program studi farmasi fakultas ilmu kesehatan universitas

advertisement
UJI AKTIFITAS ANALGETIK FRAKSI AIR, N-HEKSANA DAN ETIL ASETAT
EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) PADA MENCIT
JANTAN PUTIH YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT 1%
ARTIKEL
Oleh
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM. 050113a027
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDIWALUYO
UNGARAN
2017
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
UJI AKTIVITAS ANALGETIK FRAKSI AIR, ETIL ASETAT DAN NHEKSANA EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) PADA
MENCIT JANTAN PUTIH YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT 1%
Niken Dyahariesti1, Anita Kumala Hati2, Khusnul Khotimah1.
Program Studi Farmasi, Universitas Ngudi Waluyo
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang: Daun pepaya (Carica papaya L) mempunyai kandungan senyawa
aktif flavonoid, tannin, saponin dan alkaloid yang diduga mempunyai efek sebagai
analgetik. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Stella menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun pepaya dosis 0,6 g/kgBB memberikan efek analgetik sebanding dengan
asam mefenamat, dengan demikian peneliti tertarik melakukan uji lanjutan
menggunakan sediaan fraksi dengan dosis 0,6 g/kgBB.
Tujuan:Untuk mengetahui potensi aktivitas analgetik ekstrak etanol, fraksi air, Nheksana, dan etil asetat daun pepaya (Carica papaya L) yang sebanding dengan asam
mefenamat.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan metode sigmund (geliat) yang
terdiri dari 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (CMC Na), kontrol
positif (asam mefenamat), kelompok ekstrak etanol, kelompok fraksi air, kelompok
fraksi etil asetat dan kelompok fraksi N-heksana.Induksi asam asetat 1% sebagai
penginduksi nyeri diberikan 30 menit setelah pemberian sediaan , pengamatan jumlah
geliat selama 1 jam. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA
taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian : Skrining fitokimia ekstrak etanol daun pepaya mengandung
senawa aktif flavonoid, alkaloid, tannin dan saponin. Fraksi air mengandung
flavonoid dan saponin. Fraksi etil asetat mengandung flavonoid dan alkaloid
sedangkan pada fraksi N-heksana mengandung saponin, tannin dan alkaloid. %
efektifitas analgetik ekstrak etanol sebesar 95,59% . Fraksi air 83,30%. Fraksi etil
asetat 76,57% dan fraksi N-heksana 56,14%. Uji LSD menunjukkan ekstrak etanol
mempunyai efek sebanding dengan kontrol positif dengan nilai signifikan 0, 459.
Simpulan: Ekstrak etanol dan fraksi daun pepaya memiliki potensi sebagai analgetik.
Fraksi air , n-heksana dan etil asetat daun pepaya tidak memiliki efek yang sebanding
dengan kontrol positif.
Kata Kunci: ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi N-heksanadaun
pepaya (Carica papaya L), analgetik
Kepustakaan: 60 (1965-2015)
1
ABSTRACT
Background: Papaya (Carica papaya L) leaves contain active compounds are
flavonoids, tannins, saponins and alkaloids that suspected to have an analgesic effect.
The previous study by Stella shows that ethanol extract of papaya leaves with the
dose of 0.6 g/kgBW has analgesic effect that is proportionate with mefenamic acid.
Therefore, the writer is interested in conducting further study using a fractional
preparation with the dose of 0.6 g/kgBW.
Objective: This study aimed to find the potential of analgesic activity of ethanol
extract, the fractions of water, n-hexane, and ethyl acetate of papaya (Carica papaya
L) leaves that was proportionate with mefenamic acid.
Method: This was an experimental study with complete randomized design with
Sigmund method (writhing) consisting of 6 treatment groups, the negative control
(CMC Na), the positive control (mefenamic acid), ethanol extract, water fraction,
ethyl acetate fraction and n-hexane fraction. The 1% acetic acid as pain induction was
given 30 minutes after administration, observation of the amount of writhing for an
hour. The results of study were analyzed using One Way ANOVA test with 95%
confidence level.
