UTS_Sosiologi Antropologi Pendidikan

advertisement
Nama
: Budi Santoso
NIM
: 0703943
Kelas
:M
Jurusan
: Pendidikan Sejarah
UTS-ANTROPOLOGI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
1. Tetapkan beberapa konsep, pengertian, dan ruang lingkup Antropologi dan pendidikan
yang menurut Sdr. tepat sehingga memudahkan dijadikan acuan untuk menjelaskan
beberapa pertanyaan atau pernyataan di bawah berikut:
Jawab: Pengertian Pendidikan. Di dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003,
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Menoleh tentang beberapa pengertian pendidikan yang disampaikan
para ahli pendidikan, diantaranya Langeveld, menyebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain
yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Soegarda Poerbakawatja
menyebutkan bahwa pengertian pendidikan dapat diartikan secara luas dan
sempit. Secara luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usulan dari
generasi
tua
untuk
mengalihkan
pengetahuannya,
pengalamannya,
kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebgai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah
maupun rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan
pangajaran sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan.
Pengertian Antropologi. Antropologi berasal dari bahasa Yunani, asal kata
anthropos berarti manusia dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara
harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Para ahli antropologi sering
mengemukakan bahwa antropologi merupakan studi tentang umat manusia
yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia. Jadi antropologi merupakan ilmu
yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang manusia dengan
mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat, dan kebudayaannya.
Konsep. Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam
antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan
dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Adapun yang
merupakan contoh konsep-konsep antropologi, diantaranya:
o Kebudayaan. Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin,
yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh.
Namun, secara umum pengertian kebudayaan mengacu kepada
kumpulan pengetahuan yang secra sosial diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
o Evolusi. Secara sederhana, konsep evolusi mengacu pada sebuah
transformasi yang berlangsung secara bertahap. Dalam pandangan
antropolog, istilah evolusi merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk
kehidupan berkembang dari suatu bentuk ke bentuk lain melalui mata
rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus.
o Daerah Budaya (Culture Area). Daerah budaya adalah suatu daerah
geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain
yang dimilikinya. Menurut definisi di atas, suatu daerah kebudayaan
pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang
menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang akan mendesak unsurunsur lama ke arah pinggir, sekeliling daerah pusat pertumbuhan
tersebut.
o Enkulturasi. Konsep enkulturasi mengacu kepada suatu proses
pembelajaran kebudayaan. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap
orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat
manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan untuk berpikir
dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.
o Difusi. Merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara
meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan itu timbul.
o Akulturasi. Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling
memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya
sehingga
unsur-unsur
kebudayaan
asing
tersebut
lambat
laun
diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri
tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.
Ruang lingkup. Secara khusus, ilmu antropologi terbagi ke dalam lima
subilmu yang mempelajari:
o masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara
biologis;
o masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia;
o masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam
kebudayaan manusia;
o masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang
diucapkan di seluruh dunia;
o masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia
dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.
Berkaitan dengan pembagian kelima subdisiplin antropologi tersebut,
Koentjaraningrat membuat bagan pembagian dalam ilmu antropologi yang
tersusun pada bagan berikut:
Paleoantropologi
Antropologi Fisik
Antropologi Biologis
Antropologi
Antropologi Prehistori
Antropologi Budaya
Etnolinguistik
Etnologi dalam arti khusus
Etnologi
Antropologi Sosial
Dari bagan diatas, secara makro antropologi dapat dibagi ke dalam dua
bagian, yakni antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik mempelajari
manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia
menurut evolusinya dan meyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis
(spesies). Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.
2. Jelaskanlah keterhubungan dan saling pengaruh antara kebudayaan, pendidikan dan
perubahan ( pembangunan) ?
