pendidikan pengawas
sekolah semester
ganjil 2015-2016.
Delapan
komponen SNP
dapat terpantau
oleh pengawas
sekolah
V
Penyusunan program
semester pemantauan
8 standar nasional
pendidikan pengawas
sekolah semester
ganjil 2015-2016.
10
Pelaksanaan
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan semester
ganjil 2015-2016.
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
masalah
Diskusi
Rapat-rapat
Ruang
pertemuan
LCD
Seluruh bidang
pendidikan di
sekolah, yaitu:
V
V
V
Instrumen SNP
V
Observasi
Wawancara
Standar Isi
Standar Proses
Standar
Kompetensi
Lulusan
Standar tenaga
pendidik
11
Pengukuran dan
pemberian penilaian
Setiap
pengawas
V
Instrumen SNP
Analisa statistik
122
terhadap delapan
standar nasional
pendidikan semester
ganjil 2015-2016.
sekolah
menyusun
laporan hasil
pemantauan
tiap semester.
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
Pengolahan dan
penyajian hasil
temuan hasil
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan semester
ganjil 2015-2016.
12
Peningkatan
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan semester
ganjil 2015-2016
Program tindak
lanjut
pemantauan
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
Perbaikan sistem
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan.
13
Penyusunan program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah untuk
pembinaan semester
Program
penilaian
kinerja guru,
kepala sekolah
dan sekolah.
V
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
Diskusi
Rapat-rapat
123
ganjil 2015-2016 .
masalah
Ruang
pertemuan
LCD
14
Pemberian penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester ganjil
2015-2016.
Guru,
V
V
V
V
V
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
Pengolahan dan
menyajikan hasil
temuan hasil program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
Observasi
Wawancara
Instrumen
penilaian kinerja
kepala sekolah
Instrumen
penilaian kinerja
sekolah
Pengukuran dan
pemberian penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester ganjil
2015-2016.
15
Instrumen
penilaian kinerja
guru
Guru,
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
V
Instrumen
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
124
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester ganjil
2015-2016.
16
Perbaikan sistem
program penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester ganjil
2015-2016
sekolah
Guru,
V
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Kepala sekolah,
Analisa kuantitatif
Sekolah Binaan
Analisa kualitatif
Menyusun laporan
semester ganjil
2015-2016.
17
Menyusun laporan
semester ganjil
2015-2016.
Laporan
semester ganjil
2015-2016
V
Dokumen
kepengawasan
Komputer
Analisis kualitatif
125
Jadwal Kegiatan Program Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016
No
Jenis Kegiatan/
Sasaran
Sub Kegiatan
1
1
2
Penyusun program
semester Genap
supervisi akademik
pengawas sekolah
2015/2016
Penyusun program
Rencana verja
akademik (RKA)
semester Genap
2015/2016
2
Penumbuhan dan
pengembangan
kualitas
pembelajaran yang
lebih baik.
Meningkatkan
kemampuan guru
3
Setiap
pengawas
sekolah
memiliki
program
pengawas
sekolah
Jadwal Waktu
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Jun
4
5
6
7
8
9
V
Sarana/ Media
Pendekatan/Metod
e Yang Digunakan
Keteranga
n
10
11
12
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
masalah
Diskusi
Rapat-rapat
Ruang
pertemuan
LCD
Guru-guru
sekolah binaan
V
V
V
V
Prota
Supervisi personal
Promes
Supervisi kelompok
RKA-RKM
Supervisi klinis
Buku Referensi
pembinaan
Workshop
Seminar
126
dalam melakukan
tindakan reflektif
untuk peningkatan
kualitas
pembelajaran.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menguasai
materi, struktur,
konsep, dan pola
pikir keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang
diampu.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam menguasai
standar kompetensi
dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang
diampu.
Peningkatan dan
pengembangan
kemampuan guru
dalam pembelajaran.
Meningkatkan
Jurnal pengawas
Rapat-rapat
Diskusi
Kolaborasi
Tanya jawab
127
kemampuan guru
dalam
menyelenggarakan
penilaian dan
evaluasi proses dan
hasil belajar
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam berkomunikasi
secara efektif,
empatik, dan santun
dengan sesama
pendidik, tenaga
kependidikan, orang
tua, dan masyarakat.
Mengembangkan
materi pembelajaran
yang diampu secara
kreatif.
Peningkatan
pencapaian perolehan
mutu prestasi siswa.
Meningkatkan
kemampuan guru
dalam memanfaatkan
hasil penilaian dan
128
evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran.
