PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 Oleh: MARSONO NIM. M2.14.007 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016 i PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM LEMBAR PERSETUJUAN TESIS Nama : Marsono NIM : M2.14.007 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : Supervisi Pendidikan Islam Tanggal Ujian : 31 Agustus 2016 Judul Tesis: Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAISD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20015/2016 Panitia Munaqosah Tesis 1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. __________________ 2. Sekretaris : Dr. Winarno, M.Pd. __________________ 3. Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. __________________ 4. Penguji II : Dr. H. Sa’adi, M.Ag. __________________ ii PERNYATAAN KEASLIAN “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.” Salatiga, 22 Agustus 2016 Yang Membuat Pernyataan Marsono iii MOTTO “Maka sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.” “Bahwa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.” (Q.S. Al Insyirah, 5-6) iv PERSEMBAHAN Segala puji bagi Allah sholawat serta salam semoga tercurah pada baginda nabi Muhammad SAW. Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, tidak akan berarti tanpa kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini kepada: 1. Orang tua yang mendidik dan membimbingku dengan sabar dan ikhlas kepada diin al-Islam. 2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersama dalam suka maupun duka. 3. Kakak Ali Shodiqin, Kakak Suyamti, Adik Nur Chabib, Adik Hikmah dan Mutaqin 4. Bapak Imam Subekti sekeluarga, Bapak Wahid dan Ibu Sulistyani. 5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga. 6. Keluarga besar SDN I Penda Durian. 7. Seluruh pembaca yang budiman. v ABSTRAK Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20015/2016 Tujuan penelitian: Pertama, Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Kedua, Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Ketiga, Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan kegiatan supervisi oleh pengawas PAI sudah cukup baik, ini dapat dilihat dari implementasi perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui setelah peneliti melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program Semester dan Rencana Kepengawasan Akademik. Motivasi dan kinerja guru PAI di kecamatan Bancak dan Bringin dengan status PNS dan tersertifikasi sudah baik, akan tetapi guru PAI dengan status non PNS masih perlu ditingkatkan lagi. Tingkat keberhasilan implementasi perencanaan supervisi lebih berdampak positif di kecamatan Bringin dikarenakan guru dapat memberikan saran dan masukan dalam perencanaan supervisi, sedangkan guru di kecamatan Bancak yang tidak semua dilibatkan dalam perencanaan supervisi cenderung kurang bersemangat dalam meningkatkan kinerja karena tidak mengetahui kapan atau apa saja yang harus dipersiapkan dalam kegiatan supervisi. vi ABSTRACT Role of Implementation Supervision Planning of Education in Improving Teacher Motivation and Performance of PAI teacher at Elementary school in Bancak and Bringin District Semarang Regency in Academic Year 20015/2016 This study aims to find the system of planing of PAI supervision of supervisor. Second, to find the motivation and performance of PAI teachers of Elementary School. Third, to find the role of educational implementation supervision planning of PAI supervisor in improving motivation and performance of PAI teachers at Elementary School in Bancak and Bringin District Semarang Regency academic year 2015/2016. This study is a qualitative research that produces descriptive data. Datas were analyzed using the inductive method. The results showed that in the planning activities of supervision by PAI supervisors is good enough and well planned, it can be seen after researchers conducted a study of documentation such as the Annual Program, Program Academic Semester and plan oversight. Motivation and performance of PAI teachers in Bancak and Bringin District with civil servant status and the certification is good, but non PNS teacher still need to be improved. The success rate of implementation of planning supervision gives more positive impact in District Bringin because teachers can provide advice and input in the planning of supervision, while teachers in District Bancak that not all involved in the planning of supervision tend to be less motivated to improve the performance of not knowing when or what should be prepared in supervision activities. vii PRAKATA Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga. 3. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi saran agar tesis ini cepat selesai. 4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini. 5. Bupati Kotawaringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan tugas belajar ini. 6. Kepala BKD dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam melaksanakan tugas belajar ini. 7. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin. 8. Kepada Pengawas dan Guru PAI Kecamatan Bancak dan Bringin yang bersedia memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya penyusunan tesis ini. 9. Keluarga Besar UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur. 10. Teman-teman seperjuangan keluarga besar SDN I Penda Durian. viii 11. Istri dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi hingga selesainya penulisan ini 12. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang setia yang tak dapat saya sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses penulisan tesis ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut. Salatiga, 22 Agustus 2016 Penulis, Marsono, S.Pd.I NIM: M2.14.007 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i PENGESAHAN.......................……………………………………….………… ii HALAMAN PERNYATAAN...…………………………….…………….......... iii MOTTO................................................................................................................. iv PERSEMBAHAN................................................................................................. v ABSTRAK ……………………………............................................................... vii PRAKATA …………………………………………….………..…………….... ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... x DAFTAR TABEL …………………………………………………………….... xiii DAFTAR LAMPIRAN …...…………………………………………………..... xiv BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6 C. Signifikansi Penelitian................................................................... 8 D. Kajian Pustaka............................................................................... 9 E. Metode Penelitian.......................................................................... 16 F. Sistematika Penulisan.................................................................... 19 BAB II: LANDASAN TEORI A. Perencanaan .................................................................................. 21 B. Supervisi Pendidikan……………………..................................... 22 1. Pengertian Supervisi ………………..……………................ 22 2. Tujuan Supervisi……………………………......................... 24 3. Fungsi Supervisi……………………………......................... 25 x 4. Prinsip Supervisi……………………………......................... 26 5. Pendekatan Supervisi ………………………………………. 27 6. Prinsip Perencanaan Supervisi …………………………….. 33 C. Motivasi ………………………………………………………... 34 D. Kinerja ………………………………………………………….. 38 BAB III: PERAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN MENINGKATKAN SUPERVISI MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 A. Profil Wilayah …………………….............................................. 43 B. Profil Pengawas ……………………………................................ 48 C. Profil Singkat Guru PAI................................................................ 50 D. Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SDdi Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016………………………………….…................... 54 E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016….................................................................................. 57 F. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 ………………………………………………... xi 68 BAB IV: ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 …………...………............................................ 77 B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016………………………………………………..... 81 C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016………………………………. 84 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................... 93 B. Saran-saran..................................................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 98 LAMPIRAN.......................................................................................................... 101 BIOGRAFI PENULIS........................................................................................... 146 xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…………………………... 45 Tabel 2.2.Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin...………………………… 47 Tabel 2.3.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…...………………… 51 Tabel 2.4.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bringin…...………………… 52 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Program Tahunan Pengawas PAI Tkt. SD........................................ 101 Lampiran 2. Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD........................... 110 Lampiran 3.Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD............................ 123 Lampiran 4. Pedoman Wawancara dengan Pengawas PAI................................. 136 Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI......................................... 137 Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga.................... 139 Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari KEMENAG Kabupaten Semarang......... 140 Lampiran 8. Lembar Konsultasi Bimbingan……………………………............ 143 Lampiran 9. Foto-Foto Penelitian........................................................................ 145 xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan keterampilan tertentu, agar dapat melaksanakan tugas dengan semestinya. Kemampuan mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa calon guru mengikuti perkuliahan pada lembaga pendidikan guru. Selanjutnya keterampilan mengajar dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembinaan dalam jabatan di lapangan, hal ini dapat dilakukan melalui usaha mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. Potensi tersebut merupakan indikator umum yang dapat dijadikan barometer pencapaian mutu pendidikan secara nasional dari setiap satuan pendidikan tertentu. Kinerja yang baik dapat dilihat dari profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hal ini dapat diketahui dari sikap mental dalam bentuk komitmen guru untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesinya. 1 Mereka dituntut untuk selalu 2 mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna. Untuk membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan kinerja serta menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, diperlukan adanya perencanaan supervisi pendidikan. Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah, berbeda sasaran, tujuan dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi memiliki sasaran, tujuan dan esensi lebih kepangawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak atau tanpa dirancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan memiliki tujuan, sasaran dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan dalam rangka membantu meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar guru di kelasnya, dan dilaksanakan secara terprogram. Namun dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi pendidikan masih dipandang perlu memantapkan lagi tentang tata cara pelaksanaannya agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya, untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan, seorang guru harus mengetahui bagaimana cara mengajar dengan baik. Sebelum melaksanakan kegiatan supervisi, hendaknya direncanakan sebaikbaiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Perencanaan mempunyai pengaruh besar terhadap segala sesuatu. Jika tidak ada perencanaan maka tidak akan ada keberhasilan. Firman Allah dalam surat al Hasyr (18): 3 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui 1 apa yang kamu kerjakan”. Dalam kegiatan supervisi pengawas bukan hanya berfungsi sebagai supervisor, tetapi juga adanya pengawasan melekat yang meliputi dua hal yaitu Built in Control (pengawasan melekat) dan juga Function Control (fungsi pengawas). Senada dengan pendapat tersebut, Made Pidarta menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan melekat. Sebab pengawasan di sini merupakan salah satu kegiatan rutin sekolah ketika situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak.2 Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi dan supervisor bertanggung jawab dalam memunculkan efektivitas dan efisiensi program tersebut. “Professional dialog occurs when small groups of teachers meet regularly for a guided discussion of their own teaching as it relates to current developments in education. The objective is to facilitate reflection about practice, helping teachers become more thoughtful decision-makers.”3 1 Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan Terjemahnya, Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H, 919. 2 Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta:Sarana Press, 1986, 46. 3 Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership: Introduction To Instructional Supervison, United States Of America: Harper Collins Publishers, 1990, 189. 4 Tujuan dari komunikasi yang dilakukan antara guru dengan supervisor adalah sebagai pedoman pengajaran bagi guru yang berkaitan dengan program pengajaran yang direncanakannya. Selain itu komunikasi tersebut juga bertujuan untuk memfasilitasi refleksi terhadap tugas yang dilakukan guru, membantu guru membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta melakukan pembinaan terhadap guru-guru. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu mutu pendidikan pada suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki guru. Demikian pula guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar. Dalam sebuah hubungan terstruktur sering kali guru merasa tertekan karena banyaknya tugas sehingga memicu munculnya kesulitan dan konflik. Untuk meminimalisir konflik, pengawas membuat jadwal pertemuan dengan guru. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk memberikan motivasi sehingga guruguru memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas karena merasakan adanya perhatian dari atasan dan adanya pembinaan dari pengawas. Berdasarkan observasi yang penulis coba teliti secara cermat terhadap peranan Pengawas PAI SD di kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang sebagai supervisor untuk melakukan supervisi kepada guru Pendidikan Agama Islam, penulis menemukan beberapa permasalahan berhubungan dengan motivasi dan kinerja guru PAI dalam merencanakan pembelajaran, melakukan proses belajar mengajar, serta melakukan evaluasi pembelajaran. Dari hasil 5 observasi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 belum optimal. Dengan lokasi di Kecamatan Bringin yang berbatasan dengan Kabupaten Purwodadi dan di Kecamatan Bancak yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, peneliti merasa ada kesenjangan pelaksanaan supervisi pendidikan di lokasi tersebut. Pemilihan objek penelitian di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang ini dikarenakan dua kecamatan tersebut infrastuktur jalan yang belum sepenuhnya baik dan luas wilayah binaan dari pengawas PAI yang menjadi tantangan dan kendala dalam pelaksanaan perencanaan supervisi dengan tujuan agar peneliti memperoleh informasi tentang peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI. Motivasi yang rendah dan kurang maksimalnya kinerja guru PAI menjadi pokok penting pembahasan penelitian ini dimana perencanaan supervisi oleh pengawas berperan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI. Pengawas PAI pada sekolah yang ditunjuk apabila tidak mampu merencanakan dan melaksanakan strategi supervisi sehingga tidak memberikan kontribusi berarti bagi guru PAI maka akan berdampak buruk bagi pendidikan Islam di Indonesia. 6 B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah, dapatlah disusun berbagai permasalahan dalam penelitian ini yaitu: a) Perencanaan kegiatan supervisi oleh Pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin belum maksimal dalam pelaksanaannya. b) Pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin belum maksimal dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru PAI. Indikator kontribusi ini di antaranya adalah bimbingan dan layanan yang diberikan pengawas PAI kepada guru baik diminta atau tidak diminta oleh guru PAI. c) Motivasi dan kinerja guru PAI dipandang relatif rendah. Indikator dari kinerja ini di antaranya adalah kelengkapan administrasi sebagai landasan utama guru dalam mengajar seringkali tidak berfungsi dengan maksimal. Perangkat pembelajaran hanya menjadi syarat menerima tunjangan sertifikasi bukan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka identifikasi masalah dalam penelitian ini secara sederhana dapat disimpulkan bahwa benar motivasi dan kinerja sebagian guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin sebelum tahun ajaran 2015/2016 dianggap rendah. Namun, kinerja tersebut dapat ditingkatkan. Peningkatan 7 motivasi dan kinerja guru ini dapat dicapai melalui perencanaan supervisi pendidikan oleh pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin. 2. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada wilayah di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Periode penilaiannya pada tahun ajaran 2015/2016. Sasaran penelitiannya pada pengawas dan guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Adapun obyek penelitian ditujukan pada peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. 3. Perumusan Masalah a. Bagaimana perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016? b. Bagaimana motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016? c. Sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016? 8 C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tesis ini yaitu: a. Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 b. Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016 c. Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. 2. Manfaat Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik secara teoritis maupun praktis: a. Manfaat Teoritis 1) Hasil penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. 2) Melalui penelitian ini pula kiranya dapat memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru 9 Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. b. Manfaat Praktis 1) Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis yang berhubungan dengan peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. 2) Manfaat praktis lainnya dari penelitian adalah sebagai informasi empiris tentang peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. D. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan kajian pustaka terhadap berbagai sumber referensi yang telah diamati, penulis belum menemukan penelitian yang signifikan membahas tentang peranan pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI dalam konteks yang utuh. Meski demikian beberapa penelitian serupa dapat dirujuk sebagai kajian pustaka dalam tesis ini. 10 Penelitian oleh Aceng Toha yang mengungkap akurasi hubungan antara aspek manajerial dan aspek lingkungan dengan kinerja Pengawas PAI, maka metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif korelasional. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakannya terdiri dari tiga jenis, yaitu kuesioner/angket, studi dokumentasi dan wawancara, sedangkan teknik pengolahan data penelitiannya adalah menggunakan analisis regresi multiple. Aspek yang dimaksud terdiri dari aspek manajerial dan aspek lingkungan, dimana hanya 42,9% kedua aspek tersebut memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Madya dan hanya 4,1% memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Muda dalam melaksanakan tugasnya. Faktor penghambat dari aspek manajerial di antaranya kurangnya dukungan publik.4 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Soni Wahyu Hanafi yang merupakan bentuk penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Metode yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dalam peran pengawas meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Ponjong, Pengawas Pendidikan Agama Islam melaksanakan hal-hal berikut: a) Melaksanakan monitoring pembelajaran yaitu teknik kunjungan sekolah dan kunjungan kelas. 4 Aceng Toha, “Fungsionalisasi Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam (Studi tentang Implikasi Keputusan Mentrei Agama Nomor 381/1999 terhadap Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Garut)”, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun Ajaran 2001. 11 b) Melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler bidang agama. c) Pelaksanaan pembinaan melalui KKG. d) Mengadakan workshop dan diklat peningkatan profesi guru. Adapun faktor penghambat dari peran Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Ponjong adalah masih kurangnya pemahaman guru mengenai tugas profesinya karena tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dan sebagai faktor pendukungnya yaitu: a) Adanya pertemuan KKG. b) Adanya workshop dan diklat guru PAI. c) Adanya sarana pendidikan agama Islam walaupun masih kurang. d) Adanya peraturan-peraturan yang menunjang pelaksanaan PAI di sekolahsekolah.5 Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid dalam Jurnal penelitian pendidikan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi Sekolah Dasar gugus III Sentolo Kulon Progo dan meningkatkan kinerja guru meliputi: a) Unsur-unsur supervisi b) Prinsip dan teknik supervisi c) Tindak lanjut supervisi d) Pendukung dan penghambat supervisi e) Upaya mengatasi hambatan supervisi. 5 Soni Wahyu Hanafi,”Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ponjong Gunungkidul”, Tesis Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun Ajaran 2013. 12 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, subjek penelitiannya adalah kepala sekolah dasar di gugus III Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Analisis data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data, member cheeking. Data dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian: menunjukkan bahwa: a) Supervisi akademik meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. b) Prinsip-prinsip supervisi akademik meliputi: praktis, objektif, humanis, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, komprehensif, prinsip berkesimbungan belum dilaksanakan, teknik dalam supervisi invidual dan kelompok. c) Tindak lanjut supervisi belum dilakukan dengan optimal. d) Pendukung supervisi kesediaan guru disupervisi, jadwal, seprofesi, kendala supervisi guru terbebani dan banyaknya kegiatan kepala sekolah. e) Upaya memberikan pemahaman supervisi akademik sebagai kebutuhan guru dan jadwal supervisi efektif.6 Syukri dkk. dalam Jurnal penelitian Administrasi Pendidikan menjelaskan cara penyusunan program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi 6 Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus III Sentolo Kulon Progo”, Jurnal Akuntabilitas Perencanaan Pendidikan, Vol.3 No.2, 2015, 204. 13 akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) Penyusunan program supervisi akademik kepala sekolah melibatkan sejumlah guru dan tenaga kependidikan. b) Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan teknik supervisi akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada yang bersifat kelompok dan ada yang bersifat individual. 3) Upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru antara lain melaksanakan rapat guru di sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk mengikuti penataran, mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan mengumpulkan seluruh instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan evaluasi akhir pembelajaran.7 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ikhsan Santosa tentang kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: a) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah terhadap kinerja guru. 7 Syukri dkk,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I UPTD Dewantara Aceh Utara”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol.3, No.2, 2015, 85. 14 b) Pengaruh dan kontribusi motivasi berprestasi guru terhadap kinerja guru. c) Hubungan pengawasan pengawas dan motivasi berprestasi guru. d) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah dan motivasi berprestasi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, analisis korelasi dan analisis regresi linear. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri yang berada di Kabupaten Kuningan antara lain MAN Cigugur, MAN Ciawigebang dan MAN Luragung. Penarikan sample sebanyak 52 guru dilakukan dengan teknik acak proporsional serta pengajuan hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi (kepercayaan) 0,05. Implikasi penelitian ini adalah untuk memperbaiki kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengawasan pengawas sekolah dan menumbuhkan motivasi berprestasi guru. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel pengawas, adapun penulis meneliti tentang pendekatan supervisinya.8 Selain itu, satuan tingkat pendidikan penelitian ini adalah Madrasah Aliyah, sedang penulis meneliti pada tingkat Sekolah Dasar. Menurut Retoliah dalam penelitianya yang membahas mengenai kinerja pengawas dalam meningkatkan profesionalisme pendidikan Islam mengangkat isu utama yang dibahas adalah bagaimana kinerja pengawas Pendidikan Islam di Palu dan upaya mereka dalam meningkatkan profesionalisme Guru Pendidikan Islam di Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif 8 Ikhsan Santosa, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon Tahun 2009. 15 kualitatif untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Pengawas Pendidikan Islam di Palu dalam penyusunan program pengawasan, Program Tahun Ajaran, Program Semester. Kinerja Pendidikan Islam Pengawas dalam pelaksanaan program ini umumnya dikelola sesuai dengan tugas mereka adalah untuk memantau, untuk memeriksa, untuk mengawasi, menilai dan memberikan bimbingan kepada Guru pendidikan Islam berdasarkan temuan selama supervisi dalam bentuk pembinaan individu dan kelompok. Upaya Pengawas dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Islam dilakukan di dua cara: langsung dan tidak langsung. Pertama, memberikan bimbingan langsung didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh guru di sekolah dan kedua, memberikan bimbingan tidak langsung dengan berkolaborasi dengan Kementerian Agama Pendidikan Islam Palu dalam meningkatkan kualitas guru melalui pemberian pelatihan.”9 Guna melengkapi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya, Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Bancak dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. 9 Retoliah,”Kinerja Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di Kota Palu”, Istiqra, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 2, No. 2 (Juni-Desember 2014). 16 E. Metode Penelitian Metodelogi merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem serta mencari jawabannya. Metode penelitian juga berarti cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.10 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research). Menurut Kanneth D. Bailey istilah studi lapangan merupakan istilah yang sering digunakan bersamaan dengan istilah studi etnografi (ethnographic study atau ethnography).11 Penelitian lapangan merupakan penelitian kualitatif di mana peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya setempat. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (Field Research) dengan pendekatan Diskriptif Naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (Natural Setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar sebagaimana adanya. Peneliti menurut Sugiyono adalah instrumen kunci yang mengadakan pengamatan atau wawancara sendiri.12 3. Lokasi Penelitian Obyek penelitian dibatasi pada Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, 2. Kanneth D. Bailey, Methods Of Social Research, New York: A Division Of Macmillan Publishing Co. Inc, 1982, 254. 12 Sugiyono, Metode Penelitian..., 14. 11 17 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 13 Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Teknik Wawancara Wawancara dilakukan kepada pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang untuk memperoleh data tentang perencanaan dan pelaksanaan kegiatan supervisi PAI. Wawancara juga dilakukan kepada guru-guru PAI untuk mengetahui seberapa besar peran perencanaan supervisi terhadap motivasi dan kinerja guru PAI. b. Teknik Pengamatan Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan perencanaan dan pelaksanaan supervisi oleh pengawas kepada guru PAI. c. Teknik Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), kritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen menurut Sugiyono merupakan pelengkap dari penggunaan 13 Sugiyono, Metode Penelitian..., 224. 18 metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.14Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah program kerja kegiatan supervisi, foto kegiatan supervisi dan catatan pengawas tentang guru yang disupervisi. 4. Metode Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.15 Adapun analisis data pada penelitian ini mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono: Periode pengumpulan Reduksi data Data collection Selama Antisipas i Setelah Data Display data display ANALISIS Selama Setelah Data Kesimpulan/verifikasi Selama reduction Setelah Conclusions:drawing/ verifying Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data. 14 15 Sugiyono, Metode Penelitian..., 240. Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 71. 19 Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut. c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan. d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding) e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.16 5. Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi oleh konsep validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data (kredibilitas) dapat diadakan pengecekan dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi. Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi data hasil wawancara dengan pengawas dan guru Pendidikan Agama Islam pada peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dalam tesis ini, maka peneliti membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjadi dasar akan penelitian ini. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, signifikansi penelitian (tujuan dan manfaat), kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. 16 H. M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003, 45. 20 Bab II mengulas tentang landasan teori perencanaan, supervisi pendidikan, motivasi dan kinerja guru. Bab III berupa peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016. Bab IV analisis peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016. Bab V merupakan bab penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitiannya. Selain itu peneliti akan memberikan saransaran kontruktif terkait peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan oleh pengawas PAI dalam peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. 21 BAB II LANDASAN TEORI A. Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.17 Perencanaan dalam fungsi manajemen pendidikan merupakan bagian yang sangat penting. Demikian juga dalam perencanaan supervisi pendidikan yang bertujuan menyusun dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan guru untuk membantu guru guna mengembangkan kemampuanya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah tujuan dan sarana, baik sarana personal maupun material. Adapun prosedur yang perlu ditempuh dalam perencanaan adalah: 1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai. 2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan. 3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan. 17 https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan, 16 Pebruari 2016, 20.58. 21 22 4. Menentukan tahap-tahap satu rangkaian-rangkaian kegiatan. 5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah akan dipecahkan. 6. Bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.18 Dengan perencanaan yang baik, diharapkan suatu kegiatan dapat berjalan lancar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. B. Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi adalah segala bantuan dari pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guruguru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.19 Supervisi juga diartikan sebagai usaha dari pengawas sekolah dalam membimbing guru-guru dan petugas lainnya dalam pengajaran.20 Inti supervisi pendidikan adalah bagaimana guru dapat melakukan proses pembelajaran yang sebaik-baiknya sehingga para peserta didik dengan mudah melakukan proses pembelajaran.21 Supervisi diartikan sebagai layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai 18 Muwahid Shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2013, 34. M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, 76. 20 A A. Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju PKKS, Yogyakarta: Deepublish, 2012, 88. 21 Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2002, 25. 19 23 guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesi secara efektif.22 Sahertian juga mendefinisikan supervisi sebagai usaha menstimuli, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual ataupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.23 Menurut N.A. Ametembun dalam Pupuh Fathurrohman, Supervisi pendidikan adalah supervisi kearah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.24 Menurut Kimbal Willes yang dikutip oleh Dadang Suharda, Supervisi pendidikan adalah merupakan usaha untuk membantu menciptakan situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik.25Supervisi pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut; “Serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dan bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainya.) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar”. 26 22 Abd.Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas Guru:Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 3. 23 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:Rineka Cipta, 2010, 17. 24 PupuhFathurrohmandanAaSuryana, SupervisiPendidikanDalamPengembangan Proses Pengajaran, Bandung: RefikaAditama, 2011, 7. 25 Dadang Suharda, Supervisi Profesional, Bandung: 2010,38. 26 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 41. 24 Dari beberapa definisi supervisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dan pada hakikatnya supervisi merupakan segala bentuk bantuan yang diberikan dari pimpinan dengan tujuan untuk perkembangan kepemimpinan terhadap orang di bawahnya yang dalam hal ini adalah guru di dalam mencapai tujuan pendidikan dalam bentuk dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru. 2. Tujuan Supervisi Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaranmelalui pemberian layanan profesional kepada guru. 27 Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.28 Sedangkan menurut Sahertian tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk melakukan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya meningkatkan kualitas siswa. Adapun tujuan supervisi menurut Glickman yang dikutip oleh 27 28 Prasojo adalah untuk membantu guru Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan, ..., 5. Binti Maunah, Supervisi Pendidkan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta:Teras, 2009, 26. 25 mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum dan mengembangkan kelompok kerja guru.29 Dari beberapa tujuan supervisi di atas, peneliti lebih condong kepada konsep dari tujuan supervisi yang di kemukakan oleh Glickman yang mencakup pada kompetensi guru, kurikulum dan kelompok kerja guru yang didalamnya terdapat KKG dan MGMP. 3. Fungsi Supervisi Sebagaimana pengertian supervisi yang berarti suatu aktivitas pembinaan dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Maka ada beberapa tanggapan tentang fungsi dari supervisi. Supervisi pendidikan mempunyai fungsi utama untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.30 Menurut Purwanto fungsi-fungsi supervisi itu menyangkut beberapa hal diantaranya, a. Dalam bidang kepemimpinan, b. Hubungan kemanusiaan, c. Pembinaan proses kelompok, d. Bidang administrasi personel 29 30 Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, ..., 86. Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21. 26 e. Dalam bidang evaluasi.31 Sedangkan menurut Swearingin yang dikutip oleh Sahertian ada delapan fungsi supervisi: a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru-guru d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus f. Menganalisis situasi belajar-mengajar g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.32 Dari beberapa fungsi supervisi yang telah dirumuskan oleh tokoh diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif. 4. Prinsip Supervisi Prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif dan konstruktif.33Sedang menurut Sahertian, prinsip supervisi meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Prinsip ilmiah (scientific) dengan ciri-ciri : Supervisi dilaksanakan berdasarkan data yang objektif dalam proses pembelajaran; data yang diperolehmenggunakan perekam seperti : angket, observasi, dan 31 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi, ..., 86 Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21. 33 Binti Maunah, Supervisi Pendidikan …, 118. 32 27 percakapan pribadi; dan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan kontinu. b. Prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat gurusehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugas. c. Prinsip kerja sama dengan memberi support, mendorong, menstimulasi gurusehingga merasa tumbuh dan berkembang bersama. d. Prinsip konstruktif dan kreatif sehingga guru akan termotivasi dalam mengembangkan potensi dan kreativitasnya, serta menciptakan suasana kerjayang menyenangkan.34 Secara lebih jelas, prinsip supervisi diungkap oleh Marks, Stoops dan King Stoops sebagaimana dikutip oleh Nur Aedi sebagai berikut: a. Supervisi adalah satu bagian integral dari suatu program bidang pendidikan, yang didalamnya terdapat sistem kooperatif dan jenis layanan kelompok. b. Semua kebutuhan guru, haknya, bantuan supervisi, dan jenis layanan ini adalah tanggung jawab pemimpin sebagai pengawasan utama. c. Supervisi harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu dari personel sekolah. d. Penggolongan demikian berlaku pula bagi personel yang telah bersertifikat serta harus mendapat manfaat dari supervisi terkait. e. Supervisi harus membantu memperjelas tujuan objektif bidang pendidikan serta harus mendapatkan manfaat dengan penerapan tujuan tersebut. f. Supervisi hendaknya dapat membantu meningkatkan perilaku dan hubungan dari semua anggota staf sekolah dan harus membantu mengembangkan hubungan baik dengan semua komunitas. g. Supervisi harus membantu pengadministrasian organisasi dan sesuai aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk siswa. 34 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20. 28 h. Tanggung jawab untuk meningkatkan satu program untuk supervisi sekolah terletak di tangan guru, sama halnya pengawas bertanggung jawab atas sistem sekolahnya. i. Supervisi juga harus memiliki asas ketepatan dengan program kerja dan anggaran tahunan sekolah. j. Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang merupakan hal penting dalam kepengawasan yang keduanya saling mempengaruhi. k. Program kepengawasan harus menggunakan bantuan konsultan dari kantor pendidikan, serta harus melibatkan pengawasan pendidikan yang ditunjuk oleh kementerian terkait lainnya. l. Supervisi harus membantu menerjemahkan dan mempraktikkan penerapan penemuan terakhir dari penelitian bidang pendidikan. m. Efektivitas program untuk supervisi harus dievaluasi oleh keduanya, yaitu peserta dan konsultan luar.35 5. Pendekatan Supervisi Pendekatan supervisi menurut Mantja dibedakan kedalam tiga jenis sebagai berikut: a. Pendekatan langsung Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan masalah yang bersifat langsung. Pendekatan direktif didasarkan atas pemahaman terhadap psikologi behaviorisme yang mana semua perbuatan berasal dari reflek yaitu respon terhadap rangsangan. Mengacu dari pandangan ini maka guru yang mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan sehingga mampu bereaksi, supervisor dalam implementasinya dapat 35 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014, 46-48. 29 dengan cara memberi penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment).36 Supervisor dalam menerapkan pendekatan langsung atau direktif melalui hal-hal sebagai berikut : 1. Menjelaskan. 2.Menyajikan. 3. Mengarahkan. 4. Memberi contoh. 5. Menetapkan tolok ukur. 6. Menguatkan.37 b. Pendekatan tak langsung Pendekatan tak langsung (non direktif) adalah suatu pendekatan dalam supervisi yang mana pelaku supervisi tidak langsung menunjukan permasalahan, melainkan mendengarkan secara efektif apa-apa yang disampaikan para guru. Pendekatan ini didasarkan ada asumsi bahwa belajar pada hakikatnya merupakan pengalaman pribadi, sehingga individu yang bersangkutan harus mampu memecahkan permasalahan yang 36 Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang:Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000, 172. 37 Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,173. 30 dihadapinya. Pemecahan masalah bagi seorang guru adalah upaya untuk pembelajaran memperbaiki pada peserta dan didik, meningkatkan sehingga proses tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.38 c. Pendekatan kolaboratif Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi yangmemadukan antara pendekatan langsung (directif) dengan pendekatan tak langsung (non directif) di mana supervisor dan guru bersama-sama bersepakat menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses pemecahan terhadap masalah yang dihadapi oleh guru.39 Model pendekatan kolaboratif didasarkan atas pemahaman psikologi kognitif yang berasumsi bahwa belajar merupakan hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan, sehingga akhirnya akan berpengaruh aktivitas.40 38 Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,175. Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,177. 40 Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 185. 39 terhadap arah 31 Perencanaan supervisi akademik memiliki berbagai macam manfaat yang sangat berguna bagi supervisor. Adapun manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut: 1. Pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik. 2. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik. 3. Penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya sekolah (tenaga, waktu, dan biaya). 41 6. Prinsip Perencanaan Supervisi Supervisor sebelum melakukan tugasnya, harus memahami prinsipprinsip perencanaan supervisi akademik. Adapun prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah sebagi berikut: a. Objektif (data apa adanya) b. Bertanggung jawab c. Berkelanjutan d. Didasarkan pada standar nasional pendidikan e. Didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.42 Peran penting sebuah perencanaan supervisi adalah memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, kepala sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan 41 42 Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan,…, 96. Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi …., 96. 32 pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Karakteristik perencanaan supervisi menurut Rivai yang dikutip oleh Abdul Kadim Masaong sebagai berikut: a. Supervisi tidak ada rencana yang standar, b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas, c. Komprehensif. d. Kooperatif. e. Fleksibel.43 Secara ringkas karakteristik perencanaan supervisi adalah sebagai berikut: a. Supervisi tidak ada rencana yang standar Supervisor tidak dapat menggunakan pengalamannya antara guru satu dengan yang lain sebagai titik tolak dalam menyusun rencana program supervisi. Setiap guru memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbedabeda. Sekalipun permasalahannya sama, tetapi penyebab timbulnya masalah berbeda, sehingga cara pemecahannya pun berbeda pula. b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas 43 Abd. Kadim. Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 64. 33 Program supervisi tidak dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan satu model tertentu yang dapat diberlakukan untuk memecahkan berbagai macam masalah guru. c. Perencanaan supervisi harus komprehensif Supervisor harus dapat merencanakan kegiatan supervisinya agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Usaha peningkatan penggunaan fasilitas pembelajaran, peningkatan sikap profesional harus dilakukan secara totalitas sistem bukan parsial sistem. d. Perencanaan supervisi harus kooperatif Pelaksanaan kegiatan supervisi oleh seorang supervisor memerlukan bantuan orang lain, anggota staf lainnya, sehingga dalam perencanaan diperlukan bantuan dari orang-orang yang berkaitan langsung dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, perencanaan supervisi harus mengikutsertakan sebanyak mungkin stakeholders yang berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah. e. Perencanaan supervisi harus fleksibel Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan keadaan dan inovasi yang terjadi. Seorang supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara penyampaian tujuan yang telah direncanakan, akan tetapi mampu menyesuaikan rencana pada situasi yang baru timbul, sehingga dapat mencari alternatif pemecahan masalah. 34 Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang di kutip oleh Aedi adalah ketika: pertama, supervisi dapat membantu guru dalam melakukan pembelajaran. Kedua, supervisor dan guru bergabung bersama-sama dalam menentukan perubahan yang dibutuhkan. Ketiga, supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik pembelajaran. Keempat, supervisor memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kelima, supervisor sering melakukan observasi. 44 C. Motivasi Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.45 Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang sangat berpengaruh pada keberhasilan prestasi kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong semangat kerja . Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik atau mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar karena dorongan atau motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena 44 45 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327. Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 35. 35 kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya. 1. Teori Motivasi Maslow Teori Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. b. Kebutuhan Rasa Aman Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. c. Kebutuhan Sosial Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi 36 akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. d. Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. e. Kebutuhan Aktualisasi diri Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.46 Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah 46 150. Sally J. Zepeda, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York: 1956, 37 harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil. 2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan kekuasaan:47 a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia 47 Sally J. Zepeda, Intructional …, 151. 38 menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat. c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. 3. Teori Motivasi dari Herzberg Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan Motivator dan Hygiene atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.48 Menurut Mc. Clelland yang di kutip oleh Mangkunegara mengemukakan indikator-indikator orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu: 48 Sally J. Zepeda, Intructional …, 153. 39 1. Memiliki tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi, 2. Berani mengambil dan memikul resiko, 3. Memiliki tujuan realistik, 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, 5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.49 D. Kinerja Lembaga Administrasi Negara merumuskan kinerja berdasar terjemahan bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.50 Mengacu pada teori tersebut, penelitian ini merumuskan kinerja sebagai hasil kerja yang telah dicapai guru PAI. Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. 51 Pengukuran kinerja tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Perencanaan mencakup administrasi yang harus dipersiapkan sebelum 49 Anwar Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama, 2005, 68. LembagaAdministrasi Negara, KinerjaAparatPemerintah, Jakarta: LAN, 1992, 12. 51 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 50 40 melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti RPP, Silabus, Program Semester, Program Tahunan. Kegiatan pelaksanaan sejak proses pembelajaran dimulai hingga selesai. Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan, dimana kinerja tersebut sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan.52 Definisi yang lain diungkap oleh Jhon Soepriyanto seperti dikutip Husain Umar bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.53 Supervisor memiliki peranan yang lebih ditekankan untuk memberikan peluang pengembangan profesional bagi para guru dan menyediakan peluang sumber daya seperti materi pelajaran, media, buku dan sebagainya yang dibutuhkan oleh guru.54 Dengan demikian, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan (standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati 52 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004, 309. 53 Husain Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2008, 209. 54 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan ..., 359. 41 bersama). Kinerja ini berkaitan dengan kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai tanggungjawabnya dengan hasil yang diharapkan, dalam mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. 7. Indikator kinerja Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Sudarmanto mengutip dari John Miner mengenai indikator kinerja adalah ada empat dimensi yang menjadi tolok ukur dalam menilai kinerja: a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, dan kecermatan. b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan. c. Penggunaan waktu dalam kerja, ialah tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang, d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.55 Ukuran yang dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja yang baik diantaranya berpenampilan menarik, hadir tepat waktu, hasil pekerjaan sesuai target, efektivitas waktu, dapat bekerjasama dengan atasan dan rekan kerja serta pulang setelah sesuai dengan jadwal. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja 55 Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 11-19. 42 Ghiselli dan Brown menulis seperti dikutip Moch Asad, bahwa kinerja ditentukan oleh pengalaman dengan pekerjaan yang bersangkutan, umur dan jenis kelamin.56 Sedangkan Gibson, Ivanevich dan Donelly mengungkapkan terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja, yaitu: a. Variabel individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental dan fisik, latar belakang terdiri dari keluarga dekat, tingkat sosial dan pengalaman, demografis meliputi umur, asal usul dan jenis kelamin. b. Variabel organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi, dan desain pekerjaan. c. Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian dan perilaku motivasi.57 1. Penilaian kinerja Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan.58 Adapun kaitannya dengan guru, penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan 56 Moch. Asad, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty, 2001, 97. 57 Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses, Penerjemah Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996, 52. 58 2000, 9. John Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 43 karir, kepangkatan, dan jabatannya. 59 Adapun fungsinya menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 sebagai berikut : a. Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru. b. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya. 59 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. 44 BAB III PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 A. Profil Wilayah 1. Kecamatan Bancak a. Sejarah Bancak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Bancak merupakan kecamatan pemekaran dari kecamatan Bringin awal tahun 2002. Sampai saat ini Kecamatan Bancak masih terus melakukan pembenahan baik fisik maupun administrasi yang untuk menjadi baik lagi. Alamat kantor kacamatan Bancak yang terletak di Jalan Jend. Sudirman No. 7 Bancak Kode Pos 50772.60 b. Geografi Jarak dari kecamatan Bancak menuju ibu kota kabupaten Semarang di Ungaran sejauh 40 km. Kecamatan Bancak terletak pada koordinat 7.238344° Lintang Selatan dan 110.591839° Bujur Timur dengan ketinggian 144.00 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Bancak 60 Hasil wawancara dengan Ka. TU UPT Dinas Pendidikan Kec. Bancak, 05 April 2016 44 45 mempunyai luas wilayah 43.85 km persegi yang mana mencakup 4.61% dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Luas kecamatan Bancak berada di peringkat 15 dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. 61 Batas wilayah kecamatan Bancak di sebelah utara Kecamatan Bringin, Kabupaten Purwodadi, sebelah selatan Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh, sebelah barat Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bringin, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purwodadi. Adapun desa yang ada di kecamatan Bancak adalah desa Bancak, Boto, Bantal, Jlumpang, Lembu, Plumutan, Pucung, Rejosari dan Wonokerto.62 c. Demografi Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk kecamatan Bancak 20.088 terdiri dari 9.812 laki-laki dan 10.276 wanita. Sedang berdasarkan agama yang dianut meliputi agama Islam 20.071 jiwa, agama Kristen 11 jiwa, Katholik lima jiwa, Hindu satu jiwa, Budha 0 jiwa, Kong Huchu 0 jiwa dan lainya 0 jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah bertani dan berkebun dikarenakan wilayah kecamatan Bancak yang landai cocok untuk lahan sawah dan perkebunan. 63 61 https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.02. https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.10. 63 https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.15. 