Jawab: Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan dapat dibedakan dengan dua hal
yaitu kebudayaan ditinjau dari sudut individu dan kebudayuaan ditinjau dari
masyarakat. Kebudayaan ditinjau dari sudut individu maka individu berperan:

Mempelajari hasil-hasil yang telah diperoleh oleh generasi terdahulu,
agar individu dapat menyadari posisi kependudukannya dan mengetahui
perjuangan yang dilakukan generasi terdahulu;

Mengembangkan hasil yang diperoleh generasi terdahulu, apa-apa yang
telah
diperoleh
dianggapnya
sebagai
asumsi
untuk
lebih
menyempurnakan perkembangan yang telah dihasilkan itu;

Menghubungkan nilai yang dipelajari dan dikembangkan kepada
generasi yang akan timbul.
Maka pengaruh daripadanya individu harus giat mempelajari mengembangkan
hasil yang telah diperoleh generasi sebelumnya dan menghubungkannya
kepada generasi yang sedang tumbuh.
Kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat, maka wujudnya berbentuk hasil
pikiran (logik), norma (etika), dan perasaan (estetika). Masyarakat perlu
mempelajari hasil pikiran yang dikembangkan generasi terdahulu, dan hasil
pikiran itu menggambarkan bagaimana cara kerja yang dilakukan untuk
menuju kearah hasil pikiran yang sempurna. Norma menggambarkan tujuan
yang dituju atau gambaran yang dicita-citakan serta peraturan-peraturan untuk
mencapainya, sedangkan estetika agar dapat menyelami dan menyadari
generasi dalam hubungannya dengan hasil yang telah diperjuangkan dan
dengan nilai-nilai yang dicita-citakan. Dengan menyadari hal ini maka
perkembangan kepribadian dan interaksi manusia akan harmonis baik dengan
manusia, alam maupun dengan penciptanya.
Karena itu sistem pendidikan dengan sistem yang lainnya dalam masyarakat
mempunyai hubungan yang erat, pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi
sistem sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dll. Hubungan pendidikan
dengan sistem sosial berkaitan erat, pendidikan terlibat dalam semua jenis dan
jenjang proses perkembangan sosial, baik dalam mobilitas sosial, mobilitas
geografis, penduduk, partisipasi politik, dan sistem sosial yang lainnya.
Begitu pula terdapat hubungan timbal balik antara pendidikan dengan
pembangunan, murid-murid didik agar memperoleh keterampilan untuk
meraih tingkat produktivitas pembangunanyang tinggi. Pendidikan dipandang
sebagai alat yang paling ampuh untuk menyiapkan tenaga yang terampil dan
ahli dalam segala sektor pembangunan. Kekayaan alam hanya mengandung
arti bila didukung oleh keahlian. Maka karena itu manusia merupakan sumber
utama pembangunan. Masalah-masalah sosial diharapkan dapat diatasi dengan
mendidik generasi muda untuk mengelakkan atau mencegah penyakitpenyakit sosial seperti kejahatan, pertumbuhan penduduk yang melewati
batas, pengrusakan lingkungan, narkotika, dan sebagainya. Menurut analisis
Faisal dan Yasik (1985) sepanjang dasawarsa 60-an, dunia pendidikan
memiliki andil besar dalam membantu proyek negara untuk bangkit
melakukan pembangunan di segala bidang. Persekolahan di kala itu, menjadi
pusat perhatian dan dambaan para perencana yang mengupayakan
perubahanperubahan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial,
menjadi pusat perhatian para politisi yang berusaha membangun semangat
kebangsaan, serta menjadi kepentingan warga masyarakat yang berharap
menemui peningkatan kesejahteraan hidupnya. Di awal-awal dasawarsa 60-an
ada suatu keyakinan kuat dari seluruh komponen masyarakat tentang urgensi
lembaga pendidikan bagi proses modernisasi dan industrialisasi. Sistem
pendidikan dipandang sebagai penghasil tenaga-tenaga terampil dan juga
pengetahuan baru yang dibutuhkan bagi perkembangan teknologi dan
ekonomi.
Sistem
pendidikan,
juga
dianggap
berandil
besar
dalam
menanamkan disiplin, sikap dan motivasi sumber daya manusia guna
menopang perkembangan industrialisasi. Dalam hubungan ini, modal
manusiawi dianggap jauh melebihi pentingnya modal-modal fisik apapun
juga; bahkan bagi para ahli ekonomi yang agresif sampai menunjukkan
perbedaan signifikansi modal dalam wujud angka-angka presentase.
