meningkatkan prestasi belajar siswa kelas vi sdn 2

advertisement
130
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2 WATULIMO
TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPA MATERI KONDUKTOR DAN
ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN
SEMESTER I TAHUN 2013/2014
Oleh:
Supardi
SDN 2 Watulimo, Trenggalek
Abstrak. Secara umum tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi konduktor dan isolator panas dengan menggunakan
metode eksperimen pada siswa kelas VI SDN 2 Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten
Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas
tahun 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Oktober sampai bulan November 2013. Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan metode Eksperimen maka
prestasi belajar IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas pada siswa kelas VI SDN 2 Watulimo
Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 semester I dapat meningkat secara
signifikan. Hal ini didukung dengan peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklusnya, mulai dari
sebelum siklus nilai rata-rata siswa 62,86 dengan ketuntasan belajar 52,38%, pada siklus pertama
nilai rata-rata meningkat menjadi: 71,43 dengan ketuntasan belajar 76,19%, dan pada siklus kedua
nilai rata-rata meningkat menjadi: 83,33 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%.
Kata Kunci: IPA, Metode Eksperimen
Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam adalah
ilmu yang mempelajari gejala alam melalui
proses dan pengembangan serta sikap ilmiah.
Proses ilmiah didasari dengan cara berfikir
logis berdasarkan fakta - fakta yang
mendukung. Sikap ilmiah nampak pada sikap
jujur dan Objektif dalam mengumpulkan
fakta dan menyajikan hasil analisis proses
dan pengembangan dalam mempelajari
fenomena-fenomena alam.
Dalam proses pembelajaran IPA, penanaman konsep yang baik dan benar sangat
diperlukan, karena IPA merupakan ilmu
pengetahuan berkelanjutan dari tingkat dasar
ke tingkat yang lebih tinggi. Konsep IPA di
tingkat dasar menentukan penguasaan konsep IPA yang lebih tinggi. Mengingat pentingnya pembelajaran IPA diberikan pada
siswa, maka berbagai upaya dapat dilakukan
agar mutu proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut peserta didik harus terus belajar,
karena belajar merupakan suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda
seorang itu belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Selain itu untuk meningkatkan mutu pendidikan juga menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terlibat
dalam pendidikan terutama bagi guru SD
yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru adalah kunci dari keberhasilan itu, guru berperan dalam membantu
Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
perkembangan
peserta
didik
untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Fungsi dari mata pelajaran IPA yang
diberikan di Sekolah Dasar adalah: (a) Memberi pengetahuan mengenai berbagai jenis
dan perangai lingkungan alam dan
lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari;
(b) Mengembangkan ketrampilan proses; (c)
Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai
yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (d) Mengembangkan kesadaran tentang adanya
hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (e)
Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
ketrampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk melanjutkan
pendidikannya yang lebih tinggi.
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk melaksanakan kurikulum
suatu lembaga pendidikan agar dapat membantu para siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan agar dapat membantu para siswa
menuju pada perubahan tingkah laku, baik
intektual, moral maupun sosial agar dapat
hidup mandiri sebagai individu makhluk
sosial. Tujuan dari suatu proses pembelajaran
adalah untuk meningkatkan dan mencapai
suatu peningkatan hasil belajar.
Guru diharapkan dapat menggunakan
strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
belajar mengajar, yang diharapkan yang
menekankan pada pembelajaran siswa aktif
dan bermakna. Guru harus mampu untuk
mengembangkan strategi, metode dan pendekatan agar terjadinya proses pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa sehingga
131
proses pembelajaran dapat berjalan secara
optimal.
Namun dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, masih perlu
adanya evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari
hasil ulangan siswa diperoleh data bahwa
nilai siswa masih banyak yang berada di
bawah KKM. Dari hasil pengamatan peneliti
dalam pembelajaran IPA di SDN 2 Watulimo
Trenggalek, diperoleh permasalahan antara
lain: (1) selama proses belajar mengajar yang
dilakukan di kelas, guru yang banyak
berbicara dan menyampaikan informasi; (2)
metode pembelajaran yang digunakan
kurang bervariasi sehingga siswa pasif dan
semangat belajar rendah; (3) ketika mengajar
guru kurang memanfaatkan alat peraga yang
ada; (4) alat-alat percobaan pembelajaran
IPA belum digunakan secara Optimal.
