Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN NEONATUS DINI DI RUANG PERINATALOGI RSUD TASIKMALAYA TAHUN 2012 Enok Nurliawati Program Studi D-III Keperawatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Pada tahun 2012 di ruang Perinatalogi RSUD Tasikmalaya ada sebanyak 156 bayi dengan penyebab asfiksia, kelainan kongenital, BBLR dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam kematian neonatal dini. Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan kohort retrospektif. Jumlah sampel sebesar 368 bayi dengan tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang paling berhubungan atau yang mempunyai risiko paling tinggi adalah asfiksia dengan nilai p = 0.000, RR= 6.759 ,CI 95% = 3.688 – 12.387 yang berarti bahwa neonatal dengan asfiksia mempunyai risiko 7 kali dibandingkan dengan neonatal yang tidak mengalami asfiksia atau normal. Kata kunci : Kematian neonatal dini, asfiksia,berat badan lahir, usia kehamilan, paritas, cara melahirkan PENDAHULUAN terjadi pada umur 0-6 hari (Riskesdas Laporan Millenium Development Goal’s 2007). (MDG’s) Indonesia Menurut Kosen dan Sarimawar (2005), menunjukkan bahwa angka kematian bayi penyebab utama kematian neonatal dini telah mengalami penurunan dari 68 per adalah infeksi (56%), asfiksia (45%) dan 1.000 KH di tahun 1991 menjadi 34 per kelainan 1.000 KH di tahun 2007 dan mencapai 30 kematian pada neonatal lanjut adalah per 1.000 KH di tahun 2009., sedangkan infeksi (56%), berat badan lahir rendah penurunan kematian neonatal berlangsung (BBLR) dan prematuritas (14%), ikterus lambat yaitu dari 32 per 1.000 KH pada dan neonatal jaundice (14%), kelainan tahun 1991, menjadi 17 per 1.000 KH bawaan (7%) dan obstruksi usus (7%). pada tahun 2004 namun mengalami Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya peningkatan lagi menjadi 19 per 1.000 KH merupakan salah satu rumah sakit yang di tahun 2007 (SDKI, 2007, MDG’s, 2010 ada fasilitas rawat inap yang khususnya dan WHO, 2007 dan 2011). Dari data untuk kematian tersebut menunjukkan bahwa Perinatologi. Angka kunjungan ruang 55,8% dari kematian bayi terjadi pada Perinatologi Rumah Sakit Umum Kota periode Tasikmalaya pada tahun 2012 adalah tahun neonatal, 2010 di sekitar 78,5%-nya bawaan bayi baru (11%) lahir sedangkan yaitu ruang 4.672 orang. 121 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 Dari studi pendahuluan yang dilakukan dini dan variabel peneliti di Rumah Sakit Umum Kota asfiksia, Tasikmalaya tercatat pada tahun 2012 kehamilan, paritas dan cara melahirkan. jumlah seluruh bayi yang di rawat di Pengumpulan Perinatologi adalah sebanyak 4.672 bayi simple random sampling dengan jumlah dengan jumlah bayi yang meninggal yaitu sampel yang digunakan sebanyak 368 sebanyak 156 bayi dengan penyebab bayi. Sumber data yang digunakan adalah asfiksia, kelainan kongenital, BBLR dan data sekunder yaitu dari catatan rekam lain-lain (Rekam Medik RSUD Kota medis. berat dependen badan data lahir, dilakukan adalah usia secara Tasikmalaya, 2013). HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Kondisi Neonatal Dini dan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan kohort retrospektif. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian Neonatal Dini Dalam penelitian ini terdiri dari dua varabel yaitu variable independen kematian neonatal Hasil analisis univariat dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Disribusi Responden Berdasarkan Kondisi Bayi dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian neonatal Dini Di Ruang Perinatalogi RSUD Tasikmalaya Januari – Desember 2012 ( N =368) No. Variabel Jumlah Prosentase 1 Kondisi Neonatal : Hidup 222 60.3% Mati 146 39.7% 2 Asfiksia : Tidak asfiksia 116 31,5% Asfiksia 252 68.5% 3 BBL : Normal 198 53.8% BBLR 170 46.2% 4 Paritas : Primipara 141 38.3% Multipara 227 61.7% Usia Kehamilan : Matur 219 59.5% 5 Prematur 149 40.5% Cara persalinan : Spontan 240 65.2% 6 Buatan 128 34.8% Berdasarkan tabel di atas maka usianya kurang atau sama dengan distribusi responden tidak sama. 7 hari dinyatakan minggal secara Kondisi neonatal dini yang hidup medis. sebanyak 222 orang (60.3%) dan Berdasarkan tabel di atas maka neonatal dini yang meninggal sebagian dunia asifiksia yaitu sebanyak 252 orang sebanyak 146 orang (39.7%). Dikatagorikan meninggal (68.5%) besar dan mengalami sebagian lagi apabila bayi baru lahir yang 122 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 sejumlah 116 orang (31.5%) tidak sama dengan mengalami asfiksia atau normal. kurang dari atau sama dengan 42 Berat badan bayi pada saat lahir minggu yaitu sebanyak 219 orang sebagian (59.5%). Sedangkan yang masuk besar masuk dalam 36 minggu dan katagori normal atau beratnya dalam pada saat lahir sama atau lebih sebanyak 149 orang (40.5%). besar dari 2.500 gram sebanyak Berdasarkan 198 orang (53.8%). Sedangkan sebagian besar bayi dilahirkan yang mengalami berat badan lahir secara spontan yaitu sebanyak 240 rendah sebanyak orang (65.2%) dan sebanyak 128 170 orang katagori premature cara kelahiran (46.2%). orag (34.8%) dilahirkan dengan Berdasarkan usia kehamilan atau cara maturitas dengan seksio sesarea dan vakum kehamilan sebagian persalinan besar masuk dalam katagori matur ekstraksi sebanyak atau usia kehamilan lebih dari atu (34.8%). buatan yaitu 128 orang 2. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian Neonatal Dini Hasil analisa bivariat dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor-faktor Berhubungan dengan Kematian neonatal Dini di Ruang Perinatalogi RSUD Tasikmalaya pada Januari – Desember 2012 ( N=368) Kondisi Neonatal Total RR P Katagori (95% CI) Value Hidup Mati n % N % n % Asfiksia : 1.781 1. Tidak asfiksia 100 86.2 16 13.8 116 100 (1.538 – 0.000 2. Asfiksia 122 48.4 130 51.6 252 100 2.062) Berat Bayi Lahir : 1.495 1.Normal 141 71.2 57 28.8 198 100 (1.247.0.000 2. BBLR 81 47.6 89 52.4 170 100 1.791) Paritas : 0.085 1.Primipara 74 52.5 67 47.5 141 100 (0.6700.021 2. Multipa 148 65.2 79 34.8 227 100 0.967) Usia Kehamilan : 1.361 1. Matur 148 67.6 71 32.4 219 100 (1.130 – 0.001 2. Prematur 74 49.7 75 50.3 149 100 1.639) Cara persalinan : 0.797 1. Spontan 133 55.4 107 44.6 240 100 (0.678 – 0.012 2.Buatan 89 69.5 39 30.5 128 100 0.937) Berdasarkan hasil analisis hubungan bayi yang tidak mengalami asfiksia anatara asfiksia dan kondisi bayi aau normal dan meninggal sebanyak didapatkan hasil bahwa bayi yang 16 orang (13.85). Hasil uji statisik mengalami asfiksia dan meninggal diperoleh nilai p 0.000 maka dapat sebanyak 130 orang (51.6%) disimpulkan bahwa ada hubungan dan 123 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 yang bermakna antara asfiksia sebanyak 75 orang (50.3%). Lebih dengan kematian neonatal dini. lanjut analisis statistic menunjukan Berdasarkan tabel silang antara berat bahwa nilai p 0.001 yang berarti ada badan bayi lahir dan kondisi bayi hubungan yang bermakna antara usia dapat dilihat bahwa sebanyak 57 kehamilan dengan kematian neonatal orang (28.8%) dini. bayi yang berat badannya normal meninggal dunia. Berdasarkan tabel silang antara cara Bayi yang mengalami berat badan kelahiran lahir rendah sebanyak 89 orang menunjukan (52.4%) meninggal dunia. Analisis 107orang lebih lanjut menunjukan bahwa nilai dilahirkan secara spontal meninggal p 0.000 yang berarti bahwa ada dunia dan sebanyak 39 orang (30.5%) hubungan yang bermakna antara bayi yang dilahirkan dengan cara berat badan bayi lahir dan kematian buatan mengalami kematian. Analisis neonatal dini. lebih lanjut menunjukan nilai p 0.012 Analisis anatara puritas dan kondisi yang berarti ada hubungan yang bayi menunjukan bahwa sebanyak 67 bermakna orang dengan kematian neonatal dini. (47.5%) kelahiran bayi pertama mengalami kemtian pada usia sama atau sebelum hari ketujuh. Bayi yang dilahirkan dari dunia. Nilai p 0.021 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dan Analisis antara usia kehamilan dan kondisi bayi menunjukan bahwa bayi dilahirkan matur yang pada kehamilan meninggal dunia sebanyak 71 orang (32.4%) dan bayi yang dilahirkan bahwa (44.6%) anatara Yang Paling bayi sebanyak bayi cara yang kelahiran Berhubungan dengan Kematian Neonatal Dini Berdasarkan hasil analisis bivariat yang maka dapat dilihat nilai p untuk masing-masing variable. Apabila nilai p dari variable < 0.25 maka dapat dimasukan ke dalam tahap multivariat kematian neonatal. yang kondisi ibu multipara sebanyak 79 orang (34.8%) meinggal 3. Faktor dan pada kehamilan premature yang meninggal dunia sehingga dapat dilihat faktor yang paling berhubungan dengan kematian neonatal dini. Dari hasil analisa bivariat di atas maka dapat dilihat bahwa semua vairabel dapat menjadi kandida dalam analisis multivariate dan hasil akhirnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. 124 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 Tabel 3. Pemodelan terakhir antara faktor-faktro yang berhubungan dengan kematian neonatal dini di Ruang Perinatalogi RSUD Tasikmalaya pada Januari – Desember 2012 95,0% C.I. for Exp.(B) No Variabel P value Exp (B) Lower Upper 1 Asfiksia 0.000 6.759 3.688 12.387 2 Berat Badan Lahir 0.001 2.699 1.505 4.839 3 Usia Kehamilan 0.950 0.981 0.545 1.769 4 Paritas 0.003 0.478 0.295 0.775 Berdasarkan hasil pemodelan terkhir kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh maka dapat dilihat bahwa RR yang faktor ibu dan bayi. paling besar adalah asfiksia yaitu Berdasarkan hasil analisis menunjukan 6.759. Hal tersebut berarti bahwa bahwa asfiksia, berat badan lahir, paritas, neonatal usia kehamilan dan cara kelahiran ada dini yang mengalami asfiksia mempunyai risiko 7 kali hubungan yang bermakna lebih besar dibandingkan dengan kematian neonatal dini. neonatal dini yang tidak mengalami sesuai dengan hasil penelitian Jaya dan asfiksia. Soemantri (2001) dengan Hal tersebut bahwa penyebab kematian bayi berusia 0 – 7 hari (early PEMBAHASAN neonatal death) Kehidupan seorang bayi dimulai sejak terjadinya konsepsi dan tumbuh dalam rahim ibu selama 40 minggu. Di dalam rahim janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan semua kebutuhannya tergantung kepada ibunya. Pada akhir kehamilan atau pada usia 40 minggu kehamilan secara alamiah akan terjadi proses persalinan secara spontan akan tetapi apabila ada kelaianan maka dapat dilakukan persalinan buatan. Bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan yang matur pada umumnya mempunyai berat badan di atas 2.500 gram dan diharapkan mampu beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus sehingga bayi dapat hidup sampai dewasa. Akan tetapi dalam perkembangannya ada yang