Merekamereka ini memiliki keyakinan kuat bahwa orang-orang terdidik
begitu produktif dalam melaksanakan tugas pekerjaan, tanggap terhadap
tuntutan keterampilan baru, serta mampu menunjukkan loyalitas yang lebih
tinggi terhadap dunia pekerjaannya. Inilah salah satu bukti dari kiprah
pendidikan di Indonesia pada waktu segenap rakyat dan lapisan masyarakat
memiliki hajat besar untuk membangun negaranya.
3. a. Gambarkanlah bentuk, mekanisme atau pola pendidikan pada masyarakat
tradisional dan masyarakat modern !
Jawab: Masyarakat tradisional. Bagi masyarakat tradisional yang belum mengenal
tulisan maka para pemuda memperoleh tranformasi pengetahuan lewat
media komunikasi lisan yang berbentuk dongeng, cerita-cerita dari orang
tua mereka. Selain itu, pada siang hari pemuda-pemuda ini harus selalu
sigap dan tanggap mempelajari, mencermati dan belajar mengaplikasikan
teknik-teknik mencari nafkah yang dikembangkan oleh para orang tua
baik itu menangkap ikan, memanah, beternak, berburu dan sebagainya
(Purbakawatja dkk., 1955). Dalam cerita-cerita lisan itu tersirat pula adat
dan agama, cara bekerja dan cara bersosialisasi yang berkembang di
masyarakatnya. Tidak mengherankan apabila cerita yang sudah turun
temurun diwariskan itu dianggap sebagai sesuatu yang bernilai suci.
Sejarah, adat istiadat, hanya dipandang sebagai hasil pekerjaan manusia
semata, tetapi memiliki makna sakral yang patut disyukuri dengan
beberapa persembahan serta upacara-upacara ritual. Begitulah perjalanan
pendidikan anak manusia telah berlangsung organis sesuai dengan iklim
sosialnya. Sedangkan keperluan khusus untuk mendirikan sebuah
lingkungan perguruan yang mapan dimulai ketika bangsawan-bangsawan
feodal membutuhkan prajurit-prajurit serta punggawa kerajaan yang
tangguh demi mempertahankan harta kekayaan milik sang raja. Mereka
secara khusus dididik dalam lingkungan tersendiri agar memiliki
kecakapan dan keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan sistem sosial
masyarakat aristokrasi-feodal. Mereka-mereka ini menjadi ujung tombak
pelaksana kekuasaan kerajaan di hadapan ribuan rakyat jelata yang
memang dibikin bodoh. Melihat situasi demikian, wajar apabila jaman ini
predikat golongan terdidik hanya bisa dimiliki oleh sanak saudara sang
raja serta kaum-kaum agamawan yang telah memperkuat hegemoni
kekuasaannya. Namun seiring dengan bertambahnya umur bumi ini maka
kisah pergulatan karakter masyarakat tersebut mulai bergeser selaras
dengan kecenderungan spirit jaman yang sudah berubah. Bagaimanapun
juga penderitaan rakyat yang menjadi bahan bakar perputaran gerigi
kehidupan feodal telah mencapai titik klimaksnya. Kekuasaan para raja
yang bersenyawa dengan kekuatan gereja secara perlahan-lahan mulai
runtuh. Dimulai dengan penentangan sejumlah ilmuwan yang mampu
membuktikan kesalahan dogma-dogma teologis tentang hukum alam.
