168 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS MATERI TEKS FUNGSIONAL PENDEK MELALUI THREE PHASE TECHNIQUE DI KELAS IX-D SMP NEGERI 1 PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2013/2014 Oleh: Nur Rofik Kartika Setyawati SMP Negeri 1 Panggul, Trenggalek Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan konsep pembelajaran Three Phase Technique dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bidang studi Bahasa Inggris materi ajar Teks Fungsional Pendek. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SMPN 1 Panggul, Kabupaten Trenggalek. Pendekatan Three Phase Technique, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar, sehingga pendekatan Three Phase Technique yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dipastikan dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi Bahasa Inggris materi ajar Teks Fungsional Pendek siswa Kelas IX-D Semester II SMP N 1 Panggul tahun 2013/1014. Peningkatan ini dipertegas dengan adanya respon siswa yang menunjukkan respon yang sangat positif dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan prosentase sebesar 1,81%. Kata kunci: bahasa inggris, pendekatan three phase technique, prestasi belajar Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Strategi belajar seharusnya tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi tersebut diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Dari fenomena tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, agar diperoleh peningkatan minat belajar dari masing-masing individu siswa yang belajar. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi Pembelajaran Three Phase Technique. Kusaeri (2001), mengatakan bahwa dalam pandangan Pembelajaran Three Phase Technique sebuah realitas, ada dalam pikiran mereka yang mengetahui, sehingga merekalah yang membentuk atau sekurangkurangnya menafsirkan realitas berdasarkan persepsi mereka sendiri. Sebagai implikasinya, pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique lebih menekankan bagaimana pengetahuan dibangun dengan bantuan pengalaman, pengetahuan awal dan keyakinan yang dimiliki untuk menafsirkan obyekobyek dan peristiwa. Piaget & Vygotsky yang dikutip oleh Hamalik (2001), menyatakan bahwa prinsip Nur Rofik Kartika Setyawati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... Pembelajaran Three Phase Technique menyatakan bahwa aktivitas harus selalu mendahului analisis. Dengan kata lain belajar bermakna dapat dicapai melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Pembelajaran Three Phase Technique merupakan teknik pembelajaran menggunakan tiga langkah. Tiga langkah tersebut adalah kegiatan awal (pre activities), kegiatan inti (mainactivities), dan kegiatan akir (post activities). Berdasarkan pada konsep Pembelajaran Three Phase Technique di atas, peneliti akan mencoba melakukan suatu usaha penelitian tindakan (Action Research) dalam meningkatkan minat belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul melalui Pembelajaran Three Phase Technique. Melalui penelitian tindakan tersebut diharapkan guru dapat melakukan upaya meningkatkan minat belajar siswa melalui strategi pembelajaran yaitu strategi Pembelajaran Three Phase Technique. Pembelajaran Three Phase Technique merupakan teknik pembelajaran menggunakan tiga langkah. Tiga langkah tersebut adalah kegiatan awal (pre activities), kegiatan inti (mainactivities), dan kegiatan akir (post activities) Tiga hal kegiatan siswa dalam pembelajaran Three Phase Technique yaitu: (a) Pre Activities, siswa diberikan kegiatan yang menyenangkan agar tertarik dan mempunyai motivasi untuk belajar. Siswa diperkenalkan dengan topik yang akan dipelajarai dan siswa dapat menjawab pertanyaan dari topik yang sedang dia pelajari. (b) Post Activities, siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Siswa mendapatkan feedback dan melakukan refleksi pembelajaran. (c) Main Activities, siswa mendapatkan kegiatan yang berhubungan dengan materi ini siswa dapat mempraktekkan skill yang menjadi tujuan pembelajaran. Selama proses pemebelajaran dengan menggunakan pemebelajaran Three Phase Technique guru menjadi fasilitator dan memonitor kegiatan siswa dan di akhir pembelajaran memberikan feedback dan menilai kemajuan pemebelajaran. Dalam proses 169 pembelajaran di sekolah proses itu diperlancar, digiatkan, melalui peristiwa-peristiwa (events) di luar diri siswa. Guru mengatur even-even eksternal ini dengan maksud memudahkan belajarnya siswa, dan dengan cara beginilah pembelajaran (pembelajaran) instruksi berlangsung. (Gagne, 1998). Pengaturan peristiwa-peristiwa ini perlu dirancang secara seksama sehingga belajar siswa diperlancar, maju kearah pencapaian tujuan belajar. Even-even pembelajaran itu menurut Gagne (1998) yang dikutip oleh Munandir (2001) adalah (1) membangkitkan perhatian dan minat, (2) memberitahukan apa tujuan belajar, (3) membantu mengingat kembali prasyarat belajar yang telah dikuasai, (4) menyajikan stimulus belajar, (5) memberikan bimbingan belajar, (6) membuat siswa berkinerja (merespon), (7) memberikan balikan tentang kinerja, (8) menilai kinerja siswa, dan (9) menguatkan retensi (apa yang telah dipelajari) dan alih (transfer) belajar. Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pembelajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Strategi dasar dalam perencanaan meliputi: (1) menganalisa tuntutan sistem, (2) mendesain sistem, dan (3) mengevaluasi dampak sistem. Strategi merupakan suatu upaya, cara ataupun langkah-langkah pendekatan untuk mencapai sesuatu tujuan secara optimal. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dilakukan untuk menghasilkan pembelajaran tersebut tercapai sesuai dengan pendekatan tujuan yang direncanakan. Berdasarkan pada konteks penelitian ini strategi pembelajaran diarahkan pada strategi yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Diantaranya: (1) pembelajaran berbasis masalah, (2) pembelajaran kooperatif, (3) pembelajaran berbasis inquiry, (4) pembelajaran berbasis tugas/proyek, (5) pembelajaran berbasis kerja, dan (6) pembelajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk, 2003). 170 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Konsep Pembelajaran Three Phase Technique dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul; (2) Pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique dapat berpengaruh terhadap minat belajar pokok bahasan Teks fungsional pendek pada siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul dalam kegiatan belajar mengajar. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian tindakan ini adalah SMPN 1 Panggul Kabupaten Trenggalek. Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX-D SMPN 1 Panggul dengan dibantu oleh guru kolaborator. Sedangkan obyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Obyek penelitian ini adalah siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul yang berjumlah 33 siswa. Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Menurut Wasito (1997) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan ketrampilanketrampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia faktual (Zuriah, 2003). Carr dan Kemmis (1986), mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelaahan inkuiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan. Kehadiran peneliti dalam kegiatan penelitian ini lebih tepat bila dimaksudkan dalam kegiatan peran serta. Sebab peneliti dalam penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan partisipan. Zuriah (2003) mengatakan bahwa orang yang akan melakukan penelitian tindakan haruslah terlibat dalarn proses penelitian dari awal. Untuk itu peneliti harus melakukan pengamatan berperan serta dalam penelitian ini. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya, obesrvasi, wawancara dan dokmentasi. Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, manata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan (Bogdan dan Biklen, 1982). Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Moleong (1995:103) mengemukakan, “analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis des. Dengan maksud bahwa penelitian des dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul maka, selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahan yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan permasalahan. Nur Rofik Kartika Setyawati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan. (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (3) Menyimpulkan dan memferivikasi. Dan kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Tindakan penelitian yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut. (1) Menetapkan indikator desain pembelajaran Pembelajaran Three Phase Technique yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran Pembelajaran Three Phase Technique yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar, (3) Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi, pedoman analisi, dan catatan harian, dan (4) Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif. Berkaitan dengan tindakan penelitian, maka diperlukan suatu langkah-langkah penelitian, agar dalam pelaksanaan penelitian dapat terprogram dengan baik. Menurut Zuriah (2003) mengatakan bahwa penelitian tindakan direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, diantarannya: (1) refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Tahap 1, merupakan fase refleksi awal yang berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenamya, setelah merumuskan tema penelitian. Tahap 2, merupakan fa- 171 se perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang Pembelajaran Three Phase Technique dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul. Dalam tahap ini diharapkan (a) dapat menterjemahkan gambaran yang jelas tentang Pembelajaran Three Phase Technique dalam proses belajar mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draf kerja tindakan tiap individu dan kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana program kerja (time schedulle), (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung. dan (1) gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. “Tahap ini memastikan bahwa siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul dijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas oleh peneliti. Tahap 3, tindakan observasi, tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada. Sehingga peneliti dapat menyesuaikan data-data yang yang terdapat di lapangan untuk mempermudah penelitian. Tahap 4, refleksi akhir, pada tahap ke IV ini berisi data-data paling inti atau pokok dalam sebuah karya ilmiah dimana dari data tahap IV ini salah satunya berisi kesimpulan seluruh data.T ahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eksplanasi, dan (e) membuat kesimpulan. 172 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di Kelas IX-D SMPN 1 Panggul, setelah peneliti melakukan kajian terhadap hasil temuan dari kegiatan pra tindakan. Dari serangkaian kegiatan obervasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator penelitian teridentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode belajar yang konvensional. Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX-D menjadi tidak bermakna karena dalam proses pembelajaran pengalaman dan pengetahuan siswa belum mampu diinformasikan dan dikomunikasikan dengan baik melalui penyajian materi melalui pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique. Untuk itu diperlukan perombakan metode pembelajaran Bahasa Inggris agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Perencanaan Setelah diketahuinya permasalahan pembelajaran di kelas VIII-D pada mata pelajaran Bahasa Inggris, langkah selanjutnya peneliti secara kolaboratif menyusun rencana pemberian tindakan yang terdiri dari: (a) Rencana pembelajaran yang dirancang secara sesuai dengan metode yang digunakan; (b) Menyusun format penilaian; (c) Menyusun format pengamatan aktivitas pembelajaran; (d) Menyusun jadwal penelitian Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus I sesuai yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran berikut. (1) Pendahuluan, menuliskan kalimat-kalimat pendek dengan melihat gambar yang diberikan dan Menentukan makna kata dan menggunakannya dalam kalimat. Kegiatan inti, menjawab pertanyaan terkait dengan iklan secara lisan, membahas kosa kata yang diperlukan dalam teks, membuat draft iklan/ surat pribadi, dan menulis iklan/surat pri- badi. Penutup, menanyakan kesulitan siswa dalam memahami teks, menyimpulkan materi dan menugaskan siswa menuliskan contoh iklan lain Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan Prestasi belajar siswa melalui pembelajaran Three Phase Technique. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa Pembelajaran Three Phase Technique berdampak positif terhadap prestasi belajar bidang studi Bahasa Inggris materi ajar Teks fungsional pendek, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus I, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan Pembelajaran Three Phase Technique yang disampaikan oleh peneliti. Dari 33 responden, prosentase keaktifan siswa 65,00%. Dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Sedangkan untuk aktivitas guru memperoleh prosentase sebesar 60,00%. Artinya guru sudah baik dalam menjalankan tindakan perbaikan pembelajaran. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) Nur Rofik Kartika Setyawati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan minat belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Siklus II Perencanaan Perencanaan pemberian tindakan pada siklus II secara garis besar sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II terdapat beberapa perubahan, yaitu lebih fokus dalam kegiatan dikusi khususnya kegiatan diskusi kelas guru memberikan motivasi secara merata dalam pembelajaran. Pelaksanaan Selanjutnya peneliti akan mendiskripsikan proses pembelajaran pada siklus II sebagai berikut. Pendahuluan, mengucapkan salam dan mengecek kehadiran, menyampaikan indikator pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa, bertanya kepada siswa untuk mendeskripsikan gambar yang diberikan. Kegiatan inti, mendiskusikan kata kunci yang ada di dalam gambar, mendengarkan dan mengoreksi kata-kata dalam percakapan dengan benar, mendengarkan dan melengkapi teks sehingga membentuk kalimat/ frase, memahami dan mendengarkan kemudian menjawab pertanyaan sesuai isi teks, melengkapi dialog berdasarkan bacaan yang diberikan oleh guru, menjodohkan gambar binatang berdasarkan karakteristiknya, menyusun dan mepresentasikan kalimat atau dialog. Penutup, bertanya kepada siswa kesulitan yang dialami setelah pembelajaran diberikan, menyimpulkan materi pembelajaran Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan siklus II, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan 173 upaya peningkatan minat belajar siswa melalui pembelajaran Pembelajaran Three Phase Technique. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan Pembelajaran Three Phase Technique yang disampaikan oleh peneliti. Dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar jauh lebih baik jika dibanding pada siklus I dalam artian komunikasi yang terjadi pada pembelajaran sudah menunjukkan komunikasi multi arah. Dari 33 responden, prosentase keaktifan siswa 96,00%. Dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Sedangkan aktifitas guru dalam siklu II meningkat lebih baik menjadi 98,00%. Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan temuan sebagai berikut. (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Three Phase Technique sangat efektif dalarn meningkatkan minat belajar siswa Kelas IXD SMPN 1 Panggul. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya, sebagai struktur 174 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Dalam penelitian ini refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan praktiksi adalah dengan cara mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut meliputi: (I) analisis, (2) sintesis, (3) pemaknaan, (4) penjelasan, dan (5) penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan. Berdasarkan paparan data tersebut, maka dapat penelitian tindakan ini dapat direfleksikan sebagai berikut. (1) Pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique memiliki dampak siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga motivasi belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul, dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Inggris mengalami peningkatan yang berarti. (2) Dalam pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique, setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Karena itulah dalam pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique, kegiatan belajar mengajar harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami siswa. Agar siswa aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi yang kondusif, sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik dan tidak membosankan. (3) Pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata Pelajaran Bahasa Inggris. Namun yang perlu dicatat, bahwa penggunaan strategi belajar, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, baik itu lingkungan belajar, maupun kemampuan masing-masing indivi- du. (4) Hal yang perlu diingat dalam penggunaan pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. (5) Pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan konstruktivisine yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan rnampu rneningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul. Dari hasil refleksi tersebut, hasil penelitian tindakan ini perlukiranya ditingkatkan lagi pelaksanaannya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dihasilkan kualitas pendidikan yang bermutu. Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa Pembelajaran Three Phase Technique dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul dimaksudkan untuk, meningkatkan aktivitas siswa, setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertarnbah. Atas dasar pemyataan tersebut diatas, maka aktivitas siswa dalam belajar perlu ditingkatkan dengan suatu strategi pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique salah satu pendekatan yang Nur Rofik Kartika Setyawati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... ditawarkan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Meningkatkan motivasi belajar siswa, motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Keller (1993) membedakan motivasi belajar menjadi dua kelompok, (a) motivasi yang ada dalam diri siswa, dan (b) motivasi yang ada dalam pembelajaran. Motivasi adalah perubahan energi dalam dan seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Di dalam perumusan ini dapat dilihat, bahwa ada dua unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut, (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, dan (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Dengan pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique diharapkan motivasi belajar siswa dalam mata Pelajaran Bahasa Inggris dapat mengalami peningkatan yang berarti, sebab dalam proses belajar dengan pendekatan ini siswa lebih aktif dan selalu melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa selaku pebelajar. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Hamalik (2002), yang mengatakan bahwa siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/ praktek untuk mencapai tujuan pembelajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, beraktivitas, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat. Pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan prinsip sebagai berikut: (1) usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban dan menanggapi secara lisan, (2) mintalah agar siswa menyusun dan menata kembali informasi yang diperolehnya dari 175 bacaan, dan (3) sediakan laboratorium dan situasi praktek lapangan berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya. Prestasi Belajar merupakan segala pekerjaan yang berhasil dan prestasi menunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Jika belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi yang diperoleh oleh siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditujukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Untuk prestasi belajar ditunjukkan pada hasil evaluasi siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul. Pada sebelum siklus diperoleh rata-rata nilai sebesar 74,42 dengan ketuntasan belajar 45,45%%, pada siklus I rata-rata nilainya sebesar 79,27 dengan ketuntasan belajar 81,82% dan pada siklus II sebesar 83,82 dengan ketuntasan belajar mencapai 93,94%. Gambar 1 disajikan diagram perbandingan hasil belajar siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul setiap siklusnya. 176 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 100,00 80,00 74,42 93,94 81,82 83,82 79,27 45,45 60,00 40,00 RATA-RATA 20,00 KETUNTASAN KETUNTASAN RATA-RATA 0,00 SEBELUM SIKLUS I SIKLUS SIKLUS II Gambar 1 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Setiap Siklus PENUTUP Kesimpulan Pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan Pembelajaran Three Phase Technique yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dipastikan dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi Bahasa Inggris materi ajar Teks fungsional pendek pada siswa Kelas IX-D Semester II SMPN 1 Panggul tahun 2013/2014. Selama diberikan tindakan perbaikan penelitian prestasi belajar siswa terus mengalami peningkatan yaitu dari 33 siswa Kelas IX-D SMPN 1 Panggul tersebut diketahui, hasil belajar pada sebelum siklus diperoleh rata-rata nilai sebesar 74,42 dengan ketuntasan belajar 45,45%, pada siklus I rata-rata nilainya sebesar 79,27 dengan ketuntasan belajar 81,82% dan pada siklus II sebesar 83,82 dengan ketuntasan belajar mencapai 93,94%. DAFTAR RUJUKAN Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston: Allyn & Bacon Peningkatan ini juga dipertegas dengan adanya respon siswa yang menunjukkan respon yang sangat positif dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan prosentase sebesar 1,81%. Saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Penerapan strategi pendekatan pembelajaran Three Phase Technique dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam mencapai pretasi belajar yang optimal. Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru. Gagne, R.M. 1998. Essentials of Learning for Instruction. Third Edition. New York: Holt, Rinehart and Wisnton. Nur Rofik Kartika Setyawati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi... Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia, Jakarta Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 177 Nasution, S. 1988. Metode Penelilian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Wasito, Hadi. 1997. Pembelajaran Terpadu dan Perencanaan Bahan Ajarnya. Jurnal Sekolah Dasar, Nomor 1 Tahun VI, p. 48-55. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalarn Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertarna. Malang: Bayu Media Publishing