10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan hasil penelitian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan
1. Tinjauan Media Internet
a. Pengertian Media Internet
Penggunaan media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan untuk
membantu proses pembelajaran itu sendiri. Kata media berasal dari bahasa latin
yang adalah bentuk jamak dari mediaum. Medium dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.
Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada
media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan
kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010:4-5).
Bovee (dalam Sanaky, 2009: 3), mengatakan bahwa media juga dapat
dimaknai sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Dalam
konteks pendidikan, media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar. Hal tersebut dipertegas
oleh Azhar Arsyad (2005: 15), yang mengemukakan bahwa media merupakan alat
bantu dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk memperlancar dan
mempermudah kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah yang berfungsi
untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar, sehingga
dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Selain itu media
10
11
secara
mendasar
berpotensi
memberikan
peluang
bagi
siswa
untuk
mengembangkan kepribadian.
Internet merupakan singkatan dari inter-networking yang tersusun dari
jaringan komunikasi elektronik dan menghubungkan jaringan komputer lokal dan
regional serta fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui
telepon atau satelit. Internet ini merupakan sumber daya informasi yang
menjangkau seluruh dunia. Menurut Oetomo (2002:3), internet atau international
network adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari
jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia.
Interconnection Networking atau singkatannya lebih dikenal sebagai Internet
diartikan oleh Randall dan Latulipe, sebagai suatu jaringan global yang terdapat di
dalam jaringan komputer (Tjiptono dalam Nafisah, 2001:2).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internet
adalah suatu jaringan yang bersifat global. Tidak pandang di mana dan siapa saja
bisa berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi dalam segala bidang.
Melalui internet orang bisa melakukan komunikasi dan saling berinteraksi dengan
siapapun, dengan cara lebih praktis dan cepat. Selain itu, segala informasi bisa
diakses dengan mudah, cepat dan praktis bagi siapapun yang membutuhkannya.
Supriyanto Aji (2005: 336) Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang
terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol
yang sama untuk berbagai informasi secara bersama. Menurut Isjoni dan Firdaus
(2008: 12) internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan
komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal (Satelit, Telepon, Kabel) dan
jangkauannya mencakup seluruh dunia. Dengan demikian dapat dikatakan pula
bahwa internet merupakan sebuah kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pendidikan. Aritnya, kecanggihan
teknologi berupa internet dapat dimanfaatkan secara positif dalam bidang
pendidikan, yaitu sebagai media pembelajaran.
Media pengajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa. Dengan
menggunakan media pembelajaran, siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil
12
belajar. Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i (1997) mengungkapkan beberapa alasan
mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, sebagai berikut:
1) Berkenaan dengan manfaat media dalam pembelajaran siswa antara
lain: (a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, (b) Bahan ajar akan lebih jelas
maknanya sehingga lebih dapat dipahami dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pembelajaran, (c) Metode belajar akan lebih
bervariasi tidak hanya komunikasi verbal, (d) Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru namun mampu mengamati dan memahami.
2) Berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia
mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kongkret menuju
berfikir abstrak, mulai bdari berfikir sederhana menuju berfikir
kompleks (hlm. 97).
Berkaitan dengan internet sebagai media pembelajaran, Oetomo (2002:1112) mengatakan bahwa internet menawarkan berbagai manfaat dalam bidang
pendidikan, antara lain : 1) Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi;
bahkan sekarang telah dimungkinkan menggunakan peralatan berbasis multimedia
dengan biaya yang relatif murah, sehingga dimungkinkan untuk melangsungkan
pendidikan atau komunikasi jarak jauh, baik antara peserta didik dengan para
pendidik maupun antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan orang tua di
manapun
mereka
berada.
2)
Adanya
fasilitas
untuk
membentuk
dan
melangsungkan diskusi kelompok (News Group) sehingga akan mendorong
peningkatan intensitas kajian Iptek. 3) Melalui Web pendidikan , proses belajar
dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan.