Berbagai peristiwa lain juga memiliki andil besar dalam menentukan
lahirnya semangat jaman yang semakin konsekuen menghargai arti
kebebasan, baik itu reformasi gereja oleh Martin Luther King, revolusi
sosial di beberapa tempat yang secara simbolis telah dipresentasikan oleh
gelora heroisme revolusi Perancis pada sekitar pertengahan abad ke-18,
serta meningkatnya hasil pemikiranpemikiran ilmiah para ilmuwan
humanis yang mampu diterjemahkan dengan penciptaan teknik-teknik
peralatan industri. Praktis kecenderungan fakta sosial demikian secara
perlahanlahan mampu mengubah inti kebijakan masyarakat yang
berhubungan dengan pengajaran. Selain karena meluapnya industriindustri
manufaktur, pengaruh penerapan demokrasi, ditemukannya beberapa
wilayah baru yang bisa dieksploitasi kekayaan alamnya serta peningkatan
diferensiasi struktural maka masyarakat Eropa Barat harus bisa
menyediakan kelompok manusia dalam jumlah massal yang memiliki
kemampuan teknis untuk menjalankan lahan-lahan pekerjaan baru yang
begitu kompleks dan cukup rumit. Oleh sebab itulah beberapa wilayah
Eropa Barat mulai menerapkan sistem pendidikan modern yang
memanfaatkan mekanisme organisasi formal dalam mengelola proses
pendidikannya.
Masyarakat Modern. Masyarakat modern memandang pendidikan sebagai
peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial pemerintah bersama orang
tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besarbesaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk
mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang
harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin
kewajiban untuk mematuhi hukum dan norma yang berlaku. Bahwa dalam
masyarakat yang sudah maju, proses pendidikan sebagian dilaksanakan
dalam lembaga pendidikan yang disebut sekolah dan pendidikan dalam
lembaga-lembaga tersebut merupakan suatu kegiatan yang lebih teratur
dan terdeferensiasi. Inilah pendidikan formal yang biasa dikenal oleh
masyarakat sebagai “schooling”. Dalam masyarakat modern di sekolah,
anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
sikap, nilai-nilai dan norma-norma. Sebagian besar sikap dan nilai-nilai itu
dipelajari secara informal melalui situasi formal di kelas dan di sekolah.
Melalui contoh pribadi guru, isi cerita buku-buku bacaan pelajaran sejarah
dan geografi serta situasi lingkungan sekolah anak mempelajari sikap,
nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
b.
Manakah dari keduanya yang lebih memungkinkan terwujudnya masyarakat
yang madani ?
Jawab: Pola pendidikan masyarakat modern
c. Jelaskan pendapat Sdr !
Jawab: Pola pendidikan masyarakat modern lebih memungkinkan terwujudnya
masyarakat madani, menurut saya, karena bila dalam masyarakat
tradisional lembaga-lembaga sosial dan pendidikan didominasi oleh kaum
bangsawan dan golongan elit yang berkuasa, maka dengan semakin
pesatnya proses modernisasi tatanan sosial diatur dengan pertimbangan
dan penalaran-penalaran yang bersifat rasional. Oleh karena itu timbullah
lembaga-lembaga pendidikan yang berasaskan keadilan, pemerataan dan
persamaan. Dengan pemerataan itulah pembinaan yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan bisa tersampaikan ke semua pihak sebab itu
pemahaman terhadap segala permasalahan yang terkandung dalam
masyarakat bisa di pahami oleh setiap lapisan masyarakat sehingga
masyarakat madani akan tercipta.
4. Dapatkah Sdr memberikan gambaran tentang fenomena pendidikan (formal, nonformal,
dan informal) dalam masyarakat Indonesia secara umum dihubungkan dengan maksud
dan tujuan pendidikan itu sendiri?
Jawab: Tujuan pendidikan disebutkan dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003
adalah pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan
nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan
sepanjang
hayat.
Pendidikan
nonformal
berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan
pengetahuan
dan
keterampilan
fungsional
serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
pendidikan
kepemudaan,
pendidikan
pemberdayaan
perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan
kemampuan
peserta
didik.
Satuan
pendidikan
nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta
satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan diselenggarakan
bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,
kecakapan
hidup,
dan
sikap
untuk
mengembangkan
diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil pendidikan nonformal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah
melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan
informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
5. Jelaskanlah pengaruh nilai-nilai sosial budaya yang Sdr ketahui atau alami (nilai-nilai
yang mendukung dan menghambat) terhadap pendidikan dan pengaruh pendidikan
terhadap nilai-nilai sosial budaya yang ada!
