M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 1 MENDONGENG DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN Sukarno Budi Utomo* Abstrak Cerita atau dongeng merupakan suatu tindakan atau cara yang bijak dan cerdas untuk mendidik dan menasehati anak. Dongeng dapat memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak. Anak akan lebih asyik dalam menyimak dongeng yang berisi nasihat adan ajaran atau didikan. Keinginan dan sikap-sikap positif tersebut tentu akan berdampak pada perkembangan pribadi anak usia dini. Dampak metode bercerita atau mendongeng bagi guru akan memiliki sikap-sikap positif seperti berpikir kritis, memiliki rasa tanggung jawab, lebih waspada terhadap praktek pembelajarannya sendiri. Lebih berhati-hati terhadap metode, persepsi, pemahaman dan keseluruhan pendekatan dalam pembelajarannya. Mampu untuk mengantarkan guru untuk lebih professional, berwawasan luas dan mampu memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kata Kunci: Dongeng, pendidikan Pendahuluan Teknik mendongeng yang baik mempunyai dampak luar biasa terhadap Seni mendongeng penurutan cerita lisan sebagai tradisi di Indonesia dunia pendidikan anak usia dini. Dongeng mengandung kebenaran, ajaran moral. sebenarnya sudah tumbuh sejak berabad- Bahkan sindirian yang sangat baik. Oleh abad silam. Hidup para pendongeng bahkan karena dijamin oleh raja. Mereka mendapat gelar sangatlah dari kerajaan sebagai juru hibur. Saat Sang mendongeng Raja sedang berduka, pendongeng diundang terjadi proses approach yang kondusif sebagai pelipur lara. dalam rangka mentransfer ilmu atau nasihat Berpijak dari banyaknya keluharan itu para guru perlu atau pendidik menguasai dalam teknik pembelajaran agar kepada anak didik. orang tua, guru serta pendidik di lembaga Untukmenanggulangi berkembangnya formal maupun informal yang kesulitan ilmu pengetahuand dan teknologi di dunai dalam hal berkomunikasi dengan anak maya serta berkembang pesatnya film-film didik. Sementara proses komunikasi dengan atau cerita video impor yang kadang tidak anak sesuai dengan norma atau etika ketimuran, didik sangatlah penting dalam pendidikan. Di Negara maju mendongeng maka dijadikan mendongeng agar lebih menarik dan terasa kebiasaan komunikasi pendidikan. dalam proses perlu manfaatnya merekonstruksi bagi anak didik teknik Dongeng diidentikkan sebagai suatu cerita bohong, * Sukarno Budi Utomo adalah praktisi pendidikan, anggota Dewan Kesenian Ngawi 2 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013 bualan, khalayan atau cerita yang mengada- sebagai media pendidikan yang mudah ada dan tidak ada manfaatnya. Benar, diterima oleh anak-anak. dongeng adalah cerita rekaan, tetapi tidak berarti dongeng tidak bermanfaat. Justru dongeng bisa mengaktifkan Pelajaran penuh makna aspek Pada anak usia dini bercerita menjadi intelektual, kepekaa, kehalusan budi, emosi, salah satu aktivitas penting karena kegiatan seni, fantasi, dan imajnasi. Tidak hanya bercerita merupakan salah satu metode mengutamakan otak kiri, tetapi juga otak pembelajaran kanan. menjadi pelajaran penuh makna yang Seiring dengan perjalanan zaman, tradisi lisan tidak bisa menghindar dari memegang tempat dalam sarana bahasa peranan tertua penting dan dalam sosialisasi nilai-nilai baru kepada anak. persaingan dengan budaya modern untuk memperoleh seni Bercerita dapat bermanfaat untuk mendorong anak mencintai bahasa, komunkasi modern seperti media cetak, membantu perkembangan anak, member elektronik, bioskop, dan dunia panggung. wadah pada anak untuk belajar berbagai Kegiatan mendongeng sedikit demi sedikit emosi dan perasaan (sedih, gembira, marah terkikis kemajuan senang, cemas), menghidupkan suasana teknologi. Namun kondisi ini tidak berlama- pembelajaran, memegang peranan penting lama. Di