Results: The phytochemical screening of ethanol extract of papaya leaves contained
flavonoid, alkaloids, tannins and saponins. The water fraction contained flavonoids
and saponins. The ethyl acetate fraction contained flavonoids and alkaloids while in
the n-hexane fraction contained saponins, tannins and alkaloids. The percentages of
analgesic effectiveness of ethanol extract were 95.59%, water fraction were 83.30%,
the ethyl acetate fraction were 76.57% and n-hexane fraction were 56.14%. The LSD
test indicated that ethanol extract had proportional effect on the positive control with
significant value of 0.459.
Conclusion: The ethanol extract of papaya leaves have potential as an analgesic. The
fraction of water, n-hexane and ethyl acetate of papaya leaves have no proportional
effect to the positive control.
Keywords
: Ethanol extract, water fraction, ethyl acetate fraction, n-hexane
papaya (Carica papaya L) leaves, analgesic
Bibliographies : 60 (1965-2015)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan
Rahardja, 2002). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak
enak dan yang berkaitan dengan ancaman (kerusakan jaringan). Rasa nyeri
dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang berfungsi
melindungi tubuh dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguangangguan ditubuh seperti peradangan (rematik, encok) (Tjay dan Rahardja,
2002). Indonesia dikenal sebagai Negara dengan sumber daya hayati terbesar
2
kedua setelah Brazil yang tersebar dari sabang hingga merauke. Di Indonesia
terdapat ± 30.000 jenis tumbuh tumbuhan, dan diantaranya ± 9.600 jenis
termasuk tanaman berkhasiat obat (Kontranas,2006). Pepaya merupakan
salah satu tanaman berbuah yang banyak terdapat di Indonesia.
Tanaman pepaya merupakan tanaman herbal yang popular dikalangan
masyarakat tidak hanya buahnya, daun pepaya muda juga banyak dibuat
beragai ragam sayuran. Dalam pengobatan tradisional bagian-bagian tanaman
pepaya banyak yang dimanfaatkan (Satiaji, 2009). Daun papaya mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida dan tannin.
Senyawa yang diindikasikan memiliki fungsi analgetik yaitu flavonoid.
Flavonoid merupakan senyawa yang dapat melindungi membran lipid dari
kerusakan dan menghambat enzim siklooxygenase I yang merupakan jalur
pertama sintesis mediator nyeri seperti prostaglandin (Robinson, 1995;Winarsi
H, 2007).
Berdasarkan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Stella (2014),
memberikan hasil bahwa ekstrak etanol daun pepaya yang mengandung
flavonoid yang diberikan pada mencit jantan putih dengan dosis 0,6 g/kgBB
dapat memberikan efek analgetik yang berpotensisama dengan asam
mefenamat. Keungulan dari fraksinasi yaitu dapat memisahkan suatu senyawa
yang terkandung dalam suatu tanaman berdasarkan sifat kepolaranya yang
diduga senyawa tersebut mempunyai potensi sebagai analgetik. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan uji lanjutan untuk
mengetahui aktivitas analgetik fraksi N-heksana, etil asetat dan air daun
pepaya (Carica papaya L).
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui potensi aktivitas analgetik ekstrak etanol, fraksi air, Nheksana, dan etil asetat daun pepaya (Carica papaya L).
b. Tujuan Khusus
1) Untuk menguji efek analgetik ekstrak etanol, fraksi air, N-heksana dan
etil asetat daun pepaya (Carica papaya L) yang ditinjau dari
penurunan jumlah geliat pada mencit putih jantan yang diinduksi asam
asetat 1%.
2) Untuk mengetahui ekstrak dan fraksi mana yang paling poten sebagai
analgetik yang sebanding dengan asam mefenamat dosis 1,82 mg / 20
g BB.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan
percobaan acak lengkap dengan menggunakan metode sigmund (geliat)
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian dosis 0,6 g/kgBB
fraksi air, N-heksana, dan etil asetat daun pepaya(Carica papayaL).
3
b. Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah efek analgetika dilihat dari
penurunan jumlah geliat.