Semua materi belajar dapat diperoleh dengan mudah pada situs-situs pendidikan
yang tersedia. Dengan demikian biaya pendidikan dapat ditekan serendah
mungkin karena peserta didik tidak perlu menanggung uang gedung lagi.4)
Melalui e-Mail, konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antarpeserta didik dan
pendidik ataupun dengan rekan lainnya. Skalabilitas konsultasi bisa menjadi tidak
terbatas dengan pendidik atau rekan dalam satu lingkungan sekolah saja,
melainkan dapat digunakan untuk konsultasi dengan orang-orang yang dinilai
kompeten dalam bidangnya yang berada di luar lembaga pendidikan tersebut,
bahkan yang berada di luar negeri.
13
Syaad Pamanthara (2007:60) menjelaskan pendapat Oetomo (2002:51)
bahwa jaringan internet menjadi pelopor terjadinya revolusi teknologi yang
ditandai dengan:
(a)
Hilangnya batas pemisah antara perangkat komputer dengan
peralatan komunikasi seperti telepon, radio, satelit, dan
gelombang mikro lainnya.
(b)
Komunikasi data berupa teks, suara, gambar hampir tidak
ada bedanya lagi, dapat diproses dengan cepat dan mudah.
(c)
Biaya komunikasi antar komputer yang tersambung secara
lokal, nasional, dan internasional tampak sama.
Menurut Tjiptono (dalam Nafisah, 2001:22) dipaparkan bahwa manfaat
internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang
dikemukakan sebagai berikut: 1) Konektivitas dan jangkauan global, internet
memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses
informasi dari data base dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal
langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia sekalipun,
tersedia di jaringan internet, 2) Akses internet 24 jam, membolehkan informasi
diakses setiap waktu tanpa batas. Perbedaan zone waktu tidak lagi menjadi
kendala untuk menelusuri data, 3) Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara
elektronik melalui mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu,
apalagi jika mencari informasi mengenai katalog, majalah, jurnal atau buku
melalui web site yang tersedia, 4) Kemudahan akses semakin banyak dengan
tumbuh berkembangnya warung-warung internet disetiap sudut perkotaan di
Indonesia dengan berbagai kemudahan dalam ruangan yang nyaman, 5) Biaya
relatif murah, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah
dibandingkan dengan membeli majalah/jurnal/buku asli. Pengguna cuma perlu
men-download atau mencetak fail/naskah tertentu sesuai kebutuhannya, dan 6)
Interaktivitas dan fleksibilitas, suatu topik dapat didiskusikan melalui sarana
Mailing List atau Chatting.
14
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa jaringan internet
merupakan pelopor terjadinya revolusi teknologi. Dengan jaringan internet
tidak ada lagi batasan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah hal ini dapat dilihat pada data berupa teks, suara, dan
gambar yang dapat diproses dengan cepat. Para komunikan dapat saling mengirim
data dalam waktu yang hampir bersamaan, tidak ada batasan ruang dan waktu.
Dengan jaringan internet biaya komunikasi yang tersambung secara lokal,
nasional, dan internasional hampir tidak ada bedanya, jadi komunikan dapat
berkomunikasi dengan komunikan lain yang berada di belahan dunia manapun
dengan
biaya yang relatif murah dibandingkan berkomunikasi dengan
menggunakan alat komunikasi yang lain.
b. Manfaat Internet
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang
mempunyai akses ke internet. Berikut ini sabagian dari apa yang tersedia di
internet :
1. Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan, rekreasi, hobbi,
pengembangan pribadi, rohani, sosial.
2. Informasi untuk kehidupan profesional atau pekerja : sains,
pendidikan, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita
bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum
komunikasi.
Banyaknya manfaat penggunaan internet bagi kehidupan seseorang,
pendapat serupa juga dijelaskan Miko Pardosi, (2000 :11):
Dengan internet akan dapat mencari jutaan informasi, mulai dari
informasi kota-kota dunia, pemerintahan, budaya, teknologi, pribadi,
berita, majalah dan Koran dari seluruh dunia, software komputer,
iklan-iklan perusahaan dari seluruh dunia. Selain itu internet juga bias
digunakan untuk mencari hiburan seperti film, game, mencari teman,
mengirim berita, alat komunikasi dan lain-lain.
