Aktivitas Antiproliferasi Ekstrak dan Fraksi Daun Kuhung-Kuhung (Crotalaria pallida Aiton) terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7 Erlays Melindah Rumondor, Moelyono M.W, dan Melisa I. Barliana Abstrak: Daun kuhung-kuhung (Crotalaria pallida Aiton) merupakan tumbuhan yang digunakan secara tradisional oleh etnis bolaang mongondow sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiproliferasi dari ekstrak maupun fraksi daun kuhungkuhung pada sel kanker payudara MCF-7. Pengujian aktivitas antiproliferasi dilakukan dengan metode WST assay menggunakan sel line MCF-7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun C. pallida Ait memiliki nilai IC50 terkecil yakni 29,67 µg/mL. Berdasarkan hasil tersebut, maka fraksi etil asetat daun kuhung-kuhung terbukti bersifat antiproliferasi dan bisa dijadikan dasar pengembangan tumbuhan antikanker Keywoard : Crotalaria pallida, WST assay, cell line MCF-7 Abstract: Kuhung-kuhung leaf (Crotalaria pallida Aiton) is medicinal traditionally used by ethnic Bolaang Mongondow as anticancer. The purpose of this study was to showed antiproliferation activity from extract and fraction to human breast cancer cell line MCF-7. The research using WST-assay method with mammary adenocarcinoma cell line MCF-7. These results indicate that ethyl acetate fraction of kuhung-kuhung leaf has lower IC50 29,67 value. Because of the fact that ethyl acetate fraction of kuhung-kuhung leaf contribute to development anticancer agent. Kata kunci : Crotalaria pallida, WST assay, cell line MCF-7 terjadi PENDAHULUAN Penduduk berbagai suku indonesia bangsa terdiri yang atas cara (Tjindarbumi and Mangunkusumo 2002). BAHAN tradisional mengenai pengetahuan tumbuhan serta wanita memiliki keanekaragaman budaya kearifan lokal dan obat pada penggunaan Bahan yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah simplisia daun dan biji menyembuhkan penyakit sehingga menjadi kuhung-kuhung (Crotalaria pallida Ait. ), cikal bakal penemuan obat baru yang berasal etanol 96%, etil asetat, n-heksana, aquadest, dari alam (Moelyono, 2014). kloroform, ammonia, Dimetil Sulfoxide (DMSO), Mayer, pereaksi Kahung-kahung merupakan pereaksi tumbuhan anggota keluarga Leguminosae Dragendorff, peraksi besi (III) klorida, eter, marga Crotalaria yang secara empiris vanilin, asam sulfat pekat, asam asetat digunakan oleh penduduk Sulawesi Utara anhidrat, toluen, kalium hidroksida, larutan sebagai obat kanker. Keluarga Leguminosae gelatin. Sel uji yang digunakan untuk dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik pengujian aktivitas adalah sel kanker serviks (Khalighi, et al., 2012). Selanjutnya untuk HeLa dan sel kanker payudara MCF-7 spesies (Laboratorium Kultur Sel dan Sitogenetik yang termasuk pada marga Crotalaria mengandung metabolit sekunder RSP yang berpotensi sitotoksik terhadap sel kultur Roswell Park Memorial (RPMI-160) kanker (Maioli, et al., 2011) didukung pada (Sigma), Fetal Bovine Serum (FBS) (Gibco), penelitian sebelumnya terhadap beberapa Phospate buffer saline (PBS) (Gibco), spesies yang memiliki marga Crotalaria antibiotik (100 U/mL penisilin dan 100 (Srinivas, 2012). µg/mL streptomisin), larutan pewarna MTT, Kanker merupakan suatu penyakit yang hingga saat ini dapat menjadi ancaman Universitas Padjadjaran), medium kit Water Soluble Tetrazolium (WST-8) (Dojindo), Sodium Dodecil Sulphate (SDS). baik dalam bidang kesehatan di dunia maupun Indonesia karena dapat METODE EKSTRAKSI menyebabkan kematian. Berdasarkan data Bahan segar dikeringkan menjadi simplisia statistik, kanker payudara dan kanker serviks kemudian dirajang dan dihaluskan hingga menjadi jenis kanker yang paling sering menjadi serbuk simplisa. Simplisia halus ditempatkan pada wadah untuk diekstraksi menggunakan metode maserasi yaitu dengan etanol 96% selama 3 hari (3x24 jam). PENAPISAN FITOKIMIA Selanjutnya maserat a. Pengujian Golongan Senyawa Alkaloid pelarutnya diuapkan evaporator sehingga ditampung