2. Prosedur Penelitian
a. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman di lakukan di Labolatorium Ekologi dan
Biositematika Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Diponegoro.
b. Pembuatan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L)
Serbuk daun pepaya 1000g diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan
etanol 70% sebanyak 7500 ml. Sampel dimaserasi dalam botol selama 5 x
24 jam, kemudian disaring dan didapatkan ampas dan maserat. Selanjutnya
ampas kembali diremaserasi mengunakan pelarut etanol 70% sebanyak
2500 ml selama 2 hari dengan dilakukan pengadukan sehari sekali. Maserat
1 dan 2 dicampur kemudian disaring kembali untuk menghilangkan sisa
kotoran yang masih terbawa. Selanjutnya ekstrak cair yang telah disaring
kemudian diuapkan di waterbath pada suhu 60°C hingga diperoleh ekstrak
kental daun pepaya ( Carica papaya L).
c. Pembuatan Fraksi
Ekstrak kental daun pepaya ( Carica papaya L) dilarutkan dalam 50 ml
aquadest, kemudian dimasukkan dalam corong pisah. Difraksinasi berturut
turut secara ekstraksi cair dengan mengunakan perbandingan pelarut (1:1),
kemudian ditambahkan N-heksana sebanyak 50 ml kemudian digojog lalu
didiamkan hingga memisah menjadi dua lapisan yaitu lapisan air (fraksi
air) berada dibawah dan lapisan N-heksana (fraksi N-heksana) berada
diatas. Fraksi N-heksana dipisahkan, kemudian fraksi air difraksinasi
kembali dengan etil asetat sebanyak 50 ml. Semua fraksi dilakukan
pengulangan sampai fraksi berwarna bening mendekati semula (±3x).
masing masing fraksi ditampung dan diuapkan diatas waterbath pada suhu
60°C hingga diperoleh fraksi kental daun pepaya.
d. Pembuatan CMC Na 0,3%
Sebanyak 0,3 g CMC Na ditaburkan dalam mortir yang berisi 10 ml
aquades panas. Diamkan CMC Na sampai mengembang lalu digerus
sampai homogen. Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur dan
ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml lalu digojog.
e. Pembuatan Larutan Asam Asetat
Penentuan dilakukan pada konsentrasi 1% dimana larutan ini dibuat dengan
cara pengenceran asam asetat glacial, diambil 1 ml asetat glacial dengan
pipet volume dan diencerkan dengan NaCl fisiologis hingga 100 ml.
f. Pengujian Senyawa Aktif
1) Uji Flavonoid
0,1 gram sampel ditambahkan metanol lalu dipanaskan. Kemudian
ditambahkan H2SO4 adanya flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya
warna kuning, hijau atau merah (Robinson, 1995).
4
2) Uji Alkaloid
Sebanyak 2 ml sampel ditambah preaksi mayer dan dikocok. Alkoloid
dianggap positif jika timbul endapan berwarna putih (Depkes RI).
3) Uji Tanin
Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan dengan 10ml air panas kemudian
disaring dan direaksikan dengan larutan FeCl3 1 %, jika terjadi warna
biru tua atau hijau kehitaman menunjukan adanya tanin ( Robinson
1991).
4) Uji Saponin
Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan dengan 10ml air panas, kemudian
disaring dan dikocok vertikal dan didiamkan selama 10 menit.
Kemudian ditambahkan dengan HCl 10 % sebanyak 1 ml. Reaksi positif
ditandai dengan adanya buih yang stabil selama 10 menit (Depkes RI,
1995).
g. Perlakuan Hewan Uji
1) Tikus diadaptasikan selama 1 minggu dilaboratorium dengan diberi
makan dan minum.
2) Mencit dipuasakan selama ± 18 jam hanya diberi minum.
3) Pada hari pengujian mencit ditimbang bobotnya dan diambil secara acak
dan dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4
ekor mencit.
4) Kelompok I diberikan larutan CMC Na 0,3% sebagai kontrol negatif.
5) Kelompok II diberi perlakuan asam mefenamat dengan dosis 1,82 mg/
20 gBBsebagai kontrol positif.
6) Kelompok III diberi perlakuan ekstrak etanol dengan dosis 0,6 g / kgBB.
7) Kelompok IV diberi perlakuan fraksi air daun pepaya dengan dosis 0,6 g
/kgBB .
8) Kelompok V diberi perlakuan fraksi etil asetat daun pepaya dosis 0,6
g/kgBB .