Konsep IPA yang diperoleh siswa hanyalah
melalui penguasaan hapalan saja, bukan
suatu proses penemuan dari diri siswa
sendiri.
Hal ini disebabkan karena kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menerapkan strategi dan pendekatan
yang sesuai dengan karekteristik belajar siswa usia Sekolah Dasar (SD), misalnya dalam
pelaksanaan pembelajaran kurang didukung
dalam penggunaan strategi, pendekatan,
metode, media dan strategi pembelajaran
yang sesuai sehingga kurang membangkitkan
semangat siswa untuk belajar.
Untuk alternatif permasalahan tersebut perlu tindakan strategis, sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA, sehingga menumbuhkan
keaktifan, tanggung jawab baik individu
maupun kelompok, dan membangkitkan suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu,,
penulis berupaya meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA melalui
131
132
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
perbaikan pembelajaran. Dari berbagai literatur ditemukan salah satu metode pembelajaran yang relevan dan dianggap efektif,
yaitu dengan metode eksperimen.
Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran, dimana yang siswanya melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari dimulai dari pengertian yang
sederhana yaitu sebagai metode sistematis
yang membangun hubungan fenomenal sebab akibat (Sukardi, 2008:179). Metode Eksperimen merupakan cara yang efektif untuk
menolong siswa dalam mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan seperti ”apakah”,
”dengan cara apa”, ”bagaimana”, ”dengan
cara yang bagaimana!”, dan lainnya. Metode
eksperimen yang dimaksud adalah bahwa
guru harus melibatkan siswa untuk
melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan.
Eksperimen merupakan situasi pemecahan
masalah yang di dalamnya berlangsung
pengujian hipotesis, dan terdapat variabelvariebel yang dikontrol secara kuat
(Mulyasa, 2010:110). Dapat disimpulkan
bahwa metode eksperimen adalah suatu cara
penyajian materi pelajaran di mana siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari
proses yang dialaminya itu: (1) agar peserta
didik mampu menyimpulkan fakta-fakta,
informasi atau data yang telah diperoleh; (2)
Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan; (3) Melatih peserta didik menggunakan
logika berpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data
yang terkumpul melalui percobaan Sumantri
dan Permana (1999: 158).
Tujuan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA adalah: (a) agar peserta
didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang telah diperoleh; (b)
melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan; (c) Melatih peserta didik menggunakan
logika berpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data
yang terkumpul melalui percobaan. Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan
bahwa melalui eksperimen itu diharapkan
dapat mengembangkan pikiran dan pengetahuan siswa, sehingga siswa tidak hanya
mendengarkan ataupun mendapatkan pengetahuan hanya dari guru, tetapi mereka
bisa mengembangkan pengetahuannya dengan melihat secara langsung melalui percobaan yang dilakukannya (Winataputra,
1992: 219).
Dalam pelaksanaannya (Soetomo,
1993: 165), metode eksperimen mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode
eksperimen yaitu: (1) siswa dapat belajar
melalui pengalaman langsung; (2) siswa
langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan ekperimen; (3)
siswa belajar berpikir melalui konsep-konsep
metode ilmiah; dan (4) siswa dapat mempertinggi partisipasi siswa baik secara
individu atau kelompok. Sedangkan kelemahan metode eksperimen adalah: (1) terbatasnya alat-alat yang tersedia; (2) kurangnya
pengetahuan dan pengalaman guru yang
melakukan eksperimen; dan (3) kadangkadang anak belum pernah melakukan eksperimen sehingga guru menemui kesulitan
dalam melaksanakan eksperimen.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh
guru kelas VI SDN 2 Watulimo Trenggalek
Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
tahun pelajaran 2013/2014 semester I dalam
menerapkan metode Eksperimen untuk
meningkatkan prestasi belajar pada bidang
studi IPA materi Konduktor Dan Isolator
Panas; (2) Untuk meningkatkan prestasi
belajar IPA materi Konduktor Dan Isolator
Panas pada siswa kelas VI semester I SDN 2
Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten
Trenggalek tahun pelajaran 2013/2014
melalui penerapan metode Eksperimen.