62 46 d. Sektor Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bancak meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Adapun penelitian ini fokus kepada peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di kecamatan Bancak, oleh sebab itu obyek penelitian kami adalah sekolah dasar yang berada di kecamatan Bancak di antaranya adalah: Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak No. NPSN Nama Satuan Pendidikan Alamat 1. 20320798 SDN Bancak Bancak 2. 20320760 SDN Bantal Bantal 3. 20320845 SDN Boto 01 Boto 4. 20320846 SDN Boto 02 Boto 5. 20320730 SDN Jlumpang Jlumpang 6. 20320190 SDN Lembu Lembu 7. 20319973 SDN Pucung Pucung 8. 20320065 SDN Rejosari 01 Rejosari 9. 20320064 SDN Rejosari 02 Rejosari 10. 20320063 SDN Rejosari 03 Rejosari 11. 20320414 SDN Wonokerto Wonokerto 12. 20319974 SDN Plumutan Plumutan 47 2. Kecamatan Bringin a. Sejarah Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Bringin merupakan salah satu kecamatan tertua di Kabupaten Semarang. Alamat kantor kecamatan Bringin yang terletak di Jalan Diponegoro No. 92 Bringin Kode Pos 50772.64 b. Geografis Jarak dari kecamatan Bringin menuju ibu kota kabupaten Semarang di Ungaran sejauh 30 km. Kecamatan Bringin terletak pada koordinat 7.253077° Lintang Selatan dan 110.520259° Bujur Timur dengan ketinggian 348.00 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Bringin mempunyai luas wilayah 61.89 km persegi yang mana mencakup 6.51% dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Luas kecamatan Bringin berada di peringkat empat dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Batas wilayah kecamatan Bringin di sebelah utara Kabupaten Purwodadi, sebelah selatan Kecamatan Bancak Kecamatan Pabelan, sebelah barat Kecamatan Tuntang, sebelah timur Kecamatan Bancak dan Kabupaten Purwodadi. 64 Hasil wawancara dengan Ka. UPT Dinas Pendidikan Kec Bringin, 06 April 2016 48 Adapun desa yang ada diwilayah kecamatan Bringin adalah desa Banding, Bringin, Gogodalem, Kalijambe, Kalikurmo, Lebak, Nyemoh, Pakis, Popongan, Rembes, Sambirejo, Sendang, Tanjung, Tempuran, Truko dan Wiru.65 c. Demografi Pada akhir tahun 2014 penduduk kecamatan Bringin berjumlah 41.571 jiwa terdiri dari 20.609 laki-laki dan 20.962 wanita. Jumlah penduduk kecamatan Bringin yang menganut agama Islam 41.047 jiwa, agama Kristen 353 jiwa, Katholik 129 jiwa, Hindu 0 jiwa, Budha 42 jiwa, Kong Huchu 0 jiwa dan lainya 0 jiwa. Mata pencaharian mayoritas warga kecamatan Bringin adalah bertani dan berkebun serta ada pedagang, PNS dan wiraswasta.66 d. Sektor Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bringin meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menegah. Adapun penelitian ini fokus kepada peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di kecamatan Bringin, oleh sebab itu obyek penelitian kami adalah sekolah dasar yang berada di kecamatan Bringin di antaranya adalah: 65 66 https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.25 https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.30 49 Tabel 2.2. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin No. NPSN Nama Satuan Pendidikan Alamat 1. 20320793 SDN Banding 1 Banding 2. 20320778 SDN Banding 2 Banding 3. 20320857 SDN Bringin 1 Bringin 4. 20320856 SDN Bringin 2 Bringin 5. 20320855 SDN Bringin 3 Bringin 6. 20320649 SDN Gogodalem 1 Gogodalem 7. 20320648 SDN Gogodalem 2 Gogodalem 8. 20320748 SDN Kalijambe Kalijambe 9. 20320745 SDN Kalikurmo Kalikurmo 10. 20320180 SDN Lebak Lebak 11. 20320015 SDN Nyemoh Nyemoh 12. 20319986 SDN Pakis Pakis 13. 20319980 SDN Popongan Popongan 14. 20320071 SDN Rembes 1 Rembes 15. 20320072 SDN Rembes 1 Rembes 16. 20320076 SDN Sambirejo 1 Sambirejo 17. 20320075 SDN Sambirejo 2 Sambirejo 18. 20320043 SDN Sendang Sendang 19. 20320360 SDN Tanjung 1 Tanjung 20. 20320359 SDN Tanjung 2 Tanjung 50 21. 20320321 SDN Tempuran 1 Tempuran 22. 20320320 SDN Tempuran 2 Tempuran 23. 20320331 SDN Truko 1 Truko 24. 20320330 SDN Truko 2 Truko 25. 20320417 SDN Wiru 1 Wiru 26. 20320415 SDN Wiru 3 Wiru B. Profil Pengawas 1. Pengawas Kecamatan Bancak a. Profil Individu Kementerian Agama kabupaten Semarang menugaskan Nur Hamidah M.Ag sebagai pengawas PAI pada guru TK/SD di kecamatan Bancak mulai tahun 2015. Nur Hamidah kelahiran Kabupaten Semarang pada tanggal 24 April 1966. Adapun diangkat menjadi PNS pada tahun 1988 dan masa kerja menjadi pengawas 5 tahun dari pengangkatan beliau dari tahun 2011. Nomor contact person pengawas kecamatan Bancak adalah 0857-27264794.67 b. Wilayah Kerja Wilayah kerja Nur Hamidah M.Ag meliputi 3 kecamatan yaitu: Kecamatan Getasan, Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bancak.68 c. Sarana Kepengawasan 67 68 Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016. Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016. 51 Guna menunjang kinerja pengawas, Kementerian Agama Kabupaten Semarang menyediakan tempat untuk berkantor pada masing-masing wilayah kecamatan binaan bekerjasama dengan Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan di kecamatan.69 2. Pengawas Kecamatan Bringin a. Profil Individu Ibu Sri Wahyuni M.Ag kelahiran Klaten pada tanggal 04 Desember 1969 diangkat menjadi PNS oleh Kementerian Agama pada tahun 1998 dan masa kerja menjadi pengawas selama 12 tahun sejak diangkat menjadi pengawas PAI tahun 2004. Adapun nomor contact person pengawas kecamatan Bringin adalah 0813-9009-5176.70 b. Wilayah Kerja Wilayah kerja ibu Sri Wahyuni M.Ag sebagai pengawas PAI meliputi Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Bringin. 71 c. Sarana Kepengawasan Kementerian Agama Kabupaten Semarang menyediakan tempat untuk berkantor pada masing-masing wilayah kerja bekerjasama dengan Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan di kecamatan dengan tujuan untuk menunjang kinerja pengawas PAI. 72 69 Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016. Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016. 71 Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016. 72 Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016. 70 52 C. Profil Singkat Guru PAI 1. Profil Guru PAI Kecamatan Bancak Populasi guru PAI yang menjadi obyek penelitian sangat beragam dari guru laki-laki dan perempuan, guru status PNS dan Wiyata Bakti, guru yang sudah sertifikasi dan yang belum sertifikasi, usia dan lama pengabdian. Guru PAI Kecamatan Bancak yang menjadi responden meliputi enam guru laki-laki dan tujuh perempuan, empat guru PNS dan delapan Wiyata Bakti, usia dari 22 tahun sampai 56 tahun dan masa pengabdian dari satu tahun sampai 32 tahun. Adapun profil singkat guru PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bancak sebagai berikut: Tabel 2.3. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak No. Nama Unit Kerja Status Jabatan Samsudin SD Rejosari 3 PNS GPAI 0813-9022-6593 2. Zamhari SD Rejosari 1 PNS GPAI 0857-4067-4922 3. Amin Z SD Boto 1 PNS GPAI - 4. Daimun SD Pucung PNS GPAI - 5. Dwi M. S. SD Rejosari 2 WB GPAI 0856-4129-3991 6. Nasrudin SD Jlumpang WB GPAI - 7. Rokhimatul SD Wonokerto WB GPAI 0819-0490-3432 8. Neti Faila SD Boto 2 WB GPAI 0858-6565-6162 9. D. Vitrotul SD Lembu WB GPAI 0856-0050-3097 1. No Hp 53 10. Zazinatul SD Plumutan WB GPAI 0856-4171-3713 11. Wiwik S SD Bantal WB GPAI 0858-7811-7973 12. Siti Aisah SD Bancak WB GPAI 0857-1287-5286 2. Profil Guru PAI Kecamatan Bringin Guru PAI yang berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri dari guru laki-laki dan perempuan, guru status PNS dan Wiyata Bhakti, guru yang sudah sertifikasi dan yang belum sertifikasi, usia dan lama pengabdian. Guru PAI Kecamatan Bringin terdiri dari sembilan guru laki-laki dan 17 guru perempuan, 14 guru PNS dan 12 Wiyata Bhakti, rentang usia responden dari 22 tahun sampai 58 tahun dan masa pengabdian dari satu tahun sampai 33 tahun. Adapun profil singkat guru PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bringin sebagai berikut: Tabel 2.4. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bringin No. Nama Unit Kerja Status Jabatan No Hp 1. Sundoyo SD Tempuran 2 PNS GPAI 0877-3183-7869 2. Sugito SD Bringin 2 PNS GPAI 0815-7580-8726 3. Mahfud SD Nyemoh PNS GPAI 0856-4076-5100 4. S. Nasikah SD Pakis PNS GPAI 0856-4026-3374 5. Muntamah SD Lebak PNS GPAI 0857-2729-0763 54 6. Sururi SD Banding 1 PNS GPAI 0856-6970-7448 7. M. Ja’far SD Banding 2 PNS GPAI 0856-4270-3006 8. Mar’atus S SD Bringin 1 PNS GPAI 0819-0104-6866 9. Tanwiroh SD Popongan PNS GPAI 0815-7538-7857 10. Nurdin SD Wiru 1 PNS GPAI 0812-2549-6011 11. Sakimin SD Kalijambe PNS GPAI 0818-0583-6736 Status Jabatan No. Nama Unit Kerja No Hp 12. Yasin SD Tanjung 01 PNS GPAI 0818-0240-0079 13. Sri Sulastri SD Sendang PNS GPAI 0858-7690-2408 14. Siti Askiyah SD Tempuran 1 PNS GPAI 0813-9079-4103 15. Umi H SD Wiru 3 WB GPAI - 16. Yufika F SD Tanjung 2 WB GPAI - 17. Tsani F P SD Truko 2 WB GPAI 0857-1204-1405 18. Iik Dian E SD Truko 1 WB GPAI 0857-4008-6235 19. Ana Maliya SD Sambirejo 2 WB GPAI 0857-2749-2491 20. Rifa’ah SD Sambirejo 1 WB GPAI - 21. Jariyatun SD Kalikurmo WB GPAI 0852-2580-2560 22. Z. Famaul SD Bringin 3 WB GPAI - 23. Habib Fajar SD Rembes 1 WB GPAI 0859-4319-9447 24. Nur Hidayati SD Gogodalem 1 WB GPAI - 25. Sabariyah SD Gogodalem 2 WB GPAI 0877-4784-0220 26. Sri Rejeki SD Rembes 2 WB GPAI 0857-4125-7112 55 D. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. 1. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di kecamatan Bancak kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 sesuai hasil wawancara dan observasi, menurut Nur Hamidah selaku pengawas PAI di kecamatan Bancak yang sudah menjadi pengawas selama enam tahun telah menyiapkan perencanaan supervisi dengan membuat program tahunan, program semester ganjil dan program semester serta menyiapkan formulirformulir yang dibutuhkan dalam kegiatan supervisi. Dalam perencanaan supervisi, Nur Hamidah memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan supervisi PAI diantaranya keadaan guru, keadaan sekolah, kegiatan belajar mengajar, administrasi dan penilaian. Dalam menyusun perencanaan supervisi, pengawas menyesuaikan dengan standar nasioal pendidikan yang ada, akan tetapi belum maksimal dikarenakan keadaan daerah yang berbeda-beda, kegiatan supervisi sekolah di lingkungan kecamatan dan daerah perbatasan tentunya harus arif dalam pelaksanaan supervisi. Pengawas juga mempertimbangkan keadaan guru, 56 guru yang sudah bersertifikasi baik PNS dan Non PNS tentunya ditekankan untuk membuat dan memiliki administrasi pembelajaran yang dibutuhkan. Prinsip-prinsip dalam digunakan Nur Hamidah dalam menyusun perencanaan supervisi adalah prinsip ilmiah dan demokratis, prinsip ini bertujuan untuk membantu guru dalam peningkatan kompetensi dan mutu guru. Pendekatan yang gunakan dalam perencanaan supervisi adalah pendekatan kolaboratif yang mana merupakan perpaduan antara pendekatan langsung dan tidak langsung, dimana supervisor dan guru bersama-sama bersepakat menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses pemecahan terhadap masalah yang dihadapi guru. Instrument yang digunakan pengawas dalam penyusunan perencanaan supervisi PAI berupa formulir supervisi ataupun wawancara untuk mengetahui sejauh mana guru memerlukan supervisi. Kendala yang dihadapi pengawas dalam penyusunan perencanaan supervisi adalah banyak guru yang beranggapan kelengkapan administrasi pembelajaran kurang penting, hal ini ditindaklanjuti oleh pengawas dengan evaluasi perencanaan setelah pelaksanaan supervisi dengan tujuan memperbaiki perencanaan supervisi berikutnya dan menekankan pentingnya administrasi pembelajaran bagi guru. 2. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. 57 Sesuai hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, menurut Sri Wahyuni selaku pengawas PAI di kecamatan Bringin yang sudah menjadi pengawas selama 12 tahun tentang pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016. Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan supervisi adalah membuat perencanaan atau program supervisi yang meliputi program tahunan, program semester ganjil dan semester genap. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan supervisi adalah mempertimbangkan jumlah sekolah binaan, keadaan guru, keadaan sekolah serta pendekatan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan supervisi. Dalam penyusunan perencanaan supervisi, pengawas sudah menyesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan keadaan guru dan sekolah serta menjadikan guru sebagai mitra dalam menyusun kegiatan perencanaan supervisi. Dalam perencanaan supervisi pengawas juga mempertimbangkan keadaan guru dan sekolah. Untuk guru yang PNS dan non PNS sudah sertifikasi tentunya ditekankan untuk sesuai dengan administrasi pembelajaran yang dibutuhkan. Untuk guru wiyata bhakti dimotivasi, diberi dukungan dan bimbingan dalam pelaksanaaan pembelajaran. Prinsip yang diterapkan dalam perencanaan supervisi PAI adalah Prinsip ilmiah yang tetap menekankan pada standar keilmuan dalam menyusun perencanaan supervisi. Prinsip demokratis yang menjadikan guru 58 sebagai mitra dari pengawas dan guru tidak merasa diawasi sehingga menjadikan guru maksimal dalam peningkatan kinerja dan mutu pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan supervisi adalah Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi yang memadukan antara pendekatan langsung dengan pendekatan tak langsung. Hal ini memudahkan pengawas untuk membantu guru dengan berbagai permasalahanya. Sedangkan instrumen yang dipakai adalah instrument berupa formulir supervisi. Kendala yang ditemui pengawas dalam penyusunan perencanaan supervisi adalah Perencanaan dipengaruhi luas wilayah binaan, jumlah sekolah atau guru binaan yang tidak sesuai rasio ideal dan karakter guru binaan seperti ada beberapa guru yang beranggapan materi pembelajaran sudah di luar kepala sehingga guru beranggapan tidak perlu menyiapkan perangkat pembelajaran. Hal ini ditindak lanjuti oleh pengawas dengan Melakukan evaluasi perencanaan supervisi, hal apa yang perlu ditambahkan guna menyempurnakan perencanaan supervisi selanjutnya dan memotivasi guru untuk tertib administrasi pembelajaran. 59 E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 1. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016 Menurut hasil wawancara kepada Samsudin pada tanggal 12 April 2016 yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi, ia mengatakan bahwasanya seorang guru harus memiliki tanggungjawab yang tinggi dan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berjalan sebagaimana mestinya, seperti berdoa sebelum belajar, presensi siswa, appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian. Motivasi dan kinerja guru dalam pembelajaran masih berjalan seperti kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Dari hasil wawancara dan observasi pada tanggal 12 April 2016 kepada Zamhari yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi, ia mengungkapkan bahwasanya sebelum proses kegiatan belajar mengajar, Zamhari menyiapkan silabus, RPP, buku pelajaran, lembar penilaian, alat peraga dan Catatan Hambatan Belajar Siswa. Dokumen-dokumen tersebut dipersiapkan dengan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Hasil wawancara dengan Amin Zaenal pada tanggal 12 April 2016, guru agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang 60 sudah sertifikasi, ia mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum proses pembelajaran yang utama adalah silabus, RPP, buku pelajaran, media atau alat peraga serta buku pegangan guru dan siswa. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumen silabus, RPP dan lainya. Menurut hasil wawancara pada tanggal 13 April 2016 dengan Daimun yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai pendukung bahan ajar yang utama. Hal ini hampir setiap saat disiapkan dikarenakan apabila ada supervisi untuk guru sertifikasi, hal-hal yang dibutuhkan oleh pengawas sudah ada. Menurut wawancara dengan Wiwik Susilowati Niklah pada tanggal 13 April 2016, ia telah menjadi guru agama Islam selama tujuh tahun bahwa motivasi kerja dalam kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai kebiasaan setiap hari. Hal ini dikarenakan buku bahan materi agama Islam yang sudah dikuasai. Materi-materi teori dan praktikum tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga guru masih menguasai materi pendidikan agama Islam. Hasil wawancara pada tanggal 13 April 2016 dengan Dwi Mahrus Salim yang telah menjadi guru agama Islam selama tiga tahun bahwa motivasi dan kinerja guru biasa saja karena guru yang berstatus wiyata bakti ini masih mempunyai kesibukan di luar kegiatan sekolah. 61 Zazinatul Basiroh yang bekerja sebagai guru agama Islam selama dua tahun dalam wawancara pada tanggal 14 April 2016 mengungkapkan dalam pembelajaran sehari-hari seperti biasanya karena sebagai guru pemula masih mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini tidak menjadi kendala dalam pembelajaran karena Zazinatul Basiroh selalu berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala yang belum terselesaikan. Dalam wawancara pada tanggal 14 April 2016 dengan Nasrudin yang menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa masih mengalami kendala dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran berupa RPP karena belum memahami administrasi pembelajaran RPP yang baru, hal ini disikapi dengan belajar kepada guru senior dan kepala sekolah. Menurut Dwi Vitrotul Islami yang mempunyai masa kerja dua tahun sebagai guru agama Islam dalam wawancara tanggal 14 April 2016, ia mengungkapkan bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 April 2016 dengan Netty Faila Suffa yang menjadi guru agama Islam selama lima tahun mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga. Menurut 62 Netty Faila Suffa apabila ada kendala baik dalam administrasi, materi dan alat peraga, ia tidak sungkan untuk berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas hal tersebut dilakukan guna memperbaiki kualitas pembelajaran. Menurut Siti Aisah dalam wawancara tanggal 15 April 2016, ia telah mengabdi menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode dan alat peraga. Menyusun RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi internet menjadi solusi jangka pendek untuk mempelajari penyusunan RPP tersebut. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 April 2016 dengan Rokhmatul Khamidah yang menjadi guru agama Islam selama satu tahun mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga. Bila menemui kendala dalam pembelajaran, ia berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala yang belum terselesaikan. 2. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016 Menurut hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016 kepada Sundoyo Abdul Haris yang telah menjadi guru agama Islam selama 33 tahun dengan 63 status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebagai guru harus memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam menjalankan tugas utama seorang guru kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berjalan sebagaimana meskinya, seperti berdoa sebelum belajar, presensi siswa, RPP meliputi appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian. Menurut wawancara dan observasi tanggal 6 April 2016 kepada Sugito yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum proses kegiatan belajar mengajar guru haruslah mempunyai tujuan realistik yang ingin dicapai pada saat pembelajaran, Sugito menyiapkan silabus, RPP, RPH, buku pelajaran, lembar penilaian dan alat peraga. Dokumen-dokumen tersebut dipersiapkan dengan tujuan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Hasil wawancara dengan Mahfud pada tanggal 6 April 2016, seorang guru agama Islam dengan pengabdian 30 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum proses pembelajaran yang utama adalah guru memiliki rencana kerja berupa silabus, RPP, buku pelajaran, media dan alat peraga. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumen silabus, RPP dan lainya. Menurut hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016 dengan Siti Nasikah yang telah menjadi guru agama Islam selama 33 tahun dengan status Pegawai 64 Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai pendukung bahan ajar yang utama dan presensi siswa. Hal ini hampir setiap saat disiapkan dikarenakan apabila ada supervisi untuk guru sertifikasi. setelah itu guru harus memanfaatkan umpan balik yang konkrit dari semua kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan wawancara pada tanggal 7 April 2016 dengan Muntamah yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum proses kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan silabus, RPP, buku pelajaran, lembar penilaian, alat peraga dan analisis KKM. Dokumen-dokumen tersebut dipersiapkan dengan tujuan tertib administrasi untuk supervisi guru yang sudah sertifikasi dan dalam pelaksanaan pemebelajaran harus sesuai dengan administrasi pembelajaran yang telah disiapkan. Setelah melakukan wawancara pada tanggal 7 April 2016 dengan Sururi guru agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum proses pembelajaran yang utama adalah presensi siswa, silabus, RPP, buku pelajaran, media atau alat peraga, buku nilai siswa dan soal-soal ulangan. Menurut wawancara dengan M. Ja’far pada tanggal 7 April 2016, guru agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang 65 sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah membuat RPP, menyiapkan materi, metode dan alat peraga. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 7 April 2016 dengan Mar’atus Sholikhah yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi, alat peraga dan buku nilai siswa. Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Tanwiroh yang telah mengabdi sebagai guru agama Islam selama 33 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan RPP, materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran serta program remidial. Wawancara pada tanggal 8 April 2016 Menurut Nurdin yang telah mengabdi menjadi guru agama Islam selama 26 tahun mengatakan bahwa sebelum proses pembelajaran dimulai adalah menyiapkan presensi siswa, silabus, RPP, buku pelajaran, media atau alat peraga dan buku nilai siswa. Sakimin dalam wawancara tanggal 8 April 2016 mengatakan bahwa ia telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar 66 mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai pendukung bahan ajar yang utama. Berdasarkan wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Yasin yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah membuat RPP, menyiapkan materi, metode dan alat peraga. Setelah melakukan wawancara dengan Sri Sulastri pada tanggal 8 April 2016, ia menyampaikan bahwa telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengatakan sebelum proses pembelajaran yang utama adalah silabus, RPP, buku pelajaran, media dan alat peraga. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumennya. Menurut wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Siti Askiyah yang berstatus Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi dan menjadi guru agama Islam selama 32 tahun menyampaikan bahwa sebelum memulai pembelajaran sebaiknya menyiapkan presensi siswa, silabus, RPP, buku pelajaran, media atau alat peraga, buku nilai siswa dan buku bimbingan supervisi. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Umi Habibah yang telah mengabdi menjadi guru agama Islam selama lima tahun sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, di awali dengan berdoa sebelum 67 belajar, presensi siswa, appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian. Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Yufika Fitria Hadist yang telah menjadi guru agama Islam selama satu tahun bahwa motivasi kerja dalam kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai kebiasaan setiap hari. Hal ini dikarenakan buku bahan materi agama Islam yang sudah dikuasai. Materi-materi teori dan praktikum tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga guru masih menguasai materi pendidikan agama Islam. Dalam wawancara tanggal 9 April 2016, menurut Tsani Fitria Putri yang telah menjadi guru agama Islam selama dua tahun bahwa sebelum pembelajaran kita menyiapkan materi pelajaran, alat atau media pembelajaran dan buku nilai siswa. Iik Dian Ekayanti yang bekerja sebagai guru agama Islam selama dua tahun pada wawancara tanggal 9 April 2016 mengungkapkan dalam pembelajaran sehari-hari seperti biasanya karena sebagai guru pemula masih mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini tidak menjadi kendala dalam pembelajaran oleh karena itu selalu berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala. Berdasarkan wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Ana Maliya yang menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa masih 68 mengalami kendala dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran berupa RPP karena belum memahami administrasi pembelajaran RPP yang baru. Setelah melakukan wawancara tanggal 9 April 2016 dengan Rifa’ah menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode dan alat peraga. Menyusun RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi internet menjadi solusi jangka pendek untuk mempelajari penyusunan RPP tersebut. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Nur Hidayati menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode dan alat peraga. Menurut wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Jariyatun yang mempunyai masa kerja 23 tahun sebagai guru agama Islam mengungkapkan bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Z. Famaul Khusna menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan 69 bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode dan alat peraga. Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Habib Fajar yang menjadi guru agama Islam selama lima tahun mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga, apabila ada kendala baik dalam administrasi, hendaknya ia tidak sungkan untuk berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas. Menurut wawancara tanggal 11 April 2016 dengan Sabariyah yang sudah tiga tahun menjadi guru agama Islam selama tiga tahun mengatakan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode, alat peraga dan penilaian anak. Hasil wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Sri Rejeki mengatakan bahwa dua tahun menjadi guru agama Islam selama mengatakan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan silabus. materi, metode dan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. 70 F. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 1. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 Menurut hasil wawancara kepada Samsudin tentang Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 adalah perencanaan supervisi pendidikan yang bertujuan memantau serangkaian kegiatan guru untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran dan memanfaatkan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi merupakan usaha untuk mendorong para guru mengembangkan kemampuanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif. Menurut wawancara kepada Zamhari perencanaan supervisi dapat menciptakan metode dan prosedur untuk perbaikan pembelajaran dan pengembangan kemampuan guru dalam rangka pemantapan diri. Dalam menyusun rencana kegiatan supervisi dapat melibatkan guru, sehingga mereka mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan. Hasil wawancara dengan Amin Zaenal bahwasanya perencanaan supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang 71 dibutuhkan dalam pembelajaran dan mencatat kendala-kendala yang guru hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan saran dan masukan yang membangun. Saran dan masukan dari pengawas diterapkan dalam pembelajaran semampu guru. Menurut hasil wawancara dengan Daimun bahwasanya perencanaan supervisi dengan motivasi sebagai bimbingan terhadap guru, mendorong guru untuk berbuat dan bertindak kearah sasaran yang ditetapkan sehingga ada kesempatan untuk berkembang dapat membantu guru menuju pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan penghargaan diri sehingga ke depannya mampu bekerja dan berprestasi lebih baik Menurut Wiwik Susilowati Niklah dalam menyusun rencana kegiatan supervisi sebaiknya melibatkan guru, sehingga mereka mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang akan dikerjakan. Dengan demikian kegiatan supervisi atau pembinaan menjadi lebih terarah dan bisa berjalan dengan lancar. Hasil wawancara dengan Dwi Mahrus Salim menyampaikan bahwa perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui persiapan yang harus dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada ketua dan anggota KKG yang lain pada waktu kegiatan KKG agar mendapatkan solusi perbaikan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. 72 Zazinatul Basiroh mengatakan dalam perencanaan supervisi sebaiknya berdasarkan kebutuhan guru, pengawas menganalisa kebutuhan guru, memiliki masalah atau kelemahan yang sama, mengelompokkan sesuai kriteria kebutuhan guru, kemudian memberi layanan supervisi terhadap masalah yang dihadapi guru. Bantuan pengawas perlu diberikan kepada guru karena guru pada umumnya masih menemui kesulitan dalam hal menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta melaksanakan evaluasi. Hendaknya pengawas berperanlebih aktif dalam kegiatan KKG. Dalam wawancara dengan Nasrudin mengungkapkan bahwasanya perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam pembelajaran karena apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan sesama anggota KKG untuk memperbaiki pola pembelajaran selanjutnya. Menurut Dwi Vitrotul Islami mengatakan perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan, kepala sekolah dan guru sekolah yang senior. Berdasarkan hasil wawancara dengan Netty Faila Suffa bahwasanya perencanaan supervisi dapat menjadi sarana komunikasi dua arah antara pengawas dan guru tentang hal-hal yang harus disiapkan guru dalam kegiatan 73 supervisi. Hal ini menjadikan guru lebih mempersiapkan diri baik dalam administrasi dan materi pembelajaran. Menurut Siti Aisah perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih giat baik dalam pembelajaran. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada saat kegiatan KKG untuk perbaikan persiapan pembelajaran dan menindaklanjuti kendala dalam penyusunan RPP, guru dapat juga memanfaatkan forum KKG untuk belajar membuat RPP yang baik. 2. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 Menurut hasil wawancara kepada Sundoyo Abdul Haris tentang pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 mengungkapkan bahwa perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas. Perencanaaan supervisi pendidikan juga menjadikan guru lebih baik dalam perencanaan pembelajaran, disiplin, observasi metode pembelajaran yang baru serta menumbuhkan sikap kerjasama yang baik antara pengawas, guru dan kolega guru lainya dalam forum kegiatan KKG. 74 Menurut wawancara kepada Sugito, perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru termotivasi karena memiliki waktu untuk menyiapkan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi dan pembelajaran. Dengan meningkatnya motivasi akan meningkatkan kinerja untuk lebih baik dari sebelum adanya supervisi. Hasil wawancara dengan Mahfud, mengatakan perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih rajin baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Hal-hal tersebut membuat guru belajar tantang teknik atau metode pembelajaran yang baru sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Menurut hasil wawancara dengan Siti Nasikah bahwasanya perencanaan supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan mencatat kendala-kendala yang guru hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan saran dan masukan yang membangun. Dengan adanya saran dan masukan dari pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam meningkatkan kinerja. Berdasarkan wawancara dengan Muntamah bahwasanya perencanaan supervisi berperan dalam memberikan motivasi terhadap guru, hal ini disebabkan guru mengetahui hal-hal yang harus disiapkan dalam pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran. Dengan motivasi yang meningkat maka kinerja guru juga akan baik karena persiapan dalam pembelajaran. 75 Setelah melakukan wawancara dengan Sururi mengungkapkan bahwa menjalin komunikasi dengan pengawas ketika mengalami atau menemukan kendala di lapangan. Saran yang diperoleh dari pengawas kemudian diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut wawancara dengan perencanaan supervisi menjadikan M. Ja’far mengungkapkan bahwa guru lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan berkualitas. Pembelajaran efektif yang membutuhkan waktu sesuai dengan alokasi jam pelajaran dan pembelajaran berkualitas adalah tercapainya tujuan dari pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mar’atus Sholikhah bahwasanya perencanaan supervisi dapat menjadi sarana komunikasi dua arah antara pengawas dan guru tentang hal-hal yang harus disiapkan guru dalam kegiatan supervisi. Hal ini menjadikan guru lebih mempersiapkan diri baik dalam administrasi dan materi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan profesionalisme guru. Setelah melaksanakan wawancara dengan Tanwiroh mengungkapkan bahwa perencanaan supervisi merupakan bentuk kerjasama antara pengawas dan guru dari peningkatan mutu pendidikan. Kerjasama yang dimaksud adalah pengawas menyampaikan rencana kegiatan supervisi dan guru memberi tanggapan atas perencanaan tersebut. Pada tahap pelaksanaan kegiatan supervisi, hal-hal yang harus disiapkan guru berupa administrasi dan 76 pelaksanaan kegiatan pembelajaran dievaluasi oleh pengawas dan pengawas memberi saran dan masukan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Menururt Nurdin mengatakan bahwa perencanaan supervisi memberikan dampak yang baik dalam kegiatan pembelajaran. Dampak baik yang dimaksud adalah adanya arahan atas apa saja yang perlu disiapkan dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. dengan adanya perencanaan supervisi, guru memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Apabila guru dalam pembelajaran masih memiliki kelemahan, pengawas akan menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan guru akan melaksanakan saran pengawas untuk perbaikan kegiatan pembelajaran ke depannya. Sakimin mengatakan bahwa perencanaan supervisi sangat dibutuhkan baik oleh pengawas dan guru. Pengawas akan mengetahui kelemahan dan kendala yang di hadapi guru dan guru mengetahui apa saja yang harus disiapkan dalam pembelajaran. Apabila ada saran dari pengawas untuk perbaikan kegiatan pembelajaran, guru dengan senang hati melaksanakan saran pengawas dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas. Berdasarkan wawancara dengan Yasin bahwasanya perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas. 77 Perencanaaan supervisi pendidikan juga menjadikan guru lebih baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan menumbuhkan sikap disiplin guru. Setelah perencanaan melakukan supervisi wawancara menjadikan dengan guru Sri lebih Sulastri siap mengatakan dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan berkualitas. Pembelajaran yang efektif dan berkualitas adalah tujuan dari perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Menurut wawancara dengan Siti Askiyah menyampaikan bahwa bahwasanya perencanaan supervisi berperan dalam memberikan motivasi terhadap guru, hal ini disebabkan guru mengetahui hal-hal yang harus disiapkan dalam pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran karena adanya persiapan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi Habibah bahwasanya perencanaan supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan kendala-kendala yang guru hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan saran dan masukan yang membangun. Dengan adanya saran dan masukan dari pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam kegiatan pembelajaran. Setelah melaksanakan wawancara dengan Yufika Fitria Hadist menyampaikan bahwa perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui 78 persiapan yang harus dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran guru. Menururt Tsani Fitria Putri bahwa perencanaan supervisi sangat dibutuhkan guru untuk melihat kebutuhan dan keadaan sekolah binaan sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan program supervisi. Guru juga dapat berinteraksi dengan pengawas tentang langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pengawas dan guru. Iik Dian Ekayanti mengatakan perencanaan supervisi menjadi sarana untuk memperbaiki diri baik dari segi motivasi dan kinerja karena pelaksanaan yang sudah terjadwal, guru memilki waktu yang cukup untuk mempersiapkan pembelajaran. Apabila ada kekurangan guru akan mendapat saran dan masukan dari pengawas. Dengan adanya saran dan masukan dari pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam meningkatkan kinerja. Berdasarkan wawancara dengan Ana Maliya mengungkapkan bahwasanya perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas. Setelah melakukan wawancara dengan Rifa’ah menyampaikan bahwa perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui persiapan yang harus dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran. dalam perencanaan 79 supervisi dapat juga berbagi metode pemeblajaran yang efektif dan berkualitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Nur Hidayati mengatakan perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih giat baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran. menindaklanjuti kendala dalam penyusunan RPP, guru dapat juga berkonsultasi dengan guru senior dalam forum KKG. Berdasarkan hasil wawancara dengan Z. Famaul Khusna mengatakan perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan berkualitas. Apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan, kepala sekolah, guru sekolah dan pengawas baik secara pribadi maupun dalam forum KKG. Setelah melaksanakan wawancara dengan Habib Fajar mengungkapkan bahwa menjalin komunikasi dengan pengawas ketika mengalami atau menemukan kendala di lapangan. dalam menjalin komunikasi dengan pengawas, guru dapat memaksimalkan pembinaan dari pengawas dalam kegiatan KKG, Saran yang diperoleh dari pengawas kemudian dilaksanakan untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan berkualitas. 