Jawab: Transmisi kebudayaan, termasuk norma-norma, nilai-nilai dan informasi
melalui pengajaran secara langsung, misalnya tentang falsafah negara,
sifat-sifat warga negara yang baik, struktur pemerintahan, sejarah bangsa
dan sebagainya.Terkait dengan nilai sosial budaya, kecenderungan yang
ada di masyarakat kita saat ini adalah penghargaan berlebih terhadap
pendidikan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari adanya stratifikasi sosial
dalam masyarakat. Pendidikan seolah olah menjadi tangga untuk menuju
status sosial yang lebih tinggi.
Sayangnya pendidikan bermutu sekarang ini diidentikan dengan pendidikan
yang mahal. Bersekolah di tempat mahal sekaligus menjadi legitimasi
kesuksesan dan masa depan seseorang. Disadarai atau tidak, ada nilai yang
bergeser dalam masyarakat ketika pendidikan mulai dimaknai sebagai suatu
hal yang money oriented ketika itulah pendidikan telah kehilangan arti yang
sebenarnya. Perubahan perspektif masyarakat mengenai pendidikan yang
bermutu menurut David Mc Clelland, dipengaruhi juga oleh adanya need of
achievement atau hasrat meraih prestasi yang melanda masyarakat.Semua
orang kini mempunyai keyakinan seragam, kalau mau bermutu, sekolah harus
mahal. Keyakinan tersebut memompa semangat para pengelola pendidikan
dengan menu tarif yang beragam, yang ujung-ujungnya sudah pasti sekolah
harus mahal. Fenomena ini juga membuat masyarakat menjadi ”mabuk”
pendidikan. Seorang anak misalnya, baru berumur 3 tahun sudah dimasukkan
Play Group. Menginjak lima tahun masuk Taman Kanak-kanak. Setahun
kemudian masuk Sekolah Dasar, dan seterusnya hingga ke perguruan tinggi.
Bagus memang, karena dengan realitas sosial yang seperti itu, berarti
perhatian kita terhadap pendidikan memang semakin meningkat. Tapi yang
disayangkan anak-anak seperti kehilangan masa kecilnya ketika mereka
harusnya bermain, mereka justru dipaksa untuk mengenal dan menguasai
beban yang diluar kapasitas mereka.
Fenomena pergeseran nilai terhadap pendidikan dalam masyarakat modern,
terutama disebabkan karena kontruksi sosial yang lahir dalam proses
komunikasi sosial.
Pendidikan yang ideal, seperti yang pernah diucapkan Bung Karno dalam
salah satu pidatonya, haruslah menjadi sumber kemakmuran dan kemajuan
masyarakat kita seluruhnya dan bukan menjadi lahan untuk mengejar gelar.
Bagaimana kita bisa melahirkan manusia-manusia yang baik, jika sejak awal
kita sudah salah dalam menilai pendidikan itu sendiri. Bagimana pendidikan
bisa menjamin kepastian hidup suatu bangsa jika yang sada hanya pendidikan
yang terdistorsi oleh gelora ekonomi yang tidak masuk akal. Namun berbicara
mengenai realitas jelas berbeda dengan idealisme. Perubahan zaman yang
terjadi memang menuntut lebih dari sekedar konsekuensi.
Pergeseran nilai tentang pendidikan mungkin hanya satu dari banyak hal yang
tanpa kita sadari telah kita korbankan untuk satu istilah ”Perubahan Zaman”.
DAFTAR RUJUKAN
Supardan, Dadang. (2007). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.
Bandung: PT Bumi Aksara.
Nasution, S. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
_________. (2007). Landasan Pendidikan. FIP-UPI Bandung
Hamemayu. (2008). Masyarakat Modern Memaknai Pendidikan. [Online]. Tersedia:
http://akuhayu.wordpress.com/2008/11/20/masyarakat-modern-memaknaipendidikan/ [18 April 2009].
_________.
(2006).
Pendidikan
dan
Masyarakat.
[Online].
Tersedia:
http://uns.ac.id/data/sp3.pdf [18 April 2009].
_________.
(2007).
Pengertian
Hakikat
Manusia.
[Online].
Tersedia:
pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_152.html#top
april 2009].
http://
[18
Download