133
Tes; (3) Dokumentasi Siswa; (4) Lembar
Angket; (5) Daftar Nilai.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan kelas ini yaitu
penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan
menggunakan analisis data kualitatif.
Untuk nilai ulangan harian, nilai yang
telah diperoleh dikonsultasikan dengan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
berlaku pada pembelajaran tersebut dan
untuk bidang studi IPA nilai KKM sebesar
70. Sedangkan hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dianalisis berdasarkan
kriteria ketuntasan belajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada siswa
Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi
Konduktor Dan Isolator Panas tahun
2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21
siswa. Peneliti disini merupakan guru kelas
VI di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo
Kabupaten Trenggalek berkolaborasi dengan
guru kelas IV. Penelitian ini dilaksanakan
mulai bulan Oktober sampai bulan November 2013.
Prosedur penelitian ini terdiri dari 2
siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat
apakah ada peningkatan kemampuan
bertanya siswa, dengan melihat hasil
observasi dari hasil observasi awal siswa dan
guru, maka refleksi awal diperlukan
perubahan-perubahan untuk meningkatkan
bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka
dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur:
(1) Perencanaan (Planning); (2) Pelaksanaan
(Action); (3) Pengamatan (Observasi); (4)
Refleksi (Reflection).
Instrumen penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini yaitu: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Refleksi Awal
Peneliti bersama mitra guru mengadakan pengamatan dikelas VI tentang rendahnya nilai mata pelajaran IPA dan faktorfaktor penyebabnya. Dalam hal ini peneliti
mengadakan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI
terutama pada mata pelajar IPA. Hal ini
disebabkan pada siswa kelas VI saat proses
pembelajaran minat belajar masih kurang dan
cenderung pasif, dalam hal ini guru kurang
memperhatikan metode pembelajaran yang
sedang diterapkan sehingga perlu diadakan
penelitian untuk memperoleh metode baru
yang sesuai dengan siswa kelas VI.
Siklus Pertama
Planning (Perencanaan)
Perencanaan kegiatan pembelajaran
pada siklus I ini membahas materi Konduktor
Dan Isolator Panas dengan rencana kegiatan
sebagai berikut: (a) Guru mempersiapkan
perangkat pembelajaran, yaitu Silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang meliputi: definisi pokok bahasan,
133
134
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok
bahasan pada kelas atau kehidupan seharihari dan yang memuat soal-soal; (b) Guru
mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu
lembar observasi guru dan siswa, lembar
angket minat siswa dan catatan lapangan; (c)
Guru media pembelajaran untuk melakukan
eksperimen; (d) Guru membuat perangkat
sistem penilaian.
Action (Pelaksanaan)
Setelah tahap perencanaan selesai
dilakukan tahap selanjutnya yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan.