Negara maju dan berkembang, dalam sosialisasi nilai-nilai baru pada anak kegiatan mendongeng mulai dilirik lagi. dan mentransmisikan nilai-nilai budaya. oleh hiruk pikuk Bahkan sudah dikomputerisasikan dan di Cerita dapat digunakan oleh orang tua setiap perpustakaan diadakah ceramah dan guru sebagai sarana mendidik dan tentang dongeng. Dongeng mulai marak membentuk kembali di ruang kelas hingga menembus pendekatan transmisi budaya atau cultural dunia maya internet. Di Indonesia, meski transmission approach (Suyatno dan Abas, masih sedikit terhambat, saat ini kegiatan 2001). mendongeng ditanamkan bahkan telah sudah mulai berkembang manjamur, sejumlah perkumpulan pendongeng. Jelaskan, baik pada masa lalu maupun kepribadian Dalam cerita, pada anak nilai-nilai diri anak melalui luhur melalui penghayatan terhadap mankan dan maksud cerita (meaning ang attention of story). Anak melakukan serangkaian kegiatan kognisi masa kini, kehadiran pendongeng memang dan afeksi, mulai sangat dibutuhkan sebagai media hiburan komperehensi, hingga inferensi terhadap yang bernilai luhur, sekaligus sabagai media nilai-nilai hiburan yang bernilai luhur, sekaligus dalamnya. Melalui kegiatan ini transmisi moral yang dari intepretasi, terkandung di budaya terjadi secara ilmiah, bawah sadar, M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 3 dan akumulatif membentuk hingga kepribadian jalin menjalin anak. bahwa anak-anak menggunakan dan Anak mengontrol bahasa selama terjadi interaksi memiliki referensi yang mendalam setelah dengan bahan cerita atau selama kegiatan menyimak anak melakukan serangkaian bercerita berlangsung. aktivitas kognisi dan afeksi yang rumit dari Hal yang tidak kalah penting yang fakta cerita seperti nama tokoh, sifat tokoh, membuat cerita memiliki arti penting dalam latar tempat, dan budaya serta hubungan pendidikan anaka dalah karena bercerita sebab akibat dalam alur cerita dan pesan memenuhi criteria pendidikan efeltif untuk moral yang tersirat di dalamnya. Makna mendidik, membina, da mengembangkan kebaikan, kejujuran, kerja sama, misalnya, moral anak yang tidak mungkin dicapai oleh berakumulasi pada benak anak mengisi metode ceramah atau direktif (perintah). lobus-lobus dalam leksikon mental dan Lebih lanjut, Campbell (Campbell dan ensiklopedi mental. Proses ini terjadi secara Dickinson, 2002: 18-19) menyatakan bahwa lebih metode bercerita merupakan metode yang kuat daripada jika anak mendengarkan nasihat atau paparan. sangat tepat untuk memberikan wawasan Disamping itu, kebermaknaan cerita sejarah dan budaya yang bermacam-macam terletak pada aktivitas menyimak cerita itu itu dibandingkan dengan sejarah tertulis. sendiri, kegiatan Sebelum membaca dan menulis menjadi hal berbahasa yang paling banyak dilakukan umum, kegiatan bercerita telah digunakan anak adalah menyimak. Kajian Paul Ramkin untuk menyampaikan sejarah budaya yang mengenai kegiatan berkomunikasi anak meliputi harapan, ketakutan, nilai, dan menunjukkan bahwa 45% waktu anak prestasi orang-orangnya. Selain itu, kegiatan digunakan bercerita setelah terutama itu karena untuk menyimak. anak Barulah sarana komunikasi 30% linguistik yang kuat dan menghibur dapat waktunya untuk berbicara, 16% untuk mengajarkan siswa dalam mengenal ritme, membaca, dan 9 % untuk menulis (Cox, pitch (pola titi nada), dan nuansa bahasa. 1999: 151-152). menghabiskan sebagai Ini berarti menyimak berfungsi sentral dalam kehidupan anak. Dampak mendongeng Selain itu, menyimak merupakan aktivitas dasar manusia yang membuatnya memiliki banyak pengetahuan. digunakan utnuk menyimak cerita. Walter (Beaty, 1996) penting bercerita sebagai berikut. Sebagian besar waktu menyimak anak Loban Arti melalui studi longitudinalnya pada anak TK menemukan a. Sebagai alat pendidikan budi pekerti b. Sebagai metode dan materi yang dapat diintegrasikan keterampilan lain dengan dasar 4 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013 c. Memberi ruang lingkup yang bebas (kepekaan social) d. Memberi pekerti dapat mengacu pada rumusan yang disediakan oleh pusat kurikulum. contoh menyikapi suatu permasalahan Bercerita pada kurikulum memperoleh perhatian serius. 