dengan dan rotary Masing-masing bahan simplisia dan dihasilkan ekstrak ekstrak dibasahkan dengan menambahkan kental. sedikit ammonia, kemudian dimasukkan FRAKSINASI dalam mortar lalu digerus dengan stamper Ekstrak etanol daun dan biji kuhungkuhung difraksinasi cair-cair menggunakan pelarut dengan kepolaran yang berbeda yaitu dengan pelarut non polar seperti n-heksan, sambil ditambahkan kloroform. Selanjutnya lapisan kloroform diambil dengan cara dipipet sambil disaring dan dipindahkan ke pelarut semi polar etil asetat dan pelarut polar yaitu air. Sejumlah ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam pelarut n-heksan dalam corong pisah lalu didiamkan hingga dalam tabung reaksi. Setelah itu, pada tabung reaksi yang berisi filtrat ditambahkan asam klorida 2 N. Campuran dikocok terjadi pemisahan dan dilakukan secara berulang hingga mendapatkan lapisan nheksan yang bening. Fraksi n-heksan kemudian diambil dan dikumpulkan. Residu dengan kuat hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan asam dipipet dan dipisahkan menjadi 3 bagian. yang dihasilkan disimpan untuk dilakukan fraksinasi untuk pelarut etil asetat. Sejumlah residu ditambahkan etil asetat dan didiamkan untuk didapatkan lapisan etil 1. Bagian pertama digunakan sebagai blanko 2. Bagian kedua ditambahkan pereaksi asetat selanjutnya dilakukan berulang hingga di dapatkan lapisan etil asetat yang bening kemudian dipisahkan. dihasilkan digunakan Residu untuk yang fraksinasi Mayer, amati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk kekeruhan atau endapan putih, menunjukkan adanya pelarut polar yakni air. Residu dikocok dan didiamkan hingga didapatkan lapisan air bening. senyawa golongan alkaloid. 3. Bagian ketiga ditambahkan pereaksi penangas air, lalu disaring. Filtrat yang Dragendorff, amati perubahan yang diperoleh ditambahkan larutan pereaksi besi terjadi. Bila terbentuk kekeruhan (III) klorida. Terbentuknya senyawa hijau- atau endapan berwarna kuning jingga biru hitam menunjukkan adanya senyawa menandakan polifenol dalam sampel (Farnsworth, 1966). senyawa adanya alkaloid golongan (Farnsworth, d. Pengujian Senyawa Kuinon 1966). Sejumlah kecil bahan dimasukkan b. Pengujian Senyawa Flavonoid kedalam tabung reaksi, selanjutnya Bahan berupa simplisia dan ekstrak dipanaskan di atas tangas air, lalu disaring. masing-masing dimasukkan dalam tabung Tambahkan larutan kalium hidroksida 5%. reaksi serbuk Adanya senyawa kuinon ditunjukkan dengan magnesium dan asam klorida 2 N. campuran terbentuknya warna kuning hingga merah dipanaskan di atas penangas air, lalu (Farnsworth, 1966). disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan e. Pengujian Senyawa Tanin lalu dicampur dengan ke tabung reaksi lalu ditambahkan amil Sejumlah kecil bahan berupa ekstrak alkohol, lalu dikocok kuat-kuat. Apabila maupun simplisia masing-masing dalam terbentuk warna jingga, merah atau kuning tabung reaksi dipanaskan di atas tangas air, maka menunjukkan bahwa positif terdapat lalu disaring. Kedalam filtrat ditambahkan senyawa flavonoid (Farnsworth, 1966). larutan gelatin 1%. Jika terbentuk endapan c. Pengujian Senyawa Polifenol putih Sejumlah kecil bahan simplisia dan ekstrak masing-masing dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu dipanaskan diatas menunjukkan mengandung golongan (Farnsworth, 1966). bahwa senyawa bahan tanin f. Pengujian Senyawa Monoterpenoid dan terbentuk cincin merah kecoklatan atau ungu Seskuiterpenoid pada batas kedua larutan dan larutan pada Bahan simplisia dan ekstrak masing- bagian atas menjadi hijau atau ungu masing digerus dengan eter, selanjutnya menunjukkan dipipet sambil disaring. Filtrat ditempatkan triterpenoid (Farnsworth, 1966). dalam h. Pengujian Senyawa Saponin cawan menguap penguap, hingga lalu dibiarkan kering. Hasil pengeringannya tambahkan larutan vanillin Bahan dimasukkan positif ekstrak steroid dan masing-masing atau simplisia ke tabung reaksi, lalu dicampur dengan air dan 