3
Pengukuran dan
penilaian terhadap
kinerja guru dalam
supervisi akademik
Setiap
pengawas
sekolah
menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.
V
Perbaikan sistem
pembelajaran lebih
baik pada program
berikutnya dalam
supervisi akademik.
Program tindak
lanjut supervisi
akademik
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
V
Penyusunan program
tahunan supervisi
manajerial pengawas
sekolah 2015/2016.
Setiap
pengawas
sekolah
memiliki
program
pengawas
Pengolahan dan
penyajian hasil
temuan hasil
pembinaan guru
dalam supervisi
akademik
4
5
Penyusunan program
semester supervisi
Instrumen
pengamatan
Tes (quis)
Wawancara
Komputer
Observasi
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
V
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
Diskusi
Rapat-rapat
129
manajerial pengawas
sekolah semester
Genap 2015/2016.
sekolah
masalah
Ruang
pertemuan
Penyusunan program
Rencana kerja
manajerial (RKM)
semester Genap
2015/2016.
6
Pelaksanaan
supervisi manajerial
untuk meningkatkan
dan mengembangkan
kemampuan kepala
sekolah dan tu dalam
pengelolaan sekolah
semester Genap
2015/2016.
Meningkatkan
kemampuan Kepala
Sekolah agar
mengembangkan
organisasi
sekolah/madrasah
sesuai dengan
kebutuhan.
Meningkatkan
LCD
Kepala sekolah
binaan
V
V
V
V
Prota
Supervisi personal
Promes
Supervisi kelompok
RKA-RKM
Supervisi klinis
Buku Referensi
pembinaan
Workshop
Seminar
Jurnal pengawas
Rapat-rapat
Diskusi
Kolaborasi
Tanya jawab
130
kemampuan Kepala
Sekolah agar
memimpin
sekolah/madrasah
dalam rangka
pendayagunaan
sumber daya sekolah
secara optimal.
7
Pengukuran dan
memberikan
penilaian terhadap
kinerja kepala
sekolah dalam
supervisi manajerial
semester Genap
2015/2016.
Setiap
pengawas
sekolah
menyusun
laporan
kepengawasan
sekolah tiap
semester.
V
Program tindak
lanjut supervisi
manajerial
V
Instrumen
pengamatan
Tes (quis)
Wawancara
Komputer
Observasi
Pengolahan dan
penyajian hasil
temuan hasil
pembinaan kepala
sekolah dalam
supervisi manajerial
semester Genap
2015/2016.
8
Peningkatan
kemampuan kepala
sekolah pada
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
131
program berikutnya
semester Genap
2015/2016.
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
Perbaikan sistem
pengelolaan sekolah
lebih baik pada
program berikutnya
dalam supervisi
manajerial semester
Genap 2015/2016.
9
Penyusunan program
tahunan pemantauan
8 standar nasional
pendidikan pengawas
sekolah semester
Genap 2015/2016 .
Delapan
komponen SNP
dapat terpantau
oleh pengawas
sekolah
V
Penyusunan program
semester pemantauan
8 standar nasional
pendidikan pengawas
sekolah semester
Genap 2015/2016
10
Pelaksanaan
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan semester
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
masalah
Diskusi
Rapat-rapat
Ruang
pertemuan
LCD
Seluruh bidang
pendidikan di
sekolah, yaitu:
V
V
V
V
Instrumen SNP
Observasi
Wawancara
132
Genap 2015/2016
Kependidikan
Standar Sarana
dan Prasarana
Standar
Pengelolaan
Standar
Pembiayaan
Standar
Penilaian
11
Pengukuran dan
pemberian penilaian
terhadap delapan
standar nasional
pendidikan semester
Genap 2015/2016.
Setiap
pengawas
sekolah
menyusun
laporan hasil
pemantauan
tiap semester.
V
Instrumen SNP
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
Pengolahan dan
penyajian hasil
temuan hasil
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan semester
Genap 2015/2016.
12
Peningkatan
pemantauan delapan
Program tindak
lanjut
Instrumen yg
Analisa statistik
133
standar nasional
pendidikan semester
Genap 2015/2016
pemantauan
dilakukan oleh
setiap pengawas
sekolah.
telah terisi
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
Perbaikan sistem
pemantauan delapan
standar nasional
pendidikan.
13
Penyusunan program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah untuk
pembinaan semester
Genap 2015/2016 .
Program
penilaian
kinerja guru,
kepala sekolah
dan sekolah.