1984 Hal ini e. Memberi barometer sosial didasarkan pada proses perkembangan f. Memberi pelajaran budaya dan budi anak pekerti imajinasi”. Selain itu, pengenalan konsep- g. Memberi ruang gerak merangkap dan mengaplikasikan nilai yang berada pada masa “kaya konsep yang abstrak memperoleh gambaran kongkret dalam benak anak melalui cerita. h. Memberi efek psikologis positif Selain itu cerita mendekatkan konsep- i. Membangkitkan rasa ingin tahu konsep j. Memberi daya tarik bersekolah bermakna bagi anak. Dengan demikian, k. Memberi makna bagi proses belajar Arti pentingnya bercerita tersebut kebermaknaan bagi pada dan konteks yang kemudahan materi pembelajaran dapat dicapai. pendidikan anak usia dini tidak dapat Bercerita dalam kurikulum berbasis dilepaskan dari kemampuan guru dalam kompetensi mentransformasikan psikologis dan linguistic pada siswa sesuai kehidupan dalam nilai-nilai bentuk cerita luhur atau minat memberikan anak, pengalaman sesuai dengan dan kebutuhan tingkat dongeng. Kemampuan gurulah sebenarnya perkembangan yang menjadi tolok ukur kebermankaan menyenangkan karena bertolakn dari minat cerita atau dongeng. Tanpa itu, dongeng dan kebutuhan siswa, hasil belajar bertahan atau cerita tidak akan memberikan makna lebih lama karena lebih berkesan dan apa-apa bagi anak didik. bermakna, mengembangkan keterampilan Sampai detik ini, bercerita masih anak, berpikir siswa dengan permasalahan yang menjadi salah satu pilihan bagi orang tua dihadapi dan guru dalam menanamkan budi pekerti kepekaan sosial, toleransi, komunikasi dan pada anak. Hal itu disadari pada keyakinak tanggap terhadap gagasan atau perasaan bahwa orang lain. Dengan kata lain bercerita sesuai budi pekerti bukanlah mata pelajaran tetapi lebih merupakan program dan menumbuhkembangkan dengan model pembelajaran tematik. pendidikan untuk menciptakan kondisi atau suasan kondusif bagi penerapan nilai-nilai Karakteristik cerita atau dongeng budi pekerti. Pendidikan budi pekerti dilakukan setiap saat selama kurun waktu Guru yang baik adalah mereka yang berlangsungnya kegiatan pembelajaran di mampu lingkungan stimulasi pada anak sesuai dengan karakter sekolah. Kompetensi budi memberikan pemuasan dan M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 5 cerita dan perkembangan. Menurut permasalahannya). Cerita menjadi menarik Horatius, hakekat cerita adalah duice et utile bagi anak karena menyerupai hidup yang yang sebenarnya, tetapi juga tidak sama dengan artinya bermanfaat. menyenangkan Menyenangkan dan karena kehidupan itu sendiri (Sudjiman, 1991). memberikan bahan lain dari sisi kehidupan Cerita untuk anak dapat manusia. Bermanfaat karena di dalam cerita dikategorikan sebagai karya sastra. Hanya banyak mengandung nilai-nilai kehidupan saja yang dapat diresapi. Meskipun demikian, membuat cerita untuk prioritas penikmatnya berbeda. Cerita menjadi sarana penuntun anak tetap harus memenuhi persyaratan. perilaku yang baik, kritik yang halus (tidak Membuat cerita untuk anak, terlebih cerita menyakitkan hati) agar terbentuk pola tertulis, norma dan perilaku halus dan baik. Cerita pendalaman, yang pertanggungjawaban, dipaparkan oleh orang yang membutuhkan pengendapan, penelitian, baik, seperti pembacanya itu sendiri (Epstein, 1991). konflik Oleh karena itu cerita untuk anak tetap kehidupan yang sesungguhnya. Orang yang memilik unsur-unsur utama pembangunan mendengarkan cerita dapat ikut