9) Kelompok VI diberi perlakuan fraksi N-heksana daun pepaya dosis 0,6
g/kgBB.
10) Selang waktu 30 menit semua mencit diinduksi asam asetat 1% secara
intraperitioneal untuk menginduksi nyeri.
11) Amati dan hitung jumlah geliat mencit dengan interval waktu 5 menit
selama 1 jam.
h. Analisi Data
Data yang diperoleh adalah kumulatif geliat selama 1jam (60 menit).
Pada uji analgetik menggunakan metode geliat dihitung terlebih dahulu %
daya analgetik dengan rumus :
Persamaan Handershot Forsaith (Turner, 1965:113)
% daya analgetik = 100% - (
)
5
% Daya efektivitas =
keterangan : P = jumlah geliat kelompok kontrol perlakuan.
K = jumlah geliat kelompok kontrol negatif.
Data yang diperoleh berupa data persen daya analgetik kemudian data
hasil penelitian dianalis dengan menggunakan program SPSS 17,0 for
windows denga taraf kepercayaan 95 %. Analisis data dilakukan dengan uji
saphiro-wilk kemudian dilanjutkan dengan levene tes (Test Homogenity of
Variences) untuk mengetahui homogenitas data. Kemudian jika dikatakan
homogen dan terdistribusi normal, maka data dianalisis menggunakan
dengan statistik parametrik ANAVA satu jalan kemudian dilanjutkan
dengan uji LSD (Least Significant Difference).
C. HASIL PENELITIAN
1. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Labolatorium Ekologi dan Biositematika
Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Diponegoro. Hasil determinasinya
adalah sebagai berikut :
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b , 13b, 14b, 15a. Golongan 8: tanaman
dengan daun tunggal dan tersebar. 109b, 119b, 120a, 121b, 124b. Family 85:
caricaceae (Bangsa Pepaya). Genus 1.Carica.
2. Geliat karena nyeri dan geliat biasa
Geliat Nyeri
Geliat Biasa
6
3. Hasil Skrining Fitokimia
Golongan
senyawa
Pustaka
Pereaksi
Flavonoid
Metanol +
H2SO4
Saponin
Aquadest +
HCl
Alkaloid
+ pereaksi
mayer
Tannin
+ FeCl3 1%
Terbentuk
warna kuning
Fraksi
n-heksana
Terbentuk
warna
hitam
(-)
Hasil uji
Fraksi
Fraksi
Etil asetat
Air
Terbentuk Terbentuk
warna
warna
hijau.
merah
(+)
(+)
Buih stabil
Terbentuk
buih stabil
(+)
Terbentuk
endapan putih
Terbentuk
endapan
putih
(+)
Tidak
terbentuk
buih stabil
(-)
Terbentuk
endapan
putih
(+)
Terbentuk
warna
hijaukehitaman
Terbentuk
warna
hijau
kehitaman
(+)
Terbentuk
warna
coklat
kehitam
(-)
Ekstrak
Etanol
Terbentuk
warna
merah
(+)
Terbentuk
buih stabil
(+)
Terbentuk
buih stabil
(+)
Tidak
terbentuk
endapan
putih
(-)
Terbentuk
warna
hitam
(-)
Terbentuk
endapan
putih
(+)
Terbentuk
warna hijau
kehitaman
(+)
4. Rata-rata jumlah geliat
Variabel
Jumlah Geliat
Kelompok Perlakuan
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Ekstrak
Fraksi Air
Fraksi Etil Asetat
Fraksi n-Heksana
5. Daya analgetik dan efektifitas
Perlakuan
% daya analgetik
Kontrol negative
Kontrol positif
Kontrol ekstrak
Kontrol fraksi air
Kontrol fraksi etil asetat
Kontrol fraksi n-heksan
Mean
308,0
92,5
102.0
128.5
143.0
187.0
SD
15,7
14,4
21.7
16.9
16.9
19.8
% efektifitas
0%
69,96%
66,88%
58,28%
53,57%
39,28%
0%
100%
95,59%
83,30%
76,57%
56,14%
F
80,963
p-value
0,000
6. Uji ANOVA
Variabel dependen
Jumlah Geliat
7
7. Uji LSD
Pasangan Perlakuan
p-value Kesimpulan
Kontrol Negatif vs Kontrol Positif
0,000 Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Ekstrak etanol
0,000 Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Fraksi Air
0,000 Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Fraksi Etil Asetat
0,000 Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Fraksi n-Heksana
0,000 Berbeda signifikan
Kontrol Positif vs Ekstrak etanol
0,459 Berbeda tidak signifikan
Kontrol Positif vs Fraksi Air
0,010 Berbeda signifikan
Kontrol Positif vs Fraksi Etil Asetat
0,001 Berbeda signifikan
Kontrol Positif vs Fraksi n-Heksana
0,000 Berbeda signifikan
Kontrol Ekstrak vs Fraksi Air
0,049 Berbeda signifikan
Kontrol Ekstrak vs Fraksi Etil Asetat
0,004 Berbeda signifikan
Kontrol Ekstrak vs Fraksi n-Heksana
0,000 Berbeda signifikan
Fraksi Air vs Fraksi Etil Asetat
0,263 Berbeda tidak signifikan
Fraksi Air vs Fraksi n-Hesana
0,000 Berbeda signifikan
Fraksi Etil Asetat vs Fraksi n-Heksana
0,003 Berbeda signifikan
D. PEMBAHASAN
Determinasi tanaman perlu dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
kebenaran dari tanaman yang akan diteliti, menghindari kesalahan dalam
pengumpulan bahan utama dan kemungkinan tercampur dengan tanaman lain.
Hasil determinasi tanaman sebagai berikut:
Kingdom : Planatae
Devisi
: Spermatophyta
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Caricales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Species : Carica papaya L
(Pepaya, papaya, kates, Geedang)
Pada skrining fitokimia daun pepaya pada ekstrak etanol daun pepaya
diperoleh kandungan senyawa aktif berupa saponin, alkaloid, flavonoid, dan
tannin hal ini disebabkan karena penggunaan pelarut etanol yang merupakan
pelarut organik yang mampu menarik senyawa metabolit sekunder baik yang
polar maupun non polar.
Identifikasi flavonoid terdapat pada fraksi air dan fraksi etil asetat hal ini
disebabkan karena Flavonoid mempunyai tipe yang beragam dan terdapat dalam
bentuk bebas (aglikon) maupun terikat sebagai glikosida. Adapun reaksi kimia
pada pengujian flavonoid setelah sampel ditambah metanol dan ditambahkan
dengan asam sulfat pekat yaitu:
8
H
O
O
H
H
O
H
H
+
O
H OH
H
H
O
O
-
O
O
Flavonoid
O
H
H
O
H
H
H
kalkon (merah)
keterangan : Warna merah dihasilkan setelah beraksi dengan H2SO4, dimana sulfat
(SO4) akan tereduksi oleh methanol dan atom H+ akan beraksi
membentuk senyawa kalkon.
Identifikasi senyawa saponin terdapat pada fraksi air dan fraksi N-heksana hal
ini disebabkan karena Saponin memiliki gugus glikosil yang berfungsi sebagai
gugus polar dan gugus triterpenoid sebagai gugus non polar (Sangi dkk, 2008).
Adapun reaksi kimia pengujian senyawa saponin setelah sampel ditambahkan
dengan aguades dan HCl yaitu:
H3C
CH3
H3C
CH3
+ Cl-
+ HCl
CH3
CH3
HO
Saponin
HO+
Sapogenin
Keterangan : Saponin dengan penambahan HCl akan membentuk buih yang
stabil sapogenin karena adanya ikatan polar dan non polar.
Identifikasi senyawa tannin terdapat pada fraksi N-heksana hal ini disebabkan
karena tannin yang terkandung pada fraksi n-heksana merupakan tanin
terkondensasi yang bersifat tidak larut air dibandingkan dengan tanin terhidrolisis
yang mudah larut dalam air (Ashok dan Upadhyaya, 2012). Adapun reaksi kimia
pengujian senyawa tannin setelah ditambahkan feCl3yaitu:
9
Tanin
Hijau kehitaman
Keterangan : Warna hijau kehitaman disebabkan karena tannin akan bereaksi
dengan ion Fe+ membentuk senyawa komplek antara ion Fe+
dengan gugus hidroksi.
Identifikasi senyawa alkaloid terdapat pada fraksi etil asetat dan fraksi nheksana hal ini disebabkan karena alkaloid termasuk senyawa yang larut
dalam pelarut non polar (Harborne, 1987). Adapun reaksi kimia pengujian
senyawa alkaloid setelah ditambahkan pereaksi mayeryaitu:
Hgl42-
Alkaloid
Hgl4
Endapan putih
Keterangan : Terjadinya endapan putih disebabkan karena pereaksi mayer
berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi atom N
alkaloid dan Hg menghasilkan senyawa komplek merkuri yang
non polar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sigmund
(metode geliat) dengan menggunakan induksi asam asetat karena asam asetat
merupakan metode yang sensitif untuk mengetahui efek analgesik perifer
dalam suatu senyawa. Pemilihan asam asetat sebagai penginduksi nyeri
karena nyeri yang dihasilkan berasal dari reaksi inflamasi akut lokal yaitu
pelepasan asam arakhidonat dari jaringan fosfolipid melalui jalur
siklooksigenase dan menghasilkan prostaglandin, terutama prostaglanding E2
(PGE2) dan prostaglandin F2α (PGF2α) didalam cairan peritoneal.
Prostaglandin tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri dan meningkatkan
permeabilitas kapiler. oleh karena itu, suatu senyawa yang dapat menghambat
geliat pada mencit memiliki efek analgesik yang cenderung menghambat
sintesis prostaglandin. (Mohan,Gulecha,Aurangabadkar,Balaraman,Austindan
Thirugnanasampathan, 2009: Muhammad, saeed dan khan, 2012).
10
Pengamatan geliat berlangsung selama 60 menit karena asam asetat memiliki
durasi sekitar satu jam sebagai penginduksi nyeri, dengan interval waktu 5
menit karena untuk melihat intensitas suatu geliat sehingga akan
memudahkan dalam pengamatan. Pemberian sediian dilakukan 30 menit
sebelum penginduksi bertujuan untuk melihat kerja dari ekstrak dan fraksi
dalam memberikan efek proteksi terhadap rasa nyeri yang akan ditimbulkan
oleh penginduksi, dan untuk menyembuhkan nyeri dengan menurunkan
jumlah geliatan.
Rata-rata jumlah geliat menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah
geliat pada kelompok kontrol positif maupun pada kelompok kontrol fraksi
air, fraksi eti asetat, fraksi N-heksana dan ekstrak. Bila dibandingkan dengan
kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian asam mefenamat (
kontrol positif), ekstrak etanol dan fraksi dapat mengurangi terjadinya geliat
(memberikan efek analgetik). Semakin sedikit rata-rata jumlah geliat yang
diberikan oleh kelompok mencit menunjukkan semakin baik efek analgetik
pada suatu bahan uji. Dari hasil rata-rata jumlah geliat maka dapat dihitung
persentae efektifitasnya.
Presentase efektifitas menunjukkan bahwa perlakuan fraksi air, fraksi etil
asetat dan fraksi N-heksana memiliki % efektifitas masing- masing sebesar
83.30, 76.57, dan 56,14 artinya bahwa fraksi air, etil asetat, dan fraksi Nheksana daun pepaya memberikan efek sebagai analgetik namun efeknya
tidak tidak sebaik kontrol positif asam mefenamat. Sedangkan % efektifitas
ekstrak etanol daun pepaya sebesar 95,59% yang artinya bahwa mempunyai
efek sebagai analgetik yang hampir sebanding dengan kontrol positif asam
mefenamat. Maksud dari % daya analgetik yaitu kemampuan sebagai obat
nyeri yang dibandingkan dengan kontrol negatif ( CMC Na 0,3% ), sedangkan
maksud dari % efektifitas untuk mengetahui keefektifan ekstrak etanol dan
fraksi daun pepaya yang bermanfaat sebagai analgetik yang dibandingkan
dengan asam mfenamat. Untuk mengetahui perlakuan mana yang sebanding
dengan kontrol positif maka dilakukan uji statistik menggunakan SPSS 17,0
for windows dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil dari uji ANOVA diperoleh nilai nilai signifikansi 0,000 (p-value<
0,05) yang artinya ada perbedaan yang bermakna dari jumlah geliat diantara
berbagai kelompok perlakuan. Untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana
yang memiliki jumlah geliat yang berbeda, maka dilakukan uji post hoc test
menggunakan uji LSD. hasil uji LSD diperoleh bahwa kelompok kontrol
positif, kontrol ekstrak, fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-Heksana
berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol negatif, karena masingmasing memiliki p-value 0,000 (p-value<0,05). Ini menunjukkan bahwa
kelompok kontrol positif, kontrol ekstrak, fraksi air, fraksi etil asetat, dan
fraksi n-Heksana memiliki efek terhadap penurunan jumlah geliat.