V
Dokumen
kebijakan
pendidikan
Workshop
Laporan hasil
identifikasi
masalah
Diskusi
Rapat-rapat
Ruang
pertemuan
LCD
14
Pemberian penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester Genap
2015/2016 .
Pengukuran dan
Guru,
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
V
V
V
V
V
Instrumen
penilaian kinerja
guru
Instrumen
penilaian kinerja
kepala sekolah
Instrumen
Observasi
Wawancara
134
pemberian penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester Genap
2015/2016 .
15
16
17
penilaian kinerja
sekolah
Pengolahan dan
menyajikan hasil
temuan hasil program
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester Genap
2015/2016 .
Guru,
Perbaikan sistem
program penilaian
kinerja guru dan
kepala sekolah dan
akreditasi sekolah
untuk pembinaan
semester Genap
2015/2016
Guru,
Menyusun laporan
Laporan
V
Kepala sekolah,
Sekolah Binaan
V
Instrumen
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah
Analisa statistik
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
Kepala sekolah,
Analisa kuantitatif
Sekolah Binaan
Analisa kualitatif
V
Dokumen
Analisis kualitatif
135
semester genap
2015/2016
semester genap
2014/2015
kepengawasan
Komputer
18
Melakukan
pembinaan
menyusun kisi-kisi
dan soal try-out
persiapan Ujian
Sekolah dan Nasional
semester Genap
2015/2016
Melakukan
pemantauan
pelaksanaan try-out
, Ujian Sekolah dan
Ujian Nasional
semester Genap
2015/2016 .
Kepala sekolah
dan guru
V
Instrumen yg
telah terisi
V
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
V
V
V
V
Instrumen yg
telah terisi
Analisa statistik
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
Lampiran: 9
FOTO-FOTO PENELITIAN
Doc. wawancara dengan Ibu Sri Wahyuni, S.Ag. M.Ag.
Pengawas PAI SD kecamatan Bringin
Doc. wawancara dengan Ibu Nur Hamidah, S.Ag. M.Ag.
Pengawas PAI SD kecamatan Bancak
7
8
Doc. wawancara dengan Ibu Z. Famaul Husna, S.Pd.I
Guru PAI SD Bringin 03
Doc. wawancara dengan Ibu Zazinatul Basyiroh, S.Pd.I
Guru PAI SD Plumutan
8
9
Doc. wawancara dengan Ibu Siti Aisyah, S.Pd.I
Guru PAI SD Bancak
Doc. wawancara dengan Bapak Dwi Makhrus Salim, S.Pd.I
Guru PAI SD Rejosari 02
9
10
Doc. wawancara dengan Bapak Zamhari, S.Pd.I
Guru PAI SD Rejosari 01
Doc. wawancara dengan Ibu Rohimatul Hamidah, S.Pd.I
Guru PAI SD Wonokerto
10
11
Doc. wawancara dengan Bapak Nasrudin, S.Pd.I
Guru PAI SD Jlumpang
Doc. wawancara dengan Ibu Wiwik Susilowati, S.Pd.I
Guru PAI SD Bantal
11
12
Doc. wawancara dengan Ibu Nasikah, S.Pd.I
Guru PAI SD Pakis
Doc. wawancara dengan Ibu Sri Rejeki, S.Pd.I
Guru PAI SD Rembes 02
12
13
BIOGRAFI PENULIS
Dibawah ini adalah riwayat hidup pendidikan penulis secara singkat :
Nama
:
Marsono, S.Pd.I
NIM
:
M.2.14.007
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
:
Semarang, 3 April 1984
:
Jl. HM. Arsyad. KM. 8, Desa Eka
Bahurui
Kec.
Mentawa
Baru
Ketapang Kab. Kotawaringin Timur
Alamat
([email protected])
Program Studi
:
Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi
:
Supervisi PAI
SDN Kedungringin 04
:
Lulus Tahun 1996
MTsN Andong
:
Lulus Tahun 1999
MA Al-Azhar Andong
:
Lulus Tahun 2002
S1. STAIN Salatiga /Tarbiyah/PAI
:
Lulus Tahun 2008
S2. STAIN Salatiga/PAI
:
Masuk Tahun 2014
Biografi Pendidikan :
Demikian riwayat hidup penulis dalam perjalanan pendidikan, semoga dapat menjadi
perkenalan awal untuk menjalin tali persaudaraan. Mohon maklum adanya.
Salatiga, 22 Agustus 2016
Tertanda,
Marsono, S.Pd.I
NIM. M.2.14.007
13
Download