meninggal sebelum usia bayi mencapai 7 hari adalah asfiksia, berat badan lahir rendah dan prematuritas. Dan juga sesuai dengan hasil penelitian Setyabudi (1999) yang menyatakan bahwa peyebab kematian neonatal dini terbanyak adalah sepsis, gagal nafas dan asfiksia berat. Pada bayi yang dilahirkan prematur (melahirkan mencapai sebelum usia mengalami 36 usia kehamilan minggu) belum pertumbuhan dan perkembangan secara sempurna, sehingga akan mengalami risiko terjadinya berat badan lahir rendah dan adanya kegagalan dalam sistem pernafasan karena zat surfaktan belum ada sehingga paru-paru tidak bisa mengembang secara sempurna yang akibatnya bayi akan mengalami asfiksia. Hal tersebut sesuai dengan hasil peneliian Ekayanti,dkk (2012) bahwa usia kehamilan dan berat badan lahir 125 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 mempunyai kontribusi atau berpengaruh Bila terdapat gangguan pertukaran gas terhadap status kesehatan neonatal. atau Pada hasil analisis lebih lanjut ditemukan kehamilan dan persalinan akan terjadi bahwa pada neonatal yang mengalami asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini asfiksia akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan mengalami risiko kematian pengangkutan tidak yang normal (tidak mengalami asfiksia) kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi yaitu sebesar 7 kali. ini dapat reversible atau tidak tergantung Faktor resiko terjadinya asfiksia terkait kepada beberapa berhubungan Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu dengan kehamilan, proses persalinan dan periode apneu (primary apnea) disertai melahirkan, antara lain adalah penyakit dengan ibu seperti diabetes, hipertensi dalam selanjutnya bayi akan memeperlihatkan kehamilan, penyakit hati dan ginjal serta usaha bernafas (gasping) yang kemudian penyakit koligen dan pembuluh darah, diikuti oleh pernafasan oleh pernafasan faktor prematuritas, teratur. Pada penderita asfiksia berat, pertumbuhan janin terhambat dan cacat usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi bawaan, serta proses persalinan dan selanjutnya berada dalam periode apneu melahirkan seperti gawat janin dengan kedua (secondary apnea). Pada tingkat ini atau ditemukan janin tanpa yang seperti mekonium dalam cairan berat akan selama neonatal dini dibandingkan dengan bayi kondisi teratasi oksigen dan menyebabkan lamanya penurunan frekuensi bradikardi dan asfiksia. jantung, penurunan ketuban, serta penggunaan anestesi dan tekanan darah. analgesik golongan narkotika. Beberapa Disamping adanya perubahan klinis, akan faktor resiko asfiksia neonatorum dengan terjadi pula gangguan metabolisme dan kategori-kategori antara lain : faktor pemeriksaan keseimbangan asam basa resiko pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan anterpartum, intrapartum, dan karakteristik janinnya (Nurhayati, 2009). pertukaran Pernafasan lahir menimbulkan asidosis repiratorik, bila bergantung kepada kondisi janin pada gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan masa kehamilan dan persalinan. Proses terjadi kelahiran sendiri selalu menimbulkan berupa glikogen tubuh, sehingga glikogen asfiksia ringan yang bersifat sementara tubuh terutama pada jantung dan hati akan pada bayi asfiksia transient, proses ini berkurang asam organik terjadi akibat dianggap sangat perlu untuk merangsang metabolisme kemoresepor pusat pernafasan agar terjadi tumbuhnya primary gasping tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan spontan bayi baru yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan. gas