80 Menurut Sabariyah bahwasanya perencanaan supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas guna mencapai tujuan pembelajaran. Sri Rejeki mengungkapkan bahwa perencanaan supervisi menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan berkualitas. Kendala dalam penyusunan RPP dan metode belajar yang belum tepat dapat dikonsultasikan dengan pengawas dalam forum KKG. 81 BAB IV ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 Perencanaan supervisi PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bancak dan Bringin berdasarkan analisis Program Tahunan, Program Semester, dan Rencana Kegiatan Akademik (RKA) nampak bahwa bertujuan untuk pembinaan dan pemantauan kegiatan dan kinerja guru sekaligus membantu guru dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran dan memanfaatkan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini terungkap dari program tahunan pengawas yang mana pelaksanaan supervisi akademik bertujuan untuk menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan meningkatkan perolehan mutu prestasi siswa. Demikian pula dalam mengukur dan memberikan penilaian kinerja guru supervisor mengolah dan menyajikan hasil temuan untuk dijadikan sebagai bahan pembinaan. Perencanaan pada hakikatnya dijadikan sebagai acuan dalam 81 82 pelaksanaan supervisi untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang harus dilakukan dan bagaimana hasil yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pengawas terungkap bahwa dalam menyusun perencanaan supervisi, pengawas mempertimbangkan faktorfaktor yang mempengaruhi perencanaan supervisi diantaranya adalah jumlah sekolah binaan, keadaan guru, keadaan sekolah serta pendekatan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan supervisi. Indikator jumlah sekolah binaan di kecamatan Bancak terungkap sebanyak 13 Sekolah Dasar, namun pengawas PAI di kecamatan Bancak masih merangkap 22 Sekolah Dasar di kecamatan Pabelan dan di kecamatan Getasan sebanyak 24 Sekolah Dasar. Demikian juga wilayah kerja binaan pengawas PAI kecamatan Bringin sebanyak 26 Sekolah Dasar serta merangkap sebanyak 24 Sekolah Dasar di kecamatan Tuntang dan pada kecamatan Banyubiru sebanyak 27 Sekolah Dasar. Sejalan dengan kondisi tersebut, menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah pengawas dan jumlah sekolah binaan. Prinsip yang diterapkan dalam kegiatan supervisi PAI di kecamatan Bancak dan Bringin adalah prinsip ilmiah dan prinsip demokratis. Penerapan prinsip ilmiah dalam proses pembelajaran oleh Pengawas PAI menekankan pada indikator-indikator data yang obyektif, sistematis, terencana dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Piet A. Suhertian yang menyatakan bahwa prinsip ilmiah dilaksanakan berdasarkan data yang objektif dalam proses pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis, terencana dan 83 kontinu.73 Sedangkan penerapan prinsip demokratis, supervisor menjadikan guru sebagai mitra dalam kepengawasan hal ini membuat guru tidak merasa diawasi yang pada akhirnya guru maksimal dalam meningkatkan kinerja dan mutu pembelajaran. Sesungguhnya prinsip ini bertujuan untuk membantu guru dalam peningkatan kompetensi dan mutu guru. Dengan prinsip demokratis ini juga supervisor menghindari masa lalu yang otokratis, sembari terus membangun paradigma baru tentang kegiatan supervisi yang demokratis. Ini terbukti bahwa penerapan prinsip demokratis menjadikan guru lebih bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini senada dengan Sahertian yang menyatakan bahwa prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru sehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. 74 Supervisi dilaksanakan dengan prinsip demokratis mengisyaratkan bahwa guru, pengawas dan pakar kurikulum bekerjasama untuk meningkatkan pembelajaran. Usaha-usaha yang ditempuh baik oleh supervisor maupun yang disupervisi telah direncanakan dan disepakati bersama. Guru sebagai individu yang bebas berpikir, melatih diri untuk berinisiatif, mengembangkan kepercayaan diri, dan mengembangkan keikutsertaan dalam pembuatan keputusan diajak bekerjasama dalam merumuskan perencanaan kegiatan supervisi, pelaksanaan supervisi dan evaluasi supervisi. Dengan demikian, guru akan dianggap sebagai rekan kerja daripada sekedar pelengkap saja. Hal ini tergambar dari implementasi supervisi dengan pendekatan prinsip demokratis di kecamatan Bancak dan 73 74 Lihat Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20. Lihat Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20. 84 Bringin, yang mana peran guru PAI baik guru senior maupun guru yang sudah bersertifikasi turut serta merumuskan, memberikan saran dan masukan dalam perencanaan supervisi demi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam. Dari perencanaan prinsip-prinsip supervisi di atas, menunjukkan bahwa supervisor menerapkan prinsip ilmiah dan demokratis untuk dijadikan pedoman kegiatan kepengawasan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan sehingga kegiatan supervisi menjadi lebih terarah dan bisa berjalan dengan lancar. Selanjutnya terlihat dari pelaksanaan perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin di mana supervisor sebelum melakukan tugasnya terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik yang bersifat objektif, berdasarkan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik sebagaimana yang dikemukakan oleh Lantip dan Sudiyono meliputi, objektif (data apa adanya), bertanggungjawab, berkelanjutan, didasarkan pada standar nasional pendidikan, kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.75 B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal Tahun Ajaran 2015/2016 75 Lihat Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi …., 96. 85 Berdasar data yang diperoleh peneliti bahwa motivasi dan kinerja guru dapat dilihat dari persiapan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar meliputi kelengkapan perangkat administrasi pembelajaran. Dari berbagai perangkat dan administrasi yang dipersiapkan dan dimiliki guru serta cara mereka mengajar terungkap bahwa indikator motivasi dan kinerja guru sebagai berikut: 1. Motivasi dan kinerja guru hanya sekedar menggugurkan kewajiban Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat enam guru wiyata bakti di kecamatan Bancak dan delapan guru wiyata bakti di kecamatan Bringin yang motivasinya hanya sekadar menggugurkan kewajibannya sebagai seorang guru yang berimplikasi pada rendahnya kinerja. Mereka mengajar tanpa persiapan yang matang dengan metode yang monoton bahkan sering kali masuk terlambat dan keluar kelas lebih awal. Guru ini bisa diklasifikasikan ke dalam tipe tidak profesional apabila ia memiliki kemampuan rendah dan motivasi kerja rendah pula. Tipe guru yang dimaksud adalah guru yang berstatus wiyata bakti di mana secara finansial belum mencukupi kebutuhan fisiologis. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis. 76 2. Motivasi dan kinerja guru sebagai lahan ibadah Dari data penelitian terungkap bahwa guru yang motivasi mengajarnya sebagai lahan ibadah, mereka mengajar dengan apa adanya tanpa keluh kesah masuk dan keluar dari kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, 76 Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150. 86 hanya saja mereka minim dalam usaha pengembangan diri dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Tipe guru yang dimaksud adalah guru wiyata bakti yang memiliki penghasilan lain sebanyak dua guru di kecamatan Bancak dan empat guru di kecamatan Bringin serta guru yang berstatus PNS yang mendekati masa pensiun empat guru di kecamatan Bancak dan delapan guru di kecamatan Bringin di mana secara finansial tercukupi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.77 Tipe Guru ini bisa diklasifikasikan ke dalam tipe semi profesional apabila ia memiliki kemampuan tinggi dan motivasi kerja rendah atau sebaliknya. 3. Motivasi dan kinerja guru dengan indikator pengembangan diri Guru yang motivasinya berupa pengembangan diri dan pengembangan anak didik di kecamatan Bancak ada satu guru dan Bringin terdapat enam guru. Pengembangan diri ditandai dengan sering mengikuti pelatihan, membaca buku dan penulisan karya ilmiah. Sedangkan pengembangan anak didik direalisasikan dengan penggunaan metode yang bervariasi dan memaksimalkan media pembelajaran yang tersedia demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru yang motivasinya berupa pengembangan diri dan anak didik kinerja yang ia miliki cenderung lebih baik dibanding motivasi yang lain. Tipe guru yang dimaksud adalah mereka 77 Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150. 87 yang berstatus PNS yang bersertifikasi di mana secara finansial sudah mencukupi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, sosial, penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Sebab tipe guru yang terbaik, adalah guru tipe profesional. Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam tipe profesional apabila ia memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of commitment). Hal ini sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.78 Dengan memahami motivasi dan kinerja guru PAI yang bervariasi di atas, Pengawas di Kecamatan Bancak maupun Bringin dalam perencanaan program supervisi akademik mampu menumbuhkan motivasi guru yang sekedar menggugurkan kewajiban dan lahan ibadah untuk senantiasa mengembangkan kompetensinya, mempelajari dan merefleksikan praktik pembelajaran. Dengan cara membangkitkan motivasi guru tersebut keberhasilan Pendidikan Agama Islam pasti dapat dicapai. Di satu sisi, guru harus mengetahui bagaimana mengerjakan (know how to do) tugas-tugasnya. Ia harus memiliki pengetahuan tentang merumuskan tujuan akademik, murid-muridnya, materi pelajaran, dan teknik akademik. juga seorang guru harus mampu menerapkan pengetahuan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 78 Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150. 88 C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 Dalam melaksanakan supervisi akademik pengawas PAI menerapkan metode reinforcement dan punishtment. Reinforcement diberikan kepada guru PAI yang berprestasi atau guru PAI yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik berupa ucapan selamat atau pujian. Sedangkan punishment diberikan kepada guru PAI yang dianggap belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Punishment yang diterapkan oleh pengawas PAI biasanya dengan memanggil guru PAI yang bersangkutan untuk menghadap ke kantor pengawas sekaligus untuk mendapatkan bimbingan dan pengarahan agar meningkatkan kinerjanya. Pendekatan ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Mantja bahwa guru yang mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan sehingga mampu bereaksi, supervisor dalam implementasinya dapat dengan cara memberi penguatan dan hukuman.79 Dalam melakukan pendekatan kepada guru PAI supervisor tidak hanya menggunakan satu pendekataan saja, akan tetapi kombinasi dari berbagai pendekatan (direktif, non direktif dan kolaboratif). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mantja bahwa model pendekatan kolaboratif didasarkan atas pemahaman psikologi kognitif yang berasumsi bahwa 79 Lihat Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 172. 89 belajar merupakan hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan, sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap arah aktivitas.80 Dari sini, diketahui bahwa terdapat fleksibilitas dalam melaksanakan supervisi. Salah satu tugas supervisor guru PAI adalah mengembangkan kompetensi profesional guru. Usaha pengembangan kompetensi guru tersebut telah dilaksanakan supervisor dengan teknik individu dan kelompok. Teknik individu dapat dicontohkan supervisor dengan kunjungan atau observasi kelas dan percakapan pribadi. Sedangkan untuk teknik kelompok berupa diskusi, seminar, rapat yang dijembatani dalam forum Kelompok Kerja Guru. Bentuk batuan dan pengawasan yang dilakukan supervisor kepada guru PAI adalah mengawasi dan membimbing guru dalam menyusun persiapan mengajar, mengawasi ketertiban administrasi guru PAI dengan memberikan lembaran evaluasi bulanan maupun tahunan. Selain itu supervisor juga melakukan koordinasi dengan kepala sekolah tentang kinerja guru PAI. Sebagai alat analisis terhadap kinerja maupun kegiatan supervisor dalam usaha mengembangkan kompetensi profesional guru PAI maka perlu acuan yang jelas terhadap indikator pengawas PAI. Mengacu pada Peraturan Menteri Agama Indonesia nomor 2 tahun 2012 bahwa indikator dari sebagai berikut: 80 Lihat Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 185. pengawas PAI adalah 90 a. Melakukan penyusunan program. b. Pengawasan, pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru Pendidikan Agama Islam. c. Pemantauan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam. d. Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan. e. Pelaporan pelaksanaan tugas pengawasan. Sesuai dengan data-data di lapangan yang telah peneliti uraikan, bahwasanya pengawas PAI kecamatan Bancak dan Bringin telah melaksanakan tugasnya berupa perencanaan kegiatan dengan penyusunan program kerja. Untuk pembimbingan dan pengembangan profesi guru belum di laksanakan dengan maksimal. Hal ini terlihat dari kinerja para supervisor yang masih terkesan mencari-cari kekurangan guru PAI dengan memeriksa kelengkapan administrasi guru. Karakteristik Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang dikutip oleh Aedi adalah supervisi dapat membantu guru dalam melakukan pembelajaran dan melibatkan guru bergabung bersama-sama dalam menentukan perubahan yang dibutuhkan. Supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik pembelajaran. Supervisor juga memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta sering melakukan observasi.81 Supervisi yang efektif maka dapat dilihat dari kinerjanya sesuai data-data yang telah diuraikan, bahwa supervisor guru PAI kecamatan Bancak dan Bringin 81 Lihat Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327. 91 belum menerapkan semua kriteria supervisi yang efektif dengan maksimal. Supervisor dan guru belum sepenuhnya bergabung bersama-sama dalam menentukan perubahan yang dibutuhkan. Supervisor belum memberikan fokus perhatian pada praktik pembelajaran. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa usaha supervisor dalam mengembangkan kompetensi profesional guru belum maksimal. Dalam usaha supervisor untuk mengembangkan kompetensi profesional guru PAI menemui berbagai macam problematika. Problematika tersebut adakalanya muncul dari diri para guru PAI dan dan ada pula yang muncul dari diri pengawas/supervisor. Problematika yang muncul dari guru PAI di antaranya berupa: a. Masih ada guru PAI sudah merasa puas dengan berijazah S1 Pada dasarnya ada beberapa guru PAI yang menempuh/telah menyelesaikan pascasarjana. Hanya saja kebanyakan dari mereka yang menempuh/telah menyelesaikan adalah guru-guru PAI yang berstatus PNS. Sedangkan guru PAI non PNS yang baru menempuh/telah menyelesaikan pasca sarjana sangat sedikit sekali. Hal ini dikarenakan bagi guru non PNS biaya kuliah di pasca sangat mahal jika dibandingkan dengan honor yang diterima, apalagi bagi guru yang belum sertifikasi. b. Teknik dan metode pembelajaran guru PAI yang masih monoton. Selama ini teknik dan metode pembelajaran guru PAI masih monoton terutama yang dilakukan oleh guru-guru PAI yang hendak pensiun. 92 Jangankan menggunakan teknik dan metode yang bervariasi, sebagian dari mereka ada juga guru yang masih muda bernggapan bahwa masuk kelas saja itu sudah dirasa bagus dari pada ditinggal ngobrol di kantor guru. Terkadang guru PAI meninggalkan tugas agar dikerjakan oleh siswa kemudian siswa disuruh untuk mengumpulkan tugas tersebut di meja guru yang bersangkutan, sedang guru tersebut tidak ada dikarenakan baru keluar sekolah menyelesaikan urusan lain diluar urusan atau pekerjaannya sebagai seorang guru. Mayoritas dari guru PAI saat mengajar menggunakan metode ceramah yang membuat siswa bosan dan enggan untuk mengikuti pelajaran dengan seksama. Siswa malah menyibukkan diri dengan mainan HP secara sembunyi-sembunyi bahkan diantara mereka sampai ada yang tertidur ketika dalam guru berceramah tidak mengandung unsur humor yang membuat siswa tertawa. c. Aktivitas guru PAI yang terlalu padat Aktivitas guru yang terlalu padat sangat mengangu waktu, tenaga dan pikiran guru. Bagaimana guru tersebut bisa mengembangkan kompetensi profesionalnya kalau waktunya hanya habis untuk mengajar. Belum lagi ada tugas lain yang harus diselesaikan oleh guru seperti tugas sebagai wali kelas, pembina SKI ataupun pembina pramuka. d. Masih adanya guru yang merasa keberatan dengan kegiatan supervisi Hal ini terjadi karena guru tersebut merasa lebih senior dibanding dengan supervisor. Adakalanya senioritas itu diukur dari sudut usia dan 93 adakalanya dilihat dari dulu waktu menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Selain itu salah satu alasan kenapa seorang guru tidak mau disupervisi disebabkan ia belum siap atau belum membuat administrasi guru sehingga saat hendak disupervisi dia menolak atau menghindar dengan berbagai macam alasan. Seorang supervisor dalam mejalankan kinerjanya tentu tidak lepas dari problematika, tetapi problematika itu menjadi spirit yang terus menjadi langkah maju supervisor guna mengembangkan kompetensi profesional guru PAI. Problematika itu terkait dengan sistem pembelajaran yang masih klasik, kurangnya kemampuan guru PAI dalam menggunakan, memanfaatkan IT dan pembuatan karya ilmiah. Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaran melalui pemberian layanan profesional kepada guru. Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Selama ini solusi yang telah diterapkan oleh supervisor untuk meningkatkan motivasi dan kinerja adalah: a. Menganjurkan guru PAI untuk melanjutkan studi/kuliah. b. Menganjurkan guru PAI untuk memperkaya teknik dan metode pembelajaran. c. Menambah guru PAI agar aktivitas mereka tidak terlalu padat sehingga mereka dapat mengikuti pelatihan-pelatihan. 94 d. Mengoptimalkan keberadaan Kelompok Kerja Guru sebagai wahana peningkatan kompetensi profesional guru PAI. Mengacu pada tujuan supervisi di atas maka menurut peneliti supervisor dalam mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan supervisi akademik telah melakukan langkah-langkah yang tepat. Hanya saja dalam pelaksanaannya kurang bisa berjalan dengan optimal yang dikarenakan berbagai kendala yang ada di antaranya belum harmonisnya hubungan supervisor dan guru PAI, belum adanya dana yang mencukupi dan belum sinerginya antara Kemenag dan Dinas Pendidikan. Supervisor merupakan profil sentral dalam dunia pendidikan. Supervisor tidak hanya sekadar mencari-cari kesalahan dan kelemahan guru saja, akan tetapi lebih diutamakan fungsinya sebagai pembimbing. Setiap guru tentunya senantiasa mendambakan profil supervisor yang ideal yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh guru termasuk guru PAI. Maka supervisor hendaknya bisa menjadi mitra kerja guru. Disamping itu, supervisor juga berperan penting dalam meningkatkan kompetensi guru termasuk kompetensi profesional. Berkenaan dengan hal ini supervisor harus mampu memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Supervisor juga mengukur kinerja guru PAI melalui hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan menganalisis nilai evaluasi yang didapat peserta didik. Berkaca dari fenomena yang ada saat peneliti melakukan observasi, menurut peneliti, supervisor telah berhasil dalam meningkatkan kinerja 95 guru PAI dalam satu hal seperti peningkatan keterampilan dalam membuat administrasi, tetapi belum maksimal pada hal lainnya seperti masih adanya beberapa guru yang hingga saat masih “gaptek” serta masih banyak guru PAI yang belum mampu membuat karya ilmiah serta masih monotonnya metode mengajar Guru PAI. Kelompok Kerja Guru PAI lebih berperan pada pendalaman materi, penguasaan metode pembelajaran dan peningkatan keterampilan menggunakan ICT sedang supervisor mempunyai kecenderungan pada peningkatan kemampuan pada pembuatan administrasi guru. Dengan demikian dari peran-peran yang ada dari Kelompok Kerja Guru PAI mempunyai peran lebih dominan dibandingkan dengan supervisor dalam upaya meningkatkan motivasi dan guru PAI. Implementasi perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui setelah peneliti melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program Semester dan Rencana Kepengawasan Akademik. Tingkat keberhasilan implementasi perencanaan supervisi lebih berdampak positif di kecamatan Bringin dikarenakan guru yang mendapat keleluasaan memberikan saran bertanggungjawab dan masukan dalam perencanaan supervisi lebih untuk meningkatan motivasi dan kinerjanya, dalam melibatkan guru dalam kegiatan supervisi merupakan bentuk pengakuan eksistensi diri para guru. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mc Clelland 96 bahwa seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan kekuasaan.82 Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditunjukan dengan adanya bersahabat. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. Sedangkan guru di kecamatan Bancak yang tidak dilibatkan dalam perencanaan supervisi cenderung kurang bersemangat dalam meningkatkan kinerja karena tidak mengetahui kapan atau apa saja yang harus dipersiapkan dalam kegiatan supervisi. Keterkaitan dengan peran pengawas dalam motivasi dan kinerja guru PAI, dari data hasil penelitian terungkap bahwa di kecamatan Bancak yang motivasi dan kinerja hanya menggugurkan kewajiban sebelumnya berjumlah enam orang guru setelah pembinaan tinggal lima orang guru, motivasi kinerja sebagai lahan ibadah sebelumnya berjumlah enam orang setelah pembinaan tinggal empat 82 Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …, 151. 97 orang, dan motivasi dan kinerja pengembangan diri sebelumnya satu orang setelah pembinaan menjadi empat orang. Hal ini dapat dianalisis bahwa peran pengawas kurang signifikan. Sementara di kecamatan Bringin yang motivasi dan kinerja hanya menggugurkan kewajiban sebelumnya berjumlah delapan orang guru setelah pembinaan tinggal tiga orang guru, sedangkan motivasi kinerja sebagai lahan ibadah sebelumnya berjumlah 12 orang setelah pembinaan tinggal tujuh orang dan motivasi dan kinerja pengembangan diri sebelumnya enam orang setelah pembinaan menjadi 16 orang. Hal ini dapat dianalisis bahwa peran pelaksanaan perencanaan supervisi di kecamatan Bringin cukup signifikan daripada peran perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI. 98 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah peneliti menyajikan data dan mendeskripsikannya serta melakukan analis secara keseluruhan sebagaimana terlihat dalam bab-bab sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin sudah terencana dengan baik. Hal ini berdasarkan dengan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan kepada pengawas PAI kecamatan Bancak dan pengawas PAI kecamatan Bringin yang mengatakan dalam menyusun rencana kegiatan supervisi dapat dijadikan sebagai pedoman kegiatan kepengawasan dan dapat juga melibatkan guru, sehingga mereka mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan. Dengan demikian kegiatan supervisi menjadi lebih terarah dan bisa berjalan dengan lancar. Ini sesuai dengan manfaat-manfaat program supervisi akademik sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik, untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik, penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya sekolah. 98 99 Pengawas PAI kecamatan Bancak dan pengawas PAI kecamatan Bringin juga mengemukakan bahwa seorang Supervisor sebelum melakukan tugasnya, sebaiknya memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik yang meliputi objektif, berdasarkan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. 2. Keadaan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016 menunjukan bahwa guru yang di kecamatan Bancak mempunyai motivasi rendah enam orang guru yang bersatus wiyata bakti, guru yang motivasinya sedang tiga guru wiyata bakti dan tiga guru PNS, sedangkan yang mempunyai motivasi tinggi satu orang guru. Sedangkan di Kecamatan Bringin, guru yang motivasinya rendah delapan orang guru, guru yang mempunyai motivasi sedang enam orang guru wiyata bakti dan enam guru PNS, sedangkan guru yang motivasinya tinggi berjumlah enam orang guru PNS. 3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 menunjukan bahwa di Kecamatan Bancak guru yang mempunyai motivasi rendah menjadi lima guru wiyata bakti, motivasi sedang empat guru wiyata bakti dan yang mempunyai motivasi tinggi menjadi empat orang guru PNS. Keberhasilan di kecamatan Bringin memperlihatkan bahwa guru yang motivasinya rendah 100 dari lima orang guru wiyata bakti menjadi tiga oarang guru wiyata bakti, motivasi sedang berjumlah tujuh orang guru wiyata bakti dan guru yang mempunyai motivasi tinggi berjumlah 14 guru PNS dan dua guru wiyata bakti. B. SARAN 1. Bagi Guru PAI Hendaknya guru Pendidikan Agama Islam: Pertama, berusaha untuk senantiasa meningkatkan kualitas atau kompetensi professional secara terus menerus, salah satunya dengan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, memperkaya teknik dan metode pembelajaran dan melalui Kelompok Kerja Guru PAI dengan aktif mengikuti setiap kegiatan yang telah diprogramkan oleh KKG PAI. Kedua, dalam mengikuti segala kegiatan yang diselenggarakan oleh KKG PAI didasari kesadaran penuh untuk meningkatkan kompetensi profesional bukan semata-mata hanya ingin kumpul-kumpul dengan teman sebatas ajang silaturrokhim saja. Ketiga, tidak segan-segan untuk meminta masukan, bimbingan dan arahan supervisor saat mendapatkan masalah berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar. Keempat, meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam mengoperasikan media atau teknologi informasi. 2. Bagi Supervisor Untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI supervisor hendaknya: pertama, memperdalam pemahaman akan konsep supervisi. Kedua, 101 mengenal dengan baik guru-guru PAI binaannya. Ketiga, meningkatkan frekuensi kunjungan sekolah/kelas. Keempat, meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam mengoperasikan media atau teknologi informasi. Kelima, melakukan bimbingan terhadap guru yang punya masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu supervisor hendaknya mampu membantu guru untuk mendefinisikan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, ikut serta memikul tanggungjawab dalam perencanaan dan penyusunan perencanaan supervisi, dan berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan supervisi. Dengan demikian setiap supervisor harus melibatkan guru seoptimal mungkin dalam kegiatan supervisi. 3. Bagi Instansi Terkait Hendaknya bagi instansi terkait (Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan) lebih memperhatikan rasio jumlah pengawas dan jumlah sekolah binaan yang bertujuan untuk efektifitas dan kualitas kegiatan supervisi. 4. Bagi Civitas Akademik Untuk pengembangan keilmuan hendaknya ada dari civitas akademik yang melakukan penelitian tentang manajemen supervisi maupun supervisi dari aspek yang lain, yang difokuskan pada peran perencanaan supervisi dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam. 102 DAFTAR PUSTAKA Aedi, Nur, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014. Arifin, H. M. Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003. Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Asad, Moch. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty, 2001. Bailey, Kanneth D. Methods Of Social Research, New York: A Division Of Macmillan Publishing Co. Inc, 1982. Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran, Bandung: Refika Aditama, 2011. Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses, Penerjemah Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996. Glatthorn, Allan A, Supervisory Leadership: Introduction To Instructional Supervison, United States Of America: Harper Collins Publishers, 1990. Hanafi, Soni Wahyu, ”Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ponjong Gunungkidul”, Tesis Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun Ajaran 2013. Jelantik, A A. Ketut, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju PKKS, Yogyakarta: Deepublish, 2012. Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid,”Pelaksanaan Supervisi Akademik dalam Peningkatan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus III Sentolo Kulon Progo”, Jurnal Akuntabilitas Perencanaan Pendidikan, Vol.3 No.2, 2015. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Lembaga Administrasi Negara, Kinerja Aparat Pemerintah, Jakarta: LAN, 1992. Mangkunegara, Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja, Bandung: Refika Aditama, 2005. 103 Mantja, Willem, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000. Masaong, Abd. Kadim, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013. Masaong, Abd. Kadim, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta, 2013. Maunah, Binti, Supervisi Pendidkan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras, 2009. Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996. Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan Terjemahnya, Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H. Muslim, Sri Banun, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta, 2013. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Sekolah, Bab II Pasal 4. Pidarta, Made, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Sarana Press, 1986. Prasojo, Lantip Diat dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2002. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Retoliah,”Kinerja Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di Kota Palu”, Istiqra, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 2, No. 2 (Juni-Desember 2014). Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004. Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. 104 Santosa, Ikhsan, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon Tahun 2009. Shulhan, Muwahid dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2013. Soeprihanto, John, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 2000. Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013. Suharda, Dadang, Supervisi Profesional, Bandung: Alfabeta, 2010. Syukri dkk, ”Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I UPTD Dewantara Aceh Utara”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol.3, No.2, 2015. Toha, Aceng, “Fungsionalisasi Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam (Studi tentang Implikasi Keputusan Mentrei Agama Nomor 381/1999 terhadap Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Garut)”, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun Ajaran 2001. Umar, Husain, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2008, 209. Zepeda,Sally J, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York: 1956. https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan/16 Pebruari 2016. 105 DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH 2015/2016 KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG No. Bidang / Sub Bidang Kegiatan Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Keberhasilan Teknik/Pendekatan Supervisi Jadwal Pelaksanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Menyusun program tahunan supervisi akademik pengawas sekolah Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah 1. Pembinaan Pembinaan Supervisi Akademik kepada Guru Membuat program supervisi akademik Menyusun program semester supervisi akademik pengawas sekolah Terdapat prota pengawas sekolah Workshop penyusunan prota, promes dan RKA. Juli 2015 Supervisi klinis Juli 2015 – Juni 2016 Terdapat promes pengawas sekolah Terdapat RKA pengawas sekolah Menyusun program Rencana kerja akademik (RKA) Melaksanakan program supervisi Menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang Guru-guru sekolah binaan Terdapat jadwal supervisi klinis. Instrumen supervisi Workshop, diskusi, seminar, rapat, 106 akademik lebih baik. kelas pelaksanaan pembelajaran terisi Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran. Terdapat peningkatan kualitas pembelajaran Prestasi hasil pembelajaran siswa mutunya meningkat. Meningkatkan perolehan mutu prestasi siswa. Menilai/laporan pelaksanaan program supervisi akademik Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja guru dalam supervisi akademik pertemuan personal dan kelompok. Setiap pengawas sekolah menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester. Terdapat laporan pengawas sekolah tiap semester dari setiap pengawas sekolah dalam bidang akademik. Penelitian Program tindak lanjut supervisi akademik dilakukan oleh setiap pengawas Terdapat laporan hasil pengolahan temuan data bidang akademik. Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan Desember 2015 Juni 2016 Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan guru dalam supervisi akademik Rencana tindak lanjut supervisi akademik Memperbaiki sistem pembelajaran lebih baik pada program berikutnya dalam Desember 2015 Juni 2016 107 Pembinaan Supervisi Manajerial kepada Kepala Sekolah Membuat program supervisi manajerial supervisi akademik. sekolah. Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) bidang manajerial analisis kualitatif. Menyusun program tahunan supervisi manajerial pengawas sekolah Setian pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah Terdapat prota pengawas sekolah Workshop penyusunan prota, promes dan RKM. Juni 2015 Supervisi klinis Juli 2015 – Juni 2016 Menyusun program semester supervisi manajerial pengawas sekolah Terdapat promespengawas sekolah Terdapat RKM pengawas sekolah Menyusun program Rencana kerja manajerial (RKM) Melaksanakan program supervisi manajerial Melaksanakan supervisi manajerial untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kepala sekolah dan tu dalam pengelolaan sekolah Kepala sekolah binaan Terdapat jadwal supervisi personal dengan kepala sekolah. Instrumen pengelolaan sekolah terisi Seluruh kegiatan Workshop, diskusi, seminar, rapat, pertemuan personal dan kelompok. 108 adminsitrasi sekolah berjalan dengan baik. Terdapat peningkatan kualitas pelayanan di sekolah. Menilai/laporan pelaksanaan program supervisi manajerial Mengukur dan memberikan penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam supervisi manajerial. Setiap pengawas sekolah menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester. Terdapat laporan pengawas sekolah tiap semester dari setiap pengawas sekolah dalam bidang manajerial. Penelitian Program tindak lanjut supervisi manajerial dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. Terdapat laporan hasil pengolahan temuan data bidang manajerial. Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Desember 2015 Juni 2016 Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pembinaan kepala sekolah dalam supervisi manajerial. Rencana tindak lanjut supervisi manajerial Meningkatkan kemampuan kepala sekolah pada program berikutnya Memperbaiki sistem pengelolaan Terdapat rencana tindak lanjut (action Desember 2015 Juni 2016 109 sekolah lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi manajerial. 2. Pemantauan Membuat program pemantauan delapan standar nasional pendidikan Menyusun program tahunan pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah plan) bidang manajerial Delapan komponen SNP dapat terpantau oleh pengawas sekolah Terdapat jadwal programpemantauan Seluruh bidang pendidikan di sekolah, yaitu: Terdapat instrumen pemantauan 8 komponen SNP yang telah terisi oleh sekolah binaan Studi dokumentasi Terdapat instrumen pemantauan 8 komponen SNP Juni 2015 s.d Juli 2016 Menyusun program semester pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah Melaksanakan program pemantauan delapan standar nasional pendidikan Melaksanakan pemantauan delapan standar nasional pendidikan Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Angket Desember 2015 s.d Observasi Juni 2016 Wawancara 110 Menilai/laporan pelaksanaan pemantauan delapan standar nasional pendidikan Mengukur dan memberikan penilaian terhadap delapan standar nasional pendidikan. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian Setiap pengawas sekolah menyusun laporan hasil pemantauan tiap semester. Terdapat laporan pemantauan tiap semester dari setiap pengawas sekolah dalam 8 bidang SNP. Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif Desember 2015 s.d Terdapat laporan hasil pemantauan 8 bidang Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis Desember 2015 Juni 2016 Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil pemantauan delapan standar nasional pendidikan. Rencana tindak lanjut pemantauan Meningkatkan pemantauan delapan standar Program tindak lanjut pemantauan dilakukan oleh 111 delapan standar nasional pendidikan nasional pendidikan setiap pengawas sekolah. kuantitatif dan analisis kualitatif. Juni 2016 Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) 8 bidang SNP. Memperbaiki sistem pemantauan delapan standar nasional pendidikan. 3. SNP. Penilaian Membuat program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Menyusun program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah untuk pembinaan. Program penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan sekolah. Terdapat program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah serta kepala sekolah yang dimiliki oleh setiap pengawas sekolah. Analisis statistik dan penelitian. Juli 2015 – Juni 2016 Melaksanakan program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Memberikan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Guru, Terdapat jurnal kegiatan pembinaan guru, kepala sekolah dan sekolah yang dimiliki oleh setiap pengawas sekolah. Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Juli 2015 s.d Mengukur dan memberikan penilaian kinerja Kepala sekolah, Sekolah Binaan Juni 2016 112 guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Menilai/laporan pelaksanaan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Mengolah dan menyajikan hasil temuan hasil program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Guru, Membuat rencana tindak lanjut penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Memperbaiki sistem program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan. Guru, Kepala sekolah, Sekolah Binaan Kepala sekolah, Sekolah Binaan Setiap guru, kepala sekolah dan sekolah mendapatkan laporan hasil pembinaan dari setiap pengawas sekolah. Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Terdapat rencana tindak lanjut (action plan) penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan sekolah binaan. Metode analisis statistik dengan pendekatan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Desember 2015 Juni 2016 113 Jadwal Kegiatan Program Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015-2016 No Jenis Kegiatan/ Sasaran Sub Kegiatan 1 2 1 Penyusunan program tahunan supervisi akademik pengawas sekolah 2015-2016. Penyusun program semester ganjil supervisi akademik pengawas sekolah 2015-2016. 3 Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah Jadwal Waktu Juli Ags Sep Okt Nop Des 4 5 6 7 8 9 V Penumbuhan dan pengembangan kualitas pembelajaran yang Pendekatan/Metod e Yang Digunakan Keteranga n 10 11 12 Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi masalah Diskusi Rapat-rapat Ruang pertemuan LCD Penyusun program Rencana verja akademik (RKA) semester ganjil 2015-2016 . 2 Sarana/ Media Guru-guru sekolah binaan V V V V Prota Supervisi personal Promes Supervisi kelompok 114 lebih baik. RKA-RKM Supervisi klinis Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Buku Referensi pembinaan Workshop Seminar Jurnal pengawas Rapat-rapat Diskusi Kolaborasi Tanya jawab Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang 115 diampu. Peningkatan dan pengembangan kemampuan guru dalam pembelajaran. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual Meningkatkan kemampuan guru dalam memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Meningkatkan kemampuan guru dalam bertindak 116 sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Peningkatan pencapaian perolehan mutu prestasi siswa. Meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Meningkatkan kemampuan guru dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3 Pengukuran dan penilaian terhadap kinerja guru dalam Setiap pengawas sekolah V Instrumen pengamatan Tes (quis) Wawancara 117 supervisi akademik Pengolahan dan penyajian hasil temuan hasil pembinaan guru dalam supervisi akademik 4 Perbaikan sistem pembelajaran lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi akademik. Meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Meningkatkan kemampuan guru dalam menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester. Program tindak lanjut supervisi akademik dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. V Komputer Observasi Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif 118 percaya diri. 5 Penyusunan program tahunan supervisi manajerial pengawas sekolah 2015-2016 Penyusunan program semester supervisi manajerial pengawas sekolah semester ganjil 2015-2016. Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah V Pelaksanaan supervisi manajerial untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kepala sekolah dan tu dalam pengelolaan sekolah semester ganjil 2015-2016 Meningkatkan Workshop Laporan hasil identifikasi masalah Diskusi Rapat-rapat Ruang pertemuan LCD Penyusunan program Rencana kerja manajerial (RKM) semester ganjil 2015-2016. 6 Dokumen kebijakan pendidikan Kepala sekolah binaan V V V V Prota Supervisi personal Promes Supervisi kelompok RKA-RKM Supervisi klinis Buku Referensi pembinaan Workshop Seminar Jurnal pengawas Rapat-rapat 119 kemampuan Kepala Sekolah agar berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah /madrasah. Diskusi Kolaborasi Tanya jawab kemampuan Kepala Sekolah agar memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. Meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah agar menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. 7 Pengukuran dan memberikan penilaian terhadap Setiap pengawas sekolah V Instrumen pengamatan Tes (quis) 120 kinerja kepala sekolah dalam supervisi manajerial semester ganjil 2015-2016. menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester. Komputer Wawancara Observasi Pengolahan dan penyajian hasil temuan hasil pembinaan kepala sekolah dalam supervisi manajerial semester ganjil 2015-2016. 8 Peningkatan kemampuan kepala sekolah pada program berikutnya semester ganjil 2015-2016. Perbaikan sistem pengelolaan sekolah lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi manajerial semester ganjil 2015-2016. Program tindak lanjut supervisi manajerial dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. V Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif 121 9 Penyusunan program tahunan pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah semester ganjil 2015-2016. Delapan komponen SNP dapat terpantau oleh pengawas sekolah V Penyusunan program semester pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah semester ganjil 2015-2016. 10 Pelaksanaan pemantauan delapan standar nasional pendidikan semester ganjil 2015-2016. Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi masalah Diskusi Rapat-rapat Ruang pertemuan LCD Seluruh bidang pendidikan di sekolah, yaitu: V V V Instrumen SNP V Observasi Wawancara Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar tenaga pendidik 11 Pengukuran dan pemberian penilaian Setiap pengawas V Instrumen SNP Analisa statistik 122 terhadap delapan standar nasional pendidikan semester ganjil 2015-2016. sekolah menyusun laporan hasil pemantauan tiap semester. Analisa kuantitatif Analisa kualitatif Pengolahan dan penyajian hasil temuan hasil pemantauan delapan standar nasional pendidikan semester ganjil 2015-2016. 12 Peningkatan pemantauan delapan standar nasional pendidikan semester ganjil 2015-2016 Program tindak lanjut pemantauan dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif Perbaikan sistem pemantauan delapan standar nasional pendidikan. 13 Penyusunan program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah untuk pembinaan semester Program penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan sekolah. V Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi Diskusi Rapat-rapat 123 ganjil 2015-2016 . masalah Ruang pertemuan LCD 14 Pemberian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester ganjil 2015-2016. Guru, V V V V V Kepala sekolah, Sekolah Binaan Pengolahan dan menyajikan hasil temuan hasil program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan Observasi Wawancara Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah Instrumen penilaian kinerja sekolah Pengukuran dan pemberian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester ganjil 2015-2016. 15 Instrumen penilaian kinerja guru Guru, Kepala sekolah, Sekolah Binaan V Instrumen penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif 124 akreditasi sekolah untuk pembinaan semester ganjil 2015-2016. 16 Perbaikan sistem program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester ganjil 2015-2016 sekolah Guru, V Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Kepala sekolah, Analisa kuantitatif Sekolah Binaan Analisa kualitatif Menyusun laporan semester ganjil 2015-2016. 17 Menyusun laporan semester ganjil 2015-2016. Laporan semester ganjil 2015-2016 V Dokumen kepengawasan Komputer Analisis kualitatif 125 Jadwal Kegiatan Program Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 No Jenis Kegiatan/ Sasaran Sub Kegiatan 1 1 2 Penyusun program semester Genap supervisi akademik pengawas sekolah 2015/2016 Penyusun program Rencana verja akademik (RKA) semester Genap 2015/2016 2 Penumbuhan dan pengembangan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Meningkatkan kemampuan guru 3 Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas sekolah Jadwal Waktu Jan Feb Mar Aprl Mei Jun 4 5 6 7 8 9 V Sarana/ Media Pendekatan/Metod e Yang Digunakan Keteranga n 10 11 12 Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi masalah Diskusi Rapat-rapat Ruang pertemuan LCD Guru-guru sekolah binaan V V V V Prota Supervisi personal Promes Supervisi kelompok RKA-RKM Supervisi klinis Buku Referensi pembinaan Workshop Seminar 126 dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Peningkatan dan pengembangan kemampuan guru dalam pembelajaran. Meningkatkan Jurnal pengawas Rapat-rapat Diskusi Kolaborasi Tanya jawab 127 kemampuan guru dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Peningkatan pencapaian perolehan mutu prestasi siswa. Meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil penilaian dan 128 evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 3 Pengukuran dan penilaian terhadap kinerja guru dalam supervisi akademik Setiap pengawas sekolah menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester. V Perbaikan sistem pembelajaran lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi akademik. Program tindak lanjut supervisi akademik dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. V Penyusunan program tahunan supervisi manajerial pengawas sekolah 2015/2016. Setiap pengawas sekolah memiliki program pengawas Pengolahan dan penyajian hasil temuan hasil pembinaan guru dalam supervisi akademik 4 5 Penyusunan program semester supervisi Instrumen pengamatan Tes (quis) Wawancara Komputer Observasi Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif V Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi Diskusi Rapat-rapat 129 manajerial pengawas sekolah semester Genap 2015/2016. sekolah masalah Ruang pertemuan Penyusunan program Rencana kerja manajerial (RKM) semester Genap 2015/2016. 6 Pelaksanaan supervisi manajerial untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kepala sekolah dan tu dalam pengelolaan sekolah semester Genap 2015/2016. Meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah agar mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. Meningkatkan LCD Kepala sekolah binaan V V V V Prota Supervisi personal Promes Supervisi kelompok RKA-RKM Supervisi klinis Buku Referensi pembinaan Workshop Seminar Jurnal pengawas Rapat-rapat Diskusi Kolaborasi Tanya jawab 130 kemampuan Kepala Sekolah agar memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal. 7 Pengukuran dan memberikan penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam supervisi manajerial semester Genap 2015/2016. Setiap pengawas sekolah menyusun laporan kepengawasan sekolah tiap semester. V Program tindak lanjut supervisi manajerial V Instrumen pengamatan Tes (quis) Wawancara Komputer Observasi Pengolahan dan penyajian hasil temuan hasil pembinaan kepala sekolah dalam supervisi manajerial semester Genap 2015/2016. 8 Peningkatan kemampuan kepala sekolah pada Instrumen yg telah terisi Analisa statistik 131 program berikutnya semester Genap 2015/2016. dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. Analisa kuantitatif Analisa kualitatif Perbaikan sistem pengelolaan sekolah lebih baik pada program berikutnya dalam supervisi manajerial semester Genap 2015/2016. 9 Penyusunan program tahunan pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah semester Genap 2015/2016 . Delapan komponen SNP dapat terpantau oleh pengawas sekolah V Penyusunan program semester pemantauan 8 standar nasional pendidikan pengawas sekolah semester Genap 2015/2016 10 Pelaksanaan pemantauan delapan standar nasional pendidikan semester Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi masalah Diskusi Rapat-rapat Ruang pertemuan LCD Seluruh bidang pendidikan di sekolah, yaitu: V V V V Instrumen SNP Observasi Wawancara 132 Genap 2015/2016 Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian 11 Pengukuran dan pemberian penilaian terhadap delapan standar nasional pendidikan semester Genap 2015/2016. Setiap pengawas sekolah menyusun laporan hasil pemantauan tiap semester. V Instrumen SNP Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif Pengolahan dan penyajian hasil temuan hasil pemantauan delapan standar nasional pendidikan semester Genap 2015/2016. 12 Peningkatan pemantauan delapan Program tindak lanjut Instrumen yg Analisa statistik 133 standar nasional pendidikan semester Genap 2015/2016 pemantauan dilakukan oleh setiap pengawas sekolah. telah terisi Analisa kuantitatif Analisa kualitatif Perbaikan sistem pemantauan delapan standar nasional pendidikan. 13 Penyusunan program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah untuk pembinaan semester Genap 2015/2016 . Program penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan sekolah. V Dokumen kebijakan pendidikan Workshop Laporan hasil identifikasi masalah Diskusi Rapat-rapat Ruang pertemuan LCD 14 Pemberian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester Genap 2015/2016 . Pengukuran dan Guru, Kepala sekolah, Sekolah Binaan V V V V V Instrumen penilaian kinerja guru Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah Instrumen Observasi Wawancara 134 pemberian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester Genap 2015/2016 . 15 16 17 penilaian kinerja sekolah Pengolahan dan menyajikan hasil temuan hasil program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester Genap 2015/2016 . Guru, Perbaikan sistem program penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah untuk pembinaan semester Genap 2015/2016 Guru, Menyusun laporan Laporan V Kepala sekolah, Sekolah Binaan V Instrumen penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dan akreditasi sekolah Analisa statistik Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif Kepala sekolah, Analisa kuantitatif Sekolah Binaan Analisa kualitatif V Dokumen Analisis kualitatif 135 semester genap 2015/2016 semester genap 2014/2015 kepengawasan Komputer 18 Melakukan pembinaan menyusun kisi-kisi dan soal try-out persiapan Ujian Sekolah dan Nasional semester Genap 2015/2016 Melakukan pemantauan pelaksanaan try-out , Ujian Sekolah dan Ujian Nasional semester Genap 2015/2016 . Kepala sekolah dan guru V Instrumen yg telah terisi V Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif V V V V Instrumen yg telah terisi Analisa statistik Analisa kuantitatif Analisa kualitatif 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 Lampiran: 9 FOTO-FOTO PENELITIAN Doc. wawancara dengan Ibu Sri Wahyuni, S.Ag. M.Ag. Pengawas PAI SD kecamatan Bringin Doc. wawancara dengan Ibu Nur Hamidah, S.Ag. M.Ag. Pengawas PAI SD kecamatan Bancak 7 8 Doc. wawancara dengan Ibu Z. Famaul Husna, S.Pd.I Guru PAI SD Bringin 03 Doc. wawancara dengan Ibu Zazinatul Basyiroh, S.Pd.I Guru PAI SD Plumutan 8 9 Doc. wawancara dengan Ibu Siti Aisyah, S.Pd.I Guru PAI SD Bancak Doc. wawancara dengan Bapak Dwi Makhrus Salim, S.Pd.I Guru PAI SD Rejosari 02 9 10 Doc. wawancara dengan Bapak Zamhari, S.Pd.I Guru PAI SD Rejosari 01 Doc. wawancara dengan Ibu Rohimatul Hamidah, S.Pd.I Guru PAI SD Wonokerto 10 11 Doc. wawancara dengan Bapak Nasrudin, S.Pd.I Guru PAI SD Jlumpang Doc. wawancara dengan Ibu Wiwik Susilowati, S.Pd.I Guru PAI SD Bantal 11 12 Doc. wawancara dengan Ibu Nasikah, S.Pd.I Guru PAI SD Pakis Doc. wawancara dengan Ibu Sri Rejeki, S.Pd.I Guru PAI SD Rembes 02 12 13 BIOGRAFI PENULIS Dibawah ini adalah riwayat hidup pendidikan penulis secara singkat : Nama : Marsono, S.Pd.I NIM : M.2.14.007 Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 3 April 1984 : Jl. HM. Arsyad. KM. 8, Desa Eka Bahurui Kec. Mentawa Baru Ketapang Kab. Kotawaringin Timur Alamat ([email protected]) Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : Supervisi PAI SDN Kedungringin 04 : Lulus Tahun 1996 MTsN Andong : Lulus Tahun 1999 MA Al-Azhar Andong : Lulus Tahun 2002 S1. STAIN Salatiga /Tarbiyah/PAI : Lulus Tahun 2008 S2. STAIN Salatiga/PAI : Masuk Tahun 2014 Biografi Pendidikan : Demikian riwayat hidup penulis dalam perjalanan pendidikan, semoga dapat menjadi perkenalan awal untuk menjalin tali persaudaraan. Mohon maklum adanya. Salatiga, 22 Agustus 2016 Tertanda, Marsono, S.Pd.I NIM. M.2.14.007 13