Siklus I ini dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 30 Oktober 2013. Dalam kegiatan
proses pembelajaran ini guru dan siswa
melaksanakan kegiatan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) Pada kegiatan
awal guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai benda-benda konduktor dan
isolator dalam kehidupan sehari-hari; (b)
Setelah melakukan Tanya jawab guru memberikan penjelasan tentang benda-benda
yang tergolong konduktor dan isolator; (c)
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Dan meminta setiap kelompok siswa untuk mengeluarkan alat dan bahan yang
telah dibawa. Guru menjelaskan prosedur
kerja percobaan; (d) Guru meminta siswa
melakukan percobaan seperti yang telah
dijelaskan; (e) Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
percobaan; (f) Guru meminta siswa membuat
laporan tertulis dan dibacakan di depan kelas;
(g) Guru meminta siswa menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya; (h) Guru membimbing siswa
membuat kesimpulan berdasarkan hasil
percobaan; (i) Pada akhir pembelajaran guru
memberikan penghargaan atas hasil kerja
siswa. Dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
Observasi (Pengamatan)
Dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti berperan sebagai guru kelas VI dan
menyampaikan materi pembelajaran, sedangkan mitar guru sebagai pengamat/ observer, yaitu mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas VI. Dari hasil
observasi tersebut diperoleh hasil sebagai
berikut: (a) Guru selalu memanajemen kelas,
membimbing siswa dalam melakukan
eksperimen dan dalam menarik kesimpulan,
dan melakukan penilaian berkelanjutan. Dari
hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru
sebesar 67,86%; (b) Siswa mempersiapkan
alat-alat yang diperlukan saat eksperimen
dan melakukan eksperimen sesuai dengan
petunjuk guru, membuat laporan hasil
praktikum dan mempresentasikannya di
depan kelas, dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu, dan menjaga kebersihan tempat praktikum. Dari hasil ini diperoleh persentase
aktivitas siswa sebesar 68,75%; (c) Hasil Tes
Akhir
pembelajaran
IPA
dengan
menggunakan metode percobaan/eksperimen
pada materi konduktor dan isolator panas
mengalami peningkatan yang cukup berarti
dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang
diperoleh ialah: sebelum siklus
62,86
(Rendah) sedangkan pada siklus I meningkat
menjadi: 71,43 dengan ketuntasan belajar
76,19% atau sebanyak 16 siswa sedangkan
yang belum tuntas 5 siswa dengan persentase
23,81%.
Refleksi
Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran.
Data yang tersedia kemudian dianalisis: (1)
Proses belajar mengajar sudah berjalan
Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
sesuai dengan rencana walaupun belum
sempurna; (2) Siswa masih banyak yang
belum
memahami
jalannya
metode
eksperimen; (3) Suasana kelas masih gaduh
belum mengarah pada suasana yang hidup
dalam proses belajar mengajar; (4) Siswa
masih sedikit yang bertanya, sehingga guru
banyak memberikan penjelasan
135
meminta setiap kelompok siswa untuk
mengeluarkan alat dan bahan yang telah dibawa. Guru menjelaskan prosedur kerja percobaan; (e) Guru meminta siswa melakukan
percobaan seperti yang telah dijelaskan; (f)
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan hasil percobaan; (g)
Guru meminta siswa membuat laporan tertulis dan dibacakan di depan kelas; (h) Guru
meminta siswa menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan hasil percobaan yang telah
dilakukan pada pertemuan sebelumnya; (i)
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan; (j) Pada
akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa. Dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
Siklus Kedua
Planning (Perencanaan)
Pada siklus kedua ini perencanaannya
secara garis besar sama dengan siklus satu,
dengan materi yang sama yaitu tentang
Konduktor Dan Isolator Panas. Selain itu
berdasarkan pada temuan siklus I, maka
langkah perencanaannya perlu tambahan
yang meliputi: (a) Penggunaan bahasa yang
komunikatif saat proses proses belajar berlangsung; (b) Mengurangi dominasi guru; (c)
Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi.
Observasi (Pengamatan)
Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II adalah dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar mencapai 21 siswa atau sebesar 100,00% dengan
rata-rata nilai hasil belajar sebesar 83,33, hal
ini sudah memenuhi standar ketuntasan
klasikal. Sehingga dalam siklus II secara
klasikal siswa telah mencapai tuntas belajar.
Action (Pelaksanaan)
Setelah tahap perencanaan selesai
dilakukan tahap selanjutnya yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan.
Siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 13 November 2013. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: (a) Pada kegiatan awal
guru meminta siswa untuk memperhatikan
gambar
benda-benda
perlengkapan
memasak. Dan bertanya kepada siswa bendabenda tersebut terbuat dari apa, logam atau
nonlogam; (b) Setelah melakukan tanya
jawab guru mengingatkan kembali tentang
konduktor dan isolator pada pertemuan sebelumnya; (c) Guru memberikan penjelasan
tentang manfaat benda-benda yang tergolong
konduktor dan isolator; (d) Guru membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok. Dan
Refleksi
Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran.