berdebar- fiksi, seperti tema dan amanat, tokoh, alur, debar, takut, khawatir, senang dan lega, setting, kadang kebahasaan. Unsur-unsur tersebut diolah berhadapan langsung menjerit, dengan berterikan, dan sebagainya. pandang, dana tentang sarana sedemikian rupa sehingga tercerna oleh Pada saat menyimak cerita atau dongeng, sudut pengetahuan energi yang pendengarnya dan kejujuran, membawakan penghayatan tokoh dengan maka besar ketekunan, sesungguhnya anak. anak-anak Cerita lisan untuk anak memang memutuskan hubungan dengan dunia nyata memiliki berbagai kelebihan. Meskipun untuk sementara waktu, masuk ke dalam demikian, karena cerita tersebut dipengarui dunia imajinasi yang bersifat pribadi. Secara oleh kepiwaian pencerita, maka cerita yang fisik mungkin mereka terbengong-bengong, baik secara tertulis mungkin akan menjadi tetapi dengan tuntutan si pendongeng, tidak menarik ketika diceritakan oleh orang imajinasi anak aktif mengikuti peristiwa- yang tidak pandai bercerita. peristiwa dalam cerita. Selain itu, cerita juga Aspek perkembangan anak yang membekali anak-anak dengan sesuatu yang perlu dikembangkan dalam sebuah cerita bermanfaat bagi hidup mereka selanjutnya meliputi aspek bahasa, social, emosi, moral, karena cerita menyajikan “imitation of dan life”(konsepsi mimesis yang membuat anak- tumpukan atau jajaran peristiwa. Cerita anak dibangun berdasarkan elemen-elemen yang lebih memahami hidup dan kognisi. Cerita bukan sekedar 6 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013 saling mengait satu sama lain. Untuk 6. Anak-anak keluar ruangan, melepaskan memahami isi dan unsur cerita itu, anak diri dari arena cerita, berjalan-jalan, harus menggunakan kognitifnya. Walaupun mengganggu teman. Sesekali mereka masih pada tingkat yang sederhana, anak melihat kepada guru kemudian kembali sebenarnya melakukan kegiatan kognitif, ke aktivitas semula. seperti mengidentifikasi unsur-unsur cerita, Indikator yang mungkin dirasakan menafsirkan makna dan maksud cerita, oleh guru antara lain: menganalisis mana tokoh baik dan jahat, a. Guru merasa belum siap bercerita, menyatukan kembali peristiwa yang terjadi namun menjadi bercerita. Akibatnya guru mereka tidak plot sederhana yang mampu anak-anak dibentuk dalam benaknya, dan menilai memiliki mana perbuatan yang pantas ditiru dan sebelumnya. Guru sendiri menyatakan yang tidak. Dengan kegiatan itu, anak akan bahwa detil yang terlupakan. Selain itu, memperoleh sejumlah pengalaman kognitif kata-kata yang diucapkan kurang tertata, yang mengacu pada kualitas pemahaman kurang terencana, dan kurang tepat. dan apresiasinya terhadap dongeng yang dibawakan oleh guru. persiapan memaksakan yang matang b. Guru merasa bosan bercerita dengan materi yang itu-itu juga dari waktu ke Cerita dapat dikatakan tidak berhasil apabila: waktu. Adakalanya guru merasa hafal dengan dongeng yang setiap minggu 1. Anak-anak gaduh, kurang mereka ceritakan kepada anak-anak, kesibukan seperti “Kancil Nyolong Timun, Sabuk sendiri, sibuk berbicara dengan teman Nabi Sulaiman, Harimau dan Tikus.” Guru atau tidak menghiraukan guru. sendiri merasa tidak perlu menambah memperhatikan, 2. Anak-anak memiliki tampak terlalu tegang, perbendaharaan dongengnya. Akibatnya, menangis ketakutan, bereaksi terlalu ia bercerita dengan materi yang sama berlebihan. dari waktu ke waktu, tanpa inovasi 3. Anak-anak memberikan reaksi verbal tertentu. Dongeng langsung (tanpa alat yang berisi penolakan, “Ngak mau itu peraga) justru membuat guru merasa lagi!” jenuh. Akibatnya kualitas penceritaan 4. Anak-anak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat tidak santai, dan akhirnya jenuh. tidak optimal, cenderung datar dan monoton. 