15
Menurut Tjiptono (dalam Nafisah, 2001:22), dikatakan bahwa manfaat
internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang
dikemukakan sebagai berikut: 1) Konektivitas dan jangkauan global, internet
memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses
informasi dari data base dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal
langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia
Internet dapat memberikan akses tidak terbatas untuk beragam informasi
dan pengetahuan. Berkaitan dengan hal tersebut, Maule (1998:347) berpendapat
bahwa, “Internet online environments enable new and interesting media designs
for the support of traditional learning.” Hal tersebut menekankan bahwa internet
di desain untuk mendukung pembelajaran tradisional. Internet memberi
keuntungan tidak hanya untuk peserta didik, tapi juga untuk guru yang mengajar
sebagaimana yang dikemukakan dalam World Computer Congres ke 19 yang
diadakan di Chile pada tanggal 21-24 Agustus tahun 2006, “…the use of internetbased ICT promtes a set of benefits not only to students but also to teachers,
providing means to enrich student-centrad learning experiences (D. Kumar dan
Turner, 2006:406).
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
media internet merupakan saluran komunikasi yang terdapat pada jaringan luas
dari komputer (world wide network) sebagai sumber informasi data bentuk media
elektronik. Meski berbeda tempat kita tetap bisa berinteraksi secara langsung
maupun tidak langsung dan melakukan penjelajahan (exploring).
c. Pengertian Situs Web
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,
suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun
dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana
masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi
16
informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi
informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah
berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi
profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply,
dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh
pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun
pemilik.
Keberadaan website tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau
dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs
sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk
mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi
atau promosi.
Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho, kartu nama dan lain sebagainya tapi cara
ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya
dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu
adalah
publikasi langsung di internet melalui search engine-search engine (mesin pencari,
spt : Yahoo, Google, MSN, Search Indonesia, dsb).
Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang
membayar. Publikasi yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa
masuk dan dikenali di search engine terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara
efektif publikasi adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan
akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung.
d. Pengertian HAM
Istilah hak asasi manusia merupakan terjemahan dari Droits de L’homme
(Perancis), Human Rights (Inggris), dan mensekelije rechten (Belanda). Di
Indonesia, hak asasi lebih dikenal dengan istilah hak-hak asasi atau juga dapat
disebut sebagai hak fundamental (Budyanto, 2000: 56). Istilah hak asasi lahir
secara monumental sejak terjadinya revolusi Perancis pada tahun 1789 dalam
17
“Declaration des Droits de L’hommeet du Citoyen” (hak-hak asasi manusia dan
warga negara Perancis), dengan semboyan Liberte (Kemerdekaan), Egalite
(Persamaan) dan Fraternite (Persaudaraan) (Ni’matul Huda, 2011: 75).
Istilah hak mempunyai banyak arti. Hak dapat dikatakan sebagai sesuatu
yang benar, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau dapat juga
diartikan sebagai kekuasaan untuk tidak berbuat sesuatu dan lain sebagainya.
Sedangkan asasi berarti bersifat dasar atau pokok atau dapat juga diartikan sebagai
fundamental. Sehingga hak asasi manusia adalah hak yang bersifat dasar atau hak
pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti hak untuk berbicara, hak hidup, hak
untuk mendapatkan perlindungan dan lain sebagainya.
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada manusia secara
kodrati. Pengakuan terhadap hak asasi manusia lahir dari adanya keyakinan bahwa
semua manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dan memiliki harkan dan
martabat yang sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Selain itu, manusia diciptakan dengan disertai akal dan hati nurani, sehingga
manusia dalam memperlakukan manusia yang lainnya harus secara baik dan
beradab.
Menurut Prof. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak yang
bersifat asasi, artinya hak yang dimiliki oleh manusia secara kodrat dan tidak
dapat dipisahkan dari manusia itu sendiri sehingga sifatnya suci (Budiyanto, 2000:
55). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hak asasi manusia merupakan hak
dasar yang dimiliki oleh seseorang sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak
lahir. Bagi orang yang beragama dan meyakini bahwa manusia adalah anugerah
Tuhan Yang Maha Esa, maka hak asasi adalah hak yang melekat pada diri
manusia dan merupakan hak yang diberikan sebagai anugerah Tuhan. Karena
semua hak asasi manusia itu diberikan oleh Tuhan, maka tidak ada yang boleh
mencabut dan mengilangkan selain Tuhan. Sehingga hak asasi itu perlu
mendapatkan perlindungan dan jaminan oleh negara atau pemerintah, dan bagi
siapa saja yang melanggarnya maka harus mendapatkan sangsi yang tegas tanpa
kecuali. Ada beberapa hak yang tidak dapat dicabut seperti hak untuk memiliki
18
kebebasan dalam berbicara dan berpendapat, hak untuk mendapatkan kebebasan
dalam memilih agama sesuai dengan keyakinanya, hak mendapatkan kebebasan
untuk berserikat, hak untuk mendapatkan perlindungan yang sama dihadapan
hukum dan masih banyak lagi.
Hak atas hidup, hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan
merupakan contoh dari beberapa hak yang diakui secara universal di dunia. Tidak
seorang pun boleh diperbudak, diperdagangkan, disiksa, diperlakukan secara tidak
berperikemanusiaan
atau
merendahkan
martabat
manusia.
Hak
tersebut
merupakan contoh beberapa hak yang dimiliki oleh setiap individu tanpa
memandang perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, bahasa, asal
kebangsaan, status sosial, harta, atau latar belakang lainnya. Sehinnga hak asasi
manusia itu memerlukan adanya perlindungan dari hukum.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 disebutkan
mengenai pengertian hak asasi manusia, bahwa: “Hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat padahakekat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”. Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut, maka tegas dikatakan
bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk menghormati hak asasi orang
lain.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia adalah insitusi yang dibentuk dengan
tujuan untuk mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM
sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan Piagam PBB, serta Deklarasi Universal
HAM (R.B. Sularto “Upaya Hukum sebagai Instrumen Pemberdayaan Budaya
Hukum dalam Perlindungan HAM di Indonesia”, dalam Muladi,2010 : 271)
Pembentukan institusi Komnas HAM ini melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993,
pada tanggal 7 Juni 1993. Komnas HAM merupakan instrumen kelembagaan
yang memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang bersifat
independen. Hal ini dikukuhkan melalui Undang-Undang Nomor 39 tentang Hak
19
Asasi Manusia. Dengan demikian, kedudukan dan independensi Komnas HAM
semakin kuat, tidak lagi terkesan sebagai alat pemerintah (Rozali Abdullah, 2004 :
29). Pada awalnya pembentukan Komnas HAM untuk mengantisipasi
perkembangan dan tuntutan global terutama setelah diselenggarakannya Deklarasi
dan Program Aksi di Bidang HAM (Vienna Declaration and Programme of
Action of the Word Conference on Human Rights) tahun 1993 di Wina Austria.
Komnas HAM memiliki tugas sebagaimana di atur dalam Pasal 5 yang
isinya dinyatakan sebagai berikut :
1) menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai
hak asasi manusia baik kepada masyarakat Indonesia maupun
kepada masyarakat Internasional;
2) mengkaji berbagai instrumen PBB tentang hak asasi manusia
dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan
aksesi dan / atau ratifikasinya;
3) memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia serta
pendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintahan
negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia; dan
4) mengadakan kerjasama regional dan internasional dalam rangka
memajukan dan melindungi hak asasi manusia.
Tujuan Komnas HAM:
1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam
PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
Jadi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah
sebuah lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan
lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan
hak asasi manusia. Setelah keluarnya Undang-undang Nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, Komnas HAM mempunyai fungsi pengkajian dan
penelitian, penyuluhan, pemantauan, serta mediasi.
20
e. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran
HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat
negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan,
atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
Ada banyak kasus pelanggaran HAM, di antaranya adalah genosida dan
kejahatan kemanusiaan. Menurut Pasal 8 UU No. 26 Tentang pengadilan HAM,
genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama dngan cara membunuh anggota kelompok,
mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakantindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, memindahkan
secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Adapun yang dimaksud dengan kejahatan kemanusiaan menurut Pasal UU
No. 26 Tentang Pengadilan HAM adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari rangsangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa:
21
pembunuhan, b) Pemusnahan, c) Perbudakan, d) Pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, e) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
pisik lain secara langsung sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok
hukum internasional, f)
Penyiksaan, g)
Pemerkosaan, perbudakan seksual,
pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, h)
Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang di dasari
persamaan paham politik, ras, keban gsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin,
atau alasan lain yang telah dilakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional, i)
Penghilangan orang secara paksa, j)
Kejahatan apartheid.
Selain contoh kasus tersebut, pelanggaran hak asasi manusia juga masih
banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti: kekerasan dalam rumah
tangga; kekerasan terhadap perempuan; penganiayaan; main hakim sendiri; dan
pelecehan seksual.
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Hak Asasi Manusia
1) Kompetensi Inti
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora
dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
2) Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka
pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
22
2. Media Pembelajaran
Media merupakan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan. Melalui
penggunaan media, diharapkan pekerjaan yang dilakukan dapat dilakukan secara
lebih baik dan selesai dengan asil yang baik pula. Dalam konteks pendidikan,
media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Maka dari
itu media pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pendidikan. Heinich, dkk (1982) dalam Arsyad (2002: 4)
mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan peralatan yang mengantar
informasi atau pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud pengajaran. Menurut Degeng (1989) dalam Wena Made (2009: 9) media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan
yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat ataupun bahan.
Berdasarkan pengertian media pembelajaran di atas, diperoleh pengertian
bahwa media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan
untuk menunjang atau mempermudah penyampaian mata pelajaran dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
Media pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan media juga akan membuat siswa
senang dan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Oleh karena itu, pemilihan penggunaan media sangat diperlukan karena
dapat membangkitkan keinginan dan minat serta membangkitkan motivasi siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Rahadi (2003: 18-19) berpendapat bahwa media pembelajaran memiliki
beberapa nilai praktis diantaranya:
a. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa
b. Media pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar yang baru
dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan siswa dalam
belajar
c. Media pembelajaran dapat mempengaruhi abstraksi
23
d. Media pembelajaran dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan,
dan memperjelas pengertian konsep dan fakta
e. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
f. Media dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu
g. Media dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa
langka dan berbahaya ke dalam kelas.
Menurut pandangan konstruktivisme, media digunakan sebagai sesuatu yang
memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2007: 2) bahwa manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas
hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan kata lain, melalui media pembelajaran,
proses siswa akan terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
24
3. Tinjauan Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 895) dikemukakan bahwa
Prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan
dikerjakan. Prestasi belajar merupakan bukti keberprestasian dari seseorang
setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Hasil belajar
merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang
dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang
konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan
konsep (Anni, 2004: 4).
Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan
potensial
atau
kapasitas
yang dimiliki
seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik
perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata,
2007: 102).
.Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil pencapaian peserta didik
dalam mengerjakan tugas atau kegiatan pembelajaran, melalui penguasaan
pengetahuan atau Keterampilan mata pelajaran disekolah yang biasanya
ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru.29 Untuk
lebih kongkritnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) prestasi belajar adalah
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan
tugas pembelajaran di sekolah, 2) prestasi belajar adalah pencapaian nilai mata
pelajaran berdasarkan kemampuan peserta didik dalam aspek pengetahuan,
25
ingatan, aplikasi, sintesis dan evaluasi, 3) prestasi belajar adalah nilai yang dicapai
oleh peserta didik melaui ulangan atau ujian yang diberikan oleh guru (Tu’u,
2004:75).
Muhibbin menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil evaluasi
belajar yang dilakukan guru untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa
yang mencerminkan dimensi cipta, rasa dan karsa. Sehingga aspek prestasi belajar
merupakan perpaduan dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotoris
dari siswa (Muhibun Syah, 2002: 213-214).
Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia
telah mencapai sasaran, inilah yang disebut prestasi belajar. Seperti yang
dikatakan Winkel, bahwa proses belajar yang dialami siswa menghasilkan
perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, nilai, sikap dan
Keterampilan (Winkel, 2000: 168).
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar
berlangsung.
Penjelasan
tentang
apa
yang
terjadi
merupakan teori-teori
belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan
hewan
belajar,
sehingga
membantu
kita
memahami
proses
kompleks
inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori
belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori
belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek
objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar
sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide
baru atau konsep.
1. Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
26
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai
protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya.
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik
memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan
yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan
pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori
kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Teori belajar yang digunakan dalam penggunaan media pembelajaran
internet ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme. Siswa dapat berfikir
untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan
lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru,
mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi.
Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih
lama semua konsep.
b. Komponen Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah
27
bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut
terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak
pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru
dan siswa.
Menurut Woordworth (dalam Ismihyani, 2000:50), “hasil belajar adalah
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar”.
Woordworth juga mengatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan aktual
yang diukur secara langsung”. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan
mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Dalam penjelasan beberapa ahli, dapat diambil simpulan bahwa belajar
pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman
dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi
segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi
pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan
tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Nana Sudjana, 2005: 22)
hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain
kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
28
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga
harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang, dan akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik.
c. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Ahmad Rohani (2004: 179) penilaian hasil belajar memiliki
tujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi
pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan yaitu:
1) Sasaran penilaian. Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang.
2) Alat penilaian. Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif
meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang
obyektif.
Penilaian
hasil
belajar
hendaknya
dilakukan
secara
berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan
peserta didik yang sebenarnya di samping sebagai alat untuk
meningkatkan motivasi belajarnya.
3) Prosedur pelaksanaan tes. Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam
bentuk formatif dan sumatif. Sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
melihat program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik sampai di
29
mana kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi yang telah
diberikan dalam kurun waktu tersebut.
Subari (1994: 173) mengungkapkan bahwa tujuan mengadakan evaluasi
hasil belajar murid adalah:
1) Untuk mengetahui sampai potensi murid. Apakah mereka mengalami
kemajuan ataukah mengalami kemunduran belajar. 2) Untuk mengetahui
apa yang telah dicapai oleh murid untuk berbagai mata pelajaran. 3) Untuk
mengadakan seleksi, yaitu seleksi terhadap calon-calon siswa untuk suatu
sekolah dan seleksi terhadap murid yang dapat lulus ujian atau tidak. 4)
Untuk mengetahui letak kelemahan atau kesulitan yang dialami
muridmurid. 5) Untuk memberikan bantuan dalam pengelompokan murid
untuk tujuantujuan tertentu. 6) Sebagai pendorong atau motivasi belajar. 7)
Memberikan bantuan untuk memilih jurusan sekolah atau memilih
pekerjaan. 8) Memberikan data kepada orang tua atau masyarakat ataupun
pihak-pihak lain yang memerlukan keterangan tentang seorang murid. 9)
Memberikan data-data untuk keperluan penelitian.
Menurut Nana Sudjana (2008: 56) penilaian terhadap proses belajar dan
mengajar sering diabaikan setidak-tidaknya
kurang mendapat
perhatian
dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa
melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang
berciri sebagai berikut:
1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siwa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk
belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan
mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan siswa akan berjuang lebih
keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan
mendorong untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa
yang telah dicapainya.
2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, siswa tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa siswa punya potensi yang tidak
30
kalah dari orang lain apabila siswa berusaha sebagaimana harusnya. Siswa
juga yakin tidak ada sesuatu yang tak dapat dicapai apabila siswa berusaha
sesuai dengan kesanggupannya.
3) Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan
lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya.
4) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan, ranah afektif atau
sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotoris, keterampilan, atau perilaku.
Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah
afektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya,
baik efek instruksional maupun efek nurturant atau efek samping yang
tidak direncanakan dalam pengajaran.
5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Menurut Nana Sudjana
(2008: 3) penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.
Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan
adanya ukuran atau kriteria. Ciri-ciri penilaian adalah adanya objek atau
program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk
membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria.
Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif. Perbandingan
bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek
yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan bersifat
relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang
dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dengan
demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut
berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi
31
dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatau
perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam kegiatan penilaian selalu ada
objek/program, ada kriteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya
adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam
penilaian hasi belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan
kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur
penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya
memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan
guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh
mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau
perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar
saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses (Nana
Sudjana, 2008: 3).