Data yang tersedia kemudian dianalisis: (a)
Proses belajar mengajar sudah berjalan
sesuai dengan rencana dan berjalan dengan
sempurna; (b) Siswa sudah dapat memahami
konsep IPA dengan mudah dengan
diterapkannya metode eksperimen; (c) Suasana kelas menjadi suasana lebih hidup; (d)
Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru.
135
136
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Aktivitas pembelajaran baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa setelah
peneliti memberikan perbaikan dalam menyampaikan pembelajaran IPA materi konduktor dan isolator panas menggunakan
metode Eksperimen menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 67,86% meningkat menjadi
82,14% pada siklus II. Artinya setiap
tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu meningkatkan
aktivitas pembelajaran guru dalam menerapkan metode yang digunakan yaitu metode
Eksperimen.
Untuk aktivitas siswa setelah guru menerapkan metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA pada materi konduktor dan isolator
100.00
80.00
panas ternyata mampu meningkatkan
kualitas aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar
68,75% meningkat menjadi 87,50% pada
siklus II. Artinya siswa mampu menerima
dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,86 dengan ketuntasan
belajar 52,38%, pada siklus pertama nilai
rata-rata meningkat menjadi: 71,43 dengan
ketuntasan belajar 76,19%, dan pada siklus
kedua nilai rata-rata meningkat menjadi:
83,33 dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar 100,00%, untuk dapat lebih jelasnya
penulis telah sajikan perbandingan perolehan
atau peningkatan nilai pada Gambar 2.
87.50
68.75
82.14
67.86
60.00
Aktivitas Siswa
40.00
Aktivitas Guru
20.00
0.00
Siklus I
Siklus II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa
100.00
100.00
80.00
71.43
62.86
52.38
60.00
40.00
76.19
83.33
NILAI RATA-RATA
KETUNTASAN
20.00
0.00
SEB. SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa
Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI...
137
ketuntasan belajar 76,19%, dan pada siklus
kedua nilai rata-rata meningkat menjadi:
83,33 dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar 100,00%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan diterapkannya proses pembelajaran
dengan metode Eksperimen maka prestasi
belajar IPA materi Konduktor Dan Isolator
Panas pada siswa kelas VI SDN 2 Watulimo
Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
tahun 2013/2014 semester I dapat meningkat
secara signifikan. Hal ini didukung dengan
peningkatan nilai rata-rata pada setiap
siklusnya, mulai dari sebelum siklus nilai
rata-rata siswa 62,86 dengan ketuntasan
belajar 52,38%, pada siklus pertama nilai
rata-rata meningkat menjadi: 71,43 dengan
Saran
Hendaknya guru dalam mengajar
menggunakan metode atau model belajar
yang dapat mempermudah anak didiknya
dalam memahami pokok bahasan dan sesuai
dengan pelajaran, memaksimalkan persiapan
perangkat pembelajaran, khususnya LKS
yang melibatkan kegiatan metode Eksperimen, serta memperdalam pengetahuan yang
berkaitan dengan model pembelajaran metode Eksperimen.
DAFTAR RUJUKAN
Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi
Pendidikan.
Yogyakarta:
Tiara
Wacana.
Irawan, Prasetya dkk. 1997. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA
– LAN.
Mulyasa. 2010. Praktik penelitian tindakan
kelas.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Nurkancana, W. dan Sumartana. 1986.
Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sardiman. 1995. Variasi Motivasi. Jakarta:
Gramedia.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar interaksi belajar
mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Sukardi. 2008. Metodologi penelitian
pendidikan,
kompetensi
dan
praktiknya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumantri, Mulyani, & Johar Permana. 1999.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar
Mengajar Di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan
Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Winataputra. 1992. Strategi belajar mengajar
IPA. Jakarta: Depdikbud.
Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Gramedia.
137
Download