BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan 1. Tinjauan Media Internet a. Pengertian Media Internet Penggunaan media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan untuk membantu proses pembelajaran itu sendiri. Kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari mediaum. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010:4-5). Bovee (dalam Sanaky, 2009: 3), mengatakan bahwa media juga dapat dimaknai sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Dalam konteks pendidikan, media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar. Hal tersebut dipertegas oleh Azhar Arsyad (2005: 15), yang mengemukakan bahwa media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah yang berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Selain itu media 10 11 secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian. Internet merupakan singkatan dari inter-networking yang tersusun dari jaringan komunikasi elektronik dan menghubungkan jaringan komputer lokal dan regional serta fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Internet ini merupakan sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Menurut Oetomo (2002:3), internet atau international network adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. Interconnection Networking atau singkatannya lebih dikenal sebagai Internet diartikan oleh Randall dan Latulipe, sebagai suatu jaringan global yang terdapat di dalam jaringan komputer (Tjiptono dalam Nafisah, 2001:2). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internet adalah suatu jaringan yang bersifat global. Tidak pandang di mana dan siapa saja bisa berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi dalam segala bidang. Melalui internet orang bisa melakukan komunikasi dan saling berinteraksi dengan siapapun, dengan cara lebih praktis dan cepat. Selain itu, segala informasi bisa diakses dengan mudah, cepat dan praktis bagi siapapun yang membutuhkannya. Supriyanto Aji (2005: 336) Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagai informasi secara bersama. Menurut Isjoni dan Firdaus (2008: 12) internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal (Satelit, Telepon, Kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa internet merupakan sebuah kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pendidikan. Aritnya, kecanggihan teknologi berupa internet dapat dimanfaatkan secara positif dalam bidang pendidikan, yaitu sebagai media pembelajaran. Media pengajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran, siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil 12 belajar. Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i (1997) mengungkapkan beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, sebagai berikut: 1) Berkenaan dengan manfaat media dalam pembelajaran siswa antara lain: (a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, (b) Bahan ajar akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran, (c) Metode belajar akan lebih bervariasi tidak hanya komunikasi verbal, (d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru namun mampu mengamati dan memahami. 2) Berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kongkret menuju berfikir abstrak, mulai bdari berfikir sederhana menuju berfikir kompleks (hlm. 97). Berkaitan dengan internet sebagai media pembelajaran, Oetomo (2002:1112) mengatakan bahwa internet menawarkan berbagai manfaat dalam bidang pendidikan, antara lain : 1) Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi; bahkan sekarang telah dimungkinkan menggunakan peralatan berbasis multimedia dengan biaya yang relatif murah, sehingga dimungkinkan untuk melangsungkan pendidikan atau komunikasi jarak jauh, baik antara peserta didik dengan para pendidik maupun antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan orang tua di manapun mereka berada. 2) Adanya fasilitas untuk membentuk dan melangsungkan diskusi kelompok (News Group) sehingga akan mendorong peningkatan intensitas kajian Iptek. 3) Melalui Web pendidikan , proses belajar dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan. Semua materi belajar dapat diperoleh dengan mudah pada situs-situs pendidikan yang tersedia. Dengan demikian biaya pendidikan dapat ditekan serendah mungkin karena peserta didik tidak perlu menanggung uang gedung lagi.4) Melalui e-Mail, konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antarpeserta didik dan pendidik ataupun dengan rekan lainnya. Skalabilitas konsultasi bisa menjadi tidak terbatas dengan pendidik atau rekan dalam satu lingkungan sekolah saja, melainkan dapat digunakan untuk konsultasi dengan orang-orang yang dinilai kompeten dalam bidangnya yang berada di luar lembaga pendidikan tersebut, bahkan yang berada di luar negeri. 13 Syaad Pamanthara (2007:60) menjelaskan pendapat Oetomo (2002:51) bahwa jaringan internet menjadi pelopor terjadinya revolusi teknologi yang ditandai dengan: (a) Hilangnya batas pemisah antara perangkat komputer dengan peralatan komunikasi seperti telepon, radio, satelit, dan gelombang mikro lainnya. (b) Komunikasi data berupa teks, suara, gambar hampir tidak ada bedanya lagi, dapat diproses dengan cepat dan mudah. (c) Biaya komunikasi antar komputer yang tersambung secara lokal, nasional, dan internasional tampak sama. Menurut Tjiptono (dalam Nafisah, 2001:22) dipaparkan bahwa manfaat internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang dikemukakan sebagai berikut: 1) Konektivitas dan jangkauan global, internet memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses informasi dari data base dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia sekalipun, tersedia di jaringan internet, 2) Akses internet 24 jam, membolehkan informasi diakses setiap waktu tanpa batas. Perbedaan zone waktu tidak lagi menjadi kendala untuk menelusuri data, 3) Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara elektronik melalui mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu, apalagi jika mencari informasi mengenai katalog, majalah, jurnal atau buku melalui web site yang tersedia, 4) Kemudahan akses semakin banyak dengan tumbuh berkembangnya warung-warung internet disetiap sudut perkotaan di Indonesia dengan berbagai kemudahan dalam ruangan yang nyaman, 5) Biaya relatif murah, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli majalah/jurnal/buku asli. Pengguna cuma perlu men-download atau mencetak fail/naskah tertentu sesuai kebutuhannya, dan 6) Interaktivitas dan fleksibilitas, suatu topik dapat didiskusikan melalui sarana Mailing List atau Chatting. 14 Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa jaringan internet merupakan pelopor terjadinya revolusi teknologi. Dengan jaringan internet tidak ada lagi batasan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah hal ini dapat dilihat pada data berupa teks, suara, dan gambar yang dapat diproses dengan cepat. Para komunikan dapat saling mengirim data dalam waktu yang hampir bersamaan, tidak ada batasan ruang dan waktu. Dengan jaringan internet biaya komunikasi yang tersambung secara lokal, nasional, dan internasional hampir tidak ada bedanya, jadi komunikan dapat berkomunikasi dengan komunikan lain yang berada di belahan dunia manapun dengan biaya yang relatif murah dibandingkan berkomunikasi dengan menggunakan alat komunikasi yang lain. b. Manfaat Internet Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sabagian dari apa yang tersedia di internet : 1. Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan, rekreasi, hobbi, pengembangan pribadi, rohani, sosial. 2. Informasi untuk kehidupan profesional atau pekerja : sains, pendidikan, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi. Banyaknya manfaat penggunaan internet bagi kehidupan seseorang, pendapat serupa juga dijelaskan Miko Pardosi, (2000 :11): Dengan internet akan dapat mencari jutaan informasi, mulai dari informasi kota-kota dunia, pemerintahan, budaya, teknologi, pribadi, berita, majalah dan Koran dari seluruh dunia, software komputer, iklan-iklan perusahaan dari seluruh dunia. Selain itu internet juga bias digunakan untuk mencari hiburan seperti film, game, mencari teman, mengirim berita, alat komunikasi dan lain-lain. 15 Menurut Tjiptono (dalam Nafisah, 2001:22), dikatakan bahwa manfaat internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang dikemukakan sebagai berikut: 1) Konektivitas dan jangkauan global, internet memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses informasi dari data base dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia Internet dapat memberikan akses tidak terbatas untuk beragam informasi dan pengetahuan. Berkaitan dengan hal tersebut, Maule (1998:347) berpendapat bahwa, “Internet online environments enable new and interesting media designs for the support of traditional learning.” Hal tersebut menekankan bahwa internet di desain untuk mendukung pembelajaran tradisional. Internet memberi keuntungan tidak hanya untuk peserta didik, tapi juga untuk guru yang mengajar sebagaimana yang dikemukakan dalam World Computer Congres ke 19 yang diadakan di Chile pada tanggal 21-24 Agustus tahun 2006, “…the use of internetbased ICT promtes a set of benefits not only to students but also to teachers, providing means to enrich student-centrad learning experiences (D. Kumar dan Turner, 2006:406). Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media internet merupakan saluran komunikasi yang terdapat pada jaringan luas dari komputer (world wide network) sebagai sumber informasi data bentuk media elektronik. Meski berbeda tempat kita tetap bisa berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dan melakukan penjelajahan (exploring). c. Pengertian Situs Web Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi 16 informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik. Keberadaan website tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho, kartu nama dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine-search engine (mesin pencari, spt : Yahoo, Google, MSN, Search Indonesia, dsb). Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar. Publikasi yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di search engine terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif publikasi adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung. d. Pengertian HAM Istilah hak asasi manusia merupakan terjemahan dari Droits de L’homme (Perancis), Human Rights (Inggris), dan mensekelije rechten (Belanda). Di Indonesia, hak asasi lebih dikenal dengan istilah hak-hak asasi atau juga dapat disebut sebagai hak fundamental (Budyanto, 2000: 56). Istilah hak asasi lahir secara monumental sejak terjadinya revolusi Perancis pada tahun 1789 dalam 17 “Declaration des Droits de L’hommeet du Citoyen” (hak-hak asasi manusia dan warga negara Perancis), dengan semboyan Liberte (Kemerdekaan), Egalite (Persamaan) dan Fraternite (Persaudaraan) (Ni’matul Huda, 2011: 75). Istilah hak mempunyai banyak arti. Hak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang benar, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau dapat juga diartikan sebagai kekuasaan untuk tidak berbuat sesuatu dan lain sebagainya. Sedangkan asasi berarti bersifat dasar atau pokok atau dapat juga diartikan sebagai fundamental. Sehingga hak asasi manusia adalah hak yang bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti hak untuk berbicara, hak hidup, hak untuk mendapatkan perlindungan dan lain sebagainya. Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada manusia secara kodrati. Pengakuan terhadap hak asasi manusia lahir dari adanya keyakinan bahwa semua manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dan memiliki harkan dan martabat yang sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Selain itu, manusia diciptakan dengan disertai akal dan hati nurani, sehingga manusia dalam memperlakukan manusia yang lainnya harus secara baik dan beradab. Menurut Prof. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak yang bersifat asasi, artinya hak yang dimiliki oleh manusia secara kodrat dan tidak dapat dipisahkan dari manusia itu sendiri sehingga sifatnya suci (Budiyanto, 2000: 55). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Bagi orang yang beragama dan meyakini bahwa manusia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa, maka hak asasi adalah hak yang melekat pada diri manusia dan merupakan hak yang diberikan sebagai anugerah Tuhan. Karena semua hak asasi manusia itu diberikan oleh Tuhan, maka tidak ada yang boleh mencabut dan mengilangkan selain Tuhan. Sehingga hak asasi itu perlu mendapatkan perlindungan dan jaminan oleh negara atau pemerintah, dan bagi siapa saja yang melanggarnya maka harus mendapatkan sangsi yang tegas tanpa kecuali. Ada beberapa hak yang tidak dapat dicabut seperti hak untuk memiliki 18 kebebasan dalam berbicara dan berpendapat, hak untuk mendapatkan kebebasan dalam memilih agama sesuai dengan keyakinanya, hak mendapatkan kebebasan untuk berserikat, hak untuk mendapatkan perlindungan yang sama dihadapan hukum dan masih banyak lagi. Hak atas hidup, hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan merupakan contoh dari beberapa hak yang diakui secara universal di dunia. Tidak seorang pun boleh diperbudak, diperdagangkan, disiksa, diperlakukan secara tidak berperikemanusiaan atau merendahkan martabat manusia. Hak tersebut merupakan contoh beberapa hak yang dimiliki oleh setiap individu tanpa memandang perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, bahasa, asal kebangsaan, status sosial, harta, atau latar belakang lainnya. Sehinnga hak asasi manusia itu memerlukan adanya perlindungan dari hukum. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 disebutkan mengenai pengertian hak asasi manusia, bahwa: “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat padahakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut, maka tegas dikatakan bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia adalah insitusi yang dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan Piagam PBB, serta Deklarasi Universal HAM (R.B. Sularto “Upaya Hukum sebagai Instrumen Pemberdayaan Budaya Hukum dalam Perlindungan HAM di Indonesia”, dalam Muladi,2010 : 271) Pembentukan institusi Komnas HAM ini melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993, pada tanggal 7 Juni 1993. Komnas HAM merupakan instrumen kelembagaan yang memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang bersifat independen. Hal ini dikukuhkan melalui Undang-Undang Nomor 39 tentang Hak 19 Asasi Manusia. Dengan demikian, kedudukan dan independensi Komnas HAM semakin kuat, tidak lagi terkesan sebagai alat pemerintah (Rozali Abdullah, 2004 : 29). Pada awalnya pembentukan Komnas HAM untuk mengantisipasi perkembangan dan tuntutan global terutama setelah diselenggarakannya Deklarasi dan Program Aksi di Bidang HAM (Vienna Declaration and Programme of Action of the Word Conference on Human Rights) tahun 1993 di Wina Austria. Komnas HAM memiliki tugas sebagaimana di atur dalam Pasal 5 yang isinya dinyatakan sebagai berikut : 1) menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai hak asasi manusia baik kepada masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat Internasional; 2) mengkaji berbagai instrumen PBB tentang hak asasi manusia dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan / atau ratifikasinya; 3) memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia serta pendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintahan negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia; dan 4) mengadakan kerjasama regional dan internasional dalam rangka memajukan dan melindungi hak asasi manusia. Tujuan Komnas HAM: 1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Jadi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Setelah keluarnya Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Komnas HAM mempunyai fungsi pengkajian dan penelitian, penyuluhan, pemantauan, serta mediasi. 20 e. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku Ada banyak kasus pelanggaran HAM, di antaranya adalah genosida dan kejahatan kemanusiaan. Menurut Pasal 8 UU No. 26 Tentang pengadilan HAM, genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dngan cara membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakantindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. Adapun yang dimaksud dengan kejahatan kemanusiaan menurut Pasal UU No. 26 Tentang Pengadilan HAM adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari rangsangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa: 21 pembunuhan, b) Pemusnahan, c) Perbudakan, d) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, e) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan pisik lain secara langsung sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok hukum internasional, f) Penyiksaan, g) Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, h) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang di dasari persamaan paham politik, ras, keban gsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah dilakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, i) Penghilangan orang secara paksa, j) Kejahatan apartheid. Selain contoh kasus tersebut, pelanggaran hak asasi manusia juga masih banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti: kekerasan dalam rumah tangga; kekerasan terhadap perempuan; penganiayaan; main hakim sendiri; dan pelecehan seksual. f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Hak Asasi Manusia 1) Kompetensi Inti 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 2) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 22 2. Media Pembelajaran Media merupakan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan. Melalui penggunaan media, diharapkan pekerjaan yang dilakukan dapat dilakukan secara lebih baik dan selesai dengan asil yang baik pula. Dalam konteks pendidikan, media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Maka dari itu media pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Heinich, dkk (1982) dalam Arsyad (2002: 4) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan peralatan yang mengantar informasi atau pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran. Menurut Degeng (1989) dalam Wena Made (2009: 9) media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat ataupun bahan. Berdasarkan pengertian media pembelajaran di atas, diperoleh pengertian bahwa media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang atau mempermudah penyampaian mata pelajaran dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan media juga akan membuat siswa senang dan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, pemilihan penggunaan media sangat diperlukan karena dapat membangkitkan keinginan dan minat serta membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Rahadi (2003: 18-19) berpendapat bahwa media pembelajaran memiliki beberapa nilai praktis diantaranya: a. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa b. Media pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan siswa dalam belajar c. Media pembelajaran dapat mempengaruhi abstraksi 23 d. Media pembelajaran dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan, dan memperjelas pengertian konsep dan fakta e. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia f. Media dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu g. Media dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas. Menurut pandangan konstruktivisme, media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuan. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2007: 2) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan kata lain, melalui media pembelajaran, proses siswa akan terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. 24 3. Tinjauan Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 895) dikemukakan bahwa Prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Prestasi belajar merupakan bukti keberprestasian dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni, 2004: 4). Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 102). .Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil pencapaian peserta didik dalam mengerjakan tugas atau kegiatan pembelajaran, melalui penguasaan pengetahuan atau Keterampilan mata pelajaran disekolah yang biasanya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru.29 Untuk lebih kongkritnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas pembelajaran di sekolah, 2) prestasi belajar adalah pencapaian nilai mata pelajaran berdasarkan kemampuan peserta didik dalam aspek pengetahuan, 25 ingatan, aplikasi, sintesis dan evaluasi, 3) prestasi belajar adalah nilai yang dicapai oleh peserta didik melaui ulangan atau ujian yang diberikan oleh guru (Tu’u, 2004:75). Muhibbin menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang dilakukan guru untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa yang mencerminkan dimensi cipta, rasa dan karsa. Sehingga aspek prestasi belajar merupakan perpaduan dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotoris dari siswa (Muhibun Syah, 2002: 213-214). Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran, inilah yang disebut prestasi belajar. Seperti yang dikatakan Winkel, bahwa proses belajar yang dialami siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, nilai, sikap dan Keterampilan (Winkel, 2000: 168). Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep. 1. Teori belajar Behaviorisme Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. 26 Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. 2. Teori Belajar Kognitivisme Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. 3. Teori Belajar Konstruktivisme Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Teori belajar yang digunakan dalam penggunaan media pembelajaran internet ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme. Siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. b. Komponen Indikator Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah 27 bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. Menurut Woordworth (dalam Ismihyani, 2000:50), “hasil belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar”. Woordworth juga mengatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung”. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Dalam penjelasan beberapa ahli, dapat diambil simpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Nana Sudjana, 2005: 22) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2) Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3) Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). 28 Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, dan akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. c. Penilaian Hasil Belajar Menurut Ahmad Rohani (2004: 179) penilaian hasil belajar memiliki tujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan yaitu: 1) Sasaran penilaian. Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. 2) Alat penilaian. Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang obyektif. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya di samping sebagai alat untuk meningkatkan motivasi belajarnya. 3) Prosedur pelaksanaan tes. Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif. Sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melihat program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik sampai di 29 mana kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi yang telah diberikan dalam kurun waktu tersebut. Subari (1994: 173) mengungkapkan bahwa tujuan mengadakan evaluasi hasil belajar murid adalah: 1) Untuk mengetahui sampai potensi murid. Apakah mereka mengalami kemajuan ataukah mengalami kemunduran belajar. 2) Untuk mengetahui apa yang telah dicapai oleh murid untuk berbagai mata pelajaran. 3) Untuk mengadakan seleksi, yaitu seleksi terhadap calon-calon siswa untuk suatu sekolah dan seleksi terhadap murid yang dapat lulus ujian atau tidak. 4) Untuk mengetahui letak kelemahan atau kesulitan yang dialami muridmurid. 5) Untuk memberikan bantuan dalam pengelompokan murid untuk tujuantujuan tertentu. 6) Sebagai pendorong atau motivasi belajar. 7) Memberikan bantuan untuk memilih jurusan sekolah atau memilih pekerjaan. 8) Memberikan data kepada orang tua atau masyarakat ataupun pihak-pihak lain yang memerlukan keterangan tentang seorang murid. 9) Memberikan data-data untuk keperluan penelitian. Menurut Nana Sudjana (2008: 56) penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut: 1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siwa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan siswa akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya. 2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, siswa tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa siswa punya potensi yang tidak 30 kalah dari orang lain apabila siswa berusaha sebagaimana harusnya. Siswa juga yakin tidak ada sesuatu yang tak dapat dicapai apabila siswa berusaha sesuai dengan kesanggupannya. 3) Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. 4) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan, ranah afektif atau sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotoris, keterampilan, atau perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah afektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek instruksional maupun efek nurturant atau efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran. 5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Menurut Nana Sudjana (2008: 3) penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Ciri-ciri penilaian adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria. Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif. Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi 31 dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatau perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada kriteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasi belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses (Nana Sudjana, 2008: 3). Dalam Pendidikan Kewarganegaraan terdapat tiga komponen penting, yaitu Civic (keterampilan Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), dan kewarganegaraan), Civic Disposition Civic Skills (watak-watak kewarganegaraan). 1. Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) Berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara. Aspek ini menyangkut kemampuan akademikkeilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. 2. Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan) merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalahmasalah dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Civic Disposition (watak-watak kewarganegaraan) Merupakan karakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan. Karakter 32 kewarganegaraan diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan demokrasi konstitusional. menyangkut pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan perbaikan demokrasi konstitusional. Dalam hubungannya terhadap penelitian ini yang berkaitan antara ketiga komponen diatas adalah Civic Knowledge karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Dengan demikian siswa diharapkan mampu aktif untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri dalam sebuah media pembelajaran internet. 4. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan untuk penelitian ini yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Zahro Melani dengan judul Pengaruh Media Internet Sebagai Sumber Pembelajaran Pkn Terhadap Prestasi belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri 8 Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan media internet sebagai sumber pembelajaran PKn dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya 1xy lebih besar dari 1tabel atau 0.382>0.238 dari analisis data, diperoleh t sebesar 3.3560. Sedangkan signifikansi atau keberartian hubungan variable tersebut dibuktikan dengan harga thitung lebih besar dari t table atau n3.3560>1.67. mengenai naik turunnya atau besar kecilnya prestasi belajar siswa dapat diprediksi melalui persamaan Y=122.8796+0.2281X. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut lebih pada pengaruh 33 penggunaan media internet secara umum, artinya tidak menunjuk secara khusus misalnya web dan sebagainya. Media internet apa yang digunakan kurang begitu jelas, seharusnya ada kriteria nya yang sesuai dengan keterkaitan materi ataupun KD nya. 2. Muhammad Mujib, 2013. Pengaruh Penggunaan Internet terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan internet di kalangan siswa SMA di Yogyakarta cenderung ke arah positif. Artinya mayoritas responden menggunakan internet untuk halhal positif dalam hal ini sebagai media belajar. Siswa yang menggunakan internet sebagai media belajar memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Besar pengaruh penggunaan internet sebagai media belajar terhadap hasil belajar dadalah sebanyak 30% apabila ada kenaikan intensitas penggunaan internet sebagai media belajar sebesar 1%. Angka signifikansi koefisien regresi variabel penggunaan internet sebagai media belajar sebesar 0.00 yang ternyata lebih kecil dari 0.05 yang berarti bahwa pada angka kepercayaan 95% ada pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan internet sebagai media belajar terhadap hasil belajar yang dicapai. Perbedaan dengan penelitian ini adalah, pada penelitian tersebut meneliti secara keseluruhan di satu sekolah, dan menitikberatkan kepada tanggapan atau penggunaan internet oleh siswa itu digunakan kearah positif atau negatif. 3. Ahmad Sultoni, 2012. “Pengaruh Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Sejarah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Ips SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam kategori cukup baik sedangkan motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi. 34 Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai Fhitung = 19,607 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada pengaruh pemanfaatan internet sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada pengaruh pemanfaatan media internet sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar, jadi bukan hasil belajar. 4. Anggoro Dwi Listyanto dan Sudji Munadi, 2013, dalam jurnal Pendidikan Voaksi yang berjudul, Pengaruh Pemanfaatan Internet, Lingkungan Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK. Focus penelitian ini adalah pengaruh internet, lingkungan , dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa SMK Negeri seGunungkidul. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet, lingkungan dan motivasi belajar secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan kompetensi keahlian teknik audio video SMK Negeri se-Kabupaten Gunungkidul. Koefisien korelasi antara pemanfaatan internet terhadap prestasi belajar sebesar 0,605 yang artinya terdapat hubungan antara pemanfaatan internet terhadap prestasi belajar siswa. Perbedaannya dengan penilitian ini pengaruh hasil belajarnya selain dari pemanfaatan internet juga lingkungan dan motivasi belajar juga dikaji. 5. Ela Goyal, Seema Purohit, Manju Bhaga, 2011, International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT) dalam jurnal yang berjudul Study of satisfaction and usability of the Internet on student’s Performance. Fokus penelitian tersebut adalah factor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa serta sikap mereka dalam pendidikan berbasis web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berbasis web berpengaruh positif pada peningkatan prestasi akademik. Pendidikan berbasis web memiliki efek positif terutama pada motivasi untuk 35 belajar dan tertarik pada pelajaran. Perbedaanya yang diteliti lebih ke faktor-faktor yang memperngaruhi hasil belajar. Media internet berbasis web tidak hanya satu-satunya yang mempengaruhi faktor prestasi akademik, tapi juga mengkaji faktor lain. B. Kerangka Berpikir Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang tujuan pendidikan itu sendiri. Media pembelajaran dapat membantu memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar dan sekaligus dapat memudahkan peserta didik untuk menerima dan memahami maateri yang diberikan oleh guru atau pengajar. Salah satu media yang digunakan dalam poses belajar emngajar adalah internet. Internet merupakan produk kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Salah satu manfaat internet di bidang pendidikan adalah dengan menjadikan internet sebagai media pembelajaran. Melalui internet, siswa dapat mengakses berbagai macam informasi dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Idris (2012: 1-2), bahwa internet berisi beragam informasi yang tak terkira banyaknya yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran PPKn, internet dimanfaatkan untuk mengakses situs atau web hak asasi manusia (HAM). Pengetahuan mengenai hak asasi manusia merupakan bagian dari pembelajaran PPKn yang penting diketahui oleh siswa, mengingat hal itu mengandung nilai-nilai kemanusiaan atau moral. Penggunaan media internet dalam pembelajaran PPKn dapat membantu siswa dalam menyerap dan memudahkan siswa dalam memahami materi ajar sehingga internet yang digunakan dalam pembelajaran memiliki pengaruh positif bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut ini 36 Kompetensi Dasar Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilainilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kelompok siswa tidak diberikan treatment Media Pembelajaran Internet melalui pemanfaatan situs web komnas ham Kelompok siswa diberi treatment Media Pembelajaran Internet melalui pemanfaatan situs web komnas ham Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berpikir C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesis dari penelitian ini yaitu, “ Ada Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Media Internet Melalui Pemanfaatan Situs Web Komnas Ham Dengan yang tidak Menggunakan (Studi Pada Siswa Kelas X di SMA N 1 Teras, Boyolali : Kompetensi Dasar Menganalisis Kasus-Kasus Pelanggaran HAM Dalam Rangka Pelindungan dan Pemajuan HAM Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara)”.