Dalam Pendidikan Kewarganegaraan terdapat tiga komponen penting,
yaitu
Civic
(keterampilan
Knowledge
(pengetahuan
kewarganegaraan),
dan
kewarganegaraan),
Civic
Disposition
Civic
Skills
(watak-watak
kewarganegaraan).
1. Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan)
Berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui
oleh warganegara. Aspek ini menyangkut kemampuan akademikkeilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik,
hukum dan moral.
2. Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan)
merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan
kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang
bermakna karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalahmasalah dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Civic Disposition (watak-watak kewarganegaraan)
Merupakan karakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari
pengetahuan
dan
keterampilan
kewarganegaraan.
Karakter
32
kewarganegaraan diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
demokrasi konstitusional. menyangkut pada ciri-ciri watak pribadi dan
watak kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan perbaikan
demokrasi konstitusional.
Dalam hubungannya terhadap penelitian ini yang berkaitan antara ketiga
komponen diatas adalah Civic Knowledge karena mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih
terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang
hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan
proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional,
pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak
memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
Dengan demikian siswa diharapkan mampu aktif untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri dalam sebuah media
pembelajaran internet.
4. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan untuk penelitian ini yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zahro Melani dengan judul Pengaruh
Media Internet Sebagai Sumber Pembelajaran Pkn Terhadap Prestasi
belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri 8 Surakarta. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan
media internet sebagai sumber pembelajaran PKn dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Surakarta. Hal
tersebut dibuktikan dengan besarnya 1xy lebih besar dari 1tabel atau
0.382>0.238 dari analisis data, diperoleh t sebesar 3.3560. Sedangkan
signifikansi atau keberartian hubungan variable tersebut dibuktikan
dengan harga thitung lebih besar dari t
table
atau n3.3560>1.67. mengenai
naik turunnya atau besar kecilnya prestasi belajar siswa dapat
diprediksi melalui persamaan Y=122.8796+0.2281X. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut lebih pada pengaruh
33
penggunaan media internet secara umum, artinya tidak menunjuk
secara khusus misalnya web dan sebagainya. Media internet apa yang
digunakan kurang begitu jelas, seharusnya ada kriteria nya yang sesuai
dengan keterkaitan materi ataupun KD nya.
2. Muhammad Mujib, 2013. Pengaruh Penggunaan Internet terhadap
Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta.
Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
internet di kalangan siswa SMA di Yogyakarta cenderung ke arah
positif. Artinya mayoritas responden menggunakan internet untuk halhal positif dalam hal ini sebagai media belajar. Siswa yang
menggunakan internet sebagai media belajar memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar. Besar pengaruh penggunaan internet
sebagai media belajar terhadap hasil belajar dadalah sebanyak 30%
apabila ada kenaikan intensitas penggunaan internet sebagai media
belajar sebesar 1%. Angka signifikansi koefisien regresi variabel
penggunaan internet sebagai media belajar sebesar 0.00 yang ternyata
lebih kecil dari 0.05 yang berarti bahwa pada angka kepercayaan 95%
ada pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan internet sebagai
media belajar terhadap hasil belajar yang dicapai. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah, pada penelitian tersebut meneliti secara
keseluruhan di satu sekolah, dan menitikberatkan kepada tanggapan
atau penggunaan internet oleh siswa itu digunakan kearah positif atau
negatif.
3. Ahmad Sultoni, 2012. “Pengaruh Pemanfaatan Internet Sebagai
Sumber Belajar Sejarah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI
Ips SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2011/2012”.
Skripsi.
Jurusan
Sejarah.
Fakultas
Ilmu
Sosial.
Universitas Negeri Semarang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
yaitu pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam kategori
cukup baik sedangkan motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi.
34
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai Fhitung = 19,607 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada pengaruh
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar
siswa kelas XI IPS SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun
pelajaran 2011/2012. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada
pengaruh pemanfaatan media internet sebagai sumber belajar terhadap
motivasi belajar, jadi bukan hasil belajar.