Kelompok perlakuan ekstrak berbeda tidak signifikan dengan kelompok
kontrol positif karena diperoleh p-value (p-value >0,05). Ini menunjukkan
11
E.
F.
G.
H.
bahwa kelompok perlakuan ekstrak memiliki efek yang sebanding dengan
kontrol positif. Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun pepaya
mempunyai kandungan senyawa aktif berupa flavonoid, tannin, alkaloid, dan
saponin sehingga menyebabkan efek analgetiknya tinggi karena adanya
senyawa lain dapat membantu menaikkan efek analgetik dimana keempat
senyawa tersebut diduga mempunyai aktifitas sebagai analgetik yang bekerja
dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang dapat menurunkan
sintesis prostaglandin sehingga mengurangi terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah dan aliran darah lokal sehingga migrasi sel radang pada area radang
akan menurun.
Sedangkan pada kelompok perlakuan fraksi air, fraksi etil asetat dan
fraksi N-heksana dengan kontrol positif p-value < 0,005 yang artinya
mempunyai efek analgetik namun tidak sebaik kontrol positif.
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi air daun pepaya (Carica
papaya L) memiliki aktifitas sebagai analgetik.
2. Ekstrak etanol daun pepaya ( Carica papaya L) mempunyai efek analgetik
yang sebanding dengan kontrol positif (asam mefenamat). Fraksi air, fraksi
etil asetat dan fraksi N-heksana mempunyai efek analgetik tidak sebanding
dengan kontrol positif (asam mefenamat)
SARAN
1. Perlu dilakukan metode ekstraksi yang berbeda yang dapat memberikan
rendemen yang tinggi.
2. perlu dilakukan pengujian ketoksikan akut dan kronis untuk menunjang
keaamanan pengunaan sebegai obat herbal analgetik.
UCAPAN TERIMAKASIH
Seluruh civitas akademika Unversitas Ngudi Waluyo Ungaran, Richa
Yuswantina, S.Farm., Apt., M.Si. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Dosen Pembimbing utama Niken
Dyahariesti, S.Farm., Apt., M.Si. Dosen Pembimbing pendamping Anita Kumala
Hati, S.Farm., M.Si., Apt.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, H.T., dan Rahardja K. 2007 , Obat- Obat Penting: Khasiat,
Penggunaan dan Efek- Efek Sampingnya, edisi IV . Dit. Jen. POM, Dep.
Kes. RI, Jakarta, Hal 312.
2. Kotranas.,2006.http://www2.pom.go.id/public/berita_aktual/data/ktobpom.p
df , 17 Juni 2014.
3. Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung :
Penerbit ITB, pp : 191-3, 152-259.
4. Satiaji, A. 2009. Efektifitas ekstrak daun papaya Carica papaya L. Untuk
pencegahan dan pengobatan ikan lele dumbo Claris sp. yang diinfeksi
bakteri aeromonas hidrophilia. Depertemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan , Institut Pertanian Bogor.
12
5.
6.
7.
8.
9.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia.
(Edisi IV). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology, Academic Press,
New York & London.
Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala, H.E.I., dan Makang, V.M.A.2008.
Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem.
Ashok, P.K. danUpadhyaya, K. 2012. Tanins are Astrigent. Journalof
Pharmacognosy and Phytochemistry. 3. (1).
Muhammad, N., Saeed, M. dan Khan, H.(2012). Antipyretic, Analgesic and
Antiinflammatory Activity of viola betonifolia whole plant. BMC
Complementary and Alternative medicine, 12
13
Download