5. Anak-anak melihat kepada guru, diam c. Guru merasa banyak kehilangan fakta ketika guru bercerita, tetapi tidak dapat cerita. Dalam hal ini guru berusaha keras menjawab pertanyaan cerita serta tidak untuk menghafal semua unsur yang ada mampu memberikan tanggapan apa-apa. dalam teks sumber. Namun sayangnya M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 7 banyak yang luruh di tengah jalan. interpolasi Perhatian guru terbagi mengingat cerita pengurangan dan penyesuaian sesuai dengan improvisasi. Akibatnya cerita tujuan penceritaan. Gunakan buku jika guru terlihat kurang lancer dan kurang belum dapat bercerita secara langsung. utuh. unsur), 3) Biasakan melakukan persiapan. Jangan d. Guru merasa tidak diperhatikan siswa. Banyaknya siswa yang gaduh dan berbicara sendiri membuat guru jengah dan (penambahan kurang berusaha senang. Namun pengalaman. Lakukan inovasi dan perbaikan bercerita secara periodik. 4) Carilah tempat lain jika perlu. Integrasikan dengan kegiatan lain seperti member kemakluman, “Namanya juga karyawisata, PKL, dan berjalan-jalan anak-anak!” Kondisi ini membuat guru mengenali lingkungan. bahwa diri mengandalkan dengan berpikir menghibur guru hanya cerita yang 5) Untuk mengurangi gangguan suara dari disampaikannya mungkin tidak menarik. luar lakukan pengaturan kelas dengan baik. Hindari penataan kursi satu muka Kiat Mendongeng seperti pembelajaran formal di kelas yang lebih tinggi. Berikut beberapa kita mendongeng yang perlu diperhatikan. 6) Gunakan bercerita sebagai pengantar materi 1) Berceritalah tentang sesuatu yang benarbenar dikuasai. Jangan menceritakan materi cerita yang belum dikenal benar. pembelajaran sebagaimana disarankan oleh kurikulum yang berlaku untuk anak usia dini. 7) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hal ini akan menghindarkan guru dari mendongeng kuasai materi keragu-raguan, dongeng, kuasai teknik vokal (warna lupa fakta, dan adalah ketergangguan dalam bercerita. Alihkah suara) seperti suara anak, bapak, kakek, kegiatan bercerita ke kegiatan lain jika binatang dan sebagainya. Perhatikan guru tidak merasa yakin atau hilang ekspresi wajah dalam bercerita. Olah minat bercerita. tubuh dalam mengekspresikan kalimat 2) Carilah sumber-sumber baru; ujicobakan dalam bercerita. Pakailah alat bantu atau dulu kepada anakn sendiri. Dengan peraga seperti boneka. Memberikan efek bertambahnya suara atau musik untuk menambah perbendaharan cerita, guru sendiri sebenarnya juga memiliki kepuasan. Jangan berpatokan terlalu kaku tentang sumber cerita. Guru dapat merekonstruksi cerita, melakukan hidup suasana dalam bercerita. 8 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013 Penutup Agus DS. 2007. Mendongeng Yogyakarta: Kanisius. Memberikan nasihat dan pelajaran melalui cerita atau dongeng adalah suatu tindakan atau cara yang bijak dan cerdas sebab mendidik dan menasehati anak melalui dongeng dapat memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak. Dengan dongeng anak akan lebih asyik dalam menyimak dongeng yang berisi nasihat adan ajaran atau didikan. Keinginan dan sikap-sikap positif tersebut tentu akan berdampak pada perkembangan pribadi anak usia dini. Dampak bagi guru dengan metode bercerita atau mendongeng akan memiliki sikap-sikap positif seperti berpikir kritis, memiliki rasa tanggung waspada jawab, terhadap lebih praktek pembelajarannya sendiri. Lebih berhati-hati terhadap metode, persepsi, pemahaman dan keseluruhan pendekatan pembelajarannya. mengantarkan dalam Mampu guru untuk untuk lebih professional, berwawasan luas dan mampu memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Daftar Pustaka Yayat Nursantara. 2004. Teknik Vokal. Yogyakarta: Erlangga. Jacob Sumardjo. Bandung: ITB 2000. Filsafat Seni. Bareng. Andi Yudha. 2007. Cara Pintar Mendongeng Tadzkiroatun Musfiroh. 2008. Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana