siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
WTO Kembali Menangkan Kasus Rokok Kretek Indonesia
Jakarta, 5 April 2012 – Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization – WTO) kembali
memenangkan posisi Indonesia dalam kasus ‘rokok kretek’ dengan Amerika Serikat (AS). Keputusan
tersebut dikeluarkan melalui laporan Appellate Body (AB) pada 4 April 2012 yang menyatakan bahwa
AS melanggar ketentuan WTO dan kebijakan AS dianggap sebagai bentuk diskriminasi dagang.
“Indonesia menang baik ditingkat panel maupun banding, ini merupakan keberhasilan diplomasi
perdagangan kita. Kemenangan ini penting tidak hanya bagi Indonesia, tetapi semua negara dalam hal
menghargai hasil keputusan WTO,” seru Iman Pambagyo, Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional
Kemendag, hari ini, Kamis (5/4).
Kasus rokok kretek antara Indonesia dan AS berawal dari diberlakukannya Family Smoking Prevention
and Tobacoo Control Act di AS. Undang-undang tersebut bertujuan untuk menurunkan tingkat perokok
muda di kalangan masyarakat AS dengan melarang produksi dan perdagangan rokok beraroma,
termasuk rokok kretek dan rokok beraroma buah-buahan. Namun, ketentuan tersebut mengecualikan
rokok beraroma mentol produksi dalam negeri AS.
Setelah proses konsultasi yang berlangsung panjang tanpa mencapai kesepakatan, Indonesia akhirnya
mengajukan pembentukan Panel ke Badan Penyelesaian Sengketa WTO (Dispute Settlement Body –
DSB) atas dasar AS melanggar ketentuan WTO mengenai National Treatment Obligation yang
tercantum dalam Pasal 2.1 Technical Barrier to Trade (TBT) Agreement.
Dalam prinsip National Treatment, setiap negara anggota WTO berkewajiban untuk memberikan
perlakuan yang sama terhadap produk sejenis baik yang diproduksinya di dalam negeri maupun yang
berasal dari impor negara anggota WTO lainnya.
Panel WTO menemukan bahwa kebijakan AS tersebut tidak sesuai dengan ketentuan WTO karena
rokok kretek dan rokok mentol adalah produk sejenis (like products) dan keduanya memiliki daya tarik
yang sama bagi kaum muda. Menurut WTO, kebijakan yang membedakan perlakuan terhadap dua
produk sejenis merupakan tindakan yang tidak adil (less favourable).
Pemerintah AS yang tidak puas terhadap keputusan panel yang dikeluarkan pada 2 September 2011,
melakukan banding ke WTO pada 5 Januari 2012. Hasil banding yang dikeluarkan AB kemarin
menegaskan kembali bahwa keputusan Panel sebelumnya adalah benar dan pemerintah AS telah
mengeluarkan kebijakan yang tidak konsisten dengan ketentuan WTO.
Disamping itu, AB menemukan bahwa AS melanggar ketentuan Pasal 2.12 TBT Agreement dimana AS
tidak memberikan waktu yang cukup (reasonable interval) antara sosialisasi kebijakan dan waktu
penetapan kebijakan.
Lebih lanjut, AB merekomendasikan kepada DSB agar meminta Pemerintah AS untuk membuat
kebijakan sesuai dengan ketentuan dalam TBT Agreement.
Pemerintah Indonesia menyambut baik laporan AB tersebut dan memberikan apresiasi yang tinggi atas
kerja keras AB dan kebijaksanaannya dalam mempertimbangkan pandangan indonesia terkait kasus ini.
“Pemerintah Indonesia bersedia untuk bekerjasama dengan AS dalam melakukan implementasi atas
laporan AB tersebut,” jelas Pambagyo.
Pambagyo menekankan bahwa tujuan Indonesia mengajukan kasus rokok kretek ke WTO bukan hanya
untuk meningkatkan ekspor produk rokok ke AS, melainkan juga untuk mengamankan akses pasar
rokok kretek Indonesia di AS serta mencegah aturan yang diterapkan Pemerintah AS ditiru oleh negara
lain, termasuk negara-negara tujuan ekspor utama rokok kretek Indonesia.
“Indonesia sangat mendukung prinsip perdagangan yang adil dengan turut menjaga komitmen
internasional yang telah disepakati bersama dalam WTO khususnya TBT Agreement. Semua negara
harus menghormati, dan dengan keputusan ini diharapkan negara anggota lainnya tidak mengikuti
kebijakan AS tersebut,” imbuhnya.
Berdasarkan ketentuan Dispute Settlement Understanding (DSU) Pasal 17.14, keputusan AB akan
diadopsi oleh DSB setelah 30 hari dikeluarkannya laporan AB, yaitu pada awal Mei 2012.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Frank Kandou
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Djunari Inggit Waskito
Direktur Kerjasama Multilateral
Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858203
Email: [email protected]
2
Download