10% dalam asam sulfat pekat. Adanya warna warna yang terbentuk menunjukkan adanya nyawa monoterpenoid dan dipanaskan beberapa saat, kemudian disaring. Setelah dingin filtrat dalam tabung reaksi reaksi dikocok kuat selama lebih kurang 30 detik. Apabila terbentuk busa seskuiterpenoid (Farnsworth, 1966). g. Pengujian Senyawa Triterpenoid dan setinggi lebih kurang 1 cm tinggi dan persisten selama beberapa menit serta tidak hilang pada saat penambahan 1tetes asam Steroid klorida encer menunjukkan adanya golongan Bahan ekstrak dan simplisia senyawa saponin (Farnsworth, 1966). dimassukkan masing-masing ke tabung reaksi, lalu ditambahkan sedikit eter dan dikocok, lalu larutan eter dipipet dan ditambahkan 0,5 mL asam asetat anhidrat dan 0,5 mL kloroform lalu dikocok. Larutan PENGUJIANAKTIVITAS ANTIPROLIFFERASI TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA Pengujian antiproliferasi terhadap sel kanker serviks Hela maupun sel kanker payudara MCF-7 dilakukan dengan penambahan beberapa variasi konsentrasi tersebut dimasukkan ke dalam tabung yang kering. Kemudian melalui dinding tabung diteteskan 1 mL asam sulfat pekat. Apabila ekstrak maupun fraksi menggunakan metode MTT assay dengan menempatkan prosedur Sel (5 x 104- 5 x 105) dalam 96 lubang plate well. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam. Selanjutnya, 10 µL WST-8 cell counting Sulawesi solution ditambahkan ke dalam masing- menunjukkan masing lubang dan diinkubasi selama 3 jam digunakan dalam penelitian ini adalah pada suhu 37oC. Reaksi dihentikan dengan Crotalaria pallida Aiton, marga Crotalaria, penambahan reagen stopper SDS (100 µl) suku Fabaceae dan memiliki sinonim dan akan terlihat reaksi antara sel yang Crotalaria striata DC. hidup dengan MTT sehingga akan menjadi Utara. Hasil bahwa Sebanyak determinasi tanaman 1.195,45 yang gram daun warna kuning. Kemudian laju proliferasi sel kuhung-kuhung dan 2.449,93 gram biji ditentukan dengan membaca microtiter plate kuhung-kuhung reader dan mengukur absorbansi pada kemudian dimaserasi menggunakan pelarut panjang gelombang 450 nnm. etanol 96%. Dalam penelitian ini digunakan . Selanjutnya, penentuan tingkat inhibisi proliferasi sel dtentukan dengan yang sudah dirajang pelarut etanol, karena etanol merupakan pelarut universal yang dapat menarik metabolit sekunder baik yang bersifat polar, rumus : % inhibisi = semi polar maupun non polar. Proses Absorban blanko−Absorban sampel maserasi dilakukan selama 3x24 jam. absorban blanko Maserat X 100 % yang ditampung dan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN EKSTRAKSI, FRAKSINASI DAN PENAPISAN FITOKIMIA Simplisia daun dan biji kuhungkuhung (Crotalaria pallida Aiton) diperoleh dari Langowan Timur Kabupaten Minahasa, diperoleh rotary kemudian diuapkan vaporator dengan untuk menguapkan pelarut dibawah titik didihnya sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi agar mendapatkan ekstrak kental. Berat ekstrak kental total daun kuhung-kuhung diperoleh sebanyak 57 gram dan untuk biji kuhungkuhung 42 gram. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak dan Fraksi C. pallida Ait. Sampel No Gol Senyawa Fraksi Fraksi Daun Biji n-h ea air n-h ea air 1 2 3 4 5 6 7 8 + + + - Ket : Alkaloid-Dragendorf Flavonoid Saponin Triterpenoid Steroid Fenol Monoterpen Seskuiterpen n-h ea + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + + + + + + + + Ekstrak Ekstrak Biji Daun + + + + + + + + + + - : n-heksana : etil asetat Hasil uji antiproliperasi ekstrak dan fraksi C. pallida Ait. Zat uji 8 Ekstrak etanol daun kuhung-kuhung 0 Fraksi N- heksan daun kuhung-kuhung 0 Fraksi Etil asetat daun kuhung-kuhung 0 Fraksi air daun kuhung-kuhung 0 Ekstrak etanol biji kuhung-kuhung 12 Fraksi N- heksan biji kuhung-kuhung 0 Fraksi Etil asetat biji kuhung-kuhung 1 Fraksi air biji kuhung-kuhung 0 16 8 6 16 0 18 0 22 0 31 33 27 54 0 29 49 40 0 Konsentrasi 63 125 250 54 86 85 44 53 77 79 89 86 0 18 65 46 28 35 57 84 89 65 52 68 0 0 0 500 84 86 83 85 57 88 86 0 1000 80 84 77 82 84 89 88 0 IC50 (µg/mL) 56.7 107.1 29,67 >200 >200 35.71 44.25 - % Penghambatan Proliferasi Sel Antiproliferasi ekstrak etanol, fraksi etil asetat, n-heksan dan air daun kuhung-kuhung terhadap sel kanker payudara MCF-7 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 200 400 600 Konsentrasi (µg/ml) ekstrak etanol etil asetat 800 n-heksan 1000 1200 air % Penghambatan Proliferasi Sel Antiproliferasi ekstrak etanol, fraksi etil asetat, n-heksan dan air biji kuhung-kuhung terhadap sel kanker payudara MCF-7. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 200 400 600 Ekstrak etanol Konsentrasi (µg/ml etil asetat 800 n-heksan 1000 air 1200 Telah dilakukan pengujian aktivitas payudara MCF-7 dengan nilai IC50 terkecil antiproliferasi ekstrak dan fraksi dari daun 29,67 µg/mL oleh fraksi etil asetat daun kuhung-kuhung (Crotalaria pallida Aiton) diikuti oleh fraksi n-heksan biji, fraksi etil dengan metode MTT assay terhadap sel asetat biji dan ekstrak etanol daun yang kanker payudara MCF-7. memiliki IC50 berturut-turut 32.1 µg/mL, Kanker payudara dan kanker serviks 44.25 µg/mL dan 56.7 µg/mL. Fraksi n merupakan 2 jenis kanker yang paling sering heksan daun, fraksi etil asetat daun dan biji menyebabkan kematian pada wanita. Pada memiliki nilai IC50 107,14 µg/mL terhadap penelitian ini dilakukan uji antiproliferasi sel kanker payudara MCF-7, 170,83 µg/mL dari daun maupun biji kuhung-kuhung sedangkan ekstrak etanol biji, fraksi air daun (Crotalaria paliida Aiton) terhadap sel dan kanker payudara MCF-7. Hasil WST assay penghambatan menunjukkan bahwa ekstrak maupun fraksi kanker payudara MCF-7. biji tidak dapat proliferasi memberikan terhadap sel C. pallida Ait menghambat sel kanker sedangkan ekstrak etanol biji, fraksi air daun dan biji tidak berpotensi antiproliferatif baik KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah terhadap MCF-7. dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Daun dan biji C. pallida Ait. mempunyai DAFTAR PUSTAKA aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker payudara MCF-7. 2. Fraksi etil asetat daun, fraksi n-heksan biji, fraksi etil asetat biji dan ekstrak etanol daun berpotensi kuat dalam menghambat proliferasi sel kanker payudara MCF-7 dengan nilai IC50 berturut-turut 29,67 µg/mL, 32.1 µg/mL, 44.25 µg/mL dan 56.7 µg/mL. Fraksi n heksan daun, fraksi etil asetat daun dan biji berpotensi sedang dengan IC50 107,14 µg/mL terhadap MCF-7, Boldrin, P. K., Resende, F. A., Höhne, A. P., de Camargo, M. S., Espanha, L. G., Nogueira, C. H., and Varanda, E. A. 2013. Estrogenic and mutagenic activities of Crotalaria pallida measured by recombinant yeast assay and Ames test. BMC complementary and alternative medicine, 13(1):216. Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. J. pharm Sci (3): 243-269 Khalighi-Sigaroodi, F., Ahvazi, M., Hadjiakhoondi, A., Taghizadeh, M., Yazdani, D., Khalighi-Sigaroodi, S., and Bidel, S. 2012. Cytotoxicity and antioxidant activity of 23 plant species of Leguminosae family. IJPR, 11(1) : 295-302 Maioli, M. A., Alves, L. C., Perandin, D., Garcia, A. F., Pereira, F. T., and Mingatto, F. E. (2011). Cytotoxicity of monocrotaline in isolated rat hepatocytes: Effects of dithiothreitol and fructose. Toxicon, 57(7), 10571064. Moelyono, MW. 2014. Etnofarmasi. Yogyakarta : Deepublish.208-213 Srinivas, N., Sandeep, K. S., Anusha, Y., and Devendra, B. N. 2014. In vitro Cytotoxic Evaluation and Detoxification of Monocrotaline (Mct) Alkaloid: An in silico approach. International Invention Journal of Biochemistry and Bioinformatics, 2(3), 20-29. Subarnas, A., Diantini A, Abdullah R, Zuhrotun A, et al 2015. Apoptosis induced in MCF-7 Human breast cancer cells by 2,4-dihydroxy-6methoxy-3,5-dimethylchalcone isolated from Eugenia aquea Burn F. Leaves. Oncology Letters Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo R. 2002. Cancer in Indonesia, Present and Future. Jpn J Clin Oncol 32:1721