mungkin metabolisme ini akan asidosis kardiovaskuler anaerobik yang hanya yang menyebabkan metabolik. disebabkan Pada oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya 126 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 sumber glikogen dalam jantung akan kehamilan dengan nilai p = 0.001, cara mempengaruhi fungsi jantung. Terjadinya melahirkan dengan nilai p = 0.012. Hasil asidosis metabolik akan mengakibatkan faktor yang paling berhubungan atau yang menurunnya sel jaringan termasuk otot mempunyai risiko paling tinggi adalah jantung sehingga menimbulkan kelemahan asfiksia dengan nilai p = 0.000, RR= jantung dan pengisian udara alveolus yang 6.759 ,CI 95% = 3.688 – 12.387 yang kurang menyebabkan berarti bahwa neonatal dengan asfiksia tingginya resitensinya pembuluh darah mempunyai risiko 7 kali dibandingkan paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan dengan neonatal yang tidak mengalami ke sistem tubuh lain akan mengalami asfiksia atau normal. adekuat gangguan. akan Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk Kerusakan sel terhadap otak sel yang otak. terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya (Nurhayati,2009). penelitian yang berbeda dengan varabel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Managing Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap penatalaksanaan pelayanan kesehaan ibu anak. Perlu dilakukan penelitian dengan metode ACOG. 2009. Issues New Guidelines on IMPLIKASI dan SARAN Dalam hal ini adalah Stillbirth. http://www.acog.org. diakses pada tanggal 23 Juli 2013. BobakI.M, Lowdermilk,D.L., dan Jensen, M.D. penatalaksanaan asuhan keperawatan pada (2005). Buku Keperawatan ibu masa kehamilan, persalinan dan pada Ajar Maternitas.( Wijayarini,M.A. & Anugerah, bayi bari lahir khusunya penatalaksanaan P.I.). Edisi 4. Jakarta: EGC pada bayi dengan asfiksia. Ekayanti Hafidah A,dkk. 2012. Status Faktor KESIMPULAN Deternitan Sebagian besar kondisi neonatal dini yang Neonatal dirawat di ruang perinatalogi RSUD Kota Fatimah Makasar, Kesmas. Vol. Tasikmalaya adala hidup yaitu 222 orang 6 No.3 di Kesehatan RSKDIA Siti (60.3%) dan yang meninggal sebanyak 146 orang (39.7%). Faktor-faktor yang Guyton dan Hall. (2007). berhubungan dengan kematian neonatal kedokteran, dini adalah asfiksia dengan nilai p= 0.000; Setiawan,dkk, berat badan lahir dengan nilai p =0.000, Jakarta: EGC paritas dengan nilai p = 0,021, usia buku Bayi ajar, ( Penerjemah). Jaya dan Soemantri. 2001. Kematian Fisiologi Penyebab Baru Lahir 127 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 (Neonatal) dan Sisem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di Indonesia SKRT 2001. Puslitbang Ekologi, Badan Litbangkes. Jehan,Et All. 2009. Neonatal Mortality, Risk Factors And Causes: A Prospective Population-Based Cohort Study In Urban Pakistan, Bulletin of the World Health Organization;87:130-138. doi: 10.2471/BLT.08.050963 Notoatmodjo.S. ( 2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurhayati. 2009. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir, Jakarta: EGC Pilliteri,A. (2003). Maternal & child health nursing: Care of the childbearing & childbearing family. (4th Ed). Philadelphia: Lippincott. Saifudin (editor). 2006. Buku Acuan Nasional :Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Setiadi. ( 2007). Konsep & penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Setyabudi M.T. 1999. Beberapa Faktor Risiko Kematian Neonatal pada Seksio Sesarea. Tidak dipublikasikan 128