4. Anggoro Dwi Listyanto dan
Sudji Munadi, 2013, dalam jurnal
Pendidikan Voaksi yang berjudul, Pengaruh Pemanfaatan Internet,
Lingkungan Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
SMK. Focus penelitian ini adalah pengaruh internet, lingkungan , dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa SMK Negeri seGunungkidul.
Adapun
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pemanfaatan internet, lingkungan dan motivasi belajar secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa mata
pelajaran dasar kompetensi kejuruan kompetensi keahlian teknik audio
video SMK Negeri se-Kabupaten Gunungkidul. Koefisien korelasi
antara pemanfaatan internet terhadap prestasi belajar sebesar 0,605
yang artinya terdapat hubungan antara pemanfaatan internet terhadap
prestasi belajar siswa. Perbedaannya dengan penilitian ini pengaruh
hasil belajarnya selain dari pemanfaatan internet juga lingkungan dan
motivasi belajar juga dikaji.
5. Ela Goyal, Seema Purohit, Manju Bhaga, 2011, International Journal
of Education and Development using Information and Communication
Technology (IJEDICT) dalam jurnal yang berjudul Study of
satisfaction and usability of the Internet on student’s Performance.
Fokus penelitian tersebut adalah factor-faktor yang mempengaruhi
prestasi akademik siswa serta sikap mereka dalam pendidikan berbasis
web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berbasis web
berpengaruh positif pada peningkatan prestasi akademik. Pendidikan
berbasis web memiliki efek positif terutama pada motivasi untuk
35
belajar dan tertarik pada pelajaran. Perbedaanya yang diteliti lebih ke
faktor-faktor yang memperngaruhi hasil belajar. Media internet
berbasis web tidak hanya satu-satunya yang mempengaruhi faktor
prestasi akademik, tapi juga mengkaji faktor lain.
B. Kerangka Berpikir
Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan
untuk menunjang tujuan pendidikan itu sendiri. Media pembelajaran dapat
membantu memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar dan
sekaligus dapat memudahkan peserta didik untuk menerima dan
memahami maateri yang diberikan oleh guru atau pengajar. Salah satu
media yang digunakan dalam poses belajar emngajar adalah internet.
Internet merupakan produk kemajuan teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Salah satu manfaat internet di
bidang pendidikan adalah dengan menjadikan internet sebagai media
pembelajaran. Melalui internet, siswa dapat mengakses berbagai macam
informasi dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Idris (2012: 1-2),
bahwa internet berisi beragam informasi yang tak terkira banyaknya yang
dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.
Dalam
kaitannya
dengan
pembelajaran
PPKn,
internet
dimanfaatkan untuk mengakses situs atau web hak asasi manusia (HAM).
Pengetahuan mengenai hak asasi manusia merupakan bagian dari
pembelajaran PPKn yang penting diketahui oleh siswa, mengingat hal itu
mengandung nilai-nilai kemanusiaan atau moral. Penggunaan media
internet dalam pembelajaran PPKn dapat membantu siswa dalam
menyerap dan memudahkan siswa dalam memahami materi ajar sehingga
internet yang digunakan dalam pembelajaran memiliki pengaruh positif
bagi siswa.
Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir dari penelitian ini
dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut ini
36
Kompetensi Dasar Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM
dalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilainilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Kelompok siswa
tidak diberikan
treatment Media
Pembelajaran
Internet melalui
pemanfaatan situs
web komnas ham
Kelompok siswa
diberi treatment
Media Pembelajaran
Internet melalui
pemanfaatan situs
web komnas ham
Hasil
Belajar
Siswa
Hasil
Belajar
Siswa
Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesis dari penelitian
ini yaitu, “ Ada Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan
Media Internet Melalui Pemanfaatan Situs Web Komnas Ham Dengan
yang tidak Menggunakan (Studi Pada Siswa Kelas X di SMA N 1 Teras,
Boyolali : Kompetensi Dasar Menganalisis Kasus-Kasus Pelanggaran
HAM Dalam Rangka Pelindungan dan Pemajuan HAM Sesuai Dengan
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara)”.
Download